Alat Ukur Tanah

85
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini bertujuan untuk mempersiapkan seorang penyurvei tambang yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja untuk melaksanakan penggunaan alat ukur tanah sesuai dengan standar kualitas pengukuran. Untuk mencapai penguasaan modul ini, anda harus dapat menyelesaikan evaluasi yang meliputi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap (attitude) minimal 80 persen. Pada modul Alat Ukur Tanah ini dibahas penggunaan kompas, theodolit, dan waterpas untuk menunjang Pengukuran Pengukuran Azimut, Pengukuran Poligon, dan Pengukuran Situasi dan Detail pada pemetaan topografi. Setelah menguasai modul ini peserta diklat mampu menggunakan memelihara dan mengkalibrasi kompas, theodolit, dan waterpas. Untuk menguasai modul ini Peserta harus mencapai 80% dari tes yang dilakukan (teori dan praktik). B. Prasyarat Peserta pelatihan harus telah memilik kemampuan awal berikut: 1

Transcript of Alat Ukur Tanah

Page 1: Alat Ukur Tanah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Modul ini bertujuan untuk mempersiapkan seorang penyurvei tambang yang

memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja untuk melaksanakan

penggunaan alat ukur tanah sesuai dengan standar kualitas pengukuran.

Untuk mencapai penguasaan modul ini, anda harus dapat menyelesaikan

evaluasi yang meliputi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik),

dan sikap (attitude) minimal 80 persen.

Pada modul Alat Ukur Tanah ini dibahas penggunaan kompas, theodolit, dan

waterpas untuk menunjang Pengukuran Pengukuran Azimut, Pengukuran

Poligon, dan Pengukuran Situasi dan Detail pada pemetaan topografi.

Setelah menguasai modul ini peserta diklat mampu menggunakan

memelihara dan mengkalibrasi kompas, theodolit, dan waterpas. Untuk

menguasai modul ini Peserta harus mencapai 80% dari tes yang dilakukan

(teori dan praktik).

B. Prasyarat

Peserta pelatihan harus telah memilik kemampuan awal berikut:

Menerapkan rumus trigonometri, sinus, cosinus, dan tangen

Menerapkan besaran satuan sudut

Mampu menentukan arah mata angin

C. Petunjuk Penggunaan Modul

Petunjuk penggunaan modul yang dipersiapkan dalam unit ini tidaklah

bersifat wajib namun digunakan sebagai pedoman atau panduan.

1. Pedoman bagi peserta diklat

1

Page 2: Alat Ukur Tanah

a. Pelajari modul ini mulai dari kegiatan belajar 1 kemudian kerjakan

soal-soal yang disediakan dengan memperoleh hasil minimal 80%,

dan lanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya.

b. Periksa semua alat yang akan anda pergunakan

c. Bila anda menemukan masalah, silahkan bertanya kepada

widyaiswara/instruktur/fasilitator

d. Yakinkan diri anda telah menguasai modul ini, sebelum anda

mengikuti ujian

e. Dan lain sebagainya

2. Peran Widyaiswara/Instruktur:

a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar,

b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang

dijelaskan dalam tahap belajar.

c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik baru

dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar

peserta diklat

d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber

tambahan lain yang diperlukan untuk belajar,

e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan,

f. Merencanakan seorang ahli/pendamping widyaiswara / instruktur dari

tempat kerja untuk membantu jika diperlukan,

g. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya,

h. Melaksanakan penilaian

i. Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap pengetahuan dan

keterampilan dari suatu kompetensi, yang perlu untuk dibenahi dan

merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya,

j. Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat.

D. Tujuan Akhir

2

Page 3: Alat Ukur Tanah

1. Setelah mempelajari modul ini dan diberikan kompas, Peserta diklat

dapat mengecek kelaikan dan siap menggunakan kompas dalam

waktu 10 menit

2. Setelah mempelajari modul ini dan diberikan satu set theodolit Peserta

diklat mampu mengorientasikan theodolit di atas titik yang telah

ditentukan dan mengecek kelaikan dan menggunakan theodolit dalam

waktu 20 menit

3. Setelah mempelajari modul ini dan diberikan satu set waterpas peserta

diklat mampu mengorientasikan waterpas antara dua titik yang telah

ditentukan dan mengecek kelaikan dan menggunakan waterpas dalam

waktu 20 menit

E. Standar Kompetensi Dan Kriteria Unjuk Kerja

Standar kompetensi/elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja seperti pada tabel di

bawah ini.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

Mengukur Poligon

Menentukan azimut awal dan akhir untuk pembuatan peta topografi

a. Peralatan pengukuran disiapkan

b. Peralatan dikalibrasi

Mengukur penampang (profile) memanjang dan melintang

Mengukur penampang (profile) memanjang dan melintang

a. Peralatan pengukuran disiapkan.

b. Peralatan waterpas diset.

Mengukur rencana lubang bukaan tambang bawah tanah

Mengukur rencana lubang bukaan tambang bawah tanah dengan poligon terbuka

a. Peralatan pengukuran untuk tambang bawah tanah disiapkan

F. Cek Kemampuan

3

Page 4: Alat Ukur Tanah

No Kriteria Penilaian Kemampuan Ya Tidak

1Dapat menjelaskan kegunaan dan cara pengecekan serta pemakaian kompas

2Dapat menguraikan langkah – langkah pengukuran arah lintasan dan kemiringan lapisan batuan

3Dapat menjelaskan kegunaan dan cara pengecekan serta pemakaian theodolit, pada pengukuran poligon dan situasi pada pemetaan topografi

4Dapat menguraikan langkah – langkah pengukuran koreksi indek dan kolimasi

5Dapat menjelaskan kegunaan dan cara pe- ngecekan serta pemakaian waterpas, pada pengukuran poligon pada pemetaan topografi

6Dapat menguraikan langkah – langkah pengukuran melintasi sungai yang lebar dengan waterpas

G. Pedoman Penilaian

Penilaian untuk modul ini dilaksanakan dengan ujian teori dan praktik yang

mempunyai bobot penilaian yang sama, yaitu masing-masing 50%. Soal teori

bisa berbentuk pilihan ganda, sebab akibat, pernyataan, dan pilihan dengan

jawaban YA atau TIDAK atau kombinasi dari tipe soal tersebut. Sedangkan

soal praktik bisa berbentuk essay, demonstrasi, kasus, atau proyek. Untuk

memperoleh hasil yang memuaskan, khususnya soal praktik, hendaknya

Saudara melatih diri dengan mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat

pada setiap pembelajaran.

Klasifikasi tingkat penguasaan pada modul ini sebagai berikut:

80% - 100% = baik sekali

68% - 79% = baik

56% - 67% = cukup

45% - 55% = kurang

≤ 45% = gagal

Nilai kelulusan (passing grade) dapat dicapai apabila Saudara mampu

meraih nilai minimal 80, klasifikasi “baik sekali”.

BAB II

4

Page 5: Alat Ukur Tanah

PEMBELAJARAN

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini dan diberikan peralatan dan bahan yang

dibutuhkan, peserta dapat:

1. Menjelaskan kegunaan kompas

2. Menjelaskan cara pengecekan inklinasi dan putaran jarum magnit

3. Menentukan deklinasi dan azimut magnit dengan kompas

B. Uraian Materi

1. Pendahuluan

Kompas ialah alat untuk mengukur azimut magnit dan sudut mendatar,

dan ada juga kompas yang dilengkapi dengan alat untuk mengukur

kemiringan (clinometer).

Secara garis besar ada 2 macam kompas, yaitu:

a. Kompas tanpa clinometer, yaitu kompas yang hanya mampu

membaca arah (azimut magnit) saja. Misalnya kompas yang

digunakan untuk navigasi sipil maupun militer.

b. Kompas dengan clinometer, yaitu kompas yang dapat

digunakan untuk mengukur sudut kemiringan (elevasi). Pada modul

ini akan dibahas kompas dengan clinometer, yaitu kompas geologi.

2. Kompas Geologi

a. Bagian-bagian utama

Pada umumnya Kompas Geologi adalah sama walaupun bentuknya

berbeda-beda. Bagian-bagian utama Kompas Geologi (Gambar 1.1)

ialah :

- Bulatan bidang datar untuk alat pembacaan azimut/arah lapisan

batuan,

5

Page 6: Alat Ukur Tanah

- Jarum magnit sebagai alat penunjuk untuk menentukan azimut,

- Clinometer untuk menunjukkan besarnya sudut miring lapisan

batuan.

Gambar 1.1. Kompas Geologi

Keterangan :

1. Visir terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu arah belakang untuk tempat pengamat membidik dan bagian muka untuk mengarahkan bidikan ke obyek.

2. Lingkaran Skala Bacaan ialah pembagian lingkaran dalam derajat, untuk menentukan sudut dan azimut magnit

3. Nivo Kotak (Circular buble) untuk mendatarkan kompas pada waktu membaca azimut atau sudut kompas.

4. Nivo tabung (Clinometer Buble) digunakan waktu membaca elevasi

5. Kunci Magnit untuk menahan magnit digunakan waktu membaca sudut

6. Skrup Koreksi digunakan untuk mengeset harga lingkaran mendatar sesuai dengan harga koreksi antara utara magnit dan utara geografi

7. Pemberat keseimbangan jarum magnit untuk menyeimbangkan jarum magnit

b. Kegunaan

Kegunaan Kompas Geologi adalah sebagai berikut:

6

Page 7: Alat Ukur Tanah

- Penunjuk arah dari setiap lintasan (jalur pengukuran) yang

dilalui.

- Mengukur arah lapisan batuan (strike).

- Mengukur sudut kemiringan lapisan batuan dan kemiringan

tanah (dip).

