an Struktur Gedung 5 Lantai
Transcript of an Struktur Gedung 5 Lantai
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG 5 (LIMA) LANTAI
DEKRANASDA DINAS PERINDUSTRIAN DAN
PERDAGANGAN PROPINSI
JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 04 Semarang
Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir Program Diploma III Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
Disusun oleh :
Nama : Karjono
Nim : 5150303020
Program Studi : D3 Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Tugas Akhir dengan Judul Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima)
Lantai Dekranasda Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah
ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing, Penguji,
K. Satrijo Utomo, S.T., M.T. Untoro Nugroho, S.T., M.T. NIP. 132238497 NIP. 132158473
Ketua Jurusan, Ketua Program Studi,
Drs. Lashari, M.T. Drs. Tugino, M.T. NIP. 131471402 NIP. 131763887
Mengetahui:
Dekan Fakultas Teknik
Prof. Dr. Soesanto NIP. 130875753
KATA PENGANTAR
Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma III Teknik Sipil Universitas Negeri
Semarang.
Selama proses penyusunan ini, penulis menyadari banyak sekali hambatan
yang dihadapi, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang
berkompeten, akhirnya Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Soesanto Sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang;
2. Bapak Drs. Lashari, M.T. Sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang;
3. Bapak Karuniadi Satrijo Utomo, S.T., M.T. Selaku pembimbing selama
penyusunan Proyek Akhir ini;
4. Bapak dan ibu yang telah memberikan dorongan serta bimbingan
sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan; dan
5. Rekan – rekan yang turut membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan dan banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan pengetahuan dan
pengalaman kami yang belum mencukupi serta terbatasnya waktu, sehingga tidak
semua hal yang dapat penyusun laporkan dengan baik. Oleh kerena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik kearah perbaikan agar laporan Proyek
Akhir ini menjadi sempurna.
Akhir kata semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Semarang, Agustus 2006
Penulis
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kehidupan mengalami empat tahap yaitu hidup, tumbuh,
berkembang, mati (Jhon)
Kemalasan adalah kebiasaan beristirahat sebelum orang benar-
benar merasa lelah (Jules Benard)
Kesempatan hanya datang sekali dalam kehidupan, jangan sia-
siakan itu (Jhon FK)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kepada :
Ayah dan Ibuku yang selalu mendo’akan aku
Adikku yang ngasih semangat buat aku
Keluargaku yang mendorong aku untuk selalu
maju
Sahabat-sahabatku yang senantiasa membantu
aku dalam suka dan duka
Teman-teman D3_vil ‘03
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………... iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………….…... vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Nama Proyek………………………………………………………….. 1
1.2 Latar Belakang………………………………………………………… 1
1.3 Lokasi Proyek…………………………………………………………. 2
1.4 Maksud dan Tujuan Proyek …………………………………………... 3
1.5 Ruang Lingkup Penulisan……………………………………………... 3
1.6 Metodologi…………………………………………………………….. 4
1.7 Sistematika Penulisan………………………………………………….. 5
BAB II PERENCANAAN
2.1 Uraian Umum…………………………………………………………. 7
2.2 Kriteria dan Azaz–azaz Perencanaan…………………………………. 7
2.3 Dasar – dasar Perencanaan……………………………………………. 11
2.4 Metode Perhitungan……………………………………………………14
2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana…………………………………….. 15
2.6 Dasar Perhitungan…………………………………………………….. 16
BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR
3.1 Perencanaan Stuktur Atap……………………….……………………. 17
3.1.1 Perhitungan struktur rangka atap…………………………… 17
3.1.2 Perhitungan Struktur Plat……………………………………... 44
3.2 Perencanaan Tangga………………………………………………….. 56
3.2.1 Data Teknis Tangga..…………………………………………. 58
3.2.2 Pembebanan dan Penulangan Pangga..……………….……… 59
3.2.3 Pembebanan dan Penulangan Bordes…………………………. 69
3.3 Perhitungan Struktur Akibat Gaya Gempa……………………..…….. 84
3.3.1 Berat Bangunan Total (Wt)…………………….…….……….. 85
3.3.2 Waktu Getar Bangunan (T)………………………….…….….. 89
3.3.3 Koefisien Gempa Dasar…………………………….….…...… 89
3.3.4 Faktor Keamanan I dan Faktor Jenis Struktur K........................ 89
3.3.5 Gaya Geser Horisontal Total Akibat Gempa ke Sepanjang
Tinggi Gedung........................................................................... 89
3.3.6 Distribusi Gaya Geser Horisontal Total Akibat Gempa
Kesepanjang Tinggi Gedung..…..……………………………. 90
3.4 Perencanaan Balok………………………………………..…………... 91
3.4.1 Balok Sloof …………………………………………………… 91
3.4.2 Balok Lantai ………………………………………………….. 95
3.4.3 Balok Ringbalk……………………………………………….. 98
3.5 Perencanaan Kolom ............................................................................ 102
3.5.1 Penulangan Kolom Lantai 1..................................................... 102
3.5.2 Penulangan Kolom Lantai 2..................................................... 106
3.5.3 Penulangan Kolom Lantai 3..................................................... 110
3.5.4 Penulangan Kolom Lantai 4..................................................... 115
3.5.5 Penulangan Kolom Lantai 5..................................................... 120
3.6 Perhitungan Pondasi..............................................................................125
3.6.1 Uraian Umum........................................................................... 125
3.6.2 Analisis Daya Dukung............................................................. 125
3.6.3 Perhitungan Pondasi................................................................. 126
BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
4.1 Syarat-syarat Umum............................................................................. 129
4.2 Syarat-syarat Administrasi................................................................... 151
4.3 Syarat-syarat Teknis Umum................................................................ 165
4.4 Syarat-syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan....................................... 167
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA
5.1 Perhitungan Volume Pekerjaan............................................................. 296
5.1.1 Pekerjaan Struktur dan Atap.................................................... 296
5.1.2 Pekerjaan Finishing Arsitektur................................................. 307
5.2 Rencana Anggaran Biaya......................................……........................ 342
5.3 Justifikasi Rencana Anggaran Biaya.....................……........................ 354
5.4 Time Schedule…………….....................................……...................... 356
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan……………………………………………………………. 357
6.2 Saran…………………………………………………………………… 358
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag
Gambar 2. Rangka Kuda-Kuda
Gambar 3. Denah Balok Lantai
Gambar 4. Skema Tangga Type K
Gambar 5. Denah Tangga
Gambar 6. Potongan Tangga
Gambar 7. Penulangan Balok Sloof
Gambar 8. Penulangan Balok Lantai 2, 3, 4, dan 5
Gambar 9. Penulangan Ringbalk
Gambar 10. Penulangan Kolom Lantai 1
Gambar 11. Penulangan Kolom Lantai 2
Gambar 12. Penulangan Kolom Lantai 3
Gambar 13. Penulangan Kolom Lantai 4
Gambar 14. Penulangan Kolom Lantai 5
Gambar 15. Detail Pondasi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Dimensi Balok
Tabel 2. Dimensi Kolom
Tabel 3. Syarat-syarat Lendutan Maksimum Berdasarkan (PBBI 1987)
Tabel 4. Gaya-gaya pada Kuda-kuda
Tabel 5. Asumsi Dimensi Balok
Tabel 6. Distribusi Gaya Geser Total Akibat Gempa
Tabel 7. Perhitungan Pondasi Tiang Pancang
Tabel 8. Pekerjaan Persiapan
Tabel 9. Pekerjaan Struktur dan Atap
Tabel 10. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 1
Tabel 11. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 2
Tabel 12. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 3
Tabel 13. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 4
Tabel 14. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 5
Tabel 15. Pekerjaan Sarana dan Fasilitas
Tabel 16. Justifikasi Rencana Anggaran Biaya
Tabel 17. Time Schedule
LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Tugas Akhir dengan Judul Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima)
Lantai Dekranasda Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah
ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Ketua Program Studi
K. Satrijo Utomo, S.T., M.T. Drs. Tugino, M.T.
NIP. 132238497 NIP. 131763887
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Drs. Lashari, M.T.
NIP. 131 471 402
DAFTAR LAMPIRAN
1. Gambar Grafik Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)
2. Input Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)
3. Output Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)
4. Gambar Grafik Portal (SAP 2000)
5. Input Portal (SAP 2000)
6. Output Portal (SAP 2000)
7. Uji Tarik dan Bengkok Baja
8. Laporan Hasil Penyelidikan Tanah
9. Gambar Bestek
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Nama Proyek
Nama proyek ini adalah Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima) Lantai
Dekranasda Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah
yang berlokasi di Jalan Pahlawan No.4 Semarang.
1.2 Latar belakang Proyek
Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa
Tengah ini dilatarbelakangi oleh Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan kepada Pemerintah Daerah Semarang merasa karena masih
banyaknya kekurangan sarana dan prasarana bila dibandingkan dengan
kepentingan Disperindag yang membutuhkan tempat atau sarana gedung
dengan kapasitas yang memadai. Pemilihan Proyek Pembangunan Gedung
Dekranasda sebagai Tugas Akhir dikarenakan struktur gedung yang
memiliki 5 (lima) lantai dan sebagai pertimbangan lain belum adanya Tugas
Akhir dari teman satu angkatan dengan struktur yang berlantai banyak.
Pembangunan gedung ini nantinya akan di gunakan untuk kegiatan
yang membutuhkan ruang luas. Pembangunan Gedung Dekranasda
mempunyai maksud dan tujuan antara lain :
1 . Meningkatkan sarana dan prasarana di Disperindag.
2 . Meningkatkan kenyamanan dan efektifitas kegiatan di Disperindag.
1
2
1.3 Lokasi Proyek
Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag
Propinsi Jawa Tengah ini terletak di Jl. Pahlawan No.4 Semarang.
Error! U
Keterangan :
A. Lapangan Pancasila
B. Biro Pusat Statistik (BPS)
C. DISPERINDAG (Lokasi Proyek)
D. Bundaran Air Mancur
E. Ramayana Dept. Store
Gambar 1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag
Propinsi Jawa Tengah
D
C
Jl. Pahlawan A
E B
Plaza Simpang Lima
3
1.4 Maksud dan Tujuan Proyek
Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah untuk menerapkan materi
perkuliahan yang telah diperoleh ke dalam bentuk penerapan secara utuh.
Penerapan materi perkuliahan yang telah diperoleh diaplikasikan dengan
merencanakan suatu bangunan gedung bertingkat banyak, minimal tiga
lantai. Dengan merencanakan suatu bangunan bertingkat ini diharapkan
mahasiswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang diaplikasikan dan
mampu merencanakan suatu struktur yang cukup kompleks.
1.5 Ruang Lingkup Penulisan
Dalam Penyusunan Proyek Akhir ini, Penulis hanya menentukan pada
permasalahan dari sudut pandang ilmu teknik sipil yaitu pada bidang
perencanaan struktur meliputi:
1. Perencanaan atap,
2. Perencanaan plat lantai,
3. Perencanaan tangga,
4. Perencanaan balok,
5. Perencanaan kolom,
6. Perencanaan pondasi,
7. Rencana kerja dan syarat - syarat (RKS), dan
8. Rencana anggaran biaya
4
1.6 Metodologi
Data yang akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan
Proyek Akhir ini dapat di kelompokkan dalam dua jenis yaitu:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang didapat melalui peninjauan dan
pengamatan langsung di lapangan terdari dari:
a. Lokasi Proyek : Jl. Pahlawan No.4 Semaramg
b. Topografi : Tanah datar
c. Elevasi bangunan :
o Lantai 1 : + 00,00 m
o Lantai 2 : + 04,73 m
o Lantai 3 : + 09,46 m
o Lantai 4 : + 14,19 m
o Lantai 5 : + 28,77 m
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam
proses pembuatan dan penyusunan laporan Proyek Akhir. Yang
termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara lain:
a. Literatur panjang
b. Grafik – grafik penunjang
c. Tabel – tabel penunjang
5
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah :
1) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui
peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan sejak
melaksanakan Kerja Praktek, yang telah dilaksanakan pada proyek
yang sama pada tanggal 1 September sampai dengan 1 November
2005.
2) Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk pengumpulan data sekunder dan
landasan teori dengan mengambil data literatur yang relevan
maupun standar yang diperlukan dalam perencanaan bangunan.
Pengumpulan dilakukan melalui perpustakaan atau pun instansi –
instansi pemerintah yang terkait.
1.7 Sistematika Penulisan
Proyek Akhir ini garis besarnya disusun dalam 6 (enam) bab yang
terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi nama proyek, latar belakang, lokasi proyek, maksud dan
tujuan, pembahasan masalah, dan sistematika penulisan.
6
BAB II : PERENCANAAN
Berisi uraian, kriteria, dan azas – azas perencanaan, dasar – dasar
perencanaan, metode perencanaan, dasar perhitungan, dan
klasifikasi pembebanan rencana.
BAB III : PERHITUNGAN STRUKTUR
Berisi perhitungan pembebanan, perencanaan atap, tulangan plat,
tulangan balok, tulangan kolom, tulangan tangga, dan pondasi
BAB IV : RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
Berisi tentang rencana kerja dan syarat – syarat (RKS), terdiri
dari syarat umum, syarat administrasi, dan syarat teknis.
BAB V : RENCANA ANGGARAN BIAYA
Berisi perhitungan volume pekerjaan, anggaran biaya,
rekapitulasi akhir rencana anggaran biaya serta time schedule
dalam kurva S.
BAB VI : PENUTUP
Berisi daftar pustaka dan lampiran.
7
BAB II
PERENCANAAN
2.1 Uraian Umum
Pada tahap perencanaan Struktur Gedung Dekranasda Disperindag
Propinsi Jateng ini perlu dilakukan study literatur untuk menghubungkan
satuan fungsional gedung dengan sistem struktur yang akan digunakan,
disamping untuk mengetahui dasar-dasar teorinya. Pada jenis gedung
tertentu, perencanaan sering kali diharuskan menggunakan suatu pola akibat
syarat- syarat fungsional maupun strukturnya. Hal ini merupakan salah satu
faktor yang menentukan, misal pada situasi yang mengharuskan bentang
ruang yang besar serta harus bebas kolom, sehingga akan menghasilkan
beban besar dan berdampak pada balok.
Study literatur dimaksudkan untuk dapat memperoleh hasil
perencanaan yang optimal dan aktual. Dalam bab ini akan dibahas konsep
pemilihan sistem struktur dan konsep perencanaan struktur bangunannya,
seperti denah, pembebanan struktur atas dan struktur bawah serta dasar-
dasar perhitungan.
2.2 Kriteria dan Azaz–azaz Perencanaan
8
Perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi
Jateng ini diharuskan memenuhi beberapa kriteria perencanaan, sehingga
konstruksi bangunan tersebut sesuai yang diharapkan, dan tidak terjadi
kesimpang- siuran dalam bentuk fisiknya.
Adapun kriteria-kriteria perencanaan tersebut adalah :
1. Harus memenuhi persyaratan teknis
Dalam setiap pembangunan harus memperhatikan persyaratan teknis
yaitu bangunan yang didirikan harus kuat untuk menerima beban yang
dipikulnya baik itu beban sendiri gedung maupun beban yang berasal dari
luar seperti beban hidup, beban angin dan beban gempa. Bila persyaratan
teknis tersebut tidak diperhitungkan maka akan membahayakan orang yang
berada di dalam bangunan dan juga bisa merusak bangunan itu sendiri. Jadi
dalam perencanaan harus berpedoman pada peraturan- peraturan yang
berlaku dan harus memenuhi persyaratan teknis yang ada.
2. Harus memenuhi persyaratan ekonomis
Dalam setiap pembangunan, persyaratan ekonomis juga harus
diperhitungkan agar tidak ada aktivitas-aktivitas yang mengakibatkan
membengkaknya biaya pembangunan sehingga akan menimbulkan kerugian
bagi pihak kontraktor. Persyaratan ekonomis ini bisa dicapai dengan adanya
penyusunan time schedule yang tepat, pemilihan bahan-bahan bangunan
yang digunakan dan pengaturan serta pengerahan tenaga kerja yang
profesional. Dengan pengaturan biaya dan waktu pekerjaan secara tepat
9
diharapkan bisa menghasilkan bangunan yang berkualitas tanpa
menimbulkan pemborosan.
3. Harus memenuhi persyaratan aspek fungsional
Hal ini berkaitan dengan penggunaan ruang. Biasanya hal tersebut
akan mempengaruhi penggunaan bentang elemen struktur yang digunakan.
4. Harus memenuhi persyaratan estetika
Agar bangunan terkesan menarik dan indah maka bangunan harus
direncanakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah estetika. Namun
persyaratan estetika ini harus dikoordinasikan dengan persyaratan teknis
yang ada untuk menghasilkan bangunan yang kuat, indah dan menarik. Jadi
dalam sebuah perencanaan bangunan harus diperhatikan pula segi artistik
bangunan tersebut.
5. Harus memenuhi persyaratan aspek lingkungan
Setiap proses pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan
karena hal ini sangat berpengaruh dalam kelancaran dan kelangsungan
bangunan baik dalam jangka pendek (waktu selama proses pembangunan)
maupun jangka panjang (pasca pembangunan). Persyaratan aspek
lingkungan ini dilakukan dengan mengadakan analisis terhadap dampak
lingkungan di sekitar bangunan tersebut berdiri. Diharapkan dengan
terpenuhinya aspek lingkungan ini dapat ditekan seminimal mungkin
dampak negatif dan kerugian bagi lingkungan dengan berdirinya Gedung
Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini.
10
6. Harus memenuhi aspek ketersediaan bahan di pasaran
Untuk memudahkan dalam mendapatkan bahan-bahan yang
dibutuhkan maka harus diperhatikan pula tentang aspek ketersediaan bahan
di pasaran. Dengan kata lain sedapat mungkin bahan-bahan yang
direncanakan akan dipakai dalam proyek tersebut ada dan lazim di pasaran
sehingga mudah didapat.
Selain kriteria-kriteria perencanaan juga harus diperhatikan juga
adanya azas-azas perencanaan yaitu antara lain:
1. Pengendalian biaya
Pengendalian biaya dalam suatu pekerjaan konstruksi dimaksudkan
untuk mencegah adanya pengeluaran yang berlebihan sehingga sesuai
dengan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah
ditetapkan. Biaya pelaksanaan harus dapat ditekan sekecil mungkin
tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. Dalam hal ini erat
kaitannya dengan pemenuhan persyaratan ekonomis.
a. Pengendalian mutu
Pengendalian mutu dimaksudkan agar pekerjaan yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam
RKS. Kegiatan pengendalian mutu tersebut dimulai dari pengawasan
pengukuran lahan, pengujian tanah di lapangan menggunakan alat
sondir dan boring serta uji tekan beton. Mutu bahan-bahan pekerjaan
yang digunakan dalam pembangunan sudah dikendalikan oleh pabrik
pembuatnya. Selain itu juga diperlukan pengawasan pada saat
11
bangunan tersebut sudah mulai digunakan, apakah telah sesuai
dengan yang diharapkan atau belum.
b. Pengendalian waktu
Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek
bertujuan agar proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan time
schedule yang telah ditetapkan. Untuk itu dalam perencanaan
pekerjaan harus dilakukan penjadwalan pekerjaan dengan teliti agar
tidak terjadi keterlambatan waktu penyelesaian proyek.
2. Pengendalian tenaga kerja
Pengendalian tenaga kerja sangat diperlukan untuk mendapatkan
hasil pekerjaan yang baik sesuai jadwal. Pengendalian dilakukan oleh
Pengawas (mandor) secara terus menerus maupun berkala. Dari
pengawasan tersebut dapat diketahui kemajuan dan keterlambatan
pekerjaan yang diakibatkan kurangnya tenaga kerja maupun menurunnya
efisiensi kerja yang berlebihan. Jumlah tenaga kerja juga harus
dikendalikan untuk menghindari terjadinya penumpukan pekerjaan yang
menyebabkan tidak efisiensinya pekerjaan tersebut serta dapat
menyebabkan terjadinya pemborosan materil dan biaya.
2.3 Dasar – dasar Perencanaan
Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang
berlaku di Indonesia, antara lain:
12
1. Plat Lantai
Perencanaan plat didasarkan pada peraturan SK SNI T-15-1991-03 dan
Pedoman Beton 1989. Untuk merencanakan plat beton bertulang yang
perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan namun juga ukuran dan
syarat– syarat tumpuan.
Pada proyek pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi
Jateng ini tebal plat lantai adalah 12 cm.
2. Balok
Perencanaan balok didasarkan pada persyaratan SK SNI T-15-1991-03
yaitu:
a. Syarat - syarat tumpuan yang dipertimbangkan adalah:
1) Tumpuan jepit penuh
2) Tumpuan jepit sebagian
b. Ukuran balok
Dalam pra desain, tinggi balok menurut SK SNI T-15-1991-03
merupakan fungsi dari bentang dan mutu baja yang dipergunakan.
Adapun balok dan sloof yang digunakan pada proyek pembangunan
Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini adalah
sebagai berikut :
13
Tabel 1. Dimensi balok
No Balok Dimensi balok (cm)
1
2
3
4
5
6
7
Balok lantai 1
Balok lantai 2
Balok lantai 3
Balok lantai 4
Balok anak lantai
Balok atap (R)
Balok Sloof
30 x 80
30 x 80
30 x 80
30 x 80
20 x 40
20 x 70
25 x 70
3. Kolom
Menurut SK SNI T-15-1991-03 untuk merencanakan kolom yang diberi
beban lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan (φ) =
0,65. Pada proyek pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag
Propinsi Jateng ini, kolom yang digunakan berukuran :
Tabel 2. Dimensi kolom
No Kolom Dimensi kolom (cm)
1
2
Kolom type K1
Kolom type K2
80 x 80
80 x 80
14
3
4
5
Kolom type K3
Kolom type K4
Kolom type K5
50 x 50
70 x 70
60 x 60
4. Pondasi
Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi plat lajur
dan pondasi tiang pancang.
2.4 Metode Perhitungan
Dalam perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag
Propinsi Jateng ini, perhitungan mekanika struktur menggunakan program
Struktur Analysis Program (SAP) 2000. Perhitungan ini digunakan untuk
memudahkan menghitung tulangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
perhitungan mekanika ini adalah :
1. Plat dianggap sebagai membran dan semua beban yang ada pada plat
dianggap sebagai beban merata.
2. Balok hanya menumpu beban dinding yang ada di atasnya dan beban
hidup balok dianggap nol, karena telah ditumpu oleh plat.
Sebelum melakukan perhitungan mekanika, terlebih dahulu harus
menghitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur antara lain:
1. Beban Gempa Statik
Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung itu
sendiri.
15
2. Beban Gempa Dinamik
Beban gempa yang memperhitungkan beban yang ada di sekitar
gedung.
3. Beban Mati
Beban yang diambil dari elemen struktur beserta beban yang ada di
atasnya.
4. Beban Hidup
Diambil dari Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan
Gedung (PPIUG) 1987 untuk bangunan gedung.
2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana
Pembebanan rencana diperhitungkan berdasarkan Pedoman
Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. Pembebanan
diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang direncanakan pada
gambar rencana.
Besarnya muatan–muatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Massa jenis beton bertulang : 2400 kg/m 3
2. Berat plafon dan penggantung (gpf) : 18 kg/m 2
3. Tembok batu bata (1/2) batu : 250 kg/m 2
4. Beban hidup untuk tangga : 300 kg/m 2
5. Beban hidup untuk gedung fasilitas umum : 250 kg/m 2
6. Adukan dari semen, per cm tebal : 21 kg/m2
16
7. Penutup lantai, per cm tebal : 24 kg/m2
Kombinasi beban gempa diperhitungkan untuk zone 4 yang berlaku
di Kota Semarang. Kombinasi pembebanan digunakan dengan beberapa
alternatif, yaitu:
1. Comb 1 = 1 DL + 0,5 LL
2. Comb 2 = 1,2 DL + 1,6 Q
3. Comb 3 = 1,05 (DL + LL + Q)
Combo (comb) = beban total untuk menahan beban yang telah dikalikan
dengan faktor beban atau momen dan gaya dalam
yang berhubungan dengannya.
DL (dead load) = beban mati atau momen dan gaya dalam yang
berhubungan dengan beban mati.
LL (live load) = beban hidup atau momen dan gaya dalam yang
berhubungan dengan beban hidup.
Q (quake) = beban gempa atau momen dan gaya-gaya yang
berhubungan dengan beban gempa.
2.6 Dasar Perhitungan
Dalam perhitungan perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda
Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini digunakan standar perhitungan yang
didasarkan pada ketentuan yang berlaku di Indonesia antara lain:
1. Pedoman Beton 1989.
2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK
SNI T-15-1991-03.
17
3. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.
4. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung
1987.
5. Data perhitungan SAP.
BAB III
PERHITUNGAN STRUKTUR
3.1 Perencanaan Stuktur Atap
Letak geografis Negara Indonesia mengakibatkan terjadinya dua
musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Antara keduanya
terdapat perbedaan temperatur yang cukup ekstrim yang menimbulkan
harus adanya kemampuan bagi atap untuk mampu menahan tekanan yang
timbul pada kedua musim.
Penutup atap direncanakan memakai bahan genteng dipasang di atas
gording baja profil C (kanal). Struktur rangka atap direncanakan memakai
rangka baja profil dobel siku.
3.1.1 Perhitungan Struktur Rangka Atap
1. Data teknis
Bentang kuda- kuda (L) : 20 m
Jarak antar balok atap arah horizontal ( l ) : 3,354 m
Kemiringan atap ( α ) : 45°
Penutup atap : genteng (50 kg/m²)
Sambungan konstruksi : baut (BJ 37)
Mutu baja profil siku : BJH 37
Tegangan dasar baja (σd) : 1600 kg/cm²
Jenis kayu (reng dan usuk) Bengkirai : Kelas kuat II
Koefisien angin pantai : 40 kg/m²
1
18
Tegangan lentur kayu ( σlt ) : 100 kg/cm²
2. Perencanaan Reng
a. Pembebanan Reng
Berat genting (gt) = 50 kg/m²
Jarak reng (Jr) = 0,25 m
Jarak usuk (Ju) = 0,5 m
Beban pada reng (qr)
Berat genting . Jarak reng = gt . Jr
= 50 . 0,25 = 12,5 kg/m²
b. Momen yang terjadi
Mx = 1/8 . qr . cos 45° . (Ju)²
= 1/8 . 12,5 . 0,707 . (0,5)²
= 0,2762 kg m
My = 1/8 . qr . sin 45° (Ju)²
= 1/8 . 12,5 . 0,707. (0,5)²
= 0,2762 kg m
c. Dimensi Reng
Dimensi reng dimisalkan b = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
32 . h
Wx = 1/6 . b . (h)2
= 1/6 . ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
32 h . h2
= ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
91 h3 cm3
Wy = 1/6 . b2 . h
19
= 1/6 . 2
32
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ h . h
= ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
272 h3 cm3
σltr = WyMy
WxMx
+
100 kg/cm2 = 3
62,2762,27h+
100 kg/cm2 = 3
87,615h
h3 = 100
87,615
h3 = 6,1587
h = 3 1587,6
h = 1,83 cm dipakai kayu ukuran 3 cm, maka :
b = 32 h
b = 32 . 3 cm
b = 2 cm
Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm
d. Kontrol Lendutan
fijin = 2001
. Ju
20
= 2001 . 50
= 0,25 cm
Ix = 121 . b . (h)3
= 121 . 2 . (3)3
= 4,5 cm4
Iy = 121 . b3 . h
= 121 . (2)3 . 3
= 2 cm4
fx = IxEJuqr
..384.cos..5 4α
= 5,4.10.384
)50.(45cos.5,12.57
4°
= 0,0159 cm
fy = IyEJuqr
..384.sin..5 4α
= 2.10.384
)50.(45sin.5,12.57
4°
= 0,0159 cm
f maks = 22 )()( fyfx +
= 22 )0159,0()0159,0( +
= 0,022 cm ≤ 0,25 cm (f ijin) Ok!
e. Kontrol Tegangan
21
σ ytb = WyMy
WxMx
+
= 32 )3.(2.6/162,27
)2.(3.6/162,27
+
= 23,016 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 (σltr)
Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai
3. Perencanaan Usuk
a. Pembebanan Usuk
Berat genting (gt) = 50 kg/m3
Jarak gording (Jgd) = 1,665 m
Jarak usuk (Ju) = 0,5 m
Beban pada usuk (qu)
Beban genting, reng dan usuk = ggt . Ju = 50 . 0,5
qu = 25 kg/m
qx = qu . cos 45
= 25 . cos 45
= 17,677 kg/m
qy = qu . sin 45
= 25 . sin 45
= 17,677 kg/m
b. Momen yang terjadi
Mx1 = 1/8 . qu . cos α . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . cos 45º . (1,665)2
22
= 6,125 kgm
My1 = 1/8 . qu . sin α . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . sin 45º . (1,665)2
= 6,125 kgm
c. Karena Berat Pekerja
Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN
Px = 100 . cos 45
= 100 . cos 45
= 70,7111 kg
Py = 100 . sin 45
= 100 .sin 45
= 70,711 kg
Mx2 = 1/4 . P . cos α . Jgd
= 1/4 . 100 . cos 45º . 1,665
= 29,433 kg m
My2 = 1/4 . P . sin α . Jgd
= 1/4 . 100 . sin 45º . 1,665
23
= 29,433 kg m
d. Karena Beban Angin
Koefisien Angin pantai (w) = 0,4 kN/m2
Angin Tekan = (0,02 . α) – 0,4
= (0,02 . 45) – 0,4
= 0,5 kN/m
W tekan = angin tekan . w . Ju
= 0,5 . 0,4 . 0,5
= 0,1 kN/m
Momen yang timbul akibat beban angin
Mx = 1/8 . Wx . (Jgd)2
= 1/8 . 0,5. (1,665)2
= 0,1733 kg.m
Kombinasi pembebanan pada usuk
Mx = Mx1 + Mx2
= 6,125 + 29,433
= 35,558 Kg m
My = My1 + My2
= 6,125 + 29,433
= 35,558 Kg m
e. Dimensi Usuk
Dimensi usuk dimisalkan b = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ h
32
Wx = 1/6 . b . h2
24
= 1/6 . ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ h
32 . h2
= 3
91 h cm3
Wy = 1/6 . h . b2
= 1/6 . h . 2
32
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ h
= 3
272 h cm3
σ ltr = WyMy
WxMx
+
100 = ( ) ( ) 33 27/28,3555
9/18,3555
hh+
100 = 33
272
8,3555
91
8,3555
hh ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
100 = 332,320022,32002
hh+
100. h3 = 80005,5
h3 = 800,055
h = 3 055,800
h = 9,28 cm
diambil h = 9,28 cm = 10 cm
Untuk h = 10 cm, maka:
b = h32
b = 32 . 10 cm
25
b = 6,667 cm = 6 cm
Jadi dipakai Usuk dengan dimensi 6 / 10 cm
f. Kontrol Lendutan
Fijin = 2001 . Jgd
= 2001 . 166,5
= 0,832 cm
Ix = 121 . b . (h)3
= 121 . 6 . (10)3
= 500 cm4
Iy = 121 . h . (b)3
= 121 . 10 . (6)3
= 180 cm4
fx = 384
5 . IxE
Jgqx.
..cos. 4α + 481 .
IxEJgpx
..cos. 3α
= 384
5 .500.10
)5,166.(45cos.677,177
4° +481 .
500.10)5,166.(45cos.711,70
7
3°
f max = 22 )()( fyfx +
= 22 )072,0()025,0( +
= 0,07 cm ≤ 0,832 cm OK!
26
g. Kontrol Tegangan
σytb = 22 6/16/1 hbMy
bhMx
+
= .6/1
558,356/1
558,35+
= 94,821 kg/cm
= 94,821 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 ( = σltr) OK!
Jadi, usuk kayu dengan dimensi 6/10 cm aman dipakai
4. Perencanaan Gording
a. Pembebanan
Jarak antar balok (l) = 3,354 m
Jarak gording (Jgd) = 1,665 m
Jarak plapon (Jp) = 1,50 m
Berat sendiri gording ditafsir (ggd) = 5,93 kg/m
Berat sendiri plapon (gp) = 18 kg/m
b. Berat pada gording (qg)
Berat sendiri pada gording = ggd . jgd = 5,93 . 1,665 = 9,873 kg/m
Berat Penggantung = gp . jp = 18 . 1,50 = 27 kg/m
Berat atap genting = ggt . jgd = 0,50 . 1,665 = 83,25 kg/m
q = 120,123 kg/m
Berat Branching 10% = 12,0123 kg/m
q = 132,135 kg/m
Momen Akibat Beban Mati (DL)
Mx = 1/8 . q . cos α . (l)2
= 1/8 . 132,135 . cos 45º . (3,354)2
27
= 131,385 kg.m
My = 1/8 . q . sin α . (l)2
= 1/8 .132,135 . sin 45º . (3,354)2
= 32,846 kgm
c. Karena Berat Pekerja (LL)
Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN
Mx = 1/4 . P . cos α . l
= 1/4 . 100 . cos 45º . 3,354
= 59,291 kg m
My = 1/4 . P . sin α . l
= 1/4 . 100 . sin 45º . 3,354
= 29,645 kg m
d. Karena Beban Angin (Whisap, Wtekan)
Koefisien Angin pegunungan (w) = 40 kg/m2
Koefisien angin tekan = (0,02 . α) – 0,4
= (0,02 . 45) – 0,4
= 0,5
W tekan = angin tekan . w . Jgd
= 0.5 . 40 . 1,665
= 33,3 kg/m2
28
Koefisien angin hisap = - 0,4
W hisap = -0,4 . Jgd . w
= -0,4 . 1,665. 40
= - 26,64 kg/m
Momen yang timbul akibat beban angin
Momen akibat angin tekan
Mx = 1/8 . Wtekan . (l)2
= 1/8 . 33,3. (3,354)2
= 46,825 kg.m
My = 0
Momen akibat angin hisap
M = 1/8 Whisap . l2
= 1/8 . (-26,64) . 3,3542
= 37,46 kg.m
Kombinasi pembebanan pada gording
Mx1 = 1,4 .DL
= 1,4 . 131,3859
= 183,940 kg.m
My1 = 1,4 . DL
= 1,4 . 32,8465
= 45,981 kgm
Mx2 = 1,2 . DL + 1,6 . LL
= (1,2 . 131,385) + (1,6 . 59,2909)
= 252,5285 kgm
My2 = 1,2 . DL + 1,6 . LL
29
= (1,2 . 32,8465) + (1,6 . 29,6454)
= 86,8484 kgm
Mx3 = 1,2 . DL + 0,5 . LL + 0,8 . W
= (1,2 . 131,385) + (0,5 . 59,291) + (0,8 . 37,46)
= 217,275 kgm
My4 = 1,2 . DL + 0,5 . LL + 0,8 . W
= (1,2 . 32,846) + (0,5 . 29,645) + (0,8 .0)
= 54,238 kgm
Mx4 = 1,2 . DL + 0,5 . LL - 0,8 . W
= (1,2 . 131,385) + (0,5 . 59,291) + (0,8 . 37,46)
= 130,340 kgm
e. Pendimensian Gording
Direncanakan memakai profil C tipis, diambil moment arah x yang
terbesar.
Berat sendiri genteng (ggt) = 0,50 kN/m
Jarak gording (Jgd) = 1,88 m
0,9 σ ijin = wxMx +
wxMy .4
0,9 2400 = wx
)84,8684.4(85,25252 +
2160 kg/cm2 = wx
21,59992
wx = 27,77 cm3
30
Direncanakan memakai profil baja C 150 x 65 x 20 x 3,2
Dari tabel Section Properties (hal 50) diperoleh data:
ωx = 44,3 cm3 ix = 5,89 cm1
ωy = 12,2 cm3 iy = 2,37 cm1
Ix = 332 cm4 berat = 7,51 kg/m
Iy = 53,8 cm4
f. Analisa Pembebanan
Beban Mati
o Berat sendiri gording (ggt) = 7,51 kg/m
o Berat plafon = gp . Jp =18 . 1,50 = 27 kg/m
o Berat sendiri genting = ggt . Jgd = 50 . 1,665 = 83,25 kg/m
q = 117,76 kg/m
o Berat Branching 10 % = 11,776 kg/m
q total = 129,536 kg/m
qx = q total . cos 450
= 129,536 . cos 450
= 91,59 kg/m
qy = q total . sin 450
= 129,536 . sin450
= 91,59 kg/m
Mx = 1/8 . qx . (I)2
= 1/8 . 91,59 . (3,354)2
= 128,79 kgm
31
My = 1/8 . qy . ( ) 2
2⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ I
= 1/8 . 91,59 . 2
2354,3
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
= 32,19 kg.m
Momen Kombinasi (dimensi gording beban angin diabaikan)
Mx = 128,79 + 59,2909 = 188.0809 kgm
My = 32,19 + 29,645 = 61,8354 kgm
Kontrol Tegangan
σ ytb = WxMx +
WyMy < σd
= 3,44
09,18808 + 2,1254,6183
= 931,409 kg/cm2 < σd = 1600 kg/cm2 (OK!)
Kontrol Lendutan
Tabel 3. Syarat–syarat Lendutan Maksimum Berdasarkan (PBBI’87)
No Kondisi Pembebana δ maks
1
2
3
Beban mati + Bebab hidup
Beban hidup
δ atap
L / 250
L / 100
25 mm
1) Beban Mati + Beban Hidup
fx = 3845 .
EIxIqx 3).( +
EIxIPx
.48).( 3
32
= 32,3.10.1,2.384
)354,3.(433,93.56
4
+ 32,3.10.1,2.48
)354,3.(711,706
3
= 0,000221 + 0,0000797
= 0,000301 m = 0,0301 cm
fy = EIyIqy.384
)2/.(.5 4
+ EIy
lPy
.482
.3
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
= 538,0.10.1,2.384
)2354,3(4337,93.5
6
4
+ 538,0.10.1,2.48
2354,3.711,70
6
3
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
= 0,0000852 + 0,000061
= 0,000146 m = 0,0146 cm
f = 22 fyfx +
= 22 )0146,0()0301,0( +
= 0,0334 cm < L/250 = 3,354/250 = 1,3416 cm
= 0,0334 cm < 1,3416 cm (OK!)
2) Beban Hidup
fx = EIxlPx
.48. 3
= 32,3.10.1,2.48)354,3(711,70
6
3
= 0,0000797 m
= 0,00797 cm
fy = EIylPy.48
)2/.( 3
33
= 538,0.10.1,2.48
2354,3.711,70
6
3
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
= 0,000061 m
= 0,0061 cm
f = 22 fyfx +
= 22 )0061,0()00797,0( +
= 0,01001 cm < I/500 = 335,4/500 = 0,6708 cm
= 0,01001 cm < 0,6708 cm (OK!)
3) P = 100 kg = 1 kN
f = 22 fyfx +
= 22 0061,000797,0 +
= 0,01001 cm < 2,5 cm (OK!)
