Akuntansi utk perusahaan kontraktor

33
88 BAB IV PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PROYEK KONTRAKTOR KECIL Sistem akuntansi proyek merupakan bagian dari sistem akuntansi perusahaan. Proses akuntansi proyek harus terintegrasi dengan proses akuntansi perusahaan. Laporan keuangan dari semua proyek yang ditangani oleh kontraktor bersama laporan kegiatan kantor yang tidak berkaitan dengan proyek akan digabungkan menjadi satu menjadi laporan keuangan perushaan. Gambaran dari proses akuntansi perusahaan dan proses akuntansi proyek terlihat dalam Gambar 4.1. Gambar 4.1. Proses Akuntansi Proyek dan Proses Akuntansi Perusahaan Untuk pengawasan dan pengendalian biaya proyek, setiap biaya aktual proyek harus ditelusuri untuk dibandingkan dengan biaya rencana. Pengawasan dan pengendalian biaya proyek dilakukan hingga level proyek. Walaupun biaya aktual proyek sudah tercatat dalam general ledger, namun general ledger tidak dapat mendetailkan biaya untuk setiap item pekerjaan dan setiap item biaya. General ledger dipersiapkan untuk membuat laporan keuangan perusahaan dimana merupakan rangkuman semua transaksi perusahaan. Kebutuhan pendetailan biaya dalam setiap item biaya dan item pekerjaan dapat dilakukan dengan pembukuan proyek atau yang disebut dengan job cost ledger. Proyek 1 Proyek 2 Proyek 3 Proses Akuntansi untuk Laporan Keuangan Perusahaan Laporan Keuangan Proyek 1 Proses Akuntansi untuk Laporan Keuangan Proyek Laporan Keuangan Proyek 2 Laporan Keuangan Proyek 3 Kegiatan Kantor Laporan Keuangan Perusahaan

description

Referensi dasar akuntansi untuk perusahaan kontraktor

Transcript of Akuntansi utk perusahaan kontraktor

Page 1: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

88

BAB IV PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PROYEK KONTRAKTOR

KECIL

Sistem akuntansi proyek merupakan bagian dari sistem akuntansi perusahaan.

Proses akuntansi proyek harus terintegrasi dengan proses akuntansi perusahaan.

Laporan keuangan dari semua proyek yang ditangani oleh kontraktor bersama

laporan kegiatan kantor yang tidak berkaitan dengan proyek akan digabungkan

menjadi satu menjadi laporan keuangan perushaan. Gambaran dari proses

akuntansi perusahaan dan proses akuntansi proyek terlihat dalam Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Proses Akuntansi Proyek dan Proses Akuntansi Perusahaan

Untuk pengawasan dan pengendalian biaya proyek, setiap biaya aktual proyek

harus ditelusuri untuk dibandingkan dengan biaya rencana. Pengawasan dan

pengendalian biaya proyek dilakukan hingga level proyek. Walaupun biaya aktual

proyek sudah tercatat dalam general ledger, namun general ledger tidak dapat

mendetailkan biaya untuk setiap item pekerjaan dan setiap item biaya. General

ledger dipersiapkan untuk membuat laporan keuangan perusahaan dimana

merupakan rangkuman semua transaksi perusahaan. Kebutuhan pendetailan biaya

dalam setiap item biaya dan item pekerjaan dapat dilakukan dengan pembukuan

proyek atau yang disebut dengan job cost ledger.

Proyek 1 Proyek 2 Proyek 3

Proses Akuntansi untuk Laporan Keuangan Perusahaan

Laporan Keuangan Proyek 1

Proses Akuntansi untuk Laporan Keuangan Proyek

Laporan Keuangan Proyek 2

Laporan Keuangan Proyek 3

Kegiatan Kantor

Laporan Keuangan Perusahaan

Page 2: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

83

Gambar 4.2 merupakan gambaran dari sistem akuntansi dan kaitannya dengan

Earned Value Management System (EVMS). EVMS dimulai dari fase

perencanaan proyek hingga pengendalian dari pelaksanaan proyek. Sistem

akuntansi berfingsi untuk memproses semua transaksi baik yang terjadi dalam

proyek dan diluar proyek. Dalam penelitian ini perancangan sistem akuntansi

dilakukan hanya mencakup untuk sistem akuntansi proyek. Sistem akuntansi

proyek merupakan bagian dari pengendalian proyek. Sistem akuntansi digunakan

terutama untuk mendapatkan data ACWP dan BCWP yang digunakan untuk

perhitungan kinerja dengan konsep earned value.

 

Gambar 4.2. Skema Hubungan Sistem Akuntansi dengan EVMS

Page 3: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

84

Perbaikan sistem akuntansi proyek agar memiliki sistem penelusuran yang kuat

dan penetapan prosedur menempati prioritas pertama dan kedua. Sistem akuntansi

yang dirancang dengan metode percentage of completion karena metode ini

memberikan penelusuran yang kuat dalam terutama kaitannya dengan pendapatan

sesuai dengan kemajuan pekerjaan dan digunakan untuk mengestimasi profit yang

diperoleh dari pelaksanaan proyek. Dengan metode ini, data BCWP juga dapat

dihasilkan dari sistem akuntansi proyek karena laporan kemajuan proyek akan

diproses dalam sistem akuntansi proyek. Penetapan prosedur penaganan untuk

setiap transaksi berdasarkan metode akuntansi yang telah ditetapkan. Perancangan

sistem dimulai dari pengumpulan dokumen transaksi yang menjadi data input

dalam sistem akuntansi, proses akuntansi hingga laporan yang dihasilkan.

Bagan alir dari sistem akuntansi yang dirancang diperlihatkan dalam Gambar 4.3

dimana sistem yang dirancang dimualai dari proses pengumpulan data yang

digunakan sebagai input dalam proses akuntansi proyek, proses akuntansi proyek

yang didalamnya sudah tergabung dengan sistem penilaian kinerja proyek

berdasarkan konsep earned value dan menghasilkan laporan keuangan proyek

serta laporan kinerja proyek.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa kontraktor kecil sudah melakukan

pencatatan untuk semua item transaksi biaya selama pelaksanaan proyek.

Kaitannya dalam sistem akuntansi yang dirancang dalam Gambar 4.3, kontraktor

kecil belum melakukan pencatatan biaya dalam setiap item pekerjaan dan

menndistrisbusikan biaya tidak langsung dalam setiap item pekerjaan. Dalam

proses akuntansi dan penerapan EVMS dalam sistem akuntansi proyek, kontraktor

kecil belum melakukan penilaian kinerja berdasarkan formula earned value secara

menyeluruh. Kontraktor kecil melakukan penilaian kinerja terhadap pelaksanaan

proyek hanya sebatas biaya dan kemajuan aktual dan rencana proyek. Analisa

kinerja untuk setiap item pekerjaan belum dapat dilakukan kontraktor kecil karena

pencatatan biaya untuk setiap item pekerjaan belum dilakukan.

Page 4: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

85

Gambar 4.3. Bagan Alir Rancangan Sistem Akuntansi Proyek

Page 5: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

86

IV.1. Pengumpulan Dokumen Transaksi

Setiap transaksi yang terjadi selama pelaksanaan proyek akan mempengaruhi

kondisi keuangan kontraktor dan menyebabkan perubahan keseimbangan pada

asset, liability, equity, pendapatan ataupun pengeluaran. Saat pelaksanaan proyek

terjadi pengkonsumsian sumberdaya agar proyek dapat diselesaikan. Kewajiban

kontraktor adalah mendatangkan sumberdaya dan menggunnakannya dalam setiap

item pekerjaan. Sebagai contoh adalah ketika kontraktor membeli material, maka

terjadi perubahan dalam asset kontraktor berupa pengurangan kas bila dilakukan

pembayaran secara tunai atupun perubahan dalam kewajiban kontraktor berupa

bertambahnya hutang kontraktor. Penyeimbangan dari pembelian material berupa

bertambahnya jumlah material dalam proyek.

Transaksi yang terjadi diikuti dengan munculnya dokumen transaksi yang

merupakan bukti visual dari transaksi. Dokumen transaksi sebagai bukti visual

harus dapat memperlihatkan nilai dari transaksi, jenis transaksi, tanggal kejadian

serta pihak yang terlibat dalam transaksi. Bila dilakukan pembelian material maka

akan muncul faktur pembelian material dimana akan tercantum nilai dari

pembelian material, sistem pembelian material berupa tunai ataupun dengan

pembayaran mundur ke belakang, nama supplier dan tanggal pembelian.

