Alt Prajang Plastik
-
Upload
estu-tyastomo -
Category
Documents
-
view
34 -
download
0
description
Transcript of Alt Prajang Plastik
1
RANCANG BANGUN ALAT
PERAJANG PLASTIK
(CRUSHER)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar sarjana
Disusun
Oleh
Yerry Ferdinand Korah
1998 – 41 – 009
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Jakarta
2004
3
ABSTRAK
Pada saat ini material plastik masih menjadi pilihan utama sebagai wadah
untuk menyimpan air minum dimana botol dan gelas plastik bekas wadah
minuman dapat didaur ulang. Caranya adalah botol dan gelas plastik tersebut
harus dirajang menjadi serpihan berukuran kecil. Pada tugas akhir ini dirancang
dan dibuat suatu mesin perajang plastik dengan kapasitas 142 kg/jam, sedangkan
penggeraknya bisa menggunakan mesin mobil (diesel) atau bisa juga
menggunakan penggerak diesel. Mesin perajang plastik yang dibuat ini sangat
mudah untuk dioperasikan, serta mempunyai ukuran 1200 mm x 1500 mm x 2050
mm.
4
KATA PENGHANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala
berkat, rahmat, dan karunia -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
Tugas Akhir (skripsi). Dimana penulisan tugas akhir ini disusun untuk memenuhi
syarat akademis dalam menyelesaikan jenjang pendidikan strata 1 (S1) di Fakultas
Teknik Mesin Universitas Katholik Indonesia Atma Jaya.
Dalam menyelesaikan penulisan, tidak terlepas dari dukungak beberapa
pihak yang telah banyak membantu baik dalam pelaksanaan perancangan maupun
dalam penyusunan tulisan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Papi, Mami, Rommy, Yuni, Valen, Mas Koko, Cece Dewi, Arya, Abo
Cunny, Cisca yang tela h banyak memberi dukungan baik berupa moril dan
materiil, serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan tepat
waktu.
2. Tante Melly, Tante Marisa, Tante Natalia, Tante Erni, atas dukungan
doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan denagn tepat waktu.
3. Bapak Ir.Harry Sunardi,M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dalam membimbing penulisan dan perancangan.
4. Bapak Ir.A.Rugerri Toni.L.,M.Sc, selaku pembimbing akademik.
5. Para dosen serta staf sekretariat Jurusan Teknik Mesin Fakultas Te knik
Unika Atma Jaya.
6. Rekan-rekan teknik mesin angkatan 98, Rendy, Noval, Sutan yang telah
membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
5
7. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Akhir kata, penulis berharap agar penulisan dan penyusunan Tugas Akhir ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi rekan-rekan yang membutuhkan.
Jakarta, 15 Januari 2004
(YERRY FERDINAND KORAH)
6
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………………………………………………………………… i
KATA PENGHANTAR…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. iv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..vii
DAFTAR NOTASI………………………………………………………… ix
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………….1
I.1. Latar Belakang…………………………………………………………. 1
I.2. Tujuan dan Manfaat…………………………………………………. 2
I.3. Perumusan dan Batasan Masalah……………………………………… 2
I.3.1. Perumusan Masalah………………………………………….. 2
I.3.2. Batasan Masalah……………………………………………... 2
I.4. Metodologi Penulisan………………………………………………….. 3
BAB II. TEORI DASAR…………………………………………………... 4
II.1. Penyortiran Jenis Plastik……………………………………………… 5
II.2. Penyortiran Warna…………………………………………………….. 5
II.3. Perajangan Plastik…………………………………………………….. 6
II.3.1. Pen ggerak…………………………………………………… 6
II.3.2. Pisau Pemotongan…………………………………………... 7
II.3.3. Saringan……………………………………………………... 7
II.4. Pencucian dan Pembilasan……………………………………………. 8
II.4.1 Sistem Pencucian dan Pembilasan…………………………... 8
7
II.5. Pengeringan…………………………………………………………… 9
II.6. Perencanaan Poros…………………………………………………….. 9
II.6.1 Macam-macam Poros ……………………………………….. 10
II.6.2. Hal- hal Pneting Dalam Perencanaan Poros…………………. 10
II.6.3. Perencanaan Poros Transmisi……………………………….. 12
II.7. Perancangan Sabuk-V………………………………………………… 14
II.8. Pemilihan Bantalan…………………………………………………… 17
BAB III PERANCANGAN……………………………………………….. 20
III.1. Memperjelas Tugas…………………………………………………... 20
III.2. Perancangan Konsep…………………………………………………. 21
III.2.1. Spesifikasi…………………………………………………. 22
III.2.2. Pembuatan Struktur Fungsi………………………………… 25
III.2.2.1. Fungsi Keseluruhan Alat Perajang Plastik……….. 26
III.2.2.2. Konsep Pemecahan Solusi……………………….. 27
III.2.2.3. Pemilihan Varian Konsep Terbaik…………….…. 29
III.3. Perancangan Wujud………………………………………………….. 30
III.3.1. Perencanan Pisau Potong Pada Poros……………………… 30
III.3.2. Perencanaan Sistem Perajangan……………………………. 30
III.4. Perancangan Detail (Detail Design)………………………………….. 30
BAB IV PERENCANAAN DAN PEHITUNGAN……………………….. 31
IV.1. Perhitungan Gaya Potong Pisa u Pada Material Plastik……………… 31
IV.2. Pemilihan Motor Penggerak…………………………………………. 32
IV.3. Perencanaan Poros…………………………………………………… 33
IV.4. Perhitungan Transmisi Sabuk -V……………………………………... 35
8
IV.5. Perhitungan Kekuatan dan Umur Bantalan………………………….. 39
BAB V P EMBAHASAN………………………………………………….. 41
V.1. Pembahasan I………………………………………………………… 41
V.1.1. Menentukan Kapasitas……………………………………… 42
V.2. Pembahasan II………………………………………………………... 44
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….. 45
VI.1. Kesimpulan…………………………………………………………... 45
VI.2. Saran…………………………………………………………………. 46
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 47
LAMPIRAN
9
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sistem pencucian………………………………………………9
Gambar 2.2. Konstruksi Sabuk-V………………………………………….. 14
Gambar 2.3. Ukuran Pena mpang Sabuk-V………………………………… 15
Gambar 2.4. Diagram Pemilihan Sabuk-V………………………………… 15
Gambar 2.5. Sabuk Transmisi V…………………………………………… 16
Gambar 2.6. Deep Groove Ball Bearings………………………………….. 18
Gambar 3.1 Tahap-tahap perancangan konsep…………………………….. 22
Gambar 3.2 Struktur fungsi………………………………………………… 26
Gambar 3.3 Sub fungsi…………………………………………………….. 26
10
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Daftar spesifikasi………………………………………………... 23
Tabel 3.2 Prinsip solusi…………………………………………………….. 27
Tabel 3.3 Kombinasi prinsip solusi………………………………………... 28
Tabel 3.4 Pemilihan variasi terbaik………………………………………... 29
11
DAFTAR NOTASI
Satuan
A = Luas bidang potong plastik m 2
b = Jarak sumbu poros mm
= Tensile strength Mpa
= Kekuatan lelah Mpa
Fp = Gaya potong pisau N
P = Daya penggerak pisau W
F = Gaya yang dapat menghancurkan plastik N
T = Torsi putaran pisau Nm
n = Putaran pisau / satuan waktu rad/s
r = Jarak dudukan pisau potong m
N = Putaran poros pisau ditetapkan rpm
Pm = Daya motor Hp
= Efisiensi motor %
Kt = Faktor konsentrasi tegangan teoritik -
q = Faktor kepakaan atkik -
Kf = faktor konsentrasi tegangan lelah pada -
dp = Diameter poros mm
fc = Faktor koreksi -
Pd = Daya rencana kw
T = Momen rencana kg.mm
V = Kecepatan sabuk m/s
L = Panjang keliling mm
12
= Sudut kontak
Fa = Gaya aksial lb
Fr = Gaya radial lb
Co = Batas kemampuan bearing menerima beban N
v = Kecepatan potong mm/min
d = Jarak dari pusat poros sampai ujung pisau mm
z = Kecepatan perajangan cm3 / min
= Massa jenis plastik g / cm 3
m = Kapasitas perajangan plastik g/min
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Material hampir semua melewati proses pengolahan terlebih dahulu
sebelum digunakan oleh sebab itu cara pemrosesan yang tepat guna akan
menghasilkan produk yang berguna susuai dengan apa yang hendak dibutuhkan.
