An-Naht (Akronim)

24
Makalah Fiqh Lughah An-Naht (Akronim) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Arab mempunyai ciri-ciri khusus yang tidak terdapat pada bahasa-bahasa lainnya. Kemudian dari kekhususannya ini menjadikan bahasa Arab sebuah bahasa yang fleksibel mempunyai elastisitas yang tinggi. Maka dalam menjalankan dan mempertahankan fungsinya sebagai bahasa komunikasi, sarana dalam penyampaian tujuan agama, dan pencatatan berbagai ilmu pengetahuan telah mampu disampaikan dengan mudah dan benar. Sebagai salah satu bahasa yang paling banyak digunakan manusia di dunia khusunya umat islam, tentu bahasa arab pun memilki beberapa persamaan konsep dan kajian. Dalam pembahasan Fiqih Lugah, terdapat kajian An-Nahtu, An-Nahtu dapat diartikan sebagai formulasi dua kata atau lebih menjadi satu ungkapan baru yang menunjukkan makna aslinya. An- Nahtu merupakan langkah kreatif meringkas dan mempermudah pengucapan serangkaian kata. Bentuk An-Nahtu secara sepintas mempunyai kemiripan penyingkatan dalam bahasa Indonesia. Letak persamaannya terletak pada upaya penyederhanaan

Transcript of An-Naht (Akronim)

Page 1: An-Naht (Akronim)

Makalah Fiqh Lughah

An-Naht (Akronim)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Arab mempunyai ciri-ciri khusus yang tidak terdapat pada

bahasa-bahasa lainnya. Kemudian dari kekhususannya ini menjadikan

bahasa Arab sebuah bahasa yang fleksibel mempunyai elastisitas yang

tinggi. Maka dalam menjalankan dan mempertahankan fungsinya sebagai

bahasa komunikasi, sarana dalam penyampaian tujuan agama, dan

pencatatan berbagai ilmu pengetahuan telah mampu disampaikan dengan

mudah dan benar.

Sebagai salah satu bahasa yang paling banyak digunakan manusia di

dunia khusunya umat islam, tentu bahasa arab pun memilki beberapa

persamaan konsep dan kajian. Dalam pembahasan Fiqih Lugah, terdapat

kajian An-Nahtu, An-Nahtu dapat diartikan sebagai formulasi dua kata

atau lebih menjadi satu ungkapan baru yang menunjukkan makna aslinya.

An-Nahtu merupakan langkah kreatif meringkas dan mempermudah

pengucapan serangkaian kata. Bentuk An-Nahtu secara sepintas

mempunyai kemiripan penyingkatan dalam bahasa Indonesia. Letak

persamaannya terletak pada upaya penyederhanaan dan meringkas kata

untuk mempermudah pengucapannya. Sedangkan perbedaannya terletak

pada corak dan semangat setiap bahasa.

Dalam Bahasa Indonesia, istilah ini dikenal dengan istilah akronim,

atau singkatan yang menjadi pola meringkas atau menyingkat dua kata

atau lebih menjadi satu ungkapan. Sebagaimana sering terdengar ungkapan

sinetron yang berasal dari gabungan kata sinema dan elektronik.

Meskipun Bahasa Arab bukanlah bahasa yang dengan luwes

menerima An-Nahtu seperti yang terjadi pada bahasa lain, sebagaimana

tertulis dalam buku-buku mereka. An-Nahtu dalam Bahasa Arab hanya

Page 2: An-Naht (Akronim)

Makalah Fiqh Lughah

An-Naht (Akronim)

2

puluhan jumlahnya sedangkan dalam bahasa lain jumlahnya ratusan

bahkan ribuan.

Maka dalam makalah ini, Penyusun berupaya mengkaji An-Nahtu

dalam bahasa arab. Definisi serta seluk beluk tentang An-Nahtu Penyusun

dapatkan dari literatur-literatur yang membahas tentang An-Nahtu

tersebut.

