Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

122
ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE DAN DISTRIBUTOR PADA PRODUK MITSUBISHI TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Pada Politeknik Negeri Padang Oleh : EDI SUSANTO 03 081 031

Transcript of Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Page 1: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP

TIPE INLINE DAN DISTRIBUTOR

PADA PRODUK MITSUBISHI

TUGAS AKHIR

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya)

Pada Politeknik Negeri Padang

Oleh :

EDI SUSANTO03 081 031

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM SPESIALIS MAINTANANCE

POLITEKNIK NEGERI PADANG

SEPTEMBER 2006

Page 2: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

TUGAS AKHIR

ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP

TIPE INLINE DAN DISTRIBUTOR

PADA PRODUK MITSUBISHI

Disusun oleh :

Nama : Edi Susanto

No. Bp : 03 081 031

Jurusan : Teknik mesin

Program Spesialis : Maintenance

Telah Lulus Sidang pada Tanggal 25 Agustus 2006

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Yuli Yetri. MSi Yazmendra Rosa. ST. MT

Nip. 132 884 488 Nip. 131 206 688

Disahkan Oleh :

Ketua jurusan Ketua Program Spesialis

Maintenance

Ir. MAIMUZAR. MT HENDRA. ST

Nip. 131 789 161 Nip. 131 789 163

Page 3: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Tugas Akhir ini telah diuji dan dipertahankan di depan team penguji

Tugas Akhir Diploma III Jurusan Teknik Mesin

Politeknik Negeri Padang

Ketua

Ir. Maimuzar. MT

Nip. 131 789 161

Sekretaris

Adriansyah. ST

Nip. 132 163 642

Anggota

Ir. M. Elfian Hadi

Nip. 132 061 887

Pendamping

Dra. Yuli Yetri. MSi

Nip. 131 884 488

Page 4: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Maka apabila kamu sudah selesai ( Dengan satu urusan )

Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain

Ini hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap

(Qs : Alam Nasrah 1-8)

Ya Allah berikanlah aku ilmu untuk tetap mensyukuri nikmatmu

Yang telah engkau anugerahkan kepadaku

Dan kepada kedua ibu bapakku

Dan untuk mengerjakan amal shaleh yang engkau ridho

Dan masukanlah aku dengan rahmatmu ke dalam

Golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh

(Qs : An-Nahl : 19)

Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum

Sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka

Hingga ditetapkannya pada mereka

Apa yang harus mereka jauhi

sesungguhnya Allah Maha mengetahui

Segala sesuatu

(Qs : At Taubah : 115)

Page 5: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Ya Allah…….

Dalam ungkapan rasa syukurku

Kumohon dalam do’aku pada-Mu

Jiwa yang selalu bersyukur pada-Mu

Jiwa yang merasa cukup dengan pemberian-Mu

Jiwa yang engkau lindungi dari ingkar kepada-Mu

Jiwa yang dirindukan oleh surga-Mu

Ilmu akan menjagamu, sedangkan harta justru kamu yang akan

menjaganya

Pemilik harta banyak musuh, pemilik ilmu banyak teman

Harta mengeraskan hati, sedangkan ilmu menyinari hati

Jika engkau dikenal orang maka menulislah

Atau berbuat sesuatu yang bisa ditulis

Akal setipis rambut, tebalkan dengan ilmu

Hati serapuh kain, kuatkan dengan iman

Perasaan selembut sutera, hiasilah dengan akhlak

Hari ini……

Seiring rasa syukurku kepada-Mu Ya Allah

Dari lubuk hati yang paling dalam

Kupersembahkan setetes keberhasilan ini

Kepada ayahanda

Yang telah memberikan semangat dan kasih sayang kepadaku

Kepada ibunda

Yang telah melahirkan, membesarkan serta mendidik dan

membimbingku

Hingga aku menjadi orang yang berguna

Dalam curahan kasih sayangmu

Telah kuraih sepenggal cita

Dan berjuta asa yang pernah ada

Page 6: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Ya Allah rangkullah Ia dalam rahmat dan karunia-Mu

Dan tempatkanlah Ia ditempat yang baik disisi-Mu

Amin…… ya rabbal alamin.

Thaks to :

The second my parents, Papa n ibu tersayang yang telah

berjuang untuk masa depan e-die dan juga telah mengantarkan

e-die pada langkah awal perjalanan hidupk e-die (Mgkn apa

yang e-die dapat blm bias memuaskan, tapi e-die harap mama

dan papa bisa ngerti kl emg segitulah batas kemampuan e-die).

buat kakak2 koe walau udah mandiri jgn lp in yang bungsu n

Adek2 koe tercinta yang selalu mengiringi akoe dengan do’anya.

Cici n stefan rajin2 sakolah rajin2 berajarY, jgn ngecewain mama

n papa kalau bisa tetap rangking, Jangan sia2 in pengorbanan

dan kasih sayang orang mama n papa. Buat Smua keluarga

Terima kasih atas dukungan morill, spirituil dan materilnya.

For “My Honesty Lady”

Thanks bgt ya Ka atas dukungannya selama ini. e-die g tau apa

yg bakalan terjadi pada e-die tanpa ada dorongan dari moe. Ka

lah yg menjadi motivasi e-die sampai jadi seperti ini.

Pengorbanan Ta g bakalan bisa e-die lupa in. Ta, e-die harap

Ta sll bs syg ma e-die, Ta selalu bisa sabar utk ngehadapin e-

die. Mgkn e-die emg bukan yang terbaik, tapi e-die akan tetap

berusaha untuk menjadi yang terbaik for U. Klo dalam

ngehadapin mslh jgn terlalu dimasukin ke dalam hati, n cblah

utk jangan mangatasi suatu mslh dengan tangisan, krn tangisan

tdk akan menyelesaikan mslh. N cobalah menyelesaikan mslh

dengan slalu bertawakal kepada-Nya, Insya allah kita akan sll

dilindungi-Nya.

Yg penting bagi e-die skrg akan sll syg ma Ta n Ta jg sll syg ma

e-die, e-die hrp apa yg mjd komitmen kt buat tuk thn2 kedepan

Page 7: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

bisa terwujud. Maybe, you will become my wife, again I tell I

very greatful get you. Amin………….

Ajo lubuak aluang…..n jack cengkeh thanks for U komputerY, jo

thank jg buat pinjaman motorY Val, Pajok n Iwan kt sama2 urus

TA k B’ Yuli n P’ Men, inget waktu cc laporan samo B’ Yuli,

wakatu itu awak sama2 ala pasrah wisuda bulan April n we

marasa kecewa, but tuhan berkehendak lain we bisa sidang

untuk wisuda September, wan thank atas pinjaman sepatu n ali

thank atas baju putiah atas sepatu n baju putiah tu aq dapet

gelar A.Md. Val Tank atas pinjaman kepeng waktu aq perlu

bana. Ayah Fairus when main billiard ajak2lah aq walau belum

bisa betul, Andi inget wkt CC laporan ke pariaman?..n kapan aq

diajak Ali kpn parik malintang musim durian kasih tau e-die !!!

Jack thanks U tmn curhat gw S-Pulung kpn kt k baso jgn lp bw

aq!!! r@y thank atas pinjaman motorY n tank atas tumpanganY

salama ini. Ambo (bisuak ko jan talambek2 juo pai kuliah tu !!!

ujuang2Y wisuda j yang akan lambat, sorry yo mbo awak ndak

bs wisuda samo. Dina (sanok) bilo ka wisuda baju merah ??? jan

lp undang e-die…!!! , Leni you are my best friend thanks on

support n do’a. Me2y… sorry bgt wkt itu… tp ingat ya jangan

ada yang tau tentang kt n thank for everyting I always miss U

forever, for my friend yang di Basecamp Ajo Izoer FC, sorry

yang ndak tersebutin atu -atu . Tank banget buat rental Fendi

tampek awak mulai mambuek laporan PKL, proposal TA sampai

pembuatan TA koe, Alumni 1 B / 2 B sore (kpn kt photo

basamo), kawan-kawan 3 M B sore (kpn photo basamo ), Thank

banget buat keluarga besar Teknik Mesin Politeknik Universitas

Andalas.

Senja yang mulai terhanyut k ufuk barat, Kuseret langkahku

satu persatu

Menapaki jalan berliku, yang penuh dengan kerikil-kerikil tajam

Page 8: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Tapi citaku belum tercapai, ini awal dari perjalananku

Aku akan terus melangkah mencari yang terbaik

Tuk diriku, keluargaku dan bangsaku

Tuhan ……..

Tuntunlah aku kejalan-mu

No. Alumni Universitas

Edi Susanto No. Alumni Fakultas

Page 9: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

BIODATA

(a) Tempat / Tgl Lahir : Sedayu / 08 Mei 1984 (b) Nama Orang Tua : Suyitno dan Karyati (c) Fakultas : Politeknik (d) Jurusan :Teknik Mesin Maintenance (e) No. BP : 03 081 031 (f) Tanggal Lulus : 25 Agustus 2006 (g) Prediket Lulus : ………. (h) IPK :……… (i) Lama Studi : 3 Tahun (j) Alamat Orang Tua : Perumahan PT Tidar Kerinci Agung (PT. TKA) kec. Sangir, kab. Solok selatan.

Analisa Kerusakan Injection Pump tipe Inline dan Distributor pada produk Mitsubishi

Tugas Akhir D-III Oleh : Edi SusantoPembimbing I, Hj. Dra. Yuli Yetri. MSi Pembimbing II Yazmendra Rosa, ST. MT

ABSTRAK

Pompa injeksi (injection pump) dan nozzle (alat pengabut) untuk menyemprotkan bahan bakar yang diperlukan dalam sistem motor diesel guna untuk melakukan pembakaran. Bahan bakar ini harus berupa minyak ringan yang memungkinkan dapat terbakar dengan sendirinya (self ignition). Injection Pump terbagi atas dua macam yaitu Injection Pump tipe Inline dan Distributor. Pada Injection pump tipe Inline, setiap silinder mengunakan satu buah pompa injeksi untuk melakukan penyemprotan bahan bakar. Sedangkan Injection Pump tipe Distributor, hanya mengunakan sebuah pompa dimana bahan bakar disalurkan dengan tekanan tinggi ke dalam akumulator oleh pompa tersebut, dari sini disalurkan lagi kebeberapa nozzle melalui Distributor yang merupakan sistem kontrol terhadap jumlah dan besar tekanan minyak. Akumulator dilengkapi dengan katup pengaman untuk memelihara agar tekanan tetap konstan. Cara kerja Injection Pump : bahan bakar dari fuel tank masuk ke fuel filter, feed pump, masuk ke Injection Pump, dari Injection Pump diteruskan ke nozzle dan masuk ke ruang silinder, selanjutnya bahan bakar yang tidak sempat disemprotkan akan dikembalikan ke fuel tank. Tujuan dari analisa ini adalah mengidentifikasi perbedaan, kerusakan yang sering terjadi, dan bagaimana cara mengatasinya serta cara melakukan perawatan pada kedua tipe tersebut. Kerusakan yang sering terjadi Plunger yang tergores, biasanya diakibatkan oleh adanya pemakaian bahan bakar yang telah terkontaminasi dengan bahan lain (air), dan dapat juga diakibatkan oleh kotoran yang mengendap pada fuel tank yang terbawa oleh bahan bakar saat bahan bakar dipompakan dimana fuel filter tidak bekerja dengan semestinya.

Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal 25 Agustus 2006 abstrak telah disetujui penguji :

Tanda Tangan 1 2 3 4

Nama Terang Ir. Maimuzar, MT Adriansyah, ST Ir. M. Elfian Hadi Hj. Dra. Yuli Yetri. MSi

Mengetahui :

Ketua Jurusan Teknik Mesin : Ir. Maimuzar, MT Tanda Tangan

Alumnus telah mendaftar ke Fakultas / Universitas Andalas dan mendapatakan nomor

alumnus :

Petugas Fakultas / UniversitasNomor Alumni Fakultas Nama Tanda Tangan

Nomor Alumni Universitas Nama Tanda Tangan

Page 10: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Pembimbing II

Yazmendra Rosa. ST. MT

Nip. 132 206 688

LEMBARAN TUGAS AKHIR

POLITEKNIK NEGERI PADANG

Nama : Edi Susanto

No. Bp : 03 081 031

Program Konsentrasi : Maintenance

Jurusan : Teknik Mesin

Judul Tugas Akhir :Analisa Kerusakan Injection Pump tipe Inline dan Distributor

pada Produk Mitsubishi

Uraian Tugas : …….……………………………………………………….

……………………………………………………………..

……………………………………………………………..

……………………………………………………………..

……………………………………………………………..

…………………………………………………………......

……………………………………………………………..

……………………………………………………………..

Dimulai tanggal : ………………………….

Selesai tanggal : ..………………………...

Pembimbing I

Dra. Hj. YuliYetri. Msi

Nip. 131 884 488

Page 11: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

LEMBARAN ASISITENSI TUGAS AKHIR

POLITEKNIK NEGERI PADANG

Nama : Edi Susanto

No. Bp : 03 081 031

Program spesialis : Maintenance

Jurusan : Teknik Mesin

Judul Tugas Akhir : Analisa Kerusakan Injection pump tipe Inline dan Distributor

pada produk Mitsubishi.

No Hari /

Tanggal

Uraian Paraf

Page 12: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

KATA PENGANTAR

Asssalamu′alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis diberikan kesempatan untuk

menyelesaikan tugas akhir ini.

Analisis kerusakan Injection Pump tipe Inline dan Distributor pada produk

Mitsubishi merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan pada Politeknik

Negeri Padang, khususnya jurusan teknik mesin dengan spesialis maintenance.

Sembah sujud penulis aturkan kepada ayahanda dan ibunda tercinta, serta kepada

adik yang tiada hentinya berdo`a untuk kesuksesan penulis, semoga angan dan cita-cita

terwujud dalam kehidupan nyata.

Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis banyak mendapat kesulitan, tetapi

Alhamdulillah berkat bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan segala

kesulitan tersebut. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis dengan rasa hormat

mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Suhendrik Hanwar. MT, Selaku Direktur Politeknik Negeri Padang

2. Bapak Ir. Maimuzar. MT, Selaku Kepala Jurusan Teknik Mesin

3. Bapak Hendra. ST, Selaku Koordinator Program Studi Maintenance

4. Ibu Hj. Dra. Yuli Yetri. MSi, Selaku Pembimbing I dalam penulisan tugas akhir.

5. Bapak Yazmendra Rosa. ST, MT selaku pembimbing II dalam penulisan tugas

akhir.

6. Bapak dan Ibu staf pengajar Politeknik Negeri Padang

7. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun

materil yang telah membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari dengan sedalam-dalamnya bahwa tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritikan yang

bersifat membangun agar dapat tercapainya kesempurnaan tugas akhir ini.

Page 13: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Akhir kata penulis kembali mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini, semoga tulisan ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dalam menambah ilmu pengetahuan.

Padang, Agustus 2006

EDI SUSANTO

Page 14: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1

I.2 Pembatasan Masalah.................................................................. 1

1.3 Tujuan....................................................................................... 1

1.4 Metode Pengumpulan Data....................................................... 2

1.5 Sistematika Penulisan............................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Gambaran Umum...................................................................... 3

2.2.1 Komponen Utama Sistem Bahan Bakar Motor Doesel 4

2.2 Engine Kontrol......................................................................... 12

2.3 Fuel Tank................................................................................. 12

BAB III TINJAUAN UMUM PERAWATAN

3.1 Teori Dasar Perawatan............................................................. 13

3.1.1 Ruang Lingkup Perawatan dan Perbaikan ...................... 13

3.1.2 Pelaksanaan Perawatan dan Perbaikan............................ 13

3.2 Pengertian Perawatan dan Perbaikan....................................... 14

3 2.1 Tujuan Perawatan dan Perbaikan ................................... 14

3 2.2 Faktor Penentu Keberhasilan Perawatan dan Perbaikan.. 14

3.3 Hubungan Berbagai Bentuk Pemeliharaan ............................. 15

3.3.1 Pemeliharaan terencana................................................. 17

3.3.1 Pemeliharaan tak terencana.................................................23

3.4 Faktor Penentu Keberhasilan Perawatan................................. 25

3.5 Perbaikan.................................................................................. 26

Page 15: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

BAB IV ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE

DAN DISTRIBUTOR PADA PRODUK MITSUBISHI

4.1 Injection Pump......................................................................... 27

4.1.1 Untuk tipe Inline ............................................................ 27

4.1.2 Untuk tipe Distributor..................................................... 28

4.2 Analisa Kerusakan Yang Sering Terjadi pada Kedua tipe

Injection Pump Tersebut ......................................................... 29

4.2.1 Untuk Injection Pump tipe Inline ................................... 29

4.2.2 Untuk Injection Pump tipe Distributor............................ 30

4.3 Urutan pembongkaran Injection Pump ..... ............................. 31

4.3.1 Langkah-langkah Pembongkaran Injection Pum

tipe Inline....................................................................... 32

4.3.2 Pemeriksaan Terhadap Komponen-komponen Injection

Pump tipe Inline ............................................................ 35

4.3.3 Memasang Injection Pump tipe Inline............................ 37

4.3.4 Langkah-langkah Pembongkaran Injection Pump

tipe Distributor................................................................ 41

4.2.1 Pemeriksaan Terhadap Komponen-komponen Injection

Pump tipe Inline.............................................................. 49

4.2.2 Memasang Injection Pump tipe Distributor.................... 51

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan.......................................................................... 58

5.2 Saran.................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Aliran Bahan Bakar…………………….…………………. 3

Gambar 2.2 Sistem aliran bahan bakar pada Injection Pump tipe Inline…….… 4

Gambar 2.3 Sistem aliran bahan bakar pada Injection Pump tipe Distributor ... 4

Gambar 2.4 Cara kerja plunger pada Injection Pump tipe Inline……………… 5

Gambar 2.5 Cara kerja Plunger pada Injection Pump tipe Distributor ...……... 6

Gambar 2.6 Cara kerja Delivery Valve..………………………..……………… 7

Gambar 2.7 Komponen-kompone Automatic Timer.…………………………... 8

Gambar 2.8 Cara kerja Automatic Timer Injection Pump tipe Inline………….. 9

Gambar 2.9 Cara kerja Automatic Timer Injection Pump tipe Distributor ……. 9

Gambar 2.10 Cara kerja Feed Pump pada Injection Pump tipe Inline…………... 10

Gambar 2.11 Cara kerja Feed Pump pada Injection Pump tipe Distributor ..…... 11

Gambar 2.12 Komponen-komponen Injection Nozzle...…………….………….. 11

Gambar 2.13 Komponen-komponen Fuel Pump.…………………...…………... 12

Gambar 2.14 Komponen-komponen Fuel Tank. ………………….……………. 12

Gambar 3.1 Hubungan antar perawatan………………...…………………….... 16

Gambar 3.2 Memasang Injection Pump tester...………………………………... 18

Gambar 3.3 Memasang measuring devive…….….…………………………….. 18

Gambar 3.4 Melepas Delivery spring……………..…………………………….. 19

Gambar 3.5 Memasang prestroke Measuring device…………..……………… 19

Gambar 3.6 Minyak tetap mengalir jika prestroke belum ditemukan………… 19

Gambar 3.7 Minyak berhenti jika prestroke telah di temukan………...……….. 20

Gambar 3.8 Memasang Injection Pump pada Tester Stand…...………………… 21

Gambar 3.9 Mengukur Prestroke………….……………………………………. 22

Gambar 3.10 Pemasangan pipa-pipa Injeksi………….……………………….... 22

Gambar 3.11 Menyetel stopper bolt kecepatan maksimum…..………………... 22

Gambar 3.12 Menyetel full load Adjusting screw…….……………………….. 23

Gambar 3.13 Memasang measuring Device…………………………………….. 23

Gambar 4.1 Bagian-bagian dari Injection Pump tipe Inline………………..…… 32

Gambar 4.2 Memasang Injection Pump pada mounting base dan melepas

Priming Pump………….…………………………..……………… 32

Gambar 4.3 Mengukur kontrol sliding……………………….………………… 33

Page 17: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Gambar 4.4 Memutar Camshaft untuk mengetahui nilai resistensi…..……… 33

Gambar 4.5 Mengukur end play…………..……………………………………. 33

Gambar 4.6 Melepas camshaft…………………………………….……………. 34

Gambar 4.7 Melepas Tappet………………………………..…………………… 34

Gambar 4.8 Melepas valve holder…………..……………………………….…... 34

Gambar 4.9 Melepas Delivery valve……..……………………………………… 35

Gambar 4.10 Memasang plunger barrel….………….…………..……………... 35

Gambar 4.11 Memeriksa kondisi Plunger….………….………………………... 35

Gambar 4.12 Memeriksa kondisi Delivery Valve……………………………….. 36

Gambar 4.13 Melepas Bearing…….……………………………………………. 36

Gambar 4.14 Memasang kontrol Rack………………………..………………... 37

Gambar 4.15 Memasang Plunger barrel……………...………………………... 37

Gambar 4.16 Memasang Delivery Valve dan stoper...…………...…………….. 37

Gambar 4.17 Memasang kontrol pinion dan kontrol sleeve.……….…………... 38

Gambar 4.18 Memasang Plunger. ………………………….…………………. 38

Gambar 4.19 Memasang Tappet……………………...………………………… 38

Gambar 4.20 Melepas Tappet Insert……………………………………………. 39

Gambar 4.21 Mengencangkan Delivery Valve…………………………………. 39

Gambar 4.22 Cara Memasang roller Bearing...………………………………… 39

Gambar 4.23 Mengukur end play…………………………………….……….... 40

Gambar 4.24 Bagian-bagian dari Injection Pump tipe Distributor………...…… 40

Gambar 4.25 Memasang Pompa Injeksi pada bracket………….……………… 41

Gambar 4.26 Memberikan tanda posisi pemasangan kontrol Lever…..……… 41

Gambar 4.27 Melepasa kontrol Lever………………………......……………… 41

Gambar 4.28 Melepas full load Adjusting Screw ………………………………. 41

Gambar 4.29 Melepas Screw……………………………………………………. 42

Gambar 4.30 Melepasa governor Cover……………….…..…………………… 42

Gambar 4.31 Melepas Control Shaft…………….……………………………... 42

Gambar 4.32 Melepas Govenor Spring……..…………………...……………… 42

Gambar 4.33 Mengendurkan Nut….……………….…………….……………... 43

Gambar 4.34 Melepas Flyweight Holder……………………………………….. 43

Gambar 4.35 Melepas Delivery valve holder ………….………………………. 43

Gambar 4.36 Melepas Delivery valve…………………………...……………... 44

Gambar 4.37 Melepas magnet valve……………….…………………………... 44

Page 18: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Gambar 4.38 Melepas Distributor head...……..……………………………….. 44

Gambar 4.39 Melepas Plunger.……………………………….………………... 44

Gambar 4.40 Melepas guid pin. ………………………………….……………. 45

Gambar 4.41 Melepas pivot bolt.………………………………….…………… 45

Gambar 4.42 Melepas governor lever………………………….………………. 45

Gambar 4.43 Melepas cam disc……………………...…………………………. 45

Gambar 4.44 Melepas disc dan spring...…………………...…………………… 46

Gambar 4.45 Melepas timer spring…………………………………..……….... 46

Gambar 4.46 Melepas chip…………....………………………………………... 46

Gambar 4.47 Melepas roller holder…………………………………………….. 46

Gambar 4.48 Melepas timer piston…………………..…………………………. 47

Gambar 4.49 Melepas roller assembly………………………..………………... 47

Gambar 4.50 Melepas drive shaft………..……………………………………... 47

Gambar 4.51 Melepas gear..…………………………………...……………….. 47

Gambar 4.52 Melepas regulating valve.………………………………………... 48

Gambar 4.53 Melepas baut feed pump……………….…………………………. 48

Gambar 4.54 Membuka feed pump cover……………..………………………… 48

Gambar 4.55 memeriksa katup delivery…………………...……………………. 49

Gambar 4.56 Memeriksa keadaan plunger………………………..……………. 49

Gambar 4.57 Mengukur penyimpangan pegas...…………...…………………… 49

Gambar 4.58 Mengukur panjang pegas……………………………………….... 50

Gambar 4.59 Pemeriksaan terhadap solenoid berfungsi atau tidak……..……… 50

Gambar 4.60 Membuka perapat oli………..….………………………………… 50

Gambar 4.61 Merakit feed pump……………………………..………………… 51

Gambar 4.62 Memasang drive shaft…...…………………………….………… 51

Gambar 4.63 Memasang baut feed pump…...…………………………….…….. 51

Gambar 4.64 Memasang washer dan woodruff key…...…………….…………. 52

Gambar 4.65 Mengabungkan drive shaft dan housing………..……..….………. 52

Gambar 4.66 Merakit roller holder…………..……………...……..…………… 52

Gambar 4.67 Memasang roller holder…………..……………...……………… 53

Gambar 4.68 Merakit timer piston…………………..…………………………... 53

Gambar 4.69 Menghubungkan timer, memasang cover, shim dan O-ring……… 53

Gambar 4.70 Memasang regulating valve dan disk….……………...…………... 54

Gambar 4.71 Memeriksa gerakan ball pin………………...…………………….. 54

Page 19: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Gambar 4.72 Memasang kontrol rack………………..…………………………. 54

Gambar 4.73 Pemasangan plunger, measang guid pin, shim dan O-ring. .……. 55

Gambar 4.74 Memasang Distributor head.……………………..……………… 55

Gambar 4.75 Mengencangkan baut Distributor…..……………………………. 55

Gambar 4.76 Mengencangkan plug dan memasang delivery valve……………. 56

Gambar 4.77 Merakit magnet valve...……………………..…………………… 56

Gambar 4.78 Memasang flyweight assembly, dan governor shaft…….……...... 56

Gambar 4.79 Mengukur kerenggangan flyweight dan pin…….………………... 56

Gambar 4.80 mengencangkan governor shaft………………………………….. 57

Gambar 4.81 Memasang govenor spring…………………………….…………. 57

Gambar 4.82 Memasang kontrol shaft…………………………………………... 57

Page 20: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Pertanyaan…………………………………….…………… 61Lampiran 2 Tabel Trubleshooting pada Injection Pump……………………...… 67

Page 21: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini, banyak perusahaan otomotif mengeluarkan produk-produk terbarunya

untuk bersaing dalam dunia industri otomotif. Oleh karena itu Mitsubishi motor merupakan

salah satu perusahaan pembuat kendaraan bermerek Mitsubishi mengeluarkan produk

berupa mobil pengangkut barang atau truk yang memiliki daya angkut besar, sedang dan

kecil. Kendaraan ini memiliki keunggulan dalam beberapa bidang diantaranya kemampuan

angkut dari kendaraan tersebut dan juga pada kemampuan dari mesin tersebut.

Namun dari keunggulan tersebut terdapat kekurangan yaitu pada sistem injeksi dari

bahan bakarnya. Berdasarkan kekurangan ini penulis bermaksud mengambil data dari

bengkel resmi Mitsubishi untuk diangkat menjadi TA (tugas akhir), dengan tujuan

mengetahui perbedaan antara Injection pump tipe Inline dan Distributor, gangguan

kerusakan pada kedua tipe injection pump, dan bagaimana cara mengatasinya serta cara

perawatan injection pump tersebut.

1.2 Batasan Masalah

Injection pump tipe Inline dan Distributor pada produk Mitsubishi memiliki

perbedaan pada pemakaiannya seperti : Injection Pump tipe Inline banyak dipakai pada alat

transportasi yang mempunyai daya angkut yang lebih besar, sedangkan tipe Distributor

biasa digunakan pada alat transportasi yang memiliki daya angkut sedang. Maka dalam

penulisan laporan tugas akhir ini penulis akan menguraikan lebih rinci tentang perbedaan

kedua tipe tersebut. Tugas akhir ini selain membahas tentang perbedaan juga membahas

tentang kekurangan kedua jenis tipe ini.

