akun koperasi

download akun koperasi

of 107

Transcript of akun koperasi

ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DENGAN PROGRAM GMATH-KOPERASI PADA KOPERASI MITRA KARSA, BOGOR

Oleh RAHMA SARTIKA H24076103

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

ABSTRAKRAHMA SARTIKA. H24076103. Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan Program GMATH-KOPERASI pada Koperasi Mitra Karsa Bogor. Di bawah bimbingan Jono M. Munandar dan Farida Ratna Dewi. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) merupakan salah satu pilar perekonomian Indonesia. Peran dan kedudukannya sangat penting dalam perbaikan perekonomian. Hampir di setiap kota atau daerah terdapat koperasi dengan beragam usahanya, tak terkecuali di Kota Bogor, Jawa Barat. Salah satu koperasi di Bogor yang masih aktif saat ini adalah Koperasi Mitra Karsa. Usaha yang dijalankan antara lain usaha toko, simpan pinjam dan kantin. Perkembangan usaha Koperasi Mitra Karsa menghadapi kendala dalam hal permodalan. Oleh karena itu, Koperasi Mitra Karsa membutuhkan penambahan modal dari luar. Dimana untuk pengajuan pinjaman pada suatu lembaga perbankan dibutuhkan laporan keuangan. Namun Koperasi Mitra Karsa merasa kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana hanya berupa pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang dalam kas, sehingga catatan keuangan yang ada hanya menunjukkan saldo kas yang dimiliki Koperasi Mitra Karsa. Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan dari permasalahan ini adalah : (1) Mengidentifikasi transaksi usaha yang terjadi dan laporan keuangan yang disusun oleh Koperasi Mitra Karsa, (2) Membentuk suatu sistem akuntansi yang tepat untuk Koperasi Mitra Karsa, (3) Menerapkan sistem akuntansi menggunakan program GMATHKOPERASI pada Koperasi Mitra Karsa. (4) Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi program GMATH-KOPERASI setelah diterapkan dalam jangka waktu tertentu pada Koperasi Mitra karsa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak manajemen Koperasi Mitra Karsa sedangkan data sekunder yang digunakan bersumber dari buku-buku referensi perpustakaan, internet, dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi. Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pengambilan dilakukan secara sengaja. Data yang akan digunakan dalam sistem akuntansi adalah data yang terurut berdasarkan tanggal transaksi. Secara teoritis penelitian ini tidak menggunakan sampel tetapi lebih kepada studi kasus. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan transaksi-transaksi yang sering terjadi pada Koperasi Mitra Karsa antara lain penjualan, pinjaman anggota, penerimaan simpanan anggota, dan cicilan pinjaman. Proses pembentukan model sistem akuntansi di Koperasi Mitra Karsa dimulai dari pengklasifikasian akun, pembentukan form neraca saldo awal, jurnal umum, buku besar serta laporan laba rugi dan neraca. Model sistem yang dibuat disesuaikan dengan transaksi keuangan Koperasi Mitra Karsa dan dilakukan dengan menggunakan program GMATHKOPERASI. Berdasarkan penerapan sistem akuntansi yang telah dilakukan dengan GMATH-KOPERASI pada neraca bulan Januari 2009 terjadi peningkatan. Hal ini dapat dibandingkan dari data pada awal periode (1 Januari 2009) dengan periode akhir (31 Januari 2009). Pada awal periode total yang diperoleh adalah

Rp. 698.216.613 dan pada akhir periode nilai neraca adalah Rp. 748.545.885,58. Terjadi peningkatan senilai Rp. 50.329.272,58. Dari data yang ada pada bulan Januari 2009 dihasilkan total nilai transaksi Rp. 353.683.176,42. Sisa Hasil Usaha atau laba periode berjalan yang yang dihasilkan senilai Rp. 19.742.172,58. Penilaian keefektifan dan keefisienan pencatatan keuangan Koperasi Mitra Karsa dengan menggunakan Program GMATH-KOPERASI yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner pada pihak Koperasi Mitra Karsa disimpulkan bahwa ratarata responden berpendapat dengan menggunakan program GMATH-KOPERASI, pencatatan dan pelaporan keuangan Koperasi Mitra Karsa lebih baik dibandingkan pencatatan secara manual yang selama ini digunakan oleh Koperasi Mitra Karsa.

ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DENGAN PROGRAM GMATH-KOPERASI PADA KOPERASI MITRA KARSA, BOGOR

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh RAHMA SARTIKA H24076103

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Judul Skripsi : Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi Dengan Program GMATH-KOPERASI Pada Koperasi Mitra Karsa Bogor. Nama NIM : Rahma Sartika : H24076103

Menyetujui :

Pembimbing I,

Pembimbing II,

(Dr. Ir. Jono M.Munandar, M.Sc) NIP. 19610123 198601 1 002 Mengetahui : Ketua Departemen,

(Farida Ratna Dewi, SE. MM) NIP. 19710307 200501 2 001

(Dr. Ir. Jono M.Munandar, M.Sc) NIP. 19610123 198601 1 002

RIWAYAT HIDUPPenulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 19 Mei 1986. Penulis merupakan puteri ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Ruhiyat dan Ibu Ermis Suhermy. Pada tahun 1992 penulis masuk Sekolah Dasar Rimba Putera dan lulus tahun 1998. Penulis kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 6 Bogor dan lulus tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Bogor dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis diterima menjadi mahasiswa Diploma III Program Studi Manajemen Bisnis Koperasi, Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun 2007 dengan memperoleh predikat terbaik III pada Program Studi Manajemen Bisnis Koperasi. Selama menempuh pendidikan, penulis telah mengikuti kegiatan praktek lapang di PRIMKOPAD YONIF 300/RBK Cianjur dan PT. Liza Herbal International Bogor, Jawa Barat. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Insitut Pertanian Bogor.

KATA PENGANTARAlhamdullilahirabbil Alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, anugerah dan hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi Dengan Program GMATH-KOPERASI Pada Koperasi Mitra Karsa Bogor. Skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan kali ini penulis berterima kasih kepada : 1. Orang tua yang selalu mendukung doa dan materi dalam penyelesaian studi. 2. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar dan Farida Ratna Dewi, SE. MM selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan, motivasi, arahan dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi. 3. Bapak Ir. Rachman Effendi, MSc dan Drs. Mansyuri serta keluarga besar Koperasi Mitra Karsa Bogor yang berkenan memberikan kesempatan untuk dijadikan objek penelitian. 4. Pegawai dan staf sekretariat Ekstensi Manajemen yang selalu

menjembatani setiap kegiatan perkuliahan dan pada masa bimbingan. 5. Ibu Heti Mulyati, STP. MT. selaku dosen penguji. 6. Teman-teman dan sahabat yang selalu memberikan dukungan, dorongan dan semangat. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak lepas dari kekurangan, maka kritik dan saran sangat penulis harapkan agar dapat menuju perubahan yang lebih baik lagi. Semoga sebuah karya ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Bogor, Februari 2010

