amfetamin

7
Obat-obat psikotoprika merupakan golongan obat yang penting dalam dunia medis, seperti untuk analgesik, antitusif, sedatif dan anestetik. Namun, obat golongan psikotropika ini merupakan golongan obat yang sering disalahgunakan karena memiliki efek sedatif. Penyalahgunaan obat merupakan penggunaan obat untuk memperoleh efek tertentu yang bukan termasuk efek yang digunakan untuk tujuan terapi (pengobatan). Amfetamin dengan nama dagang shabu merupakan salah satu obat psikotropika yang paling banyak di salahgunakan. Untuk mendeteksi adanya penyalahgunaan obat dapat dilakukan metode immunoassay dan untuk meyakinkan hasilnya selanjutnya dilakukan uji konformasi dengan menggunakan GC-MS. Pada uji skrinning digunakan nilai batas (cut-off) untuk menentukan hasil positif dan negative dimana nilai batas ini berbeda-beda pada tiap negara. Pada praktikum ini dilakukan uji skrinning amphetamin dengan metode immunoassay. Prinsip utama dari metode immunoassay ini adalah ikatan antibodi kompetetif. Kandungan obat amphetamin yang mungkin terdapat dalam sampel urin akan berkompetisi dengan

Transcript of amfetamin

Page 1: amfetamin

Obat-obat psikotoprika merupakan golongan obat yang penting dalam

dunia medis, seperti untuk analgesik, antitusif, sedatif dan anestetik.

Namun, obat golongan psikotropika ini merupakan golongan obat yang

sering disalahgunakan karena memiliki efek sedatif.

Penyalahgunaan obat merupakan penggunaan obat untuk memperoleh

efek tertentu yang bukan termasuk efek yang digunakan untuk tujuan terapi

(pengobatan).

Amfetamin dengan nama dagang shabu merupakan salah satu obat

psikotropika yang paling banyak di salahgunakan.

Untuk mendeteksi adanya penyalahgunaan obat dapat dilakukan

metode immunoassay dan untuk meyakinkan hasilnya selanjutnya dilakukan

uji konformasi dengan menggunakan GC-MS. Pada uji skrinning digunakan

nilai batas (cut-off) untuk menentukan hasil positif dan negative dimana

nilai batas ini berbeda-beda pada tiap negara.

Pada praktikum ini dilakukan uji skrinning amphetamin dengan

metode immunoassay. Prinsip utama dari metode immunoassay ini adalah

ikatan antibodi kompetetif. Kandungan obat amphetamin yang mungkin

terdapat dalam sampel urin akan berkompetisi dengan konjugat obat

masing-masing untuk berikatan dengan tempat pengikatan pada antibodi.

Pemeriksaan kadar amfethamin ini menggunakan sampel yang

berbeda-beda pada tiap kelompok, sehingga tidak dilakukan pengulangan

percobaan, sehingga mempersempit tidak dapat dilakukan perbandingan

hasil pengulangan, dimana pengulangan yang satu dan yang lain hasil yang

diperoleh tidak boleh berbeda signifikan.

Spesimen urin yang digunakan diperoleh dari praktikan yang diambil

pukul 07.30 WIB pagi dan dianalisis saat itu juga dengan metode

immunoassay dengan menggunakan alat uji kaset dengan prinsip pengujian

immunoassay.

Pada pengujian ini, hal yang pertama dilakukan adalah pengumpulan

spesimen urin. Urin dikumpulkan dalam container spesimen urin. Sistem

Page 2: amfetamin

pengumpulan spesimen urin yang biasa adalah 12 atau 24 jam pengumpulan

urin untuk melihat ekskresi analit selama 24 jam, akan tetapi pada

praktikum kali ini spesimen urin langsung di analisis (urin sewaktu).

Setelah sampel urin dikumpulkan dalam container, maka sampel urin

diuji dengan kaset. Kaset yang akan digunakan ditempatkan pada

permukaan yang agak tinggi dan bersih, kemudian urin dipipet dengan pipet

khusus dan kemudian urin yang terambil di teteskan sebanyak 3 tetes ( kira-

kira 100 μL )diatas tempat spesimen secara vertikal kedalam lubang tersebut

dan jangan sampai terdapat lubang udara yang akan mempengaruhi naiknya

sampel urin pada kasset sehingga bercak garis yang dihasilkan tidak dapat

teramati dengan jelas.

