Analisa Jurnal Dukungan Keluarga
-
Upload
widya-dhyan-vianisty -
Category
Documents
-
view
227 -
download
4
description
Transcript of Analisa Jurnal Dukungan Keluarga
![Page 1: Analisa Jurnal Dukungan Keluarga](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082506/5695cefe1a28ab9b028c1df9/html5/thumbnails/1.jpg)
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGADENGAN KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI KELAHIRAN
ANAK PERTAMA PADA MASA TRIWULAN KETIGA
Reta Budi AprianawatiRr. Indah Ria Sulistyorini S.Psi., Psi
I. Pendahuluan
Kehamilan pertama bagi seorang wanita merupakan salah satu periode krisis dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang bercampur baur, antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan dialaminya semasa kehamilan. Kecemasan tersebut dapat muncul karena masa panjang saat menanti kelahiran penuh ketidakpastian, selain itu bayangan tentang hal hal yang menakutkan saat proses persalinan walaupun apa yang dibayangkannya belum tentu terjadi. Situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik
Taylor (1995) mengatakan bahwa kecemasan ialah suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menyenangkan ini umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, dan lain-lain) dan gejala-gejala psikologis (seperti panik, tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi, dan sebagainya).Dengan makin tuanya kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil mulai tertuju pada sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga kegelisahan dan ketakutan yang dialami ibu hamil akan semakin intensif saat menjelang persalinan (Kartono, 1992). Rasa takut menjelang persalinan menduduki peringkat teratas yang paling sering dialami ibu selama hamil (Lestaringsih, 2006).
Merujuk pada teori Buffering Hipothesis yang berpandangan bahwa dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dengan cara melindungi individu dari efek negatif stress. Perlindungan ini akan efektif hanya ketika individu menghadapi stressor yang berat. Dukungan keluarga terutama dukungan yang didapatkan dari suami akan meimbulkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri isteri (Dagun, 1991). Berdasarkan paparan diatas, dukungan keluarga yang diberikan kepada wanita hamil dapat menumbuhkan perasaan tenang, aman, dan nyaman sehingga dapat mempengaruhi kecemasan ibu hamil.Kelebihan :1) Mencantumkan hasil survei yang telah dilakukan pada daerah yang akan
diteliti
2) Penelitian ini sangat memberikan kontribusi bagi praktek keperawatan
komunitas dan keluarga
3) Penelitian ini mempunyai potensial dalam membantu masalah yang saat
ini sedang terjadi.
![Page 2: Analisa Jurnal Dukungan Keluarga](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082506/5695cefe1a28ab9b028c1df9/html5/thumbnails/2.jpg)
4) Dalam penelitian ini sudah digambarkan prevalensi dari penelitian yang
telah ada sebelumnya
5) Judul penelitian ini sudah sesuai dengan isi penelitian yang menjelaskan
bahwa dukungan keluarga mempengaruhi tingkat kecemasan pada ibu
hamil dalam menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan
ketiga. Semakin tinggi dukungan keluarga maka akan semakin rendah
tingkat kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada
masa triwulan ketiga.
6) Dalam penelitian ini juga sudah dijelaskan batasan umur ibu hamil yaitu
ibu hamil dengan usia kandungan tujuh sampai sembilan bulan yang
mengandung anak pertama dan memiliki suami.
Kekurangan :
7) Dalam penelitian ini belum membandingkan hasil survei pada daerah
yang akan diteliti dengan hasil survei daerah lain (keaslian penelitian).
II. Tujuan penelitian
Dalam penelitian ini sudah mencantumkan tujuan umum yaitu
untuk menguji hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu
hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga .
Sedangkan tujuan khususnya adalah tidak dipaparkan secara jelas dimana
seharusnya tujuan khususnya adalah mengetahui tingkat kecemasan ibu
hamil.
III. Tinjauan pustaka
Dalam jurnal ini sudah dicantumkan tinjauan pustaka secara jelas.
Dimana terdapat tinjauan pustaka yang mengikuti alur yang logis dan
banyak memberikan review terhadap penelitian yang dilakukan dan secara
kritis menelaah namun belum membandingkan hasil-hasil penelitian yang
lain tetapi dalam jurnal ini sudah menyertakan literature yang berkaitan
erat dengan penelitian.
