Aliranmoderndalamislam Makalah 131112182431 Phpapp02
-
Upload
dimas-setiawan -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
description
Transcript of Aliranmoderndalamislam Makalah 131112182431 Phpapp02
November 17, 2014
BAB IPENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setelah peninggalan Rasullulah SAW, banyak di buka tempat-tempat
pengkajian Al-Qur’an untuk memahami dan mempelajari ilmu-ilmu yang
terkandung didalamnya. Lambat laun perkembangan ilmu pengetahuan di
dunia Islam semakin pesat. Banyak bidang-bidang ilmu yang dikembangkan,
seperti Astronomoi, Matematika, Kesehatan, dan lain-lain.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat juga
memunculkan beberapa pemikiran tentang Islam kontemporer dari tokoh-
okoh Islam.
Beberapa pemikiran tersebut dibagi menjadi beberapa bidang, seperti
bidang ekonomi, pengetahuan, dan politik.
Salah satu pengembangan dari ilmu-ilmu tersebut adalah ilmu ijtihad,
yaitu pengambilan keputusan terhadap suatu perkara yang tidak ada didalal
Al-Qur,an dan As-Sunnah yang dilakukan oleh para ulama untuk tujuan yang
lebih baik. Karena, penyebab kemunduran Islam adalah kurang kreatifnya
umat Islam, konkritnya bahwa pintu Ijtihad telah ditutup. Sehingga umat
Islam hanya bisa puas dengan keadaan yang sekarang didalam kejumudan.
2. Rumusan Masalah
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 1
November 17, 2014
1. Siapa saja pemikir Islam kontemporer?
2. Apa saja kontribusi yang diberikan dalam Islam?
3. Tujuan
1. Mengetahui para pemikir Islam kontemporer.
2. Mengetahui kontribusi yang diberikan dalam bidang ekonomi.
4. Manfaat
Makalah ini digunakan untuk persentasi mata kuliah umum Agama Islam
tentang tokoh-tokoh pemikir islam kontemporer. Diharapkan dengan adanya
makalah ini para pembaca dan pendengar dapat mengetahui siapa sja pemikir
islam kontemporer.
BAB IIKAJIAN TEORITIS
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 2
November 17, 2014
A. Biografi Tokoh-Tokoh Islam Kontemporer dan Karya-Karyanya
1. Ibn al-Haytham (Alhazen)
Al-haytham dalam bahasa arab artinya adalah burung elang muda.Lahir tahun 965 di Basra – Meninggal tahun 1040 di Kairo
2. Abu Nasr Al-Farabi
Beliau juga dianggap sebagai seorang filosofi islam terbesar dalam sejarah dengan keaslian pemikiran-pemikirannya.Nasr atau Nasri artinya adalah pertolongan atau kemenangan.Lahir tahun 872 di Otrar, KazakhstanMeninggal tahun 950 di Damascus, Siria
3. Al-Battani
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 3
Dikenal sebagai bapak optik modern karena penemuan dan karya-karnya dibidang ilmu optik dan pencahayaan benda. Penemuannya menjadi cikal bakal kamera yang masih digunakan sampai sekarang ini. Alhazen juga dikenal dengan nama Al-Basri karena dia lahir di kota Basra. Alhazen adalah seorang ilmuwan matematika, astronomi, meteorologi dan metode sains.
Al-Farabi adalah ilmuwan dan filosofi yang sekaligus sebagai seorang musisi. Kehebatannya dikenal hingga orang-orang barat pada jaman keemasan islam, di barat beliau lebih dikenal dengan sebutan Alpharabius. Al-Farabi juga dikenal sebagai “bapak kedua” yang merupakan suksesor dari “bapak pertama” yang disandang oleh Aristoteles.
Al-Battani (Muḥammad ibn Jabir al-Ḥarrani al-Battani) adalah ilmuwan muslim terkenal dalam masa keemasan islam dibidang astronomi, astrologi dan matematika, dalam latin dikenal juga dengan nama Albategnius. Menurut penelitian dia lahir dari keluarga miskin dari kalangan budak arab. Namun pemikirannya dibidang astronomi luar biasa dengan pengetahuan matematik dan trigonometrinya.
November 17, 2014
Dia melakukan perbaikan perhitungan lamanya waktu dalam satu tahun dan menemukan rumus matematika tentang hubungan trigonometri. Lahir tahun 858 di HarranMeninggal tahun 929 di Qasr al-Jiss.
4. Ibn Sina
Beberapa buku terkenalnya adalah The book of healing dan The cannon of medicine, dimana buku tersebut masih dipakai pada universitas-universitas kedokteran. Ibn Sina adalah seorang filosofi, astrononi, geologi, teologi islam, metematika dan fisikawan. Lahir tahun 980 di UzbekistanMeninggal tahun 1037 di Iran.
5. Ibn Battuta
Bukunya yang sangat terkenal adalah “The Rihla” atau artinya adalah petualangan.Lahir tahun 1304 di Tangier, Morok Meninggal tahun 1369 di Moroko
6. Ibn Rushd
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 4
Ibn Sina adalah seorang muslim berkebangsaan persia, dalam dunia ilmu pengetahuan dikenal juga dengan nama Avicenna. Dalam karirnya sebagai ilmuwan ibn sina menghasilkan banyak karya yaitu sebanyak 450 penelitian dan 240 diantaranya masih dipakai hingga sekarang.
Ibn Battuta lahir di moroko dari keluarga muslim dan kuliah di universitas Tangier. Battuta adalah seorang petualang sejati dengan melakukan perjalanan sejauh 117.000 km dengan mengunjungu 44 kota modern diberbagai negara. Beliau melakukan perjalanan tidak hanya mengunjungi kota-kota islam tapi juga non islam.
November 17, 2014
Ibn Rushd menulis sekitar 20 ribu halaman tentang berbagai macam ilmu seperti kedokteran, filosofi, astronomi dan psikologi. Beliau merupakan pembela teori islam melawan teologi yang diutarakan oleh Al-Ghazali.
Arti nama Ibn Rushd adalah orang dengan perilaku masuk akal atau bijaksana. Lahir tahun 1126 di Spanyol. Meninggal tahun 1198 di Moroko.
7. Al-Khwarizmi
Beliau juga menghasilkan karya-karya dibidang lain yaitu bidang astronomi dan geografi. Lahir tahun 780. Meninggal tahun 850.
8. Al-Kindi
Sebut saja, matematika, kimia, kedokteran, teori musik, kriptografi, metafisika, optik, epistemologi, astronomi dan tentu saja filosofi.
Lahir tahun 801 di Basra, Irak.Meninggal tahun 873 di Baghdad, Irak.
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 5
Nama lengkap Ibn Rushd adalah ʾAbū l-Walīd Muḥammad bin ʾAḥmad bin Rušd, dalam bahasa latin atau orang barat mengenalnya dengan sebutan Averroes. Ibn Rushd merupakan seorang master filosofi terutama teori dari aristoteles, beliau juga seorang teologi islam dan ahli hukum.
Nama lengkap Al-Khwarizmi adalah Muḥammad ibn Mūsā al-Khwārizmī, seorang kebangsaan persia yang sekolah di baghdad. Beliau adalah seorang ahli astronomi, matematika dan geografi. Karya yang masih dipakai hingga sekarang adalah dibidang metematika dengan teori linier dan rumus trigonometri dalam bukunya yang terkenal Algebra.
Al-Kindi menyandng sebutan sebagai sang filosofi arab, sementara nama lengkapnya adalah Abu Yūsuf Yaʻqūb ibn ʼIsḥāq aṣ-Ṣabbāḥ al-Kindī dalam bahasa latin disebut juga dengan nama Alkindus. Al-kindi adalah ilmuwan islam dengan pemikiran yang menghasilkan teori hampir pada semua bidang keilmuwan.