Sistem akuntansi dimulai dari pengumpulan dokumen transaksi. Pengumpulan

dokumen transaksi bertujuan untuk mengumpulkan data yang digunakan sebagai

input dalam proses akuntansi. Dalam sistem administrasi proyek, semua dokumen

transaksi harus disimpan sebagai bukti visual transaksi dan disusun secara teratur

agar memudahkan dalam pencarian bila diperlukan. Transaksi yang terjadi dan

dokumen yang ada dalam proyek kontraktor kecil serta data yang digunakan

sebagai input dalam proses transaksi diperlihatkan dalam Tabel 4.1.

Page 6: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

87

Tabel 4.1. Dokumen Transaksi sebagai Sumber Data Proses Akuntansi Proyek

No Dokumen Transaksi Data yang Tercantum • Penggunaan tenaga kerja

per hari Bila tenaga kerja menggunakan upah harian maka biaya tenaga kerja. Bila sistem pembayaran lump sum maka biaya tenaga kerja diketahui perhari diketahui dari volume pekerjaan yang dihasilkan.

• Penggunaan peralatan Untu peralatan sewa biaya peralatan perhari dapat diketahui dari jumlah waktu penggunaan peralatan dikalikan harga sewa peralatan perhari, biaya bahan bakar dan operator bila digunakan. Untuk perlatan yang dimiliki sendiri maka harus menetapkan biaya peralatan perhari yang dihitung berdasarkan biaya kepemilikan, depresiasi, perbaikan dan perawatan, bahan bakar, operator bila ada serta waktu rencana penggunaan alat.

• Penggunaan material Biaya material perhari diketahui dari pencatatan volume penggunaan material yang dikalikan harga persatuan unit material.

1. Laporan harian

• Kemajuan proyek Dengan metode percentage of completion maka setiap kemajuan proyek akan dihitung sebagai pendapatan kontraktor berdasarkan prosentase kemajuan proyek dikalikan nilai kontrak proyek. Bila kontraktor belum mengeluarkan tagihan maka akan masuk dalam pendapatan belum tertagih (cost & estimate earnings in excess of billings)

2. Faktur pembayaran upah tenaga kerja

• Pembayaran upah tenaga kerja

Diketahui besarnya kewajiban kontraktor yang sudah dibayarkan kepada tenaga kerja, pengurangan kas kontraktor dan asuransi.

3. Faktur pembelian, pembayaran dan penerimaan material

• Pembelian, pembayaran dan penerimaan material

Diketahui kewajiban dan kewajiban yang sudah dibayar, jumlah material yang didatangkan serta pajak.

4. Faktur pembayaran peralatan sewa

• Pembayaran peralatan sewa

Diketahui kewajiban kontraktor yang sudah dibayarkan kepada penyewa peralatan, pengurangan kas kontraktor dan pajak.

Page 7: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

88

Tabel 4.1. Dokumen Transaksi sebagai Sumber Data Proses Akuntansi Proyek

(lanjutan 1)

No Dokumen Transaksi Data yang Tercantum 5. Tagihan dan

pembayaran dari pemilik proyek

• Pembayaran pelaksanaan proyek

Diketahui hak yang sudah dibayar oleh pemilik proyek, jumlah kenaikan kas kontrakor dan pajak. Dengan metode percentage of completion maka ketika tagihan dikirim tidak dihitung sebagai hak kontraktor karena sudah diperhitungkan berdasarkan kemajuan pekerjaan.

6. Timesheet dan faktur pembayaran gaji staf proyek

• Penggunaan staf proyek Dari timesheet akan diketahui kewajiban kontraktor sedangkan dari faktur pembayaran gaji staf proyek diketahui kewajiban yang sudah dibayarkan. Bila tidak ada timesheet maka setiap pencatatan data transaksi harus ada penyesuaian untuk kewajiban kontraktor untuk pembayaran gaji seperti dalam perhitungan kewajiban kontraktor berdasarkan timesheet.

7. Faktur pembayaran operasional kantor

• Pembayaran tagihan biaya operasional kantor seperti listrik, telpon, administrasi

Diketahui pengeluaran biaya operasioanal kantor proyek dan pengurangan kas kontraktor.

8. Faktur pajak & asuransi

• Pembayaran pajak dan asuransi

Diketahui kewajiban pajak dan asuransi yang dibayar dan pengurangan kas kontraktor.

IV.2. Proses Akuntansi Proyek

Setelah dilakukan pengumpulan data dari dokumen transaksi, proses akuntansi

dilakukan mulai dari pencatatan data transaksi, pemilahan dan pengelompokkan

transaksi yang dicatat dalam jurnal ke dalam general ledger dan subsidiary ledger

serta menentukan keseimbangan untuk masing-masing akun transaksi. Setelah

menentukan keseimbangan dari masing-masing akun, sebagai persiapan

pembuatan laporan keuangan untuk beberapa akun memerlukan penyesuaian.

Setelah dilakukan penyesuaian maka laporan keuangan proyek dapat dibuat

berdaarkan pembukuan yang sudah disesuaikan. Selain laporan keuangan proyek,

untuk menilai kinerja kontraktor dalam pelaksanaan proyek maka perhitungan

kinerja berdasarkan formula earned value dilakukan yang dimulai dari distribusi

biaya tidak langsung ke dalam masing-masing item pekerjaan.

Page 8: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

89

IV.2.1. Pencatatan, Pemilahan, Pengelompokkan Transaksi serta

Menentukan Keseimbangan Akun

Pencatatan transaksi dalam jurnal dilakukan sebagai awal proses akuntansi.

Fungsi dari jurnal untuk mencatat secara kronologis sesuai urutan waktu kegiatan

transaksi kontraktor selama pelaksanaan proyek. Setelah dilakukan pencatatan

transaksi dalam jurnal, semua transaksi dipilah dan dimasukkan dalam

pembukuan sesuai dengan kelompok akunnya. Pembukuan berisi semua data

keuangan yang tercatat dalam sistem akuntansi. Pembukuan terbagi atas general

ledger dan subsidiary ledger. General ledger berisi akun-akun yang didetailkan

dalam subsidiary ledger. Dalam setiap pembuatan laporan keuangan diperlukan

penyesuaian akun-akun yang belum tercatat dalam jurnal dan kemudian

dimasukkan dalam pembukuan. Laporan keuangan dibuat dari rangkuman data

dari pembukuan. Biaya aktual proyek dan pendapatan yang dihitung dari

kemajuan proyek diperoleh dari sistem akuntansi. Data tersebut bersama jadwal

dan biaya rencana dapat diproleh kinerja proyek dengan menggunakan formula

earned value.

IV.2.1.1. Kode Struktur Akun, Biaya dan Pekerjaan

Dalam pencatatan transaksi selain tanggal dan nilai transaksi juga disertakan

pencatatan kode baik kode struktur akun, kode biaya dan kode pekerjaan agar

memudahkan dalam pemilahan dan pengelompokkan dalam pembukuan proyek.

Dengan digunakannya beberapa macam kode maka sistem kode yang dirancang

berupa kode kelompok. Penggunaan kode kelompok memberikan beberapa

manfaat yaitu :

a. Sangat fleksibel dalam mengakomosasi bertambahnya akun yang dicatat.

b. Kode kelompok dapat merangkum informasi lebih ringkas dengan

keterbatasan ruang yang ada.

c. Kode kelompok dapat menunjukkan hierarki data.

d. Kode kelompok memungkinkan bagi pengguna memilah dan

mengelompokkan data sesuai dengan tempatnya.

Page 9: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

90

Untuk mengelompokkan transaksi dalam struktur akun diperlukan identifikasi

transaksi yang terjadi selama pelaksanaan proyek. Transaksi yang terjadi dipilah

untuk dimasukkan akun balance sheet dan income statement. Pemilahan akun

dalam balance sheet dan income statement mengikuti Untuk akun yang yang

dimasukkan dalam balance sheet dipilah lagi dalam asset, liability dan equity.

Sedangkan akun yang masuk dalam income statement dipilah lagi dalam revenue

(pendapatan) dan cost (biaya).

Struktur akun untuk kontraktor kecil dibuat sederhana karena transaksi yang

muncul dalam pelaksanaan proyek tidak serumit proyek yang ditangani kontraktor

besar. Proyek yang ditangani kontraktor kecil tidak banyak melibatkan banyak

pihak. Kode dibuat berdasar urutan struktur akun yang dirancang diperlihatkan

dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Struktur Akun Kontraktor Kecil

No Akun Nama Akun Keterangan Asset 100 Kas Uang tunai yang dipegang kontraktor di proyek

ataupun di kantor 101 Kas di bank Uang yang disimpan di bank. 110 Piutang pemilik proyek Tagihan yang belum dibayar pemilik proyek 111 Retensi pemilik proyek Retensi dari pembayaran pemilik proyek 112 Kemajuan proyek belum

tertagih Kemajuan proyek yang belum ditagihkan kepada pemilik proyek

113 Piutang Hak yang dimiliki kontraktor. Misalnya ketika dailakukan pembayaran awal material dan subkontraktor.

120 Inventaris material Jumlah material yang belum digunakan dalam pelaksanaaproyek baik dilokasi proyek ataupun gudang kontraktor.