Adapun tinjauan pustaka yang seharusnya juga tercantum dalam jurnal ini
adalah sebagai berikut :
![Page 3: Analisa Jurnal Dukungan Keluarga](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082506/5695cefe1a28ab9b028c1df9/html5/thumbnails/3.jpg)
Klasifikasi tingkat kecemasan
Menurut Carpenito (2001) klasifikasi tingkat kecemasan dibagi menjadi 4
tingkatan yaitu:
1) Kecemasan ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari yang
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsi. Tanda dan gejala antara lain: persepsi dan perhatian
meningkat, waspada, mampu mengatasi situasi bermasalah dapat
mengintegrasikan pengalaman masa lalu, saat ini dan masa yang akan
datang.
2) Kecemasan sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan seseorang pada hal yang
nyata dan mengesampingkan yang lain, sehingga mengetahui perhatian
yang sedikit, tetapi dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Tanda
dan gejala dari kecemasan sedang yaitu persepsi agak menyempit
secara selektif, tidak perhatian tetapi dapat mengarahkan perhatian.
3) Kecemasan berat
Cenderung memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta
tidak dapat berfikir tentang hal yang lalin. Semua perilaku ditujukan
untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan
pengarahan untuk dapat memusatkan pada area lain. Tanda dan gejala
dari kecemasan berat yaitu persepsinya sangat kurang, berfokus pada
hal yang detail, tidak dapat berkonsentrasi lebih, sangat mudah
mengalihkan perhatiaan, serta tidak mampu berkonsentrasi.
4) Tingkat panic
Berhubungan dengan terpengaruh ketakutan dan teror. Tanda dan
gejala dari tingkat panik yaitu peningkatan aktifitas motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, dan
persepsi yang menyimpang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan
1) Umur
Prawirohardjo (2003) menspesifikasikan umur kedalam tiga
kategori, yaitu: kurang dari 20 tahun (tergolong muda), 20-30
![Page 4: Analisa Jurnal Dukungan Keluarga](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082506/5695cefe1a28ab9b028c1df9/html5/thumbnails/4.jpg)
tahun (tergolong menengah), dan lebih dari 30 tahun (tergolong
tua). Soewandi (1997) mengungkapkan bahwa umur yang lebih
muda lebih mudah menderita stress dari pada umur tua.
2) Keadaan fisik
Menurut Carpenito (2001) penyakit adalah salah satu faktor yang
menyebabkan kecemasan. Seseorang yang sedang menderita
penyakit akan lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan
dengan orang yang tidak sedang menderita penyakit.
3) Sosil budaya
Menurut Soewardi (1997), cara hidup orang dimasyarakat juga
sangat memungkinkan timbulnya stress. Individu yang mempunyai
cara hidup teratur akan mempunyai filsafat hidup yang jelas
sehingga umumnya lebih sukar mengalami stress. Demikian juga
dengan seseorang yang keyakinan agamanya rendah.
4) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan
respon terhadap sesuatu yang datang baik dari dalam maupun dari
luar. Orang yang akan mempunyai pendidikan tinggi akan
memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang
berpendidikan lebih rendah atau mereka yang tidak berpendidikan.
Kecemasan adalah respon yang dapat dipelajari. Dengan demikian
pendidikan yang rendah menjadi faktor penunjang terjadinya
kecemasan (Raystone, cit Meria 2005).
5) Tingkat pengetahuan
Soewandi (1997) mengatakan bahwa pengetahuan yang rendah
mengakibatkan seseorang mudah mengalami stress. Ketidaktahuan
terhadap suatu hal dianggap sebagai tekanan yang dapat
mengakibatkan krisis dan dapat menimbulkan kecemasan. Stress
dan kecemasan dapat terjadi pada individu dengan tingkat
pengetahuan yang rendah, disebabkan karena kurangnya informasi
yang diperoleh.
