Analisa Ekonomi Dalam Penentuan Harga Air Pada Sistem Penyediaan Air Bersih

10
ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM BALI Rizqa Liyanata Rachmawati 1 , Mohammad Taufiq 2 , Ussy Andawayanti 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TeknikPengairanUniversitasBrawijaya-Malang, JawaTimur, Indonesia Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia [email protected] ABSTRAK Kabupaten Karangasem saat ini memiliki 37 desa rawan air dari 73 desa yang ada. Kecamatan Kubu dan Abang memiliki desa rawan air paling banyak sekitar 51% dari total desa yang ada. Tingkat pelayanan air minum yang dikelola PDAM dan swakelola masyarakat (PAMDES) masih sangat rendah yaitu 40,82%, dengan kualitas pelayanan yang belum memadai baik kuantitas maupun kontinuitasnya. Skripsi ini mengkaji tentang penetapan harga air baku yang paling rendah. Dengan adanya harga air tersebut,diharapkan proyek Sistem Penyediaan Air Bersih di Kecamatan Kubu layak untuk dibangun. Kelayakan ekonomi dihitung dengan membandingkan nilai manfaat dan biaya ditinjau terhadap nilai rasio manfaat dan biaya (B/C), selisih manfaat dan biaya (B-C), tingkat pengembalian internal (IRR), periode pengembalian(PBP),dan analisa sensitivitas. Berdasarkan hasil perhitungan, besarnya biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan sistem penyediaan air baku ini adalah biaya modal sebesar Rp 22.022.780.175,00 dan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 3.166.460.000,00 .Sehingga didapat biaya total sebesar Rp. 25.189.240.175. Manfaat yang didapat yaitu sebesar Rp 6.014.662.711,00. Dasar perhitungan yang digunakan dalam penentuan harga air adalah B/C >1, IRR > suku bunga yang berlaku. Dari hasil pembahasan diperoleh harga air Rp 6.000,-/m 3 . Pada kondisi ini besarnya B/C =1,028, B-C= Rp161.148.245,00, IRR =8,47%, dan Analisa Sensivitas biaya naik 10% dan manfaat turun 10% yang dianggap paling sensitif terhadap nilai biaya dan manfaat. Untuk Periode Pengembalian (PBP) pada tahun ke 8, ini menandakan bahwa setelah tahun ke 8 keuntungan tahunan dari air baku dapat mengembalikan modal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek Sistem Penyediaan Air Bersih di Kecamatan Kubu ini layak secara ekonomi. Kata kunci: Harga Air, B/C, B-C, IRR, Payback Periode, Analisa Sensitivitas. ABSTRACT Karangasem Regency currently has 37 villages that was lacking on clean water out of the 73 villages that could be found in that Regency. District Kubu and District Abang has the most water-prone villages which was about 50% of the total villages. The level of water supply provided by PDAM and PAMDES was still very low which was 40,82%, with a quality of service that has not been adequate in both quality and continuity. This thesis examines the pricing the lowest of raw water. Given the price ,expectedwater supply system in KecamatanKubu is feasible to buid..Economic feasibility calculated by comparing the value of benefit cost ratio(B/C), the difference in benefit (B-C), internal rate of return (IRR), payback periode (PBP), and sensitivity analysis. Based on the description above, the researcher obtained construction costs Rp 22.022.780.175,00. Operation and maintanance costs Rp 3.166.460.000,00, so the total costs Rp 25.189.240.175. The tangible benefits Rp 6.014.662.711,00. Basic calculation used in determining the price of water is B/C >1, IRR > prevailing rates. The results of this study obtained water price is Rp 6.000,-/m 3 , under these conditions the amount of B/C = 1,028 , B-C =,IRR =9,76%, and cost of sensitivity analysis 10% increase and benefit 10% decrease. For the 8 th payback periode, that annual benefit for raw water can return the investment. So,the conclusion of the raw water supply sistem project is reasonable. Keyword: Water price, B/C, B-C, IRR, Payback Periode, Sensitivity Analysis

description

Analisa Ekonomi Dalam Penentuan Harga Air Pada Sistem Penyediaan Air Bersih

Transcript of Analisa Ekonomi Dalam Penentuan Harga Air Pada Sistem Penyediaan Air Bersih

Page 1: Analisa Ekonomi Dalam Penentuan Harga Air Pada Sistem Penyediaan Air Bersih

ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA

SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN KUBU

KABUPATEN KARANGASEM BALI

Rizqa Liyanata Rachmawati

1, Mohammad Taufiq

2, Ussy Andawayanti

2

1Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya

2Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

TeknikPengairanUniversitasBrawijaya-Malang, JawaTimur, Indonesia

Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia [email protected]

ABSTRAK Kabupaten Karangasem saat ini memiliki 37 desa rawan air dari 73 desa yang ada. Kecamatan Kubu

dan Abang memiliki desa rawan air paling banyak sekitar 51% dari total desa yang ada. Tingkat pelayanan air

minum yang dikelola PDAM dan swakelola masyarakat (PAMDES) masih sangat rendah yaitu 40,82%, dengan

kualitas pelayanan yang belum memadai baik kuantitas maupun kontinuitasnya.

Skripsi ini mengkaji tentang penetapan harga air baku yang paling rendah. Dengan adanya harga air

tersebut,diharapkan proyek Sistem Penyediaan Air Bersih di Kecamatan Kubu layak untuk dibangun.

Kelayakan ekonomi dihitung dengan membandingkan nilai manfaat dan biaya ditinjau terhadap nilai rasio

manfaat dan biaya (B/C), selisih manfaat dan biaya (B-C), tingkat pengembalian internal (IRR), periode

pengembalian(PBP),dan analisa sensitivitas. Berdasarkan hasil perhitungan, besarnya biaya yang dikeluarkan

untuk perencanaan sistem penyediaan air baku ini adalah biaya modal sebesar Rp 22.022.780.175,00 dan

biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 3.166.460.000,00 .Sehingga didapat biaya total sebesar Rp.

25.189.240.175. Manfaat yang didapat yaitu sebesar Rp 6.014.662.711,00. Dasar perhitungan yang digunakan

dalam penentuan harga air adalah B/C >1, IRR > suku bunga yang berlaku. Dari hasil pembahasan diperoleh

harga air Rp 6.000,-/m3

. Pada kondisi ini besarnya B/C =1,028, B-C= Rp161.148.245,00, IRR =8,47%, dan

Analisa Sensivitas biaya naik 10% dan manfaat turun 10% yang dianggap paling sensitif terhadap nilai biaya

dan manfaat. Untuk Periode Pengembalian (PBP) pada tahun ke 8, ini menandakan bahwa setelah tahun ke 8

keuntungan tahunan dari air baku dapat mengembalikan modal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek

Sistem Penyediaan Air Bersih di Kecamatan Kubu ini layak secara ekonomi.

Kata kunci: Harga Air, B/C, B-C, IRR, Payback Periode, Analisa Sensitivitas.

ABSTRACT Karangasem Regency currently has 37 villages that was lacking on clean water out of the 73 villages

that could be found in that Regency. District Kubu and District Abang has the most water-prone villages which

was about 50% of the total villages. The level of water supply provided by PDAM and PAMDES was still very

low which was 40,82%, with a quality of service that has not been adequate in both quality and continuity.

This thesis examines the pricing the lowest of raw water. Given the price ,expectedwater supply system

in KecamatanKubu is feasible to buid..Economic feasibility calculated by comparing the value of benefit cost

ratio(B/C), the difference in benefit (B-C), internal rate of return (IRR), payback periode (PBP), and sensitivity

analysis. Based on the description above, the researcher obtained construction costs Rp 22.022.780.175,00.

Operation and maintanance costs Rp 3.166.460.000,00, so the total costs Rp 25.189.240.175. The tangible

benefits Rp 6.014.662.711,00. Basic calculation used in determining the price of water is B/C >1, IRR >

prevailing rates. The results of this study obtained water price is Rp 6.000,-/m3, under these conditions the

amount of B/C = 1,028 , B-C =,IRR =9,76%, and cost of sensitivity analysis 10% increase and benefit 10%

decrease. For the 8th

payback periode, that annual benefit for raw water can return the investment. So,the

conclusion of the raw water supply sistem project is reasonable.

Keyword: Water price, B/C, B-C, IRR, Payback Periode, Sensitivity Analysis

Page 2: Analisa Ekonomi Dalam Penentuan Harga Air Pada Sistem Penyediaan Air Bersih

1.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air adalah sumber

kehidupan,untuk memenuhi kebutuhan

akan air, manusia menciptakan sarana dan

prasarana untuk memudahkan

mendapatkan air tersebut. Air bersih

merupakan kebutuhan pokok bagi

manusia. Seiring dengan semakin

meningkatnya perkembangan jaman dan

jumlah penduduk,kebutuhan akan air

bersih mengalami peningkatan yang cukup

pesat.

