digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE...

133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: SRI KUSUMA WARDANI C0108051 JURUSAN SASTRA DAERAH FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE...

Page 1: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ALIH KODE DAN CAMPUR KODEDALAM IKLAN BERBAHASA JAWA

PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratanguna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah

Fakultas Sastra dan Seni RupaUniversitas Sebelas Maret

Disusun oleh:

SRI KUSUMA WARDANIC0108051

JURUSAN SASTRA DAERAH

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Tata titi ateken tekun temah tekan. (Filosofi Jawa)

Try as hard as you want to, but just make sure that when you're finished, you

never regret because it. (Penulis)

Page 6: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

Ibu, Bapak, dan kedua Adikku tersayang

yang selalu memberikan kasih sayang,

dukungan dan doa

Almamaterku

Para pecinta dunia linguistik dan radio

Page 7: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT yang

telah memberikan segala rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul Alih Kode dan Campur kode

dalam Iklan Berbahasa Jawa pada Radio di Kabupaten Sukoharjo ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra di Jurusan Sastra

Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan,

petunjuk, serta saran dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, beserta staf yang telah

memberikan izin kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

2. Drs. Supardjo, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Sastra Daerah yang telah

memberi izin dan kemudahan dalam pengerjaan skripsi penulis.

3. Dra. Dyah Padmaningsih, M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan Sastra

Daerah yang telah memberikan semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

4. Drs. Yohanes Suwanto, M.Hum., selaku Pembimbing Akademik sekaligus

sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, semangat, dan

arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Sri Mulyati, M.Hum., sebagai pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.

Page 8: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

6. Bapak serta Ibu dosen Jurusan Sastra Daerah yang telah banyak

memberikan bekal selama perkuliahan.

7. Pimpinan dan Staf radio Top dan Slenk FM yang telah membantu dengan

memberikan informasi yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

8. Staf Perpustakaan Pusat dan Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret

atas pelayanannya dalam menyediakan buku-buku referensi yang

diperlukan dalam menyusun skripsi ini.

9. Ibu dan Bapakku tersayang atas kerja keras, perjuangan, dan pengorbanan

mereka untuk membesarkan, membimbing, dan mendoakan anak-anaknya.

10. Kedua Adikku dan keponakan-keponakanku sayang yang menjadi

semangatku dalam mengerjakan skripsi ini.

11. Teman-teman mahasiswa Sastra Daerah angkatan 2008. Terima kasih atas

kebersamaan, kebahagiaan dan kasih sayang yang terjalin.

12. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan dalam bentuk

apapun semoga Tuhan YME selalu memberikan berkah dan karunia-Nya.

Penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa karya ini masih jauh

dari sempurna, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan

guna kesempurnaan skripsi ini, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Amin.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 9: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO....................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR SINGKATAN DAN TANDA ....................................................... xii

ABSTRAK ....................................................................................................... xiv

SARI PATHI ..................................................................................................... xv

ABSTRACT ....................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

E. Sistematika Penulisan .................................................................... 8

Page 10: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR............................. 9

A. Sosiolinguistik ....................…..................................................... 9

B. Kedwibahasaan dan Diglosia ...................................................... 10

C. Alih Kode ................................................................................... 11

D. Campur Kode ............................................................................... 15

E. Komponen Tutur ......................................................................... 18

F. Pengertian Radio .......................................................................... 19

G. Iklan ............................................................................................. 20

H. Fungsi Iklan .................................................................................. 21

I. Jenis Iklan ..................................................................................... 22

J. Kerangka Pikir ................................................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 25

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 25

B. Lokasi Penelitian.............................................................................. 26

C. Populasi dan Sampel........................................................................ 26

D. Alat Penelitian ................................................................................ 27

E. Data dan Sumber Data ................................................................... 27

F. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 28

G. Metode Analisis Data ...................................................................... 29

H. Metode Penyajian Hasil Analisis .................................................... 34

Page 11: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ......................... 35

A. Bentuk Alih Kode dan Campur Kode dalam Iklan Berbahasa Jawa

pada Radio di Kabupaten Sukoharjo ............................................. 35

1. Bentuk Alih Kode .................................................................... 35

2. Bentuk Campur Kode ............................................................... 52

B. Fungsi Alih Kode dan Campur Kode dalam Iklan Berbahasa Jawa

pada Radio di Kabupaten Sukoharjo ............................................ 85

1. Fungsi Alih Kode .................................................................... 85

2. Fungsi Campur Kode .............................................................. 90

C. Faktor yang Melatarbelakangi Alih Kode dan Campur Kode dalam

Iklan Berbahasa Jawa pada Radio di Kabupaten Sukoharjo ........ 100

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 115

A. Simpulan ....................................................................................... 115

B. Saran ............................................................................................. 117

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 118

LAMPIRAN .................................................................................................. 120

.

Page 12: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR SINGKATAN DAN TANDA

A. Daftar Singkatan

AM : Amplitudo Modulation

a.n. : atas nama

BUL : Bagi Unsur Langsung

D1 s/d D27 : Data Iklan No 1 s/d Data Iklan No 27

DISHUBINFOKOM : Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi

dll. : dan lain-lain

FM : Frequency Modulation

FVO : Female Voice Over (Penyiar wanita)

KB : Keluarga Berencana

MVO : Man Voice Over (Penyiar pria)

O1 : Penutur

O2 : Mitra Tutur

O3 : Penutur ketiga

PHBS : Perilaku Hidup Bersih Sehat

PIKKRR : Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi

Remaja

RS : Radio Slenk

RSPD : Radio Siaran Pemerintah Daerah

RT : Radio Top

Page 13: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

sbb. : sebagai berikut

SBJG : Sumber Baru Jaya Gemilang

SBLC : Simak Bebas Libat Cakap

SWT : Subhanahu Wa’Taala

YME : Yang Maha Esa

B. Daftar Tanda

Cetak miring : Menandakan data

Cetak miring tebal : Menandakan data yang dianalisis

“...” : Tanda petik menandakan kutipan langsung

‘...’ : Glos sebagai pengapit terjemahan

[...] : Tanda kurung titik-titik maksudnya ada kalimat yang

dihilangkan

/ : Garis miring sebagai tanda pemisah dan menandakan

atau

Page 14: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK

Sri Kusuma Wardani. C 0108051. Alih Kode dan Campur Kode dalam IklanBerbahasa Jawa pada Radio di Kabupaten Sukoharjo. Skripsi: Jurusan SastraDaerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: (1) bagaimanakahbentuk alih kode dan campur kode dalam iklan berbahasa Jawa pada radio diKabupaten Sukoharjo? (2) bagaimanakah fungsi alih kode dan campur kode dalamiklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo? (3) apakah faktor yangmelatarbelakangi terjadinya alih kode dan campur kode dalam iklan berbahasa Jawapada radio di Kabupaten Sukoharjo? Tujuan penelitian ini adalah: (1)mendeskripsikan tentang bentuk alih kode dan campur kode dalam iklan berbahasaJawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo (2) menjelaskan fungsi alih kode dancampur kode dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo. (3)menjelaskan latar belakang terjadinya alih kode dan campur kode dalam iklanberbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo.

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Jenis data dalam penelitian iniberupa data lisan, yaitu berupa tuturan dalam iklan berbahasa Jawa pada radio diKabupaten Sukoharjo. Lokasi penelitian ini di radio Top FM dan Slenk FM. Sumberdata dalam penelitian ini berasal dari hasil rekaman iklan berbahasa Jawa pada radiodi Kabupaten Sukoharjo. Data dalam penelitian ini adalah data lisan berupa rekamaniklan berbahasa Jawa yang di dalamnya mengandung peristiwa alih kode dan campurkode. Metode pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik dasarsadap dan teknik lanjutannya menggunakan teknik Simak Bebas Libat Cakap(SBLC), teknik rekam, dan teknik catat. Metode analisis data menggunakan metodedistribusional dan metode padan. Metode distribusional digunakan untukmenganalisis bentuk alih kode dan campur kode. Metode padan digunakan untukmenganalisis fungsi dan faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode dancampur kode.

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa bentuk alih kodeyang ditemukan berupa alih kode intern, yakni (1) alih kode dari bahasa Jawa kebahasa Indonesia, (2) alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, (3) alih kodeberupa alih tingkat tutur bahasa Jawa. Bentuk campur kode yang ditemukan yakniberupa penyisipan: (1) kata, (2) frasa, (3) klausa, dan (4) idiom. Fungsi alih kodedalam iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo adalah (1) untukmengimbangi bahasa yang digunakan oleh mitra tutur, (2) untuk mengubah peranpembicaraan karena berubahnya topik pembicaraan, (3) menjelaskan isi/pesanpembicaraan, (4) untuk mempersuasif pendengar agar tertarik, (5) untuk mengutipperkataan orang lain. Fungsi campur kode adalah (1) untuk menunjukkan identitasdiri, (2) untuk menekankan maksud tuturan, (3) untuk menghormati mitra tutur, (4)lebih prestis. Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode dan campur kodedalam iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo yaitu penutur, mitratutur, situasi tutur, tujuan tuturan, dan hal yang dituturkan.

Page 15: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

SARI PATHI

Sri Kusuma Wardani. C 0108051. Alih Kode dan Campur Kode dalam IklanBerbahasa Jawa pada Radio di Kabupaten Sukoharjo. Skripsi: Jurusan SastraDaerah Fakultas Sastra lan Seni Rupa Pawiyatan Luhur Sebelas Maret SurakartaHadiningrat.

Prêkawis ingkang dipuntiti salêbêting panalitèn, inggih punika: (1) kadospundi wujudipun alih kode sarta campur kode pariwara basa Jawi wontên radio ingKabupaten Sukoharjo, (2) kados pundi fungsi alih kode sarta campur kode pariwarabasa Jawi wontên radio ing Kabupaten Sukoharjo, (3) prêkawis mênapa kemawoningkang anjalari panganggènipun alih kode sarta campur kode pariwara basa Jawiwontên radio ing Kabupaten Sukoharjo. Ancasing panalitèn inggih punika: (1)ngandharakên wujudipun alih kode sarta campur kode pariwara basa Jawi wontênradio ing Kabupaten Sukoharjo, (2) ngandharakên pigunanipun alih kode sartacampur kode pariwara basa Jawi wontên radio ing Kabupaten Sukoharjo, (3)ngandharakên prêkawis ingkang anjalari panganggènipun alih kode sarta campurkode pariwara basa Jawi wontên radio ing Kabupaten Sukoharjo.

Panalitèn mênika asipat deskriptif kualitatif. Data panalitèn awujud datalesan, inggih punika awujud tuturan wontên ing salêbêting pariwara basa Jawi wontênradio ing Kabupaten Sukoharjo. Dene papan panalitèn dipunlêksanakakên wontên ingRadio Top FM sarta Slenk FM. Sumber data panalitèn punika saking rekamanpariwara iklan wontên radio ing Kabupaten Sukoharjo. Data panalitèn punika awujudpariwara basa Jawi ingkang ngandhut alih kode saha campur kode. Datadipunkêmpalakên kanthi ngginakakên metode simak kanthi cara dhasar sadapkalajêngakên cara Simak Bebas Libat Cakap, cara ngrêkam, sarta cara cathêt. Analisisdata ngginakakên metode distribusional lan metode padan. Metode distribusionaldipun-ginakakên kanggè ngandharakên wujudipun alih kode saha campur kode.Metode padan dipun-ginakakên kangge ngandharakên fungsi lan faktor ingkanganjalari panganggenipun alih kode lan campur kode.

Sasampunipun dipunlêksanakakên panalitèn, sagêd dipundudut, inggihpunika: (1) wujud alih kode ingkang pinanggihakên inggih mênika alih kode interninggih punika alih kode saking basa Jawi dhatêng basa Indonesia, alih kode sakingbasa Indonesia dhatêng basa Jawi, lan alih kode wujud undha usuk basa Jawi. Wujudcampur kode ingkang pinanggihakên inggih mênika, campur kode têmbung, campurkode frasa, campur kode klausa, lan campur kode idiom. Pigunanipun alih kodepariwara basa Jawi wonten ing radio Kabupaten Sukoharjo inggih punika: (1) kanggengimbangi basa ingkang dipun-ginakakên mitra wicara, (2) amargi ewahipun wosingginêman, (3) kangge ngandharakên suraosing pangandikan, (4) supados konsumeningkang mirêngakên kapincut, (5) amargi nirokakên ginêman tiyang sanès.Pigunanipun campur kode inggih punika: (1) kangge nêdahaken jati diri, (2) kanggengiyatakên wosing ginêman, (3) kangge ngurmati wawan ginem, (4) kanggekawibawan. Faktor ingkang anjalari panganggenipun alih kode lan campur kodepariwara basa Jawi wonten radio ing Kabupaten Sukoharjo inggih punika pamicara,mitra wicara, kaanan pituturan, dudutan pitutur, lan wosing pitutur.

Page 16: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRACT

Sri Kusuma Wardani. C 0108051. Alih Kode dan Campur Kode dalam IklanBerbahasa Jawa pada Radio di Kabupaten Sukoharjo. Thesis: Javanese LiteratureProgram, Faculty of Letters and Fine Art, Sebelas Maret University.

Problems discussed in this research namely: (1) how does the form of codeswitching and code mixing in Java language advertising on the radio in SukoharjoRegency? (2) how is the function of code switching and code mixing in Javalanguage advertising on the radio in Sukoharjo Regency? (3) what are the factorsunderlying the occurrence of code switching and code mixing in Java languageadvertising on the radio in Sukoharjo Regency? The purpose of this research are: (1)describe the shape of code switching and code mixing in Java language advertising onthe radio in Sukoharjo Regency, (2) explain the function of code switching and codemixing in Java language advertising on the radio in Sukoharjo Regency, (3) explainthe background occurrence of code switching and code mixing in Java languageadvertising on the radio in Sukoharjo Regency.

This research is qualitative descriptive. The data type in this research is anoral speech in Java language advertising on the radio in Sukoharjo Regency. Thelocation of this research at the Top and Slenk FM radio. The data source in thisresearch comes from the record commercials on the radio in Sukoharjo Regency. Themethod of collecting data using listen methods to take a basic and continuationtechnical tapping sequel used the technique Involved Proficient Listen Free, recordingtechnical, and technical notes. Methods of data analysis using distributional methodsand matching methods. The method distribusional is used to analyze the switchingand mixing code shape. Matching method is used to analyze the function and thefactors underlying the occurrence of code switching and code mixing.

Based on the results of data analysis can be concluded that the form of codeswitching is internal code switching, namely (1) the code switching of the Javalanguage into Indonesian language, (2) the code switching from Indonesian to theJava language, (3) the code switching of speech level in Java language. Code mixedform is found in the form of insertion: (1) word, (2) phrases, (3) clause, and (4)idioms. The function of the code switching in the Java language radio advertising inSukoharjo Regency radio are (1) to compensate for the talks in accordance with thelanguage used by the partners said, (2) to change role talks because changing thesubject, (3) explained the contents/message talks, (4) for the listener to be interested,(5) to quote the words of others. Code mixing function are (1) to show identity, (2) toemphasize the purpose of the speech to speech and hearing partner trust, (3) to admireothers, (4) more prestise. Factors underlying the occurrence of switching code andmixing code in the Java language advertising on the radio in Sukoharjo Regency are,the speakers, said the partners, the situation said, the purpose of speech, and it isspoken.

Page 17: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu cabang ilmu yang mempelajari bahasa dengan berbagai macam

hubungannya dengan masyarakat pemakai bahasa disebut sosiolinguistik.

Sosiolinguistik merupakan perpaduan antara sosiologi dan linguistik. Sosiologi

adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia, lembaga-lembaga, dan

proses sosial yang ada di dalam masyarakat. Linguistik adalah bidang ilmu yang

mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek

kajiannya (Abdul Chaer dan Leonie Agustina, 2010: 2).

Bahasa menjadi ciri identitas suatu bangsa, melalui bahasa orang dapat

mengidentifikasi kelompok masyarakat, bahkan dapat mengenali perilaku dan

kepribadian masyarakat penuturnya. Oleh karena itu, masalah kebahasaan tidak

terlepas dari kehidupan masyarakat penuturnya. Pada hakikatnya manusia adalah

makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bahasa baik lisan

maupun tulisan guna bergaul dengan manusia lain, baik untuk menyatakan

pendapatnya, maupun untuk mempengaruhi orang lain demi kepentingannya

sendiri maupun kelompok atau kepentingan bersama. Peranan bahasa yang utama

adalah sebagai alat untuk berkomunikasi antara manusia yang satu dengan yang

lain dalam suatu masyarakat. Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan oleh

anggota masyarakat untuk menjalin hubungan dengan masyarakat lain yang

mempunyai kesamaan bahasa.

Page 18: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Bahasa sebagai bagian dari masyarakat merupakan gejala sosial yang tidak

dapat lepas dari pemakainya. Di dalam kehidupan kita sekarang ini bahasa tidak

hanya digunakan dalam percakapan sehari-hari saja, namun juga diabadikan oleh

media komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari kita dikelilingi oleh berbagai

macam media-media komunikasi yang dapat dengan mudah kita dapatkan. Media-

media komunikasi tersebut memberikan berbagai macam informasi yang

bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

RI (1999: 11) menyebutkan bahwa salah satu media komunikasi tersebut adalah

radio.

Radio memegang peranan penting dalam menyebarluaskan informasi

sehingga mendapat julukan sebagai “kekuasaan yang kelima” (the fifth estate)

setelah pers atau surat kabar yang dianggap sebagai “kekuasaan keempat” (the

forth estate). Sebenarnya televisi lebih sempurna dari radio, karena kalau radio

hanya dapat didengar, tetapi televisi selain dapat didengar (auditive) juga dapat

dilihat (visual). Walaupun demikian belum pernah televisi diberi julukan “the

sixth estate” (kekuasaan keenam).

Berbicara mengenai radio, banyak yang menarik dari media ini karena

radio memiliki kelebihan tersendiri, kelebihan itu antara lain programa hadir

dengan hiasan musik dan efek suara (sound effect), sehingga dalam menerima

acara/program siaran, pendengar seolah-olah sedang menikmati hiburan, segala

angan dan fantasi akan tergerakkan oleh acara yang dinikmatinya, karena

khalayak pendengar tidak melihat acara secara fisik, mereka melihat keseluruhan

acara dalam khalayan.

Page 19: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Dalam perkembangannya, radio sangat akrab dengan masyarakat, karena

media radio dapat menjadi media yang komunikatif, edukatif, dan mengibur,

hanya membutuhkan indra pendengaran sehingga dapat didengarkan di mana saja

ataupun sambil melakukan segala aktivitas. Radio tidak hanya berisi hiburan

misalnya musik, campursari atau bahkan yang lain, akan tetapi radio pada saat ini

juga memberikan atau menyampaikan informasi kepada masyarakat yang berupa

larangan, ajakan ataupun himbauan.

Iklan (advertising) merupakan fenomena pemakaian bahasa yang tidak

terpisahkan dengan kehidupan kita. Setiap hari ketika mendengarkan radio,

menonton televisi, membaca surat kabar, melakukan perjalanan niscaya kita

menemukan iklan. Iklan merupakan salah satu bagian penting untuk membangun

dan menciptakan merk. Itu sebabnya iklan muncul dengan berbagai ragam

pengucapan yang disesuaikan dengan kepribadian khalayak sasaran. Iklan

senantiasa hadir dan berada di sekitar lingkungan kita. Iklan merupakan bentuk

komunikasi yang digunakan orang, kelompok orang, atau suatu lembaga untuk

menyampaikan informasi dan juga visi serta misi kepada pihak lain, khalayak

(audience) (Sarwiji Suwandi, 2008: 107).

Iklan merupakan salah satu jenis dan bentuk siaran dalam radio yang

biasanya diputar setiap jeda acara. Terkadang iklan memberi hiburan tersendiri

bagi pendengarnya dengan kemasan unik dan mudah diingat baik dari ilustrasi

musik maupun bahasa yang digunakan. Bahasa Jawa yang digunakan untuk

berkomunikasi di radio merupakan cerminan bahasa masyarakat yang dapat

menyebabkan timbulnya gejala sosial, yang tidak dapat dilepaskan dari

pemakaiannya.

Page 20: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Penggunaan bahasa Jawa dalam komunikasi iklan radio ini menimbulkan

terjadinya peristiwa alih kode dan campur kode. Hal ini hanya terjadi dalam

masyarakat multilungual yaitu masyarakat yang menggunakan dua bahasa/lebih,

sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa alih kode dan campur kode adalah

bagian dari sosiolinguistik.

Berikut adalah contoh alih kode dan campur kode dalam iklan berbahasa

Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo.

O1 : Hah, urip seprana-seprene kok tanpa enek perubahan

blas, apike ki apa tambah anak wae ya Mah?

O2 : Ya ampun Mas-mas, anak wis loro kok jik kurang wae.

O1 : Kata orang banyak anak kan banyak rejeki ta?

O2 : Sekarang itu jamane wis maju, banyak perubahan, aja

mung waton thog, apa-apa kan serba mahal, jadi kalau

mau nambah anak ya harus diperhitungkan dong!

O1 : Lhoh, aku ki kan ya gur mbok menawa kok.

O2 :Semuanya itu butuh perhitungan sing mateng pikirkan

dulu sebelum kebacut Mas.

MVO : Dukung selalu program pemerintah dalam menekan laju

pertumbuhan penduduk, rencanakan program Keluarga

Berencana sejak dini. Dua anak lebih bahagia, ya ta?

Pesan ini disampaikan oleh Dinas Perhubungan

Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo.

Terjemahan:

O1 : „Hah, hidup sejak dulu sampai sekarang tidak ada

perubahan sama sekali, apa sebaiknya tambah satu anak

lagi saja ya Mah?‟

O2 : „Ya ampun Mas-mas, anak sudah dua masih saja kurang.‟

O1 : „Kata orang banyak anak itu banyak rejeki.‟

O2 : „Sekarang itu zamannya sudah maju, banyak perubahan,

jangan hanya asal saja, apa-apa serba mahal, jadi kalau

mau tambah anak ya harus diperhitungkan dulu!‟

O1 : „Saya mengatakan itu hanya jika mungkin.‟

O2 : „Semuanya itu butuh perhitungan yang matang pikirkan

dulu sebelum terlanjur Mas.‟

MVO : „Dukung selalu program pemerintah dalam menekan laju

pertumbuhan penduduk, rencanakan program Keluarga

Berencana sejak dini. Dua anak lebih bahagia, ya kan?

Pesan ini disampaikan oleh Dinas Perhubungan Informatika

dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo.‟

Page 21: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Pada contoh di atas merupakan bentuk iklan layanan masyarakat yang

sifatnya memberikan informasi kepada masyarakat. Iklan di atas berbentuk dialog

antara suami dan istri. Dalam peristiwa di atas terjadi peristiwa alih kode dan

campur kode yang ditandai dengan kata yang bercetak tebal agar iklan dapat lebih

mudah dipahami oleh pendengar.

Penelitian sebelumnya yang juga membahas tentang iklan di radio adalah

sebagai berikut.

1. Agus Budiyono pada tahun 1999 yang berupa skripsi dengan judul Iklan

Berbahasa Jawa di Radio Se-Kodia Surakarta. Hasil penelitian ini

mendeskripsikan jenis-jenis iklan, struktur kebahasaan iklan dan pemakaian

gaya bahasa berdasarkan pilihan kata.

2. Ferra Kartikasari pada tahun 2005 yang berupa skripsi dengan judul

Pemakaian bahasa Jawa dalam Iklan Radio di Kota Pekalongan

(Tinjauan Sosiolinguistik). Hasil penelitian ini mendeskripsikan tentang

bentuk bahasa dalam penggunaan alih kode, campur kode, dan interferensi

bahasa, faktor penentu bahasa serta fungsi bahasa Jawa dalam iklan di radio.

Bahasa iklan adalah salah satu wujud ragam bahasa jurnalistik yang

mempunyai bentuk komunikasi yang khas. Iklan radio memiliki sifat yang sangat

lokal sehingga menjadi salah satu media yang dapat digunakan perusahaan lokal

untuk mempromosikan produknya. Berdasarkan penelitian yang sudah pernah

dilakukan di atas maka peneliti mengambil objek iklan berbahasa Jawa pada radio

di Kabupaten Sukoharjo untuk diteliti karena: (1) radio merupakan salah satu alat

komunikasi yang cukup komunikatif dan juga disukai oleh masyarakat, (2) bahasa

iklan merupakan hal yang sangat menarik untuk dijadikan bahan penelitian karena

Page 22: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

iklan memberi hiburan tersendiri bagi pendengarnya dengan kemasan unik dan

mudah diingat baik dari ilustrasi musik maupun bahasa yang digunakan (3)

kekhasan bahasa iklan yang biasanya diawali dengan dialog antara laki-laki dan

perempuan yang diakhiri dengan pernyataan persuasif dari penyiar agar pendengar

lebih tertarik, hal ini menunjukkan ciri khas tersendiri bagi iklan radio di

kabupaten Sukoharjo, (4) penelitian iklan berbahasa Jawa pada radio di

Kabupaten Sukoharjo belum pernah diteliti, dari beberapa alasan di atas maka

peneliti tertarik untuk meneliti iklan radio berbahasa Jawa pada radio di

Kabupaten Sukoharjo dengan mengambil judul: Alih Kode dan Campur Kode

dalam Iklan Berbahasa Jawa pada Radio di Kabupaten Sukoharjo.

B. Rumusan Masalah

Dalam suatu penelitian terdapat pembatasan masalah, hal ini dilakukan

agar penelitian dapat terfokus dan tidak keluar dari masalah yang akan dikaji. Edi

Subroto (1992: 88) menegaskan bahwa “masalah yang akan diteliti perlu

diklasifikasikan secara lebih terinci dan dirumuskan dalam pertanyaan-

pertanyaan” Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Bagaimanakah bentuk alih kode dan campur kode dalam iklan berbahasa Jawa

pada radio di Kabupaten Sukoharjo?

2. Bagaimanakah fungsi alih kode dan campur kode dalam iklan berbahasa Jawa

pada radio di Kabupaten Sukoharjo?

3. Apakah faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode dan campur kode

dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo?

Page 23: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan tentang bentuk alih kode dan campur kode dalam iklan

berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo.

2. Menjelaskan fungsi alih kode dan campur kode dalam iklan berbahasa Jawa

pada radio di Kabupaten Sukoharjo.

3. Menjelaskan latar belakang terjadinya alih kode dan campur kode dalam iklan

berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibedakan menjadi dua macam yakni manfaat

teoretis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat

teoretis yaitu hasil penelitian ini dapat menambah dan memperkaya pengetahuan

tentang teori sosiolinguistik khususnya penggunaan alih kode dan campur kode

dalam iklan berbahasa Jawa pada radio.

2. Manfaat Praktis

a. Secara praktis manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberi

sumbangan materi pelajaran bahasa Jawa bagi guru/pengajar bahasa Jawa

terutama mengenai sosiolinguistik.

b. Memberi informasi tentang penggunaan alih kode dan campur kode

dalam tuturan iklan bahasa Jawa.

c. Digunakan sebagai acuan penelitian berikutnya.

Page 24: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini meliputi lima bab yaitu sebagai

berikut.

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori. Bab ini menguraikan tentang sosiolinguistik,

kedwibahasaan dan diglosia, alih kode, campur kode, komponen tutur, pengertian

radio, iklan, fungsi iklan, jenis iklan, dan kerangka pikir.