Jadi Gording Profil Canal 150 x 65 x 20 x 3,2 memenuhi syarat
5. Perhitungan pembebanan struktur rangka
a. Beban Mati
Berat penutup atap (genting) = ggt . l . Jgd
= 50 . 3,354 . 1,665
= 279,2205 kg
Berat sendiri gording = ggd . l
= 11 . 3,354 m
= 249,2202 kg
Berat sendiri plafond = gp . l . Jp
= 18 . 3,354 . 1,5
34
= 90.558 kg
Beban hidup = 100 kg
P = 718,9807 kg
Berat Branching 10 % = 71,807 kg
Ptot = 790,8787 kg
Titik buhul (P) = 790,8787 kN
diambil = 791 kN
½ P = 395,5 kN
b. Beban Angin (bangunan di pantai, P = 40 kg dan α = 450)
Koefisien angin tekan = (0,02 . α) – 0,4
= (0,02 . 45) – 0,4
= 0,5
Koefisien angin hisap = - 0,4
Beban angin tekan (Wt) = 0,2 . 40 . 3,354 . 1,665
= 111,6882 kg
diambil = 112 kg
Angin pada tumpuan (1/2 Wt) = 56 kg
Beban angin hisap (Wh) = - 0,4 . 40 . 3,354 . 1,665
= - 89,3501 kg
diambil = 90 kg
Angin pada tumpuan (1/2Wh) = 45 kg
6. Perhitungan kuda – kuda
35
Gambar 2. Rangka kuda - kuda
Tabel 4 . Gaya - gaya pada Kuda - Kuda
Panjang (m) Gaya ( kgm) Panjang (m) Gaya (kgm)
A1= A16 = 2,578
A2= A15 = 1,665
A3= A14 = 1,665
A4 = A13 = 1,665
A5 = A12 = 1,655
A6 = A11 = 1,665
A7 = A10 = 1,655
A8 = A9 = 1,665
B1 = B12 = 1,777
B2 = B11 =1,777
572,76
189,28
378,34
484,42
495,75
477,58
219,23
31,86
2662,73
2874,07
V1 = V16 = 1,82
V2 = V15 = 3
V3 = V14 = 3
V4 = V13 = 3
V5 = V12 = 3
V6= V11 = 3
V7= V10 = 3
V8= V9 = 3
D1 = D14 = 2,121
D2 = D13 = 2,121
37,43
129,38
33,10
777,69
1640,27
2551,46
3506,24
4225,91
70,00
241,09
36
B3 = B10 = 1,777
B4 = B9 = 1,777
B5 = B8 = 1,777
B6 = B7 = 1,777
2583,42
1804,12
512,63
193,97
D3 = D12 = 2,121
D4 = D11 = 2,121
D5 = D10 = 2,121
D6 = D9 = 2,121
D7 = D8 = 2,121
10,10
122,11
191,00
264,43
340,46
Kontrol terhadap kekakuan batang
1. Batang diagonal
P = 340,46 kg = 0,3406 ton
σ = 1600 kg/cm2
σl = 2400 kg/cm2
Angka keamanan (n) = 1,5
δ = 12 mm
lk = 2,121 m
imin = n . p . ( lk )2
= 1,5 . 0,3405 . ( 2,121 )2
= 2,29 cm
Untuk satu profil
imin = 1,148 cm
Dicoba baja double siku 50 x 50 x 5
A = 4.80 cm2
ix = 1.51 cm
iy = 1.51 cm
lx = 11 cm4
37
Iy = 11 cm4
Pemeriksaan tekuk arah (x – x )
Ix profil = 2 . Ix
= 2 . 11
= 22 cm4
A profil = 2 . A
= 2 . 4,8
= 9,6 cm4
ix =
AprofilprofilI X
= 6,9
22
= 1,514 cm
λx = xi
Lx
= 514,1
2,212
= 140,15 < 240 oke
λg = πl
Eσ.7,0
= 3,14 2400.74,0
110,2 6
= 111
λs = g
x
λλ
38
= 111
158,140
= 1,2
ωx = 2,381 . (λs)2
= 2,381 . (1,2)2
= 3,42
Kontrol tegangan
σ = Aprofil
p xω.
= 6,9
42,3.46,340
= 121,595 kg/cm2 < 1600 kg/cm2
2. Batang atas
P = 57276 kg
σ = 1600 kg/cm2
σl = 2400 kg/cm2
Angka keamanan (n) = 1,5
δ = 12 mm
lk = 2,578 m
imin = n . p . ( lk )2
= 1,5 . 0,573 . ( 2,578 )2
= 5,71 cm
Untuk satu profil
imin = 2,855 cm
39
Dicoba baja double siku 90 x 90 x 9
A = 15,5 cm2
ix = 2,785 cm
iy = 2,785 cm
lx = 116 cm4
Iy = 116 cm4
e = 2,54
d = 2 . e + δ
= 2 . 2,54 + 12
= 17,08
Pemeriksaan tekuk arah (x – x )
Ix profil = 2 . Ix
= 2 . 116
= 232 cm4
A profil = 2 . A
= 2 . 15,5
= 31 cm4
ix =
AprofilprofilI X
= 31
232
= 2,74 cm
λx = xi
lx
40
= 74,2
8,257
= 94,08 < 240 oke
λg = πl
Eσ.7,0
= 3,14 2400.74,0
110,2 6
= 111
λs = g
x
λλ
= 111
08,94
= 0,847
ωx = sλ−593,1
41,1
= 847,0593,1
41,1−
= 1,89
Kontrol tegangan
σ = Aprofil
p xω.
= 31
89,1.76,572
= 34,919 kg/cm2 < 1600 kg/cm2
41
3. Batang bawah
P = 2874,07 kg
σ = 1600 kg/cm2
σl = 2400 kg/cm2
Angka keamanan (n) = 1,5
δ = 12 mm
lk = 1,177 m
σ tarik = 75% . 1600
= 1200 kg/cm2
Anet = tarik
pσ
= 1200
07,287
= 2,395 cm2
Abruto = 85,0
Anet
= 2,18 cm2
imin = 240lk
= 240
3,182
= 0,759 cm
Dicoba baja double siku 80 x 80 x 8
A = 12,3 cm2
ix = 2,42 cm
42
iy = 2,42 cm
lx = 72,3 cm4
Iy = 72,3 cm4
e = 2,26
d = 0,5 . δ + e
= 0,5 . 12 + 2,26
= 2,86
Pemeriksaan tekuk arah (y– y )
Iyr = 2 ( Iy + a2 . A )
= 2 ( 72,3 + 12,3 . 2,862 )
= 345,82 cm4
iy =
2.AIyprofil
= 3,12.2
82,345
= 3,749 cm
dipakai min = 2,42 cm
λ = minilk
= 42,2
3,182
= 8,679 cm
= 847,0593,1
41,1−
= 1,89
43
Kontrol tegangan
σ = Aprofil
p xω.
= 3,12.207,2874
= 116,83 kg/cm2 < 1600 kg/cm2
3.1.2 Perhitungan Struktur Plat
Data teknis :
Dari PMI bab II pasal 2.2 diperoleh:
Mutu beton (fc) = 22,5 MPa
Mutu baja (fy) = 240 MPa
Beban lantai tribun (qLL) = 5 kN/m2
Beban tangga (qt) = 3 kN/m2
Selimut beton (p) = 20 mm = 0,02 m
Berat satuan spesi/ adukan = 0,21 kN/m2
Berat keramik = 0,24 kN/m2
Berat satuan eternit = 0,11 kN/m2
Berat satuan penggantung = 0,07 kN/m2
Berat satuan beton bertulang = 24 kN/m3
- Lx : panjang plat arah x
- Ly : panjang plat arah y
- Lx1 : panjang plat efektif arah x
- Ly1 : panjang plat efektif arah y
44
- Mlx : momen lapangan arah x
- Mtx : momen tumpuan arah x
- Mly : momen lapangan arah y
- Mty : momen tumpuan arah y
- β : perbandingan antara Ly dan Lx
Keterangan:
Bi : Balok Induk
Ba : Balok Anak
400
500
500
600
800 800 800
Bi Bi Bi
Bi
Bi
Bi
Bi
Bi
Bi
Bi Bi
Bi
Ba
Ba Ba
Ba
Ba
Ba
Ba
Ba Ba
Ba
Ba
Ba
Bi
Bi
Bi
Bi
Bi
Bi Bi
Bi Bi
Ba Ba
Ba
Bi
Ba
Ba
Ba
Ba
Bi
Bi
Bi Bi Bi
Ba Ba
Ba Ba
Ba
45
Gambar 3. Denah Balok Lantai
Dimensi balok lantai tribun yang dipakai sesuai dengan data yang
diperoleh di lapangan, yaitu;
Tabel 5. Asumsi Dimensi Balok
Balok Dimensi (cm)
Balok lantai 1 30 x 80
Balok lantai 2 30 x 80
Balok lantai 3 30 x 80
Balok lantai 4 30 x 80
1. Perencanaan Plat Lantai
Ly = 8 m
Lx = 6 m
Ly1 = 8000 – 300 – 300
= 7400 mm
Lx1 = 6000 – 300 – 300
= 5400 mm
α = 3
3
120.5400.121
800.200.121
= 1,6 < 2,0
β = 11
LxLy
= 5400
7474000
46
= 1,37
Untuk memenuhi persyaratan terhadap lendutan yang terjadi maka
plat dua arah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
h min =
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+−+
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
βαβ 1112,0..536
.1500
8,0 Lyfy
=
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛+−+
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
37,11112,06,137,1.536
7400.15002408,0
= 538,53
7104
= 132,69 mm, atau
h min = β.936
.1500
8,0
+
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ + Lyfy
= 37,1.936
7400.15002408,0
+
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 33,48
7104
= 147,73 mm
h max = 36
.1500
8,0 Lyfy⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 36
7400.15002408,0 ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ +
47
= 36
7104
= 197 mm
Dipakai h min =15 cm
Pembebanan
• Beban Mati (qDL)
- Berat sendiri plat = 24 . 0,15 = 3,6 kN/m2
- Berat spesi = 0,21 kN/m2
- Berat keramik = 0,24 kN/m2
- Berat plafond + penggantung = 0,18 kN/m2
q DL = 4,23 kN/m2
• Beban Hidup (q LL) = 5 kN/m2
• Beban Berfaktor (qu)
qu = 1,2 . q DL + 1,6 . q LL
= 1,2 . 4,23 + 1,6 . 5
= 13,076 kN/m2
Momen Rancangan
Berdasarkan karakteristik plat di atas dan menggunakan teknik
interpolasi, dari tabel A – 14 dalam buku Dasar – dasar
Perencanaan Beton Bertulang, Kusuma, G.( 1991), diperoleh
faktor pengali momen sebagai berikut :
Cx+ = 40,8 Cx- = 70,65
48
Cy+ = 18,6 Cy- = 54,85
Mlx = Cx+ . 0,001 . qu . Lx2
= 40,8 . 0,001 . 13,076 . (6)2
= 19,206 kNm
Mly = Cy+ . 0,001 . qu . Lx2
= 18,6 . 0,001 . 13,076 .(6)2
= 8,756 kNm
Mtx = Cx- . 0,001 . qu . Lx2
= 70,65. 0,001 . 13,076 .(6)2
= 33,25 kNm
Mty = Cy- . 0,001 . qu . Lx2
= 54,85 . 0,001 . 13,076. (6)2
= 25,819 kNm
2. Penulangan plat lantai
- P (selimut beton) = 20 mm
- Asumsi tul. Utama
Arah x , Dx = 10 mm
Arah y, Dy = 10 mm
- Tinggi Efektif
Arah x, dx = h – p – Dx/2
= 120 – 20 – 10/2
= 95 mm
Arah y, dy = h – p – Dy – Dy/2
= 120 – 20 – 10 – 10/2 = 85 mm
49
Dy
h dy dx
Dx
Menghitung penulangan plat lantai tribun
Digunakan lebar per meter panjang (b) = 1m = 1000 mm
• Tulangan Lapangan Arah X
Mlx = 19,2065 kNm
Koefisien ketahanan (K) = dxb
Mlx...θ
= ( )2
6
95.1000.8,010.206,19
= 2,66 Mpa
Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465)
ditentukan untuk nilai K = 24,8 MPa, maka diambil ρ perlu =
0,0120
Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan
untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa, maka di dapat :
ρmin = 0,0058
ρmaks = 0,0363
Maka, nilai ρmin = 0,0058 < ρ perlu = 0,0120 < ρ mak = 0,0363
Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
50
Luas tulangan (ΔD10) = 41 . π . d2
= 41 . 3,14. 102
= 78,5 mm2
Untuk luas tampang (As Ix) = ρperlu . b . dx
= 0,0120 . 1000 . 95
= 1140 mm2
Jumlah tulangan (n) = 10D
AslxΔ
= 5,78
1140
= 14,52
dipakai = 15 batang
Spasi antar tulangan = 1
1000−n
= 115
1000−
= 71,428 mm
dipakai = 70 mm
Jadi dipakai D10-70
As = ΔD10 . n
= 78,5. 15
= 1177,5 mm2 > 1140 mm2 (Ok!)
51
• Tulangan Tumpuan Arah X
Mtx = 33,257 kNm
Koefisien ketahanan (K) = dxb
Mtx..θ
= ( )2
6
95.1000.8,010.257,33
= 4,601 MPa
Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465)
ditentukan untuk nilai K= 4,302 MPa, maka diambil ρ perlu =
0,0224
Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan
untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa, maka di dapat :
ρmin = 0,0058
ρmaks = 0,0363
Maka, nilai ρmin = 0,0058 < ρ perlu = 0,0224 < ρ mak =
0,0363
Chek luas penampang tulangan
Dengan ΔD10 = 41 . π . d2
= 41 . 3,14. 102
= 78,5 mm2
As tx = ρperlu . b . dx
= 0,0224 . 1000 . 95
= 2128 mm2
52
Jumlah tulangan (n) = 10D
AstxΔ
= 5,78
2128
= 28 batang
Spasi antar tulangan = 1
1000−n
= 128
1000−
= 37,037mm dipakai 40 mm
Jadi dipakai D10-40
As = ΔD10. n
= 78,5. 28
= 2198 mm2 > 2128 mm2 (Ok!)
• Tulangan lapangan arah Y
Mly = 8,756 kNm
Koefisien ketahanan (K) = dyb
Mly...θ
= ( )2
6
85.1000.8,010.756,8
= 1,52 Mpa
Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465)
ditentukan untuk nilai K = 1,414 MPa, maka diambil ρ perlu =
0,0066
Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan
untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa, maka di dapat :
53
ρmin = 0,0058
ρmaks = 0,0363
Maka, nilai ρmin = 0,0058 < ρ perlu = 0,0066 < ρ mak = 0,0363
Chek luas penampang tulangan
Dengan ΔD10 = 41 . π . d2
= 41 . 3,14. 102
= 78,5 mm2
As Iy = ρperlu . b . dy
= 0,0066 . 1000 . 85
= 561 mm2
Jumlah tulangan (n) = 10D
AslyΔ
= 5,78
561
= 7,146 dipakai 8 batang
Tebal spasi = 1
1000−n
= 18
1000−
= 142,25 mm dipakai 150 mm
Jadi dipakai D10-150
As = ΔD10. n
= 78,5. 8
= 628 mm2 > 561 mm2 (Ok!)
54
• Tulangan tumpuan arah Y
Mty = 25,819 kNm
Koefisien ketahanan (K) = dyb
Mty...θ
= ( )2
6
85.1000.8,010.819,25
= 4,46 MPa
Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465)
ditentukan untuk nilai K = 4,17 MPa, maka diambil ρ perlu =
0,0215
Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan
untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa,maka di dapat
ρmin = 0,0058
ρmaks = 0,0363
Maka, nilai ρmin = 0,0058 < ρ perlu = 0,0215 < ρ mak = 0,0363
Chek luas penampang tulangan
Dengan ΔD10 = 41 . π . d2
= 41 . 3,14. 102
= 78,5 mm2
As ty = ρperlu . b . dy
= 0,0215 . 1000 . 85
= 1831 mm2
55
Jumlah tulangan (n) = 10D
AstyΔ
= 5,78
1831
= 23,32 dipakai 24 batang
Tebal spasi = 1
1000−n
= 124
1000−
= 43,47 mm dipakai 50 mm
Jadi dipakai D10-50
As = ΔD10. n
= 78,5. 24
=1884 mm2 > 1831 mm2 (Ok! )
3.2 Perencanaan Tangga
Bentuk tangga yang dipakai adalah tangga dengan tipe K dengan bordes
yang terletak tepat di tengah-tengahnya. Sketsa tangga tersebut sebagai berikut:
163,7 cm
163,7 cm
56
215,9 cm 197,7 cm
Gambar 4. Skema Tangga Type K
236,5 cm
236,5 cm
215,9 cm 197,7 cm
Gambar 5. Denah Tangga
3.2.1 Data teknis tangga
- Mutu beton (fc) = 22,5 MPa
- Mutu baja (fy) = 240 MPa
- Selisih/ elevasi lantai (Tl) = 473,0 cm
- Tinggi pijakan (o, optrede) = 18 cm
- Lebar pijakan (a, antrede) = 30 cm
- Jumlah anak tangga = optrede
Tl
57
= 18
0,473
= 25,98 buah
- Lebar bordes = 200 cm
- Kemiringan tangga (α ) = arc. tg 3018
= 30,96 0
- Tebal selimut beton (p) = 2 cm
Direncanakan - Tebal keramik maks (hk) = 1 cm
- Tebal spesi (hs) = 2 cm
Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
(PPIUG ‘83) diperoleh:
- Berat sendiri beton = 2400 kg/m3 = 24 kN/m3
- Berat sendiri keramik = 0,24 kN/m3
- Berat sendiri spesi = 0,21 kN/m3
- Beban hidup untuk tangga = 3 kN/m2
3.2.2 Pembebanan dan penulangan tangga
Panjang tangga sisi miring (L)
L
b = 163,7 cm
a = 215,9 cm
58
Gambar 6. Potongan Tangga
L = 22 ba +
= 22 )7,163()9,215( +
= 274 cm = 2,74 m
Tebal plat min menurut SKSNI T-15-1991-03
hmin = 271 . L (0,4 +
700fy )
= 271 . 2,74 (0,4 +
700240 )
= 7,4 cm dipakai 8 cm
hmaks = hmin + (to ) cosα
= 11 cm + (9
18 ) cos 30,96 0
= 9,72 cm dipakai 12 cm
Dipakai tebal plat tangga (ht) 120 mm
a. Pembebanan Tangga
a. Beban mati (q DL)
- Berat sendiri plat = ht . berat sendiri beton
= 0,12 m . 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2
- Berat spesi (2 cm) = hs . berat sendiri spesi
= 0,02 m . 0,21 kN/m3 = 0,0042 kN/m2
- Berat keramik (1cm) = hk . berat sendiri keramik
= 0,01 m . 0,24 kN/m3 = 0,0024 kN/m2
q DL = 2,886 kN/m2
59
b. Beban hidup (q LL)
Beban hidup untuk tangga (q LL) = 3 kN/m2
c. Beban berfaktor (qu)
qu = 1,2 . q DL + 1,6 . q LL
= 1,2 . 2,886 kN/m2 + 1,6 . 3 kN/m2
= 8,264 kN/m2
b. Penulangan Plat
Asumsi tulangan utama
- Arah x, Dx = 12 mm
- Arah y, Dy = 12 mm
Tinggi efektif
- Arah x, dx = ht – p – Dx/2
= 120 – 20 – 2
12
= 94 mm
- Arah y, dy = ht – p – Dx – Dy/2
= 120 – 20 – 12 – 2
12
= 82 mm
Lx = 1637 mm
Ly = 2159 mm
β = LxLy
= 16372159
= 1,4
60
Berdasarkan karakteristik plat di atas dan menggunakan teknik
interpolasi dari tabel A-14 dalam buku ‘Dasar-dasar Perencanaan
Beton Bertulang’ Gideon Kusuma G (1991), didapat faktor pengali
momen:
Cx+ = + 42 Cx- = - 72
Cy+ = + 18 Cy- = - 55
Momen Rancangan
Mlx = + Cx+ . 0,001 . qu . Lx2
= + 42 . 0,001 . 8,264 . (1,637)2
= + 0,63010 kNm
= + 930100 Nmm
Mly = + Cy+ . 0,001 . qu . Lx2
= + 18 . 0,001 . 8,264 .(1,637)2
= + 0,3986 kNm
= + 398600 Nmm
Mtx = - Cx- . 0,001 . qu . Lx2
= - 72 . 0,001 . 8,264 . (1,637)2
= - 1,5944 kNm
= - 1594400 Nmm
Mty = - Cy- . 0,001 . qu . Lx2
= - 55 . 0,001 . 8,264 . (1,637)2
= - 1,2179 kNm
= - 1217900 Nmm
Penulangan Tumpuan Arah X
Dengan lebar b = 1m = 1000 mm
61
dx = 94 mm
Mtx = 1594400 Nmm
Koefisien ketahanan (K) = 2.. dxbMtx
θ
= ( )294.1000.8,0
1594400
= 0,2255 MPa
dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’
ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
ρmin = 0,0058
ρmaks = 0,0363
dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’
nilai K = 0,2255 maka diambil ρ perlu = 0,0058
Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0363 (ok!
As tx = ρperlu . b . dx
= 0,0058 . 1000 . 94
= 545,2 mm2
ΔD12 = 41 . π . D2
= 41 . 3,14 . (12)2
= 113 mm2
Jumlah tulangan (n) = 12D
AstxΔ
= 113
2,545
62
= 4,82 dipaki 5 batang
Spasi (s) = 1
1000−n
= 15
1000−
= 250 mm dipakai 200 mm
Jadi dipakai D12 – 200
Cek luas penampang tulangan (As)
As = ΔD12 . n
= 113 mm2 . 5
= 565 mm2
jadi As > Astx = 565 mm2 > 545 mm2 (ok!)
Penulangan Lapangan Arah X
Dengan lebar b = 1m = 1000 mm
dx = 94 mm
Mlx = 930100 Nmm
Koefisien ketahanan (K) = 2.. dxbMlx
θ
= ( )294.1000.8,0
930100
= 0,1315 MPa
dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’
ditentukan untuk fc = 22, 5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
63
ρmin = 0,0058
ρmaks = 0,0363
dari tabel A - 10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’
nilai k = 0,1315 , maka diambil ρ perlu = 0,0058
Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0363 (ok!)
As lx = ρperlu . b . dx
= 0,0058 . 1000 . 94
= 545 mm2
ΔD12 = 41 . π . D2
= 41 . 3,14 . (12)2
= 113 mm2
Jumlah tul. (n) = 12D
AslxΔ
= 133545
= 4,82 dipakai 5 batang
Spasi (s) = 1
1000−n
= 15
1000−
= 250 mm dipakai 200 mm
Jadi dipakai D12 – 200
Chek luas penampang tulangan (As)
64
As = ΔD12 . n
= 113 mm2 . 5
= 565 mm2
jadi As > Aslx
= 565 mm2 > 545 mm2 (ok!)
Penulangan Tumpuan Arah Y
Dengan lebar b = 1m = 1000 mm
dy = 82 mm
Mty = 1217900 Nmm
Koefisien ketahanan (K) = 2.. dybMty
θ
= ( )282.1000.8,0
1217900
= 0,2264 MPa
dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’
ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
ρmin = 0,0058
ρmaks = 0,0323
dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai
k = 0,2264 , maka diambil ρ perlu = 0,0058
Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0323 (ok!)
As ty = ρperlu . b . dy
= 0,0058 . 1000 . 82
= 475,6 mm2
65
ΔD12 = 41 . π . D2
= 41 . 3,14 . (12)2
= 113 mm2
Jumlah tul. (n) = 12D
AstyΔ
= 113
6,475
= 4,20 dipakai 5 batang
Spasi (s) = 1
1000−n
= 15
1000−
= 250 mm dipakai 200 mm
Jadi dipakai D12 – 200
Chek luas penampang tulangan (As)
As = ΔD12 . n
= 113 . 5
= 565 mm2
jadi As > Asty
= 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)
Penulangan Lapangan Arah Y
Dengan lebar b = 1m = 1000 mm
Dy = 82 mm
Mly = 3986100 Nmm
66
Koefisien ketahanan (K) = 2.. dybMly
θ
= ( )282.1000.8,0
3986100
= 0,074 MPa
dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’
ditentukan untuk fc = 2,25 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
ρmin= 0,0058
ρmaks = 0,0323
dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai
k = 0,074 , maka diambil ρ perlu = 0,0058
Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0203 (ok!)
As ly = ρperlu . b . dy
= 0,0058 . 1000 . 84
= 707,6 mm2
ΔD12 = 41 . π . D2
= 41 . 3,14 . (12)2
= 113 mm2
Jumlah tul. (n) = 12D
AslyΔ
= 113
6,475
= 4,20 dipakai 5 batang
67
Spasi (s) = 1
1000−n
= 15
1000−
= 250 mm dipakai 200 mm
Jadi dipakai D12 – 200
Chek luas penampang tulangan (As)
As = ΔD12 . n
= 113 . 5
= 565 mm2
jadi As > Asly
= 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)
3.2.3 Pembebanan dan penulangan bordes
Lx = 199,7 cm
Ly = 163,7 cm
Lx1 = 1997 – 300 mm
= 1677 mm
Ly1 = 1537 – 300 mm
= 1337 mm
β = LyLx
= 13371677
= 1,2
68
h min = β.936
.1500
8,0
+
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ + Lxfy
= 2,1.936
1677.15002408,0
+
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 55,25 mm
h maks = 36
.1500
8,0 Lxfy⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 36
1677.15002408,0 ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 44,72 mm
Digunakan persyaratan h min plat 2 arah harus > 120 mm, menurut
perhitungan diatas, maka dipakai tebal plat (hb) 120 mm
a. Pembebanan bordes
- Tebal plat bordes (hb) = 120 mm
a. Beban mati pada bordes (qDL)
- Berat sendiri plat = ht . berat sendiri beton
= 0,12 m . 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2
- Berat spesi (2 cm) = hs . berat sendiri spesi
= 0,02 m . 0,21 kN/m3 = 0,0042 kN/m2
- Berat keramik (1cm) = hk . berat sendiri keramik
= 0,01 m . 0,24 kN/m3 = 0,0024 kN/m2
qDL = 2,89 kN/m2
b. Beban hidup (qLL)
69
qLL = 3 kN/m2
c. Beban berfaktor (qu)
qu = 1,2. qDL + 1,6. qLL
= 1,2. 2,89 kN/m2 + 1,6. 3kN/m2
= 8,263 kN/m
b. Penulangan Bordes Asumsi tulangan utama
- Arah x, Dx = 12 mm
- Arah y, Dy = 12 mm
Tinggi efektif
- Arah x, dx = hb – p – 2
Dx
= 120 – 20 – 2
12
= 94 mm
- Arah y, dy = hb – p – Dx – 2
Dy
= 120 – 20 – 12 – 2
12
= 82 mm
Berdasarkan karakteristik plat diatas dan menggunakan teknik interpolasi
dari tabel A-14 dalam buku ‘Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang’
Gideon Kusuma G .(1991), didapat faktor pengali momen:
Cx+ = + 34 Cx- = - 63
Cy+ = + 22 Cy- = - 54
Momen rancangan
70
Mlx = + Cx+ . 0,001 . qu . Lx2
= + 34 . 0,001 . 8,263 . (1,677)2
= + 0,7901 kNm
= + 790100 Nmm
Mly = + Cy+ . 0,001 . qu . Lx2
= + 22 . 0,001 . 8,263 .(1,677)2
= + 00,5112 kNm
= + 511200 Nmm
Mtx = - Cx- . 0,001 . qu . Lx2
= - 63 . 0,001 . 8,263 . (1,677)2
= - 1,4640 kNm
= - 1464000Nmm
Mty = - Cy- . 0,001 . qu . Lx2
= - 54 . 0,001 . 8,263 . (1,677)2
= - 1,2548 kNm
= - 1254800 Nmm
Penulangan Tumpuan Arah X
Dengan lebar b = 1m = 1000mm
Mtx = 1464000 Nmm
dx = 94 mm
K = 2.. dxbMtx
θ
= ( )294.1000.8,0
1464000
= 0,207 MPa
71
dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan
untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
ρmin = 0,0058
ρmaks = 0,0323
dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464 - 465’
nilai K = 0,207 , maka diambil ρ perlu = 0,0058
Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = ,0058 < ρ mak = 0,0203 (ok!)
As tx = ρperlu . b . dx
= 0,0058 . 1000 . 94
= 545,2 mm2
ΔD12 = 41 . π . D2
= 41 . 3,14 . (12)2
= 113 mm2
Jumlah tul. (n) = 12D
AstxΔ
= 133
2,545
= 4,82 dipakai 5 batang
Spasi (s) = 1
1000−n
= 15
1000−
= 250 mm dipakai 200 mm
Jadi dipakai D12 – 200
72
Chek luas penampang tulangan
As = ΔD12 . n
= 133 mm2 . 5
= 565 mm2
Jadi As > Astx
= 565 mm2 > 545,2 mm2 (ok!)
Penulangan Lapangan Arah X
Dengan lebar b = 1m = 1000 mm
Mlx = 791000 Nmm
dx = 94 mm
K = 2.. dxbMlx
θ
= ( )294.1000.8,0
791000
= 0,119 MPa
dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan
untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
ρmin = 0,0058
ρmaks = 0,0132
dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai
K = 0,1260 , maka diambil ρ perlu = 0,0058
Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0132 (ok!)
As lx = ρperlu . b . dx
= 0,0058 . 1000 . 94
73
= 545,2 mm2
ΔD12 = 41 . π . D2
= 41 . 3,14 . (12)2
= 113 mm2
Jumlah tul. (n) = 12D
AslxΔ
= 113
2,545
= 4,82 dipakai 5 batang
Spasi (s) = 1
1000−n
= 15
1000−
= 250mm dipakai 200 mm
Jadi dipakai D12 – 200
Chek luas penampang tulangan
As = ΔD12 . n
= 113 mm2 . 5
= 565 mm2
jadi As > Aslx
= 565 mm2 > 545 mm2 (ok!)
Penulangan Lapangan Arah Y
74
Dengan lebar b = 1m = 1000 mm
Mly = 1254800 Nmm
dy = 82 mm
K = 2.. dybMly
θ
= ( )282.1000.8,0
1254800
= 0,233 Mpa
dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan
untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
ρmin = 0,0058
ρmaks = 0,0363
dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai
K = 0,233 , maka diambil ρ perlu = 0,0058
Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0363 (ok!)
As ly = ρperlu . b . dy
= 0,0058 . 1000 . 82
= 475,6 mm2
ΔD12 = 41 . π . D2
= 41 . 3,14 . (12)2
= 133 mm2
Jumlah tul. (n) = 12D
AslyΔ
75
= 133
6,475
= 4,20 dipakai 5 batang
Spasi (s) = 1
1000−n
= 15
1000−
= 250 mm dipakai 200 mm
Jadi dipakai D12 – 200
Chek luas penampang tulangan
As = ΔD12 . 5
= 133 . 5
= 565 mm2
jadi As > Asly
= 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)
Penulangan Tumpuan Arah Y
Dengan lebar b = 1m = 1000 mm
Mty = 511200 Nmm
dy = 82 mm
K = 2.. dybMty
θ
= ( )282.1000.8,0
511200
= 0,095 MPa
dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan
untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
76
ρmin = 0,0058
ρmaks = 0,0363
dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai
K = 0,095 , maka diambil ρ perlu = 0,0058
Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0363 (ok!)
As ty = ρperlu . b . dy
= 0,0058 . 1000 . 82
= 475,6 mm2
ΔD12 = 41 . π . D2
= 41 . 3,14 . (12)2
= 133 mm2
Jumlah tul. (n) = 12D
AstyΔ
= 133
6,475
= 4,20 dipkai 5 batang
Spasi (s) = 1
1000−n
= 15
1000−
= 250 mm dipakai 200 mm
Jadi dipakai D16 – 200
Chek luas penampang tulangan
As = ΔD12 . n
77
=133 . 5
= 565 mm2
jadi As > Asty
= 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)
c. Penulangan balok bordes Dimensi balok 500/200
fc = 22,5 MPa
fy = 350 Mpa
Tulangan Pokok = 16 mm
Tulangan Sengkang = 8 mm
Selimut beton (p) = 2 cm
a. Estimasi beban
1. Beban mati pada bordes (qDL)
- Berat sendiri balok = h . b . berat sendiri beton
= 0,5 . 0,2 . 24 kN/m3
= 2,4 kN/m
- Berat bordes = hb . lb . berat sendiri beton
= 0,12 m . 1,977 m . 0,21 kN/m3
= 0,049 kN/m
- Berat tangga = ht . lt . berat sendiri beton
= 0,12 m . 2,74 m . 24 kN/m3
= 7,89 kN/m
- Berat dinding = 1,977 m . 17 kN/m2
= 33,609 kN/m
q DL = 43,948 kN/m
78
2. Beban hidup (qLL)
Beban hidup untuk tangga (qLL) = 3 kN/m2
3. Beban berfaktor (qu)
qu = 1,2. qDL + 1,6. qLL
= (1,2. 543,948) kN/m + (1,6. 3) kN/m
= 54,177 kN/m
Penulangan Momen
Momen tumpuan = - 1/24 . qu . I2
= - 1/24 . 54,177 kN/m . 2,1192
= - 10,136 kNm
Momen lapangan = 1/11 . qu . I2
= 1/11 . 54,177 kN/m . 2,1192
= 22,114 kNm
Perhitungan tulangan
D efektif = h – p - Φ sengkang – ½ Φ tulangan pokok
= 500 – 20 – 8 – 16/2
= 464 mm
Tulangan tumpuan
Mtx = 10,136 kNm = 10136000 Nmm
K = 2.. dbMtxθ
= ( )2464.200.8,0
10136000
= 0,29 MPa
79
dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan
untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 350 MPa diperoleh:
ρmin = 0,00442
ρmaks = 0,0251
dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai
k = 0,29 , maka diambil ρ perlu = 0,00442
Maka nilai ρ min = 0,00442 = ρ perlu = 0,00442 < ρ mak = 0,0251 (ok!)
As tx = ρperlu . b . d
= 0,00442 . 200 . 464
= 410,176 mm2
ΔD16 = 41 . π . D2
= 41 . 3,14 . (16)2
= 200,96 mm2
Jumlah tul. (n) = 16D
AstxΔ
= 96,200
176,410
= 2,04 dipakai 5 batang
Spasi (s) = 1
1000−n
= 15
1000−
= 250 mm dipakai 200 mm
Jadi dipakai D16 – 200
80
Chek luas penampang tulangan
As = ΔD16 . n
= 200,96 mm2 . 5
= 1004,8 mm2
jadi As > Astx
= 1004,8 mm2 > 410,176 mm2 (ok!)
Tulangan lapangan
Mlx = 22,114 kNm
= 22114000 Nmm
K = 2.. dbMlx
θ
= ( )2464.200.8,0
22114000
= 0,64 MPa
dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan
untuk fc = 22,5 Mpa dan fy = 350 Mpa diperoleh:
ρmin = 0,00442
ρmaks = 0,0251
dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai
k =0,64 , maka diambil ρ perlu = 0,00442
Maka nilai ρ min = 0,00442 = ρ perlu = 0,00442 < ρ mak = 0,0251 (ok!)
As lx = ρperlu . b . d
= 0,00442 . 200 . 464
= 410,176 mm2
81
ΔD16 = 41 . π . D2
= 41 . 3,14 . (16)2
= 200,96 mm2
Jumlah tul. (n) = 1AsAstx
= 96,200
176,410
= 5 batang
tebal spasi (s) = 1
1000−n
= 15
1000−
= 250 mm dipakai 200 mm
Jadi dipakai D16 – 200
Chek luas penampang tulangan
As = ΔD16. n
= 200,96 mm2 . 5
= 1004,8 mm2
jadi As > Aslx
= 1004,8 mm2 > 410,176 mm2 (ok!)
3. 3 Perhitungan struktur akibat gaya gempa
(Berdasarkan PMI bab II pasal 2.2)
82
Data teknis
Beban lantai tribun (qLL) = 500 kg/m2
Koefisien reduksi = 0,5 (untuk beban hidup)
Berat satuan spesi/ adukan (s) = 21 kg/m2
Berat keramik (gk) = 24 kg/m2
Berat satuan eternit dan penggantung (ge) = 18 kg/m2
Berat satuan beton bertulang (gb) = 2400 kg/m3
Tebal plat (hl) = 0,12 m
Berat sendiri genteng (ggt) = 50 kg/m2
Tinggi bangunan (H) = 28,77 m
Perhitungan struktur akibat gaya gempa menggunakan Pedoman
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung.
