Alat Penangkapan ikan

67
HALAMAN PENGESAHAN Judul Lapooran : Laporan Praktikum Alat Penangkapan Ikan Nama : Rahman Hidayah Stambuk : 208 06 011 Program Studi : Pemanfaatan Sumderdaya Perairan Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal ………………….. Kendari,……………………………..2010 Ketua Program Studi Koordinator Praktek LM. EMRAN ASMAN, S.Pi RITA. L. BUBUN, S.Pi 41

description

alat tangkap

Transcript of Alat Penangkapan ikan

Page 1: Alat Penangkapan ikan

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Lapooran : Laporan Praktikum Alat Penangkapan Ikan

Nama : Rahman Hidayah

Stambuk : 208 06 011

Program Studi : Pemanfaatan Sumderdaya Perairan

Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal …………………..

Kendari,……………………………..2010

Ketua Program Studi Koordinator Praktek

LM. EMRAN ASMAN, S.Pi RITA. L. BUBUN, S.Pi

KATA PENGANTAR

41

Page 2: Alat Penangkapan ikan

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala

kuasaNya sehingga “Laporan Praktikum Alat Penangkapan Ikan” ini dapat

terselesaikan dengan baik. Dan juga tidak lupa shalawat kepada junjungan

kita Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para

pengikutnya.

Dalam menyusun laporan ini penulis telah berusaha sebaik mungkin

agar tugas ini dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya kepada para

pembacanya. Namun penulis yakin dan percaya bahwa laporan ini masih

sangat jauh dari sempurna, sehingga diharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk dapat menyempurnakan isi laporan ini.

Kendari, 10 Desember 2010

Rahman Hidayah / penyusun

DAFTAR ISI

41

Page 3: Alat Penangkapan ikan

HALAMAN PENGESAHAN 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. LATAR BELAKANG 4

B. TUJUAN DAN MANFAAT 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

A. DEFINISI ALAT PENANGKAPAN IKAN 6

B. FUNGSI ALAT PENANGKAPAN IKAN 7

C. KLASIFIKASI ALAT PENANGKAPAN IKAN 9

BAB III METODE PRAKTEK 40

A. WAKTU DAN TEMPAT 40

B. BAHAN DAN ALAT 40

C. METODE PENGAMBILAN DATA 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41

A. HASIL 41

B. PEMBAHASAN 42

BAB V PENUTUP 47

A. KESIMPULAN 47

B. SARAN 47

Daftar Pustaka 49

BAB I

PENDAHULUAN

41

Page 4: Alat Penangkapan ikan

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya dalam suatu operasi penangkapan ikan, penggunaan

berbagai macam jenis alat penangkapan ikan tidak dipermasalahkan jika

sesuai dengan target ikan yang akan ditangkap.

Dalam rangka mewujudkan tujuan pengelolaan perikanan seperti yang

diamanatkan dalam Undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang perikanan

yaitu agar sumberdaya ikan tetap lestari serta pemanfaatannya  dapat

optimal dan berkelanjutan maka perlu dilakukan beberapa langkah yang

berkaitan dengan penggunaan alat penangkapan ikan di antaranya yaitu,

pembuatan ketentuan/peraturan yang mengatur tentang penggunaan alat

penangkapan ikan, pencantuman jenis dan dimensi utama alat penangkapan

ikan yang digunakan dalam SIPI, pengawasan penggunaan alat

penangkapan ikan di lapangan.

Melalui sejumlah penelitian, perikanan, Indonesia tengah menghadapi

ancaman. Beberapa perairan mengalami penangkapan berlebihan untuk

beberapa jenis ikan predator besar. Pengelolaan yang berdasarkan

pendekatan ekosistem menjadi salah satu pilihan untuk menata kembali

perikanan Indonesia.

B. TUJUAN DAN MANFAAT

41

Page 5: Alat Penangkapan ikan

Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi alat tangkap yang

digunakan oleh para nelayan yang mendaratkan ikan hasil tangkapannya di

Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.

Manfaat dari praktikum ini yaitu, mahasiswa dapat mengetahui

kendala-kendala yang dihadapi oleh nelayan saat melakukan penangkapan

ikan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI ALAT PENANGKAPAN IKAN

41

Page 6: Alat Penangkapan ikan

Alat penangkapan ikan adalah sarana dan perlengkapan atau benda-

benda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan. Sedangkan sarana

yang dimaksud merupakan sarana apung atau kapal/perahu yang digunakan

untuk mengoperasikan alat di suatu perairan.

Kapal perikanan merupakan kapal, perahu, atau alat apung lain yang

dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi

penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan

ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi perikanan (UU no.31 Th.

2004).

Perlengkapan atau benda-benda lainnya merupakan mesin bantu

penangkapan ikan (Deck Machinery) seperti penarik tali (line hauler dan

winch), penggulung tali atau kelos (line reel) dan penarik jaring (net drum

atau power blok), alat bantu penduga adanya gerombolan ikan (echo

sounder, fish finder, sonar), dan alat bantu pengumpul ikan (rumpon, lampu)

(Riza Rahman Hakim, S.Pi).

B. FUNGSI ALAT PENANGKAP IKAN

Dalam Riza Rahman Hakim, S.Pi, mengemukakan bahwa berbagai

41

Page 7: Alat Penangkapan ikan

macam kepentingan yang dapat hidup dan berkembang karena adanya alat

penangkap ikan yang diperankan oleh para nelayan di seluruh dunia adalah

sebagai berikut :

a. Aspek Ketenaga Kerjaan

Alat penangkap ikan dapat digunakan untuk mencari nafkah yaitu

sebagai alat mata pencaharian nelayan. Oleh karena itu dapat

mengurangi pengangguran.

b. Aspek Ekonomi

Adanya alat penangkap ikan, tentunya telah terkait dengan proses-

proses sebelumnya, yaitu pengadaan bahan, pembuatan, dan

pengoperasian.

c. Aspek Perdagangan/Komersial

Selain bahan dan alat penangkap ikan dapat diperjual-belikan,

alat ini juga menghasilkan ikan yang menjadi komoditas penting dalam

bidang perdagangan, baik ditingkat lokal, nasional, regional maupun

internasional, sehingga dapat meningkatkan devisa negara.

d. Aspek Sosial dan Organisasi

Adanya alat penangkap ikan berkaitan langsung dengan adanya

41

Page 8: Alat Penangkapan ikan

nelayan dan ABK yang terkait. Adanya tenaga kerja ini

memerlukan wadah (organisasi) untuk ketertiban, efisiensi dan

efektifitas kerja bagi para anggotanya.

e. Aspek Pertahanan dan Keamanan Negara

Dengan adanya masyarakat nelayan maka Sistem Pengawasan

oleh Masyarakat (Siswasmas) akan dapat dilaksanakan, sehingga

kerja pemerintah akan lebih efektif dan efisien dalam memperkuat

pertahanan dan keamanan Negara, terutama dalam membentengi

daerah-daerah terpencil.

f. Aspek Kesehatan

Hasil-hasil tangkapan berupa ikan atau non ikan merupakan

sumber bahan pangan yang memiliki gizi protein yang tinggi dan

pada umumnya tidak mengandung kolesterol sehingga tidak

membahayakan bagi kesehatan.