November 17, 2014
9. Ibn Khaldun
Keaslian dan pemikiran yang luar biasa membuatnya sangat dihargai dan dipelajari diberbagai universitas dieropa sampai sekarang. Disebutkan beliau adalah seorang ilmuwan yang orisinil dan tidak akan ditemukan pemikiran seperti dirinya didunia ini dimanapun dan kapanpun. Arti nama Ibn Khaldun adalah kekal atau abadi. Lahir 27 Mei 1332 di Tunisia. Meninggal 19 Maret 1406 di Kairo.
10. Omar Khayyam
Lahir tahun 1048 di Khorasan, Iran.Meninggal tahun 1131 di Khorasan, Iran.
11. Jabir ibn Hayyan
Beliau dikenal juga dengan nama Geber, karyanya dibidang ilmu kimia adalah tentang percampuran sulfur dan dia juga menemukan alat-alat kimia yang digunakan dalam penelitian yang metodenya masih dipakai sampai
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 6
Ibn Khaldun lahir dari keluarga muslim arab, dia lahir dari kalangan atas yang membuat dia bisa mendapatkan guru terbaik. Dia belajar disebuah masjid dan mendalami Al-Quran sejak kecil. Ibn Khaldun merupakan seorang ahli sosiologi, sejarah dan ekonomi. Buku pertamanya Lubabu tentang teologi islam dibuatkan saat dia masih berumur dibawah 19 tahun yang mengkritik beberapa teologi islam pada saat itu.
Khayyám adalah ilmuwan islam berkebangsaan persia, beliau adalah seorang matematikawan, astronomi, seorang filosofi dan pembuat puisi. Karya-karyanya merupakan sumbangan besar dalam ilmu pengetahuan dunia, misalnya adalah teori paparel, teori binomial dan penataan ulang kalender iran. Arti nama Khayyam adalah pembuat tenta, karena ayahnya adalah seorang pengrajin.
Jabir ibn Hayyan adalah tokoh terkenal islam dalam hal kimia pada abad ke 8. Sebenarnya banyak teori dan pemikirannya dibidang lain seperti astronomi, fisika, geografi dan dan seorang insinyur.
November 17, 2014
sekarang. Arti nama Hayyan adalah hidup, terjaga atau orang yang punya harga diri. Lahir tahun 722 dan meninggal tahun 804.
12. Al-Razi
Arti nam Razi adalah orang yang berasal dari kota Rey, sebuah kota di Iran atau Persia dalam jaman dulu. Lahir tahun 854 dan meninggal tahun 932. Nama-nama tokoh islam diatas adalah beberapa contoh tokoh yang terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan. Sebenarnya banyak sekali tokoh islam atau muslim yang memberikan pemikiran-pemikiran besar dalam ilmupengetahuan dan filosofi. Dalam masa keemasan Islam lahir begitu banyak ilmuwan yang menjadikannya dikenal tidak hanya oleh orang islam namun juga eropa, asia dan dunia.
Beberapa contoh lain nama-nama tokoh ilmuwan islam yang ternekal adalah Al-Ghazali, Ibn Zuhr, Ibn Al-Baitar, Al-Biruni, Al-Jazari, Al-Khazini dan Ibn al-Nafis. Nama nama tokoh ini bisa dijadikan inspirasi bagi kita untuk memberikan nama bayi pada sang buah hati. Semoga nama-nama tokoh islam diatas memberikan manfaat dan merupakan do’a kebaikan bagi anak kita.
BAB IIIPEMBAHASAN
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 7
Muhammad ibn Zakariya al-Razi adalah nama lengkap dari Al-Razi atau dikenal juga dengan nama Abu Bakr Al-Razi, orang barat atau latin mengenalnya juga dengan nama Rhazes. Al-Razi adalah ilmuwan islam dibidang fisika, kimia, filosofi, farmasi dan kedokteran. Al-Razi menyumbangkan banyak sekali buku tentang pengobatan dan kedokteran dalam hidupnya.
November 17, 2014
A. Pemikiran dan Kiprah Tokoh-Tokoh Islam Kontemporer
1. Pemikiran dan Kiprah Tokoh Islam di Bidang Ilmu Pengetahuan
dan pendidikan
a. Pemikiran Ibnu Sina
Abu Ali Al-Husein Ibn Abdullah Ibn Sina lahir di Bukhara
tahun 370 h/980 m. Ia dianggap seorang yang cerdas, karena dalam
usia yang sangat muda (17 Tahun) Ibnu Sina telah di kenal sebagai
filosof dan dokter terkemuka di Bukhara selain itu Ibnu Sina juga
dikenal sebagai tokoh yang luar biasa. Kecuali seorang ilmuwan ia
juga dapat melakukan berbagai macam pekerjaan dengan baik
seperti dalam bidang kedokteran, pendidikan, penasehat politik,
pengarang dan bahkan menjadi waziar (mentri).
Sebagai ilmuwan Ibnu Sina telah berhasil menyumbangkan
buah pemikirannya dalam buku karangannya yang berjumlah 276
buah. Diantara karya besarnya adalah Al-Syifa berupa ensiklopedi
tentang fisika, matematika dan logika. Kemudian Al-Qanur Al-
Tabibb adalah sebuah ensiklopedi kedokteran.
Pemikiran Ibnu Sina yang banyak keterkaitannya dengan
pendidikan, barangkali menyangkut pemikirannya tentang filsafah
ilmu.
Menurut Ibnu Sina ilmu terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Ilmu yang tak kekal
2. Ilmu yang kekal (hikmah). Ilmu yang kekal dipandang dari
peranannya sebagai alat disebut logika.
Berdasarkan tujuannya maka ilmu dapat dibagi menjadi 2
(dua), yaitu:
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 8
November 17, 2014
1. Ilmu praktis seperti ilmu kealaman, matematika, ilmu ketuhanan
dan ilmu kulli.
2. Ilmu praktis adalah ilmu akhlak, ilmu kepengurusan, rumah ilmu,
pengurusan kota dan ilmu nabi (syariah).
Menurut Ibnu Sina pendidikan yang diberikanoleh nabi pada
hakikatnya adalah pendidikan kemanusiaan. Bahwa pemikiran
pendidikan Ibnu Sina bersifat komprehensif.
Menurut Ibnu Sina tujuan pendidikan adalah untuk mencapai
kebahagiaan (sa’adat) kebahagian dicapai secara bertingkat, sesuai
dengan tingkat pendidikan yang dikemukakannya, yaitu
kebahagiaan pribadi, kebahagiaan rumah tangga, kebahagiaan
masyarakat, kebahagian manusia secara menyeluruh dan
kebahagian akhir adalah kebahagian manusia di hari akhirat.
Kebahagian manusia secara menyeluruh menurut Ibnu Sina hanya
akan mungkin dicapai melalui risalah kenabian. Jadi para nabilah
yang membawa manusia mencapai kebahagian secara menyeluruh.
Dalam pemikiran pendidikannya Ibnu Sina telah menguraikan
tentang psikologi pendidikan, terlihat dari uraian-uraiannya
mengenai hubungan anak dengan tingkatan usia, kemauan dan
bakat anak. Dengan mengetahui latar belakang tingkat
perkembangannya, bakat dan kemauan anak maka bimbingan yang
di berikan kepada anak akan lebih berhasil. Menurut Ibnu Sina
kecendrungan manusia untuk memilih pekerjaan yang berbeda
dikarenakan didalam diri manusia terdapat faktor yang tersembunyi
yang sukar dipahami / dimengerti dan sulit untuk di ukur kadarnya.
Pemikiran pendidikan Ibnu Sina tampaknya telah membuka
selubung keagungan tokoh ini. Di dunia barat sendiri pemikiran
pendidikan anak baru dilakukan menjelang abad ke-18. Dietrich
Tiediman (1787) merupakan orang pertama kali di dunia barat yang
menyusun psikologi anak-anak. Kemudian disusul oleh buku Die
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 9
November 17, 2014
Seele Des Kindes karangan Wilhelm Preyer (1882) barulah para
ahli pendidikan di barat mempelajari anak-anak melalui kajian
ilmiah.