3. Mengoperasikan kompas untuk menentukan azimut magnit

a. Sistem pembacaan azimut Kompas Geologi

Pembacaan azimut Kompas Geologi dibagi 3, yaitu:

1) Pembacaan azimut Timur

Yang dimaksud dengan pembacaan azimut Timur ialah apabila

pembagian skala pembacaan pada lingkaran datar

membesarnya pembagian angkanya dimulai dari kanan ke kiri

(Lihat Gambar 1. 2)

Gambar 1.2 Pembacaan azimut Timur

2) Pembacaan azimut Barat

Pembacaan azimut Barat ialah apabila pembagian skala

pembacaan pada lingkaran datar membesarnya pembagian

angkanya dimulai dari kiri ke kanan (lihat Gambar 1.3)

Gambar 1.3 Pembacaan azimut Barat

7

Page 8: Alat Ukur Tanah

3) Pembacaan dengan sistem kuadran

Pada sistem ini pembacaan lingkaran datarnya dibagi dalam

kuadran dimana lingkaran mendatarnya dibagi menjadi 4 bagian,

masing-masing 90º (Lihat Gambar 1. 4). Sebagai acuan

pembacaan digunakan titik Utara dan Selatan, yaitu North East

(NE), North West (NW), South East (SE), dan South West (SW).

Gambar 1.4 Kompas dengan pembacaan

sistem kuadran

b. Pengecekan Inklinasi, Deklinasi, Putaran Jarum Magnit, Nivo Kotak,

dan Nivo Clinometer.

Pengecekan inklinasi, deklinasi, dan putaran magnit pada kompas

dilakukan sebelum pengukuran azimut magnit. Hal ini bertujuan agar

hasil yang diperoleh mencapai tingkat ketelitian yang maksimal.

1). Pengecekan inklinasi

Inklinasi terjadi karena terbentuk sudut antara bidang datar dan

jarum magnit, yang disebabkan oleh tidak seimbangnya

kedudukan jarum magnit. Untuk menghilangkan sudut tersebut,

gelang pemberat digeser sehingga posisi jarum magnit menjadi

horizontal (lihat Gambar 1.5).

8

Page 9: Alat Ukur Tanah

Gambar 1.5 Inklinasi

Keterangan :A = Jarum kompas tidak berinklinasiB = Jarum kompas berinkllinasiP = Pengatur keseimbangan jarum magnit

2). Pengecekan Deklinasi

Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah Utara bumi

(geografi) dan arah Utara magnit (lihat Gambar 1.6).

Besar deklinasi pada suatu wilayah dapat ditentukan dengan

peta topografi yang berskala 1 : 50000 atau pengamatan

matahari. Hasil penentuan deklinasi dari kedua cara tersebut

digunakan untuk mengoreksi azimut magnit. Hasil koreksi

tersebut berlaku untuk daerah beradius 5,00 km.

Gambar 1.6 Diagram deklinasi magnit

Keterangan: - UM = Utara Magnit

- UG = Utara Grid- US = Utara Sebenarnya (Bumi)- δ = Deklinasi magnit- C = Konvergensi Meridian

a). Langkah kerja penentuan deklinasi dengan Peta Topografi:

(1). Siapkan Peta Topografi skala 1 : 50000

9

Page 10: Alat Ukur Tanah

(2). Perhatikan diagram deklinasi magnit pada sudut kiri

bawa peta (seperti Gambar 1.6).

(3). Tentukan besar deklinasi dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Deklinasi () = US – UM

(4). Buka sekrup koreksi (Pin)

(5). Masukkan nilai ke dalam kompas dengan cara:

- Azimut Timur dengan cara memutar angka 0 pada

lingkaran datar ke arah Barat, sehingga angka 360º-

berimpit pada skala pembacaan.

- Azimut Barat dengan cara menggeser angka 360º+

berimpit pada skala pembacaan.

b). Langkah kerja penentuan deklinasi dengan Pengamatan

Matahari:

(1). Siapkan data hasil pengamatan matahari dan

pengukuran azimut dengan kompas (azimut geografi,

misalnya 600 30’ 23”; azimut kompas 600 59’ 11”).

(2). Hitung deklinasi dengan rumus sebagai berikut:

A = B

dimana: A = azimut geografiB = azimut magnit = deklinasi

Contoh perhitungan:

Diketahui:

Azimut Geografi = 600 30’ 23”

Azimut Kompas = 600 59’ 11”

Ditanya: Hitung deklinasi magnit

Penyelesaian:

= 600 59’ 11” - 600 30’ 23” = 00 28’ 48”

(3). Maka harga koreksi adalah - 00 28’ 48”

10

Page 11: Alat Ukur Tanah

(4). Lakukan pengesetan kompas sesuai langkah 4 dan 5

pada penentuan deklinasi dengan Peta Topografi.

3). Pengecekan Putaran Jarum Magnit

Langkah kerja pengecekan kelancaran Putaran Jarum Magnit

adalah sebagai berikut:

a). Kompas diletakkan pada meja yang datar dan hindarkan dari

pengaruh logam yang dapat mengganggu jalannya jarum

magnit

b). Baca dan catat jarum magnit Utara azimut

c). Putar kompas 180º, kemudian kunci jarum magnit

d). Kembalikan kompas pada kedudukan semula

e). Buka jarum magnit kuncinya, baca dan catat azimutnya

f). Kalau pembacaan pertama sama dengan pembacaan kedua

berarti putaran jarum magnit berfungsi dengan baik

g). Kalau tidak sama, hal ini kemungkinan disebabkan oleh dua

hal:

jarum magnit tumpul sehingga perlu

diruncingkan

jarum magnit terlalu runcing, dan ini juga perlu

sedikit ditumpulkan sehingga dapat berfungsi baik

4). Pengecekan Nivo Kotak dan Nivo Clinometer

Langkah kerja pengecekan nivo kotak adalah sebagai berikut:

a). Siapkan meja yang stabil dan datar

b). Letakkan kompas di atas meja dengan garis bidik ke arah

Timur sehingga gelembung nivo kotak terletak pada posisi

tengah

c). Putar kompas 90o sehingga garis bidik menuju ke arah Utara

atau Selatan dan cek posisi gelembung nivo kotak, apabila

masih ditengah putar kompas 180o dan cek posisi gelembung

11

Page 12: Alat Ukur Tanah

nivo kotak apabila masih ditengah maka nivo kotak pada

kompas tersebut dalam kondisi baik

d). Jika posisi gelembung nivo kotak tidak sesuai dengan

langkah di atas maka nivo kotak kompas tersebut harus

diperbaiki

e). Langkah di atas juga berlaku untuk pengecekan nivo

klinometer

4. Pengukuran Arah Lintasan

Langkah kerja:

Letakkan kompas secara mendatar pada tangan kanan dan arahkan

pembidik ke arah sasaran (obyek) dengan angka 0 (N) pada

lingkaran mendatar kompas dihadapan kita.

Baca dan catat besar azimut magnit yang dihitung dari arah jarum

magnit Utara ke arah bidikan dan digambarkan.

Contoh:

a. Pengukuran dan penggambaran azimut Kompas dengan sistem

pembacaan azimut Timur dapat dilihat pada Gambar 1.7.

Gambar 1.7 Pembacaan kompas azimut Timur

Keterangan : - Arah kutub utara magnit menunjukkan angka 60º (angka

membesar dari Timur ke Barat). - Azimut magnit dari tempat berdiri ke arah sasaran sama

dengan 60º Azimut Timur.

12

Page 13: Alat Ukur Tanah

Hasil pengukuran di atas bila digambarkan dapat dilihat pada

Gambar 1.8.

Gambar 1.8 Azimut kearah bidikan

Keterangan: Angka 60º menunjukkan besar sudut dari arah Utara ke Timur (ke arah bidikan)

b. Pengukuran dan penggambaran azimut kompas dengan sistem

pembacaan azimut Barat. Posisi kompas lihat (Gambar 1.9)

Gambar 1.9 Pembacaan kompas azimut Timur

Keterangan : - Arah kutub Utara magnit menunjuk pada angka 50º (angka

membesar dari Utara ke Timur).- Azimut magnit dari tempat berdiri ke arah sasaran sama

dengan 50º Azimut Barat.

Hasil pengukuran di atas dapat dilihat pada Gambar 1.10

13

Page 14: Alat Ukur Tanah

Gambar 1.10 Azimut magnit Utara Barat

Keterangan : - Angka 50º menunjukkan besar sudut dari arah Utara ke

Barat (kearah bidikan).

c. Pengukuran dan penggambaran azimut kompas dengan sistem

kuadran

- Laksanakan langkah 1 seperti di atas

- Perhatikan jarum magnit Utara (N)

- Baca dan catat hasil bacaan dan digambarkan azimut

magnitnya

1) Pembacaan bearing dengan letak garis bidik Selatan-Utara

Gambar 1.11 Bearing Utara-Barat

Keterangan :- Jarum Utara magnit menunjukan angka 45º

dengan arah bidikan ke Barat

14

Page 15: Alat Ukur Tanah

- N45ºW, artinya bearing pada titik itu dari arah Utara (N) 45º ke Barat (W)

Hasil pengukuran kompas pada Gambar 1.11 dapat dilihat pada

Gambar 1.12.

Gambar 1.12 Bearing Utara-Barat

Keterangan:

- Besar bearing 45º dari arah Utara ke Barat (N45ºW)

2) Pembacaan bearing dengan letak garis bidik Utara-Selatan

Gambar 1.13 Bearing Selatan-Timur

Keterangan :

- Jarum magnit Selatan menunjukkan angka 40º, dari arah Selatan ke Barat

- S40ºE, artinya bearing pada titik itu dari arah Selatan (S) 40º ke arah Timur (E)

Hasil pengukuran kompas dapat dilihat pada Gambar 1.14

15

Page 16: Alat Ukur Tanah

Gambar 1.14 Bearing Selatan-Timur

Keterangan: Besarnya bearing 40º dari Selatan ke arah Timur (S 40º E)

5. Pengukuran Azimut/Arah Lapisan Batuan dan Sudut Kemiringan

Langkah kerja:

a. Mengukur azimut/arah lapisan batuan

- Datarkan kompas (gelembung nivo kotak posisikan di tengah-

tengah)

- Arahkan pembidik depan pada batuan yang akan diukur sesuai

arah batuan.

