Analisa Data Well Log
-
Upload
innanda-rizqiani-putri -
Category
Documents
-
view
59 -
download
4
description
Transcript of Analisa Data Well Log
TUGAS 1 – ANALISA DATA WELL LOG
Tugas : RESUME buku “Physical Properties Of Rocks A Workbook” oleh J. H. Schon
Pada buku ini dijelaskan menganai klasifikasi batuan, porisitas batuan, nuclear magnetic
resonance, densitas batuan, gamma ray, neutron ray, elastic property, velocity batuan,
magnetic property, dll. Buku pedoman untuk petrofisika, karena untuk mengkarakterisasikan
reservoir (minyak, gas, air, dan geothermal) dibutuhkan parameter-paremeter batuan, seperti
densitas, porositas, permeabilitas, dll. Batuan mempunyai klasifikasi masing-masing. Batuan
ada 3 yaitu Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan Metamorf. Terbentuknya batuan ini
seperti siklus, seperti gambar dibawah ini:
Gambar 1. Siklus batuan
Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan metamorf tetapi ketiganya juga
bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan mengalami pelapukan dan erosi
menjadi partikel-partikel atau pecahan-pecahan yang lebih kecil yang akhirnya juga bisa
membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur atau meleleh menjadi magma dan
kemudian kembali menjadi batuan beku.
BATUAN BEKU
Batuan beku terbentuk dari magma yang sudah membeku. Magma adalah cairan silikat
yang sangat panas dengan suhu berkisar 600 C sampai 1250 C yang bersifat mobile dan
terbentuk secara alamiah (Larsen, 1938). Klasifikasi, penamaan dan pengenalan untuk batuan
beku sangat erat hubungannya dengan cara pembentukan mineral yang dikandung batuan
beku tersebut. Beberapa mineral umum terdapat sebagai kandungan yang penting, dalam
pembentukan yang mengikuti aturan “Tingkat Kristalisasi” dari magma. Setiap mineral akan
mengkristal pada temperatur yang tetap dan menerus mengikuti selang temperatur yang
terbatas, pada waktu magma mengalami pendinginan proses ini disebut diferensiasi magma.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna atau komposisi mineral gelapnya (mineral
mafic dan felsic). Klasifikasi ini berdasarkan atas susunan mineral dari batuan itu, biasanya
dilakukan di bawah mikroskop yang didasarkan atas sifat-sifat optik dari mineral.
Struktur dari batuan beku antara lain:
Masif, secara keseluruhan kenampakan batuan terlihat seragam.
Vesikuler, pada masa batuan terdapat lubang-lubang kecil yang berbentuk bulat atau
elips dengan penyebaran yang tidak merata. Lubang ini merupakan lubang bekas gas
yang terperangkap pada waktu magma membeku.
Gambar 2. Klasifikasi mineral pada batuan beku
BATUAN METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan dengan teksture dan mineral yang menggambarkan
cataclastik, rekristalisasi atau neokristalisasi sebagai respon terhadap kondisi yang berbeda dari
pembentukan batuan tersebut dan proses diantara diagenesis dan anatexis. Batuan asal dari
metamorf ini biasa berasal dari batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf itu
sendiri tapi dengan derajat yang lebih rendah. Metamofisme, dapat juga terjadi pada
temperature and pressures yang lebih tinggi dari 200oC and 300 MPa. Batuan yang terkena
proses metamorfisme bisa saja berada pada kedalaman jauh dari permukaan bumi seperti yang
terjadi pada zona subduksi atau collision. Batas atas dari metamorfisme terjadi pada pressure
and temperature dimana batuan tidak mengalami fasa melting atau peleburan. Jika telah
mengalami melting maka tidak dapat lagi disebut sebagai metamorfisme.
BATUAN SEDIMEN
Batuan Sedimen adalah batuan yang sangat penting. Karena kebanyakan batuan ini
mengandung hidrokarbon. Komponen yang paling penting pada batuan ini adalah porositas dan
permeabilitas. Porositas adalah rongga yang terdapat pada batuan, rongga-rongga pada batuan
ini akan terisi fluida, salah satunya minyak. Sedangkan permeabilitas adalah kemampuan
batuan tersebut mengalirkan fluida. Dan batuan Sedimen ini adalah batuan yang paling banyak
di permukaan bumi, yaitu sekitar 50%. Batuan Sedimen ini terdapat 2 tipe, yaitu Sedimen
Klastik dan Sedimen Carbonat. Batuan sedimen ini memiliki ukuran butir yang beragam, seperti
gambar dibawah ini.
