ANALISA ALIRAN DAYA

34
PERCOBAAN II I. JUDUL PERCOBAAN : ANALISA ALIRAN DAYA II. TUJUAN a. Untuk memeriksa tegangan-tegangan pada setiap bus yang ada didalam system yang dipelajari, biasanya variasi yang diperbolehkan adalah 5 % b. Memeriksa kapasitas semua peralatan yang ada dalam system apakah cukup besar untuk menyalurkan daya yang diinginkan. c. Untuk memperoleh kondisi mula-mula untuk studi lanjutan yaitu : studi hubung singkat, studi stabilitas transient dan studi rugi-rugi transmisi. d. Menganalisa pengaruh perubahan beban pada system yang telah ada terhadap system aliran beban/daya. III. PERALATAN Untuk mengoperasikan dan melaksanakan percobaan-percobaan dalam praktikum distribusi system tenaga sesuai dengan tujuan praktikum tersebut di atas maka peralatan yang dibutuhkan antara lain : a. Software program analisa sistem tenaga

Transcript of ANALISA ALIRAN DAYA

Page 1: ANALISA ALIRAN DAYA

PERCOBAAN II

I. JUDUL PERCOBAAN : ANALISA ALIRAN DAYA

II. TUJUAN

a. Untuk memeriksa tegangan-tegangan pada setiap bus yang ada didalam system

yang dipelajari, biasanya variasi yang diperbolehkan adalah 5 %

b. Memeriksa kapasitas semua peralatan yang ada dalam system apakah cukup besar

untuk menyalurkan daya yang diinginkan.

c. Untuk memperoleh kondisi mula-mula untuk studi lanjutan yaitu : studi hubung

singkat, studi stabilitas transient dan studi rugi-rugi transmisi.

d. Menganalisa pengaruh perubahan beban pada system yang telah ada terhadap

system aliran beban/daya.

III.PERALATAN

Untuk mengoperasikan dan melaksanakan percobaan-percobaan dalam praktikum

distribusi system tenaga sesuai dengan tujuan praktikum tersebut di atas maka

peralatan yang dibutuhkan antara lain :

a. Software program analisa sistem tenaga

b. Seperangkat PC yang kompetibel

IV. DASAR TEORI

Keadaan suatu sistem tenaga elektrik dapat diketahui bilamana tegangan pada

semua bus diketahui. Salah satu keadaan sistem tenaga elektrik yang paling sering

menjadi perhatian adalah aliran beban. Aliran beban pada cabang-cabang jaringan

dapat dihitung apabila tegangan pada bus diketahui. Masalah utama dalam studi

aliran beban adalah bagaimana menghitung tegangan pada masing-masing bus.

Page 2: ANALISA ALIRAN DAYA

Dari persamaan jaringan , bila I diketahui maka persamaan

dapat diselesaikan untuk menghitung vektor tegangan V. Namun demikian dalam

sistem tenaga elektrik, khususnya dalam penyelesaian aliran beban, biasanya

bukanlah injeksi arus yang diketahui, melainkan injeksi daya, oleh karena itu

penyelesaian hanya dapat dilakukan dengan cara iterasi, yakni secara bertahap

mencari tegangan bus yang akan menghasilkan injeksi daya yang sama dengan daya

yang ditentukan untuk masing-masing bus.

Dalam setiap bus, paling sedikit dua besaran yang harus diketahui, oleh

karena itu dalam penyelesaian dan pengaturan aliran beban dikenal tiga tipe bus,

yaitu:

1. BUS PQ

Lazim disebut dengan bus beban. Dalam bus ini besaran yang diketahui

adalah injeksi daya aktif P dan daya reaktif Q, sedangkan magnitude tegangan,

dan sudut tegangan, dihitung.

2. BUS PV

Bus PV atau bus pengendali atau sering pula disebut bus pembangkit,

disini injeksi daya aktif P dan magnitud tegangan diberikan, sedangkan sudut

tegangan dan daya reaktif Q dihitung.

3. BUS AYUN

Bus ayun atau bus penadah, disini magnitud tegangan dan sudut

tegangan diberikan, sedangkan injeksi daya aktif dan reaktif dihitung.

Konsep bus penadah dibutuhkan karena pada bus penadah inilah semua

susut daya pada jaringan ditimpakan. Konsep yang sama berlaku pula pada bus

PV, karena pada bus ini susut daya reaktif ditimpakan.

