Alternative Dispute Resolution

41
DEDI AFANDI

description

cd

Transcript of Alternative Dispute Resolution

Page 1: Alternative Dispute Resolution

DEDI AFANDI

Page 2: Alternative Dispute Resolution

PendahuluanPemberi dan penerima pelayanan

kesehatan berupaya menciptakan hubungan yang lebih berkualitas dan ekonomis

Perubahan ini membawa benih2 konflik yang ada, hal ini perlu dikelola dan diselesaikan pada berbagai tingkatan

“Sengketa”“Perbedaan pendapat yang telah mencapai eskalasi tertentu

atau mengemuka”

Page 3: Alternative Dispute Resolution

Pemicu SengketaKesalah-pahamanPerbedaan penafsiranKetidak-jelasan pengaturanKetidak-puasanKecurigaanTindakan yang tidak patut, curang atau

tidak jujurKesewenang-wenangan atau ketidak-

adilanTerjadinya keadaan-keadaan yang tidak

terduga

Page 4: Alternative Dispute Resolution

PendahuluanPemahaman malpraktek sampai sekarang

masih belum seragam penanganan dan penyelesaian tidak pasti.

belum adanya (dan hampir tidak mungkin dilakukan) standarisasi standar pelayanan profesi kesehatan pembuktian akan sulit

pihak pasien berpendapat bahwa tenaga kesehatan kebal hukum dan selalu berlindung di balik etika tenaga kesehatan

Page 5: Alternative Dispute Resolution

Pendahuluankalangan kesehatan berpendapat bahwa pihak

pasien sangat kuat kedudukannya pembunuhan karakter

tidak selalu hasil yang negatif itu merupakan kesalahan atau kelalaian tenaga kesehatan yang merawat

Publikasi di mass mediamenentukan suatu perbuatan merupakan

malpraktek atau tidak, harus dilakukan dengan pendekatan (yang bersifat khusus) kedokteran atau kesehatan dan ilmu hukum secara proporsional

Page 6: Alternative Dispute Resolution

Pendahuluanprofesinya menjadi terlalu sangat berhati-hati

dan timbul yang dinamakan negative defensive professional practice, yang mengurangi kreatifitas dan dinamika profesional.

nilai-nilai manfaat, penyelesaian yang tidak tuntas, maupun kerugian-kerugian yang akan terjadi bagi pihak pasien maupun tenaga kesehatan

Page 7: Alternative Dispute Resolution

Bentuk-Bentuk Penyelesaian SengketaProses peradilan / penghakiman

(ajudikasi)

is the process by which a conflict is presented to a judge, or a third party appointed by the judge ( a panel of judges, a jury and so on) for a legal decision that is binding and enforceable.

Proses konsensual / non-ajudikasi / ADR Lebih disukai !

Page 8: Alternative Dispute Resolution

Why ADR ?98.5 % cases never getting to a jury trial

(only 12.000 from 762.000 cases in U.S.)Plaintiffs won 52 %.Average time was + 2.5 years.Odds of winning = loosing (50 %).Defendants won counterclaims in 1.2 %.

U.S. Department of Justice (DOJ Study) (July 1995)

Page 9: Alternative Dispute Resolution

ADR vs Medical MalpracticeThe median award is $S 52.000, only 8 %

receive more $S 1 million medical malpractice against a hospital

Very few act of medical negligence result in malpractice claim

Very few malpractice lawsuits actually involved medical negligence

A patient’s motivation to sue a physician for malpractice often rest in factor related unrelated to the quality of medical care

Frazer JJ, CML. American academy of pediatrics, Pediatrics, March 2001;107(3):602-7

Page 10: Alternative Dispute Resolution

Alternative Dispute ResolutionDefinitionAny method other than litigation for resolving

disputes.“Appropriate Dispute Resolution” / Alternatif

Penyelesaian SengketaIt is intended to use the best alternative to litigation

that is available for a particular caseADR SpectrumIntent of removing source of conflict.Preventing its escalation into a dispute.Finding way back to a constructive cooperative and

a potentially productive future working relationships

Page 11: Alternative Dispute Resolution

Landasan Hukum ADR/APS

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : 01 Tahun 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILANKonsideran :- Mengurangi masalah penumpukan perkara- Merupakan salah satu proses sengketa yang dianggap lebih cepat dan murah, serta dapat memberikan akses seluas mungkin kepada para pihak yang bersengketa untuk memperoleh keadilan- bahwa institusionalisasi proses mediasi ke dalam sistem peradilan dapat memperkuat dan memaksimalkan fungsi lembaga pengadilan dalam penyelesaian sengketa di samping proses pengadilan yang bersifat memutus (ajudikatif)

UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA Pasal 6(1) Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan mengesampingkan penyelesaian secara litigasi di Pengadilan Negeri.