Maka dengan demikian tidak tertutup kemungkinan plastik dapat meggantikan
beberapa peranan material lain termasuk juga logam yang dewasa ini sangat
umum digunakan. Sifat lain yang sangat menguntungkan adalah plastik ini sangat
ringan dibanding logam, tahan karat dan tidak dapat menghantar listrik, serta
mudah dibentuk sehingga hasil produk dari plastik menjadi lebih murah
dibandingkan dengan material dari logam.
Untuk semua produk yang telah dibuat dari plastik ini tentunya tidak dapat
terus menerus digunakan, produk dari plastik ini mempunyai umur pemakaian
(life time). Disini timbul suatu permasalahan juga bagi pemerintah untuk
memusnakan limbah plastik ini karena plastik tidak dapat hancur begitu saja dan
bila dibarkan begitu saja akan menggangu lingkungan bila mencapai batas yang
mengkhawatirkan. Maka perlu dipikirkan suatu cara pengolahan pada limbah
plastik tersebut. Proses untuk pengolahan limbah ini biasa di kenal bengan proses
daur ulang.
I.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan :
1. Merancang dan membuat suatu mesin perajang plastik dengan
pengoperasian yang sederhan dan murah.
2. Mengolah dan meningkatkan teknologi pemanfaatan bahan-bahan plastik
daur ulang dengan biaya yang relatif lebih murah.
Manfaat :
1. Menemukan mesin dengan teknologi tepat guna yang dapat membantu
proses pendaur -ulangan berbahan plastik (Thermoplastic).
2. Mendorong kesadaran akan pentingnya memelihara ilngkungan dari
limbah yang tidak dapat terurai oleh tanah.
I.3. Perumusan dan Pembatasan Masalah
I.3.1. Perumusan Masalah
Perancangan mesin perajang plastik dilakukan dengan menggunakan
metode perancangan teknik untuk menemukan rancangan konsep, rancangan
bentuk dan rancangan detail yang dianggap paling baik. Pembuatan mesin
dilakukan setelah gambar detail selesai dibuat.
I.3.2. Batasan Masalah
Hal-hal yang menjadi batasan masalah dalam perancangan ini adalah :
1. Fungsi penting dalam sistem kerja alat ini, seperti pisau potong,
alat penggerak, dan transmisi daya.
2. Bahan plastik yang akan diuji adalah jenis thermoplastik seperti plastik
bekas minuman (gelas maupun botol).
3. Kapasitas produksi direncanakan lebih dari 100 kg/jam dan penggerak
menggunakan mesin mobil (diesel).
4. Mesin ini digunakan sebagai mesin industri di pabrik.
I.4. Metodologi Penulisan
1. Studi literatur mengenai dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin
(sistem transmisi penerus daya dan putaran), serta mata kuliah lain yang
mendukung.
2. Perencanan awal, perancangan, dan pembuatan alat.
3. Menghitung setiap bagian dari alat tersebut dan menghitung berapa
kapasitas keluaran dari alat yang dibuat.
4. Pembuatan analisa.
5. Pembuatan kesimpulan akhir.
6. Penulisan laporan.
BAB II TEORI DASAR
Akhir -akhir ini plastik bekas yang terbuang dari masyarakat banyak dicari
oleh pemulung dikarenakan dari hasil pemulungan tersebut mereka memperoleh
suatu penghasilan tambahan bila barang bekas yang dikumpulkan dijual kepada
tempat pengolahan limbah. Barang- barangyang mereka kumpulkan
beraneka macam jenis dari koran, kardus, besi- besi bekas dan kini
setelah mereka mengetahui limbah plastik juga dapat diolah kembali maka
limbah plastik yang sebelumnya merupakan masalah yang cukup memusingkan,
kini sedikit ba nyak masalah sampah plastik ini dapat teratasi. Plastik yang
terkumpul umumnya dari peralatan rumah tangga seperti ember-ember plastik,
botol plastik, dan masih banyak lagi barang yang terbuat dari plastik. Plastik yang
sudah terkumpul masih berupa bentuk yang cukup besar dan dalam keadaan kotor
oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang baik pada proses perajangan maka
limbah ini perlu dikerjakan proses awal antara lain :
Penyortiran jenis plastik.
Penyortiran warna.
Perajangan.
Pencucian dan Pembilasan.
Pengeringan.
II.1. Penyortiran Jenis Plastik
Pekerjaan ini memerlukan keahlian yang sangat menentukan kualitas dari
hasil perajangan. Disini para penyortir harus benar- benar teliti menentukan
jenis plastik karena setiap kumpulan plastik yang harus disortir terdapat puluhan
jenis yang tidak boleh tercampur satu dengan lainnya. Para penyortir mengenali
jenis plastik ini diawali dengan coba-coba. Cara mengenalinya mereka
mengambil suatu produk yang sudah diketahui jenisnya, lalu dengan pengujian
seperti dib akar dan mencium bau yang dihasilkan ataupun dilihat serat-
serat plastik yang dihasilkan serta bisa juga dengan cara diketuk-ketukkan
dan mendengar bunyi yang dihasilkan dari plastik tersebut. Penyortir ini langsung
dapat mengenali dari bentuk produk misalnya botol minuman air mineral adalah
terbuat polyetylene, ember-ember plastik dari jenis polypropylene, toples-toples
dari polystyrene, dan masih banyak lagi yang dapat dikenali dengan mudah.
Sehingga proses penggolongan jenis menjadi lebih cepat dan dapat memasuki
tahap berikutnya.
II.2. Penyortiran Warna
Pada proses penyortiran ini tidak diperlukan kemahiran khusus, tetapi
penempatan warna yang sesuai akan menjadi tanggung jawab para penyortir
warna. Para penyortir warna disini selain menempatkan warna yang dimaksud,
mereka juga memilih plastik dari jenis produk yang sama misalnya botol
minuman mineral dengan botol minuman mineral hal ini dimaksudkan agar mutu
atau kualitas dari jenis plastik ini tidak akan berbeda jauh kalau digunakan lagi
sebagai baha n baku.
