Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

27
ANALISIS SWOT DAN KINERJA KEUANGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK DAN PT TIGA PILAR SEJAHTERA TBK MAKALAH Disusun untuk memenuhi syarat nilai Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Manajemen Strategis ALBERTINA WIDIANA SENTYAJI NIM: 121210002 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MA CHUNG MALANG 2015

description

manajemen strategi

Transcript of Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

Page 1: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

ANALISIS SWOT DAN KINERJA KEUANGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK

DAN PT TIGA PILAR SEJAHTERA TBK

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi syarat nilai Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Manajemen Strategis

ALBERTINA WIDIANA SENTYAJI NIM: 121210002

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG

MALANG

2015

Page 2: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat-Nya, makalah dengan judul “Analisis Swot dan Kinerja Keuangan PT

Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk“ dapat selesai tepat

pada waktunya. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa

pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini.

1. Bapak Tarsisius Renald Suganda, S.E., M.Si., selaku dosen pengampu mata

kuliah Manajemen Strategis.

2. Bapak Yuswanto, S.Pd, MSA., selaku dosen pengampu mata kuliah

Manajemen Strategis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu,

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap semoga

makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, Desember 2015

Penulis

Page 3: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................ 1

1.1 PT Indofood Sukses Makmur Tbk ........................................................ 1 1.1.1 Bisnis dan Produk .................................................................... 1 1.1.2 Visi dan Misi ............................................................................ 3 1.1.3 Penghargaan dan Sertifikasi .................................................... 3 1.1.3.1 Penghargaan ................................................................ 3 1.1.3.2 Sertifikasi ...................................................................... 3 1.2 PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk ................................................................. 4 1.2.1 Bisnis dan Produk .................................................................... 4 1.2.2 Visi dan Misi ............................................................................ 5 1.2.3 Penghargaan dan Sertifikasi .................................................... 5 1.2.3.1 Penghargaan ................................................................ 5

1.2.3.2 Sertifikasi ...................................................................... 6

BAB II ANALISIS SWOT DAN KINERJA KEUANGAN ............................... 6

2.1 Analisis SWOT .................................................................................... 6 2.1.1 SWOT PT Indofood Sukses Makmur Tbk................................. 6 2.1.2 SWOT PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk.......................................... 7 2.2 Analisis Kinerja Keuangan ................................................................... 9 2.2.1 Analisis Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk .............. 9

2.2.2 Analisis Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk ....................... 10

BAB III IMPLEMENTASI STRATEGI ........................................................... 11

3.1 Implementasi Strategi PT Indofood Sukses Makmur Tbk ..................... 11

3.2 Implementasi Strategi PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk .............................. 16

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 21

4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 21 4.2 Keterbatasan ....................................................................................... 22 4.3 Saran ................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rasio Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk ......................... 9

Tabel 2 Rasio Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk .................................. 10

Page 5: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Produk-Produk PT Indofood Sukses Makmur Tbk ........................ 3

Gambar 2 Produk-Produk PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk ................................. 5

Page 6: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

1

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 PT Indofood Sukses Makmur Tbk

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) didirikan tahun 1990 oleh

Sudono Salim dengan nama PT Panganjaya Intikusuma, kemudian tahun 1994

berubah nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Pada tahun yang sama,

Indofood terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham INDF.

Indofood berkomitmen menghasilkan produk makanan olahan yang bermutu,

aman dan halal dikonsumsi. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya,

Indofood memperoleh manfaat dari model bisnisnya yang terdiri dari empat

kelompok usaha strategis yang saling melengkapi, yaitu konsumen bermerek,

bogasari, agribisnis, distribusi serta budidaya dan pengelolaan sayuran.

1.1.1 Bisnis dan Produk

a. Konsumen Bermerek

Kelompok ini dikelola oleh anak perusahaan PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk (ICBP). Terdapat empat divisi di dalamnya yaitu mi instan, dairy,

penyedap makanan, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, minuman,

dan kemasan. Produk divisi mi instan yaitu bag noodles, cup noodles, mi telur

dan bihun instan dengan merek-merek seperti Indomie, Supermi, Sarimi,

Sakura, Pop Mie, Pop Bihun dan Mi Telur Cap 3 Ayam. Divisi dairy dijalankan

oleh PT Indolakto, anak perusahaan yang 68,57% sahamnya dimiliki oleh

ICBP secara tidak langsung. Produk yang dihasilkan meliputi susu kental

manis, susu ultra-high temperature, susu steril dalam botol, susu pasteurisasi,

susu bubuk, mentega dan es krim dengan nama merek Indomilk, Cap Enaak,

Tiga Sapi, Orchid Butter, dan Indoeskrim.

Divisi makanan ringan terdiri dari unit usaha makanan ringan dan biskuit.

Unit usaha makanan ringan merupakan perusahaan gabungan dengan

PepsiCo yang memproduksi makanan ringan seperti keripik kentang,

singkong dan tempe, kerupuk keriting, dan kerupuk udang serta extruded

snack dengan merek-merek Chitato, Lays, Qtela, Cheetos dan JetZ. Unit

usaha biskuit seperti produk dengan merek Trenz dan Wonderland dijalankan

sendiri oleh ICBP. Divisi penyedap makanan memproduksi produk-produk

kuliner bagi Grup Indofood dan perusahaan asosiasi, PT Nestlé Indofood

Citarasa Indonesia (NICI), yang merupakan perusahaan gabungan dengan

Nestlé SA kecuali untuk produk dry-mix seasonings yang diproduksi sendiri

oleh NICI. Produk yang dipasarkan adalah kecap, saus sambal, saus tomat,

Page 7: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

2

bumbu instan, kaldu, sirup dengan merek Indofood, Piring Lombok, Indofood

Racik, Maggi, dan Freiss. Produk yang dihasilkan divisi nutrisi dan makanan

khusus meliputi bubur dan biskuit untuk bayi dan balita (Promina, SUN), cereal

snacks (Govit), minuman sereal (Provita), serta produk susu bagi para ibu.

b. Bogasari

Grup ini memproduksi tepung terigu dan pasta, didukung oleh unit usaha

perkapalan dan kemasan. Beberapa merek produk dalam grup ini adalah

Cakra Kembar, Segitiga Biru, Kunci Biru, Lencana Merah, Taj Mahal, Chesa,

dan La Fonte.

c. Agribisnis

Kegiatan di bidang agribisnis dijalankan oleh PT Salim Ivomas Pratama

Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, serta merupakan anak

perusahaan Indofood Agri Resources Ltd. (IndoAgri), yang sahamnya tercatat

di Bursa Efek Singapura (SGX). Kegiatan di bidang agribisnis meliputi

penelitian dan pengembangan, pemuliaan benih bibit, pembudidayaan dan

pengolahan kelapa sawit hingga produksi dan pemasaran produk minyak

goreng, margarin, pembudidayaan dan pengolahan karet dan tebu serta

tanaman lain. Perusahaan juga memiliki area perkebunan serta fasilitas

produksi yang sebagian besar di Sumatera dan Kalimantan. Produk yang

dipasarkan adalah minyak goreng, margarin, dan minyak kelapa (Crude

Coconut Oil dengan merek Bimoli, Happy Soya Oil, dan Palmia.

