ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat umum sebagai hasil dari buah pemikiran para ahli filsuf yang melahirkan bergagai macam pandangan. Filsafat pendidikan ini diaplikasikan dalam pendidikan untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan secara menyeluruh. Di dalam filsafat pendidikan ini terdapat berbagai aliran- aliran seperti materialisme, idealisme, realisme, pragmatisme, dan yang lainnya. Menurut Brubacher (dalam Uyoh Sadullah, 2010:96) filsafat pendidikan dikelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu filsafat pendidikan progresif dan filsafat pendidikan pragmatisme dari John Dewey, dan romantik naturalisme dari Rousseau. Yang kemudian filsafat-filsafat tersebut melahirkan berbagai aliran filsafat pendidikan lainnya. Di sini penulis mencoba untuk mengulas mengenai aliran filsafat pendidikan idealisme, realisme, materialisme, pragmatisme, eksistensialisme, progresivisme, perenialisme, esensalisme dan rekonstruksionalisme. Dengan adanya ulasan ini diharapkan kita dapat mengetahui lebih jauh mengenai liran- aliran filsafat pendidikan. B. Rumusan Masalah 1. Apa-apa saja pengertian dari aliran-aliran filsafat pendidikan? 1

description

Di dalam filsafat pendidikan ini terdapat berbagai aliran-aliran seperti materialisme, idealisme, realisme, pragmatisme, dan yang lainnya. Menurut Brubacher (dalam Uyoh Sadullah, 2010:96) filsafat pendidikan dikelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu filsafat pendidikan progresif dan filsafat pendidikan pragmatisme dari John Dewey, dan romantik naturalisme dari Rousseau. Yang kemudian filsafat-filsafat tersebut melahirkan berbagai aliran filsafat pendidikan lainnya.

Transcript of ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahFilsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat umum sebagai hasil dari buah pemikiran para ahli filsuf yang melahirkan bergagai macam pandangan. Filsafat pendidikan ini diaplikasikan dalam pendidikan untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan secara menyeluruh.Di dalam filsafat pendidikan ini terdapat berbagai aliran-aliran seperti materialisme, idealisme, realisme, pragmatisme, dan yang lainnya. Menurut Brubacher (dalam Uyoh Sadullah, 2010:96) filsafat pendidikan dikelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu filsafat pendidikan progresif dan filsafat pendidikan pragmatisme dari John Dewey, dan romantik naturalisme dari Rousseau. Yang kemudian filsafat-filsafat tersebut melahirkan berbagai aliran filsafat pendidikan lainnya.Di sini penulis mencoba untuk mengulas mengenai aliran filsafat pendidikan idealisme, realisme, materialisme, pragmatisme, eksistensialisme, progresivisme, perenialisme, esensalisme dan rekonstruksionalisme. Dengan adanya ulasan ini diharapkan kita dapat mengetahui lebih jauh mengenai liran-aliran filsafat pendidikan.

B. Rumusan Masalah 1. Apa-apa saja pengertian dari aliran-aliran filsafat pendidikan?

C. Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui 1. Pengertian dari aliran-aliran filsafat pendidikan

BAB IIPEMBAHASAN

A. Aliran-aliran Filsafat Pendidikan1. Filsafat Pendidikan Idealismea. Definisi IdealismeSecara ringkas idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda material dan kekuatan. Idealisme menekankan mind sebagai hal yang lebih dahulu (primer) daripada materi. Secara epistemologi, istilah Idealisme berasal dari kata idea yang artinya adalah sesuatu yang hadir dalam jiwa (Plato)b. Jenis-jenis idealisme1) Idealisme Subyektif (Immaterialisme)Idealisme Subyektif kadang-kadang dinamakan mentalisme atau fenomenalisme. Seorang idealis subyektif berpendirian bahwa akal, jiwa dan persepsi-persepsinya atau ide-idenya merupakan segala yang ada.2) Idealisme ObyektifIdealisme Objektif adalah idealisme yang bertitik tolak pada ide di luar ide manusia. Idealisme objektif ini dikatakan bahwa akal menemukan apa yang sudah terdapat dalam susunan alam.3) Idealisme Personal (Personalisme)Sebagai suatu kelompok, pengikut aliran idealisme personal menunjukkan perhatian yang lebih besar kepada etika dan lebih sedikit kepada logika daripada pengikut idealisme mutlak.c. Konsep filsafat menurut aliran idealisme1) metafisika-idealisme2) humanologi-idealisme3) Epistimologi-idealisme4) Aksiologi-idealismed. Idealisme sebagai filsafat pendidikanIdealisme menekankan akal (mind) sebagai hal yang lebih dahulu (primer), daripada materi, bahwa akal itulah yang riil dan materi hanyalah merupakan produk sampingan. Idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda material dan kekuatan.e. Kelebihan dan kekurangan filsafat pendidikan idealismeAdapun kelebihan dari filsafat pendidikan idealisme yaitu:1) Meningkatkan daya pemikiran dari segi menghasilkan ide yang benar dan boleh dipakai.Adapun kelemahan dari filsafat pendidikan idealisme yaitu:1) Anggapan terhadap sesuatu nilai atau kebenaran yang kekal sepanjang masa.

