ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

download ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN  MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

of 218

Transcript of ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    1/218

    ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN

    MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    TESIS

    Oleh

    RAHMI KAROLINA

    057016017/TEKNIK SIPIL

    SEKOLAH PASCASARJANAUNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2008

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    2/218

    ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN

    MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    TESIS

    Untuk memperoleh Gelar Magister Teknik

    dalam Program Studi Teknik Sipilpada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

    Oleh

    RAHMI KAROLINA

    057016017/TS

    SEKOLAH PASCASARJANA

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2008

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    3/218

    Judul Tesis : ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL

    HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA

    BALOK BETON BERTULANGNama Mahasiswa : Rahmi Karolina

    Nomor Pokok : 057016017

    Program Studi : Teknik Sipil

    Menyetujui

    Komisi Pembimbing

    (Prof. Dr.Ir. Bachrian Lubis, M.Sc) (Ir. Daniel Rumbi Teruna, MT)

    Ketua Anggota

    Ketua Program Studi Direktur

    (Dr. Ir. Roesyanto, MSCE) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.,M.Sc)

    Tanggal Lulus : 31 Mei 2008

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    4/218

    Telah diuji pada

    Tanggal 31 Mei 2008

    PANITIA PENGUJI TESIS

    Ketua : Prof. Dr. Ir. Bachrian Lubis, M.Sc

    Anggota : 1. Ir. Daniel R. Teruna, MT

    2. Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan

    3. Dr. Ing. Hotma Panggabean

    4. Ir. Sanci Barus, MT

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    5/218

    ABSTRAK

    Momen dan kurvatur merupakan dua parameter yang dapat digunakan untuk

    menentukan nilai daktilitas balok. Nilai daktalitas suatu balok dapat ditentukan

    dengan membagi nilai kurvatur saat leleh dengan momen .Untuk melihat besarnyabeban kurvatur dan daktalitas melibatkan beberapa variabel yaitu diameter tulangan

    lentur (tulangan tekan dan tulangan tarik), mutu beton. Analisa perhitungan momen

    dan kurvatur juga akan menentukan besarnya nilai tegangan regangan mengingateratnya kaitan antara momen-kurvatur terhadap tegangan-regangan. Penelitian ini

    dilakukan untuk mengetahui hubungan momen dan kurvatur pada balok beton tanpa

    kekangan.Model balok yang digunakan adalah balok beton bertulang dengan tampang

    empat persegi berukuran 20 x 30 x 240 cm. Penulangan balok dilakukan dengantulangan tarik 310 dan tulangan tekan 2 10. Sedangkan mutu beton terdiri dari dua

    variasi K-175 dan K-250. Pembebanan dilakukan secara bertahap sampai diperolehkeadaan retak pertama hingga balok mengalami keruntuhan. Pada setiap tahap

    pembebanan dibaca dan dicatat besar lenturan dan regangan yang terjadi pada balok.

    Kejadian retak yang dihasilkan dalam penelitian ini menunjukan retak akibatlentur diawali dari daerah bawah beban kemudian berlanjut pada daerah tengah

    bentang. Peningkatan tegangan, regangan, momen dan kurvatur diantara dua variasi

    mutu beton tidak terlalu besar ini dikarenakan tulangan yang digunakan sama untukmutu beton yang berbeda.

    Kata kunci : momen kurvatur, daktilitas

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    6/218

    ABSTRACT

    Moment and curvature are two parameters that can be used to determine beam

    ductility. Beam dactility can be obtained by deviding curvature are flexture

    reinforcement diameter (tension and compression), concrete strength. Moment andcurvature analysis are also determining stess and strain value consideris connection

    between moment-curvature and stress-strain. This experiment is done to determine

    conection between moment and curvature in a concrete beam without confinement.Model that has been in this experiment are rectangular reinforcement concrete

    beams 20x30x240 cm. That beam has tension reinforcement 310 and compression

    reinforcement 210. The beams has two variation of concrete strength, which are K-175 and K-250. Loads are given continuously to the beam first crack occurred until

    failure occurred to the beam. Deflection and strain are roted in every stage of loadreading.

    From this experiment we can see that flexture crack begin from bottomsection of the beam and then continue to centre of the beam. Strain, stress, curvature

    and moment are increasing slightly because of the variation of concrete strength.

    Keyword : moment curvature, ductility

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    7/218

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,

    penulis berhasil menyelesaikan tesis yang berjudul Analisa dan Kajian

    Eksperimental Hubungan Momen-Kurvatur Pada Balok Beton Bertulang sebagai

    salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program Magister bidang Rekayasa

    Struktur, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara.

    Dalam proses penulisan dan pelaksanaan tesis ini banyak pihak yang telah

    turut menyumbangkan pikiran, saran, motivasi, material dan spiritual, untuk itu

    penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bachrian Lubis, sebagai ketua komisi pembimbing yang

    telah memberikan ilmu dan pemahaman yang sangat diperlukan dalam

    penulisan tesis ini

    2. Bapak Ir. Daniel Rumbi Teruna, MT, sebagai anggota komisi pembimbing

    yang telah memberikan masukan yang berharga dalam penulisan tesis ini

    3. Bapak Dr. Ir. Roesyanto, MSCE , selaku Ketua Program Studi Magister

    Teknik Sipil PPs. Universitas Sumatera Utara

    4. Bapak Ir. Rudi Iskandar, MT, selaku Sekretaris Program Studi Magister

    Teknik Sipil PPs. Universitas Sumatera Utara

    5. Ibu Prof. Dr.Ir.T.Chairun Nisa B.,M.Sc selaku Direktur Pasca Sarjana

    Universitas Sumatera Utara

    6. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H. Sp.AK selaku Rektor

    Universitas Sumatera Utara

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    8/218

    7. Seluruh dosen dan staff program studi Teknik Sipil USU, terutama staff

    pengajar Magister Teknik Sipil

    8. Alm. Abubakar Jalil, SH dan ibu saya Hj. Mahnaum yang selalu mendorong

    dan memberikan motivasi

    9. Muhammad Agung Putra Handana

    10.Amsal, Iput, Fahmi, Surya, Bona, Irman, Memed, Murtada, Indong, Afif, Adi,

    Ali, Fajar, Rudi, dan semua anak 02 yang membantu saya

    11.Asisten laboratorium beton Fahrul, Nova, Andi

    Penulis sadar bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, baik dalam penulisan

    maupun dalam penelitian, untuk itu saran dan masukan demi perbaikan sangat

    diharapkan. Penulis juga berharap mudah mudahan tesis ini dapat bermanfaat bagi

    perkembangan ilmu pengetahuan.

