Analisa fundamental saham

32
BAB I PENDAHULUAN Dalam melakukan investasi, seorang investor harus memiliki alat untuk meneliti, menganalisis, dan menyeleksi saham yang akan dibeli. Sehubungan dengan hal tersebut, investor harus mempertimbangkan resiko yang dihadapi dan keuntungan yang diharapkan. Resiko dapat timbul karena adanya ketidakpastian pada masa yang akan datang. Resiko dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: (1) resiko sistematis, (2) resiko unsistematis, dan (3) resiko portofolio. Resiko sistematis disebabkan oleh faktor-faktor yang secara serentak mempengaruhi harga saham di bursa (atau disebut juga dengan resiko pasar), misalnya kebijakan pemerintah di bidang politik, ekonomi, adanya inflasi dan devaluasi. Resiko ini tidak dapat dicegah atau dipengaruhi melalui diversifikasi. Resiko unsistematis disebabkan karena faktor internal perusahaan atau dalam industri itu sendiri. Unsur yang mempengaruhi resiko ini adalah kelompok industri, sistem manajemen organisasi, personalia perusahaan, bidang usaha, struktur permodalan, susunan aktiva tetap dan sebagainya. Resiko ini dapat diperbaiki dengan cara memperbaiki manajemen perusahaan dan pemodal mendesain kembali portofolionya. Sedangkan resiko portofolio dipengaruhi oleh bagian atau prosentase pemilikan saham dari suatu perusahaan. Besarnya resiko setiap saham dan corak hubungan antar masing-masing saham cenderung positif atau negatif. Resiko ini secara teori diukur dengan koefisien beta. Dengan mempertimbangkan resiko tersebut, diharapkan investor mendapat tingkat keuntungan yang cukup. Upaya untuk dapat memperoleh tingkat keuntungan yang menarik, investor dapat menginvestasikan dananya pada beberapa kelompok saham, dengan harapan jika investasi pada saham tertentu tidak dapat memperoleh

Transcript of Analisa fundamental saham

Page 1: Analisa fundamental saham

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam melakukan investasi, seorang investor harus memiliki alat untuk

meneliti, menganalisis, dan menyeleksi saham yang akan dibeli. Sehubungan dengan

hal tersebut, investor harus mempertimbangkan resiko yang dihadapi dan keuntungan

yang diharapkan. Resiko dapat timbul karena adanya ketidakpastian pada masa yang

akan datang. Resiko dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: (1) resiko sistematis,

(2) resiko unsistematis, dan (3) resiko portofolio.

Resiko sistematis disebabkan oleh faktor-faktor yang secara serentak

mempengaruhi harga saham di bursa (atau disebut juga dengan resiko pasar),

misalnya kebijakan pemerintah di bidang politik, ekonomi, adanya inflasi dan

devaluasi. Resiko ini tidak dapat dicegah atau dipengaruhi melalui diversifikasi.

Resiko unsistematis disebabkan karena faktor internal perusahaan atau dalam industri

itu sendiri. Unsur yang mempengaruhi resiko ini adalah kelompok industri, sistem

manajemen organisasi, personalia perusahaan, bidang usaha, struktur permodalan,

susunan aktiva tetap dan sebagainya. Resiko ini dapat diperbaiki dengan cara

memperbaiki manajemen perusahaan dan pemodal mendesain kembali portofolionya.

Sedangkan resiko portofolio dipengaruhi oleh bagian atau prosentase pemilikan

saham dari suatu perusahaan. Besarnya resiko setiap saham dan corak hubungan antar

masing-masing saham cenderung positif atau negatif. Resiko ini secara teori diukur

dengan koefisien beta.

Dengan mempertimbangkan resiko tersebut, diharapkan investor mendapat

tingkat keuntungan yang cukup. Upaya untuk dapat memperoleh tingkat keuntungan

yang menarik, investor dapat menginvestasikan dananya pada beberapa kelompok

saham, dengan harapan jika investasi pada saham tertentu tidak dapat memperoleh

Page 2: Analisa fundamental saham

tingkat keuntungan seperti yang diharapkan, investor masih mempunyai harapan

untuk mendapatkan tingkat keuntungan dari saham-saham yang lain. Cara-cara seperti

ini dinamakan investasi dalam portofolio. Yang penting untuk dilakukan oleh investor

dalam menentukan saham mana yang akan dimasukkan dalam portofolio memerlukan

keahlian dalam memilih saham-saham yang sekiranya nanti dapat mendatangkan

tingkat keuntungan yang optimal.

