an Asing Yang Kuasai Hampir Semua Kekayaan Indonesia

download an Asing Yang Kuasai Hampir Semua Kekayaan Indonesia

of 44

Transcript of an Asing Yang Kuasai Hampir Semua Kekayaan Indonesia

Perusahaan asing yang kuasai hampir semua kekayaan Indonesia1

Posted by fauzifathurrahim on 6:00 PM // 0 comments PT Freeport McMoran Indonesia PT Freeport Indonesia adalah perusahaan yang saham mayoritasnya dikuasai perusahaan tambang Amerika Serikat, hingga detik ini perusahaan ini telah berhasil menyedot kekayaan emas dari perut bumi pertiwi sekitar 1500 ton emas. Namun pengelolaan tambang emas itu sama sekali tidak membawa pengaruh nyata bagi kesejahteraan bangsa Indonesia meskpin masyarakat Papua sendiri. PT Freeport McMoran Indonesia adalah perusahaan tambang paling tua yang beroperasi di Indonesia. Perusahaan tambang Amerika ini sering mendikte dan ikutcampur dalam kebijakan pertambangan di Indonesia. Salah satu buktinya adalah Kontrak Karya PT Freeport Indonesia ditetapkan sebelum diberlakukannya UU Nomor 11/1967 tentang Pertambangan umum. PT Freeport yang berlokasi di Grasberg dan Easberg, Pegunungan Jaya Wijaya ini, menguasai 81,28% saham, sedangkan PT Indocopper Investama sebesar 9,36%, dan pemerintah Indonesia yang notabene adalah pemilik alam hanya mempunyai saham sebesar 9,36%. Tidak tangung-tanggung, luas konsesi yang diberikan kepada Freeport pun luar biasa, 1,9 juta hektar lahan di Grasberg dan 100 km2 di Easberg. PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) PT NNT ini, 80% sahamnya dikuasai oleh PT Newmont Mining Corp, sisanya sebear 20% dimiliki oleh PT Pukuafu Indah milik Yusuf Merukh. Sedangkan investasi yang ditanam sebesar 1,9 miliar dolar Amerika. Luas konsesi yang diberikan kepada NNT seluas .1.127.134 hektar lahan, meliputi wilayah pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. PT NNT ini Mulai berproduksi sejak tahun 2000. Metode pertambangan NNT ini sudah selayaknya perlu diawasi secara intensif. PT NNT menggunakan metode pertambangan open pit (tambang terbuka) dan membuang limbah sisa olahan dengan menggunakan sistem submarine tailing disposal (STD). Berarti, sedikitnya 110 ribu ton tailing telah dibuang ke laut setiap hari oleh perusahaan tersebut. PT Newmont Minahasa Raya Perusahaan tambang raksasa milik Amerika Serikat ini bernama Newmont Indonesia Ltd. Perusahaan yang berlokasi di Minahasa, Sulawesi Utara itu, dikenal memiliki reputasi buruk dengan munculnya kasus Buyat. Dan perusahaan ini menguasai 80% saham pertambangan dan sisanya 20% dimiliki PT Tanjung Serapung. Akibat penambangan PT Newmont tersebut, kini 80% dari 266 warga Teluk Buyat mengalami gangguan kesehatan, mulai dari kesehatan kulit hingga reproduksi. Logam berat Arsen telah mencemari sumur-sumur warga di Kampung Ratatotok dan Buyat sejak Newmont menambang.1http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2009/07/perusahaan-asing-yang-kuasaihampir.html#axzz1lJpIH28c

Alhasil, pada Juni 2005, 68 Kepala Keluarga Buyat pantai memutuskan untuk pindah pemukiman ke Duminanga. PT Lapindo Brantas Inc Inilah skandal terbesar yang dilakukan perusahaan tambang. Berlokasi di Blok Brantas, Jawa Timur, Lapindo Brantas Inc dibentuk pada 1996 dengan membeli saham milik HUFFCO dan menjadi operator kontrak bagi hasil Blok Brantas, Jawa Timur. Komposisi pemilikan saham, PT Medco E&P Brantas 32%, Santos(Brantas) Pty Ltd 18%, dan PT Energi Mega Persada 50%. Akibat kelalaian Lapindo, pada 29 Mei 2006, lumpur panas menyembur dari sumur Banjar Panji1 di desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Sidoardjo, Jawa Timur. Semburan lumpur tersebut telah menimbulkan korban setidaknya 21 ribu jiwa atau lebih dari 3.500 KK mengungsi, belasan desa terendam, ratusan hektar lahan pertanian terendam, puluhan bangunan sekolah terendam, dan tak kurang 20 perusahaan tutup. Bahkan semburan lumpur Lapindo tersebut telah meningkatkan angka pengangguran akibat kehilangan pekerjaan. Kejadian ini juga telah melumpuhkan transportasi jalan tol Porong, Gempot, dan Surabaya, yang kerugiannya juga mengimbans pada perusahaan-perusahaan jasa angkutan dan transportasi ekonomi lainnya. CNOOC SES Ltd dan BP Java West Ltd Tumpahan minyak di kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu telah terjadi sejak Desember 2003. Ketika pertama kali ditemukan gumpalan minyak (tar ball) di sekitar Pulau Pabelokan. Tumpahan minyak semakin meluas hingga awal Mei 2004. Sehingga mencemari kawasan Taman Nasional Laut di Pulau Seribu. Hal ini tidak saja mencemari perairan laut sekitar Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, melainkan juga telah mencemari pulau-pulau sekitarnya. Terbanyak terjadi pada 2003 hingga mencapai 78 pulau. Meski hasil penyelidikan dan uji lab atas sampel minyak yang terpapar sangat identik dengan crude oil yang berasal dari sumur-sumur CNOOC, namun tetap sulit untuk menjerat siapa yang paling bertanggung jawab. Usaha untuk memperkarakan pencemaran Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu oleh tim terpadu justru malah dihentikan penegak hukum yaitu kepolisian dengan mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyelidikan (SP3). Inilah bukti nyata betapa kuatnya pengaruh perusahaan tambang multinasional dalam mempengaruhi kinerja para penegak hukum. PT Nusa Halmahera Minerals Ltd(PT NHM) Perusahaan tambang jenis produksi emas ini berlokasi di Pulau Halmahera. Newcrest Singapore Holdings Pte Ltd (Australia) menguasai saham 82,5%, dan sisanya PT Aneka Tambang (Indonesia) 16,5%.

PT NHM adalah salah satu dari 13 perusahaan skala besar asing yang berhasil mendorong amandemen UU Kehutanan Nomor 41 tahun 1999 yang melarang pertambangan terbuka di hutan lindung. Dengan UU kehutanan baru, PT NHM lalu menyelesaikan penggalian lubang tambangnya di Toguraci yang semula merupakan hutan lindung dan hutan adat suku Soa Pagu. Bahkan saat ini, PT NHM telah meluaskan operasinya ke kawasan Anggrek, Langsa, Donga, Maruwit, dan Kayu Manis. Kawasan tersebut adalah kawassan hutan adat Soa Pagu. PT Kaltim Prima Coal (KPC) Perusahaan yang bergerak dalam jenis galian batubara ini, berlokasi di Kalimantan Timur. Saham dimiliki oleh Bumi Resurces yang sebelumnya dimiliki oleh Rio Tinto dan BP. PT KPC membebaskan lahan warga dengan dalih peruntukan jalur hijau. Perusahaan ini juga menggusur tanah milik kelompok tani Bersatu Desa Sepaso Kutai Timur. Ada 60 hektar lahan kelompok tani dirusak dan dibor KPC. PT INCO PT Inco beroperasi lebih dari 30 tahun di Indonesia. Saham mikik CVRD/Inco-Brazil , INCO Limited dan Sumitomo. Yang menjadi soal adalah, sebagian kawassan tambang berada di hutam lindung. Karena PT Inco menyerobot hutan damar dan rotan milik masyarakat adat. Menurut informasi, ketika membangun kota kecil di Soroako, PT Inco menghargai tanah petani dengan sangat murah. Sawah warga Dongi diubah jadi lapangan golf. Warga terpaksa membangun rumah di atas limbah batuan. Sebagian warga Soroako dipaksa meninggalkan danau Towuti yang berlumpur dengan kadar E-coli menjadi 2400 ppjm. Normalnya, sebenarnya hanya 200 ppm. Source: Banjarku Umai Bungasnya: Perusahaan asing yang kuasai hampir semua kekayaan Indonesia http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2009/07/perusahaan-asing-yang-kuasaihampir.html#ixzz1lJpd3CT2

Ranking 10 Perusahaan Terbaik di Indonesia Written by Yodhia Antariksa Posted March 14, 2011 at 12:00 am

2

2 http://strategimanajemen.net/2011/03/14/ranking-10-perusahaan-terbaik-di-indonesia/

Kalau kita rajin menelisik laporan keuangan atau juga annual report perusahaan besar Indonesia yang sudah go public, kita tahu, kegiatan ekonomi bisnis di negeri ini sungguh terus bergerak dengan kencang. Saya punya positive expectation and feeling : suatu saat ekonomi negeri ini akan menjadi salah satu pilar penting dalam dinamika ekonomi global, bersama China, India dan Brazil. Dan perjalanan untuk menapak menjadi world class players itu juga amat ditentukan dari seberapa bagus kinerja bisnis perusahaan perusahaan top di negeri ini. Dalam tulisan kali ini, kita akan memetakan peringkat 10 Perusahaan Terbaik di Indonesia (10 Best Companies di Indonesia). Peringkat ini disusun dengan mengacu pada empat kriteria penting : aspek finansial (sejauh mana mereka mampu mencetak profit secara berkesinambungan); aspek operasional bisnis (bagaiamana mutu proses bisnis yang mereka sajikan); aspek reputasi (bagaimana dampak bisnis mereka terhadap masyarakat) dan juga aspek SDM (sejauh mana mereka cakap dalam mengelola SDM-nya). Berikut daftar pemenang 10 Perusahaan Terbaik di Indonesia untuk tahun 2011. 1. Astra International 2. Bank BRI 3. Telkomsel 4. Garuda Indonesia 5. Adhi Karya 6. Teh Sosro

7. Medco Indonesia 8. Astra Agro Lestari 9. Mustika Ratu 10. Adira Finance Ada sejumlah catatan yang layak dibentangkan berkaitan dengan daftar peringkat 10 Perusahaan Terbaik di Indonesia diatas. Catatan pertama : pilihan nomer satu yang jatuh pada Astra International mungkin bukan sebuah kejutan. Telah lama perusahaan ini dikenang sebagai organisasi bisnis yang tangguh, baik dari sisi profitabilitas atau terutama, dalam ketangguhan sistem manajemen dan jajaran SDM-nya. Mereka layak berutang budi pada mendiang William Soerjadjaja dan juga mantan CEO mereka Teddy Rakhmat dua figur utama yang telah meletakkan pondasi bisnis yang amat kokoh demi melesatnya Astra di kemudian hari (sayang di Indonesia, jarang ada tokoh bisnis sehebat Oom William). Bank BRI menjadi nomer dua karena mereka benar-benar bank yang luar biasa. Net profit mereka telah menembus angka 6 triliun rupiah; dan ini mereka bangun melalui fokus pada segmen UKM di segenap penjuru Indonesia. Bank BRI adalah contoh sempurna tentang BUMN yang punya level kelas dunia. Teh Sosro dan Mustika Ratu adalah dua eksemplar bagus tentang bagaimana ketangguhan bisnis lokal untuk memenangkan kompetisi skala global. Sampai hari ini Sosro masih terus bertahan sebagai market leader. Mudah-mudahan mereka tetap bisa bertahan sebagai perusahaan domestik, tidak bernasib sepertu Aqua yang dicaplok Danone dari negeri Perancis. Mustika Ratu juga terus menjulang dan merangsek ke pasar Asia, dengan CEO baru-nya yang cantik itu, putri tunggal dari sang pendiri Mooryati Soedibyo. Adhi Karya diam-diam adalah perusahaan konstruksi top di negeri ini. Mereka punya banyak projek di luar negeri (Timur Tengah dan China) and you know what. Para karyawan mereka yang bekerja di luar negeri dianggap sebagai salah satu pekerja konstruksi terbaik di dunia. Banyak project owners di luar negeri yang kagum dengan ketekunan, ketrampilan dan dedikasi mereka. Kelapa sawit adalah produk unggulan yang akan membawa negeri ini melambung dalam kancah ekonomi global. Dan Astra Agro Lestari adalah salah satu perusahaan sawit yang paling bagus di tanah air (mereka juga bagus karena anak perusahaan Astra International). Demikianlah catatan ringkas tentang 10 Perusahaan Terbaik di Indonesia. Mereka semua merupakan figur penting yang mudah-mudahan bisa membawa negeri ini menuju kemakmuran (melalui penciptaan lapangan kerja, membayar pajak dengan rajin, dan multiplier effects lainnya). Tentu saja diharapkan mereka juga bisa terus melakukan inovasi : inovasi dalam produk, inovasi dalam proses kerja, dan juga inovasi dalam praktek manajemen yang berkaliber internasional.

