AKUNTANSI ANGSURAN

42
BAB II PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES) PENDAHULUAN Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan terutama untuk barang-barang yang harga jualnya relatif tinggi seperti elektronik, otomotif dan perumahan adalah dengan penjualan secara angsuran, disamping penjualan tunai dan kredit. Penerapan metode ini telah berkembang tidak hanya pada perusahaan real estate tetapi juga pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan mobil, angkutan udara, mesin, alat-alat rumah tangga dan sebagainya. Metode ini menarik karena dapat menguntungkan kedua belah pihak yaitu dari sisi penjual selain omset penjualan yang meningkat juga dapat meningkatkan tingkat perputaran persediaan. Dari sisi pembeli, mendapatkan kemudahan untuk memiliki barang-

Transcript of AKUNTANSI ANGSURAN

Page 1: AKUNTANSI ANGSURAN

BAB II

PENJUALAN ANGSURAN

(INSTALLMENT SALES)

 

PENDAHULUAN

Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan terutama untuk

barang-barang yang harga jualnya relatif tinggi seperti elektronik, otomotif dan perumahan

adalah dengan penjualan secara angsuran, disamping penjualan tunai dan kredit. Penerapan

metode ini telah berkembang tidak hanya pada perusahaan real estate tetapi juga pada

perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan mobil, angkutan udara, mesin, alat-alat

rumah tangga dan sebagainya.

Metode ini menarik karena dapat menguntungkan kedua belah pihak yaitu dari sisi penjual

selain omset penjualan yang meningkat juga dapat meningkatkan tingkat perputaran persediaan.

Dari sisi pembeli, mendapatkan kemudahan untuk memiliki barang-barang kebutuhan terutama

yang relatif mahal karena adanya kemudahan pembayaran dengan cara mengangsur.

 

2.1.KONSEP PENJUALAN ANGSURAN

      Penjualan angsuran yaitu penjualan yang pembayarannya dapat dilakukan secara bertahap

dalam jangka waktu tertentu dengan terlebih dahulu membayar uang muka (down payment)

kemudian sisanya akan diangsur sesuai perjanjian antara penjual dengan pembeli.

Page 2: AKUNTANSI ANGSURAN

      Oleh karena pembayaran penjualan angsuran dilakukan secara bertahap maka transaksi

penjualan angsuran memiliki resiko yang besar dalam penagihan piutang. Dengan demikian

untuk meminimalkan resiko, pelaku usaha dapat melakukan usaha-usaha antara lain sebagai

berikut :

1.      Melakukan seleksi calon pembeli.

2.      Kepastian perlindungan dari sisi hukum,

-    Membuat perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract), dimana walaupun

barang telah diserahkan namun hak atas barang masih berada ditangan penjual sampai

seluruh pembayaran lunas, meminta jaminan kredit kepada pembeli misalnya ; sertifikat,

BPKB dan lain-lain.

- Perjanjian dengan pihak trust (trustee) hak milik atas barang-barang untuk sementara

diserahkan kepada suatu badan „trust“ (trustee) sampai penjualan dilunasi dengan membuat

akte kepercayaan (trust deed atau trust indenture). Setelah pembayaran lunas oleh pembeli,

baru trustee menyerahkan hak atas barang-barang tersebut kepada pembeli.

- Beli sewa (lease-purchase), penjualan barang dimana barang diserahkan kepada pembeli

sedangkan pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar

lunas. Setelah pembayaran lunas maka hak milik barang berpindah kepada pembeli.     

-    Kerjasama dengan pemberi kerja dengan cara potong gaji.

3.        Memberikan perlindungan ekonomi kepada penjual, dengan cara :

Page 3: AKUNTANSI ANGSURAN

-    Uang muka relatif besar

-    Jangka waktu angsuran relatif pendek

-  Besarnya angsuran secara perodik  harus dapat menutupi penurunan nilai barang.

Penjualan angsuran dapat dilakukan terhadap :

1.           Aktiva tetap.

2.            Barang dagangan.

Masalah transaksi penjualan angsuran dari aspek akuntansi adalah berkaitan dengan

pengakuan keuntungan atau laba kotor penjualan angsuran. Pada umumnya pengakuan laba kotor

dari transaksi penjualan angsuran ada dua cara yaitu

a.      Metode laba kotor diakui pada periode penjualan.

Apabila metode ini digunakan maka penjualan angsuran diperlakukan sama seperti

penjualan biasa atau transaksi penjualan kredit. Laba kotor diakui pada saat terjadinya

penjualan ditandai dengan timbulnya piutang atau tagihan kepada pembeli.

Ketentuan metode ini adalah sebagai berikut :

a.         Laba diakui seluruhnya pada periode dimana penjualan dilakukan.

b.        Pada tahun berikutnya, tidak diakui adanya laba tetapi hanya mencatat penerimaan

kas dan mengurangi piutang.

Page 4: AKUNTANSI ANGSURAN

c.         Hasil penagihan (pembayaran) setelah tahun penjualan dianggap sebagai

pengembalian pokok piutang angsuran.

a.         Apabila konsumen dibebani bunga maka pencatatan atas bunga dilakukan dengan

mengakui pendapatan bunga.

a.      Metode laba kotor diakui proporsional sesuai dengan penerimaan kas.

