Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

download Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

of 45

Transcript of Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    1/45

    ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN BENGAWAN SOLO RUAS

    SERENAN-CEPU

    HALAMAN JUDUL

    ANALYSIS OF BENGAWAN SOLOSSEDIMENT TRANSPORTIN SERENAN-CEPUSEGMENT

    Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

    Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

    Universitas Sebelas Maret

    Surakarta

    Disusun oleh:

    AHMAD GHUFRON ISMAIL

    NIM I0108048

    FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2012

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    2/45

    ii

    HALAMAN PERSETUJUAN

    ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN BENGAWAN SOLO RUAS

    SERENAN-CEPU

    HALAMAN PERSETUJUAN

    ANALYSIS OF BENGAWAN SOLOSSEDIMENT TRANSPORT

    IN SERENAN-CEPUSEGMENTSKRIPSI

    Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

    Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

    Universitas Sebelas Maret Surakarta

    Disusun Oleh :

    AHMAD GHUFRON ISMAILNIMI0108048

    Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Fakultas

    Teknik Universitas Sebelas Maret

    Persetujuan:

    Dosen Pembimbing I

    Dr.Ir. Mamok Suprapto, M.Eng

    NIP. 19510710 198103 1 003

    Dosen Pembimbing II

    Ir. Suyanto, MM

    NIP. 19520317 198503 1 001

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    3/45

    iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN BENGAWAN SOLO RUAS

    SERENAN-CEPU

    ANALYSIS OF BENGAWAN SOLOSSEDIMENT TRANSPORT

    IN SERENAN-CEPUSEGMENT

    SKRIPSI

    Disusun Oleh :

    AHMAD GHUFRON ISMAIL

    NIMI0108048

    Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta pada :

    Hari : Jumat

    Tanggal : 22 Maret 2013

    Dr.Ir. Mamok Suprapto, M.Eng .......................................

    NIP. 19510710 198103 1 003

    Ir. Suyanto, MM .......................................

    NIP. 19520317 198503 1 001

    Ir. Solichin, MT .......................................

    NIP. 19600110 198803 1 002

    Ir. Sudarto, MSi .......................................

    NIP. 19570327 198603 1 002

    Mengesahkan,

    Ketua Jurusan

    Teknik Sipil

    Fakultas Teknik UNS

    Ir. Bambang Santosa, MT

    NIP. 19590823 198601 1 001

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    4/45

    iv

    MOTTO

    dom neng khpong khpuh min smer ukdom pheak rea year neung kon kattanyu

    orang yang punya Kekuasaan yang tinggi itu tidak bagus atau tidak lebih baik dari

    orng yang punya istri sholehah dan anak yang sholeh (Pepatah dari Kamboja-ss)

    Demi waktu Dhuha dan demi malam apabila telah sunyi..

    Tuhanmu tak akan meninggalkanmu dan tidak pula membencimu..

    Dan sungguh masa depan itu lebih baik dari permulaan..Dan sungguh Tuhanmu pasti akan memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga

    kamu bahagia..

    (Q.S. Adh-Dhuha 1-5)

    PERSEMBAHAN

    Kedua orangtuaku dan semua keluarga, terimaksih atas semua doa dan

    bantuannya Mbak Fatih, Ain, Yusron, dan Ida

    Bapak/ibu guru dan dosen ku, terimakasih atas semua bantuan untuk

    mendewasakan aku

    Temen-temen BIKRO dan EEC, Joko, Wati, Uun, Mbak Nur, Arum, Hakim,

    Visiyo, salman, vina

    Tim sedimen Andimus, n Nur Hiday, + Joko lis

    Teman-teman HMS, SIM, dan SKI, berbuatlah untk izzul Islam wal Muslimin

    Semua sahabat mentor Rumah Zakat ICD jebres, Pengelola TPQ Juara, Pengurus

    RSN, dan seluruh amil Rumah zakat

    My angels without wings,adek-adek pembinaan ICD Jebres dan TPQ Juara,

    terimakasih, yang membuat hari-hariku cerah, dan aku yakin kalianlah Juaranya

    (^.^)v

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    5/45

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    6/45

    vi

    ABSTRACT

    Ahmad Ghufron Ismail.2013. Analysis Of Bengawan Solos SedimentTransport In Serenan-CepuSegment. Final Assignment. Departement of Civil

    Engineering. Engineering Faculty. Sebelas Maret University. Surakarta.

    The existence of sediment often brings harm and reduce the function of water

    infrastructure that is built up. Therefore, the engineering is required to reduce

    more of sediment deposition. This effort requires data of sediment transport.

    purpose of this research is to investigate the characteristics of sediment transport

    and to find the right approach for the analysis of sediment transport in Solo River

    by comparing the formula of the approach used with the field observations

    sediment samples was taken after measured discharge at the point Serenan, Jurug,

    Kajangan, and Cepu. Sediment samples were analyzed in the laboratory includeanalysis of density, concentration, and particle grading. Flow parameters obtained

    by processing geometry data and flow data and then used as the variable

    calculation. Sediment transport analysis methods used include Ackers-White,

    Engelund-Hansen, Tofalleti, Laursen, Meyer-Peter Muller and Yang.

    The results show that the grain of sediment in the river is ranged from 0,04 to

    0,06 mm and included in the category Coarse silt. Sediment density average is

    3,05. The results of field observations,sediment transport on Serenan, Jurug,

    kajangan, and Cepu segmen is 1844,90 tons/day, 3995,52 tons/day, 3558,35

    tons/day and 10190,55 tons/day on each actual discharge. sediment transport

    calculations by the method of Meyer-Peter Muller showed the suitability ratio of

    0,97 at Serenan segment. Meyer Peter Muller method can be used to analyze

    sediment transport with a suitability ratio of 5,80. Engelund-Hansen method can

    be used to analyze Kajangan area but need to be multiplied by the ratio of

    compliance of 0,56. Analysis of sediment transport by the method of Meyer-Peter

    Muller on segment Cepu also need to be multiplied by the ratio of compliance of

    0,46.

    Keywords: SedimentTransport, BengawanSolo,Serenean, Jurug, Cepu,

    andKajangan.

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    7/45

    vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan

    hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan

    judul Analisis Angkutan Sedimen Bengawan Solo Ruas Serenan-Cepu guna

    memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan

    Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Penyusunan tugas akhir ini dapat berjalan lancar tidak lepas dari bimbingan,

    dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, pada

    kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

    1.

    Segenap Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    2.

    Segenap Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

    Maret Surakarta.

    3.

    Dr.Ir. Mamok Suprapto, M.Eng selaku dosen pembimbing I.

    4.

    Ir. Suyanto, MM selaku dosen pembimbing II.

    5.

    Ir. Adi Yusuf Muttaqien, MT selaku dosen pembimbing akademik.

    6.

    Dosen Penguji skripsi.

    7.

    Segenap bapak dan ibu dosen pengajar di Jurusan Teknik Sipil Fakultas

    Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    8.

    Segenap Direksi dan karyawan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

    Surakarta dan Balai Sungai surakarta yang telah memberikan banyak bantuan

    sehingga terlaksananya penulisan ini.

    9.

    Sahabat Tim Sedimen 2008 atas kerja tim yang kompak.

    10.

    Rekan-rekan mahasiswa jurusan Teknik Sipil

    11.

    Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis

    dengan tulus ikhlas.