Tenaga Kerja Asing Di Indonesia: Kebijakan dan Implementasi3

Ditulis oleh Syahmardan Senin, 05 September 2011 16:29

Perkembangan globalisasi mendorong terjadinya pergerakan aliran modal dan investasi ke berbagai penjuru dunia, terjadi pula migrasi penduduk atau pergerakan tenaga kerja antar negara. Pergerakan tenaga kerja tersebut berlangsung karena investasi yang dilakukan di negara lain pada umumnya membutuhkan pengawasan secara langsung oleh pemilik/investor. Sejalan dengan itu, demi menjaga kelangsungan usaha dan investasinya. Untuk menghindari terjadinya permasalahan hukum serta penggunaan tenaga kerja asing yang berlebihan, maka Pemerintah harus cermat menentukan policy yang akan di ambil guna menjaga keseimbangan antara tenaga kerja asing (modal asing) dengan tenaga kerja dalam negeri. A. PENDAHULUAN Menyadari kenyataan sejauh ini Indonesia masih memerlukan investor asing, demikian juga dengan pengaruh globalisasi peradaban dimana Indonesia sebagai negara anggota WTO harus membuka kesempatan masuknya tenaga kerja asing. Untuk mengantisipasi hal tersebut diharapkan ada kelengkapan peraturan yang mengatur persyaratan tenaga kerja asing, serta pengamanan penggunaan tenaga kerja asing. Peraturan tersebut harus mengatur aspek-aspek dasar dan bentuk peraturan yang mengatur tidak hanya di tingkat Menteri, dengan tujuan penggunaan tenaga kerja asing secara selektif dengan tetap memprioritaskan TKI. Oleh karenanya dalam mempekerjakan tenaga kerja asing, dilakukan melalui mekanisme dan prosedur yang sangat ketat, terutama dengan cara mewajibkan bagi perusaahan atau korporasi yang mempergunakan tenaga kerja asing bekerja di Indonesia dengan membuat rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing. B. PENGATURAN NASIONAL MENGENAI TENAGA KERJA ASING

3 http://www.djpp.depkumham.go.id/hukum-bisnis/1427-tenaga-kerja-asing-di-indonesiakebijakan-dan-implementasi.html

1. Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP) Berbeda dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang menggunakan istilah tenaga kerja asing terhadap warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Negara Kesatuan Republik Indoensia (NKRI), dalam Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP), menggunakan istilah tenaga warga negara asing pendatang, yaitu tenaga kerja warga negara asing yang memiliki visa tingal terbatas atau izin tinggal terbatas atau izin tetap untuk maksud bekerja (melakukan pekerjaan) dari dalam wilayah Republik Indonesia (Pasal 1 angka 1). Istilah TKWNAP ini dianggap kurang tepat, karena seorang tenaga kerja asing bukan saja datang (sebagai pendatang) dari luar wilayah Republik Idnonesia, akan tetapi ada kemungkinan seorang tenaga kerja asing lahir dan bertempat tinggal di Indonesia karena status keimigrasian orang tuanya (berdasarkan asas ius soli atau ius sanguinis). Pada prinsipnya, Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang adalah mewajibkan pengutamaan penggunaan tenaga kerja Indonesia di bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia kecuali jika ada bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia belum atau tidak sepenuhnya diisi oleh tenaga kerja Indonesia, maka penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang diperbolehkan sampai batas waktu tertentu (Pasal 2). Ketentuan ini mengharapkan agar tenaga kerja Indonesia kelak mampu mengadop skill tenaga kerja asing yang bersangkutan dan melaksanakan sendiri tanpa harus melibatkan tenaga kerja asing. Dengan demikian penggunaan tenaga kerja asing dilaksanakan secara slektif dalam rangka pendayagunaan tenaga kerja Indonesia secara optimal. 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUK), penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Kerja Asing (UUPTKA). Dalam perjalanannya, pengaturan mengenai penggunaan tenaga kerja asing tidak lagi diatur dalam undang-undang tersendiri, namun sudah merupakan bagian dari kompilasi dalam UU Ketenagakerjaan yang baru. Dalam UUK, pengaturan Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) dimuat pada Bab VIII, Pasal 42 sampai dengan Pasal 49. Pengaturan tersebut dimulai dari kewajiban pemberi kerja yang menggunakan TKA untuk memperoleh izin tertulis; memiliki rencana penggunaan TKA yang memuat alasan, jenis jabatan dan jangka waktu penggunaan TKA; kewajiban penunjukan tenaga kerja WNI sebagai pendamping TKA; hingga kewajiban memulangkan TKA ke negara asal setelah berakhirnya hubungan kerja. UUK menegaskan bahwa setiap pengusaha dilarang mempekerjakan orang-orang asing tanpa izin tertulis dari Menteri. Pengertian Tenaga Kerja Asing juga dipersempit yaitu warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia. Di dalam ketentuan tersebut ditegaskan kembali bahwa setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Untuk memberikan kesempatan kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia (TKI), pemerintah membatasi penggunaan tenaga kerja asing dan melakukan pengawasan. Dalam rangka itu, Pemerintah mengeluarkan sejumlah perangkat hukum mulai dari perizinan, jaminan perlindungan kesehatan sampai pada pengawasan. Sejumlah peraturan yang diperintahkan oleh UUK antara lain : 1) Keputusan Menteri tentang Jabatan Tertentu dan Waktu Tertentu (Pasal 42 ayat (5)); 2) Keputusan Menteri tentang Tata Cata Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (Pasal 43 ayat (4));

3) Keputusan Menteri tentang Jabatan dan Standar Kompetensi (Pasal 44 ayat (2)); 4) Keputusan Menteri tentang Jabatan-jabatan Tertentu yang Dilarang di Jabat oleh Tenaga Kerja Asing (Pasal 46 ayat (2)); 5) Keputusan Menteri tentang Jabatan-jabatan Tertentu di Lembaga Pendidikan yang Dibebaskan dari Pembayaran Kompensasi (Pasal 47 ayat (3)). 6) Peraturan Pemerintah tentang Besarnya Kompensasi dan Penggunaannya (Pasal 47 ayat 4). 7) Keputusan Presiden tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing serta Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja Pendamping (Pasal 49). Sejak UUK diundangkan pada tanggal 25 Maret 2003, telah dilahirkan beberapa peraturan pelaksana undang-undang tersebut[1], antara lain : 1) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 223/MEN/2003 Tentang Jabatanjabatan di Lembaga Pendidikan yang Dikecualikan dari Kewajiban Membayar Kompensasi. 2) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 67/MEN/IV/2004 tentang Pelaksanaan Program JAMSOSTEK bagi Tenaga Kerja Asing. 3) Peraturan Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing. Selanjutnya dijelaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja nasional terutama dalam mengisi kekosongan keahlian dan kompetensi di bidang tertentu yang tidak dapat ter-cover oleh tenaga kerja Indonesia, maka tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di Indonesia sepanjang dalam hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu. Mempekerjakan tenaga kerja asing dapat dilakukan oleh pihak manapun sesuai dengan ketentuan kecuali pemberi kerja orang perseorangan. Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk kecuali terhadap perwakilan negara asing yang mempergunakan tenaga kerja asing sebagai pegawai diplomatik dan konsuler. Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan waktu tertentu bagi tenaga kerja asing ditetapkan dengan keputusan Menteri, yaitu Keputusan Menteri Nomor : KEP-173/MEN/2000 tentang Jangka Waktu Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang. Terhadap setiap pengajuan/rencana penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia harus dibatasi baik dalam jumlah maupun bidang-bidang yang dapat diduduki oleh tenaga kerja asing. Hal itu bertujuan agar kehadiran tenaga kerja asing di Indoesia bukanlah dianggap sebagai ancaman yang cukup serius bagi tenaga kerja Indonesia, justru kehadiran mereka sebagai pemicu bagi tenaga kerja Indonesia untuk lebih professional dan selalu menambah kemampuan dirinya agar dapat bersaing baik antara sesama tenaga kerja Indonesia maupun dengan tenaga kerja asing. Oleh karenanya UUK, membatasi jabatan-jabatan yang dapat diduduki oleh tenaga kerja asing. Terhadap tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia dan/atau jabatan-jabatan tertentu yang selanjutnya diatur dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 223 Tahun 2003 tentang Jabatan-jabatan di Lembaga Pendidikan yang Dikecualikan dari Kewajiban Membayar Kompensasi. Jabatan-jabatan yang dilarang (closed list) ini harus diperhatikan oleh si pemberi kerja sebelum mengajukan penggunaan tenaga kerja asing. Selain harus mentaati ketentuan tentang jabatan, juga harus memperhatikan standar kompetansi yang berlaku. Ketentuan tentang jabatan dan standar kompetensi didelegasikan ke dalam bentuk Keputusan Menteri. Namun dalam prakteknya, kewenangan delegatif maupun atributif ini belum menggunakan aturan yang sesuai dengan UUK.