Bab III Metode Penelitian. Bab ini meliputi: jenis penelitian, lokasi

penelitian, populasi dan sampel, alat penelitian, data dan sumber data, metode

pengumpulan data, metode analisis data, dan metode penyajian hasil analisis.

Bab IV Hasil Analisis Data dan Pembahasan. Bab ini membahas

mengenai bentuk, fungsi, dan faktor yang melatarbelakangi pemakaian alih kode

dan campur kode dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo.

Bab V Penutup. Bab terakhir berisi simpulan dan saran dari hasil

penelitian yang telah dilakukan.

Page 25: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Sosiolinguistik

Linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu

yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Sedangkan sosiolinguistik

merupakan studi interdisipliner yang menggarap masalah-masalah sosial

(Soewito, 1983: 3). Menurut Nababan, sosiolinguistik merupakan studi atau

pembahasan dari bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota

masyarakat. Boleh juga dikatakan bahwa sosiolinguistik mempelajari dan

membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya yang terdapat dalam

bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatan, secara khusus dalam

konteks sosial dan kebudayaan yang menghubungkan faktor-faktor kebahasaan,

mengkaji fungsi-fungsi dan penggunaan bahasa dalam masyarakat.

Sosiolinguistik merupakan cabang dari ilmu linguistik yang bersifat

antardisiplin yakni gabungan antara sosiologi dan linguistik. Seperti kita ketahui

bersama, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana masyarakat itu

terjadi, berlangsung, dan tetap ada. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang

mempelajari bahasa. Secara sederhana, sosiolinguistik dapat diartikan sebagai

bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan

penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa

sosiolinguistik adalah studi yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan

penggunaan bahasa itu di dalam konteks sosial dan budaya masyarakat.

Page 26: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

B. Kedwibahasaan dan Diglosia

Suwito berpendapat bahwa baik kedwibahasaan maupun diglosia pada

hakikatnya adalah peristiwa menyangkut pemakaian dua bahasa yang

dipergunakan oleh seseorang atau sekelompok orang di dalam suatu masyarakat,

maka antara kedua peristiwa itu nampak adanya hubungan timbal-balik yang

mewarnai sifat masyarakat tuturnya (1983: 47).

Mackey dan Fishman dalam Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2010: 84)

mengungkapkan bahwa bilingualisme (Inggris bilingualism) dalam bahasa

Indonesia disebut juga kedwibahasaan. Dari istilahnya secara harfiah sudah dapat

dipahami apa yang dimaksud dengan bilingualisme itu, yaitu berkenaan dengan

penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Secara sosiolinguistik, secara

umum, bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang

penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian.

Suwito (1983: 44) menjelaskan bahwa diglosia adalah keadaan dimana

dua bahasa dipergunakan dalam masyarakat yang sama, tetapi masing-masing

bahasa mempunyai fungsi atau peranannya sendiri-sendiri dalam konteks

sosialnya. Aslinda dan Leni Syafyahya mengutarakan bahwa pengertian diglosia

boleh dikatakan sama dengan kedwibahasaan, tetapi istilah diglosia lebih

cenderung dipakai untuk menunjukkan keadaan masyarakat tutur, dimana

terjadinya alokasi fungsi dari dua bahasa atau ragam. Di sisi lain, istilah

kedwibahasaan lebih ditekankan pada keadaan pemakai bahasa itu (2010: 27).

Ciri situasi diglosia yang paling penting ialah pengkhususan fungsi

masing-masing ragam bahasa. Ragam bahasa tinggi khusus digunakan dalam

khutbah, surat-surat resmi, pidato-pidato politik, kuliah, siaran berita, tajuk

Page 27: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

rencana dalam surat kabar, dan pada penulisan puisi bermutu tinggi. Sebaliknya,

ragam bahasa rendah digunakan dalam percakapan sesama anggota masyarakat,

antara teman, cerita bersambung radio, sastra rakyat, film kartun.

Dari beberapa pengertian mengenai diglosia secara rinci dapat ditarik

kesimpulan bahwa kedwibahasaan sama dengan diglosia yaitu pemakaian dua

bahasa atau dua ragam, yang menekankan pada pembagian fungsional atas

variasi-variasi bahasa yang ada, dengan catatan ada satu variasi yang dianggap

“tinggi”, digunakan untuk komunikasi resmi atau bahasa publik, dengan ciri-ciri

lebih kompleks dan konservatif. Kemudian, ada variasi lain yang dianggap

“rendah”, digunakan untuk komunikasi tidak resmi dan strukturnya disesuaikan

dengan saluran komunikasi lisan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang

dapat menggunakan dua bahasa disebut dengan bilingual atau dwibahasawan atau

diglosik.

C. Alih Kode

Menurut Suwito, alih kode adalah peristiwa peralihan dari kode yang satu

ke kode yang lain (1983:68). Hal tersebut diperkuat oleh Harimurti Kridalaksana

yang memaparkan bahwa alih kode adalah penggunaan variasi bahasa lain atau

bahasa lain dalam satu peristiwa bahasa sebagai strategi untuk menyesuaikan diri

dengan peran atau situasi lain, atau karena adanya partisipan lain (2008: 9).

Kemudian Sarwiji Suwandi mengemukakan bahwa alih kode merupakan salah

satu aspek tentang saling ketergantungan bahasa di dalam masyarakat bilingual

atau multilingual. Alih kode adalah suatu peralihan pemakaian suatu bahasa ke

bahasa lain atau dari satu variasi bahasa ke variasi bahasa lain (2008: 86).

Page 28: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Hymes mengatakan bahwa alih kode adalah situasi umum untuk menyebut

pergantian (peralihan) pemakaian dua bahasa atau lebih, beberapa variasi dari satu

bahasa, atau bahkan beberapa gaya dari satu ragam (dalam Rahardi, 2010: 24).

Artinya bahwa menurut Dell Hymes alih kode bukan hanya terjadi antar bahasa,

tetapi juga terjadi antar ragam ragam atau gaya-gaya yang berbeda dalam suatu

bahasa. Apabila seseorang berkomunikasi semula menggunakan bahasa Jawa

kemudian beralih menggunakan bahasa Indonesia, atau berubah dari ragam santai

menjadi ragam resmi atau kebalikannya, maka peralihan penggunaan bahasa

tersebut disebut alih kode.

Suwito (1983: 68-69) mengungkapkan bahwa alih kode mungkin

berwujud alih varian, alih ragam, alih gaya atau alih register. Ciri-ciri alih kode

adalah penggunaan dua bahasa (atau lebih) itu ditandai oleh (a) masing-masing

bahasa masih mendukung fungsi-fungsi tersendiri sesuai dengan konteksnya, (b)

fungsi masing-masing bahasa disesuaikan dengan situasi yang relevan dengan

perubahan konteks. Disimpulkan bahwa bentuk alih kode adalah alih varian, alih

gaya atau alih register. Alih kode secara bahasa dapat dilihat dari alih bahasa dan

alih ragam dalam dua konteks yang berbeda.

Suwito menjelaskan alih kode adalah peristiwa kebahasaan yang

disebabkan oleh faktor-faktor luar bahasa, terutama faktor-faktor yang sifatnya

sosio-situasional. Beberapa faktor yang biasanya merupakan faktor penyebab

terjadinya alih kode sebagai berikut.

a. Penutur (01)

Seorang penutur kadang-kadang dengan sadar berusaha beralih

kode terhadap lawan tuturnya karena suatu maksud. Biasanya usaha

Page 29: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

tersebut dilakukan dengan maksud mengubah situasi, yaitu dari situasi

resmi ke situasi tak resmi.

b. Lawan tutur (02)

Setiap penutur pada umumnya ingin mengimbangi bahasa yang

dipergunakan oleh lawan tuturnya.

c. Hadirnya penutur ketiga (03)

Dua orang yang berasal dari kelompok etnik yang sama pada

umumnya saling berinteraksi dengan bahasa kelompok etniknya, tetapi

apabila kemudian hadir orang ketiga dalam pembicaraan itu, dan orang

itu berbeda latar kebahasaannya, biasanya dua orang pertama beralih ke

bahasa yang dikuasai oleh ketiganya.

d. Pokok pembicaraan (topik)

Pokok pembicaraan atau topik merupakan faktor yang termasuk

dominan dalam menentukan terjadinya alih kode.

e. Untuk membangkitkan rasa humor

Alih kode sering dimanfaatkan oleh guru, pimpinan rapat atau

pelawak untuk membangkitkan rasa humor. Bagi pimpinan rapat

bangkitnya rasa humor diperlukan untuk menyegarkan suasana yang

dirasakan mulai lesu.

f. Untuk sekedar bergengsi

Sebagian penutur yang beralih kode sekedar untuk bergengsi. Hal

itu terjadi apabila baik faktor situasi, lawan bicara, topik dan faktor-

faktor sosio-situasional yang lain sebenarnya tidak mengharuskan dia

untuk beralih kode (1983: 72-74).

Page 30: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Alih kode masing-masing bahasa mendukung fungsi tersendiri secara

eksklusif dan peralihan kode terjadi apabila penuturnya merasa bahwa situasinya

relevan dengan peralihan kodenya. Dengan demikian, alih kode menunjukkan

suatu gejala saling ketergantungan antara fungsi kontekstual dan fungsi

relevansial di dalam pemakaian suatu bahasa atau lebih (Suwito, 1983: 69).

Fungsi adalah beban makna suatu satuan bahasa; penggunaan bahasa untuk tujuan

tertentu (Harimurti Kridalaksana, 2008: 67).

Secara lebih rinci Grosjean (dalam Herudjati Purwoko, 2008: 51)

memberikan gambaran aneka macam tujuan atau fungsi alih kode, kepentingan

para penutur asli yaitu: (1) memenuhi kebutuhan yang bersifat linguistik yakni

memilih kata, frasa, kalimat atau wacana yang tepat, (2) menyambung

pembicaraan sesuai dengan bahasa yang digunakan terakhir, (3) mengutip kalimat

orang lain, (4) menyebutkan orang yang dimaksudkan dalam pembicaraan, (5)

mempertegas pesan pembicaraan: menyangatkan atau menekankan argumen, (6)

mempertegas keterlibatan pembicaraan (mempersonifikasikan pesan), (7)

menandai dan menegaskan identitas kelompok (solidaritas), (8) menyampaikan

hal-hal rahasia, kemarahan, atau kejengkelan, (9) membuat orang lain yang tak

dikehendaki tidak bisa memahami pembicaraan, (10) mengubah peran

pembicaran, menaikkan status, menegaskan otoritas, memperlihatkan kepandaian.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa alih kode adalah peristiwa peralihan dari

kode yang satu ke kode yang lain. Dengan catatan bahwa alih kode memiliki dua

bahasa yang berbeda sistem gramatikalnya, kemudian dua bahasa itu masih

mendukung fungsi-fungsi tersendiri sesuai dengan konteksnya (kesatuan topik),

dan fungsi masing-masing bahasa disesuaikan dengan situasi yang relevan dengan

Page 31: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

perubahan konteks (kesatuan topik). Penelitian ini menganalisis mengenai fungsi

alih kode, fungsi yang dimaksud adalah penggunaan alih kode untuk tujuan

tertentu. Fungsi atau tujuan penggunaan alih kode dalam penelitian ini lebih

secara kebahasaan dan tidak terlepas dari faktor yang melatarbelakangi terjadinya

alih kode.

D. Campur Kode

Menurut Fasold campur kode ialah fenomena yang lebih lembut daripada

fenomena alih kode. Dalam campur kode terdapat serpihan-serpihan suatu bahasa

yang digunakan oleh seorang penutur, tetapi pada dasarnya dia menggunakan satu

bahasa yang tertentu. Yang dimaksud serpihan disini dapat berbentuk kata, frasa

atau unit bahasa yang lebih besar.

Campur kode (code-mixing) terjadi apabila seorang penutur menggunakan

suatu bahasa secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur

bahasa lainnya. Hal ini biasanya berhubungan dengan karakteristik penutur,

seperti latar belakang sosial, tingkat pendidikan, rasa keagamaan. Biasanya ciri

menonjolnya berupa kesantaian atau situasi informal. Namun bisa terjadi karena

keterbatasan bahasa, ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya,

sehingga ada keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun hanya

mendukung satu fungsi. Campur kode termasuk juga konvergense kebahasaan

(linguistic convergence). Campur kode terjadi apabila seorang penutur bahasa,

misalnya bahasa Indonesia memasukkan unsur-unsur bahasa daerahnya ke dalam

pembicaraan bahasa Indonesia, begitu juga sebaliknya.

Page 32: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Campur kode memiliki ciri-ciri yaitu:

1. tidak ditentukan oleh pilihan kode, tetapi berlangsung tanpa hal yang menjadi

tuntutan seseorang untuk mencampurkan unsur suatu varian bahasa ke dalam

bahasa lain.

2. campur kode berlaku pada bahasa yang berbeda.

3. terjadi pada situasi yang informal, dalam situasi formal terjadi hanya kalau

tidak tersedia kata atau ungkapan dalam bahasa yang sedang digunakan.

Ciri yang menonjol dalam campur kode ini ialah kesantaian atau situasi

informal. Dalam situasi berbahasa formal, jarang terjadi campur kode, kalau

terdapat campur kode dalam keadaan itu karena tidak ada kata atau ungkapan

yang tepat untuk menggantikan bahasa yang sedang dipakai sehingga perlu

memakai kata atau ungkapan dari bahasa daerah atau bahasa asing (Nababan,

1991: 32)

Campur kode dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Campur kode ke dalam (innercode-mixing): Campur kode yang bersumber

dari bahasa asli dengan segala variasinya

2. Campur kode ke luar (outer code-mixing): Campur kode yang berasal dari

bahasa asing.

Menurut Suwito(1983: 78-80), berdasarkan unsur-unsur kebahasaan yang

terlibat di dalamnya, bentuk campur kode dapat dibedakan menjadi:

1. penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata.

2. penyisipan unsur-unsur berwujud frasa.

3. penyisipan unsur-unsur bentuk baster.

4. penyisipan unsur-unsur berwujud perulangan kata.

Page 33: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

5. penyisipan unsur-unsur berwujud ungkapan atau idiom.

6. penyisipan unsur-unsur berwujud klausa.

Latar belakang terjadinya campur kode dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. sikap (attitudinal type) latar belakang sikap penutur

2. kebahasaan (linguistic type) latar belakang keterbatasan bahasa, sehingga

ada alasan identifikasi peranan, identifikasi ragam, dan keinginan untuk

menjelaskan atau menafsirkan.

Campur kode terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara peranan

(penutur), bentuk bahasa dan fungsi bahasa. Artinya penutur yang memiliki latar

belakang sosial tertentu, cenderung memilih bentuk campur kode tertentu untuk

mendukung fungsi-fungsi tertentu. Pemilihan campur kode demikian

dimaksudkan untuk menunjukkan status sosial dan identitas pribadinya di dalam

masyarakat (Suwito, 1983: 78).

Sarwiji Suwandi (2008: 95) menemukan faktor yang menyebabkan campur

kode yaitu: (1) partisipan mempunyai latar belakang bahasa ibu yang sama,

misalnya bahasa Jawa; (2) adanya keinginan penutur untuk memperoleh ungkapan

yang “pas”; dan (3) kebiasaan dan kesantaian peserta tindak tutur dalam

berkomunikasi (bercakap-cakap). Dapat disimpulkan bahwa faktor yang

melatarbelakangi campur kode adalah (1) identifikasi peranan atau peran sosial

penutur, (2) prinsip kesopanan dan kesantunan penutur, dan (3) keinginan untuk

menjelaskan dan menafsirkan. Dalam hal ini ketiganya saling bergantung dan

tidak jarang bertumpang tindih (overlap). Disimpulkan fungsi campur kode adalah

(1) sebagai penghormatan, (2) menegaskan suatu maksud tertentu, (3)

menunjukkan identitas diri, dan (4) tidak ada padanan kata yang pas.

Page 34: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

E. Komponen Tutur

Komponen tutur adalah suatu komponen yang mendasari suatu analisis

dari suatu tuturan. Adapun untuk menganalisis faktor yang melatarbelakangi

penggunaan alih kode dan campur kode dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di

Kabupaten Sukoharjo yakni menggunakan lima faktor komponen tutur, (1)

penutur atau pembicara; (2) mitra tutur atau lawan bicara; (3) situasi tutur; (4)

tujuan tutur; (5) hal yang dituturkan (Maryono Dwiraharjo, 2001: 143). Dari

kelima komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Penutur

Penutur adalah sebagai pihak atau orang pertama yang mengajak bicara

kepada mitra tutur.

2. Mitra tutur

Mitra tutur adalah orang atau pihak kedua yang diajak bicara oleh penutur

akan menyesuaikan diri dengan penuturnya atau pihak pertama.

Penyesuaian diri yang dimaksud selaras dengan corak hubungannya (relasi

mitra tutur dengan penutur).

3. Situasi tutur

Situasi tutur berhubungan dengan waktu dan tempat terjadinya suatu

peristiwa tutur.

4. Tujuan tutur

Tujuan tutur dapat dicerminkan dalam suatu wacana lisan ataupun wacana

tulis. Pada penelitian ini menggunakan wacana iklan radio termasuk dalam

wacana lisan yang biasanya berisi informasi. Informasi tersebut dapat

Page 35: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

mempengaruhi konsumen untuk membeli produk barang atau jasa, selain

itu juga berisi informasi memberi himbauan kepada masyarakat.

5. Hal yang dituturkan

Sama halnya dengan tujuan tutur, untuk penuturan mengenai hal yang

dituturkan atau dibicarakan dapat diungkapkan dalam bentuk tingkat tutur.

Kelima komponen tutur ini tidak dapat berdiri sendiri-sendiri karena

masing-masing unsur memiliki kaitan yang erat. Akan tetapi dari kelima unsur

tersebut, faktor penentu yang paling dominan dalam terjadinya tuturan adalah

hubungan/status antara penutur dengan lawan tuturnya (Maryono, 2001: 143).

F. Pengertian Radio

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (1999: 7), radio

merupakan suatu alat penghubung untuk menyebarkan, menyiarkan, dan

menyalurkan buah pikiran dan pendapat seseorang, sesuatu golongan dan atau

sesuatu pemerintah kepada masyarakat banyak untuk diketahui sebagai bahan

pertimbangan guna diikuti atau tidak diikuti. Sedangkan menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia radio dapat diartikan: 1. siaran (pengiriman) suara atau bunyi

melalui udara; 2. pemancar radio; 3. pesawat radio.

Dalam siaran pemancar radio ini, kita mengenal teknik pemodulasian yang

dasarnya ada dua macam, yaitu:

a. Sistem pemodulasi AM (Amplitudo Modulation)

Sistem Pemodulasi AM adalah proses penumpangan sinyal

pembawa diubah-ubah sesuai dengan informasi sebelum pindah ke jalur

FM stasiun radio dengan broadcast range sekitar 25 mil persegi disebut

Page 36: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

stasiun lokal dengan daya transmisi sebesar 100-250 Watt. Sedang stasiun

regional hingga 50.000 Watt, semakin rendah frekuensi akan semakin jauh

sinyal dapat dipancarkan. Umumnya digemari oleh golongan menengah ke

bawah.

b. Sistem pemodulasi FM (Frequency Modulation)

Sistem pemodulasi FM adalah proses penumpangan sinyal

informasi pada sinyal, dimana frekuensi sinyal pembawa berubah-ubah

seirama dengan sinyal informasi. Biasanya jarak maksimal sinyal 50 mil

dan karena tonal pada radio ini cukup baik, maka umumnya disenangi

golongan masyarakat ke atas dan kota-kota besar.

Kekhususan pemancar FM:

1. Seluruhnya pemancar FM yang dipancarkan bermanfaat.

2. Pemancar FM bekerja pada frekuensi sinyal tinggi.

3. Biaya pembuatan lebih mahal daripada AM.

4. Jarak jangkauan FM lebih tinggi.

G. Iklan

Pengertian iklan menurut KBBI adalah: (1) berita pesanan untuk

mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang

ditawarkan; (2) pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang

dijual, dipasang di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di

tempat umum. Iklan menurut Wright (dalam Sarwiji, 2008: 108) adalah

komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat

pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan

Page 37: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif. Jika

dicermati, batasan di atas mengandung dua hal pokok: (1) iklan dipandang sebagai

alat pemasaran dan (2) iklan dalam pengertian proses komunikasi yang persuasif.

Namun demikian, keduanya tetap mengandung pengertian yang sama, yaitu

kegiatan menjual barang, jasa, ide atau gagasan kepada khalayak.

H. Fungsi Iklan

Menurut Liliweri (dalam Sarwiji, 2008: 109) fungsi iklan dibagi menjadi

lima, yaitu:

1. Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran adalah fungsi untuk memenuhi permintaan para

pemakai atau pembeli tehadap barang atau jasa serta gagasan yang

diperlukan.

2. Fungsi Komunikasi

Berkenaan dengan fungsi kedua, iklan berisi cerita atau berita

mengenai suatu produk sehingga harus memenuhi syarat-syarat

pemberitaan.

3. Fungsi Pendidikan

Fungsi ini sebenarnya merupakan bagian dari fungsi komunikasi.

Secara khusus sebenarnya setiap ulasan efek komunikasi, efek

pendidikan harus lebih diutamakan.

Page 38: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

4. Fungsi Ekonomi

Fungsi ini mengakibatkan orang makin tahu tentang produk-produk

tertentu, bentuk pelayanan jasa maupun kebutuhan serta memperluas

ide-ide yang mendatangkan keuntungan finansial.

5. Fungsi Sosial

Iklan berfungsi menggerakan suatu perubahan standar hidup yang

ditentukan oleh kebutuhan manusia.

I. Jenis Iklan

Adapun jenis iklan (Harley Prayudha, 2006: 53-56) yang sering disiarkan

di radio adalah sebagai berikut.

1. Iklan Komersial

Iklan komersial adalah iklan yang menawarkan barang dan jasa. Sebagian

besar iklan yang kita temui di berbagai tempat merupakan iklan komersial.

Kelangsungan hidup sebuah stasiun radio (khususnya radio swasta) adalah dari

siaran iklan. Banyak radio yang kembang kempis karena tidak memperoleh iklan,

karena bisnis stasiun radio adalah dari pengiklan yang ingin berpromosi di media

radio.

2. Iklan Non-Komersial

Iklan non komersial biasa disebut juga sebagai iklan sosial atau iklan

layanan masyarakat. Iklan layanan masyarakat ini tidak bertujuan untuk

menawarkan barang dan jasa. Biasanya iklan ini bertujuan untuk pencapaian

kondisi berkehidupan yang lebih baik (menurut pemasang iklan). Contoh iklan

non komersial antara lain; iklan tentang narkoba, iklan tentang rokok, iklan

Page 39: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tentang pemanasan global atau iklan tentang global warming, iklan tentang

pencemaran air, dan iklan tentang penggundulan hutan, iklan penyuluhan KB.

Contoh-contoh iklan tadi merupakan sebagian kecil dari contoh iklan layanan

masyarakat atau non-komersial. Iklan layanan masyarakat ini dibuat untuk

membuat sesuatu yang dibutuhkan, namun benar-benar dikerjakan untuk

mendukung keutuhan dan aspirasi masyarakat.

J. Kerangka Pikir

Iklan Komersial

a. Bentuk alih kode

b. Fungsi alih kode

c. Faktor yang

melatarbelakangi alih kode

fa

Iklan Berbahasa Jawa pada

Radio di Kabupaten Sukoharjo

Iklan Non-

Komersial

Kode

a. Bentuk campur kode

b. Fungsi campur kode

c. Faktor yang

melatarbelakangi campur

kode

fa

Periklanan

Page 40: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Keterangan:

Kerangka pikir dalam penelitian ini merupakan penggambaran pemikiran

yang digunakan peneliti dalam memahami masalah yang akan diteliti. Objek

penelitian ini adalah iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo.

Dalam kegiatan periklanan, radio juga menginformasikan produk-produknya baik

dalam bentuk iklan non-komersial (layanan masyarakat) maupun iklan komersial.

Untuk menarik perhatian konsumen dan mempengaruhi perasaan mereka maka

terciptalah tuturan iklan yang mengandung pilihan beberapa kode bahasa yang

menyebabkan terjadinya peristiwa alih kode dan campur kode dalam tuturannya.

Berdasarkan landasan teori pemakaian bahasa dalam iklan berbahasa Jawa pada

radio maka peneliti mengambil objek sosiolinguistik dari segi alih kode dan

campur kode sebagai objek kajiannya. Wujud pemakaian bahasa Jawa tersebut

kemudian ditelaah pada aspek bentuk, fungsi, dan faktor yang melatarbelakangi

terjadinya alih kode dan campur kode dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di

Kabupaten Sukoharjo.

Page 41: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode adalah cara untuk mengamati atau menganalisis suatu fenomena,

sedangkan metode penelitian mencakup kesatuan dan serangkaian proses

penentuan kerangka pikiran, perumusan masalah, penentuan sampel data, teknik

pengumpulan data dan analisis data (Edi Subroto, 1992: 31). Dalam metode

penelitian akan dijelaskan mengenai delapan hal, yaitu: (A) jenis penelitian, (B)

lokasi penelitian, (C) populasi dan sampel, (D) alat penelitian, (E) data dan

sumber data, (F) metode pengumpulan data, (G) metode analisis data, dan (H)

metode penyajian hasil analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian berjudul Alih Kode dan Campur Kode dalam Iklan Berbahasa

Jawa pada Radio di Kabupaten Sukoharjo termasuk jenis penelitian deskriptif

kualitatif. Deskriptif artinya mendeskripsikan aspek-aspek kebahasaan secara

cermat dan teliti berdasarkan fakta-fakta kebahasaan yang sebenarnya (Sumarlam,

2010: 169). Kualitatif artinya temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur

statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss dan Corbin dalam Syamsuddin,

2009: 73). Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan informasi

kualitatif sehingga lebih menekankan pada proses dan makna dengan cara

mendeskripsikan sesuatu masalah (Sutopo, 2002: 38). Dalam penelitian ini data

yang terkumpul berbentuk daftar kata-kata dan tidak menggunakan statistik.

Page 42: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di Kabupaten Sokoharjo, tepatnya di radio Top FM

dan radio Slenk FM. Radio Top FM terletak di Jalan Veteran No. 1 Sukoharjo,

radio ini terletak tepat di sebelah utara atau di depan kantor DPRD Kabupaten

Sukoharjo yang merupakan pusat kota. Radio Top FM adalah Radio Siaran

Pemerintah Daerah maka radio ini merupakan media pemerintah untuk

menyampaikan infomasi kepada masyarakat Sukoharjo khususnya dan

masyarakat luas pada umumnya. Radio Slenk FM yang beralamat di Kranggan RT

02/RW 18 Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. Alasan dipilihnya kedua radio ini

karena mengandung iklan bahasa Jawa yang di dalamnya juga terjadi peristiwa

alih kode dan campur kode, alasan yang lain adalah karena kedua radio ini

mengedepankan budaya Jawa yaitu dengan adanya program acara wayang kulit,

dengan latar belakang Radio Slenk FM yang pemiliknya adalah dalang yaitu Ki

Warseno Slenk maka radio ini juga dikenal sebagai radio budaya.