Penulis

DAFTAR ISIHalaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv DAFTAR ISI................................................................................................... v DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian................................................................................. 1.4. Manfaat Penelitian............................................................................... 1.5. Batasan Penelitian ............................................................................... II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 2.1. Koperasi............................................................................................... 2.1.1 Pengertian....................................................................................... 2.1.2 Prinsip ............................................................................................ 2.1.3 Asas ............................................................................................... 2.1.4 Jenis dan Bentuk ........................................................................... 2.1.5 Modal ............................................................................................ 2.2. Akuntansi ............................................................................................ 2.3. Akuntansi Berbasis Komputer ............................................................ 2.4. Sistem Akuntansi ................................................................................ 2.5. Akun Dalam Koperasi ......................................................................... 2.5.1 Akun Harta ..................................................................................... 2.5.2 Akun Kewajiban............................................................................. 2.5.3 Akun Modal ................................................................................... 2.5.4 Akun Pendapatan/Penerimaan (Sisa Hasil Usaha)......................... 2.5.4 Akun Biaya .................................................................................... 2.6. Kode Akun ......................................................................................... 2.7. Laporan Keuangan ............................................................................. 2.8. Pengertian Efektifitas dan Efisiensi ................................................... 2.9. Penelitian Terdahulu ........................................................................... III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 3.1. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................... 3.3. Jenis Data dan Sumber Data................................................................ 3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data................................................ 1 1 4 5 5 5 6 6 6 7 8 8 10 11 11 12 13 13 15 15 15 16 16 20 21 22 23 23 25 26 26 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 30 4.1. Profil Koperasi .................................................................................... 30 4.1.1 Sejarah Koperasi Mitra Karsa ........................................................ 32

4.1.2 Struktur Organisasi ........................................................................ 32 4.1.3 Kegiatan Usaha Koperasi Mitra Karsa........................................... 34 4.1.4 Keuangan........................................................................................ 36 4.2. Sistem Akuntansi di Koperasi Mitra Karsa ......................................... 37 4.3. Program Akuntansi GMATH-KOPERASI ........................................ 38 4.4. Siklus Kerja Model Sistem Akuntansi ............................................... 39 4.5. Pembentukan Model Sistem Akuntansi .............................................. 41 4.5.1 Pengumpulan Bukti Transaksi ....................................................... 41 4.5.2 Pengklasifikasian Akun.................................................................. 42 4.5.3 Neraca Saldo Awal......................................................................... 44 4.5.4 Jurnal Umum .................................................................................. 44 4.5.5 Pembuatan Buku Besar .................................................................. 46 4.5.6 Pembuatan Laporan Keuangan ...................................................... 48 4.6. Penerapan Sistem Akuntansi .............................................................. 50 4.7. Penilaian keefektifan dan Keefisienan Program GMATH-Koperasi................................................................ 54 KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 57 1. Kesimpulan ............................................................................................ 57 2. Saran ....................................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59 LAMPIRAN.................................................................................................... 60

DAFTAR TABELNo Halaman 1. Jumlah koperasi di Bogor Tahun 2004-2009 ............................................... 3 2. Contoh kode numerial .................................................................................. 17 3. Contoh kode kelompok ................................................................................ 18 4. Contoh kode blok ......................................................................................... 19 5. Klasifikasi nomor dan nama akun di koperasi Mitra Karsa ......................... 42 6. Biaya penyusutan aktiva tetap koperasi Mitra Karsa Januari 2009 ............. 52 7. Jenis-jenis transaksi...................................................................................... 52 8. Kriteria efektivitas dan Efisiensi penggunaan program GMATH-KOPERASI .................................................................................. 54

DAFTAR GAMBARNo Halaman 1. Kode akun kelompok ................................................................................... 18 2. Kerangka pemikiran penelitian .................................................................... 25 3. Diagram sistem akuntansi ............................................................................ 29 4. Struktur organisasi koperasi Mitra Karsa..................................................... 34 5. Tampilan utama program GMATH-KOPERASI......................................... 39 6. Urutan sistem akuntansi ............................................................................... 41 7. Tampilan set up akun dan saldo awal ......................................................... 44 8. Tampilan set up jurnal umum ...................................................................... 46 9. Tampilan membuka buku besar ................................................................... 47 10. Tampilan membuka laporan laba rugi.......................................................... 48 11. Tampilan ketika membuka neraca ............................................................... 50 12. Grafik kuesioner........................................................................................... 55

DAFTAR LAMPIRANNo Halaman 1. Daftar pertanyaan wawancara ...................................................................... 60 2. Saldo awal koperasi Mitra Karsa bulan Januari 2009 .................................. 62 3. Jurnal umum koperasi Mitra Karsa bulan Januari 2009............................... 63 4. Buku besar kas koperasi Mitra Karsa bulan Januari 2009 ........................... 82 5. Laporan laba rugi koperasi Mitra Karsa bulan Januari 2009 ....................... 88 6. Laporan neraca saldo awal koperasi Mitra Karsa bulan Januari 2009......... 89 7. Laporan neraca akhir koperasi Mitra Karsa bulan Januari 2009.................. 90 8. Kuesioner penelitian .................................................................................... 91

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) merupakan salah satu pilar perekonomian Indonesia. Peran dan kedudukannya sangat penting dalam perbaikan perekonomian, baik ditinjau dari segi jumlah usaha, segi penciptaan lapangan kerja maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) juga terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam krisis ekonomi, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Selama tahun 2000 sampai 2003 peranan usaha mikro, kecil dan menengah dalam penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 54,51 persen pada tahun 2000 menjadi 56,72 persen pada tahun 2003. Sebaliknya peranan usaha besar semakin berkurang dari 45,49 persen pada tahun 2000 menjadi 43,28 persen pada tahun 2003. Usaha kecil menengah menyediakan 43,8 persen kebutuhan barang dan jasa nasional, sementara usaha besar 42,1 persen dan impor 14,1 persen (Wahyono, 2009). Dalam masa itu, pertumbuhan ekonomi usaha mikro dan kecil sebesar 4,1 persen, usaha menengah tumbuh sebesar 5,1 persen sedang usaha besar hanya tumbuh 3,5 persen. Pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah telah meningkatkan kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 2,37 persen dari total pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,1 persen. Usaha mikro, kecil dan menengah memiliki keunggulan pertumbuhan PDB dalam sektor sekunder yang tumbuh masing-masing sebesar 5,60 persen, 4,65 persen dan 5,36 persen pada periode 2001-2003, sedang usaha besar hanya tumbuh sebesar 3,36 persen, 3,60 persen dan 4,04 persen pada periode yang sama. Melihat perkembangannya tersebut, usaha mikro, kecil dan menengah di sektor sekunder dan tersier relatif potensial dikembangkan di masa mendatang mengingat memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi. (Wahyono, 2009).