Pada metode ini, laba kotor diakui secara proporsional sebesar persentase laba kotor

dibandingkan dengan jumlah uang kas yang diterima. Metode ini banyak digunakan oleh

perusahaan yang menerapkan penjualan angsuran dalam jangka waktu lebih dari satu periode

akuntansi.

Ketentuan akuntansi pada metode laba diakui proporsional dengan penerimaan kas adalah

sebagai berikut :

a. Laba penjualan yang timbul pada saat transaksi dilakukan, dimasukkan ke dalam

rekening ”Laba Kotor Belum Direalisasi” (LKBD).

b. Setiap akhir tahun, perusahaan mengakui adanya laba kotor direalisasi (LKD) = %

LKBD  x  jumlah kas yang diterima tahun yang  bersangkutan (tdk termasuk bunga)

c. % LKD dicatat dengan rumus:

 

 

Harga jual   -   harga pokok   x   100%

Page 5: AKUNTANSI ANGSURAN

Harga jual

d. LKD adalah merupakan pengakuan laba secara bertahap dari LKBD, yang kemudian

diakui sebagai laba periode yang bersangkutan di laporan rugi-laba.

e. Pendapatan bunga dicatat dan diakui tersendiri di luar LKD.

f. LKBD yang belum disesuaikan menjadi LKD, akan disajikan di Neraca pada sisi passiva

di bawah kelompok hutang.

2.1.PENJUALAN ANGSURAN UNTUK AKTIVA TETAP

Penjualan angsuran aktiva tetap adalah penjualan aktiva tetap seperti tanah, bangunan dan

sejenisnya yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan waktu yang telah

ditentukan. Biasanya pembayaran angsuran ini mempunyai tata aturan atau persyaratan sebagai

berikut :

a.         Adanya down payment atau uang muka

b.        Pembayaran uang tunai secara periodik sebagai pembayaran angsuran

Pengakuan keuntungan atau laba kotor penjualan angsuran pada penjualan angsuran

aktiva tetap dapat dilakukan dengan dua metode yaitu laba kotor diakui pada periode

penjualan dan laba kotor diakui secara proporsional sejalan dengan penerimaan kas.

Berikut contoh kasus untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang metode

pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran aktiva tetap.

Page 6: AKUNTANSI ANGSURAN

Contoh 1 :

Pada tanggal 1 September tahun 2005, PT Graha Property menjual 10 unit rumah dengan

harga pokok per kapling Rp 300.000.000,00 dan dijual dengan harga Rp 400.000.000,00

ditambah bunga 10% per tahun. Pembayaran angsuran dilakukan setiap semester (6 bulanan)

selama 5 tahun atau 10 semester (10 kali angsuran), uang muka 20% dan bunga dihitung dari sisa

pinjaman.

Diminta:

1. Buat skedul pembayaran angsurannya

2. Jurnal transaksi penjualan angsuran dengan asumsi menggunakan metode laba kotor

diakui pada saat penjualan dan metode laba kotor diakui sejalan dengan penerimaan kas.

Penyelesaian :

1.      Skedul pembayaran angsuran ( dalam ribuan Rp )

Angsuran ke Tgl bayar Bunga Angsuran Jml

pembayaran

Sisa harga

kontrak

  1 Sept 05 - - - 4.000.000

(U.muka) 1 Sept 05 - 800.000 800.000 3.200.000

I 1 Mrt 06 160.000 320.000 480.000 2.880.000

II 1 Sept 06 144.000 320.000 464.000 2.560.000

III 1 Mrt 07 128.000 320.000 448.000 2.240.000

IV 1 Sept 07 112.000 320.000 432.000 1.920.000

V 1 Mrt 08 96.000 320.000 416.000 1.600.000

VI 1 Sept 08 80.000 320.000 400.000 1.280.000

VII 1 Mrt 09 64.000 320.000 384.000 960.000

Page 7: AKUNTANSI ANGSURAN

VIII 1 Sept 09 48.000 320.000 368.000 640.000

IX 1 Mrt 10 32.000 320.000 352.000 320.000

X 1 Sept 10 16.000 320.000 336.000 0

Jumlah Total 880.000 4.000.000 4.880.000 -

 

2.      Jurnal transaksi penjualan angsuran dengan menggunakan

a.                            metode laba kotor diakui saat periode penjualan.

Jurnal yang dibuat sebagai berikut :

(dalam ribuan rupiah)  

Keterangan transaksi Jurnal

1.      Pada saat penjualan tgl 1 Sept 05 :

10 x Rp 400.000      = 4.000.000

uang muka  20%      =    800.000

HP rumah :

10 x Rp 300.00        = 3.000.000

Kas                            800.000     

Piutang angsuran    3.200.000

     Rumah                                 3.000.000

     Laba penjualan angs           1.000.000

2.      Ajp tgl 31 Des 05 :

      Bunga yang masih harus diterima 4 bulan ( 1 Sept sd 31 Des 05)

      4/12 x 10% x 3.200.000 = 106.667   

Piutang bunga            106.667

     Pendapatan bunga                   106.667

 