C. Populasi dan sampel

Populasi adalah objek penelitian. Populasi pada umumnya adalah

keseluruhan individu dari segi-segi tertentu bahasa (Edi Subroto, 1992: 32).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua tuturan dalam iklan di Radio Top FM

dan Radio Slenk FM di Kabupaten Sukoharjo.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian

langsung. Sampel hendaknya mewakili atau dianggap mewakili populasi secara

keseluruhan (Edi Subroto, 1993: 32). Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara

Page 43: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

selektif disesuaikan kebutuhan dalam sifat-sifat populasi yang sudah diketahui

sebelumnya (Sudaryanto, 1992: 29). Sampel dalam penelitian ini berupa tuturan

iklan berbahasa Jawa yang mengandung alih kode dan campur kode yang dapat

mewakili populasi. Tuturan iklan ini diambil dari Radio Top FM dan Radio Slenk

FM di Kabupaten Sukoharjo.

D. Alat Penelitian

Alat penelitian meliputi alat utama dan alat bantu. Alat utama dalam

penelitian ini adalah peneliti sendiri. Disebut alat utama karena alat tersebut yang

paling dominan dalam penelitian khususnya dalam pencarian data, sedangkan alat

bantu berguna untuk memperlancar jalannya penelitian. Adapun alat bantu dalam

penelitian ini yakni pena, pensil, buku catatan, alat perekam, komputer, kertas,

stabilo.

E. Data dan Sumber Data

Data adalah bahan penelitian. Data dalam penelitian ini adalah data lisan

berupa tuturan iklan berbahasa Jawa di Radio Top FM dan Slenk FM yang di

dalamnya mengandung peristiwa alih kode dan campur kode, data ini berjumlah

27 tuturan iklan. Data ini diperoleh dari rekaman iklan berbahasa Jawa yang

disiarkan oleh radio Top FM dan Slenk FM dalam kurun waktu 6 bulan, yaitu

sejak bulan Oktober 2011-Maret 2012.

Sumber data adalah si penghasil atau pencipta bahasa yang sekaligus tentu

saja si penghasil atau pencipta data yang dimaksud, biasanya disebut dengan

narasumber. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari hasil rekaman iklan

Page 44: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pada radio di Kabupaten Sukoharjo. Sumber data ini diambil melalui rekaman dari

radio yang menyiarkan iklan berbahasa Jawa di Radio Top FM dan Radio Slenk

FM di Kabupaten Sukoharjo.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode merupakan cara mendekati, mengamati, menganalisis, dan

menjelaskan suatu fenomena (Harimurti Kridalaksana, 2001: 136). Pengumpulan

data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode simak, yaitu

metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan

penyimakan penggunaan bahasa iklan bahasa Jawa di radio Top FM dan Slenk

FM. Adapun teknik dasarnya menggunakan teknik sadap yaitu mendapatkan data

dengan menyadap pembicaraan seseorang atau beberapa orang. Teknik lanjutan

menggunakan teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC), teknik rekam, dan teknik

catat (Sudaryanto, 1993: 133).

Dalam teknik SBLC penulis tidak ikut serta dalam proses pembicaraan

baik dalam proses pembicaraan maupun lawan bicara, baik secara bergantian baik

yang bersifat komunikasi (dua arah dan timbal-balik), maupun yang bersifat

kontak (satu orang).

Teknik rekam dilakukan bersamaan dengan teknik SBLC, digunakan

untuk mengabadikan data. Bersamaan dengan teknik rekam digunakan juga teknik

catat yaitu mencatat semua data yang sudah terkumpul, ditranskripsikan dan

diklasifikasikan untuk dianalisis.

Page 45: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

G. Metode Analisis Data

Analisis merupakan upaya peneliti menangani langsung masalah yang

terkandung pada data (Sudaryanto, 1992: 6). Analisis data bertujuan untuk

mengetahui masalah-masalah yang berhubungan dengan bentuk alih kode dan

campur kode dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo,

fungsi, dan faktor yang melatarbelakanginya. Dengan demikian dapat diketahui

pengaruh peristiwa-peristiwa terhadap pemakaian bahasa Jawa, sehingga

pertanyaan dalam perumusan masalah dapat terjawab. Dalam menganalisis data

penulis menggunakan metode distribusional dan metode padan. Metode

distribusional untuk menjawab rumusan masalah pertama, sedangkan untuk

rumusan masalah kedua dan ketiga menggunakan metode padan.

a. Metode Distribusional

Metode distribusional ialah metode analisis data yang alat penentunya

adalah dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 15). Metode

ini digunakan untuk menganalisis wujud bahasa Jawa yang berupa alih kode dan

campur kode pada iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo.

Teknik dasar yang digunakan adalah teknik Bagi Unsur Langsung (BUL).

Teknik ini digunakan untuk membagi satuan lingual data menjadi beberapa unsur

sedangkan teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik ganti.

Teknik ganti adalah teknik yang digunakan untuk menyelidiki adanya

keparalelan atau kesejajaran distribusi atau satuan lingual atau antara bentuk

lainnya (D. Edi Subroto, 1992: 74). Kegunaan teknik ganti ini adalah untuk

mengetahui kadar kesamaan kelas atau kategori unsur terganti dengan unsur

Page 46: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pengganti. Khususnya bila tataran pengganti sama dengan tataran terganti

(Sudaryanto, 1993: 48)

Penerapan teknik analisis ini dapat dijelaskan pada contoh tuturan berikut:

O1 : “Pak-pak, tiap taun kok mesthi tambah siji lho, isin aku Pak karo

Bu RT. Sekarang ini kan zamannya keluarga kecil keluarga

bahagia, katanya dua anak cukup.”

„Pak-pak, setiap tahun pasti tambah satu, malu aku Pak sama Bu

RT. Sekarang ini zamannya keluarga kecil keluarga bahagia,

katanya dua anak cukup.‟

Data dianalisis dengan teknik BUL menjadi dua unsur langsung seperti di

bawah ini.

1a) ”Pak-pak, tiap taun kok mesthi tambah siji lho, isin aku Pak karo Bu

RT.”

„Pak-pak, tiap tahun pasti tambah satu, malu aku Pak sama Bu RT.‟

1b) “Sekarang ini zamannya keluarga kecil keluarga bahagia, katanya dua

anak cukup.”

„Sekarang ini zamannya keluarga kecil keluarga bahagia, katanya

dua anak cukup.‟

Dari tuturan tersebut terjadi peristiwa campur kode dan alih kode dari

bahasa Jawa (1a) ke dalam bahasa Indonesia dan peristiwa alih kode ke dalam

bahasa Indonesia (1b). Kemudian data di atas diuji dengan teknik lanjutan yaitu

teknik ganti, menjadi sebagai berikut.

1c) “Pak-pak, ben taun kok mesthi tambah siji lho, isin aku Pak karo

Bu RT. Saiki kan jamane keluwarga cilik keluwarga ayem, jarene

anak loro wis cukup”

„Pak-pak, tiap tahun pasti tambah satu, malu aku Pak sama Bu RT.

Sekarang ini zamannya keluarga kecil keluarga bahagia, katanya

dua anak cukup.‟

Page 47: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Dari analisis tersebut peristiwa campur kode dan alih kode bahasa Indonesia tidak

perlu terjadi, karena dapat menggunakan bahasa Jawa secara makna sama dengan

makna dari campur kode dan alih kode yang digunakan penutur.

b. Metode Padan

Metode padan dalam penelitian ini dipakai untuk menganalisis faktor dan

fungsi alih kode dan campur kode. Metode Padan ialah metode analisis data yang

penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian yang bersangkutan

(Sudaryanto, 1993: 13). Menurut Edi Subroto (1992: 55-60), metode padan

berdasarkan alat penentunya dapat dibagi menjadi lima yakni:

1. Metode padan alat penentunya referensial dengan kenyataan yang ditunjuk

bahasa (benda, barang, objek, tindakan, peristiwa, perbuatan, derajat, sifat,

kualitas, dan lain-lain) dan benar-benar diluar bahasa terlepas dan tidak

menjadi bagian dari bahasa.

2. Metode padan dengan alat penentunya alat ucap (fonetis artikulatoris).

3. Metode padan dengan alat penentunya bahasa lain (translasional).

4. Metode padan dengan alat penentu bahasa tulisan (ortografis).

5. Metode padan dengan alat penentunya lawan bicara (pragmatis).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode padan dengan alat

penentu referent untuk mengetahui faktor dan fungsi terjadinya alih kode dan

campur kode dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo.

Teknik dasar metode padan yang digunakan adalah teknik pilah unsur penentu

(PUP), alatnya ialah daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki peneliti.

Teknik ini digunakan untuk memilah data dengan menggunakan alat komponen

tutur.

Page 48: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Penerapan analisis untuk menentukan faktor dan fungsi terjadinya alih kode

dan campur kode dapat dijelaskan sebagai berikut:

(Backsound bayi menangis)

O1 : “Pak-pak, tiap taun kok mesthi nambah siji lho, isin aku

Pak karo bu RT. Sekarang ini kan zamannya keluarga

kecil keluarga bahagia, katanya dua anak cukup.”

O2 : “Ah wong barang wis kebacut kok Bune, lha wingi-wingi

kon KB ya gur meneng.”

O1 : “Ah emoh Pak, ibu ndhak lemu, Bapak mawon sing

ndherek KB ya, ya Pak ya?”

O2 : “Bune ki lak tenan ta, mesthi kok senengane nganeh-

nganehi, masak ya apa ana bapak-bapak kok kon KB, njur

lak ya piye, jenenge lak ya?”

O1 : “Lha njenengan iki pripun ta ya, ngetrend lho Pak

ndherek KB vasektomi napa ngagem kondom lho Pak.”

O2 : “Hah, gah ribet ngono kuwi arep kepenak ndadak kakean

ruwet.”

O1 : “Ya wis yen ra gelem nggih sampun, ning diampet nggih,

rong taun!”

MVO : “Wujudkan keluarga kecil keluarga bahagia, saatnya pria

berpartisipasi ikut KB. Pesan ini disampaikan oleh Kantor

Pemberdayaan Perempuan dan KB, didukung Radio Top

Sukoharjo.”

Terjemahan:

O1 : „Pak-pak, tiap tahun pasti tambah anak satu, malu aku Pak

dengan bu RT. Sekarang ini zamannya keluarga kecil

keluarga bahagia, katanya dua anak cukup.‟

O2 : „Ah sudah terlanjur Bu, kemarin disuruh KB juga hanya

diam‟.

O1 : „Ah tidak mau Pak, nanti Ibu gemuk, Bapak saja yang ikut

KB ya, ya Pak ya?‟

O2 : „Ibu ini, pasti sukanya yang aneh-aneh, masak ya apa ada

bapak-bapak disuruh KB, lha nanti bagaimana?‟

O1 : „Lha Bapak ini bagaimana sih, ngetrend Pak ikut KB

vasektomi atau pakai kondom Pak.‟

O2 : „Hah, tidak mau, repot seperti itu, mau enak saja pakai

repot.‟

O1 : „Ya sudah kalau tidak mau, tapi ditahan ya, dua tahun!‟

MVO : „Wujudkan keluarga kecil keluarga bahagia, saatnya pria

berpartisipasi ikut KB. Pesan ini disampaikan oleh Kantor

Pemberdayaan Perempuan dan KB, didukung Radio Top

Sukoharjo.‟

Page 49: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Untuk menentukan fungsi dan latar belakang dari penggunaan alih kode

dan campur kode dapat dianalisis menggunakan metode padan dengan teknik atau

alat penentunya referensial. Adapun analisis dengan menggunakan metode

tersebut terlihat sebagai berikut.

Fungsi campur kode dengan adanya leksikon krama di dalam percakapan

dalam data di atas adalah untuk menghormati O2 selaku mitra tutur yaitu suami.

Sedangkan fungsi alih kode ke dalam bahasa Indonesia adalah untuk mengutip

perkataan orang lain agar lebih komunikatif dan persuasif sehingga pendengar

lebih tertarik dalam mendengarkan iklan tersebut.

Latar belakang penggunaan tuturan tersebut dapat dianalisis

menggunakan komponen tutur ( penutur, mitra tutur, situasi tutur, tujuan tuturan,

dan hal yang dituturkan) (Maryono, 2001: 143). Peserta tutur adalah antara suami,

istri dan juga penyiar. Dalam dialog tersebut membicarakan tentang adanya

program pemerintah yaitu program Keluarga Berencana dengan mempunyai

cukup dua anak saja. Tujuan dari percakapan di atas adalah untuk mengajak para

bapak untuk mengikuti program KB dengan cara menggunakan kondom atau

vesektomi. Situasi tutur tersebut terjadi pada saat bapak sedang bersantai dan sang

ibu sedang membuatkan susu anaknya yang sedang menangis. Situasi yang

tercipta berjalan dengan santai dan obrolan berlangsung dengan akrab karena

penutur dan mitra tutur adalah sepasang suami istri.

Page 50: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

H. Metode Penyajian Hasil Analisis

Dalam penyajian hasil penelitian ini menggunakan metode formal dan metode

informal. Metode formal adalah metode penyajian hasil analisis dengan

menggunakan lambang atau tanda-tanda. Metode penyajian dengan kata-kata

biasa atau sederhana agar mudah dipahami (Sudaryanto, 1993: 145). Teknik

formal diuraikan dengan perumusan tanda, seperti tanda kurung ( ), titik (.), tanda

petik (“...”), tanda sama dengan (=). Adapun lambang yang dimaksud diantaranya

lambang huruf sebagai singkatan.

Page 51: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB IV

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Deskripsi hasil analisis pada bab IV ini meliputi, (1) bentuk alih kode dan

campur kode dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo, (2)

fungsi alih kode dan campur kode dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di

Kabupaten Sukoharjo, dan (3) faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode

dan campur kode dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo.

A. Bentuk Alih Kode dan Campur Kode dalam Iklan Berbahasa Jawa

pada Radio di Kabupaten Sukoharjo

1. Bentuk Alih Kode

Alih kode merupakan peralihan bahasa dari satu bahasa ke bahasa lain,

dari variasi satu ke variasi lain atau beberapa gaya dari satu ragam bahasa. Dalam

masyarakat tutur tertentu terutama yang mengenal tingkatan bahasa sosial (undha-

usuk). Peristiwa alih kode dapat dilihat pada data sebagai berikut.

a. Alih Kode Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia

Data (1)

O1 : E...e...e... bise ki kurang ajar tenan ki, ra ngerti peraturan pa

piye? Kok malah mandheg, bikin macet saja.

„E...e...e... bisnya ini kurang ajar betul, tidak tahu peraturan apa?

Mengapa berhenti, bikin macet saja.‟

O2 : Selamat siang Mbak, ada yang bisa saya bantu?

„Selamat siang Mbak, ada yang bisa saya bantu?‟

O1 : Eh Pak LLAJ ta? Itu lho Pak bise itu lho, harusnya di bangjo

kan belok kiri jalan terus, kok malah mandheg, iya ta Pak?

Page 52: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

„Eh Pak LLAJ? Itu Pak bisnya itu, harusnya di lampu lalu lintas

belok kiri jalan terus, mengapa berhenti, iya kan Pak?‟

O2 : Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap

persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri

saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu

khusus, nah seperti itu lho Mbak contohnya.

„Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap

persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri

saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu

khusus, nah seperti itu Mbak contohnya.‟

O1 : O Allah gitu ta? Dadi wis ra isoh belok kiri mak clengkur iki?

„Ya Tuhan begitu? Jadi ini sudah tidak bisa belok kiri langsung?‟

[...]

(D4/Larangan Belkilang/RT/2011-2012)

Wacana iklan data (1) adalah iklan layanan masyarakat tentang

larangan belok kiri langsung saat di jalan raya. Iklan ini berbentuk dialog

sebab terjadi interaksi antara seorang wanita (O1) sebagai pengendara

sepeda motor dan seorang pria (O2) sebagai petugas DLLAJ. Di dalam

wacana iklan yang bercetak tebal dalam data (1) ini terjadi peristiwa alih

kode intern antara bahasa Jawa ke bahasa Indonesia.

Peristiwa alih kode ini ditandai dengan beralihnya tuturan O1 dari

bahasa Jawa ke bahasa Indonesia pada kalimat “E...e...e... bise ki kurang

ajar tenan ki, ra ngerti peraturan pa piye? Kok malah mandheg, bikin

macet saja”, kemudian beralih ke bahasa Indonesia “Eh Pak LLAJ ta? Itu

lho Pak bise itu lho, harusnya di bangjo kan belok kiri jalan terus, kok

malah mandheg, iya ta Pak?”, kemudian beralih lagi ke dalam bahasa

Jawa “O Allah gitu ta? Dadi wis ra isoh belok kiri mak clengkur iki?”.

Bahasa yang digunakan penutur (O1) adalah bahasa Jawa yang kemudian

beralih ke dalam bahasa Indonesia untuk menyeimbangkan bahasa yang

digunakan oleh mitra tutur (O2).

Page 53: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Data (2)

O1 : Sukoharjo itu nyenengke tenan ya Bu, dhasare ya makmur,

masarakate ya sadhar akan kebersihan, hah jan kurang apa coba?

„Sukoharjo itu menyenangkan sekali ya Bu, pada dasarnya sudah

makmur, masyarakatnya juga sadar akan kebersihan, kurang apa

coba?‟

O2 : Jane ya mung kurang maksimal aja kok pak.

„Sebenarnya hanya kurang maksimal saja Pak.‟

O1 : Kamsude sampeyan kepriben Bune?

„Maksudmu bagaimana Bu?‟

O2 : Kebersihan itu kan sebagian dari iman, jadi lakukan

kebersihan ya semaksimal mungkin dong! „Kebersihan itu kan sebagian dari iman, jadi lakukan kebersihan ya

semaksimal mungkin dong!‟

[...]

(D5/Adipura/RT/2011)

Wacana iklan data (2) adalah iklan layanan masyarakat tentang

penghargaan adipura. Iklan ini berbentuk dialog sebab terjadi interaksi

antara seorang pria yang berperan sebagai suami (O1) dan seorang wanita

yang berperan sebagai istri (O2). Di dalam wacana iklan pada data (2) ini

terjadi peristiwa alih kode yang bercetak tebal dari bahasa Jawa ke bahasa

Indonesia. Alih kode ini disebut alih kode intern.

Awalnya penutur (O1) dan mitra tutur (O2) menggunakan bahasa

Jawa dalam tuturannya, kemudian O2 beralih menggunakan bahasa

Indonesia yaitu “Kebersihan itu kan sebagian dari iman, jadi lakukan

kebersihan ya semaksimal mungkin dong!” Pada data (2) di atas penutur

beralih kode ke dalam bahasa Indonesia untuk menjelaskan bahwa

kebersihan itu penting, selain itu alih kode ini dilakukan untuk

mempersuasif atau mengajak pendengar untuk menjaga kebersihan.

Page 54: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Data (3)

O1 : “Pak-pak, tiap taun kok mesthi tambah siji lho, isin aku

Pak karo bu RT. Sekarang ini kan zamannya keluarga

kecil keluarga bahagia, katanya dua anak cukup.”

„Pak-pak, tiap tahun pasti tambah anak satu, malu saya Pak

dengan bu RT. Sekarang ini zamannya keluarga kecil

keluarga bahagia, katanya dua anak cukup.‟

O2 : “Ah wong barang wis kebacut kok Bune, lha wingi-wingi

kon KB ya gur meneng.”

„Ah sudah terlanjur Bu, kemarin disuruh KB juga hanya

diam‟.

[...]

(D7/KB Pria/RT/2011)

Wacana iklan data (3) adalah iklan layanan masyarakat tentang

informasi adanya program KB untuk kaum pria. Iklan ini berbentuk dialog

sebab terjadi interaksi antara seorang wanita (O1) yang berperan sebagai

istri dan seorang pria (O2) yang berperan sebagai suami. Di dalam wacana

iklan pada data (3) ini terjadi peristiwa alih kode yang bercetak tebal dari

bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Alih kode ini disebut alih kode intern.

Awalnya penutur (O1) menggunakan bahasa Jawa dalam

tuturannya, kemudian O1 beralih menggunakan bahasa Indonesia yaitu

“Sekarang ini kan zamannya keluarga kecil keluarga bahagia, katanya

dua anak cukup.” Pada data (3) di atas penutur (O1) beralih kode ke

dalam bahasa Indonesia untuk mengutip perkataan orang lain, hal ini

ditandai dengan penanda “katanya”, selain itu penutur (O1) juga ingin

menjelaskan bahwa sekarang ini zaman Keluarga Berencana dengan

memiliki cukup dua anak.

Page 55: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Data (4)

O1 : O Allah Ndhuk-ndhuk, bocah gur ngecrek wae, kok lekmu

kether njaluk rabi.

„Ya Tuhan Nak-nak, bocah merengek terus minta dinikahkan.‟

O2 : Tenang aja Pah, yang penting kan ikut ber-KB biar keluarganya

bahagia.

„Tenang saja Pah, yang penting ikut ber-KB biar keluarganya

bahagia.‟

O1 : Lho-lho, mesthi ngono kuwi ta? Nom-noman cah saiki mesthi

ya ngono kuwi, masa remaja itu masa transisi, medeni, lha tahu

apa kamu masalah keluarga?

„Lho-lho, pasti begitu? Anak muda sekarang pasti seperti itu, masa

remaja itu masa transisi, menakutkan, kamu tahu apa tentang

masalah keluarga?‟

O2 : Lha terus kapan dong Pah? Yang penting kan aku udah lulus

sekolah.

„Terus kapan Pah? Yang penting saya sudah lulus sekolah.‟

O1 : Mbok nanti wae nek kamu tu sudah benar-benar mau dan

benar-benar mampu, kamu ikut PIK, KRR dulu aja dan

sekarang sudah tersebar di 12 Kecamatan Kabupaten Sukoharjo,

biar kamu nanti jadi remaja tegar, menjadi contoh dan panutan

remaja yang lain.

„Nanti saja kalau kamu itu sudah benar-benar mau dan benar-

benar mampu, kamu ikut PIK, KRR dulu saja yang sekarang sudah

tersebar di 12 Kecamatan Kabupaten Sukoharjo, biar kamu nanti

menjadi remaja tegar, menjadi contoh dan panutan remaja yang

lain.‟

(D8/Iklan KB Remaja/RT/2011)

Wacana iklan data (4) ini berbentuk dialog sebab terjadi interaksi

antara seorang pria yang berperan sebagai bapak (O1) dan seorang remaja

putri yang berperan sebagai anak (O2). Di dalam wacana iklan ini terjadi

peristiwa alih kode yang bercetak tebal pada data (4) dari bahasa Jawa ke

bahasa Indonesia. Alih kode ini disebut alih kode intern.

Awalnya O1 menggunakan bahasa Jawa dalam tuturannya, namun

karena O2 berbicara menggunakan bahasa Indonesia maka O1 beralih

Page 56: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

menggunakan bahasa Indonesia yaitu “Mbok nanti wae nek kamu tu

sudah benar-benar mau dan benar-benar mampu, kamu ikut PIK, KRR

dulu aja dan sekarang sudah tersebar di 12 Kecamatan Kabupaten

Sukoharjo, biar kamu nanti menjadi remaja tegar, menjadi contoh dan

panutan remaja yang lain.” Pada data (4) di atas penutur (O1) beralih

kode dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia karena untuk mengimbangi O2

yang menggunakan bahasa Indonesia.

Data (5)

O1 : Hadhuh..hadhuh...hadhuh... Sukoharjo ki thik tambah resik ya

Dhik? Tambah jatuh cinta aku, coba lihat itu coba, kawasan bebas

rokok, terus itu, mari budayakan PHBS, piye coba?

„Haduh..haduh...haduh... Sukoharjo ini tambah bersih ya Dik?

Tambah jatuh cinta aku, coba liat itu coba, kawasan bebas rokok,

terus itu, mari budayakan PHBS, bagaimana coba?‟

O2 : Hmmm, Kelurahan Jetis kuwi ta? Lha itu kan didaulat untuk maju

ikut lomba PHBS tingkat Provinsi Jateng.

„Hmmm, Kelurahan Jetis itu? Itu didaulat untuk maju ikut lomba

PHBS tingkat Provinsi Jateng.‟

O1 : Lomba PHBS piye kuwi?

„Lomba PHBS bagaimana itu?‟

O2 : Ealah, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan aset penting

bagi masa depan, kayata budaya tidak merokok, olahraga yang

teratur, selalu menjaga kebersihan lingkungan, persalinan dengan

dibantu tenaga medis dan masih banyak lagi pokoke.

„Ealah, Perilaku Hidup Bersih Sehat merupakan aset penting bagi

masa depan, seperti budaya tidak merokok, olahraga yang teratur,

selalu menjaga kebersihan lingkungan, persalinan dengan dibantu

tenaga medis dan masih banyak lagi pokoknya.‟

O1 : Pantesan Pak Ustad itu kok selalu bilang kebersihan adalah

sebagian dari iman. O ngono kuwi ta.

„Pantas Pak Ustad itu selalu bilang kebersihan adalah sebagian dari

iman. O...seperti itu.‟

(D9/Iklan PHBS/RT/2011)

Page 57: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Wacana iklan data (5) ini berbentuk dialog sebab terjadi interaksi

antara seorang pria yang berperan sebagai suami (O1) dan seorang wanita

yang berperan sebagai istri (O2). Di dalam wacana iklan ini terjadi

peristiwa alih kode yang bercetak tebal pada data (5) dari bahasa Jawa ke

bahasa Indonesia. Alih kode ini disebut alih kode intern.

Awalnya O1 menggunakan bahasa Jawa dalam tuturannya, namun

karena O2 berbicara menggunakan bahasa Indonesia maka O1 beralih

menggunakan bahasa Indonesia yaitu “Pantesan kok Pak Ustad itu selalu

bilang kebersihan adalah sebagian dari iman.” Pada data (5) di atas

penutur (O1) beralih kode dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia karena

untuk mengimbangi O2 yang menggunakan bahasa Indonesia.

Data (6)

O1 : Hah, urip seprana-seprene kok tanpa enek perubahan blas,

apike ki apa tambah anak wae ya Mah?

„Hah, hidup sejak dulu sampai sekarang tidak ada perubahan sama

sekali, apa sebaiknya tambah satu anak lagi saja ya Mah?‟

O2 : Ya ampun Mas-mas, anak wis loro kok jik kurang wae.

„Ya ampun Mas-mas, anak sudah dua masih saja kurang.‟

O1 : Kata orang banyak anak kan banyak rejeki ta?

„Kata orang banyak anak itu banyak rejeki.‟

O2 : Sekarang itu jamane wis maju, banyak perubahan, aja mung

waton thog, apa-apa kan serba mahal, jadi kalau mau nambah

anak ya harus diperhitungkan dong!

„Sekarang itu zamannya sudah maju, banyak perubahan, jangan

hanya asal saja, apa-apa serba mahal, jadi kalau mau tambah anak

ya harus diperhitungkan dulu!‟

O1 : Lhoh, aku ki kan ya gur mbok menawa kok.

„Saya mengatakan itu hanya jika mungkin.‟

O2 : Semuanya itu butuh perhitungan sing mateng, pikirkan dulu

sebelum kebacut Mas.