d. Budidaya & Pengolahan Sayuran

Kegiatan usaha budidaya dan pengolahan sayuran dilaksanakan oleh

China Minzhong Food Corporation Limited (CMFC) yang sahamnya tercatat

di Bursa Efek Singapura (SGX) dan merupakan perusahaan pengolahan

sayuran terintegrasi di Tiongkok.

e. Distribusi

Grup Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi yang menjangkau

hampir seluruh pelosok Indonesia. Jumlah stock point telah berkembang

dengan cepat sejak tahun 2005, untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan

lebih dalam melalui mata rantai pasokan dan pengiriman yang efisien. Stock

point yang dibangun di wilayah dengan tingkat kepadatan outlet ritel yang

tinggi termasuk pasar tradisional, memungkinkan setiap stock point untuk

melayani dalam waktu yang singkat. Berikut adalah produk-produk yang

dihasilkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Page 8: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

3

Gambar 1 Produk-Produk PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Sumber: www.indofood.com, 2015

1.1.2 Visi dan Misi PT Indofood Sukses Makmur Tbk

a. Visi: Menjadi perusahaan Total Food Solutions.

b. Misi: (1) memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan, (2)

senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan

teknologi, (3) memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan

lingkungan secara berkelanjutan, (4) meningkatkan stakeholder’s value

secara berkesinambungan.

1.1.3 Penghargaan dan Sertifikasi

1.1.3.1 Penghargaan

a. Indonesia Most Admired Companies Award 2014 by Warta Ekonomi Magazine.

b. Indonesia’s Top 100 Most Valuable Brand 2014 (Indomie, Most Valuable

Brand (ranked 14) by SWA Magazine and Brand Finance.

c. Indonesia Public Companies Award 2014 (The Best in Food and Beverage

Industry) by Economic Review Magazine.

d. Indonesia Original Brand 2014 (Kunci Biru, in Flour Category) by SWA

Magazine.

e. Social Business Innovation Award 2014 (PT PP London Sumatra Indonesia

Tbk, Best Sustainable Business Innovation Company in Green Action

Programme) by Warta Ekonomi.

1.1.3.2 Sertifikasi

a. SO 14001:2004

b. Hazard Analytical Critical Control Point (HACCP)

c. ISO 22000:2005

d. Indonesian National Standard (SNI)

e. Halal

Page 9: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

4

1.2 PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk

Tahun 1959 Tan Pia Sioe mendirikan bisnis keluarga dengan nama

Perusahaan Bihun Cap Cangak Ular yang memproduksi bihun jagung di Sukoharjo,

Jawa Tengah. Tahun 1978, sang pendiri meninggal dan menyerahkan

kepemimpinannya kepada Priyo Hadisutanto sebagai ahli waris. Di bawah

kepemimpinan Priyo, tahun 19080 an, produk PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (TPS

Food) menjadi pemimpin pasar di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Untuk memenuhi

permintaan pasar, tahun 1992, PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk didirikan di Sukoharjo,

Jawa Tengah yang memproduksi bihun beras dan mie kering.

Pada tahun 2002, perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000. TPS

Food mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham AISA

di tahun 2003 melalui proses akuisisi PT Asia Inti Selera, Tbk yang merupakan

produsen mie telor dengan merek Ayam 2 Telor. Kemudian, perusahaan

mengakuisisi PT Polymeditra Indonesia yang merupakan pemimpin dalam pasar

permen dan biskuit yang terkenal dengan permen asam yang berlabel Gulas.

Perusahaan telah menguasai perkebunan sawit seluas 12.805 hektar di

Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Riau, dan Sumatera dan di tahun 2013

telah menginvestasikan dana sekitar Rp60 miliar untuk merealisasikan rencana

akuisisi pabrik pengolahan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).

1.2.1 Bisnis dan Produk

Dalam PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk terdapat tiga jaringan usaha yaitu makanan,

beras, dan kelapa sawit yang masing-masing dikelola oleh anak perusahaan yang

dimiliki PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk. Jaringan usaha makanan dikelola oleh PT

Poly Meditra Indonesia dan PT Balaraja Bisco Paloma untuk memproduksi

makanan dasar dan makanan konsumsi. Makanan dasar meliputi produk mi kering,

bihun, mie kering premium, bihun jagung dan bihun kering premium dengan merek

Mie Superior, Mie Ayam Dua Telor, Bihun Raja, Yumi, Bihun Cap Tanam Jagung,

Bihun Cap Pilihan Bunda, Bihun Cap Panen Jagung. Makanan konsumsi meliputi

mi instan Mikita dan Haha, bihun instan Bihunku, biskuit Growie. permen Gulas,

dan snack Taro, Mie Kremez. Kegiatan utama pada jaringan usaha beras adalah

penggilingan beras dan distribusi beras yang dilaksanakan oleh PT Dunia Pangan.

Produk beras yang dihasilkan memiliki beberapa merek seperti Ayam Jago, Rojo

Lele Dumbo, Rumah Adat, Desa Cianjur, Istana Bangkok dan Vitarice. Jaringan

usaha kelapa sawit dilaksanakan oleh PT Bumiraya Investindo (BRI) dengan

kegiatan utama pengelolaan Crude Palm Oil (CPO) dan perkebunan. Kemudian,

Page 10: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

5

PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk juga memiliki anak perusahaan yaitu PT Patra Power

Nusantara yang memiliki kegiatan untuk membangun pembangkit listrik sebesar

3MW ke pabrik-pabrik PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk. Berikut adalah produk-produk

yang dihasilkan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk.

Gambar 2 Produk-Produk PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk 1.2.2 Visi dan Misi

a. Visi: Menjadi perusahaan berwawasan nasional yang membangun Indonesia,

hebat, dan sukses di food and related business yang bereputasi dan

berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

b. Misi: (1) Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas dan inovatif yang

mampu menciptakan nilai tambah untuk semua pelanggan, (2) menjadi

perseroan yang hebat dengan membangun sistem jalur ganda dalam

organisasi, (3) membangun budaya disiplin dan sumber daya manusia

pembelajar untuk memaksimalkan kekuatan karyawan dan organisasi, (4)

memiliki kekuatan seperti perusahaan multinasional namun dengan

kelincahan seperti perusahaan kecil, menjunjung tinggi nilai-nilai

profesionalisme dan tata kelola perusahaan yang baik, serta (5) secara

konsisten memberikan keuntungan di atas standar pasar atas dana

pemegang saham.

1.2.3 Penghargaan dan Sertifikasi

1.2.3.1 Penghargaan

a. Bisnis Indonesia Award 2008 sebagai Emiten Industri Barang Konsumsi

Terbaik dan masuk ke dalam Indeks Kompas 100 pada Agustus 2008.

b. Indonesia Original Brands 2015, untuk Ayam 2 Telor oleh Majalah SWA.

c. Indonesia Original Brands 2015, untuk Taro oleh Majalah SWA.

d. Top Brand Award 2015 (category: instant rice noodle) untuk Bihunku.

e. Living Legend Companies Award 2015 dari Majalah Warta Ekonomi Magazine.

