Web viewFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. ... didik dalam mengerjakan soal latihan ... tentang...
Transcript of Web viewFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. ... didik dalam mengerjakan soal latihan ... tentang...
SEMINAR USUL PENELITIAN
Penerapan Strategi Question Student Have (QSH) terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Model Pembelajaran Cooperative dengan Materi Pokok Peluang di Kelas X
IPA SMA Lingua Prima Indralaya
Oleh
Nama : Yunida Sari
NIM : 06101008031
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dosen Pembimbing : Budi Mulyono, S.Pd., M.Sc.
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
1
Lembar Pengesahan
Penerapan Strategi Question Student Have (QSH) terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Model Pembelajaran Cooperative dengan Materi Pokok Peluang di Kelas X
IPA SMA Lingua Prima Indralaya
Yunida Sari
06101008031
Disetujui untuk diseminarkan pada 4 Juni 2013
Indralaya, 08 Mei 2013
Budi Mulyono, S.Pd.,M.Sc.
NIP. 197502282003121010
2
A. JUDUL
Mengetahui Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Question Student Have (QSH)
pada Model Pembelajaran Cooperative dengan Materi Pokok Peluang di Kelas XI IPA
SMA Lingua Prima Indralaya
B. PENDAHULUAN
B.1 Latar belakang
Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan
yang lainnya (Hariwijaya, 2009 : 29). Tujuan pembelajaran matematika adalah
terbentuknya nalar pada diri peserta didik yang tercermin melalui kemampuan berfikir
kritis, logis, sistematis dan memiliki sifat objektif, jujur, displin dalam menyelesaikan
permasalahan baik dalam matematika, bidang lain maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Namun keadaan dilapangan belum sesuai dengan yang diharapkan. Hasil studi
menyatakan bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan yang menggembirakan
namun pemahaman dan pembelajaran peserta didik menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian peserta didik
berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984) menunjukkan
bahwa peserta didik dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari
waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986)
menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perhatian peserta didik dapat
mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.
Kondisi tersebut merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah.
Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan, terutama
disebabkan peserta didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera
pendengarannya dibandingkan visual , sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut
cenderung untuk dilupakan (Eveline dan Hartini, 2010 : 107).
3
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru matematika
kelas XI IPA SMA LINGUA PRIMA INDRALAYA, diperoleh keterangan bahwa
rendahnya hasil belajar pada materi peluang dikarenakan sulitnya peserta didik dalam
memahami materi. Rendahnya hasil belajar peserta didik ini juga berhubungan dengan
keaktifan belajar peserta didik, seperti keaktifan peserta didik dalam pembelajaran yang
masih belum terlihat, peserta didik jarang bertanya kepada guru meskipun belum paham
terhadap materi, serta kurangnya keberanian dan keaktifan peserta didik dalam
mengerjakan soal latihan di depan kelas. Padahal keaktifan peserta didik dalam belajar
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Keaktifan
peserta didik dalam pembelajaran matematika sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
belajarnya, dimana jika keaktifan belajar peserta didik baik maka hasil yang diperoleh
pun baik pula. Dari wawancara guru juga telah diketahui bahwa aktivitas peserta didik
dalam kelas hanyalah mendengar dan mencatat saja sehingga peserta didik cenderung
mudah lupa dengan materi yang telah dipelajari. Hal ini diperkuat lagi dengan rata-rata
peserta didik mendapat nilai 4,00 untuk pokok bahasan Peluang. Nilai ini masih jauh di
bawah nilai KKM sekolah, dimana sekolah ini telah menetapkan untuk mata pelajaran
matematika nilai KKM-nya adalah 6, 50.
Pada penelitian ini penulis akan meneliti tentang keaktifan (aktivitas) siswa dan Hasil
Belajar matematika. Dan untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar peneliti akan
melaksanakan Strategi belajar yang dapat menarik siswa untuk aktif dan terlibat secara
mental sehingga minat belajar siswa akan lebih baik. Strategi belajar yang dimaksud
adalah metode belajar aktif (active learning). Salah satu strategi yang akan peneliti coba
untuk mengatasi rendahnya hasil belajar matematika yang diperoleh peserta didik
tersebut adalah dengan menerapkan strategi belajar Question Student Have (QSH).