Adapun alat yang digunakan dapat digambarkan secara sederhana

pada gambar dibawah ini:

Pada gambar tersebut, terdapat dua tanda yaitu tanda T yang

merupakan tanda untuk Test dan tanda C yang merupakan tanda untuk

kontrol.

Ketika sampel urin diteteskan pada lubang tempat spesimen, maka

sampel akan merambat naik karena pengaruh daya kapilaritas. Dalam kaset

dengan garis tanda C (kontrol) dilapisi oleh antibodi poliklonal kambing

yang berikatan dengan konjugat emas-protein dan bantalan pewarna yang

mengandung partikel koloidal emas yang dilapisis monoklonal antibodi

tikus yang spesifik untuk amfetamin. Sedangkan pada garis uji dilapisi oleh

obat yang terkonjugasi protein (bovin albumin murni).

Page 3: amfetamin

C T

C T

Antibodi

Y Y Konjugat Protein obat

O O

Y Y Y Y

Ketika sampel urin naik ke atas karena pengaruh kapilaritas, maka

amfetamin yang ada pada urin akan berkompetisi dengan konjugat protein

obat untuk berikatan dengan antibodi. Adapun ilustrasi dari reaksi ini

digambarkan seperti dibawah ini:

Gambar pembentukan warna pada strip

Page 4: amfetamin

Ketika dalam urin terdapat amphetamin dengan kadar dibawah batas

konsentrasi, maka antibodi yang spesifik untuk amphetamin tidak akan

dijenuhkan oleh amphetamin yang ada pada sampel, sehingga antibodi

yang spesifik dengan amphetamin akan berikatan dengan konjugat protein

obat yang terdapat pada strip T sehingga akan timbul warna pada strip

tersebut akibat ikatan antara antibodi dengan konjugat protein obat ketika

terbasahi oleh urin.

Sedangkan apabila dalam sampel terdapat amphetamin dengan kadar

diatas konsentrasi, maka antibodi yang spesifik untuk amphetamin akan

dijenuhkan oleh amphetamin yang ada pada sampel, sehingga antibodi yang

spesifik untuk amphetamin akan terjenuhkan dan afinitas ikatannya tinggi,

akibatnya tidak ada antibodi yang spesifik amphetamin yang akan berikatan

dengan konjugat protein obat. Karena tidak adanya ikatan antibodi yang

spesifik yamng berikatan dengan konjugat protein obat pada strip T, maka

tidak akan timbul warna pada strip tersebut ketika terbasahi oleh urin.

Pada strip C atau kontrol, berisi antibodi yang spesifik untuk

amphetamin dan konjugat emas-protein dan bantalan pewarna yang akan

menimbulkan warna pada strip ini ketika terbasahi urin ketika dalam urin

tersebut mengandung atau tidak mengandung amphetamin, jadi strip C

berfungsi sebagai kontrol yang mengindikasikan bahwa volume spesimen

telah tepat dan sampai pada ujung kaset dengan hasil yang akurat.

Pada praktikum ini, hasil pengujian menunjukkan bahwa urin yang

dianalisis tidak mengandung amfetamin diatas batas konsentrasi yang

ditunjukkan dengan munculnya warna pada strip Control dan strip Test.

Seharusnya untuk meyakinkan hasil dari uji strip selanjutnya

dilakukan uji konformasi dengan menggunakan GC-MS. Mass

chromatografi (MS) digunakan karena sensitifitas lebih tinggi karena

mengukur intensitas ion zat. Sedangkan gas chromatografi (GS) digunakan

karena memiliki spesifitas lebih tinggi karena dapat membedakan berbagai

jenis zat sampai tingkat intensitas ion, hambatan waktu dan bentuk

kromatografinya.

Page 5: amfetamin

Akan tetapi, pada pengujian ini hanya dilakukan skrinning amfetamin

saja dengan menggunakan uji strip, tanpa dikonfirmasi lanjut dengan GC

atau MS.

KESIMPULAN

Pada praktikum ini, hasil pengujian menunjukkan bahwa urin yang

dianalisis tidak mengandung amfetamin diatas batas konsentrasi yang

ditunjukkan dengan munculnya warna pada strip Control dan strip Test.