alk bab10-PROYEKSI NERACA

6
PROYEKSI NERACA Untuk bisa memproyeksikan neraca, dapat digunakan rasio-rasio keuangan tertentu, seperti rasio perputaran piutang usaha, perputaran persediaan, perputaran utang usaha, dan perputaran aktiva tetap. Pada tahun 2008, nilai rasio tersebut pada PT Bakrie Sumatera Plantations tbk adalah sebagai berikut: Tingkat perputaran piutang usaha = penjualan ratarata piutang Rata-rata piutang = piutangawal+piutang ak h ir 2 = 204.834.775 +98.337.153 2 = 151.585.964 Tingkat perputaran piutang usaha = 2.931.418 .722 151.585.964 = 19,34 kali Maka, proyeksi piutang usaha untuk tahun 2009 dihitung sebagai berikut Proyeksi piutang usaha = proyeksi penjualan tingkatperputaran piutang usa h a = 4.619.036 .480 19,34 = 238.833.323 Berikut ini proyeksi piutang usaha selama 3 tahun (2009-2011), penjualan mengalami pertumbuhan sebesar 57,57%. Tahu Proyeksi Tingkat perputaran Proyeksi piutang

Transcript of alk bab10-PROYEKSI NERACA

Page 1: alk bab10-PROYEKSI NERACA

PROYEKSI NERACA

Untuk bisa memproyeksikan neraca, dapat digunakan rasio-rasio keuangan tertentu, seperti

rasio perputaran piutang usaha, perputaran persediaan, perputaran utang usaha, dan

perputaran aktiva tetap. Pada tahun 2008, nilai rasio tersebut pada PT Bakrie Sumatera

Plantations tbk adalah sebagai berikut:

Tingkat perputaran piutang usaha = penjualan

rata−rata piutang

Rata-rata piutang = piutang awal+ piutangak h ir

2

= 204.834 .775+98.337 .153

2

= 151.585.964

Tingkat perputaran piutang usaha = 2.931.418 .722151.585 .964

= 19,34 kali

Maka, proyeksi piutang usaha untuk tahun 2009 dihitung sebagai berikut

Proyeksi piutang usaha = proyeksi penjualan

tingkat perputaran piutangusaha

= 4.619 .036 .480

19,34

= 238.833.323

Berikut ini proyeksi piutang usaha selama 3 tahun (2009-2011), penjualan mengalami

pertumbuhan sebesar 57,57%.

Tahun Proyeksi Penjualan Tingkat perputaran piutang

usaha

Proyeksi piutang usaha

2008 2.931.418.722 19,34

2009 4.619.036.480 19,34 238.833.323

2010 7.278.215.782 19,34 376.329.668

2011 11.468.284.610 19,34 592.982.658

Page 2: alk bab10-PROYEKSI NERACA

Rasio lain yang dapat digunakan untuk proyeksi neraca adalah inventory turnover. Inventory

turnover dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan. Pada tahun

2008, inventory turnover pada PT Bakrie Sumatera Plantations tbk adalah 24 (diperoleh dari

ikhtisar keuangan pada annual report tahun 2008). Inventory turnover dapat digunakan

untuk memproyeksikan persediaan, yang dihitung dengan:

Proyeksi persediaan = harga pokok penjualaninventory turnover

Harga pokok penjualan sebesar 65,14% dari penjualan

Maka, proyeksi persediaan untuk tahun 2009 adalah

Proyeksi persediaan = 3.008.840 .363

24

= 125.368.349

Berikut ini proyeksi persediaan selama 3 tahun (2009-2011)

Tahun Proyeksi harga pokok penjualan Inventory turnover Proyeksi persediaan

2008 1.909.396.602 24

2009 3.008.840.363 24 125.368.349

2010 4.741.029.760 24 197.542.906

2011 7.470.440.595 24 311.268.358

Berikutnya, akan dilakukan analisis perspektif dengan menggunakan rasio perputaran utang.