130 Jaminan dan garansi Deposit jaminan yang harus diberikan kontraktor . akun ini tidak tercatat dalam proyek namun tercatat di kantor. Akun ini tidak tercatat dalam proyek.

140 Tanah & bangunan Niai tanah dan bangunan yang dimiliki kontraktor. Akun ini tidak tercatat dalam proyek.

141 Akumulasi depresiasi tanah & bangunan

Pengurangan nilai tanah dan bangunan yang dimiliki kontraktor. Akun ini tidak tercatat dalam proyek.

150 Peralatan & kendaraan Nilai peralatan dan kendaraan yang dimiliki oleh kontraktor. Akun ini tidak tercatat dalam proyek.

151 Akumulasi depresiasi peralatan & kendaraan

Pengurangan nilai peralatan & kendaraan yang dimiliki kontraktor. akun ini tidak tercatat dalam proyek. Akun ini tidak tercatat dalam proyek.

160 Pembayaran awal pajak & asuransi

Untuk pembayaran pajak dan asuransi yang dibayar dimka seperti pajak kendaraan bermotor.

170 Asset lain Akun untuk asset yang tidak tercantum dalam struktur akun di atas

Page 10: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

91

Tabel 4.2. Struktur Akun Kontraktor Kecil (lanjutan1)

No Akun Nama Akun Keterangan Liability 200 Hutang Tagihan yang belum dibayar kepada pekerja, supplier

subkontraktor, penyewa alat 210 Pajak tertahan Pajak yang belum dibayarkan seperti PPN proyek. 220 Asuransi belum terbayar Asuransi yang belum terbayar. 230 Pembayaran diluar

kemajuan proyek Adalah hak kontraktor yang sudah dibayarkan pemilik proyek sebelum pelaksanaan proyek (billing in excess of cost & estmate profit), misalnya adalah pembayaran dimuka sebelum pelaksanaan proyek.

240 Kewajiban jangka pendek lain

Kewajiban kontraktor yang tidak tersebut dalam struktur akun di atas

250 Kewajiban jangka panjang

Kewajiban kontraktor untuk jangka panjang misalnya peminjaman dari bank.

Equity 300 Modal Jumlah modal yang dimiliki oleh kontraktor. Dalam

setiap penutupan pembukuan, laba/rugi yang diperoleh setiap proyek akan beralih menjadi modal bagi kontraktor.

310 Laba/rugi Laba/rugi yang diperoleh kontraktor Income & Expense 400 Pendapatan proyek Pendapatan yang diperoleh kontraktor yang dinilai dari

kemajuan proyek. pendapatan ini didetailkan dalam pendapatan untuk setiap item pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak.

410 Biaya proyek Merupakan biaya yang dikeluarkan kontraktor. detail biaya pelaksanaan proyek dibuat dalam pembukuan sendiri yang mencantumkan biaya material, biaya tenaga kerja, biaya peralatan, biaya subkontraktor dan biaya tidak langsung untuk keseluruhan proyek dan masing-masing item pekerjaan.

420 Penggunaan peralatan dalam proyek

Akun ini merupakan kontra akun untuk biaya peralatan proyek bila peralatan digunakan milik sendiri.

421-429 Biaya kepemilikan peralatan

Untuk peralatan yang dimiliki sendiri maka biaya perlatan yang diperhitungkan adalah depresiasi, perbaikan dan perawatan, asuransi kendaraan dan biaya bahan bakar. Akun ini tidak tercatat dalam proyek.

430 Pendapatan lain Bila kontraktor memiliki pendatapatan lain diluar pelaksanaan proyek.

440 Pengeluaran umum & administrasi kantor

Biaya yang termasuk dalam akun ini adalah gaji karyawan baik di kantor maupun proyek, biaya operasional kantor, pajak dan asuransi.

450 Biaya kantor yang didistribusikan dalam proyek (kredit)

Biaya umum dan administrasi kantor didistribusikan dalam biaya proyek agar dapat diketahui beban yang ditanggung masing-masing proyek.

Keterangan : akun yang digunakan dalam laporan keuangan proyek & perusahaan

akun yang digunakan dalam laporan keuangan perusahaan

Page 11: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

92

Struktur akun untuk kontarktor kecil dalam Tabel 4.2 diurutkan berdasar akun

untuk balance sheet dan income statement. No akun 100 hingga 170 merupakan

akun yang termasuk asset dalam balance sheet. No akun 200 hingga 270

merupakan akun yang termasuk liability. No akun 300 dan 310 adalah akun untuk

equity. No akun 400 hingga 450 adalah akun yang muncul dalam income stetment.

Struktur akun dalam Tabel 4.2 terdapat akun yang digunakan dalam laporan

keuangan proyek dan akun yang digunakan untuk laporan keuangan perusahaan

kontraktor. Perancangan sistem ini memfokuskan kepada akun-akun yang muncul

dalam laporan keuangan proyek. Akun yang dimunculkan dalam keuangan

perusahaan laporan selain akun dari laporan keuangan proyek juga merupakan

akun yang berkaitan dengan asset ataupun kewajiban jangka panjang. Contohnya

adalah peralatan yang dimiliki kontraktor, tanah dan bangunan. Pencatatan

transaksi penggunaan peralatan dimasukkan dalam biaya proyek dalam income

statement, pengurangan net worth dalam balance sheet proyek. Biaya penggunaan

peralatan sendiri akan dimasukkan dalam pendapatan peralatan dalam laporan

keuangan perusahaan. Keseimbangan akun lainnya yang terkait dengan peralatan

seperti nilai peralatan, deperesiasi, pajak, asuransi, perbaikan dan perawatan untuk

penggunaan peralatan dihitung untuk laporan keuangan perusahaan.

Untuk mencatat biaya sesuai dengan pengelompokkan item biaya digunakan kode

biaya agar mudah dalam melakukan pemilahan dan pengelompokkan biaya dalam

subsidiary ledger biaya pelaksanaan proyek. Biaya proyek konstruksi secara garis

besar terbagi dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung

dikelompokkan lagi menjadi material, tenaga kerja, peralatan dan subkontraktor.

Dalam Tabel 4.3 diperlihatkan contoh kode biaya dimana kode yang digunakan

adalah kode numerik. Digit pertama kode menunjukkan kelompok biaya. Biaya

tenaga kerja diberi kode 1, biaya biaya material diberi kode 2, biaya perlatan

diberi kode 3, baya subkontraktor diberi kode 4 dan biaya tidak langsung diberi

kode 5. Tiga digit terakhir merupakan kode urutan dari item dari masing-masing

kelompok biaya.

Page 12: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

93

Tabel 4.3. Contoh Kode Biaya untuk Kontraktor Kecil

Kode Item Biaya Kode Item Biaya Tenaga kerja Peralatan 1000 Mandor 3000 Molen 1010 Tukang kayu 3010 Stamper 1020 Tukang batu 3020 Bar Cutting 1030 Tukang besi 3030 Bar Bender 1040 Pekerja 3040 Vibrator Material Biaya Tidak Langsung 2000 Semen 4000 Staf Proyek 2010 Pasir 4010 Listrik 2020 Kerikil 4020 Telepon 2030 Besi Tulangan 4030 Pajak 2040 Kayu 4040 Distribusi Overhead

Kantor

Dalam pengelompokan biaya dapat digunakan kode blok dimana urutan kode

tertentu digunakan untuk mengelompokkan biaya yang sejenis. Misalnya adalah

untuk kode 2030 hingga 2039 digunakan untuk kode baja tulangan dengan

berbagai jenis diameter dari besi tulangan. Bila biaya umum dan administrasi

yang muncul dikantor ingin didistribusikan dalam biaya proyek, dapat

dicantumkan dalam item biaya tidak langsung.

Untuk mengelompokkan pendapatan dan biaya dalam setiap item pekerjaan

diperlukan kode pekerjaan. Pengelompokan pekerjaan dapat dilakukan berdasar

WBS proyek bila kontraktor belum memiliki pengelompokkan item pekerjaan.

Fungsi dari kde item pekerjaan adalah untuk mengetahui detail dari setiap akun

berdasar item pekerjaan. Akun yang didetailkan dalam setiap item pekerjaan

dalam balance sheet adalah piutang pemiliki proyek, kemajuan proyek yang

belum tertagih, pendapatan dan biaya proyek. Adanya pengelompokkan

pendapatan dan biaya proyek dalam setiap item pekerjaan maka dapat dilakukan

analisa kinerja pekerjaan dengan konsep earned value. Kode yang digunakan

untuk item pekerjaan dapat digunakan kode numerik yang memeperlihatkan level

dari setiap item pekerjaan dan urutannya dalam pelaksanaan proyek. Tabel 4.3

merupakan contoh penggunaan kode untuk setiap item pekerjaan berdasarkan

WBS proyek gedung.