Sumber: www.tigapilar.com, 2015

Page 11: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

6

1.2.3.2 Sertifikasi

a. ISO 9001:2002

b. HACCP

c. Halal

BAB II ANALISIS SWOT DAN KINERJA KEUANGAN

2.1 Analisis SWOT

2.1.1 SWOT PT Indofood Sukses Makmur Tbk

1. Strength (Kekuatan)

a. Memiliki banyak anak perusahaan

Indofood memiliki beberapa anak perusahaan dengan kegiatan usaha

yang berbeda-beda tetapi mendukung kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan.

b. Brand yang kuat

Indofood telah memiliki posisi yang kuat di mata masyarakat. Produk-

produk yang dihasilkan oleh Indofood hingga saat ini sangat dikenal oleh

masyarakat secara luas.

c. Jangkauan distribusi luas

Indofood memiliki grup bisnis distribusi untuk melaksanakan kegiatan

operasional perusahaan sehingga perusahaan menjamin ketersediaan

produk-produknya di hampir seluruh wilayah di Indonesia dan di di luar

Indonesia.

d. Biaya produksi yang rendah

Dalam memproduksi produknya, Indofood mampu menekan biaya

produksi serendah mungkin.

2. Weakness (Kelemahan)

Produk makanan yang kurang baik bagi kesehatan.

Salah satu produk yang dihasilkan oleh Indofood adalah mi instan. Kandungan

gizi yang dimiliki oleh mi instan kurang baik bagi tubuh.

3. Opportunity (Kesempatan)

a. Melakukan ekspansi ke luar negeri

Beberapa produk Indofood seperti Indomie telah tersebar di luar Indonesia.

Dengan demikian, perusahaan dapat memasuki pangsa luar negeri

dengan wilayah yang lebih luas dan produk-produk beragam lainnya, tidak

hanya Indomie.

Page 12: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

7

b. Membentuk perusahaan gabungan dengan perusahaan sejenis

Dengan penggabungan usaha, Indofood dapat mempersempit persaingan

yang ada, meningkatkan produksi dan meningkatkan image yang dimiliki

sebagai perusahaan makanan dan minuman terkemuka.

4. Threat (Ancaman)

a. Pesaing dalam bidang yang sama yang semakin banyak bermunculan

Banyak perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman dan

dapat merebut pangsa pasar Indofood bila produk yang dihasilkan pesaing

jauh lebih berkualitas dibandingkan dengan Indofood.

b. Kemungkinan perubahan kebijakan bahan penyedap dan bahan pengawet

berbahaya lainnya

Mi instan maupun beberapa produk makanan ringan yang dihasilkan

Indofood maupun perusahaan makanan dan minuman lainnya tentu

mengandung bahan penyedap, pengawet. Bila perusahaan tidak mengikuti

standar yang ditetapkan tentu masyarakat tidak berani mengkonsumsinya.

c. Kondisi ekonomi yang kurang stabil

Misalnya terjadi penurunan nilai Rupiah terhadap dolar Amerika, inflasi

yang fluktuatif, dan krisis global yang dapat memengaruhi penjualan

Indofood.

2.1.2 SWOT PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk

1. Strength (Kekuatan)

a. Jaringan distribusi luas

Produk-produk TPS Food telah tersebar hampir di seluruh wilayah

Indonesia. Hal ini terbukti dari jumlah distributor dan outlet TPS Food yang

dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

b. Produk yang dihasilkan merupakan kebutuhan pokok

Produk yang dihasilkan oleh TPS Food terutama adalah beras, mi kering,

dan bihun kering. Produk tersebut sangat umum dikonsumsi oleh

masyarakat, sehingga membawa keuntungan bagi TPS Food sebagai

perusahaan produksi beras, mi dan bihun kering.

b. Memiliki sumber daya untuk kelangsungan operasi

Untuk menjalankan kegiatan operasionalnya, TPS Food memiliki sumber

daya sendiri yang berasal dari beberapa anak perusahaan yang dimiliki.

Page 13: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

8

c. Memiliki pengalaman di industri yang digeluti

Pengalaman, pengetahuan dan keahlian TPS Food cukup banyak di

bidang industri makanan dan minuman.

2. Weakness (Kelemahan)

a. Merek kurang dikenal

Produk yang dihasilkan oleh TPS Food merupakan produk yang sangat

dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Namun, merek yang dihasilkan

kurang dikenal oleh masyarakat.

b. Ketergantungan pada satu jenis bahan baku

Produk andalan yang diproduksi oleh TPS Food adalah beras, bihun, mi.

Misalnya beras, bahan yang dibutuhkan adalah padi. Dengan demikian,

ketika produksi pada kurang bagus, maka akan menurunkan produksi

beras atau bahkan menurunkan kualitasnya.

3. Opportunity (Kesempatan)

a. Melakukan ekspansi ke luar negeri

TPS Food memiliki kesempatan untuk melakukan ekspansi ke luar

Indonesia.

TPS Food memiliki sumber daya, kemampuan dan keahlian untuk

menghasilkan produk dengan kualitas yang baik untuk bersaing di pasar

luar negeri.

b. Membentuk perusahaan joint venture dengan perusahaan sejenis

TPS Food dapat melakukan pembentukan perusahaan joint venture

dengan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama baik di Indonesia

maupun di luar negeri.

c. Produk substitusi yang sedikit

Beras merupakan makanan utama bagi masyarakat Indonesia maupun

beberapa negara lain. Dengan demikian, produk ini merupakan produk

yang sangat dibutuhkan dan sulit digantikan oleh produk lain.

4. Threat (Ancaman)

Pesaing dalam bidang yang sama yang semakin banyak bermunculan.

Industri makanan dan minuman dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan penjualan. Peningkatan penjualan ini tentu dapat menarik

perhatian bagi pesaing untuk masuk menggeluti bisnis makanan dan

minuman.

Page 14: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

9

2.2 Analisis Kinerja Keuangan

Analisis kinerja keuangan pada Indofood dan TPS Food menggunakan 5 rasio

keuangan yaitu rasio likuiditas (Current Ratio/CR), rasio solvabilitas (Debt to Equity

Ratio/DER), rasio aktivitas (Total Asset Turn Over/TATO), rasio profitabilitas

(Return On Asset/ROA), dan rasio pasar (Price Earning Ratio). Berikut adalah

tabel beberapa rasio keuangan dari Indofood dan TPS Food.

2.2.1 Analisis Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Tabel 1 Rasio Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk

2012 2013 2014

CR (x) 2,00 1,67 1,81

TATO (x) 0,84 0,74 0,74

DER (x) 0,74 1,04 1,08

ROA (x) 0,05 0,03 0,05

EPS (Rp) 371,41 285,16 442,50

Sumber: www.idx.com, 2015

Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang

dimiliki (Ang, 2010). Nilai CR pada Indofood dari tahun 2012 hingga 2014 memiliki

tren yang menurun. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi

kewajiban jangka pendeknya dengan tepat waktu mengalami penurunan,

sehingga risiko kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya dengan

tepat waktu akan semakin tinggi. Akan tetapi, nilai CR dari Indofood masih

tergolong baik karena nilainya dari tahun ke tahun berada di atas 1.