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menganalisis saham, yaitu dengan

menggunakan analisis fundamental, atau sering disebut dengan share price forcasting

model, dan analisis teknikal. Analisis fundamental digunakan untuk menganalisis

saham berdasarkan kemampuan perusahaan, yang meliputi sistem manajemen

organisasi, jenis usaha, dan situasi keuangan perusahaan. Analisis ini terutama

menyangkut masalah kebijakan perusahaan. Alat analisis fundamental yang sering

digunakan adalah dengan menghitung PER (Price Earning Ratio), ROI (Return On

Investment), ROE (Return On Equity), PBV (Price Book Value), dan EPS (Earning

Per Share). Analisis fundamental dimaksudkan untuk menjawab apakah harga suatu

saham itu murah atau mahal. Jika harga saham murah maka investor dapat mengambil

keputusan untuk membeli saham tersebut.

Analisis teknikal dilakukan dengan analisis terhadap harga saham berdasarkan

perilaku fluktuasi harga saham dalam beberapa periode. Sarana yang digunakan dalam

analisis ini adalah metode bagan dan grafik yang nantinya dapat diketahui trend harga

saham. Metode ini berpandangan bahwa harga saham dipengaruhi oleh suatu siklus

trend atau mode tertentu.

Memperkirakan harga saham pada masa yang akan datang dapat dilakukan

dengan mengestimasikan nilai faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham

di masa yang akan datang. Dengan demikian langkah penting dalam memprediksi

Page 3: Analisa fundamental saham

harga saham adalah dengan mengidentifikasi faktor-faktor fundamental (seperti

penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, kebijakan deviden, dan sebagainya) yang

diperkirakan akan mempengaruhi harga saham.

D. Rumusan Dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

1. Bagaimana memprediksi harga saham berdasarkan share price

forcasting model?

2. Seberapa besar fluktuasi harga saham pada perusahaan yang diteliti

2. Batasan Masalah

1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan-perusahaan yang sahamnya

teraktif yang masuk dalam peringkat LQ 45

2. Data yang akan dianalisis adalah data tahun 2000 dan 2001 yang akan

digunakan untuk memprediksi harga saham pada tahun 2002 dan 2003.

E.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aplikasi share price forcasting model untuk

memprediksi harga saham.

2. Untuk mengetahui fluktuasi harga saham pada perusahaan yang diteliti

.

F. Kontribusi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk beberapa pihak, yaitu:

1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memprediksikan

harga saham pada masa yang akan datang.

2. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan investor untuk mengambil

keputusan dalam membeli saham

Page 4: Analisa fundamental saham

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kajian Penelitian Terdahulu

Siswanto (1998) meneliti tentang Penerapan Share Price Forcasting

Model dalam menganalisis harga saham perusahaan property (Studi Kasus

Pada PT Lippo Land Development). Berdasarkan data keuangan

triwulanan tahun 1997, dilakukan analisis terhadap variabel-variabel

seperti pertumbuhan penjualan, nilai penjualan, penghasilan di luar

operasi,net profit margin, earning per share, price earning ratio, dan

dividend payout ratio, ternyata hasilnya cenderung menurun. Dari hasil

perhitungan beberapa variabel diatas dapat diramalkan harga saham pada

tahun 1998, ternyata hanya mengalami pertumbuhan harga yang rendah,

meskipun begitu angkanya masih positif.

Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari penelitian Siswanto dengan

menambah jumlah perusahaan yang diteliti.

2. Kajian Teori

1. Investasi dan Saham

a. Pengertian investasi dan saham

Investasi atau penanaman modal menurut Husnan ( 2001:48)

merupakan penanaman modal yang dilakukan dalam bentuk pembelian

surat-surat berharga, emas, valuta asing, deposito dan lain-lain guna

memperoleh pendapatan tambahan secara periodik atau keuntungan atas

penjualan kembali surat-surat berharga , emas, valuta asing maupun

deposito tersebut.

Page 5: Analisa fundamental saham

Saham adalah surat bukti kepemilikan dalam perseroan terbatas yang

diperoleh melalui pembelian atau cara lain yang kemudian memberi hak

atas deiden dan lain-lain sesuai dengan besar kecilnya investasi modal

pada perusahaan tersebut. Saham menurut Baridwan (1990 : 241)

dimasukkan dalam kelompok investasi jangka pendek jika pembelian

dilakukan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang dimiliki perusahaan

dan dijual jika dibutuhkan uang.

b. Manfaat investasi dalam saham

Beberapa keuntungan bagi mereka yang memiliki saham antara lain :

1. Kemungkinan memperoleh capital gain, yaitu selisih positif antara

harga pada saat membeli saham dibandingkan dengan harga pada

saat menjual saham tersebut di bursa efek.

2. Memiliki har prioritas untuk membeli bukti right yang dikeluarkan

perusahaan.

3. Kemungkinan memperoleh deviden berupa uang tunai atau saham

(deviden saham ) kalau perusahaan berkembang baik.

4. Waktu kepemilikan tidak terbatas dan berakhir pada saat menjual

kembali saham tersebut di bursa efek.