Page 13: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

94

Tabel 4.4. Contoh Kode untuk Item Pekerjaan Gedung

Kode Pekerjaan 1 Persiapan 2 Pondasi 3 Kolom 4 Balok & pelat 5 Struktur atap 6 Pekerjaan dinding 7 Pekerjaan lantai 8 Pekerjaan pintu dan jendela 9 Finishing 10 Mekanikal & Elektrikal

IV.2.1.2. Perubahan Akun dalam Setiap Transaksi

Setiap transaksi yang terjadi mempengaruhi perubahan akun yang tercatat dalam

sistem akuntansi. Pencatatan transasksi dalam jurnal terdiri atas debet dan kredit

dan setiap transaksi akan mempengaruhi akun yang berbeda-beda. Perubahan

akun dari setiap transaksi harus seimbang dalam akun yang sama dimana jumlah

debet harus sama dengan jumlah kredit. Dalam balance sheet, penambahan dalam

akun asset diikuti dengan penambahan dalam akun liability dan equity. Hal yang

sama juga terjadi bila kredit bertambah dalam akun asset maka kredit bertambah

dalam akun liability dan equity. Perubahan akun untuk setiap transksi ini

ditetapkan sebagai prosedur yang dalam menangani setiap jenis transaksi.

Pembahasan perubahan akun dalam setiap transaksi yang terjadi selama

pelaksanaan proyek kontraktor kecil terdapat dalam paragraf di bawah ini.

Pembahasan perubahan akun dari setiap transaksi yang terjadi selama pelaksanaan

proyek mengacu pada daftar akun dalam Tabel 4.1.

1. Transaksi Tenaga Kerja

Sistem pembayaran tenaga kerja yang dilakukan kontraktor kecil ada dua

macam yaitu berupa upah harian dan sistem lumpsum atau sering disebut

borongan. Pembayaran dengan sistem lumpsum dilakukan kepada satu tim

pekerja dibawah seorang mandor. Periode pembayaran baik pekerja dengan

upah harian maupun lumpsum dilakukan dalam mingguan.

Page 14: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

95

Untuk pencatatan biaya pekerja dimana pembayaran dilakukan dengan cara

lumpsum harus dihitung terlebih dahulu biaya pekerja persatuan unit

pekerjaan, kemudian dalam laporan harian proyek biaya pekerja dicatat

berdasar unit pekerjaan yang telah diselesaikan. Untuk pekerja dengan upah

harian maka pencatatan dalam laporan pekerjaan adalah jumlah pekerja yang

terlibat dalam pekerjaan tersebut serta jumlah waktu pelaksanaan pekerjaan.

Perhitungan biaya pekerja untuk setiap item pekerjaan ditampilkan dalam

Gambar 4.4 dan perubahan akun untuk transaksi pekerja diperlihatkan dalam

Tabel 4.5.

Gambar 4.4. Perhitungan Biaya Pekerja Setiap Item Pekerjaan

Table 4.5. Perubahan Akun Transaksi Tenaga Kerja Akun Perubahan Dokumen Transaksi

Pembayaran awal pekerja Balance sheet Kas X Berkurang Piutang X Bertambah

Faktur pembayaran pekerja

Penggunaan pekerja dalam pelaksanaan proyek Balance sheet Hutang Y Bertambah Laba/rugi Y Berkurang Income statement Biaya proyek Y Bertambah Profit Y Berkurang

Laporan harian proyek

Pembayaran pekerja di akhir minggu Balance sheet Kas Y-X Berkurang Hutang Y-X Berkurang

Faktur pembayaran pekerja

Nilai lumpsum pekerjaan

Volume pekerjaan

Biaya pekerja/volume

Laporan harian

Volume kemajuan pekerjaan

Upah harian

Biaya pekerja setiap item pekerjaanJumlah pekerja &

waktu pelaksanaan per item pekerjaan

Page 15: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

96

Biaya asuransi pekerja tidak muncul dalam perubahan akun dalam Tabel 4.5

karena kontraktor kecil belum mengasuransikan para pekerjanya. Para pekerja

juga tidak dikenakan pajak penghasilan sehingga perhitungan biaya pekerja

tidak memasukkan biaya pajak pengahasilan. Bila muncul transaksi asuransi

pekerja untuk kontraktor yang telah mengasuransikan para pekerjanya maka

setiap pencatatan penggunaan pekerja ditambahkan hutang asuransi dimana

dalam balance sheet akan mengurangi akun laba/rugi dan dalam income

statement akan menambah biaya proyek.

2. Transaksi Material

Cara pembayaran material yang dilakukan kontraktor kecil ada dua macam

yaitu pembayaran langsung dengan pelunasan dan pembayaran dengan

retensi. Sedangakan jenis material ada yang disimpan dalam inventaris

proyek dan ada yang langsung digunakan dalam pelaksanaan proyek. Contoh

material yang langsung digunakan adalah beton readymix. Dalam Tabel 4.6

disajikan perubahan akun untuk transaksi yang berkaitan dengan material.

Tabel 4.6. Perubahan Akun untuk Transaksi Material Akun Perubahan Dokumen Transaksi

Pembelian lunas material sejumlah X dan material langsung didatangkan Balance sheet Kas X Berkurang Inventaris X Bertambah

Faktur pembayaran & bukti penerimaan material

Pembelian lunas material yang tidak memerlukan invetaris dan langsung digunakan Balance sheet Kas X Berkurang Laba/rugi X Berkurang Income statement Biaya proyek X Bertambah Profit X Berkurang

Faktur pembayaran, bukti penerimaan material & laporan harian proyek

Pembelian lunas material dan pembayaran lunas sejumlah X dan material belum didatangkan Balance sheet Kas X Berkurang Piutang X Bertambah

Faktur pembayaran material

Kedatangan material sejumlah X Balance sheet Inventaris material X Bertambah Piutang X Berkurang

Bukti penerimaan & faktur pembelian material

Page 16: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

97

Tabel 4.6. Perubahan Akun untuk Transaksi Material (lanjutan1) Akun Perubahan Dokumen Transaksi

Pembelian material sejumlah X dengan pembayaran awal sejumlah Y dengan retensi dan material belum didatangkan Balance sheet Kas Y Berkurang Piutang (pembayaran awal) Y Bertambah

Faktur pembelian material

Kedatangan material dari pembelian material sejumlah X dengan pembayaran awal sejumlah Y dengan retensi Balance sheet Inventaris material X Bertambah Piutang (pembayaran awal) Y Berkurang Hutang supplier X-Y Bertambah

Bukti penerimaan material

Kedatangan material dari pembelian material sejumlah X dengan pembayaran awal sejumlah Y dengan retensi serta material langsung digunakan Balance sheet Piutang (pembayaran awal) Y Berkurang Hutang X-Y Bertambah Laba/rugi X Berkurang Income statement Biaya proyek X Bertambah Profit X Berkurang

Faktur pembelian, pembayaran, bukti penerimaan material & laporan harian proyek

Pembayaran retensi dari pembelian material sejumlah X dengan pembayaran awal sejumlah Y Balance sheet Kas X-Y Berkurang Hutang X-Y Bertambah

Faktur pembayaran retensi

Penggunaan material sejumlah X Balance sheet Inventaris X Berkurang Laba/rugi X Berkurang Income statement Biaya proyek X Bertambah Profit X Berkurang

Laporan harian proyek

Bila terdapat penumpukan material yang sama dengan harga yang berbeda

maka pencatatan inventaris material dapat dilakukan dua metode yaitu first

in/first out (FIFO) dan last in/firs out (LIFO). Metode FIFO diterapkan

dengan asumsi bahwa material yang didatangkan terlebih dahulu juga akan

digunakan terlebih dahulu. Sedangkan metode LIFO diterapkan dengan

asumsi bahwa material yang didatangkan terakhir akan dipergunakan terlebih

dahulu.

Page 17: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

98

3. Transaksi Peralatan

Pengadaan perlatan untuk proyek yang dilakukan kontraktor kecil berupa

peralatan milik sendiri dan perlatan sewa. Bila peralatan digunakan untuk

beberapa item pekerjaan dalam setiap harinya, maka jumlah jam penggunaan

perlatan untuk setiap item pekejaan harus dicatat. Data ini digunakan untuk

menghitung porsi biaya peralatan untuk setiap item pekerjaan. Biaya

peralatan sewa per hari didapat dari harga sewa alat per hari dan biaya

peralatan yang dimiliki sendiri per hari didapat dari penentuan biaya peralatan

per hari dalam perencanaan biaya pelaksanaan.