Total Asset Turn Over (TATO) menunjukkan berapa kali aset berputar dalam

suatu perioda tertentu dan juga menunjukkan seberapa efektif perusahaan

memanfaatkan asetnya (Ang, 2010). Nilai TATO dari Indofood dari tahun 2012

hingga 2014 mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan perputaran aset

Indofood untuk mendukung penjualan kurang baik, perusahaan kurang mampu

mengelola asetnya dengan maksimal.

Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan penggunaan utang terhadap ekuitas

yang dimiliki perusahaan (Darsono, 2005). Indofood memiliki nilai DER yang

mengalami kenaikan dari tahun 2012-2014. Hal ini menunjukkan bahwa

permodalan perusahaan lebih banyak menggunakan dana eksternal yaitu utang.

Peningkatan nilai DER berarti bahwa utang yang digunakan Indofood jumlahnya

semakin mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Page 15: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

10

Return On Asset (ROA) mencerminkan kemampuan aset untuk memberikan

pengembalian atas penanaman modal (Sawir, 2009). Nilai ROA dari Indofood

selama tahun 2012 hingga 2014 berada dalam posisi yang tidak mengalami

penurunan maupun peningkatan. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk memanfaatkan asetnya dalam memberikan pengembalian dari tahun ke

tahun stabil (tidak meningkat, maupun menurun).

Earning Per Share (EPS) menunjukan jumlah uang yang dihasilkan dari setiap

lembar saham. Semakin besar nilai EPS semakin besar keuntungan yang diterima

pemegang saham (Darmadji & Fakhruddin, 2012). EPS dari Indofood mengalami

peningkatan dari tahun 2012 hingga 2014. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan menghasilkan laba yang semakin meningkat dan berdampak pada

pengembalian yang diterima investor akan meningkat pula.

2.2.2 Analisis Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk

Tabel 2 Rasio Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

2012 2013 2014

CR (x) 1,27 1,75 2,66

TATO (x) 0,75 0,81 0,70

DER (x) 0,90 1,32 1,05

ROA (x) 0,06 0,06 0,05

EPS (Rp) 72,18 106,08 103,09

Sumber: www.idx.com, 2015

CR menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi utangnya. Nilai CR dari

TPS Food selama tahun 2012 hingga 2014 memiliki tren yang naik. Hal ini

merupakan hal yang baik karena kemampuan perusahaan untuk melunasi

kewajiban jangka pendeknya dengan segera mengalami peningkatan.

TATO menunjukkan pemanfaatan aset untuk mendukung penjualan. Nilai

TATO dari TPS Food dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset, namun aset tersebut tidak dikelola

dengan baik untuk mendukung penjualan.

Nilai DER TPS Food mengalami tren yang naik. Permodalan TPS Food lebih

banyak menggunakan utang dibandingkan dengan modal sendiri. Peningkatan

nilai DER menunjukkan bahwa dana yang diperoleh dari utang jumlahnya semakin

banyak setiap tahunnya.

Return On Asset (ROA) menunjukkan kemampuan menghasilkan laba

dengan aset yang dimiliki. Nilai ROA dari TPS Food dari tahun 2012 hingga 2014

mengalami penurunan. Penurunan yang terjadi menunjukkan bahwa setiap

Page 16: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

11

tahunnya perusahaan kurang mampu memanfaatkan asetnya dengan baik untuk

meraih keuntungan yang maksimal.

Earning Per Share (EPS) menunjukkan seberapa laba bersih yang dihasilkan

per lembar saham. Nilai EPS dari TPS Food mengalami peningkatan dari tahun

2012 hingga 2014. Peningkatan nilai EPS ini menunjukkan TPS Food memiliki

kemampuan untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasinya untuk tiap lembar

sahamnya.

BAB III IMPLEMENTASI STRATEGI

3.1 Implementasi Strategi PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Indofood memiliki keunggulan berupa banyak anak perusahaan yang dimiliki

yang bergerak di bidang-bidang yang saling terkait sehingga dapat mendukung

proses produksi hingga penjualan. Beberapa anak perusahaan yang dimiliki oleh

Indofood misalnya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang memproduksi mi,

bumbu, penyedap, biskuit dll, PT Inti Abadi Kemasindo yang memproduksi bahan

kemasan, PT Argha Giri Perkasa memproduksi kopra dan pengolahan minyak

kelapa, PT Indomarco Adi Prima dengan kegiatan distribusi dan PT Indobahtera

Era Sejahtera di bidang pelayaran. Anak perusahaan yang dimiliki tersebut

berdampak pada produk yang dihasilkan Indofood memiliki harga yang relatif

murah dan dapat dijangkau seluruh kalangan masyarakat. Misalnya, untuk

memproduksi mi Indofood membutuhkan minyak yang dapat disuplai oleh PT

Argha Giri Perkasa. Kemudian, untuk proses distribusi, Indofood memiliki anak

perusahaan khusus distribusi yang juga membangun lokasi stok barang di setiap

wilayah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Indofood memiliki jaringan

distribusi yang luas. Dengan membangun tempat stok barang di setiap wilayah,

maka Indofood menjamin bahwa produknya akan mudah dijangkau. Hal ini bisa

dilihat dari produk-produk Indofood yang telah tersebar di seluruh pelosok

Indonesia. Kemudian, di sekitar lingkungan kita baik di warung, toko, minimarket,

supermarket produk-produk Indofood selalu tersedia sehingga masyarakat tidak

perlu jauh-jauh mencarinya, karena mudah dijangkau.

Produk Indofood memiliki biaya produksi yang rendah, sehingga perusahaan

dapat menjangkau seluruh segmen konsumen, mulai dari kalangan bawah,

menengah, hingga kalangan atas. Hal tersebut ditunjukkan Indofood dengan

mengeluarkan banyak brand untuk produk sejenis dengan harga yang berbeda.

Misalnya, untuk produk mi instan ada Indomie, Supermi, dan Sarimi. Masyarakat

Page 17: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

12

yang merasa bahwa harga Indomie terlalu mahal, dapat memilih untuk membeli

Supermi yang juga produk Indofood yang dijual dengan harga lebih murah.

Walaupun nantinya akan timbul persaingan antara Indomie dan Supermi, namun

secara tidak langsung masyarakat tetap setia dan membeli produk-produk dari

grup Indofood. Munculnya ancaman berupa kondisi ekonomi yang tidak stabil

misalnya seperti inflasi dapat membuat daya beli masyarakat menurun yang

berdampak pada menurunnya tingkat penjualan. Indofood yang memiliki banyak

anak perusahaan yang mendukung proses produksi dan distribusi dapat menekan

biaya-biaya yang muncul sehingga masyarakat tetap dapat membeli produk

Indofood pada keadaan ekonomi yang kurang baik. Hal ini juga sekaligus dapat

meminimalisasi munculnya pesaing yang menghasilkan produk sejenis namun

menggunakan strategi harga produk yang ditawarkan lebih rendah dari Indofood.

Ketika kondisi perekonomian yang kurang baik, tentu konsumen lebih melihat pada

faktor harga, sehingga sangat mungkin pangsa pasar Indofood direbut.