5. Kemungkinan memperoleh hak atas saham bonus

6. Memiliki hak suara dalam RUPS.

2. Teknik dalam pengambilan keputusan investasi

Dua pendekatan analisis yang sering digunakan dalam analisis

sekuritas adalah analisis fundamental (share price forcasting model ) dan

analisis teknikal. Teknik analisis rasio merupakan rasio-rasio keuangan yang

Page 6: Analisa fundamental saham

sering digunakan dalam pendekatan fundamental, namun dapat memberikan

gambaran yang lebih jelas digunakan analisis teknikal.

a. Analisis Fundamental

Husnan (2001:316) mencoba memperkirakan harga saham yang akan

datang dengan mengestimasi faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi

harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-

variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Variabel-variabel

yang sering digunakan dalam model peramalan harga saham adalah :

1. Pertumbuham penjualan

Menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23

menjelaskan bahwa penjualan merupakan bagian dari pendapatan(revenue),

dimana penjualan bisa diperoleh dari :

a. Penjualan barang

Merupakan penjualan yang meliputi barang yang diproduksi

perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali,

seperti barang dagang yang dibeli untuk dijual kembali.

b. Penjualan Jasa

Merupakan penjualan yang menyangkut pelaksanaan tugas

yang secara kontrktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama satu

periode waktu yang disepakati oleh perusahaan, jasa tersebuut dapat

diserahkan selama satu periode atau selama lebih dari satu periode.

Pertumbuhan penjualan ini biasanya dinyatakan dalam prosentase

penjualan dalam kurun waktu tertentu misalnya dalam bulanan,

triwulanan, kuartal, setengan tahun maupun per tahun. Pertumbuhan

Page 7: Analisa fundamental saham

penjualan ini merupakan realisasi penjualan bersih yang dihitung

berdasarkan pergerakan total penjualan perusahaan.

2. Nilai penjualan

Nilai penjualan merupakan salah satu teknik riel pendapatan yang

diungkapkan dalam bentuk mata uang, nilai penjualan dalam hal ini

merupakan nilai penjualan bersih yang dihasilkan dari aktivitas rutin

perusahaan. Seperti halnya dijelaskan diatas, nilai penjualan merupakan

bagian dari pendapatan perusahaan yang biasanya disajikan dalam laporan

laba rugi , nilai penjualan ini juga bisa dalam bentuk nilai penjualan

dagang maupun jasa. Nilai ini merupakan arus masuk atau penambahan

lain atas harta suatu kesatuan atau penyelesaian suatu kewajiban (atau

kombinasi keduanya) selama satu periode dari penyerahan atau produksi

barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utma

perusahaan.

3. Penghasilan diluar operasi

Penghasilan diluar operasi merupakan penghasilan lain diluar

aktivitas rutin perusahaan, penghasilan diluar operasi ini juga merupakan

bagian dari pendapatan yang mana penghasilan ini juga terkadang bersifat

rutin tapi bukan merupakan penghasilan utama perusahaan.

4. Net profit margin

Merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total

penghasilan. Rasio ini digunakan untuk mngetahui sejauhmana kontribusi

laba bersih terhadap total penghasilan. Rasio ini diungkapkan dalam

bentuk prosentase

Page 8: Analisa fundamental saham

5. Price Earning Ratio

Rasio ini sering digunakan oleh analisis sekuritas untuk menilai

harga saham. Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka

waktu yamh diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga

saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh

karena itu rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu

jumlah untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan, sehingga PER dapat

dihitung dengan Rumus sebagai berikut

Po ( 1 - RE)PER = ----------- Atau PER = ------------

E P S ( k – g ) 1

Dimana :

Po = Harga saham yang layak beli

E P S = Earning Per Share tahun mendatang 1RE = Return Earning

k = Tingkat bunga bebas resiko

g = Pertumbuhan Deviden

b. Analisis Teknikal

Husnan ( 2001 :350) menyatakan bahwa analisis teknikal merupakan

upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan

harga diwaktu lalu. Analisis ini menyatakan bahwa harga saham

mencerminkan informasi yang relevan, bahwa informasi tersebut

ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu, dan karenanya

perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut

akan berulang.