Startegi ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik
sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Strategi ini
menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi peserta didik melalui
tulisan. Sangat baik digunakan pada peserta didik yang kurang berani mengungkapkan
pertanyaan, keinginan dan harapan-harapan. Dengan pertimbangan yang telah
dikemukakan di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul Penerapan
4
Strategi Question Student Have (QSH) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Model
Pembelajaran Cooperative dengan Materi Pokok Peluang di Kelas X IPA SMA
Lingua Prima Indralaya
B.2 Rumusan Masalah
Kurangnya percaya diri dan takut bertanya bila kurang memahami materi yang
diajarkan sehingga peserta didik jarang mengajukan pertanyaan meskipun pendidik
sering memberi kesempatan yang berakibat pada rendahnya hasil belajar matematika.
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana keaktifan belajar siswa SMA kelas XI IPA Lingua Prima dengan
menggunakan strategi Question Student Have ?
2. Bagaimana hasil belajar Matematika siswa SMA kelas X IPA Lingua Prima
dengan menggunakan strategi Question Student Have ?
B.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui aktivitas atau proses belajar Matematika siswa SMA kelas XI
IPA Lingua Prima dengan menggunakan strategi Question Student Have .
2. Untuk mengetahui hasil belajar Matematika siswa SMA kelas X IPA Lingua
Prima dengan menggunakan strategi Question Student Have.
B.4 Manfaat
Hasil pelaksanaan penelitian ini akan memberikan manfaat untuk peserta didik,
pendidik, sekolah dan peneliti.
1. Bagi peserta didik
Mendorong peserta didik untuk lebih aktif menggali potensi dirinya dan mencapai
hasil belajar akademik yang sesuai dengan standar yang ditetapkan
5
2. Pendidik
Mengetahui variasi strategi pembelajaran terutama Strategi Pembelajaran QSH
(Question Student Have) pada pembelajaran matematika.
3. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembelajaran khususnya
matematika dan dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar matematika peserta
didik SMA kelas XI IPA Lingua Prima.
4. Peneliti
Agar memiliki pengetahuan yang luas tentang strategi Pembelajaran dengan strategi
Question Student Have dan memiliki keterampilan untuk menerapkannya, khususnya
dalam pembelajaran matematika.
C. TINJAUAN PUSTAKA
C.I Belajar dan Hasil Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti
“berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Sedangkan secara terminologi definisi
belajar banyak dikemukakan oleh para ahli. Menurut Gagne belajar merupakan
kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang
memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut
adalah dari
(i) Stimulasi yang berasal dari lingkungan
(ii) Proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar
Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat
stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Belajar
6
terdiri dari tiga komponen yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar.
Seperti pada bagan dibawah ini ;
Bagan tersebut melukiskan hal-hal berikut ;
1) Belajar merupakan interaksi antara “ keadaan internal dan proses kognitif
siswa” dengan “stimulus dari lingkungan”.
2) Proses Kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar
tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan
motorik, sikap, dan siasat kognitif.
Kelima hasil belajar adalah kapabilitas siswa berupa :
a. Informasi Verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan penegtahuan dalam
bentuk bahasa, baik tulisan maupun tertulis. Pemilikan individu berperanan
dalam kehidupan
7
b. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan
dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang.
Ketrampilan intelek ini terdiri dri diskriminasi jamak, konsep konkret dan
terdefinisi, dan prinsip.
c. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah
d. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
daam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian
terhadap obyek tersebut. (Dimyati dan Mudjiono, 2009 : 10-12)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah penguasaan
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik setelah melalui kegiatan
belajar, berupa dampak pengajaran (kognitif) yang ditunjukkan dengan nilai tes atau
nilai yang diberikan guru dan dampak pengiring (afektif dan psikomotorik) yang
ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku atau peningkatan kemampuan, hal ini
dimaksudkan bahwa hasil belajar berhubungan dengan kemampuan yang diperoleh
seseorang dalam bentuk yang saling berkaitan antara pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.