B. Rumusan Masalah

Meruju kepada maslah belakang maslah tersebut, makalah ini dapat

disusun berdasarkan rumusan sebagai berikut :

1. Apa pengertian An-Naht secara Bahasa dan Istilah ?

2. Bagaimana perkembangan An-naht dalam bahasa modern ?

3. Terbagi ke dalam berapa bagiankan An-Naht ?

C. Tujuan

Makalah ini bertujuan sesuai dengan rumusan masalah yang ada,

yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian An-NAht secara Bahasa dan Istilah

2. Untuk mengetahui perkembangan An-naht dalam bahasa modern ?

3. Untuk mengetahui klasifikasi An-Naht

D. Metode Penulisan

Adapun metode penyusunan makalah yang digunakan adalah

menggunakan metode studi analisis, yaitu dengan meneliti bahan-bahan

yang terdapat dalam teks-teks bahasa arab yang didukung dengan berbagai

referensi yang relevan dengan pembahasan makalah ini.

BAB II

Page 3: An-Naht (Akronim)

Makalah Fiqh Lughah

An-Naht (Akronim)

3

PEMBAHASAN

A. Pengertian An-Naht

1. Secara Bahasa

Istilah An-Naht dari segi bahasa berasal dari kata ينحت- yang نحت

mengandung makna memahat, menata dan mematung. seperti firman Allah

dalam al-Qur’an :

أمنين بيوبا الجبال من وتنحتون

“Dan kamu pahat sebagian dari gnung-gunung untuk dijadikan

rumah-rumah dengan rajin”

Lisan Arab menulis An-Naht adalah ,(menggergaji) النشر البري

(meraut) dan Keseluruhan makna di atas terhimpun .(memotong) القطع

dalam arti “memahat” yang merupakan makna hakikat An-Naht. Hal ini

dapat dipahami karena secara umum pekerjaan menggergaji, menata,

mematung, menggergaji, meraut dan memotong adalah pekerjaan yang

saling berhubungan bagi pemahat atau seni ukir.

2. Secara Istilah

Sedangkan menurut istilah diartikan sebagai formulasi dua kata atau

lebih menjadi satu ungkapan baru yang menunjukkan makna aslinya. Kata

yang digabung tersebut dapat terdiri dari kata benda seperti basmalah, kata

kerja seperti hamdalah atau huruf seperti innama berasal dari inna dan ma,

dengan tetap mengikuti kaedah kebahasaan dan bentuk-bentuk tashrif

bahasa. Hubungan makna leksikal dengan makna istilah ialah karena An-

Naht kegiatan manata ulang kata-kata atau kalimat. Hal ini mirip dengan

kegiatan memahat atau mematung yang bekerja memotong-motong dan

membuang sebagian unsur suatu kata kemudian membuat formulasi yang

berbeda dengan forma awal.

Page 4: An-Naht (Akronim)

Makalah Fiqh Lughah

An-Naht (Akronim)

4

Definisi di atas memberikan pengetian bahwa An-Naht merupakan

langkah kreatif meringkas dan mempermudah pengucapan serangkaian

kata. Bentuk An-Naht secara sepintas mempunyai kemiripan penyingkatan

dalam bahasa Indonesia (Akronim). Letak persamaannya terletak pada

upaya penyederhanaan dan meringkas kata untuk mempermudah

pengucapannya. Sedangkan perbedaannya terletak pada corak dan

semangat setiap bahasa.

Melalui telaah karya-karya linguist ditemukan bahwa pembahasan

tentang An-Naht hampir tidak mendapatkan perhatian serius di kalangan

linguist. Kalaupun ada upaya ke arah penelitian dan penemuan teori-teori

An-Naht, upaya-upaya tersebut tidak mendapat sambutan baik dari

kelompok linguist tradisional. Bahkan mendapat sorotan tajam yang

menganggap An-Naht terlalu mengada-ada. Sikap seperti itu pada

hakikatnya didasari oleh tekad untuk menjaga kemurnian bahasa Arab,

terutama karena bahasa al-Quran. Meskipun harus dipahami pula, An-Naht

telah menjadi kebutuhan zaman yang kadang-kadang dalam memberikan

informasi lisan atau tulisan membutuhkan ungkapan ringkas. Pertemuan di

antara dua pendapat berlawanan ini, yakni kelompok yang menganggap

An-Naht hanya perbuatan mengada-ada dan kelompok yang menganggap

harus ada dan perlu dikembangkan, haruslah dipelihara sehingga

senantiasa membutuhkan hadirnya kreatifitas di satu sisi sedang di sisi lain

kemurnian juga tetap terjaga.

