ALGORITMA DASAR
-
Upload
meng-sucarman -
Category
Documents
-
view
13.423 -
download
0
Transcript of ALGORITMA DASAR
BAHAN AJAR ke 2
DASAR DASAR PEMROGRAMAN
Disusun Oleh:
SUCARMAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
PELITA KARYA Jln.Raya Borbok Desa Cicau Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi
Tahun 2009
STANDAR KOMPETENSI:
MENGGUNAKAN ALGORITMA PEMROGRAMAN TINGKAT DASAR
KOMPETENSI DASAR:
MEMBUAT LOGIKA ALUR PEMOGRAMAN
2
KATA PENGANTAR
Tulisan kali ini benar-benar diperuntukkan bagi pemula yang ingin belajar RPL di
Sekolah Menengah Kejuruan. Mengingat Kompetensi Dasar yang diharapkan oleh Pemerintah,
maka tulisan ini dicobakan dengan “bahasa apa adanya” dengan harapan dapat dengan mudah
diserap oleh siswa. Ini juga merupakan kelanjutan dari tulisan yang terdahulu yang sedikit
mengulas tentang Variabel, Konstanta dan Tipe Data.
Masih banyak kekurangannya, sehingga perlu penambalan disana-sini oleh para
Guru/Pembimbingnya, sehingga Pondasi Siswa untuk mengenal dan belajar pemrograman dapat
dibangun dan dibentuk dengan benar.
Kritik dan saran senantiasa dinanti di [email protected], selain itu jika ada
kekurangan dan atau kesalahan yang fatal dalam tulisan ini, agar tidak sungkan-sungkan
menegur penulis. Perbaikan adalah sebuah kebahagian buat penulis dan keluarga.
Selamat berkarya
Penulis
3
STANDAR KOMPETENSI:
Menggunakan Algoritma Pemrograman Tingkat Dasar
KOMPETENSI DASAR:
Membuat Logika Alur Pemograman
INDIKATOR:
• Siswa dapat mendeskripsikan , memahami Algoritma.
• Siswa mampu membuat Algoritma dengan skema program Sekuensial .
• Siswa mampu membuat Algoritma dengan skema program Pencabangan.
• Siswa mampu membuat Algoritma dengan skema program Pengulangan.
BAHAN AJAR:
ALGORITMA
Ditemukan dan dipopulerkan oleh seorang Ilmuwan Muslim yang bernama Muhammad
ibnu Musa Al-Khwarizmi. Beliau adalah ilmuwan besar yang karya-karyanya banyak menjadi
dasar perkembangan ilmu modern, antara lain dalam bidang Matematika, Astronomi, Astrologi,
Geografi dan banyak cabang ilmu lainnya. Al-khwarizmi kemudian berubah menjadi Algorism,
kemudian berubah lagi menjadi Algorithm dalam Bahasa Inggris dan terjemahkan secara bebas
kedalam Bahasa Indonesia menjadi Algoritma.
Pengertian Algoritma sendiri adalah urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah
yang disusun secara sistematis.1 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
terbitan Balai Pustaka (1988);
Algoritma adalah urutan logis pengambilan putusan untuk pemecahan masalah
Dari dua definisi tersebut diatas maka kata kuncinya adalah “Urutan” dan “logis”, sehingga
selain logis Algoritma juga mengharuskan agar langkah langkah tersebut berurutan secara
sistematis, agar hasil akhirnya sesuai dengan yang diharapkan.
1 Aunur R. Muryanto, Rekayasa Perangkat Lunak Jilid 1 untuk SMK, Jakarta 2008: Direktorat Pembinaan Sekolah
Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional,
ha.l101
4
Menurut Donald E.Knuth dalam bukunya yang berjudul The Art of Komputer
Programming, Algoritma harus mempunyai lima ciri penting;
1. Algoritma harus berhenti setelah mengerjakan sejumlah langkah terbatas. Program yang
tidak berhenti berarti mengandung algoritma yang salah.
2. Setiap langkah harus mempunyai langkah yang tepat dan tidak mempunyai tafsiran
ganda (Ambigu)
3. Algoritma memiliki masukan nol atau lebih sebelum algoritma itu sendiri bekerja (input)
4. Algoritma memiliki keluaran nol atau lebih sebagai output yang berhubungan dengan
input. Dan keluaran tersebut harus benar adanya, artinya harus sesuai dengan yang kita
harapkan.
5. Algoritma harus efektif, artinya setiap langkah harus sederhana sehingga dapat
dikerjakan dalam sejumlah waktu yang masuk akal.