Gambar 3. Ukuran butir batuan sedimen
POROSITAS
Pori dalam batuan sangat penting untuk mendeskripsikan dan mengkarakterisasikan
volume pori. Volume pori ini akan sangat erat h ubungannya dengan property reservoir
(porositas dan permeabilitas).
Gambar 4. Porositas Batuan
Jenis-jenis porositas antara lain;
Porositas Primer
Porositas Sekunder
Total Porositas
Efektif Porositas
Untuk ukuran pori dalam batuan sudah dilakukan klasifikasi, seperti table dibawah ini.
Tabel 1. Klasifikasi ukuran batuan
Pada batuan sedimen, khususnya sandstone. Untuk sortasi yang sangat bagus biasanya
memiliki nilai porosity yang tinggi biasanya rata-rata 0,424 dengan standart deviasi 0.008. Lalu
untuk sortasi yang sangat buruk nilai porositynya biasanya sangat rendah juga sekitar 0.279
dengan standart deviasi 0.028. Nilai porositas dengan standart devisiasi mempunyai hubungan
berbanding lurus. Untuk persamaan mencari nilai porositas batuan:
Dimana: ɸ adalah porositas, z adalah kedalaman, b adalah nilai compressibility batuan.
Biasanya nilai porosity berbanding terbalik dengan kedalaman. Semakin kedalam, maka nilai
porositasnya akan semakin kecil, seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 5. Plotting porositas terhadap kedalaman
Faktor geometri juga sangat mempengaruhi nilai porositas, geometri ada 3 tipe antara
lain; kubik, orthorhombic (simple hexagonal), dan compact hexagonal, rhombohedral. Seperti
yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Tabel 2. Hubungan porositas dengan geometry
Porositas pada batuan carbonat dengan batuan sandstone cukup berbeda. Pada batuan
carbonat porositasnya antara 1% sampai 35%. Pada batuan carbonat, semakin dalam
batuannya maka nilai porositasnya akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan semakin dalam,
maka tekanan akan semakin tinggi sehingga mebuat porositas batuan tersebut akan kecil.
Porositas pada Batuan Carbonat ada 2 jenis, yaitu:
1. Interparticle Porosity
2. Vuggy Porosity.
Gambar 6. Hubungan antara porositas dengan kedalaman dengan litologi yang berbeda.
Dari gambar diatas dapat dianalisa bahwa penurunan nilai porosity sangat dipengaruhi
oleh mineral yang terandung dalam batuan itu. Selain itu kandungan lempung dalam batuan
juga sangat mempengaruhi penurunan nilai porositas.
Saturasi fluida adalah volume fluida dibanding dengan volume porinya. Sehingga dapat
disimpulkan kalau saturasi fluida adalah jumlah fluida yang ada di dalam pori. Saturasi fluida
dapat dihitung dari:
Dari sampel yang diambil dari lubang bor
Dari data logging (resistivity, dielectric, pengukuran neutron, dll)
Dari pengukuran NMR
Maka dapat dirumuskan nilai saturasi fluida adalah:
Didalam reservoir terdapat kandungan air, minyak dan gas. Sehingga:
PERMEABILITY
Permeabilitas adalah kapasitas batuan untuk meloloskan fluida sangat beragam
bergantung dari viskositas fluida, tekanan hidrostatik, ukuran bukaan dan terutama adalah
tingkat bukaan yang saling terhubung (porositas efektif). Jika rongga pori sangat kecil, maka
batuan dapat mempunyai porositas yang tinggi tetapi permeabilitasnya rendah karena air sukar
melewati rongga yang kecil. Untuk menghitung nilai permeabilitas menggunakan:
Contoh dari lubang bor
Well test dan Drillstem test
Wireline Information
Menggunakan metode yang tidak langsung, seperti parameter ukuran butir.
Menggunakan metode yang tidak langsung seperti wireline logs (NMR, Stoneley waves,
combined techniques).
Gambar 7. Prinsip pengukuran permeability
Prinsip permeability ini menggunakan Hukum Darcy’s, dimana persamaannya adalah
Dimana, k adalah nilai permeability. Sehingga nilai permeabilitynya adalah:
Permeability batuan adalah hal yang penting, pada litologi yang impermeable dan
batuan yang padat seperti batuan magma yang kompak dan salt dome, maka nilai
permeabilitynya akan rendah.
