Amfetamin

8
Pengertian Amfetamin Amfetamin adalah suatu senyawa sintetik yang tergolong perangsang susnan saraf pusat. Amfetamin, dekstroamfetamin, dan met-amfetamin adalah bubuk kristal putih yang tidak berbau, rasanya pahit, larut dalam air dn sedikit larut dalam alcohol, kecuali met-amfetamin yang mudah larut larut dalam air maupun alcohol. Dulu amfetamin digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, antara lain depresi ringan, parkinsonisme, skizofrenia, penyakit manierre, buta malam, kolon iritabel, dan hipotensi. Dikenal banyak turunan (derivate) amfetamin yang disintesis dengan tujuan mengurangi nafsu makan dalam rangka menurunkan beratbadan bagi orang kelebihan bera badan (obesitas). Amfetamin digunakan untuk mengurangi rasa cemas yang berlebihan dan mengurangi selera makan sehingga berat badan turun. Disamping itu, amfetamin juga digunakan untuk menjaga gairah hidup. Dengan mengonsumsi amfetamin, pengguna merasa lebih berenergi, lebih gembira, dan senang berbicara. Pasien yang banyak mengosumsi amfetamin dalam dosis tinggi akan menjadi agresif dan ganas serta sering mengkhayal. Hal ini akan menimbulkan perasaan yang tidak menentu serta sering mendengar suara-suara yang tidak jelas sumbernya. Obat-obatan yang termasuk amfetamin diantaranya dekstroamfetamin (dexedrina) dan metamfetamin (methedrina). Kedua obat ini sangat efektif untuk mengobati penyakit kecemasan dan sering muram. Obat ini juga dapat menimbulkan ketagihan.

description

q

Transcript of Amfetamin

Page 1: Amfetamin

Pengertian Amfetamin

Amfetamin adalah suatu senyawa sintetik yang tergolong perangsang susnan

saraf pusat. Amfetamin, dekstroamfetamin, dan met-amfetamin adalah bubuk kristal putih

yang tidak berbau, rasanya pahit, larut dalam air dn sedikit larut dalam alcohol, kecuali

met-amfetamin yang mudah larut larut dalam air maupun alcohol. Dulu amfetamin

digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, antara lain depresi ringan, parkinsonisme,

skizofrenia, penyakit manierre, buta malam, kolon iritabel, dan hipotensi.

Dikenal banyak turunan (derivate) amfetamin yang disintesis dengan tujuan

mengurangi nafsu makan dalam rangka menurunkan beratbadan bagi orang kelebihan

bera badan (obesitas).

Amfetamin digunakan untuk mengurangi rasa cemas yang berlebihan dan

mengurangi selera makan sehingga berat badan turun. Disamping itu, amfetamin juga

digunakan untuk menjaga gairah hidup. Dengan mengonsumsi amfetamin, pengguna

merasa lebih berenergi, lebih gembira, dan senang berbicara.

Pasien yang banyak mengosumsi amfetamin dalam dosis tinggi akan menjadi

agresif dan ganas serta sering mengkhayal. Hal ini akan menimbulkan perasaan yang

tidak menentu serta sering mendengar suara-suara yang tidak jelas sumbernya.

Obat-obatan yang termasuk amfetamin diantaranya dekstroamfetamin

(dexedrina) dan metamfetamin (methedrina). Kedua obat ini sangat efektif untuk

mengobati penyakit kecemasan dan sering muram. Obat ini juga dapat menimbulkan

ketagihan.

Amfetamin

Amfetamin merangsang pelepasan neuro transmitter, norepinefrin dan dopamine,

dari otak dan system saraf simpatis (terminal saraf tepi). Amfetamin menyebabkan

euphoria dan kesiagaan, tetapi juga mengakibatkan tidak dapat tidur, gelisah, tremor, dan

iritabilitas. Masalah-masalah kardiovaskuler seperti meningkatnya denyut jantung,

palpitasi, aritmia jantun, dan meningkatnya tekanan darah, dapat timbul pada pemakaian

yang terus menerus dari amfetamin.

Banyak obat-obatan yang dapat merangsang system saraf pusat (SSP), tetapi

yang pemakaiannya yang disetujui secara medis terbatas hanay pada pengobatan

narkoleps, gangguan penurunan perhatian (GPP) pada anak-anak, obesitas, dan

pemulihan distress pernapasan. Kelompok utama dari perangsang SSP adalah amfetamin

dan kafein yang merangsang korteks serebri dari otak, analeptic dan kafein yang bekerja

pada batang otak dan medulla untuk merangsang pernapasan, dan obat-obat yang

Page 2: Amfetamin

menimbulkan anoreksia yang bekerja pada tingkat tertentu pada korteks serebri dan

hipotalamus untuk menekan nafsu makan. Amfetamin dan obat-obatan yang

menimbulkan anoreksia yang berkaitan telah banyak disalahgunakan. Pemakaian

amfetamin jangka panjang dapat menimbulkan ketergantungan psikologis dan toleransi,

suatu keadaan dimana semakin tinggi dosis obat yang diperlukan untuk menghasilkan

respon awal. Peningkatan dosis obat yang bertahap dan kemudian tiba-tiba dihentikan

dapat menimbulkan depresi dan gejala putus obat.