Algoritma dapat diekspresikan melalui tiga cara, yakni;
1. Structured Indonesian (SI), yakni penulisan urutan langkah yang dilakukan oleh
programmer sesuai dengan bahasa sehari-hari (dalam hal ini Bahasa Indonesia). Sebagai
contoh, Algoritma untuk mencari luas segi tiga dalam Structured Indonesian adalah;
1. Mulai
2. Baca data Alas dan tinggi
3. Periksa apakah Alas dan tinggi mempunyai nilai lebih
besar dari 0 (nol).Jika ya, maka lanjutkan ke langkah
ke 4, jika tidak maka berhenti.
4. Luas adalah Alas kali Tinggi kali 0,5.
5. Tampilkan luas.
2. Pseudocode, adalah penulisan algoritma yang menyerupai kode program. Pseudo sendiri
berarti imitasi atau tiruan atau menyerupai, sedangkan code menunjuk pada kode program.
Pseudocode didasarkan kepada bahasa pemrograman yang sesungguhnya seperti BASIC,
PASCAL atau FORTRAN. Penulisan Pseudocode masih tetap bersifat umum, artinya boleh
ditulis dengan menyerupai bahasa pemrograman tersebut. Latar belakang programmer sangat
berpengaruh dalam menuliskan pseudocode. Programer yang familiar dengan Bahasa BASIC
5
akan lebih mudah dan senang menuliskan pseudocode dalam Bahasa BASIC, begitu juga yang
berpengalaman dengan Bahasa Pascal tentunya akan lebih memudahkan jika pseudocode-nya
mirip bahasa Pascal. Pendekatan yang terbaik disesuaikan kepada kemampuan siswa dan
Pemrograman apa yang akan dipelajari oleh Siswa itu sendiri.
Berikut ini contoh Pseudocode algoritma menghitung Luas Segitiga;
1. START
2. READ alas, tinggi
3. IF alas < 0 or tinggi < 0 GOTO 6
4. luas = alas * tinggi * 0,5
5. PRINT luas
6. END
Algoritma diatas sangat mirip dengan bahasa BASIC dan yang satu rumpun dengan
Bahasa BASIC ( Penulis menggunakan Liberty Basic, Gold License). Dengan adanya
pseudocode akan memudahkan proses penterjemahan kedalam bahasa pemrograman.
3. Flow Chart, adalah bagan alir yang menggambarkan urutan langkah/aliran program secara
logika. Flow Chart banyak dipakai untuk menggambarkan algoritma dengan bantuan symbol
symbol tertentu yang telah disepakati secara internasional. Dengan adanya symbol/lambang
lambang tersebut dan ditambah notasi penjelasannya, maka logika pemrograman dapat
dimengerti dengan mudah. Bagi yang sudah familiar dengan Microsoft Word, symbol-symbol
Flow Chart dapat di tampilkan dengan langkah Insert-Shapes-Flowchart yang akan
menampilkan lambang sebagai berikut;
Lambang-lambang tersebut mempunyai makna/menggambarkan proses dan atau peripheral
tertentu dalam pembuatan algoritma dengan Diagram Alir /Flow Chart.
6
Start
Read
Alas,Tinggi
Alas>0?
Tinggi>0?
Luas=0,5*Alas*Tinggi
End
Print Luas
Mulai
Baca Data
Apakah
Data valid?
Hitung Luas Segitiga
Selesai
Tampilkan
Hasil Luas
Sebagai ilustrasi berikut ini contoh Flowchart Menghitung Luas Segitiga;
Bagan Alir Logika Program Bagan Alir Program Komputer terinci
Dari ketiga cara penulisan Algoritma (SI, Psedocode dan Flowchart) kesemuanya itu
bersifat independent terhadap semua bahasa pemrograman, artinya Algoritma yang kita buat
dapat dipakai oleh setiap bahasa Pemrograman. Hanya mungkin saja dari cara penulisan pada
“program komputernya” (syntax) yang sedikit berbeda dan keyword (kata kunci) untuk
melakukan perintah.
Penulisan “Print” dalam Bahasa BASIC , jika dalam Bahasa PASCAL diekspresikan
dengan “Write” atau Writeln. Algoritma dapat diibaratkan Resep Masakan yang ditulis dalam
berbagai bahasa, dan orang akan bisa membuatnya selama orang tersebut memahami bahasa
yang dipakai untuk menulis resep masakan tersebut.
Tidak Tidak
Ya Ya
7
Contoh-contoh Algoritma dapat dikembangkan dengan memperhatikan lingkungan dan
kehidupan siswa itu sendiri.
Struktur Algoritma
Struktur dasar algoritma terbentuk dari tiga struktur dasar, yakni struktur berurutan,
struktur percabangan/pemilihan/keputusan dan struktur pengulangan. Dalam bahasa
pemrograman ketiga dasar pembentuk sebuah algoritma tersebut dikenal dengan sequencing,
branching dan looping. Pada dasarnya hampir semua algoritma merupakan gabungan dari
struktur tersebut.
