AKUNTANSI LANJUTAN II

download AKUNTANSI LANJUTAN II

of 13

Transcript of AKUNTANSI LANJUTAN II

Akuntansi Lanjutan II

LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASI: METODE EKUITAS

A. PENDAHULUAN

Jika saham-saham perusahaan lain dimiliki/dibeli oleh suatu perusahaan, akun investasi saham didebit sebesar "harga perolehan" (cost)-nya. Akan tetapi prosedur pencatatan berikutnya dapat menggunakan salah satu dari dua metode sebagai berikut, yaitu: (1) perusahaan induk dapat mengakui dan mencatat setiap perubahan (perkembangan) yang terjadi terhadap hak-hak pemegang saham perusahaan anak, dengan jalan melakukan penyesuaian terhadap akun investasi saham; dan (2) tetap mencatat investasi saham pada perusahaan anak sebesar harga perolehannya (original cost).

Pada dasarnya ada dua metode yang dapat digunakan oleh induk perusahaan untuk mengakui adanya perubahan modal anak perusahaan berdasarkan PSAK Nomor 15, yaitu: 1. Metode Ekuitas atau Pemilikan (Equity Method); dan 2. Metode Harga Perolehan atau Kos (Cost Method).

Dalam hal (pencatatan) investasi saham pada perusahaan anak, selalu diadakan penyesuaian terhadap adanya perubahan (perkembangan) yang terjadi dalam perusahaan anak, sehingga akun investasi saham senantiasa mengikuti perkembangan yang terjadi pada perusahaan anak, maka prosedur pencatatan itu disebut dengan "metode ekuitas." Jika terhadap akun investasi tidak pernah dilakukan penyesuaian- penyesuaian yang berhubungan dengan perubahan/perkembangan yang terjadi dalam perusahaan anak disebut dengan metode harga perolehan (cost method).

Dalam rangka penyusunan laporan/neraca konsolidasi pada dasarnya pengertian terhadap metode dan prosedur pencatatan investasi saham tersebut adalah penting. Hal ini berhubungan erat dengan sifat dan dasar dari titik tolak untuk eliminasi yang diperlukan terhadap pos-pos/akun-akun yang timbal balik di antara perusahaan induk dan perusahaan anak. Akan tetapi terlepas dari metode pencatatan yang digunakan terhadap investasi saham pada perusahaan anak, pada pokoknya penyusunan laporan/neraca konsolidasi didasarkan atas suatu pandangan bahwa perusahaan induk dan perusahaan-perusahaan anaknya merupakan satu-kesatuan ekonomi.

1

Akuntansi Lanjutan II B. METODE EKUITAS

Di dalam PSAK Nomor 15 Paragraf 02 Alinea 6 dinyatakan bahwa metode ekuitas adalah metode akuntansi yang mencatat investasi pada mulanya sebesar biaya perolehan (cost) dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian pemilikan induk perusahaan (investor) atas aktiva bersih anak perusahaan (investee) yang terjadi setelah tanggal perolehan. Pencatatan investasi saham pada perusahaan anak dengan metode ekuitas didasarkan pada suatu anggapan atau asumsi bahwa investasi pada perusahaan anak sejajar dan sama dengan investasi pada perusahaan- perusahaan cabangnya.

Alasan diterapkannya metode ekuitas juga didasarkan atas suatu fakta bahwa perusahaan induk dan perusahaan anaknya merupakan bagian dari satu kesatuan usaha, seperti halnya hubungan antara kantor pusat dan cabang-cabangnya. Oleh karena itu, perubahan-perubahan yang terjadi di dalam hak-hak pemegang saham pada perusahaan anak harus diakui dan dicatat oleh perusahaan induk, untuk dapat mengikuti dan melaporkan posisi keuangan dan perkembangan usahanya secara lengkap. Secara garis besar hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam prosedur pencatatan terhadap investasi saham pada perusahaan anak dengan menggunakan metode ekuitas adalah:

