Analisa Kerusakan Hardisk

73
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam dunia komputer, segala sesuatu masalah yang terjadi serta berhubungan dengan komputer disebut dengan troubleshooting. Permasalahan tersebut kerap muncul pada sebuah komputer, tidak hanya pada program aplikasi (software) tetapi juga pada perangkat keras (hardware). Untuk mengetahui jenis permasalahan ada dan penyebab masalah tersebut diperlukan analisis yang tajam dan kemampuan serta pengalaman. Komponen-komponen di dalam Central Processing Unit (CPU) sangat rentan terhadap suatu benturan atau gesekan. Software dan hardware komputer harus saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya, software yang bermasalah biasanya kebanyakan akan langsung dilakukan peng-installan ulang sedangkan untuk hardware ada yang dapat 1

Transcript of Analisa Kerusakan Hardisk

Page 1: Analisa Kerusakan Hardisk

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam dunia komputer, segala sesuatu masalah yang terjadi serta

berhubungan dengan komputer disebut dengan troubleshooting.

Permasalahan tersebut kerap muncul pada sebuah komputer, tidak hanya

pada program aplikasi (software) tetapi juga pada perangkat keras

(hardware). Untuk mengetahui jenis permasalahan ada dan penyebab

masalah tersebut diperlukan analisis yang tajam dan kemampuan serta

pengalaman. Komponen-komponen di dalam Central Processing Unit

(CPU) sangat rentan terhadap suatu benturan atau gesekan. Software dan

hardware komputer harus saling mendukung antara yang satu dengan yang

lainnya, software yang bermasalah biasanya kebanyakan akan langsung

dilakukan peng-installan ulang sedangkan untuk hardware ada yang dapat

diperbaiki dan ada yang tidak. Untuk hardware yang tidak dapat diperbaiki

solusi utamanya adalah mengganti dengan yang baru.

Komputer generasi sekarang lebih mudah untuk mengetahui penyebab

masalah dibanding dengan komputer generasi dahulu karena perangkatnya

lebih mudah untuk diteliti dalam mendeteksi masalah.Untuk sebuah

harddisk atau harddrive permasalahan yang terjadi antara harddisk tipe

PATA dengan harddisk tipe SATA tetap sama, masalah yang terjadi

1

Page 2: Analisa Kerusakan Hardisk

biasanya karena penggunaan yang tidak sesuai atau melebihi batas dari

kemampuan kerja yang dimiliki oleh harddisk atau harddrive tersebut. Jika

hal ini terjadi maka kinerja dari komputer akan menjadi terganggu sehingga

akan berpengaruh pula Sistem Operasinya (OS).

Pada komputer Pentium IV terutama untuk, harddisk yang biasanya

digunakan adalah tipe PATA dan SATA, karena kedua tipe harddisk

tersebut sangat mudah untuk dijumpai dipasaran dibanding dengan harddisk

jenis interface lainnya. Harddisk yang sudah mengalami kerusakan akan

sangat susah diperbaiki apalagi jika sudah menyangkut kerusakan pada

fisiknya. Dan jika harddisk sudah tidak dapat diperbaiki lagi solusi

utamanya adalah dengan mengganti yang baru.

Harddisk yang bermasalah, biasanya dapat dikenali pada saat booting awal.

Pada booting awal, komputer akan menimbulkan berbagai macam suara-

suara yang sangat berbeda yang dapat digunakan untuk mengenali keadaan

atau kondisi harddisk. Harddisk yang mengalami masalah, pada saat booting

akan ditampilkan di layar dalam bentuk keterangan berupa tulisan pada

monitor sesuai dengan kerusakan yang terjadi. Untuk memahami dan

mengetahui kerusakan yang terjadi serta solusi pemecahannya dalam

masalah atau troubleshooting tersebut, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan

pendeteksian penyebab kerusakannya. Hal tersebut sangat diperlukan untuk

mempermudah dalam menangani kerusakan yang terjadi pada sebuah

komputer terutama pada harddisk.

2

Page 3: Analisa Kerusakan Hardisk

Berdasarkan permasalahan di atas, maka pada penulisan Tugas Akhir ini

akan dibahas mengenai troubleshooting harddisk, dengan memperhatikan

gejala-gejala yang ditimbulkan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah,

sebagai berikut:

Bagaimana mengenali jenis kerusakan yang terjadi pada harddisk

dengan memperhatikan keadaan yang terjadi?

1.3. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang akan dibahas lebih terfokus, maka perlu dibatasi

aspek-aspek yang akan dibahas. Tugas Akhir yang dilakukan meliputi

pendeteksian masalah harddisk dengan mengenali jenis kerusakan yang

dialami, dengan memperhatikan informasi pada tampilan POST (Power On

Self Test).

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Dapat memilih harddisk yang sesuai dengan kebutuhan dari tipe

harddisk yang ada.

2. Sebagai penerapan terhadap teori-teori dan praktek yang didapat di

bangku perkuliahanan dalam mengenali kerusakan dan perbaikan

komputer.

3

Page 4: Analisa Kerusakan Hardisk

3. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada

Program Study Teknik Elektronika Konsentrasi Teknik Komputer.

1.5. Manfaat Penelitian

1) Bagi Mahasiswa

a. Dapat menjadi bahan untuk lebih menambah wawasan dalam

menangani masalah yang berhubungan dengan harddisk

b. Dapat menerapkan ilmu yang di peroleh di bangku perkuliahan dalam

dunia luar.

2) Bagi Akademik

a. Untuk melihat daya serap mahasiswa terhadap mata kuliah yang di

pelajari.

b. Sebagai bahan evaluasi bagi akademik dalam mengembangkan

pendidikan yang bermutu

c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam

mendeteksi kerusakan komputer.

3) Bagi Masyarakat

Dapat mengetahui jenis kerusakan dari komputer dan penyebab

kerusakannya dengan meneliti gejala-gejala yang ada pada komputer

yang bermasalah, serta untuk mendapatkan solusinya.

4

Page 5: Analisa Kerusakan Hardisk

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada bagian isi Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang pengenalan komputer, pengenalan harddisk,

bagian-bagian harddisk, jenis-jenis kerusakan, dan solusinya, tipe harddisk

yang diteliti, dan perangkat troubleshooting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,

teknik pengumpul data, dan rancangan penelitian.

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

Bab ini akan membahas tentang pengumpulan dan analisis data hasil

penelitian troubleshooting harddisk.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan ditarik garis besar dari hasil penelitian yang telah

dilakukan dalam bentuk kesimpulan, dan demi sempurnanya penelitian ini

diharapkan saran dan kritik.

5

Page 6: Analisa Kerusakan Hardisk

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengenalan Komputer

Komputer adalah sebuah mesin pemprosesan data berelektronik yang

menerima dan menyimpan data, melakukan operasi aritmetik (pengiraan)

dan logika (membuat keputusan) ke atas data dan kemudian mengeluarkan

keputusan (maklumat). Komputer memproses data secara automatik (tanpa

pertolongan manusia) di bawah arahan program yang tersimpan dalam unit

storan utama. Program (atur cara) mengandungi jujukan arahan-arahan yang

mengarahkan komputer mengatasi sesuatu masalah dengan menggunakan

unit-unit yang ada padanya.

