Analisa Efektivitas Implementasi K3 pada...
Transcript of Analisa Efektivitas Implementasi K3 pada...
Analisa Efektivitas Implementasi K3 pada IKM
Disusun Oleh:Syafira Bella Islami 2508100016
Dosen Pembimbing:Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, MT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
IKM
K3
Terdapat lebih dari 1200 IKM Indonesia telah terdaftar dalam situs
milik Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Saat ini, di Indonesia baru sekitar 45% yang sudah berkomitmen
dalam pelaksanaan SMK3, dan 55% sisanya masih belum (Julkifli, 2011)
PER.05/MEN/1996 pada Bab III pasal 3 “Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyakseratus orang atau lebih dan mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran, dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan SistemManajemen K3”
Program pemerintah tahun 2015, seluruhperusahaan di Indonesia diharapkan dapat menerapkan budayakeselamatan dan kesehatan kerja sehingga kecelakaan kerja dapatditekan seminimal mungkin.
Perumusan Masalah
Menganalisa efektifitas Keselamatan danKesehatan Kerja (K3) pada Industri Kecil Menengah dengan menggunakan metode
WISE (Work Improvements In Small Enterprises).
Tujuan PenelitianMelakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan K3 pada dua sektor IKM.
Mengetahui perbedaanpelaksanaan K3 pada dua
sektor IKM.
Menyusun rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan perusahaan.
Manfaat Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi perusahaandalam menerapkan program Keselamatan
dan kesehatan kerja yang baik
Ruang Lingkup Penelitian
BatasanPerusahaan yang digunakan merupakanperusahaan denganskala kecil danmenengah denganmengambil contoh 2perusahaan IKM dengan sektor yang berbeda.
Asumsi◦ Kebijakan K3 selama
periode penelitiantidak ada perubahan.◦ Peraturan dan kondisi
kerja tidak berubahselama penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja, danlingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan
(Suma’mur, 1989)
Sugandi (2003) dalam konsep pengolahankeselamatan kerja modern dikenal dengan dua
definisi. Pertama, didefinisikan sebagai keadaanyang bebas kecelakaan atau bebas dari kondisisakit, luka, dan kerugian. Kedua, didefinisikan
sebagai pengontrol kerugian baik bagi perusahaanmaupun bagi pekerja.
• Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalammelakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup, peningkatan produktivitas nasional dengan upayapencegahan kecelakaan, kematian, cacat, dan kerugianbiaya.
• Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempatkerja, termasuk didalamnya mendukung iklimkeamanan, kenyamanan, ketenangan, dan kegairahankerja.
• Memelihara dan menggunakan sumber produksi secaraaman dan efisien untuk mencegah terjadinya kerusakanmesin, terhentinya proses produksinya dan kerusakanlingkungan kerja
Tujuan dilaksanakan keselamatan kerja(Suma’mur, 1989) :
Bahaya (Hazard)
Kondisi yang potensial untukmenyebabkan injury terhadap personel,
kerusakan peralatan untuk strukturbangunan, kerugian material, atau
mengurangi kemampuan untukmelakukan suatu fungsi yang telah
ditetapkan (Hammer, 1989).
Manajemen Risiko
Suatu variasi dari hasil – hasil yang dapat terjadi selamaperiode tertentu pada kondisi tertentu (William & Heins, 1985)
Peluang/sesuatu hal yang berpeluang untuk terjadinyakematian, kerusakan, atau sakit yang dihasilkan karenabahaya. Bahaya merupakan sesuatu yang berpotensimenjadi penyebab kerusakan mencakup substansi, proseskerja, dan atau aspek lainnya di lingkungan kerja (Suardi,2007)
• Komunikasi dankonsultasi.
• Menetapkan kontekspermasalahan.
• Mengidentifikasi risiko.• Menganalisis risiko• Mengevaluasi risiko• Pengendalian risiko.• Memonitor risiko.