- Baca dan catat harga azimutnya dan gambarkan

Gambar 1.15 Kompas

16

Page 17: Alat Ukur Tanah

b. Cara mengukur azimut/arah kemiringan batuan

- Datarkan kompas (gelembung nivo kotak posisikan di tengah-

tengah)

- Arahkan pembidik depan pada batuan yang akan diukur sesuai

arah batuan.

- Putar kompas 90º dengan posisi gelembung nivo klinometer

tetap ditengah

- Baca dan catat sudut kemiringan dari klinometer

c. Penggambaran hasil pengukuran azimut/arah lapisan batuan dan

sudut kemiringan

- Siapkan data hasil pengukuran azimut lapisan batuan dan sudut

kemiringan, misalnya azimut 30º dari arah Utara ke Timur (N 30º

E) dengan kemiringan lapisan 25º (Gambar 1.15).

- Gambar data hasil pengukuran azimut lapisan batuan dan sudut

kemiringannya (Gambar 1.16).

Gambar 1.16 Kemiringan Lapisan

- Hasil pengukuran azimut lapisan batuan dan sudut kemiringan

dapat dilihat pada Gambar 1.17

Gambar 1.17 Gambar arah lapisan dan kemiringan lapisan

Keterangan : N30ºE/25º, artinya arah azimut lapisannya Utara (N) 30º Timur (E) dan kemiringan lapisan batuannya 25º

17

Page 18: Alat Ukur Tanah

C. Rangkuman

1. Kompas adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur azimut magnit

dan sudut mendatar serta untuk mengukur kemiringan (clinometer).

2. Secara garis besar terdapat 2 macam kompas, yaitu:

a. Kompas tanpa clinometer

b. Kompas dengan clinometer atau disebut juga kompas geologi.

3. Kegunaan dari Kompas Geologi ini adalah:

a. Penunjuk arah dari setiap lintasan (jalur pengukuran) yang

dilalui

b. Mengukur arah lapisan batuan (Strike)

c. Mengukur sudut kemiringan lapisan batuan dan kemiringan

tanah (dip)

4. Berdasarkan cara pembacaannya azimut Kompas Geologi dibagi

menjadi 3 (tiga), yaitu:

a. Pembacaan azimut Timur

b. Pembacaan azimut Barat

c. Pembacaan dengan sistem kuadran

5. Sebelum pengukuran azimut magnit terlebih dahulu dilakukan:

a. Pengecekan inklinasi

b. Deklinasi

c. Putaran magnit pada kompas

D. Tugas Pembelajaran 1

1. Penggunaan kompas geologi untuk pengukuran azimut magnit

a. Bentuklah kelompok observasi paling sedikit 3 orang setiap

kelompok untuk mengidentifikasi tentang:

1). spesifikasi peralatan utama

- Kompas geologi

2). jenis dan fungsi peralatan pendukung

- batu asah

18

Page 19: Alat Ukur Tanah

- peta topografi

3). jenis dan fungsi alat keselamatan kerja

- payung

- topi lapangan

- sepatu lapangan

- pakaian lapangan

b. Sesudah mengobservasi dan mengidentifikasi lakukan diskusi

- Tunjuk salah seorang dari kelompok diangkat sebagai ketua,

ketua harus bisa mengarahkan diskusi pada pokok pembicaraan

- Setiap individu berhak untuk mengemukakan pendapat hasil

temuan

- Setiap kelompok harus membuat laporan

c. Mempresentasikan hasil diskusi pada kelompok lain

2. Pengecekan kelaikan kompas geologi

a. Alat dan bahan

1). Alat:

- Kompas geologi

- Peta deklinasi

- Batu asah

2). Bahan:

- Alas tulis

- ATK

b. Keselamatan Kerja

- Alat harus dilindungi dari sinar matahari

langsung

- Periksa keamanan pada daerah sekitar

pengamatan

- Bertanya pada instruktur bila ada hal yang

tidak dimengerti

- Bersihkan kembali peralatan setelah selesai

kerja

c. Langkah Kerja

19

Page 20: Alat Ukur Tanah

1). Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2). Mengecek inklinasi

3). Mengecek putaran jarum magnit

4). Menentukan deklinasi

5). Mengecek nivo kotak

6). Mengecek nivo clinometer

E. Tes Formatif 1

1. Fungsi dari nivo kotak (circular buble) adalah

A. Mendatarkan kompas pada waktu membaca azimut /sudut kompas

B. Membaca elevasi

C. Menentukan sudut dan azimut magnit

D. Menahan magnit

2. Deklinasi adalah

A. Sudut yang dibentuk oleh arah Utara bumi dan arah Selatan

magnit

B. Sudut yang dibentuk oleh arah Selatan bumi dan arah Utara

magnit

C. Sudut yang dibentuk oleh arah Selatan bumi dan arah Selatan

magnit

D. Sudut yang dibentuk oleh arah Utara bumi dan arah Utara magnit

3. Sistem pembacaan azimut kompas geologi adalah

A. Pembacaan azimut Timur

B. Pembacaan azimut Utara

C. Pembacaan azimut Selatan

D. Pembacaan azimut Tenggara

4. Visir bagian muka berfungsi sebagai

A. Tempat pengamat membidik

20

Page 21: Alat Ukur Tanah

B. Menentukan sudut dan azimut magnit

C. Membaca elevasi

D. Mengarahkan bidikan ke objek

5. Kompas yang dilengkapi dengan klinometer disebut juga

A. Kompas navigasi C. Kompas geologi

B. Kompas manual D. Kompas pramuka

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini dan diberikan peralatan dan bahan yang

dibutuhkan, peserta dapat :

1. Menjelaskan langkah-langkah pengecekan teodoloit

2. Menjelaskan kegunaan theodolit

3. Menentukan sudut vertikal, horizontal dan jarak optis antara

dua titik yang diukur dengan theodolit

B. Uraian Materi

1. Jenis dan Bagian-bagian Theodolit

Theodolit adalah alat untuk mengukur sudut mendatar, sudut

menentukan arah pada bidang datar.

a. Jenis Theodolit dapat diklasifikasikan berdasarkan :

1) Tingkat ketelitian pembacaan langsung sudut horizontal dan

vertikalnya (pembagian skala terkecil dari alat pembacaannya),

yaitu:

Theodolit teliti (Universal theodolit) misalnya: T3,T4 buatan

Wild Heerbrug Swiss digunakan untuk triangulasi orde satu

Theodolit 1” (theodolit repetisi) misalnya T2 buatan Wild

Heerbrug Swiss, KERN DKM2-A digunakan untuk triangulasi

orde dua dan polygon teliti

21

Page 22: Alat Ukur Tanah

Theodolit untuk pengukuran teknik dengan bacaan 10“ atau

20“

Misalnya. KERN DKM1,SOKKISHA TM-10C (10“),

SOKKISHA TM-20C, TOPCON TL -20E, (20“)

Theodolit tachimeter dengan kompas atau tidak. Misalnya

Wild TO (Gambar 2.1), SOKKISHA T60D

Gambar 2.1 Theodolit Kompas (WILD TO)

Keistimewaan theodolit kompas ini adalah penggunaan kompas

untuk pembacaan azimut magnetik dimana kompas dipasang di

dalam theodolit dan menjadi satu dengan bagian tengah dari

theodolit. Dalam keadaan sudah dibuka klem magnitnya, harga

yang ditunjukkan merupakan azimut magnit. Pada theodolit lain

umumnya kompas diletakkan di atas penyangga sumbu datar.

2) Penampilan (display) dari alat pembacaannya dan kelengkapan

lainnya, yaitu:

22

Page 23: Alat Ukur Tanah

Theodolit Konvensional, yaitu theodolit yang alat

pembacaannya masih secara manual dan diperlukan

penafsiran harga terkecil dari pembagian noniusnya.

Gambar 2.2 Bacaan sudut horizontal dan vertikal pada alat pembaca baca DKM 2_U buatan pabrik Kern & Co. Aarau

Keterangan : - V adalah pembacaan sudut vertikal (kotak I)- H adalah pembacaan sudut horizontal (kotak II dan III)- Harga sudut vertikal = 91° 31’ (kotak I)- Harga sudut horizontalnya = 214° 40’ (kotak II)

= 2’ 14.5” (kotak III) +

214° 42’ 14,5”

Theodolit elektronik (digital theodolit), yaitu theodolit

yang alat pembacaannya menampilkan langsung keadaan

posisi teropong secara digital.

Total Station, yaitu theodolit elektronik yang dilengkapi

dengan software untuk menghitung beda tinggi, jarak datar,

koordinat titik ukur yang diamati, serta merekam data hasil

ukuran maupun data yang di upload dari luar.

23

Page 24: Alat Ukur Tanah

Gambar 2.3 Total station Type 1100 LEICA.

b. Bagian – bagian dari theodolit

Gambar 2.4 Bagian – bagian theodolit

24

Page 25: Alat Ukur Tanah

Keterangan:1. Lensa obyektif2. Visir3. Sumbu datar (sumbu 2)4. Skala tegak (sudut vertikal), nivo skala tegak5. Pengatur bayangan lensa6. Alat pembaca7. Pengatur lensa okuler8. Nivo tabung (untuk skala mendatar)9. Knob gerakan halus mendatar10. Lingkaran skala mendatar11. Kunci lingkaran horizontal12. Kunci skala mendatar13. Tribrach 14. Skrup pengatur nivo kotak15. Nivo kotak

Kegunaan bagian–bagian theodolit:

1). Teropong berfungsi untuk dapat melihat benda yang jauh, yang

terdiri dari:

Lensa okuler yang dapat disesuaikan dengan kemampuan

mata tiap orang dengan cara mengatur posisi lensa okuler.

