AKUNTANSI Bab 2 Conceptual Framework

download AKUNTANSI Bab 2 Conceptual Framework

of 22

Transcript of AKUNTANSI Bab 2 Conceptual Framework

OLEH: ACHMAD SYARIEF (01) ALFANDI IMAL HAFID (02) 2V AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

Conceptual framework adalah sebuah kerangka yang menetapkan konsep-konsep yang mendasari laporan keuangan. Conceptual framework adalah suatu sistem yang logis yang mengalir dari suatu obyek tertentu. Di mana obyek tersebut mengidentifikasi tujuan dari laporan keuangan.

Mengapa kita membutuhkan Conceptual Framework ? Karena, Conceptual framework akan sangat berguna dalam terbentuknya suatu keputusan yang sesuai dengan aturan dan konsep yang terbentuk sebelumnya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan. Melanjutkan pernyataan di atas. Conceptual Framework sangat dibutuhkan dalam Akuntansi karena memungkinkan Standar Akuntansi Internasional (IASB) menerbitkan suatu pernyataan yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu, dan dapat menetapkan standar akan suatu hasil dari Akuntansi yang harus logis.

Perkembangan dari Conceptual Framework saat ini adalah menyatukan IASB dan FASB pada suatu proyek bersama dalam mengembangkan suatu kerangka konseptual umum yang dapat memberikan sebuah landasan dalam pengembangan standar akuntansi di masa depan. Sebelumnya IASB dan FASB memilikik masingmasing Conceptual Framework. Conceptual Framework dijelaskan dalam sebuah dokumen, Framework forPreparation and Presentation of Financial Statement. Sedangkan Conceptual Framework FASB dikembangkan dari serangkaian konsep pelaporan yang umumnya disebut sebagai Conceptual Framework.

Kebutuhan

menjadi acuan pembuatan standar akuntansi keuangan agar standar tersebut dapat lebih berguna, koheren dan konsisten sepanjang waktu Membantu akuntan untuk dengan cepat mengatasi masalah dengan mengacu pada conceptual framework

Memberikan

informasi yang

Berguna untuk keputusan investasi dan kredit Dapat membantu investor dan kreditor untuk menilai prospek arus kas di masa mendatang Menggambarkan sumber daya ekonomis, klaim atas sumber daya tersebut dan perubahannya

Terdapat tiga level dari Conseptual Framework yaitu : Level Pertama : Dasar tujuan Level Kedua : Konsep-konsep dasar Level Ketiga : Konsep pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan

Tujuan dari pelaporan keuangan adalah dasar dari sebuah kerangka kerja (framework). Di mana tujuan dari pelaporan keuangan adalah tentang suatu entitas yang berguna para investor, pemberi pinjaman, dan kreditur lainnya dalam membuat keputusan dalam kapasitas mereka sebagai penyedia modal. Caranya adalah dengan menyediakan dan menerbitkan tujuan umum dari laporan keuangan tersebut dengan asumsi bahwa, pengguna memiliki pengetahuan yang wajar dalam akuntansi dan bisnis untuk memahami pentingnya suatu informasi keuangan.

Terdiri dari dua bahasan pokok utama :A. B.

Qualitative Characteristics of Accounting Information Basic Elements

IASB mengidentifikasikan bahwa karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi untuk membedakan mana yang lebih baik (lebih bermanfaat) suatu informasi dengan mana yang kurang baik (kurang bermanfaat) suatu informasi untuk pengambilan keputusan dalam suatu tujuan. Selain itu, IASB juga mengidentifikasikan kendala tertentu ( biaya dan bahan ) sebagai bagian dari suatu Conceptual Framework.Qualitative Characteristics of Accounting Information terdiri dari : Fundamental Quality Relevance Fundamental Quality Faithful Representation Enhancing Qualities

Relevan adalah salah satu dari dua fundamental quality yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan. Untuk menjadi relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam keputusan. Informasi dengan tidak ada alasan yang kuat pada keputusan adalah tidak relevan. Informasi keuangan mampu membuat perbedaan ketika memiliki predictive value, confirmatory value, atau kedua-duanya. nilai prediksi yaitu jika informasi tersebut dapat membuat prediksi tentang hasil akhir dari suatu kejadian masa lalu, masa kini dan masa depan nilai konfirmasi yaitu nilai yang membenarkan harapan kita diawal sehingga membuat perbedaan.