Komputer pada dasarnya terdiri dari tiga perangkat yaitu perangkat keras

(hardware), perangkat lunak (software), dan brainware (perangkat pikir).

2.1.1. Pengertian Hardware

Hardware adalah peralatan dalam bentuk fisik yang menjalankan

sistem komputer. Hardware digunakan sebagai media untuk

menjalankan instruksi-instruksi yang diberikan dan

mengeluarkannya dalam bentuk informasi yang digunakan oleh

manusia untuk laporan.

6

Page 7: Analisa Kerusakan Hardisk

Bagian-bagian perangkat keras atau hardware pada sistem komputer

adalah masukan (input), CPU, tempat penyimpanan (secondary

memory), media penyimpanan (strok device), dan keluaran (output).

Komputer secara khusus bekerja secara digital, sehingga peralatan-

peralatan yang berhubungan dengan CPU harus bekerja secara

digital pula, atau setidaknya peralatan tersebut memiliki fungsi untuk

mengubah dari bentuk apapun ke digital atau sebaliknya.

2.1.2. Pengertian Software

Software adalah rangkaian prosedur dan dokumentasi program yang

berfungsi untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dikehendaki.

Perangkat lunak ini di jalankan pada processor device jika

mendapatkan respon masukan dari input device dan hasil proses

yang dilakukan oleh perangkat lunak dikeluarkan dengan output

device.

2.1.3. Pengertian Brainware

Brainware (perangkat pikir) adalah orang yang menggunakan

komputer. Perangkat pikir sangat menentukan berhasil atau tidaknya

suatu proses yang dilakukan pada proses device, karena komputer

hanya akan bekerja jika mendapat instruksi yang diberikan oleh

perangkat pikir.

7

Page 8: Analisa Kerusakan Hardisk

2.2. Pengertian CPU (Central Processing Unit)

Central Processing Unit (CPU) atau proses device adalah chip tunggal yang

berisi semua elemen yang diperlukan untuk mengartikan dan melakukan

semua instruksi program dalam bentuk manipulasi data, operasi logika dan

aritmatika, perwaktuan, dan pengendalian sistem.

Komponen- komponen yang tedapat di dalam CPU, yaitu:

1. Motherboard

Motherboard adalah papan utama dimana semua komponen komputer

baik input maupun output bermuara. Motherboard merupakan

komponen terbesar dalam sistem kerja komputer. Dalam prinsip

kerjanya komputer menerima input data dan mengeluarkan output data.

2. Mikroprocessor

Processor adalah berupa IC atau Chip yang berfungsi sebagai otak dari

PC. Processor tersusun atas dua bagian utama yaitu BIU (Bus Interface

Unit) dan EU (Extention Unit). EU bertugas menyampaikan semua

intruksi dan manipulasi data, sedangkan BIU mengerjakan semua

pekerjaan atau mengirim dan menerima data dari processor.

3. RAM (Random Access Memory)

RAM adalah hardware yang berfungsi sebagai alat penyimpan data

atau program. Berdasarkan fungsinya RAM sama dengan Haridisk,

yang membedakan adalah RAM menyimpan data sementara yang

artinya jika komputer di matikan, maka data yang ada akan hilang.

8

Page 9: Analisa Kerusakan Hardisk

4. CD atau DVD Drive

Alat yang digunakan untuk membaca atau menulis pada media CD

atau DVD. Alat ini dapat dipasang secara internal (di dalam) maupun

dipasang eksternal (di luar).

5. Disk Drive

Alat ini digunkan untuk membaca dan menulis (merekam) pada media

penyimpanan disket atau floppy disk.

6. Kipas dan headsink

Alat digunakan sebagai pendingin processor agar tidak mengalami

panas yang berlebih, serta menjaga suhu di dalam CPU.

7. Catu Daya (power supply)

Alat ini digunakan untuk menerima listrik dari sumber (PLN) dan

menyebarkannya ke seluruh bagian pada CPU. Power supply sebagai

penghubung antara arus tegangan tinggi ke listrik (instalasi listrik)

dengan arus tegangan rendah (instalasi elektronika).

2.3. HARDDISK

2.3.1. Pengenalan Harddisk

Harddisk pada awal perkembangannya di dominasi oleh perusahaan

raksasa yang menjadi standard komputer yaitu IBM. Di tahun-tahun

berikutnya muncul perusahaan-perusahaan lain antara lain Seagate,

Quantum, Conner sampai dengan Hewlet Packard’s di tahun 1992.

Pada awalnya teknologi yang digunakan untuk baca atau tulis, antara

head baca atau tulisnya dan piringan metal penyimpannya saling

9

Page 10: Analisa Kerusakan Hardisk

menyentuh. Tetapi pada saat ini hal ini dihindari, dikarenakan

kecepatan putar harddisk saat ini yang tinggi, sentuhan pada piringan

metal penyimpan justru akan merusak fisik dari piringan tersebut.  

Harddisk merupakan piranti penyimpanan sekunder dimana data

disimpan sebagai pulsa magnetik pada piringan metal yang berputar

yang terintegrasi. Data disimpan dalam lingkaran konsentris yang

disebut track. Tiap track dibagi dalam beberapa segment yang

dikenal sebagai sector. Untuk melakukan operasi baca tulis data dari

dan ke piringan, Harddisk menggunakan head untuk melakukannya,

yang berada disetiap piringan. Head inilah yang selanjut bergerak

mencari sector-sector tertentu untuk dilakukan operasi terhadapnya.

Waktu yang diperlukan untuk mencari sector disebut seek time.

Setelah menemukan sector yang diinginkan, maka head akan

berputar untuk mencari track. Waktu yang diperlukan untuk mencari

track ini dinamakan latency.

Harddisk merupakan media penyimpan yang di desain untuk dapat

digunakan menyimpan data dalam kapasitas yang besar. Hal ini

dilatar belakangi adanya program aplikasi yang tidak memungkinkan

berada dalam satu disket dan juga membutuhkan media penyimpan

berkas yang besar misalnya database suatu instansi.  Tidak hanya itu,

Harddisk diharapkan juga diimbangi dari kecepatan aksesnya.

Kecepatan Harddisk bila dibandingkan dengan disket biasa, sangat

10

Page 11: Analisa Kerusakan Hardisk

jauh. Hal ini dikarenakan Harddisk mempunyai mekanisme yang

berbeda dan teknologi bahan yang tentu saja lebih baik dari pada

disket biasa.  Bila tanpa Harddisk, dapat dibayangkan betapa banyak

yang harus disediakan untuk menyimpan data kepegawaian suatu

instansi atau menyimpan program aplikasi. Hal ini tentu saja tidak

efisien. Ditambah lagi waktu pembacaannya yang sangat lambat bila

menggunakan media penyimpanan disket konvensional tersebut.  