Page 9: Analisa fundamental saham

6. Jenis –jenis transaksi di Bursa Saham

Klasifikasi trasaksi dibursa saham ada tiga jenis menurut Brigham

Houston (2001:356) :

a. Perdagangan saham yang beredar oleh perusahaan terbuka yang

telah ditetapkan : Pasar Sekunder, yaitu pasar yang digunakan

saham-saham yang diperdagangkan setelah diterbitkan oleh

korporasi.

b. Tambahan saham yang dijual oleh perusahaan terbuka yang telah

ditetapkan pasar : Pasar Primer, yaitu pasar dimana perusahaan

menerbitkan sekuritas baru untuk menaikkan modal korporasi

c. Penawaran perdana kepada publik oleh perusahaan terbuka : Pasar

IPO, yaitu pasar saham pertama kali ditawarkan ke publik ( Initial

Public Offering )

7. Jenis –jenis Saham Biasa

Menurut Brighham Houston (2001: 354) jenis-jenis saham biasa :

a. Saham Berklasifikasi , yaitu saham biasa yang diberi nama khusus,

seperti kelas A, kelas B dan seterusnya untuk memenuhi kebutuhan

khusus perusahaan.

b. Saham Pendiri, yaitu Saham yang dimiliki oleh pendiri perusahaan

dan memiliki hak suara tunggal tetapi devidennya tidak dibayar

selama beberapa tahun yang ditentukan.

8. Pasar Saham Biasa

a. Korporasi Tertutup , sebuah korporasi yang dimiliki oleh beberapa

individu yang biasanya terlibat dengan manajemen perusahaan,

sehingga Saham Biasa yang mereka miliki tidak diperdagangkan

Page 10: Analisa fundamental saham

aktif di Bursa. Perusahaan semacam itu disebut milik pribadi(

privately owned).

b. Korporasi Milik Publik atau Terbuka, sebuah korporasi yang

dimiliki oleh sejumlah besar individu yang tidak terlibat aktif

dalam manajemen.Perusahaan semacam ini disebut korporasi

terbuka ( Publicy owned corporations)

9. Indeks Harga saham

Indek harga saham merupakan indikator utama yang

menggambarkan pergerakan harga saham. Indeks itu juga merupakan

suatu indikator yang secara umum mencerminkan kecenderungan

pergerakan harga saham di Bursa efek. Indeks harga saham dibursa

memiliki beberapa fungsi antara lain :

a. Sebagai indikator perekonomian suatu negara

b. Sebagai indikator trend pasar

c. Sebagai indikator tingkat keuntungan

d. Sebagai tolok ukur kinerja suatu portofolio

Ada beberapa macam pendekatan atau metode penghitungan yang

digunakan untuk menghitung indeks haga saham menurut Fkhrudin

dan Hadianto ( 2001 : 203) yaitu :

a. IHSG ( Indeks Harga saham Gabungan ) , menggunakan semua

saham tercatat sebagai komponen penghitungan indeks.IHSG

pertama kali diperkenalkan pada tgl 1 Agustus 1983 sebagai

indikator pergerakan harga saham yang tercatat di BEJ baik

saham biasa maupunsaham preferen. Hari dasar penghitungan

Page 11: Analisa fundamental saham

IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100 dengan

jumlah saham yang tercatat pada saat itu sebanyak 13 saham.

b. Indeks Sektoral , menggunakan semua saham yang masuk

dalam masing-masing sektor. Indeks sektoral BEJ merupakan

sub indeks dari IHSG. Semua saham yang tercatat di BEJ

diklasifikasikan kedalam ssektor menurut klasifikasi industri

yang telah ditetapkan BEJ, yang diberi nama JASICA ( Jakarta

Stock Exchange Industrial Classification) Kesembilan sektor

tersebut adalah :

1. Sektor-sektor Primer ( Ektraktif)

1) Pertanian

2) Pertambangan

2. Sektor-sektor Sekunder

3) Industri dasar kimia

4) Aneka industri

5) Industri barang konsumsi

3. Sektor- sektor Tersier (jasa)

6) Properti dan Real Estate

7) Transprortasi dan Infrastruktur

8) Keuangan

9) Perdagangan, jasa dan Investasi

c. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih setelah

melalui beberapa macam seleksi. Indeks ini menggunakan 45

saham yang terpilih berdasarkan likuiditas (LiQuid)

perdagangan saham dan disesuaikan setiap 6 bulan (setiap awal

Page 12: Analisa fundamental saham

bulan Pebruari dan Agustus). Dengan demikian saham yang

terdapat dalam indeks teersebut akan selalu berubah. Kriteria

pemilihan saham untuk Indeks LQ 45 sebagai berikut :

1. Masuk dalam ranking 60 terbesar dari total transaksi saham

di pasar Reguler ( rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan

terakhir)

2. Ranking bedasarkan Kapitalisasi pasar (rata-rata

Kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir)

3. Telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan

4. Keadaan perusahan dan prospek pertumbuhannya ,

frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar

reguler.

d. Jakarta Islamic Indeks (JII), yang dikenal sebagai indeks

syariah, menggunakan 30 saham yang termasuk dalam kriteria

Syariah dan termasuk saham likuid

e. Indeks Individual, yaitu indeks harga masing –masing saham

terhadap harga dasarnya

f. Indeks papan utama (Main Board Indeks)

g. Indeks Papan Pengembangan (Development Board Indeks)

10. Model- model Penilaian Saham

Menurut Fkhrudin dan Hadianto (2001:94) Model penilaian saham

yang sering digunakan yaitu :

1. Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Aprroach), nilai

perusahaan yang ditunjukkan dengan harga saham saat ini sama

Page 13: Analisa fundamental saham

dengan present value arus kas yang diharapkan akan diterima

pemiliknya.