2. Filsafat Pendidikan Realismea. Definisi RealismeRealisme berpendapat bahwa hakikat realitas adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yang subjek yang menyadari dan mengetahui disatu pihak dan dipihak lainnya adalah adanya realita diluar manusia yang dapat dijadikan sebagai objek pengetahuan manusia.b. Bentuk realismeRealisme merupakan aliran filsafat yang memiliki beraneka ragam bentuk. Kneller membagi realisme menjadi dua bentuk, yaitu : 1) Realisme Rasional, 2) Realisme Naturalis. (Uyoh Sadullah : 2007 : 103)1) Realisme rasionalRealisme rasional dapat didefinisikan pada dua aliran, yaitu realisme klasik dan realisme religius. Bentuk utama dari realisme religius ialah Scholastisisme. Realisme klasik ialah filsafat Yunani yang pertama kali dikembangkan oleh Aristoteles, sedangkan realisme religius, terutama Scholatisisme oleh Thomas Aquina, dengan menggunakan filsafat Aristoteles dalam membahas teologi gereja. Thomas Aquina menciptakan filsafat baru dalam agama kristen, yang disebut tomisme, pada saat filsafat gereja dikuasai oleh neoplatonisme yang dipelopori oleh Plotinus.a) Realisme klasikRealisme klasik berpandangan bahwa manusia pada hakikatnya memiliki ciri rasional. Dunia dikenal melalui akal, dimulai dengan prinsip self evident, dimana manusia dapat menjangkau kebenaran umum.b) Realisme religiousRealisme religious dalam pandangannya tampak dualistis. Ia berpendapat bahwa terdapat dua order yang terdiri atas order natural dan order supernatural. Kedua order tersebut berpusat pada tuhan.2) Realisme natural ilmiahRealism natural ilmiah mengatakan bahwa manusia adalah organisme biologis dengan system syaraf yang kompleks dan secara inheren berpembawaan social (social disposition).3) Neo-realisme dan realisme kritisSelain aliran-aliran realism diatas, masih ada lagi pandangan-pandangan lain, yang termasuk realism. Aliran tersebut disebut Neo-Realisme dari Frederick Breed, dan Realisme Kritis dari Immanuel Kant. Menurut pandangan Breed, filsafat pendidikan hendaknya harmoni dengan prinsip-prinsip demokrasi.Semua aliran filsafat pendidikan menyetjui bahwa :a. Proses pendidikan berpusat pada tugas mengembangkan laki-laki dan wanita yang hebat dan kuat.b. Tugas manusia di dunia adalah memajukan keadilan dan kesejahteraaan umumc. Kita seharusnya memandang bahwa tujuan akhir pendidikan adalah memecahkan masalah-masalah pendidikan.Power (1982) mengemukakan implikasi pendidikan realisme sebagai berikut :1) Tujuan pendidikan2) Kedudukan siswa3) Peranan guru4) Kurikulum5) Metode

c. Realisme dalam pendidikan1) Pendidikan sebagai institusi sosialJohn Amos Comenius di dalam bukunya Great Didactic, mengatakan bahwa manusia tidak diciptakan hanya kelahiran biologinya saja.2) SiswaGuru adalah pengelola KBM di dalam kelas (classroom is teacher-centered), guru penentu materi pelajaran, guru harus menggunakan minat siswa yang berhubungan dengan mata pelajaran, dan membuat mata pelajaran sebagai sesuatu yang kongkret untuk dialami siswa.3) Tujuan pendidikanTujuan pendidikan realisme adalah untuk penyesuaian diri dalam hidup dan mampu melaksanakan tanggung jawab sosial.4) Proses pendidikana) Kurikulumb) Metode Pendidikanc) Evaluasi d. Kelebihan dan kekurangan filsafat pendidikan realismeAdapun kelebihan dari filsafat pendidikan realisme yaitu :1) Tidak bergantung pada segala pengetahuanAdapun kekurangan dari filsafat pendidikan realisme yaitu:1) Menganggap bahwa realitas itu tidak sekedar apa yang dapat dilihat secara real, tetapi realitas itu adalah pemikiran atau ide-ide.