Kahadiran tenaga kerja asing dapat dikatakan sebagai salah satu pembawa devisa bagi negara dimana adanya pembayaran kompensasi atas setiap tenaga kerja asing yang dipekerjakan. Pembayaran kompensasi ini dikecualikan pada pemberi kerja tenaga kerja asing merupakan instansi pemerintah, perwakilan negara asing, badan-badan internasional, lembaga sosial, lembaga keagamaan, dan jabatan-jabatan tertentu di lembaga pendidikan[2]. Besanya dana kompensasi untuk tenaga kerja Indonesia di luar negeri sebesar US$15, sedangkan kompensasi untuk tenaga kerja asing di Indonesia sebesar US$100[3]. Dalam rangka pelaksanaan Transfer of Knowledge dari tenaga kerja asing kepada tenaga kerja Indonesia, kepada pemberi kerja diwajibkan untuk mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja pendamping (Pasal 49 UUK). Mengenai hal ini diatur dengan Keputusan Presiden yang sampai saat ini belum ditetapkan. 3. Peraturan Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing Peraturan Menteri ini dikelurakan dalam rangka pelaksanaan Pasal 42 ayat (1) UUK. Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing ini maka beberapa peraturan sebelumnya terkait dengan pelaksanaan Pasal 42 ayat (1) UUK ini yakni : Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.228/MEN/2003 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing; Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.20/MEN/III/2004 tentang Tata Cara Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing; Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.21/MEN/III/2004 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing Sebagai Pemandu Nyanyi/Karaoke; Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.07/MEN/III/2006 tentang Penyederhanaan Prosedur Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA); Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.15/MEN/IV/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.07/MEN/III/2006 tentang Penyederhanaan Prosedur Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA); Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.34/MEN/III/2006 tentang Ketentuan Pemberian Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) Kepada Pengusaha Yang Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing Pada Jabatan Direksi atau Komisaris; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku (Pasal 44). 1)Tata Cara Permohonan Pengesahan RPTKA Selain harus memiliki izin mempekerjakan tenaga kerja asing, sebelumnya pemberi kerja harus memiliki Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 3 menyebutkan bahwa pemberi kerja yang akan mempekerjakan TKA harus memiliki RPTKA yang digunakan sebagai dasar untuk mendapatkan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA). Untuk mendapatkan pengesahan RPTKA, pemberi kerja TKA harus mengajukan permohonan secara tertulis yang dilengkapi alasan penggunaan TKA dengan melampirkan : 1. formulir RPTKA yang sudah dilengkapi; 2. surat ijin usaha dari instansi yang berwenang; 3. akte pendirian sebagai badan hukum yang sudah disahkan oleh pejabat yang berwenang; 4. keterangan domisili perusahaan dari pemerintah daerah setempat; 5. bagan struktur organisasi perusahaan;

6. surat penunjukan TKI sebagai pendamping TKA yang dipekerjakan; 7. copy bukti wajib lapor ketenagakerjaan yang masih berlaku berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di perusahaan; dan 8. rekomendasi jabatan yang akan diduduki oleh TKA dari instansi tertentu apabila diperlukan. Formulir RPTKA sebagaimana dimaksud pada huruf a memuat : 1. Identitas pemberi kerja TKA; 2. Jabatan dan/atau kedudukan TKA dalam struktur bagan organisasi perusahaan yang bersangkutan; 3. Besarnya upah TKA yang akan dibayarkan; 4. Jumlah TKA; 5. Lokasi kerja TKA; 6. Jangka waktu penggunaan TKA;7. Penunjukan tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai pendamping TKA yang

dipekerjakan[4]; dan 8. Rencana program pendidikan dan pelatihan tenaga kerja Indonesia. 2) Pengesahan RPTKA Dalam hal hasil penilaian kelayakan permohonan RPTKA telah sesuai prosedur yang ditetapkan, Dirjen atau Direktur harus menerbitkan keputusan pengesahan RPTKA. Penerbitan keputusan pengesahan RPTKA dilakukan oleh Dirjen untuk permohonan penggunaan TKA sebanyak 50 (lima puluh) orang atau lebih; serta Direktur untuk permohonan penggunaan TKA yang kurang dari 50 (lima puluh) orang. Keputusan pengesahan RPTKA ini memuat : 1. Alasan penggunaan TKA; 2. Jabatan dan/atau kedudukan TKA dalam struktur organisasi perusahaan yang bersangkutan; 3. Besarnya upah TKA; 4. Jumlah TKA; 5. Lokasi kerja TKA; 6. Jangka waktu penggunaan TKA;7. Jumlah TKI yang ditunjuk sebagai pendamping TKA[5]; dan

8. Jumlah TKI yang dipekerjakan. 3) Perubahan RPTKA Pemberi kerja TKA dapat mengajukan permohonan perubahan RPTKA sebelum berakhirnya jangka waktu RPTKA. Perubahan RPTKA tersebut meliputi : a. penambahan, pengurangan jabatan beserta jumlah TKA; b. perubahan jabatan; dan/atau c. perubahan lokasi kerja. 4) Persyaratan TKA

Bagi Tenaga Kerja Asing yang dipekerjakan oleh pemberi kerja wajib memenuhi persyaratan yakni: memiliki pendidikan dan/atau pengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun yang sesuai dengan jabatan yang akan didudukinya; bersedia membuat pernyataan untuk mengalihkan keahliannya kepada tenaga kerja warga negara Indonesia khususnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pendamping; dan dapat berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia. 5) Perijinan Ijin Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) diberikan oleh Direktur Pengadaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga kerja dan Transmigrasi kepada pemberi kerja tenaga kerja asing[6], dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan untuk mendapatkan rekomendasi visa (TA-01) dengan melampirkan (Pasal 23) : 1. Copy Surat Keputusan Pengesahan RPTKA; 2. Copy paspor TKA yang akan dipekerjakan; 3. Daftar riwayat hidup TKA yang akan dipekerjakan; 4. Copy ijasah dan/atau keterangan pengalaman kerja TKA yang akan dipekerjakan; 5. Copy surat penunjukan tenaga kerja pendamping; dan 6. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 1 (satu) lembar. Dalam hal Ditjen Imigrasi telah mengabulkan permohonan visa untuk dapat bekerja atas nama TKA yang bersangkutan dan menerbitkan surat pemberitahuan tentang persetujuan pemberian visa, maka pemberi kerja TKA mengajukan permohonan IMTA dengan melampirkan (Pasal 24): 1. copy draft perjanjian kerja; 2. bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui Bank yang ditunjuk oleh Menteri; 3. copy polis asuransi; 4. copy surat pemberitahuan tentang persetujuan pemberian visa; dan5. foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 (dua) lembar[7].

6) Perpanjangan IMTA Mengenai perpanjangan Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) diatur dalam Pasal 27 dan Pasal 28. IMTA dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun, bila masa berlaku IMTA belum berakhir. Oleh karena itu permohonan perpanjangan IMTA selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum jangka waktu berlakunya IMTA berakhir. Permohonan perpanjangan IMTA dilakukan dengan mengisi formulir perpanjangan IMTA dengan melampirkan : 1. Copy IMTA yang masih berlaku; 2. Bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui Bank yang ditunjuk oleh Menteri; 3. Copy polis asuransi; 4. Pelatihan kepada TKI pendamping; 5. Copy keputusan RPTKA yang masih berlaku; dan 6. Foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar. Perpanjangan IMTA diterbitkan oleh :

1. Direktur untuk TKA yang lokasi kerjanya lebih dari 1 (satu) wilayah propinsi; 2. Gubernur atau pejabat yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di provinsi untuk TKA yang lokasi kerjanya lintas Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) provinsi; 3. Bupati/Walikota atau pejabat yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di Kabupaten/Kota untuk TKA yang lokasi kerjanya dalam 1 (satu) wilayah Kabupaten/Kota; 7) IMTA Untuk Pekerjaan Darurat Pekerjaan yang bersifat darurat atau pekerjaan-pekerjaan yang apabila tidak ditangani secara langsung mengakibatkan kerugian fatal bagi masyarakat umum dan jangka waktunya tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari, yang mana jenis pekerjaan mendesak itu ditetapkan oleh instansi pemerintah yang membidangi sektor usaha yang bersangkutan. Permohonan pengajuan IMTA yang bersifat mendesak ini disampaikan kepada Direktur dengan melampirkan : 1. Rekomendasi dari instansi pemerintah yang berwenang; 2. Copy polis asuransi; 3. Fotocopy paspor TKA yang bersangkutan; 4. Pasfoto TKA ukuran 4 x 6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar; 5. Bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui bank yang ditunjuk oleh Menteri; dan 6. Bukti ijin keimigrasian yang masih berlaku. 8) IMTA Untuk Kawasan Ekonomi Khusus Untuk memperoleh IMTA bagi TKA yang bekerja di kawasan ekonomi khusus, pemberi kerja TKA harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pejabat yang ditunjuk di kawasan ekonomi khusus. Tata cara memperoleh IMTA di kawasan ekonomi khusus mengikuti ketentuan dalam poin 5 (lima). 9) IMTA Untuk Pemegang Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) Pemberi kerja yang akan mempekerjakan TKA pemegang ijin tinggal tetap wajib mengajukan permohonan kepada Direktur dengan melampirkan : 1. Copy RPTKA yang masih berlaku; 2. Copy izin tinggal tetap yang masih berlaku; 3. Daftar riwayat hidup TKA yang akan dipekerjakan; 4. Copy ijasah atau pengalaman kerja; 5. Bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui Bank yang ditunjuk oleh Menteri; 6. Copy polis asuransi; dan 7. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar. 10) IMTA Untuk Pemandu Nyanyi/Karaoke Pemberi kerja yang akan mempekerjakan TKA sebagai pemandu nyanyi/karaoke wajib memiliki ijin tertulis dari Direktur. Jangka waktu penggunaan TKA sebagai pemandu nyanyi/karaoke diberikan paling lama 6 (enam) bulan dan tidak dapat diperpanjang. Untuk menjapatkan ijin pemberi kerja TKA harus mengajukan permohonan IMTA dengan melampirkan :

1. Copy ijin tempat usaha yang memiliki fasilitas karaoke; 2. RPTKA yang telas disahkan oleh direktur; 3. Bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui Bank yang ditunjuk oleh Menteri; 4. Copy polis asuransi; dan 5. Perjanjian kerja TKA dengan pemberi kerja. 11) Alih Status Pemberi kerja TKA instansi pemerintah atau lembaga pemerintah atau badan internasional yang akan memindahkan TKA yang dipekerjakannya ke instansi pemerintah atau lembaga pemerintah atau badan internasional lainnya harus mengajukan permohonan rekomendasi alih status kepada Direktur. Rekomendasi disampaikan kepada Direktur Jenderal Imigrasi untuk perubahan KITAS/KITAP yang digunakan sebagai dasar perubahan IMTA atau penerbitan IMTA baru. 12) Perubahan Nama Pemberi Kerja Dalam hal pemberi kerja TKA berganti nama, pemberi kerja harus mengajukan permohonan perubahan RPTKA kepada Direktur Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Setelah RPTKA disetujui, Direktur Penyediaan dan penggunaan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menerbitkan rekomendasi kepada Direktur Jenderal Imigrasi untuk mengubah KITAS/KITAP sebagai dasar perubahan IMTA, dengan terlebih dahulu menyampaikan permohonan dengan melampirkan : 1. Copy RPTKA yang masih berlaku; 2. Copy KITAS/KITAP yang masih berlaku; 3. Copy IMTA yang masih berlaku; 4. Copy bukti perubahan nama perusahaan yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang. 13) Perubahan lokasi Kerja Dalam hal pemberi kerja melakukan perubahan lokasi kerja TKA, pemberi kerja wajib mengajukan permohonan perubahan lokasi kerja TKA kepada Direktur Penyediaan dan Penggunaan tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan melampirkan copy RPTKA dan IMTA yang masih berlaku. 14) Pelaporan Pemberi kerja TKA wajib melaporkan penggunaan TKA dan pendamping TKA di perusahaan secara periodik 6 (enam) bulan sekali kepada Direktur atau Gubernur atau Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Dirjen. Direktur atau Gubernur atau Bupati/Walikota melaporkan IMTA yang diterbitkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan kepada Menteri dengan tembusan kepada Dirjen. 15) Pengawasan Pengawasan terhadap pemberi kerja yang mempekerjakan TKA dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan 16) Pencabutan Ijin Dalam hal pemberi kerja mempekerjakan TKA tidak sesuai dengan IMTA, Direktur atau Gubernur atau Bupati/Walikota berwenang mencabut IMTA.