    Medan, Mei 2008

    Penulis

    Rahmi Karolina

    057016017/MTS

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    9/218

    RIWAYAT HIDUP

    A. DATA PRIBADI

    Nama : Rahmi Karolina

    Tempat/Tgl Lahir : Medan/18 Maret 1982

    Alamat : Jl. Lizadri Putera no.119 kom. Kejaksaan blok. A

    Medan, 20135

    Agama : Islam

    Anak ke- : Tunggal

    Jenis Kelamin : Perempuan

    B. RIWAYAT PENDIDIKAN

    - TK Adhyaksa Palangkaraya 1986 - 1986

    - SDN Bukit Hindu Palangkaraya 1987 - 1990

    - SDN Langkai 12 Palangkaraya 1990 - 1991

    - SDN 025 Pekanbaru 1991 - 1992

    - SD Percobaan Negeri Medan 1992 - 1993

    - SLTP Negeri 6 Medan 1993 - 1996

    - SMU Negeri 2 Medan 1996 - 1999

    - Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil USU 1999 - 2005

    - Magister Teknik Sipil Program Pasca Sarjana USU 2005 - 2008

    C. RIWAYAT PEKERJAAN

    - Perencanaan Rumah Sakit USU 2005 2008

    - Perencanaan Taman Simalem Resort 2006 - 2007

    - Perencanaan Mesjid Jami Al-Munawarah UISU 2007

    - Perencanaan Laboratorium IPA Terpadu 2007

    - Perencanaan Jembatan Jl. Sudirman 2007 - 2008

    - Landscape Bank Indonesia 2008

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    10/218

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK.. iABSTRACT... ii

    KATA PENGANTAR iii

    RIWAYAT HIDUP v

    DAFTAR ISI.. vi

    DAFTAR TABEL... x

    DAFTAR GAMBAR..... xii

    DAFTAR NOTASI. xiv

    DAFTAR LAMPIRAN... xviii

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang.. 1

    1.2. Perumusan Masalah..... 2

    1.3. Tujuan.. 3

    1.4. Batasan Masalah.. 3

    1.5. Metodologi... 4

    1.5.1 Benda Uji... 4

    1.5.2 Pemberian Beban... 5

    1.5.3 Pengujian Lentur dan Retak Balok 5

    1.5.4 Pengujian Regangan Beton 5

    1.5.5 Tahapan Pelaksanaan Penelitian.... 6

    1.5.6 Jadwal Penelitian... 6

    1.6. Sistematika Penulisan.. 7

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Beton Secara Umum... 9

    2.1.1 Syarat syarat Beton yang Berkualitas. 9

    2.1.2 Baja dan Batangan Tulangan 10

    2.1.3 Struktur Pori Beton.... 11

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    11/218

    2.1.4 Pengaruh agregat... 12

    2.1.5 Pengaruh air dan semen..... 13

    2.1.6 Pengaruh perawatan....... 14

    2.1.7 Absorpsi beton..... 14

    2.1.8 Kekuatan Tekan Beton... 16

    2.1.9 Kuat Lentur Balok Persegi... 16

    2.2 Hubungan Momen dengan Kurvatur........ 17

    2.2.1 Umum.... 17

    2.2.2 Kurvatur .... 19

    2.2.3 Momen Kurvatur Teoritis.. 24

    2.3 Balok Beton Bertulang tanpa Confiment.. 29

    2.3.1 Saat Ultimit dan Leleh... 29

    III. BAHAN DAN METODE

    3.1 Umum... 32

    3.2 Bahan Penyusun Beton..... 33

    3.2.1 Semen. 33

    3.2.1.1 Sifat sifat Semen...... 33

    3.2.1.2 Komposisi Kimia................ 36

    3.2.1.3 Reaksi Hydrasi Semen Portland..... 38

    3.2.2 Agregat... 38

    3.2.3 Agregat Halus.... 39

    3.2.3.1 Persyaratan Umum Agregat Halus. 39

    3.2.3.2 Pemeriksaan Agregat Halus 41

    3.2.4 Agregat Kasar.... 41

    3.2.4.1 Persyaratan Umum Agregat Kasar. 41

    3.2.4.2 Pemeriksaan Agregat Kasar.... 43

    3.2.5 Air...... 43

    3.3 Peralatan.... 45

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    12/218

    3.4 Benda Uji..... 47

    3.4.1 Benda Uji Besi Tulangan... 47

    3.4.2 Pembuatan Benda Uji ....... 48

    3.5 Pengujian ..... 49

    3.5.1 Pengujian Tarik Besi Tulangan.. 49

    3.5.2 Pengujian Kuat Tekan Beton..... 50

    3.5.3 Pengujian Balok Beton Bertulang.. 51

    3.5.3.1 Pengujian Kuat Lentur dan Lenturan Balok Beton. 51

    3.5.3.2 Pengujian Regangan Balok Beton Bertulang.. 52

    3.5.3.3 Pengukuran Lebar Retak..... 53

    3.6 Perhitungan momen dan kurvatur balok .. 54

    3.6.1 Saat Sebelum Retak... 55

    3.6.2 Setelah Retak Saat Pertama Leleh. 56

    3.6.3 Setelah Retak Saat Ultimate.. 57

    3.7 Analisa tegangan dan regangan balok...................................................... 58

    IV. HASIL PENGUJIAN

    4.1 Hasil Penelitian..... 60

    4.1.1 Pengujian Kuat Tarik Tulangan Baja..... 60

    4.1.2 Pengujian Kuat Tekan ....... 61

    4.1.3 Pengujian Lendutan dan Pengukuran Retak.......... 61

    4.1.4 Pengujian Regangan Balok Uji...... 69

    4.2 Perhitungan Momen Kurvatur.. 78

    4.2.1 Perhitungan Momen Kurvatur Balok K-175 Teoritis.... 78

    4.2.2 Perhitungan Momen Kurvatur Balok 1 K-175 Laboratorium... 86

    4.2.3 Perhitungan Momen Kurvatur Balok 2 K-175 Laboratorium... 94

    4.2.4 Perhitungan Momen Kurvatur Balok K-250 Teoritis.... 102

    4.2.5 Perhitungan Momen Kurvatur Balok 1 K-250 Laboratorium... 110

    4.2.6 Perhitungan Momen Kurvatur Balok 2 K-250 Laboratorium... 118

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    13/218

    4.3 Perhitungan Tegangan-Regangan... 126

    4.3.1 Perhitungan Tegangan-Regangan Balok 1 K-175......... 126

    4.3.2 Perhitungan Tegangan-Regangan Balok 2 K-175......... 128

    4.3.3 Perhitungan Tegangan-Regangan Balok 1 K-250......... 130

    4.3.4 Perhitungan Tegangan-Regangan Balok 2 K-250......... 132

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan...... 134

    5.2 Saran......... 136

    DAFTAR PUSTAKA. 137

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    14/218

    DAFTAR TABEL

    Nomor Judul Hal

    1.1 Variasi Benda Uji 4

    2.1 Tegangan Leleh Karakteristik. 11

    3.1 Bahan Dasar Pembuatan Semen Portland... 36

    3.2 Komponen Utama Hasil Proses Pembakaran Bahan Dasar 37

    3.3 Komposisi Semen Portland. 37

    3.4 Susunan Besar Butiran Agregat Halus.... 40

    3.5 Susunan Besar Butiran Agregat Kasar.... 43

    3.6 Batas Izin Air untuk Campuran Beton 45

    4.1 Hasil Pengujian Kuat Tarik Tulangan 10.. 60

    4.2 Hasil Perubahan Panjang Tulangan 10.. 60

    4.3 Hasil Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Silinder... 61

    4.4 Hasil Pengujian Lendutan Balok 1 K-175... 62

    4.5 Hasil Pengujian Lendutan Balok 2 K-175... 62

    4.6 Hasil Pengujian Lendutan Balok 1 K-250... 65

    4.7 Hasil Pengujian Lendutan Balok 2 K-250... 65

    4.8 Lebar Retak Maksimum...... 68

    4.9 Hasil Pengujian Besar Regangan Balok 1 K-175.... 70

    4.10 Hasil Pengujian Besar Regangan Balok 2 K-175.... 72

    4.11 Hasil Pengujian Besar Regangan Balok 1 K-250.... 74

    4.12 Hasil Pengujian Besar Regangan Balok 2 K-250.... 76

    4.13 Hasil Perhitungan Momen-Kurvatur Balok K-175 Teoritis 85

    4.14 Hasil Perhitungan Momen-Kurvatur Balok 1 K-175 Laboratorium... 93

    4.15 Hasil Perhitungan Momen-Kurvatur Balok 2 K-175 Laboratorium... 101

    4.16 Hasil Perhitungan Momen-Kurvatur Balok K-250 Teoritis 109

    4.17 Hasil Perhitungan Momen-Kurvatur Balok 1 K-250 Laboratorium... 117

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    15/218

    4.18 Hasil Perhitungan Momen-Kurvatur Balok 2 K-250 Laboratorium... 125

    4.19 Hasil Perhitungan Tegangan-Regangan Balok 1 K-175..................... 126

    4.20 Hasil Perhitungan Tegangan-Regangan Balok 2 K-175..................... 128

    4.21 Hasil Perhitungan Tegangan-Regangan Balok 1 K-250.................... 130

    4.22 Hasil Perhitungan Tegangan-Regangan Balok 2 K-250..................... 132

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    16/218

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Judul Hal

    1.1 Benda Uji. 4

    2.1 Perilaku Defleksi Akibat Pembebanan ... 17

    2.2 Hubungan momen-kurvatur untuk penampang-penampang balok

    dengan penulangan tunggal............................................................. 19

    2.3 Hubungan momen kurvatur untuk bagian balok beton bertulangan

    Tunggal ........................................................................................... 21

    2.4 Kurva momen-kurvatur ideal untuk bidang beton bertulangan

    tunggal yang gagal dalam tarik........................................................ 23

    2.5 Penentuan momen-kurvatur teoritis................................................ 25

    2.6 Teori hubungan momen-kurvatur.................................................... 28

    2.7 Tampang balok bertulangan ganda saat lentur................................ 29

    3.1 Benda Uji Besi Tulangan. 48

    3.2 Pengujian Tarik Besi Tulangan... 50

    3.3 Pengujian Balok Beton Bertulang... 51

    3.4 Penempatan Strain Meter, Dial Indikator dan Beban.. 52

    3.5 Posisi Pin Strain Meter 53

    3.6 Segmen Pengamatan Retak. 53

    4.1 Beban Lendutan Balok 1 K-175... 63

    4.2 Beban Lendutan Balok 2 K-175... 64

    4.3 Beban Lendutan Balok 1 K-250... 66

    4.4 Beban Lendutan Balok 2 K-250... 67

    4.5 Posisi Pengukuran Regangan Balok 69

    4.6 Diagram Regangan Balok 1 K-175. 71

    4.7 Diagram Regangan Balok 2 K-175. 73

    4.8 Diagram Regangan Balok 1 K-250. 75

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    17/218

    4.9 Diagram Regangan Balok 2 K-250. 77

    4.10 Hubungan Momen Kurvatur Balok K-175 Teoritis 85

    4.11 Hubungan Momen Kurvatur Balok 1 K-175 Laboratorium 93

    4.12 Hubungan Momen Kurvatur Balok 2 K-175 Laboratorium 101

    4.13 Hubungan Momen Kurvatur Balok K-250 Teoritis 109

    4.14 Hubungan Momen Kurvatur Balok 1 K-250 Laboratorium 117

    4.15 Hubungan Momen Kurvatur Balok 2 K-250 Laboratorium 125

    4.16 Hubungan Tegangan-Regangan Balok 1 K-175......................... 127

    4.17 Hubungan Tegangan-Regangan Balok 2 K-175......................... 129

    4.18 Hubungan Tegangan-Regangan Balok 1 K-250......................... 131

    4.19 Hubungan Tegangan-Regangan Balok 2 K-250........................ 133

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    18/218

    DAFTAR NOTASI

    As : luas tulangan tarik, mm2

    As' : luas tulangan tekan, mm2

    A ak : berat akhir, mm

    A aw : berat awal, mm

    a : kedalaman tegangan saat ultimit, mm

    b : lebar penampang balok, mm

    C : gaya tekan, N

    Cc : gaya tekan beton, N

    Cs : gaya tekan baja, N

    c : jarak garis netral saat ultimit, mm

    d : jarak pusat tulangan tarik ketepi ujung balok/tinggi efektif, mm

    d' : jarak pusat tulangan tekan ketepi ujung ablok, mm

    Ec : modulus elastisitas beton, N/mm2

    Es ,Ey : modulus elastisitas baja, N/mm2

    FM : fine modulus, %

    fs : tegangan baja tarik, N/mm2

    fs' : tegangan baja tarik, N/mm2

    fr : modulus pecah, N/mm2

    fy : kuat leleh baja, N/mm2

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    19/218

    fc' : kuat tekan beton, N/mm2

    fc" : tegangan maksimum beton, N/mm

    2

    h : tinggi penampang balok, mm

    I : momen inersia, mm4

    Jd : jarak pusat total gaya tekan kepusat tulangan tarik, mm

    K : koefisien; 0,62

    k : faktor jarak garis netral

    M : momen lentur, Nmm

    Mretak : momen saat pertama retak, Nmm

    My : momen saat pertama leleh, Nmm

    Mu : momen saat beban ultimit, Nmm

    n : rasio modular atau angka ekivalen

    P : gaya aksial, N

    Pr : nilai permeabilitas, gr/mnt

    p : selimut beton, mm

    q : beban

    R : jari-jari kelengkungan balok, mm

    SSD : saturated surface dry

    s : gaya baja, N

    T : gaya tekan baja, N

    V : gaya lintang, N

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    20/218

    v : defleksi, mm

    x : jarak tinjauan, mm

    y : garis pusat transformasi dari ujung atas balok, mm

    ydasar : garis pusat transformasi dari ujung bawah balok, mm

    EI : kekakuan lentur balok, Nmm2

    kd : jarak garis netral, mm

    : faktor tegangan rata-rata

    : koefisien; 0,15

    1 : koefisien; 0,85

    : faktor pusat tekan (centroid)