Page 12: Alternative Dispute Resolution

Karakteristik ADR/APSPrivat, sukarela dan konsensual (didasarkan

kesepakatan para pihak).Kooperatif : tidak agresif / bermusuhan dan

tegang.Fleksibel dan tidak formal/kakuKreatifMelibatkan partisipasi aktif para pihak dan

sumber daya yang mereka miliki.Bertujuan untuk mempertahankan hubungan

baik.

Page 13: Alternative Dispute Resolution

Alternative Dispute Resolution (ADR) / Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS)

Bentuk-bentuk ADR :NegosiasiMediasiKonsiliasiPendapat AhliENE (Early Neutral

Evaluation)NFF (Neutral Fact Finding)

Page 14: Alternative Dispute Resolution

NEGOSIASI“Komunikasi dua arah yang dirancang untuk

mencapai kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki berbagai kepentingan yang sama maupun berbeda (Fisher R & William Ury).

“Communication for the purpose of persuasion” (Goldberg, Sander & Rogers)

“The process whereby 2 or more disputing parties confer together in good faith so as to settle a matter of mutual concern” (Breaton JJ, Hinck KE, Huber SK)

Page 15: Alternative Dispute Resolution

Mediasi“suatu proses penyelesaian sengketa melalui proses

perundingan para pihak dibantu oleh mediator” ( PerMA No. 1 Tahun 2008, pasal 1 (6).

“proses penyelesaian sengketa yang meibatkan mediator untuk membantu para pihak yang bersengketa guna mencapai penyelesaian dalam bentuk kesepakatan sukarela terhadap sebagian ataupun seluruh permasalahan yang disengketakan” (Peraturan BI No.8/5/PBI/2006, pasal 5 (1).

“The intervention in a negotiation or a conflict of an acceptable third party who has limited or no authorative decision – making power but who assist the involved parties in voluntary reaching a mutually aceptable settlement of issues in dispute” (Moore CW)

Page 16: Alternative Dispute Resolution

Konsiliasi“A process in which a third party brings

together all sides of the conflict for discussion among themselves.

Konsiliator mempunyai peran intervensi yang lebih besar daripada mediator, dalam konsiliasi (konsiliator) secara aktif memberi nasehat atau pendapatnya untuk membantu para pihak menyelesaikan sengketa.

Page 17: Alternative Dispute Resolution

Pendapat Ahli“Para pihak dalam suatu perjanjian berhak

untuk memohon pendapat yang mengikat dari lembaga arbitrase atas hubungan hukum tertentu dari suatu perjanjian” (UU No. 30/1999, Pasal 52)

Penjelasan pasal 52 ;- lembaga arbritrase dapat memberikan pendapat yang mengikat (binding opinion).- Kedua belah pihak terikat pada pendapat arbitrase tersebut dan apabila salah satu pihak yang bertindak bertentangan dengan pendapat itu akan dianggap melanggar perjanjian.

Page 18: Alternative Dispute Resolution

ENE (Early Neutral Evaluation)

Proses dimana pihak ketiga yang netral (evaluator) menawarkan pendapat yang objektif dan tidak mengikat, lisan maupun tulisan, tentang posisi kasus masing-masing pihak berdasarkan bukti-bukti dan fakta yang tersedia, serta penyampaian analisis perkiraan kemungkinan hasil apabila diselesaikan melalui proses ajudikasi (litigasi atau arbitrase)

Page 19: Alternative Dispute Resolution

NFF (Neutral Fact Finding)

Sifat proses yang dijalankan adalah investigasi / penyelidikan yang bersifat tertutup.

Pihak netral memiliki keahlian di bidang yang disengketakan.

Hasil akhir adalah rekomendasi/laporan

Page 20: Alternative Dispute Resolution

IKHTISARCiri-Ciri Negosiasi Mediasi ENE NFF Litigasi Arbitrase

Tingkat Formalitas

Tidak formal Tidak formal Tidak formal Tidak formal Sangat formal, terikat pada hukum acara

Agak formal

Sifat Proses Mufakat para pihak

Mufakat para pihak

Penyajian alat bukti tapi bersifat penilaian

Investigasi penyelidikan

Pertikaian penyajian alat bukti dan argumen

Pertikaian penyajian alat bukti dan argumen

Pihak ketiga netral

Tidak ada Mediator (dipilih oleh para pihak)