Pada penulisan ini, untuk Injection Pump tipe Inline Mobil yang akan dibahas

adalah mobil colt diesel 135 PS dan untuk Injection Pump tipe Distributor mobil yang

akan dibahas adalah mobil L 300.

1.3 Tujuan

Mengidentifikasi perbedaan antara Injection Pump tipe Inline dan Distributor,

dapat menganalisa penyebab kerusakan, cara mengatasinya serta perawatan terhadap

komponen - komponen Injection Pump tersebut.

Page 22: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mengambil referensi dari berbagai

sumber, seperti observasi, interview dan Studi Pustaka.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab I, berisikan tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan, dan metode

pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II, membahas tentang landasan teori yang menyangkut Injection Pump tipe

Inline dan Distributor (definisi dan fungsi dari Injection Pump tipe Inline dan Distributor

serta komponen – komponen yang melengkapi tentang sistem Injection Pump tersebut)

BAB III TINJAUAN UMUM PERAWATAN

Bab III, Membahas perawatan secara umum.

BAB IV ANALISA INJECTION PUMP TIPE INLINE DAN DISTRIBUTOR PADA

PRODUK MITSUBISHI

Bab IV, membahas tentang perbedaan Injection Pump, menganalisa penyebab

kerusakan yang sering terjadi, dan cara mengatasi kerusakan serta cara perawatan terhadap

Injection Pump tersebut.

BAB V PENUTUP

Bab V, berisikan kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 23: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Gambaran Umum

Metode pembakaran bahan bakar dan pengatomisasian bahan bakar pada motor

diesel tidak sama dengan motor bensin. Di dalam motor bensin, campuran bahan bakar dan

udara dalam bentuk gas dimasukkan ke dalam silinder dan dibakar oleh nyala api listrik

yang diberikan oleh busi. Sebaliknya pada motor diesel torak hanya menghisap udara

untuk kemudian dimampatkan sampai mencapai tekanan dan suhu yang tinggi. Sesaat

sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA), bahan bakar disemprotkan. Karena tekanan

dan suhu yang tinggi, partikel–partikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya dan

membentuk proses pembakaran.

Walau motor diesel ini tidak memerlukan sistem pengapian, tetapi sebagai gantinya

diperlukan pompa injeksi (injection pump) dan nozzle (alat pengabut) untuk

menyemprotkan bahan bakar. Bahan bakar ini harus berupa minyak ringan yang

memungkinkan dapat terbakar dengan sendirinya (self ignition).

Gambar 2.1 Sistim aliran bahan bakar

Sistem bahan bakar terdiri dari injection assembly Injection Pump proper, governor

feed pump, automatic timer, fuel filter, water separator, injection nozel, injection pipe dan

part-part lain. Bahan bakar dialirkan dari fuel tank masuk ke suction pipe, ke feed pump,

ke filter, ke Injection Pump dan Injection nozzle. Kelebihan bahan bakar dari pompa

injeksi dikembalikan ke tangki bahan bakar. Injection Pump berfungsi untuk memompakan

bahan bakar dari fuel tank dan membaginya kemasing-masing nozzle yang sesuai dengan

FO nya.

Page 24: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Injection Pump terbagi dua yaitu :

a. Jenis Inline (Independent System)

Pada sistem ini, setiap silinder mengunakan sebuah pompa injeksi

Gambar 2.2 Sistem aliran bahan bakar injection Pump tipe Inline

b. Jenis distributor (Common System)

Sistim ini hanya mengunakan sebuah pompa dimana bahan bakar disalurkan dengan

tekanan tinggi ke dalam akumulator oleh pompa tersebut. Dari sini disalurkan lagi

kebeberapa nozzle melalui Distributor yang merupakan sistem kontrol terhadap jumlah dan

besar tekanan minyak. Akumulator dilengkapi dengan katup pengaman untuk memelihara

agar tekanan tetap konstan

Gambar 2.3 Sistem aliran bahan bakar injection Pump tipe Distributor

2.1.1 Komponen utama sistim bahan bakar motor diesel.

Adapun komponen-komponen yang menunjang sistim bahan bakar pada motor

diesel adalah sebagai berikut :

A. Injection pump proper.

Page 25: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Injection pump tipe di atas mendorong bahan bakar masuk ke dalam injection

nozzle dengan tekanan dan dilengkapi dengan sebuah mekanisme untuk menambah atau

mengurangi jumlah bahan bakar yang dikeluarkan dari nozzle. Injection Pump memiliki

sebuah plunger dan sebuah delivery valve pada tiap-tiap silinder

Plunger didorong ke atas oleh camshaft dan dikembalikan oleh plunger spring,

plunger bergerak ke atas dan ke bawah di dalam plunyer barel dan pada jarak stroke yang

telah ditetapkan guna mensupplay bahan bakar dengan tekanan. Dengan naik dan turunnya

plunger berarti akan membuka dan menutup suction dan discharge ports sehinga mengatur

banyaknya injection bahan bakar.

Camshaf ditahan dengan dua buah taper roller bearing pada kedua ujungnya dan

dilengkapi dengan beberapa cam untuk mengerakkan plunger dan sebuah exsentrik sebagai

pengerak feed pump. Camshaft digerakkan oleh injection pump gear pada setengah putaran

engine.

Adapun komponen-komponen utama dari injecton pump proper adalah sebagai

berikut:

a. Plunger

Gambar 2.4 Cara kerja plunger pada Injection Pump tipe Inline

Plunger memiliki sebuah groove berbentuk potongan miring pada sisinya seperti

pada gambar 2.2 diatas. Pada bagian atas plunger terdapat lubang yang berhubungan

dengan groove tersebut. Plunger barrel mempunyai sebuah suction dan discharge

port. Bahan bakar disalurkan ke Injection Pump dengan tekanan seperti yang

diterangkan di bawah dengan gerak berputar dari camshaft atau gerakan turun naik

dari plunger. Dengan plunger pada posisi paling bawah (BDC) bahan bakar

mengalir melalui suction/discharge port ke plunger barel. Saat camshaft berputar

plunger bergerak keatas dan ketika kepala plunger berada pada posisi segaris

dengan suctio/discharge port maka bahan bakar mulai di kompresikan. Ketika

Page 26: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

plunger bergerak ke atas lebih jauh, tekanan bahan bakar naik sampai delivery valve

terdorong ke atas melawan dan mengalahkan delivery valve spring. Saat delivery

valve terdorong ke atas bahan bakar mengalir masuk ke injection pipe untuk

dikompresikan pada nozzle. Ketika plunger bergerak lebih jauh ke atas dan

potongan groove pada plunger bertemu dengan suction/dicharge port, tekanan

bahan bakar yang tinggi mengalir melalui lubang pada plunger dan bergerak melalui

groove kembali ke suction/discharge port. Plunger stroke selama bahan bakar

dialirkan dengan tekanan yang disebut dengan efektif stroke. Fuel injection rate

akan meningkat atau menurun tergantung beban engine dengan memutar plunger

pada sudut yang pasti untuk merubah posisi dimana groove bertemu dengan lubang

(port) selama gerakan ke atas demikian akan menambah atau mengurangi efektif

stroke. Gambar 2.2 di atas menggambarkan suatu sistim yang merubah plunger

efektif stroke. Kontrol rack adalah terpasangan dengan floating lever pada governor,

saat kontrol rack bergerak ke kanan atau ke kiri dengan kerja dari kontrol pedal atau

govenor. Kontrol sleeve berhubungan dengan gerakan rack selama bagian bawah

kontrol sleeve berhubungan dengan kuku dari plunger, plunger bergerak dengan

kontrol sleeve dengan demikian efektif stroke dapat bervariasi baik penambahan

ataupun pengurangan fuel injection rate. Bila lebih jauh kontrol rack ditarik ke arah

govenor, maka efektif stroke dan fuel injection rate berkurang. Semua plunger

dihubungkan dengan sebuah kontrol rack maka masing-masing plunger akan

berputar dengan jumlah putaran yang sama.

- Plunger pada Injection Pump tipe Distributor

Gambar 2.5 Cara kerja plunger pada Injection Pump tipe Distributor

Drive shaft memutar feed pump, cam disk dan plunger secara bersama-sama

gerakan maju mundur plunger terjadi akibat gerakan dari bentuk permukaan cam

disk yang berputar terhadap roller assembly. Bila inlet slit dari plunger dan inlet

port dari plunger barrel yang dipasang di pres pada kepala distributor sejajar,

bahan bakar akan dihisap kedalam ruang tekan. Setelah inlet port barrel plunger

Page 27: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

telah ditutup oleh plunger, plunger akan naik. Sesudah outlet slit plunger dan outlet

port sejajar, tekanan pada ruangan tekan telah melampaui tekanan sisa yang ada di

dalam saluran bahan bakar pipa injeksi dan delivery valve telah membuka, maka

bahan bakar akan mengalir ke pipa injeksi kemudian melalui nozzle diinjeksikan ke

silinder mesin. Setelah cut off port plunger telah sejajar dengan ujung permukaan

dari kontrol sleeve, pengiriman bahan bakar oleh plunger berakhir. Plunger barrel

hanya memiliki satu buah inlet port akan tetapi memiliki sebuah outlet port untuk

setiap silinder mesin. Walupun plunger memiliki inlet yang sama banyaknya

dengan jumlah silinder mesin, tetapi hanya memiliki satu outlet slit.

b. Delivery valve.

Gambar 2.6 Cara kerja Delivery Valve

Bahan bakar terkompresikan dengan tekanan tinggi oleh plunger mendorong

delivery valve ke atas dan bahan bakar menyembur keluar. Setelah fuel

terkompresikan dengan sempurna, delivery valve akan kembali pada posisi semula

karena dorongan dari valve spring untuk menutup lubang bahan bakar (fuel

passage). Dengan demikian dapat mencegah kembalinya fuel. Delivery valve

bergerak turun sampai permukaan valve saat ditahan dengan kuat. Selama langkah

ini bahan bakar ditarik kembali dari injection pipe seketika itu menurunkan residual

pressure antara delivery valve nozzle. Penarikan tersebut memperbaiki

penginjeksian sekaligus mencegah menetesnya bahan bakar selama penginjeksian.

Pada bagian delivery valve spring dipasangkan delivery valve stop/stoper membatasi

terangkatnya delivery valve dan mencegah terjadinya valve surging pada putaran

tinggi juga menurunkan dead valve antar delivery valve dan nozzle dengan demikian

akan didapat fuel injection yang stabil. Over flow dipasang pada bagian atas pump

menstabilkan temperatur pada injection pump tipe temperatur distribusi, untuk

memastikan bahwa jumlah bahan bakar yang diinjeksikan pada tiap-tiap silinder

selalu konstan. Valve bertipe seal ball, saat tekanan bahan bakar pada posisi

Page 28: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

melebihi nilai yang telah ditetapkan, maka valve tertutup sehinga bahan bakar akan

kembali ke fuel tank.

B. Automatic timer.

a. Automatic timer pada Injection pump tipe Inline

Injection timming berubah-ubah secara otomatis sesuai dengan kecepatan putaran

engine. Automatic timer dipasangkan dengan kuat pada injection pump camshaft dengan

round nut sebagai pengikatnya dan digerakkan oleh idler gear yang dihubungakan dengan

injection pump gear. Pada tiap-tiap fly weight dilengklapi dengan sebuah lubang pada

bagian ujungnya dimana timer hub pin dipasangkan. Permukaan yang melengkung pada fly

weight akan berhubungan dengan injection pump gear pin. Timer spring dipasangkan pada

timer hub pin dan injection pump gear pin.

Ketika engine berputar pada kecepatan rendah tidak ada tenaga sentrifugal yang

disalurkan ke fly weight dan timer spring tetap dalam posisi memanjang. Ketika engine

berputar pada kecepatan tinggi, fly weight bergerak keluar akibat dari adanya tenaga

sentrifugal dimana timer hub pin saat itu didorong oleh permukaan yang melengkung dari

fly weight searah dengan penekanan dari timer spring.

Namun demikian injection pump gear pin tidak dapat bergerak sebab terpasang

dengan gear, dengan demikian time hub pin akan terdorong pada arah putaran selama

terdorong oleh timer spring yang mengerakkan camshaft pada arah putaran untuk merubah

injection timing.

Gambar 2.7 Komponen - komponen Automatic Timer

Page 29: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Gambar 2.8 Cara kerja Automatic Timer tipe Inline.

c. Automatic pada tiemer injection pump tipe Distributor

Gamabr 2.9 Cara kerja Automatic timer injection pump tipe Distributor.

Karena selang waktu saat pembakaran pada mesin diesel akan bertambah besar bila

kecepatan mesin bertambah, maka perlu adanya penyesuaian terhadap selang waktu

tersebut dengan mengembangkan saat injeksi. Untuk mengatasi sebuah timer dipasang

dibagian bawah pompa injeksi. Seperti terlihat pada gambar di atas, sebuah timer spring

dipasangkan didalam ruangan timer yang bertekanan rendah. Tekanan pada ruang pompa

melalui lobang piston akan bekerja pada sisi ruang yang bertekanan tinggi dari timer

piston. Lubang timer piston tersebut bekerja untuk mencegah gerak yang tidak pasti pada

tekanan bahan bakar yang berubah–ubah. Gerak dari timer piston akan mengakibatkan

bergeraknya pin roller holder assembly kearah yang berlawanan dengan putaran pompa.

Bila tekanan pada ruangan pompa telah melampaui gaya pegas tiemer spring

karena bertambahnya putaran pompa. Timer piston akan menekan timer spring dan

mengerakkan roller holder assembly ke arah yang berlawanan dengan arah putaran pompa.

Karena gerakan tersebut maka cam dari permukaan cam disk akan lebih cepat bertemu

dengan roller dari roller holder sehinga saat penginjeksian dikembangkan.

Page 30: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Bila kecepatan pompa berkurang maka gaya pegas tiemer spring akan melampaui

tekanan pada ruang pompa. Roller holder assembly bergerak untuk memundurkan saat

injeksi. Peralatan tambahan juga digunakan seperti solenoid tiemer cold start device dan

load tiemer untuk mengubah–ubah saat injeksi didalam wilayah kecepatan mesin dan

beban menurut spesifikasinya.