Gambar 8. Nilai permeability pada batuan
Banyak faktor yang mempengaruhi nilai permeability, antara lain:
Porositas yang terkoneksi
Ukuran pori dengan rekahan
Gambar 9. Hubungan permeabilitas dengan porositas
HUBUNGAN ANTARA POROSITY DENGAN PERMEABILITY
Gambar 10. Hubungan porositas dengan permeabilitas pada batuan klastik dan batuan
karbonat.
Pada gambar dijelaskan bahwa pada batuan klastik yang rongga porinya tersemen oleh
lempung, maka akan mempunyai nilai porosity dan permeability rendah. Sedangkan jika batuan
klastik tersebut tersortasi dengan baik ukuran butirnya. Maka akan memiliki nilai porosity dan
permeability yang tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa porositas dan permeabilitas
berbanding lurus pada batuan klastik ini.
Lalu gambar yang bawah adalah gambar hubungan porositas dan permeabilitas pada
batuan karbonat. Hubungan porosity dan permeability pada batuan carbonat ini sangat
beragam, sangat berbeda dengan batuan klastik. Sehingga pada batuan carbonat, ukuran
partikel penyusun batuan itu sangat menentukan nilai porosity dan permeabilitynya.
FAKTOR TEKANAN
Penurunan nilai permeabilitas diakibatkan karena kenaikan tekanan, seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 11. Rasio permeability
Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa nilai permeabilias akan menurun saat
tekanannya tinggi. Hal ini dikarenakan jika tekanan tinggi maka akan mendorong gaya-gaya
pada batuan sehingga membuat rongga pori pada batuan akan menjadi sempit.
WETTABILLITY
Wettability didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fasa
fluida atau kecenderungan dari suatu fluida untuk menyebar atau melekat ke permukaan
batuan. Sebuah cairan fluida akan bersifat membasahi bila gaya adhesi antara batuan dan
partikel cairan lebih besar dari pada gaya kohesi antara partikel cairan itu sendiri. Tegangan
adhesi merupakan fungsi tegangan permukaan setiap fasa didalam batuan sehingga wettabiliti
berhubungan dengan sifat interaksi (gaya tarik menarik) antara batuan dengan fasa fluidanya.
Gambar 12. Tipe wettabillity
DISTRIBUSI FLUIDA
Pada reservoir awal mulanya tersaturasi oleh air. Lalu migrasi minyak dan gas termigrasi
ke dalam reservoir untuk mengganti air tersebut. Distribusi fluida ada beberapa faktor yang
mempengaruhi, antara lain:
Property dari rongga pori
Property dari fluida
Interaksi antara fluida dan pori
Distribusi fluida ada yang bernama water zone. Dimana zone ini batuan penyusunnya
tersaturasi 100% oleh air. Selain itu ada zona transisi, zona ini dimana rongga pori batuan
tersebut saturasinya digantikan oleh fluida lain. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di
bawah ini. Hal ini dipengaruhi oleh kapilarisasi pada batuan tersebut.
Gambar 13. Distribusi fluida
Kapilarisasi batuan juga sangat penting, misalnya batuan A memiliki diameter rongga
pori yang besar dan memiliki nilai permeability yang tinggi maka batuan A tersebut akan
memiliki tekanan kapilarisasi yang rendah. Lalu batuan B memiliki memiliki diameter rongga
pori kecil dan memiliki permeability yang rendag maka pada batuan B tersebut memiliki
tekanan kapilarisasi yang tinggi. Persamaan tekanan kapilarisasi seperti dibawah ini:
DENSITY
Persamaan umum:
Pada batuan yang heterogen, densitasnya:
ρ—bulk density adalah densitas batuan termasuk rongga pori. Contohnya adalah
denstas dari sandstone.
ρi—density dari komposisi material mineral. Contohnya adalah densitas dari quartz.
ρma—densitas dari material yang solid (gabungan antar beberapa material), contohnya
densitas dari matriks carbonat, tanpa pori fluida.
ρfl—densitas dari pori atau rekahan fluida. Contohnya densitas dari fluida.
Persamaan dari bulk densitas adalah:
Untuk batuan berpori, maka:
Untuk batuan berpori yang terdiri dari fluida yang berbeda (air, gas, minyak):
Hal-hal yang mempengaruhi nilai densitas pada fluida pengisi pori adalah:
Komposisi kimia (termasuk komposisi yang dapat larut)
Tekanan dan suhu (kenaikan dnesitas dengan kenaika tekanan dan penurunan suhu).