Page 58: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

„Semuanya itu butuh perhitungan yang matang pikirkan dulu

sebelum terlanjur Mas.‟

(D10/Iklan KB Baru/RT/2011)

Wacana iklan data (6) ini berbentuk dialog sebab terjadi interaksi

antara seorang pria yang berperan sebagai suami (O1) dan seorang wanita

yang berperan sebagai istri (O2). Di dalam wacana iklan ini terjadi

peristiwa alih kode yang bercetak tebal pada data (6) dari bahasa Jawa ke

bahasa Indonesia. Awalnya O1 menggunakan bahasa Jawa dalam

tuturannya, kemudian O1 sengaja beralih kode menggunakan bahasa

Indonesia yaitu “Kata orang banyak anak kan banyak rejeki ta?”

Pada data (6) di atas penutur (O1) beralih kode dari bahasa Jawa ke

bahasa Indonesia lalu kembali lagi ke bahasa Jawa karena untuk

mengimbangi O2 yang menggunakan bahasa Jawa. Alih kode ini disebut

alih kode intern.

Data (7)

[...]

O2 : Ya wis ya naknu aku dhisik, cah enom eneng bangjo, ro polisi

wedi, ra gaul, apa kuwi? Eh polisi. „Ya sudah ya aku duluan, anak muda ada lampu merah, sama polisi

takut, tidak gaul. Eh polisi.‟

O3 : Selamat siang, tolong perlihatkan surat-surat Anda!

„Selamat siang, tolong perlihatkan surat-surat Anda!‟

O2 : Selamat siang Pak, surat-surat?

„Selamat siang Pak, surat-surat?‟

O3 : Surat kendaraan.

„Surat kendaraan.‟

O2 : Eh ini Pak suratnya, ini Pak.

„Eh ini Pak suratnya, ini Pak.‟

Page 59: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

O3 : Lho surat apa ini? Surat sepeda motor malah kartu request nggo

apa?

„Ini surat apa? Surat sepeda motor malah kartu request buat apa?‟

O2 : Lho jadi bukan surat ini ta Pak? Adhuh Pak maaf Pak maaf,

suratnya ketinggalan di rumah keburu-buru tadi, adhuh Bapak.

„Jadi bukan surat ini ta Pak? Adhuh Pak maaf, suratnya

ketinggalan di rumah keburu-buru tadi, aduh Bapak.‟

O3 : Sekarang Anda ikut saya ke pos.

„Sekarang Anda ikut saya ke pos.‟

O2 : Pak tunggu Pak, santai Pak, damai Pak.

„Pak tunggu Pak, santai Pak, damai Pak.‟

O3 : Wis ra nggo helm, nglanggar bangjo, salah jalur, ngajak damai

karepmu piye?

„Sudah tidak memakai helm, melanggar rambu, salah jalur,

mengajak damai apa maumu?

O2 : Saya itu kenal Bapak, Bapak juga kenal saya. Saya ini penyiir

eh penyiar lhoPak.

„Saya itu kenal Bapak, Bapak juga kenal saya. Saya ini penyiir eh

penyiar Pak.‟

O3 : Hukum itu tidak mengenal profesi, usia, dan jabatan kesalahan

jadi tidak tegas.

„Hukum itu tidak mengenal profesi, usia, dan jabatan kesalahan

jadi tidak tegas.‟

O2 : Adhuh cilaka awakku. Ayak kunthul nyolot, apes, ngertia melu

nyolot pite gen ditilang dhewe.

„Aduh celaka saya. Ternyata kunthul meloncat, apes, kalau tahu

seperti itu saya ikut meloncat motornya biar ditilang sendiri.‟

[...]

(D17/Tilang/RT/2011)

Wacana iklan data (7) ini adalah iklan layanan masyarakat tentang

tata tertib berlalu lintas. Iklan ini berbentuk dialog sebab terjadi interaksi

antara tiga orang partisipan yaitu O1 dan O2 yang berperan sebagai dua

orang pemuda pengendara motor, dan seorang pria (O3) yang berperan

sebagai polisi lalu lintas. Di dalam wacana iklan ini terjadi peristiwa alih

kode yang bercetak tebal pada data (7) dari bahasa Jawa ke bahasa

Page 60: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Indonesia. Awalnya O2 menggunakan bahasa Jawa dalam tuturannya,

kemudian O2 sengaja beralih kode menggunakan bahasa Indonesia karena

beralihnya pokok pembicaraan, selain itu peralihan kode ini juga karena

untuk menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh O3. Kemudian O2

beralih kode ke dalam bahasa Jawa lagi karena untuk berhumor.

Data (8)

O1 : Wah...wah romantis, Pakdhe sama Budhe mau kemana ini? Ndak

pundi ta Pakdhe?

„Wah...wah romantis, Paman sama Bibi mau kemana ini? Mau

kemana Paman?‟

O2 : Pakdhe iki kan ameh ijab maneh ta Le.

„Paman ini mau ijab lagi Nak.‟

O3 : E..e.. piye Pak? Njenengan ki mau ijab lagi? Apa jik kurang ta

Pak-pak?

„E..e.. bagaimana Pak? Anda mau ijab lagi? Apa masih kurang

Pak-pak?‟

O2 : Halah, dadi salah ngomong aku. Arep neng Pandhawa Taylor

kok Le, ndandakne jas nggo ngijabne mbakyumu kae lho Le.

„Saya jadi salah ngomong. Mau ke Pandhawa Taylor Nak,

membuat jas untuk menikahkan kakakmu itu.‟

O1 : Pandhawa Taylor pasar Nguter Dhe?

„Pandhawa Taylor pasar Nguter?‟

O2 : Masalahe ki neg ndandakne jas nang Pandhawa kuwi ya Le ya,

dinggo ki ya isoh peni, penak, rasane ki mantep lho Le.

„Masalahnya itu kalau membuat jas di Pandhawa itu ya Nak,

dipakai itu ya bagus, nyaman, rasanya mantap Nak.‟

O1 : Haha kok ndadak repot ta Dhe-dhe, jamane sudah canggih,

tinggal ditelfon saja ta, biar timnya Pandhawa Taylor yang datang

ke sini buat ngukur, ya fitting, sekalian bawa sampel kainnya.

„Haha pakai repot, zamannya sudah canggih, tinggal ditelfon saja,

biar timnya Pandhawa Taylor yang datang ke sini buat ngukur, ya

fitting, sekalian bawa sampel kainnya.‟

O3 : Wah ya betul itu Pak, kan lebih enak kita cukup duduk manis

diam di rumah saja.

Page 61: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

„Wah ya betul itu Pak, kan lebih enak kita cukup duduk manis

diam di rumah saja.‟

[...]

(D19/Pandhawa Taylor/RT/2011)

Wacana iklan data (8) ini adalah iklan komersial yang

membicarakan jasa penjahitan baju Pandhawa Taylor. Iklan ini berbentuk

dialog sebab terjadi interaksi antara tiga orang partisipan yaitu O1 sebagai

keponakan pria, O2 yang berperan sebagai paman sekaligus suami, dan O3

yang berperan sebagai bibi sekaligus istri. Di dalam wacana iklan ini

terjadi peristiwa alih kode yang bercetak tebal pada data (8) dari bahasa

Jawa ke bahasa Indonesia. Awalnya O3 menggunakan bahasa Jawa dalam

tuturannya, kemudian O3 sengaja beralih kode menggunakan bahasa

Indonesia karena untuk menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh O1.

Data (9)

O1 : Adhuh Pak, dospundi niki Pak? Kambuh melih penyakit kula

niki Pak.

„Adhuh Pak, bagaimana ini Pak? Kambuh lagi penyakit saya ini

Pak.‟

O2 : Sabar ta Bu, aja nyerah! Awake dhewe wajib berusaha, Ibu lak

ya weruh ta? RT kae lara tumor, nanging sawise berobat nang

nggone bapak Hamdani S. mari total lho Bu. Malah penyakit

gawat wae uga mari Bu.

„Sabar Bu, jangan menyerah! Kita wajib berusaha, Ibu melihat? RT

itu sakit tumor, tetapi setelah berobat di tempat Bapak Hamdani S

sembuh total Bu. Penyakit gawat saja juga sembuh Bu.‟

[...]

O1 : Alhamdulillah Pak, pengobatan Pandhawa 5 tabib bapak

Hamdani S sekarang kanker payudaraku sudah sembuh tanpa

harus operasi. (D22/Tabib Hamdani/RS/2011-2012)

Page 62: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Wacana iklan data (9) ini adalah iklan komersial jasa pengobatan

Pandhawa 5 tabib Hamdani S. Iklan ini berbentuk dialog sebab terjadi

interaksi antara seorang wanita yang berperan sebagai istri (O1) dan

seorang pria yang berperan sebagai suami (O2). Di dalam wacana iklan ini

terjadi peristiwa alih kode yang bercetak tebal pada data (9) dari bahasa

Jawa ke bahasa Indonesia. Awalnya O1 menggunakan bahasa Jawa dalam

tuturannya, kemudian O1 sengaja beralih kode menggunakan bahasa

Indonesia yaitu “Alhamdulillah Pak, pengobatan Pandhawa 5 tabib

bapak Hamdani S sekarang kanker payudaraku sudah sembuh tanpa

harus operasi.”

Pada data (9) di atas penutur (O1) beralih kode dari bahasa Jawa ke

bahasa Indonesia karena untuk memberikan penjelasan kepada O2

sekaligus kepada pendengar bahwa setelah berobat ke pengobatan tabib

bapak Hamdani S kanker payudaranya sudah sembuh. Alih kode ini

disebut alih kode intern.

b. Alih Kode Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa

Data (10)

[...]

O1 : Mbecak? Selak esuk nu Mas-mas ra tekan-tekan. Ora, ada apa e

Mas dari tadi tak enten-enteni kok bise ora lewat-lewat lho ya.

„Becak? Keburu pagi Mas-mas tidak sampai-sampai. Tidak, ada

apa Mas, dari tadi aku tunggu-tunggu tapi bisnya tidak lewat-

lewat.‟

O2 : Wee, jebule ddr ayu-ayu ddr daya dong rendah. Gini lho Jeng,

dalam rangka penataan arus lalu lintas, jalur bis sama mobil

barang sekarang itu dialihkan. Lha sakniki pun mboten lewat

mriki dientenana tekan suk pahing ya ra lewat-lewat.

Page 63: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

„Wee, ternyata cantik-cantik ddr daya dong rendah. Begini Jeng,

dalam rangka penataan arus lalu lintas, jalur bis dan mobil barang

sekarang itu dialihkan. Sekarang sudah tidak lewat sini lagi

ditunggu sampai Pahing ya tidak akan lewat.‟

[...]

(D6/Alih Jalur/RT/2011)

Wacana iklan data (10) adalah iklan layanan masyarakat tentang

informasi pengalihan jalur kendaraan umum. Iklan ini berbentuk dialog

sebab terjadi interaksi antara seorang wanita yang berperan sebagai

penumpang yang menunggu bus (O1) dan seorang pria yang berperan

sebagai tukang becak (O2). Di dalam wacana iklan pada data (10) ini

terjadi peristiwa alih kode yang bercetak tebal dari bahasa Indonesia ke

bahasa Jawa. Awalnya mitra tutur (O2) menggunakan bahasa Indonesia

dalam tuturannya, kemudian O2 beralih menggunakan bahasa Jawa yaitu

“Lha sakniki pun mboten lewat mriki dientenana tekan suk pahing ya

ra lewat-lewat.” Pada data (10) di atas mitra tutur (O2) beralih kode ke

dalam bahasa Jawa untuk menjelaskan bahwa jalur bus dan mobil barang

sekarang sudah dialihkan dan tidak melewati jalur yang ditunggu oleh

penutur (O1). Alih kode ini disebut alih kode intern.

Data (11)

O1 : Mogok lagi, ajeg.

„Mogok lagi, sering.‟

O2 : O Allah Jo, motor apa iki? Dol wae dinggo ndandakke.

„Ya Tuhan Jo, motor apa ini? Jual saja untuk dibetulkan.‟

O1 : Rasah madani.

„Tidak usah mencela.‟

[...]

(D14/Iklan Tunas Jaya Motor/RT/2011)

Page 64: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Wacana iklan data (11) ini adalah iklan komersial yang berbentuk

dialog sebab terjadi percakapan antara dua orang pemuda yang saling

berteman yaitu antara O1 dan O2. Di dalam wacana iklan ini terjadi

peristiwa alih kode yang bercetak tebal pada data (11) dari bahasa

Indonesia ke bahasa Jawa lalu ke bahasa Indonesia lagi. Awalnya O1

menggunakan bahasa Indonesia dalam tuturannya, kemudian datanglah O2

yang menggunakan bahasa Jawa, oleh karena itu O1 beralih kode ke dalam

bahasa Jawa yaitu “rasah madani”, dilihat dari percakapan yang terjadi

hubungan mereka terlihat erat karena mereka berdua saling berteman dan

sama-sama orang Jawa yang menggunakan bahasa Jawa dalam

komunikasi sehari-hari. Namun setelah itu O1 dengan sengaja beralih kode

ke dalam bahasa Indonesia lagi yaitu “Wah, saatnya beli Yamaha yang

oke punya”.

Pada data (11) di atas penutur (O1) beralih kode dari bahasa

Indonesia ke bahasa Jawa lalu kembali lagi ke bahasa Indonesia karena

untuk mengimbangi O2 yang menggunakan bahasa Jawa dan untuk

sekedar bergengsi karena O1 yang pamer akan membeli motor baru. Alih

kode ini disebut alih kode intern.

Data (12)

O1 : ...Gleyer-gleyer, bar reyenan e, gleyer. Ayo Min, tarik terus min,

tarik terus Min, klintong-klintong keliling kota.

„...Gleyer-gleyer, motor baru, gleyer. Ayo Min, tarik terus min,

tarik terus Min, klintong-klintong keliling kota.‟

O2 : Ok, siapa takut?

„Ok, siapa takut?‟

O1 : Kae ngarep cewek, hancurkan Min.

Page 65: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

„Itu depan cewek, hancurkan Min.‟

O2 : Diunggahke ngene ki lho.

„Dinaikkan begini lho.‟

[...]

(D17/Tilang/RT/2011)

Wacana iklan data (12) ini adalah iklan layanan masyarakat tentang

tata tertib berlalu lintas. Iklan ini berbentuk dialog sebab terjadi interaksi

antara tiga orang partisipan yaitu O1 dan O2 yang berperan sebagai dua

orang pemuda pengendara motor, dan seorang pria (O3) yang berperan

sebagai polisi lalu lintas. Di dalam wacana iklan ini terjadi peristiwa alih

kode yang bercetak tebal pada data (12) dari bahasa Indonesia ke bahasa

Jawa. Awalnya O2 menggunakan bahasa Indonesia dalam tuturannya,

kemudian O2 sengaja beralih kode menggunakan bahasa Jawa karena

untuk menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh O1.

c. Alih Kode Berupa Alih Tingkat Tutur Bahasa Jawa

Data (13)

O1 : Sukoharjo itu nyenengke tenan ya Bu, dhasare ya makmur,

masarakate ya sadhar akan kebersihan, jan kurang apa coba?

„Sukoharjo itu menyenangkan sekali ya Bu, pada dasarnya sudah

makmur, masyarakatnya juga sadar akan kebersihan, kurang apa

coba?‟

O2 : Jane ya mung kurang maksimal aja kok pak.

„Sebenarnya hanya kurang maksimal saja kok Pak.‟

O1 : Kamsude sampeyan kepriben Bune?

„Maksudmu bagaimana Ibu?‟

O2 : Kebersihan itu kan sebagian dari iman, jadi lakukan kebersihan

ya semaksimal mungkin dong!

„Kebersihan itu kan sebagian dari iman, jadi lakukan kebersihan ya

semaksimal mungkin dong!‟

Page 66: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

O1 : Wuh manis.

„Wuh manis.‟

O2 : Ya dimulai dari diri sendiri ta, yen buang sampah ya pada

tempatnya, pengolahan sampah sebagaimana mestinya, kita

galakkan penghijauan lebih optimal, dan lain sebagainya Pak.

„Ya dimulai dari diri sendiri, kalau buang sampah ya pada

tempatnya, pengolahan sampah sebagaimana mestinya, kita

galakkan penghijauan lebih optimal, dan lain sebagainya Pak.‟

[...]

(D5/Adipura/RT/2011)

Wacana iklan data (13) adalah iklan layanan masyarakat tentang

penghargaan Adipura. Iklan ini berbentuk dialog sebab terjadi interaksi

antara seorang pria yang berperan sebagai suami (O1) dan seorang wanita

yang berperan sebagai istri (O2). Di dalam wacana iklan pada data (13) ini

terjadi peristiwa alih kode yang bercetak tebal yang berwujud alih tingkat

tutur dalam bahasa Jawa.

Awalnya penutur (O1) menggunakan bahasa Jawa ragam ngoko

dalam tuturannya, kemudian O1 beralih menggunakan bahasa jawa ragam

madya, hal ini terlihat dengan adanya leksikon madya yaitu “sampeyan”.

Peralihan kode ini dilakukan oleh penutur (O1) karena untuk menghormati

mitra tutur (O2) yang berkedudukan sebagai istrinya.

Data (14)

O1 : Eh Pak, pirsanana iki coba, bumbung saomah kok bolong

kabeh, marai Panjenengan iki yen nyimpen dhuwit sembarangan

og, yen nganti ilang pripun coba?

„Pak, coba lihat ini, bambu satu rumah berlubang semua, sebab

Anda ini kalau menyimpan uang sembarangan, kalau sampai

hilang coba bagaimana?‟

O2 : Lha piye Bune? Apa ditukokne mas-masan wae? Suk yen butuh

dhuwit sawayah-wayah isoh didol maneh.

„Bagaimana Bu? Apa dibelikan emas-emasan saja? Nanti kalau

butuh uang sewaktu-waktu bisa dijual lagi.‟

Page 67: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

O1 : Bener kuwi Pak, ning ngendi coba? Toko mas sing regane ora

anjlog, apa enek piye?

„Benar itu Pak, tapi dimana coba? Toko mas yang harganya tidak

turun, apa ada?‟

[...]

(D13/Toko Mas Satelit/RT/2011)

Wacana iklan data (14) adalah iklan komersial yang menawarkan

emas. Iklan ini berbentuk dialog sebab terjadi interaksi antara seorang

wanita yang berperan sebagai istri (O1) dan seorang pria yang berperan

sebagai suami (O2) dan. Di dalam wacana iklan pada data (14) ini terjadi

peristiwa alih kode yang bercetak tebal yang berwujud alih ragam dalam

bahasa Jawa. Awalnya penutur (O1) menggunakan bahasa Jawa ragam

krama dalam tuturannya, kemudian O1 beralih menggunakan bahasa jawa

ragam ngoko. Peralihan kode ini dilakukan oleh penutur (O1) karena

menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh mitra tutur (O2).

Data (15)

O1 : Titipanmu ora entuk Buk, dhuwite entek, gilo nggo mbayar listrik

we sakmene gilo!

„Titipanmu tidak dapat Bu, uangnya habis, ini untuk bayar listrik

segini.‟

O2 : Kok nggih kathah temen ta Pak?

„Banyak juga ya Pak?‟

O1 : Lha wong kowe ki sithik-sithik ya listrik, sumuk sithik kitiran,

ning kolah we awan-awan nggo lampu ya diuripne, kon ora boros

piye?

„Kamu ini sedikit-sedikit ya listrik, kepanasan sedikit kipas, ke

kamar mandi siang-siang lampunya juga dihidupkan.‟

O2 : O Allah nggih-nggih, ngoten we kok duka lho!

„Ya Tuhan ya-ya, begitu saja marah lho!‟

Page 68: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

FVO : Mangga wiwit sakmenika kita kedah ngirit, ngirit listrik ateges

ngirit dhuwit. Ngirit listrik ngirangi resiko nampi pemadaman

utawi oglangan.

„Mari mulai sekarang kita harus irit, irit listrik berarti irit uang. Irit

listrik mengurangi resiko pemadaman atau mati lampu.‟

O1 : Rungokno kuwi, pokoke nguripke listrik manut kebutuhane, liyane

sing ora dinggo pateni wae, ceklek, ngirit.

Dengarkan itu, pokoknya menghidupkan listrik sesuai kebutuhan,

lainnya yang tidak dipakai dimatikan saja, ceklek, irit.

O2 : Bener ya Pak, yen tagihan listrike sithik turahane rak saged

dinggo kebutuhan liyane. Ah, aku arep ngirit ah, rit...rit...rit...

„Bener ya Pak, kalau tagihan listrik sedikit sisanya kan bisa untuk

kebutuhan yang lain. Ah, aku mau irit ah, rit...rit...rit...‟

MVO : Pesan ini disampaikan olah PLN UPJ Sukoharjo.

„Pesan ini disampaikan olah PLN UPJ Sukoharjo.‟

(D16/PLN/RT/2011)

Wacana iklan data (15) adalah iklan layanan masyarakat yang

berisi ajakan untuk menghemat listrik. Iklan ini berbentuk dialog sebab

terjadi interaksi antara seorang pria yang berperan sebagai suami (O1) dan

seorang wanita yang berperan sebagai istri (O2). Di dalam wacana iklan

pada data (15) ini terjadi peristiwa alih kode yang bercetak tebal yang

berwujud alih ragam dalam bahasa Jawa. Awalnya mitra tutur (O2)

menggunakan bahasa Jawa ragam krama dalam tuturannya, kemudian O2

beralih menggunakan bahasa jawa ragam ngoko.

2. Bentuk Campur Kode

Campur kode adalah penggunaan dua bahasa atau lebih dengan saling

memasukkan unsur bahasa yang satu dengan bahasa yang lain. Peristiwa campur

kode ini dapat terjadi pada masyarakat yang menggunakan lebih dari dua bahasa,

tidak menutup kemungkinan campur kode ini dapat terjadi pada pemakaian iklan

berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo.

Page 69: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Pada analisis data ini, terdapat campur kode yang berwujud penyisipan (1)

kata, (2) frasa, (3) klausa, (4) idiom dan masing-masing akan dijelaskan berikut

ini.

1) Campur Kode Berwujud Kata

Menurut ahli bahasa tradisional (dalam Abdul Chaer, 2003: 162) kata

adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian; atau kata adalah deretan

huruf yang diapit oleh dua spasi, dan mempunyai satu arti. Campur kode yang

ditemukan dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo

adalah campur kode kata dasar, campur kode kata jadian, dan campur kode

perulangan kata. Hal ini dapat dilihat dalam data berikut.

1.1 Campur Kode Kata Dasar

a. Campur Kode Penyisipan Kata Dasar bahasa Jawa di dalam

Bahasa Indonesia

Data (16)

O1 : Alhamdulillah ya Mas, berkat doa dan ikhtiar kita sekarang kita

sudah dikaruniai keturunan.

„Alhamdulillah ya Mas, berkat doa dan ikhtiar kita sekarang kita

sudah dikaruniai keturunan.‟

O2 : Makane ta Bu, kita harus banyak bersyukur sama Gusti Allah,

sampai-sampai kita dipertemukan sama klinik pengobatan

alternatif Adi F. Wah, ampuh tenan ya Bu.

„Makanya Bu, kita harus banyak bersyukur pada Tuhan, sampai-

sampai kita dipertemukan sama klinik pengobatan alternatif Adi F.

Wah, ampuh sekali ya Bu.‟

[...]

(D1/Adi F/RT/2011-2012)

Data (16) adalah iklan komersial yang menawarkan jasa

pengobatan alternatif. Pada data (16) di atas membicarakan tentang

keberhasilan dalam memperoleh keturunan berkat pengobatan alternatif

Page 70: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Adi F. Iklan ini berbentuk dialog antara O1 sebagai istri dan O2 sebagai

suami. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan

pada kata yang bercetak tebal. Terjadi peristiwa campur kode intern karena

menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia yang dilakukan oleh

O1 yaitu pada kata ya „ya‟ dan O2 yaitu pada kata tenan „betul-betul‟.

Bentuk campur kode bahasa Jawa di dalam bahasa Indonesia juga

dapat dilihat pada tuturan sebagai berikut.

Data (17)

O1 : Eh Pak LLAJ ta? Itu lho Pak bise itu lho, harusnya di bangjo kan

belok kiri jalan terus, kok malah mandheg, iya ta Pak?

„Eh Pak LLAJ? Itu Pak bisnya itu, harusnya di lampu lalu lintas

belok kiri jalan terus, mengapa berhenti, iya kan Pak?‟

O2 : Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap

persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri

saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu

khusus, nah seperti itu lho Mbak contohnya.

„Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap

persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri

saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu

khusus, nah seperti itu lho Mbak contohnya.‟

[...]

(D4/Larangan Belkilang/RT/2011-2012)

Data (17) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (17) di atas membicarakan tentang adanya peraturan dilarang belok

kiri langsung bila ada isyarat rambu khusus. Iklan ini berbentuk dialog

antara O1 sebagai wanita pengguna jalan dan O2 yaitu seorang pria

sebagai petugas DLLAJ. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode

yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode

yang dilakukan oleh O1 yaitu pada kata “bangjo dan mandheg”. Kata

“bangjo dan mandheg” merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa.

Page 71: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Kata ini merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa yang disisipkan ke

dalam bahasa Indonesia. Campur kode ini disebut campur kode intern

karena menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

Bentuk campur kode bahasa Jawa di dalam bahasa Indonesia

lainnya juga dapat dilihat pada tuturan berikut.

Data (18)

[...]

O2 : Ya dimulai dari diri sendiri ta, yen buang sampah ya pada

tempatnya, pengolahan sampah sebagaimana mestinya, kita

galakkan penghijauan lebih optimal, dan lain sebagainya Pak.

„Ya dimulai dari diri sendiri ta, yen buang sampah ya pada

tempatnya, pengolahan sampah sebagaimana mestinya, kita

galakkan penghijauan lebih optimal, dan lain sebagainya Pak.‟

O1 : Luar biasa, pikantuk hidayah napa bar ngidak takir Bune?

„Luar biasa, mendapat hidayah atau habis menginjak tempat sesaji

Bu?‟

[...]

(D5/Adipura/RT/2011)

Data (18) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (18) di atas membicarakan tentang predikat Sukoharjo yang telah

mendapat penghargaan Adipura. Iklan ini berbentuk dialog antara O1

sebagai suami dan O2 yaitu sebagai istri Dalam tuturan ini terdapat

peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal.

Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O1 yaitu pada kata “yen”

merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa yang berpadanan dengan

kata „jika‟ dalam bahasa Indonesia. Campur kode ini disebut campur kode

intern karena menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

Bentuk campur kode bahasa Jawa di dalam bahasa Indonesia

lainnya juga dapat dilihat pada data berikut.

Page 72: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Data (19)

O1 : Hadhuh..hadhuh...hadhuh... Sukoharjo ki thik tambah resik ya

Dhik? Tambah jatuh cinta aku, coba lihat itu coba, kawasan bebas

rokok, terus itu, mari budayakan PHBS, piye coba?

„Haduh..haduh...haduh... Sukoharjo ini tambah bersih ya Dik?

Tambah jatuh cinta aku, coba liat itu coba, kawasan bebas rokok,

terus itu, mari budayakan PHBS, bagaimana coba?‟

O2 : Hmmm, Kelurahan Jetis kuwi ta? Lha itu kan didaulat untuk

maju ikut lomba PHBS tingkat Provinsi Jateng.

