ANALISA BPOM.docx

6
IJIN BPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah sebuah lembaga di Indonesia yang bertugas mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia. Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk dengan tujuan melindungi keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk itu telah dibentuk Badan POM yang memiliki jaringan nasional dan internasional serta kewenangan penegakan hukum dan memiliki kredibilitas profesional yang tinggi. Margarin adalah suatu emulsi air dalam minyak (w/o emulsion). Air sebagai fasa dispersi didistribusikan secara homogeny dan sangat halus di dalam fasa kontinyu (lemak). Sebagai bahan utama atau bahan baku penyusun margarine, lemak atau campuran lemak merupakan faktor yang sangat penting di dalam formulasi margarine. Sifat fisik dan karakteristik lemak sangat berpengaruh pada titik leleh dari margarine, sehingga akan mempengaruhi kemampuan oles margarine tersebut. . Komposisi standar dari margarin secara umum adalah (Flack, 1995) : • Fat (lemak), minimal 80% • Air, maksimum 16 % • Komponen lain yang terdiri dari garam, protein, emulsifier, vitamin, bahan pewarna, bahan penambah citarasa.

Transcript of ANALISA BPOM.docx

Page 1: ANALISA BPOM.docx

IJIN BPOM

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah sebuah lembaga di Indonesia yang

bertugas mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia. Sistem Pengawasan Obat

dan Makanan (SisPOM) yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan

mengawasi produk-produk dengan tujuan melindungi keamanan, keselamatan dan kesehatan

konsumennya baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk itu telah dibentuk Badan POM yang

memiliki jaringan nasional dan internasional serta kewenangan penegakan hukum dan memiliki

kredibilitas profesional yang tinggi.

Margarin adalah suatu emulsi air dalam minyak (w/o emulsion). Air sebagai fasa dispersi

didistribusikan secara homogeny dan sangat halus di dalam fasa kontinyu (lemak). Sebagai

bahan utama atau bahan baku penyusun margarine, lemak atau campuran lemak merupakan

faktor yang sangat penting di dalam formulasi margarine. Sifat fisik dan karakteristik lemak

sangat berpengaruh pada titik leleh dari margarine, sehingga akan mempengaruhi kemampuan

oles margarine tersebut. . Komposisi standar dari margarin secara umum adalah (Flack, 1995) :

• Fat (lemak), minimal 80%

• Air, maksimum 16 %

• Komponen lain yang terdiri dari garam, protein, emulsifier, vitamin, bahan

pewarna, bahan penambah citarasa.

Proses pengolahan margarine pada umumnya menggunakan bahan baku minyak sawit

yang telah melalui beberapa prosedur pengolahan seperti : bleaching (pemutihan), degumming,

refining (pemurnian), dan seterusnya dimana proses tersebut mengakibatkan kandungan

karotenoidnya sangat berkurang, sehingga pada proses pengolahan selanjutnya harus dilakukan

pengisian kembali (re-enrichment atau fortifikasi kembali) agar diperoleh margarin dengan

kandungan vitamin A, D dan nutrien lainnya dalam jumlah yang sesuai dengan standar yang

ditetapkan.

Keterkaitan BPOM dengan produk margarine merupakan suatu keharusan dimana lebih

tertuju pada bahan dan proses pengolahan margarine yang tidak dimungkinkan terdapat cemaran

yang akan memberikan dampak negative, BPOM merupakan lembaga yang memiliki wewenang

memberikan sejumlah persyaratan agar margarin yang di produksi lebih bermutu dan aman.

Page 2: ANALISA BPOM.docx

BPOM memberikan sejumlah peraturan produk margarine,antara lain:

1. Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu,

dengan atau tanpa bahan tambahan.

2. Pangan tercemar adalah pangan yang mengandung bahan beracun, berbahaya atau yang

dapat merugikan atau membahayakan kesehatan atau jiwa manusia; pangan yang mengandung

cemaran yang melampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan; pangan yang mengandung

bahan yang dilarang digunakan dalam kegiatan atau proses produksi pangan; pangan yang

mengandung bahan yang kotor, busuk, tengik, terurai, atau mengandung bahan nabati atau

hewani yang berpenyakit atau berasal dari bangkai sehingga menjadikan pangan tidak layak

dikonsumsi manusia; pangan yang sudah kedaluwarsa.

3. Cemaran adalah bahan yang tidak dikehendaki ada dalam makanan yang mungkin berasal

dari lingkungan atau sebagai akibat proses produksi makanan, dapat berupa cemaran biologis,

kimia dan benda asing yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan

manusia.

4. Cemaran biologis adalah cemaran dalam makanan yang berasal dari bahan hayati, dapat

berupa cemaran mikroba atau cemaran lainnya seperti cemaran protozoa dan nematoda.

5. Cemaran mikroba adalah cemaran dalam makanan yang berasal dari mikroba yang dapat

merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.

6. Cemaran kimia adalah cemaran dalam makanan yang berasal dari unsur atau senyawa kimia

yang dapat merugikan dan membahayakan kesehatan manusia, dapat berupa cemaran logam

berat, cemaran mikotoksin, cemaran antibiotik, cemaran sulfonamida atau cemaran kimia

lainnya.

7. Batas maksimum adalah konsentrasi maksimum cemaran yang diizinkan terdapat dalam

makanan.

Page 3: ANALISA BPOM.docx

A. JENIS DAN BATAS MAKSIMUM CEMARAN MIKROBA DALAM MAKANAN

B. JENIS DAN BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM MAKANAN

1.Arsen

Page 4: ANALISA BPOM.docx

2. Merkuri (Hg)

3. Timbal (Pb)

Daftar pustaka

Flack, A. 1995. Edible Oil& Fat Products : Processing Technology, In : Baileys Industrial Oil &

Fats Product, Fifth Edition, vol 4