Alat Alat Inventarisasi Hutan

25
ALAT-ALAT UKUR DIMENSI POHON Alat ukur diameter pohon : Pita ukur (pita keliling dan pita diameter/phiband) Apitan pohon (caliper) Bitterlich Stick Garpu pohon Biltmore stick, dan Visiermesswinkel. PITA UKUR DIAMETER ( PITA KELILING DAN PITA DIAMETER ) Keterangan : A. Sarung atau wadah B. Pemutar atau penggulung pita C. Skala alat D. Pita dari plastik atau fiber E. Pengait ke pohon Cara penggunaannya : Lilitkan pita ke batang pohon dengan posisis horizontal (tegak lurus sumbu batang) dan tanpa terpelintir Bacalah nilai diameter pada pita (apabila digunakan phiband) Bacalah nilai keliling (K) pada pita (apabila digunakan pita keliling) dan lakukan konversi K/3,14 untuk memperoleh nilai diameter pohon

description

alat inventarisasi hutan hutan

Transcript of Alat Alat Inventarisasi Hutan

Page 1: Alat Alat Inventarisasi Hutan

ALAT-ALAT UKUR DIMENSI POHON

Alat ukur diameter pohon :Pita ukur (pita keliling dan pita diameter/phiband)Apitan pohon (caliper)Bitterlich StickGarpu pohonBiltmore stick, danVisiermesswinkel.

PITA UKUR DIAMETER ( PITA KELILING DAN PITA DIAMETER )

Keterangan :A. Sarung atau wadahB. Pemutar atau penggulung pitaC. Skala alatD. Pita dari plastik atau fiberE. Pengait ke pohon

Cara penggunaannya : Lilitkan pita ke batang pohon dengan posisis horizontal (tegak lurus

sumbu batang) dan tanpa terpelintir Bacalah nilai diameter pada pita (apabila digunakan phiband) Bacalah nilai keliling (K) pada pita (apabila digunakan pita keliling) dan

lakukan konversi K/3,14 untuk memperoleh nilai diameter pohon

Kelebihan : Mudah dibawa karena ringan Praktis dalam penggunaannya pada pohon berdiri Ketelitiannya tinggi Pengukurannya cukup dilakukan hanya sekali Dapat digunakan pada diameter pohon yang lebih besar

Page 2: Alat Alat Inventarisasi Hutan

Kelemahannya : Jika tidak tegak lurus atau miring akan menghasilkan nilai yang

overestimate begitu juga dengan pita yang terpelintir Sulit digunakan pada pengukuran diameter pohon berdiri

CALIPER ( APITAN POHON )

Keterangan :A. Kaki tetap tidak bisa bergerakB. Kaki statis (bisa bergerak)C. SkrupD. Pembacaan skala

Cara penggunaannya : Letakkan kaki tetap pada sisi batang pohon lalu kaki statis pada sisi

lain batang pohon dan digerakkan sesuai dengan besar kecilnya diameter batang pohon dan setelah itu kunci dengan memutar skrup

Lalu baca nilai diameter pohon pada pembacaan skala Lakukan kegiatan tersebut dua kali karena bentuk batang pohon

tidak slinder dan nilai diameter yang diambil adalah nilai rata-ratanya

Kelebihannya : Mudah digunakan pada pohon rebah Cukup teliti (dua kali pengukuran) Pembacaannya mudah Pengukuran tidak memakan waktu lama

Kelemahannya : Pengukuran dilakukan dua kali Alatnya berat sehingga sulit untuk dibawa Untuk pohon berdiameter besar dari satu meter sulit dilakukan Jika tangkai kotor/berkarat sukar mengeser kakinya

Page 3: Alat Alat Inventarisasi Hutan

BITTERLICH STICK

Keterangan : A. Visier bidikB. Celah BidikC. Tongkat

Cara Penggunaannya : Pengamat berdiri pada suatu tempat, dimana alat dipegang setinggi dada

dan bidikakan ke pohon-pohon disekitar kita baik yang dekat maupun yang jauh, yang kecil atau yang besar dan kemudian dicatat hasilnya.