    Penulis menyadari tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

    penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan

    di masa mendatang dan semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi

    penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

    Surakarta, 05 April 2013

    Penulis

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    8/45

    viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL................................................................................................ iHALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

    MOTTO ................................................................................................................. iv

    PERSEMBAHAN.................................................................................................. iv

    ABSTRAK.............................................................................................................. v

    ABSTRACT ........................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR........................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

    DAFTAR TABEL................................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xi

    DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL........................................................................ xii

    GLOSSARY........................................................................................................ xiv

    BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1

    1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.......................................................... 1

    1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................... 2

    1.3 BATASAN MASALAH........................................................................... 2

    1.4 TUJUAN PENELITIAN........................................................................... 2

    1.5 MANFAAT PENELITIAN....................................................................... 3

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI................................. 4

    2.1 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 4

    2.1.1 Aliran Sungai.............................................................................. 5

    2.1.2 Sedimen...................................................................................... 5

    2.2 LANDASAN TEORI................................................................................ 72.2.1 Aliran Mantap (Steady Flow)........................................................ 7

    2.2.2 Koefisien Kekasaran Manning...................................................... 7

    2.2.3 Sedimen...................................................................................... 9

    2.2.4 Angkutan Sedimen..................................................................... 11

    BAB 3 METODE PENELITIAN....................................................................... 17

    3.1 LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL..................................................... 17

    3.2 DATA YANG DIPERLUKAN................................................................ 18

    3.3 METODE PENGAMBILAN SAMPEL................................................... 18

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    9/45

    ix

    3.4 PENGOLAHAN DATA......................................................................... 21

    3.5 TAHAPAN PENELITIAN...................................................................... 22

    BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN......................................................... 23

    4.1 LETAK PENGAMBILAN SAMPEL....................................................... 234.2 ANALISIS BUTIRAN SEDIMEN........................................................... 23

    4.2.1 Konsentrasi Sedimen................................................................. 24

    4.2.2 Berat Jenis Sedimen................................................................... 24

    4.2.3 Distribusi butiran....................................................................... 25

    4.3 ANALISIS ALIRAN SUNGAI............................................................... 26

    4.4 ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN...................................................... 27

    4.5 PEMBAHASAN.................................................................................... 29

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 31

    5.1 KESIMPULAN...................................................................................... 31

    5.2 SARAN................................................................................................. 31

    DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... xvi

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    10/45

    x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Koefisien Kekasaran Manning..................................................................... 8

    Tabel 2.2 Klasifikasi Material Sedimen Berdasarkan Pada Skala Klasifikasi American

    Geophysical Union (AGU)......................................................................................... 9

    Tabel 2.3 Kisaran Jangkauan Parameter pada Analisis Angkutan Sedimen.................. 11

    Tabel 4.1 Titik Pengambilan Sampel Sedimen.......................................................... 23

    Tabel 4.2 Konsentrasi Sedimen (Ct).......................................................................... 24

    Tabel 4.3 Berat Jenis Sedimen (Gs).......................................................................... 24

    Tabel 4.4 Distribusi butiran Sedimen Serenan dan Jurug............................................ 25Tabel 4.5 Distribusi butiran Sedimen Kajangan dan Cepu.......................................... 25

    Tabel 4.6 Diameter Butiran yang Mewakili Perhitungan............................................ 26

    Tabel 4.7 Parameter Sungai Hasil Analisis Debit Aktual............................................ 27

    Tabel 4.8 Angkutan Sedimen dari Data Observasi Lapangan...................................... 28

    Tabel 4.9 OutputAnalisis Angkutan Sedimen dengan HEC-RAS............................... 29

    Tabel 4.10 Hasil Perbandingan Angkutan Sedimen Analisis dengan Pengukuran......... 30

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    11/45

    xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Ilustrasi rumus persamanaan energi pada aliran mantap............................ 7Gambar 3.1 Lokasi Pengambilan sampel.................................................................. 17

    Gambar 3.2 Current meterdengan Nomer Kincir 4-277314...................................... 19

    Gambar 3.3 Sediment Samplerjenis USDH-48......................................................... 19

    Gambar 3.4 Sketsa Lokasi Pengambilan Sampel....................................................... 20

    Gambar 3.5 Diagram Penelitian............................................................................... 22

    Gambar 4.1Profil Memanjang Bengawan Solo........................................................ 27

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    12/45

    xii

    DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

    *uf =Perbandingan rasio kecepatan geser sampai kecepatan jatuh

    sesuaidefinisi dari Laursen

    = kecepatan endap (m/s)

    s = Berat jenis butiran (m)

    s = rapat massa butir

    w = Berat jenis air (m/s)

    A = Parameter mobilitas sedimen kritis (ton/hari)

    Cc = Koefisien fungsi angkutan sedimen

    C = konsentrasi sedimen (mg/l)

    D = Kedalaman efektif (m)D = Kedalaman efektif aliran (m2/s)

    d = diameter butiran (m)

    dm = diameter butiran (m)

    F1 = koefisien endap

    Fgr = Parameter mobilitas sedimen (ton/hari)

    g = Percepatan grafitasi(m/s2)

    G = Berat jenis air (m/s)

    Ggr = Parameter angkutan sedimen (ton/hari)

    gs = Angkutan sedimen total (ton/hari)

    gssL = Angkutan sedimen melayang di zona bawah (ton/hari)

    gssM = Angkutan sedimen melayang di zona tengah (ton/hari)gssU = Angkutan sedimen melayang di zona atas (ton/hari)

    he = kehilangan tinggi energi (m)

    k = faktor konversi satuan (= 0,0864)

    kr = Koefisien kekasaran

    kr = Koefisien kekasaran berdasarkan butiran

    M = Konsentrasi sedimen (mg/lt)

    n = Eksponen transisi tergantung ukuran sedimen

    nv = Koefisien suhu

    Q = debit aliran sungai (m3/s)

    Qs = angkutan sedimen (ton/hari)

    R = Radius hidrolik(m)

    Se = Energi gradien

    s = Berat jenis sedimen

    S = rapat massa butir

    u* = Kecepatan geser (m/s)

    V = kecepatan aliran (m/s)

    v = Viskositas Kinematik (m2/s)

    v1, v2 = kecepatan rata-rata (debit dibagi luas tampang basah) (m/s)

    Vas = Volume air sampel (ml)

    Vcr = Kecepatan kritis (m/s)

    Ws = Berat sedimen kering (gr)

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    13/45

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    14/45

    xiv

    GLOSSARY

    Wash load = angkutan partikel halus yang dapat berupalempung (silk) dan debu (dust), yang terbawa

    oleh aliran sungai

    Suspended load = sedimen bergerak di dalam alur sungai sebagai

    sedimen tersuspensi (suspended sediment)

    dalam air yang mengalir dan sebagai muatan

    dasar (bed load) yang bergeser atau

    menggelinding sepanjang dasar saluran

    Bed load = pertikel sedimen yang bergerak tidak jauh dari

    dasar sungai dan bergerak secara bergeser,

    merayap, menggelinding atau meloncat.

    Total load = jumlah darisuspended loaddan bed load

    Point-integrated

    sampling

    = metode pengukuran arus pada sungai yang

    dilakukan dengan mentukan bebrapa titik sesuai

    kedalaman sungai tersebut

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    15/45

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

    Bengawan Solo merupakan sungai yang terpanjang di Pulau Jawa yang melewati

    dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur yang membentang dari

    kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, hingga bermuara di kabupaten Lamongan,

    Jawa Timur. Pada hulu sungai terdapat bendungan Gajah Mungkur yang

    digunakan untuk melayani kebutuhan irigasi di berbagai wilayah kabupaten.

    Bengawan solo sekarang sedang mengalami masalah sedimentasi yang cukup

    memprihatinkan. Hal tersebut dapat dilihat secara visual bahwa air pada

    bengawan Solo terlihat sangat keruh di sepanjang sungai dari hulu hingga hilir

    sungai. Sedimentasi yang terjadi pada sungai tersebut diindikasikan merupakan

    dampak erosi yang di sebabkan oleh adanya perubahan tata guna lahan yang

    kurang memperhatikan aspek lingkungan.

    Salah satu dampak yang ditimbulkan oleh sedimentasi sungai adalah perubahan

    morfologi sungai misalnya pendangkalan pada dasar sungai. Pendangkalan ini

    mengakibatkan berkurangnya daya tampung yang dapat meningkatkan potensi

    terjadinya banjir disepanjang alur sungai.