Tahap dalam manajemen
risiko adalah (Anityasari &
Wessiani, 2011) :
Unsafe Behaviour
Type perilaku yang mengarah pada kecelakaan seperti bekerja tanpa menghiraukan keselamatan, melakukan pekerjaan tanpa ijin,
menyingkirkan peralatan keselamatan, operasi pekerjaan pada kecepatan yang berbahaya, menggunakan peralatan tidak standar, bertindak kasar, kurang pengetahuan, cacat tubuh atau keadaan emosi yang terganggu
(Miner,1994)
• Menghilangkan bahaya ditempat kerja dengan merekayasa faktor bahaya atau mengenalkan kontrol fisik.
• Mengubah sikap pekerja agar lebih peduli dengan keselamatan dirinya..
• Memberikan punishment terhadap unsafe behavior.
• Memberikan reward terhadap munculnya safety behavior.
Unsafe behavior
dapat diminimalisasi
dengan melakukan
dengan beberapa
cara yaitu :
WISE (Work Improvements In Small Enterprises)
Lingkungan kerja fisik
• Penyimpanan bahan dan handling
• Desain tempat kerja• Keamanan mesin
yang digunakan• Kontrol terhadap
bahan-bahan berbahaya
• Pencahayaan• Fasilitas
kesejahteraan pekerja• Tempat kerja• Lingkungan kerja
Lingkungan kerja sosial
• Waktu kerja• Suasana tempat
kerja• Perlindungan
kehamilan• Organisasi kerja• Pengaturan dan
motivasi pekerja• Upah dan
tunjangan• Hubungan antar
pekerja
WISE
WIND
WISH
WISCON
WARM
Penelitian terdahulu
No Nama Tahun JudulFaktor yang diteliti
MetodeK3 P SK B MR
1 Trisna Lestari 2007
Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
Produktivitas Kerja Karyawan (Studi kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)
√ √ Uji KorelasiRank
Spearmen
2
Dewinta Grahanintyas 2012
Analisa Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Meningkatkan Produktivitas (Studi kasus: di pabrik Teh Wonosari XII)
√ √ √ SEM
3
Dhinar Tiara L.
2012
Evaluasi dan Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dalam Rangka Perbaikan Safety Behaviour Pekerja (Studi Kasus : PT. Arto Metal)
√ √ √ HFMEA
4 Syafira bella I. 2012 Analisa Efektivitas
Implementasi K3 pada IKM√ √ √ √ WISE
METODOLOGI PENELITIAN
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHANDATA
PT Arto MetalProduk yang dihasilkan: Arc chute Connection Shunt Amour plate Grill Magnetic support
Cutting Stamping/
Bending Elektroplating Assembly Packaging
UD Usaha Suwaga Jaya
Produk yang dihasilkan:◦ Otak-otak bandeng◦ Bandeng Asap◦ Batari / Bandeng Tanpa
Duri (Goreng, Bakar, Mentah/Beku)
◦ Pudak◦ Jenang Jubung & Ayas◦ Aneka Krupuk◦ Aneka Kripik & Opak◦ Camilan Asli Gresik
Lainnya
Ikan BandengBumbu
O-4
O-6
O-3
O-5 O-2
O-1Pembersihan sisik
Pemisahan kulit bandeng
O-10
O-9
O-8
O-7
Pemisahan duri dan
penggilingan
Penghalusan bumbu
Pemasakan bumbu
Pencampuran bumbu & daging
bandeng
Pemasukkan adonan ke kulit
bandeng
Penjepitan bandeng
Pembakaran otak-otak
Packaging
Pisau Blender
Wajan, kompor
Mesin giling
Mixer
Bambu
Kipas, arang