Gambar 2.1. Tampilan gambar sebuah harddisk

2.3.2. Jenis-jenis Harddisk

Jenis harddisk bermacam-macam, tergantung pada kategori yang

digunakan. Misalnya, berdasarkan jenis interface-nya, tingkat

kecepatan transfer data, serta kapasitas penyimpanan data. Jenis

interface yang terdapat pada harddisk bermacam-macam, yaitu ATA

11

Page 12: Analisa Kerusakan Hardisk

(IDE, EIDE), Serial ATA (SATA), SCSI (Small Komputer Sistem

Interface), SAS, IEEE 1394, USB, dan Fibre Channel. Jenis

interface menentukan tingkat data rate atau kecepatan transfer data.

Misalnya, harddisk SCSI memiliki kecepatan transfer ± 5 MHz,

artinya mampu melakuan transfer data hingga 5 Mb per detik.

Di antara sekian banyak jenis interface, hanya tiga jenis harddisk

yang sering digunakan, yaitu IDE, SATA, dan SCSI. Harddisk SCSI

biasanya banyak digunakan pada server, workstation, dan komputer

Apple Macintosh mulai pertengahan tahun 1990 hingga sekarang.

Sedangkan harddisk yang banyak digunakan pada komputer personal

(PC) adalah jenis SATA dan PATA.

a. Harddisk ATA dan PATA

AT Attachment (ATA) adalah antarmuka standar untuk menghu-

bungkan peranti penyimpanan seperti harddisk, drive CD-ROM,

atau DVD-ROM di komputer.

Gambar 2.2. Kabel data harddisk PATA

12

Page 13: Analisa Kerusakan Hardisk

ATA singkatan dari Advance Technology Attachment. Standar

ATA dikelola oleh komite yang bernama X3/INCITS T13. ATA

juga memiliki beberapa nama lain, seperti IDE dan ATAPI.

Karena diperkenalkannya versi terbaru dari ATA yang bernama

Serial ATA, versi ATA ini kemudian dinamai Parallel ATA

(PATA) untuk membedakannya dengan versi Serial ATA yang

baru.

Gambar 2.3. Harddisk PATA

Gambar 2.4. Soket PATA

13

Page 14: Analisa Kerusakan Hardisk

Parallel ATA hanya memungkinkan panjang kabel maksimal

hanya 18 inchi (46 cm) walaupun banyak juga produk yang

tersedia di pasaran yang memiliki panjang hingga 36 inchi (91

cm). Karena jaraknya pendek, PATA hanya cocok digunakan di

dalam komputer saja. PATA sangat murah dan lazim ditemui di

komputer. Nama standar ini awalnya adalah PC/AT Attachment.

Fitur utamanya adalah bisa mengakomodasi koneksi langsung ke

ISA BUS 16-bit sehingga dinamai AT Bus. Nama ini kemudian

disingkat menjadi AT Attachment untuk mengatasi masalah hak

cipta.

b. Harddisk SATA

Gambar 2.5. Soket SATA

SATA adalah pengembangan dari ATA. SATA didefinisikan

sebagai teknologi yang didesain untuk menggantikan ATA

secara total. Adapter dari serial ATA mampu mengakomodasi

transfer data dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan

14

Page 15: Analisa Kerusakan Hardisk

dengan ATA sederhana. Antarmuka SATA generasi pertama

dikenal dengan nama SATA/150 atau sering juga disebut sebagai

SATA 1. SATA 1 berkomunikasi dengan kecepatan 1,5 GB/s.

Kecepatan transfer uncoded-nya adalah 1,2 GB/s. SATA/150

memiliki kecepatan yang hampir sama dengan PATA/133,

namun versi terbaru SATA memiliki banyak kelebihan (misalnya

native command queuing) yang menyebabkannya memiliki

kecepatan lebih dan kemampuan untuk melakukan bekerja di

lingkungan multitask.

Di awal periode SATA/150, para pembuat adapter dan drive

menggunakan bridge chip untuk mengonversi desain yang ada

dengan antarmuka PATA. Peranti bridge memiliki konektor

SATA dan memiliki beberapa konektor daya. Secara perlahan-

lahan, produk bridge mengakomodasi native SATA. Saat ini

kecepatan SATA adalah 3GB/s dan para ahli sekarang sedang

mendesain teknologi untuk SATA 6GB/s.

Beberapa fitur SATA adalah:

SATA menggunakan line 4 sinyal yang memungkinkan kabel

yang lebih ringkas dan murah dibandingkan dengan PATA.

SATA mengakomodasi fitur baru seperti hot-swapping dan

native command queuing.

Drive SATA bisa ditancapkan ke kontroler Serial Attached

SCSI (SAS) sehingga bisa berkomunikasi dengan kabel fisik

15

Page 16: Analisa Kerusakan Hardisk

yang sama seperti disk asli SAS, namun disk SAS tidak bisa

ditancapkan ke kontroler SATA.

Kabel power dan kabel SATA mengalami perubahan yang cukup

signifikan dibandingkan kabel Parallel ATA. Kabel data SATA

menggunakan 7 konduktor di mana 4 di antaranya adalah line

aktif untuk data. Oleh karena bentuknya lebih kecil, kabel SATA

lebih mudah digunakan di ruangan yang lebih sempit dan lebih

efisien untuk pendinginan.

Gambar 2.6. Harddisk SATA

2.3.3. Komponen-komponen Harddisk dan fungsinya

Harddisk sendiri terdiri dari berbagai komponen–komponen

pembentuk harddisk dan akan dijelaskan sebagai berikut,

diantaranya:

a. Piringan logam (platter) yang berfungsi sebagai tempat

penyimpan data. Jumlah piringan ini beragam, mulai 1, 2, 3 atau

16

Page 17: Analisa Kerusakan Hardisk

lebih. Piringan ini diberi lapisan bahan magnetis yang sangat-

sangat tipis (ketebalan dalam orde per sejuta inchi). Pada saat ini

digunakan teknologi thin film (seperti pada prosesor) untuk

membuat lapisan tersebut.

b. Head, berupa kumparan. Head pada harddisk berbeda dengan

head pada tape. Pada tape proses baca dan tulis (rekam)

menggunakan dua head yang berbeda, sedangkan pada harddisk

proses baca dan tulis menggunakan head yang sama. HD

biasanya memiliki head untuk tiap-tiap sisi platter, untuk

harddisk dengan 2 platter dapat memiliki sampai 4 head,

harddisk dengan 3 platter dapat memiliki sampai 6 platter. Tetapi

tidak berarti hardisk dengan 16 head harus memiliki 8 platter. Di

sinilah kita kenal teknik translasi.

c. Rangkaian Elektronik pada PCB (printed circuit board), terdiri

dari:

Rangkaian penguat untuk pembacaan (read preamplifier)

yang diperlukan karena signal yang diperoleh head dari

piringan sangat lemah.