II.3. Perajangan Plastik
Setelah penyortiran jenis dan warna dilakukan, maka proses selanjutnya
plastik sudah dapat dirajang agar diperoleh bentuk yang lebih kecil. Pada proses
perajangan, plastik yang akan dirajang tidak boleh tercampur jenisnya dan
biasanya perajangan dari satu jenis plastik dilakukan sampai tuntas dan jika ingin
melakukan perajangan lagi terhadap jenis plastik yang lain maka mesin perajang
harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dimulai untuk jenis plastik yang lain.
Mesin perajang ini terdiri dari beberapa komponen yang sangat membantu
jalannya proses, komponen tersebut adalah :
Penggerak.
Pisau pemotongan.
Saringan.
II.3.1. Penggerak
Sebagai suatu sumber tenaga dapat digunakan mesin mobil (diesel),
penggerak diesel, serta motor DC sebagai penggerak, tetapi karena proses
perajangan ini berhubungan dengan air sebagai media pembersih maka pada
umumnya pabrik pengolahan limbah lebih cenderung menggunakan
penggerak diesel dan mesin mobil (diesel) sebagai penggerak karena kecil
kemungkinan terjadi hubungan singkat (kosleting) yang sangat
membahayakan para pekerja. Namun bukan berarti pemakaian motor listrik
tidak dapat digunakan, tetapi memerlukan suatu perhatian khusus yang akan
menjamin lancarnya proses seperti memberikan perlindungan tertutup pada
motor listrik tersebut atau jarak antara motor listrik dengan mesin perajang ini
dibuat agak jauh dari bak pencucian. Sebagai penghubung gerakan motor
dengan mesin digunakan sistem sabuk dan puli.
II.3.2. Pisau Pemotongan
Pisau ini berbentuk segi empat yang salah satu sisinya tajam dan
banyaknya pisau ini sebanyak delapan buah yang masing-masing terdapat
pada rotor silinder sebanyak enam buah, serta dua buah pisau lagi menempel
pada mesin bagian dalam yang tidak bergerak. Sistem kerjanya seperti gunting
karena letak pisau pada rotor ini agak miring dan akibat putaran mesin yang
cepat maka plastik yang dimasukkan akan terpotong menjadi bentuk yang
lebih kecil.
II.3.3. Saringan
Saringan disini berfungsi sebagai alat untuk menahan plastik yang masin
terlalu besar agar tidak segera turun kedalam bak penampungan. Saringan ini
terbuat dari lembaran plat yang mempunyai ketebalan 13 mm, bentuknya segi
empat dan pada penampang lembaran ini dibuat lubang- lubang sebagai
tempat lewatnya plastik yang sudah halus. Besarnya penampang saringan
tergantung dari mesin yang digunakan serta lubang sebagai tempat lewatnya
plastik berdiameter 10 mm. Jadi selama plastik ini belum bisa melalui
lubang saringan maka plastik ini masih terus terbawa oleh pisau pemotong
untuk dipotong sampai pada bentuk yang sesuai dengan besarnya lubang
saringan dan keluar dalam bentuk yang hampir seragam satu dengan lainnya.
Saringan ini ditempatkan didalam mesin bagian bawah dan berbentuk
setengah
lingkaran sesuai dengan arah putaran dari rotor silinder tempat pisau
pemotong menempel.
II.4. Pencucian dan Pembilasan
Pencucian ini menggunakan air sabun + soda api yang berfungsi sebagai
pelumas pada proses pemotongan dan sebagai pendingin pada pisau biasanya
dilakukan sewaktu mesin perajang sedang dalam keadaan bekerja (mesin
mulai melakukan proses perajangan) dan setelah serpihan plastik keluar dari
mesin melalui corong. dengan demikian diharapkan limbah plastik dapat
tergesek selama mesin berputar sehingga akibat dari pergese kan antara pisau
pemotong dan limbah plastik akan mengakibatkan kotoran yang menempel
pada limbah dapat terkelupas habis.Tetapi adakalanya limbah yang kotor ini
terkena oleh oli, gemuk yang agak sukar dibersihkan maka pada pencucian ini
perlu ditambahkan s uatu zat pembersih seperti sabun, dengan
demikian diharapkan hasil perajangan menjadi lebih bersih.
II.4.1. Sistem Pencucian dan Pembilasan
Pada sistem pencucian ini digunakan dua buah bak yang mempunyai
ukuran sama sebesar 1 m 2 dan satu bak lagi berukuran agak besar. Bak
pertama berisikan sabun pencucian yang sudah dicampur dengan air,
sedangkan bak kedua hanya berfungsi untuk membilas hasil perajangan agar
bersih dari sabun yang menempel serta penggunaan bak yang agak besar
dimaksudkan supaya hasil perajangan dapat direndam beberapa menit sebelum
diangkat untuk dijemur. Agar air dapat bersikulasi kembali memasuki mesin
perajang, maka digunakan pompa sebagai alat pemindah yang mengalirkan air
dari bak pertama yang berisikan sabun kembali kedalam mesin perajang.
Dengan demikian pemakaian sabun dapat dihemat tidak terbuang dengan
percuma. Penggantian air sabun ini tergantung dari seberapa kotornya limbah
yang dirajang, tapi dalam satu hari perajangan minimal penggantian sabun
pencucian ini adalah dua kali.
Gambar 2.1. Sistem Pencucian
II.5. Pengeringan
Setelah pembilasan selesai pada bak yang kedua, plastik ini sudah dapat
diangkat untuk dikeringakan. Pengeringan ini dilakukan dengan
memanfaatkan panas sinar matahari dengan cara digelar diatas tikar
penjemuran.
II.6. Perencanaan Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama -sama dengan putaran.
Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Bak 1Air +Sabun
Bak 2Air Bersih
Pengeringan
II.6.1. Macam -macam Poros
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut :
1. Poros transmisi
Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur.
Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli
sabuk atau sproket tantai,dll.
2. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas,
dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang
harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan berbentuk
serta ukurannya harus teliti.
3. Gardan
Poros seperti yang dipasang diantara roda- roda kereta barang, dimana
tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang- kadang tidak boleh berputar,
disebut gandar. Gandar ini hanya menda pat beban lentur, kecuali jika
digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir
juga.
II.6.2. Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Poros
Untuk merencanakan sebuah poros, hal- hal berikut ini perlu diperhatikan,
antara lain :
1. Kekakuan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diterangkan diatas. Juga
ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-
baling kapal atau turbin, dll. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh
konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau
bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan.
2. Kekakuan poros
Meskipun subuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak-
telitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada
turbin dan kotak roda gigi). Karena itu, disamping kekuatan poros,
kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam
mesin yang a kan dilayani poros tersebut.
3. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran
kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik, dll, dan
dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya.
Jika mungkin, poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran
kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk poros
propeller dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif.
Demikian pula untuk poros- poros yang terancam kavitasi, dan poros-
poros mesin yasng sering berhenti lama. Sampai batas- batas tertentu
dapat pula dilakukan perlindungan terhadap korosi.
5. Bahan poros
Poros untuk mesin biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin
dan difinis, baja karbon konstruksi mesin (disebut bahan S-C) yang
dihasilkan dari ingot yang di-“kill” (baja yang dideoksidasikan dengan
ferrosilicon dan dicor; kadar karbon terjamin). Meskipun demikian, bahan
ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena
tegangan yang kurang seimbang misalnya diberi alur pasak, karena ada
tegangan sisa di dalam terasnya. Tetapi penarikan dingin membuat
permukaan poros menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar. Poros-
poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat
umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat
tahan terhadap keausan.