2. Price Earning Ratio Approach, pendekatan ini didasarkan pada

perkiraan laba per saham dimasa yang akan datang sehingga dapat

diketahui berapa lama investasi suatu saham akan kembali,

dinyatakan dengan rasio sebagai berikut :

Po ( 1 - RE)PER = ----------- Atau PER = ------------

E P S ( k – g ) 1

Dimana :

Po = Harga saham yang layak beli

E P S = Earning Per Share tahun mendatang

1

RE = Return Earning

k = Tingkat bunga bebas resiko

g = Pertumbuhan Deviden

Page 14: Analisa fundamental saham

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian diskriptif, dimana dalam

penelitian ini akan dijelaskan prosedur pemakaian share price forcasting

model dalam memprediksi harga saham dari perusahaan yang diteliti,

kemudian dikelompokkan prediksi harga saham tersebut berdasarkan jenis

usahanya.

2. Data Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan

perusahaan yang sahamnya masuk dalam peringkat LQ 45 th 2000 dan th

2001 . Sumber data diperoleh dari Bursa Efek

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi yaitu

laporan keuangan perusahaan yang sahamnya masuk dalam peringkat LQ

45 th 2000 dan th 2001.

4. Teknik Analisis Data

Untuk memprediksi harga saham berdasarkan share price forcasting

dengan menggunakan Fundamental Analysis atau Share Price Forcasting

model. Model ini memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang

dengan :

Page 15: Analisa fundamental saham

1. Mengestimasikan nilai faktor-faktor fundamental , yaitu :

a. Pertumbuhan penjualan

Variabel ini merupakan variabel perkiraan yang diharapkan

akan terjadi dimasa yang akan datang yang diterapkan

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan kondisi yang ada baik

kondisi intern perusahaan maupun kondisi ekstern seperti

kondisi perekonomian negara khususnya yang berdampak pada

aktivitas bisnis yang dijalankan perusahaan Pertumbuhan

penjualan ini dihitung dari penjualan ini dikurangi dengan

penjualan tahun sebelumnya dibagi dengan penjualan tahun

sebelumnya. Sedangkan untuk proyeksi laju pertumbuhan

penjualan adalah rata –rata laju pertumbuhan kemudian dibagi

dengan jumlah tahun yang diteliti dikalikan dengan hasil laju

pertumbuhan tahun terakhir

b. Nilai penjualan

Dalam Share Price Forcasting Model, nilai penjualan

diasumsikan sebagai penjualan diasumsikan sebagai penjualan

bersih pada suatu akhir periode. Sedangkan untuk proyeksi

penjualan tahun berikutnya adalah penjualan bersih pada akhir

periode tahun dikalikan dengan laju pertumbuhan penjualan

tahun proyeksi.

Page 16: Analisa fundamental saham

c. Penghasilan diluar operasi

Penghasilan diluar operasi merupakan penghasilan lain diluar

aktivitas rutin perusahaan, penghasilan diluar operasi ini juga

merupakan bagian dari pendapatan yang mana penghasilan ini

juga terkadang bersifat rutin tapi bukan merupakan penghasilan

utama perusahaan. Sedangkan untuk proyeksi penghasilan

diluar operasi diperkirakan setiap tahun mengalami kenaikan

10% dari rata-rata tahun ang diteliti peneliti

d. Net Profit Margin, merupakan rasio antara laba bersih setelah

pajak dengan total penghasilan .

Laba Bersih

Net Profit Margin = --------------------------

Penjualan

Dalam penelitian ini menggunakan anggapan bahwa Net profit

Margin setiap tahun sama

e. Earning Per Share , merupakan pendapatan bersih perlembar

saham pada kurun waktu tertentu periode akuntansi. Rasio ini

menghitung laba bersih dibagi dengan jumlah saham biasa yang

beredar.

Pendapatan bersih

Earning Per Share = ----------------------------------------------

Jumlah lembar saham yang beredar

Page 17: Analisa fundamental saham

2. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga

diperoleh taksiran harga saham.