Sesuai dengan amanat pasal 33 UUD 1945 ayat 1 bangun usaha yang sesuai dengan asas kekeluargaan adalah koperasi. Salah satu peraturan yang mengatur tentang perkoperasian adalah UU No. 25 Tahun 1992. Undangundang ini menyatakan bahwa koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Sebagai bagian integral dari perekonomian nasional koperasi mempunyai peran penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Melihat peran dan kedudukannya tersebut, maka koperasi diharapkan dapat lebih menunjukkan hasil yang lebih baik daripada yang selama ini telah dicapai. Dalam hal ini juga diperlukan peran serta pemerintah dan masyarakat untuk turut mengembangkan koperasi. Sebagaimana diungkapkan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dalam pidato sambutan peringatan HUT Koperasi Ke-62 tanggal 15 Juli 2009, yang mengemukakan bahwa Koperasi serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUKM) memiliki peranan yang penting bagi perekonomian Indonesia di masa depan terlepas dari makin globalnya perekonomian dunia. Mengingat hal tersebut maka Presiden SBY menyerukan masyarakat Indonesia untuk melakukan gerakan go local dengan menghidupkan dan mengembangkan koperasi serta usaha kecil dan menengah (KUKM) ke

seluruh tanah air dalam upaya mengurangi kemiskinan, pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. (www.sinarharapan.com, 2009). Masyarakat tentu sudah tidak asing lagi dengan koperasi, hampir di setiap kota atau daerah terdapat berbagai macam koperasi dengan beragam usahanya, tak terkecuali di Kota Bogor, Jawa Barat. Jenis-jenis koperasi antara lain Koperasi Konsumsi, Koperasi Waserda, Koperasi Kredit (Simpan Pinjam), Koperasi Produksi, Koperasi Jasa, dan Koperasi Serba Usaha. Setiap tahun jumlah koperasi terus bertambah. Namun pada kenyataannya, banyak koperasi yang vakum atau mati suri. Badan hukumnya ada, tetapi vakum aktivitasnya. Faktor-faktor yang menyebabkan koperasi vakum kegiatan, antara lain karena rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM),

kelembagaan, pemasaran, permodalan, pengelolaan keuangan yang belum tertib, keterbatasan jaringan dan lemahnya kemampuan mengakses teknologi informasi (www.mediaindonesia, 2009). Perkoperasian di Bogor juga mengalami hal yang sama meski jumlah koperasi terus meningkat dari tahun ke tahun tetapi koperasi yang vakum setiap tahun hampir 30 persen dari jumlah keseluruhan koperasi yang terdaftar di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Bogor. Perkembangan jumlah koperasi di Bogor pada tahun 2004-2009 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Koperasi di Bogor Tahun 2004-2009Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah Koperasi 679 695 709 733 745 755 Yang Aktif 201 209 212 218 221 236 Yang Pasif/Vakum 478 486 497 515 524 519

Sumber : Deprindagkop Bogor, 2009 Salah satu penyebab kevakuman koperasi di Bogor adalah permodalan dimana koperasi masih menghadapi kendala yang cukup serius. Banyak koperasi yang akhirnya gulung tikar karena tidak dapat meneruskan atau mengembangkan usahanya yang disebabkan kurangnya modal. Pemerintah sebenarnya sudah mengupayakan untuk meningkatkan modal Koperasi serta Usaha Kecil dan Menengah (KUKM), salah satunya adalah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bekerjasama dengan beberapa perbankan dalam menyalurkan kredit. Akan tetapi, baru sedikit Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang mendapat pinjaman dari perbankan karena tidak dapat memenuhi persyaratan atau prosedur pengajuan pinjaman secara lengkap. Alasan yang mendasar adalah koperasi tersebut tidak dapat menunjukkan bukti operasional dan keuntungan koperasi sebagai badan usaha dalam bentuk laporan keuangan.

Sebagaimana salah satu syarat pengajuan kredit pada perbankan adalah menyertakan laporan keuangan, dimana laporan tersebut digunakan sebagai dasar pertimbangan perbankan dalam menerima atau menolak pengajuan kredit. Kurangnya kemampuan manajerial dalam bidang keuangan tidak hanya berdampak pada sisi eksternal saja, dalam hal ini untuk mendapatkan modal dari luar, namun pelaporan keuangan yang dibuat juga sebagai acuan perusahaan untuk mengetahui secara pasti keadaan keuangan perusahaan dan bagaimana kinerjanya secara pasti, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk perencanaan perusahaan ke depan. Sama halnya dengan Koperasi Mitra Karsa Bogor yang kekurangan modal sehingga tidak dapat mengembangkan bisnisnya serta memenuhi permintaan pinjaman para anggota dengan jumlah yang besar. Untuk mengembangkan usahanya maka Koperasi Mitra Karsa membutuhkan penambahan modal dari luar. Namun Koperasi Mitra Karsa merasa kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana hanya berupa pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang dalam kas, sehingga catatan keuangan yang ada hanya menunjukkan saldo kas yang dimiliki Koperasi Mitra Karsa. Padahal dalam kenyataannya, pihak yang memberikan pinjaman kredit pada Koperasi Mitra Karsa membutuhkan laporan keuangan yang dapat menggambarkan keadaan keuangan Koperasi Mitra Karsa secara

menyeluruh. Oleh karena itu, Koperasi Mitra Karsa membutuhkan sistem informasi akuntansi yang dapat membantu dalam penyusunan database dan laporan keuangan perusahaan. Tidak hanya untuk pengajuan kredit saja tetapi juga untuk membenahi administrasi yang masih kurang terorganisir yang berakibat sulitnya mengambil suatu keputusan manajemen yang tepat. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini adalah : 1. Bagaimana transaksi usaha yang terjadi dan laporan keuangan yang disusun oleh Koperasi Mitra Karsa? 2. Bagaimanakah sistem akuntansi yang tepat untuk Koperasi Mitra Karsa?