„Hmmm, Kelurahan Jetis itu? Itu didaulat untuk maju ikut lomba

PHBS tingkat Provinsi Jateng.‟

O1 : Lomba PHBS piye kuwi?

„Lomba PHBS bagaimana itu?‟

O2 : Ealah, Perilaku Hidup Bersih Sehat merupakan aset penting bagi

masa depan, kayata budaya tidak merokok, olahraga yang teratur,

selalu menjaga kebersihan lingkungan, persalinan dengan dibantu

tenaga medis dan masih buanyak lagi pokoke.

„Ealah, Perilaku Hidup Bersih Sehat merupakan aset penting bagi

masa depan, seperti budaya tidak merokok, olahraga yang teratur,

selalu menjaga kebersihan lingkungan, persalinan dengan dibantu

tenaga medis dan masih buanyak lagi pokoknya.‟

[...]

(D9/PHBS/RT/2011)

Data (19) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (19) di atas membicarakan tentang adanya program PHBS yaitu

ajakan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Iklan ini berbentuk

dialog antara O1 sebagai suami dan O2 yaitu sebagai istri. Dalam tuturan

ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang

bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O1 dan O2

yaitu pada kata “resik, kuwi, kayata” merupakan kata yang berasal dari

bahasa Jawa. Campur kode ini disebut campur kode intern karena

menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

Page 73: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Bentuk campur kode bahasa Jawa di dalam bahasa Indonesia

lainnya juga dapat dilihat pada tuturan berikut.

Data (20)

O1 : S O...SO... L O....LO....SOTO.

Eleh kepiye ta iki, maem soto kok ndadak neg Solo.

„S O...SO... L O....LO....SOTO.

Bagaimana ini, makan soto harus ke Solo.‟

O2 : Kejauhan tu Mas, Soto Carikan aja, deket kok, ayam kampung

banget, maknyus tenan, tiada tanding tiada banding.

„Kejauhan tu Mas, Soto Carikan saja, dekat kok, ayam kampung

banget, maknyus, tiada tanding tiada banding.‟

[...]

(D11/Soto Carikan/RT/2011)

Data (20) adalah iklan komersial. Pada data (20) di atas

membicarakan tentang adanya soto Carikan yang merupakan salah satu

makanan soto ciri khas masyarakat Sukoharjo. Iklan ini berbentuk dialog

antara dua orang pemuda yaitu O1 dan O2. Dalam tuturan ini terdapat

peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal.

Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O2 yaitu pada kata “tenan”

merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa. Campur kode ini disebut

campur kode intern karena menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa

Indonesia.

Bentuk campur kode bahasa Jawa di dalam bahasa Indonesia

lainnya juga dapat dilihat pada tuturan berikut.

Data (21)

O1 : Mogok lagi, ajeg.

„Mogok lagi, sering.‟

O2 : O Allah Jo, motor apa iki? Dol wae dinggo ndandakke.

„Ya Tuhan Jo, motor apa ini? Jual saja untuk dibetulkan.‟

Page 74: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

O1 : Rasah madani.

„Tidak usah mencela.‟

[...]

(D14/Tunas Jaya Motor/RT/2011)

Data (21) adalah iklan komersial. Pada data (21) di atas

menceritakan tentang motor lama yang sering mogok dan sudah saatnya

untuk membeli motor yang baru. Iklan ini berbentuk dialog antara dua

orang pemuda. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang

ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang

dilakukan oleh O1 yaitu pada kata “ajeg” merupakan kata dalam bahasa

Jawa yang artinya sering dalam bahasa Indonesia. Campur kode ini

disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa Jawa ke dalam

bahasa Indonesia.

Bentuk campur kode bahasa Jawa di dalam bahasa Indonesia

lainnya juga dapat dilihat pada tuturan berikut.

Data (22)

[...]

O1 : Mandheg lampu merah, banting setir.

„Berhenti lampu merah, banting setir.‟

O2 : Langsung disasak wae, cah enom, alah Kowe piye?

„Langsung diterjang saja, bagaimana Kamu ini?‟

O1 : Bablas timbang rong puluh ewu aku anjlog, anjlog.

„Terus daripada dua puluh ribu aku turun, turun.‟

[...]

(D17/Tilang/RT/2011)

Data (22) adalah iklan non-komersial (iklan layanan masyarakat).

Pada data (22) di atas memberi gambaran bahwa ada perilaku tidak baik

yang biasanya dilakukan oleh anak muda yaitu tidak patuh pada peraturan

Page 75: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

lalu lintas. Iklan ini berbentuk dialog antara dua orang pemuda yang

bersahabat, kemudian munculah O3 yaitu polisi lalu lintas. Dalam tuturan

ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang

bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O1 yaitu pada

kata “mandheg” yang artinya berhenti/istirahat. Campur kode ini disebut

campur kode intern karena menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa

Indonesia.

Bentuk campur kode bahasa Jawa di dalam bahasa Indonesia

lainnya juga dapat dilihat pada tuturan berikut.

Data (23)

[...]

O1 : Pandhawa Taylor pasar Nguter Dhe?

„Pandhawa Taylor pasar Nguter?‟

O2 : Masalahe ki nek ndandakne jas nang Pandhawa kuwi ya Le ya,

dinggo ki ya isoh peni, penak, rasane ki mantep lho Le.

„Masalahnya itu kalau membuat jas di Pandhawa itu ya Nak,

dipakai itu ya bagus, nyaman, rasanya mantap Nak.‟

O1 : Haha kok ndadak repot ta Dhe-dhe. Jamane sudah canggih,

tinggal ditelfon saja ta, biar timnya Pandhawa Taylor yang datang

ke sini buat ngukur, ya fitting, sekalian bawa sampel kainnya.

„Haha pakai repot, zamannya sudah canggih, tinggal ditelfon saja,

biar timnya Pandhawa Taylor yang datang ke sini buat ngukur, ya

fitting, sekalian bawa sampel kainnya.‟

O3 : Wah ya betul itu Pak, kan lebih enak kita cukup duduk manis

diam di rumah saja.

„Wah ya betul itu Pak, kan lebih enak kita cukup duduk manis

diam di rumah saja.‟

[...]

(D19/Pandhawa Taylor/RT/2011)

Data (23) adalah iklan komersial. Pada data (23) di atas

menceritakan tentang keunggulan Pandhawa Taylor yang memberikan

pelayanan kepada pelanggan yang ingin membuat pakaian tidak perlu

Page 76: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

repot-repot datang langsung, tetapi cukup menelpon karena tim Pandhawa

yang akan datang langsung ke rumah kita. Iklan ini berbentuk dialog yang

melibatkan 3 partisipan yaitu O1 berperan sebagai keponakan pria, O2

sebagai suami, dan O3 sebagai istri. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa

campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa

campur kode kata yang dilakukan oleh O1 yaitu pada kata “jamane”. Kata

“jamane” merupakan kata dalam bahasa Jawa, campur kode ini disebut

campur kode intern karena menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa

Indonesia.

Bentuk campur kode bahasa Jawa di dalam bahasa Indonesia

lainnya juga dapat dilihat pada tuturan berikut.

Data (24)

O1 : Adhuh Pak.

„Aduh Pak.‟

O2 : Kenapa ta Bu? Dari tadi kok hu hu melulu.

„Kenapa ta Bu? Dari tadi hu hu melulu.‟

O1 : Ini lho Pak, penyakit asam uratku kambuh lagi, badan sakit

semua, padahal tiap hari sudah minum obat nggak sembuh-

sembuh Pak?

„Ini Pak, penyakit asam uratku kambuh lagi, badan sakit semua,

padahal tiap hari sudah minum obat tidak sembuh-sembuh Pak?‟

O2 : Ibu sih ngeyel, lihat bapak sesudah saya berobat di klinik

pengobatan Kuchiba yang ada di Kadipiro Banjarsari itu

penyakitku sembuh dan sampai saat ini tidak kambuh lagi.

„Ibu sih membantah, lihat bapak sesudah saya berobat di klinik

pengobatan Kuchiba yang ada di Kadipiro Banjarsari itu

penyakitku sembuh dan sampai saat ini tidak kambuh lagi‟

[...]

(D21/Pengobatan Nachan/RS/2011)

Page 77: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Data (24) adalah iklan komersial. Iklan ini berbentuk dialog yang

melibatkan dua partisipan yaitu O1 sebagai istri dan O2 yang berperan

sebagai suami. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang

ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode kata

dalam bahasa Indonesia yaitu “ngeyel” yang artinya membantah/mendebat

dalam bahasa indonesia. Campur kode ini disebut campur kode intern

karena menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

b. Campur Kode Penyisipan Kata Dasar bahasa Indonesia di dalam

Bahasa Jawa

Data (25)

O2 : Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap

persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri

saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu

khusus, nah seperti itu lho Mbak contohnya.

„Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap

persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri

saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu

khusus, nah seperti itu Mbak contohnya.‟

O1 : O Allah gitu ta? Dadi wis ra isoh belok kiri mak clengkur nu iki?

„Ya Tuhan begitu? Jadi sudah tidak bisa belok kiri langsung

sekarang?‟

[...]

(D4/Larangan Belkilang/RT/2011)

Data (25) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (25) di atas membicarakan tentang adanya peraturan dilarang belok

kiri langsung bila ada isyarat rambu khusus. Iklan ini berbentuk dialog

antara O1 sebagai wanita pengguna jalan dan O2 yaitu seorang pria

sebagai petugas DLLAJ. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode

Page 78: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode

yang dilakukan oleh O1 yaitu pada kata “gitu” merupakan kata yang

berasal dari bahasa Indonesia, dalam KBBI kata “gitu” yang berarti

kependekan dari kata begitu yang berarti seperti itu; sedemikian itu yang

berpadanan kata ngono dalam bahasa Jawa. Campur kode ini disebut

campur kode intern karena menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa

Jawa.

Data (26)

O1 : Sukoharjo itu nyenengke tenan ya Bu, dhasare ya makmur,

masarakate ya sadar akan kebersihan, jan kurang apa coba?

„Sukoharjo itu menyenangkan sekali ya Bu, pada dasarnya sudah

makmur, masyarakatnya juga sadar akan kebersihan, kurang apa

coba?‟

O2 : Jane ya mung kurang maksimal aja kok pak.

„Sebenarnya hanya kurang maksimal saja kok Pak.‟

[... ]

(D5/Adipura/RT/2011)

Data (26) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (26) di atas membicarakan tentang predikat Sukoharjo yang telah

mendapat penghargaan Adipura. Iklan ini berbentuk dialog antara O1

sebagai suami dan O2 yaitu sebagai istri. Dalam tuturan ini terdapat

peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal.

Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O1 yaitu pada kata “itu”. Kata

“itu” merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia, dalam KBBI

kata “itu” dapat diartikan tataan kata penunjuk bagi benda (waktu, hal)

yang jauh dari pembicara. Campur kode ini disebut campur kode intern

karena menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.

Page 79: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Data (27)

O1 : “Pak-pak, tiap taun kok mesthi tambah siji lho, isin aku Pak

karo bu RT. Sekarang ini kan zamannya keluarga kecil keluarga

bahagia, katanya dua anak cukup.”

„Pak-pak, tiap tahun pasti tambah anak satu, malu saya Pak

dengan bu RT. Sekarang ini zamannya keluarga kecil keluarga

bahagia, katanya dua anak cukup.‟

O2 : Ah wong barang wis kebacut kok Bune, lha wingi-wingi kon KB

ya gur meneng.

„Ah sudah terlanjur Bu, kemarin disuruh KB juga hanya diam.

[...]

(D7/KB Pria/RT/2011)

Data (27) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (27) di atas membicarakan tentang adanya KB bagi pria yaitu dengan

cara vasektomi atau menggunakan kondom. Iklan ini berbentuk dialog

antara O1 sebagai istri dan O2 yaitu sebagai suami Dalam tuturan ini

terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak

tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O1 yaitu pada kata

“tiap” merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia yang

berpadanan dengan kata bên dalam bahasa Jawa. Campur kode ini disebut

campur kode intern karena menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa

Jawa.

Data (28)

O1 : Lha kuwi mau, ngepit ngebut-ngebut, nglanggar bangjo, helm ya

mung separo, gek aja-aja ya ra nduwe SIM sisan, hah dhasar cah

katrok i.

„Itu tadi, naik motor kebut-kebutan, melanggar lampu lalu lintas,

helm ya hanya separuh, jangan-jangan juga tidak punya SIM, hah

dasar anak kampung.‟

O2 : Ya wis naknu, manut ben penak.

„Ya sudah kalau begitu, taat saja biar enak.‟

[...]

Page 80: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

(D2/Gerakan Tertib Lalu Lintas/RT/2011)

Data (28) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (28) di atas membicarakan tentang ajakan agar pengguna kendaraan

berkendara yang baik dan aman dengan cara memakai helm, melengkapi

surat-surat kendaraan, tidak kebut-kebutan, tidak melanggar rambu. Iklan

ini berbentuk dialog antara O1 sebagai wanita pengguna jalan dan O2

sebagai pengendara sepeda motor. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa

campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa

campur kode yang dilakukan oleh O1 yaitu pada kata “helm”. Kata

“helm” merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia, dalam KBBI

kata helm berasal dari bahasa Inggris „helmet‟ yang kemudian berintegrasi

ke dalam bahasa Indonesia menjadi helm dan kata ini sudah dibakukan

dalam KBBI. Campur kode ini disebut campur kode intern karena

menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.

Data (29)

O1 : Wah wah wah. semenjak motore baru tambah sumringah,

cemlorot cahyane.

„Wah wah wah. semenjak motornya baru tambah bahagia, bersinar

wajahnya.‟

O2 : Haha, lha ya gini efeknya kalau beli motor Suzuki di Sumber

Baru Jaya Gemilang, uang muka mulai tiga ratus ribuan,

angsurannya ringan, ga bikin benjut, yang melayani ya ramah-

ramah, dijamin seneng atine.

„Haha, ya begini efeknya kalau beli motor Suzuki di Sumber Baru

Jaya Gemilang, uang muka mulai tiga ratus ribuan, angsurannya

ringan, tidak membuat remuk, yang melayani ramah-ramah,

dijamin hatinya senang.‟

[...]

(D12/Sumber Baru Jaya Gemilang/RT/2011)

Page 81: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Data (29) adalah iklan komersial. Pada data (29) di atas

membicarakan tentang kebahagiaan setelah membeli motor baru di dealer

Sumber Baru Jaya Gemilang. Iklan ini berbentuk dialog yaitu O1 seorang

wanita dan O2 seorang pria, dilihat dari percakapan akrab yang terjalin

mereka adalah sepasang sahabat. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa

campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa

campur kode yang dilakukan oleh O1 yaitu pada kata “semenjak, baru”

yang merupakan kata dalam bahasa Indonesia. Dalam KBBI “semenjak”

artinya adalah sejak; mulai dari, dan “baru” artinya belum pernah ada

(dilihat) sebelumnya. Campur kode ini disebut campur kode intern karena

menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.

Data (30)

O1 : Adhuh Pak, dospundi niki Pak? Kambuh melih penyakit kula niki

Pak.

„Aduh Pak, bagaimana ini Pak? Kambuh lagi penyakit saya ini

Pak.‟

O2 : Sabar ta Bu, aja nyerah! Awake dhewe wajib berusaha, Ibu lak

ya weruh ta? RT kae lara tumor, nanging sawise berobat nang

nggone bapak Hamdani S. mari total lho Bu. Malah penyakit

gawat wae uga mari Bu.

„Sabar Bu, jangan menyerah! Kita wajib berusaha, Ibu melihat? RT

itu sakit tumor, tetapi setelah berobat di tempat Bapak Hamdani S

sembuh total Bu. Malah penyakit gawat saja juga sembuh Bu.‟

[...]

(D22/Tabib Hamdani/RS/2011-2012)

Data (30) adalah iklan komersial. Pada data (30) di atas

membicarakan tentang pengobatan tabib Hamdani S. yang bisa

menyembuhkan penyakit tumor dan penyakit gawat lainnya. Iklan ini

berbentuk dialog yang melibatkan dua partisipan yaitu O1 sebagai istri dan

Page 82: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

O2 yang berperan sebagai suami. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa

campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa

campur kode kata dalam bahasa Indonesia yaitu “kambuh”. Dalam KBBI

“kambuh” yang berarti jatuh sakit lagi (biasanya lebih parah daripada

yang dulu) yang berpadanan dengan kumat dalam bahasa Jawa. Campur

kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa Indonesia

ke dalam bahasa Jawa.

Data (31)

O1 : Mbak...mbak...mbak, masak apa kowe mbak?

„Mbak...mbak...mbak, masak apa kamu mbak?‟

O2 : Ora masak. Iki lho keneku lara buanget, linggih we ora isoh kok,

boro-boro masak.

„Tidak masak. Ini di sini sakit sekali, duduk saja tidak bisa,

jangankan masak.‟

[...]

(D24/Tabib Nita/RT/2011)

Data (31) adalah iklan komersial. Pada data (31) di atas

membicarakan tentang tabib Nita, MA. Iklan ini berbentuk dialog antara

dua orang wanita yang bertetangga. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa

campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa

campur kode kata yang dilakukan oleh O2 yaitu pada kata „boro-boro‟

merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia yang berpadanan

dengan kata nggagas dalam bahasa Jawa. Campur kode ini disebut campur

kode intern karena menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.

Page 83: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

1.2 Campur Kode Kata Jadian

Data (32)

O1 : O Allah Mas..mas, yen berkendara ki mbok sing dhemes, ora

ugal-ugalan, senengane kok menantang maut, mbok ngeman

nyawa ta ya..ya.

„Ya Tuhan Mas...mas, kalau berkendara itu yang baik dong, jangan

ugal-ugalan, sukanya menantang maut, sayangi nyawamu.‟

O2 : Lha ngepit sing dhemes ki sing piye ta?

„Naik motor yang baik itu yang bagaimana?‟

[...]

(D2/Gerakan Tertib Lalu Lintas/RT/2011)

Data (32) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (32) di atas membicarakan tentang ajakan agar pengguna kendaraan

berkendara yang baik dan aman dengan cara memakai helm, melengkapi

surat-surat kendaraan, tidak kebut-kebutan, tidak melanggar rambu. Iklan

ini berbentuk dialog antara O1 sebagai wanita pengguna jalan dan O2

sebagai pengendara sepeda motor. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa

campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa

campur kode yang dilakukan oleh O1 yaitu pada kata “berkendara”. Kata

“berkendara” merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia, dalam

KBBI kata “berkendara” dapat diartikan menjalankan kendaraan. Campur

kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa Indonesia

ke dalam bahasa Jawa.

Data (33)

[...]

O1 : Pakdhe ki maksude apa ta? Awakku ki gatel tenan lho dhe, kok

malah sing ora-ora.

„Paman ini maksudnya apa? Badanku ini gatel betulan lho Man,

kok malah yang tidak-tidak.‟

Page 84: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

O2 : Ora-ora apa ta? Kowe ki dadi wong wedok ya kemprohmu ra

eram-eram. Sampah pating jembrung, pakaian pating slampir,

genthong ra tau dikuras. Karepku iki usum udan kaya ngene ki

sing ngati-ati nduk, sebabe apa? Akeh penyakit sing ngancam,

contone ya kaya penyakit kulitmu kuwi!

„Tidak-tidak apa? Kamu ini jadi perempuan joroknya minta

ampun. Sampah berserakan, pakaian bergantungan dimana-mana,

tempayan tidak pernah dibersihkan. Maksudku musim penghujan

seperti ini yang hati-hati Nak, sebabnya apa? Banyak penyakit

yang mengancam, contohnya ya seperti penyakit kulitmu itu!‟

(D3/PSA-Hujan/RT/2011)

Data (33) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (33) di atas membicarakan tentang peringatan atau himbauan kepada

para pendengar agar berhati-hati di musim penghujan ini karena banyak

penyakit yang mengancam. Iklan ini berbentuk dialog antara O1 sebagai

keponakan dan O2 sebagai paman. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa

campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa

campur kode yang dilakukan oleh O2 yaitu pada kata “pakaian”. Kata

“pakaian” merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia, dalam

KBBI kata “pakaian” dapat diartikan barang apa yang dipakai. Campur

kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa Indonesia

ke dalam bahasa Jawa. Padanan kata pakaian dalam bahasa Jawa adalah

sandhangan.

Data (34)

O1 : E...e...e... bise ki kurang ajar tenan ig, ra ngerti peraturan po

piye? Kok malah mandheg, bikin macet saja.

„E...e...e... bisnya ini kurang ajar betul, tidak tahu peraturan apa?

mengapa berhenti, bikin macet saja.‟

O2 : Selamat siang Mbak, ada yang bisa saya bantu?

„Selamat siang Mbak, ada yang bisa saya bantu?‟

[...]

(D4/Larangan Belkilang/RT/2011)

Page 85: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Data (34) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (34) di atas membicarakan tentang adanya peraturan dilarang belok

kiri langsung bila ada isyarat rambu khusus. Iklan ini berbentuk dialog

antara O1 sebagai wanita pengguna jalan dan O2 yaitu seorang pria

sebagai petugas DLLAJ. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode

yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode

yang dilakukan oleh O1 yaitu pada kata “peraturan”. Kata “peraturan”

merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia, dalam KBBI kata

“peraturan” dapat diartikan tataan (petunjuk, kaidah, ketentuan) yang

dibuat untuk mengatur. Padanan kata “peraturan” dalam bahasa Jawa

adalah paugeran. Campur kode ini disebut campur kode intern karena

menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.

Data (35)

O1 : Hah, urip seprono-seprene kok tanpa enek perubahan blas, apike

ki apa tambah anak wae ya Mah?

„Hah, hidup sejak dulu sampai sekarang tidak ada perubahan sama

sekali, apa sebaiknya tambah satu anak lagi saja ya Mah?‟

O2 : Ya ampun Mas-mas, anak wis loro kok jik kurang wae.

„Ya ampun Mas-mas, anak sudah dua masih saja kurang.‟

[...]

(D10/KB Baru/RT/2011)

Data (35) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (35) di atas membicarakan tentang adanya program KB. Iklan ini

berbentuk dialog antara O1 sebagai suami dan O2 yaitu sebagai istri.

Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada

kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O1

yaitu pada kata “perubahan” merupakan kata yang berasal dari bahasa

Page 86: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Indonesia, dalam KBBI artinya adalah hal (keadaan) berubah; peralihan;

pertukaran. Campur kode ini disebut campur kode intern karena

menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.

Data (36)

O1 : Eh Pak, pirsanana iki coba, bumbung saomah kok bolong kabeh,

marai Panjenengan iki yen nyimpen dhuwit sembarangan og, yen

nganti ilang pripun coba?

„Eh Pak, coba lihat ini, bambu satu rumah bolong semua, sebab

Anda ini kalau menyimpan uang sembarangan, kalau sampai

hilang bagaimana coba?‟

O2 : Lha piye Bune? Apa ditukokne mas-masan wae? Suk yen butuh

dhuwit sawayah-wayah isoh didol maneh.

„Bagaimana Bu? Apa dibelikan emas-emasan saja? Nanti kalau

butuh uang sewaktu-waktu bisa dijual lagi.‟

O1 : Bener kuwi Pak, ning ngendi coba? Toko mas sing regane ora

anjlog, apa enek piye?

„Benar itu Pak, dimana coba? Toko mas yang harganya tidak turun,

apa ada?‟

[...]

(D13/Toko Mas Satelit/RT/2011)

Data (36) adalah iklan komersial. Pada data (36) di atas

memberikan alternatif agar tidak menyimpan uang sembarangan di rumah

lebih baik dibelikan emas di Toko Mas Satelit dan Satelit Silver. Iklan ini

berbentuk dialog antara suami istri yaitu antara O1 sebagai istri dan O2

sebagai suami. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang

ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang

dilakukan oleh O1 yaitu pada kata “sembarangan” yang merupakan kata

dalam bahasa Indonesia. Dalam KBBI “sembarangan” artinya tidak

memilih; asal saja. Campur kode ini disebut campur kode intern karena

menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.

Page 87: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Data (37)

O1 : Assalamualaikum.

„Assalamualaikum.‟

O2 : Waalaikumsalam.

„Waalaikumsalam.‟

O1 : Pak RT wonten Bu?

„Pak RT ada Bu?‟

O2 : Ana neng njero kae. Ngene lho Mas, Bapak sakit ora mari-mari.

Wis berobat neng ngendi-ngendi durung mari.

„Ada di dalam sana. Begini Mas, Bapak sakit tidak sembuh-

sembuh. Sudah berobat keman-mana belum sembuh.‟

[...]

(D21/Pengobatan Nachan/RS/2011-2012)

Data (37) adalah iklan komersial. Pada data (37) di atas

membicarakan tentang Pak RT yang tidak sembuh-sembuh dari sakitnya,

hingga akhirnya datanglah seorang tetangga yang menyarankan untuk

berobat ke pengobatan Nachan. Iklan ini berbentuk dialog yang

melibatkan dua partisipan yaitu O1 sebagai seorang pria yang mencari Pak

RT dan O2 yang berperan sebagai bu RT . Dalam tuturan ini terdapat

peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal.

Peristiwa campur kode kata dalam bahasa Indonesia yaitu “berobat”.

Campur kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa

Indonesia ke dalam bahasa Jawa.

Data (38)

O1 : Lhoh, aku ki kan ya gur mbok menawa kok.

„Saya berkata hanya jika mungkin.‟

O2 : Semuanya itu butuh perhitungan sing mateng, pikirkan dulu

sebelum kebacut Mas.

„Semuanya itu butuh perhitungan yang matang pikirkan dulu

sebelum terlanjur Mas.‟

Page 88: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

[...]

(D10/KB Baru/RT/2011)

Data (38) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (38) di atas membicarakan tentang adanya program KB. Iklan ini

berbentuk dialog antara O1 sebagai suami dan O2 yaitu sebagai istri.

Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada

kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode kata yang dilakukan oleh

O2 yaitu pada kata “kebacut” merupakan kata yang berasal dari bahasa

Jawa yang berpadanan dengan kata terlanjur dalam bahasa indonesia.

Campur kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa

Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

Data (39)

O1 : Eh Pak, pirsanana iki coba, bumbung saomah kok bolong kabeh,

marai Panjenengan iki yen nyimpen dhuwit sembarangan og, yen

nganti ilang pripun coba?

„Eh Pak, coba lihat ini, bambu satu rumah bolong semua, sebab

Anda ini kalau menyimpan uang sembarangan, kalau sampai

hilang bagaimana coba?‟

O2 : Lha piye Bune? Apa ditukokne mas-masan wae? Suk yen butuh

dhuwit sawayah-wayah isoh didol maneh.

„Bagaimana Bu? Apa dibelikan emas-emasan saja? Nanti kalau

butuh uang sewaktu-waktu bisa dijual lagi.‟

[...]

(D13/Toko Mas Satelit/RT/2011)

Data (39) adalah iklan komersial. Pada data (39) di atas

memberikan alternatif agar tidak menyimpan uang sembarangan di rumah

lebih baik dibelikan emas di Toko Mas Satelit dan Satelit Silver. Iklan ini

berbentuk dialog antara suami istri yaitu antara O1 sebagai istri dan O2

sebagai suami. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang

Page 89: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang

dilakukan oleh O1 yaitu pada kata “pirsanana” yang merupakan kata

dalam bahasa Jawa ragam basa (krama). Adanya kata “pirsanana” yang

disisipkan dalam percakapan basa ngoko ini menyebabkan peristiwa

campur kode yang tidak mengganggu pembicaraan karena campur kode

ini dilakukan untuk menghormati mitra tutur yaitu suami. Campur kode ini

disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa Jawa ragam basa

(krama) ke dalam bahasa Jawa ragam ngoko.