Untuk mendapatkan taksiran harga saham akhir tahun adalah :

Laju pertumbuhan penjualan (%) ………---------------------------------------------------------------Penjualan (Rp) ………

(+) Pengh Diluar Operasi ………---------------------------------------------------------------(=) Penghasilan (Rp) ………

(X) Net Profit Margin(%) ………---------------------------------------------------------------(=) Laba bersih (Rp) ………

(:) Saham beredar (Rp) ………---------------------------------------------------------------(=) Earning Per Share (%) ………

(X) Payou Ratio(%) ………--------------------------------------------------------------(=) Deviden Persaham (Rp) ………--------------------------------------------------------------EPS ………

(X) PER ………---------------------------------------------------------------(=) Harga Saham Akhir Tahun ……….

Page 18: Analisa fundamental saham

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Sebelum di analisis , Peneliti akan mendefinisikan variabel-variabel yang

diperlukan dan mencoba untuk mengolah data dari perusahaan –perusahaan yang

sahamnya masuk dalam peringkat LQ-45. Setelah dipilah-pilah , ternyata ada 25

perusahaan yang selama 4 periode yaitu 2 tahun mulai tahun 2000-2001 yang

sahamnya masuk dalam peringkat LQ-45 . Perusahaan –perusahaan tsb adalah :

1. PT. Astra Argo Lestari Tbk

2. PT. Aneka Tambang Tbk

3. PT. Medco Energi Corp. Tbk

4. PT. Tambang Timah Tbk

5. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

6. PT. Gudang Garam Tbk

7. PT. HM Sampoerna Tbk

8. PT. Indocement Tunggal PerkasaTbk

9. PT. Semen Cibinong Tbk

10. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk

11. PT. Astra International Tbk

12. PT. Gajah Tunggal Tbk

13. PT. Kalbe Farma Tbk

14. PT. INDOSAT Tbk

15. PT. TELKOM ( Persero) Tbk

16. PT. Matahari Putra Prima Tbk

17. PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk

Page 19: Analisa fundamental saham

18. PT. Bank Lippo Tbk

19. PT. Makindo Tbk

20. PT. Jakarta Int Hotel & Devlp Tbk

21. PT. Bimatara Citra Tbk

22. PT. Cipta Marga Nusaphala P Tbk

23. PT. Tempo Scan Pasifik Tbk

24 . PT. Bank Pan Indonesia Tbk

25. PT. Astra Auto Parts Tbk

1. Mengestimasikan nilai faktor-faktor fundamental , yaitu :

Berikut ini adalah variabel-variabel yang diperlukan dalam metode peramalan

harga saham (Share Price Forcasting Model).

1. Nilai Penjualan

Variabel ini merupakan perkiraan yang diharapkan terjadi di masa

yang akan datang yang diterapkan berdasarkan pertimbangan

kondisi yang ada baik kondisi intern maupun extern. Dari 25

Perusahaan , ada 3 perusahaan yang mengalami penurunan

penjualan , yaitu, PT. Makindo Tbk, PT. Bimantara Citra Tbk, PT.

Astra Auto Parts Tbk. ( lihat Tabel 1). Dari ketiga perusahaan tsb

mengalami pertumbuhan penjualan yang menurun dari th 2000 ke

th 2001, tetapi ketiga perusahaan tsb sahamnya masih mampu

masuk dalam peringkat LQ-45 , meskipun tahun 2001 mengalami

penurunan penjualan.

Page 20: Analisa fundamental saham

2. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan dari 25 perusahaan yang sahamnya masuk

dalam peringkat LQ-45 , ternyata pertumbuhan penjualannya setiap

tahun tidak selalu positif , ada 7 perusahaan yang mengalami

pertumbuhan negatif yaitu PT. Tambang timah Tbk, PT. Bank

Lippo Tbk, PT. Makindo Tbk, PT. Indosat Tbk, PT. Bank Pan Tbk,

PT. Bimantara Citra Tbk, PT. Astra Auto Parts Tbk mengalami

pertumbuhan penjualan negatif dari tahun 1999 ke th 2000. (lihat

tabel 2). Artinya setiap tahun pertumbuhan penjualan tidak selalu

naik tapi ada penurunan penjualan.

3. Penghasilan di luar operasi

Sebagai perusahaan publik , seharusnyalah perusahaan mampu

mencari alternatif yang terbaik untuk mamacu angka laba bersih

perusahaan agar tidak terpengaruh oleh menurunnya angka

penjualan setiap tahun. Dari 25 perusahaan, 13 perusahaann

mampu memperoleh penghasilan diluar operasi . PT. Aneka

Tambang Tbk PT. Tambang Timah Tbk, PT. Semen Cibinong

Tbk, PT. INDOSAT Tbk, PT. Matahari Putra Prima Tbk, PT.

Ramayana Lestari Sentosa Tbk, PT. Bank Lippo Tbk, PT. Makindo

Tbk, PT. Jakarta Int Hotel & Devlp Tbk, PT. Bimatara Citra Tbk,

PT. Tempo Scan Pasifik Tbk, PT. Bank Pan Indonesia Tbk, PT.