Posisi pohon IN, OUT, Border

Posisi Pohon OUT Posisi Pohon Border Posisi Pohon IN

Rumus untuk menghitung LBDS tegakan.

Prinsip Pembuatan Skala :

Keterangan : a. Lebar celah b. Panajang tongkat

BAF = 1

1 = 2500 = =

Pohon Pohon Pohon

Lbds tegakan (m2/ha):= (nIN + ½.nBORDER) . BAF

Page 4: Alat Alat Inventarisasi Hutan

GARPU POHON

Keterangan :A. UjungB. Skala ( 0-5, 5-10,dst )C. Pegangan terbuat dari kayu

Cara penggunaannya :Jepitkan garpu pohon pada batang pohon kemudian lihat pada skala berapa

kedua sisi batang pohon yang bersentuhan. Skala yang terdapat pada garpu pohon terdiri dari kelas diameter dengan interval 5 cm, sehingga kelas 1 = 0-5 cm, kelas 2 = 5-10 cm, kelas 3 = 10-15 cm, kelas 4 = 15-20 cm. Sudut garpu biasanya digunakan 600. Jika dilihat dari gambar di atas OP adalah jarak antara titik sudut garpu dengan titik singgung batang dan kaki garpu dan d sebagai diameter yang ingin diketahui, maka

OP = ½ d 3OP = 0,866 d

Kelebihannya : Mudah digunakan Paling cocok untuk dipergunakan pengukuran diameter dengan tujuan

pembuatan tabel distribusi diameter pohon

Kekurangannya : Alatnya berat sehingga susah dibawa-bawa Ketelitiannya kurang Sulit digunakan untuk pohon berdiameter besar Pengukuran harus dilakukan dua kali.

BILTMORE STICK

Page 5: Alat Alat Inventarisasi Hutan

Keterangan :A. Pembacaan skalaB. Jarak/panjang lenganC. Tempat pegangan

Cara penggunaannya : Tempelkan alat pada batang pohon Atur jarak pandang antara mata dengan alat sejauh S (umumnya S

=60 cm) Bidik pinggir kiri (0 cm) ke arah sisi kiri batang Bidak sisi kanan batang searah dengan skala yang ditunjukkannya Catat hasil pengukurannya Pengukuran dilakukan dua kali

Kelebihannya : Alat mudah dibuat Mudah penggunaannya Mudah dibawa kemana-mana karena ringan

Kelemahannya : Setiap orang memiliki jarak pandang yang berbeda-beda Ketelitiannya kurang Pengukurannya dilakukan dua kali

VISIERMESSWINKEL

Bahan : kayuSatuan : skala diameter (cm/inchi) f

Keterangan :A. Kaki yang tetap dan bersatu dengan pegangan BB. PeganganC. Kaki dapat dilipat dan membuat sudut dengan kaki A 1200

D. Skrup pengunciE. Pembidik yang berbentuk jarum tegak lurus pegangan B dan merupakan

pusat dari busur FF. Busur pada kaki A yang memuat pembagian skala garis tengah/diameter

dan timabangan Wanner, untuk lbds

Cara penggunaannya : Peganglah alat dengan tangan kiri. Letakkan alat tersebut pada lingkaran

pohon ditempat yang akan diukur garis tengahnya atau timbangan warnernya sehingga kedua kaki menyinggung lingkaran pohon

Page 6: Alat Alat Inventarisasi Hutan

Bidiklah lingkaran pohon melalui pembidik sehingga garis bidik yang terjadi menyinggung lingkaran pohon

Besarnya garis tengah atau timbangan wanner dari pohon yang diukur adalah skala pada busur pembagian skala ditempat perpotongan antara garis bidik dan busur tersebut

Untuk mendapatkan pengukuran yang lebih teliti, lakukanlah pengukuran itu pada dua atau tiga arah yang berlainan.