Waktu paruh dari amfetamin bervariasi dari 4-30 jam. Amfetamin diekskresikan

lebih cepat pada urin yang asam daripada yang basa. Jika dicurigai terjadi toksisitas SSP

atau toksisitas jantung, maka dengan menurunkan pH urin akan membantu ekskresi obat.

Urin yang asam mengurangi waktu paruh dari amfetamin.

Cara Kerja Amfetamin

Amfetamin menyebabkan pelepasan norepinefrin, dopamin, dan serotonin dari

neuron prasinaps karena amfetmin berinteraksi dengan transpoter yang terlibat dalam

pelepasan neurotransmiter tersebut. Amfetamin juga menghambat re-uptake norepinefrin

dan dopamin. Amfetamin juga menghambat sistem MAO pada neuron prasinaps. Dengan

demikian, akan terjadi peningkatan aktivitas neuron dopaminergik pascasinaps.

Penggunaan amfetamin secara berulang dalam waktu yang lam menyebabkan

berkurangnya cadangan katekolamin (prekursor norepinefrin maupun dopamin). Neuron

membutuhkan waktu beberapa hari untuk memproduksi lebih banyak katekolamin. Selam

roses adaptasi itu, pengguna amfetamin akan mengalami gejala depresi. Walaupun

amfetamin berpengaruh pada norepinefrin. Serotonin, dan dopamin, pengaruhnya yang

terbesar adalah pada dopamin. Amfetamin juga berpengaruh pada neurotransmiter lain.

Amfetamin dimetabolime di hepar dan diekskresikan dalam bentuk aslinya atau

dalam bentuk metabolitnya. Kecepatan eliminasi amfetamin melalui air seni bergantung

pada pH air seni. Semakin kecil pH, semakin besar kadar amfetamin yang diekskresikan

dalam bentuk yang tidak berubah. Pada ph yang tinggi (alkalis), metabolisme amfetamin

dalam hepar juga berlangsung lebih lama. Psikosis karena amfetamin juga lebih berat

pada orang yang pH air seninya alkalis. Semakin banyak amfetamin yang tersebar di

dalam jaringan ekstravaskuler sebagai akibat penggunaan yang sering atau ketika

toleransi sudah terjadi.

Pengaruh Amfetamin terhadap Pengguna

Page 3: Amfetamin

Pengaruh amfetamin terhadap pengguna bergantung pada jenis amfetamin,

jumlah yang digunakan, dan cara menggunakannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa

untuk amfetamin sendiri yang dikategorikan dosis rendah sampai dosis sedang adalah 5-

50 mg, biasanya secara oral, sedangkan yang dikategorikan dosis tinggi adalah lebih dari

100 mg, biasanya secara intravena. Dekstroamfetamin mempunyai potensi 3-4 kali

potensi amfetamin. Untuk dekstramfetamin, yang dimaksud dengan dosis rendah sampai

dosis sedang adalah 2,5-20 mg, sedangkan dosis tinggi adalah 50 mg atau lebih.

Dosis kecil semua jenis amfetamin akan menaikkan tekanan darah, mempercepat

denyut nadi, melebarkan bronkus, meningkatkan kewaspadaan, menimbulkan euforia,

menghilangkan kantuk, mdah terpacu, menghilangkan rasa lelah dan rasa lapar,

meningkatkan aktivitas motorik, banyak bicara, dan merasa kuat. Walaupun penampilan

motorik meningkatkan, dapat terjadi gangguan deksteritas dan keterampilan motorik

halus.

Dosis sedang amfetamin (20-50 mg) akan menstimulasi pernapasan,

menimbulakn tremor ringan, gelisah, meningkatkan aktivitas motorik, insomnia, agitasi,

mencegah lelah, menekan nafsu makan, menghilangkan kantuk, dan mengurangi tidur.

Penggunaan amfetamin berjangka waktu lama dengan dosis tinggi dapat menimbulakn

prilaku stereoptikal, yaitu perbuatan yang diulang terus-menerus tanpa mempunyai

tujuan, tiba-tiba agresif, melakuakn tindak kekerasan, waham curiga, dan anoreksia yang

berat.

Dosis toksik amfetamin sangat bervariasi. Reaksi yang hebat dapat timbul pada

dosis kecil (20-30 mg) sekalipun, tetapi pada orang yang belum mengalami toleransi, ada

juga yang tetap hidup pada dosis 400-500 mg. pada mereka yang sudah mengalami

toleransi, bahkan bisa tetap hidup dengan dosis yang lebih besar lagi.