1. Rugi dan Laba Bersih dari Perusahaan Anak. Laba keuntungan bersih, akan menaikkan kekayaan dan laba yang ditahan dari perusahaan anak. Sebaliknya, rugi usaha mengakibatkan berkurangnya kekayaan di satu pihak dan laba yang ditahan di pihak yang lain. Telah dikatakan bahwa pencatatan investasi saham dengan metode ekuitas dimaksudkan untuk dapat mengikuti perubahan perkembangan yang terjadi pada perusahaan anak. Oleh karena keuntungan yang didapat dan rugi yang diderita berakibat terjadinya perubahan yang dimaksud, maka terhadap keuntungan yang diperoleh dan atau rugi yang diderita oleh perusahaan anak, harus diakui dan dicatat oleh perusahaan induk. Terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan anak, perusahaan induk mengakui bagian keuntungan tersebut dengan prosedur pencatatan sebagai berikut; di satu pihak perusahaan induk mencatat debit pada akun "investasi saham pada perusahaan anak" dengan akun lawan "pendapatan dari perusahaan anak." Pengakuan terhadap rugi yang diderita oleh perusahaan anak sebaliknya dicatat kredit pada akun "investasi saham pada perusahaan anak" dengan debit akun lawan pada "kerugian dari perusahaan anak". Akun-akun "pendapatan dari perusahaan anak" dan "rugi dari perusahaan anak" merupakan akun nominal dan oleh karenanya saldo (jumlah) dari akun-akun-akun tersebut 2

Akuntansi Lanjutan II akhirnya ikut diikhtisarkan dalam laporan rugi/laba periodik dari perusahaan induk dalam rangka menentukan besarnya keuntungan dan atau kerugian periodik.

2. Dividen yang Dibagikan oleh Perusahaan Anak. Sama halnya dengan para pemegang saham pada umumnya, realisasi keuntungan yang didapat bagi perusahaan induk terjadi pada saat pembagian dividen dilakukan oleh perusahaan anak. Di lihat dari segi perusahaan anak, pembagian dividen ini akan berakibat berkurangnya saldo laba yang ditahan di satu pihak dan menaikkan jumlah utang lancar (dalam hal Pembayarannya tidak dilakukan bersamaan dengan pengumuman pembagian dividen) atau mengurangi jumlah uang kas (dalam hal pembayarannya dilakukan tunai) di pihak yang lain. Dari segi perusahaan induk, oleh karena pencatatan dan pengakuan terhadap laba perusahaan anak terjadi pada saat perusahaan anak melaporkan adanya laba tersebut, maka dengan dibagikannya seluruh atau sebagian keuntungan itu tidak berakibat bertambah atau berkurangnya hak-hak perusahaan induk atas pemilikannya pada perusahaan anak. Dengan adanya pembagian dividen ini, perubahan yang terjadi pada perusahaan induk ialah perubahan bentuk dari kekayaan (aktiva) yang semula berupa hak atas laba pada perusahaan anak (yang tercermin dalam akun "investasi saham perusahaan anak") ke dalam bentuk kekayaan (aktiva) yang lain ("piutang dividen" atau "kas"). Prosedur pencatatan jika metode ekuitas ini dipakai seperti dijelaskan di atas sama dengan prosedur pencatatan di dalam hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang, yang telah dibicarakan sebelumnya.

Secara diagramatik, persamaan-persamaan terhadap prosedur pencatatan"investasi", "laba" atau "rugi" dan prosedur penyelesaian (remittances) dan atau pembagian dividen adalah sebagaimana dapat dilihat pada Peraga 1 dan 2.

Peraga 1Hubungan antara Kantor Pusat dengan Kantor Cabang. Kantor Cabang1. Investasi pada Kantor Cabang 2. Laba Kantor Cabang 1. Rugi Kantor Cabang 2. Penyelesaian oleh Kantor Cabang

Laba yang Ditahan1. Rugi Kantor Cabang 1. Laba Operasi Kantor Pusat 2. Laba Kantor Cabang

3

Akuntansi Lanjutan II

Peraga 2Hubungan antara Perusahaan Induk dengan Perusahaan Anak. Investasi Saham Anak Perusahaan1. Investasi pada Perusahaan Anak. 2. Bagian atas Laba Perusahaan Anak. 1. Bagian atas Rugi Perusahaan Anak. 2. Pembagian Deviden dari Perusahaan Anak.