C. IMPLEMENTASI Sejak amandemen UUD 1945, asas otonomi daerah mendapatkan posisinya dalam Pasal 18 tentang pemerintah daerah dan dikembangkannya sistem pemerintahan yang desentralistis melalui Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Lima hal pokok yang menjadi kewenangan Pusat Menyusul diberlakukannya otonomi daerah ini adalah luar negeri, pertahanan dan keamanan, moneter, kehakiman, dan fiskal. Masalah ketenagakerjaan pun menjadi lingkup kewenangan pemerintah daerah, dengan menempatkannya dalam struktur organisasi dan tata kerja dalam struktur dinas. Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing, pengajuan mempergunakan tenaga kerja asing untuk pertama kalinya diajukan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, selanjutnya untuk perpanjangan diajukan dan diberikan oleh Direktur atau Gubernur/Walikota. Kondisi ini telah melahirkan masalah baru di daerah. Sebagai contoh kasus yang terjadi di Kota Batam, Sebelum diberlakukannya UUK, Pemerintah Daerah melalui seksi penempatan kerja dan tenaga kerja asing memiliki tugas dan wewenang dalam proses pemberian izin tenaga kerja asing di Kota Batam. Akan tetapi setelah diberlakukannya UUK, tugas dan kewenangan seksi tereliminir. Para pengusaha yang akan mempekerjakan tenaga kerja asing pun harus menyeberang pulau menenuju Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Jakarta. Tentu saja dengan mekanisme baru ini membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Apa lagi birokrasi di Kementerian kita masih dinilai negatif; urusan yang mudah justru dipersulit. Kerumitan yang dipandang oleh para pengusaha yang akan meminta izin mempekerjakan tenaga kerja asing ini menjadi sorotan terutama bagi kementerian yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan khususnya pemberian izin mempekerjakan tenaga kerja asing[8]. Selanjutnya Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi menerbitkan Surat Keputusan Nomor B.388/MEN/TKDN/VI/2005 tanggal 21 Juli 2005 yang telah disosialisasikan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Batam. SK ini pun mendapat tanggapan keras dari kalangan pengusaha di Batam untuk dapat meninjau kembali tentang pengesahan RPTKA. Keberatan lain yang menjadi point penting adalah biaya yang cukup besar untuk mengurus pengajuan dan izin penggunaan tenaga kerja asing. Pengurusan izin penempatan tenaga kerja asing juga muncul sehubungan dengan pendapatan asli daerah (PAD) karena di dalam kaitannya dengan dana kompensasi di Provinsi Jawa Timur terdapat sedikitnya 1400 tenaga kerja asing yang tersebar di wilayah Kabupaten/Kota[9]. Berkaitan dengan keberadaan tenaga kerja asing tersebut maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur membuat Perda Nomor 2 Tahun 2002 tentang Izin Kerja Perpanjangan Sementara dan Mendesak Bagi tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang; yang substansinya memberikan pembebanan kepada pengguna tenaga kerja asing di Jawa Timur untuk membayar dana kompensasi kepada pemerintah daerah provinsi dan hasil dana kompensasi tersebut dibagi secara proporsional kepada setiap Kabupaten/Kota yang terdapat di wilayah Provinsi Jawa Timur. Contoh lain terdapat di Kabupaten Bekasi yang sebagian ruang wilayah diperuntukkan bagi kawasan industri, maka dengan didirikannya berbagai perusahaan industri, dampaknya terdapat tenaga kerja asing yang bekerja di perusahaan-perusahaan industri di wilayah Bekasi. Di Kabupaten Bekasi sedikitnya terdapat 1500 tenaga kerja asing, dari jumlah tersebut sebagian besar tenaga kerja asing tersebut berasal dari Korea dan Jepang[10]. Terkait TKA di Kabupaten Bekasi diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2001 tentang Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja Asing, salah satu substansi pengaturannya berkaitan dengan kewajiban sertiap warga negara asing yang bekerja di wilayah Kabupaten Bekasi untuk menyetor uang sebesar

US$100 per bulan kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi. Secara ekonomis ketentuan tersebut menghasilkan dana untuk pemerintah Kabupaten, karena dimasukkan ke dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bekasi dan secara tidak langsung Mekanisme tersebut dapat dikategorikan sebagai bentuk dari pengawasan tidak langsung, karena setiap bulan akan diketahui berapa jumlah tenaga kerja asing yang ada di Kabupaten Bekasi. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah dana yang Disetor setiap bulan dari para pengusaha kawasan industri di Kabupaten bekasi ke Kas Pemda Bekasi. Namun demikian menurut Pemda Bekasi keberadaan tenaga kerja asing di Bekasi belum memberikan keuntungan bagi pembangunan di wilayahnya, Salah satu alasannya pemasukan pajak tenaga kerja asing sebesar Rp 23 milyar wajib disetor ke Pemerintah Pusat, karena berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Tahun 2005 dana tersebut merupakan pendapatan non pajak dan hak pemerintah pusat. BPK mengatakan dana tersebut bersumber dari dana pengembangan ketrampilan kerja (DPKK), padahal dana tersebut merupakan uang hasil pungutan dari seluruh tenaga kerja asing yang bekerja di wilayah Bekasi. Perda Nomor 19 Tahun 2001 mempertimbangkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, Dalam undang-undang tersebut disebutkan daerah memiliki kewenangan mengatur keberadaan tenaga kerja asing demi pembangunan daerah, hal ini berarti pungutan yang berasal dari tenaga kerja asing seharusnya juga menjadi sumber pendapatan asli daerah. Sedangkan pemerintah Pusat melalui Kementerian Keuangan menyatakan pungutan terhadap tenaga kerja asing sebagai pendapatan non pajak Kementerian Keuangan menyatakan pungutan tersebut harus di setor kepada Pemerintah Pusat. Dengan demikian terjadi perbedaan pemahaman antara Pusat dan Daerah soal tenaga kerja asing yang dapat menimbulkan permasalahan dan ketidakpastian hukum. Hal tersebut tidak perlu terjadi karena dengan tuntutan instansi/lembaga pemerintah di daerah untuk menjalankan otonomi di daerahnya, dalam rangka ketenagakerjaan telah dikeluarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130-67 Tahun 2002 tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota. Pada Lampairan Keputusan Mendagri, khususnya Pada Bidang Ketenagakerjaan angka romawi I huruf A: Penempatan dan pendayagunaan, angka 7 : Perizinan dan Pengawasan, perpanjangan izin penggunaan tenaga Kerja asing, disebutkan bahwa kewenangan yang dilimpahkan kepada Kabupaten/Kota adalah : 1. Penelitian pelengkapan persyaratan perizinan (IKTA); 2. Analisis jabatan yang akan diisi oleh tenaga kerja asing 3. Pengecekan kesesuaian jabatan dengan Positif List tenbaga kerja asing yang akan dikeluarkan oleh DEPNAKER; 4. Pemberian perpanjangan izin (Perpanjangan IMTA); 5. Pemantauan pelaksanaan kerja tenaga kerja asing; dan 6. Pemberian rekomendasi IMTA. Terkait permohonan IKTA dalam rangka penenaman modal asing, didasarkan pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor KEP-105/MEN/1977 tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Izin Kerja Bagi tenaga Kerja Asing yang akan bekerja dalam rangka Koordinasi penanaman modal, diatur bahwa IKTA dikeluarkan oleh Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Namun berdasarkan Kepmenaker Nomor KEP03/MEN/1990 bahwa permohonan IKTA yang diajukan oleh pemohon yang merupakan perusahaan dalam rangka PMA dan PMDN, disampaikan kepada Ketua BKPM (Pasal 9 ayat 2). Kemudian Ketua BKPM atas nama Menteri Tenaga Kerja mengeluarkan IKTA dengan tembusan disampaikan kepada instansi teknis (Pasal 10 ayat 2 dan 3).

Selanjutnya pengaturan secara teknis tentang tata cara permohonan penyelesaian IKTA bagi perusahaan dalam rangka PMA dan PMDN, wajib menyesuaikan dan mengikuti ketentuan dalam Kepmenaker Nomor KEP-416/MEN/1990 (Pasal 21). Namun berdasarkan Kepmenaker Nomor KEP-169/MEN/2000 tentang Pencabutan Kepmenaker Nomor KEP-105/MEN/1977 Tentang pelimpahan Wewenang Pemberian Izin Kerja bagi Tenaga Kerja Asing yang akan bekerja dalam rangka Koordinasi Penanaman Modal dan Kepmenaker Nomor KEP-105/MEN/1985 tentang Penunjukan Ketua BKPM untuk mensahkan (RPTKA) dalam rangka penanaman modal, mencabut wewenang pemberian izin kerja (IKTA) oleh Ketua BKPM dalam rangka penanaman modal (sejak tanggal 1 Juli 2000). Selanjutnya pemberian IKTA dilaksanakan oleh Menteri Tenaga Kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. D. PENUTUP Berdasarkan uraian terdahulu, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. ketentuan mengenai tenaga kerja asing di Indonesia dengan dikeluarkannya UndangUndang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, tidak diatur lagi dalam suatu peraturan perundang-undangan tersendiri seperti dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 1958 tentang penempatan tenaga kerja asing, tetapi merupakan bagian dari kompilasi dalam UUK yang baru tersebut. Ketentuan mengenai penggunaan tenaga kerja asing dimuat pada Bab VIII Pasal 42 sampai dengan Pasal 49. Namun demikian untuk dapat melaksanakan undang-undang yang baru masih banyak kendala terutama dalam menggalakkan investasi karena sejumlah peraturan yang melengkapi kelancaran program penggunaan tenaga kerja asing belum siap, sejauh ini baru Peraturan Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang sudah ada disamping 3 Permenaker yang lain untuk mengisi kekosongan hukum dengan belum terbitnya peraturan-peraturan yang diperlukan maka peraturan yang lama sementara masih diberlakukan. 2. Penempatan tenaga kerja asing dapat dilakukan setelah pengajuan rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) disetujui oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan mengeluarkan izin penggunaan tenaga kerja asing. Untuk dapat bekerja di Indonesia, tenaga kerja asing tersebut harus mempunyai izin tinggal terbatas (KITAS) yang terlebih dahulu harus mempunyai visa untuk bekerja di Indonesia atas nama tenaga kerja asing yang bersangkutan untuk dikeluarkan izinnya oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.3. Tenaga ahli yang didatangkan dari luar negeri oleh perusahaan pemerintah/swasta

hendaknya benar-benar tenaga ahli yang terampil sehingga dapat membatu proses pembangunan ekonomi dan teknologi di Indonesia. Untuk itu proses alih teknologinya kepada TKI baik dalam jalur menajerial maupun profesionalnya harus mendapat pengawasan yang ketat dengan memberikan sertifikasi kepada tenaga ahli tersebut. DAFTAR PUSTAKA Laporan, Survey Nasional Tenaga Kerja Asing di Indonesia, Bank Indonesia, Tahun 2009. Laporan Akhir Penelitian: Permasalahan Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, BPHN, Tahun 2005. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP) Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.01.HT.04.02 Tahun 1997 Penggunaan Ahli Hukum Warga Negara Asing oleh Kantor Konsultan Hukum Indonesia Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigarasi Nomor 223 Tahun 2003 Tentang Jabatanjabatan di Lembaga Pendidikan yang Dikecualikan dari Kewajiban Membayar Kompensasi. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.09-Pr.07.10 Tahun 2007 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Departemen Hukum dan HAM RI Peraturan Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing Kompas.com, Dilema Indonesia dalam ACFTA, diakses tanggal 11 Mei 2011 http://www.tempointeraktif.com, diakses tanggal 22 Mei 2011.