Astra Auto Parts Tbk. Perusahaan tsb ada 4 perusahaan yang

hanya 1 tahun memperoleh penghasilan di luar operasi yaitu PT.

Page 21: Analisa fundamental saham

Aneka Tambang Tbk, PT. Semen Cibinong Tbk, PT. Jakarta Int

Hotel & Devlp Tbk, , PT. Astra Auto Parts Tbk. (lihat tabel 3)

4. Net Profit Margin

Net Profit Margin merupakan rasio antara laba bersih setelah

pajak dengan total penghasilan yang bertujuan untuk

mengukur sejauhmana kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio

ini dihitung sebagai berikut :

Dari 25 perusahaan , 5 perusahaan mengalami kerugian(Loss After

Tax) yaitu PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk, PT. Semen Cibinong

Tbk, PT. Astra International Tbk, PT. Gajah Tunggal Tbk, PT. Jakarta

International & Development Tbk. Dari 5 perusahaan tsb belum

mampu menghasilkan laba yang optimal tapi sebalikya perusahaan tsb

mengalami kerugian. (lihat tabel 4)

5. Earning Per Share

Earning Per Share (EPS) merupakan pendapatan bersih per lembar

saham pada kurun waktu tertentu periode akuntansi. Rasio ini

menunjukkan laba bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap

unit saham selama suatu periode tertentu . Rasio ini dihitung

sebagai berikut : Dari 25 perusahaan , 6 perusahaan mengalami

kerugian(Loss After Tax) yaitu PT. Indocement Tunggal Perkasa

Tbk, PT. Semen Cibinong Tbk, PT. Astra International Tbk, PT.

Gajah Tunggal Tbk, PT.Kalbe Farma Tbk, PT. Jakarta

Page 22: Analisa fundamental saham

International & Development Tbk. Dari 6 perusahaan tsb belum

mampu menghasilkan laba yang optimal tapi sebalikya perusahaan

tsb mengalami kerugian. Hasil EPS yang ditunjukkan adalah Loss

(lihat tabel 5)

3. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga

diperoleh taksiran harga saham.

Dari hubungan variabel –variabel nilai penjualan, pertumbuhan

penjualan , penghasilan diluar operasi, Net Profit Margin, Earning

Per Share akan diperoleh harga saham akhit tahun dengan

memasukkan variabel-variabel tsb ke dalam perhitungan yang ada

di bab III .Dari perhitungan tsb terjadi fluktuasi harga saham dari th

2000-2004 (lihat di tabel 6). Ada beberapa perusahaan yang tidak

bisa dihitung harga sahamnya karena kemungkinan :

1. Penjualan cenderung menurun sehingga tidak bisa

menghitung laju pertumbuhan penjualan yang nantinya

untuk menghitung proyeksi penjualan tahun berikutnya.

2. Perhitungan Net Profit Margin hasilnya Not Account (na)

3. Perhitungan Earning Per Share hasilnya Rugi (loss)

Page 23: Analisa fundamental saham

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

I. KESIMPULAN

1. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan yang sahamnya masuk

peringkat LQ –45 selama 2 tahun yaiti tahun 2000 dan tahun 2001 dengan

mengolah data keuangan perusahaan yang diperoleh di Capital Market

Directory dari Bursa Efek

2. Dalam meramalkan harga saham , peneliti menggunakan Share Price

Forcasting Model.

3. Share Price Forcasting Model menggunakan variabel-variabel yaitu :

a. Nilai Penjualan

Dari 25 perusahaan yang diteliti ada 3 perusahaan yang mengalami

penurunan penjualan. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa

perusahaan yang sahamnya masuk peringkat LQ-45 penjualan setiap

tahun tidak selalu mengalami kenaikan penjualan.

b. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan dari 25 perusahaan yang diteliti tidak selalu

positif , ada 7 perusahaan yang mengalami pertumbuhan negatif. Jadi

dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan yang sahamnya masuk

peringkat LQ-45 penjualan setiap tahun tidak selalu mengalami

pertumbuhan positif.

c. Penghasilan diluar operasi

Dari 25 perusahaan yang diteliti ada 13 perusahaan yang mampu

menghasilkan penghasilan diluar operasi , jadi tidak tergantung dari

Page 24: Analisa fundamental saham

kegiatan operasi perusahaan. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa

perusahaan yang sahamnya masuk peringkat LQ-45 tidak harus

mampu menghasilkan penghasilan diluar operasi tetapi akan lebih baik

kalau mampu menghasilkan penghasilan diluar operasi.

d. Net Profit Margin

Dari 25 perusahaan yang diteliti ada 7 perusahaan yang menunjukkan

NPM nya menghasilkan Not Account yang artinya perusahaan tidak

mampu menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu . Jadi

dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan yang sahamnya masuk

peringkat LQ-45 perusahaan ada yang tidak mampu menghasilkan

laba bersih pada tingkat penjualan tertentu .

e. Earning Per Share

Dari 25 perusahaan yang diteliti ada 7 perusahaan yang menunjukkan

EPS nya menghasilkan rugi artinya perusahaan tsb tidak menghasilkan

laba untuk setiap unit saham karena mengalami kerugian. Jadi dapat

diambil kesimpulan bahwa perusahaan yang sahamnya masuk

peringkat LQ-45 perusahaan ada yang tidak mampu menghasilkan

laba untuk setiap unit saham karena mengalami kerugian .