 3.      Jurnal penutup tgl 31 Des 05 :

Menutup rekening nominal ke iktisar laba rugi

Laba penjualan angs  1.000.000

Pendapatan bunga        106.667

    Iktisar laba rugi                      1.106.667

 

Page 8: AKUNTANSI ANGSURAN

4.      Jurnal balik tgl 1 Jan 06 :

      Reversal entries atas bunga yang akan diterima th. 2005

Pendapatan bunga      106.667

     Piutang bunga                       106.667

5.      Penerimaan angsuran I

Tgl 1 Maret 06 :

Angsuran pokok : 3.200.000/10

                                             =  320.000

Bunga 6 bln x 10%/thn x 3.200.000

                                 =  160.000

Kas                             480.000

     Piutang angsuran                    320.000

     Pendapatan bunga                  160.000

6.      Penerimaan angsuran II

      Tgl 1 Sept 06

Angsuran pokok      =  320.000

Bunga 6 bln x 10% per tahun x (3.200.000 – 320.000) = 144.000

Kas                              464.000

     Piutang angsuran                   320.000

     Pendapatan bunga                 144.000

7.      Ajp tgl 31 Desember 06 :

Bunga yang masih harus diterima 4 bln

4/12 x 10% x  (3.200.000 – 640.000)  =  85.333

 

Piutang bunga               85.333

     Pendapatan bunga                   85.333

 

Dari contoh diatas diketahui bahwa dengan menggunakan metode ini pada tahun kedua sudah

tidak ada lagi pengakuan laba atas penjualan angsuran rumah.

 

      

Page 9: AKUNTANSI ANGSURAN

b.   Metode Laba diakui proporsional dengan penerimaan kas

Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

(dalam ribuan rupiah)

Keterangan transaksi Jurnal

1.      Pada saat penjualan tgl 1 Sept 05 :

10 x Rp 400.000      = 4.000.000

uang muka  20%      =    800.000

HP rumah :

10 x Rp 300.00        = 3.000.000

Kas                            800.000     

Piutang angsuran    3.200.000

     Rumah                               3.000.000

     LKBD                               1.000.000

2.    Ajp tgl 31 Des 05 :

a.    Bunga yang masih harus diterima 4 bulan ( 1 Sept sd 31 Des 05)

      4/12 x 10% x 3.200.000 = 106.667

 

b.    Penyesuaian LKBD atau Laba kotor direalisasi (LKD)

% laba kotor :

1.000.000  x 100% = 25%

4.000.000

 

Penerimaan kas th.2005 sebesar Rp 800.000.000 (down payment). Jadi LKD th.2005 adalah 25% x Rp 800.000.000 = Rp 200.000.000

 

Piutang bunga            106.667

     Pendapatan bunga                106.667

 

 

LKBD                       200.000

     LKD                                     200.000

 

 

3.    Jurnal penutup tgl 31 Des 05 :

     Menutup rekening nominal ke iktisar

LKD                             200.000

Page 10: AKUNTANSI ANGSURAN

laba rugi

 

Pendapatan bunga        106.667

    Iktisar laba rugi                     306.667 4.    Jurnal balik tgl 1 Jan 06 :

           Reversal entries atas bunga yang akan diterima th. 2005

Pendapatan bunga       106.667

     Piutang bunga                      106.667

5.    Penerimaan angsuran I

Tgl 1 Maret 06 :

Angsuran pokok : 3.200.000/10

                                             =  320.000

Bunga 6 bln x 10%/thn x 3.200.000

                                 =  160.000

Kas                             480.000

     Piutang angsuran                  320.000

     Pendapatan bunga                160.000

6.    Penerimaan angsuran II

     Tgl 1 Sept 06

Angsuran pokok      =  320.000

Bunga 6 bln x 10% per tahun x (3.200.000 – 320.000) = 144.000

Kas                              464.000

     Piutang angsuran                 320.000

     Pendapatan bunga               144.000

7.    Ajp tgl 31 Desember 2006

a.    Ajp bunga yang masih harus diterima 4 bln ( 1 Sept sd 31 Des 06)

4/12 x 10% x (3.200.000-640.000) = 85.333

 

b.    Penyesuaian LKBD

Penerimaan kas th.2006 sebesar Rp 64.000.000 (angsuran I dan II). Jadi LKD th.2006 adalah 25% x Rp 640.000.000 = Rp 160.000.000

 

Piutang bunga                  85.333

    Pendapatan bunga                  85.333

 

 

 

 

LKBD                           160.000         

    LKD                                     160.0008.    Jurnal penutup tgl 31 Des 06 : LKD                              160.000

Page 11: AKUNTANSI ANGSURAN

     Menutup rekening nominal ke iktisar laba rugi

 

Pendapatan bunga           85.333

    Iktisar laba rugi                    245.333

9.    Jurnal balik tgl 1 Jan 07 :

           Reversal entries atas bunga yang akan diterima th. 2006

Pendapatan bunga          85.333

     Piutang bunga                       85.333

 

Berikut penjelasan dari jurnal dan perhitungan pada tabel diatas :

a. Laba penjualan angsuran akan diakui setiap tahun yang besarnya tergantung pada

besarnya kas yang diterima pada tahun yang bersangkutan. Hal ini dapat dilihat pada

tahun 2005 jurnal LKD sebesar Rp 200.000.000, sedangkan untuk tahun 2006 sebesar Rp

160.000.000. Hal ini disebabkan karena jumlah kas yang diterima selama tahun 2005

lebih besar daripada jumlah kas yang diterima pada tahun 2006.

b. Jurnal yang dibuat pada tahun 2007 dan berikutnya sama dengan jurnal pada tahun 2006,

perbedaannya hanya teletak pada jumlah pendapatan bunga yang semakin kecil karena

bunga dihitung dari saldo pokok pinjaman dimana saldo pokok pinjaman akan semakin

kecil karena adanya pelunasan ditahun sebelumnya.