Perputaran utang dihitung dengan rumus:

Perputaran utang = penjualan

rata−rata utangusaha

= 2.931.418 .72294096866,5

= 31,15

Tabel di bawah ini menyajikan proyeksi hutang usaha selama 3 tahun (2009-2011), dimana

proyeksi utang usaha adalah harga pokok penjualan/perputaran utang.

Page 3: alk bab10-PROYEKSI NERACA

Tahun Proyeksi Harga pokok

penjualan

Perputaran utang

usaha

Proyeksi utang usaha

2008 1.909.396.602 31,15

2009 3.008.840.363 31,15 96.591.986

2010 4.741.029.760 31,15 152.199.992

2011 7.470.440.595 31,15 239.821.528

Untuk memproyeksikan aktiva tetap, kita perlu mempertimbangkan pengeluaran modal

untuk investasi pada aktiva tetap. Informasi mengenai hal tersebut diperoleh dari laporan

arus kas. Pada tahun 2008, perusahaan melakukan pembelian aktiva tetap sebesar

85.072.110 atau 2,90% dari penjualan, maka pengeluaran modal untuk 3 tahun ke depan

dapat diproyeksikan sebagai berikut

Tahun Proyeksi penjualan Proyeksi pengeluaran modal (2,90% dari penjualan)

2008 2.931.418.722

2009 4.619.036.480 134.048.120

2010 7.278.215.782 211.219.623

2011 11.468.284.610 332.818.759

Maka, total aktiva tetap untuk 3 tahun ke depan adalah sebagai berikut

Tahun Aktiva tetap awal Proyeksi pengeluaran

modal

Proyeksi total aktiva

tetap

2009 743.285.954 134.048.120 877.334.0742010 877.334.074 211.219.623 1.088.553.6972011 1.088.553.697 332.818.759 1.421.372.456

Pada tahun 2009, aktiva tetap bertambah sebesar 18,03%, tahun 2010 bertambah 24,08%,

dan tahun 2011 bertambah 30,57%. Maka, besarnya estimasi penyusutan dapat dihitung

sebagai berikut

Penyusutan tahun 2008= akumulasi penyusutan tahun 2008-akumulasi penyusutan tahun

2007 = 320.389.877- 258.768.206

= 61.621.671

Page 4: alk bab10-PROYEKSI NERACA

Tahun Penambahan aktiva tetap Estimasi Penyusutan aktiva tetap

2009 18,03% 72.732.058

2010 24,08% 90.245.938

2011 30,57% 117.834.121

Selanjutnya, akan dibuat proyeksi akun – akun lainnya dalam neraca seperti di bawah ini

TREN PENGGERAK NILAI

Model laba sisa menentukan harga saham sebagai nilai buku ekuitas pemegang saham

ditambah nilai sekarang laba sisa yang diperkirakan. Laba sisa juga dapat dinyatakan dalam

bentuk rasio, yaitu

¿¿- k) x BV t−1

Bentuk ini menekankan bahwa harga saham berubah hanya jika ROE≠k. Dalam

keseimbangan, tekanan kompetisi akan mendorong tingkat pengembalian (ROE) mendekati

biaya (k) sehingga laba abnormal akan hilang. Dengan demikian, estimasi harga saham

adalah sebesar proyeksi pembalikan ROE pada nilai jangka panjangnya bagi perusahaan dan

industri tertentu.

ROE dianggap sebagai penggerak nilai (value driver) karena ROE merupakan variabel yang

mempengaruhi harga saham secara langsung. Selanjutnya, komponen ROE dipecah menjadi

margin laba dan perputaran. Komponen-komponen tersebut juga merupakan komponen

penggerak nilai. Pada saat pembuatan estimasi, proyeksi margin laba dan tingkat

perputaran perlu mempertimbangkan pola pembalikan yang umum dan tingkat penggerak

nilai dari rata-rata jangka panjangnya.