Ahli-ahli pendidikan islam terutama Ibnu Sina dan Al-Ghazali
ternyata telah mengemukakan pemikiran tentang psikologi
perkembangan.
b. Pemikiran Al Kindi
Menurut al-Kindī filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang
yang benar (knowledge of truth). Konsepsi filsafat al-Kindī secara
umum memusatkan pada penjelasan tentang metafisika dan studi
tentang kebenaran. Pencapaian kebenaran menurut al-Kindī adalah
dengan filsafat. Oleh sebab itu, ilmu filsafat menurut al-Kindī
adalah ilmu yang paling mulya. Ia mengatakan:”Sesunggunghnya
ilmu manusia yang derajatnya paling mulya adalah ilmu filosof.
Dengan ilmu ini hakikat ilmu didefinisikan, dan tujuan filosof
memperlajari filsafat adalah mengetahui Al-Haq (Allah)”.
Sedangkan ilmu filsafat yang paling mulya dan paling tinggi
derajatnya adalah Filsafat yang Pertama (Falsafah al-‘Ūlā). Yakni
ilmu tentang al-Haq al- Ūlā yang menjadi Sebab segala sesuatu
(‘illah kulli syai’) yang tidak lain adalah Tuhan Allah SWT.
Pada asas pokok filsafatnya ini, al-Kindī mempertemukan
dengan agama. Dalam arti, bahwa tujuan filsafatnya dan tujuan
pokok agama adalah sama, yakni keduanya adalah ilmu dalam
rangka mencapai kepada yang benar. Kejelasan hubungan antar
keduanya dapat dilihat dari penjelasan al-Kindī, bahwa dasar antar
filsafat dan agama memiliki kesamaan. Kesamaan tersebut terdapat
dalam empat hal; pertama, ilmu agama merupakan bagian dari
filsafat, kedua, wahyu yang diturunkan kepada Nabi dan kebenaran
filsafat saling bersesuaian, ketiga, menurut ilmu, secara logika
diperintahkan dalam agama dan keempat, teologi adalah bagian
dari filsafat dan umat Islam wajib belajar teologi juga filsafat.
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 10
November 17, 2014
Bagi al-Kindī, filsafat Islam didasarkan kepada al-Qur’ān. Al-
Qur’ān memberikan pemecahan-pemecahan atas masalah yang
hakiki, misalnya tentang teori penciptaan, hari kebangkitan, kiamat
dsb. Hal tersebut menurut al-Kindī sangat meyakinkan, jelas dan
menyeluruh, sehingga al-Qur’ān telah mengungguli dalih-dalih
para filsuf.
Dengan pemikirannya tersebut, ilmu filsafat oleh al-Kindī
ditempatkan sebagai bagian dari budaya Islam. Meskipun dalam
beberapa teoritik, ia mengadopasi dari Aristoteles Neo-Platonis,
akan tetapi gagasan-gagasannya dari mengintegrasikan filsafat dan
agama itu menghasilkan gagasan baru. Tampak sekali, ia berusahan
mendamaikan antara warisan Yunani yang tidak bertentangan
dengan syari’at dengan agama Islam, dengan asas-asas yang
berdasarkan metafisik, bukan fisik belaka. Ia menggunakan istilah-
istilah filsafat Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Dia dikenal orang yang pertama menyususn kosa kata Arab untuk
istilah-istilah filsafat dan menetapkan definisi berbagai kategori.
Untuk tujuan ini dia menulis sebuah buku Risālah fī Hudūd al-
Asyyā wa Rusūmihā.
Karena asas yang dibangun di atasnya adalah agama, maka ia
menyatakan bahwa filsafat mengikuti jalur ahli logika dan
memandang bahwa agama sebagai sebuah ilmu rabbāniyah dan
memposisikannya di atas filafat. Ilmu ini diambil melalui jalur para
Nabi. Melalui penafsiran filosofis, agama menjadi selaras dengan
filsafat. Pencapaian kebenaran agama, disamping dengan wahyu,
sebagai sumber pokok ilmu pengetahuan juga mempergunakan
akal. Sedangakan falsafah juga mempergunakan akal, bahkan
falsafah al-Kindī juga mendasarkan pada wahyu, hal itu dibuktikan
dalam beberapa konsep dan teorinya secara diametral
bersebarangan dengan konsepsi Aristoteles maupun Plato, seperti
konsep keesaan Tuhan, alam, dan penciptaan dari ketiadaan.
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 11
November 17, 2014
Jika konsep kunci (konsep Tuhan) berseberangan dengan
filsafat Aristoteles, berarti pandangan hidup (worldview) – nya
juga berbeda. Sebab, sebuah teori atau konsep lahir dari worldview
seseorang dan akan menjadi perbeda teori tersebut jika
pandangannya tentang Tuhan berbeda. Thomas F Wall
mengatakan, percaya pada Tuhan berimplikasi pada kepercayaan
bahwa sumber pengetahuan dan moralitas adalah Tuhan dan
sebaliknya tidak percaya pada Tuhan akan menghasilkan
kepercayaan bahwa sumber pengetahuan adalah subyektifitas
manusia.
Dalam konteks epistemologi Islam, Tuhan adalah tema sentral.
Ia adalah sumber kebenaran yang utama yang mutlak. Maka,
filsafat al-Kindī bisa dikatakan telah memasuki konteks ini. Sebab,
ia memberi penekanan pada konsep keilahian. Ia mengatakan
filsafat yang pertama (al-Falsafah al-Ūlā) adalah pengetahuan
kebenaran pertama yang merupakan penyebab dari semua
kebenaran.
Sang Penyebab semua sebab itulah adalah Tuhan. Dengan
demikian, filsafat al-Kindī adalah membahas soal Tuhan dan
agama menjadi dasar filsafatnya. Dengan demikian kerja filsafat
yang dilakukan al-Kindī adalah mengharmonisasi antara fislafat
dan agama, bahwa antar keduanya tidak ada perbedaan yang
kontras. Ia mengatakan “Falsafah yang termulia dan tertinggi
derajatnya adalah falsafah utama, yaitu ilmu tentang Yang Benar
Pertama, yang menjadi sebab bagi segala yang benar”. Hal ini yang
membedakan dengan orientasi filafat Aristotele, bahwa filsafat
adalah ilmu tentang wujud karena yang wujud memiliki kebenaran.
Berarti, orienatasi filsafat al-Kindī adalah metafisik sedangan
Aristotele adalah dibangun di atas teori fisika.
Pemikiran al-Kindī Tentang Konsep Tuhan
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 12
November 17, 2014
Tuhan menurut Al-Kindi adalah pencipta alam, bukan
penggerak pertama. Tuhan itu Esa, Azali, ia unik. Ia tidak tersusun
dari materi dan bentuk, tidak bertubuh. Ia hanyalah keEsaan belaka,
selain Tuhan semuanya mengandung arti banyak. Pembahasan
utama filasfatnya adalah tentang konsep ketuhanan. Karena filsafat
menurutnya, adalah menyelidiki kebenaran, maka filafat
pertamanya adalah pengetahuan tentang Allah. Allah adalah
Kebenaran Pertama (al-Haqq al-Awwal), Yang Benar Tunggal (al-
Haqq al-Wāhid) dan penyebab semua kebenaran. Dengan demikian
corak filsafat al-Kindī adalah teistik, semua kajian tentang teori-
teori kefilsafatannya mengandung pendekatan yang teistik. Untuk
itu, sebelum memulai kajian tentang teori filsafat, ia membahas
filsafat metafisika, dan konsep Tuhan.