1.3 Campur Kode Perulangan Kata

Data (40)

O1 : Bise ki jan-jane endi ta ya-ya? Selak telat je, hadhuh gek kepiye

iki?

„Bisnya ini sebenarnya mana ya? Keburu terlambat, haduh

bagaimana ini?‟

O2 : Badhe ndak pundi ta Jeng? Dherekke becak napa pripun?

„Mau pergi kemana Jeng? Bagaimana kalau diantar pakai becak?‟

O1 : Mbecak? Selak esuk nu Mas-mas ra tekan-tekan. Ora, ada apa e

Mas dari tadi tak enten-enteni kok bise ora lewat-lewat lho ya.

„Becak? Keburu pagi dong Mas-mas tidak sampai-sampai. Tidak,

ada apa sih Mas, dari tadi aku tunggu-tunggu tapi bisnya tidak

lewat-lewat.‟

[...]

(D6/Alih Jalur/RT/2011)

Data (40) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial) tentang

pengalihan jalur lalu lintas. Iklan ini berbentuk dialog antara O1 sebagai

perempuan yang sedang menunggu bus dan O2 yaitu sebagai pria tukang

becak. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan

pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh

Page 90: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

O1 yaitu pada kata “lewat-lewat”. Kata “lewat-lewat” merupakan kata

yang berasal dari bahasa Indonesia, dalam KBBI kata “lewat” dapat

diartikan melalui, sedangkan padanan kata dalam bahasa Jawa adalah

liwat. Campur kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan

bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.

2) Campur Kode Berwujud Frasa

Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak

predikat, gabungan itu dapat rapat, dapat renggang. Hal ini dapat dilihat dalam

data berikut.

2.1 Campur Kode Penyisipan Frasa bahasa Indonesia di dalam Bahasa Jawa

Data (41)

O1 : Sukoharjo itu nyenengke tenan ya Bu, dhasare ya makmur,

masarakate ya sadar akan kebersihan, jan kurang apa coba?

„Sukoharjo itu menyenangkan sekali ya Bu, pada dasarnya sudah

makmur, masyarakatnya juga sadar akan kebersihan, kurang apa

coba?‟

O2 : Jane ya mung kurang maksimal aja kok pak.

„Sebenarnya hanya kurang maksimal saja kok Pak.‟

[...]

(D5/Adipura/RT/2011)

Data (41) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (41) di atas membicarakan tentang predikat Sukoharjo yang telah

mendapat penghargaan Adipura. Iklan ini berbentuk dialog antara O1

sebagai suami dan O2 yaitu sebagai istri. Dalam tuturan ini terdapat

peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal.

Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O1 yaitu pada frasa

Page 91: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

“maksimal aja” merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia. Frasa

ini merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia yang disisipkan ke

dalam bahasa Jawa. Campur kode ini disebut campur kode intern karena

menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.

Data (42)

[...]

O2 : Lha geneya ya mudheng, pengisi acarane intens dan ISI

Surakarta, rugi gedhe yen sampeyan nganti gak nonton.

„Itu mengerti, pengisi acaranya intens dan ISI Surakarta, rugi besar

kalau kamu sampai tidak menonton.‟

O1 : Neg kuwi tetep nonton, lawong aku kok len-len.

„Kalau itu tetap menonton, aku gitu.‟

[...]

(D25/Ruang Seni Sukoharjo/RT/2011)

Data (42) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial) tentang

adanya pertunjukan ruang seni Sukoharjo. Iklan ini berbentuk dialog yang

melibatkan 2 partisipan yaitu dua orang pemuda yang bersahabat. Dalam

tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata

yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode frasa dalam bahasa Indonesia

yang dilakukan oleh O2 yaitu “pengisi acara”. Campur kode ini disebut

campur kode intern karena menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa

Jawa.

Page 92: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2.2 Campur Kode Penyisipan Frasa bahasa Jawa di dalam Bahasa Indonesia

Data (43)

O1 : Lhoh, aku ki kan ya gur mbok menawa kok.

„Saya berkata hanya jika mungkin.‟

O2 : Semuanya itu butuh perhitungan sing mateng, pikirkan dulu

sebelum kebacut Mas.

„Semuanya itu butuh perhitungan yang matang pikirkan dulu

sebelum terlanjur Mas.‟

[...]

(D10/KB Baru/RT/2011)

Data (43) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (43) di atas membicarakan tentang adanya program KB. Iklan ini

berbentuk dialog antara O1 sebagai suami dan O2 yaitu sebagai istri.

Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada

kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode frasa yang dilakukan oleh

O2 yaitu pada frasa “sing mateng” merupakan kata yang berasal dari

bahasa Jawa. Campur kode ini disebut campur kode intern karena

menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

Data (44)

O1 : Hadhuh..hadhuh...hadhuh... Sukoharjo ki thik tambah resik ya

Dhik? Tambah jatuh cinta aku, coba lihat itu coba, kawasan bebas

rokok, terus itu, mari budayakan PHBS, piye coba?

„Haduh..haduh...haduh... Sukoharjo ini tambah bersih ya Dik?

Tambah jatuh cinta aku, coba liat itu coba, kawasan bebas rokok,

terus itu, mari budayakan PHBS, bagaimana coba?‟

O2 : Hmmm, Kelurahan Jetis kuwi ta? Lha itu kan didaulat untuk

maju lomba PHBS tingkat Provinsi Jateng.

„Hmmm, Kelurahan Jetis itu? Lha itu kan didaulat untuk maju

lomba PHBS tingkat Provinsi Jateng.‟

[...]

(D9/PHBS/RT/2011)

Page 93: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Data (44) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (44) di atas membicarakan tentang adanya program PHBS yaitu

ajakan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Iklan ini berbentuk

dialog antara O1 sebagai suami dan O2 yaitu sebagai istri. Dalam tuturan

ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang

bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O1 yaitu pada

frasa “piye coba” merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa. Campur

kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa Jawa ke

dalam bahasa Indonesia.

Data (45)

O2 : Haha, lha ya gini efeknya kalau beli motor Suzuki di Sumber

Baru Jaya Gemilang, uang muka mulai tiga ratus ribuan,

angsurannya ringan, ga bikin benjut, yang melayani ya ramah-

ramah, dijamin seneng atine.

„Haha, lha ya gini efeknya kalau beli motor Suzuki di Sumber Baru

Jaya Gemilang, uang muka mulai tiga ratus ribuan, angsurannya

ringan, tidak membuat remuk, yang melayani ya ramah-ramah,

dijamin hatinya senang.‟

O1 : Wo Allah, jebul itu ta rahasianya, tak kira yen punya selingkuhan

anyar dul.

„Ya Tuhan, ternyata itu ya rahasianya, aku kira kalau punya

selingkuhan baru Dul.‟

[...]

(D12/Sumber Jaya Gemilang/RT/2011)

Data (45) adalah iklan komersial. Pada data (45) di atas

membicarakan tentang kebahagiaan setelah membeli motor baru di dealer

Sumber Baru Jaya Gemilang. Iklan ini berbentuk dialog yaitu O1 seorang

wanita dan O2 seorang pria, dilihat dari percakapan akrab yang terjalin

mereka adalah sepasang sahabat. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa

campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa

Page 94: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

campur kode yang dilakukan oleh O2 yaitu pada frasa “seneng atine”

yang merupakan frasa dalam bahasa Jawa. Campur kode ini disebut

campur kode intern karena menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa

Indonesia.

Data (46)

O1 : Jangan diminum jangan diminum, obat segala macam penyakit

masyarakat hanya seribu rupiah jangan diminum!

„Jangan diminum jangan diminum, obat segala macam penyakit

masyarakat hanya seribu rupiah jangan diminum!‟

O2 : Mas..Mas... apanya yang diminum? Dari tadi jangan diminum

jangan diminum, lawong kertas kok diminum? Apa ndak liat saya

lagi pusing?

„Mas..Mas... apanya yang diminum? Dari tadi jangan diminum

jangan diminum, kertas kok diminum? Apa tidak melihat saya lagi

pusing?‟

O1 : Lha ya ini Mbah obatnya, seribu rupiah dadi sumringah.

Pusingnya hilang, cari berita hangat, cari kerja, cari gosip

selebritis, cari info, obat praktis.

„Ya ini Mbah obatnya, seribu rupiah jadi senang. Pusingnya hilang,

cari berita hangat, cari kerja, cari gosip selebritis, cari info, obat

praktis.‟

[...]

(D20/Koran O/RS/2011-2012)

Data (46) adalah iklan komersial. Pada data (46) di atas membahas

tentang Koran O, hanya seribu rupiah bisa membuat hati senang. Iklan ini

berbentuk dialog yang melibatkan 2 partisipan yaitu O1 pria yang berperan

sebagai penjual koran, O2 sebagai kakek pembeli koran. Dalam tuturan ini

terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak

tebal. Peristiwa campur kode frasa yang dilakukan oleh O1 yaitu “dadi

sumringah”. Campur kode ini disebut campur kode intern karena

menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

Page 95: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

3) Campur Kode Berwujud Klausa

Klausa merupakan satuan gramatikal berupa kelompok kata yang

sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat yang mempunyai potensi

untuk menjadi kalimat. Campur kode yang berwujud klausa yang ditemukan

dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo adalah campur

kode ke dalam. Hal ini dapat dilihat dalam data berikut ini.

3.1 Campur Kode Penyisipan Klausa bahasa Jawa di dalam Bahasa

Indonesia

Data (47)

[...]

O2 : Sekarang itu jamane wis maju, banyak perubahan, aja mung

waton thog, apa-apa kan serba mahal, jadi kalau mau nambah

anak ya harus diperhitungkan dong!

„Sekarang itu zamannya sudah maju, banyak perubahan, jangan

hanya asal saja, apa-apa serba mahal, jadi kalau mau tambah anak

ya harus diperhitungkan dulu!‟

O1 : Lhoh, aku ki kan ya gur mbok menawa kok.

„Saya berkata itu hanya jika mungkin.‟

[...]

(D10/KB Baru/RT/2011)

Data (47) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (47) di atas membicarakan tentang adanya program KB. Iklan ini

berbentuk dialog antara O1 sebagai suami dan O2 yaitu sebagai istri.

Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada

kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O2

yaitu pada klausa “jamane wis maju” merupakan klausa yang berasal dari

bahasa Jawa. Campur kode ini disebut campur kode intern karena

menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

Page 96: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Data (48)

[...]

O2 : Selamat siang Pak, surat-surat?

„Selamat siang Pak, surat-surat?‟

O3 : Surat kendaraan.

„Surat kendaraan.‟

O2 : Eh ini Pak suratnya, ini Pak.

„Eh ini Pak suratnya, ini Pak.‟

O3 : Lho ini surat apa? Surat sepeda motor malah kartu request nggo

apa?

„Ini surat apa? Surat sepeda motor malah kartu request buat apa?‟

[...]

(D17/Tilang/RT/2011)

Data (48) adalah iklan non-komersial (iklan layanan masyarakat).

Pada data (48) di atas menceritakan proses tilang kepada pemuda karena

tidak mentaati peraturan lalu lintas. Iklan ini berbentuk dialog antara dua

orang pemuda yang bersahabat, lalu kemudian munculah O3 yaitu polisi

lalu lintas. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang

ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang

dilakukan oleh O1 yaitu pada klausa “kartu request nggo apa”. Campur

kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa Jawa ke

dalam bahasa Indonesia.

Data (49)

O1 : Pak, sekarang ini jamane medeni ya? Masak tiap hari kok ada

aja kejahatan, ya pencurian, perampokan, ya penipuan lah, hiiii....

„Pak, sekarang ini zamannya menakutkan ya? Masak tiap hari kok

ada aja kejahatan, ya pencurian, perampokan, ya penipuan lah,

hiiii....‟

O2 : Donyane wis tuwa kok Bu, kabeh dho rebutan.

„Dunianya sudah tua Bu, semua pada rebutan.‟

Page 97: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

O1 : Penjahatnya itu lho Pak. Kok ya nggak habis-habis ya? Heran

aku.

„Penjahatnya itu lho Pak. Kok ya nggak habis-habis ya? Heran

aku.‟

[...]

(D18/Call Center Polres/RT/2011)

Data (49) adalah iklan non-komersial (iklan layanan masyarakat).

Pada data (49) di atas memberi himbauan kepada pendengar agar lebih

berhati-hati di zaman sekarang ini, jika butuh bantuan langsung saja

menghubungi call center polres Sukoharjo. Iklan ini berbentuk dialog

antar suami istri, O1 berperan sebagai istri, O2 berperan sebagai suami.

Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada

kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O1

yaitu pada klausa “jamane medeni”. Campur kode ini disebut campur

kode intern karena menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

3.2 Campur Kode Penyisipan Klausa bahasa Indonesia di dalam Bahasa

Jawa

Data (50)

O1 : E...e...e... bise ki kurang ajar tenan ig, ra ngerti peraturan pa

piye? Kok malah mandheg, bikin macet saja.

„E...e...e... bisnya ini kurang ajar betul, tidak tahu peraturan apa?

Mengapa berhenti, bikin macet saja.‟

[...]

(D4/Larangan Belkilang/RT/2011)

Data (50) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (50) di atas membicarakan tentang adanya peraturan dilarang belok

kiri langsung bila ada isyarat rambu khusus. Iklan ini berbentuk dialog

antara O1 sebagai wanita pengguna jalan dan O2 yaitu seorang pria

Page 98: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

sebagai petugas DLLAJ. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode

yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode

yang dilakukan oleh O1 yaitu pada klausa “bikin macet saja”. Klausa ini

berasal dari bahasa Indonesia yang disisipkan ke dalam bahasa Jawa.

Campur kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa

Indonesia ke dalam bahasa Jawa.

Data (51)

O1 : Sukoharjo itu nyenengke tenan ya Bu, dhasare ya makmur,

masarakate ya sadar akan kebersihan, jan kurang apa coba?

„Sukoharjo itu menyenangkan sekali ya Bu, pada dasarnya sudah

makmur, masyarakatnya juga sadar akan kebersihan, kurang apa

coba?‟

O2 : Jane ya mung kurang maksimal aja kok pak.

„Sebenarnya hanya kurang maksimal saja kok Pak.‟

[...]

(D5/Adipura/RT/2011)

Data (51) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (51) di atas membicarakan tentang predikat Sukoharjo yang telah

mendapat penghargaan Adipura. Iklan ini berbentuk dialog antara O1

sebagai suami dan O2 yaitu sebagai istri. Dalam tuturan ini terdapat

peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal.

Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O1 yaitu pada klausa

“masarakate ya sadar akan kebersihan” yang berasal dari bahasa

Indonesia yang disisipkan ke dalam bahasa Jawa. Campur kode ini disebut

campur kode intern karena menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa

Jawa.

Page 99: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Data (52)

[...]

O1 : Loh Son, wo Allah motor full variasi kok dituntun, mesakne

yangmu. Nih Yamaha waras-wiris.

„Loh Son, ya Tuhan motor full variasi kok dituntun, kasihan

pacarmu. Nih Yamaha waras-wiris.‟

O3 : Aku nyengklak kowe ya Mas.

„Aku bonceng kamu ya Mas.‟

O2 : Lhoh, yangku kebandang.

„Pacarku ikut.‟

(D14/Tunas Jaya Motor/RT/2011)

Data (52) adalah iklan komersial. Iklan ini berbentuk dialog antara

dua orang pemuda dan O3 sebagai pacar O2. Dalam tuturan ini terdapat

peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal.

Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O1 yaitu pada klausa “motor

full variasi” merupakan klausa dalam bahasa Indonesia. Campur kode ini

disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa Jawa.

4) Campur Kode berwujud idiom

Idiom secara leksikal yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna

anggota-anggotanya, dalam KBBI adalah konstruksi yang maknanya tidak sama

dengan gabungan makna unsurnya. Hal ini dapat dilihat dalam data berikut ini.

Data (53)

O2 : Sekarang itu jamane wis maju, banyak perubahan, aja mung

waton thog, apa-apa kan serba mahal, jadi kalau mau nambah

anak ya harus diperhitungkan dong!

„Sekarang itu zamannya sudah maju, banyak perubahan, jangan

hanya asal saja, apa-apa serba mahal, jadi kalau mau tambah anak

ya harus diperhitungkan dulu!‟

[...]

Page 100: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

(D10/KB Baru/RT/2011)

Data (53) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada

data (53) di atas membicarakan tentang adanya program KB. Iklan ini

berbentuk dialog antara O1 sebagai suami dan O2 yaitu sebagai istri.

Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada

kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O2

yaitu pada idiom “aja mung waton thog” merupakan idiom bahasa Jawa

yang berarti jangan hanya asal saja, tetapi juga harus dipikirkan terlebih

dahulu. Campur kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan

bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

Data (54)

[...]

O1 : Sebagaimana petuah Pak Bayan.

Koran O tidak inggah-inggih ora kepanggih,

Koran O tidak iya-iya waton sulaya,

Koran O menyampaikan berita sesuai fakta.

Sewu rupiah ati sumringah.

„Sebagaimana petuah Pak Bayan.

Koran O tidak ya-ya tidak bertemu,

Koran O tidak ya-ya hanya berbeda

Koran O menyampaikan berita sesuai fakta.

Seribu rupiah hati senang.‟

(D20/Koran O/RS/2011-2012)

Data (54) adalah iklan komersial. Pada data (54) di atas membahas

tentang Koran O, hanya seribu rupiah bisa membuat hati senang. Iklan ini

berbentuk dialog yang melibatkan 2 partisipan yaitu O1 pria yang berperan

sebagai penjual koran, O2 sebagai kakek pembeli koran. Dalam tuturan ini

terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak

tebal. Peristiwa campur kode idiom dalam bahasa Jawa yang dilakukan

Page 101: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

oleh O1 yaitu “inggah-inggih ora kepanggih, iya-iya waton sulaya”.

Campur kode ini adalah idiom dalam bahasa Jawa yang intinya adalah

ingkar dalam janjinya. Campur kode ini disebut campur kode intern karena

menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

B. Fungsi Alih Kode dan Campur Kode dalam Iklan Berbahasa Jawa

pada Radio di Kabupaten Sukoharjo

1. Fungsi Alih Kode

Alih kode merupakan pergantian kode yang dapat disadari oleh

penuturnya. Hal ini dapat terjadi dalam tuturan iklan berbahasa Jawa pada

radio di Kabupaten Sukoharjo, mengingat masyarakat Sukoharjo adalah

masyarakat yang multilingual sehingga bahasa yang digunakan cukup

bervariasi yakni bahasa Jawa sebagai bahasa ibu, bahasa Indonesia sebagai

bahasa nasional. Alih kode yang terjadi di dalam tuturan iklan ini biasanya

menggunakan bahasa Jawa beralih ke bahasa Indonesia atau sebaliknya dari

bahasa Indonesia ke bahasa Jawa. Fungsi alih kode tersebut terdapat dalam

data berikut ini.

Data (55)

O1 : E...e...e... bise ki kurang ajar tenan ki, ra ngerti peraturan pa

piye? Kok malah mandheg, bikin macet saja.

„E...e...e... bisnya ini kurang ajar betul, tidak tahu peraturan apa?

Mengapa berhenti, bikin macet saja.‟

O2 : Selamat siang Mbak, ada yang bisa saya bantu?

„Selamat siang Mbak, ada yang bisa saya bantu?‟

O1 : Eh Pak LLAJ ta? Itu lho Pak bise itu lho, harusnya di bangjo

kan belok kiri jalan terus, kok malah mandheg, iya ta Pak?

Page 102: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

„Eh Pak LLAJ? Itu Pak bisnya itu, harusnya di lampu lalu lintas

belok kiri jalan terus, mengapa berhenti, iya kan Pak?‟

O2 : Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap

persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri

saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu

khusus, nah seperti itu lho Mbak contohnya.

„Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap

persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri

saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu

khusus, nah seperti itu Mbak contohnya.‟

O1 : O Allah gitu ta? Dadi wis ra isoh belok kiri mak clengkur iki?

„Ya Tuhan begitu? Jadi ini sudah tidak bisa belok kiri langsung?‟

[...]

(D4/Larangan Belkilang/RT/2011)

Fungsi alih kode yang dilakukan penutur (O1) pada peristiwa tutur

di atas dari bahasa Jawa “E...e...e... bise ki kurang ajar tenan ki, ra ngerti

peraturan pa piye? Kok malah mandheg, bikin macet saja” ke bahasa

Indonesia “Eh Pak LLAJ ta? Itu lho Pak bise itu lho, harusnya di bangjo

kan belok kiri jalan terus, kok malah mandheg, iya ta Pak?” adalah

untuk menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh mitra tutur yakni bahasa

Indonesia, namun kemudian O1 beralih kembali ke bahasa Jawa “O Allah

gitu ta? Dadi wis ra isoh belok kiri mak clengkur iki?” karena penutur

adalah asli orang Jawa maka kemungkinan penutur lebih nyaman

menggunakan bahasa Jawa dibanding bahasa Indonesia.

Data (56)

O1 : Wah...wah romantis, Pakdhe sama Budhe mau kemana ini?

Ndak pundi ta Pakdhe?

„Wah...wah romantis, Paman sama Bibi mau kemana ini? Mau

kemana Paman?‟

O2 : Pakdhe iki kan ameh ijab maneh ta Le.

Page 103: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

„Paman ini mau ijab lagi Nak.‟

O3 : E..e.. piye Pak? Njenengan ki mau ijab lagi? Apa jik kurang ta

Pak-pak?

„Ee.. bagaimana Pak? Anda mau ijab lagi? Apa masih kurang Pak-

pak?‟

O2 : Halah, dadi salah ngomong aku. Arep neng Pandhawa Taylor

kok Le, ndandakne jas nggo ngijabne mbakyumu kae lho Le.

„Aku jadi salah ngomong. Mau ke Pandhawa Taylor Nak,

membuat jas untuk menikahkan kakakmu itu. „

[...]

(D19/Pandhawa Taylor/RT/2011)

Fungsi alih kode yang dilakukan penutur (O1) pada data (56) yang

bercetak tebal di atas adalah untuk mengubah peran pembicaraan agar

lebih santai selain itu untuk menghormati mitra tutur. “ndak” kependekan

dari kata tindak yaitu sebagai wujud hormat keponakan terhadap

pamannya, maka terjadi peralihan kode dari bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Jawa.

Data (57)

O1 : Sukoharjo itu nyenengke tenan ya Bu, dhasare ya makmur,

masarakate ya sadhar akan kebersihan, jan kurang apa coba?

„Sukoharjo itu menyenangkan sekali ya Bu, pada dasarnya sudah

makmur, masyarakatnya juga sadar akan kebersihan, kurang apa

coba?‟

O2 : Jane ya mung kurang maksimal aja kok pak.

„Sebenarnya hanya kurang maksimal saja kok Pak.‟

O1 : Kamsude sampeyan kepriben Bune?

„Maksudmu bagaimana Bu?‟

O2 : Kebersihan itu kan sebagian dari iman, jadi lakukan

kebersihan ya semaksimal mungkin dong! „Kebersihan itu kan sebagian dari iman, jadi lakukan kebersihan ya

semaksimal mungkin dong!‟

[...]

(D5/Iklan Adipura/RT/2011)

Page 104: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Fungsi alih kode yang dilakukan mitra tutur (O2) pada peristiwa

tutur di atas dari bahasa indonesia “Jane ya mung kurang maksimal aja

kok pak.” ke bahasa Indonesia “Kebersihan itu kan sebagian dari iman,

jadi lakukan kebersihan ya semaksimal mungkin dong!” adalah untuk

memberi penjelasan pada penutur bahwa pentingnya kebersihan yang

merupakan sebagian dari iman.

Data (58)

O1 : O Allah Ndhuk-ndhuk, bocah gur ngecrek wae, kok lekmu

kether njaluk rabi.

„Ya Tuhan Nak-nak, bocah merengek terus minta dinikahkan.‟

O2 : Tenang aja Pah, yang penting kan ikut ber-KB biar keluarganya

bahagia.

„Tenang saja Pah, yang penting ikut ber-KB biar keluarganya

bahagia.‟

O1 : Lho-lho, mesti ngono kuwi ta? Nom-noman cah saiki mesthi ya

ngono kuwi, masa remaja itu masa transisi, medeni, lha tau apa

kamu masalah keluarga?

„Lho-lho, pasti begitu? Anak muda sekarang pasti seperti itu, masa

remaja itu masa transisi, menakutkan, lha kamu tahu apa tentang

masalah keluarga?‟

O2 : Lha terus kapan dong Pah? Yang penting kan aku udah lulus

sekolah.

„Lha terus kapan Pah? Yang penting aku sudah lulus sekolah.‟

O1 : Mbok nanti wae neg kamu tu sudah benar-benar mau dan

benar-benar mampu, kamu ikut PIK, KRR dulu aja dan

sekarang sudah tersebar di 12 Kecamatan Kabupaten Sukoharjo,

biar kamu nanti menjadi remaja tegar, menjadi contoh dan

panutan remaja yang lain.

„Nanti saja kalau kamu itu sudah benar-benar mau dan benar-

benar mampu, kamu ikut PIK, KRR dulu saja yang sekarang sudah

tersebar di 12 Kecamatan Kabupaten Sukoharjo, biar kamu nanti

menjadi remaja tegar, menjadi contoh dan panutan remaja yang

lain.‟

[...]

(D8/Iklan KB Remaja/RT/2011)

Page 105: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Fungsi alih kode pada data (58) yang dilakukan penutur (O1) pada

peristiwa tutur di atas dari bahasa Jawa “O Allah Ndhuk-ndhuk, bocah

gur ngecrek wae, kok lekmu kether njaluk rabi.” ke bahasa Indonesia

“Mbok nanti wae neg kamu tu sudah benar-benar mau dan benar-benar

mampu, kamu ikut PIK, KRR dulu aja dan sekarang sudah tersebar di

12 Kecamatan Kabupaten Sukoharjo, biar kamu nanti menjadi remaja

tegar, menjadi contoh dan panutan remaja yang lain.” adalah untuk

menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh mitra tutur yakni dalam bahasa

Indonesia, selain itu alih kode ke dalam bahasa Indonesia juga berfungsi

untuk menjelaskan tentang adanya informasi agar menjadi generasi remaja

yang berencana dengan mengikuti PIK, KRR yang sekarang sudah

tersebar di 12 Kecamatan di Sukoharjo.

Data (59)

O1 : Hah, urip seprana-seprene kok tanpa enek perubahan blas,

apike ki apa tambah anak wae ya Mah?

„Hah, hidup sejak dulu sampai sekarang tidak ada perubahan sama

sekali, apa sebaiknya tambah satu anak lagi saja ya Mah?‟

O2 : Ya ampun mas-mas, anak wis loro kok jik kurang wae.

„Ya ampun Mas-mas, anak sudah dua masih saja kurang.‟

O1 : Kata orang banyak anak kan banyak rejeki ta?