Algoritma Berurutan (Sequencing)
Struktur berurutan ini dapat dianalogikan dengan kita berjalan lurus atau kendaraan yang
meluncur dijalan yang lurus. Langkah demi langkah atau kilometer demi kilometer kita harus
melaluinya sehingga tahapan demi tahapan harus dilalui sesuai dengan urutannya. Dapat juga
kita analogikan dengan mencatat mata pelajaran, kata demi kata dan kalimat demi kalimat kita
menyalinnya secara berurutan sampai selesai.
Struktur berurutan bisa terdiri dari satu dan atau beberapa instruksi. Intruksi intruksi
tersebut akan dieksekusi oleh komputer sesuai dengan urutannya. Oleh sebab itu maka
pentingnya sistematika yang tepat dan benar agar algoritma tersebut menghasilkan “output”yang
kita harapkan. Menurut Goldshlager dan A. Lister, struktur berurutan mengikuti ketentuan
sebagai berikut;
• Tiap instruksi dikerjakan satu demi satu.
• Tiap instruksi hanya dilakukan/dilaksanakan tepat satu kali, tidak ada pengulangan
• Urutan pelaksanaan yang dilakukan oleh komputer(pemroses) sama dengan urutan yang
ditulis dalam algoritmanya.
• Akhir dari instruksi terakhir, merupakan akhir algoritma.
8
Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan dalam pelajaran Matematika/Geometri tentang theorem
phytagoras yang kita umpamakan akan mencari panjang sisimiring/hypotenusa, jika sisi
tegak dan alas sebuah segi tiga siku-siku telah diketahui;
Ilustrasi dan Flowchart mencari panjang sisi miring
Dalam bahasa pemrograman BASIC (Liberty Basic atau Turbo Basic) Algoritma
tersebut dapat ditulis sebagai berikut;
'Mencari Panjang Sisi Miring
cls
AB=3
AC=4
BC=SQR(AB^2+AC^2)
Print "Panjang sisi miringnya adalah = ";BC
end
Jika program itu ditulis dengan benar kemudian dijalankan, akan menghasilkan;
Panjang sisi miringnya adalah = 5
Dipersilahkan dikembangkan lebih lanjut dengan mengisikan panjang AB dan AC nya
melalui perintah “INPUT”, atau untuk materi pembelajaran lainnya semisal mencari isi
kubus, luas jajaran genjang, atau volume kerucut.
Mulai
Print BC
BC=SQR(AB^2+AC^2)
Read AB,
AC
Selesai
9
Algoritma Pencabangan (Branching)
Pada dasarnya pemrograman komputer adalah untuk keperluan manusia dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya. Oleh sebab itu pemrograman komputer identik
dengan penyelesaian pekerjaan manuasia keseharian. Kehidupan kita tidak selamanya berjalan
lurus, terkadang harus melakukan pilihan dari beberapa keadaan, atau melakukan pengujian
kepada suatu kondisi agar kita dapat mengambil keputusan tentang jalan/arah mana yang akan
diambil. Dalam pemrograman kondisi seperti ini lajimnya disebut pencabangan/branching.
Dalam kondisi tertentu mungkin kita melakukan lompatan atau melewatkan beberapa instruksi,
dan program akan berjalan sesuai dengan kehendak kita jika kondisi memenuhi syarat yang kita
tetapkan.
Contoh:
“Syarat usia untuk ikut memilih dalam PEMILU adalah minimum 17 tahun. Jika
usianya kurang dari 17 tahun maka dia belum mempunyai hak pilih.”
Maka Algoritmanya dapat dibuat sebagai berikut;
Flowchart Penentuan Hak Pilih
MULAI
USIA ≥ 17
READ USIA
“PUNYA HAK
PILIH”
“TIDAK PUNYA
HAK PILIH”
SELESAI
TIDAK YA
10
Secara umum Algoritma tersebut sudah benar, namun pada kenyataannya ada
pengecualian bahwa walaupun usianya belum mencapai 17 tahun, asal saja sudah menikah maka
orang tersebut sudah punya hak pilih, sehingga Algoritmanya dapat diperbaiki menjadi;
Dari algoritma yang kedua, dapat dilihat adanya pengujian kedua tentang status orang.
Jika orang tersebut sudah menikah (pernah menikah) maka walaupun usianya kurang dari 17
tahun, maka dia sudah mempunyai hak pilih.
Dalam hal Algoritma yang kedua, jika ingin disederhanakan bentuknya maka dapat
dilakukan dengan melakukan pengujian sekaligus pada pencabangan pertama, yakni dengan
Operator Boolean “OR” seperti alur yang dicontohkan dibawah ini;
MULAI
USIA ≥ 17?
READ USIA,
STATUS
“PUNYA HAK
PILIH”
“TIDAK PUNYA
HAK PILIH”
SELESAI
TIDAK YA
STATUS=ME
NIKAH?