Tingkat pembangunanbidang air

baku di Indonesia selama 30

tahuntelahmeningkatdari 9.000

liter/detikmenjadi 3.0000 liter/detik.

Namunsecaranasional,saatinitingkatpelaya

nan air

bakuuntukwilayahperkotaanbarumencapai

39% dandaerahpedesaanmencapai 8%

darijumlahpenduduk yang

dilayanidengansistemperpipaan,baikdari

PDAM maupundariinstansi lain.

Sedangkansisanyadilayaniolehsistem non

perpipaan yang meliputisumurgali,

sumurdangkal, dan lain-lain.

Sehinggapadasaatmusimkemarauterjadikri

sis air terutama di daerah yang

tidakcukuppotensiairnya, baik air

tanahdalammaupun air permukaan.

Untukmengatasihaltersebutdibutu

hkansuatujaringandistribusi air baku yang

baikdanmampuuntukmelayanikebutuhan

air bakubagipenduduk yang tinggal di

daerahtersebut.

Perencanaansebuahjaringandistribusi air

bakudihitungdengantelitidilihatdariberbaga

imacamaspek.

Perencanaantersebutdibuatsecarautuhdanm

embentuksuatusistemjaringandistribusi air

baku yang terpadu.

Upayapengembanganwilayahpadad

asarnyasangateratkaitannyadenganketersed

iaan air baku di suatuwilayahtersebut.

Dimana air

merupakansalahsatusumberdayaalam yang

sangatpentinguntukdipenuhi.

Olehsebabitupengembangansumber air

bakudanpengelolaannyamenjadibagian

yang

mempunyaiprioritasterkaitdenganupayape

mbangunanberkelanjutan.

1.2. Identifikasi Masalah Penduduk Kabupaten Karangasem

terutama di Kecamatan Kubu masih

banyak yang membeli air dengan biaya

yang cukup besar (rata-rata

Rp.375.000/Bln/KK). Hal ini tentunya

akan sangat membebani kehidupan

masyarakat dengan kondisi ekonomi yang

sebagian besar tergolong rendah.

Mengingat jumlah keluarga miskin di

Kabupaten Karangasem masih cukup

tinggi yaitu 40.299 KK atau 38,23% dari

jumlah penduduk Kabupaten Karangasem.

Secara umum permasalahan

pemenuhan kebutuhan baku untuk air

minum di Kabupaten Karangasem adalah

sebagai berikut:

• Penyebaran sumber air yang tidak

merata dan sebagian sumber air berada

pada elevasi di bawah daerah layanan

dengan topografi daerah berbukit-bukit.

• Terdapat konflik pemanfaatan

sumber air antar wilayah, dan antar

kepentingan seperti air baku untuk

irigasi/subak dan pariwisata/rafting.

• Pemukiman penduduk umumnya

berpecar-pencar dan terbatasnya sarana

dan prasarana penyediaan air baku.

Perencanaan sistem jaringan pipa pada

studi ini dengan memanfaatkan salah satu

reservoir distribusi dari salah satu sistem

jaringan air baku Telagawaja.

Berkaitan dengan upaya

perencanaan penyediaan air bersih maka

perlu adanya pembahasan tentang

kelayakan ekonomi dalam penentuan

harga air bersih pada proyek penyediaan

air bersih Kecamatan Kubu Kabupaten

Karangasem agar dapat menutup seluruh

biaya produksi,operasional,dan harga air

sesuai dengan kemampuan masyarakat

pengguna jasa PDAM.

Studi ini dilakukan dengan

menganalisis kelayakan ekonomi untuk

menentukan harga air bersih yang dapat

Page 3: Analisa Ekonomi Dalam Penentuan Harga Air Pada Sistem Penyediaan Air Bersih

digunakan sebagai acuan untuk PDAM

dalam menetapkan harga air bersih. Dalam

studi ini akan ditunjukkan lebih lanjut

analisis ekonomi dalam penentuan harga

air bersih di PDAM Kabupaten

Karangasem dengan mempertimbangkan

Nilai Rasio Biaya Manfaat (B/C), Selisih

Biaya Manfaat (B-C), Tingkat

Pengembalian Internal (IRR),Payback

Periode (PBP),dan Analisa Sensitivitas.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari kajian ini adalah:

1. Dapat mengetahui biaya total

yang dikeluarkan untuk

perancanaan jaringan air bersih.

2. Dapat menilai berapa manfaat

yang diperoleh dari perencanaan

jaringan pipa.