Meski semua bus yang ada pembangkit dapat dipilih menjadi bus

penadah, namun dalam penyelesaian aliran beban hanya diperlukan sebuah bus

penadah. Untuk memilih bus penadah, cukup diteliti bus mana saja yang masih

memiliki kapasitas cadangan pembangkitan yang cukup. Demikian pula halnya

Page 3: ANALISA ALIRAN DAYA

dengan bus pembangkit yang dikatagorikan sebagai bus PV, tidak semua bus

pembangkit harus dikatagorikan sebagai bus PV.

PENGGUNAAN PROGRAM UNTUK ALIRAN DAYA

Program ini menganalisa beban dengan menganalisa arus beban dengan

mengkalkulasi tegangan bus, factor daya cabang, sekarang, dan menggerakkan arus

sepanjang : seluruh system yang elektrik. Program memperkirakan ayunan,

pengaturan tegangan dan sumber tak diatur dengan berbagai kegunaan dan koneksi

generator. Program menangani kedua-duanya yang radial dan system loop. Metoda

berbeda disediakan untuk dipilih dari dalam rangkan mencapai efisiensi kalkulasi

yang terbaik. Latar belakang teoritis untuk beban [yang] berbeda mengalir kalkulasi

metoda adalah juga disajikan. Bagian toolbar arus beban menyajikan bagaimana

mungkin menjelaskan bagaimana mungkin menjalankan suatu kalkulasi arus beban,

membuka dan memandang suatu laporan keluaran, atau memilih pilihan tampilan.

Bagian Editor Studi Arus Beban menjelaskan bagaimana menciptakan suatu kasus

studi baru, parameter apa yang diperlukan untuk menetapkan suatu kasus studi, dan

bagaimana cara menetapkannya. Bagian pilihan tampilan menjelaskan pilihan apa

yang ada tersedia untuk mempertunjukkan beberapa penyetelan parameter system

dan keluaran menghasilkan pada one-line diagram, dan bagaimana cara

menetapkannya. Bagian metoda kalkulasi arus beban menunjukkan perumusan dari

metoda kalkulasi beban yang berbeda.

Perbandingan pemusatan pada tingkat beban, meningkatkan pemusatan

sederhana tentang parameter system dan bentuk wujud yang berbeda dan

beberapa ujung/persenan pada atas memilih suatu kalkulasi sesuai metoda adalah

juga ditemukan bagian ini. Data yang diperlukan untuk bagian kalkulasi untuk

bagian kalkulasi menguraikan data apa yang diperlukan untuk melaksanakan

kalkulasi arus beban dan dimana jika untuk masuknya. Akhirnya bagian laporan

Page 4: ANALISA ALIRAN DAYA

keluaran studi arus beban menggambarkan dan menjelaskan laporan keluaran dan

format tersebut.

PERSAMAAN PERFORMANCE JARINGAN

Persamaan kinerja jaringan sistem tenaga elektrik dengan kerangka acuan

bus dalam bentuk admitansi dinyatakan sebagai berikut:

(V.3-1)

Hubungan-hubungan daya aktif dan daya reaktif pada bus p dapat dituliskan

sebagai :

(V.3-2)

Atau

(V.3-3)

Persamaan arus dalam jaringan yang menghubungkan bus p dengan bus lain

(misal bus q) dapat dinyatakan dengan

(V.3-4)

Aliran daya aktif dan reaktif antara kedua bus menjadi

Atau

(V.3-5)

Dimana :

= admitansi jaringan (bedakan dengan admitansi bus)

= total admitansi pengisian tanah (line charging)

Page 5: ANALISA ALIRAN DAYA

DATA UNTUK STUDI ALIRAN BEBAN

Dalam penyelesaian masalah aliran beban kita dapat menggunakan bentuk

admitansi bus maupun impedansi bus. Dalam pembahasan ini kita hanya

memfokuskan penyelesaian aliran beban menggunakan matriks admitansi bus.

Data yang diperlukan dalam studi aliran beban dapat dikelompokkan menjadi dua

bagian yaitu : data bus dan data jaringan.

Data jaringan yang diperlukan mencakup nilai impedansi seri dari masing-

masing cabang jaringan dan admitansi shunt yang ada pada saluran transmisi.

Selain itu rating dan impedansi transformator, rating kapasitor shunt, dan setelan

sadapan Transformator juga diperlukan (bila ada).

Kondisi kerja dan data bus harus selalu ditentukan untuk setiap studi. Data

bus meliputi daya aktif dan reaktif pembangkitan maupun pembebanan, magnitud

tegangan dan sudut fasa, beserta keterangan lain yang diperlukan.