Kontraktor yang memiliki peralatan sendiri harus memiliki pembukuan yang

terpisah untuk peralatan yang dimilikinya. Pembukuan ini digunakan untuk

pembuatan laporan keuangan perusahaan dimana semua item biaya peralatan

seperti nilai perlatan, depresiasi, perbaikan dan perawatan, pajak dicatat dan

dimasukkan dalam pembukuan peralatan. Biaya perlatan yang digunakan

dalam proyek akan menjadi akun yang berlawanan dalam pembukuan

peralatan (dianggap sebegai pendapatan). Perhitungan biaya peralatan untuk

setiap item pekerjaan ditampilkan dalam Gambar 4.5 dan perubahan akun

transaksi peralatan proyek disajikan dalam Tabel 4.7.

Gambar 4.5. Perhitungan Biaya Peralatan Setiap Item Pekerjaan per Hari

Harga sewa peralatan per hari

Laporan harian

Waktu penggunaan peralatan per item

pekerjaan

Biaya peralatan per hari (milik sendiri)

Biaya peralatan setiap item pekerjaan per hari

Perbandingan waktu penggunaan peralatan setiap item pekerjaan

Biaya operasional peralatan lainnya seperti bahan bakar & operator

Page 18: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

99

Tabel 4.7. Perubahan Akun untuk Transaksi Peralatan Akun Perubahan Dokumen Transaksi

Penggunaan peralatan sendiri dalam proyek dengan biaya operasional sebesar X dan biaya alat sebesar Y Income statement Kas (biaya operasional alat) Y Berkurang

Laba/rugi (biaya operasional alat) Y Berkurang

Biaya proyek X+Y Bertambah

Penggunaan peralatan dalam proyek (akun yang berlawanan) X Bertambah

Profit (biaya operasional alat) Y Berkurang

Laporan harian

Pembayaran awal sewa alat sebesar X Balance sheet Kas X Berkurang Piutang X Bertambah

Faktur pembayaran peralatan

Penggunaan peralatan sewa dalam proyek untuk pembayaran awal sebesar X dengan penggunaan alat sebesar Z dan biaya perasional alat sebesar Y Balance sheet Kas (biaya opeasional alat) Y Berkurang Hutang Z Bertambah Laba/rugi Y+Z Berkurang Income Statement Biaya Proyek Y+Z Bertambah Profit Y+Z Berkurang

Laporan harian

Pelunasan sewa alat dengan pemabayaran awal X penggunaan sebesar Z Balance sheet Kas Z-X Berkurang Hutang Z-X Berkurang

Faktur pembayaran peralatan

Dalam tabel perubahan akun transaksi peralatan di atas untuk perlatan biaya

perlatan sendiri akan menjadi nol karena dikurangi dengan kontra akun

penggunaan peralatan dalam proyek. Biaya yang mempengaruhi profit proyek

adalah biaya operasional perlatan seperti bahan bakar dan operator bila ada.

Sedangkan untuk peralatan sewa keseluruhan biaya peralatan (harga sewa dan

operasional) akan mengurangi profit proyek.

4. Transaksi Subkontraktor

Cara pembayaran yang paling sering dilakukan kontraktor kecil kepada

subkontraktor adalah dengan cara lumpsum. Pekerjaan yang dilakukan

subkontraktor dihitung berdasarkan laporan kemajuan proyek. Setiap

pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor akan dimasukkan dalam item biaya

proyek dan bila belum dilakukan pembayaran akan dimasukkan dalam akun

kewajiban kontraktor. Untuk pencatatan biaya subkontraktor harus dihitung

Page 19: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

100

dahulu biaya subkontraktor per satuan unit pekerjaan. Dari laporan harian

proyek diketahui volume pekerjaan yang telah dilaksanakan kontraktor dan

biaya subkontraktor untuk setiap harinya dapat dihitung. Perubahan akun

untuk transaksi subkontraktor disajikan dalam Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Perubahan Akun untuk Transaksi Peralatan Akun Perubahan Dokumen Transaksi

Pembayaran awal subkontraktor Balance sheet Kas X Berkurang Piutang X Bertambah

Faktur pembayaran subkontraktor

Biaya subkontraktor dalam pelaksanaan proyek Balance sheet Hutang Y Bertambah Laba/rugi Y Berkurang Income statement Biaya proyek Y Bertambah Profit Y Berkurang

Laporan harian proyek

Pembayaran subkontraktor untuk pekerjaan sebesar Y dengan pembayaran awal X Balance sheet Kas Y-X Berkurang Hutang Y-X Berkurang

Faktur pembayaran pekerja

5. Transaksi Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung yang muncul dalam proyek konstruski antara lain gaji

staf proyek, biaya operasional proyek, pajak pertambahan nilai dan asuransi

untuk staf proyek. Selain biaya tidak langsung yang muncul dalam

pelaksanaan proyek, biaya yang muncul di kantor juga dibebankan dalam

setiap proyek yang dikerjakan oleh kontraktor.

Transaksi biaya tidak langsung yang muncul dalam pelaksanaan proyek

sebagian besar dilakukan dalam periode bulanan seperti pembayaran gaji

karyawan, telpon dan listrik. Bila laporan keuangan harus dibuat dalam

periode waktu mingguan maka diperlukan penyesuaian untuk biaya tersebut

dalam setiap pembuatan laporan keuangan. Dengan mengacu pada

pengeluaran bulan sebelumnya, besarnya biaya tidak langsung diestimasi

besarnya setiap minggunya dengan membagi tiap minggu dari pengeluaran

biaya pada bulan sebelumnya. Dan tiap akhir bulan dilakukan penyesuaian

besarnya biaya yang dikeluarkan sesuai dengan pengeluaran biaya yang

Page 20: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

101

terjadi. Dalam Tabel 4.9 diperlihatkan contoh perubahan akun untuk biaya

telepon dan pembayaran gaji staf proyek beserta perhitungan pajak dan

asuransinya.

Tabel 4.9. Keseimbangan Akun untuk Transaksi Biaya Tidak Langsung Akun Perubahan Dokumen Transaksi

Biaya telepon Balance sheet Hutang X Bertambah Laba/rugi X Berkurang Income statement Biaya proyek X Bertambah Profit X Berkurang

Perhitungan biaya telpon per hari

Pembayaran tagihan telepon Balance sheet Kas X Berkurang Hutang X Berkurang

Pembayaran tagihan telepon

Biaya staf proyek Balance sheet Hutang gaji X Bertambah Hutang pajak Y Bertambah Hutang Asuransi Z Bertambah Laba/rugi X+Y+Z Berkurang Income statement Biaya proyek X+Y+Z Bertambah Profit X+Y+Z Berkurang

Faktur pembayaran staf proyek

Pembayaran gaji staf proyek Balance sheet Kas X Berkurang Hutang X Berkurang

Faktur pembayaran pekerja

Pembayaran pajak dan asuransi staf proyek Balance sheet Kas Y+Z Berkurang Hutang pajak Y Berkurang Hutang asuransi Z Berkurang

Faktur pembayaran pajak & asuransi

6. Transaksi Pendapatan Proyek

Dengan metode percentage of completion maka pendpaatan proyek dihitung

berdasarkan prosentase kemajuan pekerjaan dikalikan nilai proyek. Setiap

kemajuan pekerjaan yang belum ditagihkan kepada pemilik proyek

dimasukkan dalam akun kemajuan proyek yang belum tertagih (costs &

estimate profit in excess of billings) laba/rugi dan pendapatan proyek dalam

income statement . Pengeluaran tagihan akan merubah akun piutang pemilik

proyek yang bertambah dan pengurangan akun kemajuan yang belum

tertagih. Pembayaran tagihan oleh kontraktor akan menambah akun kas dan

Page 21: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

102

pengurangan akun piutang pemilik proyek. Bila dilakukan pembayaran awal

sebelum pelaksanaan proyek, maka akun yang berubah adalah kas dan

pembayaran diluar kemajuan proyek (billings in excess of cost & estimate

profit). Setiap adanya retensi dalam pembayaran tagihan akan dicatat dalam

akun retensi pemilik poyek. Perubahan akun untuk transaksi pendapatan

proyek diperlihatkan dalam Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Perubahan Akun untuk Transaksi Pendapatan Proyek Akun Perubahan Dokumen Transaksi

Pembayaran awal sebelum pelaksanaan proyek Balance sheet Kas X Bertambah

Pembayaran diluar kemajuan proyek X Bertambah

Faktur pembayaran pajak & asuransi

Kemajuan proyek sebesar Y sebelum melebihi pemabayaran awal Balance sheet

Pembayaran diluar kemajuan proyek Y Bekurang

Laba/rugi Y Bertambah Income statement Pendapatan proyek Y Bertambah Profit Y Bertambah