Dalam al-Quran kata An-Naht dalam bentuk kata kerja disebutkan 4

kali, yaitu di dalam surat Al-A’raf: 74, Asy-Syu’ara’: 149, Ash-Shafat: 95

dan Al-Hijr: 82. Penelusuran penggunaan kata ini dalam al-Quran

seluruhnya bermakna memahat gunung untuk tempat tinggal atau

membuat membuat patung sebagai seni dan kebanggaan kaum Tsamud

atau menjadi sembahan kaum Nabi Ibrahim as. Para ahli mengambil istilah

An-Naht yang asal pengertiannya memahat, mematung dan menata benda

bersifat material tersebut menjadi nama bagi penggabungan dua kata atau

Page 5: An-Naht (Akronim)

Makalah Fiqh Lughah

An-Naht (Akronim)

5

lebih menjadi satu ungkapan. Dalam Bahasa Indonesia, istilah ini dikenal

dengan istilah akronim, atau singkatan yang menjadi pola meringkas atau

menyingkat dua kata atau lebih menjadi satu ungkapan. Sebagaimana

sering terdengar ungkapan sinetron yang berasal dari gabungan kata

sinema dan elektronik.

Dari definisi diatas dapat kita pahami bahwa secara setructual, An-

Naht bahasa Arab dihasilkan melalui penggabungan dua unsur atau lebih

menjadi satu kata baik dengan cara menghilangkan satu unsur konsonan

atau menggabungkan semua unsur menjadi satu (ditulis/diucapkan

serangkai). An-Naht juga bisa dibentuk dari kata termasuk frase dan

kalimat.

B. Perkembangan An-Naht dalam Bahasa Modern

An-Naht mengalami pengaruh dan perkembangan kebahasaan

sebagaimana telah menjadi kecenderungan umum semua bidang ilmu

pengetahuan. Teori perkembangan bahasa menganggap bahwa

perkembangan bahasa sangat terpengaruh oleh lingkungan di mana bahasa

berkembang. Interaksi suatu bahasa dengan bahasa lain dapat melahirkan

wujud baru yang tidak ditemukan sebelumnya. Demikian pula yang terjadi

dalam An-naht ini.

B ahasa apapun di dunia ini tidak lepas dari pengaruh bahasa lain.

Apa yang dikemukakan oleh linguist Arab Mazhar dalam buku Tajdid

Al-‘Arabiyyah seperti dikutip oleh Jaroslav, bahwa Bahasa arab sebagai

bahasa derivative sudah komitmen dengan pola yang telah ada. Oleh

karena itu, Al-Naht dalam perkembangannya sudah tidak mengalami

perkembangan.

Tetapi di tempat lain seperti kata Shati Al-Husri, sebagaimana juga

dikutip Jaroslav menulis bahwa Bahasa Arab tidak tertutup dari

kemungkinan pembentukan Al-Naht, akan tetapi dapat diterapkan dalam

peristilahan modern. Sumbangan Jaroslav yang paling terkenal dalam

masalah Al-Naht adalah dalam hal kemungkinan pembentukan singkatan

Page 6: An-Naht (Akronim)

Makalah Fiqh Lughah

An-Naht (Akronim)

6

bentuk prefiks. Ia melihat adanya kemungkinan membentuk gabungan kata

berupa prefiks, seperti yang banyak ditemukan dalam Bahasa Inggris.