    : diameter tulangan, mm

    : kurvatur, rad/mm

    y

    : kurvatur saat pertama leleh, rad/mm

    retak : kurvatur saat retak, rad/mm

    u : kurvatur saat ultimat, rad/mm

    : rasio tulangan tarik

    : rasio tulangan tekan

    : sudut rotasi, rad

    : koefisien; 22/7 atau 3,14

    : micron

    b : kuat tekan beton dari tiap tiap benda uji, kg/cm2

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    21/218

    : regangan

    c : regangan beton

    s : regangan baja tarik

    s : regangan baja tekan

    y : regangan pengerasan saat leleh

    u : regangan pengerasan saat ultimit

    0 : regangan beton; 0,002

    cm : regangan beton pada serat ekstrim

    50u : regangan beton unconfinementlebih dari 0,002 saat tegangannya 0,5fc

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    22/218

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Judul Hal

    1 Pengujian Tarik Tulangan......................................................................... 139

    2 Pengujian Kokoh Tekan Beton 28 hari..................................................... 208

    3 Pemeriksaan Material Beton..................................................................... 212

    4 Dokumentasi............................................................................................. 228

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    23/218

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1LATAR BELAKANG

    Perkembangan industri konstruksi terus menunjukkan peningkatan yang

    signifikan seiring dengan peningkatan jumlah manusia dan kebutuhan manusia itu

    sendiri. Disamping peningkatan kualitas dalam rangka memenuhi banyaknya

    kebutuhan, peningkatan tersebut juga diiringi dengan peningkatan kualitas untuk

    pemenuhan keamanan dan kenyamanan penggunanya. Pilihan konstruksipun

    beragam, mulai dari konstruksi kayu, baja, beton maupun, konstruksi beton bertulang.

    Pemilihan konstruksi tersebut disesuaikan dengan keinginan pengguna dengan alasan

    kekokohan, keindahan, kenyamanan maupun murah mahalnya konstruksi yang

    dimaksud.

    Merupakan sebuah tuntutan krtika tingkat penggunan semakin meningkat, luas

    dan beragam, disamping tuntutan peningkatan tingkat kemampuan struktur beserta

    efisiensi penggunaan material, untuk kemudian dilakukan upaya peningkatan

    kapabilitas konstruksi beton bertulang sehingga pengguna konstruksi ini mampu

    memberikan manfaat maksimal bagi konstruksi bangunan dan lebih meningkatkan

    keamanan dan kenyamanan bagi pengguna.

    Dalam upaya untuk lebih meningkatkan kemampuan konstruksi beton bertulang

    dalam memikul beban beban, perlu kiranya secara terus menerus dilakukan

    analisa maupun kajian baik itu pada balok, kolom, plat maupun pondasi. Salah satu

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    24/218

    bagian struktural suatu konstruksi yang memiliki peran yang signifikan adalah balok,

    beberapa hal yang kiranya perlu mendapat perhatian pada balok adalah adanya

    geseran dan lendutan yang dapat menyebabkan regangan dan retakan pada balok.

    1.2PERUMUSAN MASALAH

    Pada saat beton diberi tegangan tekan yang relatif kecil confinement tidak

    mempengaruhi kelakukan balok sehingga confinement tidak diperlukan. Confinement

    diperlukan ketika tegangan pada beton meningkat dengan cepatnya menjadi sangat

    tinggi disebabkan oleh laju retakan internal dan beton melebar melawan tulangan

    melintang.

    Seperti halnya pada analisa balok pada umumnya, ketika suatu balok beton

    bertulang (semisal dengan dua perletakan) dikenai beban luar akan menimbulkan

    momen, gaya lintang dan gaya normal yang kesemuanya tersebut dapat berimbas

    pada timbulnya geseran, lendutan, rotasi, regangan maupun retakan pada balok

    tersebut.

    Ketika suatu balok beton bertulang lebih ductile akan berdampak pada balok

    beton tersebut mampu memikul beban beban yang lebih besar. Disamping itu,

    dengan meningkatnya daktilitas balok akan serta merta memperbaiki karakter

    tegangan-regangan, yang selanjutnya mengurangi retakan pada balok.

    Dengan meningkatnya nilai duktilitas balok, akan semakin meningkatnya

    kemampuan balok beton bertulang tersebut dalam memikul momen dan gaya yang

    lebih besar yang mengenainya. Dengan mengecilnya nilai defleksi akan berdampak

    pula terhadap nilai jari-jari kelengkungan dan kurvatur balok tersebut.

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    25/218

    Dalam tulisan ini lebih lanjut akan mengkaji sejauh mana hubungan momen

    dengan kurvatur.

    1.3 TUJUAN

    Dengan bertolak dari permasalahan diatas, penulisan tesis ini dilakukan

    dengan tujuan untuk menentukan hubungan antara momen dan kurvatur. Tujuan

    yang masih bersifat umum ini dijabarkan dalam bentuk tujuan tujuan khusus

    sebagai berikut :

    a. Analisa momen dengan kurvatur pada balok beton tanpa perencanaan

    confinement

    b. Analisa tegangan-regangan pada balok beton tanpa perencanaan confinement

    1.4 BATASAN MASALAH

    Dalam penelitian ini akan dibatasi pada :

    a. Mutu beton yang direncanakan adalah beton K-175 dan K-250

    b. Balok berupa beton bertulang dengan tulangan tarik dan tulangan

    tekan

    c. Standart pengujian dan pengolahan data yang dilakukan adalah

    berdasarkan ASTM Standar (pemeriksaan beton, pengujian kuat tekan,

    pengujian tarik belah, pengujian kuat lentur) dan SKSNI (mix design).

    d. Analisa moment kurvatur pada balok beton bertulang tanpa

    perencanaan confinement

    e. Analisa tegangan dan regangan pada balok beton bertulang tanpa

    perencanaan confinement

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    26/218

    1.5METODOLOGI

    1.5.1 Benda Uji

    Dalam penelitian ini akan diuji silinder dan balok beton bertulang dengan

    tulangan 10. Variasi benda uji dapat dilihat pada tabel 1.1.

    Tabel 1.1. Variasi Benda Uji

    No. Pengujian Mutu Beton 28 hari

    Beton K-175 61. Pengujian kuat tekan

    Sampel silinder15 cm,h = 30 cm Beton K-250 6

    Beton K-175 22. Pengujian kuat lentur

    Balok 20 cm x 30 cm x 240 cm Beton K-250 2

    Jumlah 16

    Total benda uji keseluruhan :

    12 benda uji silinder 15 cm, h = 30 cm

    4 benda uji balok 20 cm x 30 cm x 240 cm

    Gambar 1.1 Benda Uji

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    27/218

    1.5.2 Pemberian Beban

    Pemberian beban dilakukan melalui alat Jacking Hydraulikyang berkapasitas

    25 ton. Beban yang diberi adalah beban terpusat P, yang diuraikan menjadi 2 (dua)

    titik pembebanan, yang membagi bentang balok dengan panjang yang sama. Beban P

    pada tahap awal diberi sebesar 1 ton dan selanjutnya ditambah sebesar 0.5 ton secara

    bertahap sampai balok runtuh (gagal).

    1.5.3 Pengujian Lentur dan Retak Balok

    Untuk mengukur besarnya lentur balok beton bertulang ditempatkan sebanyak

    3 buah Dial Indikator, pada posisi ditengah bentang dan dibawah titik pembebanan.

    Sebelum dilakukan pembebanan jarum-jarum penunjuk padaDial Indikatorini harus

    pada posisi nol. Beban P pada tahap awal diberi 1 ton dan selanjutnya ditambah

    sebesar 0.5 ton secara bertahap, yang besarnya dibaca pada manomter jack. Untuk

    setiap tahap pembebanan dicatat lenturan yang terjadi pada ketiga dial indikator yang

    terpasang.

    1.5.4 Pengujian Regangan Beton

    Pengujian regangan beton dilakukan bersamaan dengan pengukuran lentur,

    hanya pada pengukuran regangan beton lebih dahulu ditentukan 3 (tiga) titik

    pengamatan yaitu pada daerah tarik, garis tengah penampang dan pada daerah tekan

    balok uji.

    Pada setiap tahap pembebanan, dibaca dan dicatat besarnya pertambahan dan

    pengurangan panjang diserat atas, tengah dan bawah penampang. Pengukuran

    tersebut dilakukan dengan alat Strain Meter.

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    28/218

    1.5.5 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

    1. Tahap persiapan:

    a. Pengumpulan bahan literatur

    b. Penyediaan material

    2. Tahap pengujian material

    a. Semen, agregat halus, agregat kasar dan baja tulangan

    b. Mix design

    3. Tahap pembuatan benda uji

    a. Pembuatan cetakan balok

    b. Merakit tulangan

    c. Pengecoran

    d. Perawatan benda uji

    4. Tahap pengujian benda uji

    5. Analisa data

    6. Pembuatan laporan awal

    7. Seminar hasil penelitian

    8. Penyelesaian laporan akhir

    1.5.6 Jadwal Penelitian

    1. Minggu IV Juni IV Juli 207 : pengadaan bahan

    2. Minggu I III Agustus 2007 : mix design

    3. Minggu IV Agustus I September 2007 : pengecoran benda uji

    4. Minggu I Oktober 2007 : pengujian benda uji

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    29/218

    5. Minggu I November IV Januari 2007 : analisa data pengujian

    6. Minggu II Februari 2008 : seminar hasil penelitian

    7. Minggu I Maret 2008 : penyelesaian laporan akhir

    8. Minggu II Mei 2008 : seminar isi

    9. Minggu III Mei 2008 : penyelesaian laporan akhir

    10.Minggu IV Mei 2008 : sidang sarjana

    1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

    Sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Pada bab ini berisikan hal hal umum dan latar belakang

    penelitian, permasalahan yang akan diamati, tujuan yang akan

    dicapai, pembatasan masalah dan metodologi penelitian yang

    dilaksanakan oleh penulis.