C. KLASIFIKASI ALAT PENANGKAP IKAN

a. Klasifikasi Alat Penangkapan Ikan Berdasarkan Statistik Perikanan

Indonesia

41

Page 9: Alat Penangkapan ikan

1. Pukat Udang (Shrimp Trawl)

Merupakan jenis jaring berbentuk kantong dengan sasaran

tangkapannya udang. Jaring dilengkapi sepasang (2 buah) papan pembuka

mulut jaring (otter board), tujuan utamanya untuk menangkap udang dan ikan

dasar (domersal), yang dalam pengoperasiannya menyapu dasar perairan

dan hanya boleh ditarik oleh satu kapal motor (Mukhtar, A.Pi, M.Si)

2. Pukat Ikan (Fish Net)

Pukat Ikan atau Fish Net adalah jenis penangkap ikan berbentuk

kantong bersayap yang dalam operasinya dilengkapi (2 buah) papan

pembuka mulut (otter board), tujuan utamanya untuk menangkap ikan

perairan pertengahan (mid water) dan ikan perairan dasar (demersal), yang

dalam pengoperasiannya ditarik melayang di atas dasar hanya oleh 1 (satu)

buah kapal bermotor (Mukhtar, A.Pi, M.Si)

3. Pukat Kantong (Seine Net)

Pukat Kantong adalah alat penangkapan ikan berbentuk kantong yang

terbuat dari jaring dan terdiri dari 2 (dua) bagian sayap, badan dan kantong

jaring. Bagian sayap pukat kantong (seine net) lebih panjang daripada bagian

sayap pukat tarik (trawl). Alat tangkap ini digunakan untuk menangkap

berbagai jenis ikan pelagis, dan demersal. Pukat kantong terdiri dari Payang,

Dogol dan Pukat Pantai (Mukhtar, A.Pi, M.Si).

41

Page 10: Alat Penangkapan ikan

4. Pukat Cincin (Purse Seine)

Pukat cincin atau jaring lingkar (purse seine) adalah jenis jaring

penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang atau trapesium, dilengkapi

dengan tali kolor yang dilewatkan melalui cincin yang diikatkan pada bagian

bawah jaring (tali ris bawah), sehingga dengan menarik tali kolor bagian

bawah jaring dapat dikerutkan sehingga gerombolan ikan terkurung di dalam

jaring (Mukhtar, A.Pi, M.Si).

Prinsip menangkap ikan dengan jaring lingkar adalah dengan

melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian

bawah dikerutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong.

4.1 Sejarah Purse Seine

Purse seine, pertama kali diperkenalkan di pantai uatara Jawa oleh

BPPL (LPPL) pada tahun 1970 dalam rangka kerjasama dengan pengusaha

perikanan di Batang (Bpk. Djajuri) dan berhasil dengan baik. Kemudian

diaplikasikan di Muncar (1973 / 1974) dan berkembang pesat sampai

sekarang. Pada awal pengembangannya di Muncar sempat menimbulakan

konflik sosial antara nelayan tradisional dengan nelayan pengusaha yang

menggunakan purse seine. Dalam perkembangannya, purse seine terus

mengalami penyempurnaan tidak hanya kontruksi, tetapi juga bahan dan

kapal yang digunakan untuk usaha perikanannya.

41

Page 11: Alat Penangkapan ikan

4.2 Prospektif Purse Seine

Pentingnya pukat cincin dalam rangka usaha penangkapan sudah tidak

perlu diragukan, daerah penangkapannya sudah menjangkau tempat-tempat

yang jauh yang kadang melakukan penangkapan mulai laut Jawa sampai

selat Malaka, dalam 1 trip penangkapan lamanya 30-40 hari diperlukan

berkisar antara 23-40 orang. Sasaran penangkapan terutama jenis-jenis ikan

pelagis kecil (kembung, layang, selat, bentong, dan lain-lain). Hasil

tangkapan terutama lemuru, kembung, slengseng, cumi-cumi.

4.3 Bahan dan Spesifikasinya

a. Bagian jaring

jaring terbagi atas tiga bagian, yaitu:

1. jaring utama, bahan nilon 210 D/9 #1”

2. jaring sayap, bahan dari nilon 210 D/6 #1”

3. jaring kantong, #3/4”

b. Tali temali

1. Tali pelampung, terbuat dari bahan PE Ø 10mm, panjang 420m.

2. Tali ris atas, terbuat dari bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 420m.

41

Page 12: Alat Penangkapan ikan

3. Tali ris bawah, terbuat dari bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 450m.

4. Tali pemberat, terbuat dari bahan PE Ø 10mm, panjang 450m.

5. Tali kolor, terbuat dari bahan kuralon Ø 26mm, panjang 500m.

6. Tali slambar, terbuat dari bahan PE Ø 27mm, panjang bagian kanan 38m

dan kiri 15m.

c. Pelampung

Ada 2 pelampung dengan 2 bahan yang sama yakni synthetic fiber.

Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung

Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di

bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir.

d. Pemberat

Pemberat terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang pada

tali pemberat.

e. Cincin

Terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5cm, digantungkan pada

tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap

cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line).

41

Page 13: Alat Penangkapan ikan

4.4 Hasil Tangkapan

Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah

ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut

haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan

air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi,

yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin.

Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah

Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung

(Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), cumi-cumi dan lain-lain.

4.5 Daerah Penangkapan

Purse seine dapat digunakan pada fishing ground dengan kondisi

sebagai berikut :

1. A spring layer of water temperature adalah areal permukaan laut.

2. Jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area permukaan air.

3. Kondisi laut bagus

4.6 Alat Bantu Penangkapan

a. Lampu

Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan

kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan

menggunakan berbagai alat tangkap, seperti purse seine.

41

Page 14: Alat Penangkapan ikan

b. Rumpon

Rumpon umumnya dipasang pada kedalaman 30-75 m. Kedudukan

rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap

tergantung pemberat yang digunakan.

Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat

tersebut diatur sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan, maka pada

waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat

dari permukaan air dengan bantuan perahu penggerak.

Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu

diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini.

Pada waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar

ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke

rumpon mini. Caranya ada beberapa macam misalnya dengan menggiring

dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu melalui

pelampung-pelampungnya. Cara lain yang ditempuh yaitu seakan-akan

meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu dengan cara

menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat sebagian dari rumpon

yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air. Sehingga ikan-ikan yang

semula berkumpul di sekitar rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini

41

Page 15: Alat Penangkapan ikan

dilakukan penangkapan.