C. Feed pump

a. Feed pump pada injection pump tipe Inline

Feed pump digerakkan oleh injection pump camshaft priming pump dapat

digerakakan secara manual untuk memompakan bahan bakar saat injection pump tidak

bekerja, dan dapat digunakan saat membuang angin (Air bleding) dari fuel sistem.

Gauze filter menyaring kotoran yang berbentuk kasar pada bahan bakar dari tank,

agar tidak terjadi penyumbatan pada feed pump.

Gambar 2.10 Cara kerja Feed Pump

Gauze filter harus selalu dibersihkan secara berkala. Ketika tappet B dan piston C

terdorong ke atas oleh camshaft A, bahan bakar pada suction chamber akan membuka out

late check valve D dan bahan bakar mengalir ke pressure chamber.

Saat camshaft A berputar dan cam tidak mendorong piston maka piston C

didorong kembali oleh piston spring E untuk menekan bahan bakar pada presure chamber

ke fuel filter. Saat itu pada suction chamber terjadi kevakuman menyebabkan inlate check

valve F terbuka dan bahan bakar masuk.

Page 31: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Saat tekanan pada fuel filter atau injection pump melebihi nilai yang telah

ditetapkan maka piston C menjadi tidak dapat kembali pada posisi semula, sebab piston

spring E menghentikan penekanan terhadap bahan bakar.

b. Feed pump pada injection pump tipe Distributor

Gambar 2. 11 Cara kerja feed pump

Feed pump terdiri dari sebuaha rotor, blade–blade dan liner. Putaran shaft diteruskan

oleh key ke rotor untuk memutar rotor. Bagian dalam dari permukaan liner tidak

lurus terhadap sumbu putaran rotor. Empat buah blade terpasang pada rotor tersebut.

Pada saat berputar, gaya sentripugal akan mendorong blade ke arah keluar sampai

menyentuh liner dan akan membentuk empat buah ruangan bakar. Volume dari

keempat ruangan tersebut akan bertambah kecil maka bahan bakar akan

dikompresikan.

D. Injection nozzle.

Gambar 2.12 Komponen-komponen Injection Nozzle

Bahan bakar dialirkan dari Injection Pump masuk ke nozzle hole. Ketika tekanan

bahan bakar melebihi tekanan yang telah ditetapkan, tekanan bahan bakar akan

mengalahkan kekuatan spring dan mendorong nedlee valve ke atas dan menyemprotkan

bahan bakar dari injection criffice pada bagian ujung nozzle kedalam silinder. Tekanan

penginjeksian dapat distel dengan menambah atau mengurangi jumlah washer pada spring.

Page 32: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

E. Fuel filter.

Gambar 2.13 Komponen-komponen Fuel Filter

Bila telah tiba saat penggantian fuel filter maka filter dapat diganti secara tepat

waktu.

2.2 Engine Control.

Engine control mengatur operasi engine dengan cable yang dihubungkan dari

tempat duduk pengemudi dan terdiri dari throttle cable, accelerator control cable, stop

cable dan part-part lainnya. Dengan menekan accelerator pedal akan menyebabkan

accelerator control cable mengerakkan adjusting lever maju ke depan ke posisi langkah

penuh sehingga putaran engine naik.

Throttle button dihubungkan melalui throttle cable ke accelerator pedal. Dengan

memutar button akan mengerakkan adjusting lever ke posisi putaran idle yang sesuai.

Dengan menempatkan starter switch ke posisi ACC akan menyebabkan engine stop cable

mengerakkan stop lever, ke posisi engine berhenti.

2.3 Fuel Tank

Gambar 2.14 Komponen - komponen Fuel Tank

Saat fuel pump menghisap bahan bakar dari tangki, maka terbentuk negatif pressure

pada pipa dan tangki, hal ini dapat mengakibatkan tangki menjadi rusak.

Oleh karena itu breather tube memasukkan udara kedalam tangki agar tangki selalu

dalam keadaan bertekanan sama dengan udara bebas.

Fuel gauge dipasangkan pada bagian atas tangki sedangkan perlengkapan untuk

informasi jumlah bahan bakar dipasangkan pada spido meter.

Page 33: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

BAB III

TINJAUAN UMUM PERAWATAN

3.1 Teori Dasar Perawatan

3.1.1 Ruang Lingkup Perawatan dan Perbaikan

Setiap perusahaan otomotif ingin selalu mendapatkan keuntungan. Kehilangan atau

penurunan jumlah produksi mengakibatkan kehilangan keuntungan atau kerugian. Dengan

merawat mesin dalam kondisi pengoperasian yang baik dapat menjaga dari kemungkinan

kerusakan dan menekan penurunan kerusakan seminimum mungkin.

Kelompok teknik perawatan di showroom atau bengkel bertanggung jawab untuk menjaga

produknya (mesin mobil), dan melayani kebutuhan pengoperasian, pengunaan dan

menjaga masalah yang timbul setiap hari.

Ruang lingkup pekerjaan perawatan dan perbaikan disetiap showroom atau bengkel

tidak sama tergantung dari produk yang dihasilkan, tergantung pada jenis dari perusahaan.

Umumnya, aktifitasnya dapat dikelompokan dalam dua klasifikasi :

1. Fungsi pokok diperlukan pekerjaan setiap hari oleh Perawatan dan perbaikan

- Merawat peralatan/perlengkapan bengkel.

- Pemeriksaan peralatan, pelumasan, pembersihan, check-up, dan overhaul.

- Kesiapan alat-alat.

- Perbaikan komponen-komponen peralatan dan mesin yang digunakan.

2. Fungsi tambahan

- Menjaga persediaan.

- Perlindungan bengkel.

- Pembuangan sisa (oli).

- Keselamatan pekerja.

- Gudang guna untuk menyimpan suku cadang.

3.1.2 Pelaksanaan Perawatan dan Perbaikan

a. Rasa hormat terhadap hukum yang dipakai, peraturan dan batasan-

batasan ukuran.

b. Tidak pernah melalaikan kepentingan keselamatan kerja.

c. Harus memperhatikan instruksi dan buku manual sebelum

membongkar mesin atau

peralatan/kelengkapannya, bacalah cara-cara menginstalasi, pengoperasian dan

perawatannya.

Page 34: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

3.2 Pengertian Perawatan dan Perbaikan

Berdasarkan defenisi dikatakan bahwa pemiliharaan (perawatan dan perbaikan)

adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang

atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang baik seperti semula.

Tindakan pemiliharaan dari suatu mesin yang paling utama adalah menjaga supaya

komponen yang bergerak didalam mesin tersebut tidak cepat aus atau lelah dengan cepat.

Komponen yang telah aus atau lelah harus segera diganti dengan yang baru supaya tidak

mempengaruhi kondisi komponen-komponen yang lain dalam instalasi tersebut.

Untuk menghindari biaya yang tinggi akibat terlalu sering mengganti komponen,

langkah yang harus diambil adalah melakukan serangkaian tindakan perawatan dan

perbaikan sistem penginjeksian tersebut.

3.2.1 Tujuan Perawatan dan Perbaikan

Tujuan utama dari perawatan dan perbaikan adalah:

1. Untuk memperpanjang usia alat.

2. Untuk menjamin ketersediaan optinum peralatan yang dipasang untuk produksi (jasa)

dan mendapatkan laba investasi maksimum yang memungkinkan.

3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam

keadaan darurat setiap waktu, misalnya : unit cadangan, unit pemadam kebakaran, dan

penyelamat.

4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana teresebut.

3.2.2 Faktor Penentu Keberhasilan Perawatan dan Perbaikan

Untuk mencapai keberhasilan dari suatu Perawatan dan perbaikan, maka diperlukan

beberapa faktor dibawah ini :

1. Kemampuan personil untuk merawat

Maksudnya adalah bahwa semua anggota yang terlibat dalam kegiatan perawatan dan

perbaikan harus benar-benar mempunyai keterampilan dan kemampuan serta

pengetahuan mengenai kegiatan baik secara teoritis maupun prakteknya.

2. Ketersediaan Data Mesin

Tersedianya data mesin yang lengkap akan berpengaruh sekali terhadap keberhasilan

perawatan dan perbaikan. Kita tidak mungkin melakukan suatu tindakan perawatan

Page 35: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

dan perbaikan, apabila tidak adanya data yang dilengkapi dari mesin yang dirawat

dan diperbaiki. Untuk Injection Pump pelumasan didapat langsung dari oli mesin

sehinga data setiap pengantian oli mesin sangat memudahkan pengontrolan.

3. Keterbatasan Standar Pengerjaan

Standar pengerjaan ini dibutuhkan sebagai pedoman bagi teknisi perawatan dan

perbaikan atas tindakan yang dilakukan telah sesuai dengan yang diharapkan atau

tidak, biasanya standar pengerjaan pada sebuah mesin dapat berpedoman pada buku

manual dari mesin tersebut.

4. Kemampuan, Kemauan Melakukan Perawatan

Dengan adanya suatu kemauan untuk membuat rencana perawatan dan perbaikan

maka akan diketahui pemakaian peralatan dengan baik, serta diketahui besarnya

biaya perawatan dan juga tentang bagian-bagian yang harus diperhatikan untuk

diganti karena umur dan kondisinya.

5. Kedisiplinan personil Perawatan

Setiap personil yang terlibat harus benar-benar menerapkan kedisiplinan dalam setiap

kegiatan yang dilaksanakan sehingga akan mengurangi resiko kegagalan suatu

tindakan perawatan dan perbaikan yang dilakukan akibat kecendrungan untuk tidak

disiplin.

6. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja intinya meliputi personil yang akan merawat dan

memperbaiki mesin maupun peralatan yang digunakan untuk melakukan perawatan

dan perbaikan. Dengan dipahaminya suatu kesehatan dan keselamatan kerja maka

resiko kecelakaan dapat dicegah.

7. Kelengkapan Fasilitas Kerja

Semakin lengkapnya fasilitas kerja seperti peralatan yang memadai, maka akan

semakin besar kemungkinan tindakan perawatan dan perbaikan akan berhasil, karena

dengan fasilits kerja kurang mendukung, pekerjan perawatan dan perbaikan akan

tergangu atau tidak lancar.

3.3 Hubungan Berbagai Bentuk Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan dapat berupa yang terencana dan yang tidak

terencana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut :

Page 36: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Gambar 3.1 Hubungan antar berbagai perawatan

Page 37: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

3.3.1 Pemeliharaan terencana

Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang ditentukan dan harus dilakukan

dengan pemikiran jauh ke depan, dengan tujuan untuk mengurangi kerusakan dan

mempertahankan fungsi aset yang tersedia.

Pemeliharaan ini dilakukan dengan berkala berdasarkan kondisi dan waktu yang

telah ditentukan sebelumnya, misalnya pemeliharaan yang dilakukan perjam, perhari,

perbulan dan pertahun. Yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan terencana di Injection

Pump ini seperti saringan minyak harus selalu dibersihkan setiap 10.000 kilometer dan

diganti setiap 40.000 kilometer atau tergantung dari pemekaian, cuaca, jarak tempuh, serta

kondisi jalan yang dilaluinya.

Pemeliharaan jenis ini dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)

Pemeliharaan jenis ini dilakukan menurut waktu yang telah direncanakan

dan ditujukan untuk mengurangi kemungkinan–kemungkinan adanya bagian–

bagian yang tidak memenuhi syarat kondisi yang dapat diterima. Pemeliharaan

pencegahan dilakukan berdasarkan “dilihat, dengar dan rasakan”, melakukan

penyetelan minor serta melakukan pengantian komponen minor yang ditemukan

saat melakukan pemeriksaan. Pemeliharaan pada Injection Pump disini

pemeriksaan yang bertujuan untuk pencegahan seperti adanya getaran, bunyi yang

diakibatkan adanya baut–baut yang longar pada saat mesin beroperasi, tindakan ini

dilakukan saat mesin dalam kondisi beroperasi dan lebih dikenal dengan istilah

perawatan berjalan (running maintenance).

Untuk pelumasan pada Injection Pump dilakukan secara langsung oli dari

mesin, keadaan oli harus tetap dicek kecukupannya serta diganti setiap 2500 – 3000

kilometer untuk oli pertamina, untuk oli khusus keluaran Mitsubishi (Mitsubishi

oil) diganti setiap 5000 kilometer dan tergantung dengan cuaca, jarak tempuh serta

kondisi jalan yang dilaluinya.

2. Pemeliharaan korektif

Pemeliharaan korektif adalah perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu

bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti sampai pada suatu

kondisi yang dapat diterima.

Pemeriksaan korektif meliputi perbaikan kecil terutama untuk rencana

jangka pendek yamg mungkin timbul diantara pemeriksaan termasuk penggantian

Page 38: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

seluruh komponen yang rusak, terencana yang merupakan tindakan yang

direncanakan untuk jangka panjang sebagai tindakan dari hasil pemeriksaan

pencegahan. Pemeriksaan korektif berfungsi dalam menaikkan kembali daya guna

fasilitas.

Pemeliharaan korektif merupakan tindak lanjut dari pemeliharan

pencegahan yaitu pengantian beberapa komponen baru sehubung dengan inspeksi,

seperti adanya bunyi mesin yang tidak baik (merepet) hal ini biasa diakibatkan oleh

adanya saluran bahan bakar yang tersumbat, saringan yang kotor, plunger yang aus

sehinga tidak bekerja dengan baik, dan nozzle yang tersumbat. Hal ini dilakukan

saat mesin tidak berada dalam kondisi operasi dan dikenal dengan Shutdown

maintenance.

A. Pengetesan Penyemprotan Minyak Untuk Injection Pump tipe Inline.

Gambar 3.2 Memasang Injection Pump pada test stand

1. Dengan automatik timer dilepaskan pasang dan round nut (special tool) dan pasang

pada injection pump tester.

Gambar 3.3 Memasang measuring device

Lepaskan kontrol racks cover dan pasang position measuring device (special tool).

Kendorkan idling set bolt dan full speed set bolt. Dorong control rack ke arah

governor dengan penuh dan setkan posisi ini pada “O” dari rack position

measuring device (special tool).