Kelebihan : Cocok dipergunakan untuk pengukuran banyak pohon terutama untuk

tegakan yang berdiameter kecil Dapat digunakan untuk mengetahui kelas garis menengah

(kelas diameter)

Kelemahannya : Tidak dapat digunakan untuk mengukur diameter secara teliti

Alat ukur tinggi pohon :Christen meterSuunto clinometerSuunto hypsometerHaga hypsometerWalking stickAbney levelWeise

CRISTEN METER

Keterangan :A. Skala ukurB. Pemberat dari timah atau logamC. Tali penggantung

Cara penggunaannya : Letakkan galah pada pohon Bidik/proyeksikan ujung skala pada ujung pohon dan pangkal skala pada

pangkal pohon sambil maju mundur Setelah tepat lihat ujung galah dan proyeksikan ke skala pada angka

berapa, itulah tinggi pohon

Kelebihannya : Penggunaanya tidak sulit/mudah Alat ringan dan mudah dibawa

Page 7: Alat Alat Inventarisasi Hutan

Kekurangannya : Makin tinggi pohon hasil pengukurannya semakin tidak teliti karena skala

makin sempit Sulit digunakan dala tegakan

Prinsip Pembuatan skala :

SUUNTO CLINOMETER DAN SUUNTO HYPSOMETER

Keterangan :A. Lingkaran berskala dapat bergerak bebasB. Jarum penunjuk skalaC. KnopD. Lensa bidik/okulerE. Tali

Skala suunto clinometer : dalam satuan % dan derajatSkala suunto hypsometer : 15 dan 20, satuan m

Cara penggunaannya ( clinometer ) : Pilih skala mana yang dipakai untuk clinometer ( % atau derajat ) Tentukan jarak pengukur dengan pohon ( bebas ) Bidik puncak pohon, lihat skalanya Bidik pangkal pohon, lihat skalanya Tinggi pohon = S ( a%+b% ) atau S (tg ao + tgo)

Page 8: Alat Alat Inventarisasi Hutan

Cara penggunaannya ( hypsometer ) : Pilih skala mana yang dipakai 15m atau 20m Tentukan jarak pengukur dengan pohon ( bebas ) Bidik puncak pohon, lihat skalanya Bidik pangkal pohon, lihat skalanya Tinggi pohon adalah selisih bacaan puncak dan pangkal

Kelebihannya : Praktis, dapat dimasukkan dalam saku Penggunaannya tidak sulit / mudah Alat ringan dan mudah dibawa

Kelemahanya : Peka terhadap cuaca Harganya relatif mahal Hasil bacaannya subyektif

HAGA HYPSOMETER

Keterangan :A. Pengatur skala alatB. Knop pembebas jarum skalaC. Pengunci jarum skalaD. Skala alat (dalam meter, inch, %) dengan jarak datar 15, 20, 30 m yang

dilengkapi dengan jarum penunjuk skalaE. Visier bidikF. Visier obyektif

Cara penggunaannya : Ukur jarak datar yang akan dipakai dan utarlah bilah skala pada alat

sesuai dengan jarak datar yang digunakan Tempelkan visier bidik alat di dekat mata, kemudian bidiklah tinggi

pohon (puncak/ujung pohon atau tinggi bebas cabang) dan tekan knop pengunci serta bacalah skalanya (misal : a meter)

Sambil visier bidik ditempelkan kembali ke mata, lepaskan knop pengunci kemudian bidiklah pangkal pohon dan tekan knop pengunci serta bacalah skalanya (misal : b meter)

Terdapat tiga kemungkinan posisi pembidikkan dan hasil pengukuran yaitu :

Page 9: Alat Alat Inventarisasi Hutan

Kedudukan mata pengukur antara pangkal dan puncak/ujung pohon Penunjuk skala : a = positif (+)

b = negatif (-)Tinggi pohon h = │a│+ │b│

Kedudukan mata pengukur dibawah pangkal pohonPenunjuk skala :a = positif (+)

b = positif (-)Tinggi pohon h = a-b

Kedudukan mata pengukur lebih tinggi dari puncak pohonPenunjuk skala :a = negatif (-)

b = negatif (-)Tinggi pohon h = │b│- │a│

Kelebihannya : Penggunaannya tidak sulit Cukup teliti Praktis dan relatif cepat

Kelemahannya : Peka terhadap cuaca Harganya relatif mahal

Prinsip penentuan Tinggi :