Sementara itu bisa juga digunakan tanpa sama sekali mengubah

kedudukan rumpon yaitu dengan cara mengikatkan tali slambar yang

terdapat di salah satu kaki jaring pada pelampung rumpon, sedang ujung tali

slambar lainnya ditarik melingkar di depan rumpon. Menjelang akhir

penangkapan satu dua orang nelayan terjun kedalam air untuk mengusir

ikan-ikan di sekitar rumpon masuk ke kantong jaring. Cara yang hampir

serupa juga dapat dilakukan yaitu setelah jaring dilingkarkan di depan

rumpon maka menjelang akhir penangkapan ikan-ikan di dekat rumpon di

halau dengan menggunakan galah dari satu sisi perahu.

4.6 Teknik Penangkapan (Sitting dan Moulting)

Pada umumnya, jaring dipasang dari bagian belakang kapal meskipun

ada juga yang menggunakan samping kapal. Urutan operasi dapat

digambarkan sebagai berikut :

a). Pertama-tama haruslah menemukan gerombolan ikan. Hal Ini dapat

dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya

perubahan warna permukaan air laut, ikan-ikan yang melompat di

permukaan terlihat riak-riak kecil, buih-buih di permukaan laut akibat

udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan

41

Page 16: Alat Penangkapan ikan

menyambar-nyambar permukaan laut dan sebagainya. Hal-hal tersebut

diatas biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau sore

hari setelah matahari terbenam disaat-saat mana gerombolan ikan-ikan

aktif naik ke permukaan laut. Tetapi dengan perkembangan teknologi

sekarang, berbagai alat bantu (fish finder, echosonder, sonar dan lai-lain)

waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau sore hari, siang

haripun jika gerombolan ikan diketemukan maka operasi penangkapan

dapat dilakukan.

b) Pada operasi malam hari, pengumpulan ikan ke permukaan laut dilakukan

dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder bisa diketahui

depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya. Setelah pada

posisi tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan

berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya.

Juga pada sifat phototaxis ikan yang menjadi tujuan penangkapan.

c) Setelah fishing shoal ditemukan maka perlu diketahui pula swimming

direction, swimming speed, density . hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu

diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah

hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang. Penentuan

keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi

tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri

maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain

41

Page 17: Alat Penangkapan ikan

sebagainya. Keadaan dasar perairan juga harus diperhitungkan, dengan

dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari

tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth yang lebih besar)

yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang

ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan yang memungkinkan ikan-ikan

tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam. Dalam waktu melingkari

gerombolan ikan, kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya

gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah purse line

ditarik sehingga bagian bawah jaring akan tertutup. Melingkari gerombolan

ikan dengan jaring bertujuan supaya ikan-ikan tidak dapat melarikan diri

dalam arah horizontal. Sedang dengan menarik purse line adalah untuk

mencegah ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri ke

bawah. Antara dua tepi jaring sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga

memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri. Untuk mencegah

hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain

sebagainya. Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta

badan jaring dan ikan-ikan yang terkumpul dinaikkan ke atas kapal.

4.7 Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan

● Kecerahan perairan, transparasi air penting diketahui untuk

menentukan kekuatan atau banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil

berarti banyak zat-zat atau partikel-partikel yang menyebar di dalam

41

Page 18: Alat Penangkapan ikan

air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan habis tertahan

(diserap) oleh zat-zat tersebut, dan akhirnya tidak akan menarik

perhatian atau memberi efek pada ikan yang ada yang letaknya relatif

berjauhan.

● Adanya gelombang, angin dan arus angin. Arus kuat dan gelombang

besar jelas akan mempengaruhi kedudukan lampu. Justru adanya

faktor-faktor tersebut yang akan merubah sinar-sinar yang semula

lurus menjadi bengkok, sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan

akhirnya menimbulkan sinar yang menakutkan ikan (flickering light).

Makin besar gelombang makin besar pula flickering light yang terjadi

dan makin besar hilangnya efisiensi sebagai daya penarik perhatian

ikan-ikan maupun biota lainnya menjadi lebih besar karena ketakutan

● Sinar bulan, pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan

penangkapan dengan menggunakan lampu (ligth fishing) karena

cahaya terbagi rata, sedang untuk penangkapan dengan lampu

diperlukan keadaan gelap agar cahaya lampu terbias sempurna ke

dalam air.

● Musim, untuk daerah tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak

positif untuk penangkapan yang menggunakan lampu, misalnya

terhadap pengaruh gelombang besar, angin dan arus kuat.

41

Page 19: Alat Penangkapan ikan

Penangkapan dengan lampu dapat dilakukan di daerah mana saja

maupun setiap musim asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.

● Ikan dan binatang buas, walaupun semua ikan pada prinsipnya

tertarik oleh cahaya lampu, namun umumnya lebih didominasi oleh

ikan-ikan kecil. Jenis-jenis ikan besar (pemangsa) umumnya berada di

lapisan yang lebih dalam sedang binatang-binatang lain seperti ular

laut, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi

kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut. Binatang-binatang tersebut

sebentar-sebentar menyerbu (menyerang) ikan-ikan yang berkerumun

di bawah lampu dan akhirnya mencerai beraikan kawanan ikan yang

akan ditangkap.

● Panjang dan kedalaman jaring, untuk purse seine yang beroperasi

dengan satu kapal digunakan jaring yang tidak terlalu panjang tetapi

agak dalam karena gerombolan ikan di bawah lampu tidak bergerak

terlalu menyebar . jaring harus cukup dalam untuk menangkap

gerombolan ikan mulai permukaan sampai area yang cukup dalam di

bawah lampu.

● Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan, jika kapal

dijalankan cepat maka gerombolan ikan dapat segera terkepung.

● Kecepatan menarik purse line, purse line harus ditarik cepat agar ikan

41

Page 20: Alat Penangkapan ikan

jangan sampai melarikan diri ke bawah.

(http://www.facebook.com/pages/Prakerin-Nautika Juwana/104824102958 )

5. ]aring Insang (Gillnet)

Jaring insang adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembaran

jaring empat persegi panjang, yang mempunyai ukuran mata jaring merata.

Lembaran jaring dilengkapi dengan sejumlah pelampung pada tali ris atas

dan sejumlah pemberat pada tali ris bawah. Ada beberapa gill net yang

mempunyai penguat bawah (srampat/selvedge) terbuat dari saran

menggantikan posisi beberapa pemberat. Tinggi jaring insang permukaan 5-

15 meter dan bentuk gill net empat persegi panjang atau trapesium terbalik,

tinggi jaring insang pertengahan 5-10 meter dan bentuk gill net empat persegi

panjang serta tinggi jaring insang dasar 1-3 meter dan bentuk gill net empat

persegi panjang atau trapesium. Bentuk gill net tergantung dari panjang tali

ris atas dan bawah (Mukhtar, A.Pi, M.Si).

Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”,

dan lain sebagainya. Istilah “gill net” didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-

ikan yang tertangkap “gilled atau terjerat” pada sekitar operculumnya pada

mata jaring. Sedangkan “gill net dasar” atau “bottom gill net” adalah jaring

insang, jaring rahang yang cara operasinya ataupun kedudukan jaring pada

fishing ground direntangkan pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-jenis

ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish)

41

Page 21: Alat Penangkapan ikan

ataupun ikan-ikan damersal, dengan bahan jaring terbuat dari multi fibre.

1. Sejarah Alat Tangkap

Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang

berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah

dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut “menusukkan diri atau sasu” pada

“jarring atau ami”. Di Indonesia penamaan gill net ini beraneka ragam, ada

yang menyebutkan nya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring kuro,

jaring udang dan lain sebagainya), ada pula yang disertai dengan nama

tempat (jaring udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan

ikan-ikan dengan gill net ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat

(gilled) pada mata jaring atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring.

2. Prospektif Alat Tangkap

Prospektif bottom gill net di Indonesia sangat baik, hal ini dikarenakan

secara kuantitatif, jumlahnya cukup besar di Indonesia. Hal-hal yang

mempengaruhi besarnya bottom gill net secara kuantitatif

di Indonesia :

· Bahan dasar (material) pembuatan bottom gill net mudah diperoleh

· Proses pembuatan bottom gill net mudah

41

Page 22: Alat Penangkapan ikan

· Harganya relatif murah

· Fishing method dari bottom gill net mudah

· Biaya relatif murah sehingga dapat dimilliki oleh siapa saja.

3. Konstruksi Alat Tangkap ( Bottom Gill Net )

a. Konstruksi Umum

Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jaring

dengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama

ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan

dengan panjangnya, dengan kata lain jumlah mesh depth lebih sedikit jika

dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring.

Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan

pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan peemberat (sinker).

Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari

float yang bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker ditambah

dengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju kebawah, maka jaring

akan terentang.

b. Detail Konstruksi

Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, sehingga letak jaring akan

tetap. Karena jaring ini direntang pada dasar laut, maka dinamakan bottom

gill net, sehingga jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah

41

Page 23: Alat Penangkapan ikan

ikan-ikan domersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada pelampung

bertanda yang dilekatkan pada kedua ujung jarring, tetapi tidak dapat

diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaring itu sendiri.

4. Bahan Dan Spesifikasinya

Pengenalan bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah

merangsang perkembangan pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efisiensi

penangkapan yang jauh lebih baik yakni 2-13 kali lebih tinggi pada PA

monofillament yang transparant dibanding dengan bahan serat alami.

a. Persyaratan

Persyaratan efisiensi penangkapan yang baik memerlukan rendahnya

daya rangsang alat untuk organ penglihatan. Bahan dari gill net harus

mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam air, terutama untuk

penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring juga harus sehalus

dan selunak mungkin untuk mengurangi daya penginderaan dengan organ

side line. Serat jaring yang lebih tipis akan kurang terlihat. Sebaliknya bahan

harus cukup kuat untuk menahan rontaan ikan yang tertangkap dan dalam

upayanya untuk membebaskan diri. Lebih lanjut diperlukan kemuluran dan

elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yang terjerat sewaktu alat dalam

air atau sewaktu penarikan keatas kapal tetapi tidak menyulitkan sewaktu

ikan itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk beban

41

Page 24: Alat Penangkapan ikan

kecil tidak sesuai untuk gill net karena ukuran ikan yang terjerat pada insang

tergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan simpul

yang stabil dan ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air.

b. Macam dan Ukuran benang

PA continous filament adalah bahan yang paling lunak dari semua

bahan sintetis dalam kondisi basah, warna putih mengkilat yang alami adalah

jauh lebih terlihat dalam air jernih. Warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan

merupakan warna-warna yang nampak digunakan paling umum pada

perikanan komersial.

Penyebab banyaknya macam dari gill net sesuai dengan ukuran mata

jaring, jenis ikan, pola operasi, dan kondisi penangkapan.

c. Warna Jaring

Warna jaring yang dimaksudkan disini adalah terutama dari webbing.

Sementara warna pelampung, tali-temali, pemberat dan lain-lain tidak terlalu

berpengaruh, mengingat bahwa bagian terbesar dari gill net adalah webbing.

Warna jaring dalam air akan dipengaruhi oleh faktor-faktor depth dari

perairan, transparansi, sinar matahari, sinar bulan dan lain-lain, dan suatu

warna akan mempunyai perbedaan derajat “terlihat” oleh ikan –ikan yang

berbeda-beda. Karena tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan

41

Page 25: Alat Penangkapan ikan

cara gilled dan entangled, yang kedua-duanya ini barulah akan terjadi jika

ikan tersebut menubruk atau menerobos jaring, maka hendaklah diusahakan

bahwa efek jaring sebagai penghadang, sekecil mungkin.

5.5 Hasil Tangkapan

Karena jaring ini direntang pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-

jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan domersal. Jenis-

jenis ikan seperti cucut, tuna, yang mempunyai tubuh sangat besar sehingga

tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan yang mempunyai

tubuh gepeng lebar, yang bentuk tubuhnya sukar terjerat pada mata jaring,

ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit (entangled).

Jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis, misalnya herring, cod, halibut,

mackerel, yellow tail, sea bream, tongkol, cakalang, kwe, layar, selar, dan lain

sebagainya. Jenis-jenis udang, lobster juga menjadi tujuan penangkapan

jaring ini.

5.6 Daerah Penangkapan

Pada umumnya yang menjadi fishing ground atau daerah

penangkapan adalah daerah pantai, teluk, dan muara-muara yang

mengakibatkan pula jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis.

5.7 Alat Bantu Penangkapan

Alat bantu penangkapan merupakan faktor penting untuk

41

Page 26: Alat Penangkapan ikan

mengumpulkan ikan pada suatu tempat yang kemudian dilakukan operasi

penangkapan. Alat bantu yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan

dengan menggunakan bottom gill net adalah :

a. Lampu / Light Fishing

Kegunaan lampu untuk alat penangkapan adalah untuk

mengumpulkan kawanan ikan kemudian melakukan operasi penangkapan

dengan menggunakan gill net. Jenis-jenis lampu yang digunakan bermacam-

macam antara lain :

a. Ancor / obor

b. Lampu petromak / starmking

c. Lampu listrk ( penggunaannya masih terbetas )

Faktor yang paling berpengaruh dalam penggunaan lampu adalah

kekuatan cahaya lampu yang digunakan, selain itu juga ada beberapa faktor

lain kecerahan , gelombang, angin, arus, dan sinar bulan

b. Payaos

Payaos merupakan rumpon laut dalam yang berperan dalam

pengumpulan ikan pada tempat tertentu dan dilakukan operasi penangkapan.