Laba yang Ditahan1. Bagian atas Rugi Perusahaan Anak. 1. Laba Operasi Perusahaan Induk. 2. Bagian atas Laba Perusahaan Anak

C. HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG DALAM HUBUNGANNYA DENGAN METODE EKUITAS Berikut ini diberikan contoh mengenai prosedur-prosedur pencatatan dan penyusunan laporan konsolidasinya jika metode ekuitas dipakai.

Contoh 1: Pada tanggal 1 Januari 2006, PT. I membeli 80% saham-saham PT. A dengan harga Rp1.000.000. Pada saat itu, modal saham PT. A yang telah beredar adalah sebesar nominal Rp1.000.000. Sementara itu, akun laba yang ditahan mempunyai saldo kredit sebesar Rp200.000. Untuk semester pertama dalam tahun buku 1980, PT. A memperoleh keuntungan sebesar Rp200.000. Sementara untuk semester kedua, PT. A melaporkan kerugian sebesar Rp50.000. Pada tanggal 10 Desember 2006, PT. A mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp100.000. Sementara itu, pembayaran baru dilakukan pada tanggal 20 Desember 2006. Dari operasinya selama tahun 2006, PT. I memperoleh keuntungan Rp250.000.

Dari data tersebut di atas, berikut ini secara berturut-turut akan disusun neraca konsolidasi per 1 Januari 2006 (pada saat pemilikan saham-saham PT. A), prosedur pencatatan dan pengakuan terhadap keuntungan dan kerugian serta pembagian dividen oleh PT. A; dan neraca konsolidasi per Desember 2006 yang dibuat oleh PT. I. a) Daftar lajur yang dibuat oleh PT. I untuk penyusunan neraca konsolidasi per 1 Januari 2006 adalah sebagaimana tampak pada Peraga 3. Jika neraca konsolidasi disusun pada saat pemilikan saham terjadi, maka eliminasi dibuat dengan bertitik tolak pada besarnya pemilikan saham mula-mula tersebut; dengan akun lawan debit pada Hak-hak Pemegang Saham, perusahaan anak. 4

Akuntansi Lanjutan II Perubahan-perubahan pemilikan atas saham-saham perusahaan anak yang berasal dari keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang diderita perusahaan anak dicatat dan diikhtisarkan dalam akun "Investasi Saham-saham Perusahaan Anak".

(peraga 3 berada d file terpisah)

5

Akuntansi Lanjutan II b) Pencatatan dan pengakuan terhadap keuntungan, kerugian, dan pembagian dividen oleh PT A (lihat Peraga 4). Peraga 4. Pencatatan pada Buku-buku Perusahaan Induk (PT. I)

Pencatatan pada Buku-buku Transaksi30 Juni 2006: PT. A melaporkan laba untuk semester pertama tahun 2006 sebesar Rp200.000 Investasi Saham-saham PT. A Rp160.000

Perusahaan Induk (PT I)

Pendapatan dari PT. A (80% x Rp200.000)

Rp160.000

10 Desember 2006: Pengumuman pembagian dividen sebesar Rp100.000 Piutang Dividen PT. A Rp80.000

Investasi Saham-saham PT. A

Rp80.000

(80% x Rp100.000)

20 Desember 2006: Pembayaran dividen oleh PT. A Kas Rp80.000

Piutang Dividen PT. A

Rp80.000

31 Desember 2006: PT. A melaporkan rugi operasi untuk semester kedua sebesar Rp50.000 Rugi dari PT A Rp40.000

Investasi Saham-saham PT.A (80% x Rp50.000)

Rp40.000

6

Akuntansi Lanjutan II Penyusunan neraca konsolidasi berikutnya (sesudah pemilikan) mengikuti prosedur sebagai berikut. Eliminasi didasarkan pada jumlah pemilikan saham- saham menurut posisi modal yang dilaporkan perusahaan anak pada saat neraca konsolidasi disusun dan dibebankan pada masing-masing elemen hak-hak pemegang saham (modal saham, agio/disagio saham, laba yang ditahan). Selanjutnya, dari masing-masing elemen modal tersebut ditentukan hak-hak para pemegang saham minoritas, yang harus pula dilaporkan/diikhtisarkan dalam neraca konsolidasi. Selisih dari jumlah-jumlah yang dieliminasi dan hak-hak para pemegang saham minoritas (sesuai dengan elemen-elemen modal tersebut), dibandingkan dengan saldo akun investasi saham pada perusahaan anak merupakan selisih lebih atau selisih kurang dari harga perolehan dari nilai buku saham (cost or book value excess), yang ikut serta dilaporkan dalam neraca konsolidasi.