3.3.1 Berat Bangunan Total (Wt)
a. Beban Lantai 5
1. Beban Mati
Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400 = 138240 kg
Berat balok induk (20x70)
= (5 . 24).(0,7 - 0,12) . 0,2 . 2400 = 33408 kg
= (4 . 20).(0,7 - 0,12) . 0,2 . 2400 = 22272 kg
Berat balok anak (20x40)
={(3 . 24) + (3 . 20)} . (0,4 – 0,12) . 0,2. 2400 = 17740,8 kg
Kolom (60x60)
= 24 . 9,85 . 0,6 . 0,6 . 2400 = 204249,6 kg
Dinding = {(2. 24) + (2. 20)} . 9,85 . 250 = 216700 kg
Plafond = 24 .20 . (11+7) = 8640 kg
83
Spasi = 24 . 20 . 21. 3 = 30240 kg
Keramik = 24 . 20 . 24. 2 = 23040 kg
WDL = 694530,4 kg
2. Beban Hidup
qL lantai tribun = 500 kg/m2
Koefisien reduksi = 0,5
WLL = 0,5 . 24 . 20 . 500
= 120000 kg
W5 = WDLL + WLL
= 694530,4 kg + 12000 kg
= 814530,4 kg
b. Beban Lantai 4
1. Beban Mati
Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400 = 138240 kg
Berat balok induk (30x80)
= (5 . 24).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = 58752 kg
= (4 . 20).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = 39168 kg
Berat balok anak (20x40)
= {(3 . 24) + (3 . 20)} .(0,4 – 0,12) . 0,2. 2400 = 17740,8 kg
Kolom (60x60)
= 24 . 4,73 . 0,6 . 0,6 . 2400 = 98081,28 kg
Dinding = {(2. 24) + (2. 20)} . 4,73 . 250 = 104060 kg
Plafond = 24 .20 . (11+7) = 8640 kg
Spasi = 24 . 20 . 21. 3 = 30240 kg
84
Keramik = 24 . 20 . 24. 2 = 23040 kg
WDL = 517962,08 kg
2.Beban Hidup
qL lantai tribun = 500 kg/m2
Koefisien reduksi = 0,5
WLL = 0,5 . 24 . 20 . 500
= 120000 kg
W4 = WDL + WLL
= 517962,08 kg + 120000 kg
= 637962,08 kg
c. Beban Lantai 3
1. Beban Mati
Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400 = 138240 kg
Berat balok induk (30x80)
= (5 . 24).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = 58752 kg
= (4 . 20).(0,7 - 0,12) . 0,2 . 2400 = 39168 kg
Berat balok anak (20x40)
= {(3 . 24) + (3 . 20)} . (0,4 – 0,12) . 0,2. 2400 =17740,8 kg
Kolom (70x70)
= 24 . 9,85 . 0,7 . 0,7 . 2400 =133499,52 kg
Dinding = {(2. 24) + (2. 20)} . 4,73 . 250 = 104060 kg
Plafond = 24 .20 . (11+7) = 8640 kg
Spasi = 24 . 20 . 21. 3 = 30240 kg
Keramik = 24 . 20 . 24. 2 = 23040 kg
WDL =553380,32 kg
85
2.Beban Hidup
qL lantai tribun = 500 kg/m2
Koefisien reduksi = 0,5
WLL = 0,5 . 24 . 20 . 500
= 120000 kg
W3 = WDL + WLL
= 553380,32 kg + 120000 kg
= 673380,32 kg
d. Beban Lantai 2 dan 1
1. Beban Mati
Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400 = 138240 kg
Berat balok induk (30x80)
= (5 . 24).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = 58752 kg
= (4 . 20).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = 39168 kg
Berat balok anak (20x40)
= {(3 . 24) + (3 . 20)} . (0,4 – 0,12) . 0,2. 2400 =17740,8 kg
Kolom (80x80)
= 24 . 9,85 . 0,8 . 0,8 . 2400 =174366,72 kg
Dinding = {(2. 24) + (2. 20)} . 9,85 . 250 = 104060 kg
Plafond = 24 .20 . (11+7) = 8640 kg
Spasi = 24 . 20 . 21. 3 = 30240 kg
Keramik = 24 . 20 . 24. 2 = 23040 kg
WDL = 594247,52 kg
2.Beban Hidup
qL lantai tribun = 500 kg/m2
86
Koefisien reduksi = 0,5
WLL = 0,5 . 24. .20 . 500
= 120000 kg
W1,2 = WDL + WLL
= 594247,52 kg +120000 kg
= 714247,52 kg
Beban total (Wt)
Wt = W5 + W 4 + W3 + W2 + W1
= 814530,4 + 637962,08 + 673380,32 + 714247,52 +
714247,52
= 3554367,84 kg
3.3.2 Waktu Getar Bangunan (T)
Rumus empiris untuk portal beton
Tx = Ty = 0,06 H 3/4
H = Ketinggian sampai puncak dari bangunan utama struktur gedung
diukur dari tingkat penjepitan lateral (dalam satuan meter)
H = 28,77 m
Tx = Ty = 0,06 (28,77)3/4
= 0,7 detik
3.3.3 Koefisien Gempa Dasar
Menurut pembagian gempa Indonesia, di jawa tengah masuk dalam
wilayah 4. Untuk Tx = Ty =0,7 detik dan jenis tanah lunak diperoleh C =
0,05
3.3.4 Faktor keamanan I dan factor jenis struktur K
87
Dari buku tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung
diperoleh I=1,5 dan K=1,0 untuk bangunan yang menggunakan struktur
rangka beton bertulang dan daktilitas penuh.
3.3.5 Gaya geser horisontal total akibat gempa ke sepanjang tinggi gedung
Vx = Vy = C . I .K .Wt
= 0,05 . 1,5 . 1,0 . 3554,38 ton
= 799,74 ton
3.6.6 Distribusi gaya geser horisontal total akibat gempa kesepanjang tinggi
gedung
a. Arah x (lihat tabel)
AH = 198,1
2477,28
= < 3
Fix = Vxhiwi
hiwi
∑ ..
b. Arah y
AH = 798,1
2477,28
= < 3
Fiy= Vyhiwi
hiwi
∑ ..
Keterangan :
Fi = Gaya geser horisontal akibat gempa lantai ke-i
hi = Tinggi lantai ke-I terhadap lantai dasar
Vx, y = Gaya geser horisontal total akibat gempa untuk arah x atau arah y
A = Panjang sisi bangunan dalam arah x dan y
88
Tabel 6. Distribusi Gaya Geser Total Akibat Gempa
Untuk tiap portal Tingkat
Hi
(m)
Wi
(ton)
Wi . hi
(ton/m)
Fix,y
(ton) 1/5 Fi,x 1/3 Fi,y
5 28,77 814,53 23434,03 327,75 65,55 81,94
4 18,92 637,69 12065,09 176,47 32,29 44,12
3 14,19 673,38 9044,42 132,29 26,46 33,07
2 9,46 714,25 6756,81 98,83 19,77 24,71
1 4,73 714,25 3378,40 49,41 9,88 12,35
Σ 57323,6
3.4 Perencanaan Balok
3.4.1 Balok sloof 700/250 (frame 147)
Data-data balok
- Tinggi balok (h) : 700 mm
- Lebar balok (b) : 250 mm
- Selimut beton (p) : 20 mm
- Diameter tul. utama : 19 mm
- Diameter tul. sengkang : 12 mm
- Mutu baja (fy) : 350 MPa
- Mutu beton (fc) : 22.5 Mpa
89
Gaya rencana dipakai gaya maksimum pada batang 147 (frame 147)
P = 19279,3 N
Vu = 184107,4 N
Tu = 151500 Nmm
Mu = 356008900 Nmm
Penulangan longitudinal
d = 700 – 20 -12 -19/2
= 658,5 mm
Penulangan pada momen
K = θ..2 bd
Mu
= 25,658.250.8,0356008900
= 4,105 MPa
ρ min = 0,0040
ρ perlu = 0,0134
ρ maks = 0,022
ρ min [ ρ perlu [ ρ maks
0,0040 [ 0,0134 [ 0,022
As = ρ . b. d
= 0,0134 . 250 . 658,5
= 2205,975 mm2
Akibat gaya tekan aksial
90
A = fy
P.θ
= 350.65,0
3,19279
= 91,806 mm2
Ast = As + A
= 2205,975 + 91,806
= 2297,78 mm2
Dipakai 10 D 19
kontrol spasi = 2
)19.3(40250 −−
= 76,5 mm dipakai 80 mm
Penulangan geser
Tu = 151500 Nmm
Vu = 184107,4 N
Sx2y = (250-40)2 . (700-40)
= 29106000 mm2
υ .1/24 . fc .Sx2y = 0,6 . 1/24 . 5,22 . 29106000
= 3451547,01 Nmm
Tu ≤ υ .1/24 . fc . Sx2y
151500 Nmm ≤ 3451547,01 Nmm
Vc = 1/6 . fc . b . d
= 1/6 . 5,22 . 250 . 658,5
= 156176,98 N
91
Vs = VcVu−
θ
= 98,1561766,0
4,184107−
= 150668,68 N ≥ 0
Perlu tulangan geser
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 250 . 658,5 . 5,22
= 520827,13 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc
150688,68 N ≤ 520827,13 N
Dimensi sudah memenuhi syarat
Smaks = d/4
= 658,5 / 4
= 1634,63 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av = dfySVs..
= 5,658.350150.68,150668
= 98,05 mm2
Jadi dipakai D10 –150
3.4.2 Balok lantai 2,3,4,5 800/300 (frame 550)
Data-data balok
- Tinggi balok (h) : 800 mm
- Lebar balok (b) : 300 mm
92
- Selimut beton (p) : 40 mm
- Diameter tul. utama : 25 mm
- Diameter tul. sengkang : 12 mm
- Mutu baja (fy) : 350 MPa
- Mutu beton (fc) : 22.5 Mpa
Gaya rencana yang dipakai gaya maksimum pada batang 550 (frame 550)
P = 278290,4 N
Vu = 382677 N
Tu = 198000 Nmm
Mu = 849107800 Nmm
Penulangan longitudinal
d = 800 – 40 -12 -25/2
= 735,5 mm
Penuangan pada momen
K =θ..2 bd
Mu
= 25,735.300.8,0849107800
= 6,5 MPa
ρ min = 0,0040
ρ perlu = 0,0191
ρ maks = 0,022
ρ min [ ρ perlu [ρ maks
0,0040 [ 0,0191 [ 0,022
As = ρ . b . d
93
= 0,0191 . 300 . 735,5
= 4214,415 mm2
Akibat gaya tekan aksial
A= fy
P.θ
= 350.65,0
4,278790 = 1225,45 mm2
Ast = As + A
= 4214,415 + 1225,45
= 5439,86 mm2
Dipakai 11 D 25
Penulangan geser
Tu = 198000 Nmm
Vu = 382677 N
Sx2y = (300-80)2 . (800-80)
= 34848000 mm2
υ .1/24 . fc . Sx2y = 0,6 . 1/24 . 5,22 . 34848000
= 4132464,45 Nmm
Tu ≤ υ . 1/24 . fc . Sx2y
198000 Nmm ≤ 4132464,45 Nmm
Vc = 1/6 . fc . b . d
= 1/6 . 5,22 . 300 . 735,5
= 174439,14 N
94
Vs = VcVu−
θ
= 14,1744396,0
382677−
= 4633355,86 N ≥ 0
Perlu tulangan geser
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 300735,5 . 5,22
= 697756,56 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc
463355,86 N ≤ 697756,56 N
Dimensi sudah memenuhi syarat
Smaks = d/4
= 735,5 / 4
= 183,875 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av = dfySVs..
= 5,735.350150.86,463355
= 269,99 mm2
Jadi dipakai D 12 –150
95
3.4.3 Balok Ringbalk 700/200 (frame 742)
Data-data balok
- Tinggi balok (h) : 700 mm
- Lebar balok (b) : 200 mm
- Selimut beton (p) : 40 mm
- Diameter tul. utama : 19 mm
- Diameter tul. sengkang : 12 mm
- Mutu baja (fy) : 350 MPa
- Mutu beton (fc) : 22.5 MPa
Gaya rencana dipakai gaya maksimum pada batang 742 (frame 742)
P = 690887,3 N
Vu = 128928,9 N
Tu = 6547700 Nmm
Mu = 328143700 Nmm
Penulangan longitudinal
d = 700 – 40 -12 -19/2
= 638,5 mm
Penulangan pada momen
96
K = θ..2 bd
Mu
= 25,638.200.8,0328143700
= 5,03 MPa
ρ min = 0,0040
ρ perlu = 0,0171
ρ maks = 0,022
ρ min [ ρ perlu [ ρ maks
0,0040 [ 0,0171 [ 0,022
As = ρ . b. d
= 0,0171 . 200 . 638,5
= 2183,67 mm2
Akibat gaya tekan aksial
A = fy
P.θ
= 350.65,0
3,690887
= 3036,86 mm2
Ast = As + A
= 2183,67 + 3036,86
= 5220,53 mm2
Dipakai 8 D 19
Penulangan geser
Tu = 6547700 Nmm
97
Vu = 128928,9 N
Sx2y = (200-80)2 . (700-80)
= 8928000 mm2
υ . 1/24 . fc . Sx2y = 0,6 . 1/24 . 5,22 . 8928000
= 1058730,56 Nmm
Tu ≤ υ . 1/24 . fc . Sx2y
6547700 Nmm ≥ 1058730,56 Nmm
Ct = ∑ yx
db2
.
= 8928000
5,638.200
= 0,014
Vc = 2)..5,2(1
..6/1
VuTuCt
fcdb
+
= 2)
9,1289286547700.014,0.5,2(1
5,225,638.200.6/1
+
= 49512,36 N
Vs = VcVu−
θ
= 36,495126,0
9,128928−
= 165369,14 N ≥ 0
Perlu tulangan geser
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 200 . 638,5 . 5,22
98
= 403822,85 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc
165369,14 N ≤ 403822,85 N
Dimensi sudah memenuhi syarat
Smaks = d/4
= 638,5 / 4 = 159,62 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av = dfySVs..
= 5,638.350150.14,165369
= 110,99 mm2
Jadi dipakai D 8 –150
3.5 Perencanaan Kolom
3.5.1 Kolom lantai 1
Kolom 80x 80 (frame 2 )
P = 2621461,3 N
Vu = 328431,3 N
Tu = 1212800 Nmm
Mu = 1125725 Nmm
• Ukuran kolom = (800 x 800 ) mm
• Diameter tulangan pokok = 25 mm
• Selimut beton (p) = 50 mm
• Diameter sengkang = 12 mm
• fy = 350 MPa
99
• d = 800-50-12-25/2
= 725,5 mm
e = P
Mu
= 3,2621461
1125725
= 429,43 mm > ½ b = 400 mm
Cb = dfy
.600
600+
= 5,725350600
600+
= 458,21 mm
ab = β . Cb
= 0,85 . 458,21
= 389,48 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete
Ccb = ab . b . 0,85 . fc
= 389,48 . 800 . 0,85. 22,5
= 5959044 N
Tsb = Csb
Karena kolom simetri
Pnb = Ccb + Csb – Tsb
= 5959044 N
Prb = 0,65 . Pnb
= 0,65 . 5959044
= 3893378,6 N
100
P ≤ Prb
2621461,3 N ≤ 3893378,6 N
control keluluhan baja
vy = 0,000167
vs = 003,0'd
dcb −
= 003,050
5021,458 −
= 0,0244 ≥ vy = 0,000167
Mnb = Ccb ( 2h -
2ab ) + Tsb (
2h - d ) + Csb (
2h - d )
= 5959044 ( 2
48,3892
800− ) + 2 Tsb ( )50
2800
−
= 1223153371 + 700 Tsb
1125725900 = 1223153371 + 700 Tsb
Tsb = 271967,03 N
As’ = fy
Tsb
= 350
30,271967
= 777,05 mm2
As = 2 As’
= 2 . 777,05
= 7154,09 mm2
Dipakai tulngan 16 D25
Spasi = 3
)25.4(100800 −−
101
= 150 mm
Penulangan geser
Tu = 328431,3 Nmm
Vu = 1212800 Nmm
SX2y = (800-100)2 . (800-100)
=343000000 mm2
υ . 1/24 . fc . Sx2y
= 0,6 . 1/24 . 5,22 . 343000000
= 40674796,4 Nmm
Tu ≤ υ . 1/24 . fc . Sx2y
1212800 Nmm ≤ 40674769,4 Nmm
Vc = 1/6 .b . d . fc
= 1/6 . 800 . 725,5 . 5,22
= 458846,48 N
Vs = VcVu−
θ
= 48,4588466,0
3,328431−
= 88539,02 N ≥ 0
Perlu tulangan geser
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 800 . 725,5 . 5,22
= 1835385,95 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc
102
88539,02 N ≤ 1835385,95 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d/4
= 725,5 / 4
= 181,375 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av = dfysVs
..
= 5,725.350150.02,88539
= 53,302 mm2
Dipakai D 12-150
3.5.2 Kolom lantai 2
Kolom 80x 80 (frame 3 )
P = 2053252,2 N
Vu = 255349 N
Tu = 3390700 Nmm
103
Mu = 629904200 Nmm
• Ukuran kolom = (800 x 800 ) mm
• Diameter tulangan pokok = 25 mm
• Selimut beton (p) = 50 mm
• Diameter sengkang = 12 mm
• fy = 350 MPa
• d = 800 - 50 - 12 - 25 / 2
= 725,5 mm
e = P
Mu
= 2,2053252
629904200
= 306,78 mm < ½ b = 400 mm
Cb = dfy
.600
600+
= 5,725350600
600+
= 458,21 mm
ab = β . Cb
= 0,85 . 458,21
= 389,48 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete
Ccb = ab . b .0,85 . fc
= 389,48 . 800 . 0,85 . 22,5
= 5959044 N
104
Tsb = Csb
Karena kolom simetri
Pnb = Ccb + Csb - Tsb
= 5959044 N
Prb = 0,65 . Pnb
= 0,65 . 5959044
= 3893378,6 N
P ≤ Prb
2053252,2 N ≤ 3893378,6 N
control keluluhan baja
vy = 0,000167
vs = 003,0'd
dcb −
= 003,050
5021,458 −
= 0,0244 ≥ vy = 0 ,000167
Mnb = Ccb ( 2h -
2ab ) + Ts b (
2h - d ) + Csb (
2h - d )
= 5959044 ( 2
48,3892
800− ) + 2 Tsb ( )50
2800
−
= 1223153371 + 700 Tsb
629904200 = 1223153371 + 700 Tsb
Tsb = 847498,8 N
As’ = fy
Tsb
105
= 350
8,847498
= 241,43 mm2
As = 2 As’
= 2 . 241,43
= 4842,85 mm2
Dipakai tulangan 16 D 25
Spasi = 3
)25.4(100800 −−
= 150 mm
Penulangan geser
Tu = 3390700 Nmm
Vu = 255349 Nmm
SX2y = (800 – 100 )2 . ( 800 – 100 )
= 343000000 mm2
υ . 1/24 . fc . Sx2 = 0,6 . 1/24 . 5,22 . 343000000
= 40674796,4 Nmm
Tu ≤ υ . 1/24 . fc . Sx2y
3390700 Nmm ≤ 40674769,4 Nmm
Vc = 1/6 . b . d . fc
= 1/6 . 800 . 725,5 . 5,22
= 458846,48 N
106
Vs = VcVu−
θ
= 48,4588466,0
255349−
= 33264,81 N ≥ 0
Perlu tulangan geser
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 800 . 725,5 . 5,22
= 1835385,95 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc
33264,81 N ≤ 1835385,95 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d/4
= 725,5 / 4
= 181,375 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av = dfysVs
..
= 5,725.350
150.81,33264
= 19,65 mm2
Dipakai D12 - 150
107
3.5.3 Kolom lantai 3
Kolom 70x 70 (frame 4 )
P = 1483837,2 N
Vu = 227849,4 N
Tu = 10660000 Nmm
Mu = 568184500 Nmm
• Ukuran kolom = (700 x 700 ) mm
• Diameter tulangan pokok = 25 mm
• Selimut beton (p) = 50 mm
• Diameter sengkang = 12 mm
• fy = 350 MPa
• d = 700 – 50 – 12 – 25 / 2
= 625,5 mm
e = P
Mu
= 2,1483837
568184500
= 382,92 mm < ½ b = 350 mm
Cb = dfy
.600
600+
= 5,625350600
600+
= 395,05 mm
108
ab = β . Cb
= 0,85 . 395,05
= 355,79 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete
Ccb = ab . b . 0,85 . fc
= 355,79 . 700 . 0,85 . 22,5
= 4495452,039 N
Tsb = Csb
Karena kolom simetri
Pnb = Ccb + Csb - Tsb
= 4495452,039 N
Prb = 0,65 . Pnb
= 0,65 . 4495452,039
= 2922043,83 N
P ≤ Prb
1438837,2 N ≤ 2922043,83
control keluluhan baja
vy = 0,000167
vs = 003,0'd
dcb −
= 003,050
5005,395 −
= 0,021 ≥ vy = 0,000167
109
Mnb = Ccb ( 2h -
2ab ) + Tsb (
2h - d ) + Csb (
2h - d )
= 4495452,039 ( 2
79,3352
700− ) + 2 Tsb ( )50
2700
−
= 818644293,6 N + 600 Tsb
568184500 = 818644293,6 + 600 Tsb
Tsb = 417432,98 N
As’ = fy
Tsb
= 350
98,417432
= 1192,66 mm2
As = 2 As’
= 2 . 1192,66
= 2385,33 mm2
Dipakai tulangan 12 D25
Spasi = 2
)25.3(100700 −−
= 262,5 mm, dipakai 150 mm
Penulangan geser
Tu = 10660000 Nmm
Vu = 227489,4 Nmm
SX2y = ( 700 –100 )2 . ( 700 –100 )
= 216000000 mm2
υ . 1/24 . fc . Sx2y = 0,6 . 1/24 . 5,22 . 216000000
= 25614449,05 Nmm
110
Tu ≤ υ . 1/24 . fc . Sx2y
10660000 Nmm ≤ 256140449,05 Nmm
Vc = 1/6 . b . d . fc
= 1/6 . 700 . 625,5 . 5,22
= 346150,82 N
Vs = VcVu−
θ
= 82,3461506,0
4,227489−
= 32998,18 N ≥ 0
Perlu tulangan geser
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 700 . 625,5 . 5,22
= 1184603,27 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc
32998,18 N ≤ 1184603,27 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d / 4
= 625,5 / 4
= 156.375 mm, dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av = dfysVs
..
= 5,625.350150.18,323988
111
= 22,609 mm2
Dipakai D 12-150
3.5.4 Kolom lantai 4
Kolom 60x 60 (frame 19 )
P = 1118951,9 N
Vu = 333098,7 N
Tu = 16062300 Nmm
Mu = 736591000 Nmm
• Ukuran kolom = (600 x 600 ) mm
• Diameter tulangan pokok = 25 mm
• Selimut beton (p) = 50 mm
• Diameter sengkang = 12 mm
• Fy = 350 MPa
• d = 600 - 50 - 12 - 25 / 2
= 525,5 mm
e = P
Mu
112
= 9,1118951
736391000
= 658,28 mm >1/2 b = 300mm
Cb = dfy
.600
600+
= 5,525350600
600+
= 331,89 mm
ab = β . Cb
= 0,85 . 331,89
= 282,11 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete
Ccb = ab . b . 0,85 . fc
= 282,11 . 600 . 0,85 . 22,5
= 3237218,28 N
Tsb = Csb
Karena kolom simetri
Pnb = Ccb + Csb - Tsb
= 3237218,28 N
Prb = 0,65 . Pnb
= 0,65 . 3237218,28
= 2104191,88 N
P ≤ Prb
1118951,9 N ≤ 2104191,88 N
control keluluhan baja
113
vy = 0,000167
vs = 003,0'd
dcb −
= 003,050
5011,282 −
= 0,0139 ≥ 0,00016
Mnb = Ccb ( 2h -
2ab ) + Tsb (
2h - d ) + Csb (
2h - d )
= 3237218,28 ( 2
11,2822
600− ) + 2 Tsb ( )50
2600
−
= 514539659,5 + 500 Tsb
736591000 = 514539659,5 + 500 Tsb
Tsb = 444102,68 N
As’ = fy
Tsb
= 350
68,444102
= 126,86 mm2
Ast = 2 As’
= 2 . 126,86
= 2537,72 mm2
Dipakai tulangan 8 D 25
Spasi = 2
)25.3(100600 −−
= 212,5 mm, dipakai 150 mm
Penulangan geser
Tu = 16062300 Nmm
114
Vu = 333098,7 Nmm
SX2y = ( 600 – 100 )2 . ( 600 – 100 )
= 125000000 mm2
υ . 1/24 . fc . Sx2y = 0,6 . 1/24 . 5,22 . 1256000000
=14823176,53 Nmm
Tu ≤ υ . 1/24 . fc . Sx2y
16062300 Nmm ≥ 14823176,53 Nmm
Ct = ∑ yx
db2
.
= 125000000
5,525.600
= 0,0025
Vc = .).5,2(1
..6/1
2
VuTuCt
fcdb
+
= .)
7,333098160623000025,0.5,2(1
5,225,525.600.6/1
2+
= 044,1
54,249266
= 238761,05 N
Vs = VcVu−
θ
= 05,2387616,0
7,333098−
= 316403,45 N ≥ 0
115
Perlu tulangan geser
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 600 . 525,5 . 5,22
= 997066,14 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc
316403,45 N ≤ 997066,14 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d / 4
= 525,5 / 4
= 131,13 mm, dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av = dfysVs
..
=5,525.350150.45,316403
= 258,04 mm2
Dipkai D 12-150 mm
. 3.5.5 Kolom lantai 5
Kolom 60x 60 (frame 20 )
P = 801470,1 N
Vu = 242316,6 N
Tu = 78669000 Nmm
116
Mu = 703405000 Nm
• Ukuran kolom = (600 x 600 ) mm
• Diameter tulangan pokok = 25 mm
• Selimut beton (p) = 50 mm
• Diameter sengkang = 12 mm
• fy = 350 MPa
• d = 600 – 50 – 12 – 25 / 2
= 525,5 mm
e = P
Mu
=1,801470
703405000
= 877,64 ≥ ½ b = 300 mm
Cb = dfy
.600
600+
= 5,525350600
600+
= 331,89 mm
ab = β . Cb
= 0,85 . 331,89
= 282,11 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete
Ccb = ab . b . 0,85 . fc
= 282,11 . 600 . 0,85 . 22,5
117
= 3237218,28 N
Tsb = Csb
Karena Tsb dan Csb simetri
Pnb = Ccb + Csb - Tsb
= 3237218,28 N
Prb = 0,65 . Pnb
= 0,65 . 3237218,28
= 2104191,88 N
P ≤ Prb
801470,1 N ≤ 2104191,88 N
Kontrol Keluluhan baja
vy = 0,000167
vs = 003,0'd
dcb −
= 003,050
5011,282 −
= 0,0139 ≥ 0,000167
Mnb = Ccb( 2h -
2ab ) + Tsb (
2h - d ) + Csb (
2h - d )
= 3237218,28 ( 2
11,2822
600− ) + 2 Tsb ( )50
2600
−
= 514539659,5 + 500 Tsb
703405000 = 514539659,5 + 500 Tsb
Tsb = 377730,68 N
As’ = fy
Tsb
118
= 350
68,377730
= 1079,23mm2
Ast = 2 . As’
= 2 . 1079,23
= 2158,46 mm2
Dipakai tulangan 8 D25
Spasi = 2
)25.3(100600 −−
= 212,5 mm, dipakai 150 mm
Penulangan geser
Tu = 78669000 Nmm
Vu =242316,6 Nmm
SX2y = ( 600 –100 )2 . (600 –100 )
=125000000 mm2
υ . 1/24 . fc . Sx2y = 0 ,6 . 1/24 . 5,22 . 1256000000
=14823176,53 Nmm
Tu ≤ υ . 1/24 . fc . Sx2y
78669000 Nmm ≥ 14823176,53 Nmm
Ct = ∑ yx
db2
.
= 125000000
5,525.600
= 0,0025
119
Vc = .).5,2(1
..6/1
2
VuTuCt
fcdb
+
= .)
6,242316786990000025,0.5,2(1
5,225,525.600.6/1
2+
= 26,2
54,249265
= 110294,93 N
Vs = VcVu−
θ
= 93,1102946,0
2,242316−
= 293566,07 N ≥ 0
Perlu tulangan geser
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 600 . 525,5 . 5,22
= 997066,14 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc
293566,07 N ≤ 997066,14 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d / 4
= 525,5 / 4
= 131,13 mm, dipakai 150 mm
Penulangan geser
120
Av = dfysVs
..
= 5,525.350150.07,293566
= 239,42 mm2
Dipakai D12-150
3.6 Perhitungan Pondasi
3.6.1 Uraian Umum
Sebelum dimulai pembangunan Gedung Dekranasda, maka
dilaksanakan penyelidikan tanah pada lokasi tersebut. Penyelidikan tanah
yang dilakukan meliputi pekerjaan sondir dan pekerjaan boring, serta
121
pengambilan contoh tanah (sampling) untuk diselidiki mengenai sifat-sifat
fisik dan sifat-sifat mekanikmya di laboratorium.
Dari hasil pengujian tanah tersebut disarankan untuk menggunakan
pondasi pancang sesuai panjang beban yang bekerja dan tidak melebihi
daya dukung izin (Qa) dari data sondir. Untuk itu, Gedung Dekranasda ini
direncanakan dengan pondasi tiang pancang. Selanjutnya, besaran sifat-sifat
tanah dan harga-harga mechanichal properties tanah hasil pengujian di
laboratorium dapat dilihat pada laporan hasil penyelidikan tanah.
3.6.1 Analisis Daya Dukung
Data tanah hasil sondir:
• Kedalaman tanah (Df) : 30 m
• Konus (qc) : 140 kg/m2
• Total friksen (Tf) : 200 kg/m2
• Sf1 : 5
• Sf2 : 10
• Berat sendiri beton (gb) : 24 kN/m2
• Diameter panjang (d) : 0,45 m
3.6.3 Perhitungan Pondasi
Tabel 7. Perhitungan Pondasi Tiang Pancang
N0 Type
Pondasi
P (kN) Mu (kNm) Jarak
Pancang
(m)
Jumlah
Pancang
Beban
yang
terjadi
(kN)
Beban
yang
dapat
pikul
Eksentrisitas
kolom
122
1 P1 1152,99 524,81 - 1 1230,85 2202,61 0,45
2 P4 3728,28 1354,829 1,5 4 4412,96 7341,15 0,36
3 P5 3563,41 1400,41 0,94 5 5114,82 11042,87 0,39
4 P6 2864,595 1393,108 1,5 6 6652,51 17008,92 0,48
5 P8 3190,670 1397,731 1,5 8 4648,169 6917,95 0,43
Contoh perhitungan pondasi type 8 ( P 8 )
P = 3190,6704 kN
Mu = 1397,738 kNm
• Ukuran : 4,25 m x 4,25 m x 1,25 m
• Jumlah Pancang arah y (m) : 3
• Jumlah pancang arah x (n) : 3
• Luas tiang pancang (A) : 0,158 m2
• Keliling tiang pancang (B) : 1,413 m
• Jarak antar tiang pancang (s) : 1,50 m
Rencana pemancangan dan pendimensian tiang pancang
Pembebanan Tiang pancang
Berat sendiri pancang = 0,25 x 3,14 x 0,452 x 24 x 8 x 30 = 915,624 KN
Berat poer = 4,25 x 4,25 x 1,25 x 24 = 541,875 KN
q = 1457,499 KN
Beban yang terjadi = 1457,499 + 190,670 = 4648,169 kN
Eksentrisitas kolom = Mu / P
=1397,731 / 3190,670
123
= 0,43 m
Efisiensi kelompok tiang pancang
α = 1-90θ . )
.)1()1((
nmmnnm −+−
θ = Arc tg d/s
θ = Arc . tg . 5,145,0
= 0,29
α = 1-90θ . )
.)1()1((
nmmnnm −+−
= 1-9029,0 . )
3.33)13(3)13(( −+−
= 1,328
Daya dukung tiang pancang
Daya dukung untuk satu tiang pancang
Q = 1
.2
.SF
AqcSF
BTf+
Q = 1
.2
.SF
AqcSF
BTf+
Q = 5
158,0.14010
413.1.200+
= 32,684 kN
Daya dukung ijin
Qijin = α . Q. n
= 1,328. 32,684 . 8
= 347,426 kN
Beban yang dipikul satu tiang pancang
124
q1 = 22
..y
yMux
xMunp
∑+
∑+
= 9
5,1.7308,13979
5,1.7308,139786704,3190
++
= 864,744 kN
Daya dukung untuk 8 tiang pancang adalah
= 8 x 864,744
= 6917,95 kN
Beban yang terjadi 4648,169 kN < 6917,95 kN
Gambar 15. Detail Pondasi
83
150
150
150 150
83
8383
BAB IV
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
4.1. SYARAT – SYARAT UMUM
Pasal I. 01
PERATURAN UMUM
Tatkala dalam penyelenggaraan bangunan ini dilaksanaakan berdasarkan
peraturan-peraturan sebagai berikut :
1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain untuk melaksanakan pekerjaan borongan
bangunan di Indonesi, maka sah dan mengikat adalah syarat-syarat umum
(disimngkat SU) untuk melaksanakan pekerjaan borongan bangunan Indonesia
(AV) yang disyahkan dengan surat keputusan Pemerintah No.9 tanggal : 28
Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara No. 14571.
2. Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 42 tahun 2002, Pengganti
kepres R.I No.17 tahun 2000, dan Kepres R.I No. 80 Tahun 2003,
PenggantiKepres No. 18 tahun 2000, dan Kepres R.I No. 61 Tahun 2004
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.
3. Surat Edaran Bersama (SEB) Bappenas dan Departeman Keuangan
Nomor : 0199/21//07
011999/./181ASE
VID−
Tanggal 11 Januari 1999, Tentang harga satuan tertinggi
Pembangunan Bangunan Gedung Negara Tahun Anggaran 1999/2000.
4. Surat Edaran Bersama (SEB) Bappenas dan Departeman Keuangan
130
Nomor : /05/2./2262
//42DS
AS−
− Tanggal 3 Mei, Tentang Petugas Teknis
Pelaksanaan Keppres RI No. 18 tahun 2000 Tentang pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/jasa Instansi Pemerintah.
5. Surat Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Nomor :
0295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997, tentang Pedoman Operasional
Pelaksanaan Penyelenggaraan Pembangunan, Pemeliharaan dan Perawatan
(Rehabilitas, Renovasi, Restorasi) Bangunan Gedung Negara.
6. Peraturan Mendagri No. 2 tahun 1999 dan No. 3 tahun 1995 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Proyek APBDN Propinsi Jawa Tengah.
7. Suara Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No. IK. 02.05-Mn/134
tanggal 19 Februari 2003, No. Ik.02.05-Mn/135 tanggal 19 februari 2003.
8. Peraturan- peraturan lain yang berhubungan dengan Pembangunan ini.
9. Peraturan Pemerintah Daerah setempat yang berhubungan dengan pekerjaan.
Pasal I.02
PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN
Pemberi Tugas Pekerjaan adalah : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Propinsi Jawa Tengah sebagai Pengguna Anggaran.
Pasal I.03
PENGELOLAAN KEGIATAN PEKERJAAN
Pengelolaan Kegiatan Pekerjaan terdiri atas :
1. Pengelolaan Pekerjaan dari Unsur Pemegang Mata Anggaran.
131
2. Pengelolaan Kegiatan Pekerjaan (PKP) yang terdiri dari Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah.
3. Pengelolaan Teknis Kegiatan Pekerjaan (BPP) adalah personil yang ditunjuk
oleh Dinas Kimtaru Propinsi Jawa Tengah.
Pasal I.04
PERENCANA / ARSITEK
1. Biro Perencana teknis Pembangunan yang telah terdaftar dalam Daftar
Rekaman Mampu (DRM) yang telah disusun oleh Pemerintah Daerah Tingkat
I Jawa Tengah dalam hal ini adalah ; CV. ARSI GRANADA, Jalan Pahlawan
No.04 Semarang.
2. Perencana berkewajiban pula mengadakan pengawasan berkala dalam bidang
arsitektur dan struktur.
3. Perencana tidak dibenarkan merubah ketentuan- ketentuan pelaksanaan
pekerjaan sebelum mendapt ijin secara tertulis dari Pengguna Anggaran dan
Pengendali Kegiatan.
4. Bilamana Perencana menjumpai kejanggalan- kejanggalan dalam pelaksanaan
atau menyimpang dari bestek/RKS supaya memberitahukan secara tertulis
kepada Penguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan.
5. Perencana terikat UU Jasa Konstruksi No.18 tahun 2001 dan PP yang berlaku.
6. Konsultan Perencana diwajibkan membuat buku Pedoman perawatan Gedung
Kegiatan ini ( disampaikan kepada Pengguna Anggaran dan Pengendali
Kegiatan).
132
Pasal I.05
PENGAWASAN LAPANGAN
1. Konsultan Pengawas Teknis Pembangunan yang terdaftar dalam Daftar
Rekanan Mampu (DRM) yang telah disusun oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Propinsi Jawa Tengah, dalam hal ini akan ditentukan kemudian
oleh Pengguna Anggaran.
2. Tugas Konsultan Pengawas adalah mengawasi Pekerjaan sesuai gambar
Bestek/RKS dan perubahan- perubahan dalam berita acara Aanwijzing selama
pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan ke I dan masa
pemeliharaan sampai serah terima pekerjaan ke II.
3. Pengawasan lapangan tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan
pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapat ijin tertulis dari Pengguna Anggaran
dan Pengendali Kegiatan.
4. Bilamana Pengawas lapangan menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam
pelaksanaan atau menyimpan dari bestek, supaya segera memberitahukan
secara tertulis kepada Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan.
5. Kelalaian akibat Pengawas menjadi resiko konsultan Pengawas.
6. Pengawas terikat UU Jasa Konstruksi No.18 tahun 2001 dan PP yang berlaku.
7. Konsultan Pengawas diwajibkan menyusun rekaman pengawasan selama
pelaksanaan berlangsung 0% sampai dengan serah terima pekerjaan ke II dan
disampaikan kepada Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan.
133
Pasal I. 06
CALON PEMBORONG / KONTRAKTOR
1. Perusahaan yang berstatus Badan Hukum yang usaha pokoknya adalah
melaksanakan pekerjaan pemborong bangunan yang memenuhin syarat-syarat
bonafiditas dan kwalitas menurut Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi yang
ditunjuk oleh Kepala Dinas ( Pengguna Anggaran ) untuk melaksanakan
pekerjaan pembangunan gedung tersebut setelah memenangkan lelang ini.
2. Rekanan yang diundang oleh Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi.
3. Pengundangan Kontraktor / Rekanan harus dengan memperhatikan peraturan
yang berlaku.
Pasal I.07
PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING)
1. Pemberian penjelasan (Aanwijzing) akan diadakan pada :
1. Hari :
2. Tanggal :
3. Waktu :
4. Tempat : Ruang Rapat Kantor Disperindag Propinsi Jateng
2. Bagi mereka yang tidak mengikuti/menghadiri Aanwijzing tidak tetap
diperbolehkan mengikuti pelelangan.
3. Berita acara pemberian penjelasan (Aanwijzing) dapat diambil pada :
1. Hari :
2. Tanggal :
134
3. Waktu :
4. Tempat : Kantor Disperindag Propinsi Jawa Tengah
Pasal I. 08
PELELANGAN
1. Pelelangan akan dilaksanakan sesuai keputusan Presiden No.16 tahun 1994
serta perubahan saat pelelangan.
2. Pemasukan surat penawaran paling lambat pada :……………………….2005,
Jam :……………..WIB.
3. Pembukaan surat-surat penawaran akan dilakukan oleh Panitia lelang
dihadapan Rekanan, pada :……………………..2005, Jam
:…………………..WIB.
4. Wakil Rekanan yang mengikuti/ menghadiri pelelangan harus membawa syrat
kuasa bermeterai Rp.6.000,-- dari Direksi Rekanan dan bertanggung jawab
penuh.
Pasal I.09
SAMPUL SURAT PENAWARAN
1. Sampul surat penawaran berukuran A4 sesuai dokumen ± 25 x 40 cm
berwarna putih dan tidak tembus baca.
135
2. Sampul surat penawaran yang sudah terisi surat penawaran lengkap dengan
lampiran-lampirannya supaya ditutup, dan diberi lak 5 (lima) tempat dan tidak
boleh diberi kode cap cincin atau cap perusahaan dan kode lain.
3. Sampul penawaran di sebelah kiri atas dan di sebelah kanan bawah supaya
ditulis (periksa contoh surat penawaran).
4. Alamat sampul seperti tertulis digambar dibawah bisa ditempel huruf besar
langsung pada kertas sampulnya.
