04c surimi seafood products (modern products and technologies)
Aloha Products
-
Upload
ari-sulistyono -
Category
Documents
-
view
30 -
download
2
Transcript of Aloha Products
Aloha Products
Kasus
Aloha Products adalah perusahaan yang menjual kopi dengan merek sendiri di negara-
negara bagian sebelah Barat Tengah dan Atlantik Tengah. Perusahaan ini berdiri pada tahun
1910 dan berpusat di Columbus, Ohio, Saham perusahaan dipegang oleh keluarga sendiri.
Presiden dan sekertaris bendahara merupakan bagian dari keluarga.
Kopi mentah yang menjadi bahan baku dalam proses produksi Aloha Products disebut
“kopi hijau”. Kopi biasanya tumbuh di daerah tropis. Kopi dapat dipanen di seluruh dunia
hampir tiap bulan dalam setahunnya.
Terdapat dua kategori pembeli, yaitu: pemanggang (roasters) dan makelar (broker).
Pemanggang terdiri dari perusahaan-perusahaan pemroses makanan. Philip Morris, P&G, dan
Nestle merupakan contoh perusahaan yang membeli persediaan kopi langsung dari penanamnya.
Hal tersebut karena mereka memiliki dukungan finansial yang memungkinkan untuk dapat
membeli langsung pada penanam kopi. Sedangkan untuk Aloha Product bahan baku yang berupa
kopi hijau ini diperoleh dari broker atau perusahaan dagang.
Bisnis kopi merupakan bisnis relasi. Untuk menjaga pasokan kopi yang stabil, maka
penting untuk mengembangkan hubungan yang kuat dengan para petani penanam. Hubungan
yang kuat dapat memberi dua manfaat: informasi tentang pasar kopi dan tentang jalur distribusi
kopi.
Nestle merupakan perusahaan kopi terbesar di dunia. Di Amerika, produsen kopi terbesar
adalah Philip Morris dan P&G. Mereka bersaing melalui periklanan yang kuat dan penentuan
harga agresif.
Aloha Product memiliki tiga pabrik pemanggangan di wilayah Barat Tengah (Midwest),
dan tiap pabrik bertanggungjawab atas keuntungan dan kerugian masing-masing. Besarnya
bonus yang diterima oleh manajer pabrik dihitung dari persentase dari laba kotor yang dihasilkan
pabriknya. Kebijakan penjualan dilakukan secara terpusat. Setiap awal bulan, kantor pusat akan
memberikan jadwal produksi untuk bulan berjalan dan proyeksi jadwal untuk bulan ke depannya
kepada manajer pabrik. Setiap pabrik memiliki bagian pembukuan yang mencatat semua biaya
produksi dan mempersiapkan gaji karyawan. Sedangkan yang bertanggung jawab mengatur
tagihan, kredit, dan pungutan serta menyiapkan laporan keuangan perusahaan adalah kantor
pusat.
Manajer pabrik tidak memiliki kontrol atas pembelian biji kopi hijau. Pembelian biji kopi
hijau ini diatur oleh sebuah unit pembelian khusus yang terletak di New York. Grup ini dapat
mengadakan kontak dengan broker kopi secara konstan.
Untuk beberapa tahun lalu, manajer pabrik tidak merasa puas dengan ukuran kinerja yang
didasarkan pada pendapatan kotor. Keluhan yang terjadi tersebut dikarenakan mereka tidak
memiliki kendali atas input dan tidak dapat mengendalikan volume, harga, atau campuran
output. Oleh karena itu, presiden meminta pengawas mempelajari seluruh metode pelaporan
hasil grup operasi, penjualan dan pemasaran, serta unit penjualan pabrik.
Strategi
Perusahaan Aloha Products merupakan perusahaan yang berorientasi dibidang manufaktur.
Perusahaan ini berfokus pada kuliner berupa kopi. Strategi yang diterapkan pada perusahaan ini
adalah pengelolaan terhadap persediaan kopi hijau. Perusahaan membeli kopi hijau melalui
broker, kopi hijau tersebut diolah atau dipanggang pada tiga pabrik yang dimiliki perusahaan
berdasarkan permintaan pelanggan. Apabila terdapat sisa persediaan kopi hijau yang belum
diolah, perusahaan memilih untuk menjual kembali persediaan kopi hijau.
Pembelian kopi hijau dilakukan di pasar kontrak dimuka. Dengan menggunakan anggaran
penjualan, grup pembelian memasuki pasar kontrak di muka untuk biji kopi hijau. Kontrak di
muka tersebut mensyaratkan pengiriman kopi hijau pada 3 sampai 12 bulan ke depan pada harga
tersebut. Grup pembelian ini mempunyai hak opsi untuk pembelian pada pasar spot yaitu,
pembelian untuk pengiriman yang secepatnya. Kebijakan yang biasa dibuat adalah membuat
komitmen pembelian berdasarkan potensi permintaan maksimum pabrik dan menjual
kelebihannya pada pasar spot.
