Alm Pada Bank

52
Manajemen Asset dan Liabilities Pada Bank Komersil Hinsa Siahaan 1 Abstraksi Risiko tingkat bunga adalah salah satu masalah tradisionil yang sangat penting diperhatikan dalam ALM (Assets and Liability Management). Meskipun risiko tingkat bunga merupakan masalah klasik tetapi masih tetap sangat krusial dalam manajemen aktiva dan kewajiban bank. Mengapa ? Oleh karena risiko tingkat bunga adalah sangat memengaruhi kinerja sebuah bank. Sebagaimana kita ketahui sasaran akhir atau The Ultimate Goal of the ALM adalah “memaksimumkan tingkat pengembalian bank setelah disesuaikan dengan risiko yang diterima oleh pemegang saham dalam jangka panjang (atau the maximization of the risk-adjusted returns to shareholders over the long run). 2 Tujuan tulisan ini adalah membahas adanya saling hubungan pencapaian tujuan bank dengan manajemen risiko tingkat bunga, apakah ada suatu posisi tingkat bunga sensitif sehingga membuat pencapaian tujuan bank menjadi optimal ? Apabila memang ada bagaimanakah cara melihatnya ? Tulisan ini juga membahas masalah identifikasi goal, definisi parameter tujuan sebuah bank, dan alternatif strategi pembiayaan yang mungkin dipilih guna mengoptimalkan pencapaian tujuan bank. Setelah selesai membaca tulisan ini, para pembaca diharapkan mampu; menjelaskan adanya tiga perkiraan bank dengan multi dimensi yang tidak dapat dimaksimalkan secara simultan melainkan harus dioptimalkan, karena tujuan peningkatan 1 Peneliti Senior Badan Kebijakan Fiskal: Alumni GraduateSchool of Management Boston University Hubert H. Humphrey Fellowships Program 1991/1992 2 2. Dennis G.Uyemura Donald R.Van Deventer:”Financial Risk Management In Banking ; The Theory&Application of Asset&Liability Management”, McGraw-Hill, 1993. Hinsa Siahaan 11/08/06 1

description

lnlkn

Transcript of Alm Pada Bank

Page 1: Alm Pada Bank

Manajemen Asset dan Liabilities

Pada Bank Komersil

Hinsa Siahaan 1

Abstraksi

Risiko tingkat bunga adalah salah satu masalah tradisionil yang sangat penting diperhatikan dalam ALM (Assets and Liability Management). Meskipun risiko tingkat bunga merupakan masalah klasik tetapi masih tetap sangat krusial dalam manajemen aktiva dan kewajiban bank. Mengapa ? Oleh karena risiko tingkat bunga adalah sangat memengaruhi kinerja sebuah bank. Sebagaimana kita ketahui sasaran akhir atau The Ultimate Goal of the ALM adalah “memaksimumkan tingkat pengembalian bank setelah disesuaikan dengan risiko yang diterima oleh pemegang saham dalam jangka panjang (atau the maximization of the risk-adjusted returns to shareholders over the long run).2 Tujuan tulisan ini adalah membahas adanya saling hubungan pencapaian tujuan bank dengan manajemen risiko tingkat bunga, apakah ada suatu posisi tingkat bunga sensitif sehingga membuat pencapaian tujuan bank menjadi optimal ? Apabila memang ada bagaimanakah cara melihatnya ? Tulisan ini juga membahas masalah identifikasi goal, definisi parameter tujuan sebuah bank, dan alternatif strategi pembiayaan yang mungkin dipilih guna mengoptimalkan pencapaian tujuan bank.

Setelah selesai membaca tulisan ini, para pembaca diharapkan mampu;

menjelaskan adanya tiga perkiraan bank dengan multi dimensi yang tidak dapat

dimaksimalkan secara simultan melainkan harus dioptimalkan, karena tujuan

peningkatan ketiga perkiraan bertentangan satu sama lain (conflict of interest);

mengkalkulasi atau memperkirakan tiga tujuan bank secara kuantitatip dengan

menggunakan kombinasi data dari neraca (data pada sisi asset & liability) data

laporan laba rugi (income statement ) lembaga keuangan bank komersil;

membahas tentang mismatch atau ketidakseimbangan karakter sumber pendanaan

dengan karakteristik investasi pada bank komersil yang dapat membahayakan

pertumbuhan dan kelangsungan hidup sebuah bank komersil;

1 Peneliti Senior Badan Kebijakan Fiskal: Alumni GraduateSchool  of  Management Boston University Hubert H. Humphrey Fellowships Program 1991/1992

22. Dennis G.Uyemura Donald R.Van Deventer:”Financial Risk Management In  Banking ;   The  Theory&Application of Asset&Liability Management”, McGraw-Hill, 1993.

Hinsa Siahaan 11/08/06 1

Page 2: Alm Pada Bank

membahas strategi pendanaan atau pembiayaan bank komersil yang optimal dalam

menghadapi risiko perubahan tingkat bunga pasar. Memilih strategi yang cocok

menghadapi risiko kredit.

1. Rekening Pada Neraca Bank Dengan Multi Dimensi Yang Harus Diperhatikan

Rekening bank dengan multi dimensi yang harus diperhatikan dalam tulisan ini adalah meliputi ”pendapatan bunga bersih (net interest income), nilai modal bersih (market value of net equity), dan rasio modal ekonomis (economic equity ratio)”.

Sebelum membahas apakah ada posisi tingkat bunga yang optimal pada sebuah bank,

maka langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang manajer bank adalah

memahami cara mengukur berbagai macam risiko . Dalam mengantisipasi segala macam

bentuk risiko yang dihadapi, seorang manajer pada bank dapat melakukan apa yang

disebut dengan ALM (Asset Liability Management). Dalam proses ALM ada “target

accounts” neraca yang harus selalu dipertimbangkan. Tiga perkiraan penting tersebut

yang berkaitan dengan manajemen risiko tingkat bunga (interest rate risk management)

adalah (1) pendapatan bunga bersih (net interest income), (2) nilai saham (equity)

berdasarkan pasar (market value of net equity), dan (3) rasio modal sendiri ekonomis (

economic equity ratio).

Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income). Perkiraan ini paling banyak

dipertimbangkan dalam “target account”. Pengukurannya berdasarkan konsep

akuntansi dan biasanya menjadi pokok pembahasan pada bank-bank. Ada

kecenderungan pemusatan perhatian pada dampak penghasilan jangka pendek

akibat perubahan tingkat bunga; yakni dampak perubahan tingkat bunga

terhadap penghasilan selama 3 bulan hingga 12 bulan. Jadi orientasi target

adalah pada penghasilan jangka pendek.

Nilai Modal Bersih Menurut Pasar (Market Value of Net Equity). Ini adalah

menyangkut konsep modal berdasarkan pasar (pengukuran modal dengan mark-

to-market) bukan berdasarkan konsep akuntansi. Umpamanya seberapa besar

perubahan capital (perubahan harga saham) bank jika terjadi perubahan tingkat

bunga yang tidak diharapkan (diluar rata-rata) ? Ini berorientasi pada konsep

neraca tetapi berdasarkan nilai pasar. Artinya komponen-komponen modal

Hinsa Siahaan 11/08/06 2

Page 3: Alm Pada Bank

disesuaikan dengan perubahan tingkat suku bunga pasar. Oleh karena kapitalisasi

pasar adalah menentukan nilai sekarang (present value) seluruh arus kas diterima

dimasa yang akan datang atau dividen yang akan datang, dengan sendirinya nilai

pasar modal bersih adalah sama dengan konsep penghasilan ekonomis untuk

jangka panjang.

Rasio Modal Sendiri Ekonomis (Economic Equity Ratio). Konsep ini menyangkut

sejauh manakah perubahan tingkat bunga akan merubah besarnya “rasio modal

sendiri terhadap aktiva” apabila keduanya disesuaikan berdasarkan nilai pasar.

Seperti konsep rasio modal (capital ratio) dengan orientasi pada nilai pasar.

Sekali lagi target disini adalah arus kas yang diharapkan diperoleh dalam jangka

panjang, di masa yang akan datang.

Dimensi-dimensi yang harus dipertimbangkan di dalam pengukuran rekening yang

dijadikan target dalam penilaian adalah :

o Dimensi neraca versus laporan laba rugi ( Balance sheet versus income statement

dimensions).;

o Dimensi nilai pasar versus nilai akuntansi (Market value versus accounting

dimensions);

o Dimensi jumlah kapital versus rasio kapital (Capital amount versus capital ratio

dimensions);

o Dimensi jangka pendek versus jangka panjang ( Short-term versus long-term).

Bukan hanya besarnya setiap rekening pada laporan keuangan yang dipertimbangkan.

Tetapi semua dimensi yang berkaitan dengan setiap perkiraan (rekening) harus

dipertimbangkan sekaligus.