Dengan demikian benda yang diamati dan garis silang pada

teropong jelas terlihat dengan kondisi mata tidak

berakomodasi (melihat dalam keadaan mata santai dan tidak

dipaksakan).

Diafragma ialah kaca datar yang ditempatkan antara lensa

okuler dan lensa obyektif. Tempat kedudukan benang silang

digunakan untuk menepatkan posisi teropong dan posisi

obyek yang diukur dengan cara mengatur posisi diafragma.

Bentuk penyajian benang silang bermacam-macam sebagai

contoh dapat dilihat pada Gambar 2.5.

25

Page 26: Alat Ukur Tanah

Gambar 2. 5 Macam –macam penyajian benang silang pada theodolit

Lensa obyektif berfungsi untuk melihat atau mengamati

benda yang akan diukur dan posisi bayangannya dapat

disesuaikan dengan pengaturan posisi diafragma sehingga

titik ukur (obyek) terlihat jelas.

2). Alat Visir

Garis visir adalah garis tetap sebagai garis penghubung antara

titik tengah lensa okuler, lensa obyektif, dan titik silang yang

ditempatkan pada diafragma. Fungsi alat visir adalah untuk

mengarahkan teropong agar obyek yang akan diamati terletak

pada posisi yang terlihat oleh teropong.

Pada pelaksanaan pengukuran dengan theodolit, benang silang

dan titik ukur yang diamati harus terlihat jelas dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

Arahkan teropong pada jarak yang jauh, atur lensa okuler

sehingga benang silang terlihat jelas oleh mata tanpa

berakomodasi.

Arahkan teropong pada titik ukur dengan bantuan visir

kemudian atur posisi bayangan lensa obyektif dengan

mengatur posisi diafragma sehingga titik ukur terlihat jelas.

Untuk pengontrolan, cek secara teliti titik ukur sehingga

terlihat jelas. Jika titik ukur masih baur artinya masih ada

paralak optis, maka atur kembali lensa okuler sehingga titik

ukur dan benang silang terlihat jelas.

26

Page 27: Alat Ukur Tanah

3). Nivo

Nivo adalah gelembung udara yang terdapat di dalam tabung

alat ukur tanah untuk mengatur kedudukan alat ukur theodolit

menjadi rata air (levelling). Untuk mendatarkan (levelling) alat

ukur tanah, posisi gelembung nivo diatur sehingga gelembung

udara terletak ditengah dengan cara mengatur tiga skrup

pengatur nivo yang merupakan bagian bawah alat ukur. Dari

bentuknya nivo terdiri dari dua jenis yaitu nivo kotak dan nivo

tabung.

4). Alat – alat penggerak halus serta alat klem

Untuk menempatkan titik ukur tepat pada benang silang,

digunakan alat penggerak halus dari teropong baik gerakan

horizontal maupun gerakan vertikal. Gerakan halus ini

dilaksanakan apabila bayangan dari obyek sudah masuk pada

daerah pemandangan teropong, dan diperlukan gerakan yang

halus untuk menepatkan posisi benang silang dengan titik ukur.

5). Alat pembacaan

Alat pembaca keadaan garis teropong pada alat ukur , system

pembacaan pada tiap tipe dan merk pabrik berbeda sesuai

dengan ketelitian yang diharapkan.

6). Unting–unting alat untuk sentering yaitu sumbu alat tepat di atas

titik yang akan diukur, untuk alat yang mutakhir biasa digunakan

dengan sentrering optis atau laser.

7). Statif ialah untuk tempat kedudukan alat ukur waktu

pengamatan dilapangan .

2. Set up theodolit dan sistem penentuan sudut horizontal dan

vertikal

a. Set up theodolit (centering dan leveling)

Langkah set up ada tiga macam, yaitu:

1) Set up untuk theodolit tanpa alat pengukur tegak optis (centering

optis)

27

Page 28: Alat Ukur Tanah

Dirikan statif dengan baik dan piringan pringan atas datar

Gambar 2.6 Posisi statif dan titik ukur

Keterangan : 1 = tribrach2 = Statif3 = Unting –unting

Centering proyeksi unting–unting sehingga berada tepat di

atas titik ukur dengan menaik turunkan statif

Gambar 2.7 Centering dengan menaik turunkan Statif

Levelling nivo kotak dengan menggunakan skrup tribrach

Bila nivo sudah level tapi masih ada beberapa mm centering

diluar titik ukur, geser tribach agar tepat centeringnya.

2) Set up untuk theodolit dengan alat pengukur tegak optis

Dirikan statif dengan baik dan piringan pringan atas datar

Gerakan bayangan titik ukur pada lensa okuler pengukur

tegak optis dengan skrup tribrach

Leveling nivo kotak dengan menurun naikan kaki statif

28

Page 29: Alat Ukur Tanah

Bila nivo sudah level tapi masih ada beberapa mm centering

diluar titik ukur, geser tribach agar tepat centeringnya

3) Set up untuk theodolit dengan alat pengukur tegak

Dirikan statif dengan baik dan piringan pringan atas datar

Centering sinar laser sehingga tepat di atas titik ukur

Leveling nivo kotak dengan menurun naikan kaki statif

Bila nivo sudah level tapi masih ada beberapa mm centering

diluar titik ukur, geser tribach agar tepat centeringnya

b. Sistem penentuan sudut horizontal dan vertikal

Cara membaca sudut horizontal dan vertikal artinya menentukan

besaran sudut yang ditunjukkan oleh alat pembaca pada theodolit

sesuai dengan arah teropong mendatar untuk sudut horizontal dan

arah tegak untuk sudut vertikal.

Besaran sudut yang diperlihatkan oleh alat pembaca pada theodolit

tergantung pada orientasi harga nol (awal penentuan besarnya

sudut).

1). Sistem penentuan harga nol untuk sudut vertikal pada theodolit

terdiri dari 2 macam yaitu :

- Harga nol terletak pada horison (Bidang nivo alat yang sejajar

dengan bidang permukaan bumi) dengan ketentuan di atas

bidang nivo bernilai plus (+) dan di bawah bidang nivo min (-).

Sistem ini disebut elevasi atau sudut miring. Lihat Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Sistem sudut vertikal dengan harga nol pada bidang nivo alat

Keterangan : - Harga Nol dimulai pada bidang nivo alat- α besar sudut elevasi pada posisi yang

ditunjukan oleh teropong

29

Page 30: Alat Ukur Tanah

- Harga nol terletak tepat pada garis sumbu tegak theodolit

(arah zenit), dengan perbesaran searah jarum jam, maka pada

bidang nivo nilai sudut vertikalnya 90º , di bawah bidang nivo >

90º, dan di atas bidang nivo < 90º. Sistem ini dinamakan sistem

zenit. Lihat Gambar 2. 9.

Gambar 2.9 Sistem sudut vertikal dengan harga nol pada arah zenith

Keterangan:- Harga Nol dimulai pada arah zenith- z besar sudut vertikal pada posisi yang ditunjukkan oleh

teropong

2). Sistem penentuan harga nol untuk sudut horizontal pada

theodolit terdiri dari 2 macam, yaitu:

- Harga nol terletak pada arah kutub Utara magnit.

Contohnya: theodolit kompas dalam keadaan kunci magnit

dibuka.

Sistem ini untuk pengukuran area yang terbatas.

- Harga nol sembarang artinya posisi harga nol di setting

theodolit waktu digunakan. Contohnya T2, Theodolit

elektronik, Total station.

3. Pengecekan theodolit, sistem penentuan harga nol pada

pembacaan sudut, dan sistem satuan sudut dan jarak.

a. Pengecekan theodolit

Pengecekan theodolit merupakan kegiatan memeriksa bagian-

bagian theodolit untuk menentukan bahwa theodolit itu layak pakai

(memenuhi syarat) atau tidak.

30

Page 31: Alat Ukur Tanah

Pengecekan dilaksanakan:

- Sebelum penggunaan pertama

- Sebelum survey teliti

- Sesudah dibawa jauh

- Sesudah lama dipakai

- Apabila kena panas > 50º C

1). Pengecekan sumbu tegak benar-benar tegak

Sumbu tegak benar-benar tegak apabila gelembung nivo pada

nivo kotak di tengah dan gelembung nivo tetap ditengah

meskipun theodolit diputar mengelilingi sumbu tegak

a) Letakan theodolit pada meja yang stabil atur nivo

kotak agar ditengah dengan dua skrup pengatur nivo.

b) Putar alat 90º dan cek posisi nivo, bila ada

perubahan perbaiki dengan skrup nivo yang belum digunakan

c) Putar alat 180º dan cek posisi nivo, bila perubahan

keluar dari kotak lebih dari setengahnya, ulangi dari langkah

pertama (a)

d) Kemungkinan nivo harus dikoreksi dan

dilaksanakan oleh teknisi Peralatan.

2). Pengecekan sumbu datar dan garis bidik

Langkah kerja pengecekan sumbu datar dan garis bidik theodolit.

a) Gantungkan unting-unting setinggi 2 atau 3 meter,

benang unting-unting tergantung bebas.

b) Nivo diatur sehingga ditengah-tengah, arahkan

garis bidik ke bagian atas benang unting-unting. Kuncilah

lingkaran skala mendatar.

c) Gerakan garis bidik perlahan-lahan mengikuti

benang unting-unting

31

Page 32: Alat Ukur Tanah

d) Kalau sumbu mendatar tegak lurus sumbu tegak

dan garis bidik tegak lurus sumbu mendatar, maka garis bidik

akan tetap bergerak sepanjang benang unting-unting tidak

menyimpang

3). Pengecekan Nivo Kotak

Pelaksanaan pengecekan sama dengan pengecekan 1.