II.6.3. Perencanaan Poros Transmisi
Pada mesin perajang plastik ini, diperkirakan hanya mendapat beban
puntir saja, karena tipe pembebanan adalah beban kejut. Pertama kali,
tentukan daya P (kw) yang harus ditransmisikan dan putaran poros n1 (rpm)
diberikan. Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, maka
berbagai faktor keamanan f c biasanya dapat diambil dalam perencanaan,
maka daya rencana Pd (kw) sebagai patokan adalah
Pd = f c x P (kw)………………………………………………….(2.6.3.1)
dimana :
Pd = daya rencana (kw)
3
d s
f c = faktor koreksi daya
P = daya nominal output dari motor penggerak
jika daya diberikan dalan daya kuda (PS), maka ha rus dikalikan dengan
0,746 untuk mendapatkan daya dalam kw. Jika momen puntir adalah T
(kg.mm)
maka :
Pd
T / 1000 2pn1 / 60 ………………………………………….(2.6.3.2)
102
sehingga
T 9,74 x10 5 Pd …………………………………………………..(2.6.3.3)n1
dimana :
T = momen puntir (kg.mm)
n1 = putaran poros (rpm)
Bila momen rencana T (kg.mm) dibebankan pada suatu diameter poros
d s (mm), maka tegangan geser t kg mm
2 yang terjadi adalah :
t T
3
5,1 .T……………………………………………(2.6.3.4)
pd s d s
16
dimana :
t = tegangan geser ( kg mm
2 )
3 = diameter poros
dari harga sf1 dan sf 2 yang didapat maka dapat dihitung tegangan geser yang
diizinkan t a (kg
)mm 2
a
t
t s B ……………………………………………………...(2.6.3.5)sf 1 xsf 2
dimana :
t a = tegangan geser yang diizinkan ( kg mm
2 )
sf1 = safety factor 1
sf2 = safety factor 2
dari persamaan (2.6.3.4) diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros
d s (mm)
d 5,1
K .C .T
13
……………………………………………….(2.6.3.6)
s t ba
dimana :
K t = faktor untuk beban kejutan atau tumbukan
Cb = faktor untuk pembebanan lentur
II.7. Perancangan Sabuk-V
Untuk memindahkan daya dam dari putaran mesin diesel sebagai
penggerak ke poros maka digunakan sabuk tipe-V. Sabuk_V terbuat dari karet
dan mempunyai penampang trapesium. Tenunan tetoron atau semacamnya
dipergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar.
Gambar 2.2. Konstruksi Sabuk-V
Gambar 2.3. Ukuran Penampang Sabuk-V
Gambar 2.4. Diagram pemilihan Sabuk-V
Daya yang direncanakan ditentuka n oleh rumus :
Pd = Pm x fc
Dengan :
Pm = daya motor
fc = faktor koreksi (tergantung dari pembebanan)
Gambar 2.5. Sabuk Transmisi V
Putaran puli penggerak dan yang digerakkan berturut -turut adalah n1
(rpm) dan n 2 (rpm), dan diameter nominal masing-masing adalah dp (mm) dan
2
Dp (mm), serta perbandinganb putaran U dinyatakan dengan n 2 / n1 atau dp /
Dp. Kerena sabuk-V biasanya dipakai untuk menurunkan putaran,
perbandinga n yang umum dipakai ialah perbandingan reduksi I (I > 1),
dimana:
n 1 i n2
D p 1 1
dp U i
Dengan kecepatan linier sabuk-V (m/s) adalah :
V D p. n1 ………………………………………………………..(2.7.1)60 x1000
Penentuan panjang jarak sumbu poros (C) dan panjang keliling sabuk (L)
adalah :
b b 2
8 Dp dp 2
C …………………………………………(2.7.2)8
L 2.Cp
(dp2
Dp) 1
( Dp4.C
dp) 2 ……………………………(2.7.3)
b 2.L 3,14( Dp
dp) ……………………………………………..(2.7.4)
Besarnya sudut kontak yang terjadi bila lebih kecil dari 180 adalah :
q 18057 ( Dp
d p)……………………………………………..(2.7.5)
C
Jumlah sabuk yang diperlukan adalah :
N Pd Po.Ko
dengan
Po dp.n C1 C 2 / dp C 3 dp.n C y log 10dp.n
C 2 .n 1 1 / C 5
……………………………………………………………………………….(2.7.6)
Po (kw) adalah kapasitas transmisi daya untuk satu sabuk.
II.8. Pemilihan Bantalan
Bantalan ada lah elemen mesin yang mampu menumpu poros beban,
sehingga putaran atau gerak bolak- baliknya dapat berlangsung secara halus,
aman, dan panjang umur. Bantalan menjamin poros serta elemen mesin
lainnya bekerja dengan baik. Bantalan diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros
a. Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros
dan bantalan karena ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantaraan lapisan pelumas.
b. Bantalan gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara
bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding
seperti bola (puluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat.
2. Berdasarkan dasar arah beban terhadap poros
a. Bantalan radial. Arah beban yang mampu ditumpu bantalan ini adalah
tegak lurus sumbu poros.
b. Bantalan aksial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
c. Bantalan gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu baban yang
arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
Dalam perencanaan bantalan hal- hal yang harus diperhatikan adalah
: kekuatan bantalan, ditentukan oleh besarnya beban yang bekerja
pada bantalan, dengan asumsi bahwa beban terbagi merata dan bekerja
pada bantalan dari sebelah bawah.
Untuk pemilihan bantalan digunakan bantalan tipe bola alur dalam (deep
groove ball bearings) dengan menggunakan standar SKF, dengan pemilihan
berdasarkan dimensi serta kekuatan bantalan yang sesuai untuk menahan
beban yang terjadi.
Gambar 2.6. Deep groove ball bearings
Perhitungan beban ekuivalen
Untuk bantalan radial besarnya beban ekuivalen dinamis P (kg) dirumuskan
sebagai berikut :
P = X.V.Fr + Y.Fa
Untuk bantalan adalah :
P = X.Fr + Y.fa
Harga- harga dari X dan Y didapat dari table faktor yang terlampir.
Beban radial ekuivalen statis Po (kg) untuk suatu bantalan ya ng membawa
beban radial Fr (kg) dan beban aksial Fa (kg) dapat ditentukan dengan
persamaan berikut:
Po = 0,6.Fr + 0,5.FA
Po < Fr diambil Po = Fr
Harga- harga X dan Y terdapat di
lampiran. Perhitungan umur bantalan
I
Untuk menentukan umur bantalan yang diguna kan dengan menggunakan
rumus :
C p
CL atau L p
p p
Dimana :
L = umur nominal dalam jutaan putaran
C = beban dinamik bantalan terdapat pada spesefikasi (lb)
C/P = rasio pembeban
p = koefisien umur, besarnya p = 3 unt ul ball bantalan dan 10/3 untuk
roller bantalan
Untuk pemakaian bantalan dengan umur jam kerja, persamaan diatas menjadi :
L 1000000
h 60.n
dimana ;
Lh = umur nominal dalam jam.
n = putaran (rpm)
BAB III
PERANCANGAN
Perancangan bermula karena adanya suatu kebutuhan yang berasal dari
masyarakat luas maupun dunia industri. Proses perancangan yang baik adalah
suatu perancangan yang merupakan suatu proses iterasi dari beberapa tahap yang
ada. Tahap-tahap itu melipuiti :
1. Mempertegas Tugas (Clarification of the task)
2. Perancangan Konsep ( Conceptual Design )
3. Perancangan Wujud (Embodiment Design)
4. Perancangan Detail ( Detail Design )
Tahap yang terdapat diatas tersebut dapat merupakan dasar dari tahap
berikutnya, dan tahapan tersebut dapat dipecahkan secara analisis dan sintesis.