Pisau
Daun pisang
2'
5'5'
2'
2'
2'
5'
1'
15'
0.5'
Identifikasi Potensi Bahaya
PT Arto MetalA. Stamping & BendingB. ElectroplatingC. AssemblyD. Packaging & sortirE. WorkshopF. Cutting
Kode Potensi
Bahaya
Jenis
Kecelakaan
Kerja
Kategori
Bahaya
Cara Menanggulangi
Bahaya
Peluang
Terjadi
A1 Fisik Tangan dan
kaki terjepit II
- Menggunakan
sarung tangan
dan sepatu
Sedang
A2 Fisik
Bahaya
pernapasan
dari serpihan
gram
II - Menggunakan
masker Sedang
A3 Fisik Sakit
punggung I
- Menggunakan
kursi dengan
sandaran
Sering
Peta Risiko
SS 5
S 4
A3, A8, B2,
B4, C4, C5,
C7, C9, D1,
D2, E1, F1
Sd
g 3
A1, A2, A3,
A6, A7, A9,
A10, B1, B3,
B5, B8, C1,
C2, C3, C6,
D3, D4, D6,
D7, E4, E6,
E7, F2, F3, F5,
F6, F7
J 2
A5, B7, C8,
D5, E2, E3,
E5, F4
SJ 1
B6
1 2 3 4 5
TS M S B SB
KATEGORI BAHAYA
Resiko Ekstrim
Resiko Tinggi
Resiko sedang
Resiko rendah
• Penggunaan APD sesuai denganpekerjaan yang dilakukan.
• Penggunaan kursi dengan sandaran untukmencegah sakit punggung.
• Peletakan bahan material dan limbahpada tempat khusus agar tidakmenghalangi jalan pada lantai produksi.
• Perbaikan sistem sirkulasi udara agar tercipta lingkungan kerja yang nyaman.
• Memberi pelindung mesin agar pekerja tidak bersentuhan langsung dengan mesin
Potensi bahaya pada
PT Arto metal dapat dikurangi
dengan cara sebagai berikut:
UD Usaha Suwaga JayaA. Menguliti dan membersihkan ikan bandengB. Penghalusan dan pemasakan bumbuC. Pemisahan duri dan penggilingan daging
bandengD. Pencampuran bahan baku dengan daging
bandengE. Pemasukan bumbu ke dalam kulit bandengF. Pembakaran otak-otak bandeng
Kode Potensi
bahaya
Jenis kecelakaan
kerja
Kategori
bahaya
Cara menanggulangi
bahaya
Peluang
terjadi
A1 Fisik Tangan terkena
pisau II
- Memakai sarung
tangan Sedang
A2 Fisik Tertusuk duri I - Memakai sarung
tangan Sedang
A3 Fisik Sakit punggung I
- Menggunakan
kursi dengan
sandaran
Sering
Kode Potensi
bahaya
Jenis kecelakaan
kerja
Kategori
bahaya
Cara menanggulangi
bahaya
Peluang
terjadi
A4 Fisik Terpeleset I
- Menggunakan alas
kaki
- Menjaga kebersihan
tempat kerja
Sangat
jarang
A5 Fisik Bau amis yang
menyengat I
- Menggunakan masker
penutup Sedang
A6 Fisik Ketidaknyamanan
suhu ruangan I
- Memperbaiki sistem
ventilasi
- Terdapat pendingin
ruangan
Sering
Peta Risiko
SS 5
S 4
A3, A6, B5, C6,
D5, E3, E4, F2,
F3
Sdg 3A2, A5, B2, B6,
C5, D4, F5A1
J 2B3, C3, C4, D1,
D3, E2, F1
B1, B4, C1, D2,
E1, F4
SJ 1 A4 C2
1 2 3 4 5
TS M S B SB
Resiko Ekstrim
Resiko Tinggi
Resiko sedang
Resiko rendah
• Penggunaan APD sesuai dengan pekerjaanyang dilakukan.
• Penggunaan kursi dengan sandaran untukmencegah sakit punggung.
• Peletakan bahan mentah dan limbah padatempat khusus agar tidak menghalangi jalanpada lantai produksi.
• Perbaikan sistem sirkulasi udara danmenempatkan proses pembakaran otak-otak bandeng pada ruang terbuka.
