Analisa dan Perbaikan Pelaksanaan Keselamatan dan ... · identifikasi Hazard dengan HAZOP Worksheet...

5
1 AbstrakKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat menitikberatkan pada pencegahan kecelakaan kerja yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi, menganalisa, dan mengendalikan resiko dan bahaya. Masalah K3 secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja yang terjadi. Di perusahaan konstruksi, faktor K3 merupakan aspek penting dalam setiap pelaksanaan kegiatan pekerjaan konstruksi karena terkait dengan beberapa faktor, antara lain pengerjaan pekerjaan yang sulit dan berbahaya, penggunaan alat yang berbahaya, tingkat polusi udara dan kebisingan suara. Dalam penelitian ini, PT. Alisons merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi yang berdiri sejak tahun 2010, dan telah menangani 34 proyek dengan 8 proyek berkategori middle risk. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa dan memberikan rekomendasi perbaikan pelaksanaan K3 PT. Alison melalui pendekatan HAZOP (Hazard and Operability Study). Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa PT. Alisons masih belum menerapkan prosedur dan instruksi kerja yang dapat dipahami atau dimengerti oleh pekerja, sehingga menimbulkan sebanyak 49 jenis potensi hazard dari delapan tahapan pekerjaan konstruksi. Berdasarkan hasil pengolahan data identifikasi risiko atau bahaya dan penentuan tingkat risiko menggunakan metode HAZOP, ditemukan satu macam sumber hazard dengan tingkat risiko extreme risk, 6 macam sumber hazard dengan tingkat risiko high risk, 33 macam sumber hazard dengan tingkat risiko moderate risk, dan 9 macam sumber hazard dengan tingkat risiko low risk. Pada kategori risiko extreme dan high didapatkan dua sumber hazard utama yaitu perilaku pekerja terhadap proses yang dilakukan serta proses pemilihan dan pencampuran material. Rekomendasi perbaikan terkait sumber hazard perilaku pekerja adalah pemberian pelatihan rambu pengaman, pemahaman terhadap SOP dan APD, membangun fasilitas dan infrastruktur penunjang K3 dan meningkatkan pengawasan K3. Sedangkan rekomendasi perbaikan terkait material adalah melengkapi SOP, pemilihan supplier, meningkatkan pengawasan/inspeksi dan membuat checklist. Kata Kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); HAZOP; Hazard; Konstruksi; Risiko I. PENDAHULUAN Masalah K3 atau Occupational Safety and Health (OSH) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Berdasarkan data Jamsostek angka kecelakaan kerja di Indonesia dalam lima tahun terakhir cenderung meningkat. Berikut ini adalah data jamsostek mengenai angka kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia: Gambar 1 Grafik Angka Kecelakaan Kerja Sumber: Data Jamsostek Di perusahaan konstruksi, faktor K3 merupakan aspek penting dalam setiap pelaksanaan kegiatan pekerjaan konstruksi karena terkait dengan beberapa faktor, antara lain: penggunaan peralatan berat, pengerjaan pekerjaan yang sulit dan berbahaya, penggunaan alat yang berbahaya, tingkat polusi udara dan kebisingan suara. Kondisi kerja seperti yang diuraikan di atas menunjukkan tingginya risiko pada pekerjaan konstruksi khususnya pelaksanaan pengerjaan proyek konstruksi. Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kecelakaan kerja yang terjadi tidak hanya menyebabkan kerugian pagi perusahaan namun juga menyebabkan korban dari pekerja. Kerusakan peralatan, sarana dan prasarana pekerjaan, keterlambatan waktu pekerjaan dan meningkatnya biaya merupakan kerugian yang diderita oleh perusahaan. Sedangkan pekerja yang menjadi korban kecelakaan tidak hanya mengalami luka ringan, namun juga cacat permanen dan bahkan kehilangan pekerjaan bahkan nyawa. PT. Alisons merupakan perusahaan di bidang konstruksi yang berdiri sejak tahun 2010, dan telah menangani 34 proyek dengan 8 proyek berkategori middle risk. beberapa masalah yang harus dihadapi oleh PT. Alisons, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Adanya pekerja yang masih melanggar peraturan K3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Analisa dan Perbaikan Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT Alisons dengan Pendekatan HAZOP (Hazard and Operability Study) Nurbowo Dwinalto Arindra Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected]

Transcript of Analisa dan Perbaikan Pelaksanaan Keselamatan dan ... · identifikasi Hazard dengan HAZOP Worksheet...