2.      Kegagalan pelunasan piutang angsuran aktiva tetap

Apabila terjadi si pembeli tidak mampu untuk melunasi angsurannya,  maka ini berarti

seluruh laba yang diperhitungkan tidak dapat semuanya direalisasikan. Dengan adanya

kegagalan pelunasan ini, biasanya aktiva tetap  yang terjual dimiliki kembali oleh si penjual dan

aktiva tetap tersebut dinilai sebesar nilai pasar pada saat aktiva  tetap tersebut ditarik/dimiliki

Page 12: AKUNTANSI ANGSURAN

kembali. Sedangkan jumlah pembayaran angsuran yang telah dibayar oleh pembeli tidak dapat

diminta kembali oleh pembeli.

Adanya kegagalan pelunasan angsuran tersebut maka pihak penjual akan mengakui adanya

laba atau rugi pemilikan kembali. Besarnya laba atau rugi pemilikan kembali yang diakui

tergantung pada metode laba yang digunakan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika pencatatan dilakukan dengan metode laba diakui pada saat penjualan, laba atau rugi

dihitung dengan cara membandingkan nilai aktiva tetap yang dimiliki kembali dengan

jumlah piutang angsuran yang belum dilunasi.

2. Jika pencatatan dilakukan dengan metode laba diakui proposional dengan penerimaan kas

maka laba atau rugi dihitung dengan cara jumlah nilai aktiva tetap yang dimiliki

ditambah pengurangan laba kotor yang belum direalisasi dibandingkan dengan jumlah

piutang angsuran yang belum dilunasi.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dari adanya masalah kegagalan pelunasan

penjualan angsuran ini dapat diikuti dalam contoh berikut ini.

Contoh 2:

Seorang pengusaha menjual secara angsuran aktiva tetap dengan harga pokok Rp

80.000.000, dan dijual dengan harga Rp 100.000.000. Uang muka ditentukan sebesar Rp.

30.000.000, dan sisanya dibayar secara angsuran. Setelah membayar angsuran sejumlah Rp

40.000.000, pembeli menyatakan tidak mampu lagi untuk melunasi sisa angsurannya, akibatnya

aktiva tersebut ditarik kembali oleh pengusaha tersebut dan nilai pada saat dimiliki kembali oleh

penjual adalah Rp 28.000.000.

Page 13: AKUNTANSI ANGSURAN

            Penyelesaian kasus diatas adalah pengusaha tersebut akan membuat jurnal dan

melakukan perhitungan sebagai berikut:

1. Bila pembukuannya menggunakan metode laba diakui pada saat penjualan.

Dengan metode ini, terlebih dahulu dihitung jumlah piutang angsuran yang belum

dilunasi kemudiaan dibandingkan dengan nilai pemilikan kembali aktiva tetap.

Jumlah piutang angsuran awal adalah:

Rp. 100.000.000 – Rp. 30.000.000                 = Rp. 70.000.000

Jumlah angsuran yang telah dibayar               = Rp. 40.000.000

Piutang angsuran yang belum dibayar            = Rp. 30.000.000

Nilai pemilikan kembali Aktiva Tetap            = Rp. 28.000.000

            Rugi pemilikan kembali                    = Rp.  2.000.000

Jurnal yang dibuat :

Aktiva tetap                            Rp. 28.000.000

Rugi pemilikan kembali          Rp.  2.000.000

            Piutang Angsuran                                 Rp. 30.000.000

2. Bila pembukuannya menggunakan metode laba diakui secara proporsionil dengan

penerimaan kas.

Page 14: AKUNTANSI ANGSURAN

Cara perhitungan laba rugi pemilikan kembali adalah sebagai berikut :

  Menghitung Tingkat laba kotor =

Rp. 100.000.000 – Rp. 80.000.000   100 % = 20 %

      Rp. 100.000.000

  Jumlah piutang angsuran yang belum dibayar adalah:

     Rp. 70.000.000 – Rp. 40.000.000 = Rp. 30.000.000

  Laba Kotor yang Belum Direalisasi ( LKBD ) harus disesuaikan     ( dikurangi )

sebesar 20 % Rp 30.000.000 = Rp.6.000.000

Berdasarkan perhitungan diatas, jurnal yang harus dibuat adalah:

Aktiva tetap                            Rp. 28.000.000

LKBD                                                 Rp.  6.000.000

            Piutang angsuran                                   Rp. 30.000.000

            Laba pemilikan kembali                        Rp.  4.000.000

 

2.3.  PENJUALAN ANGSURAN BARANG DAGANGAN

Penjualan angsuran barang dagangan proses akuntansinya hampir sama dengan penjualan

angsuran aktiva tetap. Perbedaannya terletak pada beberapa hal yaitu pada penjualan angsuran

Page 15: AKUNTANSI ANGSURAN

barang dagangan tidak memperhitungkan tingkat bunga angsuran, dan metode yang digunakan

untuk pencatatan pengakuan laba hanya dengan metode laba yang diakui proposional dengan

penerimaan kas.