2. Studi Kasus Manajemen Risiko Pada Sebuah Bank

Untuk memahami berbagai konsep penting yang berkaitan dengan manajemen risiko

tingkat bunga, kiranya menjadi lebih mudah jika pembahasan ditekankan pada studi

kasus bank dengan menggunakan angka-angka hipotetis yang disederhanakan

sedemikian rupa. Dan untuk itu katakanlah ada sebuah bank namanya Bank “ PT. XYZ

Hinsa Siahaan 11/08/06 3

Page 4: Alm Pada Bank

” yang pada awal tahun pendiriannya masih sangat sederhana. Dimana kondisi dan

asumsi-aumsi saat pendirian bank adalah  seperti berikut:

a. Bank memulai usahanya dengan aktiva (pemberian pinjaman sebesar $1,000

kepada nasabahnya), dengan sumber modal utang dari masyarakat (Sertifikat

deposito $800), dan modal sendiri atau start-up equity sebesar $200.

b. Pemberian pinjaman atau loan berupa a six month “bullet” loan (semua

bunga dan pokok pinjaman dibayarkan pada tanggal jatuh tempo) kepada

nasabah yang harganya sesuai dengan tingkat bunga CD yang berlaku di pasar

(diasumsikan 6%) ditambah spread 2%. Oleh karena itu pada tanggal 1Januari

pinjaman dicatat/dibukukan dengan yield 8%. Selain itu diasumsikan bahwa

pinjaman tersebut diperpanjang secara otomatis (roll-over) untuk 6 bulan

berikutnya, dan yield-nya ditetapkan kembali sesuai dengan tingkat bunga

CD yang berlaku di pasar pada saat perpanjangan, dan ditambah dengan

credit spread 2%.

c. CD dibukukan 1 Januari dengan tingkat bunga 6%. Bank dalam posisi dapat

menerbitkan CD dengan tanggal jatuh tempo mula-mula (initial maturity)

sesuai yang diinginkannya. Initial maturity mungkin 1 hari atau 5 tahun, atau

tanggal-tanggal yang ada diantara 1 hari hingga 5 tahun. Tetapi sekali bank

telah memilih initial maturity, maka ia akan terikat untuk memperpanjang CD

dengan CD baru (bunganya disesuaikan dengan bunga pasar) pada tanggal

jatuh tempo dengan initial maturity sama dengan yang pertama. Jadi bank

harus mengatur strategi atau terikat pada strategi pendanaan selama satu

tahun. Sebagai contoh jika bank memilih mendanai neracanya dengan CD-

3bulan, maka ia secara terus menerus harus memperpanjang CD periode

3bulan semula, tiga kali periode berikut, hingga akhir tahun.

d. Diasumsikan bahwa kurva yield datar atau flat, dalam arti tingkat bunga untuk

semua jatuh tempo meskipun satu hari hingga lima tahun sama 6%. Selain itu

diasumsikan bahwa kurva yield bergeser sekali sejak tanggal 2 Januari,

menghasilkan nilai baru yang flat (datar). Ini adalah pergeseran yang parallel

dengan tingkat bunga. Kemudian diasumsikan lagi bahwa sejak 2 Januari

tingkat bunga tetap hingga akhir tahun.

Hinsa Siahaan 11/08/06 4

Page 5: Alm Pada Bank

e. Semua penghasilan dibayarkan sebagai dividend setiap tengah tahunan

(pembayaran semi-annually). Asumsi ini perlu karena sumber kas satu-

satunya untuk membayar dividend adalah hanya bullet loan yang arus kasnya

terjadi setiap tengah tahunan.

f. Untuk simplikasi, semua biaya pajak, asuransi deposito, cadangan wajib, dan

biaya operasi lainnya diabaikan (dianggap tidak ada).

Memang semua asumsi diatas sengaja disederhanakan. Tetapi ini hanya sekedar

contoh agar kasusnya mudah dibayangkan. Tabel 1 adalah neraca dan laporan

formal yang memuat ringkasan keuangan bank ketika mula-mula berdiri.

Tabel 1

Studi Kasus Risiko Tingkat Bunga

Neraca Awal 1 Januari

Assets (Aktiva):

$1,000 Six-Month Loan Priced at CD + 2%

Liabilities and Equitiy :

$ 800 CD of Any Desired Maturity

$ 200 Equity ( Saham atau modal sendiri)

Problem : anggaplah saudara sebagai manajer ALM ( Assets liability management) bank

ini. Ketika dewan direksi ALCO memberi instruksi bahwa saudara harus meminimalkan

risiko tingkat bunga yang harus dihadapi bank. Saudara hanya dapat memilih jatuh tempo

CD yang akan ditetapkan hingga akhir tahun, agar meminimalkan tingkat risiko bunga

bank. Persoalannya CD dengan jatuh tempo manakah yang saudara pilih, dan apa alasan

pilihan tersebut ?

3 Pembahasan Permasalahan

Untuk kasus sederhana seperti ini, nampaknya tidak ada satu solusi terbaik. Tidak ada

satu pun CD dengan maturity tertentu yang pasti meminimalkan profil risiko tingkat

bunga bank. Mari kita kaji ulang masalahnya agar terungkap apa yang menjadi alasannya

Hinsa Siahaan 11/08/06 5

Page 6: Alm Pada Bank

sebenarnya: Jika tujuannya adalah meminimalkan risiko tingkat bunga, yang menjadi

pertanyaan adalah CD dengan jatuh tempo berapa lamakah harus digunakan untuk

membiayai (mendanai) pinjaman 6 bulan agar supaya optimal ?

Jika tujuannya adalah meminimalkan risiko penghasilan (to minimize earnings risk),

sebaiknya jangan menggunakan CD-6 bulan. Alasannya dapat dijelaskan melalui kajian

pengaruh kenaikan 1% bunga pasar dari hari kedua hingga jatuh tempo terhadap tiga

target (net interest income, market value of net equity, dan economic equity ratio) yang

dijadikan sebagai ukuran, lihat Tabel 2.

Tabel 2

Hasil Studi Kasus Risiko Tingkat Bunga

(Dampak kenaikan 1% Kurva Yield CD Pada 2 Januari)

CD Maturity

(Months)

Annual Net Interest

Income ($)

Market Value of

Equity (%)

Economic Equity

Ratio (%)

3.0 $ - 1.0 - 1.4% - 0.9%

4.5 0.0 - 0.9 - 0.5

6.0 + 1.0 - 0.5 0.0

7.5 + 2.0 0.0 + 0.5

9.0 + 3.0 + 0.5 + 0.9

Ada tiga kolom (kolom 2, 3, dan 4) yang dapat mengungkapkan dampak perubahan

tingkat bunga yang naik 1 % sejak 2 Januari terhadap CD 3.0 bulan, 4.5 bulan, 6.0

bulan, 7.5 bulan, dan 9.0 bulan.

Untuk memahami tabel ini, lihat salah satu baris dari satu CD Maturity secara rinci.

Seandainya manajer ALM memilih CD-3bulan untuk mendanai bank, dan pada 2 Januari

tingkat bunga pasar naik 1%, maka pendapatan bunga bank (net interest income) akan

turun $ 1 dibandingkan jika seandainya situasi pada tingkat bunga tetap tidak berubah.

Dalam hal ini penghasilan bank selama setahun turun dari $32.00 menjadi $31.00.

Untuk membuktikannya cukup mudah, yakni dengan menghitung total pendapatan

bunga bersih selama satu tahun, tetapi dengan asumsi menggunakan dua tingkat bunga

Hinsa Siahaan 11/08/06 6

Page 7: Alm Pada Bank

yang berbeda. Jika bunga stabil hingga akhir tahun, pendapatan bunga bank adalah 8% x

$1,000 =$ 80. Sementara biaya bunga CD adalah 6% dari saldo pinjaman $800 atau $48.

Jadi pendapatan bunga bersih : $80 -$48 = $32.

Tetapi jika tingkat bunga naik 1%, pendapatan bunga bank, biaya bunga, dan

pendapatan bunga bersih per kuartal bank akan berubah seperti terlihat pada Tabel 3.

Untuk simplikasi perhitungan diasumsikan bahwa setiap kuartal adalah sama dengan 91

hari.

Tabel 3

Pendapatan Bunga Bersih Perkuartal

Menggunakan CD-3bulan dan tingkat bunga naik 1%

Quarter 1 Quarter 2 Quarter 3 Quarter 4 Year

Loan Yield 8.00% 8.00% 9.00% 9.00% 8.5%

Interest Income $20.00 $20.00 $22.50 $22.50 $85.00

CD Rate 6.00% 7.00% 7.00% 7.00% 6.75%

Interest Expense $12.00 $14.00 $14.00 $14.00 $54.00

Net Interest Margin 3.20% 2.40% 3.40% 3.40% 3.10%

Net Interest Income $8.00 $6.00 $8.50 $8.50 $31.00

Terlihat bahwa penetapan harga baru terhadap pinjaman (loan) adalah refleksi

tingkat bunga baru yang lebih tinggi pada kuartal III dan IV, setelah jatuh tempo dan

diperpanjang kembali dalam lingkungan CD 7% untuk total yield 9%. Namun CD jatuh

tempo setelah kuartal I dan diperpanjang dengan tingkat bunga baru 7% dimulai sejak

kuartal II. Selanjutnya, pendapatan bunga bersih untuk sementara terkoreksi pada kuartal

II, tetapi kemudian mencapai pendapatan bunga bersih tertinggi pada kuartal III dan IV.

Adalah mudah menjelaskan bahwa seandainya tingkat bunga naik 2% dari 1%

semenjak 2 Januari dan seterusnya, pendapatan bunga bersih per tahun turunnya $2

bukan $1. Yaitu akibat setiap pergeseran tingkat bunga (dalam persen) dikalikan dengan

- $1. Oleh karena itu jika tingkat bunga turun 1% maka pendapatan bunga bersih akan

naik $1 (yakni diperoleh dari - $1 dikalikan dengan perubahan tingkat bunga – 1%, lihat

Tabel 2) yang hasilnya menjadi $ 33 pada tahun yang bersangkutan. Sekarang dapat

Hinsa Siahaan 11/08/06 7

Page 8: Alm Pada Bank

dimengerti penggunaan analisa perubahan bunga 1 %; nilai dapat dikalikan dengan

setiap perubahan tingkat bunga.