Page 39: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

2. Memeriksa langkah control rack.

Gambar 3.4 Melepas delivery spring

Lepaskan delivery valve spring dan stoper dari delivery valve holder. Beri oli pada

injection pump dan buang angin (air bleeding). Periksa control rack dari gerakan

kembalinya saat ditekan ke arah governor dengan penuh dan dilepaskan. Rack

dalam keadaan baik bila dapat kembali dengan baik dan lancar, serta stroke

pengembalian sesuai dengan ketentun yang ditetapkan.

3. Mengukur prestroke.

Gambar 3.5 Memasang prestroke measuring device.

Tempatkan posisi rack pada 21 mm dan setkan prestroke measuring devive (special

tool) pada tappet guide no.1 cylinder.

Gambar 3.6 Minyak tetap mengalir jika belum ditemukan Prestroke

Dengan memakai cylinder no.1 pada BDC alirkan fuel dengan tekanan kepada

Injection Pump dengan high pressuring pump dari pump tester. Biarkan nozzle

mengalir dari cover flow pipe pada nozzle.

Page 40: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Gambar 3.7 Minyak berhenti jika prestroke telah didapatkan.

Putar coupling pada tester perlahan-lahan sampai fuel berhenti mengalir dari cover

flow pipe.

Langkah plunger dari BDC hingga fuel benar-benar berhenti mengalir, hal ini

disebut dengan prestroke. Baca prestroke pada dial indikator.

Catatan: Pada saat mengukur prestroke, yakinkan bahwa adjusting lever pada

posisi full load. Bila prestroke diluar ketentuan, setel seperti berikut ini.

4. Menyetel prestroke.

Dengan tappet pada TDC, masukkan spring holder antara lower spring seat dan

tappet. Putar camshaft dan akan didapat clearence antara lower spring seat dan

tappet. Tambahkan atau kurangi ketebalan shim untuk dimasukkan pada clearence

guna penyetelan prestroke. Bila shim terlalu tebal maka stroke menjadi kecil,

sebaliknya bila shim terlalu tipis prestroke menjadi besar.

5. Mengukur injection timing interval

Bila injection star silinder nomor satu digunakan sebagai patokan, baca injection

interval dari tiap-tiap silinder sesuai dengan urutan penginjeksian dengan memakai

skala pada tester. Bila interval diluar dari ketentuam stel seperti penyetelan pada

prestroke. Urutan penginjeksian : 1 - 3 - 4 – 2.

6. Mengukur tappet clearence.

Pasang prestroke measung devide (special tool), putar camshaft agar tappet

mencapai TDC

Gunakan tappet clearence bar (special tool), dorong tappet ke atas dan ukur

terangkatnya sampai plunger flange bagian atas berhubungan dengan plunger

barrel. Bila tappet clearence delevery ketentuan, stel hingga batas limit yang

diperbolehkan dari ijection interval. Bila penyetean tidak dapat mendekati limit

Page 41: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

yang diperbolehkan, stel kembali prestroke pada silinder no.1 denga maximal nilai

nominal.

7. Penyetelan injction rate.

Ukur injection rate pada posisi rack dan speed yang berbeda-beda. Bila injection

rate diluar ketentuan stel seperti berikut :

a. Kendorkan sedikit pinon clamp screw.

b. Dengan control rock dikunci putar control sleeve dengan adjusting rod.

c. Kencangkan pinion clamp screw.

Catatan: Berhati-hatilah melakukan penyetelan. Kesalahan atau tidak tepatnya

penyetelan akan mempengaruhi kemampuan engine.

Amati kondisi pengukuran dengan cermat penggunaan fuel pipe dan nozzle yang

berbeda akan merubah injection rate. Perbandingan tidak merata sama dengan

maximal injection rate dalam tiap silinder dikurangi minimum injction rate dalam

tiap silinder.

B. Pengetesan Penyemprotan Minyak Untuk Injection Pump tipe Distributor.

1. Pasang pompa injeksi pada fixing stand dan dihubungkan dengan test stand pompa

injeksi.

Gambar 3.8 Memasang Injection Pump pada test stand.

2. Penyetelan prestroke

a. Setelah melepas baut yang terpasang pada plug, pasang measuring device

beserta dial gauge, dan hubungkan pipa bahan bakar supply dan overflow

kepompa injeksi.

b. Aliran arus pada magnet valve guna untuk membuka aliran minyak pada

Injection Pump tersebut.

c. Letakkan dial gauge pada posisi “0” pada titik mati bawah plunger. Kemudian

putar pompa secara manual searah putaran seasuai dengan spesifikasinya,

kemudian ukurlah prestroke dari plunger melalui dial gauge hingga oil test

berhenti mengalir.

Page 42: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Gambar 3.9 Mengukur prestroke.

3. Hubungkan pipa bahan bakar dan pipa injeksi.

Gambar 3.10 Pemasangan pipa–pipa injeksi.

4. Tata cara penyetelan

a. Hidupkan magnet valve dengan memberi aliran arus listrik.

b. Putar pompa pada kecepatan (kira–kira 300 rpm) lalu periksa udara udara

yang terperangkap pada ruang bahan bakar keluar melalui overflow valve.

c. Stel tekanan minyak sesuai dengan spesifikasinya. Kemudian secara perlahan

naikkan putara pompa dengan menarik kontrol lever kearah kecepatan

maximum, posisikan kontrol lever melalui speed stopper bolt, agar flyweight

tidak mulai membuka pada kecepatan dibawah 1500 rpm, lalu kencangkan

pada posisi tersebut.

d. Putar pompa pada kecepatan 1000 rpm, bila keadaan pompa normal, biarkan

berputar hingga 10 menit. Bertujuan untuk melihat kerataaan penyemprotan

bahan bakar, kebocoran, dan mendengarkan apakah ada bunyi yang keras

saat pompa berputar.

Gambar 3.11 Menyetel stopper bolt kecepatan maximum.

Page 43: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

5. Stel jumlah injeksi, letakkan kontrol lever pada posisi kecepatan maximum dan lihat

governor dapat berhenti bekerja pada saat kecepatan tertentu sesuai data kalibrasi.

Serta ukur jumlah injeksinya dengan cara menyetel full load adjusting screw.

Gambar 3.12 Menyetel full load adjusting screw

6. Dengan mengunakan pressure gauge yang cocok, lalu ukur tekanan ruangan pompa

pada kecepatan menurut standarnya. Bila tidak didapat tekanan plug dari regulating

valve mengunakan adjusting device.

7. Penyetelan idling, dengan cara bebaskan kontrol lever dari spring. Kemudian

pasang measuring device pompa injeksi untuk mengukur sudut dari kontrol lever.

Gambar 3.13 Memasang measuring device.

8. Stel jumlah injeksi kecepatan maximum dengan cara letakkan control lever pada

posisi kecepatan maximum, pada putaran pompa kecepatan maximum tanpa beban

hinga didapatkan injeksi yang diinginkan dengan menyetel maximum speed stopper

bolt.

3.3.2 Pemeliharaan tak terencana

Pemeliharaan tak terencana merupakan tindakan pemeliharaan yang waktunya

mendadak dan perlu segera dilaksanakan untuk mencegah akibat yang serius, hilangnya

waktu produksi, kerusakan besar pada peralatan dan untuk alasan keselamatan kerja.

Tindakan dalam pemeliharaan tak terencana ada beberapa macam :

Page 44: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

1. Berdasarkan permintaan

Apabila ada permintaan untuk melakukan tindakan perawatan maka perawatan baru

akan dilakukan sesuai dengan ada atau tidaknya permintaan.

2. Troubleshooting

Troubleshooting adalah perbaikan darurat yang dilakukan bila terdapat kerusakan

yang terdeteksi pada peralatan. Perawatan ini harus segera dilaksanakan tanpa

penundaan lagi setelah terjadinya breakdown, biasa dikatakan bahwa troublle

shooting merupakan perbaikan darurat.

3. Penggantian sebagian

Penggantian sebagian dilakukan bila ada suku cadang yang rusak dan tidak

memungkinkan lagi untuk dilakukan perbaikan terhadap suku cadang tersebut, atau

biaya untuk melakukan perawatan terhadap suku cadang tersebut lebih besar dari

pada melakukan penggantian.

4. Penghapusan

Dilakukan dengan menyingkirkan fasilitas yang rusak dari tempat kerja dengan

pertimbangan yang matang, bahwa semua usaha pemeliharaan yang dilakukan tidak

mampu untuk mengembalikan fasilitas sampai kondisi yang dapat diterima dan bila

fasilitas telah sampai atau melewati batas usia pemakaian.

5. Unit siaga

Unit siaga adalah suku cadang peralatan yang sengaja disediakan untuk

menghadapai kejadian–kejadian yang tidak terduga. Unit siaga berfungsi

mengambil alih fungsi suku cadang aktif yang tiba–tiba berhenti beroperasi.

Berdasarkan atas Permintaan konsumen, Troubleshooting, pengantian sebagian,

Penghapusan dan unit siaga maka tugas dari Maintanance adalah melakukan apa yang

menjadi tuntutan dari konsumen dan mesin untuk mengembalikan mesin kepada keadaan

semula yang dapat diterima.

Kerusakan emergency yang terjadi pada Injection Pump tipe Inline adanya plunger

yang macet akibat adanya kotoran yang ikut terbawa oleh bahan bakar, bocornya sil stang

gas yang disebabkan oleh gesekan dengan as stang gas akibatnya terjadi kebocoran bahan

bakar dan dapat juga minyak bercampur dengan oli, hal ini diakibatkan oleh feed pump

yang rusak dan keausan pada plunger. Dikarenakan pada Injection Pump tipe Distributor

cocok untuk digunakan untuk kecepatan maka kerusaka emergency yang sering terjadi

adalah sering patahnya spring plunger yang diakibatkan oleh putaran tinggi.

Page 45: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

3.4 Faktor Penentu Keberhasilan Perawatan

Untuk mencapai hasil maksimum suatu pemeliharaan maka beberapa faktor

dibawah ini harus dipenuhi :

1. Kemampuan personil untuk merawat

Semua anggota yang terlibat dalam kegiatan perawatan dan perbaikan memiliki

keterampilan dan kemampuan, baik secara praktis dan teoritis.

2. Ketersedian data mesin

Tersedia data lengkap dari sebuah mesin akan memudahkan dalam melakukan

perawatan dan perbaikan pada mesin karena acuan tidak ada, walaupun seorang

tenaga ahli dan berpengalaman yang melakukan, tetap saja membutuhkan waktu

yang lebih lama.

3. Keterbatasan standar pengerjaan

Syarat–syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan perawatan terhadap suatu

mesin harus tersedia special tool yang lengkap untuk pedoman bekerja.

4. Kemauan, kemampuan merencanakan perawatan

Kemauan dan kemampuan yang baik dalam membuat suatu rencana perawatan dan

perbaikan yang baik lengkap beserta peralatan dan perhitungan lainnya

menghasilkan pelaksanaan yang baik pula.

5. Kedisiplinan personil perawatan

Setiap personil yang terlibat harus menerapkan disiplin yang baik dalam melakukan

pekerjaanya sehingga dapat mengurangi resiko kegagalan dalam melaksanakan

perawatan dan perbaikan terhadap suatu mesin.

6. Kesehatan dan keselamatan kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja intinya untuk melindungi personil yang

melaksanakan perawatan dan perbaikan, walaupun pelaksanaanya tergantung pada

personil itu sendiri. Perusahaan harus menyediakan peralatan keselamatan agar bila

terjadi kecelakaan dapat disediakan dengan segera.

7. Kelengkapan fasilitas kerja

Semakin lengkap fasilitas kerja yang tersedia maka kerja perawatan dan perbaikan

yang dilakukan akan menjadi lebih mudah dan lancar.

Page 46: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

3.5 Perbaikan

Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kemampuan kerja ke kondisi yang

dapat diterima, hal ini dilakukan bila peralatan atau mesin mengalami kerusakan baik yang

besar maupun yang kecil, atau merupakan upaya memperbaiki suatu komponen yang

dirasakan akan menganggu kerja komponen lain atau kerja mesin secara keseluruhan.

Langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan perbaikan adalah dengan

menganalisa penyebab terjadinya kerusakan, untuk mengetahui seorang maintenance dapat

menggunakan panca indra atau dengan melihat, mendengar dan merasakan. Setelah

mengetahui dimana sumber kerusakan pada mesin maka barulah tindakan perbaikan dapat

dilakukan. Hal yang perlu disiapkan adalah peralatan yang akan membantu dalam

melaksanakan perbaikan.

Page 47: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

BAB IV

ANALISA INJECTION PUMP TIPE INLINE DAN DISTRIBUTOR PADA

PRODUK MITSUBISHI

4. 1 Injection Pump

Pompa injeksi (injection pump) dan nozzle (alat pengabut) untuk menyemprotkan

bahan bakar yang diperlukan dalam sistem motor diesel. Bahan bakar ini harus berupa

minyak ringan yang memungkinkan dapat terbakar dengan sendirinya (self ignition). Yang

mana Injection Pump ini terbagi atas dua jenis yaitu :

1. Tipe Inline.

2. Tipe Distributor

Perbedaan antara kedua jenis menurut data yang diperoleh di lapangan yaitu bengkel

resmi Mitsubishi ini adalah:

4.1.1 Untuk Tipe Inline

A. Dilihat dari kontruksinya:

a. Kontrusinya lebih sederhana.

b. Suku cadangnya murah ditemukan.

c. Cara kerjanya sederhana.

d. Harga suku cadangnya mahal.

e. Penyetelan minyaknya lebih rumit (dilakukan satu persatu)

f. Memiliki empat buah plunger untuk mobil yang empat piston.

B. Dilihat berdasarkan pemakaiannya :

Dikarenakan tipe inline memiliki dan menghasilkan tekanan penyemprotan yang

tinggi maka tipe inline ini cocok digunakan untuk mobil tranportasi ukuran besar yang

memerlukan tenaga yang besar seperti colt diesel dan fuso.