[1] Keputusan Menteri yang diprakarsai Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini merupakan implementasi UUK. Namun pelaksanaan undang-undang oleh Keputusan Menteri tidak sesuai dengan hierarki peraturan perundang-undangan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. [2] Pasal 3 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigarasi Nomor 223 Tahun 2003 Tentang Jabatan-jabatan di Lembaga Pendidikan yang Dikecualikan dari Kewajiban Membayar Kompensasi. [3] Peraturan Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing [4] Untuk tercapainya alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing ke tenaga kerja warga negara Indonesia, maka diadakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja Indonesia sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki oleh tenaga kerja asing kecuali bagi tenaga kerja asing yang menduduki jabatan direksi dan/atau komisaris. [5] Untuk tercapainya alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing ke tenaga kerja warga negara Indonesia, maka diadakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja Indonesia sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki oleh tenaga kerja asing kecuali bagi tenaga kerja asing yang menduduki jabatan direksi dan/atau komisaris. [6] Apabila permohonan telah memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur harus menerbitkan rekomendasi (TA-01) dan menyampaikan kepada Direktur Lalu Lintas Keimigrasian (Lantaskim), Direktorat Jenderal Imigrasi dalam waktu selambat-lambatnya pada hari berikutnya dengan ditembuskan kepada pemberi kerja TKA (Pasal 23 ayat (2)) [7] Dalam hal persyaratan telah dipenuhi, Direktur menerbitkan IMTA selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja (Pasal 24 ayat (2)) [8] Laporan Akhir Penelitian: Permasalahan Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, BPHN, Tahun 2005. [9] Ibid. [10] http://www.tempointeraktif.com, diakses tanggal 22 Mei 2011.

Kampanye FSPM Tentang Hak Serikat Pekerja Hyatt Dimulai di Yogyakarta 42011.02.23 | Afiliasi IUF, Berita Buruh Internasional, Hak-Hak Buruh, Hyatt, IUF Asia Pacific, Perusahaan Multinasional and Sektor Hotel

Sekitar 100 pekerja yang tergabung di dalam FSPM Regional Jawa Tengah, pada tanggal 21 Februari 2011 lalu menyelenggarakan rally di Pendopo Kabupaten dan DPRD Sleman, Yogyakarta. Tuntutan serikat pekerja adalah untuk ditegakkannya hak serikat buruh untuk merundingkan upah di Hotel Hyatt Yogyakarta. Selain itu, FSPM juga menuntut agar Pemerintah Kabupaten dan DPRD Sleman segera untuk mengagendakan perumusan Peraturan Daerah tentang Ketenagakerjaan, yang salah satunya berisi tentang pembatasan outsourcing, kontrak, dan kasualisasi.

Aksi ini menjadi headline berita di berbagai surat kabar dan televisi lokal maupun nasional. Melalui Sekretaris Daerah Sleman, Bupati Sleman menyatakan akan segera memanggil management dan owner Hotel Hyatt Regency Yogyakarta untuk mendesak hotel segera menghormati hak serikat buruh di dalam merundingkan upah. Selain itu juga, Dinas Tenaga Kerja Sleman berjanji untuk segera melakukan inspeksi ketenagakerjaan di hotel Hyatt Regency Yogyakarta serta hotel-hotel lainnya di wilayah otoritas Kabupaten Sleman,

4

http://asianfoodworker.net/ri/?p=816

terkait laporan FSPM tentang banyaknya pelanggaran terhadap ketentuan ketenagakerjaan yang terjadi pada sektor hotel dan pariwisata yang berada di Kabupaten Sleman. Di Propinsi Yogyakarta, kabupaten Sleman menjadi penting karena berbagai hotel bintang lima yang memiliki chain international berlokasi di wilayah ini, termasuk Hyatt, Sheraton, Jayakarta, dan lainnya.

Pada saat bertemu dengan anggota Komisi D DPRD Tk. II Sleman, FSPM meminta anggota parlemen untuk segera merumuskan ketentuan ketenagakerjaan melalui Peraturan Daerah Sleman. Peraturan Daerah ketenagakerjaan ini sangat penting terutama untuk menghentikan strategi perusahaan di dalam menerapkan kerja kontrak, outsourcing, dan kasualisasi. DPRD Sleman setuju untuk mengagendakan Peraturan Daerah Ketenagakerjaan menjadi Program Legislasi Daerah di tahun 2012, dan meminta FSPM untuk terlibat aktif di dalam perumusan peraturan tersebut. Related on line news: www.bisnis-jateng.com www.radarjogja.co.id korantempo.com jogjatv.tv tribunnews.com (1) www.harianjogja.com tribunnews.com (2) tribunnews.com (3)

Pelatihan-pelatihan keserikatburuhan yang diselenggarakan IUF terhadap pekerja dan serikat pekerja sektor perkebunan telah menunjukkan keberhasilan 52011.01.28 | IUF Asia Pacific, Perusahaan Multinasional and Sektor Perkebunan & Pertanian

Yayan Komara (IUF Indonesia), Ishak Lubis (Serikat Buruh MP Evans), Ma Wei Pin (IUF Asia/Pasifik Sekretari Regional). Pendidikan keserikat-buruhan menjadi bagian terpenting dalam membangun dan memperkokoh serikat pekerja. Tetapi kenyataannya, pendidikan keserikat-buruhan, khususnya di sektor perkebunan, menjadi salah satu elemen kelemahan yang dimiliki serikat pekerja. Banyak pekerja, yang telah berhasil mendirikan serikat pekerja di perusahaan tempat kerjanya menjadi kebingungan ketika mulai menjalankan organisasinya. Selama ini pemahaman para pendiri serikat tersebut terpaku kepada hal yang normatif. Ketika selesai melakukan proses pencatatan serikat di Disnaker ternyata persoalan mulai muncul. Dari soal bagaimana menjalankan organisasi secara demokratis, bagaimana cara memberikan pembelaan yang maksimal dan efektif bagi anggotanya, hingga pada persoalan bagaimana memperjuangkan hak anggota dan pekerja di hadapan pengusaha. Apa yang bisa dilakukan pengurus agar anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan serikat? Berbagai persoalan ini menjadi masalah serikat pekerja, bagaimana serikat pekerja bisa menjalankan perannya jika tidak mampu menjawab berbagai persoalan tersebut. Berangkat dari persoalan tersebut, sejak tahun 2009, IUF Indonesia mulai menyelenggarakan pendidikan keserikatburuhan melalui pertemuan-pertemuan dan training-training untuk pekerja dan serikat pekerja di sektor perkebunan di wilayah Riau, Sumatra Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam. Berbagai kegiatan pendidikan tersebut saat ini telah menunjukkan beberapa keberhasilan. Keberhasilan dari kegiatan pendidikan ini dilihat dari beberapa kemajuan yang5 http://asianfoodworker.net/ri/?p=809

dirasakan oleh para pekerja dari serikat pekerja-serikat pekerja setelah mereka mengikuti training dan pertemuan yang diselenggarakan oleh IUF. Salah satu yang dapat dilaporkan di sini adalah perkembangan organisasi yang dialami oleh Serikat Pekerja Simpang Kiri Mandiri, di Aceh Timur dan Serikat Pekerja Pangkatan Mandiri, Serikat Pekerja Bilah Mandiri, Serikat Pekerja Sennah Mandiri di Labuan Batu, Sumatra Utara. Empat serikat ini bernaung di bawah sebuah perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang berpusat di Inggris, yaitu MP Evan Group. Setelah mengikuti beberapa pelatihan yang diselenggarakan IUF, empat serikat tersebut mampu melakukan beberapa perbaikan dalam PKB baru mereka. Dalam perundingan PKB untuk tahun 2011-2013 yang dirundingkan sejak bulan November 2010 ini walaupun ada 3 item yang perundingannya ditunda, yaitu upah, premi brondolan dan bonus. Namun demikian dalam poin poin lainnya semua ada kenaikan, misalnya: Uang Makan dari Rp. 30.000 menjadi Rp. 40.000. Uang penginapan dari Rp. 100.000 menjadi Rp.200.00. Untuk premi brondolan perundingan lanjutan dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2010 dan disepakati premi brondolan naik dari Rp. 100/kg menjadi Rp.150/kg. Untuk perundingan upah rencananya akan dilaksanakan pada bulan Maret 2011. Perundingan upah di tingkat perusahaan ini, selain bertujuan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan para pekerja melampaui standar upah minimum, namun juga agar Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Indonesia dapat memerankan fungsi dan tugas utama Serikat Pekerja yaitu meningkatkan taraf hidup anggota dengan mendapatkan hak serikat untuk berunding. Perundingan upah di dalam setiap PKB merupakan esensi atau substansi dari sebuah perjanjian kerja kolektif.

Keuntungan dijamin, tapi hak tidak Hentikan Nespressure! 62010.11.29 | Afiliasi IUF, Hak-Hak Buruh, IUF Asia Pacific, Perusahaan Multinasional and Sektor Makanan & Minuman

Klik di sini untuk berkirim pesan ke Nestl Apakah agenda terbaru Nestl untuk para investornya? jaminan keuntungan, pertumbuhan, dan kinerja umum melalui merk bernilai milyaran, dengan penekanan pada pasar-pasar baru. Namun, mereka tidak mampu menjamain hak-hak dasar pekerja yang sudah bekerja keras menghasilkan produk-produk Nescaf bernilai milyaran di Pabrik Panjang, Indonesia. Model Nestl ini telah menghasilkan UANG, uang dan uang untuk para penanam modal. Nestl dengan gegap-gempita mempromosikan ini di Morgan Stanley Consumer Conference pada 17 November lalu, juga penciptaan nilai bersama untuk para stakeholder (pemegang saham/pemangku kepentingan). Nilai bersama? Selama satu dekade, manajemen telah mengakui SBNIP, serikat yang berafiliasi ke IUF, sebagai wakil para pekerja namun para pekerja dan serikat ini telah menunggu selama 3 tahun agar manajemen mau duduk di meja perundingan untuk merundingkan kesepakatan bersama. Ada pengakuan, tapi bukan hak? Ketik pekerja berusaha menegakkan hak-hak dasar dengan merundingkan syarat dan ketentuan kerja, anggota serikat diintimidasi, dimutasi dan dimata-matai. Manajemen Nestl tak hentinya memainkan taktik menghindar atau memperdaya agar bisa lolos dari kewajiban. Ketika intimidasi dan tekanan tidak kunjung membawa hasil, perusahaan ini membuat serikat palsu yang bernama Forum Komunikasi, yang diciptakan di hotel bintang 5 pada saat malam penganugerahaan perusahaan! Manajemen bersikukuh bahwa organisasi ciptaannya ini harus menjadi bagian dalam perundingan.6 http://asianfoodworker.net/ri/?p=802

Tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk menunggu. Serikat ini terus berjuang mendapatkan hak-haknya dan merekrut anggota baru. Yang mereka terima adalah Nespressure, pemerahan dan hak-hak yang terus ditebas. Serikat dari seluruh penjuru dunia telah memberikan dukungan pada perjuangan pekerja Panjang, tapi Nestl tutup telinga dan terus menolak menghormati hak-hak SBNIP untuk melakukan perundingan bersama. Kawan-kawan bisa mendapatkan selebaran, materi kampanye, berita terbaru mengenai aksi solidaritas dan sumber lainnya di www.nespressure.org. Kawan-kawan juga bisa beraksi sekarang juga dengan memberikan dukungan kepada para pekerja Panjang workers. Klik di sini untuk berkirim pesan ke Nestl, perusahaan makanan terbesar di dunia untuk segera menghentikan Nespressure dan segera melakukan perundingan atas asas niat baik dan tanpa syarat dengan SBNIP di pabrik Nestl Panjang SEKARANG JUGA.