5. Sampul surat penawaran dibuat sendiri oleh pemborong, ukuran sesuai contoh.
Pasal I. 10
SAMPUL SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH
Sampul surat penawaran yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana :
1. Sampul surat penawaran dibuat menyimpang dari atau tidak sesuai dengan
syarat – syarat.
2. Sampul surat penawaran terdapat nama atau terdapat hasil penawarannya atau
terdapat juga tanda-tanda lain di luar syarat-syarat yang telah ditentukan.
Pasal I. 11
PERSYARATAN PENAWARAN
1. Penawaran yang diminta adalah penawaran sama sekali lengkap menurut
gambar, ketentuan-ketentuan RKS serta berita acara aanwijzing
136
2. Surat penawaran, surat Pernyataan, daftar RAB, Daftar harga satuan Bahan
dan Upah kerja, Daftar Analisa Pekerjaan dan daftar harga Satuan Pekerjaan
halaman supaya dibuat di atas kertas kop nama perusahaan (pemborong) dan
harus ditanda tangani oleh Direktur Rekanan yang bersangkuatan dan di
bawah tanda tangan supaya disebutkan nama terang dan cap perusahaan.
3. Bilamana surat penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur Pemborong
sendiri harus dilampiri :
a. Surat kuasa dari Direktur Pemborong yang bersangkutan bermaterai Rp.
6000,- diberi tanggal dan cap perusahaan terkena pada meterai tersebut.
b. Foto copy akte pendirian berbadan hukum.
4. Surat penawaran supaya dibuat rangkap 3 (tiga) lengkap dengan lampiran-
lampirannya dan surat penawaran yang asli diberi materai Rp. 6000,- dan
materai supaya diberi tanggal terkena tanda tangan dan cap perusahaan.
5. Surat penawaran termasuk lampiran-lampiran supaya dimasukkan ke dalam
satu amplop sampul surat penawaran yang tertutup.
6. Penawaran berisi :
1. Surat Penawaran
2. Lampiran :
a. RAB
b. Harga satuan
c. Analisa
d. Harga Upah dan Bahan
137
e. Jaminan Penawaran yang berbentuk copy (asli diserahkan ) dari
Bank Pemerintah atau lembaga Keuangan yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).
3. Dokumen Teknis
a. Tatakala / Time Schedule
b. Daftar Personil
c. Data peralatan
d. Data pengalaman perusahaan
e. Metode pelaksanaan
4. Dokumen Adminnistrasi
a. Melampirkan Daftar isian Pasca Prakualifikasi
b. Pakta Integritas
7. Bagi Pemborong yang sudah memasukkan surat penawaran, tidak dapat
mengundurkan diri dan terikat untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan tersebut, bilamana pekerjaan diberikan kepadanya menurut
penawaran yang diajukan.
Pasal I.12
SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH
Surat yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana ;
1. Surat penawaran yang tidak dimasukkan dalam sampul tertutup.
138
2. Surat penawaran, surat pernyataan dan daftar RAB tidak dibuat di atas kertas
kop Rekanan yang bersangkutan.
3. Surat penawaran tidak ditanda tangani si penawar.
4. Harga penawaran yang tertulis dengan angka tidak sesuai dengan yang tertulis
dengan huruf.
5. Surat penawaran asli tidak bermeterai Rp.6000,- tidak diberi tanggal dan tidak
terkena tanda tangan penawar/tidak ada cap perusahaan.
6. Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik yang tertulis dengan angka
maupun huruf.
7. Terdapat salah satu lampiran yang tidak ditanda tangani oleh penawar dan
tidak diberi cap dari Rekanan.
8. Surat penawaran dari Rekanan yang tidak diundang.
9. Surat penawaran yang tidak lengkap lampiran-lampirannya.
10. Penawaran yang disampaikan dilihat batas waktu yang ditentukan
Pasal I. 13
CALON PEMENANG
1. Apabila harga dalam penawaran telah dianggap wajar dan dalam batas
ketentuan mengenai harga satuan (harga standard) yang telah ditetapkan serta
telah sesuai dengan ketentuan yang ada, maka panitia menetapkan 3 (tiga)
peserta yang telah memasukkan penawaran yang paling menguntungkan
Negara dalam arti :
139
a. Penawaran harga yang ditawarkan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Penawaran tersebut adalah yang terendah diantara penawaran yang
memenuhi syarat seperti tersebut diatas.
2. Jika dua peserta atau lebih mengajukan harga mempunyai kemampuan dan
kecakapan yang terbesar. Jika bahan-bahan untuk menentukan pilihan tersebut
tidak ada maka penilaiannya dilakukan dengan penilaian kembali, hal mana
harus dicatat dalam berita acara.
3. Panitia membuat laporan kepada pejabat yang berwenang mengambil
keputusan mengenai penetapan calon pemenang laporan tersebut disertai
usulan serta penjelasan tambahan dan keterangan lain yang dianggap perlu
sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan.
4. Aspek teknis, administrasi dan harga.
Pasal I. 14
PENETAPAN PEMENANG
Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Panitia, pejabat yang berwenang
menerapkan pemenang pelelangan dan cadangan pelelangan diantara calon yang
ditentukan oleh Panitia dan Keputusan Panitia tidak dapat diganggu gugat.
140
Pasal I. 15
PENGUMUMAN PEMENANG
1. Penetapan pemenang lelang diputuskan oleh pejabat yang berwenang.
2. Pengumuman pemenang dilakukan oleh panitia setelah ada penetapan
pemenang pelelangan yang berwenang.
3. Kepada rekanan yang berkebaratan atas penetapan pemenang pelelangan
diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis kepada
atasan yang bersangkutan selambat-lambatnya dalam waktu 4 hari kerja
setelah diterimanya pengumuman penetapan pemenang.
4. Sanggahan hanya dapat diajukan terhadap pelaksanaan prosedur pelelangan,
jawaban terhadap sanggahan diberikan secara tertulis selambat-lambatnya 4
hari kerja setelah diterimanya sanggahan tersebut.
5. Sanggahan tertulis ditujukan kepada :
a. Pengguna Anggaran
b. Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi
Pasal I. 16
PELELANGAN ULANG
Lelang dibatalkan bilamana :
1. Diantara rekanan yang diundang dan mengikuti Aanwijzing dan mengajukan
penawaran yang sah kurang dari 3 (tiga).
2. Penawaran melampaui anggaran yang tersedia.
141
3. Harga-harga yang ditawarkan dianggap tidak wajar.
4. Sanggahan dari rekanan ternyata benar
5. Berhubungan dengan pelbagai hal tidak mungkin mengadakan penetapan.
6. Dalam pelelangan dinyatakan gagal atau pemenangnya yang ditunjuk
mengundurkan diri atau urutan pemenang kedua tidak bersedia ditunjuk, maka
panitia pelangan atas permintaan kepala kantor satuan kerja, atau pemimpin
kegiatan akan mengadakan pelelangan ulang.
Pasal I. 17
PEMBERIAN ATAU PELULUSAN PEKERJAAN
1. Pengguna Anggaran akan memberikan pekerjaan kepada rekanan yang
penawarannya pantas, wajar dan menguntungkan Negara serta dapat
dipertanggungjawabkan.
2. SPK akan diberikan kepada rekanan yang telah ditunjuk dalam waktu paling
lambat 10 hari kerja setelah pemberitahuan pengumuman penetapan
pemenang pelelangan.
3. Rekanan diperkenankan mulai bekerja setelah diterbitkannya SPK sekaligus
memberikan jaminan pelaksanaan.
142
Pasal I. 18
PELAKSANA PEMBORONG
1. Bilamana akan dimulai di lapangan, pihak Pemborong supaya
memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas.
2. Pemborong supaya menempatkan seorang kepala pelaksana yang ahli (S1
Sipil) dan diberi kuasa oleh Direktur Pemborong untuk bertindak atas
namanya.
3. Kepada Pelaksana yang diberi kuasa penuh harus selalu ditempat pekerjaan
agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah
ditugaskan oleh direksi.
4. Kepala Pelaksana supaya yang berpengalaman dalam pekerjaan gedung
bertingkat dan pembantu-pembantunya minimal memahami bestek dan
mengerti gambar.
Pasal I. 19
SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
Pekerjaan harus dikerjakan menurut :
1. RKS dan gambar-gambar kerja/gambar detail secara menyeluruh untuk
kegiatan ini.
2. RKS dengan segala perubahan–perubahan dalam Aanwijzing (Berita Acara
Aanwijzing).
143
3. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis dari Pengguna Anggaran/Pengelola
Kegiatan.
4. Lapangan/lahan yang tersedia.
Pasal I. 20
PENETAPAN UKURAN DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
1. Pemborong harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.
2. Pemborong berkewajiban mencocokkan ukuran satu sama lain dan apabila ada
perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Pemberi
Tugas/Manajemen Konstruksi lapangan.
3. Bilamana ternyata terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan
RKS, maka petunjuk pemberi tugas yang dijadikan pedoman.
4. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan-perubahan, maka
pemborong tidak berhak minta ongkos kerugian kecuali bilaman pihak
pemborong dapat membuktikan bahwa dengan adanya perubahan-perubahan
tersebut pemborong menderita kerugian.
5. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubaha, maka
perencana harus membuat gambar perubaha (refisi) dengan tanda garis
berwarna di atas gambar aslinya. Kesemuanya atas biaya perencana, gambar
perubahan tersebut harus disetujui oleh Pemberi Tugas (tertuang dalam berita
acara perubahan pekerjaan).
144
6. Di dalam pelaksanaan., Pemborong tidak boleh menyimpang dari ketentuan
RKS dan ukuran-ukuran gambar, kecuali seizin dan sepengetahuan pemberi
tugas.
Pasal I. 21
PENJAGAAN DAN PENERANGAN
1. Pemborong harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam)
dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan,
gudang dan lain-lain.
2. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan
penerangan/lampu pada tempat tertentu, satu sama hal lain tersebut atas
kehendak Direksi.
3. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lainnya
yang disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan, apabila terjadi
kebakaran dan pencurian, maka harus segera mendatangkan gantinya untuk
kelancaran pekerjaan.
4. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran sabotase di tempat
pekerjaan, alat-alat kebakaran atau alat-alat bantu lain untuk keperluan yang
sama harus selalu berada di tempat pekerjaan.
5. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian dalam
pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan materi juga gudang dan lain-lain
sepenuhnya.
145
Pasal I. 22
KESEJAHTERAAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Bilamana terjadi kecelakaan, Pemborong harus segera mengambil tindakan
penyelamatan dan segera memberitahukan kepada pemberi tugas.
2. Pemborong harus memenuhi atau mentaati peraturan-peraturan tentang
perawatan korban dan keluarganya.
3. Pemborong harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-
syarat palang merah.
4. Pemborong selain memberikan pertolongan kepada pekerjanya, juga selalu
memberikan bantuan pertolongan kepada pihak ketiga dan menyediakan air
minum yang memenuhi syarat kesehatan.
5. Pemborong diwajibkan mentaati undang-undang keselamatan kerja.
Pasal I. 23
PENGGUNAAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN
1. Bahan-bahan bangunan yang dipakai diutamakan hasil produksi dalam negeri
kwalitas baik.
2. Harus diperhatikan syarat-syarat dan mutu barang dan jasa yang bersangkutan.
3. Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan
harus mendapat persetujuan dari pengguna Anggaran/pengawas terlebih
dahulu dan harus berkwalitas baik.
146
4. Semua bahan-bahan bangunan yang telah dinyatakan oleh pengendali kegiatan
tidak dapat dipakai (afkir) harus segera disingkirkan jauh-jauh dari tempat
pekerjaan dalam tempo 24 jam dan hal ini menjadi tanggung jawab rekanan.
5. Bilamana pemborong melanjutkan pekerjaan dengan bahan-bahan bangunan
yang telah diafkir, maka pemimpin kegiatan/pengawas berhak untuk
memerintah membongkar dan harus mengganti dengan bahan-bahan yang
memenuhi syarat-syarat atas resiko/tanggung jawab pemborong.
6. Bilamana Pemimpin kegiatan/ Pengelola kegiatan sangsi akan mutu bahan/
kwalitas bahan bangunan yang akan digunakan, pemimpin kegiatan/ pengelola
kegiatan berhak meminta kepada pemborong untuk memeriksakan bahan–
bahan bangunan tersebut pada laboratorium bahan-bahan bangunan.
Pasal I. 24
KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJEURE
1. Semua kenaikan harga akibat kebijaksanaan pemerintah Republik Indonesia
dibidang moneter yang bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai
dengan keputusan pemerintah dan pedoman resmi dari pemerintah Republik
Indonesia.
2. Semua kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.
3. Semua kerugian akibat force majeure berupa bencana alam antara lain; gempa
bumi, angin topan, hujan lebat, pemberontakan, perang dan lain-lain, kejadian
147
tersebut dapat dibenarkan oleh pemerintah, bukan menjadi tanggungan
Pemborong.
4. Apabila terjadi force majeure, pihak rekanan harus memberitahukan kepada
pemimpin kegiatan/pengelola kegiatan secara tertulis paling lambat 24 jam
demikian pula bila force majeure.
Pasal I. 25
ASURANSI
Pemborong harus mengasuransikan semua tenaga kerja yang bekerja di kegiatan
ini ke PT. Jamsostek, ternasuk tenaga dari team Teknis, Konsulatan Perencana
dan Konsultan Pengawas yang namanya tercamtum dalam Struktur Organisasi ini.
Pasal I. 26
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Perselisihan akan diselesaikan menurut aturan/ketentuan yang lazim berlaku,
sedangkan tata caranya diatur kemudian dalam kontrak.
Pasal I. 27
URAIAN MENGENAI RKS DAN GAMBAR
1. Disamping peraturan-peraturan umumyang disebut dalam pasal I. 01.
148
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) beserta gambar-gambarnya berlaku
sebagai dasar pedoman/ketentuan untuk melaksanakan pekerjaan ini.
3. Gambar-ganbar yang ikut disertakan akan juga merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari RKS ini.
4. Kontraktor wajib untuk mengadakan perhitungan kembali atas segala ukuran-
ukuran dimensi konstruksi apabila ukuran-ukuran yang ditentukan dalam
spesifikasi/gambar meragukan kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor diijinkan
membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan
tertulis dari Penawas dengan persetujuan Pemberi Tugas.
5. Bila terdapat perbedaan :
a. Antara gambar dan ketentuan RKS, Surat/Surat Penawaran maka Pemberi
Tugas dapat memutuskan pekerjaan dengan volume pekerjaan harga
pekerjaan/kwalitas bahan material yang tinggi.
b. Surat perjanjian Pemborong didahulukan atas RKS.
c. RKS didahulukan atas gambar serta perubahan sebagaimana Berita Acara
Aanwijzing, Berita Acara Aanwijzing didahukan atas RKS dan Gambar.
d. Gambar beserta detail dan tambahan atau perubahan yang tercantum dalam
Berita Acara Aanwijzing didahulukan atas Surat Penawaran.
e. Jika pekerjaan tidak terdapat dalam RKS, tetapi terdapat dalam gambar
maka yang terakhir ini berlaku penuh demikian pula sebaliknya.
6. Perbedaan antara gambar dan RKS maupun perubahan yang ditentukan pada
waktu pelaksanaan berlangsung. Kontraktor diwajibkan menaati keputusan
149
Konsultan Pengawas yang diberikan secara tertulis di mana dijelaskan juga
kemungkinan adanya pekerjaan tambah/kurang.
7. Apabila ada perbedaan gambar dalam yang satu dengan yang lain, maka
Pemberi Tugas dapat menetapkan yang lebih besar volume/harga
kwalitas/ukuran.
8. Kontraktor wajib membuat gambar kerja, sebelum memulai sesuatu pekerjaan
yang khusus dan harus dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas.
9. Dalam hal kontraktor meragukan ketentuan-ketentuan yang tercamtum dalam
dokuman pelaksanaan, maka kontraktor wajib berkonsultasi dengan konsultan
Perencana atau Pengawas.
10. Untuk menghindari kesalahan dalam memedomani gambar-gambar
pelaksanaan, maka kontraktor untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan sama sekali tidak diperkenankan memperbanyak gambar dengan
cara apapun: seperti menyalin kembali gambar pada kalkir atau kertas lainnya,
mengopy dengan cara apapun. Jika Pelaksana Kontraktor memerlukan copy
gambar maka copy tersebut hanya dapat dikeluarkan melalui Konsultan.
Seluruh akibat terhadap pelanggaran yang tersebut di atas, akan menjadi
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
150
Pasal I. 28
LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini akan dijelaskan di dalam
Aanwijzing
2. Sarat penawaran / RAB supaya dibuat seperti contoh terlampir.
3. Bilamana jenis pekerjaan yang telah tercantum di dalam contoh daftar RAB
ternyata terdapat kekurangannya tersebut dapat ditambahkan menurut pos-
posnya dengan cara menambah huruf alphabet pada nomor terakhir dari pos
yang bersangkutan, misalnya pos persiapan nomor terakhir 4, maka
perubahannya tidak nomor 5, tetapi nomor 4a, 4b dan seterusnya.
4. Surat permohonan IMB (jika diperlukan) dari Pemberi Tugas, sedang
pengurusan dan pembiayaannya kepada Pemborong dan dilaksanakan segera
setelah dilakukan penandatanganan.
5. Segala kerusakan yang timbul akibat pelaksanaan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
6. BQ tidak mengikat.
7. Apakah ada saat pengajuan penawaran ada ketidak benaran data / informasi
sejak dimulainya proses pelelangan ini, maka Panitia/ Pimpinan Kegiatan akan
menjatuhkan sanksi.
8. Bentuk dan jenis sanksi akan ditentukan oleh Penitia Lelang / Pimpinan
Kegiatan.
9. Ketentuan atau ketetapan lain di dalam pelaksanaan proses pelelangan ini
merupakan hak dan wewenang Panitia Lelang/ Pimpinan Kegiatan.
151
4.2 SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
Pasal II. 01
JAMINAN LELANG
1. Jaminan Penawaran (tender garansi) berupa surat jaminan Bank milik
pemerintah atau Bank Umum lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, 24
Februari 1988. Nomor : 205 / KMK / 013 / 1988 sebesar 1 – 3 % dari harga
penawarn. Sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiuah).
2. Bagi Pemborong yang mendapat pekerjaan, tender Garansi diberikan
diberikan kembali pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Pengguna
Anggaran/ pemberi tugas, sedang jangka waktu garansi selama 2 (dua) bulan
ditujukan khusus untuk kegiatan yang bersangkutan, Kepada Kepala
Disperindag Propinsi Jawa Tengah.
3. Bagi rekanan yang tidak mendapatkan pekerjaan, tender garansi dapat diambil
setelah adanya Penetapan Pemenang, yang mendapatkan pekerjaan, tender
garansi dapat diambil setelah dikeluarkannya SPMK, dan telah memberikan
jaminan pelaksanaan.
Pasal II. 02
JAMINAN PELAKSANAAN
1. Jaminan Pelaksanaan ditetapkan sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak.
2. Jaminan Pelaksanaan diterima oleh pemberi tugas pada saat penandatanganan
surat perjanjian Pemborongan.
152
3. Jaminan Pelaksanaan dapat dikembalikan bilamana pekerjaan sudah
diserahkan pertama kalinya dan diterima dengan baik oleh Pengguna
Anggaran.
Pasal II. 03
RENCANA KERJA (TIME SCHEDULE)
1. Pemborong harus membuat Rencana Kerja Pelaksanaan kerja berupa Time
Schedule dan kurva S yang disetujui oleh Pemberi Tugas atau Pengawas
Lapangan selambat-lambatnya satu minggu setelah SPK diterbitkan, serta
daftar nama pelaksanan dan struktur organisasi pelaksanaan yang
ditandatangani Direktur, diserahkan untuk menyelesaikan proyek ini.
2. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut Rencana Kerja
tersebut.
3. Rekanan tetap bertanggungjawab atas penyelesaian pekerjaan tepat pada
waktunya.
Pasal II.04
LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN
1. Konsultan Pengawas tiap minggu diwajibkan membuat dan mengirimkan
laporan kepada Pemberi Tugas mengenai prestasi pekerjaan yang dilegalisir
oleh yang berwenang.
153
2. Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang sudah dikerjakan, tidak
termasuk adanya bahan-bahan pekerjaan dan tidak atas dasar besarnya
pengeluaran uang oleh Pemborong.
Pasal II. 05
PEMBAYARAN
1. Pembayaran akan dilaksanakan dan atau akan diatur kemudian dalam kontrak.
2. Tiap pengajuan pembayaran angsuran harus disertai berita acara pemeriksaan
pekerjaan dan dilampiri dafatr hasil opname pekerjaan foto-foto dokumentasi
dalam album.
Pasal II.06
SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN (KONTRAK)
1. Surat perjanjian pemborongan (kontrak) seluruhnya dibubuhi materai Rp.
6000,- atas biaya pemborong.
2. Surat perjanjian pemborong (kontrak) dibuat rangakap 12 (dua belas) atas
biaya pemborong.
3. Konsep kontrak dibuat oleh Pemberi Tugas, sedangkan lampiran dan seluruh
kontrak disiapkan oleh Pemborong antara lain :
a. Suart undangan
b. Bestek dan RKS
154
c. Berita Acara Aanwijzing
d. Berita Acara Pembukuan Surat Penawaran
e. Berita Acara Evaluasi
f. SPK (Gunning)
g. Surat Penawaran
h. Daftar RAB
i. Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah Kerja
j. Daftar Analisa Satuan Pekerjaan
k. Daftar Harga Satuan Pekerjaan
l. Time Schedule
m. Surat kesanggupan bermeterai Rp.6000,-
1) Untuk mengadakan jaminan pelaksanaan
2) Untuk bekerjasama dengan pengusaha golongan ekonomi lemah
setempat
3) Surat kesanggupan tunduk pada pereturan yang berlaku dan Perda
4) Untuk mengasuransikan tenaga kerja ke PT. Jamsostek
5) Untuk memperbaiki segala kerusakan akibat pelaksanaan selama
berlangsungnya pekerjaan.
6) Untuk mengadakan voonfinanciering.
n. Foto copy akte pendirian Perusahaan Dan Perubahannya
o. Foto copy NPWP dan PKP nyang masih berlaku
p. Foto copy SIUJK dari Kanwil Departemen PU yang masih berlaku.
q. Foto copy neraca perusahaan terakhir bermeterai Rp.6.000,-
155
r. Foto copy tender garansi dari Bank Pemerintah atau Bank lain yang telah
disetujui oleh Menteri Keuangan RI, dan masih berlaku dua bulan dari
tanggal lelang
s. Tender garansi asli diserahkan kepada Pemegang Kas kegiatan pada saat
pelelangan
t. Foto copy anggota Gapensi/ AKI yang masih berlaku.
u. Foto copy referensi Bank Pemerinatah khusus untuk tender kegiatan ini.
v. Daftar nama personalia yang ditetapkan dalam kegiatan ini.
w. Daftar peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini.
x. Daftar nama pelaksana yang akan ditunjuk dalan pelaksanaan ini.
y. Gambar pelaksanaan terdiri dari 6 (enam) ganda gambar komplit, dan 14
(empat belas) ganda gambar pokok.
z. Foto copy jaminan pelaksanaan.
Semua lampiran lampiran masuk dalam kontrak
Pasal II.07
PERMULAAN PEKERJAAN
1. Selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu terhitung dari SMPK
(Gunning) dikeluarkan dari Pemberi Tugas, pekerjaan harus sudah dimulai.
2. Bilamana ketentuan seperti diatas tidak dipenuhi, maka jaminan pelaksanaan
dinyatakan hilang dan menjadi milik Pemerintah.
156
3. Apabila akan memulai pekerjaan, Pemborong wajib memberitahukan secara
tertulis kepada Pemberi Tugas.
4. Pemborong wajib melakukan pemotretan dari 0 % sampai 100 % dan dicetak
menurut petunjuk dari Konsultan Pengawas.
Pasal II. 08
PENYERAHAN PEKERJAAN
1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 170 (seratus tujuh puluh) hari
kalender termasuk hari minggu, hari besar dan hari raya.
2. Pekerjaan dapat diserahkan pertama kalinya bilamana pekerjaan sudah selesai
100 % dan dapat diterima denagn baik oleh Pemberi Tugas dengan disertai
Berita Acara dan dilampiri daftar kemajuan pekerjaan, pada penyerahan
pertama untuk pekerjaan ini, keadaan bangunan serta halaman harus dalam
keadaan rapi dan bersih.
3. Dalam memudahkan suatu penelitian sewaktu diadakan suatu pemeriksaan
teknis dalam penyerahan ke 1 (pertama) maka surat permohonan pemeriksaan
teknis yang diajukan kepada Direksi supaya dilampiri :
a. Daftar kemajuan pekerjaan 100% ditanda tangani pengawas lapangan dan
diketahui oleh Pemborong.
b. Satu (1) album berisi foto berwarna yang menyatakan prestasi kerja 100%.
c. Khusus untuk ukuran foto yang 10 R supaya diambil yang baik.
157
4. Surat permohonan pemeriksaan teknis dikirim kepada Pemimpin Kegiatan
harus sudah dikirimkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum batas
waktu penyerahan pertama kalinya berakhir.
5. Dalam penyerahan pekerjaan pertama kalinya bilamana terdapat pekerjaan
instalasi listrik, maka pihak pemborong harus menunjukkan kepada proyek
surat pernyataan bahwa instalasi listrik tersebut telah terdaftar di PLN dengan
meterai Rp. 6000,-
Pasal II.09
MASA PEMELIHARAAN (ONDERHOUD TERMIJN)
1. Jangka waktu pemeliharaan adalah 6 bulan (180) hari kalender terhitung sejak
penyerahan pertama.
2. Bilamana dalam masa pemeliharaan (Onderhoud terjmin) terjadi kerusakan
akibat kurang sempurnanya dalam pelaksanaan atau kurang baiknya mutu
bahan-bahan yang digunakan, maka pemborong harus segara memperbaiki
dan menyempurnakannya kembali setelah pihak pemborong diperingatkan
atau diberitahukan yang pertama kalinya secara tertulis oleh Pengghuna
Anggaran dan Pengendali Kegiatan.
158
Pasal II.10
PERPANJANGAN WAKTU PENYERAHAN
1. Surat permohonan waktu penyerahan pertama yang diajukan kepada pemberi
tugas harus sudah diterima selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum
batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir dan surat tersebut supaya
dilampiri :
a. Data yang lengkap.
b. Time Schedule baru yang sudah disesuaikan dengan sisa pekerjaan.
2. Surat Permohonan Perpanjangan Waktu Penyerahan tanpa data yang lengkap
tidak akan dipertimbangkan.
3. Permintaan Perpanjangan Waktu Penyerahan pekerjaan yang mana dapat
diterima oleh Pemberi Tugas bilamana :
a. Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan (meer of minderwerk) yang
tidak dapat dielakkan lagi setelah atau sebelum kontrak ditandatangani
oleh kedua belah pihak yang dinyatakan dalam Berita Acara.
b. Adanya Surat Perintah tertulis oleh Pemberi Tugas tentang pekerjaan
tambahan.
c. Adanya perintah tertulis dari Pengguna Anggaran dan Pengendali
Kegiatan, pekerjaan untuk sementara waktu dihentikan.
d. Adanya force majeure (bencana alam, gangguan keamanan, pemogokan,
perang) kejadian mana ditangguhkan oleh yang berwenang.
159
e. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus di tempat pekerjaan
secara langsung mengganggu pekerjaan yang dilaporkan oleh Konsultan
Pengawas.
f. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan
karena lahan yang akan dipakai untuk bangunan masih ada masalah.
Pasal II.11
SANKSI / DENDA (PASAL 49 AV)
1. Bilamana batas waktu penyerahan pekerjaan pertama kalinya dilampaui/tidak
dipenuhi, maka pemborong dikenakan denda/diwajibkan membayar denda
sebesar 1 0/00 (satu permil) tiap hari, dengan denda maksimal 5 % dari nilai
kontrak. Uang denda harus dilunaskan padawaktu pembayaran angsuran
(termijn) penyerahan kesatu (I).
2. Menyimpang dari Pasal 49A V terhadap segala kelainan mengenai peraturan
atau tugas yang tercantum dalam ketetapan ini, maka sepanjang bestek ini
tidak ada ketetapan denda lainnya, pemborong dapat dikenakan denda sebesar
1 0/00 (satu permil) tiap terjadi kelainan dengan tidak diperlukan suatu
pengecualian.
3. Bilamana terjadi perintah untuk mengerjakan pekerjaan tambahan dan tidak
disebutkan jangka waktu pelaksanaannya, maka jangka waktu pelaksanaan
tidak akan diperpanjang.
160
Pasal II.12
PEKERJAAN TAMBAHAN DAN PENGURANGAN
1. Harga pekerjaan tambahan yang diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi
Tugas/Pimpinan Kegiatan/Pengelola Kegiatan, pemborong dapat mengajukan
pembayaran tambahan.
2. Sebelum pekerjaan tambahan dikerjakan, pemborong supaya mengajukan
kepada Pemberi Tugas agar diperhitungkan pembayarannya.
3. Untuk memperhitungkan pekerjaan tambah – kurang harga satuan yang telah
dimasukkan dalam daftar penawaran/kontrak.
4. Bilamana harga satuan belum tercantum dalam surat penawaran yang
diajukan, maka akan diselesaikan secara musyawarah.
Pasal II.13
DOKUMENTASI
1. Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan lapangan atau tempat pekerjaan masih 0
% supaya diadakan pemotretan di tempat yang dianggap penting menurut
pertimbangan Direksidengan ukuran 9 x 14 cm sebanyak 4 set berwarna.
2. Setiap permintaan pembayaran termijn (angsuran) dan penyerahan pertama
harus diadakan pemotretan yang menunjukkan prestasi pekerjaan (minimum
dari 5 jurusan) masing-masing menurut pengajuan termijn dengan ukuran 9 x
14 cm sebanyak 3 set berwarna. (pembidikan dari titik tetap), pada penyerahan
161
pertama, pemborong harus mendak dan foto 10 R sejumlah 5 buah dan sudah
dipigur.
Pasal II.14
PENDAFTARAN GEDUNG PEMERINTAH
Konsultan pengawas diwajibkan untuk membantu pengelolaan kegiatan
menyelesaikan pendaftaran gedung-gedung Negara untuk mendapatkan himpunan
daftar nama dari Direktorat Tata Bangunan di Jakarta :
1. Gambar situasi sesuai dengan pelaksanaan skala 1:500 sebanyak 8 exemplar.
2. Gambar situasi sesuai dengan pelaksanaan skala 1:200 sebanyak 8 exemplar.
3. Daftar perhitungan luas bangunan luar dan dalam.
4. Foto copy ijin bangunan sebanyak 8 exemplar
5. Akte/ Keterangan tanah sebanyak sebanyak 8 exemplar
6. Kartu/ legger sebanyak 8 exemplar
7. Foto pemasangan instalasi listrik sebanyak 8 exemplar
8. Surat pernyataan dari instalatur bahwa pemasangan sudah 100 % selesai,
sebanyak 8 exemplar
9. As built drawing
10. Foto copy kontrak dan berita acara penyerahan ke 1 dan 2
162
Pasal II.15
PENCABUTAN PEKERJAAN
1. Pemberi Tugas berhak membatalkan atau mencabut pekerjaan dari tangan
pemborong apabila ternyata pihak pemborong telah menyerahkan pekerjaan
seluruhnya atau sebagian kepada pemborong lain semata-mata hanya mencari
keuntungan saja dari pekerjaan tersebut.
2. Pada pengabutan pekerjaan tersebut, pemborong hanya dapat dibayar untuk
pekerjaan yang telah selesai dan telah diperiksa serta disetujui oleh Pemberi
Tugas sedangkan harga bahan bangunan yang berad di tempat menjadi resiko
pemborong sendiri.
3. Penyerahan bagian-bagian seluruh pekerjaan kepada pemborong lain (onder
eanemer) tanpa izin tertulis dari pihak Pemberi Tugas tidak diizinkan.
Pasal II.16
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR, CONTOH SURAT PENAWARAN
1. Tanggung jawab Kontraktor :
Rekanan/Kontraktor bertanggung jawab atas bangunan tersebut selama
sepuluh tahun sesuai dengan pasal 1609 KUHP Perdata.
2. Mengurus IMB dengan biaya dari pemborong / Kontraktor , sedang proyek
membantu dengan pengurusan kelengkapan dokumen yang diperlukan.
CONTOH SURAT PENAWARAN :
163
KERTAS KOP NAMA PERUSAHAAN
Nomor :
Lamp :
Perihal : Surat Penawaran Kepada
Pekerjaan ……………………..
Jl. ………………….
SEMARANG
Untuk mengikuti penunjukan langsung terbatas yang di adakan pada
hari….tanggal……
bulan….tahun…. dengan mengambil tempat di…….yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : ……………….
Jabatan : ……………….
Alamat : ……………….
Berkedudukan : ……………….
Dengan ini menyatakan :
1. Akan tunduk pada pedoman penunjukan langsung untuk pelaksanaan
pekerjaan bangunan-bangunan negara.
2. Mengindahkan syarat-syarat dan keterangan-keterangan di dalam
dokumen lelang dan perubahan-perubahan atau tambahan-tambahan yang
tercantum dalam berita acara aanwijzing, pada tanggal ……..
3. Memperhitungkan pekerjaan pengurangan atau penambahan yang
mungkin ada atas dasar bestek.
164
4. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai kontrak.
5. Telah menyerahkan surat jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank
sebesar Rp …………
6. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai dengan
kontrak.
7. Sanggup dan bersedia melaksanakan, menandatangani bahan-bahan
bangunan dan peralatan yang diperlukan untuk :
a. Pekerjaan :
b. Lokasi :
c. Denagn harga borongan : Rp (terbilang)
d. Jangka waktu pelaksanaan : ( ) hari kalender
e. Jangka waktu pemeliharaan : selama : ( ) hari
kalender
Semarang, 2004
Hormat Kami,
CV/ PT.
Materai Rp. 6000,-
Cap perusahaan
Nama Terang
Direktur
4.3 SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
Pasal III.01.
165
PENJELASAN UMUM
1. Pemberian pekerjaan meliputi :
Mendatangkan, pengolahan pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga
kerja, pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya
langsung atau tidak langsung termasuk di dalam usaha penyelesaian dengan
baik dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan lengkap.
Juga disini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan
yang walaupun tidak disebutkan di dalam bestek tetapi masih berada di dalam
lingkungan pekerjaan haruskah dilaksanakan sesuai petunjuk Pengguna
Anggaran.
2. Pembangunan yang dilaksanakan ialah :
Pembangunan Gedung 5 (lima) Lantai (Dekranasda) Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Propinsi Jawa Tengah
a. Pekerjaan yang dilaksanakan terdiri dari :
1. Pembangunan Gedung Dekranasda Lima Lantai
2. Instalasi non Standart
a. Instalasi dan Panel
b. Tarikan Feder Genset
c. Instalasi Telepon
d. Instalasi Komputer
e. Sound system Gedung
f. Alat Pemadam dan pipa splinker (2 gedung)
3. Sarana dan Fasilitas
166
a. Penataan sekat ruangan
b. Perapian Delatsi
c. Pembenahan Space Frame Lt.5
d. Pembuatan Pos Jaga (2 buah)
e. Pavingisasi
f. Saluran
g. Landscaping
h. Pembuatan rumah pompa
3. Pekerjaan prasarana
1. Pekerjaan instalasi listrik yang terdiri dari pekerjaan titik lampu, titik stop
kontak dan lampu-lampunya juga dan sub panel, serta stop kontak daya
pada semua ruang.
2. Instalasi air bersih dan air kotor termasuk instalasi air bersih untuk
halaman.
3. Penyambungan air bersih.
4. Pekerjaan penangkal petir sampai disetujui oleh instansi yang berwenang.
5. Pekerjaan halaman meliputi : saluran air hujan dll.
Pasal III.02
TEMPAT KEGIATAN
167
Pekerjaan ini dilaksanakan di Jalan Pahlawan No.04 Semarang, selanjutnya
lokasi/tempat kegiatan akan ditunjukkan pada waktu aanwijzing.
4.4 SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pasal IV.01
PEKERJAAN PERSIAPAN KONTRAKTOR
1. Kontraktor harus membuat bangunan darurat untuk keperluan sendiri
sehubungan dengan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan ini berupa kantor
administrasi Lapangan, Los Kerja dan Gudang.
2. Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa
menggangu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk
membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian
bangunan yang lain.
3. Tanda tetap dibuat dari beton 20 x 20 x 150 cm, sebanyak 2 buah di ujung-
ujung bangunan yang tempatnya akan ditentukan kemudian oleh pengawas
lapangan dan harus dijaga serta dipelihara selama waktu pelaksanaan hingga
pekerjaan selesai seluruhnya untuk penyerahan pekerjaan yang pertama.
4. Sebagai ukuran dasar + 0,00 (peil lantai dasar/lantai 1 (satu) atau dari peil
(data).
5. Untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan harus dibuat papan dasar
pelaksanaan (Bouwplank) yang harus dibuat dari bahan kayu meranti tebal
minimum 3 cm dengan permukaan atasnya diserut sipat dasar (Waterpass).
168
6. Pemborong harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu
siap untuk mengadakan pengukuran ulang.
Pasal IV.02
PEKERJAAN TANAH
1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan galian pondasi, sloof, sesuai
dengan gambar rencana.
Pengadaan material bahan pengisi dan mengangkutnya ke dalam lapangan
serta menimbunnya di daerah lapangan dengan pemadatan yang cukup seperti
dicantumkan dalam syarat-syaratnya.
Persyaratan pekerjaan tersebut minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai
berikut :
a. Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin merintangi
jalannya pekerjaan.
b. Melindungi benda–benda berharga yang berada di lapangan dan benda-
benda berfaedah lainnya.
c. Pengeringan dan pengontrolan drainase.
d. Penggalian dan penimbunan, (untuk penimbunan dengan tanah urug).
e. Pemadatan, dengan dibuktikan tes standard Proctor di laboratorim.
f. Pemindahan materil-material yang tak berguna dan puing-puing.
169
g. Menyediakan material-material yang baik.
2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Pemeriksaan Lapangan
Pemborong harus mengadakan pemeriksaan dan pengecekan langsung ke
lapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan
yang kelak akan dijumpainya dan keadaan lapangan sekarang yang nanti
mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjaan.
b. Penggalian dan Pembersihan
1. Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi
pekerjaan harus disingkirkan, dan dibersihkan dari lapangan, kecuali
hal-hal yang mungkin akan ditentukan kemudian untuk dibiarkan
tetap. Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal seperti itu.
2. Pelaksanaan penggalian pondasi plat lajur baru bisa dimulai setelah as-
as ditetapkan secara cermat dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
3. Apabila selama pelaksanaan penggalian terjadi kelongsoran tebing,
pemborong harus mencegahnya agar pekerjaan tetap lancar.
4. Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, haruslah sedemikian
rupa sehingga menjamin barang-barang berharga yang mungkin
berada di lapangan terhindar dari kerusakan.
5. Reparasi kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum, di
dalam atau di luar lapangan pekerjaan semuanya harus dipikul oleh
kontraktor.
170
6. Pemindahan semua material-material akibat penggalian dan semua
benda-benda yang merintangi pekerjaan, harus menurut petunjuk-
petunjuk Pengawas Lapangan.
7. Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput, dan seluruh
tumbuh-tumbuhan yang semacam itu harus dipindahkan seluruhnya
dari daerah yang akan ditimbun, keluar lapangan.
c. Perlindungan Terhadap Benda-benda Berfaedah
1. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang
berharga yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari
kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi/diganti oleh pemborong dengan tanggungan biayanya
sendiri.
2. Bila sesuai alat/pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di
lapngan dan hal tersebut tak dijumpai pada gambar, atau dengan cara
lain yang dapat diketahui oleh Pemborong dan ternyata diperlukan
perlindungan atau pemindahan, Pemborong harus bertanggung jawab
untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa
pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.
3. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan
Pemborong harus segera mengganti kerugian-kerugian yang terjadi
dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan
Pemborong.
171
4. Sarana (Utilitas) yang sudah tak bekerja lagi yang mungkin ditemukan
di bawah tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus
dipindahkan keluar lapangan ketempat yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan atau tanggungan Pemborong.
d. Pemeriksaan Permukaan Tanah dan Air Tanah
1. Daerah sekitar bangunan-bangunan yang lebih rendah dari lapisan
sekelilingnya harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya bahaya
erosi. Untuk itu Pemborong harus mempersiapkan saluran
pembuangan yang cukup menghindari terjadinya bahaya erosi tersebut.
2. Pemborong diminta untuk mengawasi hal-hal seperti di bawah ini :
a. Tidak diperkirakan air tergenang di dalam/sekitar lapangan
pekerjaan kontrak ini.
b. Melindungi semua penggalian bebas dari seepage, overflow dan
genangan air.
c. Lapisan Tanah Teratas (TopSoil)
Dalam daerah lapangan pekerjaan, topsoil (lapisan tanah paling
atas) harus dikupas sampai kedalaman minimum 20 cm dan
digunakan sebagai bahan pengisi untuk daerah yang lain seperti
yang akan ditentukan oleh Pengawas lapangan. Setelah topsoil
dikupas, daerah tersebut harus dipadatkan sampai setebal 15 cm
sebelum pengisian bahan pengisi dilakukan.
e. Bahan Pengisi
172
1. Bahan pengisi harus cukup baik, yaitu bahan yang telah disetujui oleh
Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah lapangan atau bahan
yang telah disetujuioleh Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah
diluar Lapangan Pekerjaan dan merupakan bahan yang kaya akan
tanah berbatu kerikil.
2. Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar bahan-bahan organis,
barang-barang bekas/sampah.
f. Syarat-syarat Penimbunan dan Bachfill
1. Seluruh penimbunan harus di bawah pengawasan Pengawas Lapangan,
dan material bahan pengisi yang dipakai harus mendapat persetujuan
dari Pengawas lapangan terlebih dahulu. Pengawas Lapangan juga
akan mempersiapkan test-test yang diperlukan yang meliputi test
kepadatan yang terdiri atas lap. 1-2 minimal 3 titik, lap. 3-4 minimal 5
titik, lap. 5-6 minimal 7 titik, biaya Pemborong. Jika ternyata tidak
memenuhi syarat, maka pemadatan ulang akan ditentukan oleh
Pengawas Lapangan. Pemborong tidak diperkenankan melakukan
penimbunan tanpa kehadiran dari Pengawas Lapangan.
2. Pemborong harus menempatkan bahan penimbun di atas lapisan tanah
yang akan ditimbun lapis demi lapis dengan tebal max. 20 cm,
dibasahi seperti yang diharuskan, kemudian digilas atau dipadatkan
sampai tercapai kepadatan yang diijinkan. Untuk pemadatan sirtu di
bawah pondasi dengan stamper, sedangakan untuk pemadatan halaman
parkir dengan mesin wals 4 s/d 6 ton.
173
3. Penggilasan atau pemadatan seluruh daerah lapangan harus dapat
mencapai 95 % dari derajat kepadatan maximum Mod. Proctor. Bila
ada material pengisi yang tidak memuaskan sebagai bahan pemadatan,
maka bahan tersebut harus diganti dengan pasir.
4. Kontraktor diharuskan menggunakan peralatan pemadatan dengan
mesin untuk seluruh pemadatan, atau menggunaka stamper. Pemadatan
tangan atau dengan menggunakan timbres, sama sekali tidak
diperkenankan.
5. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan setiap “lapis jadi”
tidak lebih tebal dari 20 cm dibasahi dan dipadatkan merata sampai
mencapai kepadatan yang disyaratkan.
6. Pembersihan
Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai buat penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing-puing, runtuhan-
runtuhan, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapnagan pekerjaan.
Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Pemborong.
Pasal IV.03.
PEKERJAAN PONDASI DANGKAL
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi meliputi :
pekerjaan pondasi batu kali untuk dinding dll.
174
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi kontraktor harus mengadakan
pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar
konstruksi dan harus dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan
b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada
perbedaan gambar-gambar dari konstruksi dengan gambar-gambar
arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
3. Penggalian
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis
pasir
b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih diketemukan lapisan tanah
jelek, maka perlu konsultasi dengan Perencana untuk mendapatkan
pengarahan lebih lanjut.
c. Lebar penggalian dibagian bawah minimal leber pondasi ditambah 2x 10
cm.
d. Lebar penggalian disebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah.
e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stemper atau vibro roller
hingga mencapai kepadatan 99 % dari standard proctor
f. Jika penggalian mengalami kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis
tanah yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian
175
yang terlalu dalam harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan
hingga mencapai kepadatan 95 %.
4. Pengurugan Kembali
a. Semua bekas-bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang.
b. Lapisan sirtu dibawah harus dipadatkan dengan vibro roller/stemper
sehingga mencapai kepadatan minimal 90 %.
c. Pengurukan kembali dengan tanah :
1. Tanah yang akan digunakan untkm pengurugan harus mendapat
persetujuan dari pengawas.
2. Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, puing,
semua sampah harus disingkirkan.
3. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan dengan komponen-
komponen yang kecil terlebih dahulu.
4. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (masimal 20 cm) dengan
vibro/stemper dengan memperhatikan kadar air tanah sehingga
memperoleh kepadatan minimal 90 %.
5. Pelaksanaan Pondasi
a. Pelaksanaan podasi lobang harus dalam kondisi kering
b. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan
beton.
c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus
terpasang secara bersamaan dengan pekerjaan pondasi.
176
d. Ketentuan mengenai batu kali, lihat ketentuan pasangan batu kali, denga
catatan :
1. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.
2. Batu kali disusun satu per satu dengan penyangga mortar.
e. pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar arsitek dan M. E,
jika ada kelainan / ketidakcocokan harus dikonsultasikan dengan
Perencana.
6. Pondasi Pasangan Batu Kali
a. Kegiatan pasangan pekerjaan batu kali dilaksanakan pada pekerjan
struktur dinding bata dalam bangunan, bak-bak bunga dll sesuai gambar
rencana
b. Bahan-bahan yang digunakan :
1. Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu kwartsa yang
disetujui Pengawas Lapangan /perencana dan owner.
2. Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8 – 1972.
3. Air yang dipakai harus bersih yang dapat diminum/tawar.
c. Syarat pelaksanaan :
1. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
2. Adukan mempunyai komposisi minimal 1 Pc : 5 Ps dengan aduk yang
sama.
Pasal IV.04.
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
177
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pondasi Pancang.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan
tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai denga RKS dan
gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Galian Tanah Pondasi/Poer
a. Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilaksanakan
menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum
didalam gambar. Semua tugas-tugas pondasi bangunan lama, akar pohon-
pohon yuang terdapat dibagian pondasi yang akan dilaksanakan harus
dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus
disumbat.
b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel
listrik, telepon dll yang masih digunakan maka secepatnya
memberitahukan kepada Pengawas atau Perencana/Instansi yang berwenag
untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.
c. Kontraktor bertanggaung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan
sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian
melebihi kedalaman yang telah ditentukan maka kontrakor harus mengisi/
mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan
syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi
pondasi.
178
d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut
bebas dari longsoran-longsoran tanah dikiri dan kanannya (bila perlu
dilindungi dengan bahan-bahan penahan tanah) dan bebas dari genangan
air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan
dengan baik.
e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi lapis,
sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pelaksanaan
pengisian kembaki hanya boleh dilakukkan setelah diadakan pemeriksaan
dan mendapat persetujuan Pengawas, baik mengenai kedalaman/lapisan
tanahnya maupun jenis tanah bakas galian tersebut.
3. Lantai Kerja
Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata,
lapisan dasar dari beton (plain concrete 1:3:5) supaya dibuat sebagai lantai
kerja dengan tebal tidak kurang dari 5 cm. Dibawah lantai kerja diberi lapisan
pasir yang dipadatkan setebal tidak kukrang 20 cm atau sesuai gambar.
4. Kwalitas Beton
a. Bahan yang digunakan adalah beton dengan fc = 22,5 MPa untuk plat lajur
menurut SKSNI T-15-1991-03 dan sebagai tulangan adalah besi dengan fy
= 240 MPa untu besi diameter < 12 mm dan fy = 350 MPa untuk besi
diameter 16 mm keatas.
b. Beton yang digunakan harus ditest mutunya dari benda uji dengan
persyaratan sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03.
c. Besi beton yang digunakan harus ditest sesuai ketentuan.
179
d. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang
berlaku.
5. Pekerjaan Pondasi Plat Lajur
a. Umum
Peraturan yang digunakan adalah tata cara Perhitungan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang belum terjangkau dapat
digunakan peraturan-peraturan, seperti ASTM, ACI, dan peraturan lainnya
yang relavan.
b. Besi Beton (steel reinforcement)
1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
Pada SKSNI T-15-1991-03.
Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak
cacat (retak-retak, mengelupas, luka, dsb).
Mempunyai penampang yang sama rata.
Disesuaikan dengan gambar-gambar.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-
ketenutuan dari Direksi.
3. Besi beton yang digunakan adalah dengan fy = 240 MPa untuk
diameter < 12 mm dengan tegangan leleh minimum 2400 Kg/cm2 dan
fy = 350 MPa untuk diameter 16 mm dengan tegangan leleh minimum
3500 Kg/cm2.
180
4. Besi beton harus berasal dari satu sumber (manufacture) dan tidak
dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi
beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.
5. Kontrakor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang
akan dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi. Batang
percobaan diambil dibawah kesaksian Direksi berjumlah minimal 3
batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya sama, dengan
panjangnya tidak kurang dari 100 cm.
6. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut
sepenuhnya menjadi tangung jawab Kontraktor.
7. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar dan
mendapat persetujun Direksi. Hubungan antar besi beton satu dengan
lainnya harus menggunakan kawat besi beton diikat teguh, tidak
menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah.
8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitas, tidak
sesuai dengan spesifikasi harus segera dari site. Setelah menerima
intruksi tertulis dari Direksi dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Beton
1. Umum
Kekuatan beton untuk pondasi plat dan sloof adalah dengan fc =
22,5 MPa menurut SKSNI T-15-1991-03 dengan deviasi standar
sebesar 40 kg/cm2 beton harus merupakan bahan kuat dan tahan
181
terhadap bahan-bahan berbahaya (seperti asam dan garam) karena
terletak di dalam tanah.
Pengecoran harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair.
Selama pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang ada
harus terus menerus dipompa unuk mencegah rusaknya adukan
beton akibat dari laut.
Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat–syarat PBI-1971
dan SKSNI T- 15-1991-03.
Panjang stek untuk penyambungan kolom untuk penyambungan
batang–batang tulangan minimal 50 kali diameter tulangan (50 d).
2. Pengecoran Beton
Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran
dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin,
sehingga tidak mungkin adanya pengendapan agregat dan
tercampurnya kotoran – kotoran atau bahan lain dari luar.
Pemakain beton ready mix harus mendapat persetujuan dari Direks,
baik nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat- alatnya.
Penggunaan alat- alat pengakut mesin harus mendapat persetujuan
dari pengawas, sebelum alat–alat tersebut didatangkan ketempat
pekerjaan.
Semua alat–alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu
harus di bersihkan dari sisa dari adukan yang mengeras.
182
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum
pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat
persetujuan tertulis pengawas.
Pengecoran harus dilakukan kontinyu tanpa berhenti untuk
keseluruhan dari seluruh 1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun
tanggal pengecoran.
Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan
menuangakn adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian
yang akan menyebabkan pengendapan agregat.
Beton dipadatkan dengan suatu vibrator selama pengocoran
berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak acuan
maupun posisi tulangan. Kontraktor harus menyedikan vibrator-
vibrator untuk menjamin efisiensinya tanpa adanya penundaan.
Permadatan beton secara berlebih–lebihan sehingga menyebabkan
kebocoran–kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus
dihindarkan.
3. Curing Dan Pendirian Atas Beton
Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan
terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air
dan kerusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya.
183
Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 10
hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada
permukaan beton tersebut.
Terutama pada pengecoran beton pada cuca panas , curing dan
perlindungan atas beton harus diperlihatkan. Kontraktor harus
bertanggung jawab retaknya beton kerena kelaleain ini.
6. Pondasi Mesin–Mesin
Pekerjaan ini diselenggarakan oleh kontraktor sipil, dengan petunjuk- petunjuk
daripengawas dan kerjasama dengan kontraktor / sub kontraktor lainya. Semua
harus mendapat persetujuan perencana /pengawas.
7. Pekerjaan Sloof
Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggukan beton dengan mutu fc
= 22,5 MPa dan besi beton fy = 240 MPa untuk diameter < 12 mm dan fy =
350 MPa untuk diameter 16 mm keatas. Besi –besi harus ditempatkan seperti
pada gambar detail. Selesai pekerjaan sloof, tanah harus ditimbun dan
dipadatkan sampai peil yang diperlukan.
8. Pekerjaan Stek kolom
Pekerjaan stek kolom,stek dinding dan stek kolom praktis
Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi.
Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada
waktu sloof dicor sampai batas permukaan tanah.
184
Besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetep lurus setelah selesai
pekejaan sloof.
Pasal IV.05.
PEKERJAAN BETON STRUKTUR ATAS
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam lingkup pekerjasan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada masing–masing jenis pekerjaan
yang tercantum dalam pasal-pasal buku RKS ini.
b. Pekerjaan ini meliputi penyidiaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan beton sesuai RKS dan gambar–gambar pelaksanaan yang telah
sediakan untuk proyek ini.
2. Pedoman Pelaksanaan
Pelaksanan pekerjaan ini harus meliputi:
semua ketentuan dalam SKSNI T-15-1991-03 terutama yang menyangkut
pekerjaan beton struktur.
3. Bahan – Bahan yang digunakan
a. Semen
1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland cement II
menurut NI 8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut
standard cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi cement
Indonesia.
185
2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar – tukar dalam pelaksanaan tanpa
peresetujuan pengawas lapangan.
3. Persetujuan PC hanya akan diberiakan apabila dipasaran tidak
diperoleh merk yang telah dipilih dan telah digunakan.
4. Merk emen yang telah diusulkan sebagai merk semen yang telah
digunakan harus disertai jaminan dari pemborang yang telah
dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan bahwa mutu semen
pengganti setaraf mutu semen yang digantikannya.
5. Batas- batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus
disetujui pengawas lapangan.
b. Aggregates
Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat – syatat dalam
SKSNI T-15-1991-03, terdiri atas:
1. Pasir beton (aggregate halus).kadar Lumpur tidak boleh melebihi 40%
berat pasir beton.
2. Koral atau crushed stone (aggregate kasar):
Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasanya dan padat (tidak porous). Dimensi maksimal 2,5 cm ,
dan tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian
kontruksi yang bersangkutan.
Khusus untuk pekerjaan beton, diluar lapis pembesian yang berat
batas maksimum tersebut 3 cm dengan gradasi baik.
186
Pada bagian dimana pembesianaan cukup berat (cukup ruwet)
digunakan spit pecah/giling mesin.
c. Besi Beton
Besi beton yang digunakan ialah besi beton ulir mutu fy = 350 MPa
exkratau steel/setara, untuk diameter lebih besar atau sama dengan 16 mm
dan fy = 240 MPa untuk diameter lebih kecil dari 13 mm. Untuk
mendapatkan jaminan kwalitas besi yang diminta, maka disamping
adanya certificate ,untuk setiap jenis diameter dari pabrik, juga harus
dimintakan certifikate dari labolaturium pada saat pendatanganan secara
priode minimal 2 contoh percoban tarik untuk setiap 20 ton besi. Untuk
pemotongan tulangan tidak boleh mempergunakan alat pemanas (las),
pemotongan dengan gunting atau besi cutter atau gergaji besi.
d. Admixture
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaiakan mutu beton dari merk
sementara super plstet SR (kedap air) dan plstet no.2 untuk beton biasa.
Namun sebelumnya kontraktor diwajibkan mengajukan analysis kimia
serta test, juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.
Penggunanan harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik.
4. Tata Cara Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
a. Pengiriman dan penyimpanan pada umunya harus sesuai dengan jadwal
pelaksanan
b. Penyimpanan semen :
187
1. Semen harus didatangakan dan disimpan dalam kantong/sak yang
utuh. Berat semen harus sama dengan yang tercantum dalam sak.
2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering , terlindung
pengaruh cuaca, berventilasi yang cukup dan lantai harus bebas dari
tanah.
3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras bilaq ada bagian
yang mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh
tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah yang mulai menheras ini tidak
lebih dari 5% berat semen.
4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen
dalam yang sama dengan syarat bahwa kwaliatas beton yang diminta
perencana.
c. Penyimpanan besi beton
1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan–bantalan kayu
sehingga terbebas dari tanah (minimal 20 cm)
2. Beton harus disimpan bebas dari Lumpur, minyak atau zat asing
lainya.
d. Aggragates harus ditempatkan dalam bak–bak yang terpisah arid an yang
lain jenis/gradasinya dan dciatas lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnyaq dengan tanah.
5. Bekisting yang Digunakan
188
a. Brekistig harus dibuat dari papan kayu kalimatan dengan rangka kayu
yang kuat dan tidak mudah berubah bentuk dan jika perlu menggunakan
baja.
b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa tidak ada perubahan yang nyata
dan dapat menampung bahan–bahan sementara sesuai dengan jalanya
kecepatan pem betonan.
c. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silang sehingga
kemungkinanya bergeraknya bekising Selama dalam pelaksananan dapat
dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya
adukan (mortal leakage).
d. Susuanan bekisting dengan penunjang–penunjang harus teratur hingga
pengawasan mudah dilakukan. Penyusunan bekisting sedemikian rupa
sehingga pada waktu pembongkarannya tidak akan merusak dinding,
balok atau kolom beton yang bersangkutan.
e. Pada bagian terendah .pada setiap pasta pengecoran dari bekisting kolom
atau dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
f. Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum
pengecoran.
g. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa
agar tidak menggenangi sisi bawah dari bekisting.
h. Pemilihan susun yang tepat dari penyangga–penyangga atau silang-
silangan bekisting menjadi tanggung jawab pemborong.
189
i. Pembokaran bekisting:
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan kusus
untuk memikul 2 x beban sendiri.
Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian kontruksi akan bekerja
beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka tidak boleh
dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung. Perlu ditentukan bahwa
tanggung jawab atas keamanan kontruksi seluruhnya terletak pada
pemborong, dan perhatian kontraktor mengenai pembongkaran cetaka
ditunjukan ke SKSNI T -15 -1991-03 dalam psal yang bersangkutan.
Pembongkaran harus memberi tahu petugas/arsitek bila mana ia akan
bermasuk membongkar cetakan pada bagian–bagian konstruksi yang
utama persetujuannya, tapi dengan danya persetujuan tidak berati
kontraktor terlepas dari tanggung jawabnya.
6. Pemasangan Pipa-Pipa
Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan konstruksi.
7. Kualitas Beton
a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kwalitas beton dengan fc = 22,5
MPa. Sedang beton praktis dengan fc = 17,5 MPa.
b. Pemborong memberikan jaminan atas kemampuanya untuk memenuhi
kwalitas beton ini memperhatikan data pelaksanan dilain tempat atau
dengan mengadakan trialmik.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda- benda uji menurut ketentuan
yang telah disebutkan dalam SKSNI T-15-1991-03.
190
d. Pada masa permulaan pemborong harus membuat minimal 1 benda uji per
1,5 m3 beton sehingga dengan kecepatan dapat diperoleh 20 benda uji yang
pertama. Pengambilan benda –benda uji harus dengan priode antara yang
disesuaikan dengan kecepatan pembentukan .
e. Kontraktor harus membuat lapoaran tertulis atas data-data kwalitas beton
yang dibuat, laporan tersebut harus disahkan oleh pengawas lapangan
laporan tersebut harus dilengkapi dengan harga karakteristiknya.
f. Selama pelaksanan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm ,maximal
12,5 cm.
Cara pengujian slump sebagai berikut:
1. Beton diambil tepat sebelum dituangkankedalam cetakan (beton).
2. Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau
plat beton.
3. Cetakan diisi sapai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi berdiameter
16 mm panjang 30 cm dengan ujungnya yang bulat(seperti peluru).
4. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.
Setiap lapis ditusuk- tusuk 25 kali dan setiqap tusukan harus masuk
dalam satu lapis yang dibawahnya.
5. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan –lahan,
dan diukur penurunannya (slumpnya).
g. Pengujian kubus tau slinder percobaan harus dilakuakan dilaboraturium
ang disetujui oleh pengawas lapangan.
191
h. Perawatan kubus atau slinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah
tetapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam uara
terbuka.
i. Jika dianggap perlu, maka pemborong harus mengadakan pecobaan slinder
umur 7 hari dari dengan ketentuan–ketentuan dengan hasil yang tidak
kurang 65% kekuatan yang diminta pada hari 28. jika hasil kuat tekan
benda uji tidak mem berikan kekutan yang diminta, maka harus dilakuakn
pengujian beton ditempat dengan cara- cara yang telah ditentukandalam
SKSNI T-15-1991-03 dengan biaya ditanggung pemborong.
j. Pengadukan dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh komponen masuk dalam mixer.
k. Penyampaian beton adukan dari mixer ketempat pengecoran harus
dilakuakn dengan cara myang tidak mengakibatkan terjadinya separasi
komponen- komponen beton.
l. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.
8. Siar–Siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting dan penempatan siar–siar pelaksanaan, sepanjang
tidak ditentukan dalam gambar, harus sesuai dengan SKSNI T-15-199-03. Siar
–siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air semen tepat sebelum
pengecoran lanjutan dimulai, Letak siar–siar tersebut harus disetujui oleh
pengawas lapangan.
9. Penggantian Besi
192
a. Pemborong harus menghusahakan supaya besi yang dipasang benar sesuai
dengan apa yang tertera dalam gambar.
b. Dalam hal ini berdasarkan pengalaman pemborong atau pandapatnya
mengalami kekeliruan, kekurang atau penyempurnaan pembesian yang ada
maka:
1. Pemborong dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini
diberitahukan kepada pengawas lapangan untuk sekedar informasi.
2. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan pemborong sebagai kerja
tambahan, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah
ada persetujuan tertulis dari perencana dan disetujui pemberi tugas.
3. Jika diusulkan perubahan dari jalanya pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari
perencana.
Mengajukan usul dalam rangka kejadian tersebut diatas adalah
merupakan jugas kewajiban bagi pemborong.
c. Jika pemborong tidak berasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi dengan diameter terdekat dengan syarat:
1. Harus ada persetujuan dari pengawas lapangan.
193
2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam
gambar.
3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau didaerah overlepping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.
d. Toleransi Besi
Diameter,ukuran sisi
(atau jarak antara dua
permukaan yang
berlawanan)
Variasi dalam berat
yang diperbolehkan
Toleransi
diameter
Dibawah 10 mm + 7% + 0,4 mm
10 mm sampai 16
mm(tapi tidak termasuk
*16 mm)
+ 5% + 0,4 mm
16 mm sampai 28 mm + 5% + 0,5 mm
29 mm dan 32 mm + 4% -
10. Perawatan Beton
a. Beton harus dilindumgi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi
penguapan cepat
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan adanya hujan harus
diperhatikan.
194
c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hri sesudah
pengecoran
11. Tanggung Jawab Pemborong
a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas kwuwalitas kontruksi sessuai
dengan ketentuan–ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar- gambar
kontruksi yang diberikan.
b. Adanya atau kehadiran pengawas lapangan selaku wakil Bouwher atau
perencana yang sejauh melihat/mengawasi/mengatur atau memberi
nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.
c. Jika pengawas lapangan memberi ketentuan–ketentuan tambahan yang
menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan diatas atau yang telah
terera dalam gambar, maka ketentuan tambahan tersebut menjadi tanggung
jawab pengawas lapangan, ketentuan tambahan ini harus dibuat secara
tertulis.
Pasal IV. 06.
LAPISAN KEDAP AIR / WATER PROOFI NG
1. Bagian–Bagian yang Perlu Diberi Lapisan Kedap Air
Lapisan kedap harus dipasang pada tempat – tempat:
Lantai ruang toilet dan janitor, plat beton atap, plat beto kanopi, talang beton,
talang seng, leufel –leufel yang menjorok keluar bangunan, serta tempat –
tempat lain yang diperkirakan akan selalu berhubungn dengan air dan tanah.
195
2. Bahan kedap Air Yang Digunakan
a. Water proofing system coating 3x
b. Bahan water proofing yang digukan harus mempunyai jaminan/garasi
tertulis dari pabrik selama minimal 5 tahun.
3. Syarat Pelaksanan
a. Bahan kedap air harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman
dan cara pemasangan harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuatnya.
b. Bidang permukaan beton yang akan diberi water proofing seharusnya
kering dan bersih dari kotoran- kotoran, lubang–lubang dan celah–celah
harus ditambal dengan aduakan atau acian terlebih dahulu, tonjolan–
tonjolan harus dirapikan dengan gerinda terlebih dahulu.
c. Pekerjaan yang disebut dalam pint 2 tesebut harus disetujui dahulu oleh
pengawas lapangan/konsultan perencana sebelum pemasangamn lapisan
kedap air dilaksanakan.
d. Kalau terdapat pipa–pipa konduit atau benda–benda lain yang menembus
lapisan kedap air atau jika drain keluar dari water proofing, maka pada
keliling benda–benda yang sudah terpasang mutu harus diberi flashing.
e. Lapisan kedap air harus dipasang pula pada bidang–bidang vertika yang
mengelilingi lantai toilet, lantai janitor, plat beton atap, sehingga setinggi
mnimal 20 em dari permukana bidang tersebut.
f. Hasil akir dari pekerjaan lapisan kedap air harus merupakan suatu lapisan
dengan permukaan yang rata /tidak bergelombang serta tadak berlobang –
196
lubang atau bercelah–celah pada sambunganya ataupun keretakan–
keretakan lainya yang mungkin bisa menimbulkan kebocoran.
4. Pengujian Terhadap pekerjan Water proofing
a. Pemborong harus mengadakan pengujian terhadap pekerjaan–pekerjaan
waterproofing yang telah dilaksanakan.
b. Pengujian dilaksanakan dengan cara pengisian air keatas bidang akan
diuji tersebut hingga mencapai ketinggian 5 cm, kemudian dilihat hasilnya
selama 3 x 24 jam.
5. Perbaikan Pekerjaan
Setiap permukaan water proofing yang rusak harus diperbaiaki dengan cara–
cara yang dianjaurkan oleh pabrik. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan finising lainya. Apabila ada
pekerjaan finising yang rusak akibat perbaikan water proofing tersebut, maka
kerusakan perbaiakan finising tersebut harus segera diperbaiki.
6. Syarat Pemeliharaan
Pemborong harus menjaga pekerjaan water proofing yang sudah selesai
dilaksanaakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa
menimbulkan kerusakan.
197
Pasal IV .07.
PEKERJAAN BAJA STRUKUTR (KAP BAJA DAN ATAP)
1. Ruang Lingkup
Pekerjan meliputi penyedian semua tenaga kerja, bahan instalasi kontruksi dan
perlengkapan untuk pembutan (dengan mesin) pembangunan dan pengecetan
semua pekerjaan baja srukutur, termasuk pemasangan alat–alat (fixing) dari
benda
2. Keahlian / Pertukangan
Semua pekerjaan yang diterima untuk melakukan pekerjaan haurs ahli (tukang
–tukang) yang berpengalaman dan mengerti benar–benar pekerjaanya. Segala
hasil pekerjaan mutunya sebanding dengan standard hasil pekerjaaan ahli/
tukang yang baik.
3. Bahan- Bahan
a. Biaya yang dipakai harus dari baja yang sesuai dengan standard
internasional yang telah disetujui.
Tegang putus baja minimum 3700 kg/cm2 (yield strees 2400 kg/cm2)
untuk setiap perubahan pemakaian baja untuk kontruksi bangunananya
harus harus dengan persetujuan konsultan /ahli
b. Bagian–bagian baja kontruksi dan plat-plat harus dari baja lunak dan
sesuai dengan daftar untuk kontruksi baja 1969.
c. Elektroda –elektroda harus standart internasional dengan yield stress 3,90
t/cm2, Allowable tensil stress 2,25 t/cm2 tidak berkarat, dan dilindungi
terhadap karat baik sebelum maupun sesudah terpasang.
198
Hanya digunakan baut dari satu produk dengan tanda kode yang jelas
terdapat alam baut.
4. Pekarjaan Las
a. Pekerjan las sebanyak mungkin didalam bengkel
Pekerjaan las dilapang harus cukup baik dan tidak boleh dilakukan
sewaktu dalam keadaan basah atau hujan.
b. Las perapat / pengedap :
Dalam setiap pondasi dimana 2 (dua) bagian (dari satu benda berekatan,
harus dibuat satu, perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas)
terlepas apakah itu diberikan detailnya atau tidak.
c. Perbaikan las :
Bila las–lasan apapun membutuhkan perbaikan maka hal ini harus
dilakukan sebagianama diperintahkan oleh pengawas lapangan tanpa
diberi biaya tambahan.
5. Pembersihan
Sebelum mengecat semua pekerjan harus disikat dengan sikat kawat secara
baik-baik dimana segala kulit oksid besi (berasal dari pabrik) dan tanda tangan
pengeratan. Minyak gemuk dan debu halus di permukaan harus segera
dihilangkan sebelum pengecatan.
Permukaan yang harus dikelilingi/diselubungi dengan beton harus dibiarkan,
tidak dicat.
6. Pengecatan Pekerjaan Baja Struktur
199
Tidak boleh pengecatan atas permukaan apapun yang tidak bersih atau tidak
kering sama sekali atau dalam keadaan cuaca menurut pendapat Konsultan
mungkin menimbulkan kerusakan pada cat.
Harus diberi waktu yang cukup lama antara dua lapisan cat agar bisa menjadi
kering terlebih dahulu dan pada waktu tunggu ini tidak boleh kurang dari dua
hari.
Baja yang berada pada jarak 5 cm dari satu tempat las-lasan atau yang harus
diselubungi dengan beton tidak boleh dicat.
Pakailah meni dari took untuk lapisan pertama. Setelah didirikan, bersihkan
semua tempat-tempat yang rusak dan tempat las-lasan dan meni.
Pakailah satu lapisan cat yang telah disetujui semua cat harus dari satu pabrik
dan harus dipakai persis menurut anjuran dari pabrik pembuatnya. Kedua
lapisan cat harus menutupi semu permukaan baja.
7. Notasi dan Toleransi
semua yang dinyatakan dalam gambar untuk baut M adalah diameter baut,
dengan diameter lubang baut adalah diameter baut + 1 mm.
Kalau diameter lubang lebih besar dari diameter baut + 1 ½ maka harus dilas
ring yang tepat pada lubang yang kebesaran tersebut ( dilas penuh) baru
dipasang bautnya.
8. Gambar Pabrik ( Shoop Drawing)
Apa yang diberikan adalah gambar kerja ( working drawing). Gambar Pabrik (
Shop Drawing) yang terperinci harus dibuat oleh Kontraktor secara teliti
200
dengan memperhatikan working drawing yang diberikan dan harus mendapat
persetujuan pengawas lapangan/Perencana lebih dahulu sebelum dilaksanakan.
Pasal IV. 08.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP, LISTPLANG DAN TALANG
1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum
a. Menyediakan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk pekerjaan ini.
b. Pekerjaan meliputi pembuatan penutup atap listplang dan talang, seperti
dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.
2. Penutup Atap
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap, bubungan nok, gording
dan lain-lain pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan lain.
2. Pekerjaan yang berhubungan denagan pekerjaan ini : pekerjaan
kontruksi, atap, pekerjaan kerangka baja untuk gording, pekerjaan
talang, pekerjaan listplang beton, pekerjan listrik dan penangkal petir.
b. Bahan-bahan
1. Bahan kerangka kayu : gording, usuk 5/7 menggunakan kayu
bengkirai, sedang reng ¾, listplang, papan nok menggunakan kayu jati
masing- masing denagan ukuran sesuai gambar diawetkan dengan cat
meni.
201
2. Penutup menggunakan genting keramik sekualitas Abadi Jatiwangi
sesuai gambar kualitas terbaik dengan warna coklat
3. Bubungan atap dari bahan yang sama satu produksi bubungan atap/
pertemuan-pertemuan lainnya, harus khusus dari produksi yang sama
dengan atapnya begitupun warnanya. Bentuk harus teratur menurut
fungsi penempatannya dipasang pada kedudukannya harus memakai
baut / paku berwarna khusus yang dikeluarkan pabrik pembuatnya agar
sesuai dengan warna gentingnya
3. Penutup Listplang Dengan Kayu
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pemasangan penutup lisplang dari kayu jati kualitas cat
yang dilapis dengan cat - catan.
b. Bahan penutup Listplang
1. Permukaan terdiri dari permukaan halus dan bagian lainnya kasar serta
tidak boleh retak-retak atau cacat bawaan lainnya.
2. Harus menggunakan mutu bahan yang baik dan teliti cara pelaksanaan
biar tidak keropos.
c. Pemasangan Listplang
1. Dipasang tegak ( vertical ) pada rangka penyangga listplang dengan
konsol- konsol beton yang sesuai di dalam jumlah yang cukup untuk
menyangga berat, sisi permukaan yang halus diletakkan di bagian luar.
2. Bidang permukaan listplang harus nampak lurus dan rata.
202
3. Pertemuan antara dua sudut harus siku tidak boleh terdapat celah dan
retak dengan bahan grounting.
4. Pekerjaan Talang
a. Lingkup pekerjaan
1. Meliputi penyelidikan secara lengkap tenaga, alat dan bahan untuk
pekerjaan ini
2. Pekerjan meliputi pemasangan saluran talang mendatar, saringan-
saringan saluran cucuran kebawah, kerangka dan penggantung talang
berikut pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan.
3. Pekerjaan yang berhubungan dengan ini :
Pekerjan kontruksi atap, pekerjaan listplang dan pekerjaan langit-
langit.
b. Bahan–bahan
1. Bahan untuk saluran talang digunakan plat beton dan seng BJLS 18
yang dilapisi water proofing ukuran sesuai gambar.
2. Bahan untuk saluran talang tegak digukan pipa PVC 4” jenis AW
exwapin atau setara.
3. Bahan untuk saluran talang mendatar dengan kontruksi beton bertulang
tebal 18 cm tidak boleh keropos.
203
Adapun cara pelak sanaan harus hati–hati.
c. Pemasangan talang
Semua pekerjaan dari plat beton yang water proofing harus dibuat dan
dipasang menurut standard yang paling baik.
Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak ada lekukan, harus betul-
betul kedap air, tidak ada lubang yang tercecer atau berlimpah.
Pasal IV. 09.
PEKERJAAN PASANGAN
1. Jenis Pasangan dan Penggunaanya.
a. Pasangan batu kali untuk pondasi, sedang pasangan bata merah dan bagian
lain seperti yang ada dalam gambar pelaksana.
b. Pasangan bata merah untuk sebagian besar dinding yang ada dalam
bangunan ini seperti yang ada dalam gambar pelaksana.pasangan bata
merah trastram untuk dinding toilet, dinding–dinding luar bangunan dan
bagian lain seperti ditunjukan dalam gambar.
2. Jenis Adukan Yang Digunakan
a. Adukan bisa dengan campuran 1 pc:5 ps.
204
Digunakan seluruh pasanagan pondasi batu kali, dan bata merah.
b. Adukan trastram dengan campuran 1 pc:3 ps.
Digunakan untuk dinding–dinding toilet, seluruh dinding–dinding luar
bangunan dan bagian–bagian seperti ditunjukan dalam gambar rencana.
c. Adukan khusus dengan campuran 1 pc:2 ps.
Digunakan untuk pasangan bata merah mulai dari ujung atas balok pondasi
sloof sampai 20 cm diatas lantai dasar, serta digunakan dalam pemasangan
keramik.
3. Jenis Plesteran Yang Digunakan
a. Plesteran bisa digunakan dengan campuran 1 pc: 5 ps, Digunakan untuk
permukaan–permukaan dinding bata merah.
b. Plsteran trastram dengan campuran 1pc: 3 ps. Digunakan untuk permukaan
dinding ruang–ruang toilet, seluruh permukaan dinding dibagian luar
bangunan, dan seluruh dinding lantai dasar sampai setinggi plus 40 cm
dari permukaan tanah.
4. Kwalitas Bahan yang Digunakan
a. Batu Kali
Batu kali yang digunakan harus dari jenis yang keras, kuat tidak mudah
pecah, permukaan halus tidak berlubang–lubang.
205
b. Bata Merah
Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat–syarat sebagai berikut:
1. Batu bata harus baru, dan terbuat dari campuran tanah liat yang
dibakar dan mencapai kematangan sesuai standard dan disetujui
pengawas.
2. Bilamana terdapat bahan yang tidak sesuai standard tersebut diatas
maka Direksi dapat mentukan jenis–jenis yang ada dipasaran local
dengan syarat–syarat yang ditentukan.
3. Mempunyai sifat kondisi rendah, sifat isolasi suara dan penetrasi air
yang rendah.
4. Seluruh permukan datar/rata tidak melengkung, tanpa cacat/lubang
atau mengandung kotoran, sudut–sudutnya tidak tumpul.
5. Ukuran seragam dengan standard nominal.
6. Mutu setarap produksi/local dengan persetujuan Direksi.
c. Bahan Untuk Adukan, Plesteran dan Acian.
Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang digunkan untuk adukan harus
memenuhi ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam buku
RKS ini ataupun dalam SKSNI T-15-1991-03, yaitu pasir
muntilan/sekwalitas.