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bab ini berisikan keterangan keterangan umum dan

    khusus mengenai agregat daur ulang yang akan diteliti

    berdasarkan referensi referensi yang penulis dapatkan.

    BAB III : BAHAN DAN METODE

    Pada bab ini berisikan persyaratan dan pemeriksaan bahan

    bahan yang akan digunakan dalam penelitian ; agregat halus,

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    30/218

    agregat kasar, semen, air ; pembuatan benda uji; prosedur

    perawatan; prosedur pengujian dan pengambilan data.

    BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisikan data data hasil pengujian dan pembahasan

    data data dari pengujian beton di laboratorium dengan

    membandingkan dengan teori teori dan penelitian yang telah

    ada.

    BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    31/218

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Beton Secara Umum

    Beton adalah pencampuran agregat kasar, agregat halus, air dan semen dengan

    atau tanpa bahan tambahan (additive) yang kemudian mengeras. Beton merupakan

    sekumpulan interaksi mekanisme dan kimiawi dari bahan material pembentuknya.

    Oleh karena itu, masing masing komponen pembentuk beton tersebut perlu

    dipelajari sebelum mempelajari beton secara keseluruhan.

    Dalam keadaan mengeras, beton bagai batu karang dengan kekuatan yang tinggi.

    Dalam keadaan segar, beton dapat diberi bermacam macam bentuk, sehingga dapat

    digunakan untuk membentuk seni arsitektur atau untuk tujuan dekoratif. Beton

    mempunyai nilai kuat tekan yang besar namun beton tidak kuat terhadap daya tarik.

    2.1.1 Syarat syarat Beton Yang Berkualitas

    Secara umum perencanaan campuran beton yang akan digunakan dalam

    pelaksanaan konstruksi beton harus menghasilkan beton yang memenuhi syarat

    syarat sebagai berikut :

    a. Kekuatan desak

    Kekuatan yang dicapai dalam umur 28 hari (atau umur yang ditentukan )

    harus memenuhi persyaratan yang diberikan oleh perencanaan konstruksi.

    b. Tingkat keawetan (Durability)

    Keawetan beton sama pentingnya dengan kekuatan beton. Dengan tingkat

    kekuatan hancur yang besar akan semakin awet betonnya.

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    32/218

    c. Kemudahan pengerjaan (Workability)

    Workability beton sekurang kurangnya bisa didefenisikan dari tiga buah

    sifat beton yang terpisah yaitu:

    1. Kompaktibilitas, atau kemudahan dimana beton dapat dipadatkan dan

    rongga rongga udara dapat diambil.

    2. Mobilitas, atau kemudahan dimana beton dapat mengalir ke dalam

    cetakan baja dan dituang kembali.

    3. Stabilitas, atau kemampuan beton untuk tetap sebagai massa yang

    homogen dan stabil selama dikerjakan dan digetarkan tanpa terjadi

    agregasi/pemisahan butiran dari bahan bahan utamanya.

    Suatu rencana campuran beton harus memberikan workability cukup untuk

    pengadukan, pengangkutan, pencetakan dan pemadatan tanpa pengurangan

    homogenitas beton.

    d. Ekonomis

    Perencanaan campuran beton harus memberikan proporsi bahan pembentuk beton

    yang tepat agar tidak terjadi pemborosan bahan tanpa mengurangi kuantitas dan

    kualitas beton.

    2.1.2 Baja dan Batangan Tulangan

    Setiap jenis baja tulangan yang dihasilkan oleh pabrik pabrik baja yang

    terkenal dapat dipakai. Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standart mutu

    dan jenis baja, sesuai dengan yang berlaku di negara yang bersangkutan. Namun

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    33/218

    demikian, pada umumnya baja tulangan yang terdapat di pasaran Indonesia dapat

    digolongkan dalam mutu seperti yang tercantum pada tabel

    Tabel 2.1 Tegangan Leleh Karakteristik

    Mutu Sebutan Tegangan Leleh Karakteristik yangmemberikan regangan tetap

    (kg/cm)

    U 22 Baja Lunak 2200

    U 24 Baja Lunak 2400

    U 32 Baja Sedang 3200

    U 39 Baja Keras 3900

    U 48 Baja Keras 4800

    2.1.3 Struktur Pori Beton

    Beton mempunyai struktur yang berpori pori, hasil dari tidak seluruh ruang

    antar partikel agregat diisi dengan material semen yang solid. Untuk mendapatkan

    campuran yang mudah dikerjakan, sangatlah penting menggunakan air pada beton

    dalam jumlah yang lebih banyak dari yang diperlukan untuk proses hidrasi semen.

    Volume awal semen dan air menjadi berkurang, dengan bercampurnya semen

    dan air menjadi suatu proses kombinasi reaksi kimia. Hal ini memungkinkan untuk

    pasta semen dari setiap faktor air semen untuk terus berproses yang berkelanjutan,

    untuk memenuhi secara lengkap ruang yang dibutuhkan oleh pasta segar. Akibatnya

    pasta yang mengeras menimbulkan pori pori. Pada kondisinya, selama proses

    pencampuran beton berlangsung, sejumlah udara selalu masuk terperangkap

    didalamnya.

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    34/218

    Pada saat pori pori air dan pori pori udara dalam beton terhubung, beton

    berstruktur dapat dialiri air. Hal ini dibuktikan dengan adanya penyerapan air pada

    saluran kapiler yang ada dan hilangnya kandungan air pengaruh tekanan. Pada

    saatnya penyerapan dan permeabilitas dapat menjadi penyebab yang terpisah terhadap

    kerusakan beton atau memperburuk ketahanan beton. Untungnya tidak sulit untuk

    menjadikan beton dalam keadaan kedap air untuk semua praktek pelaksanaan, jika

    material yang digunakan mempunyai mutu dan bergradasi baik, dicampur dengan

    baik, serta dicetak dengan baik dan adanya proses perawatan yang cukup.

    Pori pori beton akan banyak terbentuk pada periode pengerasan.

    Pengendapan dari partikel partikel yang solid menyebabkan air mengalir dan

    membentuk banyak saluran. Sejumlah air terperangkap didalam partikel partikel

    agregat dan sejumlah yang lain mengisi celah antar partikel semen. Hydrasi semen

    memproduksi gel yang memperkecil ukuran pori pori air dan meningkatkan

    kekedapan beton. Tetapi pori pori tersebut tidak pernah terbebas secara total. Hal

    ini menjelaskan bahwa adanya proses perawatan sangat diperlukan untuk menjaga

    kekedapan beton.

    2.1.4 Pengaruh Agregat

    Semakin besar ukuran maksimum agregat untuk faktor air semen yang

    diberikan, aliran akan semakin besar, kemungkinan akibat hubungan pori pori air

    yang besar terbentuk pula bagian bawah partikel partikel agregat kasar. Agregat

    seharusnya pada kondisi yang baik dan rendah porositas. Gradasi agregat yang baik

    sama penting dengan nilai kekedapan dari pada dengan nilai kekuatan. Kehalusan

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    35/218

    yang cukup harus digunakan tetapi campuran tidak boleh kelebihan pasir.Menurut

    peraturan beton 1989 agregat kasar untuk campuran adalah sebagai berikut :

    Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai desintegrasi alami dari batu

    batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pecahan batu .

    Agregat kasar dapt berupa pecahan kerikil, batu pecah, terak tanur tinggi atau beton

    semen hidrolis yang pecah ( Aman Surbakti, 1994, 4 ).

    2.1.5 Pengaruh Air dan Semen

    Faktor air semen dan konsistensi beton sangat berhubungan bahwa pengaruh

    keduanya harus dipertimbangkan secara bersamaan. Untuk campuran yang mudah

    dikerjakan, permeabilitas meningkat dengan penambahan factor air semen seperti

    gambar. Faktor air semen yang lebih besar dari 6 gal air per kantong semen

    direkomendasikan untuk digunakan pada bagian yang tipis dan tidak lebih dari 7 gal

    per kantong semen untuk beton yang lebih tebal. Campuran kering tidak dapat

    menyatu dengan cepat, lebih banyak air diperlukan untuk permeabilitas minimum

    daripada untuk kekuatan maksimum. Untuk beton campuran tangan permeabilitas

    meningkat ketika air dikurangi jumlahnya yang menghasilkan nilai slump sekitar 2-3

    in. Permeabilitas menurun sejalan dengan meningkatnya rasio pori pori semen dan

    hubungan ini timbul lebih jelas daripada hubungan permeabilitas dan faktor air

    semen. Pada beton yang dirawat dengan baik dan jumlah air campuran yang optimal,

    peningkatan kandungan semen pada perbandingan campuran 1:2:4 tidak

    mempengaruhi permeabilitas secara material. Bagaimanapun juga konsistensi yang

    basah memerlukan campuran yang lebih banyak dan mengarah untuk memproduksi

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    36/218

    keperluan air di bawah partikel partikel agregat, yang akan meningkatkan

    permeabilitas. Kehalusan semen memperbaiki kekedapan sejalan pada saat

    memperbaiki kekuatan dan ketahanan beton.

    2.1.6 Pengaruh Perawatan

    Telah ditetapkan bahwa hydrasi yang berkelanjutan dari semen menghasilkan

    pengembangan gel yang mereduksi ukuran pori pori dan meningkatnya kekedapan

    beton. Gambar menunjukkan peningkatan kekedapan yang sangat besar pada beton

    dengan perawatan. Perubahan yang terjadi lebih besar dari peningkatan kekeuatan

    pada beton dengan perawatan.