    Pengukuran angkutan sedimen biasanya diukur secara langsung dengan alat

    sediment sampler. Sedangkan banyak teori maupun pendekatan metode yang

    dapat digunakan untuk mengetahuiangkutan sedimen, beberapa diantaranya

    Ackers-White, Engelund-Hansen, Laursen, Meyer-Peter Muller, Tofalleti dan

    Yang. Pemilihan teori maupun pemilihan metode yang tepat untuk mengukur

    angkutan sedimen di Bengawan Solo belum pernah dilakukan. Oleh sebab itu,

    metode pendekatan tersebut perlu dicoba.

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    16/45

    2

    1.2 RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan uraian latar belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

    a. Bagaimana karakteristik angkutan sedimen pada Bengawan Solo Ruas

    Serenan-Cepu?

    b. Apa metode pendekatan yang tepat untuk menganalisis angkutan sedimen

    Bengawan SoloRuas Serenan-Cepu?

    1.3 BATASAN MASALAH

    Untuk membatasi permasalahan agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas,

    maka perlu adanya pembatasan sebagai berikut:

    a.

    Lokasi penelitian adalah ruas Bengawan Solo dari Jembatan Serenan hingga

    Jembatan Cepu.

    b. Data geometri sungai yang berupa long profile dan crosssection diperoleh

    dari Balai Sungai.

    c. Sampel sedimen diambil Pada Bulan Desember 2012-Januari2013.

    d.

    Sampel sedimen yang diambil adalahsuspended sediment.

    1.4 TUJUAN PENELITIAN

    Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

    a. Mengetahui karakteristik angkutan sedimen Bengawan Solo Ruas Serenan-

    Cepu.

    b.

    Memperoleh metode pendekatan yang tepat untuk menganalisis angkutansedimen pada Bengawan Solo Ruas Serenan-cepu.

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    17/45

    3

    1.5 MANFAAT PENELITIAN

    1.

    Manfaat teoritis, sebagai tambahan informasi dalam analisis angkutan

    sedimen.

    2. Manfaat praktis yang diperoleh yaitu memberikan tambahan informasi

    mengenai karakteristik angkutan sedimen yang ada di Bengawan Solo antara

    jembatan Serenan sampai jembatan Cepu.

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    18/45

    4

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

    2.1 TINJAUAN PUSTAKA

    Penelitian mengenai analisis sedimen sudah sering dilakukan di Indonesia pada

    berbagai sungai dan saluran. Diantaranya, Sucipto (2008) meneliti tentang

    sedimen di Sungai Kaligarang, Semarang dengan laju sedimentasi sebesar

    26.426,36 ton/tahun. Tedjo M. (2010) juga melakukan optimasi parameter

    angkutan sedimen yang disimulasikan kedalam tangki dan membandingkan

    dengan hasil sedimen layang observasi pada sungai Lusi di Kabupaten Blora,

    Jawa Tengah. Penelitian tersebut memberikan hasil keluaran model dengan

    akurasi yang baik dengan kesalahan relatif sebesar 0,0001 % dan koefisien

    korelasi yang terjadi sebesar 0,9620. Ismail (2008) mencoba memprediksi

    sedimentasi Kali Mas di Surabaya dengan berbagai metode untuk bed load yaitu

    Meyer-Peter Muler, Einstein, dan Frijlink yang mempunyai laju sedimen masing-

    masing metode sebesar1 6,9 m3/hari, 0,12 m3/hari, dan 5,56 m3/hari. JB. Sunardi

    (2010) menemukan bahwa metode Madsen dan Grant (1976) dapat dipakai

    sebagai analisis angkutan sedimen pada kombinasi aliran searah dan gelombang

    dengan dilakukan modifikasi formula. Mochammad Fadlun (2009) melakukan

    penelitian pengendalian sedimen di Sungai Deli dengan menggunakan berbagai

    macam metode dan akhirnya dipilih metode Meyer-Peter Muler dengan nilai chi-

    square sebesar 0,0193 yang sesuai dengan kondisi pada sungai Deli. Sedangkan

    penelitian ini mengkaji angkutan sedimen pada Bengawan Solo dengan

    pendekatan metode yang seperti dilakukan pada peneliti-peneliti yang lain, yaitu

    membandingkan nilai angkutan sedimen yang diperoleh dari hasil observasi

    dengan teori yang ada.

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    19/45

    5

    2.1.1 Aliran Sungai

    Bambang Triatmodjo (1993) menyatakan bahwa aliran mantap (steady flow)

    terjadi apabila variabel aliran yang berupa kecepatan, tekanan, rapat massa,

    tampang aliran dan debit aliran dalam suatu titik tidak mengalami perubahan

    terhadap waktu. Steady flow terbagi menjadi dua macam sifat aliran yaitu Aliran

    seragam (uniform flow) dan aliran tak seragam (non uniform flow).

    Aliran tak mantap (unsteady flow) terjadi apabila variabel aliran dalam suatu titik

    berubah terhadap waktu. Karena keterbatasan data, penelitian ini mengasumsikan

    aliran pada Bengawan Solosebagai sungai dengan aliran mantap (steady flow).

    2.1.2 Sedimen

    Sedimentasi adalah proses terangkutnya material-material padat dari berbagai

    ukuran oleh suatu aliran air maupun angin yang diendapkan pada tempat tertentu.

    Selanjutnya material-maerial padat yang terangkut pada proses sedimentasi biasa

    disebut sedimen (Arsyad dalam Kelompok Kerja Erosi dan Sedimentasi, 2002).

    Menurut Van Rijn (dalam Gary W. Brunner, 2010) Aliran air akan membawa

    hanyut bahan-bahan sedimen, yang menurut mekanisme pengangkutannya dapat

    dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu muatan dasar (bed load) dan muatan

    melayang (suspended load).

    Kriteria umum dalam penentuan muatan layang ialah perbandingan antarakecepatan gesek (U*) dan kecepatan jatuh (W), yaitu apabila U*/W> 1,5 maka

    termasuk sebagai muatan melayang. Sedangkan untuk muatan dasar dibatasi

    bahwa elevasi partikel pada saat pergerakannya di dalam air maksimum 2 sampai

    3 kali dari ukuran diameter butirnya, jika lebih dari itu maka termasuk muatan

    melayang.

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    20/45

    6

    Parameter-parameter yang digunakan pada perhitungan angkutan sedimen antara

    lain kecepatan saluran, diameter rata-rata dan diameter yang mewakili partikel

    sedimen, massa jenis dari air maupun sedimen, suhu, serta morfologi sungai.

    Tidak semua pendekatan angkutan sedimen menggunakan parameter tersebut,

    tetapi ada beberapa faktor koreksi untuk menyesuaikan rumus-rumus dasar dalam

    pengukuran angkutan sedimen (Gary W. Brunner, 2010).

    Banyak peneliti memakai beberapa persamaan dan membandingkannya dengan

    observasi lapangan untuk memperoleh persamaan yang cocok dengan kondisi

    lapangan. Persamaan angkutan sedimen beban total dapat diklasifikasikan dalam

    tiga bagian (Julien dalam R. J. Kodoatie, 2001):

    1. Persamaan berdasarkan advection-diffusion, seperti Einsten, Toffalett, Colby

    dan Simons Li Fullerton. Dua metode terakhir merupakan penyederhanaan

    metode Einsten.

    2.

    Persamaan berdasarkan konsep energy dan kuat arus (stream power), seperti

    Laursen, Bagnold, Engelund-Hansen, Ackers-White dan Yang.

    3. Persamaan berdasarkan analisis regresi dari data komprehensif, seperti Shen-

    Hung, Brownlie, Karim-Kennedy dan Karim.

    Penelitian ini juga membandingkan hasil angkutan sedimen pada obervasi

    lapangan dengan analisis menggunakan persamaan yang diusulkan oleh Ackers-

    White, Engelund-Hansen, Tofalleti, Laursen, Meyer-Peter Muller Toffaleti dan

    Yang.