Argumentasi kosmologis tampaknya mendominasi pemikiran
al-Kindī dalam menjelaskan ketuhanan. Bagi al-Kindī, Allah
adalah Penyebab segalanya dan penyebab kebenaran. Untuk
mengatakan bahwa Allah adalah penyebab segala kebenaran adalah
sama saja dengan mengatakan bahwa Allah adalah penyebab dari
semua ini. Sebab dari segala sebab itu adalah Allah. Sebab itu
hanya satu, tidak mungkin banyak. Alam semesta berjalan secara
teratur atas dasar sebab Dzat yang Satu. Sehingga konsep sentral
dalam teologi Filsafat Pertamanya adalah tentang keesaan. Teologi
filsafat al-Kindī memiliki dua aspek utama; pertama, membuktikan
harus ada yang Satu yang Benar (the true one), yang merupakan
penyebab dari segala sesuatu dan mendiskusikan kebenaran the
True One ini.
Pertama-tama al-Kindī menjelaskan bahwa tidak ada yang
bisa menjadi penyebabnya sendiri. Ia mengungkapkan, benda-
benda di alam ini merupakan juz’iyyāt (particular). Kajian filsafat
ketuhannannya bukanlah pada juziyyāt yang jumlahnya tak terbatas
itu, akan tetapi yang paling penting dalam falsafahnya adalah
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 13
November 17, 2014
hakikat dalam partikular itu, yakni kulliyāt (universal). Tiap-tiap
benda memiliki dua hakikat, hakikat sebagai juz’i yang disebut al-
aniyah dan hakikat kulli yang disebut māhiyah yakni hakikat yang
bersifat universal dalam bentuk genus dan spesies.
Tuhan tidak mempunyai hakikat dalam arti aniyah atau
mahiyah, karena Ia bukan termasuk dalam benda-benda yang ada
dalam alam. Tuhan juga tidak mempunyai bentuk mahiyah karena
Tuhan tidak termasuk genus atau spesies. Tuhan hanya satu dan
tidak ada yang srupa dengan Tuhan. Ia Dzat yang unik, yang lain
bisa mengandung arti banyak.
Al-Kindī berpendapat bahwa setiap jenis predikat
menunjukkan kesatuan dan keanekaragaman. Misalnya hewan,
adalah salah satu genus, tetapi terdiri dari sebuah keragaman
spesies. Manusia adalah satu spesies tetapi terdiri dari banyak
individu dan manusia yang tunggal adalah salah satu individu dari
individu-individu yang lain terdiri dari banyak bagian tubuh.
Selanjutnya, ia beragurmen, keragaman itu memiliki hubungan
produk integral. Satu bagian, bukanlah disebabkan oleh stipan
serangkaian bagian yang lain. Berarti, harus ada penyebab luar
untuk semua keanekaragaman yang integral tersebut, penyebab itu
satu, eksklusif dan sepenuhnya bebas dari keragaman yang multi
genus. Yang Satu itulah Yang Benar, yang tidak lain adalah Tuhan.
Wujud Tuhan itu adalah eksklusif, yang berbeda dengan yang
lain. Sifat, Wujud, eksistensi dan keberadaan sama sekali tidak bisa
dipahami secara penuh oleh akal manusia. Maka, baginya, untuk
memahami itu semua, maka diturunkanlah Nabi, sebagai utusan
Allah, yang akan menjelaskan hal-hal yang tidak mampu disingkap
oleh akal manusia. Penjelasan Allah yang dibawa oleh Nabi
melalui media yang dinamakan wahyu. Al-Kindī, secara jelas
meyakini bahwa rasio manusi memiliki sisi kelemahan. Karena
kelemahan itulah, tidak semua pengetahuan tidak bisa ditangkap
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 14
November 17, 2014
oleh akal. Maka untuk membantu pemahaman yang tidak bisa
dijelaskan akal maka, manusia perlu dibimbing oleh wahyu. Hanya
saja, dalam aspek penjelasan sifat-sifat Tuhan, al-Kindī masih
terpengaruh oleh Mu’tazilah dan Aristoteles. Hal itu misalnya,
dilihat dari penjelasannya bahwa sifat-sifat Tuhan diungkapkan
dengan bentuk kalimat negatif, yaitu dengan ungkapan “tidak” atau
“bukan”. Bawa Tuhan itu tidak seperti manusia.
Tidak seperti Aristoteles, al-Kindī mengatakan bahwa Tuhan
adalah pencipta, bukan penggerak Pertama. Ia tidak tersusun dari
materi dan bentuk, tidak bertubuh. Tuhan adalah Penyebab dari
segala sebab. Setelah melakukan sebab itu, Tuhan tetap melakukan
sesuatu (‘Illah al-Fā’ilah). Disini Tuhan tidak diposisikan seperti
konsep Aristoteles, yang mengatakan Tuhan tidak bergerak,
sehingga ia tidak melakukan sesuatu apapun setelah emanasi.
Sehingga Tuhan dalam pemahaman Aristoteles tidak memahami
yang partikular. Berbeda dengan al-Kindī, menurutnya Tuhan tetap
melakukan sesuatu.
Al-Kindī menyebut, Tuhan yang seperti ini dinamakan agen
yang benar. Dia menjadi penyebab dan bertindak aktif. Tuhan
adalah pelaku yang sebenarnya, sedangkan yang lain adalah pelaku
yang metaforis (agen kiasan). Karena, keduanya bertindak dan
ditindaklanjuti. Berkaitan dengan teori penciptakan, al-Kindī
memiliki keunikan tersendiri. Ia membagi alam menjadi dua, alam
atas dan alam bahwah. Secara general, wujud alam tersebut
disebabkan oleh Penyebab Pertama, yaitu Tuhan.
Proses keberadaan antara wujud alam atas dan alam bawah ini
berbeda Alam atas yang terdiri dari wujud spiritual, seperti akal,
jiwa dan ruh. Sedangkan alam bahwah adalah teridiri dari wujud
badaniyah manusia, materi bentuk alam dunia dan lain sebagainya.
Alam atas sebagai wujud spiritual keberadaanya tidak melaui
prosep penciptaan (creation/khalq), akan tetapi ia ada melalui
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 15
November 17, 2014
emanasi. Sedangkan alam bawah keberadaannya melalui proses
penciptaan.
Namun, analisis secara umum al-Kindī tetap dikatakan bahwa
Tuhan baginya adalah pencipta bukan penggerak pertama. Konsep
Tuhan sebagai penggerak pertama adalah konsep Aristoteles. Di
sini ia berseberangan dengan Aristoteles. Maka, bagi al-Kindī alam
dunia mempunyai permulaan, ia diciptakan dari ketiadaan. Alam
menurut al-Kindī tidak qadīm. Sedangkan menurut Aristoteles alam
adalah qadīm. Yang beremanasi dari sebab pertama adalah alam,
dalam arti alam atas tadi.
Alam atas, pada mulanya beremanasi dari Sebab Pertama,
bergantung dan berkaitan dengan al-Haq. Tetapi terpisah dari-Nya,
karena alam terbatas dalam ruang dan waktu. Berarti, akal atau jiwa
setelah terpisah, benar-benar substansi, essensinya berbeda dengan
Tuhan. Setelah beremanasi, wujud intelek dan jiwa tadi memiliki
genus, spesises, diferensia, sifat dan aksiden. Maka setiap benda
terdiri atas materi dan bentuk, terbatas raung dan bergerak dalam
waktu. Ia dzat yang terbatas, meskipun benda tersebut adalah
wujud dunia. Karena terbatas, ia tidak kekal. Hanya Allah-lah yang
kekal.
Sedang alam dalam konsep Aristoteles, terbatas oleh ruang,
tetapi tak terbatas oleh waktu. Sebab gerak alam seabadi dengan
Sang Penggerak Tak Tergerakkan (Unmomed Mover). Tuhan bagi
Aristoteles adalah Penggerak, akan tetapi Tak Tergerakkan, sebab
baginya, jika Tuhan bergerak, maka ia akan berbilang, karena
setiap gerak akan melahirkan sifat baru. Terbilangnya sifat
menjadikan terbilangnya dzat.
