an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
-
Upload
karin-mardianto -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
-
8/6/2019 an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
1/15
Perkembangan Kebijakan Luar Negeri Cina dan Indonesia
Oleh: Duta besar Aa Kustia
Prolog
Banyak yang terkesan dan kagum menyaksikan perkembangan fenomenal yang pesat dan
pertumbuhan Cina.
Sebuah pertanyaan yang timbul tiap waktu adalah bagaimana hal ini bisa terjadi ketika Cina
masih terbelakang dari negara ASEAN yang lainnya pada tahun 1980-an.
Jika kamu mengobservasi Deng Xiaoping dan asosiasinya sejak awal reformasi, mereka tidak
mempunyai rencana/gambaran tentang perkembangan Cina di masa depan. Mereka hanya
mempunyai semangat, keinginan besar, dan tanggung jawab untuk membangung Cina yang kuat
dan kaya. Tanggung jawab ini ternyata menjadi jawaban untuk berbagai kesusahan dan
perbedaan yang mereka hadapi.
Dalam ekonomi, para pemimpin Cina menyadari bahwa aplikasi/adopsi model perkembangan
Soviet sejak tahun 1950-an tidak cocok untuk Cina dan membawa sedikit perubahan yang
lambat. Hal ini gagal untuk mengungkapkan kesenjangan antara ekonomi Cina dan negara maju.
Hari ini Cina telah memposisikan dirinya sebagai kekuatan besar yang berkembang; hal ini
didasari dalam pencapaian modal - sumber daya alam, sumber daya manusia, kekuatan nuklir,
posisi anggota tetap di PBB, dan pesatnya pertumbuhan kekuatan ekonomi. China sedang
mengejar posisi yang seimbang dalam politik, ekonomi, militer dengan negara adidaya lainnya.
Jika posisi ini bertahan, Cina percaya pada tahun 2050 pada miminalnya, dia akan menjadi
negara adidaya kelas tengah. Cina juga mengaspirasikan untuk menjadi kekuasaan mutlak di
Asia dengan meningkatkan kekuatannya sampai tidak ada faktor yang bisa mengabaikannya.
Pemahaman Reformasi Cina
Ada beberapa kunci kesuksesan reformasi Cina, diantaranya adalah:
-
8/6/2019 an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
2/15
Pertama, reformasi dilaksanakan dengan hati-hati, bertahap, pragmatis dan dengan banyak
kesabaran. Dalam melaksanakan reformasi, Cina menempatkan banyak kepentingan dalam
perbaikan dari sistemnya dan tidak terburu-buru untuk hasilnya. Hal ini terlihat dalam indikasi
dari kesuksesan reformasinya yang timbul pada awal 1990-an, ketika reformasi itu sendiri mulai
pada tahun 1978 dan hanya dilakukan dengan sepenuh hati pada tahun 1979. Hal ini cocok dalam
pepatah Cina, yang dikutip oleh Mao Zedong (Mao Tse Tung) untuk dibudiyakan oleh Deng
Xiaoping yang mengatakan: Membangung Cina adalah seperti menyeberangi sungai sambil
merasakan bebatuan di bawah kakimu.
Mungkin kesabaran ini juga dipimpin oleh ajaran kebijaksanaan Confucius yang mengatakan,
Rencana yang hebat bisa gagal karena kurangnya kesabaran.
-----------------------------------------------------------
Sikap pragmatis Deng Xiaoping juga terlihat dalam memilih personil yang tepat untuk
menangani tugas, seperti yang dia katakan, Saya tidak peduli kalau kucingnya hitam atau putih
selagi masih menangkap tikus.
Kedua, kesuksesan reformasi Cina juga berutang kepada dirinya sendiri untuk sukses di bidan
politik, ekonomi, budaya, dan hukum.
Dalam politik, ada kesadaran bahwa perkembangan tidak dapat dicapai tanpa adanya stabilitas
nasional yang merupakan faktor penting dalam mendukung perkembangan ekonomi, selain dari
luasnya dukungan politik dari kepemimpinan nasional. Sukses dalam mengonstruksi stabilitas
nasional telah tercapai dengan kemampuan/kapabilitas mengabaikan friksi dengan sejarah
dengan cara mengakui Cina telah tumbuh melalui tahap revolusioner, rekonstruksi dan
reformasi. Dengan kata lain, mereka telah mengakui bahwa kesuksesan hari ini berhutang pada
sejarah. Itulah alasannya Cina dapat menempatkan pemimpin nasional mereka dala posisi-posisi
terhormat. Apapun kesalahan mereka atau kelalaian mereka tidak dapat menghapus jasa mereka
untuk negara.