206
5. Contoh–Contoh Bahan
Sebelum memulai pekerjaan pasangan, pemborong terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh–contoh bahan yang akan digunakan (Batu kali, bata
merah, kerikil, split ). Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus
mendapat persetujuan dari pengawas lapangan / perencana.
6. Syarat Pemasangan
a. Pemasang batu kali untuk pondasi
1. Pondasi batu kali harus dimulai dan didirikan menurut bentuk, ukuran
dan ketinggian yang diminta sesuai gambar rencana.
2. Pasangan Bata Merah
o Dinding harus dipasang/didirikan dengan ketebalan dan ketinggian
sesuai gambar rencana.
o Masing-masing bata merah dipasang dengan nat/jarak 1cm, diberi
dasar adukan pengikat dengan baik.
o Pemasangan dinding tidak boleh diteruskan disatu bagian setinggi
lebih dari 1 m.
o Tidak diperbolehkan memakai potongan bata merah untuk bagian–
bagian dinding kecuali untuk bagian dinding yang terpaksa harus
207
menggunakan potongan, potongan yang diperbolehkan untuk
maksud tersebut tidak boleh lebih kecil dari ½ bata merah.
b. Perlindungan
Bagian dinding atau pasangan batu kali yang sudah terpasang dan terkena
udara terbuka, pada waktu hujan lebat harus diberi pelindung dengan
penutup bagian atasnya dengan sesuatu yang memadai.
c. Perawatan
Dinding pasangan blok beton ringan dan pasangan batu kali harus dibasahi
terus menerus selama paling sedikait 7 hari setelah didirikan.
d. Angkur–angkut dan pengikat
Setiap hubungan antar dinding bata merah dengan permukaan beton, harus
diberi angkur yang dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran dan
diameter sesuai dengan kebutuhan. Permukaan beton yang berhubungan
dengan dinding bata harus dikasarkan dengan alat yang sesuai agar adukan
dinding dapat melekat.
e. Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar–
benar vertical, datar, rata, tidak melengkung/ bergelombang.
f. Kolom Beton/Tulangan Praktis.
208
Untuk dinding dengan luas minimal 10 m2 diharuskan pelaksanaan dengan
perkuatan kolom beton prakits dengan tulang pokok 40/8 dan begel 0/6–
15cm.
Pasal IV.10
PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peratan dan semua pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar
kerjaan RKS.
b. Pemborong harus memberikan contoh–contoh bahan lain yang akan
dipasang, khususnya untuk seleksi kwalitas, warna, tekstur, bahan lain
untuk mendapat persetujuan dari Direksi lapangan.
c. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari produsen/sub
kontraktor kepada pemilik proyek untuk masing–masing penggunaan
bahan lantai dengan jangka waktu minimal 5 (lima) tahun.
d. Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan lantai keramik
2. Pekerjaan alat perabot
209
Masing–masing pekerjaan lantai tersebut diatas urainya adalah sebagai
berikut:
2. Pekerjaan Lantai Keramik
a. Pekerjaan lantai keramik dilaksanakan untuk ruang toilet, ruang dapur, dan
ruang–ruang kerja dan mengikuti gambar kerja.
b. Data-data Teknis Bangunan
o Bahan : Keramik Tile setap ROMAN
o Ukuran : 20/20,40/40 dengan ketebalan 7 mm, toleransi ukuran < 1%
dan penyerapan air tidak lebih dari 1%.
o Jenis : Keramik Single Firing HEAVY DUTY
o Warna : Harus sesuai dengan petunjuk Direksi lapangan atau pemilik
proyek.
c. Keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
bentuk dan ukuran masing–masing unit yang sama, tidak bagian yang
gompal, retak atau pecah.
d. Pekerjaan pemasangan lantai bisa dimulai dan dilaksanakan apabila
pemborong telah membawa contoh-contoh keramik yang telah disetujui.
210
e. Sebelum pemasangan keramik untuk toilet (lantai dasar), telah dahulu
dipasang pasir uruk, minimal setebal 10 cm, tanah telah dipadatkan,
selanjutnya membuat lantai kerja minimal tebalnya 5 cm campuran 1:3:5.
f. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong,
bekas potongan harus digerinda dan diamplas sampai rata dan halus. Perlu
dihindari pemotongan Graito Tile dan keramik yang < ½ x lebar/panjang
ukuran standard.
g. Bahan keramik yang belum dipasang harus direndam dalam air bersih
(tidak mengandung asam alkali) sampi jenuh.
h. Adukan pasangan/pengikat dengan adukan campuran 1pc:3ps muntilan
dan ditambah bahan perekat dengan sekwalitas semerk Corafix.
i. Bahan pengisi adalah Graut semen berwarna yang sesuai dengan warna
Granito Tile dan keramik yang digunakan.
j. Apabila hasil pemasang tidak rapi, tidak membentuk garis lurus, retak dan
hasil gelombang, pemborong harus mengganti/mengulangi pekerjaan
dengan biaya ditanggung sendiri oleh pemborong.
k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
pada permukaan keramik, hingga betul–betul bersih.
211
l. Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban
selama 3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat dari pekerjaan
lain.
3. Lantai Rabat Beton
a. Pada jalan masuk ramp dan halaman pakir dipasang ubin paving,
sedangkan jalan pakir digunakan tegel paving segi 4 atau Holland tebal 8
cm dengan bentuk, ukuran dan cara pelaksanaan pelaksanaan sesuai
dengan gambar dan petunjuk pengawas.
b. Persyaratan Pelaksanaan
1. Sebagai dasar digunakan pasir urug dengan minimal tebal 10 cm atau
sesuai dengan rencana gambar/petunjuk–petunjuk pengawas
lapangan. Pekerjaan urukan pasir harus betul–betul padat dengan
direndam air hingga jenuh.
2. Pemasangan ubin paving baru boleh dilakukan setelah dapat
persetujuan dari pengawas.
Pemasangan dengan pola–pola tertentu sesuai dengan gambar dan
petunjuk pengawas.
3. Nat belum boleh dikolot terlebih dahulu sebelum mendapat ijin tertulis
dari pengawas.
c. Bahan yang digunakan
212
1. Ubin paving segi 4 atau Holland tebal 8 cm. Alam Daya Sakti/setara.
2. Pasir pasangan muntilan.
Pasal . IV.II.
PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan semua pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian dinding sesuai gambar kerja
dan RKS.
b. Pemborong memberikan contoh – contoh bahan pelapis dinding yang akan
dipasang, khususnya untuk menentukan warna, tekstur yang akan
ditentukan kemudian oleh Pengawas Tugas.
c. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari prosedur Sub
Pemborong kepada Pemilik Proyek untuk setiap penggunaan bahan
dinding dengan jangka waktu jaminan minimum 5 tahun.
d. Pekerjaan dinding bagian dalam bangunan (interior) meliputi pekerjaan
dinding dilapis keramik dan dinding cat.
Pekerjaan dinding bagian luar bangunan (eksterior) meliputi pekerjaan
dinding plesteran cat.
213
2. Pekerjaan Dinding Keramik
a. Persyaratan Bahan
1. Bahan keramik yang digunakan untuk pelapis dinding pada ruang
toilet lantai dasar adalah bahan keramik produksi setarap ROMAN
atau setara dengan ukuran 20x20 cm Janis single firing heavy duty.
Pemilihaan warna ditentukan kemudian oleh pemilik proyek atau
Direksi lapangan.
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan
ASTM, peraturan keramik Indonesia NI- 19, PVBB1970 dan PUBI
1982.
3. Bahan yang digunakan harus dapat persetujuan dapat dari direksi
lapangan, setalah diseleksi mengenai kwalitas bahan, warna, tektur dan
bahan tidak boleh rusak, maupun cacat .
4. Material lain yang tidak terdapat daftar tersebut tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus
baru, kwaliatas terbaik dan dari jenisnya dan harus disetujui Direksi
Lapangan.
b. Syarat–syarat pelaksanaan
214
1. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik langsung
dapat diletakkan, dengan mengunakan perekat spesi 1pc: 3ps, adukan
baik menggunakan supersemen, jumlah pemakaian adalah 10%dari
berat semen yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 cm
atau bahan perekat khusus, dengan memperhatikan sehingga
mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera dalam gambar.
2. Keramik yang dipasang adalah yang sudah diseleksi dengan baik,
warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gumpal atau
cacat lainya.
3. Pemotongan keremik harus menggunakan alat potong khusus untuk
itu, sesuai petunjuk pabrik pembuat.
4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam
air sampai jenuh.
5. Ketinggian peil atas pada keramik disesuaikan dengan gambar.
6. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan perancang/
Direksi lapangan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
7. Bidang dinding keramik harus benar–benar rata, garis–garis siar harus
benar–benar lurus, air arah horizontal pada dinding yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan garis lurus.
215
8. Keramik harus disusun menurt garis–garis lurus dengan siar sebesar 3-
5 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis lurus.
Siar–siar keramik harus diisi dengan bahan pengisi siar sehingga
membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam
persyaratan bahan dan warna yang akan ditentukan kemudian.
9. Pembersihan permukaan ubin dari sisa–sisa adukan semen hanya boleh
dilakuakan dengan mnggunakan cairan pembersih untuk keramik
seperti “Gol Getter” butan johson wax atau setara.
10. Nad – nad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan
supergrout.
Pasal. IV.12
PEKERJAAN LANGIT – LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk pekrjaan langit–langit ini adalah penyedian bahan, tenaga
kerja dan peratan yang berhubungan dengan pelaksanan pekerjaan
pemasangan langit–langit, yang tertera sesuai menurut gambar kerja dan
RKS.
b. Pekerjaan langit-langit meliputi:
216
Pekerjaan langit – langit askutik
Pekerjaan plafond dengan ornamen khusus.
2. Pekerjaan Langit – langit Akustik
a. Pekerjaan bongkar pasang plafond akustik untuk pemasangan instalansi
splinker dan ducting.
b. Pemasanagan langit–langit harus dikerjakan oleh tenaga yang benar–
benar ahli untuk pemasangan lanit–langit akustik.
c. Sebelum pelaksanaan, pemborong wajib membuat dan menyerahkan
gambar pelaksanaan (shop drawing) kepada Direksi lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
d. Pemasangan kembali harus benar-benar lurus dan datar hingga saat
pemasangan panel akustik tidak bergelombamg, gridnya harus lurus dan
datar, gairs horizontal dan vertiakal harus tegak lurus sesuai dengan
desain, rangka plapon digunakan BMS/setara.
e. Untuk lubang–lubang penempatan titik splinkler dan diffuser, harus
disesuaiakandengan pekerjaan elektrinikal lainya.
f. Untuk menjaga mutu/kwaliatas, pemasangan langit–langit sebaikya
dilaksanakan oleh tenaga ahli/sub kontrakotr yang ditunjuk resmi oleh
pabrik dan harus dibuktikan dengan surat dari pabrik.
217
g. Apabila hasil pemasangan langit–langit terjadi lendutan–lendutan atau
kekurangan–kekurangan lain, pemborong harus memperbaiki dan
mengganti bila minta pembongkaran oleh direksi lapangan, biaya
perbaikan ditanggung oleh pemborong.
3. Plapon akustik dengan ornament khusus
a. Plafond khusus dipasang dengn type, sesuai gambar.
b. Persyaratn pemasangan masing – masing type plafond khusus tersebut,
harus sesuai dengan gambar, baik bentuk ukuran dan cara pelaksanaan.
Hasil akir pemasangan plafond harus betul–betul baik dimana cara
pelaksanaanya sesuai dengn rencana gambar danpetunjuk arsitek/
pemimpin proyek secara khusus.
Pasl. IV.13
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITAIR
1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termsuk pekerjaan ini adalah penyedian tenaga, persatan bahan
untuk pemasangan semua fixture pada ruang dapur dan toilet.
b. Bahan-bahan
Janitor : TOTO type SK 22a
218
Floor ddrain : TOTO
Wastapel : TOTO type L511.V3
Kran : TB 19 CSV 3
Cermin : Tebal 5 mm ex ASAHI + Frame
Kloset jongkok : CE 6
Urinior : Type U 57 M
Doset duduk : Type C 438 / S 550 E
c. Pemasangan
1. Semua perlengkapan sanitasi air dipasang dalam keadaan kokoh pada
tempatnya yang sesuai gambar, dengan perkuatan besi angkur dan mur
baut yang sesuai.
2. Untuk pemasangan perlengkapan sanitasi air harus mengikuti metode
pelaksanaaan yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya dan gambar
kerja.
3. Pada saat pemasangan, dan dalam keadaan terpasang harus benar-
benar besih dari goresan–goresan dan kotoran–kotoran.
4. Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan finising plesteran tiles
dilaksanakan.
219
d. Pekerjaan Pasangan antara lain :
1. Bak air mandi
• Untuk pekerjaan pemasangan bak air mandi keseluruhan yang
ditentukan dari pemasangan, digunakan pasangan batu merah 1pc:
2 ps lapis ubin keramik 20/20 setarap super itali, bentuk ukuran,
penempatan harus sesuai dengan rencana gambar.
• Persyaratan pemasangan
Untuk pemasangan batu merah harus sesuai dengan persyaratan
seperti uraan terdahulu juga pemasngan ubin keramik harus dengan
persyaratan yang sama.
• Penggunaan bak air mandi diluar ketentuaan – ketentuaan dalam
bab ini akan diatur /dijelaskan kemudian.
2. Sekat Urinoir
• Untuk keperluan menyekat pasangan urinoir dipakai produksi
TOTO A 100
• Satu dan lain atas persetujuan pengwas lapangan
3. Pekerjaan Zink–Put/Septictack
• Pekrjaan pembuatan harus dengan bentuk ukuran dan cara
pelaksanaan sesuai dengan rewncana gambar.
220
• Persyaratan pelaksaan:
Galian tanah sampai mencapai peil rencana
Ururkan pasir uruk setebal 20 cm
Lantai kerja lapangan batu kosong setebal 20 cm, dikancing
dengan pasir uruk
Sebagai pekerjaan utama :
• Buis beton 0/140 cm
• Tutup, dari beton bertulang 1 pc:2 ps:3 pk (bentuk,
ukuran sesuai dengan rencana gambar, syarat-syarat
pelaksanaan sesuai SKNI T – 15 – 1991 -03
• Dinding dari pasangan bata merah sesuai gambar
4. Pekerjaan Water Reservoir :
• Water reservoir terdiri dari ground reservoir kapasitas sesuai
dengan gambar.
• Ground perletakanya sesuai dengan lay out pada gambar, terbuat
dari :
221
Alas dinding dan penutupnya dari beton bertulang dengan
campuran 1pc: 1,5 ps: 2kr sisi dalam dilapisi porselin 20x20
exRoman.
Persyaratan beton bertulang harus sesuai SKNI T- 15 -1991-
03
Pada pertemun dinding beton dengan bentuk sesuai gambar
penyekat karet (water- sop) dengan bentuk sesuai gambar.
• Ground reservoir dilengkapi dengan pipa supply 0/ ¾” pipa
ditribusi dari ground kepomp ¾”,tangga dari stainless stel dengan
penutup dan gewmbok untuk pengaman, dan juga disediakan
lubang hawa
• Untuk pengadaan air bersih dari ground reservoir ke bangunan
digunakan 2 (dua) buah pompa dimana salah satu pompa
berpungsi sebagai cadangan bila sebuah rusak.
222
Pasal. IV.14.
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Bahan Ketentuan-ketentuan Umum :
a. Semua bahan cat harus diperoleh dari leveransir tang telah disetujui
Perencana melalui Pengawas Lapangan. Semua cat yang digunakan
sekualitas MOWILEX.
b. Semua cat harus dipergunakan dan betul-betul sesuai dengan instruksi
pabriknya.
Juga dempul plamour dan cat dasarnya harus dikeluarkan dari pabrik yang
sama untuk masing-masing pemakaian. Tidak boleh mencampur bahan-
bahan pengering atau bahan-bahan lain ke dalam cat jika tidak disarankan
oleh pabrik cat yang bersangkutan.
c. Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel,
tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pengawas. Pemborong
utama bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu
dan sesuai dengan persetujuan Pengawas/Pengawas.
d. Sebelum dipakai haurs diaduk sampai semua yang mengendap larut. Bila
perlu diencerkan dengan bahan pengencer dengan bahan dan proporsi
sesuai dengan rekomendasi pabrik yang bersangkutan.
223
e. Semua pekerjaan pengecatan harus dilakukan oleh Painting Cotractor dan
harus ada surat rekomendasi dari pabrik pembuat / Mowilex perwakilan
Jawa Tengah.
2. Bahan dan ketentuan-ketentuan khusus :
a. Cat pekerjaan kayu :
Harus mengandung bahan sintetis (syntetic resins) cat type
gloss/mengkilat.
b. Cat pekerjaan baja/besi :
Lapisan cat dasar harus yang mengandung axid merah.
Lapisn penyelesaian (finish) harus yang syntetic resins, yang khusus untuk
disesuaikan pada pekerjaan tersebut.
c. Cat dinding tembok :
Cat untuk dinding luar dipakai cat jenis Weater Shild dan dalam, kolom,
langit-langit dan sebagainya harus memakai cat emulsi, berdasarkan alkyd
resins, dengan cat dasarnya yang tahan alkali seperti yang telah ditentukan.
d. Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :
1. Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai dipariksa dan
disetujui oleh Pengawas.
224
2. Sebelum bagian-bagian yang retak, pecah atau kotoran-kotoran
dibersihkan.
3. Apabila dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah,
lembab atau berdebu.
4. Sebelumnya didahului membuat percobaan pada dinding atau bagian-
bagian yang akan dicat.
3. Daftar Bahan-bahan :
Setelah kontark ditanda tangani, pemborong harus secepatnya, tapi tidak
kuramg dari 1 (satu) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan,
mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk
pekerjaan pengecatan dan dekorasi kepada Pemberi Tugas.
4. Pemilihan Warna :
Semua warna harus dipilih arsitek Perencana, owner dan pemborong harus
mengadakan contoh warna-warna yang disetujui.
5. Persiapan umum :
a. Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan plituran dan lain-lain
harus dicuci dan dijaga agar tidak ada debu beterbangan.
225
b. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara
yang telah disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan banyak lap-lap bersih.
6. Pengecatan tembok :
Terutama dikerjakan pada plesteran, baik bagian luar maupun dalam.
a. Persiapan :
Biarkan permukaan mongering sebaik mungkin, jika terdapat
pengkristalan/pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian dengan
lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila pengkristalan/pengapuran
masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses
pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti.
Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan percikan plesteran dan
sebagainya. Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan biarkan
mongering.
b. Pelaksanaan.
Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari
pabrik pembuat.
7. Pengecatan Kayu :
a. Persiapan :
226
Biarkan kayu mongering sebaik mungkin bersihkan permukaan dari debu,
kotoran dan sebagainya. Biarkan permukaan mongering sebaik mungkin,
jika terdapat pengkristalan/pengapuran bersihkan bersihkan dengan lap
kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila
pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai
proses pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti. Bersihkan permukaan
dari debu, kotoran dan percikan plesteran dan sebagainya. Perbaiki retak-
retak serta kerusakan lainnya dan biarkan mongering.
b. Pelaksanaan.
Semua pengecatan kayu harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik
pembuat.
8. Keahlian
a. Pekerjaan pengeceten hnya boleh dilaksanakan oleh orang – orang yang
sudah ahli dan berpengalaman.
b. Seoarang mandor yang benar – benar cakap harus mengawasi ditempat
tersebut selama pelak sanaan .
c. Pemborong utama bertanggung jawab atas hsil pengecetan yang baik dan
harus mengatur waktu sedemikian urpa sengga terapat urutan –urutan yang
tepat mulai dari pengerjaan dasar sampai pengecetan akir
227
d. Pekerjaan pengecetan dianjurkan untuk dikerjakan oleh tenaga –tenaga dar
mana cat tersebut diproduksi atau kepaiting khusus.
e. Semua pekerjaan pengecetan haurs mengikuti petunjuk dari pengawas dan
pabrikan pembuat cat tersebut, serta mendapat persetujuan pengawas.
9. Bahan yang harus disediakan untuk masa pemeliharaan
a. Setelah pengerjaan pengecatan selesai, pemborong harus menyimpan
sejumpah cat yang terpilih untuk persediaan bila ada perbaikan –
perbaikan yang dikehendaki selama masa pemeliharan.
Pada waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya (final), pemborong harus
menyerahkan kepada pemberi utgas cat – cat untuk finising menurut
jumlah – jumlah sesuai daftar berikut ini.
b. Jumlah yang dikehendaki untuk tiap –tiap warna yang dipakai.
Cat tembok cat untuk kayu cat untuk kolom
5 liter 2 kg 1 kg
atau sesuai persetujuan / pengaturan dalam aanwijzing.
228
Pasal IV.15
PEKERJAAN KOSEN, PINTU, JENDELA DLL.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk pekerjaan ini adalah penyedian tenaga kerja, bahan – bahan
yang diperlukan, peralatan termasuk alat- alat Bantu dan pengakutan yang
diperlukan untuk pelaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang maksimal.
b. Meliputi pekerjaan.
1. Kosen pintu dan jendela aluminium dan jendela kaca.
2. Pintu kayu dan pintu kaca.
2. Pekerjaan kosen pintu dan jendela Alumunium
Semua pekerjaan haurs dikerjaan menurut intrusik pabrikan / produsen atau
stanadr – standr anatara lain
• The Alumunium Association (AA)
• Architectural Alumunium Manufactures Association (AAMA)
• American Socity for Testing Materials (ASTM)
a. Bahan –bahan
229
Kosen dan plat alumunium untuk kosen pintu, jendela dan plat alumunium
akan digunakan produk ALEXINDO atau setaraf.
1. Produk dalam negeri yang baik (sesuai SII extrusi 0695 -82 dan SII
jendela 0549 -82)
2. Alloy 6063 T5/ Billet yang digunakan harus aslinya (tidak terbuat dari
bahan serap / sisa).
3. Seluruh pekerjaan alumunium pada bagian dalam ruang (interior)
menggunkan natural bahan.
b. Seluruh pekerjaan alumunium haurs memiliki syarat –syraat teknis
sebagai berikut :
1. Profil
• Beban angin : 120 kg/m2
• Ketehanan bocor dari air : mampu menahan
kebocoran pada
tekanan 15 kg/m2
• Ketehanan kebocoran terhadap udara : max 12 m3 /ham m
pada tekanan 15
kg/m2
• Ketebalan profil : 1,00 mm
230
• Ketebalan warna : 5 micron
2. Kelengkapan alumunium
• Joint Backer : Polyutrane foam, tidak menyerap air,
kepadatan 65-96 kg/m3, penampang 25%
lebih besar dari celah yang ada.
• Neoprene : Jenis extrusion, tahan terhaap matahari,
oksidasi engan kekerasan 60-80 dorometer.
• Sealant : Silicon Sealant
• Anker : Bagian yang berhubungan dengan
alumunium dilapisi galvanis 25 micron.
Bagian lain dilapis zinc chromate
• Shim : Plastik, multi polymer dengan kekuatan 565
kg/cm2
• Kunci –Kunci : Lihat pekerjaan kinci penggantung)
• Kaca : (Lihat pekerjaan kaca)
• Dan lain–lain sesuai yang disyaratkan untuk pekerjaan alumunium.
3. Contoh
231
Kecuali ditentukan lain, maka semua contoh harus disertakan dan
contoh extrusion tidak kurang dari 30x30 cm2, dengan ketebalan sesuai
dengan desain arsitek dan gambar kerja yang disetujui perancang.
4. Gambar pelaksanaan
a. Gambar pelaksnaan menunjukan ukuran, besaran–besaran
ketebalan, kekuatan, alloy, tempers, finish, detail–detail pertemuan
dan hubunganya dengan kontruksi secara keseluruhan.
b. Semua pekerjaan yang akan dirakit proses anodizing seperti “rock”
atau “gripper” pada permuaan alumunium harus diganti atas biaya
pemborong.
5. Pekerjaan Persiapan
6. Pekerjaan pelaksanaan
a. Pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan kosen
alumunium beserta kaca harus dilaksanakan oleh pemborong
alumunium yang ahli dalam bidangnya dan disetujui oleh Direki
lapangan.
b. Untuk mendapat ukuran yang tepat, pemborong alumunium harus
datang lapangan dan melakukan pengukuran.
232
c. Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kosen
alumunium harus dilakukan diprabrik secara maksimal dan di
lapangan tinggal pasang.
d. Antar tembok kolom/beton dan kusen alumunium harus diisi
dengan “sealant” yang elastis.
e. Pemasangan kaca pada kosen alumunium harus diisi dengan
“sealant” dan karet gasket.
f. Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan
serta cat yang mempengruhi permukaan alimunium.
g. Sambungan–sambungan vertical maupun horizontal, sambungan
sudut atau silang, demikian juga pengkondisian profil–profil dari
bahan stainless tseel.
h. Kaca tidak boleh bergeter dan diberi tanda setelah terpasang.
i. Pemasangan rangka alumunium dan kaca harus memperhatikan
faktor –faktor akustik ruang, sehingga tidak ada kebocoran suara.
7. Hubungan dengan Material lain.
Apabila alumunium berhubungan dengan besi, maka besi harus
dilapisi dengan zinc chromate + bitumen.
8. Perlindungan bahan
233
Perlindung terhaap alumunium seluruhnya menjadi tanggung jawab
pemborong, oleh karena pemborong wajib memberikan perhatian
mengenai cara pengangkutan, penyimpanan dan lain –lain dengan cara
terbaik.
9. Pengetesan
a. Pemborong wajib melakukan pengetesan terhadap hasil yang baik,
jika hasil pengetesan gagal, pemborong wajib melakukan
perbaikan dan pengetesan ulang hingga mencapai stand yang
disyaratkan.
Biaya tes dan lain-lain menjadi tanggung jawab pemborong.
b. Pengetesan terdiri dari sebagai berikut:
• Performance test (tes terhadap kebocoran air, tes terhadap
kebocoran udara, beban angina, kekedapan suara dan lain –
lain) harus dilaksanakan dilaboraturium yang disetujui oleh
pengawas lapangan.
• Material tes(tes terhadap bahan, anodized, tes korosi, berat dan
lain–lain) dilaksakan dalam negeri yang disetujui pengawas
lapangan .
c. Hasil test harus diserahkan secara lengkap kepada pengawas
lapangan.
234
10. Garansi (Jaminan)
a. Pemborong wajib memberikan garansi bahan selama 5 tahun dan
garansi pemasangan selama 10 tahun, terhitung sejak selesainya
masa perawatan.
b. Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan terjadi cacat,
perawsatan akibat proses anozing yang tidak sempurna dan lain –
lain, sedang garansi pemasangan sebagai perlindungan
kemungkinana terjadi kebocoran udara, air akibat dari aplikasi
yaqng tidak sempurna.
3. Pekerjaan daun pintu dan panil kayu
a. Lingkup pekerjaan
1. Meliputi semua pekerjaan seperi memasak, memahat, menyetel,
membuat lidah –lidah ,sponi dan lain – lain pekerjaan yang diperlikan
untuk menyambung kayu dengan baik.
2. Menyedian alat –alat logam, skrup – skrup, paku – paku dan lain – lain
untuk keperluan pelaksanaan.
b. Bahan – bahan
1. Bahan kayu jati kwalitas politur
235
2. Pintu panil jalusi kayu jati dengan rangka tepi kayu jati, finish
melamine.
3. Pengikat berupa paku mur, baut, skrup yang harus digalvanisir sesuai
dengan NI-5 Bab.VI.
c. Pelaksanaan
1. Harus dilakukan pengukuran ditempat pemasangan, bila terdapat
kelainan–kelainan agar segera dilaporkan kepada Direkisi lapangan
untuk mendapat persetujuan perubahan-perubahanya.
2. Pemborong harus membuat gambar rencana pembuatan untuk
dimintakn persetujuanya lebih dahulu dari Direksi lapangan.
3. Diats kosen pintu dan jendel, untuk yang lebih besar dari 1,00 meter
harus dipasang balok beton bertulang (latei), untuk yang lebih kecil
dari 1,00 meter harus dipasang bata rollag dengan adukan 1 pc:3 Ps.
4. Alat Perlengkapan Pintu dan Jendela
a. Lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan–bahan,
perlengkapan daun pintu (daun jendela seperti kunci, engsel dan alat-
alat Bantu linya untuk melaksanaan pekerjaan hingga tercapai hasil
pekerrjaan yang baik dan sempurna).
236
2. Pemasangan alat penggantung dan kunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan daun pintu kayu, daun pintu alumunium dan daun jendela
alumunium serta yang ditunjukan/disyaratkan dalam detail gambar.
b. Bahan – bahan
Semua pintu menggunakan peralatan kunci merek setara keneri jaya, untuk
komponen sebagai berikut:
• Lockcase
• Cylinder
• Handle
• Back plate
• Engsel
• Handle pengunci dan daun jendela kaca setara interlock
c. Persyaratan Bahan
1. Semua “ harware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam spesifikasi teknis bila terjadi perubahan atau
penggantian “harwarte” akibat dari pemilihan merk, pemborong wajib
melaporkan kejadian tersebut kepaa pengawas untuk pendapat
persetujuan.
237
2. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakuakn pengujian secara kasar atau halus.
3. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang dengan pintunya.
4. Pemborong wajib membuat shop drawing berdasarkan gambar
dukomen kontrak yang telah disetujui dengan keadaan dilapangan .
Didalam shop drawing harus jalas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail –
detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar Dokumen
kontrak sesuai dengan standr spesifikasi pabrik.
5. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui terdahulu oleh
konsultan pengawas.
d. Contoh – contoh
1. Setelah pekerjaan diberikan pemborong harus menyerahkan daftar alat
penggantung dan kunci dalam tiga rangkap untuk meminta persetujuan
Direksi lapangan daftar perlengkpan pintu terlampir.
2. Daftar tersebut harus memuat hal–hal sebagai berikut: referensi, nama
barang, nama produsen dan katalok dari yang diusulkan berikut data
mengenai kekutan engsel, kekutan ayun dan lain - lain.
238
3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat
alumunium berukuran 3x6 cm dengan tebal 1 mm, tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cicin nikel kesetiap anak kunci.
e. Pekerjaan engsel
Untuk pintu panil padaumumnya menggunakan engsel pintu merk local,
warna stansdr, dipasang sekurang – kurangnya 4 buah untuk setiap daun
dengan menggunakan skrup kembang dengan warna yang sama dengan
warna engsel, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut
beban berat daun pintu, flap enfsel memikul maximal 20 kg.
f. Persyaratan pelaksanaan
1. Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan pintu.
Engsel bawah dipasang +35 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang diantara kedua engsel tersebut.
2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang +28 cm dari
permukaan pintu, engsel tewngah dipasang ditengah –tengah diantara
kedua engsel tersebut.
3. Penarik pintu dipasang 105 cm (as) dari permukaan lntai.
4. Pemasangan lockcase, handle dan backplate sertadoor doser harus rapi,
lurus dan sesuai dengan letek possisi yang telah ditentukan oleh
239
pengawas, apabila hal tersebut tidak tercapai, pemborong wajib
pemperbaiki tanp tambahan biaya.
5. Pekerjaan partisi dengan rangka metel BMS
a. Lingkup pekerjaan
Meliputi pengadaan dan pemasangan menyeluruh dinding pemisah
didalam bangunan dengan rangka metal BMS termasuk peralatanya dan
perubahan letek partisi sesuai yang tertera dalam gambar.
b. Persyaratan bahan
1. Bahan rangka
Produksi dalam negeri yang baik (sesuai SII extrusi 0695-82 dan SII
jendela 0649-82)
• Rangka utama metel BMS 70 mm ex jaya board, dengan ketebalan
sesuai gambar.
• Pengikat berupa mur, baut, skrup dan lain – lain harus gal vanisir
sesuai dengan NI -5.
• Penutup dauble teakwood.
2. Ukuran
• Kosen dengan ukuran profil : 50x100 mm
240
• Beban angina untuk partisi :100kg/m2
• Tebal profil minimal :2 mm
3. Gambar pelaksanaan
Kontraktor wajib membuat gambar pelaksanaan yang menunjukan
ukuran, besaran, ketebalan, kekuatan, alloy, tempers, trush detai-
detail, pertemuan dan hubunganya konrtuksi secara keseluruhan,
hitungan bila diperlukan. Semua pekerjaan yang akan dirakit dan
dipasang harus sesuai dengan desain arsitek dan gambar.
4. Contoh
Kecuali ditentukan lain, maka semua contoh harus disertakan dan
contoh extrusion tidak kurang dad 30x30 cm2.
5. Pelaksanaan
• Pemborong harus mengadakan pengukuran seteliti mungkin
ditempat pemasangan. Hindari kemungkinan toleransi sambungan–
sambungan pada rangka.
• Rangka atas partisi yang berhubungan dengan langit–langit harus
diperkuat dengan sesi L ,H, T atau yang sesuai dengan petunjuk
pengawas lapangan.
241
• Penggunaan las hanya dibenarkan setelah mendapat persetujuan
pengawas lapangan.
• Setelah terpasang, dinding parisi harus cukup kaku dalam dua arah.
6. Pekerjaan kaca
a. Penggunaan
Seluruh penggunan kaca exterior kecuali yang ada ketentuan lain
menggunkan jenis panasap lbue 5 mm ex Asahi Mas/setarap, dengan
pemasangan sesuai dengan kebutuhan atau rencana gambar. Khusus pada
pintu utama digunaakan kaca tempered blue tebal 15 mm, sedang kca
lainya dengan ketebalan antara 5 s/d 6 mm ,sedang kaca jendela dalam
menggunkan kaca bening 5mm.
b. Bahan
Kaca harus dari pabrikan yang disetujui yang tebalnya seperti disebutkan
dalam gambar, kaca harus plat, rata dan jernih dan tidak bintik–bintik/
noda lainnya.
c. Pemasangan kaca pada kosen alumunium:
Pemasangan kaca harus betul–betul dijamin kerapianya/kekakuanya.
242
Untuk menghindari kaca pecah akibat panas (memuai) pemasanganya
harus menggunakan steel karet sesuai prosedur pemasangan kosen / kaca
dari pabrik.
d. Membesihkan dan memperbaiki:
1. Semua kaca yang sudah selesai dipasang harus diberi tanda silang
dengan kertas ditempel dengan lem hal tersebut dimaksudkan untuk
mernghindari benturan akibat salah masuk.
2. Setelah selesai dipasang dan akan diserahkan yang ke 1, kaca harus
dibersihkan, yang retak–retak , goresan–goresan harus diganti dengan
yang baru.
7. Bahan panel penutup partisi
• Double teakwood masing–masing pada sisi luar dan dalam tebal 9 mmm.
• Finishing : woodstaind
• Fire rating : 1 jam
• Sound rating : 10-44 dB/KC-689
243
8. Railling tangga
a. Dikerjakan untuk seluruh railing tangga dan vide sesuai dengn rencana
gambar, sedang bentuk, ukuran dan cara pelaksanaaanya sesuai dengan
spesifikasi teknis.
b. Persyaratan pelaksanaan harus betul–betul kuat, rapi.
Seluruh permukaan railing yang terlihat difinish dengan pelitur sampai
baik
c. Bahan yang digunakan
• Besi Tempa
• Kayu Bengkirai
Pasal .IV. 16.
PEKERJAAAN PENGHIJAUAN / LANDSCAPING
1. Yang harus dikerjakan
a. Yang harus dikerjakan adalah pembautan reliep dinding, perbaikan tanah,
penanman dan penataan taman hias dan peneduh, penanaman rumput, dan
penyiraman dan perawatan sampai tanaman tersebut tumbuh sehat sesuai
dengan komposisi dan ungkapan yang diurakan design .
244
b. Pelaksananya peliputi
1. Pembutan relief dinding
2. Penanaman pohon sesuai dengan rencana gambar
3. Penanaman tanaman hias sesuai dengan rencana gambar
4. Rumput gajah dan rumput jepang
2. Pekerjaan Pendahuluan
a. Membersihkan areal perencanaan dari semua kotoran sisa-sisa bongkaran
(brangkal) sisa-sisa material bangunan, diangkut dan dikeluarkan dari
lokasi.
b. Mencabut dan menyingkirkan rumput atau perdu liar yang tidak
diinginkan dan dicabut sampai akarnya (tidak boleh dipotong), diangkut
dan dikeluarkan dari lokasi.
c. Menyiapkan bak-bak/tong untuk menampung air yang akan dipergunakan
menyiram sebanyak mungkin, agar tanaman maupun lahan selalu lembab.
3. Pekerjaan Tanah
a. Setelah dibersihkan dari kotoran maupun perdu, tanah / lokasi yang akan
dibentuk harus dicangkul / digemburkan terlebih dahulu sebelum ditutup
dengan tanah permukaan yang subur.
245
b. Pembentukan tanah permukaan harus cukup padat penimbunananya.
c. Tanah penimbun permukaan harus tanah subur dan tidak boleh
mengandung pupuk butan , bersih dan tidak mengandung rayap.
d. Penimbunan tanah yang akan ditanami rumput baru minimal tebalnya
adalah 30 cm padat dan diairi.
e. Galian untuk penanaman pohon, penimbunan harus sekali tanah baru
yangb sudah dicampur dengan pupuk kandang.
f. Pemadatan tanah harus dilakukan secara berlapis–lapis (30x10 cm) serta
disiram dahulu sebelum dilakukan pelapisan berikutnya.
g. Tanah yang digunakan untuk penimbunan tidak diperkenankan mengambil
dari kebun atau sawah, diutamakan dari galian pondasi atau semacamnya
(tanah dalam) dan tidak mengandumg biji rumput.
h. Tanah yang digunakan untuk penimbunan harus mendapat persetujuan
pengawas lapangan.
4. Pekerjaan penanaman
a. Pohon
1. Penanaman penghijaun yang termasuk katagori pohon harus terlebih
dahulu mempersiapkan lobangnya, dianginkan minimal dua hari baru
dilakukan penanaman.
246
2. Setelah tertanam, pohon harus disangga dengan bambu agar tidak
roboh dan disiram dengan air terus menerus.
b. Perumputan
1. Tanahn yang akan ditanami rumput baru harus dikupas maximal 5-7
cm, baru ditimbun tanah baru.
2. Penanaman untuk semua jenis rumput harus digebal, rapat dan
dipadatkan dan disiram air terus menerus.
5. Pekerjan pemupukan
a. Untuk pemupukan yang digunakan ialah pupuk kandang, prosesnya harus
dicampur tanah timbunan. Kondisi pupuk sebaiknya cukup kering,
kelembapanya bisa diperoleh dengan menyiram air (pupuk kandang basah
tidak digunakan arena disamping polusi dan derajat asamnya terlalu tinggi)
b. Pupuk buatan hanya boleh digunakan setelah proses penanaman selesai
dan berumur 1–2 minggu, penggunaannya harus hati–hati (untuk pohon
ditanamkan disekelilingya, untuk rumput hias dicampur dengan air untuk
disiramkan)
c. Tempat penyiraman pupuk harus dibuatkan atap, perlindungan terhadap
panas dan air, terutama untuk area menempatanya harus sedemikaian rupa
sehingga tidak terpengaruh kelembapan tanah (dibuatkan para-para).