3. Filsafat Pendidikan Materialismea. Definisi materialismeFilsafat materialisme memandang bahwa materi lebih dahulu ada sedangkan ide atau pikiran timbul setelah melihat materi. Dengan kata lain materialisme mengakui bahwa materi menentukan ide, bukan ide menentukan materi.b. Ciri-ciri filsafat materialisme1) Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi2) Tidak meyakini adanya alam ghaib3) Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu4) Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum5) Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlaqc. Variasi aliran filsafat materialismeAliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme metafisik.1) Materialisme dialektikMaterialisme dialektika adalah materialisme yang memandang segala sesuatu selalu berkembang sesuai dengan hukum-hukum dialektika: hukum saling hubungan dan perkembangan gejala-gejala yang berlaku secara objektif didalam dunia semesta.2) Materialisme metafisikMaterialisme metafisik, yang memandang dunia secara sepotong-sepotong atau dikotak-kotak, tidak menyeluruh dan statis.

d. Kelebihan dan kekurangan filsafat materialisme untuk pendidikanAdapun kelebihan-kelebihan dari filsafat materialisme untuk pendidikan yaitu:1) Teori-teorinya jelas berdasarkan teori-teori pengetahuan yang sudah umum.2) Isi pendidikan mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi,selalu berhubungan dengan sasaran perilaku.3) Semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi, pelajaran berprogram dan kompetensi

Kelemahan-kelemahan dari filsafat materialisme untuk pendidikan yaitu :1) Dalam dunia pendidikan aliran materialisme hanya berpusat pada guru dan tidak memberikan kebebasan kepada siswanya, baginya guru yang memiliki kekuasan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan. Guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa. Sedangkan siswa tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk hidup, mereka dituntut untuk belajar.2) Di kelas, anak didik hanya disodori setumpuk pengetahuan material, baik dalam buku-buku teks maupun proses belajar mengajar. Yang terjadi adalah proses pengayaan pengetahuan kognitif tanpa upaya internalisasi nilai. Akibatnya, terjadi kesenjangan yang jauh antara apa yang diajarkan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehar-hari anak didik. Pendidikan agama menjadi tumpul, tidak mampu mengubah sikap-perilaku mereka.

4. Filsafat Pendidikan Pragmatisme1) Pengertian PragmatismeDari sudut etimologi pragmatisme berasal dari bahasa Yunani yaitu pragma yang berarti perbuatan (action) atau tindakan (practice) sedangkan isme berarti ajaran atau paham. Dengan demikian pragmatisme berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:698) pragmatisme merupakan kepercayaan bahwa kebenaran atau nilai (paham, doktrin, gaasan, pernyataan ucapan dan sebagainya) diukur pada penerapannya bagi kepentingan manusia atau suatu paham yang menyatakan bahwa segala sesuatu tidak tetap, melainkan tumbuh dan terus menerus mengalami perubahan. Menurut Praja (2005: 171) pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar apa yang membuktikan bahwa dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Aliran ini bersedia menerima sesuatu, asal saja membawa akibat praktis. Dengan demikian, patokan pragmatisme adalah manfaat bagi hidup praktis. Pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran ajaran adalah faedah atau manfaat. Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh Pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu teori itu benar kalau berfungsi.Power (dalam uyoh, 2011:133) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan Pragmatisme sebagai berikut: Tujuan pendidikan : memberi pengalaman untuk penemuan hal-hal baru dalam hidup sosial dan pribadi. Kedudukan siswa : suatu organisme yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan kompleks untuk tumbuh Peranan guru : mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu minat dan kebutuhannya. Kurikulum : berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. Minat dan kebutuhan siswa yang dibawa kesekolah dapat menentukan kurikulum. Metode : metode aktif, yaitu learning by doing