Orang Cina mengakui kesuksesan Mao Zedong dalam memimpin Partai Komunis Cina terhadap
Koumintang dan memipin Perang Guerilla terhadap koloni Jepang sampai Cina dapat berdiri
-
8/6/2019 an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
3/15
tinggi sebagai negara yang mandiri dan terhormat. Hal ini menjadi jasa yang terbesar - Mai dapat
mengembalikan kebanggaan dan martabat bangsa Cina sehingga Cina tidak lagi dianggap sendiri
dan tidak dapat di hina lagi oleh negara lain seperti yang telah terjadi pada beberapa dekade yang
lalu. Pencapaian ini tidak dapat dihapus oleh kegagalan sepanjang periode kedua hidupnya.
Cina tidak terburu-buru dalam reformasinya di bidang ekonomi; melainkan mereka berhasil
secara bertahap dan dengan banyak kesabaran. Hal ini dimulai dari agrikultur yang
menyukseskan peningkatan penghasilan petani.
Langkah selanjutnya adalah mengembangkan manifaktur industri, memperluas perusahaan
swasta yang berukuran kecil dan sedang. Langkah besar Cina mengikuti pola negara industri
baru dalam menyediakan prioritas kepada sektor ekonomi yang mampu menghasilkan
pertumbuhan yang cepat tanpa intervensi pemerintah yang luas melalui program industrialisasi.
Selanjutnya adalah langkah revolusi yang tidak biasa dalam negara komunis; mengekspos Cina
untuk investasi asing. Proyek investasi ini telah sukses dalam memperluas produksi dan ekspor
dalam kurun waktu yang pendek tanpa adanya anggaran (modal) yang besar dari pemerintah.
Menarik modal asing dengan meningkatkan daya tarik dan jasa pelayanan menjadi aspek penting
dalam kebijaksanaan reformasi Cina.
Reformasi diimplementasikan dalam badan birokratis dan mentalitas resmi untuk merubah sikap
dari orientasi daya ke orientasi pelayanan. Penguasa dan birokrat harus menjadi hamba untuk
prioritas. Penyusunan kembali berbagai sistem banyak dihubungkan ke berbagai kebutuhan
untuk menarik perhatian modal asing yang secara jujur dilaksanakan, diantaranya adalah:
y Menjaga dan memelihara stabilitas politiky Menciptakan linkungan yang sehat untuk bisnisy
Mengamati secara seksama kenyamanan ekspartriat dan kualitas kehidupany Kondisi sosial yang kondusif dari masyarakat lokal untuk perusahaan asing untuk
menginvestasi di Cina dan juga para orang asing yang tinggal di Cina
y Tersedianya infrastruktur yang ungguly Kepastian hukum dalam bisnis
-
8/6/2019 an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
4/15
Langkah-langkah strategis ini telah mendorong perkembangan ekonomi pasar yang disebut
dengan Cina adalah The Socialist Market Economy atau Ekonomi Sosialis Pasar.
Untuk menciptakan keadaan masyarakat yang dapat mempertahankan reformasi ekonomi, Cina
juga melaksanakan reformasi budaya yang dikenal sebagai Libeartion of Thoughts atau
pembebasan pikiran. Masyarakat Cina mempertahankan secara kokoh nilai-nilai tradisional
terutama pada pengaruh besar dari ajaran Conficius dan filsafat petani tradisional. Pengaruh
besar ini adalah konsekuensi dari kisaran sejarah yang panjang dan masyarakat Cina agraris
dengan jumlah petani mencapai 80% dari populasi Cina. Reformasi telah sukses dalam
menyesuaikan sudut ajaran Conficius dan budaya petani yang dianggap tidak pas untuk
pengembangan perdangangan Cina.