„Kata orang banyak anak itu banyak rejeki.‟

O2 : Sekarang itu jamane wis maju, banyak perubahan, aja mung

waton thog, apa-apa kan serba mahal, jadi kalau mau nambah

anak ya harus diperhitungkan dong!

„Sekarang itu zamannya sudah maju, banyak perubahan, jangan

hanya asal saja, apa-apa serba mahal, jadi kalau mau tambah anak

ya harus diperhitungkan dulu!‟

O1 : Lhoh, aku ki kan ya gur mbok menawa kok.

„Saya berkata itu hanya jika mungkin.‟

Page 106: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

O2 : Semuanya itu butuh perhitungan sing mateng, pikirkan dulu

sebelum kebacut Mas.

„Semuanya itu butuh perhitungan yang matang pikirkan dulu

sebelum terlanjur Mas.‟

[...]

(D10/Iklan KB Baru/RT/2011)

Fungsi alih kode pada data (59) yang dilakukan penutur (O1) pada

peristiwa tutur di atas dari bahasa Jawa “Hah, urip seprana-seprene kok

tanpa enek perubahan blas, apike ki apa tambah anak wae ya Mah” ke

bahasa Indonesia “Kata orang banyak anak kan banyak rejeki ta?”

adalah untuk mengutip perkataan orang lain.

2. Fungsi Campur Kode

Berikut analisis mengenai fungsi campur kode yang terdapat dalam iklan

berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo.

Data (60)

O1 : Alhamdulillah ya Mas, berkat doa dan ikhtiar kita sekarang kita

sudah dikaruniai keturunan.

„Alhamdulillah ya Mas, berkat doa dan ikhtiar kita sekarang kita

sudah dikaruniai keturunan.‟

O2 : Makane ta Bu, kita harus banyak bersyukur sama Gusti Allah,

sampai-sampai kita dipertemukan sama klinik pengobatan

alternatif Adi F. Wah, ampuh tenan ya Bu.

„Makanya Bu, kita harus banyak bersyukur pada Tuhan, sampai-

sampai kita dipertemukan sama klinik pengobatan alternatif Adi F.

Wah, betul-betul ampuh ya Bu.‟

[...]

(D1/Iklan Adi F/RT/2011)

Fungsi campur kode yang dilakukan penutur (O1) dan mitra tutur

(O2) pada data (60) yang bercetak tebal di atas adalah untuk memberi

penekanan kata “ya” dan “tenan” agar pendengar yakin bahwa memang

penutur (O1) betul-betul dikaruniai keturunan setelah berobat di klinik

Page 107: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

pengobatan Adi F, selain itu penggunaan kata “alhamdulillah” yang

berasal dari bahasa Arab menunjukkan identitas penutur (O1) adalah

seorang muslim, penyisipan kata ini membuat jalannya komunikasi lebih

singkat dan mudah dipahami dibandingkan dengan padanannya dalam

bahasa Indonesia “puji syukur kehadirat Allah”.

Data (61)

[...]

O1 : Eh Pak LLAJ ta? Itu lho Pak bise itu lho, harusnya di bangjo kan

belok kiri jalan terus, kok malah mandheg, iya ta Pak?

„Eh Pak LLAJ? Itu Pak bisnya itu, harusnya di lampu lalu lintas

belok kiri jalan terus, mengapa berhenti, iya kan Pak?‟

O2 : Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap

persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri

saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu

khusus, nah seperti itu lho Mbak contohnya.

„Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap

persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri

saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu

khusus, nah seperti itu Mbak contohnya.‟

[...]

(D4/Larangan Belkilang/RT/2011)

Fungsi campur kode yang dilakukan penutur (O1) pada data (61)

yang bercetak tebal di atas “bangjo” dan “mandheg” adalah agar lebih

komunikatif dalam berbicara karena pengucapan kata bangjo dan mandheg

dirasa lebih singkat bila dibanding dengan padanannya dalam bahasa

Indonesia yaitu „rambu lalu lintas‟ dan „berhenti‟, selain itu

dilatarbelakangi penutur adalah orang Jawa dan petugas DLLAJ juga

orang Jawa maka penyisipan campur kode dalam bahasa Jawa ini menjadi

lebih mudah dipahami oleh lawan tutur (O2).

Page 108: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Data (62)

O1 : Ya dimulai dari diri sendiri ta, yen buang sampah ya pada

tempatnya, pengolahan sampah sebagaimana mestinya, kita

galakkan penghijauan lebih optimal, dan lain sebagainya Pak.

„Ya dimulai dari diri sendiri ta, kalau buang sampah ya pada

tempatnya, pengolahan sampah sebagaimana mestinya, kita

galakkan penghijauan lebih optimal, dan lain sebagainya Pak.‟

[...]

(D5/Adipura/RT/2011)

Fungsi campur kode yang dilakukan penutur (O1) pada data (62)

yang bercetak tebal di atas “yen” adalah untuk memberi penekanan

maksud tuturan sekaligus untuk menjelaskan cara untuk menjaga

kebersihan yang dimulai dari diri sendiri.

Data (63)

O1 : Hadhuh..hadhuh...hadhuh... Sukoharjo ki thik tambah resik ya

Dhik? Tambah jatuh cinta aku, coba lihat itu coba, kawasan bebas

rokok, terus itu, mari budayakan PHBS, piye coba?

„Haduh..haduh...haduh... Sukoharjo ini tambah bersih ya Dik?

Tambah jatuh cinta aku, coba lihat itu coba, kawasan bebas rokok,

terus itu, mari budayakan PHBS, bagaimana coba?‟

O2 : Hmmm, Kelurahan Jetis kuwi ta? Lha itu kan didaulat untuk

maju ikut lomba PHBS tingkat Provinsi Jateng.

„Hmmm, Kelurahan Jetis itu? Itu didaulat untuk maju ikut lomba

PHBS tingkat Provinsi Jateng.‟

O1 : Lomba PHBS piye kuwi?

„Lomba PHBS bagaimana itu?‟

O2 : Ealah, Perilaku Hidup Bersih Sehat merupakan aset penting bagi

masa depan, kayata budaya tidak merokok, olahraga yang teratur,

selalu menjaga kebersihan lingkungan, persalinan dengan dibantu

tenaga medis dan masih buanyak lagi pokoke.

„Ealah, Perilaku Hidup Bersih Sehat merupakan aset penting bagi

masa depan, seperti budaya tidak merokok, olahraga yang teratur,

selalu menjaga kebersihan lingkungan, persalinan dengan dibantu

tenaga medis dan masih buanyak lagi pokoknya.‟

[...]

(D9/PHBS/RT/2011)

Page 109: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Fungsi campur kode yang dilakukan penutur (O1) dan mitra tutur

(O2) pada data (63) yang bercetak tebal di atas “resik”, “kuwi”, dan

“kayata” adalah untuk memberi penekanan maksud tuturan. Penggunaan

kata “resik” untuk memberi penekanan bahwa Sukoharjo itu sekarang

dalam keadaan yang bertambah bersih, kata “kuwi” memberi penekanan

pada Kelurahan Jetis yang diajukan dalam lomba PHBS tingkat Provinsi

Jateng, dan kata “kayata” memberi penekanan agar O2 lebih jelas dan

memahami apa saja contoh perilaku dalam hidup sehat.

Data (64)

O2 : Semuanya itu butuh perhitungan sing mateng, pikirkan dulu

sebelum kebacut Mas.

„Semuanya itu butuh perhitungan yang matang pikirkan dulu

sebelum terlanjur Mas.‟

[...]

(D10/Iklan KB Baru/RT/2011)

Fungsi campur kode yang dilakukan mitra tutur (O2) pada data

(64) yang bercetak tebal di atas pada kata “kebacut” adalah memberi

penekanan pada maksud tuturan, selain itu untuk membujuk pendengar

untuk selalu memperhitungkan atas segala sesuatu hal agar tidak

mengalami penyesalan.

Data (65)

O1 : Eh Pak, pirsanana iki coba, bumbung saomah kok bolong kabeh,

marai Panjenengan iki yen nyimpen dhuwit sembarangan og, yen

nganti ilang pripun coba?

„Eh Pak, coba lihat ini, bambu satu rumah berlubang semua, sebab

Anda ini kalau menyimpan uang sembarangan, kalau sampai

hilang coba bagaimana?‟

Page 110: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

O2 : Lha piye Bune? Apa ditukokne mas-masan wae? Suk yen butuh

dhuwit sawayah-wayah isoh didol maneh.

„Bagaimana Bu? Apa dibelikan emas-emasan saja? Nanti kalau

butuh uang sewaktu-waktu bisa dijual lagi.‟

[...]

(D13/Toko Mas Satelit/RT/2011)

Fungsi campur kode yang dilakukan penutur (O1) pada data (65)

yang bercetak tebal di atas adalah untuk menghormati mitra tutur (O2)

sebagai wujud hormat istri terhadap suami maka terjadi penyisipan bahasa

Jawa ragam krama ke dalam bahasa Jawa ragam ngoko.

Data (66)

O1 : Mogok lagi, ajeg.

„Mogok lagi, sering.‟

O2 : O Allah Jo, motor apa iki? Dol wae dinggo ndandakke.

„Ya Tuhan Jo, motor apa ini? Jual saja untuk dibetulkan.‟

O1 : Rasah madani.

„Tidak usah mencela.‟

[...]

(D14/Tunas Jaya motor/RT/2011)

Fungsi campur kode yang dilakukan penutur (O1) pada data (66)

yang bercetak tebal di atas adalah untuk memberi penekanan kata “ajeg”.

Penggunaan kata ini menunjukkan penekanan bahwa sepeda motor yang

dimiliki oleh penutur ini sering mogok.

Data (67)

[...]

O1 : Mandheg lampu merah, banting setir.

„Berhenti lampu merah, banting setir.‟

O2 : Langsung disasak wae, cah enom, alah Kowe piye?

„Langsung diterjang saja, bagaimana Kamu ini?‟

O1 : Bablas timbang rong puluh ewu aku anjlog, anjlog.

Page 111: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

„Terus daripada dua puluh ribu aku turun, turun.‟

[...]

(D17/Tilang/RT/2011)

Fungsi campur kode yang dilakukan penutur (O1) pada data (67)

yang bercetak tebal di atas “mandheg” adalah agar lebih komunikatif

dalam berbicara karena pengucapan kata mandheg dirasa lebih singkat bila

dibanding dengan padanannya dalam bahasa Indonesia yaitu „rambu lalu

lintas‟, selain itu dilatarbelakangi kedua penutur adalah orang Jawa maka

penyisipan campur kode dalam bahasa Jawa ini menjadi lebih mudah

dipahami oleh lawan tutur (O2).

Data (68)

O1 : Adhuh Pak.

„Adhuh Pak.‟

O2 : Kenapa ta Bu? Dari tadi kok hu hu melulu.

„Kenapa ta Bu? Dari tadi kok hu hu melulu.‟

O1 : Ini lho Pak, penyakit asam uratku kambuh lagi, badan sakit

semua, padahal tiap hari sudah minum obat nggak sembuh-

sembuh Pak?

„Ini Pak, penyakit asam uratku kambuh lagi, badan sakit semua,

padahal tiap hari sudah minum obat tidak sembuh-sembuh Pak?‟

O2 : Ibu sih ngeyel, lihat bapak sesudah saya berobat di klinik

pengobatan Kuchiba yang ada di Kadipiro Banjarsari itu

penyakitku sembuh dan sampai saat ini tidak kambuh lagi.

„Ibu sih membantah, lihat bapak sesudah saya berobat di klinik

pengobatan Kuchiba yang ada di Kadipiro Banjarsari itu

penyakitku sembuh dan sampai saat ini tidak kambuh lagi‟

[...]

(D23/Pengobatan Kuchiba/RS/2011)

Fungsi campur kode yang dilakukan mitra tutur (O2) pada data

(68) yang bercetak tebal di atas “ngeyel” adalah untuk memberi penekanan

Page 112: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

sebagai wujud kejengkelan mitra tutur karena penutur O1 tidak mau

dibawa ke klinik pengobatan Kuchiba.

Data (69)

O2 : Ya wis ya aku dhisik, cah enom eneng bangjo, ro polisi wedi, ra

gaul. Eh polisi.

„Ya sudah ya aku duluan, anak muda ada lampu merah, sama polisi

takut, tidak gaul. Eh polisi.‟

[...]

(D17/Tilang/RT/2011)

Fungsi campur kode yang dilakukan mitra tutur (O2) pada data

(69) yang bercetak tebal di atas “gaul” adalah untuk menunjukkan prestis

sebagai anak muda yang tidak takut pada polisi, selain itu tidak ada

padanan kata dalam bahasa jawa yang pas untuk menggantikan kata ini.

Data (70)

O1 : Lha kuwi mau, ngepit ngebut-ngebut, nglanggar bangjo, helm ya

mung separo, gek aja-aja ya ra nduwe SIM sisan, hah dhasar cah

katrok i.

„Itu tadi, naik motor kebut-kebutan, melanggar lampu lalu lintas,

helm ya hanya separuh, jangan-jangan juga tidak punya SIM, hah

dasar anak kampung.‟

O2 : Ya wis naknu, manut ben penak.

„Ya sudah kalau begitu, taat saja biar enak.‟

[...]

(D2/Gerakan Tertib Lalu Lintas/RT/2011)

Fungsi campur kode yang dilakukan penutur (O1) pada data (70)

yang bercetak tebal di atas “helm” adalah untuk memberikan penjelasan

kepada mitra tutur, selain itu tidak ada padanan kata dalam bahasa jawa

yang pas untuk menggantikan kata ini.

Page 113: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Data (71)

O1 : Mbak...mbak...mbak, masak apa kowe mbak?

„Mbak...mbak...mbak, masak apa kamu mbak?‟

O2 : Ora masak. Iki lho keneku lara buanget, linggih we ora isoh kok,

boro-boro masak.

„Tidak masak. Ini di sini sakit sekali, duduk saja tidak bisa,

jangankan masak.‟

O1 : Jam semene isih kemul sarung klumbrak-klumbruk.

„Jam segini masih berselimut tak teratur.‟

[...]

(D24/Pengobatan Nita MA/RS/2011)

Fungsi campur kode yang dilakukan mitra tutur (O2) pada data

(71) yang bercetak tebal di atas “boro-boro” adalah untuk menunjukkan

prestis selain itu mitra tutur juga ingin menunjukkan kalau dia bisa

menggunakan bahasa Indonesia gaul.

Data (72)

[...]

O1 : Pandhawa Taylor pasar Nguter Dhe?

„Pandhawa Taylor pasar Nguter?‟

O2 : Masalahe ki neg ndandakne jas nang Pandhawa kuwi ya Le ya,

dinggo ki ya isoh peni, penak, rasane ki mantep lho Le.

„Masalahnya itu kalau membuat jas di Pandhawa itu ya Nak,

dipakai itu ya bagus, nyaman, rasanya mantap Nak.‟

O1 : Haha kok ndadak repot ta Dhe-dhe, jamane sudah canggih,

tinggal ditelfon saja ta, biar timnya Pandhawa Taylor yang datang

ke sini buat ngukur, ya fitting, sekalian bawa sampel kainnya.

„Haha pakai repot, zamannya sudah canggih, tinggal ditelfon saja,

biar timnya Pandhawa Taylor yang datang ke sini buat ngukur, ya

fitting, sekalian bawa sampel kainnya.‟

O3 : Wah ya betul itu Pak, kan lebih enak kita cukup duduk manis

diam di rumah saja.

„Wah ya betul itu Pak, kan lebih enak kita cukup duduk manis

diam di rumah saja.‟

[...]

(D19/Pandhawa Taylor/RT/2011)

Page 114: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Fungsi campur kode yang dilakukan penutur (O1) pada data (72)

yang bercetak tebal di atas “jamane, fitting” adalah untuk menunjukkan

prestis, selain itu penggunaan kata fitting sudah sering digunakan dalam

istilah bidang penjahitan yang berarti mengepaskan sesuai ukuran tubuh.

Data (73)

O2 : Semuanya itu butuh perhitungan sing mateng, pikirkan dulu

sebelum kebacut Mas.

„Semuanya itu butuh perhitungan yang matang pikirkan dulu

sebelum terlanjur Mas.‟

[...]

(D10/Iklan KB Baru/RT/2011)

Fungsi campur kode yang dilakukan mitra tutur (O2) pada data

(73) yang bercetak tebal di atas “sing mateng” adalah untuk memberikan

penjelasan kepada penutur bahwa kita harus memikirkan dan

memperhitungkan dengan matang agar tidak terjadi penyesalan di

kemudian hari.

Data (74)

[...]

O1 : Loh Son, wo Allah motor full variasi kok dituntun, mesakne

yangmu. Nih Yamaha waras-wiris.

„Loh Son, Ya Tuhan motor full variasi kok dituntun, kasian

pacarmu. Nih Yamaha waras-wiris.‟

O3 : Aku nyengklak kowe ya Mas.

„Aku bonceng kamu ya Mas.‟

O2 : Lhoh, yangku kebandang.

„Pacarku ikut.‟

(D14/Tunas Jaya Motor/RT/2011)

Fungsi campur kode yang dilakukan penutur (O1) pada data (74)

yang bercetak tebal di atas “motor full variasi” adalah untuk menunjukkan

Page 115: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

prestis sebagai anak muda yang bisa menggunakan bahasa Indonesia yang

bercampur dengan bahasa Inggris sehingga bisa dipamerkan kepada

temannya.

Data (75)

[...]

O2 : Sekarang itu jamane wis maju, banyak perubahan, aja mung

waton thog, apa-apa kan serba mahal, jadi kalau mau nambah

anak ya harus diperhitungkan dong!

„Sekarang itu zamannya sudah maju, banyak perubahan, jangan

hanya asal saja, apa-apa serba mahal, jadi kalau mau tambah anak

ya harus diperhitungkan dulu!‟

[...]

(D10/Iklan KB Baru/RT/2011)

Fungsi campur kode yang dilakukan mitra tutur (O2) pada data

(75) yang bercetak tebal di atas “aja mung waton thog” adalah untuk

menjelaskan kepada penutur (O1) jika mau bertindak jangan asal-asalan.

“aja mung waton thog” adalah salah satu idiom dalam bahasa Jawa

adanya penyisipan idiom ini karena sudah pas bila dicampurkan dengan

kalimat tuturan di atas.

Data (76)

[...]

O2 : Bener lho Pak, Pakdhe tanggane dhewe iku lho, ya ngombe

Srongpas. Srongpas iku kan kapsul jamu kusus kanggo wong

lanang, biar menang dan lebih perkasa.

„Benar Pak, Pakdhe tetangga kita itu, ya minum Srongpas.

Srongpas itu kan kapsul jamu khusus untuk pria, biar menang dan

lebih perkasa.‟

[...]

(D27/Iklan Srongpas/RS/2012)

Fungsi campur kode yang dilakukan mitra tutur (O2) pada data

(76) yang bercetak tebal di atas “biar menang dan lebih perkasa” adalah

Page 116: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

untuk memberi penekanan bahwa setelah minum Srongpas maka badan

akan terasa lebih perkasa, selain itu penggunaan klausa ini juga

menjadikan pendengar agar lebih tertarik untuk membeli produk ini.

C. Faktor yang Melatarbelakangi Alih Kode dan Campur Kode dalam

Iklan Berbahasa Jawa pada Radio di Kabupaten Sukoharjo

Pada analisis mengenai faktor yang melatarbelakangi Alih Kode dan

Campur Kode dalam Iklan Berbahasa Jawa pada Radio di Kabupaten Sukoharjo

dipengaruhi oleh faktor non-lingual yang melingkupinya, adapun faktor non-

lingual tersebut dapat dijelaskan melalui komponen tutur. Adapun komponen tutur

yang dipakai untuk menganalisis latar belakang penggunaan alih kode dan campur

kode adalah: (1) Penutur, (2) Mitra tutur, (3) Situasi tutur, (4) Tujuan tuturan, dan

(5) Hal yang dituturkan, hal ini dapat dilihat pada data berikut.

1. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Alih Kode

Data (77)

O1 : E...e...e... bise ki kurang ajar tenan ki, ra ngerti peraturan pa

piye? Kok malah mandheg, bikin macet saja.

„E...e...e... bisnya ini kurang ajar betul, tidak tahu peraturan apa?

Mengapa berhenti, bikin macet saja.‟

O2 : Selamat siang Mbak, ada yang bisa saya bantu?

„Selamat siang Mbak, ada yang bisa saya bantu?‟

O1 : Eh Pak LLAJ ta? Itu lho Pak bise itu lho, harusnya di bangjo

kan belok kiri jalan terus, kok malah mandheg, iya ta Pak?

„Eh Pak LLAJ? Itu Pak bisnya itu, harusnya di lampu lalu lintas

belok kiri jalan terus, mengapa berhenti, iya kan Pak?‟

Page 117: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

O2 : Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap

persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri

saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu

khusus, nah seperti itu lho Mbak contohnya.

„Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap

persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri

saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu

khusus, nah seperti itu Mbak contohnya.‟

O1 : O Allah gitu ta? Dadi wis ra isoh belok kiri mak clengkur iki?

„Ya Tuhan begitu? Jadi ini sudah tidak bisa belok kiri langsung?‟

O3 :Assalamualaikum wr.wb a.n. kepala DISHUBINFOKOM

Kabupaten Sukoharjo dihimbau kepada segenap warga masyarakat

Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya bahwa berdasarkan UU No

22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan dalam rangka meningkatkan

kesadaran dan disiplin berlalu lintas serta upaya menekan angka

kecelakaan mari kita dukung semboyan selamat dalam bekerja,

selamat saat di jalan dengan melakukan hal-hal sbb: pertama light

on/nyalakan lampu sepeda motor di siang hari, dua gunakan selalu

lajur kiri, tiga patuhilah larangan belok kori langsung berada di

persimpangan jalan saat lampu merah kecuali ada isyarat rambu,

empat gunakan sabuk pengaman dan atau helm standar, lima

periksa kelengkapan kendaraan Anda. Wassalamualaikum wr.wb.

A.n. kepala dinas HUBINFOKOM Kabupaten Sukoharjo,

sekretaris Suhono, SH, MH.

(D4/Gerakan Tertib Lalu Lintas/RS/2012)

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode pada data (77)

dikarenakan penutur ingin mengimbangi bahasa yang digunakan oleh

mitra tutur (O2). Apabila dilihat dari komponen tutur yang

melatarbelakangi tuturan tersebut dapat diketahui bahwa penutur (O1)

adalah seorang wanita sebagai pengendara sepeda motor dan mitra tutur

(O2) adalah seorang pria yang berperan sebagai petugas DLLAJ. Hal yang

dituturkan dalam data (77) di atas adalah tentang peraturan dalam berlalu

lintas. Situasi tutur yang tergambar dari iklan ini adalah pada saat lampu

merah di jalan raya, hal ini dapat diketahui berdasarkan backsound yang

terdengar yaitu suara bising kendaraan, sirine, klakson mobil. Dilihat dari

Page 118: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

penggunaan bahasa yang digunakan dalam percakapan suasana terdengar

santai. Tujuan tuturan ini adalah untuk menginformasikan kepada penutur

dan pendengar radio bahwa adanya peraturan baru dalam berlalu lintas

yaitu UU No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas seperti yang sudah

dijelaskan oleh O3 pada data (77) di atas.

Data (78)

O1 : Sukoharjo itu nyenengke tenan ya Bu, dhasare ya makmur,

masarakate ya sadhar akan kebersihan, jan kurang apa coba?

„Sukoharjo itu menyenangkan sekali ya Bu, pada dasarnya sudah

makmur, masyarakatnya juga sadar akan kebersihan, kurang apa

coba?‟

O2 : Jane ya mung kurang maksimal aja kok pak.

„Sebenarnya hanya kurang maksimal saja kok Pak.‟

O1 : Kamsude sampeyan kepriben Bune?

„Maksudmu bagaimana Bu?‟

O2 : Kebersihan itu kan sebagian dari iman, jadi lakukan

kebersihan ya semaksimal mungkin dong! „Kebersihan itu kan sebagian dari iman, jadi lakukan kebersihan ya

semaksimal mungkin dong!‟

O1 : Wuh manis.

„Wuh manis.‟

O2 : Ya dimulai dari diri sendiri ta, yen buang sampah ya pada

tempatnya, pengolahan sampah sebagaimana mestinya, kita

galakkan penghijauan lebih optimal, dan lain sebagainya Pak.

„Ya dimulai dari diri sendiri, kalau buang sampah ya pada

tempatnya, pengolahan sampah sebagaimana mestinya, kita

galakkan penghijauan lebih optimal, dan lain sebagainya Pak.‟

O1 : Luar biasa, pikantuk hidayah napa bar ngidak takir Bune?

„Luar biasa, mendapat hidayah atau habis menginjak sesaji Bu?‟

MVO :Mari kita ganjar Kabupaten Sukoharjo dengan piala Adipura,

jadikan Sukoharjo sebagai Kabupaten terbesih. Pesan ini

disampaikan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo

dan didukung Radio Top Sukoharjo.

Page 119: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

(D5/Iklan Adipura/RT/2011)

Dilihat dari komponen tutur yang melatarbelakangi tuturan tersebut

dapat diketahui bahwa penutur (O1) adalah seorang pria yang berperan

sebagai suami dan mitra tutur (O2) adalah seorang wanita yang berperan

sebagai istri. Hal yang dituturkan adalah tentang Kabupaten Sukoharjo.

Situasi tutur yang terdengar dari backsound yang terdengar adalah saat

situasi santai. Faktor yang melatarbelakangi alih kode ini adalah karena

perubahan topik pembicaraan. Tujuan tuturan ini untuk memberi

penjelasan akan pentingnya kebersihan, selain itu tuturan ini juga untuk

mengajak atau mempersuasif pendengar agar menjaga kebersihan dan

menjadikan Sukoharjo sebagai Kabupaten terbersih sehingga mendapat

penghargaan Adipura.

Data (79)

O1 : Hah, urip seprana-seprene kok tanpa enek perubahan blas,

apike ki apa tambah anak wae ya Mah?

„Hah, hidup sejak dulu sampai sekarang tidak ada perubahan sama

sekali, apa sebaiknya tambah satu anak lagi saja ya Mah?‟

O2 : Ya ampun mas-mas, anak wis loro kok jik kurang wae.

„Ya ampun Mas-mas, anak sudah dua masih saja kurang.‟

O1 : Kata orang banyak anak kan banyak rejeki ta?

„Kata orang banyak anak itu banyak rejeki.‟

O2 : Sekarang itu jamane wis maju, banyak perubahan, aja mung

waton thog, apa-apa kan serba mahal, jadi kalau mau nambah

anak ya harus diperhitungkan dong!

„Sekarang itu zamannya sudah maju, banyak perubahan, jangan

hanya asal saja, apa-apa serba mahal, jadi kalau mau tambah anak

ya harus diperhitungkan dulu!‟

O1 : Lhoh, aku ki kan ya gur mbok menawa kok.

„Saya mengatakan itu hanya jika mungkin.‟

Page 120: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

O2 : Semuanya itu butuh perhitungan sing mateng, pikirkan dulu

sebelum kebacut Mas.