3. Dapat mengetahui nilai

kelayakan ekonomi untuk

penetapan harga air bersih di

Kecamatan Kubu di masa

sekarang dan di masa depan.

4. Dapat memprediksi harga air

minimum yang layak secara

ekonomi dimasa yang akan

datang.

Manfaat dari penelitian ini adalah

sebagai masukan kepada pihak terkait,

yaitu PDAMdalam menentukan harga air

minimum.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Nilai Rasio Manfaat dan Biaya

(Benefit Cost Ratio/BCR)

Benefit Cost Ratio (BCR) adalah

perbandingan antara manfaat (benefit)

dengan biaya. Secara umum rumus untuk

perhitungan BCR ini adalah (I Nyoman

Pujawan, 1995:259) :

biaya

manfaatBCR =

Untuk mengetahui apakah suatu rencana

investasi layak atau tidak setelah melalui

metode ini adalah:

Jika: BCR ≥ 1, berarti investasi layak

(feasible)

BCR < 1, berarti investasi tidak layak

(unfeasible)

2.2. Selisih Biaya Manfaat (B-C) Net Benefit (B-C) merupakan selisih

antara nilai seragam dari manfaat dan nilai

seragam dari biaya.

Dalam evaluasi proyek nilai B-C pada

suku bunga pinjaman yang berlaku harus

mempunyai harga > 0. Jika B-C = 0 berarti

proyek tersebut mengembalikan persis

seperti nilai investasi. Jika B-C < 0 berarti

proyek tersebut dari segi ekonomi tidak

layak untuk dibangun.

2.3.Tingkat Pengembalian Internal

(IRR)

Internal Rate of Return (IRR)

merupakan nilai suku bunga yang

diperoleh jika BCR nilainya sama dengan

1 atau nilai suku bunga jika B-C bernilai

sama dengan 0. IRR dihitung atas dasar

penerimaan bersih dan total nilai untuk

keperluan investasi. Nilai IRR sangat

penting diketahui untuk melihat sejauh

mana kemampuan proyek ini dapat

dibiayai dengan melihat nilai suku bunga

pinjaman yang berlaku. Bila besarnya

tingkat pengembalian internal ini sama

dengan besarnya bunga komersil yang

berlaku, maka proyek dikatakan impas

namun bila lebih besar dikatakan proyek

ini menguntungkan.

Perhitungan nilai IRR ini dapat

diproleh dengan rumus sebagai berikut

(Kuiper, 1971:16) :

C)"-(B - C)'-(B

C-BI'IRR +=

dengan :

I’ : suku bunga memberikan nilai B-C

positif

I” : suku bunga memberikan nilai B-C

negatif

B-C : selisih antara nilai seragam dari

manfaat dan biaya

(B-C)’ : B-C positif

(B-C)” : B-C negatif

Page 4: Analisa Ekonomi Dalam Penentuan Harga Air Pada Sistem Penyediaan Air Bersih

2.4. Periode Pengembalian (Payback

Periode) Analisis Payback Periode pada

dasarnya bertujuan untuk mengetahui

seberapa lama (periode) investasi akan

dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi

pulang pokok BEP (break even point).

Pada proyek penyediaan air bersih

dikecamatan Kubu ini komponen cash

flow benefit dan costnya bersifat

annual,maka rumus yang digunakan adalah

(Giatman,M 2006: 85):

K(PBP) =

Dimana:

K(PBP) = Periode pengembalian

CF = Cash flow periode ke t

Jika komponen cash flow manfaat

dan biayanya bersifat annual,maka

formulanya menjadi:

K(PBP) =

Untuk mengetahui apakah rencna

suatu investasi tersebut layak ekonomis

atau tidak,diperlukan suatu ukuran/kriteria

tertentu. Dalam metode ini rencana

investasi dikatakan layak jika k ≤ usia

guna proyek.

2. 5. Analisa Sensitivitas Analisa sensitivitas bertujuan untuk

mengetahui seberapa sensitif suatu

keputusan terhadap perubahan faktor-

faktor atau parameter-parameter yang

mempengaruhi setiap pengambilan

keputusan pada ekonomi teknik. Tujuan

lainnya adalah untuk mengurangi resiko

kerugian dengan menunjukkan beberapa

tindakan pencegahan yang harus diambil.