Dalam satu sisi, pembebasan pikiran menantang rencana dan sentralisasi konsep ekonomi yang
telah dianggap unggul, pengendalian badan bisnis oleh pemerintah dan konsep keseimbangan
dalam berdiri dan dalam pertimbangan. Di sisi yang lain, dibebaskan berfikir mendorong
aktualisasi diri masyarakat Cina. Aktualisasi diri ini bertentangan dengan ajaran Confucius yang
menekankan kebersamaan. Untuk membuktikan daya saing dan aktualisasi diri, Deng Xiaoping
memberikan dorongan dengan mengklaim bahwa untuk menjadi kaya adalah menjadi jaya. Di
sisi ketiga, pembebasan pikiran di arahkan untuk mengikis sikap tradisional petani yang cepat
puas yang dipandu dengan, Kehidupan bukan lah untuk kerja tapi kerjalah untuk hidup, untuk
itu kerja tidak dapat ditujukan untuk pencapaian.
Langkah penting selanjutnya adalah bagaimana caranya untuk mengawasi reformasi melalui
penegakkan hukum yang konsisten ditemani dengan pemimpin teladan. Cina percaya bahwa
hukum harus tegas dan tidak bisa dikompromikan. Hukum pada dasarnya harus dipaksakan dan
dari mana kesadaran akan tumbuh dan lalu akan menjadi kebiasaan.
Selebih dari itu, faktor terpenting adalah munculnya Deng Xiaoping sebagai pemimpin Cina
dengan ide yang dinamis, selaras dengan dedikasi, sabar dan memiliki cinta yang mendalam
untuk Cina Baru. Seperti yang difikirkan Sun Tzu, Deng Xiaoping mampu melihat apa yang
orang lain tidak bisa, dan mengetahui secara dalam apa yang orang lain tidak. Selain dari
Deng Xiaoping, adalah pemimpin dengan kemampuan akan sadar dengan ide-ide.
-
8/6/2019 an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
5/15
Kemampuan seperti itu hanya dapat dilaksanakan oleh pemimpin yang tidak hanya
pintar, namun pemberani.
Karakter kepemimpinan Cina tampaknya identitas kepemimpinan Cina saat ini, yang juga
disebut pemimpin pembaharu. Menurut riset Dr. Sheh Seow Wah dalam bukunya -
Kepemimpinan Cina: Bergerak dari klasik ke kontemporer, karakteristik kepemimpinan
pemimpin pembaharu Cina dilahirkan dari reformasi itu sendiri adalah:
y Pertama, mempunyai pandangan dan wawasan dalam merencanakan tujuany Kedua, kemampuan yang besar dalam menyadari idey Ketiga, inspirasionaly Keempat, keingingan yang kuat untuk mendapatkan hasily Kelima, keberanian untuk mengambil resiko yang telah dikalkulasiy Keenam, keinginan untuk membagi pengetahuan dan belajar seumur hidupy Ketujuh, melestarikan nilai-nilai moral yang baiky Kedelapan, menetapkan nilai tinggi dalam pertemanandan memercayai pentingnya
menjaga hubungan yang baik.
Perkembangan Ekonomi Cina
Cina mengisukan/menerbitkan tujuan dan strategi perkembangan ekonomi nasionalnya pada
tahun 1978, yang dikenal dengan Tiga langkah Strategi Perkembangan. Strategi ini
menetapkan 3 tahap perkembangan ekonomi Cina, seperti yang dikatakan di bawah ini:
1. Tahap pertama, men-dua kali-lipatkan jumlah produk domestik bruto pada tahu 1980 danmemastikan kecukupan masyarakat Cina dalam makanan dan pakaian, diharapkan
tercapai pada akhir tahun 1980.
2. Tahap kedua, pada akhir abad ke-20, Cina menargetkan produk domestik brutonyameningkat sebanyak empat kali lipat dari jumlah yang ada pada tahun 1980. Target ini
tercapai pada tahun 1955, lebih cepat dari yang direncanakan.
3. Tahap ketiga, meningkatkan tingkat produk domestik bruto per kapita untukmenyetarakan dengan negara maju, diharapkan tercapai pada pertengahan abad ke-21.