C.2 Belajar Aktif (Active learning)
Belajar Aktif adalah suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran
melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar
mandiri ini merupakan tujuan akhir dari belajar aktif (active learning) (Eveline dan
Hartini, 2010 : 106). Untuk dapat mencapai hal tersebut kegiatan pembelajaran
dirancang sedemikian rupa agar bermakna bagi siswa atau anak didik. Pembelajaran
aktif dimaksudkan untuk mengaoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki
oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan, selain itu untuk menjaga perhatian siswa atau anak didik agar tetap fokus
pada proses pembelajaran.
8
C.3 Strategi Pembelajaran
Strategi adalah ilmu atau seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa
untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai. Dalam konteks
pengajaran menurut Gagne strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk
berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan (Iskandarwassid dan
Dadang Sunendar, 2008 : 2-3). Menurut J. R David strategi meliputi rencana, metode,
dan perangkat kegiatan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Strategi dapat
diartikan sebagai rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah
cara untuk mencapai sesuatu. Untuk melaksanakan strategi tertentu diperlukan
seperangkat metode pengajaran salah satu unsur dalam startegi pembelajaran.
C.4 Teori Belajar Strategi Question Student Have.
Untuk setiap pokok bahasan atau pertemuan pendidik memberikan tugas untuk
menuliskan pertanyaan-pertanyaan tentang hal yang belum dipahami sehingga perlu
dibahas bersama guru dan teman-teman siswa lainnya (Eveline dan Hartini, 2010 :109).
Strategi Pembelajaran tipe Question Studeny Have (QSH) adalah salah satu tipe
instruksional dari belajar aktif (active learning) yang termasuk dalam bagian
Collaborative learning (belajar dengan cara bekerja sama) yang bertujuan melatih
kemampuan bekerja sama, melatih kemampuan mendengarkan pendapat orang lain,
peningkatan daya ingat terhadap materi yang dipelajari, melatih rasa peduli dan kerelaan
untuk berbagi, meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain, melatih kecerdasan
emosional, mengasah kecerdasan interpesonal, meningkatkan motivasi dan suasana
belajar serta kecepatan dan hasil belajar dapat lebih meningkat. Silberman (2006)
mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan menggunakan tipe Question Student
Have (QSH) adalah :
1. Guru menjelaskan materi kepada peserta didik.
2. Guru membagikan peserta didik dalam beberapa kelompok.
3. Guru memberikan potongan kertas kepada setiap peserta didik.
9
4. Guru meminta peserta didik untuk menulis satu pertanyaan apa saja yang
berkaitan dengan materi yang telah disampaikan
5. Membagikan potongan kertas tersebut keseluruh kelompok Searah jarum jam.
Ketika masing-masing potongan kertas dibagikan kepada peserta didik
berikutnya, dia harus membacanya dan memberikan tanda conteng pada
potongan kertas itu jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang
dihadapi peserta didik yang membacanya.
6. Ketika semua potongan kertas peserta didik kembali padanya pemiliknya, tiap
peserta didik harus meninjau semua pertanyaan kelompok.
7. Memerintahkan peserta didik untuk berbagi pertanyaan mereka secara suka rela,
sekalipun pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara (tanda conteng) paling
banyak.
8. Beri respon kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan:
a. Jawaban langsung secara singkat
b. Menunda jawaban sampai pada waktu yang tepat atau waktu membahas
topik tersebut
c. Menjelaskan bahwa pelajaran tidak akan sampai membahas pertanyaan
peserta didk tersebut.
9. Mengumpulkan semua potongan kertas. Potongan kertas tersebut mungkin berisi
pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan mendatang.
(Melvin L. Silberman, dalam Sarjuli, 2008 : 73-74).