c) Daftar Lajur dan Neraca Konsolidasi PT. I dan Perusahaan Anaknya (PT. A) per 31 Desember 2006. Setelah pembukuan ke dalam akun-akun buku besar dilakukan, sesuai dengan jurnal transaksi pada sub b. di atas, maka posisi terakhir dari akun-akun yang terlihat dalam transaksi-transaksi itu seperti nampak pada saldo-saldo akun yang bersangkutan dalam daftar lajur dalam Peraga 5.

7

Akuntansi Lanjutan II Peraga 5. PT. I dan Perusahaan Anaknya (PT. A) Daftar Lajur untuk Penyusunan Neraca Konsolidasi Per 31 Desember 2006Eliminasi Akun-akun Neraca PT 1 (Rp) Debit Investasi Saham-saham, PT. A Elim. 80% Modal Saham Elim. 80% Laba yang Ditahan Selisih Lebih Harga Perolehan di Atas Nilai Buku Saham Macam-macam Aktiva 2.830.000.00 3.870.000 Kredit Macam-macam utang Modal Saham, PT. I Laba yang Ditahan, PT. I Modal Saham, PT. A Elim. 80% Hak-hak Pemegang Saham Minoritas 20% Laba yang Ditahan, PT. A Elim. 20% Hak-hak Pemegang Saham Minoritas 20% 2.000.000 1.000.000 970.000 5) 4) 2) 1)

Neraca Konsolidasi Kredit (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)

PT A (Rp)

Debit (Rp)

1.040.000 800.000

40.000 4.880.000

200.000

3)

2.050.000.00 2.030.000

800.000 1.000.000

2.800.000

800.000

1.000.000 870.000 200.000

200.000

250.000

50.000

3.870.000

2.050.000

1.000.000

1.000.000

4.920.000

4.920.000

8

Akuntansi Lanjutan II Penjelasan: 1. Rp1.040.000 terdiri dari investasi mula-mula (1.000.000) ditambah bagian keuntungan dari PT. A Rp120.000 = [80% x (200.000 50.000)] dikurangi dengan dividen yang dibagikan Rp80.000 = (80% x 100.000).

2. Macam-macam aktiva Rp2.830.000 terdiri dari aktiva lain pada awal tahun sebesar Rp2.500.000 ditambah laba usaha PT. I sendiri sebesar Rp 250.000 ditambah penghasilan dividen (bagian atas keuntungan PT. A yang telah direalisasikan) sebesar Rp80.000 atau (2.500.000 + 250.000 + 80.000).

3. Macam-macam aktiva PT. A sebesar Rp2.050.000 terdiri dari saldo aktiva pada awal tahun sebesar Rp2.000.000 ditambah dengan laba usaha dalam tahun 1980 sebesar Rp150.000 (Rp200.000 laba semester pertama; dikurangi rugi semester kedua Rp50.000) dikurangi dengan dividen yang dibagikan sebesar Rp100.000.

4. Laba yang ditahan PT. I sebesar Rp870.000 terdiri dari; saldo pada awal tahun sebesar Rp500.000 ditambah dengan laba usaha sendiri dalam tahun 2006 sebesar Rp250.000 dan bagian laba dari PT. A sebesar Rp120.000 = [(80% x (Rp200.000 Rp50.000)].

5. Laba yang ditahan PT A sebesar Rp250.000 terdiri dari saldo pada awal tahun sebesar Rp200.000 ditambah laba usaha tahun 1980 sebesar Rp150.000 (Rp200.000 Rp50.000) dikurangi dengan dividen yang dibagikan sebesar Rp100.000.