-
8/6/2019 an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
6/15
Pada tahun 1978, produk domestik bruto Cina hanyalah 0.5% produk domestik bruto dunia,
tetapi dengan pertumbuhan 9% sejak tahun 1980, maka tercapailah sekarang pada sepuluh kali
lipat dari angka aslinya, 5% dari produk domestic bruto dunia. Cina sekarang telah hadir sebagai
kekuatan ekonomi dan politik dunia. Menurut International Institute for Management
Development (IMD) atau Lembaga Internasional untuk Pengembangan Manajemen, ada
beberapa faktor yang mendorong Cina untuk menjadi kekuatan ekonomi yang mendunia dengan
persaingan yang kuat.
Pertama, Cina adalah pemain ekonomi dengan kekuatan ekonomi dunia yang besar dari produk
domestik brutonya dan didorong dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan cepat, yang
dimana tumbuh menjadi tujuan yang menarik untuk penanaman modal asing. Cina menargetkan
4 triliun US$ untuk dicapai pada tahun 2020 yang dimana telah sukses dicapai pada tahun 2010
dengan jumlah 4,91 triliun US$ dan diperkirakan melampaui produk domestik bruto Jepang saat
ini yaitu 5,47 triliun US$, tetapi masih ada sumber lainnya yang membuat catatan dimana
mereka mengklaim produk domestik bruto Cina pada tahun 2010 sebenarnya telah melalui
Jepang dengan jumlah 5,88 triliun US$.
Kedua, peringkat Cina telah meningkat secara dahsyat dalam konteks global. Antara 20 indikator
yang dikerjakan oleh IMD, Cina menempati istilah tertinggi dalam persaingan. IMD juga
merekam Kemanan Nasional sebagai faktor keuntungan yang sangat besar bagi Cina. Faktor-
faktor tersebut mengindikasikan Cina yang lebih terbuka terutama setelah Cina bergabung
dengan WTO pada tahun 2001.
Ketiga, dalam perncapaian pada Teknologi Informasi. Walaupun persaingan Cina dalam istilah
infrastruktur tidak optimal, Cina telah hadir sebagai pesaing yang kuat dalam teknik infrastruktur
dan konstruksi. Meningkatkan penggunaan komputer dan penanaman modal dalam
telekomunikasi secara terus menerus menunjukkan peningkatatan dan sekarang mereka cocok
dalam menempati posisi kedua di dunia.
Pertumbuhan penanaman modal mendorong kemajuan dalam pertumbuhan teknik infrastruktur
dan industri-industri lainnya yang terkait yang akan membantu Cina untuk menutup kesenjangan
-
8/6/2019 an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
7/15
dalam informasi dengan negara maju. Walaupun pertumbuhan ekonomi masih sangat cepat, tapi
peraturan tujuan makroekonomi dan dasar ekonomi masih menunjukkan kondisi yang tidak
cocok. Masalah yang paling serius yang dihadapi Cina adalah: satu, masalah sulit untuk
ditangani dengan tingkat provinsi adalah kurang memadainya infrastruktur pertanian yang
menyulitkan peningkatan pendapatan pedesaan. Dampak dari kerentanan bencana alami dari
sektor ini adalah diperburuk oleh kurang memadainya ilmu agrikultur dan teknologi.
Kedua, Cina masih menghadapi resiko penaman modal yang memantul kembali dimana hal itu
dapat memicu fluktuasi ekonomi yang besar. Penanaman modal tumbuh terlalu cepat dan adanya
terlalu banyak proyek yang sedang berlangsung, walaupun sementara Cina bahkan masih
menangani sistem yang belum tersolusi dan mekanisme untuk memicu overheating (panas dalam
luar batas). Masih ada tekanan yang sangat besat untuk menanamkan modal ke dalam beberapa
area dan sektor. Isu ini ditambahkan oleh terulangnya likwidasi yang berlebihan dalam sistem
bank, mempunyai kapasitas yang kuat dan keinginan untuk membuat pinjaman. Di dalam
lapangan perdagangan, Cina terus menjalani untuk peningkatan perdaganan yang berlebih.
Ketiga, Cina belum berhasil untuk mengerjakan secara optimal dalam program penghematan
enerji dan dalam pengurangan polusi, walaupun kebutuhan untuk melakasanakan usaha tersebut
adalah masalah yang mendesak. Target yang ditetapkan pada tahun 2006 untuk penghematan
enerji dan pengurang polusi tidak tercapai. Kegagalan dalam mencapai target disebabkan oleh
perjanjian yang lambat dan penyesuaian struktur industri, sementara industri berat bertumbuh
cepat, terutama dalam beberapa industri dengan pengonsumsian enerji yang sangat tinggi.