DSP (digital signal processor), untuk proses yang

berhubungan dengan sinyal-sinyal digital, seperti konversi

sinyal listrik yang datang menjadi sinyal digital yang akan

dituliskan ke piringan.

chip memory, digunakan sebagai cache buffer

17

Page 18: Analisa Kerusakan Hardisk

d. Konektor, untuk melakukan komunikasi dengan CPU. Untuk HD

IDE, jumlahnya 40 pin

e. Spindle dan actuator arm motor controller, untuk mengontrol

putaran piringan dan peletakkan head baca atau tulis.

Gambar 2.7. Bagian-bagian Harddisk

Gambar 2.8. Perputaran Piringan Harddisk

18

Page 19: Analisa Kerusakan Hardisk

f. Motor dari harddisk berfungsi untuk memutar platter. Ketika

komputer distart, motor ini mulai bekerja dan memperdengarkan

suara yang khas. Jika suara ini tidak benar maka dapat diduga

bahwa motor HD tidak bekerja dengan baik. Kecepatan putar

motor ini mulai dari 3600 rpm sampai 10000 rpm dengan arah

berlawanan dengan arah perputaran jarum jam (counter-

clockwise). Putaran yang sangat cepat ini mengakibatkan adanya

gaya pada permukaan piringan yang disebabkan oleh udara.

Gaya ini memungkinkan head untuk mengambang pada

ketinggian beberapa mikro inchi di atas permukaan

platter/piringan. di atas piringan. Drive semacam ini disebut

bernoulli drive. “Ketinggian” ini jauh lebih kecil dibanding

ukuran rambut manusia, apalagi debu dari rokok.

g. Head adalah komponen yang paling mahal dari harddisk dan

karakteristik head sangat menentukan kinerja harddisk. Head

terbuat dari bahan magnetis dengan bentuk seperti "C".

Kumparan (koil) yang terbuat dari kawat mengelilingi head.

Pada saat menulis, arus yang melewati koil akan menimbulkan

medan magnet yang digunakan untuk memagnetisasi permukaan

platter. Sedangkan pada saat membaca, medan magnet pada

permukaan platter akan menimbulkan arus pada koil ini. Data

"0" dan "1" disimpan dalam piringan dalam bentuk pola-pola

magnet. Head baca/tulis membentuk pola ini ke piringan ketika

19

Page 20: Analisa Kerusakan Hardisk

proses penulisan terjadi, ketika membaca head akan

mengkonversi bentuk pola ini ke dalam bentuk "0" dan "1".

Lapisan magnetik terdiri dari daerah-daerah mikroskopik yang

disebut domain. Setiap domain seperti magnet mungil dengan

kutub-kutub yang berlawanan (utara dan selatan atau positif dan

negatif). Data "1" dipresentasikan sebagai daerah dengan kutub

positif di sisi kiri sedangkan data "0" dipresentasikan sebagai

daerah dengan kutub positif di sisi kanan. Ada cara efektif untuk

merekam data "0" dan "1" yaitu dengan teknik flux reversal.

Ketika head akan menuliskan "1" maka head akan membalik

polaritas magnet, sedangkan untuk "0" head tidak akan

membalik polaritasnya.

Gerakan head dikendalikan oleh actuator arm (lengan

penggerak). Kombinasi dari head dan platter disebut head disk

assembly (HDA). Actuator arm digerakkan oleh positioning

motor, yaitu motor yang berfungsi untuk mengatur posisi dari

lengan (dan tentu saja posisi dari head). Motor ini dikontrol oleh

harddisk controller pada rangkaian elektronik di harddisk. Motor

ini memiliki sistem kontrol yang amat hebat, dengan sistem

feedback motor ini dapat meletakkan head baca atau tulis pada

posisi yang sangat akurat

20

Page 21: Analisa Kerusakan Hardisk

2.3.4. Kapasitas Harddisk

Kapasitas harddisk merupakan hal penting bagi pengguna komputer

terutama bagi para pengguna komputer yang banyak menggunakan

berbagai aplikasi 'berat'. Aplikasi semisal desain grafis dan animasi,

membutuhan banyak ruang harddisk guna menyimpan file

pekerjaannya. Berdasarkan kapasitas penyimpanannya, jenis

harddisk sangat beragam. Kapasitas harddisk dinyatakan dalam

satuan GB (Gigabyte) atau 1000 MB (Megabyte), misalnya 40 GB,

80 GB, 120 GB, dan sebagainya. Bahkan saat ini juga telah tersedia

harddisk dengan daya simpan hingga sekian Terrabyte atau 1000GB.

Kapasitas harddisk yang tersedia di pasaran umumnya cenderung

meningkat seiring dengan perkembangan teknologi komputer.

Peningkatan kapasitas harddisk yang sangat cepat menyebabkan

harga per MB menjadi sangat murah. Hal ini memungkinkan para

pembuat software dan sistem operasi membuat perangkat yang lebih

canggih.

Cara utama meningkatkan waktu pengaksesan adalah dengan

meningkatkan waktu throughput. Adapun untuk meningkatkan

kapasitas penyimpanannya, yang harus ditingkatkan adalah

kerapatan area di platter. Kerapatan di area platter ditentukan oleh 2

faktor, yakni kerapatan perekaman (recording density) dan kerapatan

track ( track density). Kerapatan track mengatur jumlah track yang

bisa dipaketkan dalam satu area sementara kerapatan perekaman

21

Page 22: Analisa Kerusakan Hardisk

mengukur jumlah data yang bisa disimpan dalam satu area fisik

tertentu. Pabrikan harddisk saat ini lazim menuliskan ukuran dalam

bentuk standar internasional “mega”, “giga”, dan “tera” setelah

sebelumnya berbasis binary.

2.3.5. Karakteristik Harddisk

Masing-masing harddisk memiliki karakteristik tersendiri.

Karakteristik ini meliputi ukuran fisik harddisk, daya simpan, tingkat

konsumsi daya, tingkat transfer rate, dan sebagainya. Kapasitas

harddisk saat ini biasanya dinyatakan dalam satuan Gigabytes. Pada

beberapa jenis harddisk model lama, masih menggunakan satuan

Megabytes. Ukuran fisik harddisk biasanya dinyatakan dalam satuan

inchi. Harddisk yang ada saat ini umumnya memiliki ukuran 3.5”

atau 2.5” yang digunakan pada komputer dekstop dan laptop.