Laporan harian

Kemajuan proyek sebesar X setelah melebihi pemabayaran awal Balance sheet

Kemajuan proyek yang belum tertagih X Bertambah

Laba/rugi X Bertambah Income statement Pendapatan proyek X Bertambah Profit X Bertambah

Laporan harian

Pengeluaran tagihan proyek Balance sheet Piutang pemilik proyek X Berkurang

Kemajuan proyek yang belum tertagih X Berkurang

Tagihan kepada pemilik proyek

Pembayaran dari tagihan sebesar X dengan retensi Y Balance sheet Kas X-Y Bertambah Piutang pemilik proyek X Berkurang Retensi pemilik proyek Y Bertambah

Faktur pembayaran tagihan

Pembayaran retensi Y Balance sheet Kas Y Bertambah Retensi pemilik proyek Y Berkurang

Faktur pembayaran retensi

Page 22: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

103

IV.2.1.3. Jurnal dan Pembukuan Proyek

Jurnal merupakan catatan kronologis dari transaksi. Setiap transaksi

mempengaruhi keseimbangan terhadap akun yang berbeda-beda. Pencatatan

keseimbangan akun sesuai dengan urutan waktu dilakukan dengan menggunakan

jurnal. Jurnal tidak hanya mencatat kegiatan yang dilakukan kontraktor dengan

pihak lain seperti supplier material dan pemilik proyek, tapi juga mencatat

perpindahan yang terjadi di lingkungan internal kontraktor seperti perpindahan

material dari inventaris menuju penggunaan material untuk pelaksanaan proyek,

alokasi biaya tidak langsung untuk proyek dan item pekerjaan atau transaksi

lainnya yang mempengaruhi biaya proyek.

Pencatatan utama dalam jurnal untuk setiap transaksi adalah mencatat perubahan

akun setiap terjadinya transaksi. Untuk memudahkan dalam pengelompokkan

perubahan akun dari setiap transaksi dalam pembukuan diperlukan pencatatan

kode untuk setiap perubahan akun. Untuk sistem akuntansi proyek kontraktor

kecil kode yang disertakan dalam pencatatan akun dalam jurnal adalah kode akun,

kode biaya dank kode item pekerjaan. Tabel 4.11 adalah jurnal yang dapat

digunakan dalam pencatatan akun setiap transaksi.

Sebagai contoh pencatatan transaksi dalam jurnal yang diperlihatkan dalam Tabel

4.11 adalah transaksi pendapatan dimana pada tanggal 1 Januari 2008 dilakukan

pembayaran awal proyek sebesar 25% dari nilai proyek. Besarnya nilai proyek

adalah Rp. 100 juta. Pada saat dilakukan pencatatan transaksi dalam jurnal yaitu

tanggal 5 Januari 2008 kemajuan proyek mencapai 10%. Dari penjelasan diatas

diketahui pembayaran awal sebesar Rp 25 juta dan kemajuan proyek mencapao

Rp 10 juta. Dari data transaksi tersebut pada saat pemabayaran awal akan

menambah kas (akun asset) dan menambah pembayaran diluar kemajuan proyek

(akun liability). Pada saat kemajuan proyek mencapai 10% akun yang berubah

adalah pembayaran diluar kemajuan proyek berkurang sebanyak Rp 10 juta dan

laba/rugi akan bertambah Rp 10 juta dan dalam akun dalam income statement

berupa pendapatan bertambah Rp 10 juta.

Page 23: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

104

Tabel 4.11. Contoh Jurnal Pencatatan Transaksi

Tanggal No Faktur

Kode Akun

Kode Biaya

Kode Pekerjaan Nama Akun Debet Kredit Keterangan

Kas 25 juta

1/1/2008

Pembayaran diluar kemajuan proyek

25 juta Pembayaran awal 25%

Pembayaran diluar kemajuan proyek

10 juta

Laba/rugi 10 juta 5/1/2008

Pendapatan proyek 10 juta

Kemajuan proyek 10%

Setelah pencatatan transaksi dalam jurnal, maka setiap akun dipindahkan dalam

pembukuan. Pembukuan terdiri dari pembukuan umum (general ledger) dan

pembukuan tambahan (subsidiary ledger). Dalam pembukuan data yang terdapat

dalam jurnal dimasukkan dalam kelompok akun yang sama. Pembukuan

tambahan berfungsi untuk mendetailkan akun yang ada dalam pembukuan umum.

Tidak semua akun didetailkan dalam pembukuan tambahan. Akun yang

didetailkan dalam pembukuan tambahan adalah akun penting dalam pengendalian

biaya seperti akun yang terkait dengan pembayaran pemilik proyek, akun piutang,

akun inventaris, akun hutang, kemajuan dan biaya proyek. Tabel 4.12 adalah

contoh pembukuan umum. Dalam setiap pembukuan harus disertakan saldo awal

dari pembukuan periode sebelumnya dan diakhir pembukuan dilakukan

perhitungan saldo akhir.

Tabel 4.12. Contoh Pembukuan Utama

Kode Akun Tanggal Nama Akun Debet Kredit Net Keterangan

31/12/2008 Kas Y Saldo awal X Saldo akir X-Y 31/12/2008 Kas di bank X Saldo awal Y Saldo akhir X+Y 31/12/2008 Piutang pemilik proyek X Saldo awal Y Saldo akhir -X+Y

Page 24: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

105

Dalam pembukuan tambahan untuk akun kas, pembayaran pemilik proyek,

inventaris, piutang dan hutang memiliki format yang sama dengan pembukuan

utama tapi mencatat semua perubahan dari akun yang terkait dengan transaksi

masing-masing pembukuan tambahan sesuai dengan urutan tanggal kejadian.

Saldo akhir dari masing-masing pembukuan tambahan dakan dimasukkan dalam

pembukuan utama. Sedangakan pembukuan kemajuan dan biaya proyek dibuat

sesuai dengan urutan kode biaya. Dengan adanya pembukuan pendapatan dan

biaya proyek masing-masing item pekerjaan dapat dinilai kinerjanya. Tabel 4.10

adalah contoh pembukuan proyek untuk kontraktor kecil

Tabel 4.13. Contoh Pembukuan Kemajuan dan Biaya Proyek

Kemajuan Biaya Kode Biaya Tanggal

Keterangan Jumlah Kode Biaya

Item Biaya Jumlah

IV.2.2. Memasukkan Penyesuaian dalam Jurnal

Penyesuaian dilakukan hanya untuk beberapa akun yang memerlukan

penyesuaian. Penyesuaian dilakukan karena laporan akuntansi dibuat secara

periodik tapi informasi transaksi belum lengkap sehingga perlu dilakukan

penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan harus mengikuti prinsip kecocokan

dimana penyesuaian yang dilakukan harus cocok dengan data transaksi ketika

informasi yang didapatkan sudah lengkap.

Akun dari proyek konstruksi kontraktor kecil yang memerlukan penyesuaian

adalah akun yang terpotong saat pembuatan laporan seperti biaya telepon, biaya

listrik dan gaji staf proyek. Persiapan laporan keuangan mingguan proyekharus

memperhitungkan besaran yang dimasukkan dalam laporan dan saat informasi

biaya tersebut sudah lengkap maka jumlah yang dibebankan dalam setiap laporan

mingguan harus disamakan dengan biaya sebenarnya.

Page 25: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

106

Penyesuaian juga dilakukan untuk item biaya umum dan administrasi yang

muncul di kantor yang akan didistribusikan dalam laporan keuangan proyek.

Distribusi biaya tidak langsung digunakan untuk mengetahui besarnya beban

biaya tidak langsung baik dalam proyek secara keseluruhan maupun dalam setiap

pelaksanaan setiap item pekerjaan. Dengan diketahui biaya keseluruhan

kontraktor maka analalisa kinerja proyek secara keseluruhan dan setiap item

pekerjaan dapat dilakukan. Cara pendistribusian paling sederhana dan mudah

diterapkan adalah dengan perbandingan biaya. Pendistribusian biaya tidak

langsung proyek dalam setiap item pekerjaan dapat dilakukan dengan

membandingkan biaya lansung dari setiap item pekerjaan. Pendistribusian biaya

kantor dapat dilakukan dengan membandingkan biaya dari setiap proyek yang

sedang dilaksanakan. Sebagai contoh adalah bila staf proyek menangani lebih dari

satu proyek maka pencatatan akun dalam jurnal proyek merupakan hasil distribusi

biaya staf proyek untuk masing-masing proyek sesuai dengan perbandingan biaya

yang muncul dalam proyek.