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    21/45

    7

    2.2 LANDASAN TEORI

    2.2.1 Aliran Mantap (Steady Flow)

    Aliransteady flow didasarkan pada persamaan energi yang dinyatakan dalam

    persamaan sebagai berikut:

    ehg

    vZY

    g

    vZY

    22

    2

    1111

    2

    2222

    (2.1)

    dengan:

    Y1, Y2 = kedalaman aliran (m)

    Z1,Z2 = elevasi dasar saluran (m)

    v1, v2 = kecepatan rata-rata (debit dibagi luas tampang basah) (m/s)1, 2 = koefisien bobot kecepatan

    g = percepatan gravitasi (m/s2)

    he = kehilangan tinggi energi (m)

    Rumus persamaan energi diilustrasikan padaGambar 2.1.

    Gambar 2.1 Ilustrasi rumus persamanaan energi pada aliran mantap

    2.2.2 Koefisien Kekasaran Manning

    Koefisienkekasaran manning menurut SK SNI 2830:2008 ditampilkan dalam

    Tabel2.1.

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    22/45

    8

    Tabel 2.1 Koefisien Kekasaran Manning

    Kondisi dan tipe alurKekasaran Manning

    Min normal Maks

    A. Sungai Kecil (Lebat muka air < 30 m)I. Mengalir pada Dataran rendah

    1. Alur Bersih, lurus, elevasi muka air penuh, tidak ada celahatau bagian yang dalam 0,025 0,030 0,033

    2. Sama seperti diatas tetapi lebih banyak batu dan rumputtanaman 0,030 0,035 0,040

    3. Alur Bersih, melingkar, dengan bagian dalam dan dangkal 0,033 0,040 0,0454. Sama seperti diatas tetapi lebih banyak batu dan rumput

    tanaman 0,035 0,045 0,0505. Sama seperti diatas tetapi elevasi muka air lebih rendah dan

    lebih banyak perubahan kemiringan dan lebar 0,040 0,048 0,0556. sama seperti diatas tetapi lebih banyak batu 0,045 0,050 0,060

    7. Penggal sungai dengan aliran pelan, penuh rumput, dengankolam yang dalam 0,050 0,070 0,080

    8. Alur banyak rumput, alur-alur yang dalam atau lintasan banjirdengan tegakan pohon dan semak 0,075 0,100 0,150

    II. Sungai pengunungan, pada alur tidak ada vegetasi, tebing sungaicuram, pohonan semak pada tebing tenggelam saat muka airtinggi

    1. Dasar sungai ; Krikil, Krakal, dengan beberapa batu-batubesar 0,030 0,040 0,050

    2. dasar sungai ; Krakal dengan batu-batu besar 0,040 0,050 0,070

    B. Bantaran BanjirI. Bantaran untuk padang gembalaan (padang rumput), tanpa semak

    belukar1. Rumput rendah 0,025 0,030 0,0352. Rumput Tinggi 0,030 0,035 0,050

    II. Bantaran untuk tegalan

    1. Tidak ada tanaman 0,020 0,030 0,0402. Tanaman dewasa ditanam berderet 0,025 0,035 0,045

    3. Tanaman dewasa ditanam tidak berderet 0,030 0,040 0,050III. Bantaran ditumbuhi semak belukar

    1. Semak jarang, rumput lebat 0,035 0,050 0,070

    2. Semak dan pohon jarang 0,040 0,060 0,0803. Semak sedang sampai lebat 0,070 0,100 0,160

    IV. Bantaran dengan pohon-pohon

    1. Pohon ditanam rapat, pohon lurus 0,110 0,150 0,2002. Tanah yang dibersihkan dengan tunggul tanaman, yang tidak

    tumbuh 0,030 0,040 0,050

    3. Sama seperti diatas, tetapi tunggul kayu ditumbuhi daun

    lebat 0,050 0,060 0,0804. Tagekan pohon rapat, pohon yang rendah sedikit, sedikit

    semak belukar, tinggi muka air dibawah ranting pohon 0,080 0,100 0,1205. Sama Seperti diatas, tetapi tinggi muka air banjir mencapai

    ranting pohon 0,100 0,120 0,160

    C. Sungai besar (lebar muka air banjir > 30 m) Nilai n lebih rendah darisungai kecil pada kondisi yang sama, sebab tebing sungai relatif lebihkecil dari luas tampang basah, sehingga tahanan geser lebih kecil

    I. Mengalir pada Dataran rendah1. Bagian yang teratur tanpa batu-batu besar dan semak 0,025 - 0,0602. bagian yang tidak teratur dan kasar 0,035 - 0,100

    Sumber: SNI 2830:2008

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    23/45

    9

    2.2.3 Sedimen

    a. Butiran sedimen

    Bentuk butiran akan mempengaruhi kecepatan endap partikel. Butiran yang pipih

    mempunyai kecepatan endap lebih kecil dan lebih sulit bergerak daripada butiran

    yang berbentuk relatif bulat. Untuk menganalisis sedimen, diperlukan data-data

    diameter sedimen yang mewakili. Diameter sedimen yang mewakili meliputi D50,

    D84 dan D90. Angka indeks merupakan nilai prosentase diameter butiran pada

    distribusi butiran sedimen. Ukuran kelas angka standar berdasarkan pada skala

    klasifikasiAmerican Geophysical Union(AGU) ditunjukkan padaTabel 2.2.

    Tabel 2.2 Klasifikasi Material Sedimen Berdasarkan Pada Skala Klasifikasi

    American Geophysical Union (AGU)

    No Sediment Material

    Grain Diameter

    Range

    (mm)

    Geometric Median

    Diameter

    (mm)

    1 Clay 0,0020,004 0,003

    2 Very Fine Silt 0,0040,008 0,006

    3 Fine Silt 0,0080,016 0,011

    4 Medium Silt 0,0160,032 0,0235 Coarse Silt 0,0320,0625 0,045

    6 Very Fine Sand 0,06250,125 0,088

    7 Fine Sand 0,1250,25 0,177

    8 Medium Sand 0,250,5 0,354

    9 Coarse Sand 0,51 0,707

    10 Very Coarse Sand 12 1,41

    11 Very Fine Gravel 24 2,83

    12 Fine Gravel 48 5,66

    13 Medium Gravel 816 11,3

    14 Coarse Gravel 1632 22,6

    15 Very Coarse Gravel 3264 45,3

    16 Small Cobbles 64128 90,5

    17 Large Cobbles 128256 181

    18 Small Boulders 256512 362

    19 Medium Boulders 5121024 724

    20 Large Boulders 10242048 1448

    Sumber: Gary W Brunner, 2010

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    24/45

    10

    b. Kerapatan Massa

    Sedimen umumnya berasal dari peristiwa disintegrasi batuan. Rapat massa butiran

    sedimen umumnya tidak banyak berbeda. Karena kondisi dominan dalam sedimen

    alam, maka nilai rapat massa dianggap s= 2650 kg/m3. Untuk lempung s= 2500-

    2700 kg/m3.

    c. Konsentrasi Sedimen Melayang

    Konsentrasi sedimen melayang merupakan perbandingan jumlah sedimen yang

    terkandung dalam air. Konsentrasi ditentukan dengan rumus:

    6x10Vas

    WsC (2.2)

    dengan,

    C = Konsentrasi sedimen (mg/lt)

    Ws = Berat sedimen kering (gr)

    Vas = Volume air sampel (ml)

    d.