Analisa Sensitivitas dilakukan

dengan mengubah nilai dari suatu

parameter pada suatu saat untuk

selanjutnya dilihat bagaimana

pengaruhnya terhadap akseptabilitas suatu

alternatif investasi. Faktor yang biasanya

berubah dan perubahannya bisa

mempengaruhi keputusan dalam studi

ekonomi teknik ini adalah biaya investasi,

aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga, tingkat

pajak, dan umur investasi.

Secara teoritis ada tiga hal yang perlu

diperhatikan dalam melakukan Analisa

sensitivitas, yaitu :

1. Perubahan dalam perbandingan

harga terhadap tingkat harga

umum, misalnya penurunan hasil

pendapatan akibat penurunan

jumlah pemakaian/konsumsi air

irigasi.

2. Menurunnya debit sungai dari

perhitungan yang diandalkan.

3. Berdasarkan ketentuan di atas,

maka dalam studi kelayakan ini

Analisa kepekaan proyek akan

dihitung terhadap kondisi pesimis.

3. METODOLOGI PENELITIAN Tahapan pengerjaan studi ini dapat

dilihat pada diagram

berikut:

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Biaya

4.1.1. Biaya Modal 1. Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya ini merupakan biaya yang

diperlukan untuk pelaksanaan

pembangunan. Untuk proyek Penyediaan

Air Bersih di Kecamatan Kubu biaya

langsung yang diperlukan terdiri dari:

a. Biaya pekerjaan persiapan

b. Biaya galian dan timbunan

c. Biaya material

Page 5: Analisa Ekonomi Dalam Penentuan Harga Air Pada Sistem Penyediaan Air Bersih

d. Biaya pengerjaan (upah tenaga kerja,

sewa peralatan, dan lainnya)

Semua inilah yang nantinya menjadi

menjadi biaya konstruksi yang ditawarkan

pada kontraktor kecuali biaya pembebasan

tanah. Biasanya biaya pembebasan tanah

ditanggung oleh pemilik (owner).

2. Biaya Tak Langsung (Indirect Cost)

Biaya ini terdiri dari dua komponen,

yaitu:

a. Kemungkinan/hal yang tidak

terduga (contengencies) dari biaya

langsung.Biaya untuk ini

merupakan suatu angka prosentase

dari biaya langsung yaitu sebesar

10%.

b. Biaya Teknik (engineering cost)

Biaya teknik adalah biaya untuk

pembuatan desain mulai dari studi

awal (preliminary study), pra studi

kelayakan, studi kelayakan, biaya

perencanaan, dan biaya

pengawasan selama waktu

pelaksanaan konstruksi.

Biaya modal untuk seluruh proyek Sistem

Penyediaan Air Bersih di Kecamatan Kubu

adalah sebagai berikut:

• Biaya Konstruksi =Rp 17.796.186.000

• BiayaAdministrasi =

2,5 % x 17.796.186.000 =

Rp 444.904.650

• Biaya Konsultan Pengawas =

5% x 17.796.186.000 =

Rp 889.809.300

• Biaya Tak Terduga =

5% x 17.796.186.000 =

Rp 889.809.300

• Total Biaya + PPN 10% =

Rp 22.022.780.175

Tabel 1. Biaya Modal Penyediaan Air

Baku Kecamatan Kubu Tahun 2013.

Perhitungan dan analisa biaya modal dapat

dilakukan dengan langkah perhitungan

sebagai berikut:

1. Menghitung biaya modal untuk

seluruh proyek penyediaan air bersih

di kecamatan kubu yaitu sebesar Rp

22.022.780.175,00

2. Menentukan besarnya biaya modal

total berdasarkan analisa 2013 yaitu

mengalikan dengan faktor konversi

yang sesuai. dalam perhitungan

analisa biaya ini dijadikan nilai yang

akan datang (Future Value) kemudian

dikonversikan menjadi nilai tahunan

(Annual Value). Hal ini dilakukan

untuk mempermudah perhitungan.

Pada studi perencanaan ini pekerjaan

yang selesai sampai tahun 2014 dan

bunga sebesar 7,5%.

Tabel 2.Analisa Biaya Modal Tahunan

4.1.2 Biaya Tahunan (Annual Cost) Ketika sebuah proyek selesai

dibangun merupakan waktu awal dari

umur proyek sesuai dengan waktu detail

desain. Pemanfaatan proyek dapat

dilaksanakan. Selama pemanfaatan, masih

diperlukan biaya sampai umur proyek

selesai. Biaya yang diperlukan sepanjang

umur proyek inilah yang disebut sebagai

biaya tahunan.