![Page 5: Analisa Jurnal Dukungan Keluarga](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082506/5695cefe1a28ab9b028c1df9/html5/thumbnails/5.jpg)
Tanda dan gejala kecemasan
Menurut Carpenito (2001), sindrom kecemasan berfariasi
tergantung tingkat kecemasan yang dialami seseorang, yang
manifestasi gejalanya terdiri dari :
1) Gejala fisiologis
Peningkatan frekuensi nadi, tekanan darah, nafsu, gemetar,
mual muntah, sering berkemih, diare, insomnia, kelelahan dan
kelemahan, kemerahan atau pucat pada wajah, mulut kering,
nyeri (dada, punggung dan leher), gelisah, pingsan dan pusing.
2) Gejala emosional
Individu mengatakan merasa ketakutan, tidak berdaya, gugup,
kehilangan percaya diri, tegang, tidak dapat rileks, individu
juga memperlihatkan peka terhadap rangsang, tidak sabar,
mudah marah, menangis, cenderung menyalahkan orang lain,
mengkritik diri sendiri dan orang lain.
3) Gejala kognitif
Tidak mampu berkonsentrasi, kurangnya orientasi lingkungan,
pelupa (ketidakmampuan untuk mengingat) dan perhatian yang
berlebihan.
IV. Kerangka Teori dan Hipotesa
Dalam jurnal dicantumkan kerangka teori dan hipotesa. Dimana
Jurnal ini belum mengutarakan secara jelas sumber teori yang digunakan
sehingga pembaca dapat memahami kerangka penelitian dan belum
tercantum kerangka konsep sesuai teori yang ada, Namun hipotesa dapat
dijelaskan dan ada dalam bentuk pernyataan yang dapat ditest.
V. Metodologi
a. Dalam jurnal ini, desain penelitiannya yang dibuat tidak dijelaskan
dengan benar,yang seharusnya dijelaskan seperti misalnya ;
menggunakan desain cross sectional dengan model pendekatan point
time dan sebagainya.
b. Dalam penelitian ini variable bebas dan terikat telah dijelaskan
![Page 6: Analisa Jurnal Dukungan Keluarga](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082506/5695cefe1a28ab9b028c1df9/html5/thumbnails/6.jpg)
c. Definisi operasional telah dijelaskan yang dapat memperkuat
penelitian dan menjelaskan cara menggategorikan pengukuran
variabel terikat dan bebas
d. Kelemahan penelitian tidak dijelaskan
VI. Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan tehnik pengambilan sampel
yaitu menggunakan tehnik pengambilan sample secara purposive. Yaitu
para ibu hamil yang akan melahirkan bayi pertamanya dan usia
kandungannnya sudah masuk pada triwulan ketiga yakni tujuh sampai
sembilan bulan yang memeriksakan kandungannya di beberapa Rumah
Sakit Bersalin Purwokerto.
1. Instrument dan Prosedur Pengumpulan Data
a. Tidak dijelaskan mengenai waktu pengambilan data.
b. Instrument yang digunakan berupa lembar wawancara atau
kuesioner. Cara penilaian dicantumkan per variabel dengan
memberikan pertanyaan yang bersifat positif dan negatif yang
masing- masing terdiri dari 50 item pertanyaan yang dikategorikan
dengan skala pengukuran per variabel
c. Dalam melakukan penelitian sudah menjelaskan terdapat kelemahan
metodologi yaitu proporsi dukungan keluarga tidak eksplisit. Sumber
dukungan keluarga yang terdiri dari suami, orang tua, ataupun
keluarga yang lainnya tidak memiliki pembagian presentase yang
jelas. Pada skala kecemasan ibu hamil yang dibuat sendiri oleh
peneliti, terdapat aitem yang mengandung social desirability
sehingga menyebabkan rendahnya validitas dan reabilitas pada alat
ukur.
VII. Analisa Data
2. Dalam penelitian ini tidak dicantumkan analisis bivariat dan univariat.
Namun hanya mengungkapkan penelitian tersebut akan dianalisis
menggunakan product moment dari pearson.
![Page 7: Analisa Jurnal Dukungan Keluarga](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082506/5695cefe1a28ab9b028c1df9/html5/thumbnails/7.jpg)
3. Hasil
a. Dalam penelitian ini sudah menjelaskan hasil penelitian, yaitu :
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menyatakan
bahwa ada hubungan negatif antara dukungan keluarga dengan
kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama masa
triwulan ketiga memiliki korelasi sebesar r = -0, 392 dengan p = 0,006.