Evaluator yang dipilih para pihak

Pencari fakta yang dipilih oleh para pihak

Hakim yang tidak dipilih oleh para pihak

Arbiter yang dipilih oleh para pihak

Publikasi Tertutup Tertutup Tertutup Tertutup Terbuka Tertutup

Hasil Akhir Kesepakatan Kesepakatan Analisis / Evaluasi

Rekomendasi / Laporan

Putusan Putusan

Page 21: Alternative Dispute Resolution

Keuntungan ADR/APSBersifat luwes, sukarela, cepat, murah, sesuai,

kebutuhan, netral, rahasia, didasari hubungan baik Kontrol para pihak terhadap proses dan hasil

Memperbaiki komunikasi antara para pihak yang bersengketa.

Membantu melepaskan kemarahan terhadap pihak lawan.

Meningkatkan kesadaran akan kekuatan dan kelemahan posisi masing-masing pihak.

Mengetahui hal-hal atau isu-isu yang tersembunyi yang terkait dengan sengketa yang sebelumnya tidak disadari.

Mendapatkan ide yang kreatif untuk menyelesaikan sengketa

Page 22: Alternative Dispute Resolution

Kekurangan LitigasiProses yang berlarut-larut atau lama untuk

mendapatkan suatu putusan yang final dan mengikat.

Menimbulkan ketegangan atau rasa permusuhan di antara para pihak.

Kemampuan dan pengetahuan hakim yang terbatas dan bersifat umum.

Tidak dapat dirahasiakan.Kurang mampu mengakomodasikan

kepentingan pihak asing.Sistem administrasi dan birokrasi peradilan

yang lemah.Putusan hakim mungkin tidak dapat diterima

oleh salah satu pihak karena memihak salah satu pihak atau dirasa tidak adil.

Page 23: Alternative Dispute Resolution

MEDIASI

Page 24: Alternative Dispute Resolution

Unsur-Unsur MediasiPerundinganAda pihak ketiga yang netral (mediator)Mediator bertugas membantu para pihak untuk

menyelesaikan sengketaMediator tidak mempunyai kewenangan membuat

keputusan-keputusan selama proses perundinganTujuan untuk mencapai atau menghasilkan

kesepakatan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak

Page 25: Alternative Dispute Resolution

Tahapan Proses Mediasi1. Menjalin hubungan dengan para pihak yang bersengketa 2. Memilih strategi untuk membimbing proses mediasi3. Mengumpulkan dan menganalisa informasi latar belakang

sengketa4. Menyusun rencana mediasi5. Membangun kepercayaan dan kerja sama diantara para pihak6. Memulai sidang mediasi7. Merumuskan masalah dan menyusun agenda8. Mengungkapkan kepentingan yang tersembunyi9. Mebangkitkan pilihan-pilihan penyelesaian sengketa10. Menganalisa pilihan-pilihan penyelesaian sengketa11. Proses tawar menawar akhir12. Mencapai kesepakatan formal

Page 26: Alternative Dispute Resolution

Strategi Perundingan1. Positional Based Bargaining

- Hard (kompetitif)- Soft (kompromistis)

2. Interest Best Based BargainingMenggunakan joint problem solving

Page 27: Alternative Dispute Resolution

Perundingan PosisionalSelalu dimulai dengan solusiPara pihak saling mengusulkan solusi dan

saling tawar menawar sampai mereka menemukan satu titik yang dapat diterima bagi keduanya

Page 28: Alternative Dispute Resolution

Perundingan Posisional

Perbedaan Strategi Lunak dan Strategi AlotSoft (Lunak) Hard (alot)- perunding adalah teman perunding adalah lawan- tujuan kesepakatan mencapai kemenangan- konsesi untuk membina hubmenuntut konsesi - lunak terhadap orang & alot terhadap orang & masalah masalah

Page 29: Alternative Dispute Resolution

Perundingan PosisionalTujuan saya

Menang/Kalah

KOMPROMI

Kalah/Menang

Kalah/Kalah Tujuan Anda

Page 30: Alternative Dispute Resolution

Perundingan KepentinganPerundingan berdasarkan kepentingan

dimulai dengan mengembangkan dan menjaga hubungan. Para pihak mendidik satu sama lain akan kebutuhan mereka dan bersama-sama menyelesaikan persoalan berdasarkan pada kebutuhan-kebutuhan/kepentingan