Analisis adalah penguraian suatu sistem yang rumit menjadi elemen-elemennya
dan kemudian mempelajari karateristik masing-masing elemen tersebut.
Sedangkan sintesis adalah penggabungan kembali elemen-elemen yang diketahui
kareteristiknya untuk menciptakan suatu sistem baru.
III.1 Memperjelas Tugas
Pada tahap ini mengumpulkan informasi-informasi mengenai syarat-syarat
yang diharapkan dipenuhi oleh solusi akhir. Informasi ini menjadi acuan
menyusun daftar spesifikasi serta mengedinfikasikan kendala - kendala yang
dihadapi untuk mencapai solusi optimal. Spesifikasi merupakan suatu daftar berisi
persyaratan yang diharapkan dipenuhi oleh konsep yang sedang dibuat. Pada saat
penyusunan daftar spesifikasi perlu membedakan sebuah persyaratan sebagai
kebutuhan / permintaan ( Demands) atau keinginan (wisher). Keharusan
merupakan persyaratan yang harus dipenuhi pada setiap kondisi, sedangkan
keinginan adalah persyaratan yang diinginkan bila memungkinkan. Untuk
mempermudah penyusunan spesifikasi, dapat dilakukan dengan meninjau aspek
teknik tertentu. Adapun spesifikasi tersebut adalah geometri, biaya, keselamatan,
operasi, material, energi, perawatan, produksi, perakitan, dan fungsi pada daftar
kehendak.
III.2 Perancangan Konsep
Tahap perancangan konsep adalah suatu tahap yang mengindentifikasikan
masalah melalui abstraksi, pembuatan struktur fungsi, pencarian prinsip solusi
yang sesuai dengan mengkombinasikan prinsip- prinsip solusi ke dalam
bentuk varian konsep yang kemudian di evaluasi. Tahap-tahap perancangan
konsep ditujukan pada gambar 3.1
Spesifikasi
Penentuan masalah
Pembuatan Struktur fungsi
Penentuan prinsip solusi
Kombinasi
Pemilihan kombinasi yang sesuai
Pembuatan varian konsep
Konsep
Gambar 3.1. Tahap- tahap Perancangan Konsep
III.2.1 Spesifikasi
Spesifikasi adalah daftar persyaratan kemampuan dan sifat-sifat yang
harus dimiliki oleh alat yang dirancang. Persyaratan dalam spesifikasi dibagi
dalam 2 katagori, yaitu kebutuhan / permintaan (Demand) dan keinginan
(Wishes). Keduanya sudah di jelaskan. Pada table 3.1 diperlihatkan dari
perancangan alat perajang plastik.
Tabel 3.1 Daftar Spesifikasi
FT ATMAJAYA DAFTAR KEHENDAK
TGL D/W PERSYARATAN
D
W
W
D
D
D
D
W
D
W
ENERGI:
Energi penggerak adalah mesin mobil (diesel).
Tidak menimbulkan polusi
MATERIAL
Mudah didapat di pasaran
Tahan korosi
Input adalah botol /gelas bekas minuman.
Outputnya adalah sepihan plastik.
KESELAMATAN:
Bagian yang berbahaya harus dilindungi
Tidak ada pelindung khusus dalam bekerja
PER A KITAN:
Mudah dirakit.
Merakitnya hanya dengan menggunakan alat-alat
sederhana.
35
36
W Waktu perakitan relatif singkat.
PRODUKSI :
W Dapat dibuat tanpa proses pemesinan yang mahal.
W Tidak memerlukan proses yang khusus.
W Memiliki mekanisme mesin yang sederhana.
PERAW A TA N :
D Perawatan mudah, dapat dilakukan sendiri.
D Tidak memerlukan alat-alat khusus..
W Biaya Perawatan murah.
BIAYA:
W Biaya pengoperasian seekonomis mungkin
OPERASI
D Dapat dioperasikan oleh satu orang.
WTidak memerlukan keterampilan khusus dalam
pengoperasiannya.
GEOMETRI
DUkuran dengan Panjang 1200 mm, lebar 1500 mm,
tinggi 2050 mm.
DAlat yang dibuat tidak membutuhkan tempat yang luas.
37
W
FUNGSI
Untuk menghasilkan serpihan plastik.
III.2.2 Pembuatan Struktur Fungsi
Fungsi didefinisikan sebagai hubungan sec ara umum antara input dan
output dari suatu sistem teknik yang akan menjalankan Suatu tugas tertentu.
Sedangkan fungsi keseluruah adalah kegunaan dari alat tersebut. Fungsi
keseluruhan ini di uraikan menjadi struktur fungsi keseluruhan dibuat setelah
daftar spesifikasi dan masalah utama diketahui. Struktur fungsi digambarkan
dengan diagram blok antara input dan output yang berupa aliran energi, material
dan sinyal.
Apabila fungsi keseluruhan cukup kompleks, maka fungsi tersebut dapat
dibagi menjadi sub fungsi yang mempunyai tingkat kesulitan yang lebih rendah.
Jadi sub fungsi merupakan tugas yang harus dijalankan oleh komponen komponen
yang menyusun alat tersebut. Rangkaian dari beberapa sub fungsi untuk
menjalankan suatu tugas keseluruhan disebut struktur fungsi.
38
III.2.2.1 Fungsi keseluruhan Alat Perajang Plastik.
Material Plastik Serpihan PlastikMesin Perajang
Energi Plastik Energi kenetik
Gamba r 3.2. Struktur Fungsi (fungsi keseluruhan)
MESIN MOBIL
(DIESEL) Saluran tempat masuknya plastik
Menggerakkan Sabuk dan Puli
Air Sabun
Mekanisme PemotonganMenggunakan 6 Pisau Potong
Saringan
SERPIHAN PLASTIK
Gambar 3.3.Sub fungsi
III.2.2.2. Konsep Pemecahan Prinsip Solusi
Merupakan suatu langkah penyelesaian masalah menggunakan
metode penguraian dengan skema klasifikasi. Dimana dalam skema klasifikasi
prinsip solusi diusahakan banyak sehingga didapat beberapa varian yang mungkin
untuk kemudian dianalisa. Daftar klasifikasi solusi masalah dapat dilihat pada
Tabel 3.2. Untuk memperoleh hasil rancangan yang terbaik, maka diperlukan
berbagai macam varian bentuk yang ada sehingga perancangan dapat memilih
variasi rancangan yang tepat tanpa merubah kerja alat utama.