METODE PERHITUNGAN

Untuk menghitung aliran beban digunakan beberapa metode umum yang

sering digunakan untuk sebagai penyelesaian adalah metode Newton Raphson,

Metode Accelerasi Gauss-Seidel dan Metode Fast Decoupled.

Analisa ini menghitung tegangan bus serta aliran daya, arus, dan faktor

daya pada cabang rangkaian. Program ini memungkinkan sumber daya dengan

mode swing, tegangan teratur(regulated voltage), dan tegangan tak teratur.

Program ini bisa bekerja pada sistem radial dan cincin. Program menyediakan

tiga metode perhitungan yang bisa dipilih, yaitu Newton Raphson, Fast

decoupled, dan Accelerated Gauss-Seidel. Masing-masing memiliki karakteristik

konvergensi yang berbeda.

Metode Newton Raphson

Metode ini membuat dan menyelesaikan persamaan berikut secara

iterasi :

Page 6: ANALISA ALIRAN DAYA

= ………………………… (1)

dengan ΔP dan ΔQ adalah vektor selisih daya nyata dan daya reaktif

antara nilai yang ditetapkan dan nilai perhitungan. Δδ dan ΔV menunjukkan

vektor sudut fasa dan besar tegangan dalam bentuk incremental, dan J1

hingga J4 merupakan matrik Jacobian.

Metode ini memiliki karakteristik konvergensi kuadratis yang unik.

Bisanya dia memiliki konvergensi yang cepat dibanding metode lain.

Keuntungan lain adalah kriteria konvergensi diteteapkan untuk mendapatkan

konvergensi selisih daya nyata dan reaktif. Kriteria ini memungkinkan

pengguna menetapkan ketelitian yang diinginkan.

Metode ini sangat tergantung pada nilai awal tegangan bus. Pemilihan

yang teliti untuk nilai awal sangat dianjurkan. Sebelum metode ini dijalankan,

ETAP membuat sejumlah iterasi Gauss-Seidel untuk menetapkan kumpulan

nilai yang dijadikan nilai awal tegangan bus.

Metode Newton-Raphson direkomendasikan sebagai pilihan pertama.

Metode fast Decoupled

Metode ini diturunkan dari Newton-Raphson. Hal itu berdasar fakta

bahwa perubahan kecil pada besar tegangan bus tidak terlalu mempengaruhi

daya nyata dan perubahan kecil pada sudat fasa tegangan bus tidak terlalu

mempengaruhi daya reaktif. Oleh karena itu, persamaan aliran daya pada

Newton-Raphson bisa digantikan dua persamaan aliaran daya terpisah

(decoupled) yang diselesaikan secara iterasi, yaitu :

=

…………………………………… (2)

Page 7: ANALISA ALIRAN DAYA

Metode ini mengurangi kebutuhan memori hingga setengahnya bila

dibandingkan metode Newton-raphson, dan mengurangi waktu penyelesaian

karena matrik Jacobian bernilai konstan.

Metode Accelerated Gauss-Seidel

Dari persamaan tegangan nodal system ;

……………………………………… (3)

Metode ini menurunkan persamaan aliran daya berikut dan menyelesaikan

secara iteratif :

………………………… (4)

dengan ΔP dan ΔQ merupakan vektor daya nyata dan daya reaktif, ΔV

adalah vektor tegangan bus, serta Ybus adalah matrik admitansi sistem.

Metode ini memerlukan nilai awal tegangan bus yang lebih sedikit

dibandingkan metode newton-Raphson dan Fast Decoupled. Metode ini

memriksa toleransi besar tegangan bus antara dua iterasi berurutan untuk

mengendalikan ketelitian jawaban. Umumnya ketelitian besar tegangan di-set

pada 0,000001 pu.

V. PROSEDUR PERCOBAAN

Lakukan percobaan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Jalankan program

Page 8: ANALISA ALIRAN DAYA

2. Pilih file – New Project

3. Tulis nama Project anda dengan nama LF_(no kelompok anda)

4. Lalu akan tampil user information, klik – Ok

5. Buatlah One-Line Diagram seperti dibawah ini pada onne-line diagram edit

mode.

6. Aturlah properties masing-masing alat sesuai dengan data yang diberikan oleh

asisten.

7. Lakukan studi kasus load flow.

Simpan Load-Flow Report dari percobaan yang telah anda lakukan.