2) Tokoh-tokoh Filsafat Pragmatismea. Charles Sanders PeirceCharles mempunyai gagasan bahwa suatu hipotesis (dugaan sementara/ pegangan dasar) itu benar bila bisa diterapkan dan dilaksanakan menurut tujuan kita. Horton dan Edwards di dalam sebuah buku yang berjudul Background of American Literary Thought menjelaskan bahwa Peirce merumuskan tiga prinsip-prinsip lain yang menjadi dasar bagi pragmatisme sebagai berikut : Bahwa kebenaran ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lebih daripada kemurnian opini manusia; Bahwa apa yang kita namakan universal adalah yang pada akhirnya setuju dan menerima keyakinan dari community of knowers Bahwa filsafat dan matematika harus di buat lebih praktis dengan membuktikan bahwa problem-problem dan kesimpulan-kesimpulan yang terdapat dalam filsafat dan matematika merupakan hal yang nyata bagi masyarakat (komunitas).b. William JamesWilliam selain menamakan filsafatnya dengan pragmatisme, ia juga menamainya empirisme radikal. Menurut James, pragatisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan perantaraan yang akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Empirisme radikal adalah suatu aliran yang harus tidak menerima suatu unsur alam bentuk apa pun yang tidak dialami secara langsung. Dalam bukunya The Meaning of The Truth, James mengemukakan tidak ada kebenaran mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri dan terlepas dari segala akal yang mengenal, melainkan yang ada hanya kebenaran-kebenaran plural. Yang dimaksud kebenaran-kebenaran plural adalah apa yang benar dalam pengalaman-pengalaman khusus yang setiap kali dapat diubah oleh pengalaman berikutnya.Menurut James, ada dua hal kebenaran yang pokok dalam filsafat yaitu Tough Minded dan Tender Minded. Tough Minded dalam mencari kebenaran hanya lewat pendekatan empirirs dan tergantung pada fakta-fakta yang dapat ditangkap indera. Sementara, Tender Minded hanya mengakui kebenaran yang sifatnya berada dalam ide dan yang bersifat rasional.Disamping itu pula, William James mengajukan prinsip-prinsip dasar terhadap pragmatisme, sebagai berikut: Bahwa dunia tidak hanya terlihat menjadi spontan, berhenti dan tak dapat di prediksi tetapi dunia benar adanya. Bahwa kebenaran tidaklah melekat dalam ide-ide tetapi sesuatu yang terjadi pada ide-ide daam proses yang dipakai dalam situasi kehidupan nyata. Bahwa manusia bebas untuk meyakini apa yang menjadi keinginannya untuk percaya pada dunia, sepanjang keyakinannya tidak berlawanan dengan pengalaman praktisny maupun penguasaan ilmu pengetahuannya. Bahwa nilai akhir kebenaran tidak merupakan satu titik ketentuan yang absolut, tetapi semata-mata terletak dalam kekuasaannya mengarahkan kita kepada kebenaran-kebenaran yang lain tentang dunia tempat kita tinggal didalamnya.c. John DeweyDewey adalah seorang pragmatis, namun ia lebih suka menyebut sistemnya dengan istilah Instrumentalis. Menurutnya, tujuan filsafat adalah untuk mengatur kehidupan dan aktivitas manusia secara lebih baik, untuk didunia dan sekarang. Tegasnya, tugas fiilsafat yang utama ialah memberikan garis-garis pengarahan bagi perbuatan dalam kenyataan hidup. Oleh karena itu, filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang tiada faedahnya. Filsafat harus berpijak pada pengalaman, dan menyelidiki serta mengolah pengalaman itu secara aktif kritis. Dengan demikian, filsafat akan dapat menyusun suatu sistem norma-norma dan nilai.Instrumentalisme adalah suatu usaha untuk menyusun suatu teori yang logis dan tepat dari konsep-konsep, pertimbangan-pertimbangan, penyimpulan-penyimpulan dalam bentuknya yang bermacam-macam itu dengan cara utama menyelidiki bagaimana pikiran-pikiran berfungsi dalam penemuan-penemuan yang berdasarkan pengalaman-penglaman yang berdasarkan pengalaman yang mengenai konsekuensi-konsekuensi di masa depan.Sehubungan hal diatas, menurut Dewey, penyelidikan adalah transformasi yang terawasi atau terpimpin dari suatu keadaan yang tak menentu menjadi suatu keadaan yang tertentu. Oleh karena itu, penyelidakan dengan penilaiannya adalah alat( instrumental) . jadi yang di maksud dengan instrumentalisme adalah suatu usaha untuk menyusun suatu teori yang logis dan tepat dari konsep-konsep, pertimbangan-pertimbangan, penyimpulan-penyimpulan dalam bentuknya yang bermacam-macam. Menurut Dewey, kita hidup dalam dunia yang belum selesai penciptaanya.