    2.1.7 Absorbsi Beton

    Permeabilitas air beton merupakan proses kemampuan pori pori dilalui oleh

    air. Pasta semen yang telah mengeras tersusun atas, banyak partikel dihubungkan oleh

    antar permukaan yang jumlahnya relative lebih kecil dari total permukaan partikel

    yang ada. Dengan demikian ada sebagian dari air yang merupakan bagian yang solid

    dengan pasta semen. Air ini memiliki viscositas yang tinggi namun demikian dapat

    bergerak dan merupakan bagian dari aliran yang terjadi.

    Permeabilitas air beton tidak hanya akibat dari porositas yang ada tetapi juga

    tergantung pada ukuran penyebaran, bentuk dan kontinuitas pori pori yang ada.

    Walaupun pasta semen memiliki kadar porositas 28%, permeabilitasnya hanya sekitar

    7 x 10 16 m/s. Hal ini akibat tekstur pasta semen yang telah mengeras sanat halus.

    Pori dan partikel yang solid pada pasta semen yang telah mengeras sangat kecil dan

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    37/218

    banyak. Batuan memiliki pori yang lebih sedikit tetapi bentuknya lebih besar dan

    menyebabkan permeabilitas yang lebih tinggi. Air dapat mengalir dengan mudah.

    Permeabilitas pasta semen tergantung pada proses hydrasi yang terjadi. Pada pasta

    segar, aliran air di kontrol oleh ukuran, bentuk dan konsentrasi partikel semen.

    Dengan adanya proses hydrasi, permeabilitas menurun dengan cepat akibat volume

    dari gel membesar dan gel mengisi ruang original water. Pada pasta yang telah cukup

    umur permeabilitas tergantung pada ukuran, bentuk dan konsentrasi partikel pasta

    semen, baik dalam kondisi yang kontinuitas maupun tidak.

    Pada hydrasi semen dengan derajat yang sama, permeabilitas akan menurun

    pada f.a.s yang rendah.

    Pemakaian beton pada sejumlah bentuk struktur yang bertekanan air sebaik

    pada konstruksi lain meyakinkan para pelaku konstruksi bahwa pada sejumlah kasus

    kekedapan beton dapat menjadi lebih penting daripada kekuatannya. Tidak

    diharapkan terhadap kehilangan air yang cukup serius melalui aliran. Sebagai

    pencegahan untuk keperluan penghentian, yaitu pemisahan aliran yang merupakan

    hasil pembekuan dari pori pori yang jenuh dan pelemahan melalui pemecahan dari

    komponen yang dapat larut dengan perlahan.

    Banyak struktur yang memperlihatkan pengaruh kerusakan dari pembekuan

    beton yang permeable atau mempunyai permukaan yang tidak terlihat mengandung

    kalsium karbonat dan kandungan lainnya hasil dari rembesan air yang mengalir pada

    area yang salah. Pada umumnya, kondisi yang lainnya menjadi menyerupai,

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    38/218

    permeabilitas yang rendah bagian dari kekuatan yang tinggi dan ketahanan yang

    tinggi terhadap cuaca. Faktor faktor yang mempengaruhi kekedapan

    1. Kualitas material

    2. Metode persiapan beton

    3. Perawatan beton

    2.1.8 Kekuatan Tekan Beton

    Salah satu cara untuk mengetahui mutu beton adalah dengan menguji sample

    atau benda uji. Nilai uji yang diperoleh dari setiap benda uji akan berbeda, karena

    beton merupakan material yang heterogen, yang kekuatannya dipengaruhi proporsi

    campuran, bentuk dan ukuran, kecepatan pembebanan, dan kondisi lingkungan pada

    saat pengujian. Oleh karena itu, metode statistik diperlukan untuk menentukan

    kekuatan tekan karakteristik beton fc, yang didefinisikan sebagai kekuatan tekan

    beton yang dilampaui oleh paling sedikit 95 % dari benda uji. Nilai fc adalah

    kekuatan tekan benda uji silinder berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm, yang diuji

    pada umur 28 hari.

    2.1.9 Kuat Lentur Balok Persegi

    Berdasarkan anggapan di atas, dapat dilakukan pengujian regangan, tegangan

    dan gaya gaya yang timbul pada penampang balok, yang bekerja menahan momen

    batas, yaitu momen akibat beban luar yang timbul tepat pada saat terjadi kehancuran.

    Mekanisme tegangan regangan dalam yang timbul dalam balok dapat diwakili oleh

    gaya gaya dalam seperti ( resultan gaya tekan dalam ) di atas garis netral dan (

    resultan gaya tarik dalam ) di bawah garis netral. Dari segi kesetimbangan gaya

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    39/218

    gaya horizontal , gaya gaya resultan dalam beton sama besarnya dengan gaya

    resultan pada baja atau, tetapi berlawanan arah dan dipisahkan dengan jarak z

    sehingga membentuk kopel momen tahanan dalam, di mana nilai maksimumnya

    disebut sebagai kuat lentur atau momen tahanan penampang komponen struktur

    terlentur.

    2.2 Hubungan Momen dengan Kurvatur

    2.2.1. Umum

    Perilaku defleksi akibat pembebanan pada beton bertulang dengan pembebanan

    melebihi beban ultimate dapat diilustrasikan seperti yang terlihat pada gambar 2.1.

    Perbedaan perilaku brittle (getas) dan ductile (liat) dapat terlihat dengan jelas pada

    gambar ini.

    Gambar 2.1. Perilaku Defleksi Akibat Pembebanan

    Perilaku daktil

    Perilaku getas

    Defleksi

    Load

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    40/218

    Karakteristik deformasi akibat pembebanan yang menjadi pertimbangan penting

    adalah sebagai berikut:

    a. Kegagalan getas (brittle failure) merupakan hal yang harus dicegah. Seharusnya

    pada kejadian-kejadian ekstrim struktur yang memikul beban haruslah mampu

    mengalami defleksi-defleksi besar sehingga mendekati kapasitas layan beban

    maksimum. Hal ini untuk menghindari terjadinya keruntuhan total dan mencegah

    timbulnya korban jiwa dengan adanya peringatan dini akan adanya keruntuhan

    struktur total dari struktur.

    b. Memungkinkan distribusi momen lentur, gaya geser, dan beban aksial yang

    digunakan dalam perancangan struktur statis taktentu tergantung pada daktilitas

    komponen struktur pada penampang kritis. Distribusi momen lentur berbeda dengan

    yang diperoleh dari linear analisis struktural elastis yang dapat dicapai jika

    redistribusi momen berlangsung. Yaitu saat beban ultimate tercapai, beberapa

    komponen kemungkinan mencapai momen lawan ultimate sebelum komponen-

    komponen lain, tetapi jika rotasi plastis terjadi sedangkan momen ultimate belum

    tercapai, bobot tambahan dapat diberikan hingga momen meningkat sampai nilai

    ultimatenya. Beban ultimate struktur tercapai setelah pembentukan sendi plastis

    cukup maka mekanisme runtuh mulai terjadi. Penggunaan redistribusi momen dapat

    memberikan keuntungan sebab mengurangi buntunya penguatan dalam mendukung

    beban yang dipikulnya dan itu memungkinkan pengurangan besar momen lentur.

    c. Dalam zona gempa, satu hal sangat penting yang menjadi pertimbangan disain

    adalah daktilitas struktur. Hal ini disebab perencanaan gempa saat ini bersandar pada

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    41/218

    absorbsi dan disipasi energi oleh pasca deformasi elastis untuk mampu bertahan

    dalam gempa besar. Struktur tidak akan mampu untuk bertahan jika tidak dirancang

    dengan gaya gempa yang jauh lebih kuat.

    Tugas akhir ini akan mempertimbangkan karakteristik hubungan beban-deformasi

    lentur momen saat leleh dan momen saat ultimate. Beberapa karakteristik umumnya

    tergantung pada karakteristi momen-kurvatur tampang, karena kebanyakan deformasi

    dengan ukuran normal berdasar pada tegangan yang dihubungkan dengan lentur.

    2.2.2. Kurvatur

    Sebuah beton bertulang yang pada mulanya lurus namun akibat adanya

    momen ujung dan gaya aksial maka balok menjadi lengkung seperti yang

    diperlihatkan pada gambar dibawah ini :

    R

    M Baja M c

    P d P kd

    Garis netral Garis Netral

    Retak Baja s

    (a) (b)

    Gambar 2.2. Hubungan momen-kurvature untuk penampang-penampang balokdengan penulangan tunggal (a) penampang yang gagal dalam tarik

    (b) penampang yang gagal dalam tekan

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    42/218

    Adapun jari-jari kurvaturR, tinggi sumbu netral kd, regangan beton pada serat

    tekan terluar (paling besar) c dan tegangan-regangan baja s akan berubah-ubah

    sepanjang bentang karena adanya retak beton yang juga memberikan tegangan.

    Dengan pertimbangan hanya satu elemen panjang dx dan penggunaan notasi pada

    gambar diatas maka rotasi antara ujung-ujung elemen diberikan oleh:

    )1( kd

    dx

    kd

    dx

    R

    dx sc

    ==

    (2.1)

    )1(

    1

    kdkdR

    sc

    ==

    (2.2)

    1/Radalah kelengkungan pada elemen (rotasi perpanjang satuan) dan diberi simbol .

    Dengan begitu kita mendapatkan

    dkidkd

    scsc +

    =

    ==)(

    (2.3)

    jelas bahwa kurvatur adalah gradien regangan profil pada elemen, seperti dalam

    gambar 2.2.

    Kurvatur selalu berubah-ubah sepanjang bentang karena adanya fluktuasi

    ketinggian sumbu netral dan regangan antara setiap retak. Jika panjang elemen

    memiliki retak, kurvatur didapat dari persamaan 2.1, dengan c dan s sebagai

    regangan pada bagian retak.