Fourth, untuk meningkatkan keharmonisan sosial adalah tugas berat yang dihadapi Cina. Isu
selanjutnya adalah penyediaan pasokan pekerjaan. Sumber daya manusia yang berlebihan dalam
satu sisi dan kurangnya pekerjaan dalam sisi lainnya adalah masalah yang tak terpecahkan.
Walaupun tidak semua dari isu ini terselesaikan pada dekade lalu, Cina telah sukses dalam
memperbaiki banyak kondisi dan meningkatkan persaingan dalam produk Cina melalui berbagai
kebijakan-kebijakan, yang disebutkan di bawah ini:
-
8/6/2019 an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
8/15
Pertama, Cina telah sukses dalam memaksimalkan peran perusahaan berukuran kecil dan
sedang (SME).
Salah satu faktor yang mendorong kesuksesan ekonomi Cina adalah kesuksesan dalam
memberdayakan SME, penanaman modal yang besar masuk ke Cina diperlukan untuk menyerap
bahan mentah dan produk tambahan dari SME. Dengan demikian efek pengganda besar yang
menakjubkan terjadi karena setiap industri besar di dorong oleh banya SME. Peningkatan dalam
permintaan untuk industri besar tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga meningkatkan
tingkat lapangan kerja. Menurut riset Fakultas Manajemen Ekonomi Universitas Indonesia, SME
Indonesia berperan sebagai unit produksi sementara pelabelan dilaksakan di negara lain,
mengecilkan keuntungan SME kita, untuk itu ekspor Indonesia tidak bisa bertahan sebagai harga
rendah dan produk harga rendah.
Kedua, Dukungan Infrastruktur
Cina telah mengembangkan infrstrukturnya secara cepat untuk menjadi bangsa impor yang besar
dimana secara signifikan figur surplus perdagangannya berasal dari sektor ekspor. Untuk
menyadari hal itu, Cina menyediakan pinjaman yang sangat besar bersama dengan pendanaan
sejumlah proyek besar untuk menstimulasi dan mendorong perkembangan bisnis dan
infrastruktrunya. Menurut laporan persaingan global pada tahun 2009-2010, China sekarang
menempati posisi 46 dari 133 negara untuk persiapan infrastruktur dalam mempromosikan
persaingan bisnisnya. Dibandingkan dengan Indonesia yang menempati posisi ke-84 dari 133
negara, hal ini bisa membawa keengganan penanaman modal dan berbisnis di Indonesia.
Ketiga, insentif ekspor. Untuk mendorong tingkat ekspor, pemerintah Cina member berbagai
insentif/tambahan kepada eksporter Cina. Dalam masa paceklik pada tahun 2009 ketika ekspor
Cina menurun karena melemahnya ekonomi global, Cina mengurangi pajak ekspornya sebanyak
tujuh kali lipat. Pengurangan pajak ini mempengaruhi kurang lebih 3370 jenis barang ekspor dari
27,9% dari semua ekspor Cina.
-
8/6/2019 an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
9/15
Pemerintahan Cina memberikan insentif ekspor dalam bentuk penghasilan pajak sampai dengan
13% kepada eksportir Cina, menyebabkan beberapa bangsa memandang hal itu sebagai
perdagangan yang tidak adil. Praktek ini menyebabkan produk Cina untuk menjadi alternif lebih
murah ke Indonesia.
Bahkan Cina juga mengurangi harga premium untuk menambahkan cakupan kredit ekspor dan
juga memperkenalkan penyelesaian transaksi di Yuan sebagai pilot proyek untuk membantu para
eksportir menghadapi resiko dari fluktuasi nilai tukar mata uang. Nilai tukar yang rendah
merupakan juga dasar untuk ekspor Cina yang lebih murah, serta tingkat bunga yang rendah
sebanyak 5.31% dibanding dengan tingkat bunga Indonesia yang sebanyak 10% pada tahun yang
sama. Hal ini menafsirkan untuk harga manipulasi yang lebih baik oleh pengusaha Cina.
Keempat, Produktivitas Pekerja yang tinggi.