Seperti halnya pada penjualan angsuran aktiva tetap, untuk penjualan angsuran barang

dagangan mempunyai ketentuan – ketentuan sbb:

1.      Pembayaran uang muka ( Down Payment )

Pembayaran uang muka ini dilaksanakan secara tunai yang jumlahnya sebesar prosentase

tertentu dengan harga jual barang dagangan atau sebesar jumlah rupiah yang telah

ditentukan.

2.      Pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran. Besarnya pembayaran

angsuran ini telah ditentukan sebelumnya atau dapat juga ditentukan besar kecilnya

tergantung pada lamanya jangka waktu angsuran.

Dalam penjualan angsuran barang dagangan ini, tidak ada pengakuan pendapatan bunga

seperti pada penjualan angsuran aktiva tetap. Dalam mencatat transaksi-transaksi penjualan perlu

untuk membedakan antara penjualan reguler dengan penjualan angsuran. Hal ini sangat penting

untuk dapat memberikan data bagi perhitungan laba kotor yng diakui sebagai hasil penerimaan

pembayaran piutang dari penjualan angsuran.

            Adapun ketentuan akuntansi untuk penjualan angsuran barang dagangan adalah sebagai

berikut :

Page 16: AKUNTANSI ANGSURAN

1. Laba diakui sebesar prosentase laba kotor dikalikan kas yang direalisasi dari penjualan

angsuran ( proporsional dengan penerimaan kas ).

2. Piutang, penjualan dan LKBD untuk penjualan angsuran diberi tanda tahun terjadinya

agar dapat diidentifikasi dengan jelas hubungannya dengan laba kotor yang realisasi pada

tahun yang bersangkutan dengan piutang tersebut.

3. Pencatatan persediaan barang dagangan dapat menggunakan metode pisik atau metode

perpetual.

Untuk memberikan gambaran tentang proses akuntansi penjualan angsuran barang

dagangan maka diberikan contoh dibawah ini.

Contoh 3:  

PT Eksekutif menjual barang dagangannya sebagian atas dasar kontrak penjualan

angsuran berlangsung selama 3 tahun disamping penjualan secara kredit.  Berikut ini adalah

neraca per 1 Desember 2009 milik PT ”EKSEKUTIF” :

 

PT  EKSEKUTIF

Neraca

1 Desember 2009

 

Kas

Piutang Reguler

Rp.    400.000

Rp. 1.200.0

Hutang Dagang

Hutang Lain-lain   

Rp.      1.000.0

00

Rp.     

Page 17: AKUNTANSI ANGSURAN

Piutang Angsuran

2007

Piutang Angsuran

2008

Piutang Angsuran

2009

Persediaan

Aktiva Tetap (bersih)  

Jumlah            Aktiva

00

Rp    800.000 

Rp    800.000 

Rp  1.200.0

00 

 Rp  2.400.0

00

Rp     3.200.0

00

Rp. 10.000.

000

           

LKBD 2007 (20 %)

LKBD 2008 (25 %)

LKBD 2009 (20 %)

Modal saham   

Laba ditahan               

Jumlah Passiva   

1.400.000

 Rp          200.000

Rp           240.000

 Rp        600.000

Rp       4.000.0

00

Rp             2.560.0

00

Rp.           10.000.

000

 

 

 

 

            Transaksi yang terjadi selama tahun 2009 adalah sbb:

1. Penjualan untuk tahun 2009 adalah terdiri dari penjualan kredit reguler Rp 2.400.000 dan

penjualan angsuran Rp 3.000.000.

2. Jumlah piutang yang tertagih selama tahun 2009 adalah:

  Piutang Reguler                      Rp 800.000

  Piutang Angsuran 2007          Rp 400.000

Page 18: AKUNTANSI ANGSURAN

  Piutang Angsuran 2008          Rp 600.000

  Piutang Angsuran 2009          Rp 800.000

3. Biaya – biaya operasi selama tahun 2009 adalah Rp 400.000.

4. Penghapusan piutang angsuran 2008 sejumlah Rp 500.000 yang terdiri dari :

  Penghapusan piutang reguler              Rp 200.000

  Penghapusan piutang angsuran 2007 Rp 200.000

  Penghapusan piutang angsuran 2008 Rp 100.000

5. Kebijaksanaan penjualan yang ditempuh oleh perusahaan adalah:

Harga pokok penjualan reguler adalah 60 % dari penjualan, sedang harga pokok

penjualan angsuran adalah 80 % dari penjualan angsuran.