Pada langkah ke- 8 bagian a, peneliti akan memodifikasikannya dengan memberikan
kesempatan kepada siswa yang memahami untuk menjelaskan ke depan kelas.
C. 5 Model Belajar Cooperative
Oxford dictionary (1992) mendefinisikan kooperasi (cooperation) sebagai
“bersedia untuk membantu” (to be of assistance or be willing to assist). Kooperatif juga
berarti bekerjasama untuk mencapai tujuan efektif dan efisien. Menurut Salvin (1987),
belajar kooperatif dapat membantu siswa dalam mendefinisikan struktur motivasi dan
10
organisasi untuk menumbuhkan kemitraan yang bersifat kolaboratif (Eveline dan
Hartini, 2010 : 114)
C.6 Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku
yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah
kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,
mengerjakan tugas-tugas, dan dapat bekerja sama dengan siswa lain, serta bertanggung
jawab terhadap tugas yang diberikan.
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar
sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Kalaulah dalam pengajaran tradisional asas
aktivitas juga dilaksanakan namun aktivitas tersebut bersifat semu (aktivitas semu).
Pengajaran modern lebih menitik beratkan pada aktivitas sejati. Siswa belajar sambil
bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, aspek-aspek
tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup
di masyarakat (Hamalik, 2009:171).
C. 7 Peluang
A. Peluang Suatu Kejadian dan Komplemennya
a.1 Percobaan, Ruang Sampel, dan Kejadian
Misalkan kita melemparkan sebuah dadu yang mepunyai 6 sisi ke atas. Setelah
dilempar, sisi yang berada diatas tentu hanya satu, misalnya sisi bermata dadu 5. Jika
setiap sisi diberi angka 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Kemungkinan munculnya setiap mata dadu
adalah sama. Dari kegiatan tersebut dinamakan percobaan. Sisi-sisi mata dadu
dinamakan ruang sampel, dan kejadian munculnya salah satu mata dadu pada sisi atas
dinamakan kejadian.
a.2 Peluang Suatu Kejadian
11
Misalkan dalam suatu percobaan mengakibatkan munculnya n hasil yang mungkin,
dengan masing-masing hasil mempunyai kesempatan yang sama ununcul. Jika kejadian
A dapat muncul sebanyak k kali, peluang kejadiannya dirumuskan dengan
P ( A )= kn
Pengertian diatas didasarkan pada pengertian klasik dari suatu peluang. Pengertian
mengenai peluang akan sangat mudah kalian pahami dengan menggunakan ruang
sampel. Misalkan ruang sampel dari suatu percobaan adalah S. Masing-masing anggota
sampel S mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul. Jika A suatu keadian,
dengan A⊂ S, peluangnya dapat dirumuskan dengan
P ( A )=n( A)n(S)
N (A) banyak anggota kejadian A dan n (S) banya anggota ruang sampel.
a.3 Komplemen Suatu Kejadian
misalkan A adalha kejadian munculnya angka 5 pada pelemparan sebuah mata dadu.
Jadi A = {5}. Kejadian munculnya angka bukan 5m yaitu Ac = {1,2,3,4,6} dinamakan
komplemen. Jadi jika P(Ac) peluang komplemen A dan P(A) peluang kejadian A,
berlaku P(Ac) = 1 – P(A)
a.4 Kisaran Nilai Peluang
misalkan A adalah kejaian daalam ruang sampel S. Tentu n(A) ≤n(S). Jika pada setiap
ruas diabgi dengan n(S), diperolah
0n(S)
≤ n (A )n(S)
≤ n(S)n (S )
Kerena 0≤ P (A )≤ 1, diperoleh n( A)n (S)
=P ( A ) .
12
Kemustahilan kepastianP ( A )
Jadi, niali peluang dari suatu kejadian berad pada interval tertutup [0,1].
Untuk P(A) = 0
Dianamakan kemustahilan dan untuk P(A)=1 dinamakan kepastian.
B. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian
Perhatikan kembali percoabaan pelemparan dadu bersisi 6. Peluang muncul setiap sisi
adalah sama, yaitu 1/6, jika pelemparan dilakukan sebanyak 60 kali, harapan muncul
suatu sisi adalh i/6 dari 60 kali leparan, yaitu 10 kali. Kemunculan 10 kali untuk satu
sisi inilah yang diharapkan terjadi pada pelemparnebanyak 60 kali. Hal ini dinamakan
frekuensi harapan. Frekuensi harapan Fn adalah banyak kejadian yang diharapkan dapat
terjadi pada suatu percobaan dan dirumuskan dengan FN ( A )=P ( A )× n dengan P(A)
peuang kejadian A dan n banyak percobaan.
C. Peluang Kejadian Majemuk
Misalkan A dan B adalah kejadian-kejadian dalam ruang sampel S. Peluang kejadian A
dan B dapat ditentukn dengan
P ( A∪B )=P ( A )+P ( B )−P (A ∩B)
c.1 Peluang Kejadian Saling Lepas
Jika A dan B adalah kejadian-kejadian dalam ruang sampel S yang saling lepas, peluang
A dan B dapat dirumuskan dengan P ( A∪B )=P ( A )+P ( B )
c.2 Peluang Kejadian Saling Bebas Stokastik
peluang kejadian A dan B saling lepas stokastik, P(A) peluang terjadinya kejadian A
dan P(B)peluang terjadinya B, peluang terjadinya A dan B, ditulis
P ( A ∩B )=P ( A )× P (B )
13
0 1
c.3 Peluang Kejadian Bersyarat
peluang kejadian B enga syarat kejadian A telah terjadi, dirumuskan dengan
P( B|A) = P (A ∩B)
P( A)
(Rosihan dan Indriyastuti, 2008 : 53-78
D. METODELOGI PENELITIAN
D.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan
bagaimana keaktifan siswa saat proses pembelajaran dan hubungannya pada hasil
belajar dengan menggunakan strategi QSH (Question Student Have) yang di
kombinasikan dengan model pembelajran kooperatif pada pokok bahasan Peluang di
Kelas XI IPA SMA Lingua Prima Indralaya.
D.2 Variabel atau Definisi Operasional Variabel
a. Aktivitas siswa dengan strategi QSH (Question Student Have) yang di
kombinasikan dengan model pembelajran kooperatif adalah aktivitas siswa yang
dilihat dari deskriptor aktivitas yang muncul pada saat pembelajaran berlangsung
yang didapat melalui lembar observasi dengan Strategi QSH (Question Student
Have).
b. Hasil Belajar siswa dengan strategi QSH (Question Student Have) yang di
kombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif adalah penguasaan
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik setelah melalui kegiatan
belajar menggunakan strategi QSH (Question Student Have) yang di kombinasikan
dengan model pembelajaran kooperatif, melalui penggunaan lembar kerja yang
memuat soal-soal pada pokok bahasan peluang.
D.4 Subjek Penelitian
14
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Lingua Prima
Indralaya. Peneliti menjadikan kelas ini sebagai subjek karena dari hasil observasi
peneliti bahwa salah satu masalah matematika ada di kelas ini yaitu keaktifan dan hasil
belajar siswa.
D.5 Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat Hasil
Belajar dan aktivitas siswa melalui strategi QSH (Question Student Have) yang di
kombinasikan dengan model pembelajran kooperatif pada pokok bahasan peluang.
Prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Persiapan Pengajaran
Dalam tahap ini hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah :
a. Materi pembelajaran
Dalam hal ini peneliti akan menyiapkan materi yang akan dibahas sebelum siswa
membentuk kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam
lembar kerja siswa tercantum Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator
yang akan dicapai, waktu dan tugas – tugas berupa soal yang harus didiskusikan.
b. Menyusun tes – tes kecil
Menyusun tes –tes kecil yang berfungsi sebagai pree-test dan post-test.
c. Menentukan skor
Skor ditentukan berdasarkan acuan yang telah dibuat peneliti. Penskoran dilakukan
untuk menilai aktivitas siswa dan hasil belajar.
d. Menetapkan anggota belajar (Kelompok)
Penetapan anggota ini dilakukan peneliti secara heterogen berdasarkan kemampuan
akademik siswa maupun dari ras, suku, budaya yang berbeda serta memperhatikan
kesetaraan gender.