3. Bagaimana penerapan sistem akuntansi program GMATH-KOPERASI setelah disusun? 4. Bagaimana keefektifan dan keefisenan program GMATH-KOPERASI tersebut setelah diterapkan dalam jangka waktu tertentu pada Koperasi Mitra Karsa? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi transaksi usaha yang terjadi dan laporan keuangan yang disusun oleh Koperasi Mitra Karsa. 2. Membentuk suatu sistem akuntansi yang tepat untuk Koperasi Mitra Karsa. 3. Menerapkan sistem akuntansi menggunakan program GMATH-

KOPERASI pada Koperasi Mitra Karsa. 4. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi program GMATH-KOPERASI tersebut setelah diterapkan dalam jangka waktu tertentu pada Koperasi Mitra Karsa. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Koperasi, sistem akuntansi ini dapat membantu dalam pembenahan data-data administrasi sehingga menjadi lebih rapi dan terorganisir serta membantu dalam pembuatan laporan keuangan. 2. Bagi Peneliti lanjutan, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dan acuan dalam penyusunan skripsi ataupun studi pustaka untuk pengalaman topik di bidang keuangan. 1.5. Batasan Penelitian Penerapan model sistem akuntansi program GMATH-KOPERASI pada penelitian ini hanya diterapkan dalam transaksi atau kegiatan keuangan Koperasi Mitra Karsa selama satu bulan yakni pada bulan Januari 2009. Penelitian ini hanya membahas sistem akuntansi Program GMATHKOPERASI dan tidak membahas sistem akuntansi sejenis lainnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi berasal dari bahasa Latin Coopere, yang dalam bahasa Inggris disebut Cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, jadi cooperation berarti bekerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama (Sitio dan Tamba, 2001). Terdapat beberapa definisi koperasi yang selama ini dikenal. International Labour Organization dalam Sitio dan Tamba (2001) mengemukakan bahwa Cooperative defined as an association of persons usually of limited means, who have voluntary joined together to achieve a common economic end through the formation of a democratically contolled business organization, making equitable contribution to the capital required and accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking. Chaniago dalam Sitio dan Tamba (2001), mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar. Bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Menurut Hatta yang terkenal dengan julukan Bapak Koperasi Indonesia dalam Sitio dan Tamba (2001) mengemukakan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang. Pengertian koperasi juga tertuang dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Menurut Undang-Undang ini, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

hukum koperasi, berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan. 2.1.2 Prinsip Prinsip koperasi adalah ketentuan-ketentuan pokok yang berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi (Sitio dan Tamba, 2001). Pada dasarnya, prinsip-prinsip koperasi sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas koperasi tersebut. Adanya prinsip koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan badan usaha lain. Prinsip koperasi yang berlaku di Indonesia saat ini adalah yang termuat pada pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Adapun prinsip koperasi menurut UU No. 25 Tahun 1992 adalah sebagai berikut : 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Anggota koperasi tidak dapat dipaksakan oleh siapapun. Keputusan seseorang untuk menjadi anggota koperasi hasrus berdasarkan pada kesadaran dan kesiapan untuk menanggung resiko yang timbul dari keputusannya tersebut. Keanggotaan koperasi tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. Pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota dan terhadap seluruh anggotanya, koperasi wajib melaksanakan manajemen yang terbuka. 3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal Balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota ataupun sebaliknya terbatas, tidak semata-mata atas besarnya modal yang diberikan. Yang dimasud dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar, sebagai nilai pengganti terhadap pengorbanan anggota.

5. Kemandirian Koperasi dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lain, yang dilandasi oleh kepercayaan pada pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri. Prinsip kemandirian mengharuskan para anggota untuk berpartisipasi sebesar-besarnya terhadap koperasi, baik dalam kedudukannya sebagai pemilik maupun sebagai pengguna jasa. 6. Pendidikan perkoperasian Melalui pendidikan, anggota dipersiapkan dan dibentuk untuk menjadi anggota yang memahami serta menghayati nilai-nilai dan prinsip-prinsip serta praktik-praktik koperasi yang benar. 7. Kerjasama antar koperasi Kerjasama antar koperasi dimaksudkan untuk saling memanfaatkan kelebihan dan menghilangkan kelemahan yang ada, sehingga hasil akhir dapat dicapai secara optimal. Kerjasama tersebut diharapkan akan saling menunjang dalam pendayagunaan sumber daya yang terbatas. 2.1.3 Asas Koperasi kegotongroyongan. Indonesia Asas memiliki kekeluargaan asas kekeluargaan dan

mencerminkan

adanya

kesadaran dan budi hati nurani manusia untuk bekerjasama dalam koperasi oleh semua untuk semua, di bawah pimpinan pengurus serta pemilikan dari para anggota atas dasar kebenaran dan keadilan serta keberanian berkorban bagi kepentingan bersama. Asas kegotongroyongan menunjukkan bahwa pada koperasi terdapat keinsyafan dan semangat bekerjasama, rasa bertanggungjawab bersama tanpa memikirkan diri sendiri melainkan selalu untuk kesejahteraan bersama (Anoraga dan Widiyanti, 2003). 2.1.4 Jenis dan Bentuk Berbagai jenis koperasi lahir seirama dengan aneka jenis usaha untuk memperbaiki kehidupan. Menurut Anoraga dan Widiyanti (2003), koperasi dapat dibagi menjadi lima golongan, yaitu :

1. Koperasi Konsumsi Koperasi konsumsi merupakan koperasi yang mengusahakan kebutuhan sehari-hari. Tujuan koperasi konsumsi adalah agar anggota-anggotanya dapat membeli barang-barang konsumsi dengan kualitas yang baik dan harga yang layak. Pihak-pihak yang mendirikan koperasi konsumsi ini biasanya adalah pegawai negeri, buruh, karyawan dan anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang berusaha memperoleh barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan mudah dan murah. 2. Koperasi Kredit/Koperasi Simpan Pinjam Koperasi kredit/koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. 3. Koperasi Produksi Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang, baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun orangorang anggota koperasi. 4. Koperasi Jasa Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. 5. Koperasi Serba Usaha/Koperasi Unit Desa (KUD) KUD bertujuan untuk mengembangkan ideologi dan kehidupan perkoperasian serta kesejahteraan anggota khususnya, kemampuan daya kreasi, usaha anggota untuk meningkatkan produksi dan penjualan. Yang menjadi anggota KUD adalah orang-orang yang bertempat tinggal atau menjalankan usahanya di wilayah unit desa yang merupakan daerah kerja KUD.

Menurut Partomo dan Soejoedono (2002), koperasi juga dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu : 1. Koperasi Primer Koperasi yang anggotanya adalah orang-orang (minimal 20) yang memiliki kesamaan kepentingan ekonomi dan melakukan kegiatan usaha yang langsung melayani para anggotanya tersebut. 2. Koperasi Sekunder Koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi (minimal tiga) karena kesamaan kepentingan ekonomis mereka berfederasi (bergabung) untuk tujuan efesiensi dan kelayakan ekonomis dalam rangka melayani para anggotanya Adapun jenis koperasi menurut status hukum yang dimilikinya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1. Koperasi berbadan hukum (Koperasi Formal) Koperasi yang telah memiliki badan hukum koperasi dan karenanya dapat melakukan badan hukum koperasi dan melakukan tindakan hukum yang berkenaan dengan seluruh kegiatan usahanya. 2. Lembaga kerjasama ekonomi masyarakat yang belum atau tidak berbadan hukum. Yaitu kegiatan kerjasama ekonomi masyarakat karena kesamaan kebutuhan atau kepentingan ekonomi di antara para anggotanya. 2.1.5 Modal Menurut pasal 41 dan 42 UU No. 25 Tahun 1992, modal koperasi terdiri dari modal sendiri, modal pinjaman, dan modal penyertaan. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya dan atau anggotanya, Bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah.

