Alat Ukur Dan Pengukuran

5
MULTIMETER SEBAGAI OHMMETER 2.1 Tujuan Pembelajaran A. Mengerti dan memahami multimeter sebagai ohmmeter untuk mengukurresistansi/hambatan dari sebuah resistor. B. Mengerti dan memahami cara membaca nilai resistansi pada resistor. C. Mengerti dan memahami bermacam-macam hubungan rangkaian listrik. 2.2Dasar Teori Multimeter adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur resistansi (sebagai ohmmeter), tegangan (sebagai voltmeter), dan arus (sebagai amperemeter), baik gelombang bolak- balik (AC=alternating current) atau searah (DC=direct current). Pengukuran resistansi suatu resistor bila diukur langsung pada pembacaan skala meter. Perhatikan untuk setiap pengukuran perkalian X1Ω, X10Ω, X100Ω, X1KΩ dan sebagainya. Pengukuran ini disebut pengukuran secara langsung. Demikian juga untuk pengukuran tegangan/voltmeter, posisi saklar multimeter diletakkan pada posisi volt dan perhatikan skala voltmeter serta baca jarum penunjuk harga tegangan yang didapat. Untuk pengukuran arus (amperemeter) posisi saklar multimeter diletakkan pada posisi 1 dan perhatikan skala amperemeter serta baca jarum penunjukkan hingga arus dapat diukur. Pengukuran ini disebut pengukuran secara langsung pula. Untuk pengukuran tidak langsung didapat dari beberapa pengukuran langsung. Contohnya untuk mengukur daya dari rangkaian.

description

dksk

Transcript of Alat Ukur Dan Pengukuran

MULTIMETER SEBAGAI OHMMETER

2.1 Tujuan Pembelajaran

A.Mengerti dan memahami multimeter sebagai ohmmeter untuk mengukurresistansi/hambatan dari sebuah resistor.

B.Mengerti dan memahami cara membaca nilai resistansi pada resistor.

C.Mengerti dan memahami bermacam-macam hubungan rangkaian listrik.

2.2Dasar Teori

Multimeter adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur resistansi (sebagai ohmmeter), tegangan (sebagai voltmeter), dan arus (sebagai amperemeter), baik gelombang bolak-balik (AC=alternating current) atau searah (DC=direct current).

Pengukuran resistansi suatu resistor bila diukur langsung pada pembacaan skala meter. Perhatikan untuk setiap pengukuran perkalian X1, X10, X100, X1K dan sebagainya. Pengukuran ini disebut pengukuran secara langsung. Demikian juga untuk pengukuran tegangan/voltmeter, posisi saklar multimeter diletakkan pada posisi volt dan perhatikan skala voltmeter serta baca jarum penunjuk harga tegangan yang didapat.

Untuk pengukuran arus (amperemeter) posisi saklar multimeter diletakkan pada posisi 1 dan perhatikan skala amperemeter serta baca jarum penunjukkan hingga arus dapat diukur. Pengukuran ini disebut pengukuran secara langsung pula.

Untuk pengukuran tidak langsung didapat dari beberapa pengukuran langsung. Contohnya untuk mengukur daya dari rangkaian.

Hasil pengukuran langsung yang kurang teliti akan mempengaruhi ketelitian pengukuran secara tidak langsung.

Cara pengukuran multimeter sebagai ohmmeter :

1. Letakkan saklar posisi pengukuran pada (ohm)

2. Pastikan batas ukur yang digunakan pilih 1X, 10X, 1K

3. Setiap perpindahan batas ukur hubungkan kutub + dan - agar kondisi titik nol point tercapai, dan siap digunakan untuk pengukuran

4. Luhat hasil penunjukkan jarum pengukuran dan catat hasilnya.

Kemungkinan kesalahan dalam pengukuran dapat diklasifikasikan dalan beberapa hal, yaitu keteledoran, kesalahan sistematis, dan kesalahan tidak sengaja.

Keteledoran adalah antara lain salah pembacaan dari peukur, salah penulisan dari hasil pengukuran dan kesalahan-kesalahan lain yang disebabkan oleh karena kurang perhatian.