2. Pelaksanaan Pengajaran
Pendahuluan :
a. Apersepsi, mengingat kembali materi yang berhubungan dengan materi yang
akan dipelajari, menjelaskan manfaat materi yang akan dipelajari.
15
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran.
d. Memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat kepada siswa mengenai kemampuan
awal siswa.
Inti :
a. Peneliti memberikan pree-test/kuis kepada setiap siswa secara individual
sehingga akan diperoleh hasil belajar siswa.
b. Siswa dibagi dalam kelompok kecil terdiri atas 4 sampai 5 orang.
c. Peneliti menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan Strategi dan metode
serta media yang sesuai.
d. Peneliti membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) berupa soal-
soal/permasalahan.
e. Siswa mengerjakan LKS dalam kelompok kecil yang telah dibentuk. Dalam
diskusi ini, siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi,
membandingkan jawaban dengan timnya, dan saling memperbaiki kesalahan
konsep yang dibuat oleh anggota tim.
f. Guru membagikan potongan-potongan kertas dan meminta siswa menuliskan
permasalahan/pokok bahasan materi yang belum dipahami dan mengecek
pertanyaan yang paling banyak kemudian meminta siswa yang paham untuk
menjelaskan di depan kelas. Begitu seterusnya
Penutup :
a. Dengan bimbingan peneliti, siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan
peneliti.
b. Setelah itu siswa diberikan tes secara individual. Ketika tes individual ini
masing-masing siswa tidak boleh saling membantu.
c. Peneliti menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
3. Pengolahan Data
Data aktivitas siswa diperoleh melalui lembar observasi. Data hasil belajar
matematika siswa diperoleh melalui tes tertulis secara individu, yaitu berupa tes uraian
pada akhir pembelajaran dan tes akhir (ulangan).
16
D.6 Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa pada pokok
bahasan peluang. Soal yang diberikan adalah soal yang berbentuk uraian yang
menggunakan tingkat kesulitan seperti Taksonomi Bloom sampai tingkat empat,
sebgai berikut;
Tabel 2. Domain Hasil Belajar
No. Hasil Belajar Indikator
1. a. Kognitif Mengenali dan mengetahui konsep,
prinsip, fakta, dan istilah
Memahami materi dan
memanfaatkannya.
Menggunakan ide-ide umum tata cara
ataupun metode, prinsip, dan teori-teori
dalam situasi baru dan konkret
Menguraikan situasi dan keadaan ke
dalam unsur-unsur atau komponen
pembentukkannya
( Zainal, 2012: 97)
2. Observasi
Observasi pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan Strategi QSH (Question Student Have). Adapun
indikator aktivitas siswa yang akan diobservasi adalah:
1) Memperhatikan penjelasan guru/teman
Deskriptornya:
a. Siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi didepan kelas
b. Siswa mendengarkan Strategi/model pembelajaran yang disampaikan
guru
17
c. Memperhatikan saat siswa lain mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas
2) Terlibat aktif dalam diskusi kelompok.
Deskriptornya:
a. Mengemukakan pendapat
b. Memberikan tanggapan atas pendapat orang lain
c. Mentransformasikan ide kepada teman yang lain
3) Menunjukkan minat yang besar terhadap pembelajaran matematika
Deskriptornya:
a. Siswa bersemangat dalam diskusi kelompok
b. Tertarik untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan
c. Siswa memberikan kesan yang positif pada akhir pembelajaran
4) Berani bertanya dan menjelaskan
Deskriptornya:
a. Siswa menuliskan pertanyaan sekitar materi terhadap yang belum
dipahami
b. Siswa maju ke depan kelas
c. Siswa menjelaskan kepada siswa lainnya yang dipahami
5) Membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran
Deskriptornya:
a. Kesimpulan yang diberikan relevan dengan pembelajaran
b. Kesimpulan yang dibuat benar-benar hasil kerja kelompok sendiri tanpa
pengaruh dari kelompok lain
c. Siswa dapat memberikan argumentasi untuk mempertahankan kesimpulan
yang mereka buat.