„Semuanya itu butuh perhitungan yang matang pikirkan dulu

sebelum terlanjur Mas.‟

(D10/Iklan KB Baru/RT/2011)

Penutur (O1) adalah seorang pria yang berstatus sebagai suami, hal

ini terlihat dengan dipakainya kata “Mah” untuk memanggil istrinya,

sedangkan mitra tutur (O2) adalah seorang wanita yang berstatus sebagai

istri, hal ini terlihat dari dipakainya kata “Mas” untuk memanggil

suaminya. Hal yang dituturkan adalah tentang adanya program KB. Situasi

tutur yang terbentuk adalah dalam situasi yang santai. Hal ini terlihat dari

penggunaan bahasa Jawa yang menunjukkan keakraban di antara

keduanya. Suasana yang terdengar terjadi pada waktu siang hari di rumah.

Situasi ini terbangun dari adanya backsound lagu Jawa yang terdengar,

selain itu juga terdengar suara burung yang berkicau yang menunjukkan

kehidupan asri di desa. Tujuan dari percakapan data (79) adalah untuk

memberikan informasi kepada para pendengar agar mengikuti dan

mendukung program KB yang telah direncanakan pemerintah.

Data (80)

O1 : ...Gleyer-gleyer, bar reyenan e, gleyer. Ayo Min, tarik terus min,

tarik terus Min, klintong-klintong keliling kota.

„...Gleyer-gleyer, bar reyenan e, gleyer. Ayo Min, tarik terus min,

tarik terus Min, klintong-klintong keliling kota.‟

O2 : Ok, siapa takut?

„Ok, siapa takut?‟

O1 : Kae ngarep cewek, hancurkan Min.

„Itu depan cewek, hancurkan Min.‟

O2 : Diunggahke ngene ki lho.

Page 121: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

„Dinaikkan begini lho.‟

O1 : Awas bangjo, ngeyel, rem pol gas pol.

„Awas lampu merah, bandel, rem pol gas pol.‟

O2 : Tenang wae, sasak-sasak.

„Tenang saja, terjang-terjang.‟

O1 : Sida cilaka tenan Min, Polisi Min, bangjo Min, mandheg Min,

helm protolan renek spione rong puluh ewu.

„Jadi celaka betulan Min, Polisi Min, lampu merah Min, berhenti

Min, tidak pakai helm, tidak ada spion dua puluh ribu.‟

O2 : Cah enom ra duwe helm.

„Anak muda tidak punya helm.‟

O1 : Mandheg lampu merah, banting setir.

„Berhenti lampu merah, banting setir.‟

O2 : Langsung disasak wae, cah enom, alah Kowe piye?

„Langsung diterjang saja, bagaimana Kamu ini?‟

O1 : Bablas timbang rong puluh ewu aku anjlog, anjlog.

„Terus daripada dua puluh ribu aku turun, turun.‟

O2 : Ya wis ya aku dhisik, cah enom eneng bangjo, ro polisi wedi, ra

gaul. Eh polisi. „Ya sudah ya aku duluan, anak muda ada lampu merah, sama polisi

takut, tidak gaul. Eh polisi.‟

O3 : Selamat siang, tolong perlihatkan surat-surat Anda!

„Selamat siang, tolong perlihatkan surat-surat Anda!‟

O2 : Selamat siang Pak, surat-surat?

„Selamat siang Pak, surat-surat?‟

O3 : Surat kendaraan.

„Surat kendaraan.‟

O2 : Eh ini Pak suratnya, ini Pak.

„Eh ini Pak suratnya, ini Pak.‟

O3 : Lho ini surat apa? Surat sepeda motor malah kartu request nggo

apa?

„Ini surat apa? Surat sepeda motor malah kartu request buat apa?‟

O2 : Lho jadi bukan surat ini ta Pak? Adhuh Pak maaf, suratnya

ketinggalan di rumah keburu-buru tadi, adhuh bapak.

Page 122: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

„Jadi bukan surat ini ta Pak? Adhuh Pak maaf, suratnya

ketinggalan di rumah keburu-buru tadi, keburu-buru tadi Pak.‟

O3 : Sekarang Anda ikut saya ke pos.

„Sekarang Anda ikut saya ke pos.‟

O2 : Pak tunggu Pak, santai Pak, damai Pak.

„Pak tunggu Pak, santai Pak, damai Pak.‟

O3 : Wis ra nggo helm, nglanggar bangjo, salah jalur, ngajak damai

karepmu piye? „Sudah tidak pakai helm, melanggar rambu, salah jalur, ngajak

damai maumu apa?

O2 : Saya itu kenal Bapak, Bapak juga kenal saya. Saya ini penyiir

eh penyiar Pak.

„Saya itu kenal Bapak, Bapak juga kenal saya. Saya ini penyiir eh

penyiar Pak.‟

O3 : Hukum itu tidak mengenal profesi, usia, dan jabatan kesalahan

jadi tidak tegas. „Hukum itu tidak mengenal profesi, usia, dan jabatan kesalahan

jadi tidak tegas.‟

O2 : Adhuh cilaka awakku, ayak kunthul nyolot, apes, ngertia melu

nyolot pite ben ditilang dhewe.

„Aduh celaka saya, ternyata kunthul meloncat tahu begitu ikut

melompat biar motornya ditilang sendiri.‟

FVO : Demi keamanan dan kenyamanan perhatikan disiplin dan sopan

santun ber lalulintas, ingat utamakan keselamatan Anda. Pesan

layanan masyarakat ini dipersembahkan oleh bagian Bina Mitra

polres Sukoharjo dan didukung oleh 105.9 Top FM Topnya radio

Sukoharjo dan 1377 AM Radio Top RSPD Sukoharjo.

„Demi keamanan dan kenyamanan perhatikan disiplin dan sopan

santun berlalu lintas, ingat utamakan keselamatan Anda. Pesan

layanan masyarakat ini dipersembahkan oleh bagian Bina Mitra

polres Sukoharjo dan didukung oleh 105.9 Top FM Topnya radio

Sukoharjo dan 1377 AM Radio Top RSPD Sukoharjo.‟

(D17/Tilang/RT/2011)

Partisipan yang terlibat dalam dialog (80) adalah penutur (O1)

seorang pemuda, mitra tutur yaitu O2 seorang pemuda dan O3 seorang

petugas polisi lalu lintas. Hal yang dituturkan dalam dialog ini adalah

tentang gambaran berlalu lintas di jalan raya. Situasi tutur yang terbentuk

Page 123: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

adalah dalam keadaan yang menegangkan, terdengar dari suara bising

kendaraan bermotor, sirine polisi, klakson bus di jalan raya, namun dilihat

dari percakapan antara O1 dan O2 yang menggunakan ragam bahasa Jawa

ngoko hal ini menunjukkan keakraban antara keduanya. Faktor penyebab

alih kode adalah karena hadirnya orang ketiga dan adanya perubahan topik

pembicaraan yang bersifat kedinasan. Tujuan dari percakapan data (80)

adalah untuk mengajak para pendengar agar lebih mentaati peraturan

dalam berlalu lintas.

2. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Campur Kode

Data (81)

O1 : E...e...e... bise ki kurang ajar tenan ki, ra ngerti peraturan po

piye? Kok malah mandheg, bikin macet saja.

„E...e...e... bisnya ini kurang ajar betul, tidak tahu peraturan apa?

Mengapa berhenti, bikin macet saja.‟

O2 : Selamat siang Mbak, ada yang bisa saya bantu?

O1 : Eh Pak LLAJ ta? Itu lho Pak bise itu lho, harusnya di bangjo kan

belok kiri jalan terus, kok malah mandheg, iya ta Pak?

„Eh Pak LLAJ? Itu lho Pak bisnya itu, harusnya di lampu lalu

lintas kan belok kiri jalan terus, mengapa berhenti, iya kan Pak?‟

O2 : Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap

persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri

saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu

khusus, nah seperti itu lho Mbak contohnya.

„Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap

persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri

saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu

khusus, nah seperti itu lho Mbak contohnya.‟

O1 : O Allah gitu ta? Dadi wis ra isoh belok kiri mak clengkur nu iki?

„Ya Tuhan begitu? Jadi ini sudah tidak bisa belok kiri langsung?‟

MVO : Assalamualaikum wr.wb a.n. kepala DISHUBINFOKOM

Kabupaten Sukoharjo dihimbau kepada segenap warga masyarakat

Page 124: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya bahwa berdasarkan UU No

22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan dalam rangka meningkatkan

kesadaran dan disiplin berlalu lintas serta upaya menekan angka

kecelakaan mari kita dukung semboyan selamat dalam bekerja,

selamat saat di jalan dengan melakukan hal-hal sbb: pertama light

on/nyalakan lampu sepeda motor di siang hari, dua gunakan selalu

lajur kiri, tiga patuhilah larangan belok kori langsung berada di

persimpangan jalan saat lampu merah kecuali ada isyarat rambu,

empat gunakan sabuk pengaman dan atau helm standar, lima

periksa kelengkapan kendaraan Anda. Wassalamualaikum wr.wb.

A.n. kepala dinas HUBINFOKOM Kabupaten Sukoharjo,

sekretaris Suhono, SH, MH.

(D4/Larangan Belkilang/RT/2011)

Partisipan yang terlibat dalam dialog (81) adalah penutur (O1)

sebagai wanita pengguna jalan dan mitra tutur (O2) yaitu seorang pria

sebagai petugas DLLAJ. Hal yang dituturkan dalam dialog ini adalah

tentang adanya peraturan dilarang belok kiri langsung bila ada isyarat

rambu khusus. Situasi tutur terdengar dari suara bising kendaraan

bermotor, sirine polisi, klakson bus di jalan raya. Faktor penyebab campur

kode yang dilakukan penutur (O1) adalah karena untuk memudahkan

komunikasi. Tujuan dari percakapan data (81) adalah untuk

menginformasikan bahwa adanya peraturan saat belok kiri langsung harus

mengikuti rambu lalu lintas.

Data (82)

O1 : Eh Pak, pirsanana iki coba, bumbung saomah kok bolong kabeh,

marai Panjenengan iki yen nyimpen dhuwit sembarangan og, yen

nganti ilang pripun coba?

„Eh Pak, coba lihat ini, bambu satu rumah bolong semua, sebab

Anda ini kalau menyimpan uang sembarangan, kalau sampai

hilang coba bagaimana?‟

O2 : Lha piye Bune? Apa ditukokne mas-masan wae? Suk yen butuh

dhuwit sawayah-wayah isoh didol maneh.

„Bagaimana Bu? Apa dibelikan emas-emasan saja? Nanti kalau

butuh uang sewaktu-waktu bisa dijual lagi.‟

Page 125: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

O1 : Bener kuwi Pak, ning ngendi coba? Toko mas sing regane ora

anjlog, apa enek piye?

„Benar itu Pak, dimana coba? Toko mas yang harganya tidak turun,

apa ada?‟

O2 : Ealah ngono wae kok bingung, kae lho Bune Toko Mas Satelit,

sing mapan ana ing kulon Pasar Sukoharjo madhep ngetan. Mas-

masane apik, modele ya komplit, dijamin ora pati larang, tur

maneh Bune Toko Mas Satelit kuwi saiki uga buka cabang jenenge

Satelit Silver mapane ana kios Pasar Sukoharjo madhep ngulon,

dadi ya mung adhep-adhepan karo toko mas satelit kuwi, nadyanta

Satelit Silver kuwi perhiasan dudu emas, ning yen diagem ya tetep

katon dhemes, tur isoh dijolke kanthi potongan sing murah.

„Begitu saja bingung, itu Bu Toko Mas Satelit, yang bertempat di

barat pasar Sukoharjo menghadap ke timur. Emas-emasnya bagus,

modelnya juga komplit, dijamin tidak terlalu mahal, lagipula Bu

Toko Mas Satelit juga buka cabang namanya Satelit Silver yang

bertempat di kios Pasar Sukoharjo mengahadap ke barat, jadi ya

hanya berhadapan dengan toko emas satelit tadi, walaupun Satelit

Silver itu perhiasan bukan emas, tapi kalau dipakai ya tetap terlihat

bagus, dan bisa ditukar dengan potongan yang murah.‟

MVO : Toko Mas Satelit mapan wonten kilen Pasar Sukoharjo majeng

ngetan, toko perhiasan Satelit Silver mapan wonten kios Pasar

Sukoharjo majeng ngilen. Toko Mas Satelit toko mas lan perhiasan

sing regane paling irit.

„Toko Mas Satelit bertempat di sebelah barat Pasar Sukoharjo

mengahadap ke timur, toko perhiasan Satelit Silver bertempat di

Pasar Sukoharjo mengahadap ke barat. Toko Mas Satelit toko mas

dan perhiasan yang harganya paling irit.‟

O1 : Piye Pak? Sawise aku nganggo perhiasan saka Satelit, lak ya

tambah ayu ta, tambah manis ta? Piye iki jal?

„Bagaimana Pak? Setelah aku memakai perhiasan dari Satelit,

tambah cantik, tambah manis kan? Bagaimana ini hayo?

O2 : Wah iya Bune, wis saiki aku ora bolongi bumbung maneh.

„Wah iya Bu, sudah sekarang aku tidak melubangi bambu lagi.‟

(D13/Toko Mas Satelit/RT/2012)

Partisipan yang terlibat dalam dialog (82) adalah penutur (O1)

sebagai istri dan mitra tutur (O2) yaitu sebagai suami. Hal yang dituturkan

dalam dialog ini adalah tentang toko mas Satelit. Situasi tutur terdengar

dari suara membuka pintu, anjing menggonggong mencerminkan

Page 126: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

percakapan terjadi di rumah, dari bahasa yang digunakan terlihat suasana

akrab di antara keduanya. Faktor penyebab campur kode yang dilakukan

penutur (O1) dari ragam bahasa Jawa ngoko yang tersisipi ragam krama

adalah karena untuk menghormati mitra tutur (O2) yaitu suaminya. Tujuan

dari percakapan data (82) adalah untuk mengajak pendengar agar

menyimpan uangnya dalam bentuk emas yang di beli di toko mas Satelit

tentunya.

Data (83)

O1 : Mbak...mbak...mbak, masak apa kowe mbak?

„Mbak...mbak...mbak, masak apa kamu mbak?‟

O2 : Ora masak. Iki lho keneku lara buanget, linggih we ora isoh kok,

boro-boro masak.

„Tidak masak. Ini di sini sakit sekali, duduk saja tidak bisa,

jangankan masak.‟

O1 : Jam semene isih kemul sarung klumbrak-klumbruk. Jane ki ya

gene ta Mbak?

„Jam segini masih berselimut tak teratur. Sebenarnya kenapa

Mbak?‟

O2 : Iki lho ambeyenku kumat.

„Ini ambeyenku kumat.‟

O1 : Gampang Mbak, nyang nggone wae dr Nita, MA mesthi beres.

„Gampang Mbak, pergi saja ke Dr Nita, MA pasti beres.‟

MVO : Tabib Dr Nita, MA ahli mengobati penyakit kewanitaan, kanker

payudara, keputihan separah apapun satu minggu sembuh, ingin

keturunan, dengan metode refleksi Dr Nita MA penyakit kronis

dapat disembuhkan tanpa operasi, kanker otak, tumor kandungan,

kista, lumpuh, diabetes, ginjal, jantung koroner dan penyakit

lainnya. Dr Nita, MA menyediakan kapsul gurah vagina, ingin

gemuk 1 minggu naik 5-10 kg, varises. Dr Nita MA spesialis

lemah syahwat, impoten, asma. Tabib Dr Nita, MA alamat Jl. Raya

Solo-Tawangmangu No 7 Tegal Jaten RT 02 RW 03 timur pasar

Jaten Karanganyar, Telp. 02717090780/081548326154 buka

praktek mulai jam 8 pagi sampai 8 malam, hari libur tetap buka.

Datang dan buktikan, masalah kewanitaan Dr Nita, MA solusinya.

Page 127: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

(D24/Pengobatan Nita MA/RS/2012)

Partisipan yang terlibat dalam dialog (83) adalah penutur (O1) dan

mitra tutur (O2) yaitu sebagai dua orang wanita yang saling bertetangga.

Hal yang dituturkan dalam dialog ini adalah tentang pengobatan alternatif

Nita, MA. Situasi tutur terdengar dari suara membuka pintu dapur dan

suara piring yang pecah, dari bahasa Jawa ragam ngoko yang digunakan

terlihat suasana akrab di antara keduanya. Faktor penyebab campur kode

yang dilakukan penutur (O1) adalah untuk memberi penjelasan kepada

(O2) bahwa ambeyennya kumat. Tujuan dari percakapan data (83) adalah

untuk mengajak pendengar agar berobat ke Dr. Nita, MA.

Data (84)

O1 : Hah, urip seprana-seprene kok tanpa enek perubahan blas, apike

ki apa tambah anak wae ya Mah?

„Hah, hidup sejak dulu sampai sekarang tidak ada perubahan sama

sekali, apa sebaiknya tambah satu anak lagi saja ya Mah?‟

O2 : Ya ampun mas-mas, anak wis loro kok jik kurang wae.

„Ya ampun Mas-mas, anak sudah dua masih saja kurang.‟

O1 : Kata orang banyak anak kan banyak rejeki ta?

„Kata orang banyak anak itu banyak rejeki.‟

O2 : Sekarang itu jamane wis maju, banyak perubahan, aja mung

waton thog, apa-apa kan serba mahal, jadi kalau mau nambah

anak ya harus diperhitungkan dong!

„Sekarang itu zamannya sudah maju, banyak perubahan, jangan

hanya asal saja, apa-apa serba mahal, jadi kalau mau tambah anak

ya harus diperhitungkan dulu!‟

O1 : Lhoh, aku ki kan ya gur mbok menawa kok.

„Lhoh, aku kan hanya jikalau saja.‟

O2 : Semuanya itu butuh perhitungan sing mateng, pikirkan dulu

sebelum kebacut Mas.

„Semuanya itu butuh perhitungan yang matang pikirkan dulu

sebelum terlanjur Mas.‟

Page 128: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

MVO : Dukung selalu program Pemerintah dalam menekan laju

pertumbuhan penduduk. Rencanakan program KB sejak dini, dua

anak lebih bahagia, hehe iya ta?

Pesan ini disampaikan oleh DISHUBINFOKOM Kabupaten

Sukoharjo.

Dukung selalu program Pemerintah dalam menekan laju

pertumbuhan penduduk. Rencanakan program KB sejak dini, dua

anak lebih bahagia, hehe iya kan?

Pesan ini disampaikan oleh DISHUBINFOKOM Kabupaten

Sukoharjo.

(D10/Iklan KB Baru/RT/2011)

Partisipan yang terlibat dalam dialog (84) adalah penutur (O1)

sebagai suami dan mitra tutur (O2) yaitu sebagai istri. Hal yang dituturkan

dalam dialog ini adalah tentang adanya program KB. Situasi tutur

terdengar dari suara lagu Jawa, burung, semua itu menunjukkan suasana

damai desa, dari bahasa Jawa ragam ngoko yang digunakan terlihat

suasana akrab di antara keduanya. Faktor penyebab campur kode yang

dilakukan mitra tutur (O2) adalah untuk memberi penjelasan kepada (O1)

bahwa kita butuh pemikiran yang matang dalam bertindak sebelum

muncul penyesalan. Tujuan dari percakapan data (84) adalah untuk

mengajak pendengar untuk mnegikuti program KB yang telah

direncanakan oleh pemerintah.

Data (85)

O1 : Wah...wah romantis, Pakdhe sama Budhe mau kemana ini? Ndak

pundi ta Pakdhe?

„Wah...wah romantis, Paman sama Bibi mau kemana ini? Mau

kemana Paman?‟

O2 : Pakdhe iki kan ameh ijab maneh ta Le.

„Paman ini mau ijab lagi Nak.‟

Page 129: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

O3 : E..e.. piye Pak? Njenengan ki mau ijab lagi? Apa jik kurang ta

Pak-pak?

„Ee.. bagaimana Pak? Anda mau ijab lagi? Apa masih kurang Pak-

pak?‟

O2 : Halah, dadi salah ngomong aku. Arep neng Pandhawa Taylor

kok Le, ndandakne jas nggo ngijabne mbakyumu kae lho Le.

„Aku jadi salah ngomong. Mau ke Pandhawa Taylor Nak, membuat

jas untuk menikahkan kakakmu itu. „

O1 : Pandhawa Taylor pasar Nguter Dhe?

„Pandhawa Taylor pasar Nguter?‟

O2 : Masalahe ki neg ndandakne jas nang Pandhawa kuwi ya Le ya,

dinggo ki ya isoh peni, penak, rasane ki mantep tenan ngono lho

Le.

„Masalahnya itu kalau membuat jas di Pandhawa itu ya Nak,

dipakai itu ya bagus, nyaman, rasanya mantap Nak.‟

O1 : Haha kok ndadak repot ta Dhe-dhe. Jamane sudah canggih,

tinggal ditelfon saja ta, biar timnya Pandhawa Taylor yang datang

ke sini buat ngukur, ya fitting, sekalian bawa sampel kainnya.

„Haha pakai repot, zamannya sudah canggih, tinggal ditelfon saja,

biar timnya Pandhawa Taylor yang datang ke sini buat ngukur, ya

fitting, sekalian bawa sampel kainnya.‟

O3 : Wah ya betul itu Pak, kan lebih enak kita cukup duduk manis

diam di rumah saja.

„Wah ya betul itu Pak, kan lebih enak kita cukup duduk manis diam

di rumah saja.‟

O1 : Asolole.

„Asolole.‟

MVO : Benar sekali, Pandhawa Textile and Taylor penyedia produk

berkualitas maxi style dan bahan lain dengan harga grosir,

tersedia sampel bukunya. Bagi pelanggan taylor dan sales gebyar

bonus akhir tahun Pandhawa memberikan double hadiah tiap

pembelian minimal sepuluh meter sekaligus produk maxi style dan

produk bahan jas berhadiah kalender, batik dua meter. Pembelian

lebih dari dua puluh meter berhadiah kalender, batik dua meter

dan bahan celana satu seperempat meter, wah bisa dipake buat

stelan dong. Waw, udah super murah, berhadiah double lagi,

enaknya lagi pelayanan online, fleksibel, dan siap antar dengan

menghubungi nomer ini 08122597527, walaupun pas hari libur

tetap bisa dilayani, khusus pelanggan taylor dan sales, karena

pembeli adalah raja. Buktikan hanya di Pandhawa Textile and

Page 130: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Taylor di Jalan Raya Solo-Wonogiri, Kepuh km 17 Nguter

Sukoharjo, Telp. 0271 592428/7038405.

Partisipan yang terlibat dalam dialog (85) adalah penutur (O1)

sebagai pemuda yaitu keponakan dari O2 dan O3, mitra tutur (O2 dan O3)

yaitu sebagai pasangan suami (O2) dan istri (O3). Hal yang dituturkan

dalam dialog ini adalah tentang Pandhawa Taylor. Dari percakapan yang

dituturkan terlihat bahwa situasi tutur yang terbentuk adalah di dalam

rumah pada waktu siang hari, dari bahasa yang digunakan terlihat suasana

akrab di antara ketiganya. Tujuan dari percakapan data (85) adalah untuk

memberikan informasi kepada pendengar tentang keunggulan Pandhawa

Taylor sehingga konsumen tertarik untuk membuat baju di sana.

Page 131: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penggunaan alih kode dan

campur kode dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Bentuk iklan yang ditemukan adalah iklan berbentuk dialog dengan jenis iklan

komersial misalnya iklan toko mas, jasa pengobatan, laundry, iklan soto, dealer

kendaraan bermotor, jasa koperasi simpan pinjam, jasa penjahit, iklan koran,

dan iklan layanan masyarakat misalnya iklan KB bagi pria dan remaja, iklan

layanan tentang listrik, gerakan berlalu lintas, Adipura, Perilaku Hidup Bersih

dan sehat (PHBS), selain itu bentuk penggunaan alih kode dan campur kode

dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo adalah: (a)

bentuk alih kode yang ditemukan dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di

Kabupaten Sukoharjo adalah alih kode intern yaitu: 1) alih kode dari bahasa

Jawa ke bahasa Indonesia, 2) alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa,

3) alih kode berupa alih tingkat tutur dalam bahasa Jawa; (b) bentuk campur

kode yang ditemukan dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten

Sukoharjo adalah: 1) campur kode kata, yaitu berupa: campur kode kata dasar,

yang dapat dibagi menjadi: a) campur kode penyisipan kata dasar bahasa Jawa

ke dalam bahasa Indonesia, b) campur kode penyisipan kata dasar bahasa

Indonesia ke dalam bahasa Jawa; campur kode kata jadian; campur kode

perulangan kata; 2) campur kode berwujud frasa, yaitu berupa: a) campur kode

Page 132: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

penyisipan frasa bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa, b) campur kode

penyisipan frasa bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia; 3) campur kode

berwujud klausa, yaitu berupa: a) campur kode penyisipan klausa bahasa Jawa

ke bahasa Indonesia, b) campur kode penyisipan klausa bahasa Indonesia ke

bahasa Jawa; 4) campur kode berwujud idiom, yaitu campur kode penyisipan

idiom bahasa Jawa ke bahasa Indonesia.

2. Fungsi alih kode dan campur kode yang ditemukan dalam iklan berbahasa

Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo adalah (a) fungsi alih kode yang

ditemukan adalah (1) untuk mengimbangi pembicaraan sesuai dengan bahasa

yang digunakan oleh mitra tutur, (2) untuk mengubah peran pembicaraan

karena berubahnya topik pembicaraan, (3) mempertegas pesan pembicaraan,

(4) untuk mempersuasif dan menginformasikan kepada pendengar agar tertarik

pada iklan yang telah disampaikan, baik itu berupa ajakan, himbauan, maupun

larangan, dan (5) untuk mengutip perkataan orang lain; (b) fungsi campur kode

yang ditemukan adalah (1) untuk menunjukkan identitas diri, (2) untuk

menekankan maksud tuturan agar mitra tutur maupun pendengar percaya, (3)

untuk menghormati mitra tutur, (4) lebih prestis sehingga bahasa yang

digunakan lebih bervariasi dan lebih menarik konsumen untuk membeli produk

yang ditawarkan.

3. Faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode dalam iklan berbahasa

Jawa pada radio di Kabupaten Sukoharjo yaitu penutur, mitra tutur, situasi

tutur, tujuan tuturan, dan hal yang dituturkan. Faktor yang paling dominan

adalah partisipan, karena faktor ini bisa menyebabkan adanya alih kode

dikarenakan adanya orang ketiga yang hadir sehingga menyebabkan penutur

Page 133: digilib.uns.ac.id/Alih... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN BERBAHASA JAWA PADA RADIO DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

beralih kode untuk menyeimbangkan bahasa yang digunakan oleh penutur,

selain itu juga karena adanya perubahan topik sehingga mengharuskan penutur

untuk beralih kode.

B. Saran

Penelitian dalam iklan radio berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten

Sukoharjo ini hanya terbatas pada penggunaan alih kode dan campur kode.

Permasalahan mengenai penggunaan bahasa Jawa, khususnya bahasa Jawa dalam

iklan radio di Kabupaten Sukoharjo dapat dikaji dari segi kajian wacana,

pragmatik, maupun dari segi sosiolinguistik yang lainnya. Oleh karena itu,

peneliti menyarankan kepada peneliti berikutnya untuk mengkaji masalah yang

belum diteliti khususnya dalam iklan berbahasa Jawa pada radio di Kabupaten

Sukoharjo.