Page 1: Analisa dan Perbaikan Pelaksanaan Keselamatan dan ... · identifikasi Hazard dengan HAZOP Worksheet dan Risk Assessment. ... pekerja pada saat proses pengecoran, proses pemilihan

1

Abstrak—Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat

menitikberatkan pada pencegahan kecelakaan kerja yang dilakukan

dengan cara mengidentifikasi, menganalisa, dan mengendalikan

resiko dan bahaya. Masalah K3 secara umum di Indonesia masih

sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya

angka kecelakaan kerja yang terjadi. Di perusahaan konstruksi,

faktor K3 merupakan aspek penting dalam setiap pelaksanaan

kegiatan pekerjaan konstruksi karena terkait dengan beberapa

faktor, antara lain pengerjaan pekerjaan yang sulit dan berbahaya,

penggunaan alat yang berbahaya, tingkat polusi udara dan

kebisingan suara. Dalam penelitian ini, PT. Alisons merupakan

perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi yang berdiri sejak

tahun 2010, dan telah menangani 34 proyek dengan 8 proyek

berkategori middle risk. Penelitian ini dimaksudkan untuk

menganalisa dan memberikan rekomendasi perbaikan pelaksanaan

K3 PT. Alison melalui pendekatan HAZOP (Hazard and Operability

Study).

Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa PT. Alisons masih

belum menerapkan prosedur dan instruksi kerja yang dapat

dipahami atau dimengerti oleh pekerja, sehingga menimbulkan

sebanyak 49 jenis potensi hazard dari delapan tahapan pekerjaan

konstruksi. Berdasarkan hasil pengolahan data identifikasi risiko

atau bahaya dan penentuan tingkat risiko menggunakan metode

HAZOP, ditemukan satu macam sumber hazard dengan tingkat

risiko extreme risk, 6 macam sumber hazard dengan tingkat risiko

high risk, 33 macam sumber hazard dengan tingkat risiko moderate

risk, dan 9 macam sumber hazard dengan tingkat risiko low risk.

Pada kategori risiko extreme dan high didapatkan dua sumber

hazard utama yaitu perilaku pekerja terhadap proses yang

dilakukan serta proses pemilihan dan pencampuran material.

Rekomendasi perbaikan terkait sumber hazard perilaku pekerja

adalah pemberian pelatihan rambu pengaman, pemahaman

terhadap SOP dan APD, membangun fasilitas dan infrastruktur

penunjang K3 dan meningkatkan pengawasan K3. Sedangkan

rekomendasi perbaikan terkait material adalah melengkapi SOP,

pemilihan supplier, meningkatkan pengawasan/inspeksi dan

membuat checklist.

Kata Kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);

HAZOP; Hazard; Konstruksi; Risiko

I. PENDAHULUAN

Masalah K3 atau Occupational Safety and Health

(OSH) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan.

Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka

kecelakaan kerja. Berdasarkan data Jamsostek angka

kecelakaan kerja di Indonesia dalam lima tahun terakhir

cenderung meningkat. Berikut ini adalah data jamsostek

mengenai angka kecelakaan kerja yang terjadi di

Indonesia:

Gambar 1 Grafik Angka Kecelakaan Kerja

Sumber: Data Jamsostek

Di perusahaan konstruksi, faktor K3 merupakan aspek

penting dalam setiap pelaksanaan kegiatan pekerjaan

konstruksi karena terkait dengan beberapa faktor, antara

lain: penggunaan peralatan berat, pengerjaan pekerjaan

yang sulit dan berbahaya, penggunaan alat yang

berbahaya, tingkat polusi udara dan kebisingan suara.

Kondisi kerja seperti yang diuraikan di atas menunjukkan

tingginya risiko pada pekerjaan konstruksi khususnya

pelaksanaan pengerjaan proyek konstruksi.

Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kecelakaan

kerja yang terjadi tidak hanya menyebabkan kerugian pagi

perusahaan namun juga menyebabkan korban dari

pekerja. Kerusakan peralatan, sarana dan prasarana

pekerjaan, keterlambatan waktu pekerjaan dan

meningkatnya biaya merupakan kerugian yang diderita

oleh perusahaan. Sedangkan pekerja yang menjadi korban

kecelakaan tidak hanya mengalami luka ringan, namun

juga cacat permanen dan bahkan kehilangan pekerjaan

bahkan nyawa.