            Berdasarkan data pada contoh diatas, PT ”EKSEKUTIF” akan membuat pencatatan

jurnal sebagai berikut :

(dalam ribuan rupiah)

Keterangan Metode Fisik Metode Perpetual

1.Mencatat penjualan th 2009

 Reguler : 2.400.000

Angsuran : 3.000.000

Piutang dagang     2.400

Piut angs th.2000  3.000

   Penjualan reguler       2.400

   Penjualan angsuran    3.000

Piutang dagang     2.400

Piut angs th.2000  3.000

   Penjualan reguler       2.400

   Penjualan angsuran    3.000

 

HPP                     1.440

HPP angsuran      2.400

   Persed. Brg dg           3.840

Page 19: AKUNTANSI ANGSURAN

 2. Mencatat penerimaaan pembayaran piutang

Piutang reguler :800.000, piutang angsuran

2007 : 400.000

2008 : 600.000

2009 : 800.000

Kas                  2.600    

   Piut dagang            800.000

   Piut angs 2007       400.000

   Piut angs 2008       600.000

   Piut angs 2009       800.000

Kas                  2.600    

   Piut dagang            800.000

   Piut angs 2007       400.000

   Piut angs 2008       600.000

   Piut angs 2009       800.000

3. Mencatat biaya operasi th.2009

Biaya operasi      400

   Kas                            400

Biaya operasi      400

   Kas                            4004. Mencatat penghapusan piutang

Reguler : 200.000

2007 : 200.000

2008 : 100.000

 

Penghpsan piut    435

LKBD 2007          40

LKBD 2008          25

   Piut reguler                 200

   Piut angs 2007            200

   Piut angs 2008            100

 

LKBD :

2007 : 20% x 200.000=40.000

2008 : 25% x 100.000=25.000

 

Penghpsan piut    435

LKBD 2007          40

LKBD 2008          25

   Piut reguler                 200

   Piut angs 2007            200

   Piut angs 2008            100

 

LKBD :

2007 : 20% x 200.000=40.000

2008 : 25% x 100.000=25.000

 5.Penyesuaian 31 Desember 2009

Mencatat hpp penjualan angsuran

 

Mencatat LKBD th.2009 dan menutup HPP angsuran dan

 

HPP reguler          1.440

HPP angsuran       2.400

   Pengiriman BD           3.840

 

 

 

Sdh dijurnal no.1

 

 

Page 20: AKUNTANSI ANGSURAN

penjualan angsuran

 

Penyesuaian LKBD dari LKD dihitung dari % laba kotor dari piutang tertagih

Penj angsuran      3.000

  HPP angsuran             2.400

  LKBD                           600

 

 

LKBD 2007     80.000

LKBD 2008   150.000

LKBD 2009   160.000

    LKD                   390.000

 

LKBD 2007 :

20% x 400.000=80.000

LKBD 2008 :

25% x 600.000=150.000

LKBD 2009 :

20% x 800.00=160.000

Penj angsuran      3.000

  HPP angsuran             2.400

  LKBD                           600

 

 

LKBD 2007     80.000

LKBD 2008   150.000

LKBD 2009   160.000

    LKD                   390.000

 

LKBD 2007 :

20% x 400.000=80.000

LKBD 2008 :

25% x 600.000=150.000

LKBD 2009 :

20% x 800.00=160.000

 6.Membuat jurnal penutup :

-Menutup by operasi

-Menutup penghpsan piutang

-Menutup HPP reguler

-Menutup penjualan angsuran

LKD               390

Penj reguler 2.400

            Biaya operasi     400

            Penghpsn piut    435

            HPP reguler    1.440

            Laba rugi           515

 

LKD               390

Penj reguler 2.400

            Biaya operasi     400

            Penghpsn piut    435

            HPP reguler    1.440

            Laba rugi           515

 

Page 21: AKUNTANSI ANGSURAN

-Menutup LKD

 

 

 

 

PT  ”EKSEKUTIF”

Laporan Laba - Rugi

Periode 1 sd 31 Desember 2009

 

Akun Reguler Angsuran TotalPenjualan 2.400.000 3.000.000 5.400.000HPP 1.440.000 2.400.000 3.840.000Laba kotor 960.000 600.000 1.560.000Dikurangi :      LKBD 2009

(600.000-160.000)

- 440.000 (440.000)

  960.000 160.000 1.120.000Ditambah :      LKD 2008, 2007

(150.000+80.000)

   

230.000

 

230.000Jml real laba kotor th.2009

960.000 390.000 Rp 1.350.000

Biaya operasi     (400.000)Penghapusan piut     (435.000)Laba bersih th.2009

    515.000

 

 

 

Page 22: AKUNTANSI ANGSURAN

 

PT ”EKSEKUTIF”

Laporan Laba Ditahan

Per 31 Desember 2009

 

 

Laba yang ditahan per 1 Desember 2009                               Rp. 2.560.000

Laba bersih 2009 (dari Laporan Laba Rugi)                           Rp.     515.000

Jumlah laba ditahan per 31 Desember 2009                           Rp. 3.075.000

 

 

PT  ”EKSEKUTIF”

Neraca

Per 31 Desember 2009

Kas                              

Piutang reguler           

Piutang angsuran 2007

Piutang angsuran 2008

Piutang angsuran 2009

Persediaan                   

Aktiva tetap (bersih)   

 