Tabel 3. Biaya Total Rencana

Page 6: Analisa Ekonomi Dalam Penentuan Harga Air Pada Sistem Penyediaan Air Bersih

4.2 Analisa Manfaat

4.2.1. Manfaat Langsung (Direct

Benefit) Manfaat langsung merupakan manfaat

yang dapat diperoleh dengan adanya

penyediaan air bersih di Kecamatan Kubu.

Dalam analisa manfaat proyek ini manfaat

langsung yang didapat yaitu benefit

melalui air baku.

A. Benefit Air Baku

• Kondisi Ketersediaan Air Baku

Saat ini (Existing)

Ketersediaan air baku di lokasi ini,

sangat sedikit bahkan jika pada

kondisi musim kemarau mengalami

kekurangan air. Oleh karena itu

pada musim kemarau air baku

merupakan barang langka dan

untuk mendapatkannya penduduk

setempat harus mengambil ke

tempat lain yang jaraknya cukup

jauh.

• Kondisi Ketersediaan Air Baku

Dengan adanya SPAM di

Kecamatan Kubu

Dengan adanya SPAM di

Kecamatan Kubu, maka

ketersediaan air baku menjadi lebih

terjamin kontinuitas

ketersediaannya baik pada musim

hujan maupun pada musim

kemarau.

Berdasarkan ketersediaan air kondisi saat

ini (existing) dan kondisi dengan adanya

proyek SPAM, maka dapat dihitung

manfaat ekonomi. Konstruksi

dilaksanakan selama 1 tahun dan air baku

mulai digunakan (mulai memberikan

manfaat) yaitu pada tahun kedua.

4.2.2. Manfaat Tidak Langsung (Indirect

Benefit) Manfaat tak langsung dengan adanya

pengembangan jaringan pipa di

Kecamatan Kubu ini adalah:

1. Peningkatan pemenuhan kebutuhan air

baku untuk kebutuhan domestik dan

non domestik yang sebelumnya pada

daerah ini minim sekali.

2. Menurunnya penyakit yang

disebabkan oleh air,karena air yang

disalurkan sudah diolah sehingga

layak untuk dipakai.

4.2.3. Manfaat Nyata (Tangible Benefit) Manfaat nyata adalah manfaat yang dapat

diukur dalam suatu nilai uang.

1. Bertambahnya pendapatan daerah dari

sketor pajak.

2. Peningkatan pendapatan koperasi dari

penyediaan air baku.

4.2.4. Manfaat Tidak Nyata (Intangible

Benefit) 1. Perbaikan mutu kesehatan dan terhindar

dari wabah penyakit yang diakibatkan

oleh air.

2. Terpenuhinya kebutuhan air baku yang

bersih dan layak.

4.3. ANALISA EKONOMI

4.3.1. Benefit Cost Ratio (BCR) Dalam perhitungan Benefit Cost Ratio

ini masing-masing komponen manfaat dan

biaya dijadikan nilai seragam. Hal ini

dilakukan untuk mempermudah

perhitungan. Tingkat suku bunga yang

dipakai dalam studi ini adalah 7,5% dan

usia guna jaringan pipa sampai tahun

2028.

• Total kebutuhan air :

1.002.443,79 m3/tahun

• Harga air eksisting :

Rp 12.500,-/ m3

Page 7: Analisa Ekonomi Dalam Penentuan Harga Air Pada Sistem Penyediaan Air Bersih

• Total manfaat :

1.002.443,79 x Rp 12.500,-/m3:

• Rp 12.530.547.315,00 ,- m3/tahun

Komponen biaya (Cost)

• Total biaya konstruksi:

Rp22.022.780.175,00

• Faktor konversi (F/P,7,5%,1): 0,114

• Faktor konversi (A/P,7,5,15): 1,075

• Nilai tahunan biaya konstruksi:

Rp 2.687.054.466,00

• Total biaya O&P :Rp3.166.460.000,00

• Total biaya

tahunan:Rp5.853.514.466,00

Komponen Manfaat (Benefit)

Total manfaat air baku:

Rp 12.530.547.315,00

Sehingga:

Karena Benefit Cost Ratio ≥ 1,

maka proyek ini layak untuk dilaksanakan.