6. Penyiraman air
247
a. Untuk penyiraman air dianjurkan menggunakan selang karet yang kucup
panjang, apabila hal tersebut tidak memungkinkan bisa menggunakan
karet penyiram (gembor), tiak perkenankan menggunakan ember biasa
(kecuali untuk penyiraman pohon).
b. Penyiraman rumput, ground cover dan schruba dilakukan dua hari sehari
(pagi dan sore), sedangkan pohon pada siang hari dengan debet yang
cukup banyak. Penyiraman menggunkan air bersih (air sungai boleh asal
bersih).
7. Penyiangan dan pemotongan
a. Rumput jepang
Rumput baru boleh dipotong (pembentukan ) setelah berumur 3,5 bulan,
pemangkasannya boleh dengan gunting babat maupun mesin potong
ketinggian minimal yang ditinggikan +3– 4 cm untuk lamuran.
b. Pohon kayu putih
c. Zammia Goldkas
d. Lidah Mertua
e. Macam Pohon (sesai gambar)
8. Pembersihan dan perlindungan :
248
a. Pelaksana setiap hari berkewajiban untuk membersihkan lingkungan dari
sampah sisa–sisa penanaman (keranjang–keranjang pembungkus),
rontokan–rontokan daun kering, tanah yang berceceran dan lain–lain
sebagainya, lokasi selalu bersih setiap hari.
b. Pelaksana harus melindungi tanaman dari gangguan ternak, manusia
maupun serangga yang tidak diharapkan (ulat dan sebagainya).Terhadap
bahaya tersebut (mulat), tanaman harus disemprot dengan pestisida dengan
kadar yang disetujui pengawas serta apabila ada satu tanaman yang
diperkirakan parah penyakitnya harus segera dicabut dan disingkirkan agar
tidak menjalar ketanaman lain.
c. Selama berlangsungnya penanaman, pelaksana berkewajiban menjaga
kebersihan lingkungan, baik jalan maupun dinding–dinding bangunan dan
sebagainya.
Pengotoran terhadap subjek–subjek tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana
untuk membersihkan, bila perlu pengecatan kembali.
4.5 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
249
Pasal V.01.
KETENTUAN UMUM
1. Ketentuan Pemborong
Pemborong atau sub pemborong untuk pekerjaan instalasi Mekanikal dan
elektrikal harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku, antara lain :
• Instalasi listrik dan penangkal petir.
TDR dari jateng
SIKA / SPI dari PULN Jateng
• Instalasi Air / Plumbing / Deep Well
TDR dari Jateng
Ijin kerja dari PAM Jateng
Ijin kerja pembuatan sumur bor
b. Pemborong atau Sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan instalasi
mekanikal dan elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :
• Ketentuan umum ini
250
• Uraian dan ketentuan teknis
• Gambar-gambar bestek
• Ketentuan administrasi
• Perintah Konsultan Pengawas di lapangan baik tertulis maupun lisan
2. Peraturan dan syarat-syarat umum, dasar peraturan dan persyaratan untuk
pemasangan instalasi adalah :
a. Untuk instalai listrik :
• Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 1987 (PUIL 1987)
• Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978)
• Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No. 024-
PRT/1978)
• Pedoman pengawasan instalasi listrik, Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 59/PD/1980.
• Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen atau Lembaga
Pemerintah yang berwenang dan telah diakui penggunaannya,
diantaranya dari Departemen Pekerjaan umum, yaitu :
NFC, VDE/DIN, AVE, VDE, BS, WEMA, JIS.
251
Standard penerangan buatan di dalam gedung-gedung 1978, Dit.
Jen. Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
Penerangan alami siang hari dari bangunan 1981, Dit. Jen. Cipta
Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
b. Untuk Instalasi Plumbing dan Deep well :
• Pedoman Plumbing Indonesia 1979 (PPI 1979)
• Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air
Buangan : Rancangan 1968. (Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Direktorat Teknik Penyehatan).
• Ketentuan dari PAM setempat.
c. Untuk Instalasi Penangkal Petir :
• PUIL 1987
• Pedoman Instalsi Penyalur Petir Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 28/DP/1978.
• Pedoman Perencanaan penangkal petir SKB-1.5.53.1987/UDC
699.887.2.
d. Untuk Instalasi Telepon :
• Peraturan Instalasi SLTO/STLTD dan Peraturan Sentral Telepon
Langganan, Perum Telekomunikasi.
252
• Pedoman pemasangan saluran rumah gedung bertingkat Perumtel.
• Spesifikasi Sentral Telepon Langganan Otomat/tidk Otomat Litbangel
Perum. Telekomunikasi.
• Petunjuk yang diberikan oleh pabrik pemuat.
3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan.
Ketentuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan :
a. Lingkup Pekerjaan.
• Pemasangan peralatan dan instalasi mekanikal dan elektrikal.
• Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/sertifikat yang
diperlukan kepada Badan/jawatan yang berwenang untuk instalasi dan
Jawatan Keselamatan Kerja.
• Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan yang
terpasang.
• Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemberi tugas hingga
mengenai betul seluruh instalasi.
• Penyambungan PLN.
• PAM, telepon penyambungan dan pemasangan (jasa pengurusan).
253
b. Penjelasan Umum Pekerjaan :
• Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum
dimana tidak ditentukan lain, adalah tetap mengikat pemborong
dianggap mengetahui ketentuan-ketentuan ini.
• Jika didalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang
sukar/tidak dapat dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera
dibicarakan dengan konsultan pengawas.
• Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan,
pemborong diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan
dari apa yang telah dipasang dan dimintakan pengesahan kepada
konsultan pengawas.
c. Syarat Mengenai Bahan :
• Semua Bahan disediakan oleh pihak pemborong.
• Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi
syarat dan diserahkan contoh untuk mendapatkan persetujuan
konsultan pengawas.
• Apabila peralatan tersebut menurut pendapat konsutan pengawas tidak
memenuhi syarat, maka pihak pemborong harus segera menyingkirkan
bahan-bahan tersebut dan menggantikannya dengan yang baik.
254
d. Syarat Keselamatan Kerja
Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat keselamatan kerja
yang memenuhi syarat-syarat/peraturan perburuhan, disamping syarat-
syarat indikator yang dapat mengukur/menunjukkan adanya tegangan /
arus listrik.
e. Serah Terima Pekerjaan.
• Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam
penyerahan tersebut telah dilakukan test dan telah dinyatakan baik oleh
Konsultan Pengawas.
• Pada waktu serah terima pekerjaan pemborong harus menghadiri dan
memberikan penjelasan-penjelasan sehingga memungkinkan
penerimaan oleh pihak pemberi tugas.
f. Gambar Revisi
Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi
yang dipasang/as built drawing untuk :
• Arsip pemberi tugas (3 set)
• Keperluan pengurusan izin-izin, sebanyak yang diperlukan.
255
Pasal V.02.
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk
testing dan commissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama,
bahan-bahan pembantu dan lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik
yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk
dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun instalasi penerangan.
Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
• Sub Panel
• Panel-panel cabang sesuai single line diagram
• Kabel
• Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian
• Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency
lightning)
• Pentanahan
b. Testing dan Commisioning.
256
2. Ellektrode Konduktor Pengetanahan.
Pipa Galvanized 2” dengan bar copper electrode ukuran 50 mm2 dan
dimasukkan dalam pipa Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti pada
gambar. Kedalaman elektroda tidak kurang dari 6 m dan tanahan
pengetanahan max. 1 ohm.
Kontrol box dengan ukuran 50 x 50 cm dengan tutup beton, pengetanahn
untuk pengaman harus terpisah dengan pengetanahan netral trafo, generator
maupun penangkal petir.
3. Persyaratan teknis system ditribusi listrik tegangan rendah.
Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi utama
tegangan rendah (LVMDP) dan panel-panel cabang sesuai gambar one line
diagram.
4. Persyaratan Bahan.
a. Panel Listrik
• Panel dibuat dari besi plat dengan tebal minimal 1,6 mm untuk sub
panel, dan 2 mm untuk papan pembagi utama.
• Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis
master key.
257
• Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan
jenis cat duco, warna cat akhir akan ditentukan setempat.
• Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
• Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse
Disconnecting switch, Pilot Lamp & Circuit Braker, harus buatan
Merlin Gerin atau sederajat.
b. Kabel
Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
System Jenis kabel
MDP NYFGBY
MDP sub Panel NYY
Kabel untuk kotak-kontak khusus NYY
Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM
Kabel lampu luar bangunan NYY
• Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat dari
LNK/SPLN.
• Penarikan kabel NYM dalam pipa PVC ex ega type AW. Diatas kabel
DUCT.
258
c. Lampu-lampu (lighting fixtures)
Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Lampu TL
• Lampu tabung merek Philips type cool daylight atau sederajat.
• Ballas elektronik merk Philips, arto light, LOMM atau sederajat.
• Body lampu dibuat dengan plat baja dengan ketebalan minimum
0,7 mm dan dicat dengan cat baker, warna putih merk LOMM atau
sederajat.
• Lampu holder (FITTING lampu) buatan Philips atau sederajat.
Lampu pijar Philips atau sederajat
Lampu langit-langit buat armature, imlex atau esderajat
d. Saklar dan kotak kontak :
Merk yang digunakan adalah berker, clipsal, legrand, atau sederajat
5. Persyaratan Pemasangan
a. Panel
Konstruksi penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang,
aman dan mudah diperbaiki
259
Tiap-tiap harus ditanahkan dengan tahanan pertanahan maksimal 5
ohm, diukur setelah tidak hujan minimum selama 2 hari
b. Kabel
Kabel utama
• Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan
persyaratan umum yang berlaku.
• Semua penarikan kabel harus menggunakan system roll untuk
memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan
puntiran.
• Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus menunjukkan
kepada direksi pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
• Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh
ada sambungan. Semua penyambungan ke terminal bus bar di
panel harus menggunakan kabel schoen dengan system pres dan
patri.
• Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat, terpasang pada
bagian bangunan.
• Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2,5 x diameter
kabel. Kabel dalam bamgunan.
260
• Kabel-kabel yang turun ke kotak kontak dan saklar harus
menggunakan conduit PVC/setara.
• Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box
metal exLICO dan lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup
dengan las dop 3 m.
• Jalur kabel diatas langit-langit yang lebih dari 2 jalur harus berada
diatas rak kabel yang dibuat dari besi siku, bersifat uenis nobi
dengan lebar 2 x jumlah lebar kabel.
• Kotak kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk pada
lantai dasar tinggi stop kontak 60 cm dari lantai.
• Kapasitas kontak 10 CMP, dan untuk kotak kontak khusus 16
AMP.
• Saklar harus model tanam, dipasang 130 cm diatas lantai, kapasitas
6 AMP dan 10 AMP.
• Tiap grup penerangan diperkenakan maksimum 12 titik nyala.
• Semua imnstalasi dalam titik ruangan harus merupakan
pemasangan tanah (inbow).
c. Lampu-lampu
261
Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah
dibuka.
Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada
arah vertical maupun horizontal.
6. Commissioning dan testing.
Kabel-kabel distribusi sebelum disambung ke peralatan harus diukur
tahanan isolasinya.
Setelah semua instalasi selesai dipasang aliran listrik telah
dimasukkan, maka jaringan instalasi harus ditest terhadap grup-grup
yang telah dipasang apakah telah sesuai dengan gambar.
Setelah jaringan dibebani, beban terhadap masing-masing fase semua
bahan-bahan peralatan dan tenaga yang diperlukan selama testing,
balancing, commission dan perbaikan, diatas kerusakan yang timbul
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
7. Dokumentasi Instalasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh pemborong kepada pemberi
tugas, pemborong diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-dokumetasi
sebagai berikut :
262
3(tiga) set : gambar-gambar instalasi terpasang yang telah diperiksa oleh
direksi pekerjaan.
2 (dua) set : buku instruksi pemakaian dan pemeliharaan pemakaian
peralatn-peralatan
2 (dua) set : keterangan hasil baik pemeriksaan instalasi listrik dari PLN
2 (dua) set : berita acara hasil testing.
Pasal V. 03
INSTALASI PENANGKAL PETIR
1. Pemasangan :
a. Penangkal petir digunakan system sangkar Faraday dengan 14 splitz dan 2
arde pentanahan, dilaksanakan sesuai gambar dan sampai mendapat
persetujuan dari instansi terkait (Depnaker).
b. Rod Electrode.
Rod Electrode dibuat dari pipa galvanis minimum diameter 1 ¼”
dengan ujungnya disambung dengan pipa tembaga diameter 1 ¼”
sepanjang 60 cm (atau disambung dengan tembaga massif 1 ¼”
sepanjang 60 cm). Ujung pipa tembaga dipotong miring sepanjang 10
263
cm, bila dipakai tembaga massif bagian ujung diruncingkan sepanjang
10 cm.
Earthing conductor pada Rod Electrode dipakai BC 50 mm2.
Rod Electrode dipasang pada satu tempat, jarak ke pondasi bangunan
1,5 m. Rod Electrode ditanamkan ke tanah sampai ujung pipa tembaga
mencapai air tanah +4 meter.
c. Pengukuran tahanan system :
Pengukuran tahanan system dilakukan pada sambungan dalam bak control
dengan megger tanah, dalam keadaan sambungan terpasang (dua kali
pengukuran ). Tahanan maksimum 1 (satu) Ohm R system 12 (satu) Ohm.
2. Pemborong telah menyerahkan dokumen-dokumen sesuai dengan yang
dicantumkan pada Ketentuan Umum.
Pasal V. 04
PEKERJAAN TEKNIS INSTALASI PLUMBING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan,
bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh
264
instalasi plumbing yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama & siap
untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari :
a. Alat-alat Sanitair :
Closet jongkok
Meja cuci tangan (washtafel)
Floor Drain
Floor Clean out (tipe lantai)
Janitor, Urinor, Skat Urinor dll
Kaca cermin
b. Sistem Air Kotor dan Air Bekas.
Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink, (bak cuci
piring) dan floor drain sampai ke septicktank dan rembesan.
c. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar
d. System pembuangan pipa penguras dan over flow dari menara Air ke
selokan terdekat.
Pipa air hujan :
Pempompaaan dari atap gedung sampai selokan air hujan. Selokan air
hujan.
265
2. Persyaratan bahan dan peralatan
a. Alat-alat Sanitair : Merk: TOTO atau setara
Closet jongkok CE 6
Washtafel L 511. V3
Cermin
Urinior 57 M
Wash Bak
Floor drain TOTO
Kraan
Kraan halaman
Clean Out plug
Janitor SK 22 A
b. Sistem Air Bersih
Pompa Penyalur (transfer Pump)
• Merk GAE atau setara
• Type SM 441 – 5,5 HP
266
• Daya Motor 1,5 KW
• Head 15 meter
• Kapasitas 12 m3/h
• Kecepatan 1.450 rpm
• Pipa D 1,5 “
• Tenaga Listrik 380 volt/660 volt/50 Hz
• Banyaknya 1 (satu) set
Pada pipa isap dilengkapi
Strainer 1 buah
Foot Valve 1 buah
Stop Valve 1 buah
Pada pipa tekan dilengkapi
Stop Valve 1 buah
Check valve 1 buah
Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui satu buah stop valve.
Pompa dilengkapi dengan water level control :
267
4 buah lower level, 2 untuk tangki atas dan 2 untuk tangki bawah
2 buah upper level, untuk tangki atas.
Booster – pump 350 watt = 1 buah
Sebagai penguat tekanan air
Pempompaan air bersih pipa
Pipa air bersih dipergunakan galvanized steel pipe BS 1387 das
medium, sekualitas ex BAKRIE & BROTHERS.
Fitting T6
Untuk fitting pipa galvanized digunakan galvanized malleable iron
1560spi, screw type.
Valve.
Untuk valve sampai dengan diameter 2 ½ “ dipergunakan bronze 150
spi, screw end, untuk valve 3 keatas dipergunakan sekualitas cast iron
150 spi, flange and ex KITAZAWA.
Sistim air kotor dan air bekas.
Pempopaan air kotor/air bekas dan vent disini dipergunakan bahan-
bahan sebagai berikut :
268
Untuk pipa dipergunakan pipa PVC sekwalitas Wavin Klas AW,
dengan sambungan lem.
Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai
dengan merk pipa. Belokan pada saluran utama harus
menggunakan long radius bend.
Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
Semua junction harus menggunakan 45 TY dan 45 bend kecuali
untuk vent.
Talang air hujan dan saringan
Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut :
Untuk pipa dipergunakan pipa PVC sekualitas Wavin Klas AW
atau yang setara
Untuk fitting pipa dipergunakan PVC klas AW Wavin atau setara
Saringan talang dapat dipessan dengan bahan besi cor atau dibuat
dengan menggunakan pipa galvanized sesuai gambar.
c. Persyaratan Pemasangan
Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan dinding/bagian
dari bangunan pada arah horizontal maupun vertical.
269
Semua pemasangan harus rapi dan baik.
Semua pipa harus digantung/ditumpu dengan menggunakan
penggantung dan penumpu yang kuat dari metal sesuai dengan ukuran
pipanya, sehingga pipa tiada melentur.
Semua pipa yang menembus konstruksi bangunan. Pemborong harus
minta persetujuan Konsultan Pengawas.
Pemborong harus menyediakan pipa sleve untuk pipa-pipa yang
menembus bangunan.
Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis aspalt dan kain
gonni. Kemiringan pipa air kotor air bekas adalah ±2 % ke arah zink
put.
Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/diatas pasir
sehingga kemiringan dapat rata.
Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang
galian yang sama.
d. Pengujian
Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan
pengujian kebocoran pipa atas seluruh instalasi sehingga system dapat
berfungsi dengan baik, memenuhi persyaratan sbb:
270
Instalasi air bersih 8 kg/cm2 24 jam 5 % air
Instalsi pipa sanitair 2 kg/cm2 2 jam 5 % air
Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai, maka diadakan
pengujian terhadap system dengan cara menjalankan system sekaligus
selam 4 x 8 jam terus menerus tanpa mengalami kerusakan.
Senua pengujian harus dilaporkan tertulis dan ditanda tangani
Konsultan Pengawas.
Semua kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan
kepada Pemborong Plumbing.
e. Disinpeksi
Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan disinpeksi dari
seluruh instalsi air bersih sebelum diserahkan kepada pemilik.
Disinpeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine kepada
system pipa dengan metode yang disetujui pemilik. Dosis chlorine
ialah 50 ppm.
Setelah 16 jam system tersebut harus dibilas dengan air bersih
sehingga kadar chlorine menjadi tidak lebih 0,2 ppm.
f. Pembersihan
271
Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran. Bagian yang dilapis chlorine harus digosok sehingga
bersih dan mengkilap.
Semua pipa tampak exposed dan tidak dilapis chlorium harus dicat
dengan warna berlianan agar mudah dikenali satu dengan yang
lainnya. Unutk ini Pemborong harus berkonsultasi dengan Pemilik.
g. Dokumentasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh pemborong kepada
pemberi tugas, pemborong harus menyerahkan dokumentasi-doikumentasi
berikut :
4 (empat) set Gambar-gambar instalasi terpasang (As
Built Drawing) yang telah diperiksa oleh
Konsultan Pengawas.
2 (dua) set Buku instruksi pemakaian dan pemiliharaan
untuk peralatan-peralatan.
2 (dua) set Berita acara hasil testing pipa-pipa air.
272
Pasal V. 05.
INSTALASI SISTEM FIRE EXTINGUISHER
1. Sistem Fire Extinguiser
Yang dimaksud dengan Sistem Fire Extinguiser adaalah system pemadam
kebakaran dengan mengguankan tipe portable atau beroda, dimana bahan
pemadam kebakaran terdiri dari BCF, Co2 atau sejenisnya.
2. Persyaratan
a. Pada umumnya berlantai lima yang luas lantainya lebih dari 200 m2 harus
ada Pipa Splinkler dan alat pemadam. Pemadam kimia CO2 dengan
ukuran minimal 2 kg atau alat pemadam lainnya yang sederajat pada setiap
lias lantai 200 m2 dengan ketentuan minimal 2 buah untuk setiap lantai.
b. Titik Splinker harus ada tiap jarak 5 m’ dan alat pemadam portable harus
ditempatkan pada tempat yng mudah terlihat dan berjarak maksimum 20 m
dari setiap tempat.
3. Jenis Peralatan yang dipakai (Merk Chubbs).
General Area
Type General Purpose Dry Chemical
Agent Multi Purpose Dry Chemical
Shell Material Iron Steel
273
Capacity 4 kg
Cargerd Weight Approx 8,0 kg
Tes pressure 250 kg/cm2
Pasal V. 06
PEKERJAAN AIR CONDITIONING DAN EXHAUST FAN
1. Syarat-syarat umum
a. syarat umum merupakan bagian dari persyaratan dari kontrak ini apabila
ada beberapa klausal-klausal dala spesifikasi ini, berarti menuntut
perhatian khusus dari klausal-klausal tersbut dan berarti menghjilangkan
klausal-klausal lainnya dari syarat-syarat umum. Klausal-klausal dari
syarat-syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila segala dalam
spesifikasi ini.
b. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada
agar dapat mengetahui hal-hal yang mengganggu mempengaruhi pekerjaan
mechanical. Apabila timbul persoalan, kontraktor wajib mengajukan saran
penyelesaian paling lambat seminggu sebelum bagian pekerjaan ini
seharusnya dilaksanakan.
274
c. Pada waktu pelaksanaan, kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar
kerja (shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari
konsultan, dan gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal dua
minggu sebelum dilaksanakan.
2. Peraturan-peraturan, ijin-ijin dan standar-standar
a. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan
peraturan dan undang-undang yang berlaku serta tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, dari jawatan keselamatan kerja.
b. Kontraktor harus memintakan ijin-ijin yang memungkinkan diperlukan
untuk menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini
tanggungan sendiri.
c. Kontraktor ini harus memeriksa dengan teliti ruang-ruang dan peralatan-
peralatan, saluran-saluran (ducts), pipa-pipa dll. Hingga dapat dipasang
pada tempat-tempat dan ruangan-ruangan yang telah disediakan.
d. Kontraktor ini harus menyatakan secara tertulius bahwa bahan dan
peralatan yang diserahkan adalah berkualitas baik, bahwa cara pelaksanaan
pengerjaan dilaukan dengan cara wajar dan terbaik.
e. Kontraktor ini harus menyediakan alat-alat pengatur dan alat pengaman
tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan yang berlaku di
Indonesia.
275
f. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus dilaksnakan
sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan atau peraturan-peraturan dari
badan pem,erintah yang berwenang kontraktor ini harus menanggung
biaya-biaya uintuk memperoleh ijin, pemeriksaan engujian dan lain-lain.
Dan kontraktor ini harus meny\erahkan ijin-ijin atau keterangan-
keterangan resmi tentang instalasi kepada konsultan.
3. Petunjuk Khusus
a. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar kerja yang
mendetail untuk bagian-bagian dri sistem duct, pipa, atau sistem distribusi
lainnya yang diterangkan bagian yang cukup kompleks atau yang
dibutuhkam koordinasi yang ketat dengan bagian-bagian pakerjaan lainnya
dari penyelesaiannya proyek ini. Apabila ada hal-hal yang meragukan
tentang ini keputusan terakhir ada pada konsultan/wakil konsultan.
b. Kontraktor ini harus memberikan pernyataan bahwa gambar-gambar kerja
yang diserahkan tidak akan menimbulkan konflik pelaksanaan dengan
kondisi lapangan/pekerjaan kontraktor-kontraktor lainnya. Tanpa
pernyataan ini gambar-gambartidak akan memperoleh persetujuan dari
konsultan/wakil konsultan.
c. Kontraktor ini harus memberikan garansi tertulis kepada pemberi tugas
bahwa seluruh instalasi air conditioning dan distribusi udara ini akan
bekerja dengan memuaskan, dan kontraktor akan menanggung semua
biaya atas kerusakan penggantian yang perlu selama jangka waktu 1 tahun.
276
d. Kontraktor ini harus menyerahkan kepada pemberi tugas gambar-gambar
instalasi sesungguhnya yang terpasang pada bangunan (as built drawing)
memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan. Gambar-gambar
teersebut dibuat dengan tinta diatas kertas kalkir.
e. Pemasangan out-door unit AC dan pemasangan pipanya, harus
dilaksanakan serapi mungkin sesuai kebutuhan dalam gambar sehingga
out-door Unit AC tersebut merupakan elelmen bangunan
4. Lingkup Pekerjaan
a. Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan AC split wall lantai 1,
lantai 2
b. Penyerahan dan pemasangan lengkap alat-alat kontrol ysng dibutuhkan
oleh sistem tata udara yang didinginkan sistem air.
c. Starting, testing, servising dan maintenance.
d. Melengkapi pekerjaan dan accesoriess tambahan yang diperlukan oleh
seuruh sistem sehingga dapat berjalan dengan baik bila belum disebutkan
dalam spesifikasi ini.
e. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan ini, diutamakan yang telah
berpengalaman di bidang ini dan memiliki dan memiliki TDR bidang
elektrical tata udara.
277
5. Pekerjaan Pipa, Pipa Air Dingin
Pemborong harus menyediakan dan memasang sesuai dengan spesifikasi dan
gambar senua pemipaan yang ada.
6. Pekerjaan Pipa Pengembunan
a. Pekerjaan.
Pemborong harus memasang pipa pengembunan (drain) dari mesin mesin
air conditioning sampai ketempat pengembunan yang terdekat dalam
saluran yang teresembunyi atau tidak dan tidak mengganggu .
Pemborong harus berkoordinasi, memberikan data-data ukuran dan
gambar-gambar yang diperlukan kepada pihak lain.
b. Bahan.
Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC (Poly Vinyl
Choida) kelas AW bilamana tidak dinyatakan lain tersendiri.
7. Pekerjaan Listrik
a. Pekerjaan
Pekerjaan listrik yang dimaksud ialah instalasi :
i. Panel kontrol daya mesin-mesin AC yang meliputi wiring, starter, switch,
transformator, zekring, alat-0alat ukur serta peralatan-peralatan lainya
yang dipergunakan sebagai sumber daya bagi mesin-mesin AC.
278
Pemborong menyediakan dan memesang peralatan-peralatan dari panel
kontrol ini sampai ke mesin-mesinya. Pihak lain yang menyediakan
peralatan untuk penyambungan daya listrik sampai ke panel ini.
ii. Panel AHU di sdetiap lantai yang meliputi wiring starter, switch,
trnsformator dan skring yang di perlukan untuk pamel ini.
b. Syarat-syarat
iii. Semua pekerjaan listrik yang ada harus di laksanakan sesuai dengan
peraturan-peraturan PUIL 1977, persyaratan PLN, peraturan-peraturan
pemerintah setempat dan jawatan keselamatan kerja.
iv. Kabel-kabel yang di sambungh harus color coded atau diberi nama. Selain
dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan standar negara dan pabrik
pembuatnya.
c. Bahan
Semua bahan yng dipergunakan harus berkualitas yang terbaik, buatan Jerman
atau USA atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain sserta secara tersendiri.
Pemborong harus berkoordinasi dengan pabrik-pabrik lain agar sejauh
mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dari merk yang sama untuk
seluruh proyek.
d. Peralatan
v. hendaknya di masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang terpisah.
279
vi. Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indikator atau alat
ukur lainya.
vii. Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.
viii. Semua panel, switch, indikator,alat-alat ukur yang ada harus diberi nama
papan nama yang sejenis dan tidak mudah rusak.
ix. Semua alat-alat ukur yng terpasang harus dari daerah kerja yang sesui
dengan ketelitian 2%.
e. Zekering cadangan
Untuk setiap panel yang menggunakan pengaman zekering harus disediakan
sebanyak yang ada dan di simpan pada tempat khusus dan diberi tanda
pengenal.
f. Pemyambungan kabel
x. Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan poersyaratan :
1. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung
tembaga yang sesuai dan dilapisi timah putih.
2. Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.
3. Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.
4. Kabel-kabel yang disambung harus color coded atau diberi nama.
280
g. Tarikan kabel
Tarikan kabel yang berada diatas plafond harus terletak di dalam suatu cable
duct sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. Tarikan kabel dengan tarikan
vertikal sepaya di klem pada dinding secara rapi dengan jarak klem 1,5 m.
9. Kipas Angin / Exhaust Fan
a. Pekerjaan
Penborong harus menyediakan dan m,emasang kipas angin dan exhaust fan
sesuai dengan ganbar dan spesifikasi, rating CFM dengan toleransi 10%.
b. Bahan
Senua kipas angain dan exhauust fan yang dipasangh telah dibalans, dan diuji
oleh pabriknya dan sesuai dengan gambar dan spesifikasinya, merk yang
digunkan nasianal, KDK atau setara.
c. Peralatan
Semua kipas angin (fan) harus diberi peralatan damper otomatis yang akan
membuka bila ran bekerja dan menutup bila fan berhenti. Semua kipas angin
(fan) bila berhubungan langsung dengan udara luar harus diberi pelindung
“brid screen” dari rangka alumunium atau “galvanized iron ½” mesh”.
Ducting yang digunakan sesuai aturan yang berlaku untuk pekerjaan AC.
281
d. Mutu alat-alat dan bahan
a. Alat – alat dan bahan yang diajukan bermutum tinggi, dimana bagian
alat yang sama fungsinya harus dapat saling ditukar – tukar tanpa
mrnimbulkan kesulitan teknis
b. Alat – alat harus tahan untuk dapat dipakai dalam cuca tropis.
Terutama harus dipertitungkan adanya pengaruh negatif dari
kelembapan yang tinggi dan harus dicegah timbulnya jamur.
c. Alat – alat dan bahan – bahan instalasi yang diajukan harus dalam
keadaan 100 % baru.
d. Untuk penilaian mutu pada tahap permulaan, semua lat yang diajukan
harus disertai dengn data teknis (brosur) agar jelas merk dan typenya.
e. Seluruh peralatan yang membangun sytem tata suara ini harus
memenuhi sandard industri indonesia.
f. Saat serah terima harus dilampirkan surat garansi 1 (satu) tahun dari
agen tunggal di indonesia .
g. Merk yang boleh ditawarkan adalah philips atau setaraf.
e. Penjelasan sistem
• Listrik
282
1. Pengukuran dan pengujian kuat aras dan tegangan RPM setiap phase
unit – unit kompresor, motor dan system pengaturan listrik yang ada.
2. Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari
pabriknya.
• Tenperatur
1. Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembapan pada setiap
ruang, difuser, griller, fresh air intake “ exhaust” “on” dan “aff koil
pendingin, udara luar dan sistem pengukuran yang ada.
2. Pengukuran dan pengujian temperatur, tekanan dan aliran yang masuk
dan keluar setiap alat.
f. Syarat
a. Semua pengujian dilakuakan setelah system berjalan dengan baik
secara kontinue selama 9 jam.
b. Pengukuran dan pengujian harus dilakuakn setelah system “balan”
sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.
c. Pengukuran dan pengujian harus dilakuakn pada saat suhu luar 32.2
deg C ( 90 deg F ).
d. Semua perelatan pengujian dan pengukuran harus dikalibrasi sebelum
dan sesudah digunakan.
283
Pasal V. 07 .
URAIAN DAN KETENTUAN TEKNNIS PEKERJAAN INSTALASI
SOUND SYSTEM
1. Lingkup pekerjaan
Pengadaan dan instalasi Back Ground Music lengkap dengan peralatan dan
pengabelanya antara lain:
2. Pengujian
A. Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan semua pengujian ( run test) dan “balancing”
peralatan instalasi system air conditioning dengan disaksikan oleh pengawas
yang berkepentingan . Direksi / Konsultan serta pihak pihak yang lain yang
diperlukan kehadiranya. Semua kejadian tersebut dicacat dan dibuat berita
acara.
a. Jenis pekerjaan
Jenis pengerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini secara garis
besarnya mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut :
a. Pipa
1. Pengujian terhadap pada semua sambungan pipa. Music program tidak hanya
diperkuat tetapi harus mempunyai derajad pengertian yang tinggi dan bebas
284
dari gangguan listrik tegangan tinggi dan sinyal pemancar – pemaqncar yang
baik dalam gedung itu sendiri maupun diluar gedung seperti orari, krap dan
sejenisnya.
Tingkat kekerasan suara dari celling speker harus dapat diatur untuk dapat
menyusuaikan dengan keadaan ruang antara lain level suara dengan volume
control yang memiliki peredaran 3 db/ step.
b. System pemanggilan
System pemanggilan damaksudkan untuk melengkapi system komunitasi yang
telah ada pada kantor tersebut.
Pemanggilan adalah sarana komunitasi satu arah :
b. Untuk menyampaikan informasi baik untuk perorangan maupun untuk
selurauh karyawan.
c. Untuk mengalokasikan karyawan yang diperlukan pada saat mana tidak
ada ditempat.
d. Untuk menyampakan jalanya sidang paripurna keseluruh gedung. Berita
yang disampakan harus mempunyai derajad pengertian ( intelligibility )
yang tinggi dengan kekerasan + 80 db diatas sinyal derau ( s/n rasio + /- 80
db) .
Hal ini diperlukan pengontrolan secara otomatis agar pada setiap dilaksanakan
paging, volume control di by pass dan full power loud speker.
285
Untuk tidak menggangu kemmpuan system paging dan tidak menggangu
suasana kerja seluruh lantai maka system harus direncanakan agar dapat
paging perlantai dan atau seluruh lantai.
c. Emergency call
Kebutuhan system tat a suara untuk satu gedung khususnya gedung bertingkat
tidak terbatas untuk keperluan back ground music dan paging, tetepi juga
untuk pemanggialn atau penyampaian berita darurat.
e. Adapun berita yang disampaikan keseluruh gedung antara lain pengerahan
karyawan dan atau tenaga lainya dalam keadaan evakuasi darurat.
f. Instruksi – instruksi lainya dapat disampakan keseluruh gedung.
B. Amplifer Rack ( untuk back ground music )
Amplifer rack antara lainberisi bagian – bagian atau rungsi – rungsi tersebut:
a. 1 (satu ) set input source, terdiri dari:
• 1 buah cassete deck double players.
• 1 buah table stand microphone.
• 1 buah hand held micropune.
b. 1 ( satu ) set amplification system, terdiri dari
• 1 buah system amplifer .
286
• 1 buah power amplifer 240 watt.
• 1 buah set swiching, monitor, rack dan accessories.
C. Amplifer
Power amplifier untuk background music :
1. Dalam konstruksi slide-in panel
2. Tegangan input dapat diatur dari luar dengan obeng
3. Daya out-put (musik) = 200 watt
4. Tegangan out-put (saluran) = 100 watt
5. Catu Tenaga : 220 volt, 50 Hz
6. Karakteristik frekuensi 1 dB dari 100 Hz – 15 kHz
7. S/N : 55 dB atau lebih
8. Cacat harmonis : 0,5 % atau kurang pada out-put nominal 200 W.
Pre-amplifier untuk background music.
Dalam konstruksi slide-in panel.
287
D. Channel Combiner
Karena cassette deck hanya diperoleh dalm model stereo, sedangkan yang
akan dipasang adalah sitem mono, maka perlu diadakan rangkaian khusus
untuk mennggabungkan channel kiri dan kanan.
Pasal V.08.
URAIAN DAN KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI
TELEPON
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk didalam lingkup pekerjaan ini adalah
a. Pengadaan / pemasangan instalasi / telepon termasuk pemasangan
perelatan utama / instalasi pengabelan utama.
b. Menyediakan tenaga-tenaga yang cukup ahli dalam bidangnya, untuk
memasang peralatan dan perkabelan, melakukan pengukuran, testing dan
penyetelan, sehingga seluruh sistem dapat berfungsi dengan memuaskan.
c. Untuk dan atas nama Pemberi Tugas menyelesaikan prosedur pengujian
Instalasi dengan PERUMTEL serta penyambungan ke jaringan
PERUMTEL.
288
2. Uraian dan Persyaratan untuk perkabelan di dalam gedung.
a. Umum
Instalasi didalam gedung pada dasarnya terbuat dalam dua bagian :
Kabel pokok, yang menhubungkan kotak pembagi ke tempat MDF
Saluran penaggal, yang menghubungkan pesawat telepon ke kotak
pembagi.
Penarikan kabel ke out let sama dengan kabel untuk pesawat telepon
sesuai dengan syarat-ayarat instalasi.
b. Instalasi
1. Instalasi pada dasarnya dilakukan menurut ketemtuan yang
dikeluarkan oleh PERUMTEL.
2. Pada prinsipnya seluruh instalasi dilakukan secara inbouw.
3. Semua kabel, baik kabel pokok maupun seluruh penaggal, harus
ditarik didalam pipa.
4. Penyambungan pipa harus dengan soch atau T Doos.
5. Penyambungan pipa harus dilem, T Doos harus ditutup.
6. Didalam satu pipa hanya boleh ditarik sebanyak-banyaknya tiga kabel.
289
7. Kabel pokok dari terminal box pada setip lantai yang menuju ke MDF,
dan kabel yang dari terminal box sampai ke out let telepon tidak boleh
ada sambungan.
c. Kotak Pembagi
8. Kotak dibuat dari plat besi (tebal minnimum 0,5 mm).
9. Kotak harus dapat ditutup dengan rapat dan diberi kunci.
10. Untuk instalasi Inbouw.
11. Dilemgkapi dengan terminal (sekrup solder) yang sesuai dengan
ukuran kabel. Terminal untuk kabel masuk dan kabel keluar harus
terpisah sedangkan penyambungannya dilakukan dengan jumpeiring.
12. Kotak harus dicat disesuaikan dengan warna dinding.
13. Contoh barang harus dimintakan persetujuan dahulu dari Direksi
Pekerjaan.
d. kabel
14. Isolasi dan selubung luar dari PVC
15. Tiap pasang harus dipuntir (twisted) dan mempunyai kode warna yang
jelas untuk membedakan dari pasangan yang lain.
16. Screen dari lembar aluminium atau timah putih.
290
17. Kawat tembaga dengan ukuran 0,6 mm atau lebih.
18. Sebelum pemasangan dimulai, contoh barang harus diserahkan kepada
direksi pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
e. Pipa dan konduit:
19. Unutk seluruh instalasi dipakai pipa PVC Ega / setara.
20. Ukuran pipa disesuaikan dengan ukuran kabel yang akan ditarik.
f. Pengukuran
21. Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengukuran tahanan isolasi
dan tahanan loop untuk semua pair yang telah dipsang.
22. Dalam pair tersebut tidak sampai rozet, maka pengukuran dilakukan
sampai ke ujung yang terjauh.
g. Pengujian oleh PERUMTEL.
23. Pemborong diwajibkan untuk mengurus dan membiayai pengujian
instalasi oleh PERUNTEL, sampai diperoleh surat lulus pengujian.