YA
TIDAK
11
Dalam Bahasa Pemrograman Liberty BASIC dapat dituliskan sebagai berikut:
‘ Penentuan Hak Pilih CLS INPUT “Masukan usia calon pemilih : “;Usia INPUT “Apakah sudah Menikah ? (Y/T) : “;Status$ Status$=UPPER$(Status$) ‘ baris ini hanya untuk mengkonversi ke huruf kapital
If Usia>=17 OR Status$=”Y” THEN PRINT PRINT “Sudah mempunyai hak pilih”
ELSE PRINT “Belum mempunyai hak pilih”
END IF END
Jika Program tersebut dijalankan maka hasil keluarannya akan tampak sebagai berikut;
Masukan usia calon pemilih : 15
Apakah sudah Menikah ? (Y/T) : y
Sudah mempunyai hak pilih
Untuk bahasa pemrograman yang lain , silahkan disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku pada bahasa pemrograman yang dikuasai oleh Siswa/Guru.
MULAI
USIA ≥ 17 OR
STATUS=”MENIK
AH”
READ USIA,
STATUS
“PUNYA HAK
PILIH”
“TIDAK PUNYA
HAK PILIH”
SELESAI
TIDAK YA
12
Dalam menterjemahkan sebuah algoritma pencabangan, kita bisa melakukan pendekatan
penyelesaian yang berbeda untuk kasus yang sama dan berbeda untuk kasus yang berlainan. Hal
ini tergantung sejauh mana kita mampu melakukan pendekatan yang paling efektif dan efisien.
Hal lain yang penting juga diperhatikan adalah bagaimana “orang lain” dapat dengan mudah
memahami jalan pemikiran kita (algoritmanya) dan mudah menggunakan aplikasi yang sudah
kita buat. Setiap bahasa pemrograman mempunyai beberapa ketentuan yang sedikit berbeda,
namun pada umumnya Statement untuk pencabangan sebagiannya adalah;
• IF test expression THEN expression(s)
• IF test expression THEN expression(s)1 ELSE expression(s)2
• IF test expression THEN
expression(s)1
END IF
• IF test expression THEN
expression(s)1
ELSE
expression(s)2
END IF
Cara lain untuk mengontrol alur program adalah penggunaan pernyataan
IF...THEN...ELSE. Pernyataan ini merupakan pengembangan dari bentuk IF….THEN. Salah
satu contoh dalam implementasinya adalah;
[ulangi]
input "Silahkan pilih mode, (B)iasa atau (A)hli?"; mode$
if len(mode$) = 0 then print "Keliru Input! Coba lagi!" : goto
[ulangi]
mode$ = left$(mode$, 1)
if instr("BbAa", mode$) = 0 then print " Keliru Input! Coba lagi!" :
goto [ulangi]
if instr("Bb", mode$) > 0 then print "Mode Biasa" : goto [main]
print "Mode Ahli"
[main]
print "Menu Pilihan Utama"
end
Perhatikan Ekspresi/pernyataan ini:
if instr("Bb", mode$) > 0 then print "Mode Biasa" : goto [main]
print "Mode Ahli"
Pernyataan tersebut dapat diringkas menjadi
if instr("Bb",mode$)> 0 then print "Mode Biasa " else print "Mode Ahli"
13
Beberapa bentuk penulisan yang diijinkan (dalam Liberty BASIC) adalah sebagai berikut;
if a < b then pernyataan1 else pernyataan2
if a < b then [label] else pernyataan if a < b then pernyataan else [label]
if a < b then pernyataan1 : pernyataan2 else pernyataan3 if a < b then pernyataan1 else pernyataan2 : pernyataan3 if a < b then pernyataan1 : goto [label] else pernyataan2 if a < b then gosub [label1] else gosub [label2]
IF...THEN...END IF adalah merupakan bentuk lain yang banyak digunakan dalam
pengambilan keputusan/pencabangan. Bentuk pernyataan seperti ini dikenal dengan “
conditional blocks”. Cara ini memungkinkan kita dapat mengontrol alur program dengan lebih
baik dan sistematis. Contoh penggunaannya;
if qtySubdirs = 0 then
print "None."
goto [noSubs]
end if
Keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan Blok ini adalah kita dapat menuliskan
lebih banyak pernyataan/perintah yang bisa dilakukan sesuai dengan kondisi yang terjadi.
if qtySubdirs = 0 then
print "None."
else
print "Count of subdirectories: "; qtySubdirs
Pencabangan/Pengujian Kondisi bukan hanya untuk memilih satu dari dua
kemungkinan yang harus dipilih, melainkan juga bisa memilih satu dari beberapa
kemungkinan/keinginan dari hal yang kita harapkan. Pada prinsipnya setiap
pencabangan dan pengujian merupakan kondisi atau syarat agar akhir program yang
kita buat sesuai tujuan dan benar hasilnya:
Contoh pencabangan yang banyak, semisal kita memasuki sebuah restoran maka akan
disodorkan “daftar menu” yang tersedia di restoran tersebut.