4.3.2. Net Benefit (B-C)

Perhitungan B-C proyek rencana

untuk tingkat suku bunga 7,5 % adalah

sebagai berikut:

Annual Benefit = Rp 12.530.547.315

Annual Cost = Rp 5.853.514.466-

B – C = Rp 6.677.032.849

Tabel 4. Perhitungan Net Benefit

4.3.3. Internal Rate of Return (IRR) perhitungan IRR untuk proyek

penyediaan air bersih di Kecamatan Kubu

ini adalah sebagai berikut:

( )'")"()'(

)'(' II

CBCB

CBIIRR −

−−−

−+=

Dimana :

I’ = suku bunga memberikan nilai NPV

positif = 40%

I” = suku bunga memberikan nilai NPV

negatif = 45 %

(B-C)’= (B-C) positif =497.716.017

(B-C)’’= (B-C) negatif= -583.602.490

Sehingga,

( %40%35)1167.261.83- 8985.685.76(

8985.685.76%35 −+=IRR

= 39,3%

Dari perhitungan tingkat

pengembalian internal di atas dapat

disimpulkan bahwa proyek penyediaan air

bersih Kecamatan Kubu ini layak secara

ekonomi. Hal ini disebabkan karena nilai

IRR lebih besar dari nilai yang dipakai

dalam evaluasi kajian ini yaitu sebesar 7,5

%.

4.3.4. Analisa Periode Pengembalian

(Payback Periode) Pada proyek penyediaan air bersih

dikecamatan Kubu ini komponen cash

flow benefit dan costnya bersifat

annual,maka rumus yang digunakan

adalah:

K(PBP) =

Untuk mengetahui apakah rencna

suatu investasi tersebut layak ekonomis

atau tidak,diperlukan suatu ukuran/kriteria

tertentu. Dalam metode ini rencana

Page 8: Analisa Ekonomi Dalam Penentuan Harga Air Pada Sistem Penyediaan Air Bersih

investasi dikatakan layak jika k ≤ usia

guna proyek.

K(PBP)

=

K(PBP) = 2,352 Tahun ≈ 3 Tahun

4.3.4. Analisa Sensitivitas Analisissensivitasdimaksudkanuntu

kmengetahuiapa yang

terjadidenganhasilproyekapabilaterjadikem

ungkinanperubahandalampenentuannilai-

nilaiuntukbiaya dan

manfaatmasihmerupakansuatuestimasi

(perkiraan), sehingga bila terjadiasumsi-

asumsi yang

tidaksamadengankeadaansebenarnya.

Berdasarkan Bank

Indonesiainflasisukubunga dari tahun 2006

– 2014stabil di angka 10%.

Inimendasarkandalamanalisisinidigunakan

prosentaseinflasipadapengembanganjaring

an pipa iniditetapkansebesar 10%.

Tabel 5.AnalisaSensitivitasHarga Air

Eksisting

4.4. Penetapan Harga Air Pada Kajian ini penetapan harga air

berdasarkan kondisi B/C=1,sehingga harga

air berdasarkan kondisi paling minimum

yang dapat dikenakan pada konsumen

benar-benar layak. Pada penetapan harga

air ini dihitung :

• Total biaya = Rp 2.687.054.466,10 +

Rp 3.166.460.000 =

Rp 5.853.514.466,10

• Kebutuhan air baku =

1.002.443,79 m3/tahun

• Penetapan harga air minimum bila

B/C = 1

B (benefit) = harga air x kebutuhan air

C (cost) = total alokasi biaya

Harga Air Per

Unit:airKebutuhan

siBiayaTotalAloka=

79,443.002.1

466,105.853.514.=

= Rp. 5.839,24/m3

Setelah dihitung harga air pada saat

B/C=1,Maka ditentukan harga air

minimum saat B/C >1 agar harga air yang

dikenakan pada konsumen adalah yang

paling minimum dan juga memberikan

keuntungan bagi instansi terkait.

• Total kebutuhan air :

1.002.443,79 m3/tahun

• Harga air : Rp 6000,-/ m3

• Total manfaat : 1.002.443,79 x Rp

6000

• : Rp 6.014.662.711 ,- m3/tahun

Untuk perhitungan harga air selanjutnya

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6.Harga Air Saat B/C =1

Page 9: Analisa Ekonomi Dalam Penentuan Harga Air Pada Sistem Penyediaan Air Bersih

Tabel 7. Analisa Sensitivitas Saat Harga

Air Rp 6.000,-

5.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan

pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Biaya total yang dikeluarkan untuk

pembangunan Penyediaan Air Bersih

di Kecamatan Kubu adalah sebagai

berikut :

• Biaya

konstruksi =

Rp 22.022.780.175,00

• Biaya O&P

pertahun =

Rp 3.166.460.000,00

• Biaya total

=

Rp. 25.189.240.175

2. Manfaat nyata yang dapat diperoleh

dengan dibangunnya Penyediaan Air

Bersih di Kecamatan Kubu pada bunga

7,5% adalah :

• Manfaat dengan harga air

eksisting:

Rp12.530.547.315,00/tahun.