    Jika regangan pada bagian kritis balok beton bertulang yang diukur atas jarak

    ukur pendek sebagai momen lentur ditingkatkan untuk mencapai keruntuhan,

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    43/218

    kurvatur dihitung dari persamaan 2.1, maka hubungan momen-kurvatur untuk bagian

    tersebut dapat diperoleh. Kedua kurva diperoleh pada perhitungan balok bertulangan

    tunggal saat gagal tarik dan tekan seperti tampak dalam gambar 2.3 dan kedua kurva

    pada mulanya linear. Hubungan antara momen M dan kurvatur diberi oleh

    persamaan elastis sebagai berikut:

    MMREI == (2.4)

    M

    Beton runtuh sebelum leleh

    M

    Potongan

    Satuan Panjang

    M

    Leleh Pertama BajaRetak Pertama

    Retak Pertama

    Kurvatur kurvatur

    (a) (b)

    Gambar 2.3. Hubungan momen kurvatur untuk bagian balok beton bertulangan

    tunggal. (a) saat gagal tarik, b

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    44/218

    Dengan meningkatnya momen maka retak yang timbul pada beton

    mengurangi kekakuan lentur. Pengurangan kekakuan untuk potongan beton dengan

    tulangan kecil lebih besar dibanding beton dengan tulangan besar. Perilaku potongan

    setelah retak sangat bergantung pada mutu baja. Potongan beton dengan tulangan

    kecil (gambar 2.3.a) menghasilkan kurva linear M- membengkok sampai ke titik

    leleh baja. Saat baja leleh, kurvatur meningkat dengan pesat sedangkan momen

    lentur hampir konstan, momen meningkat secara perlahan-lahan menuju maksimum

    dan kemudian menurun. Pada potongan beton dengan tulangan besar (gambar 2.3b),

    kurva M- menjadi tidak linear ketika beton memasuki bagian inelastik hubungan

    tegangan-regangan (lihat gambar.2.1), dan keruntuhan dapat menjadi getas (brittle)

    kecuali jika beton dikekang oleh sengkang tertutup. Jika beton tidak dikekang, maka

    beton akan hancur pada kurvatur yang relatif kecil walaupun baja saat itu belum

    meleleh, dan ini menyebabkan kapasitas daya dukung-momen turun dengan cepat.

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    45/218

    y u

    M M

    y uy u

    y

    (a)

    (b) (c)

    Gambar 2.4. Kurva momen-kurvatur ideal untuk bidang beton bertulangan

    tunggal yang gagal dalam tarik

    Hubungan momen-kurvatur untuk balok praktis yang mana tegangan baja

    leleh dapat diidealkan dengan hubungan trilinear yang diperlihatkan dalam gambar

    2.4a. Pertama munculnya retakan, kedua tegangan baja meleleh dan ketiga batas

    kemampuan regangan beton tercapai. Dalam banyak kasus kurva tersebut cukup teliti

    untuk diidealkan sebagai kelanjutan hubungan dua bilinear seperti diperlihatkan

    dalam gambar 2.4b dan 2.4c yang memberikan kebenaran asumsi. Gambar 2.4a

    Leleh pertama

    Retak pertama

    M

    y

    u

    y

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    46/218

    adalah kurva murni ideal untuk menampilkan perilaku pada pembebanan pertama.

    Ketika retak berkembang, seperti kebanyakan kasus balok yang mengalami

    pembebanan, hubungan M - tanpa beban hampir linear untuk leleh awal. Oleh

    karena itu, kurva bilinear dari gambar 2.4b dan 2.4c adalah perkiraan-perkiraan

    akurat untuk balok retak.

    2.2.2. Momen-Kurvatur teoritis

    Kurva momen-kurvatur teoritis untuk potongan beton bertulang dengan

    lendutan dan beban aksial dapat diperoleh atas dasar anggapan serupa dengan yang

    digunakan dalam penentuan kuat lendut. Diasumsikan bahwa irisan bidang sebelum

    bidang sisa lenturan setelah lenturan dan kurva tegangan-regangan untuk beton dan

    baja diketahui. Kurvatur yang dihubungkan dengan bidang momen lentur dan beban

    aksial bisa ditentukan dengan menggunakan anggapan ini dan dari persyaratan

    keseimbangan gaya dan kecocokan regangan.

    Gambar 2.5a dan 2.5b menunjukkan tipikal kurva tegangan-regangan untuk

    beton dan baja, di mana fy = kuat leleh baja dan ="

    cf kuat beton. Gambar 2.5c

    memperlihatkan satu potongan beton bertulang dengan beban aksial dan lendut.

    Untuk regangan beton dengan beban tekan ekstrim cm, tinggi sumbu netral kd,

    regangan baja s1, s2, s3,.... dapat ditentukan dari segi tiga yang serupa dengan

    diagram regangan. Sebagai contoh, untuk batang 1 dengan tinggi di

    kd

    dkd icmSI

    = (2.5)

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    47/218

    cm

    s1

    s2

    s3

    s4

    fs1

    fs1

    Garis

    netralfs3

    fs4

    S1

    Cc

    S2

    S3

    S4

    kd

    M

    P

    h/2

    Elevation Section Strain Stress Internal

    Forces

    External

    actions

    Stressfs Stressfcfs4

    fy

    fs3fc

    s1 s2

    s3 s4 Strain s

    fcdc

    fs2

    fyfs1 cm Strain c

    (a) (b)

    Kd

    aGaris netral

    (c)

    Gambar 2.5. Penentuan momen-kurvatur teoritis. (a) baja dalam tarik dan tekan

    (b) beton tertekan. (c) Bidang dalam regangan,tegangan dandistribusi tekanan.

    Tegangan fs1,fs2,fs3,.., dihubungkan dengan regangan s1, s2, s3,.., kemudian

    dapat diperoleh dari kurva tegangan-regangan untuk baja. Kemudian kuat baja

    b

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    48/218

    S1,S2,S3,........, bisa diperoleh dari kuat tekan baja dan luas baja. Sebagai contoh,

    untuk batang 1, persamaan gaya adalah

    sisii AfS = (2.6)

    Distribusi kuat tekan beton pada bagian yang tertekan dari potongan pada gambar

    2.5c dapat dilihat dari diagram regangan dan kurva tegangan-regangan untuk beton.

    Untuk setiap regangan beton cm pada tekanan ekstrim, kuat tekan beton Cc dan

    letaknya bisa digambarkan dari parameter dan , di mana

    Cc= fc bkd (2.7)

    Faktor tekan utamadan faktor titik berat untuk setiap regangan cm pada serat

    tekan ekstrim dapat ditentukan untuk tampang segi empat dari hubungan regangan-

    tegangan sebagai berikut:

    Daerah di bawah kurvategangan-regangan (gambar 2.5b) = =cm

    cmccc fdf

    0

    ".

    cmc

    cc

    f

    dfcm

    "

    0

    = (2.8)

    Luas momen pertama dari luas asal di bawah kurva tegangan-regangan :

    ==cm cm

    cccmccc dfdf

    0 0

    )1(

    =

    cm

    cm

    cccm

    ccc

    df

    df

    0

    01 (2.9)

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    49/218

    Karenanya, jika tegangan di dalam betonfcdapat ditulis dalam terminologi regangan

    c(jika kurva tegangan-regangan diketahui), kuat tekan beton dan garis aksinya bisa

    ditentukan dari persamaan 2.7 hingga 2.9

    =

    +=n

    i

    sisic AfbkdfP1

    :" (2.10)

    =

    +

    =

    n

    i

    isisic dh

    Afkdh

    bkdfM1

    "

    22 (2.11)

    Kurvatur diperlihatkan oleh persamaan yang sama seperti pers. 2.1 sebagai :

    kd

    cm = (2.12)

    Hubungan momen-kurvatur teoritis untuk satu beban aksial bisa ditentukan

    oleh kenaikan regangan beton pada serat tekan ekstrim, cm. Untuk tiap nilai cm

    tinggi sumbu netral kd memberikan keseimbangan gaya yang ditemukan dengan

    penyesuaian kd sampai gaya dalam dapat dihitung menggunakan persamaan 2.5

    hingga 2.8 dan memenuhi persamaan 2.10. Untuk kasus lentur saja,P = 0. Gaya

    dalam dan tinggi sumbu netral dihitung kemudian nilainya digunakan untuk

    menentukan momen M dan kurvatur menggunakan persamaan 2.9, 2.11 dan 2.12

    yang dihubungkan dengan nilai dari cm. Dengan selesainya perhitungan untuk

    bidang nilai cm, kurva momen-kurvatur dapat ditentukan. Gambar 2.7 memberi

    beberapa teori hubungan momen-kurvatur yang didapat untuk tampang balok beton

    segiempat dengan menggunakan metode yang baru dijelaskan. Asumsi kurva

    tegangan-regangan untuk baja dan beton dan tampang propertis terlihat dalam

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    50/218

    gambar. Sebagian besar kurva momen-kurvatur telah dihitung hanya untuk daerah

    saat tepat sebelum tegangan baja leleh. Kurva momen-kurvatur menunjukkan

    diskontinitas pada awal leleh dari tegangan baja dan diakhiri bila serat tekan terluar

    dari regangan beton cmmencapai 0,004. Kurva tersebut juga memperlihatkan bahwa

    untuk satu regangan beton maksimum, daktilitas tampang beton bertulangan tunggal

    berkurang saat tegangan baja meningkat dan dengan adanya tekanan baja daktilitas

    meningkat secara drastis.

    Gambar 2.6. Teori hubungan momen-kurvatur

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    51/218

    2.3 Balok Beton Bertulang tanpa Confinement

    2.3.1 Momen dan Kurvatur Saat Ultimate dan Saat Leleh

    Dalam disain ultimate dan gaya gempa. Daktilitas pada umumnya dinyatakan

    sebagai rasio deformasi ultimate dengan deformasi saat awal leleh. Nilai relatif

    momen dan kurvatur ketika awal leleh tegangan baja dan beton mencapai regangan

    ultimate. Beton yang tertekan dipertimbangkan untuk tidak dikekang walaupun beton

    tanpa kekangan jarang ada dibawah kondisi praktis, beton secara umum dipandang

    tanpa kekangan kecuali jika dianggap menguntungkan untuk diberi kekangan.

    Gambar 2.7. Tampang balok bertulangan ganda saat lentur. (a) saat leleh(b) saat retak

    Gambar 2.7 memperlihatkan kasus umum tampang segiempat bertulangan

    ganda saat awal leleh tegangan baja dan saat regangan beton ultimate. Kurvatur saat

    awal leleh tegangan baja didapat dari persamaan 2.3 pada waktu regangan dalam baja

    saat awal leleh. Untuk beberapa mutu baja, ketika baja tarik pertama kali mencapai

    kuat leleh, tegangan pada serat ekstrim beton bisa jauh lebih rendah daripada kuat

    tekan silinderfc.