4). Pengecekan salah kolimasi

a) Set up theodolit

b) Arahkan teropong pada posisi biasa pada sasaran yang jauh

dan tajam

c) Baca dan catat sudut horizontalnya misalnya xº

d) Putar teropong 180º(luar biasa) dan arahkan pada titik

semula

e) Baca dan catat sudut horizontalnya misalnya xº+180º±d,

untuk alat yang baik harga d ≤ 3 ketelitian sudut horizontal

alat

5). Pengecekan salah indek

a) Set up theodolit

b) Arahkan teropong pada posisi biasa pada sasaran yang jauh

dan tajam

c) Baca dan catat sudut vertikalnya misalnya xº

d) Putar teropong 180º (luar biasa) dan arahkan pada titik

semula

e) Baca dan catat sudut vertikanya misalnya 360º- xº ± d, untuk

alat yang baik harga d ≤ 3 ketelitian sudut vertkalnya alat

b. Pengecekan sistem penentuan harga nol pada pembacaan sudut

1) Pengecekan sistem penentuan harga

nol sudut vertikal

a) Set up theodolit

b) Arahkan teropong mendatar

Timur, baca catat harga sudut vertikalnya bila harga

32

Page 33: Alat Ukur Tanah

mendekati 90º, selanjutnya gerakan keatas baca dan catat

harga sudut vertikalnya < 90º, maka sistem theodolit itu

sistem zenit

2) Pengecekan sistem penentuan harga

nol sudut horizontal

a) Set up theodolit

b) Arahkan teropong mendatar

Timur, baca catat harga sudut horizontalnya bila harga

mendekati 90º, maka sistem harga nol sudut horizontal

theodolit itu dengan harga nol di Utara.

Selain TO kompas semua theodolit menggunakan harga nol

sudut horizontalnya sembarang , tetapi dilengkapi dengan

alat untuk mengeset harga sudut horizontal pada arah dan

harga tertentu.

c. Pengecekan sistem satuan sudut dan jarak

Pengecekan sistem satuan sudut dan jarak sangat penting

dilakukan pada waktu menggunakan theodolit total station.

1). Set up theodolit

2). Arahkan teropong pada titik tertentu (A)

3). Baca dan catat sudut horizontal serta jarak yang ditentukan oleh

alat.

4). Ukur Jarak ke titik (A) dengan pita ukur dan catat.

5). Putar teropong 90º searah putaran jarum jam,misalnya ke titik (B)

baca dan catat Sudut horizontalnya.

6). Hitung sudut horizontal (A-alat – B ), yaitu bacaan kearah B -

bacaan kearah A. bila = 90º, maka satuan sudut theodolit itu

sistem derajat.

7). Bila jarak yang diukur dengan pita ukur = jarak yang ditunjukan

alat, maka satuan jarak meter.

4. Penggunaan Theodolit

33

Page 34: Alat Ukur Tanah

Theodolit digunakan untuk pembacaan sudut horizontal, vertikal, dan

jarak.

a. Pembacaan sudut horizontal dan vertikal.

Langkah-langkah penggunan theodolit kompas

- Set up theodolit pada titik yang telah ditentukan

- Arahkan teropong pada titik A (target)

- Atur lensa okuler dan pengatur bayangan lensa obyektif

sehingga jelas dan as benang silang tepat pada titik A.

- Lihat pada alat pembaca akan terlihat terlihat seperti gambar

2.10.

Hz

Gambar 2. 10 Bacaan sudut horizontal dan vertikal pada alat pembaca TO Kompas

Keterangan : A = Pembacaan sudut vertikalB = Pembacaan derajat sudut horizontalC = Tanda koexidenD = Pembacaan menit dan detik sudut horizontal

- Atur micrometer dengan memperhatikan kolom B,C,D sehingga

penampilannya seperti Gambar 2.11.

34

Page 35: Alat Ukur Tanah

Gambar 2.11. Bacaan sudut horizontal dan vertikal pada alat pembaca TO Kompas pada alat pembaca TO Kompas, sesudah micrometer diatur

Gambar 2.12 Theodolit Kompas

Keterangan :- 1 = Teropong- 2 = Pengatur bayangan lensa obyektif- 3 = Okuler- 4 = Klem gerakan vertikal- 5 = Alat pembaca susud vertikal , dan horizontal- 6 = Micrometer- 7 = Nivo Kotak- 8 = Gerakan halus horizontal- 9 = Skrup pengatur nivo kotak- 10 = Statif

b. Pengukuran jarak

Langkah-langkah penggunan theodolit kompas untuk pegukuran

jarak:

- Set up theodolit pada titik yang telah ditentukan

- Arahkan teropong pada titik A (target)

35

Page 36: Alat Ukur Tanah

- Atur lensa okuler dan pengatur bayangan lensa obyektif

sehingga jelas benang atas, tengah, dan bawah pada rambu

ukur (lihat Gambar 2.13).

- Lihat pada teropong, akan terlihat tampilan seperti gambar di

bawah ini.

- Jarak dari tempat berdiri alat ke target dihitung dengan rumus:

d = (Ba – Bb) x 100

dengan syarat: Ba + Bb = 2 x Bt

dimana: d = jarak optisBa = Benang atasBb = Benang bawahBt = Benang tengah

Gambar 2.13 Pembacaan rambu ukur

Keterangan: Ba = Benang atas yang menunjukkan harga 1,650 mBt = Benang tengah yang menunjukkan harga 1,565 mBb= Benang bawah yang menunjukkan harga 1,480 m

Contoh perhitungan

Diketahui: Ba = 1,650 m, Bb = 1,480 m, Bt = 1,565 m

Ditanya: Jarak optis

Penyelesaian:

d = (Ba – Bb) x 100

36

Page 37: Alat Ukur Tanah

= (1,650 - 1,480) x 100

= 17 m

C. Rangkuman

1. Theodolit adalah alat untuk mengukur sudut mendatar, tegak, dan arah

pada bidang datar.

2. Jenis Theodolit dapat diklasifikasikan berdasarkan :

a. Tingkat ketelitian pembacaan langsung sudut horizontal dan

vertikalnya :

- Theodolit teliti (Universal theodolit) digunakan untuk triangulasi

orde satu

- Theodolit 1” (theodolit repetisi) digunakan untuk triangulasi orde

dua dan poligon teliti

- Theodolit untuk pengukuran teknik dengan bacaan 10” dan 20”

- Theodolit tachimeter dengan kompas atau tidak

b. Penampilan (display) dari alat pembacaannya dan kelengkapannya :

- Theodolit Konvensional

- Elektronik theodolit (digital theodolit)

- Total Station

3. Terdapat tiga macam langkah set up theodolit (centering dan leveling

theodolit) yaitu:

a. Set up untuk theodolit tanpa alat pengukur tegak optis (centering

optis)

b. Set up untuk theodolit dengan alat pengukur tegak optis

c. Set up untuk theodolit dengan alat pengukur tegak laser

4. Besaran sudut pada sistem pembacan sudut horizontal dan vertikal

pada theodolit tergantung pada orientasi harga nol (awal penentuan

besarnya sudut).

37

Page 38: Alat Ukur Tanah

5. Sistem penentuan harga nol untuk sudut vertikal pada theodolit terdiri

dari 2 macam yaitu :

a. Sistem ini disebut elevasi atau sudut miring. Harga nol

terletak pada horizon (bidang nivo alat yang sejajar dengan bidang

permukaan bumi)

b. Sistem ini disebut sistem zenit. Harga nol terletak tepat

pada garis sumbu tegak theodolit (arah zenit) dengan perbesaran

searah jarum jam, maka pada bidang nivo nilai sudut vertikalnya 90º.

6. Sistem penentuan harga nol untuk sudut horizontal pada theodolit terdiri

dari 2 macam yaitu :

a. Harga nol terletak pada arah kutub Utara magnit. Sistem ini untuk

pengukuran area yang terbatas

b. Harga nol sembarang, artinya posisi harga nol di setting pada

theodolit waktu digunakan.

7. Pengecekan theodolit artinya memeriksa bagian–bagian theodolit untuk

menentukan bahwa theodolit itu layak pakai atau tidak. Diantaranya

dilakukan:

a. Pengecekan sumbu tegak benar-benar tegak

b. Sumbu mendatar harus benar-benar mendatar

c. Garis bidik harus tegak lurus sumbu mendatar

d. Pengecekan Nivo Kotak

e. Pengecekan salah kolimasi

f. Pengecekan salah indek

g. Pengecekan sistem penentuan harga nol pada pembacaan sudut

h. Pengecekan sistem penentuan harga nol sudut vertikal

i. Pengecekan sistem penentuan harga nol sudut horizontal

j. Pengecekan sistem satuan sudut dan jarak. Pengecekan ini sangat

penting dilakukan pada waktu menggunakan theodolit total station.