14
Algoritma Pengulangan (Looping)
• Sebuah kendaraan sedang mengisi bahan bakar di sebuah Statsiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU). Sang Sopir meminta agar agar kendaraannya diisi
bahan bakar sebanyak 100 liter. Petugas mengisikan bahan bakar kedalam tangki
kendaraan tidak sekaligus 100 liter, melainkan bertahap sesuai kapasitas aliran
selang pengisian bahan bakar. Dia akan melakukan pengisian secara terus
menerus sampai indikator menunjukkan angka 100. Dan akan berhenti jika telah
terpenuhi kondisi sesuai permintaan sang sopir.
• Seorang anak sedang menimba air dari sebuah sumur untuk mengisi ember
/jerigen air yang dibawanya dari rumah. Dia akan terus menimba sampai volume
air yang ada di ember tersebut penuh atau sesuai dengan kemampuan angkatnya.
Dari dua ilustrasi tersebut dapat kita simak, bahwa pengulangan akan terus terjadi sampai
dengan sebuah kondisi yang kita inginkan tercapai, dan pengulangan akan berakhir manakala
kondisi yang kita harapkan sudah tercapai.
Dalam pembuatan program komputer, kita kadang-kadang harus mengulang satu atau
beberapa perintah agar memperoleh hasil sesuai dengan yang kita inginkan. Salah satu kelebihan
komputer adalah mampu melakukan pengulangan sebanyak yang kita inginkan tanpa merasa
lelah dan bosan <walaupun sebenarnya terbatas juga>. Dalam contoh kedua, bisa saja anak
tersebut berhenti menimba air bukan karena embernya sudah penuh, melainkan kecapaian.
Tidak demikian halnya dengan computer, dia akan terus melakukan/mengeksekusi perintah
sampai dengan selesai.
Struktur pengulangan terdiri dari 2 bagian;
1. Kondisi Pengulangan, yaitu syarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan
pengulangan. Syarat ini biasanyanya dinyatakan dalam ekspresi Boolean yang
harus diuji apakah mempunyai nilai true (benar) atau false (salah).
2. Badan penglangan (loop body), yakni satu atau sekumpulan perintah yang harus
diulang.
15
Counter=
awal TO
akhir
Badan
Loop
Pernyataan
Berikutnya
Dalam pengulangan biasanya ada yang dikenal dengan inisialisasi dan terminasi.
Inisialisasi adalah memberikan nilai awal pada sebuah variabel (Counter SPBU di reset “0”),
sedangkan terminasi adalah nilai akhir sebagai tanda berakhirnya pengulangan .
Ada beberapa pernyataan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan pengulangan ini.
Pada pelaksanaannya pemakaian struktur pengulangan tergantung dari masalah yang harus
diselesaikan, dukungan bahasa pemrograman dan tehnik pendekatan dari programmer computer
itu sendiri. Seperti halnya juga dalam pencabangan, bentuk satu pengulangan dapat saja
menyelesaikan beberapa kasus yang berbeda. Namun ada juga bentuk pengulangan yang hanya
cocok untuk kasus tertentu saja. Pemilihan bentuk pengulangan yang tepat, dapat meningkatkan
kinerja dan efisiensi sebuah program computer.
Struktur pengulangan dengan FOR…..NEXT
Bentuk pengulangan seperti ini merupakan tehnik pengulangan yang paling tua dalam
bahasa pemrograman2. Hampir semua bahasa pemrograman mendukung tehnik pengulangan
FOR….NEXT ini, kalaupun ada perbedaan paling dalam cara penulisannya saja (syntax).
Bentuk umum dari FOR…NEXT adalah;
FOR variabel=inisialisasi TO terminasi STEP aturan
Jika STEP tidak didefinisikan maka nilai variabel akan bertambah satu, namun jika ingin
melakukan pencacahan (counter) dengan bilangan negative, maka
STEP harus disertakan. Berikut ini contoh potongan algoritma
For…Next dalam bentuk Flowchart;
Dalam pelaksanaan/eksekusi pengulangan FOR…NEXT urutan
langkahnya adalah sebagai berikut;
1. Menetapkan nilai counter sama dengan nilai awal
(inisialisasi)
2. Melakukan pengujian apakah bilai awal lebih besar dari
nilai akhir, jika tidak maka mengerjakan perintah yang ada
pada badan loop. Jika ya maka keluar dari Program
3. Menaikkan/menurunkan nilai counter sesuai aturan yang
kita tetapkan.