C. Dilihat berdasarkan cara kerjanya:

Untuk tipe inline cara kerjanya secara langsung dimana bahan bakar disalurkan ke

Injectoin Pump dengan tekanan seperti yang diterangkan di bawah dengan gerak berputar

dari camshaft atau gerakan turun naik dari plunger. Dengan plunger pada posisi paling

bawah (BDC) bahan bakar mengalir melalui suction/discharge port ke plunyer barel. Saat

camshaft berputar plunger bergerak ke atas dan ketika kepala plunger berada pada posisi

segaris dengan suction/discharge port maka bahan bakar mulai di kompresikan. Ketika

plunger bergerak ke atas lebih jauh, tekanan bahan bakar naik sampai delivery valve

terdorong ke atas melawan dan mengalahkan delivery valve spring. Saat delivery valve

Page 48: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

terdorong ke atas bahan bakar mengalir masuk ke injection pipe untuk dikompresikan pada

nozzle masuk kedalam silinder engine. Ketika plunger bergerak lebih jauh ke atas dan

potongan groove pada plunger bertemu dengan suction/dicharge port, tekanan bahan bakar

yang tinggi mengalir melaui lubang pada plunger dan bergerak melalui groove kembali ke

suction/discharge port.

4.1.2 Untuk tipe Distributor

A. Dilihat dari konstruksinya:

1. Komponennya sukar untuk ditemukan.

2. Harga suku cadangnya mahal.

3. Konstruksinya kecil dan ringan

4. Cocok untuk kecepatan tinggi.

5. Penyetelan minyak lebih murah (dilakukan sekali jalan)

6. Memiliki satu buah plunger untuk empat silinder.

7. Pelumasan langsung dilakukan oleh bahan bakar.

B. Dilihat berdasarkan pemakaianya:

Dikarenakan tipe ini dirancang untuk mobil yang tidak memerlukan tekanan yang

tinggi dan tenaga yang besar maka tipe ini cocok untuk kecepatan tinggi seperti mobil–

mobil angkutan ringan dan sedang seperti L300.

C. Dilihat berdasarkan cara kerjanya:

Drive shaft yang diputar oleh timing belt atau gigi dari mesin memutar cam disk

melalui sebuah cross coupling. Pin yang terpasangkan secara dipres pada cam disk

dipasangkan kedalam groove yang ada pada plunger bertujuan untuk memutar plunger.

Untuk mengerakkan plunger maju mundur cam disk dilengkapi pula dengan bagian

permukaan yang menonjol pada cam dalam jumlah yang sama banyaknya yang dirancang

dalam bentuk yang seragam mengelilingi tepi luar dari cam dengan jumlah yang sama

dengan jumlah silinder. Persentuhan dengan roller holder assembly karena cam disk dan

plunger ditekan ke arah roller holder assembly oleh kuat gaya pegas dari dua buah plunger

spring. Dengan demikian dapat mengikuti gerakan cam disk. Karena cam disk diputar

dengan drive shaft diatas roller holder assembly, gerakkan berputar yang bersamaan

dengan maju mundur dapat terjadi. Konstruksi roller holder assembly dibuat sedemikian

rupa agar dapat diputar pada suatu sudut tertentu yang sesuai dengan gerakan timer.

Untuk tipe Distributor cara kerjanya adalah: drive shaft memutar feed pump, cam

disk dan plunger secara bersama–sama gerakan maju mundur plunger terjadi akibat

Page 49: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

gerakan dari bentuk permukaan cam disk yang berputar terhadap roller assembly. Bila inlet

slit dari plunger dan inlet port dari plunger barrel yang dipasang di pres pada distributor

head sejajar, bahan bakar akan dihisap kedalam ruang tekan. Setelah inlet port barrel

plunger telah ditutup oleh plunger, plunger akan naik. Sesudah outlet slit plunger dan

outlet port sejajar, tekanan pada ruangan tekan setelah melampaui tekanan sisa yang ada

didalam saluran bahan bakar pipa injeksi dan delivery valve telah membuka, maka bahan

bakar akan mengalir ke pipa injeksi kemudian melalui nozzle diinjeksikan ke silinder

mesin. Setelah cut off port plunger telah sejajar dengan ujung permukaan dari kontrol

sleeve, pengiriman bahan bakar oleh plunger berakhir. Plunger barrel hanya memiliki satu

buah inlet port akan tetapi memiliki sebuah outlet port untuk setiap silinder mesin.

Walupun plunger memiliki inlet yang sama banyaknya dengan jumlah silinder mesin,

tetapi hanya memiliki satu outlet slit.

Untuk masing–masing tipe untuk perawatan yang perlu dilakukan, disini yang perlu

dilakukan terhadap bagian–bagian pendukung dari injection pump tersebut diantaranya

dimulai dari tangki, water separator, saringan dan pipa penyalur bahan bakar tersebut

harus selalu bersih agar tidak ada ganguan terhadap aliran bahan bakar guna untuk

mendapatkan bahan bakar yang murni tidak terkontaminasi dengan bahan lain yang dapat

menyebabkan kerusakan terhadap komponen–komponen pompa injeksi tersebut. Dan

pelumasan terhadap komponen–komponen dalamnya, dimana untuk tipe Inline pelumasan

dilakukan langsung oleh oli dari mesin. Dan tipe Distributor pelumasan dilakukan

langsung oleh bahan bakar itu sendiri.

4.2 Analisa kerusakan yang sering terjadi pada kedua tipe Injection Pump

4.2.1 Untuk Injection Pump tipe Inline kerusakan yang sering terjadi adalah :

1. Pada plunger kerusakan yang sering terjadi yaitu tergores.

Penyebab: pemakaian bahan bakar yang terkontamiasi dengan bahan lain, adanya

kotoran yang mengendap pada tangki bahan bakar, saringan bahan bakar yang tidak

bekerja dengan baik (lama tidak diganti).

Perbaikan: bersihkan tangki bahan bakar dan bersihkan atau diganti saringan minyak

dengan yang baru.

2. Delivery valve yang aus.

Penyebab: dikarenakan Injection Pump tipe inline ini memiliki tekanan yang tinggi

dan pemakaian yang telah lama, maka katup delivery ini akan aus akibat fungsi

kerjanya untuk menahan tekanan yang dihasilkan.

Page 50: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Perbaikan: delivery valve ini jika terjadi keausan maka perbaikanya diganti dengan

yang baru.

3. Bearing aus.

Penyebab: adanya getaran, putaran kejut saat Injection Pump beroperasi.

Perbaikan: jika terjadi keausan pada bearing ganti dengan yang baru.

4. Sliding block yang aus.

Penyebab: fungsi dari sliding block mengatur keluarnya bahan bakar yang memiliki

gigi-gigi pinion yang berubungan dengan plunger barrel, jika pemakaiannya telah

lama gigi-giginya akan aus.

Perbaikan: ganti dengan yang baru.

5. Busing stang gas aus.

Penyebab: fungsi dari busing stang gas adalah untuk kedudukan as stang gas. Karena

telah lama dipakai dan adanya gesekan dengan as stang gas maka busing tersebut

akan aus.

Perbaikan: Ganti dengan yang baru.

4.2.2 Untuk Injection Pump tipe Distributor kerusakan yang sering terjadi:

1. O-ring menjadi keras.

Penyebab: karena panas yang di hasilkan Injection pump akan membuat O-ring

yang terbuat dari karet tersebut akan menjadi keras.

Perbaikan: setiap pembongkaran sebaiknya O-ring selalu diganti guna mencegah

terjadi kebocora pada Injection Pump.

2. Mesin tidak mau hidup.

Penyebab: tangki bahan bakar yang kosong, Pipa saluran bahan bakar yang

tersumbat, adanya udara yang terperangkap pada ruang bahan bakar, blade feed

pump macet, kabel magnet putus atau tidak mau bekerja.

Perbaikan: isi bahan bakar apabila kosong, bersihkan saluran bahan bakar jika

tersumbat, buang udara yang terperangkap pada ruang bahan bakar lakukanlah air

bleding dengan memompakan feed pump, Periksa kabel penghubung magnet

perbaikilah jika putus dan apabila feed pump tidak berfungsi berkemungkinan blade

feed pump macet, bongkar dan perbaiki.

3. Nozzle tidak bekerja.

Penyebab: nozzle atau nozzle holder tidak berfungsi atau rusak, kerusakan ini juga

terjadi pada Injection Pump tipe Inline.

Page 51: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Perbaikan: Periksa saluran bahan bakar dari Injection Pump (periksa saluran dari

kotoran yang menyumbat) setelah saluran bahan bakar baik, lakukan pengecekan

bila perlu lakukan pembongkaran pada nozzle bersihkan, jika nozzle tidak dapat

dipakai lagi ganti dengan yang baru.

4. Mesin tidak mencapai kecepatan maksimal.

Penyebab: Governor spring terlalu lemah, Control lever tidak dapat mencapai

posisi kecepatan maximum, dan penyemprotan bahan bakar tidak baik kerusakan ini

juga dialami oleh Injection Pump tipe Inline.

Perbaikan: Untuk spring governor bila telah lemah ganti dengan yang baru, aturlah

control lever dengan memutar adjusting lever dan periksalah saluran bahan bakar,

nozzle

Page 52: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

4.3 Urutan Pembongkaran Injection Pump

Pertama kita lepaskan injection pump dari engine dengan cara : Tahan injection

pump dengan tangan, lepaskan lima buah baut pengikat injection pump flage plat.

Kemudian lepaskan injection pump ke arah belakang, gunakan alat khusus untuk

memudahkan pelepasan.

Gambar 4.1 Bagian–bagian dari Injection Pump tipe inline

4.3.1 Langkah-langkah Pembongkaran Ijection Pump tipe Inline.

1. Dengan auto timer telah dilepaskan, pasang injection pump pada mounting base

dan pump setting angle (special tool)

2. Gunakan box wrench untuk melepas feed pump.

Gambar 4.2 Memasang Injection Pump pada mounting base

dan melepas priming pump.

Page 53: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

3. Lepaskan governor.

4. Ukur kontrol rack sliding resistance.

Gambar 4.3 Mengukur kontrol rack sliding resistance.

Putar camshaft untuk meyakinkan bahwa resistensi mencapai nilai yang telah

ditetapkan pada segala posisi.

Apabila melebihi nilai yang telah ditetapkan mungkin penyebabnya adaah :

1. Control rack atau giginya rusak

2. Gigi pinion rusak atau pinion yang berhubungan dengan housing rusak

3. Momen pengencangan pada delivery valve holder berlebihan.

Gambar 4.4 Memutar camshaft untuk mengetahui nilai resistance.

4. Lepaskan cover plate dan gunakan coupling dengan round nut serta holding

wrench. Putar camshaft dengan plunger pada tiap-tiap cylinder berada pada TDC,

pasang tappet insert pada lubang tappet satu persatu.

Gambar 4.5 Mengukur end play.

5. Pasang camshaft clereance gauge pada camshaft untuk mengukur end play.

Page 54: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Gambar 4.6 Melepas camshaft.

6. Lepaskan camshaft, pukul perlahan dengan hamer plastik dari sisi governor.

Catatan : Pastikan bahwa cam pada camshaft tidak menyentuh dengan tappet. Dan

pasang flyweight round nut pada ujung camshaft guna melindungi ulir dari

kerusakan.

7. Melepas tappet

Gambar 4.7 Melepas tappet.

Masukkan roller clamp untuk mendorong tappet keatas. Dengan tappet dalam

keadaan terdorong lepaskan tappet insert dan masukkan tappet clamp melalui

camshaft hole, lalu jepit tappet dan tarik keluar.

8. Masukkan plunger clamp (special tool) dari bagian bawah pompa dan cocokkan

ujung plunger clamp ke lower spring seat. Kemudian tarik plunger clam ke luar

maka plunger akan terlepas.

Catatan : Ketika melepas plunger, pastikan bahwa lower spring menghadap keatas

guna mencegah terjatuhnya plunger.

Gamabr 4.8 Melepas valve holder.

Page 55: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

9. Lepaskan lock plate dan lepaskan delivery valve holder dengan box wrench

kemudian lepaskan stopper delivery valve dan spring.

Gambar 4.9 Melepas delivery valve.

10. Dengan mengunakan delivery valve extractor lepaskan delivery valve.

Gambar 4.10 Melepas plunger barrel.

11. Lepaskan plunger barrel.

Catatan: Tempatkan plunger pada plunger barrel.

4.3.2 Pemeriksaan terhadap komponen–komponen Injection pump tipe Inline.

1. Plunger dan barrel.

Gambar 4.11 Memeriksa kondisi plunger.

Setelah membersihkan dengan solar periksa apakah plunger bisa turun dengan

lembut pada barrel dengan sendirinya.

Dengan cara :

a. Miringkan barrel 600

Page 56: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

b. Tarik plunger sekitar 10 – 15 mm dan lepaskan.

c. Putar plunger pada barrel apakah tidak mengalami sendat atau macet.

d. Ganti plunger bila tidak bisa turun dengan sendirinya.

2. Delivery valve.

Gambar 4.12 Memeriksa kondisi delivery valve.

Bersihkan delivery valve dan bersihkan dengan solar kemudian periksa dari

kerusakan. Tutup bagian bawah valve seat dengan jari dan tekan piston dengan jari

lain. Bila piston melambung kembali ketika jari-jari dilepaskan maka valve dalam

kondisi baik jika tidak kembali maka ganti valve.

3. Tappet

Pasang dial gauge pada teppet roller dan periksa clereance dengan menggerakkan

roller keatas dan kebawah rod. Bila clerence melebihi limit ganti tappet dengan

yang baru.

4. Lower spring seat

Periksa permukaan lower spring seat yang berhubungan dengan plunger dari

kerusakkan bila telah melebihi limit ganti lower spring seat.

5. Plunger spring dan delivery valve spring.

Perhatikan spring dan spring delivery valve bila tidak bagus ganti dengan yang

baru.

6. Menganti tappet roller bearing

Gambar 4.13 Melepas bearing.

Page 57: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Untuk melepas inner race dari camshaft gunakan gear puller. Dan untuk

memasang gunakan pipa atau metals block kemudian tekan dengan press.