D. Tugas Pembelajaran 2

1. Penggunaan theodolit untuk pengukuran sudut horizontal dan vertikal

38

Page 39: Alat Ukur Tanah

a. Bentuklah kelompok observasi paling sedikit 3 orang untuk setiap

kelompok untuk mengidentifikasi tentang spesifikasi:

1). spesifikasi peralatan utama

- Theodolit

- statif

- unting-unting

- rambu/bak ukur

- rol meter

2). jenis dan fungsi peralatan pendukung

- kalkulator

- peta kerja

- blangko ukur dan hitungan

- ATK

3). alat keselamatan kerja

- payung

- topi lapangan

- sepatu lapangan

- pakaian lapangan

b. Sesudah mengobservasi dan mengidentifikasi lakukan diskusi

- Tunjuk salah seorang dari kelompok diangkat sebagai ketua,

ketua harus bisa mengarahkan diskusi pada pokok pembicaraan

- Setiap individu berhak untuk mengemukakan pendapat hasil

temuan

- Setiap kelompok harus membuat laporan

c. Mempresentasikan hasil diskusi pada kelompok lain

2. Pengecekan koreksi indek dan koreksi kolimasi pada theodolit

a. Alat dan bahan

1). Alat:

- 1 unit Theodolit - peta kerja

- rol meter - kalkulator

2). Bahan:

- blangko

39

Page 40: Alat Ukur Tanah

- alas tulis

- ATK

b. Keselamatan Kerja

- Alat harus dilindungi dari sinar matahari langsung

- Periksa keamanan pada daerah sekitar pengamatan

- Bertanya pada instruktur/pembimbing bila ada hal yang tidak

dimengerti

- Bersihkan kembali peralatan setelah selesai kerja

c. Langkah Kerja

1). Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2). Mengeset alat (set up)

3) Membaca dan mencatat sudut horizontal dan vertikal pada posisi

teropong biasa dan luar biasa

4). Menghitung koreksi indek dan koreksi kolimasi

5). Menentukan kelaikan alat berdasarkan standar ketelitian yang

ditentukan

E. Tes Formatif 2

1. Theodolit T2 buatan Wild Heerburg Swiss termasuk jenis theodolit

A. Theodolit Teliti

B. Theodolit Repetisi (theodolit 1“)

C. Theodolit Tachimeter

D. Theodolit untuk pengukuran teknik

2. Contoh dari theodolit Tachimeter adalah

A. TOPCON TL-20E C. SOKKISHA T 60D

B. SOKKISHA TM-10C D. SOKKISHA TM-20C

3. Berikut ini yang bukan bagian dari theodolit adalah

A. Visir

B. Nivo skala mendatar

40

Page 41: Alat Ukur Tanah

C. Kunci magnit

D. Tribach

4. Salah satu jenis theodolit berdasarkan display dari alat pembacaannya

adalah

A. Theodolit Teliti

B. Theodolit Tachimeter

C. Theodolit elektronik

D. Theodolit Repetisi

5. Penentuan harga nol sembarang untuk sudut horizontal pada theodolit

artinya

A. Harga nol terletak pada arah kutub Utara magnit

B. Posisi nol di setting pada theodolit waktu digunakan

C. Harga nol terletak pada horizon

D. Harga nol terletak tepat pada garis sumbu tegak theodolit

41

Page 42: Alat Ukur Tanah

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini dan diberikan peralatan dan bahan yang

dibutuhkan, peserta dapat :

1. Menjelaskan kegunaan waterpas

2. Mengoperasikan waterpas

3. Menentukan beda tinggi dan jarak

B. Uraian Materi

1. Macam-macam alat ukur Waterpas

Waterpas adalah alat untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau jarak

antara dua bidang nivo yang melalui dua titik tersebut. Alat waterpas ini

disebut alat ukur sipat datar.

Alat ukur waterpas yang akan dibahas disini hanya tipe ungkit dan tipe

otomatis, karena tipe tersebut banyak digunakan dan masih beredar di

pasaran.

a. Waterpas Ungkit

Waterpas tipe ini banyak digunakan dalam dunia pengukuran karena

sangat cocok untuk semua jenis pekerjaan sipat datar. Penggunaan

alat ini tidak memerlukan penempatan sumbu vertikal yang berhimpit

dengan garis vertikal sedangkan sumbu nivo dan garis bidik teleskop

dapat diatur dengan sekrup pengungkit. Waktu yang dibutuhkan untuk

pengukuran relatif pendek. Langkah pengunaannya adalah sebagai

berikut:

1) Sumbu vertikal ditempatkan hampir vertikal dengan memutar

sekrup-sekrup penyipat datar.

2) Gelembung nivo kotak ditempatkan di tengah dengan sekrup

pengungkit

42

Page 43: Alat Ukur Tanah

3) Untuk pembacaan rambu atau jalon yang teliti, gelembung nivo

rambu harus ditempatkan di tengah. Lihat Gambar 3.1

Gambar 3.1 Waterpas Ungkit

b. Waterpas otomatis

Alat ini dilengkapi dengan kompensator yang berada di dalam

teleskop. Penggunaan nivo tabung memungkinkan terjadi kesalahan

pandangan sasaran yang sama seperti apabila dibidik horizontal

meskipun garis bidik tidak sungguh-sungguh horizontal. Karena

mudah pemasangannya, instrumen ini digunakan untuk pengukuran

pada pekerjaan konstruksi dengan ketelitian yang relatif rendah, akan

tetapi akhir-akhir ini instrumen tersebut telah dikembangkan sehingga

dapat digunakan untuk sifat datar teliti. Kekurangan instrumen ini yaitu

mudah dipengaruhi getaran karena sebagai kompensatornya

dipergunakan sistem pendulum.

c. Waterpas digital (digital levelling)

Konstruksi alat ini sama dengan Waterpas otomatis, perbedaanya

pada sistem proses penentuan jarak, tinggi dan perekamannya

dilaksanakan secara otomatis. Perlengkapan yang lainnya yang

berbeda ialah rambu ukurnya.

Rekaman hasil pengukuran lapangan bisa diproses untuk jadi gambar

penampang, dengan soft ware yang telah disediakan oleh produsen

alat.

43

Page 44: Alat Ukur Tanah

Gambar 3.2. Digital Levelling tipe NA2002 LEICA

Gambar 3.3 Penampilan hasil bacaan rambu dengan waterpas digital

Keterangan : - Rod 2.1264 ialah bacaan pada rambu

- Dist 22,38 ialah jarak darai alat ke rambu- Satuan panjang yang digunakan tergantung pada

setting alat

44

Page 45: Alat Ukur Tanah

2. Bagian–bagian waterpas

Gambar. 3.4 Waterpas otomatis buatan Nikon Jepang

Keterangan :- 1 = Teropong obyektif- 2 = Okuler- 3 = Pengatur bayangan lensa obyektif- 4 = Nivo kotak- 5 = Skrup gerakan halus horizontal- 6 = Pembaca lingkaran horizontal- 7 = Skrup pengatur nivo kotak- 8 = Jendela pembacan lingkaran horizontal- 9 = Visir

Fungsi bagian-bagian alat ukur waterpas terdiri dari :

a. Teropong

Teropong berfungsi untuk membidik rambu dan memperbesar

bayangan rambu. Pada alat ukur waterpas. teropong ini dilengkapi

dengan lensa okuler yang bisa distel, diafragma (untuk meletakan

benang silang), pengatur bayangan lensa obyektif dan visir.

- Pengatur lensa okuler digunakan untuk menjelaskan benang silang

- Pengatur bayangan lensa obyektif digunakan untuk mengatur

bayangan obyek agar berimpit pada diafragma (benang silang)

- Visir digunakan untuk mengarahkan teropong pada obyek secara

kasar.

45

Page 46: Alat Ukur Tanah

b. Nivo :

Berdasarkan bentuknya nivo ini ada 2 macam yaitu :

- Nivo kotak ialah kotak gelas yang diisi ether atau alkohol dan tidak

diisi penuh dengan zat cair tapi berisi udara berbentuk gelembung.

Nivo kotak ini diletakan di atas plat yang berdiri di atas tiga skrup

yang dinamakan skrup penyetel nivo dan skrup koreksi nivo. Untuk

mengecek nivo baik atau tidak dilaksanakan langkah sebagai

berikut: Pertama atur gelembung agar ditengah, lalu putar alat

pelan-pelan 180º, bila terjadi perubahan (gelembung tidak

ditengah maka dikoreksi setengahnya dengan skrup penyetel nivo

dan setengahnya lagi dengan skrup koreksi nivo), diulang ke

langkah pertama sehingga nivo diputar ke segala arah pun tidak

berubah.

Kegunaan nivo untuk menempatkan sumbu kesatu tegak lurus.

- Nivo tabung ialah tabung gelas yang diisi ether atau alkohol dan

tidak diisi penuh dengan zat cair tapi berisi udara berbentuk

gelembung. Nivo tabung ini biasanya digunakan untuk

menentukan sumbu dua tegak lurus pada sumbu satu atau

menentukan garis arah nivo mendatar. Nivo tabung tipe ini

terdapat plat ukur water pas jenis ungkit. Sedangkan pada

waterpas tipe otomatis fungsi nivo ini digantikan oleh kompensator

(pendulum).

c. Sekrup-sekrup pengatur nivo kotak

Sekrup-sekrup ini berfungsi untuk menegakkan sumbu kesatu

d. Sekrup gerakan halus arah Horizontal

Sekrup ini berfungsi untuk menepatkan benang silang pada rambu

ukur

e. Alat pembaca lingkaran horizontal

Alat ini berfungsi untuk menunjukkan bacaan sudut horizontal

f. Statif (tripod)

Statif berfungsi untuk menyangga ketiga bagian di atas

46

Page 47: Alat Ukur Tanah

3. Pengecekan waterpas

Pengecekan instrumen waterpas terdiri dari:

a. Pengecekan sumbu nivo tegak lurus sumbu vertikal.

Pada instrumen sipat datar ungkit, hal ini tidak begitu penting.

b. Pengecekan sumbu nivo sejajar dengan garis bidik.

Hal ini tidak diperlukan pada instrumen waterpas otomatis.

c. Pengecekan benang mendatar diafragma tegak lurus sumbu tegak

d. Pengecekan konstanta jarak

e. Pengecekan posisi benang tengah

Pengecekan instrumen waterpas selengkapnya adalah :

a. Langkah kerja pengecekan waterpas ungkit

1). Pengecekan hubungan antara nivo kotak dan sumbu vertikal.