Serikat Australia Memprotes Dirampasnya Hak-hak Serikat di Pabrik Nescaf Indonesia/Aksi Protes Menutup Toko Nespresso di Sydney 72010.09.01 | Afiliasi IUF, Hak-Hak Buruh, IUF Asia Pacific, Perusahaan Multinasional and Sektor Makanan & Minuman

Nespressure: Di Balik Kopinya, Nestl Memeras Hak Pekerja Di depan toko Nespresso di Sydney Depan kanan: James Ritchie dari Serikat Pekerja Susu Selandia Baru tengah memegang poster Nespressure. (Kelima dari kanan) Charley Donnelly dari Serikat Pekerja Nasional (juga Presiden Regional IUF-A/P), berdiri di samping Mark Lennon, Sekretaris Serikat NSW. Di ujung kiri baner adalah Neville Donaldson, Asisten Sekretaris Nasional Serikat Pekerja Layanan Umum dan Makanan Selandia Baru. Serikat-serikat di negara bagian New South Wales, Australia, yang dikomandoi Unions NSW (badan regional serikat pekerja di New South Wales) menggelar aksi demo pada 30 Agustus di depan toko Nespresso milik Nestl di pusat kota Sydney. Aksi yang membuat manajemen Nespresso menutup toko untuk sementara waktu, ditujukan sebagai dukungan terhadap afiliasi IUF, SBNIP, sebagai wakil pekerja di pabrik Nescaf di Panjang, Indonesia. SBNIP telah berjuang sejak 2008 untuk memasukkan perundingan upah dalam perundingan bersama. Bukannya bersedia berunding, manajemen Nestl malah terus berupaya merongrong serikat, dengan melanggar hak dasar serikat dengan mendirikan serikat kuning dan mengganggu serta mengintimidasi anggota SBNIP. Poster-poster dalam demo tersebut berbunyi Hentikan Nespressure: Hentikan kekerasan terhadap pekerja Nescafe di Indonesia, Hentukan Nespressure: Hormati Hak-hak Pekerja Nescafe Indonesia dan Nespressure: Di Balik Kopinya, Nestl Memeras Hak Pekerja. Mark Lennon, Sekretaris Unions NSW, yang hadir pada aksi itu, menyatakan, Unions NSW akan terus mendukung upaya IUF menjamin terlaksananya perundingan upah bagi pekerja Nestl

7 http://asianfoodworker.net/ri/?p=796

Indonesia. Kami menolak taktik anti-serikat yang digunakan Nestl untuk memangkas hak-hak pekerja. Charley Donnelly, Presiden Regional IUF-A/P sekaligus Sekretaris Umum Serikat Nasional, Australia (NUW) berujar, Sudah saatnya Nestl berhenti memainkan pekerja Indonesia dan mulai bertindak selayaknya perusahaan global yang punya tanggung jawab. Sudah saatnya mereka menghentikan Nespressure dan mulai merundingkan PKB baru dengan anggota IUF, termasuk skala upah. Serikat-serikat yang terlibat dalam demonstrasi tersebut di antaranya adalah afiliasi-afiliasi IUF, NUW, LHMU (pekerja hotel dan layanan umum) dan AMWU (pekerja makanan dan manufacturing), dan serikat horizontal seperti Federasi Guru, CFMEU (pekerja bangunan, energi dan pertambangan) dan Unions NSW. Pemimpin serikat Selandia Baru James Ritchie (Sekretaris Umum, Serikat Pekerja Susu), Neville Donaldson, (Asisten Sekretaris Nasional, Serikat Pekerja Pelayanan Makanan) dan Dave Eastlake (Sekretaris Umum, Serikat Pekerja Daging) yang tengah berada di Sydney untuk menghadiri pertemuan Trans-Tasman Food Unions Group, juga turut dalam aksi solidaritas ini.

"Karena satu faktor eksternal, toko untuk sementara ditutup." Sikap Nestl yang menolak hak pekerja untuk berunding dan menolak mengakui serikat di Indonesia, akan dipaparkan ke seluruh pekerja dan konsumen di seluruh dunia. Atas nama Serikat Pekerja Susu Selandia Baru saya bangga bisa ikut dalam demo hari ini di depan toko Nespresso di Sydney. Nestl akan menghadapi lebih banyak lagi demonstrasi di berbagai tempat, sampai mereka mau mengakui konvensi buruh internasional di Indonesia, ujar James Ritchie. Sekretaris Regional IUF Asia/Pacific, Ma Wei Pin, berpidato dalam pertemuan yang diselenggarakan Unions NSW seminggu sebelum aksi ini. Segera 40 pemimpin serikat menandatangani petisi kepada Presdir Nestl, Paul Bulcke, untuk segera, dan tanpa syarat, merundingkan PKB dengan SBNIP yang di dalamnya mencakup perundingan upah. Petisi ini dikirim ke Nestl melalui Sekretariat IUF di Jenewa.Berita Terkait Serikat Nestl Eropa Menuntut Dihentikannya Pelanggaran Hak Serikat Pekerja di Nescaf Indonesia Aksi May Day untuk Menuntut Hak-Hak Pekerja di Nestle Indonesia

Tiga Kecelekaan Pengiriman dalam Seminggu di Nestle Waters Rusia Nespressure, Apa Lagi? Stop Nespressure! Nestle Tidak Mengindahkan Hak-Hak Pekerja di Nescafe Indo

Perjanjian Komprehensif Berakhir dengan Konflik Panjang dan Pahit di Coca-Cola Pakistan 82010.07.27 | Afiliasi IUF, Hak-Hak Buruh, IUF Asia Pacific, Perusahaan Multinasional and Sektor Makanan & Minuman

Sebuah kesepakatan yang dinegosiasikan antara IUF, Perusahaan Coca-Cola (TCCC) berbasis di AS, Atlanta dan Coca-Cola Icecek (CCI, bottler Coca-Cola Turki yang berbasis di Timur Tengah, Pakistan dan Asia Tengah), telah berhasil menyelesaikan konflik panjang dan pahit tetang pemekerjaan dan hak-hak serikat buruh di Minuman Coca-Cola Pakistan (CCBPL). CCBPL dimiliki bersama/gabungan oleh TCCC dan CCI. Berdasarkan perjanjian tersebut, semua pekerja yang diberhentikan secara tidak adil akan kembali dipekerjakan dengan kompensasi penuh. Perusahaan mengakui Serikat Buruh Rakyat (PEU) sebagai wakil anggota IUF di pabrik pembotolan Multan dan menjamin bahwa tidak akan ada pelecehan atau menjadi korban dari anggota serikat buruh dan petugas. Untuk memperbaiki praktik kerja berbahaya yang menggerogoti hak untuk keanggotaan serikat buruh dalam operasi pembotolan CCBPL itu, perjanjian ini menciptakan 187 posisi permanen, yang langsung dipekerjakan . Perjanjian ini akan diawasi secara internasional oleh IUF dan CCI / TCCC dan dilaksanakan melalui proses lokal dan kelompok pelaksana yang dibentuk antara IUF dan afiliasinya dan CCBPL di Pakistan. Ghulam Rasool, Presiden PEU di Multan, menyatakan bahwa Perjanjian ini telah memulihkan hak-hak anggota kami yang diberhentikan secara tidak adil lebih dari setahun yang lalu dan memberikan kami kesempatan untuk akhirnya mempraktekkan hak serikat buruh kami di CocaCola Multan. Khalid Pervez, Presiden Serikat Buruh Coca-Cola, Rahim Yar Khan, menyebut perjanjian ini Sebuah terobosan besar untuk hak-hak dan pengakuan serikat buruh di Coca-Cola Pakistan dan

8 http://asianfoodworker.net/ri/?p=792

pekerjaan Federasi Nasional Pekerja Makanan, Minuman dan Tembakau berafiliasi IUF (NFFBTW). Khaista Rehman, Presiden Serikat Staf & Pekerja Minuman Coca-Cola Karachi dan anggota komite pengarah dari IUF Global Aliansi Pekerja Coca-Cola, berkata, Ini merupakan kemenangan besar bagi semua pekerja Coca-Cola di Pakistan. Kita sekarang dapat memastikan adanya rasa hormat dan martabat di tempat kerja. Rancangan Perjanjian dihasilkan pada Pukul 04:00 pada tanggal 25 Juli, di akhir hari kedua perundingan di sekretariat IUF yang berlangsung hampir 19 jam. Perjanjian ini ditandatangani secara resmi hari itu oleh IUF, TCCC dan CCI berikut konsultasi dengan dan persetujuan oleh anggota IUF di Pakistan. Kedua pihak mulai negosiasi pada tanggal 23 Juli yang mengekspresikan kemauan yang kuat untuk mencapai hasil yang disepakati selama dua hari berikutnya. Delegasi CCI yang dipimpin oleh Hseyin Akin Presiden Operasi Internasional, dan Ron Jones, Presiden CCI untuk Wilayah Timur Tengah / Pakistan ; tim TCCC dalam perundingan itu dipimpin oleh Ed Potter, Direktur Hubungan Global Ketenagakerjaan.Berita Terkait Solidaritas Selamanya! 200 Pekerja Hotel Pearl Continental Karachi Menentang Ketidakadilan dengan Demo Duduk Selama 4 minggu Memalukan, Unilever, Memalukan! Serikat Buruh Australia menuntut keadilan atas pekerja lepas Lipton di Pakistan Serikat Buruh Karachi Menggabungkan Piagam Tuntutan ke dalam Negosiasi-negosiasinya

Serikat Nestl Eropa Menuntut Dihentikannya Pelanggaran Hak Serikat Pekerja di Nescaf Indonesia

9

2010.06.04 | Afiliasi IUF, Berita Buruh Internasional, Perusahaan Multinasional and Sektor Makanan & Minuman