Selanjutnya ia mengembangkan bentuk tersebut dan menganalogikan

kepada beberapa bentuk prefiks lainnya. Sebagai contoh:

1. Prefiks ,(sesudah) غب dapat dibentuk/digabung dengan kata lain,

misalnya dan غب menjadi المدرسة ,(postscholarly) غبمدرسى

sebagaimana gabungan kata dan غب menjadi البلوغ bunnyi غبلوغ

(post puberty)

2. Prefiks قبل (sebelum) dapat digabung dengan kata lain, tetapi dalam

bentuk singkatan, seperti dan قبل menjadi التاريخ bunyi قبتاريخ

(prehistory)

3. Prefiks seperti خارج adalah خامدرسى gabungan dari dan خارج

yang mengandung arti ektrascholarly (alumni sekolah) المدرسة

4. Prefiks seperti فوق ,yang mengandung arti di atas normal فوسوي

merupakan gabungan dari سوي و .فوق

5. Prefiks seperti تحت ,yang mengandung arti bawah sadar تحشعورى

adalah bgabungan dari شعورى و .تحت

6. Prefiks ال seperti الالجنسية (a sexual), الالنهائى (tiada akhir) الالعروبة

(anti Arabisme),الالبشرى (tiada harapan) الالوعي (diluar kesadaran)

dan الالسلكى (tanpa kabel jaringan).

Pola-pola seperti ini dapat dianalogikan kepada bentuk-bentuk

ungkapan lain dalam peristilahan modern. Tuntutan membuat An-Naht di

zaman modern semakin meningkat, khususnya setelah bangsa Arab mulai

mentrasfer sejumlah ilmu pengetahuan ke dalam Bahasa Arab. Oleh

karena itu Majma’ al-Lugah terpaksa mengeluarkan keputusan tentang

kebolehan melakukan Al-Naht demi kepentingan ilmiyah.

Merenungkan ungkapan Imil Badi’ Ya’qub dan dukungan dari

lembaga bahasa, mau tidak mau bahasa arab harus berhadapan dengan

Al-Naht ke depan. Dan hal ini sebenarnya bukan hal baru karena sejarah

Islam masa dahulu telah membuktikan adanya Al-Naht.

Page 7: An-Naht (Akronim)

Makalah Fiqh Lughah

An-Naht (Akronim)

7

Adapun pola yang dapat dijadikan pedoman dalam upaya An-Naht

ini adalah:

1. Meletakkan satu kata ke dalam kata lain tanpa mengubah

sedikitpun huruf dan harakatnya, seperti Tumbuhan atau) برمائى

binatang yang hidup di darat dan di dalam air).

2. Mengubah sebagian harakat tanpa mengubah huruf seperti

(potongan-potongan tanaman atau kayu kering) شقحطب

3. Menetapkan salah satu dari dua kata sebagaimana sebelumnya dan

meringkas yang lain, sepertiمشلوز (potongan daging/tanaman

kering) berasal dari gabungan اللوز و المشمس

4. Melakukan singkatan yang seimbang antara dua kata, sehingga

tidak masuk ke dalam kata singkatan kecuali masing-masing dua

huruf dari kata yang disingkat, seperti تعبشم

5. Melakukan singkatan yang tidak seimbang antara dua kata seperti

(mengucap subhanallah) سبحل

6. Menghapus (menggugurkan) sebagian kata secara utuh tanpa

meninggalkan sedikitpun bekas dalam kata yang telah disingkat,

seperti االالله بقاءك dan الاله الله اطال

7. Pada kata ,Pada contoh pertama الله dan dan ال pada contoh اال

kedua telah digugurkan secara utuh dan tidak tinggal sedikitpun

bekas dalam dua kata singkatan yang telah disebutkan.

Kata kunci dari semua ini seperti ucapan Mustafa Al-Syihabiy yang

dikutip Imil Badi Ya’qub adalah bahwa bagaimanapun bentuk dan pola

yang dipakai, cabang ilmu isytiqaq adalah sebaik-baik jalan yang ditempuh

dalam pembentukan kata baru untuk makna yang baru pula. Oleh karena

itu, tidak boleh beralih menggunakan pola An-Naht kecuali telah

mengalami kesulitan dalam cabang ilmu Isytiqaq. Di samping itu, An-Naht

harus didukung oleh rasa bahasa (Adz-Dzauq) secara khusus.