    Angkutan Sedimen

    Untuk menetukan angkutan sedimen pada saat pengukuran menggunakan

    persamaan sebagai berikut:

    Qs= k.C.Q (2.3

    dengan,

    Qs = angkutan sedimen (ton/hari)

    k = faktor konversi satuan (= 0,0864)

    C = konsentrasi sedimen (mg/l)

    Q = debit aliran sungai (m3/s)

    e. Kecepatan Endap

    Kecepatan endap () sangat penting dalam masalah suspensi dan

    sedimentasi.Kecepatan endap ditentukan oleh persamaan kesetimbangan antara

    berat butir dalam air dan berat butir mengendap. Rubey (Gary W. Burnner, 2010)

    menyarankan kecepatan endap pada tanah menggunakan rumus:

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    25/45

    11

    1)(g.d.F s1 (2.4)

    dengan,

    1)(.g.d36.v

    1)(.g.d36.v

    32F

    s

    3

    2

    s

    3

    2

    1

    (2.5)

    dengan,

    d = diameter butiran (m)

    s = rapat massa butir

    v = Viskositas Kinematik (m2/s)

    F1 = koefisien endap

    = kecepatan endap (m/s)

    g = percepatan gravitasi (m/s2)

    2.2.4 Angkutan Sedimen

    Angkutan sedimen dapat dihitung dengan rumus-rumus yang telah dikembangkan

    pada penelitian-penelitan sebelumnya. Jangkauan parameter pada masing-masing

    rumus tidak dibatasi. Gary W. Burner (2010) menyatakan bahwa jangkauan

    parameter yang disajikan padaTabel 2.3 hanya merupakan pedoman awal untuk

    memilih metode mana yang akan digunakan, karena hasil perhitungan dengan

    rumus tersebut bernilai baik dengan parameter yang berada diluar jangkauan yang

    tersaji padaTabel 2.3.

    Tabel 2.3 Kisaran Jangkauan Parameter pada Analisis Angkutan Sedimen

    MetodeDiameter

    (mm)

    diameter

    median

    (mm)

    specific

    gravity

    Kecepatan

    (fps)

    Kedalaman

    (ft)

    gradien

    energi

    lebar

    saluran

    (ft)

    Ackers-

    White

    0,04-7,00 - 1,0-2,7 0,07-7,1 0,01-1,40,00006-

    0,037

    0,23-4

    Engelund-

    Hansen- 0,19-0,93 - 0,65-6,34 0,19-1,33

    0,000055

    -0,019-

    Laursen(Copeland)

    - 0,011-29 - 0,068-9,4 0,03-540,000002

    1-0,025

    0,25-3640

    Meyer-Peter

    Muller0,4-29 - 1,25-4,0 1,2-9,4 0,03-3,9

    0,0004-0,02

    0,5-6,6

    Toffaleti 0,062-4,00,095-

    0,91- 0,7-7,8 0,07-56,7

    0,000002

    -0,019

    0,8-

    3640

    Yang 0,15-1,7 - - 0,04-50 0,04-500,000043

    -0,029

    0,44-

    1750

    Sumber: Gary W Brunner, 2010

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    26/45

    12

    a. Ackers-White

    Persamaan Ackers-White dikembangkan berdasarkan pada dimensi partikel,

    mobilitas dan transport sedimen. Persamaan ini menggunakan parameter yang

    tidak berdimensi. Parameter tersebut digunakan untuk membedakan antara ukuran

    sedimen halus, transisi dan kasar. Pada kondisi tertentu, sedimen halus berupa

    lempung yang ukurannya 2,5 mm. Rumus umum angkutan sedimen dengan metode Ackers-

    White sebagai berikut (Gary W Brunner, 2010):

    n*

    sgr

    V

    uD.

    .s.dGX

    (2.6)

    1

    A

    FC.G

    gr

    gr

    (2.7)

    dengan,X = Konsentrasi sedimen (ppm)

    Ggr = Parameter angkutan sedimen

    s = Specific gravitysedimen

    ds = Diameter partikel rata-rata (m)

    D = Kedalaman efektif (m)u* = Kecepatan geser (m/s)

    V = Kecepatan aliran rata-rata untuk saluran (m/s)

    n = Eksponen transisi tergantung ukuran sedimen

    C = Koefisien fungsi angkutan sedimen

    Fgr = Parameter mobilitas sedimen

    A = Parameter mobilitas sedimen kritis

    b. Engelund-Hansen

    Persamaan Engelund-Hansen berdasarkan data saluran dengan ukuran sedimen

    antara 0,19-0,93 mm. Rumus umum Engelund-Hansen sebagai berikut:

    2/3

    50

    0502

    ss

    1

    0,05g

    d

    g

    dV

    ss

    (2.8)

    dengan,gs = Konsentrasi sedimen (ton/s)

    w = Berat jenis air (ton/m

    3

    )

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    27/45

    13

    s = Berat jenis butiran (ton/m3)

    V = Rata-rata kecepatan saluran (m2/s)

    o = Tegangan dasar saluran rata-rata (ton/m2)

    d50 = Ukuran butiran 50% (m)

    c. Laursen (Coupeland)

    Metode ini berasal dari kombinasi analisis kualitatif, percobaan asli, dan data

    tambahan. Transportasi sedimen berdasarkan karakteristik hidrolik kecepatan rata-

    rata saluran, kedalaman aliran, gradien energi, dan pada karakteristik gradasi

    sedimen dan kecepatan jatuh. Kisaran penerapan diameter partikel rata-rata adalah

    0,011-29 mm. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

    *0

    6/7

    101,0u

    fD

    dC

    c

    sm (2.9)

    dengan,

    Cm = Konsentrasi sedimen (ton/m3)

    G = Berat jenis air (ton/m3)

    ds = Diameter partikel rata-rata (m)

    D = Kedalaman efektif aliran (m)

    o = Tegangan geser butiran dasar (ton/m2)

    c = Tegangan geser dasar maksimum (ton/m2)

    *uf =Perbandingan rasio kecepatan geser sampai kecepatan jatuh sesuai

    definisi dari Laursen

    d. Toffaleti

    Metode Toffaleti adalah hasil modifikasi dari fungsi sedimen total Einstein yang

    mememacahkan sedimen melayang menjadi zona vertikal, menggandakan 2

    dimensi gerakan sedimen. Empat zona yang digunakan untuk distribusi sedimen

    adalah zona atas, zona tengah, zona bawah, dan zona dasar. Transportasi sedimen

    dihitung secara independen untuk setiap zona dan dijumlahkan untuk sampai pada

    angkutan sedimen total.

    Metode ini dikembangkan dengan menggunakan data lengkap dari data saluran

    dan data lapangan. Percobaan saluran menggunakan partikel sedimen dengan

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    28/45

    14

    diameter rata-rata berkisar 0,3-0,93 mm, namun kesuksesan aplikasi dari metode

    Toffaleti menunjukkan bahwa diameter partikel rata-rata serendah 0,095 mm

    dapat diterima. Persamaan transportasi umum untuk fungsi Toffaleti untuk ukuran

    butiran diwakili oleh:

    zn

    dR

    Mgv

    zn

    m

    zn

    ssL

    v

    v

    765,01

    224,11

    756,01

    756,01

    (2.10)

    zn

    RRR

    Mgv

    znznz

    ssM

    vv

    1

    24,115,224,11

    11244,0

    (2.11)

    zn

    RR

    RR

    Mgv

    zn

    zn

    zz

    ssU

    v

    v

    5,11

    5,25,224,11

    5,11

    5,11

    5,0244.0

    (2.12)

    znmsb vdMg756,01

    2 (2.13)

    vnzvL VRnCM 765,012,43 (2.14)

    sbssUssMssLs ggggg (2.15)

    dengan,

    gssL = Angkutan sedimen melayang di zona bawah (ton/hari/ft)

    gssM = Angkutan sedimen melayang di zona tengah (ton/hari/ft)

    gssU = Angkutan sedimen melayang di zona atas (ton/hari/ft)

    gsb = Angkutan sedimen dasar (ton/hari/ft)

    gs = Angkutan sedimen total (ton/hari/ft)

    M = Parameter Konsentrasi sedimen

    CL = Konsentrasi sedimen di zona bawah (ppm)