2.2. Akuntansi Menurut American Accounting Association dalam Soemarso (1999) menyatakan bahwa akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung pengertian bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi yang diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan. Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Proses dimana akuntansi menghasilkan informasi adalah sebagai berikut : pertama, perusahaan mengidentifikasi pihak-pihak yang berkepentingan. Kemudian perusahaan mengetahui kebutuhan informasi mereka dan rancangan sistem akuntansinya guna pemenuhan kebutuhan informasi tersebut. Akhirnya sistem akuntansi mencatat data ekonomi mengenai kegiatan perusahaan dan hal-hal yang terjadi pada perusahaan, yang hasilnya dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan informasi mereka (Warren, 2006). 2.3. Akuntansi Berbasis Komputer Awal tahun 1990-an di tengah maraknya penggunaan komputer pribadi, pengguna komputer di Indonesia mulai mengenal program aplikasi akuntansi berbasis sistem operasi DOS (Disk Operating System). Saat itu program yang paling populer adalah DacEasy Accounting (DEA). DEA merupakan metode yang pertama dikenal dan diajarkan di beberapa perguruan tinggi maupun lembaga kursus. Sejalan dengan perekembangan teknologi informasi. Sistem operasi komputer mulai bergeser ke windows. Program aplikasi lain mulai dikenal seperti MYOB, Peschtree, Accpacc, Simply Accounting, Platinum, Accounting Professional, dan Quick Book yang merupakan produk luar negeri. Program aplikasi akuntansi buatan

Indonesia antara lain Accurate2000, Zahir Accounting dan Jamparing (Arifin dan Wicaksono, 2006). Prosedur pengoperasian aplikasi akuntansi komputer sebenarnya tidak jauh berbeda dengan akuntansi manual seperti pengaturan awal periode akuntansi, menyiapkan nama akun, nama pemasok, nama pelanggan, pencatatan data barang, mengatur akun penghubung dan saldo awal. Setelah pencatatan data awal selesai, pengguna sudah dapat mencatat transaksi dan hanya sebagian kecil transaksi yang dicatat dalam jurnal seperti akuntansi manual. Hanya dengan sekali input data, pengguna sudah dapat memperoleh laporan keuangan berupa neraca, laporan laba rugi, rincian piutang maupun hutang, mutasi barang dan sebagainya setiap saat diperlukan (Arifin dan Wicaksono, 2006). 2.4. Sistem Akuntansi Menurut Chairul (2002), sistem akuntansi merupakan gabungan dari formulir-formulir, catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data dalam suatu badan usaha, dengan tujuan menghasilkan informasi-informasi keuangan yang diperlukan oleh manajemen dalam mengawasi usahanya atau untuk pihak-pihak lain yang berkepentingan. Formulir atau dokumen merupakan media untuk merekam suatu transaksi keuangan yang terjadi, yang berfungsi sebagai bukti adanya transaksi. Sedangkan catatan adalah pembukuan yang diselenggarakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat seluruh transaksi yang terjadi sepanjang masa. Jadi sistem akuntansi adalah sarana pengawasan manajemen yang dilaksanakan melalui prosedur tata kerja yang mengacu pada struktur organisasi, dengan perlengkapan media formulir-formulir dan cara

pencatatan yang tepat untuk menghasilkan informasi keuangan yang benar yang biasanya diwujudkan dalam bentuk neraca, perhitungan laba rugi dan arus kas serta laporan manajemen yang lain.

2.5. Akun Dalam Koperasi Akun merupakan suatu alat untuk mencatat transaksi keuangan yang bersangkutan dengan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban atau biaya. Tujuan penggunaan akun untuk mencatat data transaksi yang menjadi dasar dalam menyusun laporan keuangan. Akun memberikan informasi tentang aktivitas perusahaan dari hari ke hari (Arifin dan Wicaksono, 2006). Sedangkan menurut Ridho Assegaf menyatakan bahwa akun atau perkiraan adalah pos-pos yang digunakan untuk menyimpulkan seluruh kenaikan dan penurunan untuk harta tertentu seperti kas atau harta, hutang, modal, pendapatan dan biaya (www.ridhoassegaf.com, 2006). Menurut Sitio dan Tamba (2001), secara umum akun-akun dalam koperasi adalah sebagai berikut : 2.5.1 Akun Harta Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh perusahaan. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut ekuitas/equities yang dapat mendatangkan manfaat di masa depan (Sitio dan Tamba, 2001). 1. Kas dan Bank a. Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. b. Bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa pos kas dan bank dalam neraca koperasi dapat digolongkan menjadi : a. Kas dan bank milik koperasi yang penggunaannya tidak dibatasi. b. Kas dan bank milik koperasi yang wewenang penggunaannya dibatasi. c. Kas dan bank atas nama koperasi (titipan) dan oleh karena itu wewenang penggunaannya dibatasi.

Berdasarkan standar akuntansi keuangan koperasi, kas dan bank milik koperasi yang wewenang penggunaannya dibatasi dan disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau aktiva jangka panjang tergantung pada jangka waktu

pembatasannya. Kemudian, kas dan bank bukan milik koperasi disajikan secara terpisah sebagai aktiva titipan. 2. Piutang Piutang pada koperasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Piutang yang timbul karena penjualan produk atau jasa kepada anggota. Piutang ini harus disajikan secara terpisah di neraca sebagai piutang dari anggota. b. Piutang yang timbul karena penjualan produk atau jasa kepada bukan anggota. c. Piutang kepada koperasi lain. d. Piutang yang timbul sehubungan dengan pembagian sisa hasil usaha dari koperasi lain yang pencairannya tergatung pada persyaratan yang disepakati. Piutang ini mengandung

ketidakpastian sehingga dicatat dan diakui pada saat telah pasti realisasinya. 3. Persediaan Persediaan pada koperasi dapat diklasifikasikan menjadi persediaan komoditi program dan komoditi umum (nonprogram). Komoditi program adalah komoditi yang memperoleh fasilitas dari pemerintah. Berdasarkan standar akuntansi keuangan koperasi, persediaan komoditi program dinilai sebesar jumlah kewajiban kepada pihak ketiga ditambah dengan dana-dana yang harus dibayar berdasarkan ketentuan berlaku. 4. Harta Investasi/Aktiva Investasi Di koperasi, investasi atau penyertaan dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu investasi pada koperasi lainnya dan investasi pada badan usaha non koperasi. Investasi yang sifatnya permanen, dimana jangka waktunya tidak terbatas tidak dapat