VI. DATA HASIL PERCOBAAN

Gambar Rangkaian :

Page 9: ANALISA ALIRAN DAYA

Gambar setelah percobaan :

Data hasil percobaan :

Page 10: ANALISA ALIRAN DAYA
Page 11: ANALISA ALIRAN DAYA
Page 12: ANALISA ALIRAN DAYA
Page 13: ANALISA ALIRAN DAYA
Page 14: ANALISA ALIRAN DAYA

VII. ANALISA PERCOBAAN

Pada praktikum analisa aliran daya ini, kita bisa melakukan analisa pada

daya keluaran, aliran daya pada masing-masing bus, dan rugi-rugi daya pada setiap

saluran. Dan pada praktikum ini kita dapat juga mengetahui bagaimana keadaan

suatu sistem tenaga listrik baik dari tegangan, beban, maupun daya pada masing-

masing generator. Karena daya kita ketahui, maka penyelesaian hanya dapat

dilakukan dengan cara iterasi, yakni secara bertahap mencari tegangan bus yang

akan menghasilkan injeksi daya. Dalam perhitungan analisa aliran daya ini

digunakan tiga iterasi. Sehingga, untuk hal ini kita harus mengetahui paling sedikit

dua besaran, misalnya : daya aktif (P) dan reaktif (Q) pada generator. Dimana

sering kita sebut PQ bus. Dan dari hasil perhitungan manual, didapat rugi-rugi daya

reaktif lebih besar dibandingkan rugi-rugi pada daya aktif.

Page 15: ANALISA ALIRAN DAYA

Untuk mempermudah menganalisa pada praktikum ini digunakan program

ETAP. Program ini didesain untuk melakukan perhitungan dan analisa sistem

tenaga listrik. Baik analisa aliran daya maupun hubung singkat. Namun hasil

perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan program ETAP jauh berbeda

bila kita bandingkan dengan hasil perhitungan secara manual. Terjadi selisih angka

yang cukup besar baik untuk perhitungan daya keluaran, aliran daya pada masing-

masing bus, ataupun rugi-rugi daya pada saluran. Hal ini, dapat dikarenakan tingkat

ketelitian dari praktikan yang masih rendah dalam melakukan perhitungan secara

manual. Dimana, praktikan hanya melakukan 3 iterasi dengan batas ketelitian

0,001. Pada praktikum analisa aliran daya ini,

VIII.JAWABAN TUGAS

Tugas Manual :

Page 16: ANALISA ALIRAN DAYA

Bus 1 = Slack Bus

Indeks Presisi = 0,001

= 1,5

Base = 100 MVA, 20 kV

Dengan Gauss Seidel tentukan:

1. Daya keluaran pada Generator 1

2. Daya keluaran pada masing-masing bus.

3. Rugi-rugi daya pada saluran Z1 dan Z2

Penyelesaian

Data kawat transmisi :

Kode Bus Impedansi Admitansi Shunt

p-q Zpq

1 2 0,4 + j 0,13 0

1 3 0,707 + j 0,707 0

2 3 0,5 + 0,j 866 0

Data pembangkitan beban dan tegangan bus permulaan

Kode P

Tegangan Generator Beban

KeteranganBus

Permulaan MW MVA Q MW MVA Q

1 1,05 + j 0,00 0 0 Slack Bus

2 1,00 + j 0,00 30 40 Load Bus

3 1,00 + j 0,00 0 0 40 30 Load Bus

Penyelesaian:

Matriks admitansi:

Y12 = = 2,37 < - 18o = 2,25 – j 0,73

Page 17: ANALISA ALIRAN DAYA

Y11 = Y12 + Y13 = 3,58 – j 1,05

Y22 = Y23 + Y21 = 2,75 – j 1,596

Y33 = Y31 + Y32 = 1,83 – j 1,186

Y12 = Y21 = - Y12 = - 2,25 + j 0,73

Y13 = Y31 = - Y13 = - 1,33 + j 0,32

Y23 = Y32 = - Y23 = - 0, 5 + j 0,866

[Y] =

Perhitungan KLP:

KLP =

Untuk p = 2

KL2 = = =

= 0,16<156o

= -0,147 + j0,06

Untuk p = 3

KL3 = = =

= 0,23<176,03o

= -0,23 + j0,016

Perhitungan YLPQ :

YLPQ = YPQ – LP =

YL12 = = = 0,63 < 178,3o = - 0,63+j0,02

YL13 = = = 0,37 < 182,8o = - 0,37-j0,018

Page 18: ANALISA ALIRAN DAYA

YL21 = = = 0,74 < 192o= - 0,72-j0,15

YL21 = = = 0,314 < 152o= - 0,27+j0,157

YL31 = = = 0,63 < 199,5o= - 0,6-j0,2

YL32 = = = 0,46 < 153o= - 0,6+j0,2

Perhitungan Itersi Gauss-Seidel :