Namun, dengan biaya produksi yang rendah, Indofood juga harus memikirkan

cara untuk menghadapi dampak dari keadaan ekonomi global. Untuk produk

Indomie misalnya, Indofood membutuhkan bahan baku seperti gandum, minyak,

sayuran, dsb. Dari bahan baku tersebut, Indofood menghadapi tantangan karena

gandum sebagian besar harus diimpor dari negara lain. Ketika kurs dolar Amerika

menguat terhadap Rupiah maka biaya impor akan menjadi lebih mahal dan

berdampak pada harga pokok produksi produk yang dapat berdampak pada laba

yang dihasilkan.

Indofood memiliki keunggulan berupa brand yang telah dikenal oleh

masyarakat luas. Hal ini dapat terlihat dari beberapa penghargaan yang diterima

Indofood seperti Top Brand Award 2014 dan Indonesia Best Brand Award 2014.

Misalnya yang sering terjadi, ketika konsumen akan membeli mi instan ia tidak

berkata akan saya mau membeli mi instan, tetapi langsung menyebutkan brand

misalnya saya mau membeli Indomie, bahkan ketika membeli produk mi instan

merek lain, konsumen tetap mengatakan saya mau membeli Indomie bukan

mengatakan mau membeli mi instan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat

sudah sangat sadar dan terbiasa dengan produk Indofood. Kemudian, dengan

nama Indomie masyarakat merasa bahwa produk tersebut adalah makanan dari

Indonesia yang menggambarkan negara Indonesia. Hal tersebut dilakukan

Indofood dengan memproduksi beragam rasa Indomie yang semakin

menunjukkan cita rasa Indonesia, misalnya ada Indomie rasa rendang, rasa soto

Page 18: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

13

Betawi, dan sebagainya yang juga digunakan untuk menarik minat masyarakat

untuk mau mencoba produk-produk Indofood dengan berbagai macam varian

yang dihasilkan.

Brand yang dikenal masyarakat tidak didapatkan dengan instan. Hal tersebut

dilakukan Indofood dengan strategi pemasaran yang dilakukannya misalnya

dengan membuat iklan di televisi. Pada awalnya, Indofood melakukan strategi

tersebut untuk memperkenalkan produk-produk Indofood kepada masyarakat.

Namun, ketika masyarakat saat ini sudah sadar dengan produk Indofood, iklan-

iklan tersebut tetap dilakukan untuk membuat para pelanggan tetap setia pada

Indofood. Indofood juga mengadakan kegiatan kreatif bagi para remaja untuk

membuat lagu/jingle yaitu Indomie Jingle Dare. Indofood melihat peran remaja

sebagai konsumen di masa depan, sehingga dengan kegiatan seperti ini Indofood

seolah-olah memberikan edukasi tentang Indomie. Hal ini dilakukan dengan tujuan

untuk semakin menguatkan image dari Indomie. Dengan demikian, masyarakat

akan tetap memilih produk Indofood dibandingkan dengan yang lainnya. Selain itu,

Indofood juga memperhatikan peran para agen atau supplier yang akan menjual

produknya. Bagi toko-toko yang menjual produk Indofood, Indofood memberikan

shop sign secara gratis yaitu berupa spanduk yang berisi pesan yang menarik

tentang produk yang dijual dan berisi nama toko tersebut, dengan imbalan bahwa

toko tersebut harus bekerja sama dalam memasarkan produk Indofood tersebut.

Produk andalan dari Indofood adalah mi instan. Akan tetapi, mi instan memiliki

kandungan beberapa zat pengawet dan pewarna yang kurang baik bagi kesehatan.

Indofood sendiri telah memiliki beberapa sertifikasi bagi produknya, seperti Hazard

Analytical Critical Control Point (HACCP), Indonesian National Standard (SNI), dan

Good Manufacturing Practices (GMP) yang menunjukkan bahwa produk-produk

Indofood telah sesuai dengan standar-standar yang berlaku dan dapat dikonsumsi

masyarakat. Namun, hal yang mungkin terjadi adalah muncul perubahan kebijakan

terkait penggunaan bahan pengawet, pewarna, dan sebagainya. Perubahan

tersebut dapat berdampak buruk pada produk Indofood yang mengandung bahan-

bahan tersebut, sehingga hal yang bisa terjadi adalah konsumen menjadi takut

dan enggan membeli produk Indofood yang akhirnya berdampak pada penurunan

angka penjualan. Misalnya, di tahun 2010 produk-produk Indofood yaitu Indomie

yang telah dipasarkan di luar negeri ditarik dari sejumlah negara, salah satunya

adalah Taiwan. Penarikan produk tersebut dikarenakan bahan-bahan yang

terkandung dari Indomie tidak sesuai dengan standar yang berlaku di Taiwan.

Page 19: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

14

Penarikan produk tersebut berdampak pada munculnya kekhawatiran di sejumlah

negara lain, apakah memang produk Indofood mengandung bahan-bahan yang

berbahaya. Hal tersebut, tentu membuat masyarakat menjadi takut untuk membeli

produk Indofood yang mengurangi angka penjualan. Dengan demikian, Indofood

menyadari bahwa tidak baik hanya bergantung pada satu produk saja, sehingga

hingga kini Indofood telah memproduksi berbagai macam produk seperti minyak

goreng, biskuit, susu, dan sebagainya dengan memanfaatkan bidang usaha yang

digeluti oleh anak perusahaannya. Produk dengan berbagai jenis yang dihasilkan

oleh Indofood juga dapat menghadapi munculnya pesaing-pesaing baru dengan

bidang usaha sejenis, yang akan dapat berhasil bila produknya lebih baik dari

Indofood.

Indofood yang telah dikenal oleh masyarakat dapat membantu perusahaan

untuk ekspansi ke luar negeri. Misalnya, ketika masyarakat Indonesia berpergian

atau studi di luar negeri dan membawa produk Indofood ke luar negeri, akan

menimbulkan ketertarikan bagi masyarakat luar negeri untuk mencobanya seperti

yang terjadi pada keberhasilan Indomie dipasarkan di luar negeri karena menarik

minat konsumen. Dengan produk Indomie yang telah terkenal, Indofood dapat

mencoba untuk memasarkan produk-produknya selain Indomie ke pasar luar

negeri juga, karena produk Indofood sebelumnya yaitu Indomie telah dikenal di

luar negeri. Selain itu, Indofood juga telah mendapatkan sertifikasi secara

internasional, misalnya Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Hazard

Analytical Critical Control Point (HACCP), AIB International Consolidated

Standards for Food Safety yang akan memudahkan proses ekspansi ke luar negeri.

Indofood juga telah melakukan penggabungan usaha dengan PT PepsiCola

Indobeverages yang bergerak di bidang usaha minuman soda. Indofood akan

memiliki banyak keuntungan karena untuk produk pepsi dan cola-cola yang telah

terkenal di seluruh dunia khususnya untuk di Indonesia menjadi tanggung jawab

dari Indofood sebagai induk perusahaan. Proses joint venture ini akan membawa

keuntungan Indofood untuk semakin menguatkan citranya sebagai perusahaan

makanan dan minuman yang terbaik dengan menguasai pasar minuman bersoda.