4.3.3 Memasang Injection Pump tipe Inline.

1. Pasang control rack dan kencangkan rack guide screw.

Catatan: Pastikan bahwa rack dapat bergerak dengan lancar dan periksa juga untuk

memastikan rack tidak berputar.

Gambar 4.14 Memasang kontrol rack

2. Pada saat memasang plunger barrel yakinkan bahwa knock pin yang terpasang

pada housing dalam keadaan lurus dengan lokasi notch pada plunger barrel.

Pastikan bahwa tonjolan knock pin projection sekitar 0,7 mm dari housing. Apabila

tonjolan lebih kecil dari 0,7 mm, keluarkan sedikit dari housing.

Gambar 4. 15 Memasang plunger barrel.

3. Dengan gasket baru terpasang pada delivery valve masukkan valve pada tempatnya

hingga kuat dan bertemu dengan permukaan plunger barrel. Gunakan delivery

valve gasket installer. (special tool)

Gambar 4.16 Memasang delivery valve dan stopper.

Page 58: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

4. Pasang delivery valve spring dan stopper pada tempatnya, kencangkan sementara

delivery valve holder.

Gambar 4.17 Memasang kontrol pinion dan kontro sleeve

5. Dengan control rack tepat ditegah-tengah pasang control pinion dan control sleeve.

6. Memasang plunger

Gambar 4.18 Memasang plunger.

Pasang plunger clamp (special tool) kedalam keadaan lower spring seat dan

pasangkan plunger kedalam lower spring seat. Masukkan plunger kedalam plunger

barrel dan hati-hati jangan sampai ujung plunger membentur dengan pump housing

dan plunger spring.

Gambar 4. 19 Memasang tappet.

7. Jepit tappet dengan tappet clamp dengan memakai tappet guide luruskan dengan

housing groove dan masukkan tappet kedalam rumah pompa.

Page 59: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Gambar 4.20 Melepas tappet insert.

8. Gunakan roller clamp dorong tappet pada TDC. Kemudian masukkan teppet insert

(special tool) dan lepaskan roller camp (special tool). Pastikan bahwa tanda dengan

part number pada plunger flange adalah terletak pada sisi cover plate. Untuk tiap-

tiap silinder, periksa kondisi gerakkan kontrol rack setiap kali tappet insert (special

tool) dimasukkan.

Gambar 4.21 Mengencangkan delivery valve.

9. Kencangkan delivery valve holder sesuai dengan ketentuan. Periksa juga gerakkan

control rack setip kali valve holder dikencangkan.

Gambar 4.22 Cara memasang roller bearing.

10. Pasang camshaft dengan tanda garis pada ujung picth (ulir) mengarah ke drive end

(camshaft gear).

Page 60: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Gambar 4.23 Mengukur end play

11. Dengan bearing cover terpasang sementara ukur end play pada camshaft dengan

menggunakan camshaft clearence gauge. Bila end play melebihi limit stel dengan

shim atau ganti bearing .

Catatan: Gunakan ketebalan shim yang mendekati sama pada sisi timer dan

governor.

Ketebalan shim pada sisi timer 0,10; 0,15; 0,30; 0,50

Ketebalan shim pada sisi governor 0,1; 0,12; 0,14; 0,16; 0,18; 0,50

12. Pasang governor

13. Pasang part berikut setelah penyetelan pump.

a. Control rack cover.

b. Feed pump.

c. Cover plate.

d. Automatic timer.

Gambar 4.24 Bagian–bagian dari Injection Pump tipe Distributor

Page 61: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

4. 3.4 Langkah pombongkaran Injection pump tipe Distributor.

1. Pasanglah pompa injection pump pada bracket.

Gambar 4.25 Memasang pompa injeksi pada bracket.

2. Lepaskan nut spring washer kemudian bracket dan berikan tanda posisi pemasangan

pada control level serta control shaft untuk memudahkan dalam merakit kembali.

Gambar 4.26 Memberikan tanda posisi pemasangan control lever.

3. Lepaskan control level, kemudian spring yang berbentuk silindris berlubang dan

melingkar.

Gambar 4.27 Melepas control lever.

4. Lepaskan nut dan full load adjusting screw bersama dengan washer dan O-ring.

Gambar 4.28 Melepas full load adjusting screw.

Page 62: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

5. Lepaskan keempat baut yang memegang govenor cover.

Gambar 4.29 Melepas screw.

6. Bautkan inserter pada control shaft, kemudian angkat dan pisahkan govenor cover

dan shaft dengan tepat memegang control shaft dengan inserter.

Gambar 4.30 Melepas govenor cover.

7. Lepaskan control shaft dari govenor spring bersama dengan O-ring dan washer.

Gambar 4.31 Melepas control shaft.

8. Lepaskan govenor spring dari retairing pin, kemudian lepaskan pin dan kedua

springnya.

Gambar 4.32 Melepas govenor spring.

Page 63: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

9. Kendorkan nut dengan mengunakan adjusting device lalu lepaskan.

Gambar 4.33 Mengendurkan nut.

10. Pasang pompa injeksi pada universal vise menghadap keatas, kendurkan govenor

shaft dengan special tool, kemudian lepaskan. Lepaskan flyweight holder bersama

dengan flyweight, washer dan govenor sleeve.

Gambar 4.34 Melepas flyweight holder.

11. Kendorkan plug dengan mengunakan socket wrench, kemudian lepaskan bersama

dengan O-ring. Lepaskan delivery valve holder dengan mengunakan socket wrench,

kemudian lepaskan bersamaan delivery valve dan washer.

Gambar 4.35 Melepas delivery valve holder.

13. Lepaskan delivery valve.

Page 64: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Gambar 4.36 Melepas delivery valve

14. Lepaskan gasket dari delivery valve.

15. Lepaskan, magnet valve bersama dengan O-ring.

Gambar 4.37 Melepas magnet valve.

16. Lepaskan keempat baut dan distributor head dari rumah pompa.

Gambar 4. 38 Melepas distributor head.

17. Lepaskan plunger dari housing pompa bersama dengan control sleeve plunger

spring, spring seat, shim dan washer.

Gambar 4.39Melepas plunger.

Page 65: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

18. Lepaskan guide pin dan distributor head bersama dengan shim dan spring seat.

Gambar 4. 40 Melepas guide pin

19.Kendorkan kedua pivot bolt yang berada pada housing pompa dengan mengunakan

socket wrench, dan lepaskan bersama dengan gasket.

Gambar 4. 41 Melepas pivot bolt.

20. Lepaskan govenor lever asembly yaitu starting lever, tersion lever dan corrector

lever dengan melepas masing–masing pivot bolt.

Gambar 4.42 Melepas govenor lever

21. Lepaskan cam disk bersama dengan shim.

Gambar 4. 43 Melepas cam disk.

Page 66: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

22. Lepaskan disk bersama dengan spring.

Gambar 4. 44 Melepas dics dan spring.

23 Kendurkan ke empat baut lalu lepaskan timer cover bersama dengan timer spring

dan O-ring.

Gambar 4. 45 Melepas timer spring.

24. Gunakan tweezer (special tool) untuk melepas chip dan pin dari roller holder pin

yang menghubungkan timer piston dengan roller holder asembly.

Gambar 4. 46 Melepas chip.

25 Geserlah roller holder pin kearah tengah dari roller holder asembly.

Gambar 4. 47 Melepas roller holder.

Page 67: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

26. Lepaskan timer piston bersama dengan sliding dan shim.

Gambar 4.48 Melepas timer piston.

27. Lepaskan roller assembly dengan menjepit bagian tengah roller holder dengan tang

yang berujung panjang kemudian ditarik secara perlahan.

Gambar 4. 49 Melepas roller assembly.

28. Putarlah drive shaft sampai keyway menghadap bagian atas pompa injeksi, kemudian

pasang oil seal pada drive shaft untuk mencegah jangan sampai keyway merusak oil

seal

Gambar 4.50 Melepas drive shaft.

29. Lepaskan gear, rubber damper dan oil seal guid dari drive shaft.

Gambar 4.51 Melepas gear

Page 68: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

30. Kendorkan regulating valve dengan mengunakan socket wrench kemudian

dilepaskan bersama–sama dengan O-ring.

Gambar 4. 52 Melepas regulating valve.

31 Kendorkan kedua baut yang memegang feed pump cover, kemudian lepaskan.

Gambar 4. 53 Melepas baut feed pump.

32. Setelah melepas rumah pompa dari bracket, masukkan feed pump holder kedalam

rumah pompa dan balikan posisi dari pompa injeksi. Dengan mengetuk rumah

pompa dengan mengunakan palu plastik, lepaskan feed pump assembly bersama

dengan cover dengan menarik feed pump holder kearah bawah.

33. Ganti semua O-ring, gasket, oil seal seal ring.

Gambar 4.54 Membuka feed pump cover.

Page 69: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

4.3.5 Pemeriksaan terhadap komponen–komponen Injection pump tipe Distributor.

1. Perikasa katup delivery.

Catatan: Jangan sampai menyentuh permukaan sliding dari plunger pompa dan

katup delivery. Tarik keluar katup, dan lepaskan. Cek bahwa katup bergerak masuk

dengan perlahan ke kedudukannya. Apabila kerja tidak sesuai spesifikasi ganti

katup satu set.

Gambar 4. 55 Memeriksa katup delivery.

5. Periksa plunger pompa, ring dan kepala Distributor.

Gambar 4.56 Memeriksa keadaan plunger.

6. Periksa pegas plunger dari adanya penyimpangan, dengan batas maksimal

penyimpangan 2,0 mm.

Gambar 4.57 Memeriksa penyimpangan pegas.

7. Periksa panjang pegas. Gunakan jangka sorong untuk mengukur panjang bebas dari

setiap pegas

Page 70: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Pegas katup delivery 24.4 mm / 0,961 inchi

Pegas plunger 30,0 mm / 1,181 inchi

Pegas kopling 16,6 mm / 0,654 inchi

Gambar 4.58 Mengukur panjang pegas.

8. Periksa solenoid pemutus bahan bakar. Gunakan omh meter untuk mengukur

tahanan antara terminal dan bodi solenoid. Tahanan pada suhu 20 / 68

berkisar antara 9,5 – 11,9

Gambar 4.59 Pemeriksaan terhadap solenoid berfungsi atau tidak.

9. Gantilah perapat oli/seal dengan menggunakan kunci pas, ungkit keluar seal oli.

Dan berhati–hatilah jangan merusak bodi pompa.

Gambar 4.60 Membuka perapat oli.

Page 71: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

4.3.6 Memasang Injection Pump tipe Distributor.

1. Merakit feed pump.

a. Feed pump assembly terdiri dari sebuah rotor dengan empat buah blade dan sebuah

liner. Pasanglah blade dengan bagian yang berlekuk menghadap ke arah rotor dan

letaknya harus terletak pada saat terakhir terpasang. Dan letakkan feed pump cover

kemudian pump assembly diatas feed pump holder.

Gambar 4.61 Merakit feed pump.

b. Geserlah housing pompa injection keatas feed pump assembly lalu tutupkan diatas

feed pump holder.

Gambar 4.62 Memasang drive shaft

c. Kencangkan feed pump assembly dengan dua buah baut.

Gambar 4.63 Memasang baut feed pump.

2. Merakit drive shaft.

a. Pasang gear pada drive shaft, pastikan bahwa bagian yang lekuk kedalam dari

bagian gear menghadap kegigi drive gear. Kemudian pasang rubber damper yang

baru pada gear.

Page 72: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

b. pasanglah washer pada feed pump pada drive shaft.

Gambar 4.64 Memasang washer dan woodruff key

c. Sebelum memasang drive shaft pada housing pompa, pasanglah oil seal. Kemudian

putar feed pump dan gerakkan drive shaft hingga segaris dengan keyway dan

woodruff key. Bila telah segaris, pasanglah drive shaft pada housing pump.

Gambar 4.65 Mengabungkan drive shaft dan housing

3. Merakit roller holder.

a. Sewaktu merakit yakinkan bahwa permukaan yang cembung dari washer dari sisi

yang lebih miring dari roller harus menghadap kearah luar roller holder. Untuk

mengukur ketinggian masing–masing roller pada roller holder assembly periksa

perbedaan ketinggian antar masing–masing roller jangan sampai melebihi 0,02

mm. Dan pasang roller holder pin pada roller assembly dengan lubang pin

diletakkan kebagian dalam roller holder.

Gambar 4.66 Merakit roller holder

b. Pasang roller holder pada rumah pompa dengan roller holder pin diletakkan pada

sisi timer.

Page 73: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Gambar 4.67 Memasang roller holder.

4. Merakit timer.

a. Oleskan gemuk pada slide dan masukkan bersama dengan shim kedalam timer

piston. Dan setelah itu pasanglah timer piston pada rumah pompa.

b. Lalu letakkan piston timer dengan slide hole (yaitu lubang timer piston)

menghadap kearah letak roller holder pin.

Gambar 4.68 Merakit timer piston

c. Untuk menghubungkan timer, tekan roller holder pin yang tadi dimasukan

kedalam slide kedalam slilde kearah timer piston, kemudian pasanglah pin,

pasanglah chip pada pin, setelah dipasang periksa apakah timer piston dapat

digeser–geser dengan lancar. Pasang juga cover bersama dengan shim dan O-

ring.

Gambar 4.69 Menghubungkan timer, memasang cover, shim dan O-ring.

5. Pasang regulating valve dengan mengunakan socket wrench bersamaan denga O-

ring, dan pasangkan pula disk pada drive shaft dengan diameter lubang tengah yang

lebih besar menghadap kearah distributor.

Page 74: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Gambar 4.70 Memasang regulating valve dan disk.

6. Pasanglah cam disk. Sebelum memasang cam disk, putar drive shaft sehingga

keyway-nya menghadap kearah pompa. Selanjutnya arahkan pin yang terpasang pada

cam disk yang berhubungan dengan plunger hingga menghadap kearah yang sama

dengan keyway yaitu menghadap kearah bagian atas pompa.

7. Pasanglah Distriobutor head assembly.

8. Pasanglah distributor assembly. Gunakan socket wrench pasanglah govenor level

assembly pada rumah pompa dengan pivot bolt dan gasket–gasketnya.