diperjualbelikan, seperti simpanan pokok atau simpanan wajib pada koperasi lain. Investasi yang sifatnya permanen ini disajikan secara terpisah sebagai aktiva investasi. 5. Harta Tetap/Aktiva Tetap Harta tetap pada koperasi dapat dikelompokkan menjadi: a. Harta tetap yang diperoleh untuk keperluan pengembangan usahanya sendiri b. Harta tetap dari pemerintah yang dikelola koperasi atas dana bergulir (revolving fund). c. Harta tetap yang diperoleh dalam rangka program pemerintah. 2.5.2 Akun Kewajiban Kewajiban pada koperasi dapat diklasifikasikan menjadi kewajiban kepada anggota dan bukan anggota. Kewajiban yang timbul dari transaksi dengan anggota disajikan secara terpisah sebagai hutang kepada anggota. Sebaliknya, kewajiban yang timbul dari transaksi dengan bukan anggota disajikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam standar akuntansi keuangan yang berlaku. Kemudian, simpanan sukarela disajikan sebagai kewajiban lancar atau jangka panjang sesuai dengan jatuh temponya. Kewajiban yang timbul karena pembagian SHU disajikan sebagai kewajiban lancar, kecuali ditetapkan oleh rapat anggota tidak dibagi. (Sitio dan Tamba, 2001). 2.5.3 Akun Modal Modal sendiri koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan koperasi, Sisa Hasil Usaha (SHU) yang belum dibagi dan donasi. Setiap bentu balas jasa atas simpanan yang diberikan oleh koperasi kepada anggota diperlakukan sebagai pembagian sisa hasil usaha kepada anggota (Sitio dan Tamba, 2001). 2.5.4 Akun Pendapatan/Penerimaan (Sisa Hasil Usaha) Pendapatan pada laporan laba rugi sebuah koperasi terdapat beberapa karakteristik sebagai berikut : a. Pendapatan yang timbul dari transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada anggota dan bukan anggota.

b. Pendapatan

tertentu

yang

realisasi

penerimaannya

masih

tergantung persyaratan / ketentuan yang ditetapkan. Menurut standar akuntansi koperasi, maka pendapatan yang diperoleh yang diperoleh dari transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada anggota dilaporkan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagai penjualan kepada anggota atau pendapatan dari anggota. Pendapatan yang timbul sehubungan dengan penjualan produk atau penyerahan jasa kepada bukan anggota dapat dipandang sebagai pendapatan usaha sebagaimana lazimnya terdapat pada badan-badan usaha lainnya (Sitio dan Tamba, 2001). 2.5.5 Akun Biaya Beban adalah pengorbanan yang terjadi selama melakukan kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan (Sitio dan Tamba, 2001). Beban pada koperasi dapat dibedakan sebagai berikut : a. Beban pokok penjualan produk adalah pengorbanan yang timbul sehubungan dengan transaksi penjualan produk kepada anggota. b. Beban Usaha adalah pengorbanan yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha koperasi. c. Beban Lain-lain adalah pengorbanan yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan pokok usaha. 2.6. Kode Akun Kode akun dicantumkan untuk memudahkan proses pencatatan, pencarian dan penyimpanan, serta pembebanan yang dituju pada setiap akun. Kode akun adalah pemberian tanda/nomor tertentu dengan memakai angka, huruf atau kombinasi angka dan huruf pada setiap akun. Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa kode akun harus bersifat membantu memudahkan pencatatan, pengelompokkan dan penyimpanan setiap akun. Oleh karena itu, kode akun hendaknya memiliki kriteria seperti, mudah diinget, konsisten, sederhana, dan singkat serta memungkinkan adanya penambahan akun baru tanpa mengubah kode akun yang sudah ada (www.e-dukasi.net, 2009).

Sistem akuntansi suatu perusahaan dalam pemberian kode akun akan sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi yang terjadi menyebabkan semakin banyak pula kode akun yang akan digunakan. Ada beberapa kode akun yang dapat digunakan seperti kode numerial, kode desimal, serta kode kombinasi huruf dan angka (www.e-dukasi.net, 2009). 1. Kode Numerial Kode numerial adalah cara pengkodean akun berdasarkan nomor secara berurutan, yang dapat dimulai dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Contoh kode akun numerial dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Contoh Kode Numerial Kode Akun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Akun Harta Kas Piutang Usaha Perlengkapan (Bahan Habis Pakai) Peralatan Tanah Gedung Kewajiban Utang usaha Utang gaji Utang bank Modal : Modal Vira Pendapatan : Pendapatan usaha Pendapatan sewa Beban : Beban gaji Beban perlengkapan Beban listrik, air dan telepon

2. Kode Desimal Kode desimal adalah cara pemberian kode akun dengan

menggunakan lebih dari satu angka. Setiap angka mempunyai arti, kode desimal ini dapat dibedakan atas kode kelompok dan kode blok.

a. Kode Kelompok Kode kelompok merupakan cara pemberian kode akun dengan mengelompokkan akun. Setiap kelompok akun diberi nomor kode masing-masing. 1 2 Kelompok akun Golongan akun Jenis akun Gambar 1. Kode akun kelompok Contoh : Akun piutang usaha termasuk kelompok akun harta diberi nomor 1 untuk harta. Golongan akun harta lancar yang diberikan nomor kode 1, kemudian merupakan jenis harta lancar yang ketiga sehingga diberi nomor urut 3, dari cara mengelompokkan tersebut nomor akun piutang usaha diberikan nomor kode tiga angka yaitu 113. Secara rinci contoh kode kelompok dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Contoh Kode Kelompok Kode Kelompok Akun Akun 1 Harta 11 111 112 11...... 12 121 12.... 3 Modal 31 311 4 Pendapatan 41 411 42 Golongan Akun Jenis Akun 3

Harta Lancar Kas Piutang Usaha ........................... Harta Tetap Peralatan ........................... Modal Vira Prive Vira Pendapatan Usaha Pendapatan jasa service Pendapatan di luar usaha

Lanjutan Tabel 3. Kode Akun 421 5 51 511 512 52 521 52.. Kelompok Akun Beban Beban usaha Beban Gaji Beban Perlengkapan Beban luar usaha Beban Bunga ........................... Golongan Akun Jenis Akun Pendapatan sewa

b. Kode Blok Kode blok adalah pemberian kode akun dengan cara memberikan satu blok kode setiap kelompok akun. Misalnya harta diberikan nomor 2100-199, kewajiban diberi nomor 200-299, Modal diberi nomor 300-399, Pendapatan nomor 400-499 dan beban nomor 500-599. Secara rinci contoh kode blok dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Contoh Kode Blok Kode Akun 100-199 100-149 101 102 150-199 151 200-299 200-249 201 250-299 251 400-499 400-499 401 450-499 451 500-599 500-599 501 550-599 551 Golongan Akun Harta Harta Lancar Kas Piutang Usaha Harta Tetap Peralatan Kewajiban Utang Lancar Utang Usaha Utang jangka panjang Utang bank Pendapatan Pendapatan Usaha Pendapatan jasa service Pendapatan luar usaha Pendapatan sewa Beban Beban Usaha Beban Gaji Beban Luar Usaha Beban bunga