PT. Alisons merupakan perusahaan di bidang

konstruksi yang berdiri sejak tahun 2010, dan telah

menangani 34 proyek dengan 8 proyek berkategori

middle risk.

beberapa masalah yang harus dihadapi oleh PT. Alisons,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Adanya pekerja yang masih melanggar peraturan K3

yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Analisa dan Perbaikan Pelaksanaan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) pada PT Alisons dengan

Pendekatan HAZOP (Hazard and Operability Study)

Nurbowo Dwinalto Arindra

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: [email protected]

Page 2: Analisa dan Perbaikan Pelaksanaan Keselamatan dan ... · identifikasi Hazard dengan HAZOP Worksheet dan Risk Assessment. ... pekerja pada saat proses pengecoran, proses pemilihan

2

2. Adanya pekerja yang tidak memahami kebijakan

mengenai keselamatan kerja yang ditetapkan oleh

perusahaan dalam hal penggunaan APD.

3. Adanya sarana yang sudah disediakan oleh perusahaan

tidak pernah dijaga/dirawat dengan baik oleh pekerja.

4. Adanya pekerja yang mempunyai keahlian yang tidak

sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya.

SMK3 di PT. Alisons masih belum baik.

Terkait dengan latar belakang dan perumusan masalah di

atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan

mengevaluasi penerapan SMK3 yang ada di PT. Alisons.

Dengan sistem manajemen yang tepat maka akan dapat

meminimalkan risiko dan dapat digunakan sebagai standar

acuan sistem bagi perusahaan lain. Adapun langkah-

langkah evaluasi sistem manajemen K3 ini meliputi :

1. Mengidentifikasi potensi bahaya (hazard) terkait

dengan keselamatan dan kesehatan kerja di PT.

Alisons.

2. Melakukan penilaian penerapan K3 melalui

pendekatan HAZOP.

3. Memberikan rekomendasi perbaikan terhadap

penerapan K3 di lapangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai konsep dan

metode-metode yang digunakan dalam penelitian. Konsep

dan metode yang digunakan dalam penelitian ini

bersumber dari beberapa jenis literatur diantaranya jurnal

internasional, buku, penelitan sebelumnya dan lain-lain.

Beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini

adalah mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),

keselamatan kerja, kesehatan kerja dan indikator dalam

K3, dan aspek dan faktor yang mempengaruhi K3.

Kemudian juga dibahas mengenai bahaya (hazard),

definisi dan tujuan HAZOP, konsep HAZOP dan

identifikasi Hazard dengan HAZOP Worksheet dan Risk

Assessment. Konsep-konsep tersebut akan mendukung

dalam upaya pemecahan permasalahan yang diangkat

dalam penelitian ini.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Berikut adalah flowchart penelitian:

Gambar 2 Flowchart Penelitian

Di dalam penelitian ini terdapat empat tahapan, antara

lain tahap identifikasi dan perumusan masalah dimana

didalamnya terdapat tujuan penelitian, studi literatur, dan

studi lapangan. Tahap berikutnya adalah tahap

pengumpulan data dimana didalamnya dilakukan

pengamatan terhadap objek penelitian, pengamatan

terhadap penerapan SMK3, pengamatan terhadap

kecelakaan yang mungkin dapat terjadi dan penyebab

kecelakaan, dan identifikasi terhadap risiko pekerjaan.

Kemudian dilakukan tahap pengolahan data, dimana

didalamnya dilakukan identifikasi risiko dan bahaya pada

objek penelitian, penentuan tingkat risiko dan bahaya

menggunakan metode HAZOP, penentuan likelihood dan

consequences, dan pengelompokan dan perhitungan risiko

dan bahaya. Tahapan yang terakhir adalah tahap analisa

dan kesimpulan data, dimana didalamnya terdapat analisa

hasil identifikasi risiko dan bahaya dengan membuat

prioritas risiko dan matriks frequency of failure, dan

memberikan saran perbaikan kepada perusahaan terhadap

SMK3 yang diterapkan.

IV. HASIL PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai pengumpulan dan

pengolahan data, yang meliputi gambaran umum

perusahaan, fasilitas dan peralatan kerja perusahaan, Alat

Pelindung Diri (APD) yang dimiliki perusahaan,

identifikasi/risiko, dan penentuan tingkat risiko atau

bahaya dengan metode HAZOP (Hazard and Operability

Study).