Alternatif variasi bentuk yang dapat diperoleh dari hasil rancangan adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2 Table prinsip solusi
NO PRINSIP SOLUSI
1 2SUBFUNGSI
1 BAHAN BAKAR SOLAR SOLAR
2 MESINPENGGERAK
DIESEL
MESIN MOBIL
(DIESEL)
3 PEREDUKSI PUTARAN PULI RODA GIGI
4 PENERUS DAYA SABUK-V RANTAI
5MEKANISME
PERAJANGAN
PISAU DENGAN 3
MATA POTONG
PISAU DENGAN 6
MATA POTONG
6 BENTUK SARINGANSETENGAH
LINGKARAN
HANYA SEKEDAR
MELENGKUNG
7 BAHAN PLASTIK THERMOPLASTIC
POLYETYLENE
(Botol / gelas
miniman bekas)
Beberapa konsep varian yang didapatkan :
Varian I : 1.1 - 2.1 - 3.2 - 4.2 - 5.1 - 6.2 -
7.1
Varian II : 1.2 - 2.2 - 3.1 - 4.1 - 5.2 - 6.1 - 7.2
Tabel 3.3. Tabel kombinasi prinsip solusi
No. Prinsip Solusi 1 2
1 BAHAN BAKAR
2 MESIN PENGGERAK
3 PEREDUKSI PUTARAN
4 PENERUS DAYA
5 MEKANISME PEMOTONGAN
6 BENTUK SARINGAN
7 BAHAN PLASTIK
III.2.2.3. Pemilihan Varian Konsep Terbaik
Dari daftar klasifikasi solusi masalah yang telah dibuat, selanjutnya
dievaluasi terhadap kriteria teknik, ditinjau dari daftar (spesifikasi) yang telah
dibuat sebelumnya. Dalam tahap Pengevaluasian ini didapatkan suatu konsep
varian yang paling memenuhi syarat yang terdapat didaftar syarat.
Tabel 3.4. Pemilihan Variasi Terbaik
TABEL PEMILIHAN
STRUKTUR FUNGSI TERBAIK ALAT PERAJANG PLASTIK
KRITERIA PEMILIHAN :
(+) ya
(-) tidak
(?) kurang informasi
(!) periksa spesifikasi
KEPUTUSAN (KEP) :
(+) solusi yang dicari
(-) hapuskan solusi
(?) kumpulkan informasi
(!) lihat spesifikasi untuk perubahan
Sv
Memenuhi tugas keseluruhan
A
Memenuhi daftar kehendak
B
Secara prinsip dapat diwujudkan
C
Efisiensi waktu
D
Sesuai dengan keinginan perancang
E
Perawatan dan keselamatan
F
Biaya yang diijinkan
G PENJELASAN KEP
V2 + + + + + + + Sesuai keinginan perancang +
V1 + - + + - - + Tidak sesuai keinginan perancang -
Dari hasil pemilihan varian yang terbaik maka varian kedua dipilih sebagai varian
yang terbaik.
III.3. PERANCANGAN WUJUD (Embodiment Design)
III.3.1 Perancanaan Pisau Potong Pada Poros
Profil yang digunakan untuk pisau potong berupa plat berbentuk
segitiga. Dengan ketebalan kurang lebih 15 mm.
III.3.2 Perencanaan Sistem Perajangan
Sistem yang digunakan pada proses perajangan adalah rotary impact.
Yang komponennya terdiri dari pisau potong diam, pisau potong pada poros putar,
saringan, corong, penggeraknya mesin mobil (diesel) dan pereduksi putaran
mengguna kan sabuk dan puli.
III.4. Perancangan Detail (Detail Design )
Tahap ini merupakan tahap akhir perancangan detail ini berupa persentasi
hasil rancangan dalam gambar lengkap , daftar komponen, spesifikasi bahan.
BAB IV
PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
IV.1. Perhitungan Gaya Potong Pisau Pada Material Plastik
Untuk menghancurkan plastik diperlukan gaya potong terhadap tegangan geser
plastik.
Jika :
= kekuatan tarik = 20,67 Mpa
A = luas bidang potong plastik ( m 2 )
= P x l
= 600 x 106 = 6,36 m 2
F = gaya yang dapat menghancurkan plastik (N)
Fp = gaya potong pisau (N)
Maka :
F = x A
F = 20,67 x 6,36 = 131,4612 N
Untuk menjamin bahwa plastik akan hancur, maka diambil factor keamanan,
Sf p = 2.
Fp = F x Sf p
= 131,4612 x 2 = 262,9224 263 N
IV.2. Pemilihan Motor Penggerak
Penggerak dari alat prajang plastik ini menggunakan mesin diesel, dimana mesin
diesel tersebut akan bekerja memuta r poros pisau yang mendapat beban kejut.
Dalam memilih daya yang diperlukan nantinya akan dibagi dengan efisiensi
mesin.
Daya yang diperlukan adalah :
P = T x n
Dan2 .N
n60
T = F x r
P Pm h
Dimana :
P = daya penggerak pisau (watt)
F = gaya potong pisau (N)
T = torsi putaran pisaau (Nm)
n = putaran pisau / satuan waktu (rad/s)
r = jarak dudukan pisau potong (m) = 0,22 m
N = putaran poros pisau ditetapkan = 1500 rpm
Pm = daya motor
= efisiensi motor = 75 %
Sehingga :
n 2 p . N
60
58
2x3,141592654 x1500=
60
= 157 rad/s
Jika gaya Potong F = 263 N, maka :
T = F x d
T = 263 x 0,22 = 57,86 Nm
Maka hasil dari hasil perhitungan torsi dapat diperoleh hasil daya kerja poros
pisau yang dibutuhkan :
P = 57,86 x 157
P = 9084.02 watt
Karena 1 HP = 746 watt, maka :
P 9084 , 02
746
= 12,17 HP
Sehingga daya motor yang dipilih :
Pm =12,17
0,8
= 15,22 HP
\ daya yang diambil untuk menggerakkan alat tersebut adalah 15 HP.
IV.3. Perencanaan Poros
Poros yang digunakan terbuat dari bahan S 45 C - D dengan s Bkg
mm 2
Putaran dari poros adalah 1500 rpm dan daya mesin, Pm = 15 HP, maka :
1. Daya yang ditrasmisikan : P (kw)
P = 15 HP n = 1500 rpm
k
P = 15 x 746 = 11190 watt = 11,190 kw
2. Faktor koreksi f c
f c = 1,2
3. Daya rencana Pd (kw)
Pd = 1,2 x 11,190 = 13,428 kw
4. Momen puntir rencana T (kg.mm)
T 9,619293 .10 6 .13 , 428
15008719 ,248 kg.mm
5. Bahan S 45 C s B 75 kg
mm2 , Sf1 6,0 ; Sf2 2,0
6. Tegangan geser yang diizinkan t a ( mm 2 )
t a = 75
6,0 x2,06,25 kg
mm2
7. Faktor koreksi untuk momen puntir Kt ; Faktor lenturan Cb
K t = 1,5 ; Cb = 2,0
8. Diameter poros d s (mm)
d 5, 092958179
s 6,25
1,5 2,0
13
8719 ,248
= 27,739 mm 28 mm
9. Anggap diameter bagian yangmenjadi tempat bantalan adalah = 39
Jari-jari fillet =39 35, 5
= 1,75 mm2
Alur pasak 10 x 4,5 x 0,6 (0,6 besar dari JIS)
mm
b t
10. Tegangan geser t ( kg )
t 5, 092958179 x8719 , 24448
= 0,993 kg
35,5 3
mm2
11.56 , 25
x 2
2,7
4,629
0,993 x 2,0 x 1,5 = 2,979
t\ axS f2 > t .c .k , baik
a
12. d s = 35,5
S 45 C – D
Diameter poros : 35,5 x 39
Jari-jari fillet = 1,75 mm
Pasak 10 x 8
Alur pasak : 10 x 4,5 x 0,6
\ diameter poros dengan daya 11,190 kw adalah harus lebih besar dari
39, yaitu diambil 63
IV.4. Perhitungan Transmisi Sabuk -V
Untuk memindahkan daya dan putaran dari mesin diesel ke poros, maka
digunakan sabuk tipe-V.