Teori keabadian alam al-Kindī juga berbeda dengan filosof
muslim paripatetik setelahnya. Keabadian alam ditolak oleh al-
Kindī, karena alam ini diciptakan. Mengenai hal ini, ia memberikan
pemecahan yang radikal, dengan membahas gagasan tentang
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 16
November 17, 2014
ketakterhinggaan secara matematik. Benda-benda fisik teridiri atas
materi dan bentuk, dan bergerak di dalam ruang dan waktu. Jadi,
materi, bentuk, ruang dan waktu merupakan unsur dari setiap fisik.
Wujud, yang berkait erat dengan fisik, waktu dan ruang adalah
terbatas, karena mereka takkan ada, kecuali dalam keterbatasan.
Waktu bukanlah gerak, melainkan bilangan pengukur gerak
karena waktu tidak lain adalah yang dahulu dan yang kemudian.
Bilangan ada dua macam, yaitu tersendiri dan berkesinambungan.
Waktu bukanlah bilangan tersendiri, tetapi berkesinambungan.
Oleh sebab itu, waktu dapat ditentukan, yang berporoses dari dulu
hingga kelak. Dengan kata lain, waktu merupakan jumlah yang
dahulu dan yang berikutnya, yang berkesinambungan. Waktu
adalah bagian dari pengetahuan tentang kuantitas. Ruang, gerak
dan waktu adalah kuantitas.
c. Al-Farabi
Al-Farabi menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan. Pada
tahun 1890 Dieterici menerjemahkan beberapa risalah pendek al-
Farabi, umumnya yang berkaitan dengan sains. Bukunya yang
merupakan sumbangan terhadap sosiologi adalah Risalah fi Ara
Ahl al-Madinah al-Fadilah yang kemudian diedit dan
diterjemahkan oleh Dieterici sebagai Philosophia de Araber dan
Der Mustarstaat Von Al-Farabi. Buku penting lain yang
diterjemahkan ke berbagai bahasa Barat adalah Musiqi al-Kabir
dan Ihsa al-Ulum, sebuah karya ensiklopedis yang kemudian
banyak berpengaruh atas penulis Barat.
Bukunya Ihsa al-Ulum merupakan encyclopedia mengenai
ilmu akhlak yang terbagi atas lima bagian: 1. bahasa, 2. ilmu
hitung, 3. logika, 4. ilmu-ilmu alam (natural sciences), dan 5.
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 17
November 17, 2014
politik dan sosial ekonomi (sosio ekonomi). Para ahli fikir mutakhir
mengakui, bahwa mereka berhutang budi kepada al-Farabi atas
segala yang telah mereka capai di bidang ilmu pengetahuan. Dalam
mengambil sesuatu bahan ilmiah dari asalnya al-Farabi memakai
jalan peng-alasan yang sangat teliti yang berdasarkan dialektika.
Dan ini dilakukan dengan meletakkan qaedah-qaedah umum
lalu daripadanya diambil alasan yang diperlukan. Pendapat al-
Farabi mengenai wujud Allah dan pengetahuan umum yang
bersangkutan dengan Aqlil Awal (first intelegence) dan lainnya
diambil kurang lebih dari teori Aristoteles mengenai penciptaan
(creation). Tetapi al-Farabi tidak percaya akan kekekalan alam,
yang menurut pendapat Aristoteles alam itu adalah kekal.
Menurut al-Farabi alam ini mempunyai pangkal dan ujung
(awal dan akhir). Selanjutnya al-Farabi percaya pula akan adanya
hidup setelah mati; yang menjadi hari pengadilan bagi manusia,
yang berakhir mendapat ganjaran baik atau buruk menurut
perbuatan mereka di masa hidup di atas bumi. Telah pasti bahwa
pendapat al-Farabi ini adalah bawaan dari al-Qur’an dan Hadits.
Maka bagi al-Farabi logika bukanlah satu jalan untuk mencapai
ma’rifat, tetapi ia adalah alat pencapai ma’rifat. Logika bukanlah
jalan untuk mendapatkan hakikat, tetapi ia sendirilah pendapat dari
hakikat itu.
Tata kerja akal dalam proses pemikiran (amaliyat al-fikri),
menurut al-Farabi meningkat secara bertahap. Akal pada seseorang
bayi bersifat potensial (aqlu bil quwwati), yang disebut oleh al-
Farabi dengan aqlul-hayuli (material intelect). Aqlul-hayuli itu
bersifat pasif (passive intelect), dan mulai bergerak menjadi akal
berkarya (aqlu bil-fi’li, actual intellect) setelah menerimakan
gambaran bentuk-bentuk (al surah, forms) melalui kodrat indriani
(al hassat) maupun kodrat imajinasi (al mutakhayyilat). Ia pun
mengolahnya menjadi pengertian-pengertian (al ma’ani,
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 18
November 17, 2014
conceptions) dan pada tahap itu ia pun berubah menjadi akal
berdaya guna (aqlul-mustafad, acquired intellect).
Akal berdaya guna (aqlul-mustafad, acquired intellect) itu
sekedar bertindak mengolah, mencari hubungan-hubungan diantara
segala pengertian, untuk merekamkan tahu (al’ilm, knowledge)
pada perbendaharaan ingatan. Akan tetapi tahu itu sendiri menurut
al-Farabi adalah anugerah dari akal giat (aqlul-fa’al, active
intellect) yakni kodrat ilahi, sebagai akibat dari kegiatan akal
berdayaguna itu. Tahu di dalam perbendaharaan ingatan itu
berpangkal pada materi dan bentuk (al madah dan al shurah) yang
ditangkap oleh kodrat indriani dari alam luar. Materi itu tidak
punya perwujudan tanpa bentuk. Akan tetapi di dalam proses
pemikiran (amaliyat alfikri) senantiasa materi itu dipisahkan
dengan bentuk hingga diperkirakan perwujudan materi tanpa
bentuk, yang oleh al-Farabi disebut dengan al hayuli dan oleh
Aristoteles, disebut dengan hyule.
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Al-Farabi
Al-farabi telah memberikan klasifikasi tentang ilmu
pengetahuan dalam tujuh bagian, yaitu: logika, percakapan,
matematika, physika, metaphysika, politik, dan ilmu fikhi
(jurisprudence). Ketujuh ilmu pengetahuan ini telah melingkupi
seluruh kebudayaan Islam pada masa itu.
Ilmu pengetahuan tentang percakapan, yang dikenal sebagai ilmu
al-lisan, dibaginya pula atas tujuh bagian, yaitu: bahasa gramatika,
syntax (ilmu tarkib al-kalam), syair, menulis dan membaca. Aturan
ilmu bahasa yang melingkupi ketujuh pembagian ini, merupakan
tujuh bagian pula, yaitu: ilmu kalimat mufrad, ilmu kalimat yang
dihubungkan oleh harf el-jar (proposition), undang-undang tentang
penulisan yang benar, undang-undang tentang pembacaan yang
betul, dan aturan tentang syair yang baik.
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 19
November 17, 2014
Ilmu logika, diajarkan kepada tingkatan tinggi, bagi orang-orang
yang hendak menyediakan dirinya menjadi sarjana. Oleh karena
itu, ilmu logika itu lebih dipandang bersifat seni daripada sifatnya
sebagai ilmu. Ilmu atau seni logika pada umumnya terdiri sebagai
berikut: “Supaya dapat mengoreksi fikiran seseorang, untuk
mendapatkan kebenaran”. Logika itu dibagi dalam delapan bagian,
dimulainya dengan Catagory dan disudahi dengan syair (poetry).
Orang Arab juga memasukkan ilmu balaghah (rothorika) dan syair
menjadi bagian dari ilmu logika. Kemudian setelah diselidiki,
ternyata bahwa itu termasuk dalam bagian mantik, maka sekarang
ini pembagian ilmu logika menjadi sembilan fasal.
Tentang matematika, al-Farabi membaginya menjadi tujuh
bagian, yaitu: arithmatika, geometri, optika, astronomi, musik,
hisabaqi (Latin: arte ponderum), dan mekanika.