Jumlah              

Rp.2.600.000

Rp.2.600.000

Rp.   200.000

Rp.   100.000

Rp.3.400.000 

Rp.(1.440.000)

Rp.3.200.000

 

Rp.10.660.000

Hutang dagang          

Hutang lain-lain         

LKBD 2007 (20 %)

LKBD 2008 (25 %)

LKBD 2009 (20 %)

Modal saham        

Laba yang ditahan   

 

     Jumlah       

Rp. 1.000.000

Rp. 1.400.000

 Rp.     80.000

 Rp.     65.000

 Rp. 1.040.000

Rp. 4.000.000

Rp. 3.075.000

 

10.660.000

Page 23: AKUNTANSI ANGSURAN

 

            Keterangan:

 

1. 1.200.000 + 2.400.000 – 800.000 - 200.000 = 2.600.000 2. 800.000 – 400.000 – 200.000 = 200.000

3. 800.000 – 600.000 – 100.000 = 100.000

4. 1.200.000 + 3.000.000 – 800.000 = 3.400.000

5. 2.400.000 – 3.840.000 = (1.440.000)

            PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PENJUALAN ANGSURAN

Penyajian informasi penjualan angsuran didalam laporan keuangan (Neraca dan Laba rugi)

tidak banyak berbeda seperti penyusunan laporan-laporan keuangan umumnya. Pada Neraca

terdapat rekening ”piutang penjualan angsuran” dan ”laba kotor belum direalisasi” yang erat

hubungannya dengan pelaksanaan penjualan angsuran tersebut.

1.        Rekening piutang penjualan angsuran

Apabila piutang penjualan angsuran dicatat sebagai golongan aktiva lancar, maka posisinya

sama dengan piutang biasa, sehingga dapat diinterpretasikan sebagai aktiva yang dapat

dikonversikan menjadi uang kas dalam siklus operasi normal perusahaan yaitu tidak lebih dari 1

tahun. Disisi lain untuk transaksi penjualan angsuran, realisasi piutang menjadi uang kas

mungkin meliputi jangka waktu lebih dari satu tahun.

Agar tidak ada penyimpangan dari prinsip akuntansi yang lazim, maka ”piutang penjualan

angsuran” pada umumnya dapat dilaporkan sebagai golongan ”aktiva lancar” dengan

memberikan penjelasan tertentu misalnya dengan footnote atau melampirkan daftar piutang

Page 24: AKUNTANSI ANGSURAN

penjualan angsuran dengan menyebutkan tanggal dan jangka waktu piutang tersebut akan jatuh

tempo.

2.        Rekening laba kotor belum direalisasi (LKBD)

Laba kotor belum direalisasi pada neraca dapat dicantumkan sebagai rekening penilaian

(valuation account) dan mengurangi rekening ”piutang penjualan angsuran” atau dicantumkan

sebagai rekening modal dan dicatat sebagai bagian dari laba ditahan (retained earnings). Laba

kotor belum direalisasi (LKBD) dari penjualan angsuran biasanya disajikan dalam kelompok

hutang pada neraca sebagai ”pendapatan yang masih harus diterima (deferred revenue)”.

3.        Rekening laba kotor direalisasi (LKD)

Dalam laporan perhitungan laba rugi, hasil penjualan reguler dengan penjualan angsuran

disajikan secara terpisah. Iktisar mengenai perhitungan realisasi laba kotor dalam tahun buku

yang bersangkutan, biasanya dibuat sebagai lampiran laporan laba rugi tersebut. Pada

perhitungan laba rugi, laba kotor direalisasi tahun yang bersangkutan akan mengurangi laba

kotor penjualan angsuran dan sebaliknya laba kotor direalisasi tahun-tahun sebelumnya akan

menambah laba bersih sebelum  pajak. Contoh penyajian transaksi penjualan reguler dan

penjualan angsuran dapat dilihat pada kasus diatas.

 

2.5. PERTUKARAN ATAU TRADE IN PADA PENJUALAN ANGSURAN

Page 25: AKUNTANSI ANGSURAN

Untuk menarik pembeli, selain penjualan kredit atau angsuran, seringkali pihak penjual

juga menerima tukar tambah dengan barang baru. Barang yang diterima penjual biasanya

dianggap sebagai pembayaran pertama (down payment).

Bagi penjual, meskipun sudah terikat dengan perjanjian penjualan angsuran yang telah

dibuat namun akan lebih aman dan hati-hati jika barang hasil pertukaran tersebut dinilai kembali

dengan memperhatikan adanya perbaikan-perbaikan serta suatu tingkat laba pada umumnya yang

diharapkan dari penjualan kembali barang bekas. Dalam kasus tukar tambah ini, barang bekas

pakai diterima harus dicatat sebesar harga penilaian yang dapat dianggap sebagai perkiraan harga

pokok (estmated cost). Sedangkan harga barang bekas yang diterima sesuai dengan perjanjian

dianggap sebagai harga pertukaran.

            Jika terdapat perbedaan antara harga pokok yang diperkirakan dengan harga pertukaran,

maka perbedaan tersebut akan dicatat ke dalam rekening ”Cadangan Selisih Harga

Pertukaran” atau CSHP.