Page 31: Alternative Dispute Resolution

Perundingan KepentinganPara perunding adalah pemecah masalahTujuan adalah mencapai kesepakatan yang

mencerminkan kebutuhan/kepentingan para pihak

Pisahkan antara orang dengan masalahLunak terhadap orang dan keras kepada

masalahKepercayaan dibangun atas dasar situasi dan

kondisiFokus pada kepentingan dan bukan pada posisiMencegah/menghindari dari “bottom line”Buat pilihan-pilihan semaksimal mungkinDiskusikan pilihan-pilihan secara intensifKesepakatan mengacu pada keinginan bersamaGunakan argumentasi dan alasan serta terbuka

terhadap alasan perunding lawan

Page 32: Alternative Dispute Resolution

Perundingan KepentinganTujuan Saya Menang-menang

Pemecahan Masalah Bersama

Tujuan anda

Page 33: Alternative Dispute Resolution

Kiat Perundingan KepentinganPIOC (People, Interest, Options, Criteria)OrangPisahkan antara orang dan masalahPusatkan pikiran pada masalah bukan pada mitra tandingPara perunding melihat diri mereka sebagai mitra kerja

yang harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalahKepentinganMenititikberatkan pada kepentingan bukan kebutuhanBukan apa yang saya inginkan atau tidak inginkanMengapa saya inginkan atau tidak inginkan

Page 34: Alternative Dispute Resolution

Kiat Perundingan KepentinganPIOC (People, Interest, Options, Criteria)Pilihan-pilihan Tidak terpaku pada satu pemecahan masalah Perbanyak pilihan-pilihan pemecahan masalah Hindarkan pemikiran bahwa pemecahan masalah hanya urusan mitra

runding Tentukan penyelesaian pada pemecahan yang memuaskan para pihak.Kriteria Berdasarkan ukuran objektif Nilai pasar Ukuran ilmiah Ukuran profesional Hukum

Page 35: Alternative Dispute Resolution

Kendala & Cara Mengatasi

KENDALA CARA MENGATASI1. Reaksi mereka Tidak bereaksi (Go to the balcony)2. Emosi mereka Jangan kontra serangan

(marah,takut,curiga) “step to their side”3. Posisi merekapahami keinginan lawan

Reframe4. Ketidakpuasan mereka identifikasi kepentingan mereka

gambarkan hasil yang akanmencerminkan keberhasilan mrk

5. Kekuatan mereka meyakinkan mereka bahwa “harga”lebih mahal dibandingkan apabilamereka berhasil mencapaikesepakatan. “Use power to educate”

Page 36: Alternative Dispute Resolution

KeterampilanKeterampilan pengorganisasian perundinganKeterampilan perundinganKeterampilan memfasilitasiKeterampilan komunikasi

Page 37: Alternative Dispute Resolution

Ketrampilan KomunikasiMendengar efektifBerbicara dengan jelas dan tepatRe-framingKomunikasi non verbalKemampuan bertanyaReiterase (mengulang pertanyaan)ParafraseMenyimpulkanMembuat CatatanEmpatiHumor

Page 38: Alternative Dispute Resolution

Kekuatan & Kepastian ADRPerMA itu sendiri, selain itu menurut tata

urutan perundang-undangan Indonesia PerMA ini tidak bersifat wajib; mengikat, sehingga PerMA ini hanya dapat dijadikan pedoman.

Perlu dibentuk undang-undang yang mengatur tentang mediasi untuk memberikan kepastian hukum mengenai mediasi.

Page 39: Alternative Dispute Resolution

PerMA No 01 tahun 2008Pasal 2 Ruang lingkup dan Kekuatan Berlaku Perma (1) Peraturan Mahkamah Agung ini hanya berlaku untuk

mediasi yang terkait dengan proses berperkara di Pengadilan.(2) Setiap hakim, mediator dan para pihak wajib mengikuti

prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi yang diatur dalam Peraturan ini.

(3) Tidak menempuh prosedur mediasi berdasarkan Peraturan ini merupakan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 130 HIR dan atau Pasal 154 Rbg yang mengakibatkan putusan batal demi hukum.

(4) Hakim dalam pertimbangan putusan perkara wajib menyebutkan bahwa perkara yang bersangkutan telah diupayakan perdamaian melalui mediasi dengan menyebutkan nama mediator untuk perkara yang bersangkutan

Page 40: Alternative Dispute Resolution

PerMA No 01 tahun 2008BAB VPERDAMAIAN DI TINGKAT BANDING, KASASI,

DAN PENINJAUAN KEMBALIPasal 21

Bab VIKesepakatan di Luar PengadilanPasal 23

Bab VIIPedoman Perilaku Mediator dan InsentifPasal 24

Mediasi di Pengadilan Pidana ?

Page 41: Alternative Dispute Resolution

TERIM

A KASIH