    R = Jari-jari hidrolis (ft)dm = Diameter rerata butiran (ft)

    z = Koefisien hubungan antara sedimen dan karakteristik hidrolis

    nv = Koefisien suhu

    e. Meyer-Peter-Muller

    Persamaan Meyer-Peter Mller didasarkan pada data eksperimen telah diuji secara

    luas dan digunakan untuk sungai dengan sedimen yang relatif kasar. Tingkat

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    29/45

    15

    angkutan sebanding dengan perbedaan antara tegangan geser rerata yang bekerja

    pada butiran dan tegangan geser kritis. Persamaan angkutan umum untuk fungsi

    Meyer-Peter Mller adalah:

    g-

    g0.25+d)-0.047(=DS

    k

    k 2/3s

    s

    s

    2/31/3

    msr

    r

    3/2

    '

    (2.16)

    dengan:

    gs = Satuan angkutan sedimen (ton/s/m)

    kr = Koefisien kekasaran

    kr = Koefisien kekasaran berdasarkan butiran

    = Berat jenis air (ton/m3)

    s = Berat jenis sedimen (ton/m3)

    g = Percepatan grafitasi(m/s2

    )dm = Diameter partikel rata-rata (m)

    R = Radius hidrolik (m)

    S = Energi gradien

    f. Yang

    Yang (Dalam Gary W. Brunner, 2010) mengusulkan konsentrasi sedimen dengan

    ukuran butiran kurang dari 2 mm dapat dihitung dengan persamaan:

    ..log.

    log.314,0.

    log.409,0799,1

    log.457,0.

    log.286,0435,5

    log *

    *

    SVSV

    ud

    ud

    C

    cr

    si

    si

    t (2.17)

    Untuk butiran yang lebih dari 2 mm bisa dihitung dengan rumus:

    SVSV

    ud

    ud

    C

    cr

    si

    si

    t

    ..log.

    log.282,0.

    log.305,0784,2

    log.816,4.

    log.633,0681,6

    log *

    *

    (2.18)

    dengan,

    Ct = Konsentrasi sedimen (ppm)

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    30/45

    16

    = kecepatan endap (m/s)

    dm = diameter butiran (m)

    v = Viskositas Kinematik (m2/s)

    ux = kecepatan geser (m/s)

    S = rapat massa butirV = kecepatan aliran (m/s)

    Vcr = Kecepatan kritis (m/s)

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    31/45

    17

    BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1 LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL

    Lokasi pengambilan sampel sedimen terletak pada ruas Bengawan Solo Pada

    empat titik, yaitu jembatan Serenan, Jembatan Jurug, Jembatan Kajangan, dan

    Jembatan Cepu dengan panjang 220 km dan lebar berkisar 50 hingga 150 meter.

    Lokasi pengambilan sampel ditentukan berdasarkan letak AWLR. Ruas Serenan-

    Cepu dipilih mengingat ruas tersebut dapat dikatakan mewakili Bengawan Solo

    dari Hulu hingga hilir.Lokasi pengambilan dapat dilihat padaGambar 3.1.

    Gambar 3.1 Lokasi Pengambilan sampel

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    32/45

    18

    3.2 DATA YANG DIPERLUKAN

    Untuk dapat menentukan kandungan sedimen dengan observasi dan analitis maka

    diperlukan data sebagai berikut:

    1.

    Data Sekunder, Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah data

    geometri Sungai, Berupa peta dan data penampang melintang (Cross Section)

    sungai hasil pengukuran. Data geometri diperoleh dari Balai Sungai

    Surakarta.

    2. Data Primer, data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

    sampel sedimen yang telah diuji di Laboratorium Mekanika Tanah

    Universitas Sebelas Maret untuk diteliti kandungan sedimen, berat jenis, serta

    gradasi butiran sedimen.

    Parameter-parameter yang nilainya belum diketahui ditentukan dengan beberapa

    asumsi, diantaranya kekasaran maning, koefisien ekspansi dan koefisien

    konstraksi dengan asumsi besaran berturut-turut 0,07, 0,3 dan 0,1.

    3.3

    METODE PENGAMBILAN SAMPEL

    Pengambilan sampel sedimen berdasarkan SNI 3414:2008 dilakukan setelah

    pengambilan data debit aktual. Peralatan yang digunakan saat pengambilan

    sampel adalah:

    a. Roll meter

    b.

    Stopwatch dan arloji

    c.

    Current meter

    Current meter, digunakan untuk menentukan kecepatan aliran sungai yang

    dapat dilihat padaGambar 3.2.

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    33/45

    19

    Gambar 3.2 Current meterdengan Nomer Kincir 4-277314

    d. Sediment sampler

    Sediment sampleryang digunakan adalah sedimen sampler jenis USDH-48

    seperti padaGambar 3.3.

    Keterangan:

    1.Nouzel

    2. Lubang udara

    3. Tongkat pemegang

    4.

    Botol sampel

    5. Pengunci pengait botl sampel

    6.

    Lubang penempatan tongkat pemegang

    Gambar 3.3 Sediment Samplerjenis USDH-48

    e. Kartu pengukuran debit

    f. Botol 500 ml, tiga buah

    g. Kalkulator

    h.

    Data TMA dari AWLR

    i. Cross Sectiontampang

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    34/45

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    35/45

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    36/45

    22

    3.5 TAHAPAN PENELITIAN

    Tahapan penelitian ditunjukkan padaGambar 3.5.

    Gambar 3.5 Diagram Penelitian

    Pengukuran Debit Aktual danPengambilan Sampel Sedimen

    Sampel SedimenDebit AktualGeometri Sungai

    AnalisisDengan Program HEC-RAS

    Steady flow

    Parameter Alirandebit,elevasi muka air,

    kecepatan, luas basah,lebar permukaan

    Analisis Angkutan SedimenDengan Program HEC-RAS

    Angkutan Sedimen

    Mulai

    Selesai

    Analisis Butiran(Lab. Mekanika Tanah UNS)

    Parameter Sedimen- Berat Jenis- Konsentrasi

    - Distribusi Ukuran(D50, D84, D90)

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    37/45

    23

    BAB 4

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    4.1 LETAK PENGAMBILAN SAMPEL

    Pengambilan sampel didahului dengan pengukuran debit pada suatu tampang

    sungai dengan menggunakan peralatan current meter. Dari pengukuran secara

    langsung, debit yang terjadi yang terjadi pada Serenan = 67,039 m3/s, Jurug =

    133,421 m3/s, Kajangan = 174,478 m3/s dan Cepu = 313,933m3/s.

    Penentuan letak pengambilan sampel diambil dari debit aktual yang terjadi pada

    1/6Q, 3/6Q dan 5/6Q. Tabel 4.1 menunjukan letak pengambilan debit pada

    tampang pengambilan.

    Tabel 4.1 Titik Pengambilan Sampel Sedimen

    No LokasiQtotal

    (m

    3

    /s)

    Nama

    Sampel

    Letak

    (m)

    Dari

    1.

    SERENAN 67,039

    S-1/6Q 10,8 Kanan Sungai

    2. S-3/6Q 22,8 Kanan Sungai

    3. S-5/6Q 9,8 As Pilar

    4.

    JURUG 133,421

    J-1/6Q 11,8 Kiri Sungai

    5. J-3/6Q 10,1 As Pilar

    6. J-5/6Q 25,4 As Pilar

    7.

    KAJANGAN 174,478

    K-1/6Q 14,3 Kiri Sungai

    8. K-3/6Q 8,6 As Pilar ke-1

    9. K-5/6Q 21,8 As Pilar ke-1

    10.

    CEPU 313,933

    C-1/6Q 17,08 Kiri Sungai

    11. C-3/6Q 7,51 As Pilar ke-112. C-5/6Q 33,39 As Pilar ke-1

    4.2 ANALISIS BUTIRAN SEDIMEN

    Analisis butiran sedimen meliputi pengujian konsentrasi sedimen, berat jenis

    sedimen, serta analisis distribusi butiran sedimen. Pengujian sampel sedimen

    dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    38/45

    24

    4.2.1 Konsentrasi Sedimen

    Besarnya kandungan sedimen pada berbagai titik pengambilan dapat dilihat pada

    Tabel 4.2.