Page 8: An-Naht (Akronim)

Makalah Fiqh Lughah

An-Naht (Akronim)

8

C. Klasifikasi An-Naht

Imil Badi’ Ya’qub setelah mengemukakan pandangan ulama bahasa

tentang pola dan cara pembentukan An-Naht, hendak merangkum, dan

membagi Al-Naht ke dalam empat kelompok. Sedangn Ali Abdu al-Wahid

Wafi, misalnya hanya membagi An-Naht ini ke dalam tiga kelompok yaitu

An-Naht Al-Jumlah, An-Naht Murakkab Idhafi dan An-Naht dari dua kata

yang berdiri sendiri atau dari beberapa kata yang berdiri sendiri kemudian

disingkat (manhut) untuk menunjukan makna murakkab. Dalam makalah

ini dikemukakan empat jenis An-Naht, agar menjadi perbandingan.

Keempat klasifikasi itu adalah :

1. Al-Naht al-Nisbiy

yaitu menisbatkan sesorang atau suatu perbuatan kepada dua

isim, seperti:

Bentuk An-Naht An-Nisbiy Bentuk Asli

عبشمى الشمس عبد

عبدري الدار عبد

مرقسى امرااقيس

ملى الله تيم

بلحارث الحارث بنى

بلعنبر العنبر بنى

بلههجيم الهجيم بنع

ترخزى طبرستان

وخوارزم

Jenis ini jumlahnya terbatas dan hampir tidak ditemukan

kecuali seperti contoh-contoh di atas. Contoh kalimat yang

menggunakan An-Naht ini seperti ungkapan وتعبس الرجل تعبشم

Ungkapan tersebut mengandung arti bahwa laki-laki itu mengaku

Page 9: An-Naht (Akronim)

Makalah Fiqh Lughah

An-Naht (Akronim)

9

keturunan Bani Abd al-Syams dan Bani Abd al-Qays atau

berafiliasi kepada dua suku itu.

Memperhatikan pola singkatan atau lebih tepat akronim ini,

kelihatannya ia melebur dua kata benda atau menggabung dua kata

benda dengan membuang sebagian dari setiap kata benda yang

digabung tersebut. Penggabungan dua kata benda ini kemudian

berubah menjadi kata kerja yang membutuhkan subyek.

2. An-Naht al-Fi’liy

yaitu menggabung jumlah (susunan kalimat) yang

menunjukkan bahwa seseorang mengucapkan jumlah (susunan

kalimat) itu. Contoh bentuk ini adalah sebagai berikut:

Bentuk An-Naht Al-Fi’liy Bentuk Asli

بسمل لله بسم

حمدل لله الحمد

حولق بالله اال قوة وال حول ال

حسبل الله حسبا

سمعل عليكم السالم

حيعلعلى على حى الصالة حىي

الفالح

دمعز عزك الله أدام

هيلل إال إله الله آل

طلبق بقاءك الله اطال

جعفد فداءك جعلت

Bagian ini seperti ditulis oleh Ali Abdu al-Wahid Wafi, tidak

ditemukan kecuali beberapa kata yang jumlahnya terbatas pula dan

kebanyakan muncul dalam sejarah umat Islam. Contoh sebagaimana

Page 10: An-Naht (Akronim)

Makalah Fiqh Lughah

An-Naht (Akronim)

10

terdapat dalam Al-Qur’an antara lain kata: bentuk ini merupakan بعثر

gabungan dari kata terdapat dalam surat Al-‘Adiyat ayat عثر dan بعث

9 :

“Maka Apakah Dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa

yang ada di dalam kubur”

Arti kata dalam بعثر ayat ini adalah اخرج و اثير و بعث

(dibangkitkan, dibongkar/hambur dan dikeluarkan) Sedangkan Ibnu

Katsir hanya menafsirkan kata بعثر dengan اخرج (dikeluarkan)