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    52/218

    Kurva tegangan-regangan untuk beton linear kira-kira hingga 0,7fc; karenanya

    jika baja mencapai kuat leleh sedang tegangan beton tidak melebihi nilai ini, tinggi

    sumbu netral dapat dihitung menggunakan rumus teori elastis (garis lurus). Ketika

    faktor tinggi sumbu netral ditentukan, magnitudo gaya dan titik berat gaya tekan

    dalam baja dan beton dapat dicari. Penjelasan persamaan momen dan kurvatur saat

    leleh awal adalah

    nnd

    d

    nk )(2)(

    '

    2/1''

    22'

    +

    +++=

    (2.13)

    jdfAM ysy = (2.14)

    )1(

    /

    kd

    Ef syy

    = (2.15)

    Jika tekanan pada serat tekan ekstrim beton lebih besar dari '7,0 cf , tinggi

    sumbu netral saat awal leleh tegangan baja dapat dihitung menggunakan kurva

    tegangan-regangan beton aktual (kurva parabola lebih akurat). Bagaimanapun,

    sebuah perkiraan bisa didapat dari rumus garis lurus walau tekanan yang dihitung

    setinggi fc. Nilai kyang dihitung dari rumus garis lurus akan lebih kecil daripada

    nilai aktual untuk k jika distribusi tekan beton tidak lurus, dimana akan

    underestimate danM overestimate.

    Kurvatur dan momen ultimate potongan beton bertulangan ganda (lihat

    gambar 2.7) untuk kasus dimana baja tekan meleleh bisa diperoleh menggunakan

    persamaan:

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    53/218

    bf

    fAfAa

    c

    ysys

    '

    '

    85,0

    = (2.16)

    )(2

    85,0 ''' ddfAa

    dabfM yscu +

    = (2.17)

    ac

    ccu

    1 == (2.18)

    Regangan baja tekan diindikasikan oleh diagram regangan gambar 2.7, yang

    diberikan oleh persamaan:

    =

    =

    a

    d

    c

    dcccs

    '

    1

    '' 1

    (2.19)

    Substitusi persamaan 2.16 kepersamaan 2.19, memperlihatkan bahwa baja tekan

    meleleh saat:

    s

    y

    ysys

    cc

    E

    f

    fAfA

    bfd

    '

    ''

    1

    85,01 (2.20)

    Persamaan 2.20 harus memenuhi persamaan 2.16 hingga persamaan 2.18 dapat

    dipakai.

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    54/218

    BAB III

    BAHAN DAN METODE

    3.1. Umum

    Metode yang digunakan pada penulisan tugas akhir ini adalah berdasarkan

    eksperimental di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Penelitian

    ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu :

    9. Tahap persiapan:

    a. Pengumpulan bahan literatur

    b. Penyediaan material

    10.Tahap pengujian material

    a. Semen, agregat halus, agregat kasar dan baja tulangan

    b. Mix design

    11.Tahap pembuatan benda uji

    a. Pembuatan cetakan balok

    b. Merakit tulangan

    c. Pengecoran

    d. Perawatan benda uji

    12.Tahap pengujian benda uji

    a. Kuat Tekan

    b. Kuat Lentur

    c. Regangan

    d. Lebar Retak

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    55/218

    3.2. Bahan Penyusun Beton

    Bahan penyusun beton terdiri dari semen Portland, agregat halus, agregat

    kasar dan air. Sering pula ditambah bahan campuran tambahan (admixture) yang

    sangat bervariasi untuk mendapatkan sifat sifat beton yang diinginkan.

    Perbandingan campuran yang digunakan adalah perbandingan jumlah bahan

    penyusun beton yang lebih ekonomis dan efektif.

    3.2.1. Semen

    Semen adalah suatu bahan pengikat hidrolis (hydraulic binder) yang jika

    dicampur dengan air akan membentuk suatu pasta semen yang mengikat agregat,

    dihasilkan dari penggilingan klinker yang kandungan utamanya kalsium silikat

    (CaSiO 2 ) dan satu atau dua buah bentuk kalsium sulfat (CaSO 4 ) sebagai bahan

    tambahan.

    3.2.1.1 Sifat sifat Semen

    Semen Portland termasuk semen yang dihasilkan dengan cara menghaluskan

    clinkeryang terutama terdiri dari silikat silikat kalsium yang bersifat hidrolis

    dengan gips sebagai bahan tambahan.

    Semen Portland yang dipakai untuk struktur harus mempunyai kualitas

    tertentu yang telah ditetapkan agar dapat berfungsi secara efektif.

    Sifat sifat fisik semen yaitu :

    1. Kehalusan butir

    Kehalusan semen mempengaruhi waktu pengerasan pada semen.

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    56/218

    Secara umum, semen berbutir halus meningkatkan kohesi pada beton segar

    dan dapat mengurangi bleeding (kelebihan air yang bersama dengan semen

    bergerak ke permukaan adukan beton segar), akan tetapi menambah

    kecendrungan beton untuk menyusut lebih banyak dan mempermudah

    terjadinya retak susut.

    2. Waktu ikatan

    Waktu ikatan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tahap

    dimana pasta semen cukup kaku untuk menahan tekanan . Waktu tersebut

    terhitung sejak air tercampur dengan semen. Waktu dari pencampuran semen

    dengan air sampai saat kehilangan sifat keplastisannya disebut waktu ikatan

    awal, dan waktu sampai pastanya menjadi massa yang keras disebut waktu

    ikatan akhir. Pada semen Portland biasa batas waktu ikatan semen adalah:

    a. Waktu ikat awal > 60 menit

    b. Waktu ikat akhir > 480 menit

    Waktu ikatan awal yang cukup awal diperlukan untuk pekerjaan beton, yaitu

    waktu transportasi, penuangan, pemadatan, dan perataan permukaan.

    3. Panas hidrasi

    Silikat dan aluminat pada semen bereaksi dengan air menjadi media perekat

    yang memadat lalu membentuk massa yang keras. Reaksi membentuk media

    perekat ini disebut hidrasi.

    Panas hidrasi didefinisikan sebagai kuantitas panas dalam kalori / gram pada

    semen yang terhidrasi.

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    57/218

    4. Pengembangan volume (lechathelier)

    Pengembangan semen dapat menyebabkan kerusakan dari suatu beton, karena itu

    pengembangan beton dibatasi sebesar 0,8 % (A.M Neville, 1995). Akibat

    perbesaran volume tersebut, ruang antar partikel terdesak dan akan timbul retak

    retak.

    Sesuai dengan kebutuhan pemakaian semen yang disebabkan oleh kondisi lokasi

    ataupun kondisi tertentu yang dibutuhkan pada pelaksanaan konstruksi, dalam

    perkembangannya dikenal berbagai jenis semen Potrland, antara lain :

    1. Tipe I digunakan pada konstruksi beton secara umum yang tidak

    memerlukan persyaratan khusus lainnya.

    2. Tipe II digunakan pada konstruksi yang memerlukan ketahanan

    terhadap sulfat atau panas hidrasi yang sedang.

    3. Tipe III digunakan jika menuntut persyaratan kekuatan awal yang

    tinggi setelah pengikatan terjadi.

    4. Tipe IV digunakan jika menginginkan panas hidrasi yang rendah.

    5. Tipe V jika menginginkan daya tahan terhadap sulfat yang tinggi.

    Semen yang dipakai dalam penelitian ini adalah semen tipe I yang diproduksi

    oleh PT. Lafarge Semen Andalas dalam kemasan 1 zak 40 kg.

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    58/218

    3.2.1.2 Komposisi Kimia

    Komposisi kimia dari semen dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 3.1 Bahan dasar pembuatan semen Portland

    Bahan Dasar Rumus Kimia Simbol dalam

    Kimia Semen

    Kapur CaO C

    Silika SiO 2 S

    Alumina Al 2 O 3 A

    Besi Fe 2 O 3 F

    Persentase bahan bahan dasar pembuat semen tersebut harus memenuhi nilai

    modulus hidrolis antara 1,8 2,2 agar didapat semen Portland dengan hidrolisitas

    yang baik. Modulus hidrolis adalah perbandingan kadar kapur (CaO) terhadap kadar

    silica (SiO 2 ) ditambah kadar alumina (Al 2 O 3 ) dan kadar besi (Fe 2 O 3 ). Dalam

    bentuk rumus, modulus hidrolis dinyatakan sebagai berikut :

    M =3222 OFeOAlSiO

    CaO

    ++

    Dari proses pembakaran diperoleh senyawa baru berupa klinker yang

    merupakan kombinasi dari keempat bahan dasar tersebut mencapai 90% dari berat

    semen yang dihasilkan dan dikenal sebagai komponen komponen utama semen.

    Tabel 3.2 Komponen utama hasil proses pembakaran bahan dasar

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    59/218

    Rumus Kimia Nama Simbol

    3CaO.SiO 2

    2CaO. SiO 2

    3CaO.Al 2 O 3

    4CaO.Al 2 O 3 . Fe 2 O 3

    Tricalcium silicate = Alite

    Dicalcium Silicate = Belite

    Tricalcium aluminate = Inter stitial phase

    Tetracalcium alumino ferrite = Phase stitial

    C 3 S

    C 2 S

    C 3 A

    C 4 F

    Selain senyawa senyawa utama diatas, 10% dari berat semen mengandung

    magnesium (MgO), oksida oksida alkali (Na 2 O, K2 O), titanium (TiO 2 ),

    phosphorus pentaoksida (P 2 O 5 ) dan gypsum (CaSO 4 .2H 2 O). Spesifikasi komposisi

    semen portland tergantung kepada jenis semen yang dihasilkan dan bahan baku yang

    digunakan pada proses produksi. Secara umum komposisi semen Portland

    diperlihatkan pada tabel.