4. Kembali ke urutan nomor 2.
2 Ibid, hal 114
16
Untuk membantu lebih memahami tehnik pengulangan dengan FOR…NEXT, berikut ini kita
contohkan ;
“Sebuah himpunan A mempunyai anggota bilangan bulat ganjil positif tidak lebih besar dari
19. Buatlah Algoritma dalam bentuk Flowchart.”
Penyelesaian:
Langkah pertama adalah menetapkan variabel A dengan type data integer dan sebagai nilai awal
kita inisialisasikan dengan A=1 sedangkan nilai terminasinya adalah 19. Karena A adalah
himpunan bilangan bulat ganjil positif, maka kita tahu bahwa STEP nya adalah = 2. Dua inilah
yang akan menjadi increment (penambahan) untuk nilai A berikutnya.
FLOWCHART:
Tanpa menggunakan For…Next Dengan menggunakan For…Next
Cobalah perhatikan kedua bentuk algoritma tersebut, amati persamaan dan perbedaannya serta
silahkan menentukan mana yang paling efektif alurnya. Semua itu adalah sangat tergantung dari
START
A=1
PRINT A
A= A+2
A≥19 ?
END
START
PRINT A
END
A=1 to 19
Step 2
17
cara kita melakukan pendekatan terhadap persoalan yang ingin kita hadapi, dan apa yang akan
dan mampu kita lakukan untuk menyelesaikannya dengan benar.
Untuk lebih memperjelas berikut contoh progam dari kedua algoritma tersebut diatas;
Tanpa memakai FOR…NEXT
' Himpunan Bilangan bulat ganjil positif
A=1
[ulangi]
PRINT space$(2);A;
A=A+2
IF A<=19 goto [ulangi]
END
Dengan menggunakan FOR…NEXT
' Himpunan Bilangan bulat ganjil positif
FOR A=1 TO 19 STEP 2
PRINT space$(2);A;
NEXT A
END
Kedua program tersebut mempunyai keluaran yang sama yakni mencetak anggota himpunan
A(1,3,5,…,….,19).
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19
Pengulangan Bersarang (Nested Loop)
Dalam pemrograman terkadang diperlukan pengulangan didalam pengulangan.
Pengulangan demikian dikenal dengan pengulangan bersarang (nested loop). Seperti ilustrasi
pada awal materi ini. Jika si anak disuruh mengisi bak air sampai penuh dengan cara mengambil
air dari sumur depan halaman rumah ember per ember, maka proses pengisian bak air tersebut
merupakan loop utama, sedangkan menimba air dari sumur ke ember hingga ember tersebut
penuh adalah loop didalam loop. Dari sini dapat tergambarkan bahwa looping terdalam
diselesaikan terlebih dahulu baru kemudian menyelesaikan loop luar. Pelaksanaan loop dalam
akan berulang terus hingga akhirnya loop luarnya selesai.
18
Untuk lebih jelasnya mari kita buat latihan untuk membuat sebuat tabel kebenaran
(Truste Table) dari sebuah gerbang logika dengan operasi AND, OR, dan XOR dari dua gerbang
logika.
“Buatlah Tabel kebenaran dari 2 gerbang logika A dan B. C adalah A AND B, D
adalah A OR B, sedangkan E adalah C XOR D”
Penyelesaian:
Karena Logika merupakan bilangan Binner (0 dan 1) maka semua gerbang mempunyai
inisialisasi 0 dan terminasi 1. Bisa juga kita tetapkan inisialisasinya 1 dengan terminasi 0 dengan
syarat STEP-nya harus kita definisikan -1. Loop A ditetapkan sebagai outer loop (pengulangan
luar) dan Loop B menjadi inner loop (loop dalam). Semua perintah operasi Boolean (AND, OR
dan XOR harus ditempatkan di body loop dalam.
Coba perhatikan algoritma dibawah ini, perhatikan perbedaannya:
FLOWCHART NAIK FLOWCHART TURUN
START
B=0 to 1
A=0 to 1
C= A AND B
D= A OR B
E= C XOR D
PRINT A,B,C,D,E
END
START
B=1 to 0
STEP -1
A=1 to 0
STEP -1
C= A AND B
D= A OR B
E= C XOR D
PRINT A,B,C,D,E
END
19
Sedangkan listing program dan hasil keluarannya adalah sebagai berikut;
UNTUK FLOWCHART NAIK
'Tabel Kebenaran PRINT "=============================================================" PRINT "A B C(A AND B) D(A OR B) E(C XOR D)" PRINT "-------------------------------------------------------------"
'ketiga baris diatas untuk memudahkan membaca hasilnya 'badan programnya adalah: FOR A=0 to 1 FOR B=0 to 1 C= A AND B
D= A OR B E= C XOR D
PRINT A,B,C,D,E NEXT ' untuk menutup loop B NEXT 'untuk menutup loop A PRINT "=============================================================" END
Hasil keluarannya:
============================================================= A B C(A AND B) D(A OR B) E(C XOR D)
------------------------------------------------------------- 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
=============================================================
UNTUK FLOWCHART TURUN
'Tabel Kebenaran PRINT "============================================================="
PRINT "A B C(A AND B) D(A OR B) E(C XOR D)" PRINT "-------------------------------------------------------------" 'ketiga baris diatas untuk memudahkan membaca hasilnya 'badan programnya adalah: FOR A=1 to 0 step -1 FOR B=1 to 0 step -1 C= A AND B D= A OR B
E= C XOR D PRINT A,B,C,D,E
NEXT ' untuk menutup loop B NEXT 'untuk menutup loop A PRINT "=============================================================" END
20
Hasil Keluarannya:
============================================================= A B C(A AND B) D(A OR B) E(C XOR D)
------------------------------------------------------------- 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 =============================================================
Nah dengan gambaran, contoh serta hasil keluaran program diatas, kita bisa faham
bagaimana pengulangan bersarang tersebut bekerja.