A. PENGUMPULAN DATA

Berikut ini adalah struktur organisasi untuk pekerjaan

proyek di PT. Alisons: Project

Manager

Site Manager

Asisten Site

Manager

Finance

Manager

Logistic

Supervisor

Technical

Supervisor

Field Supervisor

Tenaga Kasar

Health and

Safety

Supervisor

Gambar 3 Struktur Organisasi Proyek

Page 3: Analisa dan Perbaikan Pelaksanaan Keselamatan dan ... · identifikasi Hazard dengan HAZOP Worksheet dan Risk Assessment. ... pekerja pada saat proses pengecoran, proses pemilihan

3

PT. Alison memiliki beberapa fasilitas dan peralatan

kerja untuk menunjang pekerjaan mereka, antara lain air

compressor, scafolding, genset, pompa air diesel, pick up,

mesin potong kayu, mesin potong aluminium, mesin

potong baja, bor beton, drilling baja, mesin pembuat ulir,

mesin las.

Selain itu PT. Alisons juga memiliki beberapa APD

yang wajib digunakan oleh pekerjanya pada saat berada di

lokasi pekerjaan konstruksi maupun pada saat melakukan

pekerjaan konstruksi. Alat-alat tersebut antara lain helm,

rompi scotlight, goggles/safety glass, safety shoes, sepatu

karet, sarung tangan las, harness/safety belt,

masker/respirator.

B. PENGOLAHAN DATA

Dalam mengidentifikasi risiko atau bahaya yang ada

pada proyek konstruksi PT. Alisons terlebih dahulu

dilakukan identifikasi sumber hazard berdasarkan tahapan

pekerjaan dalam proyek yang dilakukan. Tahapan

pekerjaan dalam proyek dibagi menjadi 8 tahap, antara

lain: 1) Pekerjaan persiapan, 2) Pembuatan pondasi, 3)

Pembuatan rangka dinding, 4) Fabrikasi baja untuk

struktur atap, 5) Pemasangan atap, 6) Pembuatan

lantai/flooring, 7) Pembuatan aksesoris, 8) Finishing.

Setelah dilakukan identifikasi terhadap risiko atau

bahaya yang ada pada masing-masing pekerjaan, tahapan

selanjutnya adalah menentukan tingkat risiko atau bahaya

yang sudah diidentifikasikan dengan menggunakan

metode HAZOP. Penentuan tingkat risiko dilakukan

dengan cara melakukan wawancara dengan pihak yang

ahli di bidang K3 pada PT. Alisons, yaitu:

1. Bapak Suyato sebagai Technical Supervisor

2. Bapak Sugito sebagai Health and Safety Supervisor

3. Bapak Gilang Rembulan sebagai Direktur I

Dari hasil pengelompokkan sesuai dengan tingkat

risiko yang sudah dilakukan, yang nantinya

dijadikan prioritas untuk dilakukan perbaikan adalah

pada sumber hazard yang memiliki tingkat high

risk dan extreme risk.

Berikut diuraikan mengenai analisa hasil identifikasi

risiko atau bahaya serta analisa mengenai penyebab dan

saran perbaikan terhadap sumber hazard yang memiliki

tingkat risiko high risk dan extreme risk.

A. ANALISA HASIL IDENTIFIKASI RISIKO ATAU

BAHAYA

Berdasarkan hasil pengolahan data identifikasi

risiko/bahaya dan penentuan tingkat risiko menggunakan

metode HAZOP (Hazard and Operability Study),

didapatkan dari 8 jenis pekerjaan dengan total 23 proses

yang diamati terdapat 49 macam sumber hazard yang

ditemukan dengan tingkat risiko yang berbeda-beda.

Setelah dilakukan rekapitulasi tingkat risiko dari seluruh

proses yang telah dianalisa, terdapat 9 macam sumber

hazard dengan tingkat risiko low risk, 33 macam sumber

hazard dengan tingkat risiko moderate risk, 6 macam

sumber hazard dengan tingkat risiko high risk, dan 1

macam sumber hazard dengan tingkat risiko extreme risk.