Faithful representation adalah fundamental quality kedua yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan. Faithful representation berarti bahwa angka dan deskripsi sesuai dengan apa yang benar-benar ada atau terjadi. Untuk menjadi Faithful representation suatu informasi yang disajikan harus lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan.

Complete(lengkap). Berarti bahwa semua informasi yang diperlukan untuk faithful representation telah disediakan dalam suatu laporan keuangan. Neutral (netral). Berarti bahwa perusahaan tidak dapat memilih informasi untuk mendukung satu pihak tertentu dari pihak yang berkepentingan atas pihak yang lain. Free from error (bebas dari kesalahan). Berarti bahwa suatu informasi yang disajikan harus bebas dari kesalahan.

Merupakan pelengkap dari kualitas primer. Kualitas sekunder terdiri dari komparabilitas, daya uji, tepat waktu, kemampuan memahami. I. Komparabilitas. Informasi dari berbagai perusahaan dianggap memiliki komparabilitas jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas akan memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan riil dalam fenomena ekonomi karena perbedaan rill dan persamaan tersebut tidak dikaburkan oleh pemakai metode akuntansi yang tidak dapat diperbandingkan. II. Verifiability (daya uji) ditunjukkan ketika pengukurpengukur independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa. III. Timeliness (tepat waktu), jadi informasi harus tersedia kepada pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang diambil. IV. Understandability (kemampuan memahami), adalah kualitas informasi yang memungkinkan pemakai merasakan signifikan dari informasi tersebut.

Elemen-elemen yang secara langsung berkenaan dengan posisikeuangan, meliputi I. Asset. Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu. II. Liabilities. Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu-kewajiban yang ditimbulkan oleh transaksi atau kejadian masa lalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa depan. III. Equity. Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan pemilik.

Elemen-elemen yang secara langsung berkenaan denganpengukuran kinerja, meliputi : I. Income. Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau peningkatan kewajiban (atau keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyedia jasa, atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan. II. Expense. Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya kewajiban (atau keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyedia jasa, atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.

Level

ketiga terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini, menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi. Level ketiga terdiri dari : A. Asumsi-asumsi dasar B. Prinsip-prinsip dasar akuntansi C. Kendala-kendala

Asumsi Entitas Ekonomi Asumsi entitas mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi deng unit pertanggungjawaban tertentu. Dengan kata lain, aktivitas entitas bisnis dapat dipisahkan dan dibedakan dengan aktivitas pemiliknya atau dengan setiap unit bisnis lainnya. Asumsi Kelangsungan Hidup Maksudnya adalah bahwa perusahaan bisnis diasumsikan akan memiliki umur yang panjang. Walaupun perusahaan seng mengalami kegagalan bisnis, atau akuntan tidak percaya perusahaan akan hidup selamanya tetapi mereka harus mengasumsikan perusahaan hidup lama untuk memenuhi tujuan dan komitmen mereka. Asumsi Unit Moneter Asumsi unit moneter mengandung arti bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi. Unit moneter adalah unit yang relevan, sederhana, tersedia, secara universal, dapat dipahami, dan berguna. Asumsi periodisitas Asumsi periodisitas menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan ke dalam periode waktu artifisial. Artinya informasi harus dilaporkan secara periodik, Periode waktu tersebut bervariasi, tetapi yang paling umum adalah secara bulanan, kuartal, dan tahunan. Semakin lama periode waktu semakin akurat informasi tersebut.

1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle) Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. 2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle) Prinsip ini menyangkut cara penentuan pendapatan berkala, yang dapat memenuhi kebutuhan untuk penyusunan laporan keuangan yang tepat pada waktunya. 3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle) Untuk menyusun laporan keuangan periodik pendapatan yang diperoleh atau terjadi dalam periode akuntansi tertentu harus dipertemukan secara layak dengan biayabiaya yang terjadi dalam periode akuntansi yang sama. 4. Prinsip pengungkapan penuh (Full Disclosure Principle) Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan.

Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik kualitatif agar membuatnya menjadi berguna, ada dua kendala yang harus diperhitungkan yaitu biaya-manfaat dan materialitas. Hubungan Biaya-Manfaat Hubungan biaya manfaat artinya bahwa besarnya manfaat yang didapat harus melebihi biaya yang dikeluarkan. Materialitas Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Karena itu, tidaklah meterial dan juga tidak relevan jika pencantuman atau pengabaian suatu item tidak memiliki dampak terhadap pengambilan keputusan.