    Tabel 4.2 Konsentrasi Sedimen (Ct)

    No Nama SampelCt

    (mg/l)

    Ctrerata(mg/l)

    1. S-1/6Q 600

    6222. S-3/6Q 600

    3. S-5/6Q 667

    4. J-1/6Q 572

    6575. J-3/6Q 6676. J-5/6Q 733

    7. K-1/6Q 446

    4678. K-3/6Q 488

    9. K-5/6Q 468

    10. C-1/6Q 594

    74411. C-3/6Q 1011

    12. C-5/6Q 627

    4.2.2 Berat Jenis Sedimen

    Besarnya berat jenis sedimen untuk setiap titik lokasi pengambilan dapat dilihat

    padaTabel 4.3.

    Tabel 4.3 Berat Jenis Sedimen (Gs)

    No Nama Sampel Gs Gsrerata

    1. S-1/6Q -

    3,5062. S-3/6Q 2,805

    3. S-5/6Q 4,207

    4. J-1/6Q 3,005

    3,1055. J-3/6Q 3,205

    6. J-5/6Q 3,005

    7. K-1/6Q 2,235

    2,5638. K-3/6Q 2,001

    9. K-5/6Q 2,880

    10. C-1/6Q 2,235

    2,35611. C-3/6Q 1,953

    12. C-5/6Q 2,280

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    39/45

    25

    Berat jenis butiran pada daerah hulu sungai menunjukkan butiran yang sangat

    berat. Sedangkan pada daerah hilir, berat jenis material yang di bawa oleh aliran

    menunjukkan berat jenis material yang lebih ringan dibandingkan dibagian hulu.

    DariTabel 4.3,didapat rata-rata berat jenis sedimen sebesar 3,05.

    4.2.3 Distribusi butiran

    Butiran sedimen melayang pada semua sampel sedimen merupkan butiran yang

    lolos saringan 0,075 mm sehingga dilakukan pengujian menggunakan hidrometer.

    Hasil pengujian hidrometer ditunjukkan padaTabel 4.4 danTabel 4.5.

    Tabel 4.4 Distribusi butiran Sedimen Serenan dan Jurug

    Diameter

    butiran (mm)

    persen lolos (%)

    S-1/6Q S-3/6Q S-5/6Q J-1/6Q J-3/6Q J-5/6Q

    0,125 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

    0,075 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

    0,0393 18,65 20,99 22,15 21,27 24,16 23,63

    0,0278 18,65 20,99 21,45 21,27 23,89 23,63

    0,0176 17,49 18,65 20,99 21,01 23,37 23,63

    0,0102 17,49 18,65 20,52 21,01 22,58 23,110,0072 16,32 18,65 19,35 21,01 22,58 21,79

    0,0051 16,32 16,32 18,65 20,48 22,32 21,01

    0,0026 16,32 16,32 18,65 20,48 22,32 21,01

    0,0010 16,32 16,32 18,65 20,48 22,32 21,01

    Tabel 4.5 Distribusi butiran Sedimen Kajangan dan Cepu

    Diameter

    butiran(mm)

    persen lolos (%)

    K-1/6Q K-3/6Q K-5/6Q C-1/6Q C-3/6Q C-5/6Q

    0,125 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,000,075 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

    0,0393 24,87 24,60 24,87 26,06 25,77 23,46

    0,0278 24,60 23,23 24,60 24,61 25,19 23,17

    0,0176 23,78 22,14 23,23 23,46 23,17 22,88

    0,0102 22,41 21,87 21,87 23,17 23,17 22,88

    0,0072 21,87 21,87 21,87 23,17 23,17 22,59

    0,0051 21,59 21,87 21,87 22,88 23,17 22,59

    0,0026 21,32 21,59 21,32 22,30 23,17 22,30

    0,0010 21,32 21,59 21,32 21,72 23,17 22,30

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    40/45

    26

    Dari pengujian gradasi tersebut, diperoleh nilai diameter butiran sedimen yang

    mewakili yang akan digunakan untuk proses perhitungan selanjutnya. Diameter

    butiran yang mewakili ditunjukkan padaTabel 4.6.

    Tabel 4.6 Diameter Butiran yang Mewakili Perhitungan

    Sampel D90 D84 D50

    S-1/6Q 0,0693 0,066 0,0504

    S-3/6Q 0,069 0,0657 0,0496

    S-5/6Q 0,0689 0,0656 0,0493

    J-1/6Q 0,0707 0,0683 0,0559

    J-3/6Q 0,0705 0,0679 0,0551

    J-5/6Q 0,0705 0,068 0,0552

    K-1/6Q 0,0709 0,0686 0,0568

    K-3/6Q 0,0709 0,0686 0,0568

    K-5/6Q 0,0709 0,0686 0,0568

    C-1/6Q 0,0718 0,0699 0,0602

    C-3/6Q 0,0718 0,0699 0,0603

    C-5/6Q 0,0719 0,0702 0,0609

    Dari perhitungan D50diperoleh diameter median butiran berkisar 0,04-0,06 mm,

    sehingga sedimen masuk dalam katagori Coarse Silt Berdasarkan Pada Skala

    KlasifikasiAmerican Geophysical Union (AGU) seperti padaTabel 2.2.

    4.3 ANALISIS ALIRAN SUNGAI

    Analisis Steady flow memerlukan beberapa paramater diantaranya geometri long

    profile dan cross sectiondari jembatan Serenan sampai jembatan Cepu serta cross

    section. Cross sectionyang diinputkan berjumlah 88 buah yang terdiri dari cross

    section Jembatan serenan yang berada pada STA 88, Jembatan Jurug pada STA

    82, jembatan Kajangan pada STA 40 dan jembatan Cepu pada STA 0. Koefisien

    manning diasumsikan 0,070. Debit yang digunakan adalah debit pengukuran

    aktual yaitu di jembatan Serenan sebesar 67,039 m3/s, di jembatan Jurug sebesar

    133,421 m3/s, di jembatan Kajangan sebesar 174,478 m3/s dan di jembatan Cepu

    sebesar 313,933 m3/s. Batas hulu menggunakan tinggi muka air yang telah

    diketahui dari data AWLR sebesar 1,61 m sedangkan pada batas hilir

    menggunakan critical depth. Profil memanjang dari ruas Bengawan Solo seperti

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    41/45

    27

    yang ditampilkan pada Gambar 4.1.Hasil analisis steady flowberupa parameter

    sungai yang akan digunakan dalam perhitungan angkutan sedimen ditampilkan

    padaTabel 4.7.

    Gambar 4.1Profil Memanjang Bengawan Solo

    Tabel 4.7 Parameter Sungai Hasil Analisis Debit Aktual

    STA SungaiSerenan

    (STA 88)

    Jurug

    (STA 82)

    Kajangan

    (STA 40)

    Cepu

    (STA 0)

    Debit (m3/s) 67,04 133,42 174,48 313,93

    El. Min. saluran (m) 84,15 77,4 48,84 16,29

    El. Muka air (m) 85,96 81,28 57,62 19,17

    El. Energi (m) 86,01 81,3 57,62 20,02

    E.G. Slope (m/m) 0,004105 0,000625 0,000034 0,03784

    Kecepatan (m/s) 1,01 0,65 0,27 4,11Luas basah (m2) 66,21 203,79 658,15 78,15

    Lebar permukaan (m) 56,73 80,63 114,68 47,38

    AngkaFroude 0,3 0,13 0,04 0,97

    4.4 ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN

    Berdasarkan persamaan 2.3 dengan variabel nilai debit pengukuran yang

    tercantum pada Tabel 4.1. Faktor k sebesar 0,0864 serta konsentrasi sedimen

    0 50000 100000 150000 200000 25000010

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    SERENAN-CEPU US met Plan: Plan 01 01/02/2013

    Main Channel Distance (m)

    Elevation(m)

    Legend

    EG PF 1

    WS PF 1

    Crit PF 1

    Ground

    Bengaw an Solo Serenan-Cepu

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    42/45

    28

    melayang (C) tercantum pada Tabel 4.2 didapatkan besaran angkutan sedimen

    melayang yang diperolehmelalui data observasi pada dapat dilihat padaTabel 4.8.