Angka tersebut menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan
antara kedua variabel. Dengan demikian, maka hipotesis yang
menyatakan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan
kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama masa
triwulan ketiga diterima.
a. Penelitian ini menggunakan tabel untuk menjelaskan hasil penelitian.
b. Penelitian ini tidak menyertakan fakta lain yang mendukung
interprestasi hasil penelitian.
VIII. Pembahasan
Seperti yang disampaikan dalam teori bahwa dukungan keluarga
yang diberikan kepada wanita hamil dapat menumbuhkan perasaan tenang,
aman, dan nyaman sehingga dapat mempengaruhi kecemasan ibu hamil.
Banyak peneliti mengatakan bahwa menghadapi masa persalinan
merupakan suatu kondisi konkrit yang mengancam diri ibu hamil yang
menyebabkan perasaan tegang, kuatir, dan takut. Untuk itu, ibu hamil
berusaha untuk dapat berhasil dalam menghadapi situasi tersebut sebaik-
baiknya sampai masa persalinan tiba. Adanya perubahan fisiologis yang
menimbulkan ketidakstabilan kondisi psikologis selama hamil
menumbuhkan kekhawatiran yang terus menerus dalam menghadapi
kelahiran bayi pada wanita hamil pertama. Perasaan demikian akan
terwujud dalam bentuk suatu kecemasan. Kecemasan yang diikuti adanya
perasaan bimbang, ada kalanya kurang disadari oleh yang bersangkutan
sehingga bertahan lama dalam dirinya yang semakin lama akan memiliki
frekuensi dan intensitas yang lebih tinggi. Perubahan emosi tersebut tidak
sama pada setiap wanita hamil. Perbedaan tersebut tergantung pada
![Page 8: Analisa Jurnal Dukungan Keluarga](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082506/5695cefe1a28ab9b028c1df9/html5/thumbnails/8.jpg)
kepribadian individu, tipe stres yang pernah dialami, dan dukungan emosi
yang didapat dari wanita tersebut.
4. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pada judul
penelitian ini tidak sesuai dengan isi penelitian. Dan hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil
menghadapi kelahiran anak pertama masa triwulan ketiga. Bisa dikatakan
juga bahwa penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya.
5. Saran
a. Sebelum dilakukan penelitian sebaiknya dilakukan survey langsung
atau pendidikan kesehatan tentang bagaimana cara mengatasi
kecemasan pada ibu hamil
b. Dijelaskan untuk lebih memperhatikan konten pada variabel-
variabelnya. Pada penelitian yang menggunakan sumber dukungan dari
keluarga disarankan untuk membagi dukungan secara proporsional
dengan jelas sesuai dengan sumber-sumber yang dituju. Penelitian
selanjutnya disarankan menggunakan alat ukur yang sudah teruji
validitas dan reabilitas yang tinggi dan tidak mengandung social
desirability.
c. Perlu penelitian lebih lanjut dan lebih teliti lagi untuk meningkatkan
dukungan keluarga dalam pengawasan ibu hamil.
6. Implikasi Keperawatan
Perawat dapat membantu mengurangi adanya kecemasan pada ibu
hamil dalam masa triwulan ketiga agar dapat menjalani proses persalinan
dengan lancar dan bayinya selamat.
Selain itu hal yang penting adalah perawat sebagai pendidik dapat
memberikan pendidikan kesehatan pada ibu dan keluarga pasien. Perawat
memberikan pesan untuk selalu menjaga pola hidup sehat dalam merawat
ibu hamil , dan selalu memberikan dukungan pada ibu hamil agar tidak
terjadi stress dan tekanan mental akibat ketakutan atau kecemasan akan
menghadapi persalinan. Dimana dukungan keluarga sangat berarti dalam
menurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil. Diharapkan pesan yang
![Page 9: Analisa Jurnal Dukungan Keluarga](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082506/5695cefe1a28ab9b028c1df9/html5/thumbnails/9.jpg)
disampaikan benar-benar dapat memotivasi keluarga untuk memberikan
dukungan pada ibu hamil untuk mempersiapkan diri menghadapi
persalinan.