Titik risiko atau bahaya yang akan menjadi perhatian

adalah sumber hazard yang memiliki tingkat risiko high

risk dan extreme risk. Sumber hazard tersebut antara lain

perilaku pekerja pada saat proses perangkaian struktur

atap, perilaku pekerja pada saat proses pengeboran,

proses pencampuran material (semen dan pasir), perilaku

pekerja pada saat proses pengecoran, proses pemilihan

material (baja), proses pemilihan material (galvalum),

proses pemilihan material (baja), perilaku pekerja pada

saat proses pemasangan genteng, dan perilaku pekerja

pada saat proses pemasangan plavon.

B. ANALISA PENYEBAB DAN SARAN

PERBAIKAN TERHADAP SUMBER HAZARD YANG

MEMILIKI TINGKAT RISIKO HIGH RISK

Sesuai dengan data pengolahan yang telah dilakukan,

terdapat 6 sumber hazard yang memiliki tingkat risiko

high risk. Sumber hazard tersebut yang selanjutnya akan

dianalisa penyebabnya dan selanjutnya diberikan saran

perbaikan untuk mengurangi risiko kecelakaan yang

mungkin dapat terjadi.

Berikut adalah beberapa contoh sumber hazard dengan

tingkat risiko high risk beserta analisa penyebab dan saran

perbaikannya:

a. Perilaku Pekerja pada Saat Proses Pengeboran

untuk Pekerjaan Pembangunan Pondasi

Dalam proses ini sering terjadi kecelakaan kerja berupa

tersengat listrik, tergores, mengalami kebisingan, dan

terkilir. Hal ini dikarenakan adanya kecerobohan pekerja

di dalam melakukan proses pengeboran dengan tidak

menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), yaitu antara

lain berupa helm, sarung tangan, masker, safety shoes,

dan safety glass. Selain itu juga terdapat pekerja yang

tidak memahami prosedur kerja didalam proses

pengeboran.

Berikut ini terdapat beberapa standar prosedur kerja

terkait dengan K3 di dalam proses pengeboran antara

lain:

1. Pekerja harus diinformasikan secara jelas tentang

prosedur pengeboran dan penggalian.

2. Memeriksa stabilitas tanah terlebih dahulu sebeum

dilakukan penggalian

3. Menggunakan pelindung kepala dan kaki pada saat

penggalian berlangsung.

4. Tepi penggalian atau saluran harus dibuat dengan

kemiringan tertentu, biasanya 450.

5. Tanah hasil galian dan pengeboran tidak diletakkan di

tepi galian.

6. Penggalian di atas 1,2 m harus dipasang percancah bai

yang terbuat dari kayu.

7.Material dan peralatan harus diletakkan berjauhan dari

pinggir galian.

8. Tersedia penerangan yang cukup.

Untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja, maka

diperlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap

penerapan standar prosedur proses pengeboran dan

Page 4: Analisa dan Perbaikan Pelaksanaan Keselamatan dan ... · identifikasi Hazard dengan HAZOP Worksheet dan Risk Assessment. ... pekerja pada saat proses pengecoran, proses pemilihan

4

penggunaan APD secara tepat serta tambahan fasilitas

keamanan, antara lain:

1. Pembangunan dinding penahan, perancah, dan tangga

kerja.

2. Pembuatan pagar pengaman di sekitar lokasi

pengeboran.

3. Pembuatan sirkulasi udara dan penerangan yang cukup.

4. Pemasangan rambu-rambu untuk mencegah orang

terjatuh.

5. Pemasangan papan pengumuman berupa poster standar

K3 dan metode.

6. Melakukan pengecekan pada kelengkapan APD pekerja

secara rutin sebelum pekerjaan dimulai.

7. Pemberian sangsi (punishment) jika terjadi pelanggaran

lebih dari jumlah yang telah disepakati sebelumnya.

b. Proses Pemilihan Material (Baja) pada proses

pemotongan baja untuk pekerjaan fabrikasi atap

Pemilihan baja yang tidak sesuai dengan standar SNI

akan mengakibatkan pada saat digunakan plat penahan

kondisi baja akan melengkung sehingga struktur atap

menjadi kurang kuat dan roboh. Berikut merupakan

karakteristik baja yang tidak berstandar SNI:

1. Ukuran ketebalan tidak memenuhi standar.

2. Tinggi gelombang tidak memenuhi standar.

3. Massa per luas barang tidak memenuhi standar.

4. Tidak terdapat penandaan SNI yang jelas.

Sehingga untuk menghindari risiko kecelakaan terkait

dengan penggunaan baja yang tidak terstandar maka

diperlukan inspeksi dini untuk memastikan bahwa baja

memang layak digunakan dan memenuhi standar. Selain

itu PT. Alisons juga harus mengetahui supplier yang

memiliki reputasi penyediaan bahan baja yang baik dan

standar.