Menurut indeks persaingan global pada tahun 2009-2010, keefisienan buruh Cina dan tingkat
produktivitasnya menempati tingkat 29 dari 134 negara, sangat lebih tinggi dari tingkat posisi
Indonesia yang hanya menempati tingkat 75 dengan upah yang sama dengan Indonesia. Buruh
Cina lebih efisien, disiplin, teliti, keras, lebih terampil dan mempunyai rasa berprestasi lebih
tinggi.
Pertumbuhan ekonomi Cina yang pesat dengan rasa saing yang tinggi membawa berbagai
macam sikap dari bangsa lain. Dalam satu sisi, hal ini dianggap sebagai ancaman untuk ekonomi
domestik, yang lain memandang hal ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan ekonomi
domestik. Pendekatan pragmatis yang mencirikan hubungan Cina dengan negara Asia Tenggara
dipandang sebagai keingingan kedua belah pihak untuk meningkatkan hubungan baik antara
Cina dan negara-negara Asia Tenggara untuk manfaat kedua belah pihak.
Pertumbuhan militer Cina
Sejak awal tahun 1990-an, perhatian utama strategi militer Cina adalah untuk menyiapkan
kontingensi/kemungkinan militer Cina di Asia Tenggara terutama di Selat Taiwan dan Laut Cina
-
8/6/2019 an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
10/15
Selatan. Strategi militer Cina menekankan pada perkembangan kemampuan utnuk menanggapi
setiap ancaman militer di dalam daerahnya, dan kemampuan untuk menyeimbangkan konflik
yang dapat mengundang pasukan eksternal untuk terlibat dalam konflik.
Kemampuan untuk menunjuk pasukan secepatnya untuk memenangkan peperangan di masa
depan dengan penggunaan teknologi di sepanjang perbatasan Cina dalam prioritas tinggi. Perang
Teluk dan Tentara Sekutu berkerjasama dalam operasi yang memberikan Cina kesadaran tentang
kebutuhan untuk memajukan kemampuan Tentara Pembebasan Masyarakat Cina dalam
menghadapi musuh/lawan dengan memajukan teknologi informasi dan rudal jarak jauh dengan
tingkat keakuratan yang sangat tinggi. Persepsi Cina tentang munculnya revolusi teknologi
militer membawa ke arah kesadaran akan kebutuhan mendesak untuk mendirikan kemampuan
militer Cina dalam perang teknologi tinggi.
Sasaran utama program modernisasi militer Cina adalah untuk menyiapkan pasukan yang cukup
untuk menghadapi lawan dalam daerah, mempertahankan kredibilitas militer Cina untuk
mendorong tuntutan territorial, untuk melindungi kepentingan nasional, untuk mempertahankan
keamanan internal, melawan setiap langkah Taiwan untuk membebaskan diri mereka dan
menghalangi setiap agresi.
Walaupun modernisasi Tentara Pembebasan Masyarakat Cina bukanlah prioritas, tetapi
pengencilan dan seleksi peralatan baru telah membentuk Tentara Pembebasan Masyarakat Cina
yang lebih luas dengan kekuatan inti.
Saat ini Tentara Pembebasa Masyarakat Cina mempunyai 3 komponen:
a) Pasukan kecil dengan kemampuan teknologi tinggi dan fleksibilitas untuk menanganiberbagai kontingen di dalam wilayah.
b) Pasukan yang lebih besar dengan senjata rendah menegah untuk tujuan keamanan nasional.c) Pasukan nuklir yang cukup utnuk menangani dan menghalangi kekuatan nuklir yang lain.Untuk itu, pemimpin militer Cina telah mengembangkan taktik untuk menyebarkan pasukan
tersbut. Saat ini, untuk mengembangkan profesionalisme militer, Cina menganggap edukasi
militer sebagai faktor terpenting untuk mendapatkan tingkat edukasi yang lebih baik dan unit
kemampuan teknologi atau pasukan, maupun dari kedua petugas dan tentara.
-
8/6/2019 an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
11/15
Untuk mendukung dan mempertahankannya, Cina sedang mencoba untuk menggerakkan sistem
domestiknya untuk lebih efektif.
Jika Cina memandang perang sebagai hal yang tidak bisa dihindari maka hal ini akan mencoba
untuk mengatur dan membatasi konflik, tetapi mereka akan bertarung dengan pasukan
secukupnya untuk mendapatkan solusi militer sebelum pasukan luar mengintervensi secara
militer dan sebelum pertukaran vital, dan penanaman modal terganggu.