3) Kekuatan dan Kelemahan Pragmatismea. Kekuatan PragmatismeAdapun kekuatan atau kelebihan dari dari aliran pragmatisme yaitu : berfikir hal-hal yang memikirkan atas kenyataan, materialis, dan kebutuhan-kebutuhan dunia, bukan akhirat; hanya mempercayai pada hal yang sifatnya riil, indriawi, dan yang manfaatnya bisa di nikmati secara praktis dalam kehidupan sehari-hari; mendorong berfikir liberal, bebas dan selalu menyangsikan segala yang ada; mendorong dan memberi semangat untuk berlomba-lomba membuktikan suatu konsep lewat penelitian, pembuktian dan eksperimen sehingga muncul temuan baru dalam dunia ilmu pengetahuan tidak mudah percaya pada kepercayaan yang mapan.b. Kelemahan PragmatismeAdapun kelemahan dari dari aliran pragmatisme yaitu : Pragmatisme mengingkari sesuatu yang transendental; Pragmatisme sangat mendewakan kemampuan akal sehingga dapat menjurus kepada ateisme; Pragmatisme menciptkan pola pikir masyarakat yang matrealis Masyarakat pragmatisme menderita penyakit humanisme.

5. Filsafat Pendidikan Aliran Eksistensialisme1) Pengertian EksistensialismeDari sudut etimologi eksistensi berasal dari kata eks yang berarti diluar dan sistensi yang berarti berdiri atau menempatkan, jadi secara luas eksistensi dapat diartikan sebagai berdiri sendiri sebagai dirinya sekaligus keluar dari dirinya.Eksistensialisme menurut pengertian terminologinya adalah suatu aliran dalam ilmu filsafat yang menekankan segala sesuatu terhadap manusia dan segala sesuatu yang mengiringinya, dan dimana manusia dipandang sebagai suatu mahluk yang harus bereksistensi atau aktif dengan sesuatu yang ada disekelilingnya, serta mengkaji cara kerja manusia ketika berada di alam dunia ini dengan kesadaran. Menurut KBBI (1990:220) eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang menganut paham eksistensi manusia individual. Eksistensialisme merupakan suatu aliran filsafat yang lahir karena latar belakang ketidakpuasan beberapa filusuf yang memandang bahwa filsafat pada masa Yunani yang bersifat dangkal dan primitif dari akademik. Salah satu latar belakang dan alasan lahirnya aliran ini juga karena sadarnya beberapa golongan filusuf yang menyadari bahwa manusia mulai terbelenggu dengan aktifitas teknologi yang membuat mereka kehilangan hakekat hidupnya sebagai manusia atau mahluk yang bereksistensi dengan alam dan lingkungan sekitar bukan hanya dengan semua serba instan.2) Tokoh-Tokoh Aliran Filsafat Eksistensialismea. Karl JaspersEksistensialismenya ditandai dengan pemikiran yang menggunakan semua pengetahuan obyektif serta mengatasi pengetahuan obyektif sehingga manusia sadar akan dirinya sendiri dan memandang filsafat bertujuan mengembalikan manusia kepada jatidirinya kembali. Ada dua fokus pemikiran Jasper, yaitu eksistensi dan transendensi.b. Soren Aabye KiekeegaardMengedepankan teori bahwa eksistensi manusia bukanlah sesuatu yang kaku dan statis tetapi senantiasa terbentuk, manusia juga senantiasa melakukan upaya dari sebuah hal yang sifatnya hanya sebagai spekulasi menuju suatu yang nyata dan pasti, seperti upaya mereka untuk menggapai cita-citanya pada masa depan.c. Jean Paul SartreManusia yang bereksistensi adalah makhluk yang hidup dan berada dengan sadar dan bebas bagi diri sendiri. Itu adalah salah satu pernyataan dan mungkin bernilai teori yang terkenal darinya.d. Friedrich NietzscheMenurutnya manusia yang teruji adalah manusia yang cenderung melalui jalan yang terjal dalam hidupnya dan definisi dari aliran eksistensialisme menurutnya adalah manusia yang mempunyai keinginan untuk berkuasa (will to power), dan untuk berkuasa manusia harus menjadi manusia super dan yang mempunyai mental majikan bukan mental budak supaya manusia tidak diam dengan kenyamanan saja.e. Martin HeideggerInti pemikirannya adalah memusatkan semua hal kepada manusia dan mengembalikan semua masalah apapun ujung-ujungnya adalah manusia sebagai subjek atau objek dari masalah tersebut.