Penggabungan usaha yang dilakukan Indofood akan semakin memunculkan minat

dari perusahaan luar negeri lainnya untuk bergabung maupun bekerja sama

dengan Indofood, karena melihat Indofood sebagai perusahaan makanan dan

minuman yang besar di Indonesia. Peluang tersebut dapat pula membantu

Indofood menghadapi persaingan dengan perusahaan sejenis. Misalnya, dengan

Page 20: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

15

bergabung bersama PepsiCo, pesaing yang memproduksi minuman bersoda

harus berjuang lebih keras untuk merebut minat masyarakat untuk membeli

produknya dibandingkan minuman pepsi dan cola-cola.

Dari sisi keuangan, kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban

jangka pendeknya yang ditunjukkan dengan rasio likuiditas Current Ratio (CR)

mengalami penurunan. Penurunan ini menunjukkan bahwa kemampuan aset

lancar yang dimiliki oleh perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek

yang harus segera dilunasi kurang baik atau bisa dikatakan perusahaan kurang

likuid. Hal ini harus diwaspadai oleh perusahaan untuk lebih memperhatikan

kemampuannya untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Tetapi, secara

keseluruhan nilai CR Indofood masih berada di atas satu, sehingga masih cukup

baik, namun perlu ditingkatkan kembali, karena semakin tinggi nilai CR, maka

perusahaan semakin likuid karena mampu memanfaatkan aset lancarnya yang

dapat dengan cepat diubah menjadi kas untuk melunasi kewajiban jangka

pendeknya.

Perputaran aset yang dimiliki oleh Indofood mengalami penurunan. Hal ini

ditunjukkan dengan rasio aktivitas Total Asset Turn Over (TATO) yang memiliki

tren yang turun. Semakin tinggi nilai TATO akan semakin baik, karena semakin

baik kemampuan aset untuk mendukung penjualan. Pada Indofood, penurunan

TATO yang terjadi menunjukkan bahwa perusahaan kurang mampu

memanfaatkan asetnya untuk mendukung penjualan. Dengan demikian,

perusahaan diharapkan dapat lebih mengoptimalkan aset yang dimiliki untuk

mendukung kegiatan perusahaan.

Salah satu rasio solvabilitas yaitu Debt to Equity Ratio (DER) yang

membandingkan antara utang total dengan ekuitas total. Indofood mengalami

peningkatan untuk nilai tren dari tahun 2012 hingga 2014. Nilai DER yang semakin

tinggi menunjukkan bahwa permodalan perusahaan lebih banyak menggunakan

dana eksternal yaitu utang. Nilai Peningkatan nilai DER ini dapat memberikan

kerugian bagi perusahaan dikarenakan dengan tingkat utang yang tinggi, ada

risiko ketidakmampuan perusahaan untuk melunasi utang dan beban bunganya

diindikasikan akan semakin tinggi. Akan tetapi, peningkatan utang tersebut tidak

selalu dianggap hal yang buruk, dikarenakan peningkatan utang dapat

mengindikasikan bahwa perusahaan sedang melakukan ekspansi perusahaan

yang membutuhkan dana yang besar. Peningkatan utang yang dimiliki oleh

Indofood cukup mampu dimanfaatkan dengan baik karena dari laba bersih yang

Page 21: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

16

diperoleh, tidak sepenuhnya mengalami peningkatan, seperti peningkatan di tahun

2014 setelah di tahun 2013 mengalami penurunan dari tahun 2012. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa tingkat utang yang tinggi dapat membawa risiko

yang besar bagi perusahaan karena akan muncul ketidakmampuan untuk

melunasi, tetapi bila perusahaan mampu meningkatkan kinerjanya dan yakin

bahwa laba yang dihasilkan untuk melunasi kewajiban dapat meningkat, maka

tingkat utang yang tinggi akan dapat diatasi dengan baik.

Analisis keuangan selanjutnya menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba yang digambarkan dengan Return On Asset (ROA). Pada

Indofood, nilai ROA tidak menunjukkan peningkatan maupun penurunan. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu memanfaatkan aset yang

dimilikinya untuk mendukung penjualan dan memberikan pengembalian berupa

laba, hanya saja kemampuan perusahaan tersebut belum mampu untuk

meningkatkan pengembalian secara signifikan, atau peningkatan yang terjadi

hanya sedikit. Nilai ROA yang semakin tinggi menunjukkan bahwa perusahaan

semakin efektif dalam memanfaatkan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan

laba yang nantinya berdampak pada kinerja perusahaan yang semakin efektif.

Dengan demikian, Indofood diharapkan untuk lebih memanfaatkan aset yang

dimilikinya untuk mendukung penjualan, sehingga laba yang diterima akan

semakin meningkat.

Rasio pasar menggambarkan bagaimana pandangan investor terhadap

kinerja perusahaan dan prospek di masa depan. Rasio pasar yang digunakan

adalah Earning Per Share (EPS) menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan untuk

setiap lembar saham. Nilai EPS Indofood mengalami peningkatan. Hal ini

merupakan hal yang bagus karena perusahaan laba yang tersedia bagi para

pemegang saham mengalami peningkatan. Hal ini akan direspon positif oleh para

pemegang saham, karena para pemegang saham menginginkan pengembalian

yang tinggi yang menunjukkan perusahaan mampu meningkatkan kesejahteraan

para pemegang saham. Nilai EPS yang meningkat ini juga bisa menjadi indikasi

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba di masa depan akan meningkat.

3.2 Implementasi Strategi PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk

Sejak awal didirikan sebagai bisnis keluarga di tahun 1959, TPS Food

bergerak di bidang usaha makanan dengan memproduksi bihun. Kemudian hingga

saat ini telah berkembang menjadi perusahaan publik, TPS Food tetap bergerak

di bidang usaha yang sama, dan produk yang dihasilkan juga tetap. TPS Food

Page 22: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

17

telah merasakan bagaimana bisnis usaha dengan skala kecil yang dimulai dari

bisnis keluarga dengan alat, mesin, dan tempat yang terbatas. Kemudian, ketika

telah mengembangkan usahanya dengan memperluas skala usaha dan

menggunakan alat yang lebih canggih, TPS Food mampu menunjukkan bahwa

perusahaan juga dapat menunjukkan kinerjanya yang baik dan menghasilkan

produk yang berkualitas. Hal ini menunjukkan bahwa TPS Food memiliki banyak

pengalaman terkait usaha di bidang makanan dan minuman. Pengalaman yang

banyak ini dapat membuat konsumen merasa yakin dan percaya dengan produk

TPS Food karena pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki oleh

perusahaan dalam memproduksi produknya. Dengan pengalaman yang

dimilikinya, TPS Food akan dapat menghadapi persaingan bisnis yang ketat, di

mana semakin banyak muncul pesaing-pesaing baru yang ingin mengambil

pangsa pasar TPS Food. TPS Food berbekal pengalaman dan pengetahuan yang

cukup lama di bidang industri makanan dan minuman dapat mempertahankan diri

di tengah persaingan yang ketat.