Contoh :

UD ”Sakti Motor” menjual sebuah mobil baru dengan harga pokok Rp 100.000.000 kepada

pembeli dengan perjanjian penjualan angsuran seharga Rp 150.000.000. Sebagai pembayaran

pertama (down payment) pembeli menyerahkan sebuah mobil bekas dan setuju dihargai Rp

40.000.000. Diperkirakan biaya-biaya yang diperlukan untuk perbaikan mobil bekas tersebut

sebesar Rp 500.000, dan harga penjualan normal setelah diperbaiki adalah Rp 42.000.000.

Penjual mengharapkan laba normal sebesar 10% dari harga penjualan mobil bekas.Atas dasar

data-data tersebut diatas buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD ”Sakti Motor”

Page 26: AKUNTANSI ANGSURAN

Penyelesaian :

Harga pertukaran mobil bekas                                                            Rp 40.000.000

Nilai jual mobil bekas setelah perbaikan                     Rp 42.000.000

Dikurangi :

Ongkos perbaikan                               Rp   500.000

Laba normal yang

Diharapkan (10% x Rp 42.000.000)  Rp 4.200.000

                                                                                    (Rp   4.700.000)

      Perkiraan harga pokok (estimated cost)                                  Rp 37.300.000

      Cadangan selisih harga pertukaran                                         Rp   2.700.000

Jurnal yang dibuat :

Persediaan Mobil bekas                      Rp  37.300.000

CSHP                                                  Rp    2.700.000

Piutang penjualan angsuran                Rp 110.000.000

      Penjualan angsuran                                                 Rp 150.000.000

 

Harga pokok mobil                             Rp 100.000.000

Page 27: AKUNTANSI ANGSURAN

      Persediaan mobil baru                                             Rp 100.000.000

 

PENUTUP

Penjualan angsuran merupakan salah satu strategi penjualan yang banyak diterapkan di

perusahaan sehingga hal ini penting dipelajari untuk mengetahui bagaimana teori, tata cara

perhitungan dan prinsip akuntansi yang berlaku untuk penjualan angsuran ini.

Penjualan angsuran terdiri dari penjualan angsuran untuk aktiva tetap atau barang tidak

bergerak dan penjualan angsuran persediaan barang dagangan. Hal ini terkait dengan masalah

pengakuan laba atas penjualan angsuran dan metode  yang diterapkan.

TES UMPAN BALIK

1.      Apakah yang dimaksud dengan penjualan angsuran ?

2.      Bagaimana pengakuan laba untuk penjualan angsuran dan jelaskan metode apa saja yang

dapat diterapkan pada penjualan angsuran aktiva tetap dan penjualan angsuran barang

dagangan ?

3.      Bagaimana prosedur pencatatan untuk penjualan aktiva tetap dan barang dagang ?

4.      Bagaimana menangani persoalan piutang usaha angsuran yang tidak dapat tertagih,

pertukaran, dan pemilikan kembali barang angsuran?

Page 28: AKUNTANSI ANGSURAN

5.      Dealer ” A MOTOR ” menjual mobil secara angsuran dengan persyaratan pembayaran

pertama (down payment) sebesar 40% dan sisanya diangsur selama 30 bulan. Pembayaran

angsuran per bulannya adalah Rp 200.000,00/mobil. Harga pokok mobil tersebut adalah 80%

dari harga jual.

Transaksi penjualan yang terjadi pertama kali adalah pada tanggal 1 Maret 2008 dengan

dijual 10 mobil. Angsuran pertama dimulai pada tanggal satu bulan berikut nya. Tarif bunga

angsuran ditentukan 12% per tahun. Pembayaran setiap kali angsur tidak termasuk biaya

bunga. ”A MOTOR” menggunakan metode laba diakui pada tahun penjualan.

Pertanyaan :

a.     Berapakah besarnya penjualan 10 buah mobil tersebut.

b.    Berapakan besarnya uang muka dari penjualan mobil tersebut

c.       Berapakah besarnya laba kotor dari penjualan mobil tersebut.

d.      Buat jurnalnya pada saat penjualan tanggal 1 Maret 1998.

6.      PT ”Nippon-Hidetoshi Nakata” bergerak dalam bidang penjualan elektronika dan sejenisnya.

Dalam kebijaksanaan penjualan ditempuh penjualan secara angsuran. Selama tahun 2001,

penjualan angsuran sebesar Rp 20.200.000 yang diketahui dari catatan  akuntansinya.

Sebelum tutup buku tahun 2001, diketahui juga bahwa jumlah harga pokok barang yang

dijual angsuran tahun 2001 sebesar Rp 15.200.000, sedangkan jumlah pelunasan angsuran

adalah Rp 17.200.000. Taksiran barang yang kemungkinan akan dimiliki kembali pada akhir

Page 29: AKUNTANSI ANGSURAN

tahun adalah Rp 1.800.000 dan taksiran piutang penjualan angsuran yang dimiliki kembali

Rp 2.400.000.

Diminta buat jurnal untuk mencatat :

a.         Transaksi penjualan angsuran dan penerimaan pelunasan piutang angsuran piutang

angsuran LKBD yang ditangguhkan.

b.         Pemilikan kembali barang dagangan dan realisasi laba bruto.