Sindrom putus zat pada amfetamin tidak sedramatis seperti gejala putus zat pada opioida.

Gejala putus zat itu antara lain ditandai dengan nafsu makan bertambah, berat badan

bertambah, energy berkurang, kebutuhan tidur meningkat.

Komplikasi Medis

Penggunaan amfetamin melalui suntikan dapat menyebabkan terjadinya angiitis

atau perdarahan intraserebral, kejang, dan koma.

Pada penggunaan amfetamin dosis tinggi, hal ini dapat menyebabkan terjadinya

psikosis dan gangguan mental lain, pengurangan berat badan, penyakit infeksi akibat

kurang menjaga kesehatan tubuh, serta penyakit lain akibat efek langsung amfetamin

Page 4: Amfetamin

sendiri, atau akibat kebiasaan makan yang buruk, kurang tidur, atau penggunaan alat

suntik yang tidak steril.

Selain komplikasi medis, pengguna amfetamin yang kronis akan mengalami

kemunduran dalam kehidupan individual, social, dan pekerjaan. Penggunaan amfetamin

yang paling sering menyebabkan psikosis.

Belum dapat dibuktikan bahwa amfetamin dapat menimbulkan cacat konginetal,

tetapi sudah terbukti bayi yang lahir dari seorang perempuan pengguna amfetamin akan

mempunyai berat badan yang kurang, mengalami hambatan dalam pertumbuhan, serta

perdarahan intraserebral.

Efek Farmakologis

1. Amfetamin dapat menimbulkan pembebasan NE (efek alfa dan beta yang kuat)

dan dopamine. Ekskresinya melalui urin dan umumnya dalam bentuk tidak

berubah

2. Stimulasi SSP menimbulkan iritabilitas, takipnue, euphoria, penekanan nafsu

makan, peningkata aktivitas motorik, dan dosis tinggi dapat menimbulkan

psikosis yang dapat diobati dengan obat blockade dopamine.

3. Pada kardiovaskuler, amfetamin meningkatkan tekanan darah, menurunkan

refleks denyut jantung dan merupakan aritmogenik pada dosis tinggi

Indikasi Klinik

1. Penyakit kurang perhatian pada anak-anak (disfungsi otak yang minimal,

hiperaktivitas).

2. Sebagai narkolepsi

3. Penekanan nafsu makan, hanya digunakan untuk jangka pendek (beberapa

minggu) karena efek adiksinya.

Efek Samping

Efek samping amfetamin dapat berupa :

1. Lemah, pusing, insomnia, disfori, tremor, sakit kepala, reaksi psikotik (jarang)

2. Palpitasi, takikardi. Hipertensi

3. Diare atau konstipasi

4. Impoten

Page 5: Amfetamin

5. Dosis yang berlebihan dapat menimbulkan konfusi, delirium, paranoid, psikosis,

aritmia jantung, hipertensi atau hipotensi, nyeri abdomen (pengasaman urin

mempercepat ekskresi obat ini)

6. Penyalahgunaan dapat menimbulkan ketergantungan obat.

Cara Mengosumsi

Amfetamin dikonsumsi dengan cara ditelan (oral) dan akan diabsorbsi seluruhnya

ke dalam darah. Pada penggunaan secara intravena, amfetamin akan sampai ke otak

dalam beberapa detik. Penggunaan melalui inhalasi uap amfetamin, mula-mula uap

amfetamin akan mengendap di paru, kemudian diabsorbsi melalui selaput lender hidung

pada penggunaan dengan menyedot melalui hidung.

Farmakodinamik

Metilfenidat dan pemolin memperbaiki GPP dengan mengurangi hiperaktivitas

dan memperbaiki lamanya perhatian. Obat seperti amfetamin ini dianggap lebih efektif

daripada amfetamin dalam mengobati GPP.

Obesitas telah diobati dengan amfetamin yang diresepkan atau dengan obat-obat

seperti amfetamin yang dijual bebas. Amfetamin pernah dianjurkan sebagai obat-obat

yang menimbulkan anoreksia untuk pemakaian jangka pendek (4-12 minggu). Karena

dapat timbulnya toleransi, ketergantungan, dan penyalahgunaan, amfetamin kini tidak

dianjurkan lagi pemakaiannnya untuk penekan nafsu makan.

DAFTAR PUSTAKA

Joewana, Satya. 2004 . Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat

Psikoaktif. Jakarta : EGC

Kee, Joy.L dan Evelyn R.Hayes. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan.

Jakarta : EGC

Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK UNSRI. 2004. Kumpulan Kuliah

Farmakologi. Jakarta : EGC

Semium, Yustinus. 2006. Gangguan Mental 2. Yogyakarta : Kanisius