Harddisk dengan ukuran 2.5” memiliki kecepatan dan daya simpan

yang lebih rendah, namun lebih ekonomis dalam hal konsumsi daya

listrik dan relatif lebih tahan terhadap guncangan. Pada awal tahun

2007, harddisk SATA dan SAS 2.5” mulai dijual untuk keperluan

komputer desktop Revolusi ukuran fisik harddisk secara signifikan

dapat dilihat pada harddisk ATA-7 LIF 1.8”—yang digunakan pada

perangkat digital audio player dan subnotebooks—dengan kapasitas

hingga 100GB, tingkat konsumsi daya yang rendah, serta sangat

tahan terhadap guncangan. Sebagai perbandingan, harddisk ukuran

1.8” standar yang digunakan pada slot PCMCIA sebelumnya hanya

22

Page 23: Analisa Kerusakan Hardisk

mampu menampung 2 s.d. 5 GB saja. Karakteristik harddisk yang

lain, yaitu tingkat konsumsi daya, tingkat nouse (dalam ukuran

dBA), daya tahan terhadap guncangan, serta tingkat transfer rate

(kecepatan transfer rata-rata). Nilai transfer rate harddisk umumnya

berkisar antara 44.2 MB/detik hingga 111.4 MB/detik. Sedangkan

random access time (kecepatan akses acak) berkisar antara 5 ms

hingga 15 ms.

2.3.6. Cara Kerja Harddisk

Harddisk menyimpan data dalam piringan dengan pola tertentu yang

disebut sector dan track. Track adalah lingkaran konsentris

(concentric circles), sedangkan sector adalah salah satu bagian

dalam track tersebut. Data yang tersimpan di dalamnya dapat dibaca

kembali dengan cara mendeteksi pola tersebut. Sebuah sector terdiri

atas byte tertentu, misalnya 256 atau 512. Kumpulan beberapa sector

disebut dengan istilah cluster. Track dan sector dibuat ketika

harddisk tersebut diformat. Harddisk umumnya terdiri atas sebuah

spindle yang merupakan pusat atau sumbu bagi sejumlah piringan

tersebut dan sering disebut juga dengan istilah platter, tempat

menyimpan data, platter motor, rangkaian elektronis atau circuit

board, serta cover penutup yang melindungi komponen bagian dalam

harddisk.

23

Page 24: Analisa Kerusakan Hardisk

Platter terbuat dari bahan non-magnetik biasanya kaca atau

aluminium dan dilapisi dengan lapisan magnetik. Pada jenis harddisk

model lama biasanya masih menggunakan iron oxide sebagai bahan

magnetiknya. Sedangkan harddisk saat ini kebanyakan sudah

menggunakan bahan lain, yaitu cobalt-based alloy. Saat harddisk

bekerja, platter tersebut berputar dengan kecepatan yang sangat

tinggi. Data ditulis dan dibaca ke dalam platter melalui read-and-

write head yang berada sangat dekat dengan permukaan platter

tersebut, dengan cara mendeteksi dan mengatur tingkat magnetis

pada permukaan platter secara cepat.

Gambar 2.9. Platters dan head

Gambar 2.10. Read-and-write head

24

Page 25: Analisa Kerusakan Hardisk

Gambar 2.11. Circuit board pada harddisk

Kapasitas penyimpanan pada sebuah harddisk tergantung pada

jumlah platter yang dimilikinya. Semakin banyak jumlah platter,

maka kapasitas harddisk biasanya juga semakin besar. Sebagai

gambaran, harddisk umumnya memiliki tiga platter dan enam read-

and-write head.

Gambar 2.12. Cover penutup harddisk

25

Page 26: Analisa Kerusakan Hardisk

Gambar 2.13. Platter, head, dan spindle hub motor

Gambar 2.14. Platter motor coil

Gambar 2.15. Komponen harddisk yang telah diurai

26

Page 27: Analisa Kerusakan Hardisk

Spindel harddisk menggunakan tekanan udara di dalam harddisk

untuk mendukung bagian head agar bisa mengapung ketika platter

harddisk sedang bergerak. Lingkungan luar terhubung ke harddisk

melalui lubang kecil yang terletak di wadah harddisk tersebut.

Lubang tersebut sangat kecil dengan diameter hanya ½ mm.

Gambar 2.16.

Oleh karena menggunakan tekanan udara, harddisk biasa tidak bisa

dioperasikan di ketinggian yang ekstrim (di atas 3000 meter), untuk

keperluan tertentu ada harddisk khusus untuk keperluan

pengoperasian di ketinggian.

2.3.7. Memilih Harddisk

Sebelum memakai harddisk terlebih dahulu sebaiknya memilih jenis

harddisk yang akan digunakan. Beberapa cara memilih dalam

memilih harddisk diantaranya:

27

Page 28: Analisa Kerusakan Hardisk

1. Kegunaan

Yang pertama dilakukan dalam memilih harddisk yaitu dengan

melihat pemakaian harddisk tersebut untuk apa, sehingga dapat

ditentukan harddisk cocok.

2. Interface

Berikutnya yang diperhatikan adalah interface yang digunakan,

dengan memperhatikan motherboard pendukung yang akan

dipakai. Interface yang sering dipakai pada komputer jenis PC

adalah IDE.

3. Kapasitas

Sebaiknya dalam menentukan kapasitas, terlebih dahulu

diperhatikan kegunaan harddisk tersebut. Jika digunakan untuk

menyimpan data yang banyak, gunakan harddisk yang memiliki

kapasitas yang besar juga. Dipasaran kini dijual harddisk dengan

kapasitas yang mencapai 1000 GB.

4. Kinerja harddisk

Dengan mengetahui kinerja harddisk akan mempermudah

memilih jenis harddisk yang akan dipakai, berdasarkan

kecepatan serta merk. Kecepatan harddisk dinyatakan dalam

satuan Rpm ( Rotation per minute), saat ini telah mencapai 7200

Rpm untuk tipe IDE sedangkan tipe SCSI telah mencapai 15000

Rpm. Beberapa merk harddisk yang banyak digunakan, antara

28

Page 29: Analisa Kerusakan Hardisk

lain Western Digital (WDC), Quantum, Seagate, Maxtor,

Samsung, IBM, Toshiba, dan Hitachi.

2.4. Troubleshooting

Kata Troubleshooting berasal dari kata Trouble dan Shooting. Trouble

artinya rusak atau kerusakan, sedangkan Shooting artinya membidik atau

menembak. Jadi Troubleshooting adalah melihat sejauh mana kerusakan

yang terjadi pada obyek atau media tertentu. Karena dalam penelitian yang

akan dibahas adalah Troubleshooting harddisk, maka Troubleshooting

Harddisk dapat diartikan sebagai membidik suatu sebab dari permasalahan

yang muncul pada Harddisk. dilakukan penelitian sejauh mana kerusakan

yang terjadi pada harddisk. Troubleshooting pada suatu komputer akan

mengakibatkan sistem komputer menjadi labil, permasalahan tersebut tentu

ada faktor penyebabnya.