    Tabel 4.8 Angkutan Sedimen dari Data Observasi Lapangan

    No Nama SampelQs

    (ton/hari)

    Qs rerata

    (ton/hari)

    1. S-1/6Q 579,21

    1844,902. S-3/6Q 1737,64

    3. S-5/6Q 3217,86

    4. J-1/6Q 1099,39

    3995,525. J-3/6Q 3842,53

    6. J-5/6Q 7044,64

    7. K-1/6Q 1120,95

    3558,358. K-3/6Q 3675,129. K-5/6Q 5878,88

    10. C-1/6Q 2687,26

    10190,5511. C-3/6Q 13712,57

    12. C-5/6Q 14171,81

    Analisis angkutan sedimen secara analisis juga dihitung dengan menggunakan

    metode Ackers-White, Laursen-Copeland, Toffaleti, Engelund-Hansen, Meyer-

    Peter-Muller dan Yang.

    Parameter yang diperlukan dalam analisis angkutan sedimen adalah parameter

    hasil analisissteady flow, dan analisis butiran sedimen yang bervariasi pada setiap

    titik pengukuran. Angkutan sedimen dengan enam metode perhitungan angkutan

    sedimen dapat dilihat padaTabel 4.9.

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    43/45

    29

    Tabel 4.9 OutputAnalisis Angkutan Sedimen dengan HEC-RAS

    STA Metode TotalKelas 1,

    Clay

    Kelas 2,

    VFS

    Kelas 3,

    FS

    Kelas 4,

    MS

    Kelas 5,

    CS

    Kelas 6,

    VFA

    Serenan(88

    ) Ackers-White 1,7E+25 1,7E+25 1,2E+13 3,1E+08 143800

    Engelund-Hansen 2340000 1565000 71820 22360 26020 544200 110500Laursen (Copeland) 1,1E+09 1,1E+09 7018000 333300 62340 225600 9131

    Meyer-Peter Muller 1899 333,9 24,3 13,08 27,9 1089 411,1Toffaleti 561000 525600 12030 2056 1392 17640 2211

    Yang 8,7E+10 8,7E+10 1,3E+08 2391000 287000 1093000 69450

    Jurug(82)

    Ackers-White 1E+24 1E+24 4,3E+11 6,4E+07 50510Engelund-Hansen 503000 376600 4605 4945 1600 86330 28910

    Laursen (Copeland) 4,3E+08 4,3E+08 721400 117800 6092 56010 3527Meyer-Peter Muller 689 155,2 3,006 5,56 3,275 325,2 196,8

    Toffaleti 993700 958200 5845 3445 648,4 21200 4379

    Yang 4,5E+09 4,5E+09 2228000 178100 7441 90810 11430

    Kajangan

    (40)

    Ackers-White 1,7E+30 1,7E+30 4,8E+13 2546000 19570 170,4

    Engelund-Hansen 6306 4763 42,69 49,48 64,17 992,7 393,8

    Laursen (Copeland) 5798000 5789000 7032 1208 237,2 553,5 30,08

    Meyer-Peter Muller 36,89 11,79 0,1643 0,3159 0,6883 16,42 7,504Toffaleti 209300 202100 903,6 574,9 433,7 4064 1192

    Yang 1598000 1596000 921,1 126,2 33,62 185,7 36,69

    Cepu(0)

    Ackers-White 1,4E+26 1,4E+26 4,6E+15 3,1E+09Engelund-Hansen 1,9E+08 1,5E+08 1142000 447000 1012000 2,3E+07 1,5E+07

    Laursen (Copeland) 5,9E+11 5,9E+11 6,1E+08 3,6E+07 1,3E+07 5,3E+07 6328000

    Meyer-Peter Muller 22010 5003 59,65 40,48 169,1 7418 9319Toffaleti 2058000 2005000 7505 1612 2124 29870 12140

    Yang 1,1E+14 1,1E+14 1,7E+10 2,4E+08 3,4E+07 8,7E+07 1,1E+07

    Keterangan:

    VFS =Very Fine Silt

    FS = Fine Silt

    MS = Medium Silt

    CS = Coarse SiltVFA = Very Fine Sand

    4.5 PEMBAHASAN

    Output analisis angkutan sedimen terlihat bahwa hanya metode Ackers-White

    memberikan nilai kandungan yang sangat besar dan terjadi penyimpangan yang

    sangat jauh sehingga metode Ackers-White tidak bisa digunakan dalam

    perhitungan angkutan sedimen. Tabel 4.10 menunjukkan perbandingan hasil

    angkutan sedimen menggunakan metode yang hampir mendekati dengan data

    angkutan angkutan sedimen dengan cara pengukuran.

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    44/45

    30

    Tabel 4.10 Hasil Perbandingan Angkutan Sedimen Analisis dengan Pengukuran

    Lokasi

    pengukuran

    Angkutan Sedimen

    (ton/hari) Metode analisisRasio

    KesesuaianPengukuran Analisis

    Serenan 1844,90 1899 Meyer-PeterMuller

    0,97

    Jurug 3995,52 689 Meyer-Peter

    Muller

    5,80

    Kajangan 3558,35 6306 Engelund-Hansen 0,56

    Cepu 10190,55 22010 Meyer-Peter

    Muller

    0,46

    Rasio kesesuaian merupakan perbandingan angkutan sedimen hasil pengukuran

    dengan hasil perhitungan analisis. Hasil pengukuran angkutan sedimen pada

    Serenan hampir mendekati hasil analisis dengan metode Meyer Peter Muller

    dengan rasio kesesuaian 0,97. Pada daerah jurug, Metode Meyer Peter Muller

    dapat dipakai untuk menganalisis angkutan sedimen dengan rasio kesesuaian 5,80.

    Metode Engelund-Hansen mempunyai rasio kesesuaian terbesar dibandingkan

    dengan metode yang lain yaitu sebesar 0,56 jika digunakan untuk menganalisis

    transport sedimen pada daerah kajangan. Pengukuran daerah Cepu, angkutan

    sedimen yang diukur dengan metode Meyer Peter Muller memberikan rasio

    kesesuaian yang tebesar jika dibandingkan dengan metode yang lain sebesar 0,46.

    Hasil analisis angkutan sedimen banyak yang mendekati hasil perhitungan dengan

    metode Meyer-Peter Muller yang seharusnya metode ini digunakan untuk

    perhitungan angkutan sedimen bed load. Metode analisis pada berbagai ruas

    bengawan solo dapat digunakan namun perlu dikalibrasi terlebih dahulu.

  • 7/24/2019 Analisa angkutan sedimen Bengawan Solo

    45/45

    BAB 5

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KESIMPULAN

    1. Berdasarkan kondisi lapangan, karakteristik sedimen Bengawan solo

    merupakan sedimen coarse silt dengan angkutan sedimen sebesar 1844,90

    ton/hari dengan debit aktual 67,039 m3/s pada Serenan, 3995,52 ton/hari

    dengan debit aktual 133,421 m3/s pada Jurug, 3558,35 ton/hari dengan debit

    aktual sebesar 174,478 m3/s pada Kajangan, dan 10190,55 ton/hari dengan

    debit aktual 313,933 m3/s pada Cepu. Berat Jenis Sedimen rata-rata sebesar

    3,05.

    2.

    Metode Meyer-Peter Muller dapat dipakai untuk menghitung angkutan

    sedimen Pada Serenan, Jurug, dan Cepu. Pada kajangan, Metode engelund-

    hansen bisa digunakan.

    5.2 SARAN

    Saran-saran untuk penelitian selanjutnya antara lain:

    1. Perlu memperhitungkan sedimen dasar supaya mendapatkan diameter butiran

    yang lebih besar untuk perhitungan besarnya angkutan sedimen dasar.

    2. Pengukuran sedimen perlu dilakukan secara berkala, supaya dapat

    memberikan hasil analisis yang lebih akurat.