c. Perilaku Pekerja pada Saat Proses Pemasangan

Genteng untuk Pekerjaan Pemasangan Atap

Proses pemasangan genteng merupakan proses

penutupan pada bagian atap bagian luar suatu bangunan

dimana proses ini memiliki tingkat risiko yang sangat

tinggi, dikarenakan pekerjaan dilakukan di ketinggian.

Risiko yang dapat terjadi yaitu terpeleset, terjatuh, dan

tertimpa. Hal ini dikarenakan adanya kelalaian pekerja di

dalam melakukan proses pemasangan genteng dengan

tidak menggunakan APD, antara lain berupa helm,

harness/safety belt, dan sarung tangan.

Berikut ini merupakan beberapa stadar prosedur kerja

terkait dengan K3 di dalam proses pemasangan genteng,

antara lain:

1. Pembuatan scafolding atau tangga, hal ini dimaksudkan

untuk memindahkan genteng dari bawah ke atas.

2. Pembuatan struktur atap yang tepat, hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan genteng

sehingga menjadi lebih presisi.

Untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja, maka

diperlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap

penerapan standar prosedur proses pemasangan genteng

dan penggunaan APD secara tepat dengan cara sebagai

berikut:

1. Pemasangan papan pengumuman berupa poster

standar K3 dan metode terkait dengan instruksi kerja.

2. Melakukan pengecekan pada kelengkapan APD

pekerja antara lain antara lain berupa helm,

harness/safety belt, dan sarung tangan secara rutin

sebelum pekerjaan dimulai.

3. Pemberian sangsi (punishment) jika terjadi pelanggaran

lebih dari jumlah yang telah disepakati sebelumnya.

C. ANALISA PENYEBAB DAN SARAN

PERBAIKAN TERHADAP SUMBER HAZARD

YANG MEMILIKI TINGKAT RISIKO EXTREME

RISK

Sesuai dengan data pengolahan yang telah dilakukan,

terdapat 1 sumber hazard yang memiliki tingkat risiko

extreme risk. Sumber hazard tersebut yang selanjutnya

akan dianalisa penyebabnya dan selanjutnya diberikan

saran perbaikan untuk mengurangi risiko kecelakaan yang

mungkin dapat terjadi.

Berikut adalah contoh sumber hazard dengan tingkat

risiko extreme risk beserta analisa penyebab dan saran

perbaikannya:

a. Perilaku Pekerja pada Saat Proses Perangkaian

Struktur Atap untuk Pekerjaan Pemasangan Atap

Proses ini memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi

dikarenakan pekerjaan yang dilakukan berada di posisi

ketinggian. Selain itu pekerjaan ini membutuhkan

konsentrasi tinggi untuk mendapatkan ketepatan dalam

perangkaian struktur sehingga seringkali pekerja tidak

menyadari bahwa sedang mengerjakan pekerjaan di

ketinggian. Hal ini mengakibatkan proses perangkaian

struktur atap menjadi berisiko sangat tinggi.

Di dalam pengamatan yang dilakukan di salah satu

proyek konstruksi PT. Alisons, ditemukan adanya pekerja

yang melakukan kelalaian yaitu dengan tidak

menggunakan APD standar seperti helm, harness/safety

belt, dan sarung tangan. Hal tersebut dapat menimbulkan

risiko yang berbahaya bagi pekerja, antara lain terpeleset,

terjatuh, dan tertimpa pada saat proses perangkaian

struktur atap. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan

yang lebih ketat terhadap penerapan standar prosedur

pada proses perangkaian struktur atap serta dilakukan

pengawasan dalam penggunaan APD yang tepat.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dilakukan

untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja pada saat

proses perangkaian struktur atap:

1. Pembuatan scafolding atau tangga, hal ini dimaksudkan

untuk memindahkan plavon dari bawah ke atas.

2. Pemasangan papan pengumuman berupa poster standar

K3 dan metode terkait dengan instruksi kerja.

3. Melakukan pengecekan pada kelengkapan APD pekerja

antara lain helm, harness/safety belt, dan sarung tangan

secara rutin sebelum pekerjaan dimulai.

