Analisa Air Minum Isi Ulang

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang dibutuhkan untuk hajat hidup masyarakat, bahkan oleh semua mahluk hidup. Masalah utama yang dihadapi mengenai sumber daya alam ini meliputi kualitas dan kuantitas yang tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sungai- sungai besar yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai limbah, mulai dari buangan sampah organic rumah tangga sampai limbah beracun dari industri. Banyaknya pencemaran di sungai membuat masyarakat menggunakan sumber air lain seperti air tanah. Air tanah sebagai sumber air minum dapat tercemar oleh limbah yang berasal dari aktivitas masyarakat. Air minum dalam kemasan (AMDK) dijadikan alternatif untuk dikonsumsi, namun harga AMDK dari berbagai merek yang terus meningkat membuat konsumen mencari alternatif baru yang murah. Harga yang murah mengakibatkan masyarakat beralih pada air minum isi ulang untuk dikonsumsi. Permintaan konsumen yang terus meningkat menyebabkan depo-depo air minum isi ulang bermunculan. Terbukanya peluang pasar air minum isi ulang membuat banyak pelaku bisnis tergiur menangguk keuntungan di bisnis ini. Perusahaan air minum yang menjual produknya tanpa kemasan, konsumen datang ke depot dengan membawa botol kemasan bekas dari merek apa saja, untuk diisi ulang. Jenis usaha ini sangat menguntungkan. Karena banyak menghapuskan ongkos yang semestinya, mencakup 75-85% dari seluruh biaya produksi [1]. Ditinjau di segi harga AMIU di depot-depot harganya bisa sepertiga lebih murah bahkan lebih dibanding produk AMDK yang bermerek sehingga banyak konsumen beralih pada AMIU ini. Meski lebih murah, tidak semua depo air minum isi ulang terjamin keamanan produknya, hal ini terjadi karena lemahnya pengawasan dari dinas terkait. Pengawasan yang kurang terhadap depo air minum isi ulang tersebut mengakibatkan proses produksi

description

analisis air

Transcript of Analisa Air Minum Isi Ulang

Page 1: Analisa Air Minum Isi Ulang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang dibutuhkan untuk hajat hidup masyarakat, bahkan oleh semua mahluk hidup. Masalah utama yang dihadapi mengenai sumber daya alam ini meliputi kualitas dan kuantitas yang tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sungai-sungai besar yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai limbah, mulai dari buangan sampah organic rumah tangga sampai limbah beracun dari industri. Banyaknya pencemaran di sungai membuat masyarakat menggunakan sumber air lain seperti air tanah. Air tanah sebagai sumber air minum dapat tercemar oleh limbah yang berasal dari aktivitas masyarakat.

Air minum dalam kemasan (AMDK) dijadikan alternatif untuk dikonsumsi, namun harga AMDK dari berbagai merek yang terus meningkat membuat konsumen mencari alternatif baru yang murah. Harga yang murah mengakibatkan masyarakat beralih pada air minum isi ulang untuk dikonsumsi. Permintaan konsumen yang terus meningkat menyebabkan depo-depo air minum isi ulang bermunculan.

Terbukanya peluang pasar air minum isi ulang membuat banyak pelaku bisnis tergiur menangguk keuntungan di bisnis ini. Perusahaan air minum yang menjual produknya tanpa kemasan, konsumen datang ke depot dengan membawa botol kemasan bekas dari merek apa saja, untuk diisi ulang. Jenis usaha ini sangat menguntungkan. Karena banyak menghapuskan ongkos yang semestinya, mencakup 75-85% dari seluruh biaya produksi [1]. Ditinjau di segi harga AMIU di depot-depot harganya bisa sepertiga lebih murah bahkan lebih dibanding produk AMDK yang bermerek sehingga banyak konsumen beralih pada AMIU ini.

Meski lebih murah, tidak semua depo air minum isi ulang terjamin keamanan produknya, hal ini terjadi karena lemahnya pengawasan dari dinas terkait. Pengawasan yang kurang terhadap depo air minum isi ulang tersebut mengakibatkan proses produksi tidak terawasi dengan baik. Hal ini memungkinkan mutu air minum isi ulang yang dihasilkan tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.

AMDK yang diproduksi oleh industri besar telah mendapat izin dari instansi terkait, sehingga dengan demikian telah melalui pengujian kualitas sebelum diedarkan. Untuk depot AMIU, pembinaan, pengawasan dan peredarannya belum dilakukan sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu patut diduga AMIU kualitas airnya apakah memenuhi standar yang ditetapkan KEPMENKES RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002.

Kota malang memiliki depo air minum isi ulang yang sangat banyak. Menjamurnya depo-depo ini diakibatkan oleh meningkatnya permintaan dari konsumen. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian tentang mutu air minum isi ulang di Kota Malang. Pada makalah analisa air minum isi ulang ini kami melakukan penelitian di daerah kabupaten malang selatan.

Page 2: Analisa Air Minum Isi Ulang

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana analisa air minum isi ulang (AMIU) di daerah …… terhadap beberapa

parameter fisik yaitu bau, warna, suhu, TDS, kekeruhan dan parameter kimia antara lain PH, besi terlarut, kesadahan, Zn dan Nitrit.

2. Bagaimana kulitas air minum isi ulang (AMIU) di daerah … berdasarkan peraturan pemerintah KEPMENKES RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002.

