anak

4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kegawatan neonatus yang mungkin dihadapi di kamar bersalin dapat meliputi gangguan pada sistem napas atau kelainan sirkulasi kardiovaskular. Kedua gangguan tersebut dapat diperlihatkan gambaran klinis yang ringan seperti takikardia, bradikardia, ataupun gejala berat seperti apneu, sianosis dan henti jantung. Gangguan ini timbul tidak hanya akibat langsung hipoksia / iskemia janin, tetapi mungkin pula disebabkan kelainan kongenital yang terdapat pada bayi. Pada bayi dengan hipoksia dan iskemia, gangguan utama yang mungkin terjadi adalah asfiksia neonatus yang berakibat terjadinya perubahan homeostasis sehingga bayi memerlukan resusitasi aktif. Pada keadaan ini kelainan tidak hanya terbatas pada sistem napas tetapi dapat pula menimbulkan gangguan fungsi kardiovaskular, kelainan pada susunan saraf pusat, perubahan funsi ginjal, ataupun kelainan gastrointestinal. Hal ini selanjutnya akan dibahas lebih terinci. Gangguan fungsi napas bayi dapat pula terlihat pada penderita kelainan bawaan. Atresia koana, aplasia / hipoplasia paru, hernia diafragma adalah

description

pendahuluan

Transcript of anak

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangMasalah kegawatan neonatus yang mungkin dihadapi di kamar bersalin dapat meliputi gangguan pada sistem napas atau kelainan sirkulasi kardiovaskular. Kedua gangguan tersebut dapat diperlihatkan gambaran klinis yang ringan seperti takikardia, bradikardia, ataupun gejala berat seperti apneu, sianosis dan henti jantung. Gangguan ini timbul tidak hanya akibat langsung hipoksia / iskemia janin, tetapi mungkin pula disebabkan kelainan kongenital yang terdapat pada bayi. Pada bayi dengan hipoksia dan iskemia, gangguan utama yang mungkin terjadi adalah asfiksia neonatus yang berakibat terjadinya perubahan homeostasis sehingga bayi memerlukan resusitasi aktif. Pada keadaan ini kelainan tidak hanya terbatas pada sistem napas tetapi dapat pula menimbulkan gangguan fungsi kardiovaskular, kelainan pada susunan saraf pusat, perubahan funsi ginjal, ataupun kelainan gastrointestinal. Hal ini selanjutnya akan dibahas lebih terinci.Gangguan fungsi napas bayi dapat pula terlihat pada penderita kelainan bawaan. Atresia koana, aplasia / hipoplasia paru, hernia diafragma adalah beberapa keadaan yang dapat menimbulkan gangguan napas saat bayi di kamar bersalin. Pada keadaan tersebut paru bayi tidak dapat mengembang sempurna karena masuknya udara ke dalam paru terganggu atau karena adanya hambatan pengembangan paru itu sendiri.Keadaan kegawatan yang disebabkan gangguan kardiovaskular terutama ditemukan berupa renjatan neonatus. Keadaan ini dapat timbul pada perdarahan selama kehamilan/persalinan (transfusi feto-fetal/feto-maternal, perdarahan karena kelainan atau robekan plasenta). Renjatan dapat pula terlihat pada penderita anemia hemolitik yang berat seperti pada inkompabilitas darah Rh.

Dalam skenario kali ini, mahasiswa diberikan skenario sebagai berikut:Wah. . . gawat!Rini, seorang dokter muda diminta membantu di ruang operasi. Di sana ada seorang ibu 27 tahun dengan umur kehamilan 40 minggu yang sedang menjalani sectio caessaria. Sectio caessaria itu dilakukan atas indikasi detak jantung janin melemah. Setelah lahir, bayi tersebut tidak menangis, apneu, dan berwarna kebiruan. Dokter segera membawa bayi ke meja resisutasi dan bayi dikeringkan, distimulasi, diberi ventilasi tekanan positif, pijat jantung, dan injeksi epinefrin. Setelah resisutasi didapatkan APGAR skor 6 pada menit ke-10, kemudian bayi segera dipindahkan ke ruang NICU untuk perawatan lebih lanjut.B. Rumusan Masalah1. Apa indikasi dilakukannya section caesaria?2. Bagaimana cara resusitasi neonatus dan apa saja indikasinya?3. Adakah hubungan antara dilakukannya section caesaria dengan keadaan bayi pada skenario?4. Apa indikasi dan bagaimana cara pemberian ventilasi tekanan positif, pijat jantung, dan injeksi epinefrin?5. Bagaimanakah interpretasi keadaan bayi?6. Apa indikasi perawatan bayi di NICU (Neonatal Intensive Care Unit)?C. Tujuan1. Mengetahui indikasi dilakukannya section caesaria2. Mengetahui cara resusitasi neonatus dan indikasinya3. Mengetahui hubungan antara dilakukannya section caesaria dengan keadaan bayi pada skenario4. Mengetahui indikasi dan cara pemberian ventilasi tekanan positif, pijat jantung, dan injeksi epinefrin5. Menegatahui interpretasi keadaan bayi6. Mengetahui indikasi perawatan bayi di NICU (Neonatal Intensive Care Unit)D. ManfaatMahasiswa dapat mengetahui dan memahami dasar teori meliputi fisiologi, patologi, dan patofisiologi mengenai kegawatdaruratan pada neonatus sehingga dapat menegakkan diagnosis dan memberikan penanganan yang tepat pada pasien