Page 10: Alat Alat Inventarisasi Hutan

WALKING STICK

Keterangan :A. Gelang/pita berukuran tertentuB. Pangkal tongkat untuk pegangan

Cara penggunaannya : Proyeksikan ujung alat pada ujung pohon, dan pangkal alat

(pangkal gelang) pada pangkal pohon sambil maju mundur Setelah tepat, perhatikan ujung gelang dan proyeksikan ke pohon

di titik mana dan diberi tanda dengan bantuan teman Ukur tanda tersebut dari tanah hasilnya dikalikan dengan 10 dan

merupakan tinggi pohon

Kelebihannya : Penggunaannya tidak sulit/mudah Alat ringan dan mudah dibawa

Kelemahannya : Hasil pengukuran sangat subyektif Sulit digunakan dalam tegakan

ABNEY LEVEL

Keterangan :A. Teropong lensa okulerB. VisierC. Bilah ½ lingkaran (skala dlm % dan derajat)D. NivoE. Jarum yang dapat digeser untuk penunjuk skalaF. Kaca untuk melihat skala terletak di samping tabung persegi

Berfungsi untuk mengukur lereng dan kemiringan tempat atau obyek

Page 11: Alat Alat Inventarisasi Hutan

Cara penggunaannya : Menetapkan jarak pengamat denga pohon yang akan diukur Bidik alat ke puncak pohon melalui A smbil melihat nivo hars tepat

ditengah visier kemudian lihat angka yang tertera pada skala Bidik alat ke pangkal pohon melalui A sambil melihat nivo harus tepat di

tengah visier kemudian lihat angka yang tertera pada skala Tinggi pohon dihitung dengan menggunakan rumus

H = S tg α1 + S tg α2

H = S a% + S b%

Kelebihannya : Alat praktis mudah dibawa Penggunaannya relatif mudah

Kelemahannya : Pembacaannya subyektif Nivo peka terhadap getaran

WEISE

Keterangan :A. Pembidik/visirB. Tabung pembidikC. Bilah skala jarak datarD. Bilah bergerigi berskala tinggiE. Bandul

Berfungsi untuk mengukur lereng dan kemiringan tempat atau obyek

Cara penggunaannya : Posisikan bilah C sesuai denan jarak datar yang dipilih Bidik puncak pohon melalui A, usahakan bandul E bebas setelah

itu miringkan ke bilah bergerigi D agar terhenti, baca angka yang tertera pada skala

Bidik pangkal pohon melalui A, usahakan bandul E bebas setelah itu miringkan ke bilah bergerigi D agar terhenti, baca angka yang tertera pada skala

Tinggi pohon merupakan selisih dari bacaan kedua skalaKelebihannya :

Alat praktis mudah dibawa dalam kemasan Penggunaannya relatif mudah

Kelemahannya : Pembacaannya subyektif Menunggu bandul berhenti agak lama

Page 12: Alat Alat Inventarisasi Hutan

Alat-alat Ukur Tebal Kulit :A. Bark Gauge Tipe ParuhB. Bark Gauge Tipe pahatC. Bor riap Sweden

BARK GAUGE TIPE PARUH

Keterangan :A. Kepala dari ebonit atau kayu atau besi untuk pemegangB. Tangkai yang pada bagian ujungnya seperti kepala berparuhC. Logam kecil (extractor) yang dapat bergerak bila paruh (D) dipukulkan

pada batang kayuD. Paruh berlobang

Cara penggunaannya : Alat dipukulkan pada batang kayu, sehingga paruhnya menusuk

kulit, dan karena paruh berlobang sebagian kult masuk dan extractor menonjol keluar

Bila alat dicabut sedikit kulit akan terbawa paruh alat. Dengan cara mendorongkan extractor, kulit tersebut akan keluar dan kemudian dapat diukur tebal kulitnya dengan belebas/mistar atau meteran

Page 13: Alat Alat Inventarisasi Hutan

BARK GAUGE TIPE PAHAT

Keterangan :A. Kepala dari ebonit atau besi untuk masuk kedalam kulit pohonB. Skala dalam mm pada tangkai pahatC. Tabung tempat bergeraknya tangkai pahatD. PerisaiE. Penunjuk skala