Ketika militer pihak ketiga mengintervensi dalam konflik regional yang melibatkan Cina,
Tentara Pembebasan Rakyat Cina akan mengerahkan seluruh sumber daya dan bermaksud untuk
mengakibatkan kerugian besar dalam pihak yang mengintervensi, maka hal ini akan melemahkan
niat mereka untuk terlibat.
Dalam mengobservasi perkembangan kemampuan PLA, banyak militer barat menganalisis Cina
dengan satu mata, selain itu juga, Cina juga menghadapi berbagai macam masalam dengan kedua
modernisasi dengan sistem operasional PLA.
Perkembangan tingkatan kemampuan militer sesuai dengan strategi keamanan dan strategi
militer Cina yang menjadi prioritas utama adalah untuk menangani dengan kontingen di dalam
Selat Taiwan.
Pengamat Barat menganggap hebat kekuatan militer Cina yang konvensional dan telah
menunjukkan peningkatan yang signifikan tetapi belum seimbang ketika di bandingkan dengan
kemampuan konvensional Amerika Serikat.
Tetapi Cina telah memproklamirkan dan telah berkomitmen untuk membuat PLA menjadi
pasukan modern. Kelihatannya bahwa usaha kuat Cina telah menunjukkan hasil dengan
munculnya kapal induk TPR -AL baru yang dinamakan Shi Lang, terbuat dari bekas kapal
induk Uni Soviet, Varyag, dan peasawat stealth j-20, yang mulai mencemaskan beberapa negara
seperti Australia.
Pengamat militer Barat mengindikasikan bahwa, Ada bukti bahwa angkatan laut Cina sekarange
adalah layanan PLA terpenting.
-
8/6/2019 an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
12/15
Dengan posisi ini, angkatan laut PLA mendapatkan alokasi anggaran yang lebih besar dalam
anggaran pertahanan PLA dalam beberapa kurun waktu, mengizinkan angkatan laut PLA untuk
memodernisasikan programnya lebih cepat.
Peranan angkatan laut PLA hari ini adalah sebagai kekuatan wilayah strategis maritime dimana
perannya adalah untuk melindungi kepentingan Cina dalam bidang operasi pertahanan maritime
dan mengoptimalkan laut dalamr rangka pertahanan nasional.
Manifestasi peran ini adalah posisi angkatan laut PLA. Hal ini dianggap sebagai bagian yang
integral:
a) Penyelesaian isu Taiwanb) Tanggung jawab TPR-AL untuk memimpin operasi marin untuk menjaring dan
mempertahankan Pulau Paracel (Xinsha) dan Spratly (Nansha).
c) Melindungi dan melaksanakan blockade komunikasi angkatan laut.d) Instrumen diplomasi.Perspektif Hubungan Luar Negeri Cina
Walaupun dalam istilah tekno-ekonomi dan militer, mereka tetap tidak sejajar dengan negara
besar. Cina harus memainkan peran internasionalnya secara meyakinkan. Hal ini didorong dari
statusnya sebagai anggota tetap dewan keamanan PBB, kekuatan nuklir, pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, adalah pasar yang menarik dan luas, secara geografis, negara yang besar dan
menempati posisi strategi, akan membawa keberuntungan dan pengaruh strategis dalam
kapasitasnya yang dapat dilihat sebagai negara pertumbuhan yang luas.
Dalam hubungan internasional, Cina menganggap hubungan antara kekuatan hebat didunia
adalah saat ini sedang mengalami perubahan strategis dan penyesuaian. Dalam kondisi seperti
ini, usaha untuk meluarkan dan memperkuatkan persekutuan militer tidak lagi tepat waktu dan
yang kurang kondusig untuk menciptakan kedamaian dunia dan keamanan. Persukutan dalam
model yang lebih tua dalam pandangan Cina telah digantikan dengan pendekatan baru yang
disebut dengan kemitraan internasional.