Mari kembali pada garis CD pada Tabel 2, terlihat bahwa pengaruh perubahan

tingkat bunga terhadap nilai pasar modal sendiri (market value of equity) adalah -1.4%.

Nilai equity selalu merupakan sisa (residual) nilai pasar aktiva dikurangkan dengan nilai

pasar utang (nilai pasar pasiva atau nilai total kewajiban). Misalkan bahwa spread

pinjaman (loan spread) ditetapkan 2% sebagai premi risiko yang sepadan untuk tingkat

bunga CD sesuai dengan yang kualitas peminjam. Sehingga ketika tingkat bunga naik

1% pada 2 Januari nilai pasar pinjaman sekarang (yang baru) berkurang seperti terlihat

pada Tabel 4.

Kolom nilai pasar sekarang (nilai pasar yang baru) adalah hasil kalkulasi ”mark-to-

market” atau kalkulasi disesuaikan dengan tingkat bunga baru yang berlaku di pasar

untuk loan dan CD. Sebagai contoh loan (pinjaman) akan dibayar kembali $1,040 yang

terdiri dari bunga 6 bulan ditambah pokok pinjaman. Ketika nilai pinjaman di diskonto

dengan 9% nilai pasarnya sekarang yang berlaku adalah $995.22.

Pada Tabel 4 terbukti bahwa nilai pasar equity menurun dari $200 menjadi $

197.18 jika tingkat suku bunga naik 1%, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2 dan

Tabel 4. Selain itu Tabel 4 memperlihatkan bahwa economic equity ratio menurun dari

20% menjadi 19.81%, yakni penurunan sebesar 0.9%. Sebaliknya jika suku bunga turun

1% maka nilai pasar equity dan economic equity ratio akan naik dengan magnitude yang

sama.

Setelah memahami angka-angka pada Tabel 2, sekarang kita kembali kepada

persoalan sebenarnya; CD atau sertifikat deposito dengan jatuh tempo (maturity) yang

manakah yang meminimalkan risiko tingkat bunga bank ini ? Hasil pengujian pada

Tabel 2 terbukti tidak ada solusi. Alasannya tidak ada CD yang secara absolut dapat

menghasilkan/mencapai target rekening dalam tiga dimensi yang hasilnya nol. Sebab

upaya meminimalkan risiko pada satu dimensi akan menaikkan risiko pada dimensi lain.

Hinsa Siahaan 11/08/06 8

Page 9: Alm Pada Bank

Kajian tentang target tiga dimensi secara satu persatu, atau kajian dimensi demi

dimensi adalah seperti berikut :

Pendapatan bunga bersih (Net interest income). Perkiraan ini dapat distabilkan

untuk horison waktu satu tahun terhadap pergeseran tingkat bunga jika

menggunakan CD 4.5 bulan. Mungkin ini secara intuisi tidak terbukti, tetapi bagi

yang ragu-ragu ini dapat diuji secara matematika. Alasannya CD 6 bulan (sesuai

dengan maturity pinjaman) tidak menstabilkan penghasilan tahunan sebab

hanya cocok dengan maturity kalau saldonya juga cocok, pada contoh ini volume

pinjaman (loan) lebih besar dari volume CD.( Pada semua bank volume earning

asset biasanya lebih besar dari volume ”interest-bearing depoits).

Tabel 4

Kalkulasi Nilai Pasar –Studi Kasus CD-3bulan

Ketika Tingkat Bunga Naik 1%

Maturity

(Bulan)

Saldo

Awal

Tingkat

Diskonto

Awal

Nilai

Pasar

Sekarang

Tingkat

Diskonto

Baru

Persentase

perubahan

Loan 6.0 $1,000 8.0% $995.22 9.0% - 0.48%

CD 3.0 800 6.0% 798.03 7.0% - 0.25%

Equity 200 197.18 - 1.41%

Economic

Equity

Ratio

20% 19.81% - 0.94%

Nilai pasar equity (Market value of equity) Ini dapat distabilkan dari perubahan

bunga hanya apabila yang dipilih adalah CD 7.5 bulan. Selisih pendanaan

dibutuhkan untuk melindungi nilai (to hedge) nilai pasar equity dari pada mencoba

melindungi pendapatan bunga bersih.

Rasio equity ekonomis (Economic equity ratio) Eureka ! Kebanyakan orang

cenderung mencocokkan maturity (jatuh tempo) CD dengan loan (pinjaman). Ini

yang disebut menstabilkan risiko tingkat bunga, jika pencocokan maturities antara

Hinsa Siahaan 11/08/06 9

Page 10: Alm Pada Bank

CD dan loan berhasil atau efektif. Jika ditegaskan bahwa penggunaan CD-6bulan

adalah strategi yang tepat dalam studi kasus ini, sedikit yang menyadari bahwa

strategi ini secara implisit telah melindungi rasio equity ekonomis bank. Ini bukan

kebetulan. Dapat dibuktikan bahwa memang ini akan terjadi.

4. Unsur-unsur Penting Yang Mendapat Prioritas Secara Tradisionil

Untuk menambah cakrawala pembahasan studi kasus bank ini, misalkan pembuat

undang-undang menghimbau agar manajer ALM memberikan tambahan perhatian pada

target rekening tertentu. Secara histories, manajemen senior bank memusatkan

perhatiannya pada rekening penghasilan yang ditargetkan, yang dalam studi kasus ini

adalah pendapatan bunga bersih. Bukan tidak lazim manajemen menghendaki earnings

tidak menyimpang dari perubahan tingkat bunga yang tidak diharapkan selama tahun

berjalan. Sangat lazim manajemen bank merekomendasikan penggunaan maturity

yang 4.5 bulan sebagai pilihan.

Nilai pasar equity (nilai pasar modal sendiri) bank adalah sinonim dengan modal

bank berdasarkan pasar ( bank’s market capitalization ). Sudah pasti stakeholders sangat

berkepentingan dengan karakter risiko pasar modal atau harga saham bank bagi

pemegang saham. Apabila mereka menginginkan bank meminimalkan risiko tingkat

bunga, maka yang dipilih adalah CD – 7.5 bulan. Hanya ini cara agar supaya nilai

investasinya pada bank tidak menjadi korban risiko tingkat bunga.

Stakeholder yang paling berkepentingan dengan rasio equity adalah pengawas bank

(regulator). Regulator dalam hal ini lebih memperhatikan konsep rasio modal

berdasarkan nilai pasar ketimbang menurut akuntansi. Dalam studi kasus ini rasio modal

yang digunakan adalah economic equity ratio (rasio modal sendiri secara ekonomi).

Oleh karena itu setiap regulator yang menghendaki meminimalkan risiko tingkat bunga

bank selalu menggunakan dimensi economic equity ratio, dan menganjurkan bank

menggunakan CD-6 bulan untuk pendanaannya.

Jadi dapat dimengerti tiga stakeholders utama (management, shareholders, dan

regulators), semuanya (masing-masing) menghendaki penggunaan CD dengan jatuh

tempo (maturity) yang berbeda-beda untuk mencapai tujuannya meminimalkan risiko

Hinsa Siahaan 11/08/06 10

Page 11: Alm Pada Bank

tingkat bunga. Bagaimana dengan manajer ALM. Apakah yang sebaiknya dilakukan ?

Meskipun dengan contoh studi kasus yang amat sederhana ini, tidak ada solusi yang jelas.

Itulah salah satu penyebab, mengapa ALM lebih cenderung disebut seni (art) bukan ilmu

pengetahuan (science).

Tetapi jangan buru-buru menyerah. Sebab ada pendekatan yang rasionil terhadap

dilema (buah si malakama) risiko tingkat suku bunga. Namun sebelum pembahasan

pendekatan rasionil yang dapat digunakan memecahkan dilema risiko tingkat bunga,

berikut ini pembahasan adalah dipusatkan pada analoginya dengan *obligasi berbunga

tetap dan obligasi berbunga mengambang* atau fixed and floating-rate bonds. 

5. Analogi Dengan Obligasi

Strategi penting yang dapat dipertimbangkan oleh manajer ALM dalam studi kasus ini

adalah memilih antara dua macam sertifikat deposito, yakni CD yang 4.5 bulan dan 7.5

bulan. Pilihan strategi disini apakah “melindungi penghasilan bank” atau “melindungi

nilai pasar saham bank “ yang bersangkutan. (hedge the bank’s earnings and the hedge

bank’s stock price). Keduanya adalah strategi pendanan yang dapat menstabilkan dua

rekening penting yang ditargetkan : pendapatan bunga bersih (net interest income) dan

nilai equity menurut pasar ( the market value of equity). Seperti biasa terjadi, tingkat

risiko rasio equity ekonomi berubah-ubah tergantung risiko pasar equity dan risiko

penghasilan. Oleh karena itu kalau kedua target dikelola dengan arah yang bijaksana

berarti rasio modal ekonomis (economic equity ratio) juga akan terkelola dengan baik.

Sesungguhnya kedua strategi sangat penting difahami oleh manajer ALM, CEO, dan

dewan direksi/dewan pengawas bank. Untuk menjelaskan kedua macam strategi, angka-

angka dari Tabel 2 dapat dikutip dan dituangkan kembali dalam bentuk Tabel 5.