D.7 Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Tes
a. Test Individu (post test)
18
Nilai latihan siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor untuk setiap soal
test. Skor dikonversikan menjadi nilai dalam rentang 0-100 dengan perhitungan
sebagai berikut:
Nilai post-test ke-i = ∑ skor post test ke−iskor maksimal post test ke−i
x 100
Nilai rata-rata post-test = p 1+ p 2+ p3
3
Keterangan:
T1 = Nilai Post-Test 1
T2 = Nilai Post-Test 2
T3 = Nilai Post-Test 3
b. Tes Akhir (Ulangan)
Nilai tes akhir diperoleh dengan cara mengacu pada indikator hasil belajar
kognitif yang tampak pada setiap soal. Skor siswa dikonversikan menjadi nilai
dalam rentang 0-100, dengan cara:
Nilai Ulangan Siswa = ∑ jumlahbenarskor maksimal
x 100
c. Nilai Akhir Siswa
Nilai Akhir kemampuan representasi dengan Strategi QSH (Question Student
HaveI) diperoleh dari 45% nilai post test dan 55% nilai tes akhir (ulangan).
Adapun rumusannya adalah sebagai berikut:
Nilai Akhir = (45 X nilai post test )+(55 x nilai tes akhir)
100 x 100
d. Selanjutnya skor hasil belajar siswa dikonversikan ke dalam tabel penilaian
hasil belajar seperti pada tabel berikut:
Tabel 4. Kategori Hasil Belajar Siswa
Nilai Siswa Kategori Penilaian
19
80 – 100
66 – 79
60 – 65
31 – 59
0 – 30
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
(Modifikasi Arikunto, 2010:245)
2. Analisis Data Observasi
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data observasi adalah
sebagai berikut:
1. Membuat kisi-kisi tabel observasi
2. Menentukan indikator dan deskriptor yang akan dicapai siswa pada proses
pembelajaran
3. Melakukan validasi
4. Menyempurnakan berdasarkan pertimbangan saat validasi
5. Memberi tanda centang (√) pada lembar observasi untuk siswa yang telah
mencapai deskriptor
6. Data yang didapat dari lembar observasi diberi skor. Adapun pemberian skor
adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Penyekoran Data Observasi
Skala Penyekoran Indikator
0
1
2
3
Tidak satupun deskriptor tampak
Satu deskriptor tampak
Dua deskriptor tampak
Tiga deskriptor tampak
Dengan lima indikator kemungkinan skor terbesar adalah 15 dan terkecil adalah
0, sehingga interval dengan skor rata-rata 0-15. Penulis membagi interval ini menjadi 4
selang dengan jarak masing-masing 15/4 = 3,75 rentangnya adalah sebagai berikut
20
Tabel 5. Kategori Aktivitas Belajar Siswa
( Sudjana, 2005 :70)
Daftar Pustaka
Arifin Zainal. 2012. Evauasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
Dimyati dan Mujiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Eveline dan Hartini.2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Hariwijaya. 2009. Meningkatkan Kecerdasan Matematika. Yogjakarta : Tugupublisher
Melvin L. Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan
Sarjuli et al.), hlm. 73-74
Rosihan dan Indriyastuti. 2008. Matematika 2 Untuk SMA dan MA. Solo : Pt Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Suharsimi Arikunto.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineke Cipta
21
Skor rata-rata Kategori Aktivitas
11,25 – 15
7.5 – 11,25
3,75 – 7,5
0 – 3,75
Sangat Aktif
Aktif
Kurang Aktif
Sangat Kurang Aktif