Metaphysika, ditujukan pada dua jenis pelajaran. Pertama,
pengetahuan tentang makhluk dan kedua, contoh-contoh dasar atau
filsafat ilmu. Tentang ilmu makhluk, dikatakannya sebagai ilmu
yang mempelajari dasar-dasar makhluk yang tidak didasarkan
kepada bentuk jasmani atau benda-benda berupa tubuh.
Politik, dikatakannya juga sebagai ilmu sipil, yang menjurus
kepada etika dan politika. Filsuf-filusuf Islam, menyalin perkataan
Politeia dari bahasa Yunani, dengan perkataan Madani. Arti
perkataan ini adalah sipil yang berhubungan dengan kota. Ilmu
agama, dibaginya kepada fikih (Yurisprudence) dan kalam
(theology). Ilmu kalam ada dua cabangnya yang kemudian
dimasukkan menjadi ilmu agama, adalah pengetahuan baru yang
dimasukkan ke dalam Islam.
Klasifikasinya dalam perincian ilmu pengetahuan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Ilmu bahasa: syntaksis, gramatika, pengucapan dan tuturan,
dan puisi.
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 20
November 17, 2014
b. Logika: pembagian, definisi dan komposisi gagasan-gagasan
yang sederhana. Bagian-bagian logika setelah istilah-istilahnya
didefinisikan ada lima:
1) Syarat-syarat yang perlu bagi premis-premis yang
akan menuju suatu sylogisme untuk ilmu tertentu.
2) Definisi sylogisme yang berguna dan cara untuk
menemukan bukti dialektal.
3) Penelitian kesalahan dalam bukti-bukti, penelitian
atas hal-hal yang dilewatkan dan kesalahan-
kesalahan yang dilakukan dalam penalaran dan cara-
cara untuk mencegahnya.
4) Definisi oratori: sylogisme yang digunakan untuk
membawakan pembahasan di depan publik.
5) Studi mengenai puisi, bagaimana harus
menyesuaikannya dengan tiap subyek, kesalahan
dan ketidaksempurnaannya.
c. Sains persiapan:
1) Aritmetika: praktis teoritis
2) Geometri: praktis teoritis
3) Optika
4) Sains tentang langit: astrologi, gerak dan sosok benda-
benda langit.
5) Musik: praktis teoritis
6) Ilmu tentang timbangan.
7) Ilmu membuat alat-alat (pembuatan mesin-mesin dan
instrumen-instrumen sederhana untuk digunakan dalam
berbagai seni dan sains, seperti astronomi dan musik).
d. Fisika (sains kealaman), metafisika (sains yang berhubungan
dengan Tuhan dan prinsip-prinsip benda). Fisika:
1) Ilmu tentang prinsip-prinsip yang mendasari benda-
benda alam.
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 21
November 17, 2014
2) Ilmu tentang sifat dan ciri elemen, dan prinsip yang
mengatur kombinasi elemen menjadi benda.
3) Ilmu tentang pembentukan dan kerusakan benda.
4) Ilmu tentang reaksi yang terjadi pada elemen-elemen
dalam membentuk ikatan.
5) Ilmu tentang benda-benda ikatan yang terbentuk dari
empat elemen dan sifat-sifatnya.
6) Ilmu mineral.
7) Ilmu tumbuhan.
8) Ilmu hewan.
9) Metafisika:
a) Ilmu tentang hakikat benda.
b) Ilmu tentang prinsip-prinsip sains khusus dan sains
pengamatan.
c) Ilmu tentang benda non-jasadi, kualitas-kualitas
dan ciri-cirinya yang akhirnya menuju kepada ilmu
tentang kebenaran, yaitu mengenai Allah yang
salah satu nama-Nya ialah kebenaran(al-Haqq).
e. Ilmu kemasyarakatan:
1) Jurisprudensi
2) Retorik.
B. Pemikiran dan Kiprah Tokoh Islam Kontemporer di Dunia Politik dan
Hukum Islam
1. Pemikiran Muhammad Iqbal Tentang Politik
Sepulangnya dari Eropa, Iqbal kemudian terjun kedunia politik dan
bahkan menjadi tulang punggung Partai Liga Muslim India. Ia terpilih
menjadi anggota legistalif Punjab dan pada tahun 1930 terpilih sebagai
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 22
November 17, 2014
Presiden Liga Muslim. Karier Iqbal semakin bersinar dan namanya pun
semakin harum ketika dirinya diberi gelar ‘Sir’ oleh pemerintah kerajaan
Inggris di London atas usulan seorang wartawan Inggris yang aktif
mengamati sepak terjang Iqbal dibidang intelektual dan politiknya. Gelar ini
menunjukkan pengakuan dari kerajaan Inggris atas kemampuan
intelektualitas dan memperkuat bargening position politik perjuangan umat
Islam India pada saat itu. Ia juga dinobatkan sebagai Bapak Pakistan yang
pada setiap tahunnya dirayakan oleh rakyat Pakistan dengan sebutan Iqbal
Day.
Pemikiran dan aktivitas Iqbal untuk mewujudkan Negara Islam ia
tunjukkan sejak terpilih menjadi Presiden Liga Muslimin tahun 1930. Ia
memandang bahwa tidaklah mungkin umat Islam dapat bersatu dengan penuh
persaudaraan dengan warga India yang memiliki keyakinan berbeda. Oleh
karenanya ia berpikir bahwa kaum muslimin harus membentuk Negara
sendiri. Ide ini ia lontarkan keberbagai pihak melalui Liga Muslim dan
mendapatkan dukungan kuat dari seorang politikus muslim yang sangat
berpengaruh yaitu Muhammad Ali Jinnah (yang mengakui bahwa gagasan
Negara Pakistan adalah dari Iqbal), bahkan didukung pula oleh mayoritas
Hindu yang saat itu sedang dalam posisi terdesak saat menghadapi front
melawan Inggris. Bagi Iqbal dunia Islam seluruhnya merupakan satu keluarga
yang terdiri atas republik-republik, dan Pakistan yang akan dibentuk
menurutnya adalah salat satu republik itu.
Sebagai seorang negarawan yang matang tentu pandangan-
pandangannya terhadap ancaman luar juga sangat tajam. Bagi Iqbal, budaya
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 23
November 17, 2014
Barat adalah budaya imperialisme, materialisme, anti spiritual dan jauh dari
norma insani. Karenanya ia sangat menentang pengaruh buruk budaya Barat.
Dia yakin bahwa faktor terpenting bagi reformasi dalam diri manusia adalah
jati dirinya. Dengan pemahaman seperti itu yang ia landasi diatas ajaran Islam
maka ia berjuang menumbuhkan rasa percaya diri terhadap umat Islam dan
identitas keislamannya. Umat Islam tidak boleh merasa rendah diri
menghadapi budaya Barat. Dengan cara itu kaum muslimin dapat melepaskan
diri dari belenggu imperialis.
Diantara paham Iqbal yang mampu membangunkan kaum muslimin
dari tidurnya adalah “dinamisme Islam”, yaitu dorongannya terhadap umat
Islam supaya bergerak dan jangan tinggal diam. Intisari hidup adalah gerak,
sedang hukum hidup adalah menciptakan, maka Iqbal menyeru kepada umat
Islam agar bangun dan menciptakan dunia baru. Begitu tinggi ia menghargai
gerak, sehingga ia menyebut bahwa seolah-olah orang kafir yang aktif kreatif
"lebih baik" dari pada muslim yang "suka tidur".
Iqbal juga memiliki pandangan politik yang khas yaitu ; gigih
menentang nasionalisme yang mengedepankan sentimen etnis dan kesukuan
(ras). Bagi dia, kepribadian manusia akan tumbuh dewasa dan matang di
lingkungan yang bebas dan jauh dari sentimen nasionalisme.
Demikian tegas Iqbal berpandangan bahwa dalam Islam; politik dan
agama tidaklah dapat dipisahkan, bahwa negara dan agama adalah dua
keseluruhan yang tidak terpisah.