Jika bank menggunakan pendanaan CD 4.5 bulan dan CD 7.5 bulan, maka

penghasilan bank selama satu tahun tidak dibatasi pergeserah tingkat bunga. Tetapi

modal bank berdasarkan pasar (market capitalization) sangat rapuh atau sangat rentan

terhadap perubahan bunga, setiap kenaikan 1% bunga menyebabkan penurunan nilai

modal bank sebesar 0.9%. Secara kualitatif ini adalah benar berlaku untuk semua bank

(untuk setiap arus kas). Jika penghasilan (arus kas) dilindungi atau di hedge dari

Hinsa Siahaan 11/08/06 11

Page 12: Alm Pada Bank

perubahan tingkat bunga, maka harga saham (stock price) dan modal bank berdasarkan

pasar atau market capital of bank atau nilai sekarang arus kas pasti turun (merosot) jika

tingkat bunga naik.

Tabel 5

Dua Strategi Pendanaan Terpenting

(Dampak Kenaikan 1% Tingkat Bunga)

Maturity

( Bulan )

Pendapatan Bunga Bersih

Tahunan ($)

Nilai Pasar

Equity ($)

4.5 0.0 - 0.9%

7.5 + 2.0 0.0

Jika pilihan dijatuhkan pada CD 7.5 bulan, harga saham bank tidak berubah

kendatipun tingkat bunga berubah. Tetapi penghasilan bank akan naik setiap tingkat

bunga naik. Sekali lagi, secara kualitatif ini adalah benar untuk semua bank atau untuk

semua arus kas.

Memperkuat dua paragraph terakhir diatas, ini analog dengan dua obligasi jangka

panjang. Analogi ini penting karena keduanya secara intuisi mudah untuk difahami, dan

mengilustrasikan bahwa risiko dan karakter penilaian setiap konsep keuangan adalah

berlaku universal. Dapat diaplikasikan untuk semua situasi, apakah untuk pertimbangan

ALM pada bank, atau di dalam pembelian sekuritas sebagai wacana investasi atau untuk

hedging dengan menggunakan produk derivatif yang canggih, seperti options atau

swaps.

Setiap analogi dengan posisi CD-4.5 Bulan dalam studi kasus pasti mempunyai

karakter bahwa arus kasnya tidak berbeda dengan pergeseran tingkat bunga, dan nilai

pasarnya pasti menurun setiap tingkat bunga naik  diatas rata-rata. Obligasi yang paling

sederhana memiliki karakter seperti ini adalah obligasi pemerintah jangka panjang,

yang biasa disebut long bond ( Catatan : analogi hanya berlaku untuk dua karakteristik

penting pola kas atau penghasilan tetap dan nilai pasar, yang merosot jika tingkat

bunga naik. Harap analogi jangan dikaburkan bahwa semua aktiva lembaga keuangan

semacam ini harus jangka panjang dan bunga tetap. Sebab mungkin saja jangka pendek

Hinsa Siahaan 11/08/06 12

Page 13: Alm Pada Bank

dengan pendanaan jangka pendek yang sepadan, sepanjang pendapatan bunga bersih

dilindungi (di hedge) dari pergerakan tingkat bunga.

Semua bankir mengetahui bahkan sangat mengetahui bahwa arus kas setiap obligasi

jangka panjang dengan bunga tetap ; tidak berubah dalam keadaan tertentu, dan pasti

tidak meskipun ketika tingkat bunga pasar naik atau turun. Tetapi untuk setiap sekuritas

yang arus kasnya tetap, nilai pasarnya sangat peka (rentan) terhadap setiap perubahan

(fluktuasi) tingkat bunga. Ini adalah karena nilai pasar arus kas berbunga tetap, seperti

long bond sama dengan nilai sekarang (present value) arus kas yang diperoleh dengan

mendiskonto arus kas yang diterima di masa yang akan datang. Nilainya tergantung pada

tingkat diskonto yang berlaku. Jadi ketika tingkat bunga bergerak naik, faktor diskonto

naik, justru nilai sekarang arus kas setelah di diskonto tentnya turun.

Analogi pendanaan dengan CD-7.5 bulan adalah obligasi yang nilai pasarnya stabil,

namun arus kasnya meningkat setiap kali suku bunga pasar meningkat. Ini serupa

dengan floating-rate bond yang kuponnya (bunganya) ditetapkan kembali setiap interval

yang regular, biasanya setiap tiga atau enam bulan, berdasarkan index jangka pendek

tertentu, misalnya berdasarkan LIBOR atau bunga surat pebendaharaan pemerintah

( Treasury bill rates). Jelaslah setiap kali tingkat bunga naik maka arus kas terkait dengan

instrumen ini akan naik. Oleh karena itu floating-rate bond selalu diperdagangkan

dengan harga mendekati nilai par atau nilai nominal, sebab ketika suku bunga naik,

kenaikan kupon mengimbangi kenaikan tingkat diskonto, membiarkan nilai sekarang arus

kas tidak berubah.

Tabel 6 adalah ringkasan karakter dua analogi. Kiranya terbukti mengapa hasil

pada Tabel 5 secara kualitatif adalah harus seperti itu. Penggunaan CD 4.5bulan adalah

ekuivalen membuat pendapatan bunga tetap pada tahun yang bersangkutan. Demikian

juga dengan arus kas tetap, dikaitkan dengan nilai pasar, akan turun setiap kali suku

bunga naik, sebab arus kas yang jumlahnya tetap di diskonto dengan tingkat diskonto

yang lebih tinggi.

Pada sisi lain, dengan CD 7.5bulan, arus kas meningkat setiap kali suku bunga naik.

Jumlah kenaikan persis mengimbangi atau mengkompensir tingkat diskonto pasar yang

lebih tinggi. Oleh karena itu nilai pasar perusahaan tidak berubah.

Hinsa Siahaan 11/08/06 13

Page 14: Alm Pada Bank

Jelas bahwa tidak ada bank yang dapat melindungi nilai (to hedge) penghasilan dan

nilai pasar equity (harga saham) sekaligus pada saat yang sama. Jadi setiap manajer asset

and liability dan setiap ALCO harus membuat keputusan tentang posisi risiko tingkat

bunga yang menunjukkan volatilitas (risiko), paling tidak menggunakan salah satu

dimensi.

Tabel 6

Dampak Kenaikan Suku Bunga

Arus Kas (Cash Flow) Nilai Pasar (Market Value)

Obligasi Bunga Tetap

(Fixed Rate Bond)

Tidak berubah Jatuh (Turun)

Obligasi Bunga Mengambang

(Floating Rate Bond)

Meningkat Tetap (Stabil)

Tidak ada posisi sensitivitas tingkat bunga untuk bank yang dapat

menghapuskan/menghilangkan semua risiko sekaligus dari tiga rekening yang

ditargetkan. Dasar pilihan bank adalah seperti digariskan pada Tabel 6. Kalau tidak

menstabilkan harga saham dan penghasilan ( arus kas ) meningkat ketika suku bunga

naik, pilihan lainnya adalah menstabilkan penghasilan tetapi harga saham menurun

ketika suku bunga naik.

6. Strategi Menghadapi Risiko Suku Bunga Yang Mungkin Dipilih

Apakah teori corporate finance (teori manajemen keuangan perusahaan) memberikan

pengertian yang mendalam tentang apakah dari antara dua posisi risiko terdapat satu

posisi terbaik ? Sesungguhnya diluar contoh dua posisi dapat digeneralisir adanya

kisaran risiko yang mungkin dipilih. Ringkasannya dapat dilihat pada Tabel 7.

Pada butir 5 posisi 2 dan 4 telah dibahas secara rinci. Sementara isi Tabel 7 adalah

berkaitan dengan alternatif yang tersedia dengan diskripsi kualitatif sederhana, seluruh

posisi risiko yang mungkin. Harap diperhatikan pengaruh lambat laun pada arus kas dan

nilai pasar pada berbagai posisi strategi.

Hinsa Siahaan 11/08/06 14

Page 15: Alm Pada Bank

Tabel 7

Ringkasan Semua Posisi Risiko Tingkat Bunga yang Mungkin

Akibat Kenaikan Tingkat Suku Bunga

Macam Sensitivitas Penghasilan atau Arus Kas Harga Saham atau Nilai Pasar

1. Liability Sensitive Bank Menurun (Decreases) Anjlok secara drastis

2. Fixed Earnings Bank Tetap (Fixed) Jatuh

3. “Hybrid” Bank Sedikit Naik Sedikit Turun

4. Stable Stock Price Bank Naik Stabil

5. Very Asset Sensitive Bank Naik Banyak Naik Sedikit

Untuk membahas seluruh strategi secara tuntas, pembahasan berikut ini adalah

difokuskan pada “hybrid” strategi dan dua strategi posisi risiko lainnya yang paling

ekstrim;

Strategi 3-“Hybrid” Bank. Strategi ini mencakup seluruh posisi menengah antara

“fixed earnings” strategi 2 dan “stable stock price” strategi 4. Dalam studi kasus ini

diaplikasikan pada CD 4.5 bulan dan dibawah CD 7.5 bulan. Ciri utama strategi 3 adalah

bahwa risiko earnings dan equity berubah dengan arah berlawanan. Jadi bagi bank yang

menggunakan strategi ini, setiap pertambahan (perpanjangan) jatuh tempo pendanaan

(maturity atau duration) diperkirakan akan meningkatkan volatility (risiko) penghasilan

tetapi menurunkan volatility harga saham. Tambahan pula, “hybrid’ bank selalu

bertambah penghasilannya jika tingkat bunga naik diatas rata-rata, dan nilai pasar equty

(harga sahamnya) turun seiring dengan kenaikan tingkat bunga. Sangat penting untuk

diperhatikan bahwa posisi “ stable economic equity ratio” dapat dicapai dengan macam

strategi seperti ini. Dalam studi kasus ini, CD-6 bulan dapat mencegah perubahan “ratio

of equity to assets” (jika keduanya equity dan aktiva dinilai berdasarkan nilai pasar).