6. Filsafat Pendidikan Progresivismea. Pengertian Filsafat ProgresivismeProgresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri. Berhubung dengan itu progresivisme kurang menyetujui adanya pendidikan yang bercorak otoriter, baik yang timbul pada zaman dahulu maupun pada zaman sekarang.Pendidikan yang bercorak otoriter ini dapat diperkirakan mempunyai kesulitan untuk mencapai tujuan-tujuan (yang baik), karena kurang menghargai dan memberikan tempat semestinya kepada kemampuan-kemampuan tersebut dalam proses pendidikan. Padahal semuanya itu adalah ibarat motor penggerak manusia dalam usahanya untuk mengalami kemajuan atau progres.Menurut Progresivisme pendidikan selalu dalam proses perkembangan. Kualitas khusus pendidikan bukan ditentukan oleh aplikasi standar-standar yang menetap mengenai kebaikan, kebenaran dan keindahan, melainkan memandang pendidikan sebagai suatu rekonstruksi pengalaman yang terus menerus.

b. Pandangan terhadapa pendidikanProgresivisme memandangeducation as cultural transition. Pendidikan dianggap mampu mengubah dalam arti membina kebudayaan baru yang dapatmenyelamatkan manusia bagi hari depan yang makin kompleks dan menantang. Pendidikan adalah lembaga yang mampu membina manusia untuk dapat menyesuaikan diri dengan peruhahan-perubahan kultural dan tantangan-tantangan zaman demi survive-nya manusia (M. Noor Syam).Bagi penganut Progresivisme pendidikan bertujuan agar peserta didik individu memiliki kemampuan memecahkan berbagai masalah baru dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial atau dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang berada dalam proses perubahan. Selain itu, pendidikan juga bertujuan membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang demokratis. Sejalan dengan itu Imam Barnadib (1984) menyatakan bahwa tugas utama dalam lapangan pendidikan adalah meningkatkan kecerdasan agar peserta didik mampu memecahkan berbagai masalah.Pendidikan adalah hidup itu sendiri, kehidupan yang riil adalah proses belajar, manusia (peserta didik) bebas dan aktif dalam berinteraksi, mengambil bagian, serta memanfaatkan lingkungan alam dan lingkungan sosial-budayanya, dan bahwa pengalaman hidup manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya merupakan realita yang meresap membina pribadi. Manusia dan lingkungannya saling berpengaruh satu sama lainnya dalam proses perubahan dan perkembangan. Karena itu, gagasan atau kenyataan yang menunjukkan adanya dinding pemisah antara sekolah dan masyarakat tentang oleh Progresivisme. Bagi penganut Progresivisme sekolah yang baik adalah masyarakat yang baik dalam bentuk kecil. Sedangkan pendidikan yang mencerminkan keadaan dan kebutuhan masyarakat perlu dilakukan secara teratur sebagaimana halnya dalam lingkungan sekolah. Sekolah hendaknya merupakan suatu mikrokosmos dan masyarakat yang lebih luas. Di sini para pelajar dapat mengkaji masalah-masalah dan pandangan-pandangan yang dihadapi masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Sekolah menjadi laboratorium belajar hidup, suatu model kerja demokrasi. Dewey sebagai seorang Progresivist memandang sekolah sebagai suatu masyarakat demokratis dalam ukuran kecil yang murid-muridnya dapat belajar dan mempraktikkan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dalam suasana demokrasi.Metode pendidikan yang diutamakan Progresivisme adalah metode pemecahan masalah problem solving method serta metode penyelidikan penemuan (inquiry and discovery method). Sehubungan dengan metode ini, dalam pelaksanaannya dibutuhkan guru yang memiliki karakteristik sebagai berikut: permissive (pemberi kesempatan), friendy (bersahabat), a guide (seorang pembimbing), open minded (berpandangan terbuka), creative (kreatif), social a ware (sadar bermasyarakat), enthusiastic (antusias), cooperative and sincere (bekerja sama dan sungguh-sungguh).