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 24
November 17, 2014
Dengan gerakan membangkitkan Khudi (pribadi; kepercayaan diri)
inilah Iqbal dapat mendobrak semangat rakyatnya untuk bangkit dari
keterpurukan yang dialami dewasa ini. Ia kembalikan semangat sebagaimana
yang dulu dapat dirasakan kejayaannya oleh umat Islam.
Daerah-daerah yang diinginkan oleh Iqbal menjadi satu negara Islam
India adalah Punjab, daerah perbatasan Utara Sind dan Balukhistan.
Terbentuknya negara islam Pakistan sebagaimana yang diasaskan
Muhammad Iqbal dapat tercapai pada tahun 1947 setelah beliau meninggal
dunia.
2. Pemikiran Muhammad Iqbal Terhadap Sumber Hukum Islam
a. Pemikiran Tentang Al-Qur’an
Sebagai seorang yang terdidik dalam keluarga yang kuat memegang
prinsip Islam, Iqbal meyakini bahwa Al-Qur’an adalah benar firman Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara
Malaikat Jibril. Al-Qur’an adalah sumber hukum utama dengan
pernyataannya “The Qur’an Is a book which emphazhise deed rather than
Ida” (Al-Qur’an adalah kitab yang lebih mengutamakan amal daripada
cita-cita). Namun dia berpendapat bahwa al-Qur’an bukanlah undang-
undang. Dia berpendapat bahwa penafsiran Al-Qur’an dapat berkembang
sesuai dengan perubahan zaman, pintu ijtihad tidak pernah tertutup.
Tujuan utama al-Qur’an adalah membangkitkan kesadaran manusia yang
lebih tinggi dalam hubungannya dengan Tuhan dan alam semesta, Al-
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 25
November 17, 2014
Qur’an tidak memuatnya secara detail maka manusialah yang ditutntut
untuk mengembangkannya. Dalam istilah fiqih hal ini disebut ijtihad.
Ijtihad dalam pandangan Iqbal sebagai prinsif gerak dalam struktur Islam.
Disamping itu Al-Qur’an memandang bahwa kehidupan adalah satu proses
cipta yang kreatif dan progresif. Oleh karenanya, walaupun Al-Qur’an
tidak melarang untuk memperimbangkan karya besar ulama terdahulu,
namun masyarakat harus berani mencari rumusan baru secara kreatif dan
inovatif untuk menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Akibat
pemahaman yang kaku terhadap ulama terdahulu, maka ketika masyarakat
bergerak maju, hukum tetap berjalan di tempatnya.
Iqbal juga mengeluh tentang ketiak-mampuan masyarakat India
dalam memahami Al-Qur’an disebabkan tidak memahami bahasa arab
dan telah salah mengimpor ide-ide India (hindu) dan Yunani ke dalam
Islam dan Al-Qur’an. Iqbal begitu terobsesi untuk menyadarkan umat
Islam untuk lebih progresif dan dinamis dari keadaaan statis dan stagnan
dalam menjalani kehidupan duniawi. Karena berdasarkan pengalaman,
agama Yahudi dan Kristen telah gagal menuntun umat manusia
menjalani kehidupan. Kegagalan Yahudi disebabkan terlalu
mementingkan legalita kehidupan duniawi. Sedangkan kegagalan Kristen
adalah dalam memberikan nilai-nilai kepada pemeliharaan Negara,
undang-undang dan organisasi disebabkan terlalu mementingkan segi
ibadah ritual. Dalam kegagalan kedua agama tersebut menurut Iqbal Al-
Qur’an berada ditengah-tengah dan sama-sama mengajarkan
keseimbangan kedua kehidupan tersebut, tanpa mebeda-bedakannya.
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 26
November 17, 2014
Baginya antara politik pemerintahan dan agama tidak ada pemisahan
sama sekali. Inilah yang dikembangkannya dalam merumuskan ide
berdirinya Negara Pakistan yang memisahkan diri dari India yang
mayoritas Hindu.
Satu segi mengenai al-Qur'an yang patut dicatat adalah bahwa ia
sangat menekankan pada aspek Hakikat yang bisa diamati. Tujuan al-
Qur'an dalam pengamatan reflektif atas alam ini adalah untuk
membangkitkan kesadaran pada manusia tentang alam yang dipandang
sebagai sebuah symbol. Iqbal menyatakan hal ini seraya menyitir
beberapa ayat, diantaranya : "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan
warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui". (Qs. 30:22)
b. Pemikiran Tentang Al-Hadits
Iqbal memandang bahwa umat Islam perlu melakukan studi
mendalam terhadap literatur hadist dengan berpedoman langsung kepada
Nabi sendiri selaku orang yang mempunyai otoritas untuk menafsirkan
wahyunya. Hal ini sangat besar faedahnya dalam memahami nilai-nilai
hidup dari prinsip-prinsip hukum Islam sebagaimana yang dikemukakan
al-Qur’an.
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 27
November 17, 2014
Iqbal sepakat dengan pendapat Syah Waliyullah tentang hadits, yaitu
cara Nabi dalam menyampaikan dakwah Islam dengan memperhatikan
kebiasaan, cara-cara dan keganjilan yang dihadapinya ketika itu. Selain
itu juga Nabi sangat memperhatikan sekali adat istiadat penduduk
setempat. Dalam penyampaiannya Nabi lebih menekankan pada prinsip-
prinsip dasar kehidupan sosial bagi seluruh umat manusia, tanpa terkait
oleh ruang dan waktu. Jadi peraturan-peraturan tersebut khusus untuk
umat yang dihadapi Nabi. Untuk generasi selanjutnya, pelaksanaannya
mengacu pada prinsip kemaslahatan, dari pandangan ini Iqbal
menganggap wajar saja kalau Abu Hanifah lebih banyak
mempergunakan konsep istihsan dari pada hadits yang masih meragukan
kualitasnya. Ini bukan berarti hadits-hadits pada zamannya belum
dikumpulkan, karena Abu Malik dan Az-Zuhri telah membuat koleksi
hadits tiga puluh tahun sebelum Abu Hanifah wafat. Sikap ini diambil
Abu Hanifah karena ia memandang tujuan-tujuan universal hadits
daripada koleksi belaka.
Pandangan Iqbal tentang pembedaan hadist hukum dan hadist bukan
hukum agaknya sejalan dengan pemikiran ahli ushul yang mengatakan
bahwa hadist adalah penuturan, perbuatan dan ketetapan Nabi saw. yang
berkaitan dengan hukum; seperti mengenai kebiasaan-kebiasaan Nabi
yang bersifat khusus untuknya, tidak wajib diikuti dan diamalkan.
c. Pemikiran Tentang Ijtihad
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 28
November 17, 2014
Menurut Iqbal ijtihad adalah “Exert with view to form an
independent judgment on legal question” (bersungguh-sungguh dalam
membentuk suatu keputusan yang bebas untuk menjawab permasalahan
hukum). Kalau dipandang baik hadits maupun Al-Qur’an memang ada
rekomendasi tentang ijtihad tersebut. Disamping ijtihad pribadi hukum
Islam juga memberi rekomendasi keberlakuan ijtihad kolektif. Ijtihad
inilah yang selama berabad-abad dikembangkan dan dimodifikasi oleh
ahli hukum Islam dalam mengantisipasi setiap permasalahan masyarakat
yang muncul. Sehingga melahirkan aneka ragam pendapat (mazhab).
Sebagaimana mayoritas ulama, Iqbal membagi ijtihad kedalam tiga
tingkatan yaitu :
Otoritas penuh dalam menentukan perundang-undangan yang
secara praktis hanya terbatas pada pendiri mazhab-mazhab
saja.
Otoritas relative yang hanya dilakukan dalam batas-batas
tertentu dari satu madzhab
Otoritas khusus yang berhubungan dengan penetapan hukum
dalam kasus-kasus tertentu, dengan tidak terkait pada
ketentuan-ketentuan pendiri madzhab.