1. Iterasi 1 ; K = 0

E1 = 1,05+j0,00 (slack bus)

E21 = - YL21. E1

1 – YL23. E3o

= - (-0,72-j0,15) (1,05) – (-0,27+j0,157) (1,00)

= - 0,147 + j0,06 + 0,756 + j0,1575 + 0,27 – j0,157

= 0,879+j0,0605

E21 = 0,88 < 3,94o

E21 = E2

1 – E2o

= (0,879+j0,06) – (1,0+j0,0)

= - 0,121+j0,06

= 0,135 < 153,6o > 0,001

E21(acc) = E2

o + ( E21)

= (1,0+j0,0) + 1,5 (-0,121+j0,06)

= 0,818+j0,09

E31 = - YL31. E1

1 – YL32. E21

Page 19: ANALISA ALIRAN DAYA

= - (-0,6-j0,2) (1,05) – (-0,4+j0,2)(0,818+j0,09)

= - 0,23 + j0,016 + 0,63 + j0,21 –(- 0,327 – j0,128-0,018)

= 0,745+j0,098

E31 = 0,82 < 6,28o

E31 = E3

1 – E0

= (0,745+j0,098) – (1,0+j0,0)

= - 0,26+j0,098

= 0,27 < 159 > 0,001

E31(acc) = E3

o + ( E31)

= (1,0+j0,0) + 1,5 (-0,26+j0,098)

= 0,61+j0,147

= 0,43 < 19,72o

2. Iterasi 2 ; K = 1

E22 = - YL21. E1

1 – YL23. E31

= -(-0,72-j0,15)(1,05)–(-0,27+j0,157)(0,61+0,147)

= - 0,17 + j0,09 + 0,756 +j0,1575 –(-0,1647–j0,0397+j0,0960,023)

= 0,774+j0,549

E22 = 0,88 < 3,94o

E21 = E2

2 – E21

= (0,774+j0,549) – (0,818+j0,09)

= - 0,044 - j0,459

= 0,46 < - 95,48o > 0,001

E22(acc) = E2

1 + ( E22)

= (0,774+j0,549) + 1,5 (-0,044+j0,456)

= 0,708+j1,233

Page 20: ANALISA ALIRAN DAYA

E32 = - YL31. E1

1 – YL32. E22

= - (-0,6-j0,2) (1,05) – (-0,4+j0,2) (0,708+j1,233)

= - 0,35 + j0,11-(-0,63 - j0,21) – (- 0,31 – j 0,219+j0,155 – 0,1098)

E32 = 0,69+j0,353

E32 = E3

2 – E0

= (0,69 + j0,35) - (0,61+j1,147)

= 0,08+j0,203

= 0,27 < 159 > 0,001

E32(acc) = E3

2 + ( E32)

= (0,69+j0,35) - (0,08+j0,203) (1,5)

= 0,57+j0,045

3. Iterasi 3 ; K = 2

E23 = - YL21. E1

1 – YL23. E32

= -(-0,72-j0,15)(1,05)–(-0,27+j0,157) (0,57+0,045)

=-0,013 + j0,109–(- 0,756-j0,1575)–(-0,154–j0,012+j0,096-0,007)

= 0,904+j0,1815

E23 = 0,88 < 3,94o

E23 = E2

3 – E22

= (0,904+j0,1815) – (0,708+j1,233)

= 0,196 – j1,0515

E23(acc) = E2

2 + ( E23)

= (0,708+j1,233) + 1,5 (-0,196+j1,0515)

= 1,002+j0,34

Page 21: ANALISA ALIRAN DAYA

E33 = - YL31. E1

1 – YL32. E22

= - (-0,6-j0,2) (1,05) – (-0,4+j0,2) (1,002+j0,34)

= - 0,25 + j0,125 - (-0,63 - j0,21) – (- 0,4 – j 0,136+j0,2 – 0,068)

E33 = 0,69+j0,353

E33 = E3

3 – E32

= (0,712 + j0,001) - (0,57+j0,045)

= 0,142+j0,046

= 0,149 < - 17,9 > 0,001

E33(acc) = E3

2 + ( E32)

= (0,57+j0,045) - (0,142 - j0,046) (1,5)