2.7. Laporan Keuangan Menurut Sitio dan Tamba (2001), laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Dilihat dari sisi format pelaporan, maka laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha, pada dasarnya tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara. Secara umum laporan keuangan meliputi : 1. Laporan Laba Rugi (Income Statement) adalah suatu ikhtisar dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Dalam laporan Laba Rugi ini juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi. Kelebihan ini disebut laba bersih atau keuntungan bersih (net income atau net profit). Apabila beban melebihi pendapatan, maka disebut rugi bersih (net loss). 2. Laporan Ekuitas Koperasi adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas koperasi yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha belum dibagi. 3. Laporan Neraca (Balance Sheet) adalah suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada tanggal tertentu biasanya akhir bulan atau akhir tahun. Salah satu bentuk neraca adalah bentuk akun (account form) karena menggambarkan format dasar dari persamaan akuntansi, dimana aktiva ditempatkan di sebelah kiri dan kewajiban ekuitas pemilik di sebelah kanan. Bentuk lain dari neraca adalah bentu laporan (report form), yang menempatkan kewajiban dan ekuitas pemilik di bawah aktiva. 4. Laporan Arus Kas (Cashflow) adalah suatu ikhtisar penerimaan kas selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian :

a. Aktivitas Operasi Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi biasanya berbeda jauh dari jumlah laba bersih periode berjalan. Perbedaan ini terjadi karena pendapatan dan beban tidak selalu diterima dan dibayar secara tunai. b. Aktivitas Investasi Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian dan penjualan aktiva tetap atau permanen. c. Aktivitas Pendanaan Bagian ini melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan investasi pemilik, peminjaman dana dan pengambilan uang oleh pemilik. 2.8. Pengertian Efektivitas dan Efisiensi Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Menurut Hidayat dalam www.google.com (2009) efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Sedangkan pengertian efektivitas menurut Schemerhon dalam www.google.com (2009) adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif Efisiensi menurut Mulyamah dalam www.google.com (2009) merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya. Sedangkan pengertian efisiensi menurut Hasibuan dalam www.google.com (2009) adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumbersumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas.

2.9. Penelitian Terdahulu Ervillia (2009) mengadakan penelitian tentang sistem akuntansi dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Kecil dan Menengah Waroeng Cokelat Bogor. Peneliti membuat model sistem akuntansi sederhana dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007. Semua transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan dicatat dan dimasukkan dalam microsoft excel 2007 sehingga data tersusun rapi dan lebih akurat. Pada akhirnya penelitian ini dapat menghasilkan suatu laporan keuangan berupa laporan neraca dan laporan laba rugi yang dapat digunakan perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk pengajuan penambahan modal pada investor-investor dalam upaya mengembangkan volume usaha perusahaan. Utami (2007) dalam skripsinya yang berjudul Perumusan dan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi untuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan, membangun Sistem Informasi Akuntansi sederhana yang dapat menghasilkan output berupa Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi serta Buku Pembantu Persediaan. Hasil penelitian ini menghasilkan model Sistem Informasi Akuntansi yang sesuai diterapkan pada UKM A adalah Sistem Informasi Akuntansi yang menggunakan Microsoft Excel, menggunakan metode pencatatan akrual yang dapat menghasilkan Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi, Buku pembantu persediaan, serta evaluasi kinerja keuangan UKM A, yang akan memenuhi kebutuhan penanaman modal di UKM A. Skripsi mengenai sistem perumusan dan penerapan akuntansi juga dilakukan oleh Fansuri (2006). Dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perumusan Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah di UKM OZY Air Craft Model Bogor, peneliti mengembangkan sistem akuntansi yang sudah ada di UKM tersebut. Pada akhirnya penelitian ini mengukur efektifitas dan efisiensi dari sistem yang dibuat berdasarkan pada input, process, output, benefit dan impact. Hasil dari penelitian ini adalah model sistem akuntansi yang dibuat berdasarkan pada transaksi yang sering digunakan oleh Aircraft Model.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Sebuah usaha yang dinilai cukup memadai tentu mengalami persaingan yang cukup ketat. Koperasi sebagai badan usaha kerakyatan yang memiliki prospek cemerlang juga tidak lepas dari persaingan. Untuk mencapai keberhasilan dan dapat bersaing dengan usaha sejenis lainnya maka koperasi harus memiliki kondisi yang baik dalam berbagai aspek baik aspek keuangan, pemasaran maupun pengelolaan sumber daya manusia. Pada penelitian ini aspek yang menjadi sorotan utama adalah kondisi koperasi diamati dari kondisi pencatatan keuangannya yang telah dilakukan selama ini. Beberapa koperasi belum menerapkan sistem pencatatan yang rapi dan tertib, dimana sistem pencatatan keuangan belum baik. Salah satu koperasi yang belum memiliki pencatatan keuangan yang baik adalah Koperasi Mitra Karsa, sehingga penelitian ini dilaksanakan pada Koperasi Mitra Karsa. Penelitian ini berisi tentang bagaimana pencatatan keuangan yang baik dengan menggunakan sistem akuntansi yang sesuai dengan aktivitas keuangan koperasi tersebut. Setiap koperasi tentu memiliki aktivitas keuangan berupa transaksitransaksi penerimaan maupun pengeluaran tiap periode tertentu.

Mengidentifikasi transaksi-transaksi tersebut menjadi sebuah informasi akun yang terperinci merupakan langkah awal mengumpulkan data keuangan. Selanjutnya akun yang didapat diklasifikasikan menjadi sebuah akun-akun dan dikelompokkan sesuai dengan kelompok akun yang dimasukkan ke dalamnya. Akun-akun yang telah dikelompokkan selanjutnya dapat dijadikan sebagai bagian sistem akuntansi yang akan dibentuk nantinya. Pada Koperasi Mitra Karsa sistem akuntansi yang sudah ada yang mencerminkan aktivitas keuangan mereka adalah buku harian kas masuk dan kas keluar. Akan tetapi, sistem akuntansi tersebut belum dapat

menginformasikan kondisi keuangan koperasi secara terperinci. Pihak manajemen koperasi sendiri menginginkan sistem akuntansi yang lebih baik yang dapat membantu mereka dalam menyusun laporan keuangan sehingga