Iqbal menggaris-bawahi pada derajat yang pertama saja. Menurut
Iqbal, kemungkinan derajat ijtihad ini memang disepakati diterima oleh
ulama ahli al-sunnah tetapi dalam kenyataannya dipungkiri sendiri sejak
berdirinya mazhab-mazhab. Ide ijtihad ini dipagar dengan persyaratan
ketat yang hampir tidak mungkin dipenuhi. Sikap ini, lanjut Iqbal, adalah
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 29
November 17, 2014
sangat ganjil dalam suatu sistem hukum Al-Qur’an yang sangat
menghargai pandangan dinamis. Akibatnya ketentuan ketatnya ijtihad ini,
menjadikan hukum Islam selama lima ratus tahun mengalami stagnasi
dan tidak mampu berkembang. Ijtihad yang menjadi konsep dinamis
hukum Islam hanya tinggal sebuah teori-teori mati yang tidak berfungsi
dan menjadi kajian-kajian masa lalu saja. Demikian juga ijma hanya
menjadi mimpi untuk mengumpulkan ulama, apalagi dalam konsepnya
satu saja ulama yang tidak setuju maka batallah keberlakuan ijma
tersebut, hal ini dikarenakan kondisi semakin meluasnya daerah Islam.
Akhirnya kedua konsep ini hanya tinggal teori saja, konsekwensinya,
hukum Islam pun statis tidak berkembang selama beberapa abad.
C. Pemikiran dan Kiprah Tokoh Kontemporer Islam di Dunia
Ekonomi
Pemikiran Muhammad Abdul Mannan
Ia adalah seorang guru besar di Islamic Research and Training
Institute, Islamic Development Bank, Jeddah. Gelar M.A diperoleh di
Bangladesh, M.A in Economics dan Ph.D di Michigan, USA. Ia
termasuk salah satu pemikir ekonomi Islam kontemporer yang cukup
menonjol. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya karya tulis yang telah
dihasilkan salah satu karya tulisnya adalah Islamic Economics: Theory
and Practice yang terbit tahun 1970 dan telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 30
November 17, 2014
Sebagai seorang ilmuwan, ia mengembangkan ekonomi Islam
berdasarkan pada beberapa sumber hukum yaitu :
• Al-Qur’an
• Sunnah Nabi
• Ijma’
• Ijtihad atau Qiyas
• Prinsip hukum lainnya
Dari sumber-sumber hukum Islam di atas ia merumuskan
langkah-langkah operasional untuk mengembangkan ilmu ekonomi
Islam yaitu :
a. Menentukan basic economic functions yang secara umum ada
dalam semua sistem tanpa memperhatikan ideologi yang
digunakan, seperti fungsi konsumsi, produksi dan distribusi
b. Menetapkan beberapa prinsip dasar yang mengatur basic economic
functions yang berdasarkan pada syariah dan tanpa batas waktu
(timeless), misal sikap moderation dalam berkonsumsi
c. Mengidentifikasi metode operasional berupa penyusunan konsep
atau formulasi, karena pada tahap ini pengembangan teori dan
disiplin ekonomi Islam mulai dibangun. Pada tahap ini mulai
mendeskripsikan tentang apa (what), fungsi, perilaku, variabel dsb
d. Menentukan (prescribe) jumlah yang pasti akan kebutuhan barang
dan jasa untuk mencapai tujuan (yaitu : moderation) pada tingkat
individual atau aggregate.
e. Mengimplementasikan kebijakan yang telah ditetapkan pada
langkah keempat. Langkah ini dilakukan baik dengan pertukaran
melalui mekanisme harga atau transfer payments.
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 31
November 17, 2014
f. Melakukan evaluasi atas tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
atau atas target bagaimana memaksimalkan kesejahteraan dalam
seluruh kerangka yang ditetapkan pada langkah kedua maupun
dalam dua pengertian pengembalian (return), yaitu pengembalian
ekonomi dan non-ekonomi, membuat pertimbangan-pertimbangan
positif dan normatif menjadi relatif tidak berbeda atau tidak
penting.
g. Membandingkan implementasi kebijakan yang telah ditetapkan
pada langkah dengan pencapaian yang diperoleh (perceived
achievement). Pada tahap ini perlu melakukan review atas prinsip
yang ditetapkan pada langkah kedua dan merekonstruksi konsep-
konsep yang dilakukan pada tahap ketiga, keempat dan kelima.
Tahapan-tahapan yang ditawarkan oleh Mannan cukup konkrit dan realistik.
Hal ini berangkat dari pemahamannya bahwa dalam melihat ekonomi Islam tidak
ada dikhotomi antara aspek normatif dengan aspek positif. Secara jelas Mannan
mengatakan :
” Beberapa ekonom Muslim juga mencoba untuk mempertahankan perbedaan
antara ilmu positif dengan normatif, sehingga dengan cara demikian mereka
membangun analisa ilmu ekonomi Islam dalam kerangka pemikiran barat.
Sedangkan ekonom yang lain mengatakan secara sederhana bahwa ilmu ekonomi
Islam adalah ilmu normatif. Dalam ilmu ekonomi Islam, aspek-aspek positif dan
normatif dari ilmu ekonomi Islam saling terkait dan memisahkan kedua aspek ini
akan menyesatkan dan menjadi counter productive.
Dalam mengembangkan ilmu ekonomi Islam, maka langkah pertama adalah
menentukan basic economic functions yang secara sederhana meliputi tiga fungsi
yaitu konsumsi, produksi dan distribusi. Lima prinsip dasar yang berakar pada
syariah untuk basic economic functions berupa fungsi konsumsi yakni prinsip
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 32
November 17, 2014
righteousness, cleanliness, moderation, beneficence dan morality. Perilaku
konsumsi seseorang dipengaruhi oleh kebutuhannya sendiri yang secara umum
kebutuhan manusia terdiri dari necessities, comforts dan luxuries.
Pada setiap aktivitas ekonomi aspek konsumsi selalu berkaitan erat dengan aspek
produksi. Dalam kaitannya dengan aspek produksi, Mannan menyatakan bahwa
sistem produksi dalam negara (Islam) harus berpijak pada kriteria obyektif dan
subyektif. Kriteria obyektif dapat diukur dalam bentuk kesejahteraan materi,
sedangkan kriteria subyektif terkait erat dengan bagaimana kesejahteraan ekonomi
dapat dicapai berdasarkan syariah Islam. Jadi dalam sistem ekonomi kesejahteraan
tidak semata-mata ditentukan berdasarkan materi saja, tetapi juga harus
berorientasi pada etika Islam.
Aspek lain selain konsumsi dan produksi yang tidak kalah pentingnya
adalah aspek distribusi pendapatan dan kekayaan. Mannan mengajukan rumusan
beberapa kebijakan untuk mencegah konsentrasi kekayaan pada sekelompok
masyarakat saja melalui implementasi kewajiban yang dijustifikasi secara Islam
dan distribusi yang dilakukan secara sukarela
BAB IVP E N U T U P
KESIMPULAN Konsep pemikiran kontemporer Islam yang dikemukakan oleh beberapa
tokoh sangat memberikan pengaruh terhadap kemajuan di berbagai bidang
ilmu. Kemajuan yang dicapai oleh umat islam pada masa kejayaannya
mempengaruhi tata hukum, pengetahuan dan proses pengembangan
pendidikan hingga saat ini.
SARAN
Sebagai generasi penerus umat Islam, kita sesama muslim harus selalu
melakukan pengembangan terhadap konsep pemikiran kontemporer Islam
dengan cara mengenali konsep-konsep awal yang dikembangkan para tokoh.
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 33
November 17, 2014
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Qur'an Terjemah, Depag RI. Penerbit Al-Huda (Kelompok GIP), Depok,
tahun 2005
2. Ali, Mukti A, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, Bandung,
Mizan 1998, Cet. III
3. Natsir, Mohammad, Kapita Selekta 2, Jakarta, PT Abadi dan Yayasan Kapita
Selekta, cet. 2 , th. 2008
TOKOH – TOKOH KONTEMPORER ISLAM 34