Eliminasi saldo hak-hak pemegang saham, PT. A dilakukan dengan bertitik tolak dari posisi terakhir, sebesar prosentase pemilikan saham dari perusahaan induk (PT. I). Hak-hak para pemegang saham minoritas ditentukan/dihitung dengan bertitik tolak juga dari posisi akhir tersebut. Selisih antara saldo debit akun investasi saham-saham PT. A dengan jumlah eliminasinya, merupakan cost or book value excess, yang pada dasarnya harus sama dengan jumlah cost or book value excess yang dihitung pada saat terjadinya pemilikan modal saham-saham PT. A, jika terhadap jumlah tersebut tidak dilakukan amortisasi (secara periodik).

9

Akuntansi Lanjutan II D. MODIFIKASI METODE EKUITAS

Prosedur pencatatan sebagaimana dibicarakan pada contoh di atas, di mana perusahaan induk mencatat dan mengakui bagian atas laba atau rugi perusahaan anak yang ditampung dalam akun investasi saham dan mengakui pembagian dividen dari perusahaan anak sebagai realisasi dari/pencarian dari sebagian investasi/penanaman modal pada perusahaan anak disebut dengan metode yang konvensional. Dengan prosedur demikian, akun investasi saham meliputi jumlah investasi mula-mula ditambah/dikurangi dengan bagian atas pemilikan perusahaan induk terhadap perubahan yang terjadi atas kekayaan bersih dari perusahaan anak sejak pemilikan terjadi. Metode ekuitas yang diterapkan dengan cara tersebut didasarkan atas pendekatan/pandangan dari segi ekonomis. Dari segi ekonomis, laba yang didapat oleh perusahaan anak juga harus diakui dan tercermin dalam laporan keuangan perusahaan induk, demikian sebaliknya rugi operasi dari perusahaan anak harus pula nampak dan dinyatakan dalam hasil usaha perusahaan induk.

Akan tetapi dalam kenyataannya, yaitu dilihat dari segi yuridis, laba dan rugi periodik dari perusahaan anak tidak mempengaruhi jumlah kekayaan (posisi finansial) dan tidak berakibat sebagai keharusan untuk membagikan atau tidak membagikan dividen bagi perusahaan induk kepada para pemiliknya. Dengan kata lain, posisi finansial dari perusahaan induk tidak dipengaruhi oleh laba/rugi perusahaan anak sampai saat perusahaan anak membagikannya dalam bentuk dividen. Atas dasar beberapa alasan tersebut, untuk mendapatkan suatu bentuk metode pencatatan yang lebih memuaskan terhadap modal dalam hubungannya dengan perubahan pemilikan atas perusahaan anak serta hubungan antara modal perusahaan induk dengan laba-rugi (perusahaan anak) yang direalisasikan dan tersedia untuk dibagikan sebagai dividen, berikut ini akan dibicarakan suatu modifikasi dari prosedur yang telah dikemukakan di atas yang disebut dengan prosedur (metode) penilaian (appraisal accounting procedures).

Prosedur yang merupakan suatu modifikasi tersebut disebut sebagai prosedur penilaian (appraisal accounting procedures) oleh karena "pencatatan" yang dipakai didasarkan atas "penilaian". Agar lebih jelas, berikut ini diberikan contoh dengan membandingkan kedua metode/cara itu sebagai berikut: Contoh 2: Pada tanggal 1 Januari 2006, PT. H membeli 90% saham-saham, PT. A. Dalam tahun 2006, PT. A memperoleh laba sebesar Rp500.000 dan membagikan dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp100.000. Dalam hal ini, dari segi ekonomis, PT. H dapat mengakui bagian atas laba PT. A sebesar Rp450.000 (90% x Rp500.000). Akan tetapi, dari segi yuridis, kepada para pemegang 10

Akuntansi Lanjutan II sahamnya, perusahaan induk hanya berkewajiban untuk membagikan dividen (selain yang berasal dari laba operasi sendiri) sebesar Rp90.000 (yaitu 90% dari laba perusahaan anak yang sudah direalisasikan). Dari data tersebut di atas akan dicatat berdasarkan masing-masing metode dalam buku perusahaan induk sebagai berikut.Metode Konvensional Transaksi (Laba PT. A Diakui Sebagai Laba yang Ditahan) Metode yang Dimodifikasikan (Laba PT. A Diakui Sebagai Modal Penilaian (Appraisal Capital))