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui metode analisa air minum isi ulang (AMIU) di daerah …… terhadap

beberapa parameter fisik dan parameter2. Untuk mengetahui kulitas air minum isi ulang (AMIU) di daerah … berdasarkan

peraturan pemerintah KEPMENKES RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002.1.4 Manfaat

Setelah melakukan analisa air minum isi ulang (AMIU) terhadap beberapa parameter diharapkan mahasiswa memahami metode analisa, metode sampling serta mengetahui kualitas air minum isi ulang di daerah …..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Minum Isi Ulang

(kualitas sbg air minum + pp)

2.2 Sampling

(bagaimana melakukan sampling secara umum)

2.3 Prinsip Analisa

2.3.1 Parameter Fisik

2.3.1.1 Kekeruhan

Pada prinsipnya uji kekeruhan ini menggunakan metode turbidimetri. Pada metode ini sumber cahaya yang dilewatkan pada sampel dan intensitas cahaya yang dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab kekeruhan diukur dengan menggunakan suspense polimer formazin sebagai larutan standar.

Turbidimetri adalah pengujian kekeruhan sampel biasanya berbentuk cairan, parameternya adalah kekeruhan. Alat yang digunakan memiliki sifat optic akibat disperse sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya datang. Turbidimetri meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan (Satrohamidjojo,2006). Prinsip

Page 3: Analisa Air Minum Isi Ulang

pengukuran yang digunakan yaitu metode hamburan cahaya, alat akan memancarkan cahaya menuju permukaan cairan pada sampel. Cahaya tersebut akan diserap, diteruskan, dipantulkan atau menembus media. Cahaya yang diserap atau menembus media akan dikur dan ditransfer dalam bentuk angka yang merupakan tingkat kekeruhan (Mathias, 2005).

2.3.1.2 Zn

BAB III METODE ANALISA

3.1 Sampling

3.1.1 Lokasi dan Waktu Sampling

Teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil sampling dalam waktu yang

berbeda. Waktu pengambilan adalah Senin, 2 Maret 2015; Selasa, 3 Maret 2015; Rabu, 4 Maret

2015. Lokasi pengambilan sampel yaitu di daerah …

3.1.2 Sampling

Digunakan alat berupa botol air berbahan polietilen dan cool box. Sedangkan bahan yang

diperlukan adalah akuades dan air sampel.

Prosedur pengambilan sampel atau sampling yaitu mula-mula menyiapkan boto sampel

jenis polietilen, lalu botol sampel dicuci dengan akuades dan dibilas kembali dengan sampel,

kemudian sampel dimasukkan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis. Pengambilan

sampel untuk parameter pengujian di laboratorium dilakukan pengawetan dalam cool box, pada

suhu 2-4° C.

3.2 Treatment Sampel

(table)

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Parameter Fisik

3.3.1.1 Kekeruhan (operator : Feni Andriani)

Page 4: Analisa Air Minum Isi Ulang

Alat dan Bahan

Peralatan yang dibutuhkan adalah satu set alat Turbidimeter, kuvet, tissue, beaker glass,

pipet tetes. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan sampel air minum isi ulang dan aquades.

Cara Kerja

Pertama, alat turbidimetri dihidupkan dengan menekan switch on dibelakang alat dan

didiamkan selama 10 menit. Selanjutkan suspense polimer formazin di masukkan ke dalam

tempat pengukuran sampel pada turbidimeter sebagai larutan standar. Kemudian tekan tombol 2

NTU pada alat lalu putar skrip yang terletak disamping alat hingga menunjukan angka nol pada

range 0-2 NTU. Selanjutnya dilakukan analisa sampel, sampel dimasukkan ke dalam kuvet

hingga tanda batas dan usahakan tidak ada sama sekali gelembung udara maupun kandungan

udara di dalam botol agar tidak merusak kandungan zat yang ada di sampel tersebut kemudian

ditutup rapat, lalu dinding kuvet dibersihkan dengan tissue sampai kering dan bersih. Kuvet

dimasukkan ke dalam tempat pengukuran sampel kemudian ditutup. Dan dicatat angka yang

tertera pada layar setelah angka konstan.

3.4 Analisa Data

3.4.1 Parameter Fisik

3.4.1.1 Kekeruhan

Sampel Range (NTU) Kekeruhan (NTU)

Rata-rata Standar Deviasi

I 0-2 0,090.06333 0.030551II 0-2 0,07

III 0-2 0,03

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Analisa

Parameter Sampel Rata-rata ± Standar Deviasi

Standar SNII II III

Kekeruhan (NTU)

0,09 0,07 0,03 0,063±0,0305 5 NTU

4.2 Pembahasan

Page 5: Analisa Air Minum Isi Ulang

Hasil analisa kekeruhan dari sampel air minum isi ulang di daerah … antara 0,03 sampai 0,09 NTU. Hasil tersebut menunjukkan air minum isi ulang di daerah… memiliki kekeruhan yang masih dalam batas normal (standar SNI maksimal 5 NTU), hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja dari media filter masih dalam keadaan baik sehingga zat-zat tersuspensi dalam air yang dapat mempengaruhi kekeruhan dapat tersaring dengan baik. Pada dasarnya kekeruhan air disebabkan adanya zat padat yang tersuspensi baik organik maupun anorganik. Banyaknya zat padat tersuspensi ini akan mendukung perkembangbiakan mikroba. Dalam air yang keruh akan sulit dilakukan desinfeksi karena mikroba akan terlindungi oleh zat tersuspensi [Slamet, 1996].

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Memenuhi atau tidak dengan permen

Daftar Pustaka

[1] Suhardi.1991. Petunjuk Laboratorium Analisa Air dan Penanganan Limbah. Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

[] Slamet, J.S. 1996. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Lampiran