24. Semua dokumen yang diperlukan untuk pengujian tersebut harus
dipersiapkan oleh Pemborong.
3. Merk ISDN PABX yang direkomendasikan untuk ditawarkan adalah
Panasonic dengan persyaratan sesuai type yang dipergunakan atau setara
ASIA/JEPANG (yang memiliki pelayanan puma jual di Indonesia).
291
4. Fasilitas Pesawat Cabang (Analog / digital)
a. Music On Hold
b. Hot Line
Ada 2 Hot Line :
5. Segera (tanpa delay)
Hubungan hanya bisa dilakukan dengan tujuan yangt sudah ditentukan
lebih dahulu.
6. Dengan delay
Pesawat cabang bisa berfungsi sebagai hot line dan pesawat cabang
biasa. Begitu peasawat diangkat, pesawat berfungsi sebagai pesawat
biasa bila kita langsung memutar nomer yang diinginkan. Tetapi bila
diangkat beberapa lama tidak memutar nomor, maka secara otomatis
pesawat akan terhubung ke tujuan yang telah diprogram (hot line).
c. Call forwarding
Apabila ada panggilan kepada satu pesawat cabang dan tidak diangkat atau
sibuk, maka setelah selang waktu tertentu panggilan tersebut segera
dipindah kepada extension lain yang telah ditentukan.
292
d. Group Hunting
Sejumlah pesawat cabang, umumnya yang termasuk dalam satu
departemen/ bagian dapat digabung dalam satu group untuk hunting.
Nomor individu setiap pesawat cabang berfungsi seperti biasa. Apabila
nomor group yang dipuitar, pesawat yang bebas pada group tersebut akan
ringing baik secara siklis atau urutan yang lengkap.
e. Executive / Secretary
Kombinasi Executive / Secretary dapat diprogram sehingga dapat saling
berhubungan dengan memutar nomor yang telah disingkat. Panggilan
kepada Executive dapat dijtuhkan ke sekretaris.
5. STLO ; pesawat telepon cabang ; rectifier / penyearahan battery dan
main distribution frame harus mempunyai spesifikasi teknik.
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. Pengadaan dan pemasangan satu unit STLO (ISDN PABX)
Type : PANASONIC KX TDN 1232 dengan kapasitas :
8 saluran PT. Telkom (PIT)
64 saluran extension
1 operator’s console
Lightning arrestor pada 8 saluran PT. Telkom
293
Rectifier / penyearahan 220 V AC/48 V DC dengan kapasitas 1x12
ampere dan accu 48 V/100 AH.
Main Distribution Frame (MDF) kapasitas 2x100 pairs.
Printer dan serial card
2. Pengadaan dan pemasangan STLO sampai dengan MDF.
3. Pengadaan dan pemasangan terminal box , kabel sampai dengan pesawat
cabangnya beserta biaya pengujian instalasi oleh PT. Telkom Indonesia.
4. Pengadaan dan pemaasangan pesawat telepon Standard dan Executiive.
5. Mengurus semua perijinan ke instalasi-instalasi terkait yang berwenang
penuh dalam pemberian ijin pemasangan sistem tersebut PT. Telkom
Indonesia.
6. Pengadaan semua dokumen teknis, pengetesan sistem, trainning operator,
training pemakai dan maintenance training sehingga sistem tersebut dapat
berfungsi dan terpelihara secara sempurna.
294
Pasal V. 09.
PERATURAN-PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT YANG
DIGUNAKAN
1. Peraturan Umum yang digunakan :
a. A.V. (Algemene Voor Waarden de Uit Voering by Aaneming Van
Openbare Werken in Indonesia) tanggal 28 Mei tahun 1941 No. 9 dan
tambahan Lembaran Negara No. 14571.
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) NI-2 / 1971.
c. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI-3 / 1970.
d. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 / 1961.
e. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) MI-6 1979.
f. Peraturan Plumbing Indonesia tahun 1979.
g. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-18 / 1970.
h. Peraturan Cat Indonesia NI-4 1961.
i. Peraturan Bangunan Nasional yang berlaku.
j. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
k. Peraturan Muatan Indonesia NI-18 / 1970 dan Peraturan Pembebanan
Indonesia tahun 1981.
295
l. Peraturan Instalasi Penghantar Petir NI-12 / 1964.
m. Dan lain-lain peraturan-peraturan yang berlaku dan dipersyaratkan
berdasarkan normalisasi di Indonesia.
Pasal V. 10.
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang
pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh
Direksi.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaaan ditanggung
oleh Pemborong.
3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar
detail maka segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan
kepentingan bangunan itu sendiri.
4. Apabila ada hal yang tidak tercamtum dalam gambar maupun RKS tetapi itu
mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan/dilaksanakan.
5. Hal-hal yang belum tercantum dalm uraian-uraian dalam pasal-pasal RKS ini
akan dijelaskan dalam Aanwijzing.
296
Semarang, Juli 2006
BAB V
RENCANA ANGGARAN BIAYA
5. 1 PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN
5.1.1 Pekerjaan Stuktur dan Atap
A. Pekerjaan Tanah
1. Galian Tanah Struktur Pondasi
Volume = 425,97 m3
2. Urugan Kembali
Volume = 209,44 m3
B. Pekerjaan Beton Bertulang 1:2:3
1. Pekerjaan Stuktur Lantai 1
a. Sirtu padat bawah pondasi / sloof
Luas keseluruhan = 123,28 m2
Ketebalan = 0,25 m
Volume = 0,25 m . 123,28 m2
= 30,82 m2
b. Lantai kerja 1:3:5
Luas keseluruhan = 123,28 m2
Ketebalan = 0,09 m
Volume = 0,09 m . 123,28 m
= 10,27 m3
296
297
c. Beton sloof stuktur
Panjang = 192 m
Ukuran = 0,25 . 0,7
Volume = 192 m . 0,25 m . 0,7 m
= 33,60 m3
d. Tiang pancang
Diameter pancang = 0,45 m
Panjang pancang = 30 m
Jumlah pancang =100 buah
Volume = 30 m . 100 buah
= 3000 m
e. Biaya pemancang
Panjang pancang = 30 m
Diameter pancang = 0,45 m
Jumlah pancang = 100 buah
Volume = 3000 m
f. Mobilisasi pancang
Volume = 1 ls
g. Beton poer
Volume = 133,1 m3
h. Beton kolom
Panjang kolom = 4,73 m
Ukuran kolom = 0,8 m x 0,8 m
298
Jumlah = 16 buah
Volume = 4,73 m . 16 buah . 0,8 m . 0 ,8 m
= 56,48 m3
i. Beton balok induk lantai 2
Panjang = 211,7 m
Ukuran = 0,25 m x 0,7 m
Volume = 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m
= 37,04 m3
j. beton balok anak lntai 2
Panjang = 179 m
Ukuran = 0,2 m . 0,4 m
Volume = 179 m . 0,2 m . 0,4 m
=14,32 m3
k. Beton plat lantai 2
Luas = 436 m2
Ketebalan = 0,12 m
Volume = 436 m2 . 0,12 m
= 52,32 m3
l. Beton lisplank
Volume = 4,64 m3
m. Tangga beton
Volume = 13,26 m3
299
n. Beton pit lift
Beton pondasi dan beton plat
Volume = 42,34 m3
Beton dinding
Tinggi = 0,2 m
Luas = 24 ,45 m2
Volume = 0,12 m . 24,45 m2
= 4,89 m3
Beton kolom
Panjang = 42,67 m
Ukuran = 0,6 m x 0,6 m
Volume = 42,67 m . 0,6 m . 0,6 m
= 15,36 m3
Plat lantai ruang mesin
Ketebalan = 0,12 m
Luas = 15 m2
Volume = 0,12 m . 15 m2
= 1,80 m3
Beton ring balk
Panjang = 13,72 m
Ukuran = 0,2 m x 0,7 m
Volume = 13,72 m . 0,2 m . 0,7 m
= 1,92 m3
300
Lantai kerja bawah pondasi pit lift
Luas = 3 m2
Ketebalan = 0,25 m
Volume = 0,75 m3
Sirtu padat bawah pondasi pit lift
Panjang = 35,5 m2
Ketebalan = 0,9 m
Volume = 35,5 m2 . 0,9 m
= 3,20 m3
Tiang pancang pit lift
Diameter = 0,45 m
Panjang = 12 m
Volume = 96 m
o. Pondasi batu belah
Volume =12,27 m3
p. Anstamping bawah tangga
Luas = 3,36 m2
Ketebalan = 0,25 m
Volume = 3,36 m2 . 0,25 m
= 0,84 m3
q. Pasir urug bawah tangga
Luas = 3,36 m2
Ketebalan = 0,125 m
Volume = 3,36 m2 . 0,125 m
= 0,42 m3
301
2. Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 2
a. Beton kolom struktur
Type 1
Panjang = 4,73 m
Ukuran = 0,8 x 0,8
Jumlah = 16 buah
Volume = 4,73 m . 0,8 m . 0,8 m . 16 buah
= 48.34 m3
Type 2
Ukuran = 0,5 x 0,5
Panjang = 2,12 m
Jumlah = 2 buah
Volume = 0,5 m . 0,5 m . 2,12 m . 2 buah
= 1,66 m3
Volume total = 48,34 m3 +1,66 m3
= 49,50 m3
b. Beton balok induk lantai 3
Panjang = 211,7 m
Ukuran = 0,25 x 0,7
Volume = 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m
= 37,04 m3
302
c. Beton anak lantai 3
Panjang = 171 m
Ukuran = 0,2 x 0,4
Volume = 171 m . 0,2 m . 0,4 m
= 13,68 m3
d. Beton plat lantai 3
Luas = 420 m2
Ketabalan = 0,12 m
Volume = 420 m2 . 0,12 m
= 50,40 m3
e. Beton lisplank lantai 3
Volume = 1,28 m3
f. Tangga beton
Volume = 13,26 m3
3. Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 3
1. Beton kolom struktur
Type 1
Panjang = 4,73 m
Ukuran = 0,7 x 0,7
Jumlah = 16 buah
Volume = 4,73 m . 0,7 m . 0,7 m . 16 buah
= 37,08 m3
303
Type 2
Ukuran = 0,5 x 0,5
Panjang = 24 m
Jumlah = 2 buah
Volume = 0,5 m . 0,5 m . 24 m . 2 buah
= 12 m3
Volume total = 37,08 m3 +12 m3
= 49,50 m3
2. Beton balok induk lantai 4
Panjang = 211,7 m
Ukuran = 0,25 x 0,7
Volume = 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m
= 37,04 m3
3. Beton balok anak lantai 4
Panjang = 171 m
Ukuran = 0,2 x 0,4
Volume = 171 m . 0,2 m . 0,4 m
= 13,68 m3
4. Beton plat lantai 4
Luas = 420 m2
Ketabalan = 0,12 m
Volume = 420 m2 . 0,12 m
= 50,40 m3
5. Beton tangga
Volume = 13,26 m3
304
4. Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 4
1. Beton kolom struktur
Panjang = 4,73 m
Ukuran = 0,6 x 0,6
Jumlah = 16 buah
Volume = 4,73 m . 0,6 m . 0,6 m . 16 buah
= 49,50 m3
2. Beton balok induk lantai 5
Panjang = 211,7 m
Ukuran = 0,25 x 0,7
Volume = 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m
= 37,04 m3
3. Beton balok anak lantai 5
Panjang = 171 m
Ukuran = 0,2 x 0,4
Volume = 171 m . 0,2 m . 0,4 m
= 13,68 m3
4. Beton plat lantai 5
Luas = 420 m2
Ketabalan = 0,12 m
Volume = 420 m2 . 0,12 m
= 50,40 m3
5. Beton tangga
Volume =13,26 m3
305
5. Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 5
1. Beton kolom struktur
Panjang = 8,6 m
Ukuran = 0,6 x 0,6
Jumlah = 16 buah
Volume = 8,6 m . 0,6 m . 0,6 m . 16 buah
= 49,50 m3
2. Beton balok ring
Panjang = 110 m
Ukuran = 0,2 x 0,7
Volume = 110 m . 0,2 m . 0,7 m
= 15,40 m
3. Beton lisplank
Volume = 2,56 m3
4. Beton balok talang
Volume = 5,76 m3
5. Beton talang
Volume = 9,21 m3
6. Beton konsol
Volume = 5,46 m3
7. Water profing talang
Volume = 115,20 m3
306
C. Pekerjaan Rangka Atap Dan Atap
1. Kuda – kuda baja
Panjang = 499,77 m
Berat = 12,2 kg/m
Volume = 1499,77 m . 12,2 kg/m
= 18297,16 kg
2. Gording double canal
Panjang = 601,84 m
Berat = 7,51 kg/m
Volume = 601,84 m . 7,51 kg/ m
= 4519,8 kg
3. Usuk dan reng kayu bengkirai
Ukuran usuk = 8/10 cm
Ukuran reng = 2/3 cm
Volume = 1102 m2
4. Papan reuter kayu bengkirai
Panjang = 76 m
Ukuran = 2,5/30 cm
Volume = 76 m
5. Atap genteng kramik glazur
Volume = 1102 m2
6. Bubungan genteng kramik glazur
Panjang = 76
Volume = 7 6 m
307
7. Lisplang kayu jati 2,5/30
Panjang = 4,160 m
Ukuran = 2,5/30 cm
Volume = 31,2 m2
8. Lapis seng bawah atap genteng
Volume = 1102 m2
9. Corong talang
Panjang = 50 m
Ukuran = 3”
Jenis = PVC
Volume = 50 m
10. Saringan talang
Jumlah = 6 buah
Volume = 6 buah
5.1.2 Pekerjaan Finishing Arsitektur
1. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 1
a. Pekerjaan pondasi batu belah
1. Galian tanah struktur pondasi
Volume = 143,00 m3
2. Urugan kembali
Volume = 55,9 m3
3. Pondasi batu belah 1:5
Volume = 57,2 m3
308
4. Aanstamping
Volume = 19.36 m3
5. Urug pasir
Volume = 10,56 m3
6. Urugan tanah dari luar
Volume = 256 m3
b. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran
1. Pasangan bata 1:3
Volume = 4,23 m3
2. Pasangan bata 1:5
Volume = 37,2 m3
3. Plesteran 1:3
Volume = 70,5 m2
4. Plesteran 1:5
Volume = 620 m2
5. Plesteran beton
Volume = 194.70 m2
6. Sponengan sudut
Volume = 650 m1
7. Plint lantai
Volume = 112 m1
8. Beton praktis, sloof dan kolom
Volume = 4,21 m3
309
c. Pekerjaan Pasangan Kosen
1. Kosen alumunium
Ketebalan = 6”
Panjang = 256,4 m
Volume = 256,4 m
2. Raam jendela alumunium
Panjang = 50,40 m
Volume = 50,40 m
3. Kaca bening
Ketebalan = 5 mm
Luas = 91,86 m
Volume = 91,86 m
4. Kunci tanam
Jumlah = 2 buah
Volume = 2 buah
5. Espongnolet
Jumlah = 2 buah
Volume = 2 buah
6. Engsel pintu whitco
Jumlah = 24 buah
Volume = 24 buahg
7. Grandel
Jumlah = 12 buah
Volume = 12 buah
310
8. Pintu frameless steel
Ketebalan = 12 mm
Luas = 6,72 m2
Volume = 6,72 m2
9. Portal pintu stainless steel
Volume = 1 unit
10. Kunci pintu utama danpitcher
Jumlah = 2 unit
Volume = 2 unit
11. Engsel floor hinge
Jumlah = 4 unit
Voume = 4 unit
12. Handle 2 buah pintu utama
Jumlah = 4 set
Volume = 4 set
13. Pintu shaft dan kusen
Ukuran = 0,6 x 1,70
Jumlah = 2 unit
Volume = 2 unit
14. Railing tangga kayu jati ornamen lantai 1 ke lantai 2
Panjang = 26 m
Volume = 26 m
311
d. Pekerjaan Plafond
Plafond gypsum
Jenis = gypsum acustik
Luas = 436 m2
Volume = 436 m2
e. Pekerjaan Pasangan Lantai dan Dinding
1. Urug pasir bawah lantai keramik
Ketebalan = 10 cm
Luas = 700 m2
Volume = 0,1 m . 700 m2
= 70 m3
2. Lantai kerja bawah lantai keramik
Ketebalan = 7 cm
Luas = 700 m2
Volume = 0,07 m . 700 m2
= 49 m3
3. Lantai keramik 40/40
Ukuran = 40 x 40 cm
Luas = 616 m2
Volume = 616 m2
4. Lantai keramik tangga 30/30
Ukuran = 30 x 30 cm
Luas = 72 m2
Volume = 72 m2
312
5. Lantai keramik granito
Luas = 84 m2
Volume = 84 m2
f. Pekerjaan Sanitasi
Septictank
Volume = 1 unit
g. Pekerjaan Pengecetan
1. Cat tembok luar
Luas = 326 m2
Volume = 326 m2
2. Cat tembok dalam
Luas = 488,7 m2
Volume = 488,7 m2
3. Cat plafond
Luas = 436 m2
Volume = 436m2
h. Pekerjaan Instalasi
1. Lampu TL x 2 18 W
Jumlah = 35 buah
Volume = 35 buah
2. Stop kontak
Jumlah = 4 buah
Volume = 4 buah
313
3. Saklar tunggal
Jumlah = 2 buah
Volume = 2 buah
4. Saklar ganda
Jumlah = 4 buah
Volume = 4 buah
5. Instalasi titik lampu dan stop kontak
Jumlah = 39 titik
Volume = 39 titik
6. Panel penerangan
Jumlah = 1 buah
Volume = 1 buah
2. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 2
a. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran
1. Pasangan bata 1:3
Volume = 12,99 m3
2. Pasangan bata 1:5
Volume = 64,31 m3
3. Plesteran 1:3
Volume = 216,5 m2
4. Plesteran 1:5
Volume = 1.071,83 m2
314
5. Plesteran beton
Volume = 246,90 m1
6. Sponengan sudut
Volume = 770,00 m1
7. Plint lantai
Volume = 170,00 m1
8. Beton praktis, sloof dan kolom
Volume = 4,21 m3
b. Pekerjaan Pasangan Kosen
1. Kosen alumunium
Ketebalan = 6”
Panjang = 274,3 m
Volume = 274,3 m
2. Raam jendela alumunium
Ketebalan = 2,5”
Panjang = 33,6 m
Volume = 33,6 m
3. Daun pintu double texwood
Luas = 18,92 m2
Volume = 18,92 m2
4. Pintu km/wc
Jumlah = 11 unit
Volume = 11 unit
315
5. Partisi double texwood
Ketebalan = 6 mm
Luas = 173,56 m2
Volume = 173,56 m2
6. Pintu shart dan kosen
Ketebalan = 0,6 x 1,70
Jumlah = 2 unit
Volume = 2 unit
7. Railing tangga kayu jati ornamen
Panjang = 26 m
Volume = 26 m
8. Railing pipa pagar finfsh cat
Panjang = 16 m
Volume = 16 m
c. Pekerjaan Plafond
1. Plafond gypsum
Jenis = gypsum acustik
Luas = 432 m2
Volume = 432 m2
d. Pekerjaan Pasangan Lantai dan Dinding
1. Lantai keramik 20/20
Luas = 41 m2
Volume = 41 m2
316
2. Lantai keramik 20/25
Luas = 44 m2
Volume = 44 m2
3. Lantai keramik tangga 30/30
Ukuran = 30 x 30 cm
Luas = 72 m2
Volume = 72 m2
4. Bordes dinding keram
Luas = 1,75 m2
Volume = 1,75 m2
5. Lantai keramik 40/40
Luas = 382 m2
Volume = 382 m2
6. Water profing ruang lavatory
Luas = 41 m2
Volume = 41 m2
e. Pekerjaan Sanitasi
1. Closet duduk
Jumlah = 7 buah
Volume = 7 buah
2. Saringan air
Jumlah = 12 buah
Volume = 12 buah
317
3. Kran air
Jumlah = 15 buah
Volume = 15 buah
4. Wastafel
Jumlah = 8 buah
Volume = 8 buah
5. Kaca cermin
Jumlah = 4 buah
Volume = 4 buah
6. Urinoir
Jumlah = 4 buah
Volume = 4 buah
7. Seket urinoir
Jumlah = 3 buah
Volume = 3 buah
8. Meja beton wastafel
Jumlah = 3 m
Volume = 3 m
f. Pekerjaan Pengecetan
1. Cat tembok luar
Luas = 527,49 m2
Volume = 527,49 m2
318
2. Cat tembok dalam
Luas = 791,24 m2
Volume = 791,24 m2
3. Cat plafond
Luas = 423 m2
Volume = 423 m2
g. Pekerjaan Instalasi Plambing
1. Pipa galvanis
I. Pipa galvanis 1,5”
Panjang = 10 m
Volume = 10 m
II. Pipa galvanis 1”
Panjang = 10 m
Volume = 10 m
III. Pipa galvanis ¾”
Panjang = 40 m
Volume = 40 m
IV. Pipa galvanis ½”
Panjang = 40 m
Volume = 40 m
2. Perelatan sambungan
Volume = 1 unit
319
3. PVC jenis AW
V. Pipa PVC 4”
Panjang = 30 m
Volume = 30 m
VI. Pipa PVC 6”
Panjang = 30 m
Volume = 30 m
VII. Pipa PVC 2”
Panjang = 75 m
Volume = 75 m
4. Peralatan sambungan
Volume = 1 bot
5. Gate valve
Ukuran = 1”
Jumlah = 1 buah
Volume = 1 buah
6. Peralatan bantu
Volume = 1 ls
h. Pekerjaan Instalasi Penerangan
1. Lampu TL x 2 18 W
Jumlah = 41 buah
Volume = 41 buah
2. Lampu pijar
Jumlah = 14 buah
Volume = 14 buah
320
3. Stop kontak
Jumlah = 10 buah
Volume = 10 buah
4. Saklar tunggal
Jumlah = 10 buah
Volume = 10 buah
5. Saklar ganda
Jumlah = 10 buah
Volume = 10 buah
6. Instalasi titik lampu dan stop kontak
Jumlah = 65 titik
Volume = 65 titik
7. Panel penerangan
Jumlah = 1 buah
Volume = 1 buah
3. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 3
a. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran
1. Pasangan bata 1:3
Volume = 6,71 m3
2. Pasangan bata 1:5
Volume = 62,8 m3
3. Plesteran 1:3
Volume = 111,83 m2
321
4. Plesteran 1:5
Volume = 1.046,67 m2
5. Plesteran beton
Volume = 224,5 m2
6. Sponengan sudut
Volume = 640 m1
7. Plint lantai
Volume = 164,5 m1
8. Beton praktis, sloof dan kolom
Volume = 2,43 m3
b. Pekerjaan Pasangan Kosen
1. Kosen alumunium
Ketebalan = 6”
Panjang = 208,60 m
Volume = 208,60 m
2. Raam jendela alumunium
Ketebalan = 2,5”
Panjang = 33,6 m
Volume = 33,6 m
3. Daun pintu double texwood
Luas = 12,18 m2
Volume = 12,18 m2
322
4. Pintu km/wc
Jumlah = 6 unit
Volume = 6 unit
5. Kaca bening
Ketebalan = 5 mm
Luas = 50 m2
Volume = 50 m2
6. Kunci tanam
Jumlah = 6 buah
Volume = 6 buah
7. Kunci tanam pada lavatory
Jumlah = 6 buah
Volume = 6 buah
8. Espangnolet
Jumlah = 3 unit
Volume = 3 unit
9. Engsel pintu steel
Jumlah = 45 buah
Volume = 45 buah
10. Engsel jendela whitco
Jumlah = 16 buah
Volume = 16 buah
323
11. Grandel
Jumlah \ = 8 buah
Volume = 8 buah
12. Partisi double texwood
Ketebalan = 6 mm
Luas = 168,40 m2
Volume = 168,40 m2
13. Pintu shart dan kosen
Ketebalan = 0,6 x 1,70
Jumlah = 2 unit
Volume = 2 unit
14. Railing tangga kayu jati ornamen
Panjang = 26 m
Volume = 26
c. Pekerjaan Plafond
1. Plafond gypsum
Jenis = gypsum acustik
Luas = 432 m2
Volume = 432 m2
d. Pekerjaan Pasangan Lantai Dan Dinding
1. Lantai keramik 20/20
Luas = 32 m2
Volume = 32 m2
324
2. Lantai keramik 20/25
Luas = 34 m2
Volume = 34 m2
3. Lantai keramik tangga 30/30
Ukuran = 30 x 30 cm
Luas = 72 m2
Volume = 72 m2
4. Bordes dinding keramik
Luas = 1,35 m2
Volume = 1,35 m2
5. Lantai keramik 40/40
Luas = 362 m2
Volume = 362 m2
6. Water profing ruang lavatory
Luas = 32 m2
Volume = 32 m2
e. Pekerjaan Sanitasi
1. Closet duduk
Jumlah = 3 buah
Volume = 3 buah
2. Saringan air
Jumlah = 6 buah
Volume = 6 buah
325
3. Kran air
Jumlah = 6 buah
Volume = 6 buah
4. Wastafel
Jumlah = 3 buah
Volume = 3 buah
5. Kaca cermin
Jumlah = 3 buah
Volume = 3 buah
6. Urinoir
Jumlah = 2 buah
Volume = 2 buah
7. Seket urinoir
Jumlah = 1 buah
Volume = 1 buah
8. Meja beton wastafel
Jumlah = 1 m
Volume = 1 m
f. Pekerjaan Pengecetan
1. Cat tembok luar
Luas = 508,46 m2
Volume = 508,46 m2
326
2. Cat tembok dalam
Luas = 762,71 m2
Volume = 762,71 m2
3. Cat plafond
Luas = 423 m2
Volume = 423 m2
g. Pekerjaan Instalasi Plambing
1. Pipa galvanis
VIII. Pipa galvanis 1,5”
Panjang = 10 m
Volume = 10 m
IX. Pipa galvanis 1”
Panjang = 10 m
Volume = 10 m
X. Pipa galvanis ¾”
Panjang = 20 m
Volume = 20 m
XI. Pipa galvanis ½”
Panjang = 15 m
Volume = 15 m
2. Perelatan sambungan
Volume = 1ls
327
3. PVC jenis AW
I. Pipa PVC 4”
Panjang = 15 m
Volume = 15 m
II. Pipa PVC 6”
Panjang = 5 m
Volume = 5 m
III. Pipa PVC 2”
Panjang = 20 m
Volume = 20 m
4. Peralatan sambungan
Volume = 1 bot
5. Gate valve
Ukuran = 1”
Jumlah = 1 buah
Volume = 1 buah
6. Peralatan bantu
Volume = 1 ls
h. Pekerjaan Instalasi Penerangan
1. Lampu TL x 2 18 W
Jumlah = 33 buah
Volume = 33 buah
328
2. Lampu pijar
Jumlah = 12 buah
Volume = 12 buah
3. Stop kontak
Jumlah = 7 buah
Volume = 7 buah
4. Saklar tunggal
Jumlah = 14 buah
Volume = 14 buah
5. Saklar ganda
Jumlah = 4 buah
Volume = 4 buah
6. Instalasi titik lampu dan stop kontak
Jumlah = 52 titik
Volume = 52 titik
7. panel penerangan
Jumlah = 1 buah
Volume = 1 buah
4. Pekerjaan Finshing Arsitektur Lantai 4
a. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran
1. Pasangan bata 1:3
Volume = 6,71 m3
2. Pasangan bata 1:5
Volume = 58,93 m3
329
3. Plesteran 1:3
Volume = 111,8 m2
4. Plesteran 1:5
Volume = 982,16 m2
5. Plesteran beton
Volume = 204,09 m2
6. Sponengan sudut
Volume = 579,0 m1
7. Plint lantai
Volume = 160,0 m1
8. Beton praktis, sloof dan kolom
Volume = 2,43 m3
b. Pekerjaan Pasangan Kosen
1. Kosen alumunium
Ketebalan = 6”
Panjang = 214,50 m
Volume = 214,50 m
2. Raam jendela alumunium
Ketebalan = 2,5”
Panjang = 35 m
Volume = 35 m
3. Daun pintu double texwood
Luas = 13,86 m2
Volume = 13,86 m2
330
4. Pintu km/wc
Jumlah = 6 unit
Volume = 6 unit
5. Kaca bening
Ketebalan = 5 mm
Luas = 49,60 m2
Volume = 49,60 m2
6. Kunci tanam
Jumlah = 6 buah
Volume = 6 buah
7. Kunci tanam pada lavatory
Jumlah = 6 buah
Volume = 6 buah
8. Espangnolet
Jumlah = 6 unit
Volume = 6 unit
9. Engsel pintu steel
Jumlah = 54 buah
Volume = 54 buah
10. Engsel jendela whitco
Jumlah = 16 buah
Volume = 16 buah
11. Grandel
Jumlah = 8 buah
Volume = 8 buah
331
12. Partisi double texwood
Ketebalan = 6 mm
Luas = 153,90 m2
Volume = 153,90 m2
13. Pintu shart dan kosen
Ketebalan = 0,6 x 1,70
Jumlah = 2 unit
Volume = 2 unit
14. Railing tangga kayu jati ornamen
Panjang = 26 m
Volume = 26 m
c. Pekerjaan Plafond
Plafond gypsum
Jenis = gypsum acustik
Luas = 432 m2
Volume = 432 m2
d. Pekerjaan Pasangan Lantai Dan Dinding
1. Lantai keramik 20/20
Luas = 32 m2
Volume = 32 m2
2. Lantai keramik 20/25
Luas = 34 m2
Volume = 34 m2
332
3. Lantai keramik tangga 30/30
Ukuran = 30 x 30 cm
Luas = 72 m2
Volume = 72 m2
4. Lantai keramik 40/40
Luas = 362 m2
Volume = 362 m2
5. Water profing ruang lavatory
Luas = 32 m2
Volume = 32 m2
e. Pekerjaan Sanitasi
1. Closet duduk
Jumlah = 4 buah
Volume = 4 buah
2. Saringan air
Jumlah = 7 buah
Volume = 7 buah
3. Kran air
Jumlah = 10 buah
Volume = 10 buah
4. Wastafel
Jumlah = 6 buah
Volume = 6 buah
333
5. Kaca cermin
Jumlah = 3 buah
Volume = 3 buah
6. Urinoir
Jumlah = 3 buah
Volume = 3 buah
7. Seket urinoir
Jumlah = 3 buah
Volume = 3 buah
8. Meja beton wastafel
Jumlah = 3 m
Volume = 3 m
f. Pekerjaan Pengecetan
1. Cat tembok luar
Luas = 475 m2
Volume = 475 m2
2. Cat tembok dalam
Luas = 711,25 m2
Volume = 711,25 m2
3. Cat plafond
Luas = 420 m2
Volume = 420 m2
334
g. Pekerjaan Instalasi Plambing
1. Pipa galvanis
I. Pipa galvanis 1,5”
Panjang = 10 m
Volume = 10 m
II. Pipa galvanis 1”
Panjang = 10 m
Volume = 10 m
III. Pipa galvanis ¾”
Panjang = 20 m
Volume = 20 m
IV. Pipa galvanis ½”
Panjang = 25 m
Volume = 25 m
2. Perelatan sambungan
Volume = 1ls
3. PVC jenis AW
XII. Pipa PVC 4”
Panjang = 15 m
Volume = 15 m
XIII. Pipa PVC 6”
Panjang = 5 m
Volume = 5 m
XIV. Pipa PVC 2”
Panjang = 20 m
Volume = 20 m
335
4. Peralatan sambungan
Volume = 1 bot
5. Gate valve
Ukuran = 1”
Jumlah = 1 buah
Volume = 1 buah
6. Peralatan bantu
Volume = 1 ls
h. Pekerjaan Instalasi Penerangan
1. Lampu TL x 2 18 W
Jumlah = 27 buah
Volume = 27 buah
2. Lampu pijar
Jumlah = 12 buah
Volume = 12 buah
3. Stop kontak
Jumlah = 10 buah
Volume = 10 buah
4. Saklar tunggal
Jumlah = 10 buah
Volume = 10 buah
5. Saklar ganda
Jumlah = 3 buah
Volume = 3 buah
336
6. Instalasi titik lampu dan stop kontak
Jumlah = 49 titik
Volume = 49 titik
7. Panel penerangan
Jumlah = 1 buah
Volume = 1 buah
5. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 5
a. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran
9. Pasangan bata 1:3
Volume = 3,6 m3
10. Pasangan bata 1:5
Volume = 59,6 m3
11. Plesteran 1:3
Volume = 60,0 m2
12. Plesteran 1:5
Volume = 993,4 m2
13. Plesteran beton
Volume = 167,6 m2
14. Sponengan sudut
Volume = 576 m1
15. Plint lantai
Volume = 75,0 m1
16. Beton praktis, sloof dan kolom
Volume = 2,15 m3
337
b. Pekerjaan Pasangan Kosen
1. Kosen alumunium
Ketebalan = 6”
Panjang = 191,20 m
Volume = 191,20 m
2. Daun pintu double texwood
Luas = 6,30 m2
Volume = 6,30 m2
3. Pintu km/wc
Jumlah = 3 unit
Volume = 3 unit
4. Kaca bening
Ketebalan = 5 mm
Luas = 47,42 m2
Volume = 47,42 m2
5. Kunci tanam
Jumlah = 3 buah
Volume = 3 buah
6. Kunci tanam pada lavatory
Jumlah = 3 buah
Volume = 3 buah
7. Espangnolet
Jumlah = 1 unit
Volume = 1 unit
338
8. Engsel pintu steel
Jumlah = 21 buah
Volume = 21 buah
9. Ornamen atap
Panjang = 1 buah
Volume = 1 buah
c. Pekerjaan Plafond
Plafond gypsum
Jenis = gypsum acustik
Luas = 416 m2
Volume = 416 m2
d. Pekerjaan Pasangan Lantai dan Dinding
1. Lantai keramik 20/20
Luas = 16 m2
Volume = 16 m2
2. Lantai keramik 20/25
Luas = 34 m2
Volume = 34 m2
3. Water profing ruang lavatory
Luas = 16 m2
Volume = 16 m2
e. Pekerjaan Sanitasi
1. Closet duduk
Jumlah = 1 buah
Volume = 1 buah
339
2. Saringan air
Jumlah = 3 buah
Volume = 3 buah
3. Kran air
Jumlah = 2 buah
Volume = 2 buah
4. Wastafel
Jumlah = 1 buah
Volume = 1 buah
5. Kaca cermin
Jumlah = 1 buah
Volume = 1 buah
f. Pekerjaan Pengecetan
1. Cat tembok luar
Luas = 464,40 m2
Volume = 464,60 m2
2. Cat tembok dalam
Luas = 696,60 m2
Volume = 696,60 m2
g. Pekerjaan Instalasi Plambing
1. Pipa galvanis
I. Pipa galvanis 1,5”
Panjang = 10 m
Volume = 10 m
340
II. Pipa galvanis 1”
Panjang = 10 m
Volume = 10 m
III. Pipa galvanis ¾”
Panjang = 15 m
Volume = 15 m
IV. Pipa galvanis ½”
Panjang = 10 m
Volume = 10 m
2. Perelatan sambungan
Volume = 1ls
3. PVC jenis AW
I. Pipa PVC 4”
Panjang = 5 m
Volume = 5 m
II. Pipa PVC 2”
Panjang = 5 m
Volume = 5 m
4. Peralatan sambungan
Volume = 1 bot
5. Gate valve
Ukuran = 1”
Jumlah = 1 buah
Volume = 1 buah
6. Peralatan bantu
Volume = 1 ls
341
h. Pekerjaan Instalasi Penerangan
1. Lampu TL x 2 18 W
Jumlah = 15 buah
Volume = 15 buah
2. Lampu pijar
Jumlah = 3 buah
Volume = 3 buah
3. Stop kontak
Jumlah = 4 buah
Volume = 4 buah
4. Saklar tunggal
Jumlah = 2 buah
Volume = 2 buah
5. Saklar ganda
Jumlah = 6 buah
Volume = 6 buah
6. Instalasi titik lampu dan stop kontak
Jumlah = 22 titik
Volume = 22 titik
7. Panel penerangan
Jumlah = 1 buah
Volume = 1 buah
BAB VI
PENUTUP
Dalam penyusunan Proyek Akhir Perencanaan Struktur Gedung
Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini banyak sekali dijumpai
hambatan. Hal tersebut karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis
dalam hal perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek. Meskipun demikian,
penulis mencoba mengatasi dengan teori yang telah diterima di bangku kuliah dan
berbagai literatur tentang pelaksanaan suatu proyek, dengan upaya tersebut,
hambatan – hambatan di atas dapat diatasi.
6.1 Kesimpulan
1. Dalam perencanaan suatu stuktur bangunan diperlukan ketelitian dan
kecermatan yang tinggi sehingga perhitungan yang dihasilkan benar –
benar akurat dan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Dengan rencana kerja yang baik akan membantu pelaksanaan dan
penghematan dalam hal penggunaan sumber tenaga, material, peralatan,
dan keuangan yang diperlukan.
3. Gambar kerja merupakan pedoman yang sangat menetukan dalam hal
pelaksanaan dan perhitungan anggaran biaya pelaksanaan pekerjaaan
disamping rencana kerja dan syarat – syarat (RKS).
357
358
6.2 Saran
1. Pelaksanaan poyek harus disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat –
syarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan stuktur bangunan
yang sesuai dengan yang diharapkan maupun persyaratan.
2. Pelaksanaan pembangunan proyek harus diusahakan cepat dan tepat
dalam segala pelaksanaanya sesuai dengan time schedule yang telah
dibuat dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bangunan.
3. Untuk memperlancar kegiatan proyek agar selesai tepat pada waktunya
diperlukan kerjasama yang baik antara pihak – pihak yang terkait dalam
pembangunan proyek tersebut.
4. Dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus dilakukan pengawasan
sebaik mungkin untuk menghindari kesalahan yang dapat berakibat fatal,
baik pada keamanan saat pelaksanaan maupun tingkat kenyamanan
selama bangunan yang telah berdiri digunakan.
359
DAFTAR PUSTAKA
Apriyatno, Henry. 2003. Materi Kuliah Strukur Beton. Jurusan Teknik Sipil FT
UNNES Semarang.
DPU. 1961. Pedoman Perencanaan Kayu Indonesia 1961. Bandung: Yayasan
Normalisasi Indonesia.
DPU. 1984. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia. Bandung:
Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan.
DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung. Jakarta:
Yayasan Badan Penerbit PU.
DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan
Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU.
DPU. 1991. SK SNI T-15-1991-03 “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung”. Bandung: Yayasan LPMB.
DPU. 1989. Pedoman Beton. Bandung: Yayasan Penerbit PU.
Gunawan, Rudy. 1988. Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta: Kanisus.
Suryolelono, K.B. 1994. Teknik Fondasi Bagian II . Yogyakarta: Nafiri.