4. Pemberian sangsi (punishment) jika terjadi pelanggaran

lebih dari jumlah yang telah disepakati sebelumnya.

Page 5: Analisa dan Perbaikan Pelaksanaan Keselamatan dan ... · identifikasi Hazard dengan HAZOP Worksheet dan Risk Assessment. ... pekerja pada saat proses pengecoran, proses pemilihan

5

V. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan data serta analisa yang

telah dilakukan sebelumnya, maka dari penelitian ini

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. PT. Alisons masih belum menerapkan prosedur dan

instruksi kerja yang dapat dipahami atau dimengerti oleh

pekerja, sehingga menimbulkan sebanyak 49 jenis potensi

hazard dari delapan tahapan pekerjaan konstruksi. 2. Berdasarkan hasil pengolahan data identifikasi risiko

atau bahaya dan penentuan tingkat risiko menggunakan

metode HAZOP (Hazard and Operability Study),

ditemukan satu macam sumber hazard dengan tingkat

risiko extreme risk, enam macam sumber hazard dengan

tingkat risiko high risk, 33 macam sumber hazard dengan

tingkat risiko moderate risk, dan sembilan macam sumber

hazard dengan tingkat risiko low risk. Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini

antara lain

1. Supervisor mengingatkan dan selalu melakukan

pemeriksaan dan pengawasan terhadap penggunaan APD

terutama pada pekerjaan konstruksi yang memiliki risiko

tinggi.

2. Pembuatan standar prosedur dan instruksi kerja yang

dapat dilihat dan dipahami oleh pekerja.

3. Memberikan pelatihan mengenai K3 kepada pekerja

agar mereka lebih memahami pentingnya Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3).

4. Memberikan sangsi (punishment) kepada pekerja yang

telah melanggar ketentuan K3.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen

pembimbing Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T dan Anny

Maryani, S.T., M.T. selaku dosen koordinator mata kuliah

tugas akhir. Serta penulis menyampaikan ucapan terima kasih

atas semua doa, dukungan dan bantuan yang telah diberikan

kepada penulis selama proses pengerjaan tugas akhir dan

penyelesaian jurnal ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anoraga, P. 2005; Psikologi Kerja. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

[2] Budiono. A.M. Sugeng, R.M.S. Jusuf, Adriana Pusparini. 2003; Bunga

Rampai Hiperkes & KK: Higiene Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan

Kerja. Edisi Kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

[3] Blum, HL. 1981; Planning for Health Development and Application at

Social Change Theory. Human Sciences Press, New York: 462.

[4] Cross, Jean. 1998; Study Notes: Risk Management. Sydney: University of

New South Wales.

[5] Departemen Tenaga Kerja Transkop. 1977; Himpunan Perundang-

undangan Ketenagakerjaan I. Jakarta.

[6] Diberardinis, Louis. J. 1999; Handbook of Occupational Safety and

Health.2nd Edition. Environmental Health Services, Massachusetts

Institute of Technology. John Wiley & Sons, INC.

[7] Juliana, Anda Ivana. 2008. Implementasi Metode Hazops dalam Proses

Identifikasi Bahaya dan Analisa Risiko pada Feedwater System di Unit

Pembangkitan Paiton PT. PJB. Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri

Surabaya.

[8] Mulyani, Endang. 2006; Bahan Ajar Manajemen Konstruksi. Pontianak:

Fakultas Teknik Untan.

[9] Munawir, A. 2010; HAZOP, HAZID, VS JSA. Migas Indonesia.

[10] Occupational Safety and Health Administration, Revisi. 1995,

“Occupational Safety and Health Standards for the Construction

Industry”, (29 CFR Part 1926) – U.S Department of Labor.

[11] Suma’mur. 1989; Ergonomi untuk Produktivitas Kerja. Jakarta: CV.

Haju Masaagung.

[12] Suma’mur. 1996; Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.

Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

[13] Tranter, Megan. 1999; Occupational Hygiene and Risk Management.

Australia: A Multimedia Package, OH&S Press.

[14] Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

[15] Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang pokok-pokok tenaga kerja.

[16] UNSW Health and Safety. 2008; Risk Management Program. Canberra:

University of New South Wales. http://www.OSH.unsw.edu.au. (diakses

15 Nopember 2013).

[17] UUD Tahun 1945 Pasal 27 Ayat (2).