IV.2.3. Analisa Kinerja dan Laporan Proyek

Analisa kinerja dilakukan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan proyek. Kinerja

pelaksanaan proyek diukur dari rencana penyelesaian proyek. Analisa kinerja

paling tidak dilakukan terhadap waktu dan biaya pelaksanaan. Pelaksanaan proyek

sesuai dengan waktu rencana belum tentu memberikan penilaian kinerja yang

baik, namun harus dilihat bagaimana penggunan biaya pelaksanaan proyek. oleh

sebab itu analisa kinerja harus mengintegrasikan antara waktu dan biaya. Konsep

earned value merupakan alat bantu dalam mengalisa kinerja proyek yang

mengintegrasikan antara waktu dan biaya.

Pembuatan lapoan keuangan proyek merupakan bagian dari proses akuntansi

perusahaan untuk mengahasilkan laporan keuangan perusahaan. Laporan

keuangan proyek cenderung digunakan hanya oleh pihak internal kontraktor untuk

pengendalian biaya proyek. Sedangakan laporan keuangan perusahaan selain

Page 26: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

107

pihak kontraktor juga digunakan oleh pihak lain untuk mengetahui kondisi

keuangan perusahaan seperti bank untuk peminjaman uang.

IV.2.3.1. Analisa Kinerja Proyek dengan Konsep Earned Value

Untuk proyek konstruksi data yang tercantum dalam laporan keuangan belum

cukup untuk menilai kesuksesan suatu proyek. Analisa rasio keuangan yang biasa

digunakan dalam mengevaluasi laporan keuangan kurang bermanfaat dalam

menilai kinerja pelaksanaan proyek. Analisa rasio keuangan lebih tepat digunakan

dalam menilai kondisi perusahaan. Untuk mendapatkan indikator yang digunakan

untuk menilai kesuksesan proyek dalam pengendalian diperlukan perhitungan

yang terpisah dari laporan keuangan proyek.

Dari data yang ada dalam pembukuan pendapatan dan biaya proyek dokumen

rencana pelaksanaan proyek dapat dianalisa kinerja pelaksanaan proyek. Analisa

kinerja yang digunakan adalah konsep earned value dimana dilakukan

perhitungan kinerja pelaksanaan proyek dan penggunaan biayanya. Untuk

menghitung kinerja proyek dibutuhkan tiga data utama yang harus dinilai dalam

periode waktu yang sama. Tabel 4.14 menjelaskan data utama yang harus

disediakan untuk melakukan penilaian kinerja proyek dan formula yang

digunakan.

Tabel 4.14. Data Utama dan Formula Earned Value

Data yang dibutuhkan Data Utama Definisi

Budgeted Cost for Work Scheduled (BCWS)

BCWS adalah akumulasi rencana penyerapan biaya penyelesaian proyek. Data BCWS dapat diperoleh dari dokumen rencana biaya pelaksanaan proyek data rencana penyerapan biaya pelaksanaan hingga selesainya proyek yang tergambarkan dalam kurva S. BCWS digunakan sebagai acuan dasar dalam penilaian kinerja pelaksanaan proyek.

Budgeted Cost for Work Performed (BCWP)

BCWS adalah akumulasi rencana penyerapan biaya penyelesaian proyek. Data BCWS dapat diperoleh dari dokumen rencana biaya pelaksanaan proyek data rencana penyerapan biaya pelaksanaan hingga selesainya proyek yang tergambarkan dalam kurva S. BCWS digunakan sebagai acuan dasar dalam penilaian kinerja pelaksanaan proyek.

Page 27: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

108

Tabel 4.14. Data Utama dan Formula Earned Value (lanjutan 1)

Data yang dibutuhkan Data Utama Definisi

Actual Cost for Work Performed (ACWP)

ACWP merupakan akumulasi biaya aktual proyek. ACWP diperoleh dari pembukuan kemajuan dan biaya proyek. ACWP digunakan untuk mengetahui biaya yang telah dikeluarkan selama pelaksanaan proyek melebihi dari biaya rencana atau tidak.

Formula Earned Value Indikator kinerja Rumus

Cost Variance (CV) CV = BCWP – ACWP Schedule Variance (SV)

SV = BCWS – BCWP

Cost Performance Index (CPI) ACWP

BCWPCPI =

Schedule Performance Index (SPI) BCWS

BCWPSPI =

Estimate at Completion (EAC) CPI

BCWP)-(BACACWPEAC +=

Variance at Completion (VAC)

EAC - BACVAC =

Perhitungan EAC yang digunakan dalam sistem penilaian kinerja menggunakan

metode deterministik dimana biaya penyeleaian proyek diprediksi berdasarkan

nilai CPI. Metoda ini digunakan dalam perhitungan EAC secara deteministik

dengan mengasumsikan bahwa tingkat kemajuan proyek hingga periode

perhitungan kinerja sama dengan tingkat kemajuan proyek yang akan terjadi

untuk menyelesaiakan proyek (AACE, 1992).

Dari hasil perhitungan dengan formula diatas, kinerja proyek dapat diketahui.

Perhitungan dengan formula earned value akan diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Biaya aktual proyek kurang dari biaya rencana.

Dengan menghitung nilai CV dan CPI, akan diketahui biaya aktual proyek

melebihi atau di bawah biaya yang direncanakan. Bila nilai CV lebih dari

nol dan CPI lebih dari satu maka biaya aktual (ACWP) proyek tidak

melebihi biaya rencana (BCWP).

b. Biaya aktual melebihi biaya rencana.

Bila nilai CV bernilai negatif dan CPI kurang dari satu memperlihatkan

bahwa biaya aktual lebih besar daripada biaya rencana.

Page 28: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

109

c. Pelaksanaan proyek lebih cepat dibandingkan jadwal rencana.

Penilaian kecepatan waktu pelaksanaan proyek diukur dari prosentase

rencana yang telah diselesaikan. Pelaksanaan proyek lebih cepat

dibandingkan rencana akan mengahasilkan nilai SV negatif dan SPI lebih

besar daripada satu dimana BCWP lebih besar dari BCWS.

d. Pelaksanaan proyek lebih lambat dibandingkan jadwal rencana

Bila pelaksanaan proyek lebih lambat dibandingkan jadwal rencana akan

menghasilkan nilai SV negatif dan SPI kurang dari satu.

Interpretasi dari hasil perhitungan CV, SV, CPI dan SPI tidak dapat secara

terpisah karena ukuran penilaian waktu dan biaya saling terkait satu sama lain.

Nilai CV negatif dan CPI kurang dari satu belum tentu mengindikasikan kinerja

pelaksanaan proyek yang buruk. Bila interpretasi hanya dilihat dari dimensi biaya

saja (CV dan CPI), proyek akan dinilai buruk dimana terjadi pemborosan biaya

atau overbudget. Namun pengeluaran biaya yang melebihi biaya rencana harus

dilihat bagaimana kecepatan pelaksanaan proyek. Biaya aktual yang melebihi

biaya rencana terjadi mungkin disebabkan pelaksanaan proyek yang lebih cepat

dibandingkan dari jadwal rencana. Begitu juga ketika biaya aktual lebih rendah

dibandingkan biaya rencana ketika nilai CV positif dan CPI lebih dari satu. Hal

tersebut harus dilihat juga bagaimana nilai SV dan SPI. Rendahnya biaya aktual

dapat juga disebabkan pelaksanaan proyek yang lebih lambat dibandingkan jadwal

rencana.

SV dan SPI merupakan indikator waktu kesuksesan pelaksanaan proyek. Ketika

melakukan pengendalian proyek dengan menggunakan nilai SV dan SPI sebagai

indikator kecepatan pelaksanaan proyek tidak dapat diketahui jalur kritis dari

pelaksanaan proyek. Ketika melakukan perhitungan proyek dengan Critical Path

Method (CPM) memungkinkan mengawasi proyek hanya kepada kegiatan yang

berada pada jalur kritis dan mengabaikan kegiatan lainnya hingga menjadi

kegiatan kritis. Nilai SV dan SPI tidak dapat melihat pelaksanaan proyek lebih

lambat dari jalur kritis atau tidak. Selain hal tersebut, nilai SV dan SPI

mengabaikan kegiatan yang memiliki biaya rencana sama dengan nol seperti

Page 29: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

110

pemesanan material. Oleh sebab itu penggunaan nilai SV dan SPI dalam

pengendalian proyek digunakan bersama-sama dengan network diagram sehingga

dapat melihat status proyek berada dijalur kritis atau tidak dan dapat

mengakomodasi kegiatan penting tapi tidak memiliki biaya.