7. Filsafat Pendidikan Perenialismea. Pengertian Filsafat PerenialismePerenialisme merupakan sutau aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad ke-20. Perenialisme lahir dari suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekan perubahan dan suatu yang baru . Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosikultural.Solusi yang ditawarkan kaum perenialis adalah jalan mundur ke belakang dengan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh , kuat pada zaman kuno dan pertengahan . Peradaban- kuno (yunani purba) dan abad pertengahaan sebagai dasar budaya bangsa- bangsa di dunia dari masa ke masa dari abad ke abad.Pandangan - pandangan yang telah menjadi dasar pandangan manusia tersebut, telah teruji kemampuan dan kekuatan oleh sejarah . Pandangan - pandangan plato dan aristoteles mewakili peradaban yunani kuno , serta ajaran thomas aquina dari abad pertengahan .kaum prenialis percaya bahwa ajaran dari tokoh-tokoh tersebut memiliki kualitas yang dapat dijadikan tuntutan hidup dan kehidupan manusia pada abad ke dua puluh ini.b. Pandangan terhadap pendidikanMohammad Noor syam (1984) mengemukakan pandangan perenialisme, bahwa pendidkan harus lebih banyak mengerahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan yang btelah teruji dan tangguh. Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali tau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan ideal.perenialisme tidak melihat jalan yang meyakinkan selain , kembali pada prinsip-prinsip yang telah sedemikian rupa yang membentuk suatu sikap kebiasaan , bahwa kepribadian manusia yaitu kebudayaan dahulu (yunani kuno).Tentang pendidikan kaum perenialisme memandang education as cultur regression: pendidikan sebagai jalan kembali, atau proses mengembalikan keadaaan manusia sekarang seperti dalam masa lampau yang dianggap sebagai kebudayaan ideal. Tugas pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai kebenaran yang pasti, absolut, dan abadi yang terdapat dalam kebudayaan masa lampau yang dipandang sebagai kebudayaan ideal tersebut.sejalan dengan hal diatas, penganut perenialisme percaya bahwa prinsip-prinsip pendidikan juga bersifat universal dan abadi.Filsafat pendidikan perenialisme mempunyai empat prinsip dalam pembelajaran secara umum yang mesti dimiliki manusia, yaitu:1. Kebenaran yang bersifat universal dan tidak tergantung pada tempat, waktu ,dan oramg.2. Pendidikan yang baik melibatkan pencarian pemahaman atas kebenaran.3. Kebenaran dapat ditemukan dalam karya-karya agung.4. Pendidikan adalah kegiatan liberal utuk mengembangkan nalarbeberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan.Murid dalam aliran perenialisme merupakan mahkluk yang di bimbing oleh prinsip-prinsip pertama, kebenaran-kebenaran abadi, pikiran mengangkat dunia biologis. Hakikat pendidikan upaya proses transformasi pengetahuan dan nilai pada subyek didik. Mencakup totalitas aspek kemanusiaan , kesadaran, dan sikap dan tindakan kritis, terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya. Pendidikan bertujuan mencapai tujuan kepribadian manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, diri manusia yang rasional, perasaan dan indera, karena itu pendidikan harus mencakup pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya.

8. Filsafat Pendidikan Essensialismea. Pengertian Filsafat EssensialismeFilsafat Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awak peradaban umat manusia. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.Dari paparan diatas terdapat beberapa prinsp-prinsip Esensialisme adalah :a. Esesialisme berakar pada ungkapn realisme objektif dan idealisme objektif yang modern, yaitu alam semesta diatur oleh hokum alam sehingga tugas manusia memahami hokum alam adalah dalam rangka penyesuaian diri dan pengelolaannya.b. Sasaran pendidikan adalah mengenalkan siswa pada karakter alam dan warisan budaya. Pendidikan harus dibangun atas nilai-nilai yang kukuh, tetap dan stabil.c. Nilai kebenaran bersifat korespondensi, berhubungan antara gagasan fakta secara objektif.d. Bersifat konservatif ( pelestarian budaya ) dengan merfleksikan humanisme klasik yang berkembang pada zaman renaissance.Esensialisme suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik terhadap trend-trend progresif di sekolah-sekolah. Esensialisme, yang memiliki beberapa kesamaan dengan perenialisme, berpendapat bahwa kultur kita telah memiliki suatu inti pengetahuan umum yang harus diberikan di sekolah-sekolah kepada para siswa dalam suatu cara yang sistematik dan berdisiplin.Power (dalam uyoh, 2011:165) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan Esensialisme sebagai berikut:1) Tujuan pendidikanTransmisi kebudayaan untuk menentukan solidaritas social dan kesejahteraan umum2) Kedudukan siswaSekolah bertanggung jawab atas pemberian pengajaran yang logis atau dapat dipercaya.Sekolah berkuasa untuk menuntut hasil belajar siswa.Siswa belajar ke sekolah untuk belajar, bukan untuk mengatur pelajaran.3) Peranan guruGuru harus terdidik. Secara moral ia merupakan orang yang dapat dipercaya,dan secara teknis harus memiliki kemahiran dalam mengarahkan proses belajar.4) KurikulumDi pendidikan dasar berupa membaca, menulis, berhitung.Keterampilan berkomunikasi adalah esensial untuk mencapai prestasi skolastik dan hidup sosial yang layak. Kurikulum sekolah berisikan apa yang harus diajarkan.5) MetodeMetode tradisional, menekankan pada inisiatif guru.