Pelampung payous terdiri dari 60-100 batang bambu yang disusun dan diikat

menjadi satu sehingga membentuk rakit (raft), selain dari bamboo,

pelampung juga terbuat dari alumunium. Tali pemberat (tali yang

41

Page 27: Alat Penangkapan ikan

menghubungkan antara pelampung dan pemberat) mencapai 1000-1500 m,

terbuat dari puntalan rotan, bahan syntetik seperti polyethylene, nylon,

polyester, polypropylene. Sedangkan pemberat berkisar 1000-3500 kg yang

terbuat dari batu dimasukkan dalam keranjang rotan dan cor-coran semen.

Dan untuk rumbai-rumbainya digunakan daun nyiur dan bekas tali

polyethylene dan ban bekas.

5.8 Teknik Operasi

a. Setting

Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian

dilakukan pemasangan jaring bottom gill net oleh anak buah kapal (ABK).

Bottom gill net dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan

dapat menghadang gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi

rumpon, dan gerombolan ikan tertarik lalu berkumpul di sekitar rumpon

maupun light fishing dan akhirnya tertangkap karena terjerat.

b. Holling

Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah

cukup banyak, maka dilakukan holling dengan menarik jaring bottom gill net

dari dasar perairan ke permukaan ( jaring ditarik keatas kapal ). Setelah

semua hasil tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan

kegiatan penyortiran.

41

Page 28: Alat Penangkapan ikan

5.9 Hal Yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan

a. Faktor luar :

● Keadaan musim ( cuaca ), karena fishing ground merupakan daerah

teluk, sehingga baik buruknya musim atau cuaca akan mempengaruhi

keberhasilan suatu penangkapan.

● Keberadaan resources makin banyak jumlah unit dari suatu alat

tangkap, maka akan terjadi over fishing sehingga keberadaan

resources akan terancam. Hal ini akan mengurangi jumlah

penagkapan di suatu daerah penangkapan. Untuk mengatasinya maka

dilakukan pembatasan ukuran mesh size gill net itu sendiri.

● Teknik penangkapan, apabila salah dalam pengoperasian alat tangkap

maka akan didapatkan hasil tangkapan (catch) yang minimum.

b. Faktor dalam :

● Bahan Jaring, supaya ikan mudah dapat terjerat pada mata jaring,

maka bahan jaring harus dibuat sebaik mungkin. Bahan atau twine

yang paling banyak digunakan adalah yang terbuat dari syntetis.

Twine yang dipergunakan hendaklah “lembut tidak kaku, pliancy,

suppleness”. Dengan demikian maka twine yang digunakan adalah

cotton, hennep, linen, amylan, nylon, kremona, dan lain-lain

41

Page 29: Alat Penangkapan ikan

sebagainya, dimana twine ini mempunyai serat yang lembut. Bahan-

bahan dari manila hennep, sisal, jerami dan lain-lain yang seratnya

keras tidak digunakan. Untuk mendapatkan benang yang lembut,

ditempuh cara yang antara lain dengan memperkecil diameter benang

ataupun jumlah pilin per satuan panjang dikurangi, ataupun bahan-

bahan celup pemberi warna ditiadakan.

● Ketegangan rentangan badan jaring, yang dimaksud rentangan disini

ialah baik rentangan ke arah lebar demikian pula rentangan ke arah

panjang. Ketegangan rentangan ini, akan mengakibatkan terjadinya

tegangan baik pada float line maupun pada badan jaring. Atau jika

jaring direntang terlalu tegang maka ikan akan sukar terjerat, dan ikan

yang telah terjeratpun akan mudah lepas. Ketegangan rentangan

badan jaring akan ditentukan terutama oleh bouyancy dari float, berat

tubuh jaring, tali temali, sinking force dari pemberat dan juga

shortening yang digunakan.

● Shortening atau shrinkage, supaya ikan-ikan mudah terjerat pada

mata jaring dan juga supaya ikan-ikan tersebut setelah sekali terjerat

pada jaring tidak akan mudah terlepas, maka pada jaring perlu diberi

shortening yang cukup.

● Tinggi Jaring, yang dimaksud dengan istilah tinggi jaring disini ialah

41

Page 30: Alat Penangkapan ikan

jarak antara float line ke sinker line pada saat jaring tersebut terpasang

di perairan. Jenis jaring yang menyebabkan tertangkapnya ikan secara

gilled, lebih lebar jika dibandingkan dengan jaring yang tertangkapnya

ikan secara entangled. Hal ini tergantung pada swimming layer dari

pada jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan.

● Mesh size, dari percobaan-percobaan terdapat kecenderungan bahwa

sesuatu mesh size mempunyai sifat untuk menjerat ikan hanya pada

ikan-ikan yang besarnya tertentu batas-batasnya. Dengan kata lain,

gill net akan selektif terhadap besar ukuran dari catch yang diperoleh.

Oleh sebab itu untuk mendapatkan catch yang besar jumlahnya pada

pada suatu fishing ground, hendaklah mesh size disesuaikan besarnya

dengan besar badan ikan yang jumlahnya terbanyak pada fishing

ground tersebut

(http://duniaperikanan.wordpress.com/2009/08/10/gillnet/)

8. Perangkap (Traps)

Perangkap adalah alat penangkapan ikan berbagai bentuk yang

terbuat dari jaring, bambu, kayu dan besi, yang dipasang secara tetap di

dasar perairan atau secara portable (dapat dipindahkan) selama jangka

waktu tertentu. Umumnya ikan demersal terperangkap atau tertangkap

secara alami tanpa cara penangkapan khusus (Mukhtar, A.Pi, M.Si).

41

Page 31: Alat Penangkapan ikan

9. Alat Pengumpul Rumput Laut (Sea Weed Colector)

Alat pengumpul rumput laut adalah alat yang digunakan untuk

mengambil dan mengumpulkan rumput laut, terdiri dari pisau, sabit dan alat

penggaruk. Pengumpulannya dilakukan dengan menggunakan tangan dan

pisau atau sabit sebagai alat pemotong dan alat penggaruk sebagai alat

pengumpul rumput laut. Hasil potongan rumput laut dimasukkan ke dalam

keranjang (Mukhtar, A.Pi, M.Si)..

10. Muroami

Muroami adalah alat penangkapan ikan berbentuk kantong yg terbuat

dari jaring dan terdiri dari 2 (dua) bagian sayap yg panjang, badan dan

kantong jaring (cod end). Pemasangannya dengan cara menenggelamkan

muroami yang dipasang menetap menggunakan jangkar. Pada setiap ujung

bagian sayap serta di sisi atas kedua bagian sayap dan mulut jaring dipasang

pelampung bertali panjang. Untuk menarik jaring ke arah belakang,

menggunakan perahu/kapal yg diikatkan pada bagian badan dan kantong

jaring. Muroami dipasang di daerah perairan karang untuk menangkap ikan-

ikan karang (Mukhtar, A.Pi, M.Si).