Jadi penggunaan CD 6 bulan sebagai pendanaan adalah termasuk kategori strategi 3.

Strategy 1 Liability Sensitive Bank. Istilah “liability sensitive” atau “peka terhadap

kewajiban” adalah suatu keadaan penghasilan bank akan menurun setiap terjadi

Hinsa Siahaan 11/08/06 15

Page 16: Alm Pada Bank

perubahan suku bunga yang tidak terduga (tidak diharapkan). Kondisi ini berkaitan

dengan “neraca” dimana penetapan kembali harga kewajiban (utang-utang) rata-rata

tertimbang lebih kecil dari aktiva. Poisi seperti ini paling dominant pada bank tabungan

pada tahun 1980an.

Strategi 5 Very Asset Sensitive Bank. Istilah ini digunakan pada bank yang nilai

pasar kapitalnya meningkat karena suku bunga naik dari rata-rata (meningkat dari tingkat

bunga yang diharapkan). Pada studi kasus ini, berlaku pada penggunaan dana yang jatuh

temponya lebih lama dari 7.5 bulan. Strategi 1 dan 5 disebut ekstrim karena situasinya

ALL sebagai rekening yang ditargetkan naik atau turun dengan arah yang sama, berbeda

dengan strategi, 2, 3, atau 4 dimana risiko akan naik pada satu dimensi, dan pada dimensi

lain turun.

7. Risiko Tingkat Bunga Dan Biaya Kepailitan

     

Berdasarkan prinsip yang telah dikembangkan, dari antara 5 strategi yang terdaftar pada

Tabel 7 apakah terdapat posisi yang optimal ? Masalah ini sama dengan

mempertanyakan : “ apakah mungkin menciptakan nilai tambah secara konsisten bagi

pemegang saham untuk jangka panjang (secara berkesinambungan) dengan mengambil

risiko tingkat bunga, mis. dengan melakukan mismatching pada bank ?

Dengan tegas jawabnya adalah tidak ada. Akan tetapi sudah pasti bahwa dapat

terjadi penghancuran nilai, penciutan nilai akibat pengambilan risiko tingkat bunga di

luar yang ditargetkan.

Kembali pada pertanyaan semula studi kasus ini : “strategi manakah yang

menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham dan memaksimumkan harga saham ?”

Jawabnya adalah strategi 2, 3, dan 4 semuanya dapat diterima pemegang saham.

Hasilnya akan sama terhadap harga saham. Bagaimana kita dapat sampai pada

kesimpulan sederhana seperti ini ?

Jawabnya sederhana bahwa “tidak ada makan siang yang gratis” (there is no free

lunch). Misalkan manajemen sebuah bank tidak tidak membuat ramalan tingkat bunga

yang lebih baik ( lebih akurat) dibandingkan yang dilakukan oleh rata-rata lembaga

keuangan atau investor lembaga. Pemegang saham tidak akan membayar atau memberi

Hinsa Siahaan 11/08/06 16

Page 17: Alm Pada Bank

imbalan kepada bank untuk pekerjaan yang dilakukan yang tidak lebih baik dari pada

yang dilakukan (maksudnya yang dilakukan pemegang saham), tetapi mereka akan

membebani bank (dengan harga saham yang lebih rendah) jika bank merusak nilai bank.

Untuk lebih jelasnya dapat dipelajari dari 3 skenario berikut:

Skenario A: Bank memilih Skenario 2 menggunakan CD 4.5 Bulan sebagai sumber

pendanaannya selama satu tahun. Pemegang saham tidak setuju dan memilih Strategi 4,

atau Strategi 7.5 Bulan.

Pemegang saham membeli $200 saham bank dan menarik dana $800 dengan cara

menjual CD 7.5 Bulan seraya menginvestasikan uangnya pada CD 4.5 Bulan dari bank

lain.(Jika investor tidak dapat menerbitkan/menjual CD, dia dapat menggunakan

transaksi pada pasar berjangka atau futures markets, misalnya membeli put option dengan

aktiva induk CD ). Kombinasi transaksi ini memungkinkan setiap orang mencapai

tujuannya. Manajemen dapat memastikan penghasilannya dan pemegang saham

menstabilkan nilai portofolio-nya. Oleh karena itu pemegang saham indifference dengan

keputusan manajemen seperti ini.

Skenario B : Bank memilih Skenario 4 dan menjual (menerbitkan) “CD 7.5 Bulan”. Ini

akan menyebabkan pendapatan meningkat jika tingkat bunga naik, dan pendapatan turun

jika tingkat bunga turun. Tetapi pemegang saham tidak setuju dengan strategi ini dan

lebih suka memilih strategi 2.

Pemegang saham membeli $200 saham bank dan menarik dana $800 dengan cara

menjual “CD 4.5 Bulan” seraya menginvestasikan uangnya pada “CD 7.5 Bulan” dari

bank lain. Seperti pada skenario A, pengaruh CD mungkin di duplikasikan dengan

transaksi berjangka. Sekali lagi, pemegang saham akan mencapai objective dalam bentuk

“penghasilan portofolio yang stabil” atau “arus kas yang stabil” sembari memenuhi hasrat

manajemen bank untuk menstabilkan “harga saham bank”. Kedua tujuan terpenuhi.

Skenario C: Bank menjual loan (pinjaman) 6 bulan, membeli “Obligasi-30 tahun”

bunga tetap, dan mendanai bank $800 dengan “CD-6Bulan”. Bank menghadapi risiko

Hinsa Siahaan 11/08/06 17

Page 18: Alm Pada Bank

modal sendiri negative yang cukup significant. Pemegang saham tidak setuju dengan

strategi ini, dan lebih memilih menstabilkan “economic equity ratio “ (rasio modal

sendiri ekonomis).

Sama seperti pada skenario A dan B, pemegang saham dapat mengimbangi

mismatch tingkat bunga yang dilakukan oleh bank dengan menerbitkan $1,000

“Obligasi-30 tahun” dan uang hasil penjualannya digunakan membeli “CD-6Bulan”.

(Sama seperti diatas dapat dilakukan melalui transaksi berjangka). Transaksi ini hasilnya

akan sama dengan posisi yang diinginkan pemegang saham seperti yang dapat dicapai

melalui Strategi 3.

Berbeda   dengan scenario A dan B,  dengan  scenario C  terdapat  kesempatan   atau

kemungkinan yang realistik bahwa bank akan jatuh pailit, oleh karena itu terpaksa

menanggung biaya-biaya legal yang significant, pengawasan, bank investasi, biaya

likuidasi, dan lain sebagainya. Bagaimana investor dapat menutup potensi biaya

tersebut ? Tidak ada selama saham bank dimiliki atau dipertahankan pemiliknya. Satu-

satunya obat bagi pemegang saham dalam situasi seperti ini adalah menjual sahamnya.

Pasar akan menurunkan harga saham sesuai dengan kesadaran adanya potensi biaya yang

akan terjadi yang tidak diproteksi (di hedge). Manajemen bank telah menghancurkan nilai

bank dengan mengambil risiko tingkat bunga yang sangat mungkin membuat bank

bangkrut. Jika manajemen bank mempertahankan scenario 2, 3, atau 4 probabilita bahwa

bank akan bangkrut adalah zero (nol) meskipun terjadi perubahan tingkat bunga.

8. Daerah Aman Bebas Dari Risiko Tingkat Bunga

Beranjak dari diskusi terdahulu, kita sampai pada kesimpulan penting. Persisnya tidak

ada kemungkinan bank akan bangkrut akibat risiko tingkat bunga :

Sepanjang manajemen berhasil menstabilkan harga saham apapun yang terjadi

dengan suku bunga.

Sepanjang manajemen berhasil menstabilkan pendapatan bunga bersih, sekalipun

terjadi perubahan bunga di pasar.

Sepanjang manajemen mendapatkan strategi menengah (strategi 3).

Hinsa Siahaan 11/08/06 18

Page 19: Alm Pada Bank

Strategi ini di definisikan sebagai “the interest rate risk safety zone” atau “daerah aman

risiko tingkat bunga”. Jika manajemen menempatkan posisi bank di luar “safety zone”

berarti manajemen telah mengambil risiko yang menyebabkan penurunan nilai atau

merusak nilai kekayaan pemegang saham tanpa si pemegang saham dapat melindungi

dirinya.

Ilustrasi klasik dampak negative dari strategi di luar “safety zone” adalah

pengalaman industri lembaga simpan pinjam pada 1970an hingga awal 1980an. Pada

masa tersebut lembaga simpan pinjam berada pada “extreme liability sensitive with

deposits” yang perubahan harganya lebih cepat dari campuran aktivanya, yang

didominasi “30-year , fixed rate mortgage” (Obligasi hipotik 30 tahun bunga tetap).