• Memberi pelindung mesin agar pekerjatidak bersentuhan langsung dengan mesin.
• Menjaga kebersihan tempat produksi.
Potensi bahaya pada UD Usaha Suwaga Jaya
dapat dikurangi
dengan cara sebagai berikut:
Unsafe Behaviour PT Arto Metal◦ Pekerja bekerja tanpa
menggunakan APD yang telahditentukan.
◦ Pekerja bekerja dengankondisi tidak aman sepertimembungkuk karenamenggunakan kursi tanpasandaran.
◦ Pekerja bekerja dengankondisi mesin tidak tertutup
◦ Pekerja meletakkan alatroduksi di sembarang tempat.
◦ Pekerja meletakkan limbahproduksi di lantai.
◦ Pekerja merokok di ruang produksi.
UD Usaha Suwaga Jaya◦ Posisi pekerja yang tidak
nyaman. ◦ Pekerja tidak menggunakan
sarung tangan. ◦ Pekerja melakukan
pekerjaan dengan mesintanpa penutup.
◦ Pekerja tidak menggunakansafety shoes, bahkanterdapat pekerja yang tidakmenggunakan alas kaki
◦ Pekerja tidak menggunakan pelindung pernapasan
Hasil Penilaian Penerapan K3
PT Arto Metal
Lingkungan Kerja Kriteria Yang
Memerlukan Tindakan
Penyimpanan dan penanganan material 4
Desain tempat kerja 14
Keamanan mesin produktif 21, 22, 23
Lingkungan fisik 27, 29, 30, 31, 35
Fasilitas kesejahteraan
Organisasi pekerjaan
Perbaikan yang dapat dilakukan:• Penempatan material pada ruang khusus agar tidak
menghalangi jalan.• Menyediakan kursi dengan sandaran bagi pekerja• Menggunakan alat bagi pekerja agar tidak terkena mesin
secara langsung.• Menggunakan penutup pada mesin.• Memasang pengaman pada mesin saat mesin sedang
beroperasi.• Memperbaiki penggunaan ventilasi alami.• Menggunakan partisi untuk menghalangi sumber panas,
kebisingan, debu, dan bahan kimia• Menempatkan limbah pada tempat yang telah disediakan.
UD Usaha Suwaga Jaya
Lingkungan Kerja Kriteria Yang
Memerlukan Tindakan
Penyimpanan dan penanganan material 3, 4, 7, 9, 10
Desain tempat kerja 13, 14
Keamanan mesin produktif 21, 22, 23
Lingkungan fisik 25, 27, 29, 30, 31, 32
Fasilitas kesejahteraan
Organisasi pekerjaan
Perbaikan yang dapat dilakukan:• Menggunakan jalur landai untuk memindahkan bahan.• Bahan mentah yang akan digunakan diletakkan pada tempat
khusus.• Menggunakan troli untuk memindahkan bahan.• Menggunakan meja agar pekerja tidak bekerja di lantai.• Menyadiakan kursi dengan sandaran.• Menggunakan alat bagi pekerja agar tidak terkena mesin
secara langsung.• Menggunakan penutup pada mesin.• Memasang pengaman pada mesin saat mesin sedang
beroperasi.• Memperbaiki ventilasi udara terutama untuk ruangan
pembakaran
Perbedaan
PT Arto metal
• Fokus pada keamanan mesin produktif dan lingkungan fisik
UD Usaha Suwaga Jaya
• Fokus kepada penyimpanan dan penanganan material serta lingkungan fisik.
Kesimpulan
Pada analisis peta risiko PT Arto Metal menunjukkan bahwa sebagian besar potensi bahaya berada pada kategori bahaya ringan dan sedang, dengan frekuensi kejadiannya sedang dan sering. Sedangkan pada analisis potensi bahaya UD Usaha Suwaga Jaya diketahui bahwa potensi bahaya terdapat pada kategori rendah dan sedang, dengan frekuensi kejadiannya mulai dari sangat jarang hingga sering.