Keunggulan TPS Food lainnya adalah TPS Food memproduksi produk yang

merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Dari usaha keluarga yang

didirikan, TPS Food memproduksi bihun. Selain bihun, produk utama TPS Food

adalah mi dan beras. TPS Food memilih memproduksi dan mengembangkan

produk-produk tersebut karena melihat mi, bihun, dan beras merupakan makanan

pokok masyarakat Indonesia. Selain itu juga melihat bahwa di wilayah Indonesia

yang subur, sebagian masyarakatnya merupakan masyarakat agraris, sehingga

dapat diberdayakan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Mi, bihun, dan

beras sangat sulit untuk digantikan (produk substitusi sedikit). Hal inilah yang

dapat dimanfaatkan oleh TPS Food untuk terus menerus menghasilkan produk

yang baik. Kondisi perekonomian yang kurang baik seperti inflasi yang terjadi

dapat menurunkan daya beli masyarakat. Akan tetapi, karena beras, mi dan bihun

merupakan makanan pokok, maka masyarakat akan tetap membelinya dalam

kondisi apapun dan memilih untuk tidak membeli lauk, karena dengan makan mi,

beras, dan bihun sudah mengenyangkan.

Dengan memproduksi makanan pokok yang sangat dibutuhkan oleh

masyarakat, TPS Food menghasilkan produk-produk yang dapat dijangkau oleh

seluruh kalangan, khususnya masyarakat kalangan menengah ke bawah. Hal ini

dapat diwujudkan oleh TPS Food dikarenakan keunggulan TPS Food lainnya

adalah memiliki sumber daya untuk kelangsungan produksi. Misalnya, untuk

Page 23: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

18

memproduksi beras TPS Food memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang

penggilingan padi, proses produksi, dan distribusi beras. Dengan demikian,

kegiatan produksi akan berjalan dengan lebih mudah dan cepat serta biaya yang

digunakan akan lebih rendah.

TPS Food memiliki jaringan distribusi yang luas. Hal ini dapat terlihat dari

produk-produk TPS Food telah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hal

ini dibuktikan dengan TPS Food memiliki 266 distributor dan 154.912 outlet

modern dan pasar tradisional di berbagai daerah di Jawa, Sumatra, Kalimantan,

Sulawesi, Bali, Maluku dan Papua. Sementara wilayah lainnya dijangkau melalui

penjualan terputus yang diterima di pelabuhan Jakarta, Semarang dan Surabaya.

Dengan jaringan disribusi yang luas, perusahaan juga telah membantu pemerintah

sebagai penyedia beras kepada seluruh masyarakat, di mana pasokan beras di

Indonesia terkadang tidak cukup untuk para masyarakat yang diakibatkan belum

banyak perusahaan makanan dan minuman seperti TPS Food yang memproduksi

beras.

Dengan produk beras, mi, dan bihun sebagai produk unggulan, TPS Food

dapat memanfaatkan peluang untuk berekspansi ke luar negeri. Hal ini

dikarenakan, selain Indonesia masih terdapat beberapa negara lain yang juga

menggunakan beras, mi, dan bihun sebagai makanan utamanya. Dengan

melakukan ekspansi ke luar negeri, perusahaan dapat memperkenalkan produk-

produk hasil Indonesia yang dihasilkannya ke pangsa pasar yang lebih luas, dan

membuktikan bahwa produk yang dihasilkan oleh Indonesia memiliki kualitas yang

baik. Kemudian, berbekal pengalaman dan pengetahuan yang sangat lama di

bidang industri makanan dan minuman dapat membantu TPS Food untuk

membentuk perusahaan gabungan maupun bekerja sama dengan perusahaan

sejenis baik di Indonesia maupun di luar negeri. Penggabungan usaha ini akan

membantu TPS Food untuk menghadapi persaingan yang ketat dengan para

pesaingnya yang berusaha untuk merebut pangsa pasar TPS Food.

TPS Food tidak hanya menghasilkan beras, mi, dan bihun tetapi juga

menghasilkan beberapa produk lain seperti biskuit, snack, permen, san

sebagainya. Beberapa produk tersebut kurang dikenal oleh masyarakat secara

luas. TPS Food bukan tidak memiliki strategi pemasaran bagi produknya. TPS

Food mengadakan kegiatan berupa workshop misalnya berupa edukasi tentang

beras untuk memasarkan produknya dan menjelaskan kualitas beras yang

dihasilkan. Akan tetapi, dengan strategi tersebut kurang tepat. Perkembangan

Page 24: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

19

media elektronik sangat besar dampaknya pada kehidupan masyarakat. TPS Food

sangat jarang memanfaatkan media elektronik untuk memasarkan produknya

yang mengakibatkan brand yang dihasilkan kurang dikenal. Hal ini dapat

menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena dengan beberapa produk yang

dihasilkan, perusahaan berusaha untuk menarik minat masyarakat dan

meningkatkan penjualan. Akan tetapi, bila perusahaan hanya bergantung pada

satu produk unggulan misalnya beras, maka ketika terjadi proses produksi yang

gagal, di mana bahan utama memproduksi beras adalah padi, maka keuntungan

perusahaan juga akan menurun.

Dari sisi keuangan, kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban

jangka pendeknya yang ditunjukkan dengan rasio likuiditas Current Ratio (CR)

mengalami peningkatan. Peningkatan ini menunjukkan bahwa perusahaan berada

dalam posisi yang likuid, yaitu aset lancar yang dimiliki dapat dengan mudah

diubah menjadi kas dan digunakan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya.

Hal ini harus dipertahankan perusahaan dan ditingkatkan di tahun-tahun

berikutnya, karena dengan kemampuan perusahaan yang baik dalam melunasi

kewajiban lancarnya tentu akan meningkatkan kepercayaan kreditor ketika akan

meminjamkan dananya.

Perputaran aset yang ditunjukkan dengan rasio aktivitas Total Asset Turn

Over (TATO) yang dimiliki oleh TPS Food mengalami penurunan. Semakin tinggi

nilai TATO akan semakin baik, karena semakin baik kemampuan aset untuk

mendukung penjualan. Penurunan TATO yang terjadi menunjukkan bahwa

perusahaan kurang mampu memanfaatkan asetnya untuk mendukung penjualan.

Oleh karena itu, perusahaan diharapkan dapat lebih mengoptimalkan aset yang

dimiliki untuk mendukung kegiatan perusahaan sehingga tingkat penjualan

meningkat dan laba yang diterima juga mengalami peningkatan.

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan melunasi kewajiban jangka panjangnya. Rasio solvabilitas Debt to

Equity Ratio (DER) yang membandingkan antara utang total dengan ekuitas total

menunjukkan peningkatan bagi TPS Food. Nilai DER yang semakin tinggi

menunjukkan bahwa permodalan perusahaan lebih banyak menggunakan dana

eksternal yaitu utang. Peningkatan nilai DER ini dapat membahayakan

perusahaan dikarenakan risiko ketidakmampuan perusahaan untuk melunasi

utang dan beban bunganya diindikasikan akan semakin tinggi. Akan tetapi,

peningkatan utang tersebut tidak selalu dianggap hal yang buruk, dikarenakan

Page 25: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

20

peningkatan utang dapat mengindikasikan bahwa perusahaan sedang melakukan

ekspansi perusahaan yang membutuhkan dana yang besar. Hal ini dapat terlihat

dari Nilai DER TPS Food dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami lonjakan yang

tinggi yaitu dari 0,90 menjadi 1,32 dikarenakan perusahaan menyiapkan dana

yang diperoleh dari utang untuk merealisasikan rencana akuisisi pabrik

pengolahan minyak sawit mentah. Dengan demikian, penggunaan utang yang

tinggi harus diwaspadai oleh perusahaan dan dimanfaatkan untuk mendukung

kegiatan operasi sebaik mungkin.