Sistem kerja komputer akan semakin menurun apabila terus menerus terjadi

masalah yang tidak diketahui faktor penyebabnya. Hal tersebut kerap

muncul pada komputer yang tidak mendapat perawatan atau pemakaian

yang tidak sesuai prosedur. Sebuah haddisk diperkirakan memiliki usia

kerja sekitar 25000 sampai 200000 jam pemakaian. Beberapa faktor yang

dapat memperpendek usia sebuah Harddisk, diantaranya adalah :

1. Panas yang berlebih

Faktor suhu yang tinggi sangat berpengaruh pada Harddisk, oleh sebab

itu faktor pendinginan pada chasing terutama penggunaan kipas

29

Page 30: Analisa Kerusakan Hardisk

pendingin dan tata letak Harddisk perlu dipertimbangkan. Konstruksi

chasing juga perlu diperhatikan agar sirkulasi

2. Guncangan

Yang dimaksud dengan kerusakan ini adalah kerusakan yang

disebabkan oleh terjadinya guncangan keras misalkan cpu jatuh atau

tepukul benda yang keras, sehingga akan menyebabkan berguncangnya

kedudukan hardisk dan menyebabkan kerusakan hardisk secara fisik

ataupun dapat menyebabkan data menjadi kacau. hal ini terjadi karena

pada saat bekerja head hardisk mengambang beberapa mikrometer

diatas permukaan piringan. Suatu goncangan atau benturan akan

menyebabkan head menyentuh atau menggores bagian-bagian magnetik

disk. Dengan kecepatan putar yang penuh, goresan ini akan merusak

jalur jika hal ini terjadi pada daerah rawan seperti F A T atau direktori

akibatnya akan fatal sekali, dapat dipastikan bahwa data yang ada akan

rusak.

3. Kerusakan Komponen

Faktor ini amatlah tergantung pada mutu dad hardware perangkat keras

komputer yang kita gunakan. Pada kornputer yang mutu hardwarenya

kurang bagus, kerusakan komponen dapat terjadi karena pemakaian

yang terus menerus, sehingga menyebabkan panas yang berlebih

4. Parkir

Sebagai pengguna komputer, kita dapat memegang andil dalam

rusaknya hardisk hal ini terjadi apabila kita memakainya secara

30

Page 31: Analisa Kerusakan Hardisk

serampangan. Contoh yang paling mudah adalah, pada saat memakai

harddisk kita tidak melakukan prosedur parkir sebelum mematikan

komputer. Jika ini tidak dilakukan maka pada saat komputer dimatikan

posisi head dapat berada di sembarang posisi, jika posisi tersebut berada

pada dimana data disimpan dan head menyentuh permukaan disk maka

data akan rusak karena rusaknya permukaan disk tersebut yang lebih

berbahaya jika kita tidak melakukan parkir dan kebetulan posisi head

berada pada bagian rawan disk.

Perawatan untuk mencegah kerusakan sangat diperlukan, agar kinerja dari

komputer stabil. Perawatan yang perlu dilakukan antara lain:

a. Biasakanlah untuk selalu melakukan defragmentasi sector pada

Harddisk untuk mengurutkan letak data yang tersimpan didalamnya

gunakan peranti yang mendukung, misalnya Disk Defragmenter pada

sistem operasi Windows. Piranti ini bisa diakses melalui menu start >

All Programs > Sistem Tools > Disk Defragmenter.

b. Periksa kondisi fisik harddisk menggunakan fasilitas Scan disk. Klik

kanan pada Harddisk lalu pilih properties dan buka tab tools setelah itu

klik Check Now.

c. Sisakan ruang kosong pada harddisk minimal 10 % dari total

kapasitasnya untuk menyediakan ruang napas bagi Harddisk Dengan

demikian, Harddisk bisa bekerja dengan baik. Bersihkan semua file yang

bersifat sementara misal pada: C:\Windows\Temp\. Masuklah ke folder

c:\windows\documents and settings, lalu klik menu tool > Folder option

31

Page 32: Analisa Kerusakan Hardisk

pada browser. Berilah tanda cek pada Show hidden folders. Lanjutkan

akses ke folder documents and Settings\nama user\local\setting\

temporary internet files dan temp. Hapuslah isi kedua folder tersebut.

Ingat jangan sampai anda salah menghapus data.

d. Usahakan agar voltase listrik dirumah konstan untuk komputer dan

tersedia cadangan daya yang cukup untuk keperluan shutdown

menggunakan prosedur semestinya jika sewaktu2 aliran listrik terputus.

Untuk itu, kalau bisa gunakan pengaman atau UPS.

e. Panas yang berlebihan akibat putaran piringan Harddisk merupakan

salah satu musuh utama harddisk. Oleha karena itu, manfaatkan fasilitas

hibernasi dan sleep. Pada sistem operasi Windows, fasilitas tersebut

dapat diakses melalui Control panel > Display > Klik tombol power dan

atur konfigurasi hibernasi dan sleep. Kedua mode ini akan

memperlambat putaran piringan Harddisk, mengurangi kerja head, dan

mengurangi pasokan daya listrik ke Harddisk saat komputer tidak

digunakan.

f. Atur aliran udara (ventilasi) dalam rangka komputer. Ringkaslah dan

posisikan kabel supaya tidak menghalangi ventilasi udara. Jika perlu,

bersihkan kipas tambahan yang mengarah pada Harddisk untuk

mendinginkannya. Jika mnrggunakan lebih dari 1 harddisk, jangan

menyusunnya terlalu dekat dalam satu tumpukan. Panas dari punggung

satu ke Harddisk yang lain akan memancar ke permukaan Harddisk yg

lainnya.

32

Page 33: Analisa Kerusakan Hardisk

g. Membuat beberapa partisi untuk Harddisk memisahkan tempat

penyimpanan sistem operasi dan data kerja. Jadi jika sewaktu2 harus

menginstall ulang sistem operasi tidak perlu kuatir akan keselamatan

data kerja anda.

2.5. Perangkat Troubleshooting

Perangkat Troubleshooting yang sering dipakai dalam memperbaiki

komputer, kecuali untuk kerusakan yang berat, antara lain:

a. Obeng

Obeng merupakan perangkat utama dalam menangani suatu

permasalahan pada sebuah komputer, terutama obeng plus (+) karena

semua baut yang dipasang pada CPU memakai kepala berbentuk plus

(+). Untuk mempermudah pekerjaan yang dilakukan sebaiknya gunakan

obeng plus (+) dengan ujung kepala magnet, agar lebih mudah

mengencangkan baut.

b. Tang

Perangkat ini digunakan untuk membantu jika ada masalah dalam

pemasangan komponen pada komputer. juga dipakai dalam membuka

badan casing yang susah dibuka dengan obeng.

c. Kuas Pembersih

Salah satu penyebab kerusakan pada komputer, karena adanya debu dan

kotoran yang menempel pada komponen komputer. Oleh karena itu

diperlukan alat ini untuk membersihkan kotoran yang menempel.

33

Page 34: Analisa Kerusakan Hardisk

d. Amplas

Alat ini jarang sekali dipakai dalam menangani masalah komputer,

tetapi terkadang dipakai untuk menghilangkan karat. Diantaranya pada

badan casing maupun pada headsink.

e. Alkohol

Cairan ini dapat juga dipergunakan untuk membersihkan lempeng emas

yang karatan pada memory.

f. AVO Meter

Alat ini dipakai untuk mengecek arus tegangan yang masuk dari sumber

tegangan melalui power supply.