Untuk latihan silahkan dicoba memodifikasi program diatas dengan variasi berbeda,
misalnya For A=0 to 1 dipasangkan dengan For B=1 to 0 step -1 dan sebaliknya, sehingga
mendapat gambaran yang lebih jelas lagi tentang urutan kerja dari “Nested Loop”.
Dengan menambah loop lain didalamnya maka membuat “Tabel Kebenaran” untuk 3
dan 5 bahkan….10 gerbang logikapun sangat mudah, bukan?
Struktur pengulangan dengan WHILE….WEND
Perintah lain untuk pengulangan adalah pernyataan WHILE…WEND. Jika dalam
FOR…NEXT pengulanganya sudah diketahui karena kita tentukan nilai awal dan nilai akhirnya,
maka dalam WHILE…WEND kita tidak mengetahui berapa kali pengulangan, karena program
akan terus melakukan looping selama kondisi WHILE nya
terpenuhi.
Seperti halnya FOR …NEXT, WHILE..WEND juga
didukung oleh hampir semua bahasa Pemrograman, hanya saja
cara penulisannya (syntax) yang berbeda.
Selain kondisi yang disyaratkan, bentuk pengulangan
seperti ini juga diperlukan inisialisasi nilai variabel terlebih
dahulu. Jadi kalau dalam For…Next kita batasi pengulangannya
dengan nilai akhir, maka dalam While…Wend kita kendalikan
pengulangannya dengan “Kondisi” yang kita buat. Loop akan
berakhir (Program keluar dari Loop) manakala kondisi yang kita
persayaratkan sudah tidak terpenuhi.
Berikut ini contoh Algoritma dimana kita meminta seseorang
untuk menuliskan umurnya, selama orang tersebut belum
memasukkan umurnya dengan benar, maka program akan terus
Badan
Loop
Pernyataan
Berikutnya
Kondisi
21
berjalan hingga teman kita memasukkan angka yang mengakibatkan kondisi tidak lagi
terpenuhi, sehingga Loop berakhir.
Dalam algoritma disamping jelas terlihat bahwa
kondisi yang kita tentukan adalah Usia≤0, jadi selama
teman kita melakukan pengisian usianya = 0 maka loop
akan terus berjalan. Ketika Usia>0 maka loop akan
berakhir dan akan melakukan perintah berikutnya berupa
Print Usia.
Sebagai inisialisasi variabel usia maka input dari
pengguna (dalam hal ini teman kita) merupakan
inisialisasi variabel agar loop bisa berjalan, sedangkan
pengujian usia ≤ 0 merupakan kondisi yang kita tetapkan
agar program melakukan pengulangan, sampai akhirnya
teman kita mengisi umurnya dengan nilai yang lebih besar
dari 0 (nol)
Berikut Contoh Programnya;
' ulangi sampai jawaban sesuai dengan yang diminta while val(usia$) <= 0 input "Berapakah umur anda?"; usia$ if val(usia$) <= 0 then print "Salah Jawaban.Cobalagi!" Print
wend PRINT "Usia anda adalah "; val(usia$);"
tahun." End
Coba simak dan pelajari keluarannya berikut ini
Berapakah umur anda?-2 Salah Jawaban.Cobalagi! Berapakah umur anda?-5 Salah Jawaban.Cobalagi! Berapakah umur anda?0 Salah Jawaban.Cobalagi!
Berapakah umur anda?AKU Salah Jawaban.Cobalagi! Berapakah umur anda?25 Usia anda adalah 25 tahun
Dengan meperhatikan Algoritma, Program dan Keluarannya kita akan tahu lebih jelas tentang
jalannya sebuah looping dengan pernyataan WHILE…WEND.
Start
Read usia
Usia≤0 ?
Print “Keliru,
coba lagi!”