Oleh karena itu strategi 1 yang di adopsi. Tetapi akibat kenaikan suku bunga awal

1980an, industri simpan pinjam telah mengalami kerugian karena merosotnya nilai

bersih modal sendiri (net equity value) dalam persentase yang significant. Untuk

mengatasinya maka dipasarkan “adjustable-rate mortgage” secara besar-besaran agar

dapat kembali pada posisi “safety zone”. Meskipun dapat dicapai kemajuan yang

lumayan, tetapi risiko tingkat bunga telah menyumbang kepada terjadinya krisis lembaga

simpan pinjam.

Dikalangan bankir terdapat dalil yang terkenal bahwa fungsi utama bank adalah “

meminjam jangka pendek meminjamkan jangka panjang” atau “ borrow short and lend

long”. Berdasarkan konsep ini, berarti terdapat premi likuiditas pada kurva yield, atau

dalam jangka panjang bank dapat memperoleh liquidity spread. Sekali lagi, ini adalah

pendekatan dengan strategi 1, tetapi dengan skala yang lebih kecil dibandingkan dengan

lembaga simpan pinjam. Apakah liquidity spread dapat diperoleh atau tidak, bukan itu

yang menjadi persoalan. Apakah ada spread, berapa besar, dan apakah itu positive atau

negative adalah perdebatan matematika ekonomi. Masalah penting adalah apakah

pemegang saham akan bersedia membayar premi untuk saham bank untuk hal yang

dapat dikerjakan sendiri oleh pemegang saham. Sayang sekali tidak ada sinterklas dan

tidak ada makan siang yang gratis. “Gapping” atau “short funding” untuk menangkap

spread pada yield curve tidak ada gunanya bagi pemegang saham karena alasan yang

dikemukakan pada scenario A, B, dan C. Oleh karena pembayaran margin dalam ribuan

(bukan jutaan) dollar, seseorang dapat membeli “Treasury bond futures” dan menjual

Hinsa Siahaan 11/08/06 19

Page 20: Alm Pada Bank

“Eurodollar futures” jika mereka menginginkan “gap” (celah) berdasarkan ramalan

tingkat bunga sesuai dengan kepentingan mereka sendiri. Sebab itu bank yang

menginginkan celah (“gap”) dapat menaikkan pendapatan bersihnya tetapi tidak

menaikkan harga sahamnya. Seperti dijelaskan diatas, harga sahamnya turun karena

kemungkinan risiko bank akan bangkrut semakin besar.

Kesimpulan utama dari pembahasan diatas, adalah bahwa bank harus berusaha

melindungi penghasilannya terhadap risiko tingkat bunga, atau harus sedikit peka

terhadap aktiva (harus asset sensitive). Bank sebaiknya tidak mencoba mempertahankan

“ a liability sensitive position” lebih lama. Juga tidak harus “asset-sensitive” sehingga

harga sahamnya naik jika tingkat bunga naik.

Tidak berarti bahwa bank tidak pernah berada pada posisi “ a liability-sensitive

position” . Sebab pada keadaan tertentu posisi tersebut adalah cocok, atau kriteria-

kriteria tertentu terpenuhi. Tetapi yang jelas sebaiknya bank jangan secara rutin

mengadopsi strategi “significantly liability-sensitive position” . Sebab strategi ini akan

menurunkan pendapatan bunga bersih lebih dari 1 % setiap pergerakan tingkat bunga

memburuk 100-basis point.

Juga tidak adil jika mengabaikan bahwa bank-bank tabungan secara sengaja dan

hati-hati menjalankan “significantly liability-sensitive position”. Harus selalu di ingat

bahwa adanya ancaman kebangkrutan bank akan menghancurkan nilai aktiva pemegang

saham. Sangat dianjurkan memilih strategi “interest rate strategy” yang tidak

mengancam solvency bank atau lembaga impan pinjam. Meskipun demikian, terdapat

kemungkinan memilih strategi yang lebih berisiko, dengan asumsi bahwa lembaga

simpan pinjam memiliki capital cukup untuk mengurangi risiko kebangkrutan pada

sampai level tertentu. Ini adalah situasi terkecuali, tetapi situasi seperti ini memang ada.

9. Penutup

Apabila diperhatikan studi kasus yang dikemukakan diatas, dapat dilihat satu

contoh masalah manajemen risiko yang sesungguhnya yang menggunakan kerangka

pemikiran rasio risk/return. Terlihat bahwa risiko tidak dapat diperlakukan hanya satu

dimensi. Meskipun hanya memperhatikan satu macam risiko saja, yaitu risiko tingkat

Hinsa Siahaan 11/08/06 20

Page 21: Alm Pada Bank

bunga, paling tidak terdapat tiga dimensi perkiraan (rekening ) bank yang ditargetkan,

dan tiga strategi pemilihan posisi penting yang harus dipertimbangkan.

Tidak mungkin mengeliminir risiko tingkat bunga dari tiga dimensi secara simultan.

Oleh karena itu, setiap strategi bank yang realistis akan tetap menghadapi risiko pada

salah satu dimensi atau lebih. Manajemen harus senantiasa memahami baik buruknya

semua kombinasi strategi sebelum memilih strategi jangka panjang.

Masih diperdebatkan bahwa ‘expected risk-adjusted return ‘ dari ‘aggressive

interest rate  mismatching’ adalah zero atau dapat diabaikan dan bank tidak perlu

mengkompensirnya dengan biaya volatility dan kemungkinan bangkrut yang terkait

dengan strategi. Sebab itu, bank harus beruaha meminimalkan risiko tingkat bunga

dalam jangka panjang. Ini dapat dicapai dengan mengadopsi “a mildly asset-sensitive

risk structure”.

Lampiran A

Apakah Risiko Tingkat Bunga Dapat Dihilangkan Dengan Diversifikasi ?

Hinsa Siahaan 3

Bagi yang sudah terbiasa dengan corporate finance theory (teori tentang manajemen

keuangan perusahaan), adalah agak diragukan apakah risiko tingkat bunga merupakan

risiko sistematic atau nonsistematic. Apakah dapat dihilangkan dengan diversifikasi atau

tidak?

Tidak perlu diragukan bahwa risiko tingkat bunga sesungguhnya dapat

dimodifikasi secara efisien atau dilindungi (hedged) dengan menggunakan serangkaian

instrumen khusus, bahwa sesungguhnya ada instrumen yang dapat dirancang khusus

untuk tujuan ini. Instrumen tersebut adalah obligasi pemerintah, financial futures, put

dan call options, interest rate atau basis swaps, forward rate agreements, dan lain

sebagainya. Oleh karena itu, setiap pemegang saham yang sudah memahami kepekaan

suku bunga (the interest rate sensitivity) terhadap harga pasar saham bank dapat

berupaya merubah karakter risiko, sehingga berada pada final net sensitivity position

3 Peneliti Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan RI, berdomisili di Jakarta.

Hinsa Siahaan 11/08/06 21

Page 22: Alm Pada Bank

yang dikehendaki. Ini biasanya paling efisien dilakukan pada portfolio (reksa dana)

bukan pada saham secara individual..

Oleh karena adanya fasilitas ini, banyak analist yang ngotot bahwa risiko tingkat

bunga dapat di diversifikasi. Tetapi terminologi ini tidak akurat seperti pada capital asset

pricing model (CAPM). Diversifikasi adalah berkaitan dengan karakter volatility (risiko)

yang dapat dihilangkan dari risiko ekonomi ketika berbagai sekuritas dikombinasikan

dalam portfolio. Tetapi ketika risiko suku bunga dilindungi (hedged) dengan

menggunakan instrumen lain, risiko tidak hilang. Hanya berpindah kepada pihak lain

yang bersedia melakukan transaksi hedging. Oleh karena itu risiko suku bunga tidak

dapat di diversifikasi, tetapi sangat mudah dipindahkan dirubah kadar risikonya sampai

tingkat tertentu yang diinginkan pemegang saham. Transaksi pemindahan risiko adalah

yang paling hemat biaya ( the most cost effectiveness) yang tersedia di masyarakat dan

tersedia bagi pemegang saham perorangan maupun pemegang saham lembaga besar

(investor lembaga).

Dikalangan akademika ilmu keuangan perusahaan, risiko suku bunga banyak

kesamaannya dengan utang (debt) dalam model struktur modal yang dikemukakan

Modigliani Miller, dimana terbukti bahwa struktur modal tidak relevan, karena

pemegang saham dapat mengimbangi setiap posisi keuangan perusahaan yang dipilihnya.

Menurut model Modigliani Miller tidak ada istilah biaya kebangkrutan. Apabila pada

argumentasi diatas biaya kebangrutan adalah zero, maka setiap ada risiko suku bunga

(berapapun besarnya) akan dapat diterima pemegang saham dan tidak menciptakan juga

tidak menghancurkan nilai saham (equity) pemegang saham. Berhubung adanya biaya

kebangkrutan yang definite, dua ”keputusan struktur modal” dan ”risiko suku bunga”

yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan nilai saham, apakah dapat atau tidak

menciptakan nilai?

Ketika terdapat biaya kebangkrutan, meskipun risiko suku bunga dapat di

diversifikasi saham bank memiliki karakter put option (harganya sedikit dibawah zero

jika terdapat biaya kebangkrutan). Sama seperti Black Scholes option model, dalam hal

ini yang menjadi masalah pokok adalah total volatiliy harga saham bank ( the total

volatility of the bank’s stock price), bukanlah porsi risiko yang dapat di diversifikasi.