Aksi damai di depan pabrik Nestle Panjang tanggal 3 Juni Pada pertemuan 1 Juni lalu di Jenewa, Swiss, Majelis Pekerja Nestl Eropa, yang terdiri atas wakil-wakil dua puluh serikat Nestl dari seluruh Eropa mendesak Nestl agar segera menghentikan seluruh usaha untuk melemahkan serikat pekerja pabrik Nescaf di Panjang, Indonesiaserikat yang berafiliasi ke IUF. Mereka juga menyerukan agar Nestl mau merundingkan upah sebagaimana diinginkan serikat Nestl Panjang sejak tiga tahun lalu. Surat yang ditujukan pada CEO Nestl Paul Bulcke dan ditandatangani seluruh wakil ini kemudian diserahkan ke ketua manajemen Nestl Eropa di pembukaan pertemuan. Surat itu berbunyi: Kami, yang bertanda tangan di bawah ini, anggota Majelis Pekerja Nestl Eropa, yang bertemu di Jenewa pada 1 Juni 2010, sangat merasa marah ketika mengetahui bahwa manajemen masih tidak mengindahkan hak Serikat Buruh Nestl Indonesia Panjang (SBNIP) di pabrik Nescaf di Panjang, Indonesia, untuk merundingkan upah lewat perundingan bersama yang telah diminta serikat sejak 2007. Kami juga marah waktu tahu bahwa Nestl hanya mau menyepakati hal yang sudah sepantasnya menjadi hak asasi manusia, jika Forum Komunikasi Buruh Nestle Indonesia Panjang (FKBNIP), organisasi sokongan manajemen, ikut dalam perundingan, yang sebenarnya hanya membuat perundingan tidak lagi murni. Kami marah ketika tahu bahwa Nestl secara sepihak menetapkan upah untuk tahun 2010-2011, padahal SBNIP telah berjuang selama bertahun-tahun dan Nestl telah berkomitmen dengan IUF untuk melakukan perundingan atas asas kepercayaan dengan SBNIP. Membentuk dan mendukung sebuah serikat, mendiskriminasi SBNIP dan anggotanya, menolak melakukan perundingan bersama dengan asas kepercayaan, adalah pelanggaran serius9 http://asianfoodworker.net/ri/?p=778

terhadao hukum internasional dan Konvensi ILO. Kami menyerukan agar manajemen Nestl segera mencabut segala dukungan aktif terhadap FKBNIP, menghentikan pelecehan dan diskriminasi terhadap SBNIP beserta dengan anggota dan pengurusnya, dan secepatnya mengambil langkah-langkah penyelesaian konflik dengan mendesak manajemen Nestl Indonesia untuk melakukan perundingan langsung dengan asas saling-percaya dengan SBNIP untuk membuat PKB baru sesuai dengan tuntutan serikat yang syah secara hukum. Setelah para wakil serikat Nestl membuka pertemuan dengan mengajukan tuntutan yang jelas dan kongkrit, wakil manajemen Nestl melakukan hal yang tidak aneh lagi: presentasi tentang hal yang nilai informasinya sangat sedikit, tapi dengan jelas berisi pesan-pesan tentang tantangan bisnis dan pentingnya pekerja dan serikat untuk selaras (dan konsekuensinya jika tidak mau selaras). Dalam presentasinya, ada juga sekilas tinjauan tentang Prinsip Bisnis Korporat baru milik Nestlsdokumen yang teramat sangat tidak punya substansi karena pijakan kebijakannya sudah ada sejak dulu dan bisa diunduh di situs Nestl.Berita Terkait Serikat Australia Memprotes Dirampasnya Hak-hak Serikat di Pabrik Nescaf Indonesia/Aksi Protes Menutup Toko Nespresso di Sydney Aksi May Day untuk Menuntut Hak-Hak Pekerja di Nestle Indonesia Nestle Indonesia Masih Tidak Mau Menghormati Hak SBNIP untuk Merundingkan Upah! Nespressure: Rasa Asli di Nestle Indonesia Indonesia, Peru, Brazil: Pekerja Nestl Dunia Menuntut Pekerjaan yang Layak, Penghargaan untuk Hak-hak Serikat Buruh

Serikat Memenangkan Hak Berunding di Kirin Miwon Foods Indonesia 102010.05.26 | Afiliasi IUF, Berita Buruh Internasional, IUF Asia Pacific, Perusahaan Multinasional and Sektor Makanan & Minuman

SPKMF mencapai kesepakatan dengan manejemen PT Kirin Miwon Foods Setelah dua bulan berunding dan melakukan aksi serikat, Serikat Pekerja Kirin Miwon Foods (SPKMF) yang berafiliasi ke IUF akhirnya mencapai kesepakatan dengan PT Kirin Miwon Foods yang mencakup hak perundingan upah. Ini adalah kemenangan monumental karena inilah pertama kalinya SPKMF berhasil merundingkan upah dengan PT Kirin Miwon (perusahaan patungan antara perusahaan trans-nasional Kirin dari Jepang dan Daesang asal Korea di Lampung, Sumatera bagian selatan). SPKMF telah mengajukan perundingan pada Januari 2010, namun pertemuan antara serikat dan manajemen baru terjadi pada Maret. Perundingan mengalami kebuntuan pada April, sehingga anggota SPKMF melakukan beberapa aksi bersama seperti demonstrasisalah satunya di depan gerbang pabrik diiringi oleh keluarga pekerja dan pekerja dari pabrik lain di Lampung. Perjuangan untuk mengamankan hak berunding di Kirin Miwon ini adalah kemenangan simbolis bagi seluruh perjuangan buruh di Indonesia, karena di negeri ini hak pekerja untuk merundingkan upah tidak selaulunya diindahkan. Serikat ini tidak hanya memenangkan hak merundingkan upah tapi juga berhasil meningkatkan kondisi kerja. SPKMF mendapatkan kesepakatan penting di dalam PKB baru mereka, di antaranya: kenaikan 10%; kenaikan 50% tunjangan kesejahteraan; kenaikan 50% tunjangan pendidikan bagi anak pekerja; kenaikan 100% bonus akhir tahun (bergantung pada capaian pemenuhan target).

10 http://asianfoodworker.net/ri/?p=768

Serikat menyatakan bahwa dukungan IUF dan solidaritas dari serikat lain di Lampung, termasuk afiliasi IUF, Serikat Buruh Nestl Indonesia Panjang (SBNIP), adalah salah satu kunci bagi kemenangan mereka dan berterima kasih pada semua yang telah bersumbangsih. Sekretaris Regional IUF A/P Ma Wei Pin, mengirimkan selamat kepada serikat ini, dan menyatakan bahwa, keberhasilan SPKMF dibangun atas kesatuan sejati dan solidaritas serikat pekerja, dua kekuatan besar dalam pergerakan buruh.Berita Terkait Mengabaikan Kenaikan Upah Yang Layak Berarti Mengabaikan Kesejateraan Hidup Pekerja Manajemen Kirin Miwon Menolak Merundingkan Nilai Upah Baru dan Membuat Buntu Perundingan Nespressure Memuncak di Nescaf Indonesia Bertindaklah Sekarang untuk Membela Hak-hak Serikat Buruh!

Mengabaikan Kenaikan Upah Yang Layak Berarti Mengabaikan Kesejateraan Hidup Pekerja 112010.05.20 | Afiliasi IUF, Berita Buruh Internasional, IUF Asia Pacific, Perusahaan Multinasional and Sektor Makanan & Minuman

Siaran Pers dari Serikat Pekerja Kirin Miwon Foods [20 May, 2010]

Aksi Damai dengan Istri dan Anak Untuk ketiga kalinya pekerja kirin miwon foods melakukan aksi damai, setelah dijanjikan oleh manejemen PT. Kirin Miwon Foods untuk menegosiasikan kenaikan upah tahun ini dalam perundingan Bipartit dan menolak Mediasi/Tripartit, akan tetapi itu hanya janji palsu. Serikat Pekerja Kirin Miwon Foods (SPKMF) menganggap bahwa perundingan perundingan yang telah dilakukan dengan pihak manejemen PT. Kirin Miwon Foods, belum merupakan perundingan yang sesungguhnya, dengan indikator masih tidak memberikan informasi biaya produksi dan biaya buruh dan skala upah dengan alasan Rahasia Perusahaan. Perjuangan aksi ini didukung dan dikuti oleh istri dan anak-pekerja PT. Kirin Miwon Foods yang ikut mendukung aksi didepan pagar pabrik, sedangkan para karyawan melakukan aksi damainya depan kantor manejemen PT Kirin Miwon Foods. Dalam aksi damai ini para pekerja menuntut manejemen PT : Menghormati hak buruh /pekerja Menolak Upah Murah Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja Memberikan Upah yang layak bagi pekerja Transparansi Skala Upah Transparansi Production Cost dan Labor Cost11 http://asianfoodworker.net/ri/?p=759

Berita Terkait Serikat Memenangkan Hak Berunding di Kirin Miwon Foods Indonesia

Manajemen Kirin Miwon Menolak Merundingkan Nilai Upah Baru dan Membuat Buntu Perundingan 122010.05.12 | Afiliasi IUF, Berita Buruh Internasional, IUF Asia Pacific, Perusahaan Multinasional and Sektor Makanan & Minuman

Aksi damai di depan pagar pabrik pada 12 Mei. Pada 12 Mei 2010, sekitar 150 pekerja Kirin Miwon melakukan aksi damai didepan pagar pabrik mereka. Dalam aksi damai kali ini Serikat Pekerja Kirin Miwon Foods (SPKMF) menuntut Kirin Miwon manajemen agar menghormati hak hak pekerja dan meningkatkan kesejateraan pekerja. Pada Maret 2010, SPKMF, afiliasi IUF di Indonesia, mulai melakukan perundingan dengan manajemen. Serikat mengajukan rancangan PKB 2010 yang mencakup perundingan upah dan kenaikan upah yang layak untuk mengimbangi kenaikan biaya hidup. Kirin Miwon Foods adalah perusahaan patungan antara perusahaan Jepang, Kirin Kyowa Foods anak perusahaan konglomerat Kirin Holdings yang bermarkas di Tokyo dan Daesang Corporation asal Korea. Pabriknya yang bertempat di Provinsi Lampung, Indonesia, memproduksi bubuk penyedap makanan yang terbuat dari asam nukleat. Di masa lalu, manajemen secara sepihak menentukan kenaikan upah tahunan dan usulan kenaikan itu disetujui begitu saja oleh serikat pekerja yang dikendalikan manajemen. Pada 2009, pekerja di Kirin Miwon membentuk serikat mandiri, Serikat Pekerja Kirin Miwon Food (SPKMF) dengan 268 anggota. Serikat baru seumur jagung ini langsung menjadi serikat yang mewakili mayoritas pekerja dan berhak memperoleh status sebagai agen perunding tunggal di pabrik tersebut.

12 http://asianfoodworker.net/ri/?p=720

Pekerja Kirin Miwon Foods menuntut 'kenaikan gaji yang layak' dan kesejateraan hidup pekerja. Akan tetapi pihak manajemen Kirin Miwon bersikukuh meneruskan praktik lama, yakni menentukan sepihak kenaikan upah tanpa berunding dengan serikat. Perundingannya sendiri sekarang sedang mengalami kebuntuan. Selain itu, agar perundingan berjalan lebih bermakna, serikat juga telah meminta beberapa informasi kepada perusahaan seperti biaya produksi, biaya buruh dan skala upah (terbuka). Manajemen menjawab permintaan serikat bahwa itu semua adalah rahasia perusahaan dan menolak memberikannya. Menurut paragraf 55 dari Deklarasi Tripartit ILO Prinsip-prinsip Mengenai Perusahaanperusahaan Multinasional dan Kebijakan Sosial (1977), perusahaan-perusahaan transnasional sebaiknya memberikan perwakilan para pekerja dengan informasi yang diperlukan untuk perjanjian kerja bersama yang bermakna. 55. Perusahaan-perusahaan multinasional sebaiknya memberikan kepada perwakilanperwakilan pekerja informasi yang diperlukan untuk negosiasi-negosiasi yang bermakna dengan entitas yang terlibat dan, yang mana ini berhubungan dengan hukum dan praktek lokal, sebaiknya juga memberikan informasi untuk memampukan mereka memperoleh pandangan yang benar dan adil dan, jika sesuai, dari perusahaan secara keseluruhan. Hak-hak ini juga diuraikan dalam bahasa yang lebih jelas dalam Panduan OECD untuk Perusahaan-perusahaan Multinasional (2000). Panduan OECD berlaku untuk perusahaan transnasional manapun yang berkantor pusat di negara OECD dan dalam kasus ini, Jepang dan Korea Selatan. Menurut bagian IV Pemekerjaan dan Hubungan Industri dari Panduan OECD: 2. a) Memberikan fasilitas-fasilitas untuk perwakilan-perwakilan pegawai seperti yang diperlukan untuk membantu dalam pengembangan perjanjian kerja bersama yang efektif. b) Memberikan informasi kepada perwakilan-perwakilan pegawai yang diperlukan untuk negosiasi-negosiasi yang bermakna tentang syarat-syarat pemekerjaan. c) Menggalakkan konsultasi dan kerja sama antara pegawai dan pekerja dan perwakilanperwakilan mereka mengenai hal-hal yang menjadi perhatian bersama. 3. Memberikan informasi kepada pegawai dan perwakilannya yang memampukan mereka mendapatkan pandangan yang benar dan adil terhadap kinerja entitas atau, jika sesuai, perusahaan secara keseluruhan.