Untuk menghindari hal ini perlu diperhatikan peletakkan peralatan, pengukuran. Serta rangkaian pengukuran perlu diperiksa kembali hasil pengukuran.

Kesalahan sistematis terjadi bila peukur menunjukkan tidak tepat. Contoh pada skala pengukuran. Untuk menghindarinya, maka sebelum alat digunakan untuk mengukur sebaiknya dilakukan kalibrasi. Selain itu, dapat juga terjadi kesalahan sistematis ini pada pengukuran orang lain/berbeda. Kesalahan ini disebut juga kesalahan pengamat.

Kesalahan yang lain adalah kesalahan yang tidak disengaja, disebabkan adanya fluktuasi-fluktuasi yang halus daripada kondisi-kondisi pengukuran, kekurangmantapan dari orang yang mengukur dan sebagainya.

Hasil pengukuran yang berulang akan memperlihatkan suatu distribusi disekitar harga yang sebenarnya. Bila pengukuran terhadap suatu rangkaian dilakukan sebanyak n kalu dengan data A, B, C, D, dan E, maka rata-rata hasil pengukuran adalah :

Standar deviasi dapat dicari dengan cara :

Harga S akan positif dan harga yang sebenarnya akan terjadi antara (X-S) dan (X+S).

Bila jumlah pengukuran ulang dinaikkan, maka kesalahan dapat diperkecil dan harga S akan semakin kecil.

Kepekaan, presisi, dan ketelitian pengukur juga mempengaruhi hasil pengamatan pengukuran. Ini juga tergantung pada kepekaan metode pengukuran yang dipakai.

Contoh, suatu galvanometer mempunyai kepekaan lebih besar peukur ampere atau peukur volt. Pada umumnya, peukur yang mempunyai kepekaan yang lebih tinggi akan lebih mudah dipengaruhi oleh keadaan luar seperti induksi elektromagnet dan getaran-getaran. Untuk peukur yang mempunyai batas ukur yang lebih kecil, pada umunya, adalah sangat sulit untuk dipakai.

Akhirnya untuk pengukuran dengan kesalahan yang kecil disebut pengukuran yang teliti. Pengukuran yang memperlihatkan hasil ukur yang tidak jauh berbeda satu dan yang lainnya disebut pengukuran yang presisi. Jadi, presisi memperlihatkan tingkat kesalahan yang tidak sengaja terjadi selama prises pengukuran.

Ketelitian adalah kebesaran yang menyatakan suatu tingkat pendekatan dari harga yang diukur terhadap harga yang sebenarnya.

2.3 Resistor/Tahanan

Tahanan adalah salah satu parameter dasar dari suatu rangkaian listrik maupun rangkaian elektronika. Dala setiap pemakaian atau perencanaan rangkaian tahanan selalu diikutsertakan dengan maksud tertentu.

Ada dua sifat utama pada tahanan, yaitu besarnya resistansi dam power ratingnya. power rating ini sangat bermanfaat karena menyatakan daya maksimum yang dapat ditanggung oleh tahanan tersebut.

Nilai resistansi suatu resistor biasanya telah dicantumkan pada badan resistor dengan menggunakan kode warna. Ada pula yang dicantumkan secara langsung nilai tesistansi maksimumnya, misalnya pada resistor-resistor variabel.

Tabel 2.1. Tabel kode warna resistor

No.

Warna

Gelang 1

Gelang 2

Gelang 3

Gelang 4 Faktor pengali

Gelang 5 Toleransi

1

Hitam

0

0

0

2

Coklat

1

1

1

1%

3

Merah

2

2

2

2%

4

Orange

3

3

3

5

Kuning

4

4

4

6

Hijau

5

5

5

0,5%

7

Biru

6

6

6

0,25%

8

Ungu

7

7

7

0,1%

9

Abu-abu

8

8

8

10

Putih

9

9

9

11

Emas

0,1

5%

12

Perak

0,01

10%

13

Tak berwarna

20%