9. Filsafat Pendidikan RekonstruksionismeKata rekonstruksionisme dalam bahasa Inggris reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan , aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme, pada prinsipnya, sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu hendak menyatakan krisis kebudayaan modern. Kedua aliran tersebut, memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan dan kesimpangsiuran.Walaupun demikian, prinsip yang dimiliki oleh aliran rekonstruksionisme tidaklah sama dengan prinsip yang dipegang oleh aliran perenialisme. Keduanya memepunyai visi dan cara yang berbeda dalam pemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan yang serasi dalam kehidupan. Aliran perenialisme memilih cara tersendari, yakni dengan kembali ke alam kebudayaan lama atau di kenal dangan regressive road culture yang mereka anggap paling ideal. Sedangkan itu aliran rekonsruksinisme menempuhnya dengan jalan berupaya membina suatu konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia.Untuk mencapai tujuan tersebut, rekonstruksionisme berupaya mencari kesepakatan antar sesama manusia, yakni agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya. Maka, proses dan lembaga pendidikan dalam pandangan rekonstruksionisme perlu merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang baru, untuk mencapai tujuan utama tersebut memerlukan kerjasama antar umat manusia.Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini : Caroline Pratt, Geaoge Count, Harold Rugg.Rekonstruksionisme merupakn kelanjutan dari gerakan progresivisme. Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada sekarang.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanIdealisme mengatakan bahwa realitas terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda material dan kekuatan. Idealisme menekankan mind sebagai hal yang lebih dahulu (primer) daripada materi. Realisme berpendapat bahwa hakikat realitas adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani.Aliran eksistensialisme adalah aliran yang cenderung memandang manusia sebagai objek hidup yang memiliki taraf yang tinggi, dan keberadaan dari manusia ditentukan dengan dirinya sendiri bukan melalui rekan atau kerabatnya, serta berpandangan bahwa manusia adalah satu-satunya mahluk hidup yang dapat eksis dengan apapun disekelilingnya karena manusia disini dikaruniai sebuah organ urgen yang tidak dimiliki oleh mahluk hidup lainnya sehingga pada akhirnya mereka dapat menempatkan dirinya sesuai dengan keadaan dan selalu eksis dalam setiap hidupnya dengan organ yang luar biasa hebat tersebut. Progresivisme memandangeducation as cultural transition, yaitu pendidikan dianggap mampu mengubah dalam arti membina kebudayaan baru yang dapatmenyelamatkan manusia bagi hari depan yang makin kompleks dan menantang.Perenialisme memandang education as cultur regression yaitu pendidikan sebagai jalan kembali, atau proses mengembalikan keadaaan manusia sekarang seperti dalam masa lampau yang dianggap sebagai kebudayaan ideal.Filsafat Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awak peradaban umat manusia. Aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.

B. SaranBerdasarkan aliran-aliran filsafat pendidikan yang telah dibahas diharapkan kita sebagai calon guru dapat berperan dalam membimbing siswanya dengan baik dan merancang pembelajaran sesuai dengan gagasan aliran filsafat pendidikan tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Edward. 2014. Filsafat Pendidikan. Medan : UNIMED PRESSPusat pembinaan pengembangan bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai PustakaSadulloh, Uyoh. 2010. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabetahttp://blog.uin-malang.ac.id/fityanku/2011/12/23/filsafat-pendidikan/ (diakses pada tanggal 14 Februari 2015)

http://Kuliah-e-learning.blogspot.com/2013/11/filsafat-idealisme-dalam-pendidikan.html?m=1/

http://Koreakinayahfaqot.blogspot.com/2012/07/makalah-filsafat-pendidikan-realisme.html?m=1

http://Jejesinaga.blogspot.com/2013/12/makalah-filsafat-pendidikan-materialisme.html?m=1

19