Hinsa Siahaan 11/08/06 22

Page 23: Alm Pada Bank

Lampiran B

Hubungan Volatiliti Tingkat Bunga Baik Terhadap Pendapatan Bunga dan Nilai Pasar Kapital (Nilai Saham)

Untuk memahami hubungan risiko antara penghasilan dan equity (modal sendiri)

agaknya perlu menggunakan model bank yang realistis. Uraian berikut ini menjelaskan

persamaan yang digunakan untuk penilaian pertumbuhan dividend berdasarkan teori

manajemen keuangan perusahaan, yakni dengan menggunakan model laporan laba rugi

hipotesis sebuah bank. Dari tabel 2 dapat diturunkan tingkat risiko bunga relative

terhadap penghasilan bersih, pendapatan bunga bersih, dan nilai pasar saham, dan

bagaimana ketiganya saling mempengaruhi satu sama lain.

Tabel 2

Hasil Studi Kasus Risiko Tingkat Bunga

(Dampak kenaikan 1% Kurva Yield CD Pada 2 Januari)

CD Maturity

(Months)

Annual Net Interest

Income ($)

Market Value of

Equity (%)

Economic Equity

Ratio (%)

3.0 $ - 1.0 - 1.4% - 0.9%

4.5 0.0 - 0.9 - 0.5

6.0 + 1.0 - 0.5 0.0

7.5 + 2.0 0.0 + 0.5

9.0 + 3.0 + 0.5 + 0.9

Hinsa Siahaan 11/08/06 23

Page 24: Alm Pada Bank

Untuk menelaah adanya saling hubungan atau saling pengaruh “pendapatan bersih” (net

income) dengan modal menurut harga pasar (market capitalization), dapat dipergunakan

model dividend seperti berikut:

Market capital =

dimana;

DPOR = Dividen payout ratio = persentase dividen dari pendapatan

bersih setelah potong pajak

NI = Net income = pendapatan bersih

k = Required Return on Economic Capital = tingkat pengembalian minimal

dari modal ekonomi

g = Expected Growth Rate of Earnings and Dividends

= Tingkat pertumbuhan rata-rata penghasilan dan dividend.

Model ini adalah aljabar dasar yang dapat digunakan menjelaskan saling hubungan antar

rekening-rekening bank sesederhana mungkin. Misalnya, semakin tinggi posisi risiko

tingkat bunga semakin tinggi risiko kebangkrutan, semakin tinggi tingkat pengembalian

minimal (cost of equity) yang dikehendaki pemegang saham, dan akhirnya akan

menaikkan biaya modal atau menaikkan cost of capital. Sebagaimana diperdebatkan

diatas, market capital tidak meningkat karena kenaikan risiko, tetapi pada contoh ini

belum dipertimbangkan adanya kaitan risiko dengan cost of capital yang sukar

dimengerti.

Sebagai contoh, jika pendapatan bersih (net income) tidak berubah meskipun terjadi

pergeseran/perubahan tingkat bunga dari yang biasa, maka sangat mungkin memprediksi

pengaruhnya terhadap nilai market capital (nilai pasar saham) dengan menggunakan

persamaan diatas. Apabila diasumsikan k = 15% dan g = 5% dan bahwa DPOR dan NI

tidak berubah dalam lingkungan tingkat bunga yang berubah, maka dapat dibuat

persamaan market capital sebelum dan sesudah perubahan tingkat bunga seperti berikut:

Hinsa Siahaan 11/08/06 24

Page 25: Alm Pada Bank

Market Capitalbef =

Market Capitalaft =

dan membagikan satu sama lain dan menyusunnya kembali sehingga diperoleh ;

MC atau market capital (kapital menurut pasar) adalah sama dengan harga pasar saham.

Didalam penggunaan persamaan, diasumsikan bahwa kbef adalah 15%, kaft 16%, dan g

adalah 5%. Sekarang seandainya market capital tidak berubah meskipun tingkat bunga

tetap tidak berubah dibandingkan sebelumnya, dapat diprediksi bahwa pendapatan bersih

(net income) naik 10% karena berubahnya suku bunga. Berarti dapat dihitung perubahan

pendapatan bersih (net income) untuk setiap perubahan market capital, dan sebaliknya.

Tabel II-B

Income Statement for a High Performance Bank

Stated as a Percentage of Total Assets

Sebelum Bunga Berubah

(Before Rate Shift)

Setelah Bunga Berubah

(After Rate Shift)

Net Interest Income 4.00% 4.20%

Loan Loss Provision 1.00% 1.00%

Noninterest Income 2.00% 2.00%

Noninterest Expense 3.00% 3.00%

Pretax Income 2.00% 2.20%

Income Taxes @ 40% 0.80% 0.88%

Net Income 1.20% 1.32%

Model yang menjelaskan saling hubungan net income (pendapatan bersih) dengan

net interest income (pendapatan bunga bersih) dapat dibuat dengan menggunakan

Hinsa Siahaan 11/08/06 25

Page 26: Alm Pada Bank

berbagai asumsi dan menggunakan laporan laba rugi hipotetis bank berkinerja tinggi

seperti dipaparkan pada Tabel II-B. Sekarang dapat diungkapkan seberapa besarkah

perubahan pendapatan bunga bersih secara arbitras mempengaruhi pendapatan bersih

(net income) sebuah bank. Dalam kasus ini diasumsikan bahwa pergeseran 1% tingkat

bunga menaikkan pendapatan bunga bersih 5% dan mempertanyakan bagaimana

dampaknya terhadap pendapatan bersih.

Seperti terlihat pada Tabel II-B, setiap kenaikan pendapatan bunga 5% telah

menyebabkan kenaikan pendapatan bersih 10%, tetapi dengan catatan faktor-faktor

lainnya tetap dianggap konstan. Berdasarkan persamaan dividend dan model Tabel II-B

dapat dibuat Tabel-II B1 yang merupakan ringkasan perubahan pendapatan bersih,

pendapatan bunga bersih, dan nilai pasar saham dengan berbagai macam posisi mismatch

pada neraca.

TABEL B 1

Effect of a 100-Basis Point Increases in the Yield Curve

For Various Balance Sheet Mismatch Positions

Strategy Type Net Income Net Interest

Income

Market Value

of Equity

1 - 6.5% - 3.3% - 15.0%

1 - 3.2% -1.6% -12.0%

2 + 0.0% + 0.0% - 9.0%

3 + 4.5% + 2.3% -5.0%

4 +10.0% + 5.0% + 0.0%

5 +15.5% + 7.8% + 5.0%

5 + 19.9% + 10.0% + 9.0%

Catatan : nomor yang terdapat pada kolom paling kiri, menunjukkan macam strategi. Jadi ada dua strategi

1 dan dua strategi 5.

Lampiran - C

Hinsa Siahaan 11/08/06 26

Page 27: Alm Pada Bank

Kondisi dan Rumus Untuk Melindungi Nilai ”Saldo Rekening Bank”

Dari “Risiko Suku Bunga “

Hasil perhitungan dari studi kasus yang dipaparkan pada Tabel 2  bukanlah kebetulan.

Tetapi perhitungan diperoleh dari persamaan yang mampu memprediksi setiap angka.

Yang menjadi perhatian utama adalah peryaratan-persyaratan (conditions) yang membuat

risiko rekening-rekening yang diamati menjadi nol. Sebagai contoh, telah ditegaskan

bahwa ketika jatuh tempo (maturities) loan dan CD sama, dan equity ratio terisolasi dari

pergeseran suku bunga yang tidak diharapkan. Rumus berikut menjelaskan saling-

keterkaitan jangka waktu jatuh tempo, perubahan suku bunga, dengan equity ratio.

Konsep ini aslinya pertama kali diperkenalkan oleh Macaulay 60 tahun yang silam,

kemudian dipopulerkan George Kaufman, Alden Toevs, dan pakar keuangan lainnya.

Untuk menurunkan atau menjelaskan persyaratan-persyaratan dalam rumus, terlebih

dahulu harus diketahui apa yang disebut dengan duration atau “modified duration” atau

“ interest rate elasticity (IRE)”. Menurut definisi IRE adalah persentase perubahan nilai

pasar arus kas akibat kenaikan 1% pada yield curve. Definisi ini berlaku universal.