Memasang sekrup pengungkit pada posisi sentral dari

pemindahan menyeluruh.

Menempatkan gelembung nivo pada posisi ditengah

tengah dengan 2 sekrup waterpas

Memutar teleskop 180º mengelilingi sumbu vertikal

untuk mengecek apakah gelembung bergeser dari posisinya.

Apabila terjadi penggeseran, maka gelambung supaya

ditempatkan pada setengah pergeseran ke belakang dengan

skrup waterpas, yang lainnya dengan sekrup koreksi nivo.

Memutar teleskop 90º mengelilingi sumbu vertikal untuk

mengecek apakah gelembung masih bergeser, maka

penyetelannya dilakukan hanya dengan sekrup -sekrup

waterpas.

2). Penyetelan agar garis bidik sejajar sumbu nivo

a) Digunakan Metode patok dengan langkah sebagi berikut :

- Tentukan dua titik yang saling terlihat sejauh 100 m untuk

menempatkan rambu ukur (sebaiknya dipakai tripot dari besi

untuk landasan rambu ukur agar tidak berubah), tentukan

47

Page 48: Alat Ukur Tanah

tengah-tengahnya beri tanda untuk menempatkan alat ukur

waterpas, pada terusannya tentukan juga jarak 50 m, untuk

menenmpatkan rambu ukur (beri tanda)

- Tempatkan alat ukur waterpas pada jarak ± 50 m dari rambu

di titik A atau rambu di titik B (titik pertama)

- Baca dan catat benang tengah di titik A (a) dan di titik B (b)

- Pindahkan alat waterpas pada titik kedua ± 50 m dibelakang

titik B

- Baca dan catat benang tengah di titik A (c) dan di titik B (d)

- Apabila garis bidik telah sejajar dengan garis arah nivo maka:

a–b = c–d

- Apabila maka harus dikoreksi bacaan pada

rambu di titik A atau di titik B, misalnya di titik A (y) dengan

harga bacaan benang tengah =y dan dititik B (x) dengan

harga bacaan benang tengah =x, besarnya harga masing –

masing titik adalah :

- Bila koreksi dititik A ,

- Bila koreksi di titik B,

b). Pada saat mengeset harga y (di titik A), atau B(x), gelembung

harus dibawa ketengah dengan sekrup pengatur nivo.

3). Pengecekan konstanta jarak

- Set up alat pada statif ,atur nivo kotak dengan baik

- Dirikan rambu dan ukur jarak antara alat dan rambu pita ukur

(x)

- Baca dan catat bacaan benang atas (a), tengah(t), dan bawah

(b)

- Hitung jarak dengan rumus jarak(d) = (a – b) X 100.

- Bila d = x , maka alat ini baik, bila tidak alat dibalikan ke

gudang

48

Page 49: Alat Ukur Tanah

4). Pengecekan posisi benang tengah

- Set up alat pada statif ,atur nivo kotak dengan baik

- Baca dan catat bacaan benang atas(a),tengah(t),dan bawah (b)

- Hitung posisi benang tengan dengan rumus

benang tengah (t) = 2 (a + b ), bila tidak sama alat balik ke

gudang (ganti)

b. Pengecekan waterpas otomatis

Apabila sumbu vertikalnya dalam posisi dengan kemiringan yang

terlalu besar, instrumen sipat datar tipe ini tidak dapat berfungsi

dengan baik dan ketelitiannyapun akan sangat menurun, karenanya

penyetelan nivo kotak haruslah sesempurna mungkin.

Langkah pengecekan waterpas otomatis sebagai berikut:

1). Pengecekan sumbu nivo tegak lurus sumbu vertikal

Set up waterpas pada statif, atur nivo kotak dengan 2

skrup penyetel nivo, hingga ditengah – tengah.

Putar teropong 90º , cek nivo kotak bila tidak ditengah

diatur dengan skrup pengatur nivo yang ketiga, hingga di

tengah

Putar teleskop 180º mengelilingi sumbu vertikal untuk

mengecek apakah gelembung bergeser dari posisinya. Apabila

terjadi penggeseran, maka laksanakan langkah selanjutnya.

Gelembung supaya ditempatkan pada setengah

pergeseran ke belakang dengan skrup waterpas,

Setengah lagi dihilangkan dengan sekrup koreksi nivo.

Ulangi langkah kedua sampai langkah kelima sampai

nivo diputar kemana saja tetap ditengah

2). Penyetelan garis bidik sejajar sumbu nivo

Digunakan Metode patok dengan langkah sebagi berikut :

- Tentukan dua titik yang saling terlihat sejauh 100 m untuk

menempatkan rambu ukur (sebaiknya dipakai tripot dari besi

untuk landasan rambu ukur agar tidak berobah), tentukan

tengah-tengahnya beri tanda untuk menempatkan alat ukur

49

Page 50: Alat Ukur Tanah

waterpas, pada terusannya tentukan juga jarak 50 m, untuk

menenmpatkan rambu ukur (beri tanda)

- Tempatkan alat ukur waterpas pada jarak ± 50 m dari rambu di

titik A atau rambu di titik B(titik pertama)

- Baca dan catat benang tengah di titik A (a) dan di titik B (b)

- Pindahkan alat waterpas pada titik kedua ± 50 m dibelakang

titik B.

- Baca dan catat benang tengah di titik A (c) dan di titik B (d)

- Apabila garis bidik telah sejajar dengan garis arah nivo maka :

a–b=c–d

- Apabila maka harus dikoreksi bacaan pada

rambu di titik A atau di titik B , misalnya di titik A (y ) dengan

harga bacaan benang tengah =y dan dititik B (x) dengan harga

bacaan benang tengah =x, besarnya harga masing –masing

titik adalah :

- Bila koreksi dititik A

- Bila koreksi di titik B

- Mengeset harga pada A = harga y dan dicek pada titik B sama

dengan x, kemungkinan proses koreksi ini mungkin beberapa

kali sesuai keterampilan, ketelitian pengesetan harga x dan y.

- Ulangi dari langkah awal sampai (a-b) = (c-d) sampai selisihnya

≤ 3 mm

Contoh perhitungan (Lihat Gambar 3.5)

Diketahui:

Jarak d1 = d2 = d3 =50 m : a = 1,724 m : b = 1,586 m : c =

2.208 m

dan d = 1,892 m

Ditanya: Harga x dan y

50

Page 51: Alat Ukur Tanah

Gambar 3.5 Pengecekan garis bidik sejajar sumbu nivo

Keterangan. - T1 = Tempat berdiri alat pertama- T2 = Tempat berdiri alat kedua- a = Bacaan benang tengah di A- b = Bacaan benang tengah di B- c = Bacaan benang tengah di A- d = Bacaan benang tengah di B- x = Nilai yang harus diset di B- y = Nilai yang harus diset di A

Penyelesaian:

Rumus 1 .

2.

Harga y = ³/2.1,724 - ³/2.1,586 – ½ . 2,208 + ³/2 .1.892

= 2,586 -2,379 – 1,104 + 2,838 = 1,941 m

Harga x = ½ .1,724 – ½ 1,586 – ½ 2.208 +³/2 .1,892

= 0,862 - 0,793 – 1,104 - +2,838 = 1,803 m

3). Pengecekan konstanta jarak dan posisi benang tengah

Sama dengan langkah pada alat waterpas ungkit

4. Pengoperasian waterpas

51

Page 52: Alat Ukur Tanah

a. Peralatan

1). Alat ukur sipat datar (water pas)

2). Rambu ukur dengan nivo

3). Landasan rambu (triport)

b. Penentuan beda tinggi dengan waterpas

1). Istilah yang digunakan di dalam pengukuran beda tinggi dengan

cara sipat datar:

Gambar 3.6 Pengukuran beda tinggi

Keterangan :- Titik A dan B = Station- Titik C tempat alat berdiri

o Station ialah tempat rambu berdiri ( bukan tempat alat )

o Tinggi alat adalah tinggi garis bidik di atas tanah

o Pengukuran ke belakang adalah pengukuran ke rambu yang

ditegakkan di station yang telah ketahui ketinggiannya.

o Pengukuran ke muka adalah pengukuran ke rambu yang akan

ditentukan ketinggiannya

o Titik putar adalah station dimana pengukuran ke belakang dan

ke muka dilakukan pada rambu yang ditegakkan di stasiun

tersebut.

o Seksi adalah jarak antara dua stasiun yang berdekatan, yang

sering juga disebut slag.

2). Pembacaan rambu ukur (Lihat Gambar 3. 6)

52

Page 53: Alat Ukur Tanah

Gambar 3.7 Pembacaan benang atas, tengah dan bawah

Keterangan :- Benang atas (Ba) = 1.650 m- Benang tengah (Bt) = 1,565 m- Benang bawah (Bb) = 1,480 m

3). Posisi alat pada pengukuran dengan sipat datar

a) Alat berdiri di atas titik yg telah diketahui tingginya (tinggi

garis bidik) (lihat Gambar 3.8)

Pengukuran pada posisi ini dilakukan untuk pengukuran

profil melintang.

Gambar. 3.8. Pengukuran dengan alat berdiri di atas titik yang diketahui tingginya

Keterangan :- A = Titik yang telah diketahui tingginya- B = Titik yang diukur tingginya- hAB = Beda tinggi antara titik A dan B - HA, HB = Tinggi titik A dan titik B- 0 = Titik awal bak ukur

53

Page 54: Alat Ukur Tanah

- T = Tinggi garis bidik dari bidang referensi - ta = Tinggi alat di atas titik A- tb = Harga benang tengah pada rambu ukur di B

b) Alat berdiri di tengah - tengah (lihat Gambar 3.9)

Pengukuran pada posisi ini dilakukan untuk pengukuran

profil memanjang.