• Manfaat dengan harga air B=C:

Rp Rp 5.853.514.466,00/tahun.

• Manfaat dengan harga air B/C > 1:

Rp 6.014.662.711,00 m3/tahun.

Sedangkan manfaat tidak nyata yang

diperoleh diantaranya terpenuhinya

kebutuhan air baku yang bersih dan

layak, dan perbaikan mutu kesehatan

dan terhindar dari wabah penyakit

yang diakibatkan oleh air.

3. Analisa ekonomi proyek Penyediaan

Air Bersih di Kecamatan Kubu ditinjau

terhadap Nilai Rasio Biaya Manfaat

(B/C), Selisih Biaya Manfaat (B-

C),dan Analisa Sensivitas adalah:

Tabel

8.RekapitulasiHasilAnalisaEkonomi

Kemudian dari perhitungan analisa

sensivitas pada perhitungan , pada

kondisi kritis dimana manfaat turun

dan biaya naik berdasarkan nilai B/C

secara keseluruhan dapat diketahui

bahwa nilai kelayakan akan semakin

menurun sampai pada keadaan yang

tidak layak, yaitu nilai B/C kurang

dari satu. Berdasarkan hasil analisa

ekonomi pada Tabel 5.1 diatas dan

Page 10: Analisa Ekonomi Dalam Penentuan Harga Air Pada Sistem Penyediaan Air Bersih

analisa sensivitas maka dapat

disimpulkan bahwa proyek layak

untuk dibangun.

4. Dari hasil perhitungan simulasi analisa

ekonomi didapatkan harga air

minimum:

Tabel 9.Harga Air Minimum

BerbagaiKondisi

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat penulis

sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Setelah selesainya dibangun sistem

penyediaan air baku ini,nantinya

pemerintah atau instansi terkait

hendaknya memaksimalkan

penanganan pemeliharaan, agar ketika

terjadi kerusakan dapat segera diatasi

dan meminimalisir biaya operasi dan

pemeliharaan.

2. Untuk dinas terkait perlunya ketelitian

dalam pencatatan data-data yang

terkait dalam penentuan harga

air,sehingga dapat memberikan data

yang jelas,transparan, dan tidak

menimbulkan kesimpang siuran atau

kehilangan data yang pastinya akan

berguna dalam menganalisis dan

menentukan kelayakan ekonomi bagi

perusahaan agar semua pihak merasa

diuntungkan dan tidak dirugikan.

3. Karena penyediaan air bersih ini

ditujukan untuk kesejahteraan

penduduk, maka untuk penetapan

harga air hendaknya tidak melihat dari

sisi keuntungan saja tetapi juga harus

melihat dari sisi ekonomi konsumen

yaitu masyarakat yang menggunakan

air bersih.

4. Dalam penelitian ini disarankan harga

air minimal menurut analisa ekonomi

Rp 6.000,- merupakan harga air yang

memberikan keuntungan bagi

penyedia air bersih dan tidak terlalu

membebani masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH 1. Bapak Ir. Mohammad Taufiq, MT. dan

Ibu Dr. Ir. Ussy Andawayanti.,MS

sebagai dosen pembimbing atas

masukan, arahan, bimbingan dan waktu

yang diluangkan untuk berdiskusi

hingga dapat terselesaikannya tugas

akhir ini.

2. BapakAnggaraWiyono Wit Saputra,

ST.,MTech dan

IbuDr.Eng.EviCahya,ST.,MT sebagai

dosen penguji yang memberikan

masukan dan arahan untuk kelengkapan

tugas akhir ini

DAFTAR PUSTAKA

A.Bontaddelli,James;DeGarmo,E.Paul;G.S

ullivan,William;M.Wicks,Elin.1999.

Ekonomi Teknik. Jakarta :

Prenhallindo

Kodoatie, Robert J. 1995. Analisis

Ekonomi Teknik. Yogyakarta : Andi

offset

Pujawan, I Nyoman. 1995. Ekonomi

Teknik. Yogyakarta : Liberty

Suyanto, Adhi, Trie M. Sunaryo dan

Roestam Syarief. 2001. Ekonomi

Teknik Sumber Daya Air; Suatu

Pengantar Praktis. Jakarta : (MHI)