3. An-Naht al-Ismiy

yaitu menggabung dua kata menjadi sebuah ungkapan dalam

bentuk kata benda (isim), seperti:

Bentuk An-Naht Al-Ismiy Bentuk Asli

عقبابيل علة و عقبي

حبقر وقر و حب

جلمود جمد و جلد

4. An-Naht al-Washfiy

yaitu dengan menyingkat dua kata menjadi satu ungkapan

yang menunjukan makna kata yang disingkat atau mempunyai

makna lebih tegas dari kata yang disingkat, seperti ungkapan ضطبر

(orang yang kuat) adalah gabungan dari kata ضبر و ضبط . An-Naht

semacam ini jarang sekali dalam bahasa Hindia, Eropa. Begitu pula

dalam bahasa Arab tidak jauh berbeda dengan bahasa-bahasa

lainnya yang masih serumpun dari bahasa Samiyah. Mufradar-

mufradat bahasa Arab yang terdiri dari dua asal yang berdiri sendiri

atau dari beberapa asa yang berdiri sendiri tidak sampai sepuluh

kata dan itu didapatkan karena jalan perkiraan. Diantara contohnya

Page 11: An-Naht (Akronim)

Makalah Fiqh Lughah

An-Naht (Akronim)

11

adalah seperti yang disampaikan oleh Imam Khalil, dia

berpendapat bahwa kata " لن " terdiri dari " ال " dan " أن ".

Ibnu Faris sebagai orang yang pertama memperluas bahasan

An-Naht, patut menjadi catatan karena ia terlalu larut dalam

pikirannya sehingga beranggapan bahwa semua kata yang lebih

dari tiga huruf pada dasarnya adalah singkatan dari dua kata yang

mempunyai akar kata tiga huruf. Ibnu Faris dengan tegas menulis,

“Ketahuilah bahwa dalam masalah ruba’iy dan khumasiy terdapat

sebuah pandangan dalam kaitannya dengan qiyas”. Jika

diperhatikan secara cermat, dapat diketahui bahwa An-Naht

merupakan pengambilan dua kata, lalu menyingkat keduanya

menjadi satu kata.

Patut diamati pula dan sangat menarik direnungkan yaitu

kritik Imil Badi’ Ya’qub. Ia menulis, sesudah mengemukakan

empat pembagian Al-Naht seperti ditulis sebelumnya bahwa dari

contoh-contoh kategori dua pertama termasuk jenis An-Naht,

sedangkan kategori dua terakhir terdapat banyak takalluf

(dipaksakan), dan sangat disayangkan, karena ternyata ia hanya

merupakan temuan Ibnu Faris yang jauh dari fakta dan kenyataan.

Bahkan Ali Abd al-Wahid Wafi secara tegas menyatakan:

“Bahasa Arab tidak dapat disingkat, dan kosakata Bahasa Arab

dalam perkembangannya saat ini, sangat konsisten dengan

kemandirian dan kebebasan serta enggan larut dalam bahasa

lain’.

Peneliti lain menyebutkan:

“Bahasa Arab bukanlah bahasa yang dengan luwes menerima An-

Naht seperti yang terjadi pada bahasa lain, sebagaimana tertulis

dalam buku-buku mereka. An-Naht dalam Bahasa Arab hanya

Page 12: An-Naht (Akronim)

Makalah Fiqh Lughah

An-Naht (Akronim)

12

puluhan jumlahnya sedangkan dalam bahasa lain jumlahnya

ratusan bahkan ribuan”.

Page 13: An-Naht (Akronim)

Makalah Fiqh Lughah

An-Naht (Akronim)

13

BAB III

SIMPULAN & SARAN

A. Simpulan

Dari pembahasan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa An-Naht

adalah :

1. Pengertian secara Bahasa dan Istilah

An-Naht dari segi bahasa berasal dari kata ينحت- نحت

yang artinya memahat, menata dan mematung. Sedangkan

secara istilah An-Naht adalah formulasi dua kata atau lebih

menjadi satu ungkapan baru yang menunjukkan makna aslinya.