Rasio profitabilitas Return On Asset (ROA) menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba yang digambarkan dengan memanfaatkan

aset yang dimiliki. TPS Food memiliki nilai ROA yang mengalami penurunan. Hal

ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan memanfaatkan aset yang

dimilikinya untuk mendukung penjualan dan memberikan pengembalian berupa

laba semakin menurun. Dengan demikian, TPS Food diharapkan untuk lebih

efektif dalam memanfaatkan aset yang dimilikinya untuk mendukung penjualan,

sehingga laba yang diterima akan semakin meningkat.

Earning Per Share (EPS) merupakan rasio pasar yang menunjukkan jumlah

uang yang dihasilkan untuk setiap lembar saham. Nilai EPS TPS Food mengalami

peningkatan. Hal ini akan direspon positif oleh para pemegang saham, karena

akan semakin tinggi pengembalian yang akan diterima oleh para pemegang

saham akan investasinya pada perusahaan. Nilai EPS yang mengalami

peningkatan ini juga dapat menarik investor baru untuk ikut menanamkan

modalnya pada TPS Food.

Secara keseluruhan, Indofood dan TPS Food telah mampu menggunakan

kekuatan yang dimiliki untuk menghadapi persaingan yang muncul ataupun untuk

menggapai kesempatan yang ada. Brand yang dimiliki Indofood sangat dikenal

masyarakat karena perusahaan memanfaatkan strategi pemasaran seperti

mempromosikan produknya melalui iklan di televisi dan menjadi sponsor kegiatan-

kegiatan tertentu. Namun, strategi pemasaran ini tidak digunakan oleh TPS Food

sehingga produk-produk TPS Food masih kurang dikenal oleh masyarakat. Produk

yang dihasilkan oleh Indofood kurang baik bagi kesehatan, sehingga perusahaan

perlu mewaspadai ancaman yang timbul dari perubahan kebijakan yang ada yang

dapat berdampak pada penurunan angka penjualan. Kedua perusahaan juga

mampu menghasilkan produk yang dapat dijangkau masyarakat karena memiliki

jaringan distribusi yang luas. Harga yang ditawarkan juga terjangkau karena

Page 26: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

21

perusahaan memiliki sumber daya tersendiri untuk membantu proses produksi

hingga penjualan. Dari segi keuangan, Indofood dan TPS Food merupakan

perusahaan yang bagus keuangannya, seperti terlihat dari rasio Earning Per Share

yang mengalami peningkatan, yang berarti semakin banyak pengembalian yang

diterima investor. Akan tetapi, kedua perusahaan kurang mampu mengoptimalkan

pemanfaatan aset untuk mendukung penjualan, sehingga banyak aset yang tidak

produktif. Kemudian, permodalan kedua perusahaan juga lebih banyak

menggunakan utang dibandingkan modal sendiri. Peningkatan utang ini juga harus

diwaspadai oleh perusahaan agar nantinya tidak merugikan perusahaan, karena

semakin tinggi utang akan semakin tinggi risiko yang dihasilkan.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a. Indofood dan TPS Food merupakan contoh dua perusahaan yang bergerak di

bidang makanan dan minuman. Keunggulan Indofood yaitu anak perusahaan

yang jumlahnya banyak, brand yang telah dikenal luas, jaringan distribusi luas,

dan biaya produksi yang rendah. Kelemahan Indofood adalah produk yang

dihasilkan kurang sehat. Kesempatan yang dapat dimanfaatkan Indofood

adalah ekspansi ke luar negeri dan penggabungan usaha. Ancaman yang

dihadapi Indofood adalah kondisi global yang buruk, munculnya pesaing baru,

dan kebijakan terkait zat makanan yang berubah. Indofood mampu

menghasilkan laba dengan baik, akan tetapi penggunaan utang meningkat

sehingga perlu diwaspadai. Kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan

asetnya untuk mendukung penjualan kurang ditingkatkan.

b. TPS Food memiliki keunggulan produk yang dihasilkan adalah makanan

pokok, jaringan distribusi yang luas, sumber daya dan pengalaman yang

dimiliki. Namun, dengan strategi yang telah diterapkan brand yang dihasilkan

perusahaan kurang dikenal masyarakat, dan ketergantungan pada satu jenis

bahan baku cukup tinggi. TPS Food dapat memanfaatkan peluang untuk

ekspansi ke luar negeri dan penggabungan usaha serta produk substitusi

yang sedikit. Ancaman yang harus dihadapi adalah munculnya para pesaing

dalam bidang sejenis. Penggunaan utang cukup tinggi karena perusahaan

sedang melakukan ekspansi. Perputaran aset kurang baik dan pemanfaatan

aset untuk mendukung penjualan kurang maksimal. Laba yang diberikan

kepada para pemegang saham memuaskan.

Page 27: Albertina 121210002 IndofoodTPSFood

22

4.2 Keterbatasan

a. Implementasi strategi yang dibahas hanya berdasarkan analisis SWOT dan

informasi yang tersedia, sehingga tidak dapat diketahui dengan jelas

bagaimana strategi perusahaan untuk mencapai tujuannya.

b. Brand yang dimiliki oleh TPS Food kurang dikenal masyarakat karena strategi

pemasaran yang kurang baik, walaupun sebenarnya produk TPS Food unik

karena memproduksi produk yang merupakan makanan sehari-hari

masyarakat.

c. Indofood dan TPS Food kurang mampu memanfaatkan asetnya dengan

maksimal untuk menghasilkan laba, sehingga banyak aset yang tidak berdaya

guna (produktif).

4.3 Saran

a. Bagi TPS Food diharapkan dapat mempertimbangkan strategi pemasaran

melalui media elektronik dan komunikasi untuk membuat masyarakat lebih

mengenal brand yang dibuat.

b. Indofood dan TPS Food diharapkan dapat memaksimalkan pemanfaatan aset

untuk mendukung penjualan dan menghasilkan laba.

DAFTAR PUSTAKA

Ang, R. (2010). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft. Edisi 7. Indonesia: Mediasoft.

Damardji, T., & Fakhruddin, H. (2012). Pasar Modal di Indonesia.3rd ed. Jakarta:

Salemba Empat. Darsono, A. (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta. Sawir, A. (2009). Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

www.indofood.com, diakses pada tanggal 1 Desember 2015.

www.pefindo.com, diakses pada tanggal 1 Desember 2015.

www.scrib.com, diakes pada tanggal 1 Desember 2015. www.tigapilar.com, diakses pada tanggal 1 Desember 2015.