Gambar 3.9. Pengukuran beda tinggi dengan alat ditengah-tengah

Keterangan :- HA = Tinggi titik yang diketahui- HB = Tinggi yang akan dicari- b = Bacaan benang tengah rambu belakang- m = Bacaan benang tengah rambu muka- Dblk = Jarak ke rambu belakang- Dmuka = Jarak ke rambu muka- Rumus menghitung tinggi titik B = HB = HA + hAB = HA + (b-m)

C. Rangkuman

1. Waterpas (alat ukur sifat datar) adalah alat untuk mengukur beda tinggi

antara dua titik atau jarak antara dua bidang nivo yang melalui dua titik

tersebut

2. Beberapa macam alat ukur waterpas diantaranya :

a. Waterpas ungkit. Instrumen ini paling banyak digunakan dalam

dunia pengukuran dan sangat cocok untuk semua tipe pekerjaan

sifat datar

b. Waterpas otomatis. Instrumen ini digunakan untuk pengukuran

pada pekerjaan konstruksi dengan ketelitian relatif rendah.

54

Page 55: Alat Ukur Tanah

c. Waterpas digital (Digital Levelling). Konstruksi alat ini sama

dengan waterpas otomatis, perbedaannya pada sistem proses

penentuan jarak, tinggi, dan perekamannya dilaksanakan secara

otomatis.

3. Bagian-bagian alat ukur waterpas terdiri dari :

a. Teropong

b. Nivo

c. Sekrup-sekrup pengatur nivo kotak

d. Sekrup gerakan halus arah horizontal

e. Alat lingkaran horizontal

f. Statip (tripod)

4. Dasar pengecekan waterpas adalah :

a. Pengecekan sumbu nivo tegak lurus sumbu vertikal. Pada

instrumen sifat datar ungkit, hal ini tidak begitu penting.

b. Pengecekan sumbu nivo sejajar dengan garis bidik. Hal ini tidak

diperlukan pada instrumen waterpas otomatis

c. Pengecekan benang mendatar diafragma tegak lurus sumbu tegak

d. Pengecekan konstanta jarak

e. Pengecekan posisi benang tengah

55

Page 56: Alat Ukur Tanah

D. Tugas Pembelajaran 3

1. Penggunaan waterpas untuk pengukuran beda tinggi

a. Identifikasi peralatan

Untuk memahami dan fungsi peralatan maka lakukan identifikasi

setiap peralatan yang digunakan dalam penggunaan waterpas

untuk pengukuran beda.

b. Bentuklah kelompok observasi paling sedikit 3 orang setiap

kelompok untuk mengidentifikasi tentang:

- Spesifikasi peralatan waterpas

- Kelaikan peralatan

c. Sesudah mengobservasi dan mengidentifikasi lakukan diskusi

- Tunjuk salah seorang dari kelompok diangkat sebagai ketua,

ketua harus bisa mengarahkan diskusi pada pokok

pembicaraan

- Setiap individu berhak untuk mengemukakan pendapat hasil

temuan

- Setiap kelompok harus membuat laporan

d. Mempresentasikan hasil diskusi pada kelompok lain

2. Pengecekan kesalahan visir dengan metode patok

Prosedur kerja:

a. Alat dan bahan

1). Alat :

- Waterpas

- Statif dan rambu ukur

- Kalkulator

2). Bahan

- Alas tulis, ATK

b. Langkah kerja

1). Tentukan tiga titik (A, B, dan C yang ditandai dengan patok)

dengan jarak AB = 100 m, BC = 50 m

56

Page 57: Alat Ukur Tanah

2). Tentukan titik tengah antara A dan B (titik tersebut dipatok)

dan dirikan alat waterpas

3). Baca benang atas, tengah, dan bawah pada rambu ukur di

titik A dan B

4). Hitung beda tinggi antara titik A dan B ( = X1)

5). Pindahkan alat ke titik C

6). Baca benang atas, tengah, dan bawah pada rambu ukur di

titik A dan B

7). Hitung beda tinggi antara titik A dan B (= X2)

8). Jika │X1 - X2 │≤ 3 mm, maka alat itu dalam kondisi baik,

Jika │X1 - X2 │ > 3 mm, maka alat harus dikoreksi

9). Jika │X1 - X2 │ > 3 mm, maka alat harus dikoreksi dengan

prosedur pengecekan garis visir pada alat waterpas.

c. Keselamatan Kerja

- Alat harus dilindungi dari sinar matahari langsung

- Periksa keamanan pada daerah sekitar pengamatan

- Bertanya pada instruktur /pembimbing bila ada hal yang tidak

dimengerti

- Bersihkan kembali peralatan setelah selesai kerja

E. Tes Formatif 3

1. Kelemahan dari waterpass otomatis adalah

A. Mudah dipengaruhi getaran

B. Waktu yang dibutuhkan untuk pengukuran relatif lama

C. Sulit pemasangannya

D. Pandangan sasaran yang kurang jelas

2. Nivo kotak pada waterpass berisi cairan

A. Alkohol / Eter

B. Air / Alkohol

C. Cuka / air

D. Eter / Ester

57

Page 58: Alat Ukur Tanah

3. Pengecekan yang tidak diperlukan pada waterpass otomatis adalah

A. Pengecekan sumbu nivo sejajar dengan garis bidik

B. Pengecekan sumbu nivo tegak lurus sumbu vertikal

C. Pengecekan konstanta jarak

D. Pengecekan posisi benang tengah

4. Jenis waterpass yang sangat cocok untuk semua tipe pekerjaan sifat

datar :

A. Waterpass Ungkit

B. Waterpass Otomatis

C. Waterpass Digital

D. Waterpass Biasa

5. Perbedaan waterpass otomatis dan waterpass digital adalah

A. Sistem proses penentuan jarak, tinggi, dan perekaman

B. Konstruksi alatnya

C. Tingkat ketelitiannya

D. Sistem kompensatornya

58

Page 59: Alat Ukur Tanah

BAB III

EVALUASI AKHIR

A. Tes Sumatif

1. Dari hasil pengukuran digambarkan sket seperti di bawah ini yang

merupakan deklinasi magnit adalah:

A. α C. α - βB. β D. α + β

2. Alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggi pada pekerjaan

konstruksi adalah:

A. Kompas Geologi C. Total station

C. Waterpas D. Theodolit Kompas

3. Dari gambar di bawah ini, pembacaan yang benar adalah:

A. Azimut Timur 40o C. Azimut Barat 40o

B. Azimut Timur 50o D. Azimut Barat 50o

59

UM UGUS

αβ

W 90o

S 180o

E 270o

40o

0o

N

Arah

bidik

Page 60: Alat Ukur Tanah

4. Pada sistem zenit (sistem penentuan harga nol), besar sudut vertical

pada bidang nivo (horizon) adalah:

A. 90o C. 0o

B. 180o D. 360o

5. Inklinasi terjadi jika

A. terbentuk sudut antara arah Utara bumi dan arah Utara magnit

B. terbentuk sudut antara arah Utara bumi dan arah Utara grid

C. terbentuk sudut antara bidang datar dan jarum magnit

D. terbentuk sudut antara arah bidik dan arah Utara magnit

6. Pembacaan benang atas (ba), bawah (bb), dan tengah (bt) harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

A. ba + bb = 2 x bt

B. ba + bt = 2 x bb

C. bt + bb = 2 x ba

D. ba + bt = bb

7. Pembacaan sudut vertikal pada theodolit sistem zenit harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

A. pembacaan teropong biasa + pembacaan teropong luar biasa =

270o

B. pembacaan teropong biasa + pembacaan teropong luar biasa =

180o

C. pembacaan teropong biasa + pembacaan teropong luar biasa =

90o

D. pembacaan teropong biasa + pembacaan teropong luar biasa =

360o

8. Selisih pembacaan sudut horizontal teropong biasa - pembacaan

teropong luar biasa pada theodolit sistem derajat harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

60

Page 61: Alat Ukur Tanah

A. selisih pembacaan = 270o

B. selisih pembacaan = 180o

C. selisih pembacaan = 90o

D. selisih pembacaan = 360o

9. Perbedaan antara waterpas ungkit dan otomatis terletak pada:

A. nivo sumbu I (nivo kotak)

B. nivo sumbu II (nivo tabung)

C. visir

D. pengatur bayangan lensa objektif

10. Clinometer pada kompas digunakan untuk mengukur:

A. azimut magnet

B. sudut horizontal

C. kemiringan batuan

D. jarak

61

Page 62: Alat Ukur Tanah

KUNCI JAWABAN

A. Kunci Jawaban Tes Formatif 1

1. A

2. D

3. A

4. D

5. C

B. Kunci Jawaban Tes Formatif 2

1. B

2. C

3. C

4. C

5. B

C. Kunci Jawaban Tes Formatif 3

1. A

2. A

3. A

4. B

5. A

D. Kunci Jawaban Tes Sumatif

1. A 6. A

2. B 7. D

3. C 8. B

4. A 9. B

5. C 10. C

62

Page 63: Alat Ukur Tanah

DAFTAR PUSTAKA

Geographical Survey Institute Team, 1981, Pengukuran Topografi Dan

Teknik Pemetaan, Jakarta : Dainippon Gitakarya Printing

Iip Priatna ,Geodesi ,1981, Bandung, Instutut Teknologi Bandung

Jacub Rais, Ilmu Ukur Tanah ,1977, Semarang, Ciptasari

Purworaharjo Umaryono ,1986, Ilmu Ukur Tanah Seri C Pemetaan Topografi,

Bandung : Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil Dan

Perencanaan ITB.

Wongsotjiro Soetomo, Ilmu Ukur Tanah , 2000, Yoyakarta, Kanisius

63