Cara penggunaannya : Ratakan pahat P dengan perisai D sehingga E menunjukkan nol Kemudian letakkan peisai D menyinggung lingkaran pohon

ditempat yang akan diukur tebal kulitnya Tekian A samapi P menembus kulit dan berhenti pada lapisan

kayu. Tebal kulit adala mm, adalah angka pada skala yang ditunjuk oleh E

Page 14: Alat Alat Inventarisasi Hutan

BOR RIAP SWEDEN

Keterangan :A. Bor riap dalam keadaan tidak terpakai, semua bagian (B dan C) terdapat

dalam satu tabungB. Bor berlarasC. Pen yang memuat pembagian skala (S) dalam cm dan dapat dimasukkan

kedalam laras borD. Bor yang siap dipergunakan, sebagai pemutar dipergunakan tabung (A)

Cara penggunaannya : Prinsipnya pengukuran dengan bor riap ini sama dengan bark

gauge tipe paruh Tebal kulit harus diukur dari batang pohon pada empat (4) tempat

yang satu sama lainnya tegak lurus dan pengukuran dibagi dua atau sama dengan dua kali tebal kulit

Kesalahan pengukuran : Kesalahan pengukuran tebal kulit umumnya disebabkan kemiringan dalam

pengukuran. Bila kedudukan alat benar akan diperoleh ketebalan kulit misalnya sebesar

Y, tetapi bila kedudukan alat miring sebesar sudut akan didapat hasil kulit ebesar Y1

Kesalahan (K) = Y1 – Y= Y ( 1/cos -1 )

Page 15: Alat Alat Inventarisasi Hutan

Alat Multifungsi :DendrometerSpiegerl Relaskop Bitterlich ( SRB )

DENDROMETER

Keterangan :a,b,c,d,e : skala penentuan proporsi volume pada pohon tertentuf : BAF 2g : BAF 1h : BAF 4i,j,k : skala penunjuk tinggi pohon

Prinsip Penentuan Tinggi :

Cara penggunaannya :1. Pengukuran Tinggi Pohon

Proyeksikan ujung alat (i) pada ujung pohon, dan pangkal alat (k) pada pangkal pohon sambil maju mundur

Page 16: Alat Alat Inventarisasi Hutan

Setelah tepat, perhatikan celah (j) dan proyeksikan ke pohon di titik mana dan diberi tanda dengan bantuan teman

Ukur tanda tersebut dari tanah hasilnya dikalikan dengan 10 dan merupakan tinggi pohon

2. Penentuan LBDS Tegakan Pengamat berdiri pada suatu tempat, dimana alat dipegang setinggi dada

dan bidikakan ke pohon-pohon disekitar kita baik yang dekat maupun yang jauh, yang kecil atau yang besar dan kemudian dicatat hasilnya.

Posisi pohon IN, OUT, Border

Page 17: Alat Alat Inventarisasi Hutan

SPIEGEL RELASKOP BITTERLICH ( SRB )

Keterangan :A. visier bidik (objektif)B. visier bidik (subjektif)C. penghalang cahayaD. lubang cahayaE. knop pengatur skalaF. skrup untuk statip

Skala pada SRB tipe Metric Scale

Keterangan :a. skala untuk mengukur tinggi dengan jarak pengukuran 20 mb. skala pengukuran lbds atau diameter dengan nilai BAF = 1 dan

perbandingan 1/50c. skala pengukuran diameter dengan nilai BAF = 1 dan perbandingan 1/50d. skala pengukuran tinggi pohon dengan jarak datar 25 m

Page 18: Alat Alat Inventarisasi Hutan

e. skala pengukuran tinggi pohon dengan jarak 30 mf. skala pengukuran lbds atau diameter dengan nilai BAF = 2 dan

perbandingan 2/50g. g-i : skala pengukuran jarak datar 20, 15, 10, 5 m

Fungsi : mengukur diameter pohon mengukur tinggi pohon mengukur luas bidang dasar tegakan mengukur jarak datar

Cara Pemakaian SRB :1. Pengukuran Jarak Datar

Jarak ukur atau jarak datar lapangan dapat ditentukan dengan dua macam cara, yaitu :

a) Cara horizontal dengan menggunakan belebas berskala 1cm dan 5 cm secara jelas, yang diletakkan secara horizontal di suatu tempat pengukuran dan penentuan jarak datar dilakukan sbb : Bidik beberapa skala pada belebas dengan menggunakan pita skala

untuk pengukuran diameter yang memiliki Basal Areal factor (BAF) = 1

Dengan cara maju mundur, impitkan beberapa skala pada belebas dengan pita skala butir (1) tsb.