34

Page 35: Analisa Kerusakan Hardisk

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Jenis Penelitian

Survei karena dilakukan dengan mendeteksi kerusakan komputer pada

obyek utamanya harddisk, yaitu dengan memperhatikan fenomena yang

terjadi serta mencari solusi untuk menangani kerusakan tersebut. Dengan

dilakukannya penelitian ini diharapkan permasalahan yang terjadi pada

komputer terutama harddisk dapat diketahui dan menemukan solusi terbaik

yang sesuai dengan kerusakan yang dihadapi.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Ivana Komputer Pringsewu,

dengan alamat Jl. Jendral Ahmad Yani No.2282 B, Kecamatan

Pringsewu, Kabupaten Tanggamus- Lampung, Telp. (0729) 21168,

Kode Pos 35373.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu diadakannya penelitian adalah lamanya 2 bulan, dimulai

sejak tanggal 02 Februari sampai dengan 02 April 2009.

35

Page 36: Analisa Kerusakan Hardisk

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam menyusun tugas akhir ini, penulis mempergunakan beberapa metode

atau teknik pengumpul data, yaitu sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Metode ini merupakan teknik pengumpul data yang dilakukan dengan

meneliti atau mendeteksi secara langsung terhadap obyek, serta

menganalisis kerusakan-kerusakannya

2. Study Pustaka

Teknik ini merupakan suatu teknik pengumpul data dengan mempelajari

buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang dilaksanakan

dalam penelitian.

36

Page 37: Analisa Kerusakan Hardisk

3.4. Rancangan Penelitian

3.4.1. Flow Chart Perancangan Penelitian

37

PERMASALAHAN

SURVEI OBSERVASI

STUDY PUSTAKA

PENGUMPUL DATAPengamatan langsungPustaka

PERANGKATTROUBLESHOOTIN

G

ANALISISTROUBLESHOOTIN

G

PENDETEKSIAN KERUSAKANPERBAIKAN KERUSAKAN

KESIMPULAN

PRINSIP-PRINSIPTROUBLESHOOTING

STOP

STOP

YES

YES

TIDAK

TIDAK

Page 38: Analisa Kerusakan Hardisk

3.4.2. Prinsip-prinsip Penelitian pada Troubleshooting Harddisk

Prinsip-prinsip atau langkah yang dilakukan dalam mendeteksi

kerusakan pada harddisk adalah sebagai berikut:

1. Prinsip kerja Harddisk mempengaruhi kinerja PC

Kineja dari PC tidak lepas dari peranan sebuah Harddisk karena

Harddisk sebagai media atau tempat penyimpanan program dan

data-data. Harddisk akan mempengaruhi kinerja PC jika di

dalamnya mengalami masalah.

2. Harddisk satu-satuan komponen dari PC

Jika sebuah Harddisk mengalami masalah atau kerusakan, hal

tersebut akan berdampak juga pada komponen yang ada di dalam

CPU. Dan juga mempengaruhi sistem kerja dari komputer.

38

Page 39: Analisa Kerusakan Hardisk

BAB IV

PENGUMPUL DATA DAN ANALISIS DATA

4.1. Pengumpulan Data

Data yang diambil dari hasil penelitian terhadap Troubleshooting Harddisk

dengan meneliti dan memperhatikan tampilan informasi pada monitor atau

tampilan POST (Power On Self Test) yang menginformasikan bahwa

Harddisk dalam keadaan baik atau sedang mengalami trouble atau masalah.

Data yang diambil dari penelitian terhadap Troubleshooting Harddisk, hal-

hal yang sering terjadi pada harddisk yang bermasalah yaitu :

1. Harddisk macet saat loading windows.

Pada saat loading windows, tiba-tiba muncul pesan sebagai berikut :

verifying dmi pool data, selanjutnya booting gagal dan komputer

langsung hang. tampilan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal

sebagai berikut :

a. Boot files corrupt atau ada yang terhapus.

Jika itu yang terjadi lakukan beberapa langkah :

Lakukan booting dari floopy dan masukkan bootable disk.

Gunakan disket dengan versi sistem operasi yang sama dengan

yang terpasang di komputer.

Setelah proses booting lewat disket berhasil, pada drive A:\>

ketikan "sys c:" dan tekan enter. Jika perintah dieksekusi dengan

39

Page 40: Analisa Kerusakan Hardisk

benar oleh sistem maka akan menampilkan pesan "File sistem

transferred".

Setelah itu pindahkan disket dan boot ulang.

Jika dengan cata diatas tetap belum bisa booting, lakukan

kembali boot dari floopy dan masukkan boot disk.

Pada prompt A:\> ketika "fdisk/mbr" dan tekan enter. Perintah

tersebut digunakan untuk mempartisi kembali master boot record

Harddisk. setelah itu pindahkan disket dan boot ulang.

Sebagai catatan, perintah-perintah diatas hanya berlaku untuk

penggunaan sistem operasi yang berbasis Microsoft windows

b. Settingan drive Harddisk salah.

Komputer berhenti pada saat proses load windows dan muncul

pesan "verifying dmi pool data...” hal ini mungkin juga

disebabkan oleh settingan Harddisk dengan CMOS yang tidak

tepat. cobalah untuk masuk ke Setup (BIOS) dan pastikan apakah

Harddisk sudah di set dengan benar. jika perlu lakukan kembali

proses Auto Detect.

c. Device boot tidak di set dengan benar.

Pastikan cd atau disket tidak ada dalam cpu yang mungkin

menyebabkan komputer anda booting dari cd atau disket. sudah

tidak ada cd atau disket dalam cpu dan masih tetap hang coba

dengan mengeset floopy di boot first boot device, Harddisk

second boot device, cdroom third boot device.

40

Page 41: Analisa Kerusakan Hardisk

d. Settingan BIOS tidak normal.

Jika itu yang terjadi, cobalah untuk melakukan setting ulang

BIOS sesuai default dari perusahaan.

e. Koneksi dengan Harddisk terputus atau hilang.

Jika ada hardware dari komputer anda yang dilepas atau baru

dipasang terkadang hardware tersebut menjadi tidak terdeteksi.

Pastikan kabel dari dan ke cd rom atau Harddisk terpasang

dengan benar.

f. Harddisk mengalami kerusakan atau hardware yang lain mengalami

kerusakan.

2. Komputer tidak mau booting

Setelah memasang harddisk yang baru, komputer tidak mau booting dan

tidak ada pesan kesalahan yang muncul pada layar monitor. Matikan

komputer, buka casing komputer dan lepaskan harddisk dari casing,

dengan terlebih dahulu melepaskan skrup yang terpasang pada harddisk.

Pastikan jumper yang terpasang pada harddisk, posisinya sudah benar.