Unsafe behaviour para pekerja di keduaperusahaan tersebut banyak disebabkankarena kurangnya kesadaran pekerja akanpentingnya APD.
Hasil checklist penilaian penerapan K3 denganmenggunakan metode WISE adalah sebagaiberikut:
- Pada PT Arto Metal dari 42 kriteriaterdapat 10 kriteria yang perlu diusulkanadanya tindakan, diantaranya terdapat 5 kriteria yang memerlukan tindakanmendesak (prioritas). -Pada hasil checklist WISE UD Usaha SuwagaJaya pada 42 kriteria terdapat 16 kriteriayang membutuhkan tindakan dan diantaranyaterdapat 7 kriteria yang merupakan prioritas.
Perbedaan hasil checklist pada dua perusahaan tersebut pada PT Arto Metal lebih fokus kepada keamanan penggunaan mesin dan penanganan material, sedangkan untuk UD Suwaga Jaya lebih fokus pada kebersihan bahan yang digunakan dan lingkungan fisik
Saran
Saran untuk PT Arto Metal dan UD Suwaga Jaya adalah:• Memberikan fasilitas yang memadai bagi para
pekerja• Membuat situasi kerja senyaman mungkin agar
pekerja tidak terganggu pada saat bekerja.• Memberikan pelatihan K3 bagi pekerja agar
tidak terjadi keelakaan kerja• Memberikan peringatan bagi pekerja apabila
tidak mengenakan APD pada saat bekerja
DAFTAR PUSTAKA Anggoro, S. 2011. Pengembangan Model Pengaruh Faktor-Faktor Keselamatan, Kesehatan,
Lingkungan, Dan Insentif Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Dengan Metode Structural Equation Modeling. Tesis.Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Rimantho, D. 2010. Analisis Risiko. http://www.docstoc.com/docs/68019289/?utm_source=docstoc&utm_medium=email&utm_content=downloadeddoc&utm_campaign=newreg. Di akses tanggal 7 nopember 2012
Grahanintyas, D. 2012. Analisa Faktor Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja (Studi Kasus: Di Pabrik Tehwonosari Ptpn Xii). Skipsi. Sarjana. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
HSE PLIB. 2011. Behavioural Safety vs Safety Behaviour. http://hseplib.blogspot.com/2011/06/behavioral-safety-vs-unsafe-behavior.html. diakses pada tanggal 23 Oktober 2012
ILO. 2007. An Introduction to the WISE Programme. http://www.ilo.org/travail/whatwedo/instructionmaterials/WCMS_152469/lang--en/index.htm. di akses tanggal 23 Oktober 2012
Kawakami. T; Van. V; Theu. N; Khai. T; Dan Kazutaka Kogi. K. 2008. Participatory Support to Farmers in Improving Safety and Health at Work: Building WIND Farmer Volunteer Networks in Viet Nam.
Kogi, K. 2006. Participatory methods effective for ergonomic workplace improvement. Elsevier Lestari, T. 2007. Hubungan Keselamatan dan kesehatan kerja(K3) dengan Produktivitas
Kerja Karyawan (Studi kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor). Skripsi.Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Luckyta, D. 2012. Evaluasi dan Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dalam Rangka Perbaikan Safety Behaviour Pekerja (Studi Kasus : PT. Arto Metal). Skipsi. Sarjana. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Mukhlisani. N; Wignjoesoebroto. S; dan Sudarso. I. 2008. Pendekatan Metode Structural Equation Modelling untuk Analisa Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas dari Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Kerja di PT. Barata Indonesia (Persero)-Gresik. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi. Surabaya.
Pajar. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Keperawatan pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Skipsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
P.K, Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. CV Haji Masagung, Jakarta
Yuan. 2012. ILO Kampanyekan Pentingnya K3 di UKM. Neraca. http://www.neraca.co.id/2012/05/01/ilo-kampanyekan-pentingnya-k3-di-ukm/. di akses tanggal 4 September 2012.