41

Page 32: Alat Penangkapan ikan

b. KLASIFIKASI ALAT PENANGKAPAN IKAN MENURUT ISSCFG

(Internasional Standar Statiscal Clasification Fishing Gear)

1. Pukat Tarik (Trawl)

Trawl merupakan jaring yang berbentuk kerucut yang dioperasikan

dengan menghela (towing) di dasar perairan dengan menggunakan kapal.

Untuk membuka mulut jaring kearah samping atau secara vertical digunakan

otterboard dan untuk membuka kearah atas dipasang pelampung pada tali ris

atas dan pemberat pada tali ris bawah. Trawl diperkenalkan sekitar tahun

1870 di Sungai Themmes (Nomura and Yamazaki, 1977).

Teknologi penangkapan ikan dengan menggunakan trawl di Indonesia

telah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda, walaupun pada saat itu masih

dalam percobaan. Pada tahun 1966 trawl sering disebut dengan pukat

harimau mulai marak dioperasikan , yang bermula dari Tanjungbalai Asahan

kemudian menyebar ke berbagai perairan lainnya. Dengan KEPRES no. 39

tahun 1980 trawl dilarang dioperasikan oleh pemerintah Indonesia.

Berdasarkan daerah operasi traw dapat dikelompokan menjadi tiga

Yaitu : 1) trawl dasar (bottom traw), 2) trawl pertenggahan (midwater trawl),

dan trawl permukaan (pelagic trawl). Trawl dasar dioperasikan tepat atau di

dekat dasar perairan. Trawl permukaan dioperasikan di permukaan. Trawl

pertengahan dioperasikan pada kedalaman di antara keduanya. Berikut ini

41

Page 33: Alat Penangkapan ikan

yang akan ditelaah hanya trawl dasar saja (Nomura and Yamazaki, 1977).

Trawl dasar merupakan alat penangkap ikan dasar yang sangat efektif

dan efisien. Pengoperasiannya menggunakan kapal motor yang memiliki HP

(Horse power) yang cukup untuk menarik trawl dengan kecepatan konstan

antara 3 hingga 4 knot. Trawl dasar ada yang dioperasikan dari buritan kapal

(stern trawl) dan ada yang dari lambung kapal (side trawl). Dewasa ini lebih

banyak trawl dasar yang dioperasikan dari buritan, terutama jika dioperasikan

oleh kapal-kapal di atas 100 GT, kecuali trawl udang (shrimp trawl) yang

dioperasikan menggunakan boom samping (double rigger shrimp trawl)

Nomura and Yamazaki (1977) mengatakan bahwa konstruksi trawl

dasar terdiri dari dua sim, empat sim dan enam sim. Komponen utama trawl

dasar pada umumnya terdiri dari ris atas (head rope), ris bawah (ground

rope), sayap (wing), square, panel samping (side panel) terutama pada trawl

yang terdiri dari empat sim atau lebih, badan (baiting atau belly) dan kantong

(cod end). Komponen lainnya adalah otter board, tali guci (otter pendant),

hand rope, dan warp.

1. Klasifikasi Alat Tangkap Trawl

● Berdasarkan Cara Mulut Jaring Terbuka

Berdasarkan cara mulut jaring terbuka trawl dapat dikelompokan

menjadi beam trawl, otter trawl, dan bull trawl (paranzela). Beam trawl

41

Page 34: Alat Penangkapan ikan

adalah untuk membuka mulut jaring dipasang kerangka (beam) dari besi,

otter trawl adalah alat tangkap trawl yang mempergunakan otter board atau

door (pintu) atau kite (layang-layang) untuk membuka mulut jaring kearah

samping. Sedangkan bull trawl yaitu trawl yang dioperasikan dengan

memnggunakan dua kapal untuk membuka mulut jaring ke arah samping.

● Berdasarkan Jumlah kapal yang Mengoperasikan

Berdasarkan jumlah kapal yang mengoperasikan dibagi menjadi dua

yaitu, satu kapal dan dua kapal.

● Berdasarkan letak Alat Tangkap Saat Dioperasikan

Berdasarkan letak alat tangkap trawl sewaktu dioperasikan dapat

dikelompokan menjadi tiga yaitu, trawl dasar (bottom traw) , trawl

pertenggahan (midwater trawl), dan trawl permukaan (pelagic trawl). Trawl

dasar dioperasikan tepat atau di dekat dasar perairan. Trawl permukaan

dioperasikan di permukaan.

● Berdasarkan Jumlah Panel (Sim)

Berdasarkan banyaknya bagian (panel) alat tangkap trawl dapat

dikelompokan menjadi dua panel, empat panel dan enam panel

● Berdasarkan Jumlah Alat Tangkap yang Dioperasikan

41

Page 35: Alat Penangkapan ikan

Berdasarkan banyaknya alat tangkap trawl yang dioperasikan dapat

dibagi menjadi: satu alat tangkap dan dua alat tangkap.

● Berdasarkan Letak Alat Tangkap Saat Diturunkan

Berdasarkan letak alat tangkap saat diturunkan dapat dibagi menjadi

dua yaitu : dari buritan (stren trawl) dan dari samping (side trawl)

● Berdasarkan Tujuan Penangkapan

Berdasarkan tujuan ikan yang menjadi hasil tangkapan dapat

dikelompokan menjadi dua yaitu pukat ikan (fish net) dan pukat udang

(shrimp net).

(http://www.duniaperikanan.Wordpress.com/2010/11/11/materi2/ )

2. Pukat Hela

Pukat hela merupakan alat penangkapan ikan berkantong yang

dioperasikan dengan menggunakan alat pembuka mulut jaring yang dihela di

belakang kapal yang sedang berjalan, sehingga ikan target tertangkap

dengan cara tersapu di pertengahan atau dasar perairan dan masuk ke

dalam kantong (cod end) (Mukhtar, A.Pi, M.Si).

41

Page 36: Alat Penangkapan ikan

3. Pukat Dorong

Pukat dorong merupakan alat penangkapan ikan berkantong yang

dioperasikan dengan cara di dorong di depan kapal atau tanpa kapal di

lapisan permukaan atau dasar perairan, dimana dalam 1 unitnya bisa terdiri 1

(satu) unit jaring atau lebih yang terdiri dari bagian sayap, badan dan

kantong. Untuk membuka bagian mulut kearah horizontal dibentang

menggunakan tongkat (batang kayu, bambu) yang dipasang menyudut ke

arah laut sehingga posisi pukat berada di depan (Mukhtar, A.Pi, M.Si).

 4. Penggaruk

Penggaruk merupakan alat penangkap ikan berbingkai kayu atau besi

yang bergerigi atau bergancu di bagian bawahnya, yang dilengkapi atau

tanpa jaring/bahan lainnya. Penggaruk dioperasikan dengan cara menggaruk

di dasar perairan dengan atau tanpa perahu untuk menangkap kerang-

kerangan dan biota lainnya (Mukhtar, A.Pi, M.Si).