Nilai SV, CV, SPI dan CPI yang tinggi mengindikasikan kinerja proyek yang

baik. Namun hal ini perlu diperhatikan lagi karena dapat disebabkan oleh

perencanaan dan penganggaran yang tidak realistis. Bila hal ini yang terjadi maka

perlu perbaikan dalam perencanaan proyek dimana jadwal rencana dan biaya yang

dianggarkan dibuat lebih realistis.

Dengan menggunakan formula earned value dimungkinkan untuk mengestimasi

biaya penyelesaian proyek seperti dalam persamaan 4.5. Dari hasil perhitungan

estimasi biaya penyelesaian proyek dapat dilakukan perhitungan lebih lanjut

apakah estimasi biaya penyelesaian proyek melebihi keseluruhan biaya rencana

proyek seperti dalam persamaan 4.6. Bila nilai VAC negatif memprediksi bahwa

total biaya penyelesaian proyek akan melebihi dari biaya yang direncanakan.

Permasalahan ini umumnya disebabkan dalam 4 macam yang harus diidentifikasi:

a. Terjadi kesalahan dalam pencatatan biaya aktual proyek

Bila dalam identifikasi permasalahan hal ini diketahui sebagai penyebab

maka perlu segera melakukan revisi laporan biaya pelaksanaan proyek dan

dianalisa ulang kinerja proyek berdasarkan data yang telah diperbatui.

b. Terjadi kesalahan dalam perencanaan dan penganggaran biaya

Bila hal ini terjadi maka itu terjadi diperlukan penggunaan biaya

kontingensi dan didistribusikan kedalam item biaya yang menjadi

kesalahan dalam perhitungan. Bila biaya sudah didistribusikan maka

dilakukan perhitungan ulang estimasi biaya penyelesaian proyek.

c. Tejadinya kondisi yang tidak diinginkan

Kondisi yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan pembengkakan

biaya proyek seperti kondisi bawah tanah pada untuk pekerjaan pondasi.

Kondisi ini seharusnya sudah diantisipasi sebelumnya dengan

Page 30: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

111

menganggarkan biaya tak terduga (contingency) dan tindakan antisipasi

harus sudah dilakukan untuk mencegah pembengkakan biaya.

d. Karena pelaksanaan proyek yang buruk.

Karena pelaksanaan proyek yang buruk menyebabkan keterlambatan dari

rencana. Keterlambatan ini akan mengakibatkan pembengkakan biaya

penyelesaian proyek. Bila dari hasil identifikasi hal ini yang terjadi maka

perlu langkah perbaikan agar proyek dapat kembali dalam jalur yang telah

direncanakan.

Target ideal pencapaian kinerja proyek yang diinginkan harus memasukkan faktor

probabilitas karena biaya waktu pelaksanaan proyek tidak dapat ditentukan

dengan pasti hingga penyelesaian proyek (Peterson, 2005). Dengan

mengakomodasi probabilitas diperoleh nilai SV dan CV yang negatif serta CPI

dan SPI kurang dari satu belum tentu mengindikasikan kinerja proyek yang buruk.

Dengan memasukkan faktor probabilitas maka dapat ditetapkan batasan dari nilai

CV, SV, CPI dan SPI. Pencapaian target kinerja proyek dapat ditampilkan secara

grafis beserta batasan atau target yang harus dicapai seperti dalam Gambar 4.6 di

bawah ini. Penentuan target nilai CV, SV, SPI dan CPI tidak termasuk dalam

pembahasan penelitian ini. Alternatif lain untuk penyajian nilai SPI dan CPI

adalah dengan grafik terhadap waktu pelaksananaan proyek yang disajikan dalam

Gambar 4.7.

Gambar 4.6. Grafik Polar SPI dan SPI

Target yang harus dicapai

CPI

SPI

Dibawah biaya rencana Lebih cepat dari jadwal

Melebihi biaya rencana Lebih cepat dari jadwal

Melebihi biaya rencana Lebih lambatt dari jadwal

Dibawah biaya rencana Lebih cepat dari jadwal

Page 31: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

112

SPI/CPI

1

Waktu

Gambar 4.7. Grafik SPI dan CPI terhadap Waktu

IV.2.3.2. Laporan Proyek

Laporan yang dihasilkan dari sistem akuntansi proyek kontraktor kecil seperti

halnya laporan akuntansi yaitu balance sheet dan income statement, untuk

keperluan dalam pengendalian biaya, terdapat beberapa akun dalam sistem

akuntansi yang disertakan dalam laporan yang dihasilkan seperti pembukuan kas

yang memperlihatkan aliran kas, akun hutang dan piutang proyek yang

memperlihatkan hak dan kewajiban kontraktor yang belum terbayar. Aliran kas

kontraktor menjadi salah satu akun yang paling penting dalam pengendalian.

Pembukuan kas menjadi sangat penting berkaitan dengan penyediaan dana bagi

pelaksanaan proyek. Bagi kontraktor kecil sedapat mungkin dapat menggunakan

uang tunai yang dimiliki tanpa harus melakukan pendanaan dari pihak lain.

Dengan mengelola aliran kas maka kontraktor dapat membagi penggunaan uang

tunai untuk semua keperluan dalam pelaksanaan proyek.

Balance sheet dan income statement yang dibuat dalam sistem akuntansi proyek

akan digunakan sebagai input dalam laporan keuangan perusahaan. Untuk

pengendalian proyek, balance sheet dan income statement digunakan untuk

melihat kondisi keuangan proyek secara menyeluruh untuk semua akun. Dalam

balance sheet diketahui besarnya pendapatan yang diperoleh kontraktor selama

melaksanakan proyek. Dalam income statement pedapatan dan biaya proyek lebih

Page 32: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

113

didetailkan lagi untuk setiap item biaya sehingga diketahui besarannya. Hal ini

digunakan untuk mengendalikan penggunaan biaya proyek dengan

membandingkan dengan pengeluaran biaya rencana.

Secara umum format dari balance sheet adalah terbagi atas akun asset serta

liability dan equity. Untuk laporan keuangan proyek tidak terdapat asset tetap

karena asset yang berada dalam proyek adalah asset jangka pendek yang hanya

digunakan selama pelaksanaan proyek. Sedangkan asset tetap akan muncul dalam

laporan keuangan perusahaan. Begitu juga dalam akun liability dan equity dalam

laporan keuangan proyek tidak terdapat kewajiban jangka panjang dan equity

yang muncul merupakan pendapatan bersih dari pelaksanaan proyek. Format

balance sheet dari untuk laporan keuangan proyek ditampilkan dalam Gambar 4.8

di bawah ini.

BALANCE SHEET

Periode sebelumnya Periode saat ini ASSET Kas Piutang Retensi Kemajuan Proyek Belum Tertagih Inventaris Biaya dibayar diawal Jumlah Asset LIABILITIES Hutang Retensi kepada supplier & subkontraktor Pembayaran diluar kemajuan proyek Jumlah kewajiban EQUITY net income Jumlah equity Jumlah kewajiban & equity

Gambar 4.8. Format Balance Sheet untuk Laporan Keuangan Proyek

Data yang ditampilkan dalam income statement merupakan data yang dirangkum

dari laporan harian atau mingguan proyek. Dalam income statement terdiri dari

akun pendapatan yang berasal dari kemajuan proyek yang diperoleh saat periode

Page 33: Akuntansi utk perusahaan kontraktor

114

pembuatan laporan, akun biaya yang diperoleh dari data penggunaan sumber daya

untuk pelaksanaan proyek, pajak dan laba/rugi. Akun pendapatan proyek dapat

didetailkan dalam setiap item pekerjaan yang sudah dilaksanakan dan biaya dapat

didetailkan dalam setiap jenis biaya proyek seperti pekerja, material, peralatan,

subkontraktor dan biaya tidak langsung. Contoh format income statement proyek

diperlihatkan dalam Gambar 4.9 di bawah ini.

INCOME STATEMENT

Jumlah Prosentase PENDAPATAN PROYEK Item Pekerjaan 1 Item Pekerjaan 2 Jumlah Pendapatan BIAYA PROYEK Tenaga Kerja Material Peralatan Subkontraktor Biaya tidak langsung Jumlah Biaya Proyek LABA/RUGI KOTOR PAJAK LABA/RUGI setelah dikurangi pajak

Gambar 4.9. Format Income Statement untuk Laporan Keuangan Proyek

IV.3. Ringkasan Bab

Dalam bab ini diuraikan mengenai sistem akuntansi proyek yang dirancang.

Perancangan sistem akuntansi proyek ini selain untuk menghasilkan laporan

keuangan proyek juga dimaksudkan agar penilaian kinerja proyek berdasarkan

konsep earned value dapat dilakukan oleh kontraktor kecil. Dalam bab berikutnya

diuraikan mengenai peracangan alat bantu perangkat lunak berdasarkan sistem

akuntansi yangtelah dirancang dalam bab ini.