Berlaku untuk setiap konsep keuangan, sekuritas, atau lembaga keuangan: Treasury bill,

options contract, dan bank. Definisi ini dalam bentuk rumus atau formula dijabarkan

seperti berikut:

IRE = …………………………… (1)

dimana; D = duration in years of the cash flow stream

r = yield to maturity

MV = market value of the cash flow stream

Lampiran – C 1

Rumus Untuk Menghitung Nilai Pasar Saham (Equity)

Hinsa Siahaan 11/08/06 27

Page 28: Alm Pada Bank

Uraian berikut membahas rumus yang dapat menjelaskan bahwa jika suku bunga

berubah akan membuat nilai pasar equity (saham) berubah pula.. Mari kita mulai dengan

persamaan dasar :

MVE = MVA – MVL …………………………………… (2)

Persamaan ini lebih lanjut diturunkan dengan memasukkan perubahan r sehingga

diperoleh rumus:

…………………………….. (3)

Persamaan (1) disusun kembali dengan menggunakan market value dan duration dari

aktiva, sehingga diperoleh :

…………………………… ……. (4)

Subsitusikan persamaan (4) dengan pasangannya utang (liability), dan persamaan (3)

sehingga dihasilkan persamaan baru :

…………………. (5)

Persamaan ini menjelaskan perubahan nilai pasar saham karena perubahan suku bunga

atau akibat pergeseran kurva yield. Untuk mendapatkan persentase perubahan nilai

saham, rumus dapat dimodifikasi dengan cara dengan membagi persamaan (5) dengan

persamaan (2):

……………….. ………. (6)

Dengan menggunakan studi kasus terdahulu sebagai contoh (lihat Tabel 2), rumus ini

dapat diperiksa silang. Misalkan ketika suku bunga naik 1%, dan penggunaan CD-3Bulan

akan menyebabkan penurunan nilai pasar equity 1.4%. Dengan mensubsitusikan nilai

pada persamaan (6) maka diperoleh :

Hinsa Siahaan 11/08/06 28

Page 29: Alm Pada Bank

…… ……….. (7)

Perlu diperhatikan bahwa untuk kedua loan dan CD durasinya sama dengan jatuh

temponya (dinyatakan dalam tahun).Ini selalu menjadi kasus bagi transaksi keuangan

yang memiliki hanya satu arus kas di masa yang akan datang. Oleh karena itu durasi

untuk loan-6 bulan adalah 0.5 dan durasi untuk CD-3bulan adalah 0.25. Seperti

diharapkan nilainya adalah -1.4%.

Hasilnya yang sangat penting adalah nilai pasar saham dalam “hedge condition”.

Nilai saham terlindungi dari risiko suku bunga. Jadi, saling hubungan yang

bagaimanakah harus dipelihara jika bank menghendaki nilai sahamnya tetap stabil

meskipun terjadi pergeseran/perubahan yield curve ? Ini dapat dijelaskan melalui

persamaan 5 untuk perubahan equity yang selalu sama dengan zero kapan saja kondisi

terjadi:

              Persamaan    (8)

Konsistensi persamaan ini dapat diperiksa dengan hasil studi kasus pada Tabel 2. Untuk

memperoleh CD Duration yang akan melindungi nilai equity adalah :

DL = tahun = 7.5 bulan.

Nilai CD-7.5 bulan ini cocok dengan yang ada pada Tabel 2.

Lampiran C 2

Persamaan Untuk Menghitung Rasio Ekuiti Ekonomi

Hinsa Siahaan 11/08/06 29

Hedge Condition: Economic Equity Ratio

DA x MVA =DL x MVL

Page 30: Alm Pada Bank

Untuk melihat pengaruh pergeserah suku bunga terhadap rasio ekuiti secara ekonomi,

dapat dimulai dengan Persamaan [2] membagi semua variabelnya dengan nilai pasar

aktiva sehingga di dapatkan persamaan [10] seperti berikut :

............................................ [10]

Sisi kiri persamaan [10] adalah rasio ekuiti ekonomis. Ini kemudian di diffrensiasikan

dengan r (tingkat bunga) :

.......... [11]

Persamaan ini lebih lanjut dapat disusun kembali sehingga diperoleh persamaan

baru sebagai berikut:

................. [12]

Persyaratan-persyaratan yang terdapat dalam kurung dapat digantikan dengan

variasi pada persamaan [1]:

........................ [13]

Persamaan ini dapat disusun kembali menjadi :

........................ [14]

Apabila persamaan ini dibagi dengan persamaan [10] hasilnya adalah ;

......... [15]

Sisi kiri persamaan [19] adalah persentase perubahan rasio ekuiti ekonomis.

Persamaan ini, sekarang bolehlah digunakan untuk menghitung perubahan rasio

Hinsa Siahaan 11/08/06 30

Page 31: Alm Pada Bank

ekuiti bank yang digunakan sebagai tudi kasus, dalam contoh pendanaannya

(funding) menggunakan ”CD-3Bulan” :

........

[16]

Hasil ini konsisten dengan - 0.9% yang terdapat pada Tabel 2.

Dari persamaan [15] terlihat hedge conditions untuk rasio ekuiti ekonomis,

artinya meskipun terdapat perubahan suku bunga tetapi rasio modal sendiri

(ekuiti) secara ekonomis tidak berubah (dapat distabilkan). Persentase perubahan

rasio ekuiti akan tetap nol selama durasi aktiva dan durasi pasiva sama.(The

percentage change in the equity ratio is always be zero whenever the duration of

assets equals to the duration of liabilities):

Ini adalah pembuktian seperti dikemukakan pada 5.3 bahwa pencocokan durasi

aktiva dengan durasi passiva adalah ekuivalen dengan melindungi Rasio Ekuiti

Ekonomis ( Economic Equity Ratio) agar tetap stabil. Ini juga merupakan

konfirmasi hasil perhitungan pada Tabel 5.2 bahwa lindung nilai rasio ekuiti dapat

dilakukan dengan menggunakan ”CD-6Bulan” untuk ”loan 6 bulan” artinya

durasi aktiva = durasi pasiva.

Lampiran C 3

Hinsa Siahaan 11/08/06 31

Hedge Condition : Economic Equity Ratio DA = DL Persamaan [17]

Page 32: Alm Pada Bank

Persamaan Untuk Menghitung Pendapatan Bunga Bersih

Derivasi persamaan yang berkaitan dengan pendapatan bunga bersih perlu memisahkan

persamaan pendapatan bunga dengan persamaan biaya bunga selama periode analisa.

Untuk pendapatan bunga dimulai dengan situasi ketika terjadi perubahan bunga pada

awal periode seperti berikut :

IntInc 0 = [ MVA x DA x rA] + [MVA x (T – DA) x (rA + )] .......... [18]

Dimana T adalah total waktu periode yang dianalisa. Isi dalam kurung pertama

persamaan [18] adalah pendapatan bunga aktiva selama umur aktiva mula-mula (sebelum

perubahan suku bunga) dimana yield adalah fixed sebesar suku bunga mula-mula. Isi

pasangan dalam kurung kedua adalah menyangkut pendapatan bunga setelah di roll over

dengan suku bunga baru, dimana delta r adalah jumlah setelah perubahan suku bunga.

Sudah pasti, jika suku bunga tidak berubah, persamaan [18] adalah sebagai berikut:

InInc = 0 = [ MVA x DA x rA] + [MVA x (T – DA) x rA ] .......... [19]

Dampak perubahan suku bunga terhadap pendapatan bunga adalah selisih persamaan [18]

dengan persaman [19], atau

IntInc = IntInc 0 - InInc = 0

= MVA x (T - DA) x .............. [20]

Analog dengan persamaan, persamaan untuk menghitung dampak biaya bunga adalah

diturunkan sebagai berikut;

IntExp = MVL x ( T – DL) x r .......... [21]

Dampak total akibat perubahan suku bunga terhadap pendapatan bunga bersih ( net

interest income = NII) sekarang dapat dikalkulasi yakni selisih persamaan [20] dengan

[21] yakni :

NII = IntInc - IntExp

= MVA x (T - DA) x - MVL x ( T – DL) x r ........ [22]

Dengan menggunakan sesuai dengan situasi dalam studi kasus sebelumnya. Persamaan

[22] dapat digunakan sebagai alat bedah kasus. Sebagai contoh dampak perubahan bunga

1% dalam penggunaan CD-3bulan akan diperoleh :

NII = 1000 x (1.0 – 0.5) x 0.01 – 800 x ( 1.0 – 0.25 ) x 0.01

Hinsa Siahaan 11/08/06 32

Page 33: Alm Pada Bank

= 5.0 – 6.0 = 1 .......... [23]

Nilai ini sama dengan yang terdapat pada Tabel 2. Dari persamaan [22] dapat dijelaskan

persamaan lindung nilai (hedge equation) untuk pendapatan bunga bersih (net interest

income ) :

Persamaan [24] dapat disusun kembali sehingga dapat digunakan untuk menentukan

maturity CD ( jangka waktu jatuh tempo CD) sehingga pendapatan bunga bersih (net

interest income) dapat dilindungi nilainya dari risiko perubahan suku bunga seperti

berikut :

DL =

= 1.0 - [25]

= tahun = 4.5 bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony Saunders Marcia Millon Cornett : “Financial Institutions Management A Risk

Management Approach”, McGraw-Hill International, Sixth Edition 2008

Dennis G. Uyemura, Donald R. Van Deventer : ”Financial Risk Management In

Banking:The Theory&Application of Asset&Liability Management”. McGraw-

Hill, 1993.

Frank K. Reilly, Keith C. Brown : ”Investment Analysis Portfolio Management”

Thomson South-Western, Seventh Edition, 2003.

Hinsa Siahaan 11/08/06 33

Hedge Condition : Net Interest IncomeMVA x (T-DA) = MVL x (T – DL) [24]

Page 34: Alm Pada Bank

Jeff Madura :”Financial Markets And Institutions” West Publishing Company, Third

Edition, 1995

Philippe Jorion : ”The New Bernchmark For Managing Financial Risk: Value at Risk”

McGraw-Hill International Edition, Second Edition 2002.

Robert J. Schwartz and Clifford W.Smith. Jr. : “ The Handbook of Currency and

Interest Rate Risk Management”, New York Institute of Finance, 1990.

Roger LERoy Miller, David Van Hoose : ”Money, Banking, & Financial Markets”

South-Western College Publishing, 2001

Hinsa Siahaan 11/08/06 34