5. Jaring Angkat

Jaring Angkat merupakan alat penangkapan ikan terbuat dari bahan

jaring yang umumnya berbentuk segi empat dilengkapi bingkai bambu atau

bahan lainnya sebagai rangka. Pengoperasiannya dengan menurunkan jaring

ke dalam kolom perairan dan mengangkatnya ke atas perairan untuk

memperoleh hasil tangkapan (Mukhtar, A.Pi, M.Si).

41

Page 37: Alat Penangkapan ikan

 6. Alat yang Dijatuhkan / Ditebarkan

Alat yang dijatuhkan/ditebarkan merupakan alat penangkapan ikan

yang pengoperasiannya dilakukan dengan cara ditebarkan/dijatuhkan untuk

mengurung ikan dengan atau tanpa kapal (Mukhtar, A.Pi, M.Si). 

 7. Perangkap

Perangkap merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip

penangkapan dengan cara memperangkap ikan dengan menggunakan jaring

dan atau bahan lainnya yang dioperasikan dengan atau tanpa

perahu/kapal(Mukhtar, A.Pi, M.Si).

8. Pancing

Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh peradaban

manusia sejak zaman dahulu sekitar 10.000 tahun yang lalu. Hal ini terbukti

dari peninggalan-peninggalan arkeologi pada goa-goa tua di Eropa bahwa

aktifitas penangkapan ikan sudah ada sejak dulu dengan ditemukannya

tulang-belulang, mata kail dan gambar serta lukisan pada zaman batu di

dalam goa-goa tersebut. Teknik menangkap ikan mulai beragam pada masa

Neolithic sekitar 4.000 – 8.000 tahun yang lalu yang kemudian berkembang

menjadi teknik yang lebih moderen dan masih dipakai hingga saat ini. Begitu

pula dengan cara pengolahan ikan hasil tangkapan, saat ini cara tersebut

masih dilakukan dengan teknik yang sama misal pengawetan ikan dengan

41

Page 38: Alat Penangkapan ikan

menggarami atau dengan cara pengasapan

(http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/sejarah-memancing/respond)

Pancing merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip

penangkapan dengan memancing ikan sasaran tangkap sehingga tertangkap

dengan mata pancing yang dirangkai dengan tali yang menggunakan atau

tanpa umpan (Mukhtar, A.Pi, M.Si).

9. Alat Penjepit

Alat Penjepit dan Melukai merupakan alat penangkapan ikan yang

mempunyai prinsip penangkapan dengan cara mencengkeram,

mengait/menjepit, melukai dan atau membunuh sasaran tangkap yang

dilakukan dari atas kapal atau tanpa menggunakan kapal (Mukhtar, A.Pi,

M.Si).

41

Page 39: Alat Penangkapan ikan

BAB IIIMETODE PRAKTEK

A. WAKTU DAN TEMPAT

Praktek/penelitian dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera

Kendari (PPS Kendari), pada hari selasa tanggal 30 November 2010.

B. BAHNA DAN ALAT

Alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktek yaitu:

1. Alat tulis menulis

2. Kamera digital

C. METODE PENGAMBILAN DATA

Pengambilan data praktikum dilakukan dengan cara wawancara salah

seorang ABK kapal perikanan purse seine dan dokumentasi alat tangkap.

41

Page 40: Alat Penangkapan ikan

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PRAKTIKUM

Berdasarkan praktek lapang yang dilaksanakan di PPS Kendari,

maka diperoleh 1 buah sampel alat penangkapan ikan sebagai berikut:

- Nama kapal : KM. BERKAT

- Ukuran kapal

Praktikum/penelitian dilakukan pada kapal perikanan tangkap KM.

BERKAT GT 20 No 328/LLO, dengan luas kapal yaitu (20 x 3,5) meter.

Jumlah ABK dari kapal ini yaitu 25 orang.

Alat tangkap yang digunakan adalah purse seine dengan panjang

sekitar 550 meter dan tinggi berkisar antara 30 – 40 meter.

Sebelum berangkat ke daerah penangkapan, para nelayan terlbih

dahulu melakukan persiapan-persiapan, diantaranya adalah menyiapkan

41

Page 41: Alat Penangkapan ikan

BBM berupa solar sebanyak 100 - 200 liter tiap satu trip, menyediakan es

dengan kisaran 20 – 50 balok tiap satu kali trip, dan GPS sebagai alat bantu

dalam pelayaran menuju fishing ground.

Daerah yang dijadikan fishing ground yaitu di perairan Wawonii

dengan menggunakan alat bantu rumpon tetap yang berjumlah 10 buah dan

lampu sorot yang berfungsi sebagai alat bantu pengumpul ikan. Pada

pengoperasiannya, purse seine ini menggunakan alat bantu sekoci dan line

hauler untuk mempermudah pengoperasian alat tangkap. Kemudian ikan

yang sudah tertangkap akan ditangani di atas kapal dengan menggunakan

palka sebagai tempat menampung dan mendinginkan ikan hasil tangkapan.

Untuk memindahkan ikan ke palka maka digunakan boks sebagai alat bantu

penanganan.

Terdapat berbagai macam kendala yang dihadapi oleh para nelayan

dalam kegiatan penangkapan ikan pada kapal purse seine ini, diantaranya

yaitu kesulitan dalam mengurus surat izin, terang bulan, kekurangan ABK,

faktor kemalasan ABK, alat tangkap sering robek, kerusakan mesin.

Kapal ini melakukan penagkapan sebanyak 15 -20 kali/hari dalam satu

bulan. Trip penangkapan tergantung pada hasil tangkapan, minimal ketika

jumlah ikan mencapai 500kg atau 1ton. Atau trip penangkapan juga

dipengaruhi oleh ketersediaan es.

41

Page 42: Alat Penangkapan ikan

Hasil tangkapan dari alat tangkap purse seine ini yaitu campuran dari

berbagai macam ikan pelagis.

B. PEMBAHASAN

Pada prinsipnya, alat tangkap purse seine yang digunakan pada KM

BERKAT ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan purse seine

pada umumnya. Jika ditinjau dari konstruksi, metode pengoperasian, serta

alat bantu yang digunakan maka purse seine ini sama halnya seperti purse

seine lainnya yang menggunakan one boat system. Dimana konstruksi alat

tangkap terdiri dari jarring, tali temali, pelampung, pemberat dan cincin.

Metode pengoperasiaannya dilakukan dengan melingkari suatu

gerombolan ikan dengan jarring, setelah itu jaring bagian bawah dikerutkan,

dengan demikian ikan-ikan akan terkumpul dibagian kantong sehingga ruang

lingkup pergerakan ikan akan semakin sempit. Ikan-ikan yang terdapat

didalam kantong tidak dapat melarikan diri lagi dan akhirnya tertangkap.