1. Daya yang di transmisikan P (kw)
P = 15 HP (11,190 kw) dan n1 = 3000 rpm
2. Faktor koreksi f c
f c = 1,6
,
3. Daya rencana Pd (kw)
Pd = 1,6 x 11,190 = 17,904 kw
4. Momen rencana T1 , T2 (kg.mm)
T 9,613273 .10 6 .17
, 904 1
3000
T 9,613273 .10 6. 17
,904 2
1500
5812,832 kg.mm
11625,664 kg.mm
5. Bahan poros S 45 C – D (cold drawn)
s B 75 kgmm 2 Sf1 6,0 ; Sf2 2,0
t a = 75
6,0 x2,06,25 kg
mm2
K t = 3, untuk penbebanan kejut
Cb = 1, tidak terjadi beban lentur
6. Perhitungan diameter poros ds1 ; ds2 (mm)
ds1
5 , 092958179
6,25x3x1x5812 ,832
13
= 24,2325 25 mm
ds2
5 , 092958179
6,25x3x1x11625 ,664
1 3
= 30,531 31mm
7. Penampang sabuk yang digunakan tipe A
8. Diameter minimum puli d min = 95 (mm)
9. Diameter lingkaran jarak bagi puli d p ; D p
d p = 95 mm
D p = d p x i = 95 x 2 = 190 mm
p d
Diameter luar puli d k ; Dk
d k = d p + 2 x k ; k = 5,5
= 95 + 2 . 5,5 = 106 mm
Dk = D p + 2 x k
= 190 + 2 . 5,5 = 201 mm
d b & Db = diameter bos / naf puli kecil dan puli besar
ds1 & ds2 = diameter poros penggerak dan yang digerakkan
5d b =
3ds1 + 10 =
5 . 25 + 10 = 51,6 mm 52 mm
3
5Db = 3
ds2 + 10 =5
. 31 + 10 = 61,6 mm 62 mm3
10. Kecepatan sabuk v (m/s)
d p xn1v
60.100095.3000
60000= 4,75 m/s
11. Untuk kecepatan yang baik = 4,75 m/s < 30 (m/s), baik
12. Cd k D k
21299 ,481
106 201
21145,981 , baik
13. Pemilihan sabuk dengan tipe standar
Po
(3,14159265493,42 3,14)
50
2000,41 (0,47 0,41)
50
200
= 3,64(kw)
14. Perhitungan panjang keliling L (mm)
L 2C p
d D2
p 1
D 2
4C p p
= 2.1299,481 p
952
190 1
1904.1299 ,481
95 2
p
= 3048
15. Nomor nominal sabuk-V : tipe A no 120 dengan L = 3048 mm
16. Jarak sumbu poros
b = 2L – 3,14 ( d p + D p )
= 2(3048) – 3,14 (95+190)
= 6096 – 894,9 = 5201,4
b b 2
c8( D p
8
d ) 2
5201,4= 5201,4
2
8
8 190 95 2
= 1299,481 mm
17. Sudut kontak
57 D p d pq 180 0
C
57 190 95= 180
0
1299 ,481
= 175,83 0
18. Jumlah sabuk
N Pd
Po .K o
11,190=
3,64.0,994,96
N = 5 buah
19. Daerah penyetelan
ACi = 25 mm
ACt = 65 mm
20. Tipe A berjumlah 5 buah No 120 dengan L = 3048 mm.
IV.5. perhitungan kekuatan dan Umur Bantalan
1. Bantalan berdasarkan standar SKF, dimana diketahui jenis dan dimensi
dari bantalan adalah sebagai berikut :
d (diameter dalam) = 65 mm
D (diameter luar) = 100 mm
B (tebal dalam) = 18 mm
2. Perhitungan beban ekuivalen yang diterima bantalan
Perhitungan besarnya gaya aksial.
Fa = 0,66 . B . d
Fa = 0,66 . 18 . 65 = 772.2 lb
Perhitungan besarnya gaya radial.
Fr = m . g
Fr = 4,496 . 9.8 = 44,0647 lb
Perhitungan beban dinamik.
Diket :
Co = batas kemampuan bearing menerima beban = 4400 N
Fa = besarnya gaya aksial = 772,2 lb
Sehingga
(Fa / Co) = 772,2 / 4400 = 0,1755
Dari table diperoleh
X = 0,56
Y = 1,31
V = 1
Maka :
P = X . V . Fr + Y . Fa
P = 0,56 . 1 . 44,0647 + 1,31 . 772,2
P = 1036,25 lb
Beban statik bantalan.
Po = 0,6 . Fr + 0,5 . Fa
Po = 0,6 . 44.0647 + 0,5 . 772,2
Po = 412,53 lb
3. Perhitungan umur nominal dari bantalan.
Jika diket :
L = umur bantalan dalam jutaan putaran
Lh = umur bantalan dalam jam
C = batas beban dinamik yang bisa diterima bantalan
P = beban dinamik dari bantalan
Maka :
2 2
L C 5300
P 1036 ,2525,15 x106 putaran
L = 9,70 10 bulan
BAB V
PEMBAHASAN
V.1. Pembahasan I
Model perancangan mesin perajang plastik ini buat dengan melihat
permasalahan yang ada di lapangan, yaitu banyaknya wadah plastik bekas
minumanyang terdapat di rumah- rumah pemulung. Hal ini
menyebabkan timbulnya industri yang tertarik untuk mengolah wadah plastik bekas
minuman tersebut untuk di daur ulang, maka dirancang suatu mesin perajang
plast ik yang efisien di gunakan pada daerah industri.
Mesin perajang plastik itu sendiri adalah mesin yang digunakan untuk
merajang plastik bekas dengan dimensi yang besar menjadi ukuran yang lebih
kecil (serpihan). Jenis- jenis plastik yang dihancurkan adalah botol, galon
dan gelas bekas minuman.
Karena dalam menjalankan mesin perajang plastik ini sangat mudah, maka
tidak dibutuhkan tenaga kerja yang banyak untuk mengoperasikannya, cukup satu
orang saja sudah dapat menjalankan mesin sehingga perusahan dapat menghemat
biaya tenaga kerja.
Mesin perajang plastik ini mempunyai mekanisme yang sederhana dimana
terdapat 2 pisau yang terdapat pada dinding bodi depan dan belakang dengan
posisi diam, dan 6 pisau yang menempel pada poros. Poros akan berputar dengan
bentuan mesin mobil (diesel), dimana transmisi dayanya menggunakan puli dan
sabuk V-belt. Dalam proses perajangan plastik aliran dari input material plastik
harus diatur dengan cara memasukkan material plastik tidak langsung banyak
sekaligus melainkan secara teratur. Karena pada saat plastik masuk kedalam ruang
perajangan dibutuhkan waktu untuk membuat plastik menjadi serpihan.