= 0,783 - j0,024

E1 = 1,05+j0,0 = 1,05 < 0o

E2 = 1,002 - j0,34 < 1,06o < - 18,7o

E3 = 0,783 - j0,024 < 0,78o < - 17,56o

Daya pada bus 1 - 2

P12 – jQ12 = E1* (E1 – E2). Y12

= (1,05 - j0,0) (1,05+j0,0 – 1,002+j0,34) ( 2,25 – j0,73)

= (1,05 – j 0,0) (0,498+j0,34) (2,25 – j0,73)

= 1,453+j0,4167

P12 = 145,3 MW

Q12 = 41,67 MVAR

Daya pada bus 1 - 2

P21 – jQ21 = E2* (E2 – E1). Y21

= (1,002 - j0,34) (1,002 - j0,3 – 1,05 - j0,0) ( 2,25 – j0,73)

= (1,002 - j0,34) (-0,048 - j0,3) ( 2,25 – j0,73)

= - 0,11 - j0,755

Page 22: ANALISA ALIRAN DAYA

P21 = - 11 MW

Q21 = - 75,5 MVAR

Rugi-rugi

P = P12 + P21

= 145,3 MW + (- 11 MW)

= 134,3 MW

Q = Q12 + Q21

= 41,67 MVAR + (- 75,5 MVAR)

= - 33,83 MW

Tugas modul :

1. Diketahui : Sistem dengan 3 bus seperti gambar dibawah ;

, dan

Ditanya : Matriks admitansi ?

Jawab :

Page 23: ANALISA ALIRAN DAYA

Maka Matriks Admitansi nya adalah :

2). Diketahui :

Sebuah system dengan 3 bus, memiliki 2 buah generator dan satu beban

serta impedansi masing-masing saluran seperti gambar diatas.

Ditanya :

δ2, δ3, V2, PG1, QG1, QG2, QG3, dan aliran kawat ?

Jawab :

Page 24: ANALISA ALIRAN DAYA

Maka matriks admitansi nya adalah :

3). Data-data komponen yang diperlukan untuk studi aliran daya :

Data-data yang diperlukan pada komponen power grid, yaitu :

Operating mode (swing, voltage control atau Mvar control)

Nominal kV

% V dan sudut dari swing mode

% V, Beban (MW) dan Mvar limits (Qmax & Qmin) untuk tegangan

control saat beroperasi

Beban MW & Mvar untuk Mvar control mode.

Data-data yang diperlukan pada komponen Motor induksi, yaitu :

Rated kW/hp & kV

Power factors & efisiensi saat beban 100%, 75% dan 50 %

Page 25: ANALISA ALIRAN DAYA

ID kategori beban & % beban

Data kabel

Data-data yang diperlukan pada komponen beban statis, yaitu :

ID beban statis

Rated kVA/MVA 7 kV

Power factors

ID kategori beban & % beban

Data kabel

Data-data yang diperlukan pada cabang dari transformer, yaitu :

Cabang Z, R, X atau nilai X/R & unit, toleransi & temperature jika

diperlukan.

Kabel & saluran transmisi, jarak & unit

Rasio trafo (kV) & kVA/MVA, tap, & setting LTU

Impedance base kV & base kVA/MVA

Rasio X/R untuk trafo 25 kVA berdasarkan ANSI, yaitu ;

Pada rating 5 < kVA ≤ 25,

# Untuk group 1, trafo dengan tegangan ≤ 8,32 kV maka rasio X/R nya

adalah 1,13

# Untuk group 2, trafo dengan tegangan 8,32 < kV ≤ 12,47 maka rasio X/R

nya adalah 1,00

IX. KESIMPULAN

Pada perhitungan aliran daya yang sangat berpengaruh adalah tegangan dan

beban pada masing-masing bus, serta daya pada generator.

Page 26: ANALISA ALIRAN DAYA

Semakin besar beban, semakin besar pula daya yang dialirkan ke beban

tersebut.

Rugi-rugi daya reaktif lebih besar dibandingkan rugi-rugi pada daya aktif.

Daya akan mengalir ke masing-masing bus dan akan diteruskan ke beban

X. DAFTAR PUSTAKA

a. Ir. A. Hamdadi, MS. Analisa Sistem Tenaga. Jurusan Teknik Elektro. 2002.

b. Ir. Hendra Marta Yudha. Proteksi Sistem Tenaga. Jurusan Teknik Elektro.

2000.

c. Modul Praktikum Distribusi Sistem Tenaga. Jurusan Teknik Elektro.

Universitas Sriwijaya. 2006.