Dengan fungsi mata jaring sebagai penghadang, dan bukan sebagai penjerat

ikan seperti pada jaring insang. Sedangkan alat bantu yang digunakan

adalah rumpon tetap dan cahaya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan

penangkapan ikan dengan purse seine pada KM BERKAT ini, yaitu:

41

Page 43: Alat Penangkapan ikan

1. Persiapan/perbekalan

Terlepas dari perbekalan dalam hal konsumsi bagi para nelayan, ada

beberapa hal penting yang harus dipersiapkan sebelum berangkat ke daerah

penangkapan karena hal tersebut berhubungan langsung dengan

keberhasilan suatu kegiatan penangkapan yang akan dilakukan. Hal-hal

tersebut diantaranya yaitu:

● Kesiapan alat tangkap, alat tangkap yang digunakan harus benar-

benar sudah siap untuk diopersikan sehingga dapat menambah

efektifitas penangkapan dan mengurangi hambatan yang

kemungkinan bisa terjadi. Maka sebelum berangkat, pemeriksaan

terhada sobekan-sobekan pada jaring harus diperketat.

● BBM berupa solar sebanyak 100 - 200 liter tiap satu trip, solar dalam

hal ini memiliki andil besar dalam membantu kegiatan penangkapan.

Dari awal keberangkatan kapal, pengoperasian alat tangkap, hingga

kembali lagi ke pelabuhan, kapal selalu menggunakan mesin sebagai

alat penggerak yang mebutuhukan bahan bakar. Dengan kata lain,

ketersediaan bahan bakar sangat mempengaruhi keberhasilan suatu

penangkapan.

● Es yang disediakan harus cukup untuk menangani ikan hasil

tangkapan. Es yang biasa disediakan berkisar antara 20-50 balok

41

Page 44: Alat Penangkapan ikan

setiap satu trip, dimana target penangkapan dalam setiap satu trip

yaitu berkisar antara 500kg hingga 1 ton.

● ABK (anak buah kapal) harus benar-benar siap dan diusahakan agar

semua bisa ikut dalam setiap kali penangkapan, dimana jumlah

seluruh ABK yaitu sebanyak 25 orang. Hal ini harus diperketat karena

salah satu hal yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan adalah

jumlah ABK dan faktor kemalasan ABK.

2. Target Penangkapan

Setiap kali melakukan suatu kegiatan penangkapan, maka harus ada

perencenaan-perencanaan tertentu yang dapat menunjang keberhasilan

penangkapan tersebut. Hal-hal yang menjadi target penangkapan dalam

purse seine ini adalah:

● Ikan yang menjadi target penangkapan dalam kegiatan ini adalah

berbagai macam ikan pelagis/semua jenis ikan yang tertangkap.

Dengan kata lain bahwa tidak ada jenis-jenis ikan tertentu yang

menjadi fokus dalam penangkapan.

● Dalam satu bulan, dilakukan 20 trip dimana dalam setiap satu trip

hanya terjadi beberapa jam (tidak cukup sampai 24 jam). Setiap satu

trip penangkapan tergantung pada ketersediaan bahan bakar, es, dan

41

Page 45: Alat Penangkapan ikan

jumlah hasil tangkapan.

3. Teknik penangkapan

Penangkapan ikan yang dilakukan pada KM BERKAT ini, menjadikan

perairan Wawonii sebagai fishing ground dengan menggunakan alat bantu 10

buah rumpon tetap.

Semula kapal mendekati rumpon lalu menyalakan lampu untuk

menarik perhatian ikan. Secara perlahan, lampu dijauhkan dari lokasi rumpon

sehingga ikan-ikan akan mengikuti cahaya tersebut. Setelah gerombolan ikan

jauh dari rumpon dan memungkinkan untuk dilakukan pengoperasian, maka

pengoperasianpun dilakukan dengan melingkarkan jaring pada gerombolan

ikan tersebut. Setelah proses pelingkaran selesai maka tali kolor segera

dikerutkan untuk menghindari adanya ikan-ikan yang lolos dari alat tangkap.

Setelah ikan-ikan terkumpul didalam kantong dan tertangkap, kemuadian

ikan hasil tangkapan dinaikan ke atas kapal.

4. Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan

Terdapat berbagai macam kendala yang dihadapi oleh para nelayan

dalam kegiatan penangkapan ikan pada kapal purse seine ini, diantaranya

yaitu kesulitan dalam mengurus surat izin, terang bulan, kekurangan ABK,

faktor kemalasan ABK, alat tangkap sering robek, kerusakan mesin.

41

Page 46: Alat Penangkapan ikan

Adapun hal-hal seperti angin, kekuatan arus, kecerahan, ikan dan

binatang buas, panjang dan kedalaman jaring, musim, kecepatan kapal pada

waktu melingkari gerombolan ikan dan kecepatan menarik purse line

bukanlah menjadi kendala yang signifikan yang dirasakan oleh para nelayan

ini. Hal ini dikarenakan oleh perairan Wawonii sebagai fishing ground tidak

memiliki masalah yang besar terkait dengan hal-hal tersebut, sehingga bisa

dikatakan bahwa perairan Wawonii adalah tempat yang sangat strategis

sebagai fishing ground, terutama bagi para nelayan dari PPS Kendari.

BAB VPENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam laporan ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Purse seine merupakan alat tangkap yang sangat efektif dalam

menghasilkan ikan-ikan pelagis karena bisa menghasilkan berbagai

macam ikana pelagis. Namun sebaliknya, purse seine ini merupakan

alat tangkap yang kurang efisisen karena bisa saja menangkap ikan-

ikan yang seharusnya dilestarikan sehingga dapat mengakibatkan over

fishing.

2. Perencanaan suatu kegiatan penagkapan sangat mempengaruhi

kerhasilan dari kegiatan tersebut.

41

Page 47: Alat Penangkapan ikan

3. Kendala-kendala yang dihadapai oleh para nelayan antara kapal yang

satu dengan kapal yang lain tidak selalu sama, hal ini disebabkan oleh

perbedaan fishing ground, kondisi kapal, alat bantu, dan lain-lain.

B. SARAN

Bila melaksanakan praktek berikutnya, sebaiknya bisa mengidentifikasi

lebih dari satu jenis alat tangkap.

Daftar Pustaka

(UU PERIKANAN no.31 Tahun. 2004)

Riza Rahman Hakim, S.Pi (Alat Penangkapn Ikan)

Mukhtar, A.Pi, M.Si (Klasifikasi API)

(http://www.facebook.com/pages/Prakerin-Nautika Juwana/104824102958 )

(http://duniaperikanan.wordpress.com/2009/08/10/gillnet/)

(Nomura and Yamazaki, 1977)

(http://www.duniaperikanan.Wordpress.com/2010/11/11/materi2/ )

(http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/sejarah-memancing/respond)

41