Jarak antara tempat berdiri dengan belebas dihitung dengan rumus : S = 0.5 x 5 x n

dimana : S = jarak yang dikehendaki/diinginkan (m) n = jumlah skala pada belebas yang diiimpitkan dengan

pita skala alat 5 = interval skala pada belebas (cm) 0.5 = konstanta sehubungan dengan BAF = 1

b) Cara Vertikal menggunakan alat bantu berupa galah, rantai atau tali yang panjangnya 2 meter. Tahapan pengukuran dan penentuan jarak datar lapangan adalah sbb :

Letakkan alat bantu berupa galah, tali atau rantai pada pohon yang akan diukur.

Rubah posisi alat menjadi tidur miring Bidikkan SRB ke alat bantu ukur jarak Dengan cara maju mundur, paska/impitkan ujung dan pangkal alat

bantu ukur jarak dengan angka skala jarak sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila sudah pas, maka jarak antara temapt berdiri sampai ke pohon yang diukur sudah sesuai dengan jarak yang dikehendaki.

2. Pengukuran Diameter Pohon Ukur jarak datar antara pengamat dan pohon Lihat posisi batang pada pita dengan BAF 1 atau BAF 2 Hitung jumlah pitanya

Page 19: Alat Alat Inventarisasi Hutan

Konversi jumlah pita ke dalam nilai dimeter dengan menggunakan rumus yang sesuai

Pengukuran dilakukan dua kali

Rumus BAF =

Dimana ; d = diameter (cm) s = jarak (m)

Misal : bila menggunakan BAF = 1 (pita b)

sehingga d : s = 1 : 50 Jiak s = 50 m

d = s 1 : 50d = 2000 cm :50d = 40 cmartinya : satu strip pada pita b = 40 cm atau satu strip pada pita c = 10 cm

3. Pengukuran Tinggi Pohon Tentukan jarak datar antara pengamat dan pohon sesuai dengan yang

tertera pada pita skala, yaitu 20 m, 25 m, 30 m. Bidik puncak pohon kemudian baca skalanya Tinggi pohon adalah selisih antara bacaan puncak dan pangkal.

4. Pengukuran LBDS Tegakan Berdiri pada satu titik dan bidik melalui lensa okuler Pilih pita skala dengan BAF 1 atau BAF 2 Bidik posisi batang pohon melingkar 3600 sejauh mata memandang, pita

skala berfungsi sebagai lebar celah Hitung jumlah pohon yang IN dan BORDER dan masukan dalam

persamaan berikut : lbds tegakan (m2/ha) = (NIN + NBORDER) x BAF

Skala pada SRB tipe Wide Scale

Keterangan :a-i = Pita skala untuk pengukuran tiggi dengan jarak datar 4, 6, 8, 10, 12, 14,

16, 18 dan 20 m.

Fungsi : Mengukur diameter pohon Mengukur tinggi pohon

Page 20: Alat Alat Inventarisasi Hutan

Mengukur luas bidang dasar tegakan Mengukur kelerengan

Prosedur penggunaanya :1. Pengukuran Diameter Pohon

Ukur jarak datar antara pengamat dan pohon :ihat posisi batang pada pita dengan BAF 1 Hitung jumlah pitanya Konversi jumlah pita ke dalam nilai diameter dengan menggunakan rumus

yang sesuai Pengukuran dilakukan dua kali

Rumus BAF =

Dimana ; d = diameter (cm) s = jarak (m)

Misal : bila menggunakan BAF = 1

sehingga d : s = 1 : 50 Jiak s = 50 m

d = s 1 : 50d = 2000 cm :50d = 40 cmartinya : satu strip pada BAF 1 = 40 cm atau satu strip pada pita BAF 1 =

10 cm