Hal-hal yang mempegaruhi nilai bulk densitas batuan:
Komposisi mineral pada batuan (densitas mineral dan fraksi volume)
Porosity dan density fluida pengisi pori
Gambar 14. Densitas methan sebagai fungsi tekanan dan temperature.
Dari grafik diatas maka dapat dianalisa, nilai densitas akan semakin tinggi dengan
kenaikan tekanan dan penurunan temperature.
Gambar 15. Nilai densitas untuk batuan beku dan batuan metamorf
Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa nilai densitas yang hamper sama. Pada batuan
beku, tuff memiliki nilai densitas yang paling kecil. Lalu untuk batuan sedimen nilai densitasnya
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 16. Nilai densitas untuk batuan sedimen
NATURAL RADIOACTIVITY
Natural radioaktif ada beberapa tipe, diantaranya:
Alpha radiasi
Beta radiasi
Gamma radiasi
Inti atom yang tidak stabil (radionuklida) mengalami peluruhan radioaktif. Partikel-
partikel kecil dengan kecepatan tinggi dan sinar-sina rmenyebar dari inti atom ke segala arah.
Para ahli kimia memisahkan sinar-sinar tersebut ke dalam aliran yang berbeda dengan
menggunakan medan magnet. Dan ternyata ditemukan tiga tipe radiasi nuklir yang berbeda
yaitu sinar alfa, beta, dan gamma. Semua radio nuklida secara alami memancarkan salah satu
atau lebih dari ketiga jenis radiasi tersebut.
GAMMA RADIATION
Beberapa proses peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel α atau β
menyebabkan inti berada dalam keadaan energetik, sehingga inti selanjutnya kehilangan energi
dalam bentuk radiasi elektromagnetik yaitu sinar gamma. Sinar gamma mempunyai daya
tembus besar dan berkas sinar ini tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
Sinar gamma mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek.
Gamma Ray Log adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang dihasilkan
oleh unsur-unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan disepanjang lubang bor. Unsur
radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut diantaranya:
Uranium
Thorium
Potassium
Gambar 17. Energi gamma ray dari beberpa unsur
Untuk menghitung besarnya gammaray seperti persamaan dibawah ini:
Dimana:
GR log = Hasil pembacaan GR log pada lapisan yang bersangkutan
GR max = hasil pembacaan GR log maksimal pada lapisan shale
GR min = hasil pembacaan GR log maksimal pada lapisan non shale
NEUTRON RADIATION
Neutron terdapat didalam inti elemen, kecuali hidrokarbon. Neutron merupakan
partikel netral yang mempunyai massa sama dengan atom hidrogen. Energi tinggi dari neutron
dipancarkan secara kontinyu dari sebuah sumber radio aktif yang ditempatkan didalam sonde
logging yang diletakkan pada jarak spacing pendek sekitar 10-18 inch dari detektor gamma ray.
Pada operasi logging, neutron meninggalkan sumbernya dengan energi tinggi, tetapi dengan
cepat akan berkurang karena bertumbukan dengan inti-inti elemen didalam formasi. Semua
inti-inti elemen turut serta dalam pengurangan energi ini, tetapi yang paling dominan adalah
atom dengan massa atom yang sama dengan neutron yaitu hidrogen. Setelah energi neutron
banyak berkurang kemudian neutron tersebut akan menyebar didalam formasi tanpa
kehilangan energi lagi sampai tertangkap dan terintegrasi dengan inti-inti elemen batuan
formasi, seperti klorine dansilikon. Inti-inti ini akan terangsang untuk memancarkan sinar
gamma. Kemudian detektor sinar gamma akan merekam radiasi sinar gamma tersebut.
ELASTIC PROPERTIES
Setiap batuan memiliki nilai elastisitas berbeda, sehingga batuan lunak akan
menghasilkan strain yang berbeda jika dibandingkan dengan batuan yang lebih keras. Teori
elastisitas batuan berhubungan dengan deformasi yang disebabkan oleh tekanan yang
dikenakan pada batuan tersebut. Jika tekanan/stress diterapkan pada batuan maka batuan
tersebut akan terdeformasi sehingga menyebabkan terjadi strain. Teori elastisitas ini
berhubungan dengan Hukum Hooke.
Pada electrical properties ini yang akan diukur adalah modulus elastic batuan, dimana modulus
elastic itu antara lainnya:
Modulus young (E) : Perubahan panjang dari sebuah material ketika suatu stress
longitudinal mengenai material tersebut.
Modulus Shear (µ) : Tetapan elastic yang menghubungkan antara shear strain dan shear
stress.