Print Usia
End
Tidak
Ya
22
Dalam beberapa bahasa pemrograman, TIDAK DIANJURKAN memaksa keluar dari
looping dengan pernyataan GOTO. Ini akan mengakibatkan jalannya program tidak dapat
diprediksi. Mungkin untuk program yang sederhana dan kecil hal tersebut masih bisa berjalan
normal, namun untuk sebuah program yang besar dan kompleks, hal ini SANGAT TIDAK
DIANJURKAN.
Contoh dibawah ini masih bisa berjalan, namun tidak dianjurkan
while count < 10
input "Enter a name (or a blank line to quit) ?"; n$
if n$ = "" then [exitLoop]
list$(count) = n$
count = count + 1
wend
[exitLoop]
Pernyataan EXIT WHLIE merupakan salah satu cara yang benar apabila kita ingin keluar dari
looping dengan pernyataan WHILE…WEND
while count < 10
input "Masukkan Nama anda (atau tekan enter untuk keluar) ?"; n$
if n$ = "" then EXIT WHILE
Print "Nama anda adalah ";n$
wend
Print "Anda telah keluar dari Loop!"
Struktur pengulangan dengan DO…LOOP (WHILE/UNTIL)
Pengulangan DO dengan LOOP dapat dilakukan ketika kondisi dalam keadaan
True/benar, atau sampai kondisi benar. Pengulangan DO dengan LOOP ketika kondisi dalam
keadaan benar, maka harus dipasangkan dengan pernyataan WHILE, sedangkan DO dengan
LOOP sampai kondisi benar maka harus dipasangkan dengan UNTIL.
23
Berikut ini Algoritma pernyataan tersebut;
CONTOH A CONTOH B
Perhatikan kedua algoritma tersebut diatas! Sekilas sepertinya sama namun
menghasilkan “output” yang sangat berbeda. Perbedaan output ini disebabkan kita melakukan
kondisi yang berbeda (WHILE). Pada Contoh A, terjadi Looping ketika nilai A masih lebih kecil
dari 9 sehingga menghasilkan output berupa tercetaknya angka 0 hingga 9, ketika A=10 maka
kondisi sudah tidak terpenuhi sehingga keluar dari Loop.
Pada Contoh B tidak terjadi Looping, karena pada saat diuji kondisi apakah A lebih
besar dari 10, ternyata tidak sesuai karena A baru bernilai 1 (hasil dari eksekusi A= 0+1), hal ini
mengakibatkan jalannya program keluar dari Loop. Program B hanya menghasilkan tercetaknya
angka 0 pada layar monitor kita. Berikut ini contoh program dari algoritma tersebut (dalam
bahasa pemrograman Liberty BASIC), yang sengaja digabungkan antara contoh A dan contoh B
START
A=0
PRINT A
A < 10
A=A+1
END
START
A=0
PRINT A
A > 10
A=A+1
END
YA
TIDAK
YA
TIDAK
24
Agar lebih mudah membandingkan antara Algoritma, Program dan Outputnya;
' CONTOH PENGGUNAAN DO...LOOP WHILE
' Program sesuai contoh algoritma A
print "Output dari Algoritma A"
a=0
do
print a
a = a + 1
loop while a < 10
Print "----------------------------"
' Program sesuai contoh algoritma B
a=0 ' untuk mereset kembali nilai variabel a
print "Output dari Algoritma B"
do
print a
a = a + 1
loop while a > 10
end
Hasil Keluaran dari Program tersebut diatas adalah;
Output dari Algoritma A
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
----------------------------
Output dari Algoritma B
0
Komputer akan dapat membantu kita dengan cepat dan benar apabila diberikan
input dan urutan langkah (Algoritma) yang benar pula. Garbage in, garbage out
25
DO….LOOP UNTIL
Pengulangan akan terjadi, sampai kondisi pengujian adalah benar. Jika kondisi sudah
tercapai, maka loop berakhir. Perhatikan Algoritma dibawah ini
CONTOH A CONTOH B
Selintas sama dengan pernyataan DO….LOOP WHILE hanya perlu sekali lagi ditegaskan
bahwa dalam struktur DO….LOOP UNTIL; pengulangan akan berakhir ketika kondisi yang
disyaratkan terpenuhi. Adapun contoh programnya sama dengan contoh diatas, tinggal kata
“WHILE”-nya diganti dengan “UNTIL”.
Masih banyak statement/pernyataan pengulangan yang berlaku di setiap Bahasa
Pemrograman. Oleh sebab itu teruslah belajar dan berkreasi bukan hanya sekedar pemenuhan
terhadap Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar saja. Insya Allah akan kita bahas pada
tulisan berikutnya. Mudah-mudahan Tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
START
A=0
PRINT A
A =1
A=A+1
END
START
A=0
PRINT A
A > 10
A=A+1
END
Tidak
YA
Tidak
Ya