2. Perkembangan An-Naht dalam bahasa modern

a. Lingkungan

perkembangan bahasa sangat terpengaruh oleh

lingkungan di mana bahasa tersebut berkembang. Interaksi

suatu bahasa dengan bahasa lain dapat melahirkan wujud

baru yang tidak ditemukan sebelumnya. Demikian pula

yang terjadi dalam An-naht ini.

b. Kepentingan Ilmiah

Tuntutan membuat An-Naht di zaman modern

semakin meningkat, khususnya setelah bangsa Arab mulai

mentrasfer sejumlah ilmu pengetahuan ke dalam Bahasa

Arab. Oleh karena itu Majma’ al-Lughah terpaksa

mengeluarkan keputusan tentang kebolehan melakukan Al-

Naht demi kepentingan ilmiah.

3. Klasifikasi An-Naht

Imil Badi’ Ya’qub membagi Al-Naht ke dalam empat

kelompok, yaitu :

Page 14: An-Naht (Akronim)

Makalah Fiqh Lughah

An-Naht (Akronim)

14

a. An-Naht An-Nisbiy yaitu menisbatkan sesorang atau suatu

perbuatan kepada dua isim, seperti: الشمش menjadi عبد

عبشمى

b. An-Naht Al-Fi’liy yaitu menggabung jumlah (susunan

kalimat) yang menunjukkan bahwa seseorang mengucapkan

jumlah (susunan kalimat) itu, seperti : لله بسم menjadi

.بسمل

c. An-Naht Al-Ismiy yaitu menggabung dua kata menjadi

sebuah ungkapan dalam bentuk kata benda (isim), seperti:

قر و حبقر menjadi حب

d. An-Naht Al-Washfiy yaitu menyingkat dua kata menjadi

satu ungkapan yang menunjukan makna kata yang disingkat

atau mempunyai makna lebih tegas dari kata yang disingkat,

seperti : ضبر و ضبط menjadi ضطبر (orang yang kuat)

B. Saran

Terakhir, penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya jika

dalam penyusunan laporan ini terdapat kekurangan atau bahkan

kesalahan yang tanpa penyusun sadari telah tergores di kertas putih ini.

Karena tiada gading yang tak retak, tiada mawar yang tak berduri, tiada

lautan yang tak bergelombang, dan tiada gunung yang tak berjurang.

Begitu pula tiada hasil karya yang tak luput dari kesalahan dan

kekurangan. Saran dan kritik yang konstruktif sangat penyusun

butuhkan demi menuju ke arah yang lebih baik. Karena penyusun

merasa banyak kekurangan pada laporan ini, “Discontent is the First

Step in Progress” (ketidakpuasan adalah langkah pertama dalam

mencapai kemajuan).

Page 15: An-Naht (Akronim)

Makalah Fiqh Lughah

An-Naht (Akronim)

15

DAFTAR PUSTAKA

Jaroslav Stetkevich, The Modern Arabic Literary Language Lexical and Stylistic

Depelovment (Chicago: University Of Chicago Press, t. th).

Fakhruddin bin Dhiyauddin Umar, Tafsir Fakhru al-Razih, Mafatihu al-Gaib jilid XXXII (Cet. 1; Dar al-Fikr li al-Thibaah wa al-Nasyr wa al-Tauzi’I, Beirut).

Ibnu Katsir, Tafsir al_Qur’an al-‘Adhim juz VIII

Al-Maktabah al-Taufiqiyyah; Kairo: t. th). Ibnu Faris, Al-Shahibi fi Fiqh al-Lugah wa Khashaishuha (cet.1 Beirut; al-Maktabah al-Ma’arif: 1993).

Ibnu Faris, Mu’jam Maqayis al-Lugah ditahqiq oleh Abdu al-Salam Harun juz I (Dar Ihya al-Arabiyyah; 1366: Kairo).