Menghormati hak-hak buruh Menghadapi pelanggaran terhadap Deklarasi Tripartit ILO dan Panduan OECD, IUF berencana untuk meningkatkan aksi solidaritas internasional untuk mendukung Serikat Pekerja Kirin Miwon Food di minggu-minggu mendatang. Sekretaris IUF Regional AP, Ma Wei Pin berujar: hak merundingkan upah adalah inti standard perburuhan internasional yang melandasi hak berunding secara kolektif, (dan) adalah sebuah pelanggaran serius jika tidak mengindahkannya.Berita Terkait Serikat Memenangkan Hak Berunding di Kirin Miwon Foods Indonesia STOP Nespressure dan Berundinglah Sekarang!, Pesan Pekerja Pangan Malaysia kepada Nestl Indonesia Nestl Sebagai Tertuduh Pelanggaran Hak-hak di Korea

Pekerja Horlicks di India Melawan Pekerjaan Tidak Tetap di Perusahaan Raksasa Bidang Kesehatan, GSK 132010.05.04 | Afiliasi IUF, Berita Buruh Internasional, IUF Asia Pacific, Perusahaan Multinasional and Sektor Makanan & Minuman

Sejak 21 April lalu, ratusan pekerja di pabrik Horlicks di Nabha, negara bagian Punjab, India barat daya, melakukan aksi memprotes kebijakan perusahaan yang tidak mau mengangkat pekerja harian menjadi pekerja tetap, padahal mereka telah bekerja selama lebih dari satu dekade. Pabrik Nabha, satu dari tiga pabrik di India dimiliki oleh raksasa penghasil produk-produk farmasi, kesehatan dan perawatan tubuh, GlaxoSmithKline (GSK), menghasilkan minuman malt bernutrisi dengan merk Horlicks. Di luar 1.150 pekerja tetap, ada 450 pekerja harian atau pekerja tidak tetap yang dikontrak langsung perusahaan beserta 300 pekerja dari perusahaan outsourcing di pabrik Nabha. Sementara, pengepakan sendiri di-outsourcing ke 12 perusahaan lokal di seluruh negeri yang disebut sebagai rekanan pengepak. Dalam rancangan PKB terbaru yang diajukan ke manajemen GSK, Serikat Pekerja Pabrik Makanan menuntut agar 287 pekerja tidak tetap diangkat jadi permanen karena telah bekerja lebih dari 10 tahun di pabrik itu. Jika ditambah dengan jeda yang sengaja diberikan manajemen setiap tiga bulan, maka waktu pengabdian mereka adalah lebih dari 15 tahun! Serikat, yang mewakili 1.150 pekerja permanen, mengajukan bukti hasil survey panjang terhadap operasi pabrik GSK Nabha yang menunjukan bahwa pabrik ini selalu kekurangan sebanyak 350 pekerja tetap. Serikat berpendapat bahwa karena kekurangan 350 pekerja permanen, pabrik harus mengangkat ke-287 pekerja tidak tetap yang telah mengabdi selama lebih dari satu dekade. GSK sebenarnya sangat mampu menambah 350 pekerja tetap karena India adalah pasar terbesar untuk produk-produk Horlicks (tempat minuman malt Horlicks dijual sebagai suplemen makanan) dan Horlicks menguasai lebih dari 50 persen pasar makanan-minuman di India. Beberapa pihak malah menambahkan bahwa dengan mengangkat pekerja permanen kredibilitas GSK akan terdongkrak karena mereka memiliki misi meningkatkan kualitas hidup manusia dengan memampukan rakyat melakukan lebih banyak, merasa lebih baik dan hidup lebih lama? 13http://asianfoodworker.net/ri/?p=698

Namun manajemen pabrik Horlick menolak bahkan untuk sekadar mempertimbangkan tuntutan itu. Akibatnya, perundingan pun macet. Alih-alih menyelesaikan masalah di meja perundingan, manajemen GSK berusaha membatasi kebebasan pekerja dalam berorganisasi dan mengungkapkan pendapat dengan meminta keputusan pengadilan untuk melarang adanya aktivitas serikat dalam radius setangah kilometer (500 meter) dari gerbang pabrik. Serikat melawan ini di pengadilan, namun hanya menghasilkan pengurangan dari 500 menjadi 100 meter. Karena dilarang melakukan rapat serikat termasuk berkumpul di gerbang dalam radius 100 mater dari pabrik, ditambah manajemen yang tidak mau berunding, pekerja GSK Horlicks akhirnya melakukan serangkaian aksi protes di seluruh kota. Kampanye Serikat Pekerja Makanan dan Susu untuk melawan sistem buruh kontrak di GSK yang sangat merugikan ini didukung oleh Serikat Pekerja Nestle, yang merupakan anggota Federasi Nestle Seluruh India yang berafiliasi ke IUF.Berita Terkait Di Tetley Kami Ingin Anda Menikmati Kehamilan Anda Tanpa Menjadi Stres Nestl Skorsing 4 Pemimpin Serikat di Pabrik Maggi di India Serikat Buruh Karachi Menggabungkan Piagam Tuntutan ke dalam Negosiasi-negosiasinya Serikat Buruh Italia Menentang Pemberhentian Sementara, Outsourcing di Hotel-hotel Starwood Ciga

Kemitraan Petani dengan Perusahaan Multinasional

14

VECO Indonesia

berusaha meningkatkan posisi keluarga petani, terutama petani kecil, salah satunya melalui fasilitasi petani dengan pembei. Kami ingin agar petani, melalui organisasi petani, lebih memikirkan bisnis juga, kata Rogier Eijekns, Regional Representative VECO Indonesia. Rogier hadir pada konferensi Usaha Kecil dan Menengah di Nairobi, Kenya pada 5-7 Oktober kemarin. Konferensi ini diadakan VECO Afrika Timur dan Cordaid. Rogier menyampaikan materi dalam konferensi yang diikuti peserta dari Afrika dan Asia tersebut. Ada dua lokasi program VECO Indonesia yang disampaikan oleh Rogier terkait dengan kerja sama antara petani dan pengusaha ini, yaitu di Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat dan Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada tahun 2009, VECO Indonesia mendampingi sekitar 19.000 (8.000 perempuan dan 11.000 laki-laki) petani kecil di lima lokasi program, yaitu di Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, NTT, Bali, dan Jawa Tengah. Salah satu program utama VECO Indonesia adalah membangun rantai pertanian berkelanjutan atau Sustainable Agriculture Chain Development (SACD). Di Polman, VECO Indonesia bekerja sama dengan Wasiat, lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mendampingi petani produsen kakao, dan koperasi petani Amanah. Anggota Amanah sebanyak 47 kelompok tani dengan sekitar 640 anggota. Kakao hasil produksi petani anggota Amanah dijual ke Armajaro, perusahaan pembeli dan pengolah kakao internasional yang juga suplaier terbesar untuk Nestle. Biji kakao kering yang dibeli dari koperasi Amanah ini sekitar 230 ton. Kerja sama VECO Indonesia, Armajaro, dan Wasiat dimulai sejak 2009. VECO Indonesia memberikan dukungan untuk peningkatan organisasi petani maupun kapasitas petani itu sendiri berdasarkan kebutuhan petani. Tujuan kerja sama ini adalah untuk meningkatkan pendapatan 10.000 petani kakao di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan melalui praktik pertanian berkelanjutan, penyediaan akses pasar berkelanjutan, serta akses ke lembaga keuangan. Selain di Polman, program dukungan VECO Indonesia untuk membangun kerja sama antara petani dan pengusaha juga dilaksanakan di Kabupaten Flores Timur dan Ende, NTT. Di dua14 http://www.vecoindonesia.org/kabar-baru/111-kemitraan-petani-dengan-perusahaanmultinasional.html

wilayah ini, VECO Indonesia bersama mitra lokal, Ayu Tani, mendukung organisasi petani Jaringan Petani Wulang Gitan (Jantan). Hingga Agustus 2010 ini, Jantan telah memiliki anggota sebanyak 1.007 petani yang tersebar di 49 desa. Komoditas utama petani setempat adalah kakao, kacang tanah, kacang panjang, dan asam. Khusus untuk produk kakao, anggota Jantan bekerja sama dengan Mars Symbiotic Bioscience, salah satu perusahaan pengolahan kakao terbesar di Idonesia. Menurut Rogier dukungan bagi petani produsen kakao sangat penting karena permintaan biji kakao dari perusahaan multinasional terus meningkat dari tahun ke tahun. Di sisi lain, perusaaan pengolahan maupun ekspor biji kakao, seperti Armajaro dan Mars, juga ingin terus membangun kerja sama jangka panjang dengan organisasi petani dengan alasan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) dan keberlanjutan suplai bahan baku. Adanya kerja sama ini juga menguntungkan petani karena mereka mendapatkan harga lebih tinggi dan permintaan pasar yang berkelanjutan, ujarnya. Meski demikian, kerja sama ini juga masih menemui tantangan. Di antaranya adalah masih lemahnya akses petani maupun organisasi petani pada lembaga keuangan serta terbatasnya kapasitas petani dan organisasi petani dalam hal manajemen organisasi, kepemimpinan, serta keuangan. Karena itu diperluakan perencanaan strategis, penguatan organisasi, serta peningkatan kemampuan di bidang pemasaran bagi organisasi petani, tegas Rogier.

Perusahaan multinasional

15

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara; perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini memiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Mereka biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka mengkoordinasi manajemen global. Perusahaan multinasional yang sangat besar memiliki dana yang melewati dana banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi masyarakat dan melobi politik. Karena jangkauan internasional dan mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan negara sendiri, harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yang memadai. PMN seringkali memanfaatkan subkontraktor untuk memproduksi barang tertentu yang mereka butuhkan. Perusahaan multinasional pertama muncul pada 1602 yaitu Perusahaan Hindia Timur Belanda yang merupakan saingan berat dari Perusahaan Hindia Timur Britania.

Contoh

Acer Inc. Adidas Allianz AOL Apple Computer AT&T BMW Bombardier British Petroleum Chevron Corporation Coca-Cola

15 http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_multinasional

Dell Enron Exxon Fiat Fonterra Freeport General Electric General Motors Google Grup Volkswagen Halliburton Hearst Corporation Heckler & Koch Honda HSBC Hutchison Whampoa Limited Hyundai IBM Intel Corporation Jardine Matheson KFC Kyocera LG Electronics McDonald's Mercedes Benz Microsoft Monsanto Nestl Newmont Mining Corporation Nike, Inc. Nintendo Nissan Nokia NTT Nortel Networks

Opel Parmalat Pepsi Petrobras Philips Prentice Hall Prudential plc Puma Shell Schlumberger Sony Steyr Mannlicher Swire Group The Walt Disney Company Toshiba Total S.A. Toyota Wal-Mart Stores, Inc. Yahoo!