Gambar 4.71 Memeriksa gerakan ball-pin.

9. Pasanglah plunger yang telah dirakit bersama dengan shim yang telah dirakit.

Dengan memasukkan ball pin dari lever assembly kedalam lubang control sleeve,

kemudian masukkan knock pin dari cam disk kedalam groove yang terletak pada

bagian bawah plunger.

Gambar 4.72 Memasang plunger.

Page 75: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

10. Letakkan plunger spring pada spring seat. Pasang O-ring pada distributor head,

kemudian berikan gemuk dan pasang semua guide pin, shim dan spring seat pada

distributor head.

Gambar 4.73 Pemasangan plunger dan memasang guid pin, shim, dan spring seat.

11. Pasanglah distributor head yang telah dirakit pada rumah pompa sesudah meletakkan

spring dengan menghadap ke govenor lever, berhati–hati jangan sampai merusak O-

ring.

Gambar 4.74 Memasang distributor head.

12. Pasang distributor head pada rumah pompa dengan empat baut, kencangkan satu

persatu dengan kekuatan yang seragam.

Gambar 4.75 Mengencangkan baut distributor head.

14. Pasang O-ring pada plug yang baru kemudian pasang plug ke distributor head dan

pasang juga delivery valve.

Page 76: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Gambar 4.76 Mengencangkan plug dan memasang delivery valve.

15. Pasanglah magnet valve. Pasang spring dan armatur pada magnet valve lalu pasang

magnet valve bersama O-ring, Pada distributor head.

Gambar 4. 77 Merakit magnet valve.

16. Pasang flyweight, shim dan washer pada housing. Pasanglah govenor shaft dan O-

ring pada rumah pompa.

Gambar 4. 78 Memasang flyweight assembly, dan govenor shaft.

17. Gunakan thickness gauge, ukur kerenggangan antara ujung permukaan flyweight dan

pin yang dipress pada rumah pompa. Setelah kerengan antara 0,15–0,35 mm dengan

mengunakan shim yang berada pada bagian belakang dari flyweight holder.

Gambar 4. 79 Mengukur kerenggangan flyweight dan pin.

Page 77: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

18. Pasang govenor shaft dengan mengencangkan nut mengunakan adjusting device

Gambar 4. 80 Mengencangkan govenor shaft.

19. Pasanglah govenur cover. Pasanglah pin bersama dengan spring keatas tersion lever,

lalu hubungkan retairing pin ke govenor spring. Pasang shim dan O-ring pada

control shaft lalu hubungkan govenor spring ke control shaft link.

Gambar 4.81 Memasang govenor spring.

20. Pasang juga seal ring pada govenor, serta insert kedalam lubang tempat memasang

control shaft yang ada pada govenor cover lalu bautkan pada bagian control shaft

yang akan dikencangkan.

Gambar 4.82 Memasang control shaft.

21. Pasang govenor cover, pasang juga control level pada control shaft bersama dengan

spring, bracket, washer kemudian rakitan dan pasang full load adjusting, serta

overflow valve.Injection Pump siap untuk di uji tekanan minyaknya.

Page 78: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa yang penulis peroleh, maka penulis dapat mengambil kesimpulan

diantaranya adalah :

1. Plunger yang tergores, biasanya diakibatkan oleh adanya pemakaian bahan

bakar yang telah terkontaminasi dengan bahan lain, bisa juga diakibatkan

kotoran yang mengendap ditangki dan terbawa oleh bahan bakar saat bahan

bakar dipompakan dimana saringan minyak tidak bekerja dengan semestinya

dan pelumasan yang kurang baik.

2. Komponen-komponen yang sering bermasalah adalah seperti O-ring yang

menjadi keras, busing stang gas yang aus akibat pemakaian yang terlalu lama,

delivery akan aus, bearing yang aus dan sliding block yang goyang karena telah

aus yang diakibatkan oleh peakaian yang telah lama.

3. Tanda–tanda kerusakan dari Injection Pump dapat kita ketahui dengan cara

mengamati bunyi yang ditimbulkan oleh mesin pada saat dioperasikan seperti

bunyi mesin yang pincang atau merepet.

4. Dalam pembongkaran Injection Pump kita akan mengetahui adanya komponen–

komponen yang mengalami kerusakan dan perlu dilakukan pengantian guna

untuk menjaga kondisi dari mesin, suara yang ditimbulkan serta tenaga yang

dihasilkan

Page 79: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

5.2 Saran - saran

Diakhir penulisan tugas akhir ini penulis ingin memberikan beberapa saran dalam

hal analisa kerusakan dan cara melakukan perawatan dan perbaikan pompa injeksi tipe

Inline dan tipe Distributor pada Colt diesel 135 PS dan L 300 diantarnya adalah :

1. Jangan coba–coba untuk melakukan pembongkaran sendiri, jika tidak benar – benar

menguasai teknik pembongkaran karena akan menyebabkan kerusakan kepada

komponen yang lainnya.

2. Jangan membeli bahan bakar disembarang tempat, karena bahan bakar yang dijual

(luar pertamina) biasanya dicampur dengan minyak lain yang akan mempengaruhi

sistim bahan bakar.

Page 80: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, Drs. Teknik Mobil. Bumi Aksara.

Dinar Dapersal, Darman, Ir. Teknik dan Manajemen Pemeliharaan Mesin –Mesin Industri.

Padang : Politeknik Universitas Andalas.

Mitsubishi Basic 2. Training Center Departement. Jakarta. PT. Kramayudha Tiga Berlian

Motor

Suharto, Ir. 1991.Manajemen Perawatan Mesin, Jakarta.

Suprapto, Otip. 1999.Motor Otomotif. Angkasa Bandung.

Trommelmans. J. 1993.Mesin Diesel, Jakarta. PT Rosda Jayaputra.

.

Work shop manual. Jakarta. PT. Kramayudha Tiga Berlian Motor.

Page 81: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Lampiran 1

ANGKET PERTANYAAN

Nama : Yudi sunarto

Umur : 26 tahun

Pekerjaan : Leader PT. Anadalas Berlian Motor

Pertanyaan:

1. Apa saja kerusakan - kerusakan yang sering terjadi pada Injection Pump

tipe Inline dan Distributor?

1.Pada plunger biasanya gores.

2. o-ring menjadi keras

3. Busing stang gas biasanya aus akibat pemakaian/umur yang telah lama

4. Delivery valve biasanya aus

5. sliding block biasanya goyang karena sudah aus

2. Bagaimana cara menentukan bahwa Injection Pump tersebut memang rusak atau

perlu dilakukan pembongkaran?

Engine berbunyi pincang biasanya diikuti dengan adanya asab tebal atau tidak

sama sekali.

Engine tidak hidup biasanya ini terjadi karena plunger yang telah aus.

Engine merepet : a. minyak kotor

b. nozzle tersumbat

Page 82: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Lampiran 2 Angket Pertanyaan Lanjutan

3. Apa saja yang sering diganti pada saat pembongkaran Injection Pump?

a. Tipe Inline :

- Plunger

- O-ring

- Busing stang gas

b. Tipe Distributor :

- O-ring

4. Apa pengaruh yang ditimbulkan apa bila setelah pembongkaran tidak

dilakukanpenggantian terhadap komponen yang rusak?

a. Tipe Inline:

Jika telah diketahui bahwa komponen itu telah rusak dan tidak dilakukan

pengantian maka akan mempengaruhi sistem kerja mesin tersebut.

b. Tipe Distributor:

Untuk tipe distributor komponen-komponen yang sering diganti adalah O-ring

seat,dan jika tidak akan terjadi kebocoran.

Page 83: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Lampiran 3 Angket Pertanyaan Lanjutan

5. Kenapa tipe Inline digunakan pada kendaraan besar sedangkan, tipe Distributor

hanya digunakan pada mobil kendaraan sedang ?

a. Tipe Inline

Dikarenakan tipe Inline ini memiliki dan menghasilkan tekanan yang kuat

maka tipe ini cocok digunakan pada mobil-mobil besar yang memerlukan

tenaga yang besar.

b. Tipe Distributor

Untuk tipe distributor ini dirancang untuk kecepatan dimana tidak memerlukan

tekanan yang tinggi, maka tipe ini cocok untuk mobil sedang dan kecil.

6. Apa keunggulan dari Injection Pump tipe Inline ?

Keungulan dari tipe ini adalah memiliki tekanan yang tinggi pelumasan dengan

mengunakan oli mesin, covok untuk mobil yang memerlukan tenaga yang besar

bukan untuk kecepatan

7. Apa keunggulan Injection Pump tipe Distributor?

Untuk tipe ini keungulan yang dimilikinya dari konstruksi yang ringan

perawatannya, penyetalan minyak yang mudah (tidak diperlukan penyetalan satu

persatu seperti jenis Inline. Dan tipe ini cocok digunakan untuk mobil yang

memerlukan kecepatan tinggi.

Page 84: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Lampiran 4 Angket Pertanyaan Lanjutan

8. Apa perbedaan kedua tipe Injection Pump tersebut ?

a. Tipe Inline

Untuk tipe Inline memiliki konstruksi yang sederhanan suku cadang yang

murah ditemukan penyetelan minyak yang lama memiliki empat buah plunger

untuk mobil empat piston.

b. Tipe Distributor

Untuk tipe Inline memiliki konstruksi yang sederhana ringan cocok untuk

mobil kecepatan tinggi dan memiliki satu plunger (plunger tunggal) untuk

empat silinder.

9. Bagaimana cara menganalisa kerusakan yang terjadi pada Injection Pump tersebut?

Salah satu contoh mesin merepet. Analisa yang perlu dilakukan yang pertama kita

periksa dari tangki bahan bakar satuan bahan bakar kemudian saringan. Jika ini

semua baik, kita lihat nozzle (pengabut) biasanya tersumbat dan jika nozzle dalam

kondisi bagus maka kita lakukan pengecekan terhadap injeksi pump tersebut dan

lakukan pembokangkaran.

Page 85: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Lampiran 5 Angket Pertanyaan Lanjutan

10. Apa yang menyebabkan rusaknya komponen - komponen dari Ijection Pump

tersebut?

Yang menyebabkan rusaknya komponen-komponen Injection Pump Injection

Pump biasanya bahan bakar yang terkontaminasi dengan bahn bakar lain.

Pelumasan yang kurang baik , saringan minyak tidak bagius.

Page 86: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Lampiran 6

Troubleshooting Injection Pump

Gejala Kemungkinan penyebab Perbaikan

Engine tidak

dapat hidup

Ganguan pada feed pump

- Gauze filter kotor

- Check valve tidak bekerja

- Piston macet atau aus

- Push rod macet

- Tpet aus

Ganguan pada injection pump

- plunger macet atau aus

- Control rack macet

- Delivery valve

- Tapet aus

- Camshaft aus

Ganguan pada Injection Nozzle

- Needle valve macet

- Valve opening presure terlalu rendah

- Injection orifice tersumbat

- Nozzle bocor

Fuel tank kosong.

Fuel pipe tersumbat atau bocor pada sambungan

Udara atau air terperangkat dalam fuel system

Fuel filter kotor

Bersihkan

Ganti

Ganti

Ganti

Ganti

Ganti

Ganti

Ganti

Ganti

Ganti

Ganti

Ganti

Bersihkan

Perbaiki atau ganti

Isi bahan bakar

Perbaiki atau ganti

Perbaiki

Bersihkan atau

ganti

Engine dapat

hidup tetapi

kemudian mati

Fuel pipe tersumbat

Udara atau air terperangkap pada fuel system

Feed pump tidak bekerja

Perbaiki atau ganti

Keluarkan udara

atau air yang

terperangkap atau

ganti

Page 87: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Lampiran 7 Troubleshooting Injection Pump

Engine knock Injection timing terlalu maju

Ganguan pada injection nozzle

- Valve opening presure terlalu tinggi

Stel

Stel

Engine exhaust

tersumbat dan

knocking

Ganguan pada injection pump

- Injection timing tidak tepat

- Plunger aus

- Kerusakn delivery valve seat

Mutu bahan bakar rendah

Ganguan pada injection nozzle

- valve opening presure terlalu rendah

- Spring patah

- Injection orifice tersumbat

Stel

Ganti

Ganti

Ganti

Stel

Ganti

Bersihkan

Engine out put

tidak setabil

Ganguan pada injection pump

- Jangkauan gerak plunger tidak cukup

- Plunger spring patah

- Gerakkan control rack tidak

sempurna

- Tappet aus gerakkan tidak sempurna

- Delivery valve spring patah

- Delivery valve holder kendor

- Delivery valve tidak berfungsi denga

baik

Ganguan pada injection nozzle

- gerakkan needle valve tidak

sempurna

- Spring patah

- Valve opening presure tidak tepat

Ganguan pada feed pump

- Check valve tidak berfungsi dengan

baik, Piston aus

Ganti

Ganti

Perbaiki

Ganti

Ganti

Perbaiki

Ganti

Ganti

Ganti

Stel

ganti

Page 88: Analisa Kerusakan Injection Pump Edi Susanto 03 081 031

Lampiran 8 Troubleshooting Injection Pump

Engine tidak

mencapai putaran

maksimum

Valve opening pressure terlalu rendah stel

Engine idling

tidak stabil

Ganguan pada injection pump

- plunger macet, bengkok atau aus

- Kedudukan plunger spring tidak

tepat

- Delivery valve holder terlalu kencang

- Plunger spring patah

- Udara atau air terperangkap pada fuel

system

Ganguan pada feed pump

- Kerusakan check valve

- Piston aus

- Gauze filter aus

Fuel filter kotor

Injection timing tidak tepat

Ganti

Ganti

Perbaiki

Stel

Keluarkan udara

atau air yang

terperangkap

Ganti

Ganti

Bersihkan

Ganti

stel

Engine tidak

dapat dimatikan

Engine stop cable memanjang atau putus

Pemasangan engine stop cable tidak sempurna

Mekanisme govenor stop rusak

Ganti

Stel

Ganti

Ganguan pada

suplly bahan

bakar

Keretakan mekanisme stop rusak

Sambungan water separator kendor

Ganti

Perbaiki