1. Evaluasi sistem pengendalian saat ini untuk departemen produksi, pemasaran, dan pembelian Aloha Products?
Evaluasi Sistem Pengendalian :
- Departemen Produksi
Aloha Products memiliki sistem penetapan pusat tanggungjawab yang tidak tepat pada
manajemen perusahaannya. Hal ini dapat dilihat pada ketiga unit pabrik yang ditetapkan sebagai
pusat laba namun tidak dapat bekerja selayaknya pusat laba itu sendiri karena terdapat banyak
batasan yang diberikan oleh manajemen pusat. Masalah yang terjadi pada sistem pengendalian
pabrik adalah :
a. Manajer pabrik tidak dapat menentukan jumlah input yang digunakan sebagai bahan
pokok produksi. Hal ini akan bertentangan dengan tujuan dari pusat laba karena manajer pabrik
tak akan mampu memaksimalkan tingkat laba bila tidak dapat menentukan jumlah input
produksi.
b. Jadwal dan tingkat produksi ditentukan oleh pusat. Hal ini juga menjadi batasan bagi
pabrik sebagai pusat laba karena tidak memiliki hak untuk menentukan tingkat produksi yang
efektif sesuai dengan kapasitas pabrik saat itu.
c. Manajer pabrik tidak memiliki akses terhadap penjualan produk.
d. Sebenarnya ide pengukuran kinerja dan pemberian bonus yang didasarkan pada gross
margin cukup baik, karena dengan seperti itu setiap kepala pabrik termotivasi untuk lebih
mengefisienkan dan mengefektifkan biaya-biaya yang dapat ia kontrol di dalam pabriknya
seperti biaya pada proses pemanggangan, penggilingan dan pengemasan. Biaya bahan baku tidak
dapat ia kontrol karena itu merupakan biaya yang diberikan oleh departemen pembelian. Akan
tetapi, teknik pengukuran kinerja dan perhitungan bonus seperti ini akan efektif bila perusahaan
memberikan kebebasan pada pabrik dalam menentukan tingkat input, output, dan penjualan
produk.
- Departemen Pemasaran
Di dalam kasus tidak banyak informasi mengenai sistem pengendalian yang ada pada
departemen ini. Akan tetapi, kita dapat melihat bahwa sering ada selisih antara pengiriman bahan
baku dengan permintaan aktual. Ini dapat mengindikasikan bahwa penjualan relatif tidak stabil,
bahkan seringkali turun. Hal ini menyebabkan perusahaan harus menjual atau membeli bahan
baku dari broker atau perusahaan lain dengan menggunaka spot price yang fluktuatif. Sehingga
dapat menimbulkan laba atau rugi yang sulit dikontrol.
- Departemen Pembelian
Pada umumnya sistem yang digunakan untuk pembelian bahan baku yang dilakukan oleh
departemen ini sudah cukup baik, yaitu menggunakan future contracts yang bertujuan untuk
menjaga kestabilan harga ataupun nilai bahan baku. Akan tetapi, perlu diingat bahwa sering
terjadi selisih pengiriman aktual dengan permintaan, ini berarti adanya ketidak-sepahaman antara
departemen pemasaran dengan departemen pembelian.
2. Pertimbangkan strategi kompetisi perusahaan, perubahan apa yang anda sarankan untuk sistem kontrol dari ketiga departemen tersebut?
Saran yang akan saya berikan:
- Departemen Produksi
Bila Aloha tetap ingin mempertahankan sistem pengendaliannya seperti sekarang, akan lebih
baik bila pusat tanggung jawab pada pabrik diganti sebagai pusat biaya sehingga manajer pabrik
tidak perlu lagi memaksimalkan tingkat laba yang sebernarnya tidak dapat dimaksimalkan
karena kebijakan pusat yang tidak tepat. Bila pabrik ditetapkan sebagai pusat biaya, maka
pengukuran kinerja pabrik seharusnya dilakukan berdasarkan tingkat pengefektifan sumber daya
sehingga jumlah output akan lebih maksimal.
- Departemen Pemasaran
Kebijakan tentang penjualan dan pemasaran sebaiknya tetap dilakukan oleh kantor pusat.
Sumber daya pemasaran akan lebih baik jika dimanfaatkan/digunakan dibawah satu unit, karena
ketiga pabrik yang ada memproduksi produk yang sama. Sehingga, apabila kantor pusat yang
menangani fungsi pemasaran, maka perusahaan dapat mempromosikan merek dengan cara yang
paling efisien dan terintegrasi. Akan tetapi, departemen pemasaran juga harus melakukan
tindakan untuk mengatasi masalah tidak stabilnya permintaan.
- Departemen Pembelian
Akan lebih baik jika sebelum melakukan pembelian departemen pembelian meng-
komunikasikannya lebih dahulu ke departemen produksi dan pemasaran. Sehingga, pembelian
yang dilakukan tepat sasaran, yaitu sesuai dengan kapasitas produksi pabrik dan sesuai dengan
permintaan pasar. Hal ini memberikan kesempatan bagi pabrik untuk mengendalikan input
mereka sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu, departemen pembelian sebaiknya
membentuk dan mempertahankan relasi baru dengan petani dan pemasok. Sehingga, dapat
menjaga kepastian tersedianya bahan baku dan juga dapat mencapai penghematan biaya dari
pembelian grosir.