4. Dari 25 perusahaan yang diteliti diatas ternyata masih mampu masuk

dalam peringkat LQ-45, karena kriteria masuk peringkat tsb adalah :

a. Masuk dalam ranking 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar

Reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir

b. Ranking berdasarkan Kapitalisasi pasar ( rata-rata kapitalisasi pasar

selama 12 bulan terakhir )

c. Telah tercatat di BEJ min 3 bulan

Page 25: Analisa fundamental saham

d. Keadaan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan

jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa dari 25 perusahaan yang diteliti ,

dari pehitungan Share Price Forcasting Model yang tidak menunjang tapi

kemungkinan aspek pasar yang menunjang sehingga tetap masuk dalam

peringkat LQ –45 selama 2 tahun.

5. Terjadi Fluktuasi harga saham , jadi harga saham tidak selalu mengalami

kenaikan tapi juga mengalami penuruan

II. SARAN

1. Bagi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli saham harus

lebih teliti dengan mempertimbangkan analisis fundamental yang lebih

dikenal dengan share price forcasting model , dengan mengestimasi nilia

faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang

akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tsb sehingga

diperoleh taksiran harga saham.

2. Analisis Fundamental dapat diikuti dengan analisis yang lain yang dapat

menunjang investor dalam membeli saham.

Page 26: Analisa fundamental saham

Daftar Pustaka

Bapepam, 1994 , Pasar Modal Indonesia, Penerbit Bursa Efek, Surabaya

Eugene F. Brigham, Joel F. Houston, 2001, Manajemen Keuangan, Penerbit

Erlangga, Jakarta

M. Fakhrudin Dan M. Sopian Hadianto, 2001, Perangkat Dan Model Analisis

Investasi Di Pasar Modal, Penerbit PT. Elek Media Komputindo,

Jakarta

Koran Jawa Pos 17 Januari 2003, Indeks Harga Saham, Hal 3

Pandji Anoraga dan Ninik Widayanti, 1992, Pasar Modal Keberadaan dan

Manfaatnya, Penerbit Rineka Cipta

Suad Husnan, 2001, Manajemen keuangan , Edisi Ketiga Penerbit BPFE ,

Yogyakarta

Siswanto, 1998, Penerapan Share Price Forcasting Model dalam

Menganalisis Harga Saham Perusahaan Properti yang Go Publik Di

Bursa Efek Surabaya, Tidak dipublikasikan

Page 27: Analisa fundamental saham
Page 28: Analisa fundamental saham

NASKAH PUBLIKASI PENELITIAN

SHARE PRICE FORCASTING MODEL UNTUK MEMPREDIKSIHARGA SAHAM

Disusun oleh :

UMI HABIBAH K, SE

Dibiayai oleh Anggaran Dana Pendidikan (DPP) Universitas MuhammadiyahMalang Berdasarkan SK Pembantu Rektor I Nomor : E.2.B/126/BAA –

UMM/III/2003

LEMBAGA PENELITIANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2003

Page 29: Analisa fundamental saham
Page 30: Analisa fundamental saham

LEMBAR PENGESAHAN HASIL PENELITIAN BIDANG ILMU

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

1. a. Judul Penelitian : Share Price Forcasting Model untuk Memprediksii

Harga Saham

b. Bidang Ilmu : Manajemen Keuangan

2. Ketua Peneliti :

a. Nama / Gelar : Umi Habibah K, SE

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. Gol / Pangkat / NIP : -

d. Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Akuntansi

e. Pusat Penelitian : Universitas Muhammadiyah Malang

3. Anggota Peneliti : -

4. Lokasi penelitian : Indonesia

5. Lama Penelitian : 4 (Empat) bulan

6. Biaya Penelitian : Rp 2.000.000,- (Dua Juta Rupiah)

Malang, 24 Juli 2003

Menyetujui, Ketua PenelitiDekan FE UMM

Drs. Wahyu Hidayat R. MM Umi Habibah K, SE----------------------------------- -------------------------NIP. 107.9009.0192 NIP. -

MengetahuiKetua Lembaga Penelitian

DR. Ir. Wahyu W. MS--------------------------------

NIP. 110.8909.0128

Page 31: Analisa fundamental saham
Page 32: Analisa fundamental saham