1. PT. A melaporkan laba Investasi Saham PT. A sebesar Rp500.000.

Rp450.000 Rp450.000

Investasi Saham PT. A

Rp450.000

Pendapatan dari PT. A

Modal Penilaian (Laba PT. A Belum Dibagikan) Rp450.000

2. PT. A membagikan dividen sebesar Rp100.000.

Kas

Rp90.000 Investasi Saham PT. A Rp90.000

Kas

Rp90.000 Rp90.000

Investasi Saham PT. A

Modal Penilaian (Laba PT. A Belum Dibagikan) Rp90.000 Rp90.000

Penghasilan Dividen

Bagian laba atas perusahaan anak diakui sebagai kenaikan dari investasi saham- saham perusahaan anak dengan prosedur sebagai berikut. 1. Akun investasi saham didebit sebesar bagian atas laba tersebut dengan akun lawan "modal penilaian." Demikian sebaliknya terhadap bagian atas kerugian yang diderita oleh perusahaan anak. Pada metode penilaian ini, untuk menampung dan mengikhtisarkan hasil usaha perusahaan anak dipakai akun modal penilaian dan laba yang ditahan. Bagian keuntungan dari perusahaan anak yang tidak/belum dibagikan sebagai dividen diakui oleh perusahaan induk sebagai kenaikan modal penilaian. 2. Sementara itu, keuntungan yang telah dibagikan sebagai dividen diakui sebagai bagian saldo laba yang ditahan. Meskipun pada kedua cara (metode konvensionaldan metode penilaian) berakibat besarnya total aktiva perusahaan induk menjadisama, namun pada metode penilaian menghasilkan informasi yang lengkap. Initerjadi karena perbedaan antara pengakuan pendapatan yang sudah direalisasikan sebagai benar-benar laba yang ditahan dan pendapatan yang belum direalisasikan diperlakukan sebagai kenaikan di dalam modal-penilaian. 11

Akuntansi Lanjutan II E. SIMPULAN

Pada dasarnya akuntansi (pencatatan) terhadap investasi jangka panjang dalam bentuk saham dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu: (1) metode ekuitas atau pemilikan (equity method), dan (2) metode harga perolehan atau kos (cost method).

Metode ekuitas (equity method) adalah metode akuntansi yang mencatat investasi pada mulanya sebesar biaya perolehan (cost) dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian pemilikan induk perusahaan (investor) atas aktiva bersih anak perusahaan (investee) yang terjadi setelah tanggal perolehan.

Perubahan bagian pemilikan induk perusahaan bisa terjadi karena adanya perubahan dalam modal atau ekuitas atau aktiva bersih milik anak perusahaan yang dapat diakibatkan oleh: 1. Anak perusahaan memperoleh laba usaha, atau 2. Anak perusahaan menderita kerugian usaha, atau 3. Anak perusahaan membagikan dividen, atau 4. Kekayaan anak perusahaan bertambah atau berkurang.

Apabila induk perusahaan memakai metode ekuitas atau metode pemilikan (equity method) untuk mengikuti perubahan modal atau ekuitas anak perusahaan, maka setiap kondisi yang menyebabkan perubahan modal anak perusahaan akan selalu diikuti dengan cara melakukan pencatatan atau penyesuaian terhadap akun investasi saham anak perusahaan. Akibatnya, investasi saham anak perusahaan yang dicatat pada buku induk perusahaan akan selalu berubah-ubah jumlahnya sesuai dengan hasil operasi anak perusahan. Penyesuaian terhadap akun investasi saham anak perusahaan adalah sebesar prosentase pemilikannya dikalikan perubahan modal anak perusahaan.

Dengan demikian, maka jumlah akun investasi saham anak perusahaan akan bertambah pada saat: 1. Mengakui hak atas laba anak perusahaan. 2. Mengakui hak atas penambahan kekayaan anak perusahaan. 3. Induk perusahaan menambah jumlah investasinya pada anak perusahaan.

12

Akuntansi Lanjutan II Sementara itu, jumlah akun investasi saham anak perusahaan akan berkurang pada saat: 1. Mengakui adanya kerugian anak perusahaan. 2. Mengakui adanya pembagian dividen dari anak perusahaan. 3. Mengakui adanya pengurangan kekayaan anak perusahaan. 4. Induk perusahaan mengurangi jumlah investasinya pada anak perusahaan.

13