-
8/6/2019 an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
13/15
Cina tidak menjelaskan secara jelas apa yang disebut dengan kemitraan, tapi prakteknya
diwujudkan dalam komitmen: Kesatu, membuat hubungan bilateral yang stabil tanpa
menanganinya kepada pihak ketiga. Kedua, meningkatkan dan mengembangkan hubungan
ekonomi yang sangat besar. Ketiga, mengurangi ketidaksepakatan yang ada demi keuntungan
kerjasama dalam istilah kepentingan diplomasi internasional yang sama. Keempat,
meningkatkan hubungan antara pejabat negara melalui kunjungan timbale balik, terutama pejabat
militer dan Kepala Negara KTT, yang di pimpin secara periodik.
Dalam pengembangan dan stabilisasi kekuatan ekonomi, politik, dan militer, Cina memanfaatkan
persepsi itu sendiri dalam usaha untuk menjaga dan menutup keruntunan. Kelemahan Cina
dipandang oleh pemimpinnya sebagai penyebab perampasan dan penindasan oleh bangsa lain
dengan martabat dan harga bangsa Cina dimasa dulu. Realita pahit ini adalah kesan dalampikiran bangsa Cina, dan pengalaman pahit dianggap sebagai pendorong dan pemicu semangat
bangsa Cina untuk menyadari cita-citanya yaitu menjadi bangsa yang kaya dan kuat. Cina tidak
ingin mengalami hinaan yang menyakitkan lagi.
Implementasi dari kebijakan luar negeri Republik Indonesia.
Hubungan Cina - Indonesai selama 10 tahun yang lalu telah menunjukkan peningkatan dan
dalam kondisi yang adil dan nyaman untuk kedua belah pihak, entah itu di bidang politik,ekonomi, budaya, kemanan dan pertahanan, selain dari friksi potensi yang ada, dan tidak
diharapkan untuk menyebabkan sdampak yang serius.
Cina memandang sebagian besar negara ASEAN terutama Indonesia, bukanlah ancaman bagi
Cina. Konflik potensial Cina dengan beberapa anggota ASEAN mengenai tuntutan tumpang
tindih di Laut Cina Selatan, walaupun hal ini tidak menyangkut Indonesia dalam arah konflik
tapi dapat menyebabkan dampak merugikan untuk ekonomi, politik, dan isu keamanan wilayah,
termasuk Indonesia. Indonesia bukanlah pihak yang terlibat langsung dalam tuntutan tumpah
tindih atas kepulauan atau terumbu karang dalam rumpun Spratly, tetapi Cina menuntut garis
putus-putus tidak jelas, artinya dapat memasukan zona ekonomi eksklusif dan rak kontinental
Indonesia. Tiada orang yang mengerti dasar hukum Cina dalam mendeskripsikan garis putus-
putus. Sama halnya, jika konflik Cina - Taiwan meningkat menuju peperangan, pasukan luar
-
8/6/2019 an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
14/15
-
8/6/2019 an Kebijakan Luar Negeri Cina Dan Indonesia
15/15
nasional. Penerapannya tidak pula seharusnya mengabaikan yang disebut dengan kebijakan
positif yang ramah. Untuk membuat kebijakan ini, maka kebijakan luar negeri Indonesia harus
tahu bagaimana negara lain menerimanya dan memberi umpan baliknya kepada kebijakan luar
negeri Indonesia. Para pembuat kebijakan harus mengerti topografi negaranya, sifat rakyatnya,
tingkat peradaban ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sistem karakter dan sosial, politik dan
ekonomi.
Sejumlah informasi diperlukan untuk membangun kebijakan positif harus mempunyai intelijen
tinggi dalam kebijakan luar negeri dan pengetahuan ini tidak bisa dibangun oleh perencana
kebijakan luar negeri, tetapi seharusnya ada satu agen yang dapat menanganinya secara khusus
dan seharusnya pisah dari organisasi. Hal ini berarti bahwa Menteri Luar Negeri Republik
Indonesia harus dapat mengantisipasi perkembangan yang terjadi dan dapat terjadi di masa depasehingga dapat mempersiapkan dan mengukur kebijakan-kebijakan.
Melihat dari ekonomi Cina, politik dan perkembangan militer dalam konteks hubungan Cina-
Indonesia, saya menganggap kemajuan Cina sebagai tantangan dan kesempatan untuk Indonesia.
Tantangan dalam memicu rasa untuk Indonesia untuk menyusul Cina dan kesempatan dalam
istilah perkembangan kerjasama dalam berbagai keseimbangan lapangan dan saling
menguntunkan sebagai kebijakan pemerintahan negara Cina.