    Tabel 3.3 Komposisi semen Portland

    Senyawa Komposisi ( % berat )

    CaO 60 67

    SiO 2 17 25

    Al 2 O 3 3 8

    Fe 2 O 3 0,5 6

    MgO 0,1 5,5

    Na 2 O + K2 O 0,5 1,3

    TiO 2 0,1 0,4

    P 2 O 5 0,1 0,2

    SO 3 1 - 3

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    60/218

    3.2.1.3 Reaksi hydrasi semen portland:

    Pada reaksi hydrasi C3A akan bereaksi paling cepat dan menghasilkan

    3CaO.Al2O3.3H2O. Senyawa ini membentuk gel yang bersifat cepat kaku. Tetapi

    3CaO.Al2O3.3H2O akan bereaksi dengangypsumdan membentuk ettringiteyang

    akan menyelimuti permukaan 3CaO.Al2O3.3H2O, sehingga reaksi dari 3CaO.Al2O3

    akan dihalangi. Namun demikian lapisan ettringitetersebut, karena suatu fenomena

    osmosis, akan pecah dan reaksi C3A akan terjadi lagi, tetapi akan segera pula

    terbentuk lapisan ettringitebaru. Proses ini akhirnya menghasilkan waktu pengikatan.

    Makin banyak ettringiteyang terbentuk, walau pengikatan akan makin panjang.

    Mekanisme proses pengikatan dan pengerasan diperlihatkan pada gambar 3.2

    Pada awal mula reaksi hydrasi tersebut akan menghasilkan pengendapan

    Ca(OH)2.Ettringitedan C-S-H akan membentuk coating pada 3CaO.Al2O3, hal ini

    akan mengakibatkan reaksi hydrasi akan tertahan, periode ini disebut Inducktion

    periodeatau resting periode atau Dorman periode. Ini terjadi pada 1 2 jam

    dan selama itu pasta masih dalam keadaan plastis dan workable.

    3.2.2 Agregat

    Agregat adalah butiran mineral alam yang bersifat sebagai bahan pengisi

    dalam campuran mortar atau beton dan menempati sebanyak 70 -75 % dari isi total

    beton.Oleh karena itu agregat berpengaruh besar terhadap perilaku dan ketahanan

    (durability) dari beton keras (hardened concrete).

    Berdasarkan ukuran butiran, agregat dapat dibagi menjadi dua,

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    61/218

    yaitu :

    a. Agregat halus ( pasir ) 0,15mm < < 5mm.

    b. Agregat kasar ( kerikil ) > 5 mm.

    3.2.3 Agregat Halus

    Agregat halus ialah pasir alam yang merupakan hasil disintegrasi secara alami

    dari batu. Selain itu agregat halus dikualifikasikan sebagai butiran yang terletak

    diantara 0.15 mm dan 5 mm.

    3.2.3.1 Persyaratan Umum Agregat Halus

    Agregat halus yang digunakan sebagai bahan campuran beton harus

    memenuhi persyaratan persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I.-

    2, antara lain adalah :

    1) Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil

    desintegrasi alami dari batuan batuan atau berupa pasir buatan yang

    dihasilkan oleh alat alat pemecah batu.

    2) Agregat halus terdiri dari butir butir yang tajam dan keras. Butir butir

    agregat halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh

    pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

    3) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan

    terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian

    bagian yang dapat melalui ayakan dengan diameter no. 0,063 mm. Apabila

    kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus dicuci.

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    62/218

    4) Agregat halus tidak boleh mengandung bahan bahan organis terlalu

    banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams

    Harder (dengan larutan NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi

    percobaan warna ini juga dapat dipakai, asal kekuatan tekan adukan

    agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang 95 % dari kekuatan

    adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3 % NaOH yang

    kemudian dicuci hingga bersih dengan air, di umur yang sama.

    5) Agregat halus harus terdiri dari butir butir yang beraneka ragam

    besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan akan

    memenuhi syarat syarat yang ditentukan.

    6) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu

    beton, kecuali dengan petunjuk petunjuk dari lembaga pemeriksaan

    bahan bahan yang diakui.

    Tabel 3.4 Susunan Besar Butiran Agregat Halus

    Ukuran Lubang Ayakan

    (mm)

    % Lolos Kumulatif

    9.50

    4.75

    2.36

    1.18

    0.60

    0.30

    0.15

    100

    95-100

    80-100

    50-85

    25-60

    10-30

    2-10

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    63/218

    3.2.3.2 Pemeriksaan Agregat Halus

    Pemeriksaan yang dilakukan terhadap agregat halus meliputi :

    1. Analisa ayakan pasir, ASTM C 136-95a

    2. Pencucian pasir lewat ayakan no.200 (pemeriksaan kadar lumpur), ASTM C

    117-95

    3. Pemeriksaan kandungan organic (colorimetric test), ASTM C 40-92

    4. Pemeriksaan kadar liat (clay lumppasir), ASTM C 142-78 (1990)

    5. Pemeriksaan berat isi pasir, ASTM C 29/C 29 M-91a

    6. Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi pasir, ASTM C 128-93

    3.2.4 Agregat Kasar

    Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi

    alami dari batu batuan atau berupa batu pecah (split) yang diperoleh dari pecahan

    batu agregat kasar yang sering digunakan dalam praktek di lapangan mempunyai

    ukuran butiran antara 5 mm dan 40 mm.

    3.2.4.1 Persyaratan Umum Agregat Kasar

    Agregat halus yang digunakan sebagai bahan campuran beton harus

    memenuhi syarat syarat Peraturan Beton Bertulang 1971 N.I.-2, antara lain adalah :

    1) Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi

    alami dari batuan batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari

    pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksudkan dengan agregat kasar

    adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm.

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    64/218

    2) Agregat kasar harus terdiri dari butir butir yang keras dan tidak berpori.

    Agregat kasar yang mengandung butir butir pipih hanya dapat dipakai

    apabila jumlah butir butir pipih tersebut tidak melampaui 20 % dari

    berat seluruhnya. Butir butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya

    tidak pecah atau hancur oleh pengaruh pengaruh cuaca, seperti terik

    matahari dan hujan.

    3) Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 1 % (ditentukan

    dengan berat kering). Yang diartikan dengan Lumpur adalah bagian

    bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar Lumpur

    melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.

    4) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat zat yang dapat merusak

    beton, seperti zat zat yang reaktif alkali.

    5) Kekerasan dari butir butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji

    dari Rudeloff dengan beban penguji 20 ton dan memenuhi syarat syarat

    yang ditentukan atau dengan mesin pengaus Los Angeles, dengan mana

    tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50%.

    6) Agregat kasar terdiri dari butir butir yang beraneka ragam besarnya dan

    apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan harus memenuhi

    syarat syarat yang ditentukan.

    7) Besar butir maksimal tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil

    antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal pelat atau

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    65/218

    tigaperempat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau

    berkas-berkas tulangan.

    Tabel 3.5 Susunan Besar Butiran Agregat Kasar

    Ukuran Lubang Ayakan

    (mm)

    % Lolos Kumulatif

    38.10

    19.10

    9.52

    4.76

    95 - 100

    35 - 70

    10 - 30

    0 - 5

    3.2.4.2 Pemeriksaan Agregat Kasar

    Pemeriksaan yang dilakukan pada agregat kasar meliputi :

    1. Analisa ayakan kerikil, ASTM C 136-95a

    2. Pemeriksaan berat isi kerikil, ASTM C 29/ C 29 M-91 a

    3. Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi kerikil, ASTM C 127 88 (1993)

    3.2.5 Air

    Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang paling penting namun

    harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk

    menjadi bahan pelumas antara butir butir agregat agar dapat dengan mudah

    dikerjakan dan dipadatkan, selain dari jumlah air, kualitas air juga harus

    dipertahankan.

    Dalam pemakaian air untuk beton, sebaiknya air memenuhi syarat sebagai

    berikut :

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    66/218

    1) Air tidak boleh mengandung Lumpur (benda melayang lainnya) lebih

    dari 2 gram / liter.

    2) Air tidak mengandung garam garam yang dapat merusak beton

    (asam, zat organik dan sebagainya) lebih dari 15 gram / liter.

    3) Air tidak mengandung khlorida (CI) lebih dari 0,5 gram / liter.

    4) Air tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram / liter.

    Di samping digunakan sebagai bahan dasar penyusun beton, air juga

    digunakan untuk merawat beton tetapi air yang digunakan tidak menimbulkan

    terjadinya endapan atau noda yang menyebabkan perubahan warna pada permukaan

    beton.

    Air yang digunakan pada penelitian ini adalah jaringan air PDAM Tirtanadi di

    Laboratorium Beton Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera

    Utara. Secara visual, air tersebut jernih dan tidak mengandung bahan bahan

    kotoran, sehingga baik dipergunakan sebagai bahan campuran beton.

    Tabel 3.6 Batas batas izin air untuk campuran beton

    Jenis Batas yang diizinkan

    PH

    Bahan padat

    Bahan terlarut

    Bahan Organik

    Minyak

    Sulfat (SO 3 )

    Chlor (CI)

    4,5 8,5

    2000 ppm

    2000 ppm

    2000 ppm

    2% dari berat semen

    10000 ppm

    10000 ppm

    Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008

    USU e-Repository 2008

  • 7/22/2019 ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL HUBUNGAN MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG

    67/218

    3.3 Peralatan

    Peralatan yang digunakan dalam peneliitian ini semuanya tersedia di

    Laboratorium Beton, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera

    Utara. Peralatan yang digunakan selama penelitian adalah sebagai berikut :

    1. Satu set ayakan. Ayakan ini digunakan untuk pengujian gradasi dengan

    ukuran lubang ayakan sebagai berikut : 44,4 mm ; 38,1 mm; 19,0 mm ;

    9,50 mm ; 4,75 mm ; 2,36 mm ; 1,18 mm ; 0,60 mm ; 0,30 mm ; 0,15 mm

    dan pan.

    2. Penggetar ayakan. Alat ini digunakan untuk menggetarkan susunan

    ayakan yang berisi agregat agar terpisah sesuai dengan ukuran butirnya

    dengan memakai tenaga listrik.