Pasang kembali harddisk dan tutup/pasang kembali tutup pada casing

komputer. Masukkan disket bootable pada drive A dan hidupkan

komputer. Jalankan program Disk Manager dengan cara masukkan

disket Disc-Wizard ke drive A dan ketik A:XDM. Kemudian tekan

tombol ENTER. Ikuti instruksi yang ada di Disk Manager untuk

menginstall dan memformat harddisk. Setelah program Disk Manager

selesai dijalankan, booting kembali komputer.

41

Page 42: Analisa Kerusakan Hardisk

3. Ketika menghidupkan komputer, di layar monitor muncul pesan

kesalahan: “Drive not Ready”.

Cek koneksi semua kabel. Pastikan pin 1 pada drive dihubungkan ke pin

1 pada hard-disk controller. Pastikan daya power suppy cukup dengan

kebutuhan. Booting kembali komputer.

4. Pada FDISK muncul pesan kesalahan, “No Fixed Disk Present’.

Pastikan daya power supply cukup dan sesuai dengan kebutuhan Cek isi

dari drive pada waktu melakukan setup pertama kali. Serta Cek apakah

terjadi konflik pada alamat atau port I/O.

4.2. Analisis Data Troubleshooting Harddisk

Dari hasil penelitian Troubleshooting pada Harddisk jenis PATA dan SATA

maka didapat data berupa informasi kerusakan dengan memperhatikan

tampilan pada POST (Power On Self Test) pada produsen Seagate.

Kerusakan yang terjadi pada Harddisk karena adanya kesalahan dalam

penggunaan Harddisk.

1. Pada DOS muncul pesan kesalahan “Disk Boot Failure,” “Non-

Sistem Disk” atau “No ROM Basic - SISTEM HALTED”.

Install kembali file sistem DOS menggunakan utility DOS SYS. Cek

semua kabel yang terpasang pada motherboard. Gunakan FDISK untuk

melihat apakah partisi primer (biasanya diatur untuk harddisk dan

digunakan untuk booting pertama kali) sudah aktif atau belum. Cek

42

Page 43: Analisa Kerusakan Hardisk

apakah harddisk terkena virus atau tidak, dengan menggunakan anti

virus.

2. Pada sistem muncul pesan kesalahan: “HDD Controller failure”.

Amati dan perhatikan jumper pada harddisk sudah benar atau belum.

Kalau belum segera masukkan sesuai dengan urutannya.

3. Ketika menghidupkan komputer, di layar monitor muncul pesan

kesalahan: “Drive not Ready”.

Cek koneksi semua kabel. Pastikan pin 1 pada drive dihubungkan ke pin

1 pada hard-disk controller. Pastikan daya power suppy cukup dengan

kebutuhan. Booting kembali komputer.

4. Harddisk macet saat loading windows.

Pada saat loading windows, tiba-tiba muncul pesan sebagai berikut :

verifying dmi pool data... selanjutnya booting gagal dan komputer

langsung hang. tampilan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal

sebagai berikut :

a. Boot files corrupt atau ada yang terhapus.

Jika itu yang terjadi lakukan beberapa langkah :

Lakukan booting dari floopy dan masukkan bootable disk.

Gunakan disket dengan versi sistem operasi yang sama dengan

yang terpasang di komputer.

Setelah proses booting lewat disket berhasil, pada drive A:\>

ketikan "sys c:" dan tekan enter. Jika perintah dieksekusi dengan

43

Page 44: Analisa Kerusakan Hardisk

benar oleh sistem maka akan menampilkan pesan "File sistem

transferred".

Setelah itu pindahkan disket dan boot ulang.

Jika dengan cata diatas tetap belum bisa booting, lakukan kembali

boot dari floopy dan masukkan boot disk.

Pada prompt A:\> ketika "fdisk/mbr" dan tekan enter. Perintah

tersebut digunakan untuk mempartisi kembali master boot record

Harddisk. setelah itu pindahkan disket dan boot ulang.

Sebagai catatan, perintah-perintah diatas hanya berlaku untuk

penggunaan sistem operasi yang berbasis Microsoft windows

b. Settingan drive Harddisk salah.

Komputer berhenti pada saat proses load windows dan muncul

pesan "verifying dmi pool data...” hal ini mungkin juga

disebabkan oleh settingan Harddisk dengan CMOS yang tidak

tepat. cobalah untuk masuk ke Setup (BIOS) dan pastikan

apakah Harddisk sudah di set dengan benar. jika perlu lakukan

kembali proses Auto Detect.

c. Device boot tidak di set dengan benar.

Pastikan cd atau disket tidak ada dalam cpu yang mungkin

menyebabkan komputer anda booting dari cd atau disket. sudah

tidak ada cd atau disket dalam cpu dan masih tetap hang coba

dengan mengeset floopy di boot first boot device, Harddisk

second boot device, cdroom third boot device.

44

Page 45: Analisa Kerusakan Hardisk

d. Settingan BIOS tidak normal.

Jika itu yang terjadi, cobalah untuk melakukan setting ulang

BIOS sesuai default dari perusahaan.

e. Koneksi dengan Harddisk terputus atau hilang.

Jika ada hardware dari komputer anda yang dilepas atau baru

dipasang terkadang hardware tersebut menjadi tidak terdeteksi.

Pastikan kabel dari dan ke cd rom atau Harddisk terpasang

dengan benar.

f. Harddisk mengalami kerusakan atau hardware yang lain mengalami

kerusakan.

45

Page 46: Analisa Kerusakan Hardisk

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian pada Troubleshooting Harddisk maka dapat ditarik

kesimpulan yaitu:

Kerusakan dan permasalahan yang terjadi pada Harddisk diakibatkan

sering terjadi kesalahan dalam pemakaian, seperti membiarkan panas

Harddisk yang belebih, mematikan komputer tidak sesuai dengan

prosedur, kesalahan setting jumper dan koneksi kabel yang terganggu

karena rusak atau putus. Hal- hal tersebut akan sangat berpengaruh pada

kinerja Harddisk, yang merupakan salah komponen dalam CPU yang

mempunyai fungsi yang vital. Dan tentu saja akan berpengaruh pada

kinerja komputer yang semakin menurun, karena semua program

maupun data-data dari komputer disimpan didalam Harddisk. Untuk

Harddisk memerlukan perawatan dalam penggunaannya agar tidak

cepat mengalami masalah.

46

Page 47: Analisa Kerusakan Hardisk

5.2. Saran

Setelah penulis mengadakan penelitian dan analisis dari Troubleshooting

Harddisk, maka penulis memberikan saran, antara lain:

1. Semua perangkat komponen PC (Personal Komputer) terutama

Harddisk perlu dilakukannyya perawatan yang sesuai, agar kinerja

Harddisk dapat tetap terjaga.

2. Diharapkan para produsen Harddisk agar lebih meningkatkan lagi

ketahanan fisik dari produknya, agar tidak cepat mengalami kerusakan.

3. Perlu dilakukannya defragmentasi pada setiap pemakaian untuk

merapatkan kembali ruang kosong Harddisk yang telah dipakai.

47