Modulus Bulk (K) : Modulus elastic yang mengukur resistansi material terhadap stress
volumetric.
Gelombang elastic dibagi jadi dua, yaitu gelombang tubuh dan gelombang permukaan.
Gelombang tubuh dibagi jadi 2 yaitu gelombang P dan gelombang S. Kedua gelombang ini
mempunyai kecepatan tertentu. Besrnya kecepatannya tergantung pada sifat elastic batuan
yang dilalui, untuk menghitung kecepatan gelombang p dan gelombang S sebagai berikut:
Setiap batuan memiliki nilai kecepatan berbeda-beda, diantaranya seperti pada gambar
di bawah ini.
Pada gambar diatas dijelaskan bahwa nilai velocity pada batuan yang paling rendah
adalah batu pasir, sehingga yang paling tinggi adalah batuan beku.
ELECTRICAL PROPERTIES
Sifat kelistrikan batuan adalah karakteristik dari batuan bila dialirkan arus listrik ke
dalamnya. Arus listrik dapat berasal dari alam itu sendiri disebabkan oleh adanya atom-atom
penyusun kerak bumi yang berinteraksi satu sama lainnya akibat adanya ketidakseimbangan
muatan, atau arus listrik yang sengaja dimasukkan ke dalamnya.
Konduktivitas listrik adalah kemampuan dari batuan dalam menghantarkan arus listrik.
Arus listrik dapat mengalir dalam batuan, antara lain:
Konduksi secara elektronik, hal ini terjadi jika batuan mengandung banyak elektron
bebas, seperti bada batuan yang banyak mengandung logam. Sehingga arus listrik
mudah mengalir pada batuan tersebut.
Konduksi secara elektrolitik, ini banyak terjadi pada batuan yang bersifat porus dan pada
pori-pori tersebut terisi oleh larutan elektrolit. Sehingga arus listrik mengalir di bawah
oleh ion-ion larutan elektrolit.
Konduksi secara dielektrik, konduksi ini terjadi pada batuan yang bersifat dielektrik,
artinya batuan tersebut mempunyai elektron bebas sedikit dan bahkan tidak ada. Tetapi
karena adanya pengaruh medan listrik dari luar maka elektron- elektron dalam atom
batuan dipaksa berpindah dan berpisah dengan intinya sehingga terjadi polarisasi.
Konduksi ini sangat bergantung pada konstanta dielektrik batuan.
THERMAL PROPERTIES
Jenis-jenis transfer panas diantaranya adalah konduksi, konveksi, dam radiasi. Berikut
dibawah ini adalah nilai termal conduktivitas fluida pengisi pori, diantaranya udara, gas, minyak,
air, dan mineral SiO2.
Nilai termal konduktivitas sangat bergantung pada tekanan dan suhu yang ada pada
batuan tersebut. Dan juga material penyusun batuan tersebut juga sangat berpengaruh.
Contohnya pada gambar dibawah ini. Batuan metamorf dibawah ini, saat mendapat tekanan
yang rendah maka termal konduktivitasnya juga akan menurun dan jika diberi temperature
yang rendah maka termal konduktivitasnya akan meningkat.
Porositas dan fluida pengisi pada pori batuan sangat mempengaruhi nilai thermal
conductivity, kenaikan nilai thermal conductivity disebabkan oleh:
Penurunan porositas
Peningkatan termal konduktivitas fluida pengisi pori
MAGNETIC PROPERTIES
Setiap jenis batuan mempunyai sifat dan karakteristik tertentu dalam medan magnet
yang dimanifestasikan dalam parameter kerentanan magnetik batuan atau mineralnya (k).
Berdasarkan sifat magnetik yang ditunjukkan oleh kerentanan magnetiknya, batuan dan
mineral dapat diklasifikasikan dalam :
Diamagnetik, mempunyai kerentanan magnetik (k) negatif dan kecil artinya bahwa
orientasi elektron orbital substansi ini selalu berlawanan arah dengan medan magnet
luar. Contohnya : graphite, marble, quarts dan salt.
Paramagnetik, mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dan kecil
Ferromagnetik, mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dan besar yaitu
sekitar 106 kali dari diamagnetik/paramagnetik.
Sifat kemagnetan substansi ini dipengaruhi oleh keadaan suhu, yaitu pada suhu diatas
suhu Curie, sifat kemagnetannya hilang. Efek medan magnet dari substansi diamagnetit dan
hampir sebagian besar paramagnetik adalah lemah.