Pada saat mesin dihidupkan, mesin tidak terlalu mengeluarkan suara yang
terlalu bising, tetapi setelah mulai melakukan proses perajangan plastik maka
suara bising akan timbul. Suara bising ini timbul akibat dari pisau- pisau
yang memotong plastik secara cepat, maka plastik- plastik tersebut akan
mental mengenai dinding- dinding ruang perajangan.
V.1.1. Menentukan Kapasitas
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kapasitas dalam proses
perajangan antara lain :
Jenis dari material yang akan dirajang.
Pengkondisian hasil masukan dan hasil keluarnya.
Mesin yang dirancang ini memiliki delapan buah pisau, dimana ada enam
pisau terdapat pada poros yang ikut berputar bila poros digerakkan, dan dua
pisau lainnya menempel pada bodi depan dan belakang dalam keadaan diam,
sehingga dalam 1 kali proses putaran terjadi 12 kali pemotongan.
Untuk menentukan kapasitas perajangan plast ik dapat dirimuskan sebagai
berikut :
m = . z
V . A z
1000
p .d.n v
1000
dimana :
min
mi
v = kecepatan potong (mm/min)
d = jarak dari pusat poros sampai ujung pisau (mm)
n = putaran pisau (rpm)
A = luas bidang yang terpotong
z = kecepatan penghancuran cm 3
= massa jenis plastik (aqua) grcm3
m = kapasitas perajangan plastik gr
diket :
jika n pisau = 1500 rpm dan d = 220 mm, maka :
v p .220.1500
10001036,2 mm
min
dari hasil perhitungan kecepatan potong, maka dapat diperoleh kecepatan
perajangan plastik :
A = p . t = 600.10 = 6000 mm 2
z 1036 , 2 x 6000
10006217 ,2 mm3
min
dari hasil kecepatan perajangan, maka dapat dicari kapasitas perajangan plastik :
m = . z = 0,38 . 6217,2 = 2362,536 gr/min = 141,75444 142 kg/jam
\ alat yang dirancang dan dibuat ini dapat menghasilkan serpihan plastik
kurang lebih 142 kg/jam
V.2. Pembahasan II
Bagian terpenting dari rancangan mesin ini adalah poros utama dimana
terdapat 6 buah pisau. Poros ini digerakkan oleh mesin mobil (diesel) dengan
putaran 1500 rpm. Putaran ini akan menimbulkan gaya -gaya berupa gaya inersia
dan gaya tangensial yang berfungsi dalam perajangan plastik. Dengan impak yang
dilakukan pada saat poros berputar, plastik akan terpotong dan kemudian akan
terus dihancurkan sampai plastik tersebut dapat melewati saringan untuk
menghasilkan ukuran yang sesuai.
Untuk menstransmisikan putaran dan daya mesin mobil (diesel) yang
berputar 3000 rpm ke poros agar dapat berputar 1500 rpm, maka digunakan tipe
sabuk tipe V. Dari perhitungan didapatkan jumlah sabuk yang digunakan yaitu 5
buah sabuk tipe standar – A.
Pemilihan bantalan bola tipe alur dalam, adalah mengingat fungsi dari
bearing tersebut yang sesuai untuk menahan poros dengan putaran dan jenis
pembebanannya. Dalam perhitungan, didapatkan besarnya ekuivalen yang
ditumpu oleh bantalan serta umur bantalan, baik dalam jumlah putaran maupun
jam kerja.
Material yang digunakan adalah plastik bekas minuman botol dan gelas
yang telah dibuang terlebih dahulu tutupnya. Dalam proses perajangan, frekuensi
pemasukkan material harus diatur agar tidak terlalu cepat dan banyak sekaligus.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1. Kesimpulan
Dari perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Limbah plastik yang sebenarnya tidak dapat digunakan lagi kini dengan
adanya proses perajangan plastik, menjadikan plastik- plastik bekas
tersebut kembali bermanfaat.
2. Mesin perajang plastik ini dapat menghancurkan plastik gelas maupun
botol bekas minuman dan jenis themoplastik lain yang dapat dirajang
menjadi serpihan-serpihan plastik.
3. Pada saat proses perajangan dilakukan, maka akan timbul suara yang
bising, itu diakibatkan karena potongan- potongan plastik yang
dirajang mental mengenai dinding bodi dari ruang secara cepat
akibat dari perputaran pisau.
4. Mesin ini mudah dioperasikan, hanya memerlukan satu orang saja.
5. Mesin yang dibuat ini dirancang untuk digunakan pada pabrik.
6. Penggerak yang digunakan untuk alat ini bisa menggunakan mesin mobil
(diesel) dan penggerak diesel.
7. Dengan menggunakan design ini (pisau potong pada poros berjumlah
enam buah) akan lebih ringan gaya potongnya sebanyak separuh dari gaya
potong yang menggunakan design pisau potong berjumlah tiga pada poros.
VI.2. Saran
Sebelum menjalankan mesin perlu diperhatikan beberapa prosedur pengoperasian,
antara lain :
1. Memeriksa putaran dari pisau apakah lancar atau tidak. Dengan tujuan
bahwa jangan ada benda keras seperti batu, baut, dll yang masuk kedalam
ruang perajangan karena dapat menyebankan pisau menjadi rusak.
2. Periksa ujung antara pisau potong apakah sudah disetel pada jarak tertentu.
3. Periksa tegangan dari V -belt
4. Memeriksa keadaan mesin mobil (diesel) tersebut apakah dalam kondisi
yang baik atau tidak.
5. Periksa juga bak yang berisi air sabun jangan lupa mengganti air tersebut
jika sudah kelihatan agak kotor karena proses pencuciannya nanti tidak
efisien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sularso, Dasar Prerncanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 7 th ed, 1991.
2. Jarrlord and Sons Ltd, SKF General Catalogue, Create Britian.
3. Mott, Robert L, Machine Element in Mechanical Design, 2 nd
ed, New
York; Maximillan Publishing Co, 1992.
4. Joseph E. Shigley, Larry D. Mitchell, Gandhi Harahap M. Eng,
Perencanaan Te knik Mesin, Jilid 1, 4th
ed,, 1886, Penerbit Erlangga.
5. Joseph E. Shigley, Larry D. Mitchell, Gandhi Harahap M. Eng,
Perencanaan Teknik Mesin, Jilid 2, 4th ed, 1886, Penerbit Erlangga.
6. Gerry Trantina, Ph.D, Ron Nimmer, Ph.D, Structural Analysis of
Thermoplastic Components, Mc Graw -Hill, Inc, 1994.
7. V. Dobrovolsky, K. Zablonsky, S. Mak, A. Radchik, L. Erlikh, machine
Elements A text Book, Foreign Language Publishing House Mocow.
8. G. Takeshi Sato, N. Sugiarto H, Menggambar Mesin Menurut Standar
ISO, 7th , PT Pradnya Paramita, 1996.
LAMPIRAN 1BATANG BAJA KARBON DIFINIS DINGIN
LAMPIRAN 2
DIAMETER MINIMUM PULI YANG DIIZINKAN DAN
DIANJURKAN
LAMPIRAN 3
UKURAN PASAK DAN ALUR PASAK
LAMPIRAN 4
UKURAN PULI-V
LAMPIRAN 5
PANJANG SABUK -V STANDAR
LAMPIRAN 6
FAKTOR KOREKSI DAYA YANG AKAN DITRANSMISIKAN
LAMPIRAN 7
FAKTOR KOREKSI
LAMPIRAN 8
THERMOPLASTIK