memudahkan pihak manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat bagi kemajuan koperasi. Tidak hanya pihak manajemen, anggota Koperasi Mitra Karsa juga mengharapkan agar sistem pencatatan koperasi menjadi lebih baik terutama dalam kemudahan mengakses informasi catatan keuangan setiap anggota koperasi. Oleh karena itu, perlu dibentuk suatu sistem akuntansi yang ideal yang dapat memenuhi harapan dari pihak manajemen dan anggota Koperasi Mitra Karsa. Pembentukan sistem akuntansi dilakukan berdasarkan pada sistem akuntansi koperasi yang tidak berbeda jauh dengan sistem akuntansi pada perusahaan dagang. Tahapan yang akan dilakukan adalah pembuatan nama akun, pembentukan jurnal, pembentukan buku besar, dan pembentukan laporan keuangan. Sistem akuntansi yang akan dibentuk akan disesuaikan dengan kemampuan dan aktivitas Koperasi Mitra Karsa. Penerapan sistem akuntansi ini dilakukan pada jangka waktu tertentu. Jangka waktu yang digunakan akan mewakili akun-akun yang telah disusun dengan acuan dari transaksi-transaksi yang telah dilakukan oleh Koperasi Mitra Karsa. Setelah dilakukan penerapan maka dilakukan penilaian kefektifan dan keefisienan penerapan sistem akuntansi. Penilaian dilakukan dengan membandingkan pelaksanaan pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan sebelumnya dengan pelaksanaan pencatatan dengan sistem akuntansi yang telah dibentuk. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Koperasi Mitra Karsa

Kondisi Sistem Akuntansi Koperasi Mitra Karsa

Identifikasi Aktivitas Keuangan Pada Koperasi Mitra Karsa

Pembentukan Sistem Akuntansi

Penerapan Sistem Akuntansi

Efektivitas dan Efisiensi Sistem Akuntansi Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Mitra Karsa yang beralamat di Jalan Gunung Batu No. 5, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus sampai dengan Desember 2009.

3.3. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari pihak koperasi dengan metode wawancara. Proses wawancara dilakukan dengan pengurus dan pengelola Koperasi Mitra Karsa. Proses wawancara ini dilakukan dalam rangka mengidentifikasi permasalahan Koperasi Mitra Karsa, khususnya dalam sistem akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data-data pada Koperasi Mitra Karsa, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi, literatur, kepustakaan, serta analisis transaksi bisnis Koperasi Mitra Karsa. Analisis transaksi bisnis ini dilakukan pada semua transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan Koperasi Mitra Karsa. 3.4. Metode Pengambilan Data Data yang akan digunakan dalam pembuatan sistem akuntansi adalah data transaksi yang terjadi pada Koperasi Mitra Karsa pada periode tertentu. Dimana data tersebut terurut berdasarkan tanggal transaksi. Setelah sistem akuntansi tersebut diterapkan pada Koperasi Mitra Karsa maka dilakukan evaluasi keefektifan dan keefisienan dari penggunaan program GMATH-KOPERASI dengan cara menyebarkan kuesioner pada pihak manajemen Koperasi Mitra Karsa. Metode pengambilan sampel yang digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi penggunaan program GMATH-KOPERASI adalah metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan secara sengaja atau tidak acak. 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan data yang dilakukan menggunakan suatu program akuntansi yang dibentuk khusus untuk pencatatan keuangan koperasi. Program akuntansi tersebut adalah program akuntansi GMATH-

KOPERASI. Sedangkan metode analisis data menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan analisis deskriptif. Pada dasarnya teori sistem akuntansi pada program GMATH-KOPERASI tidak berbeda jauh dengan sistem akuntansi pada perusahaan dagang yakni mengintegrasikan antara satu jurnal dengan jurnal lainnya. Tahapan sistem akuntansinya sebagai berikut : 1. Pengumpulan Bukti-bukti Transaksi Selayaknya sebuah proses yang harus dapat

dipertanggungjawabkan, akuntansi membutuhkan bukti-bukti yang dapat mendasari sebagai pencatatan. Bukti transaksi merupakan dasar yang nantinya akan diolah dalam sistem akuntansi untuk mendapatkan laporan keuangan. Bukti transaksi yang dibutuhkan antara lain : a. Bukti Kas Masuk (BKM), merupakan bukti-bukti yang berhubungan dengan pemasukan kas. b. Bukti Kas Keluar (BKK), merupakan bukti-bukti pengeluaran kas. c. Bukti pembelian (BP), merupakan bukti yang berkaitan dengan transaksi penjualan yang terjadi pada perusahaan. d. Bukti penjualan (BJ), merupakan bukti yang berkaitan dengan transaksi penjualan yang terjadi pada perusahaan. 2. Pengkodean Akun Pemberian kode transaksi diperlukan untuk mempermudah pencatatan hingga pelaporan keuangan. Hal ini sangat berguna pada saat peng-entry-an transaksi. Pengkodean akun pada koperasi adalah sebagai berikut : a. Nomor akun 1 untuk golongan akun harta atau aktiva b. Nomor akun 2 untuk golongan akun hutang c. Nomor akun 3 untuk golongan akun modal d. Nomor akun 4 untuk golongan akun penjualan e. Nomor akun 5 untuk golongan akun beban atau biaya 3. Pembentukan Neraca Saldo Awal Neraca saldo dibuat didasarkan pada sisa atau saldo awal suatu akun. Saldo awal ini didapatkan berdasarkan saldo akhir pada periode sebelumnya yang dilakukan dengan proses tutup buku. Neraca saldo

meringkas semua perkiraan yang ada pada buku besar hingga dapat menjadi sumber keterangan untuk melakukan pembuatan laporan laba rugi dan neraca. 4. Pembuatan Jurnal Umum Bukti pencatatan yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam proses pencatatan. Salah satu proses pencatatan adalah jurnal. Jurnal dibuat berdasarkan pada dokumen bukti transaksi dan dicatat sebagai akun yang sesuai. Sedangkan nominal yang tertera akan dicatat sebagai debet maupun kredit sesuai dengan saldo nominal akun transaksi tersebut. 5. Pembuatan Buku Besar Pengertian buku besar atau biasa disebut ledger diawali dengan pengertian akun terlebih dahulu. Akun adalah formulir atau daftar yang digunakan untuk mencatat perubahan keadaaan keuangan baik itu harta, hutang, modal, atau biaya yang disebabkan oleh semua transaksi sebuah perusahaan dalam waktu tertentu. Daftar ini dikumpulkan dan kumpulan itulah yang disebut buku besar. Dalam buku besar dapat digambarkan bertambah dan berkurangnya suatu akun dari suatu transaksi periode tertentu serta menghitung saldo akhir yang dihasilkan pada akhir periode tertentu. 6. Pembuatan Laporan Laba Rugi (L/R) Laporan ini menunjukkan untung atau ruginya sebuah perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan Laba Rugi merupakan merupakan ringkasan antara pendapatan dan biaya dalam kegiatan operasional perusahaan. 7. Pembuatan Laporan Neraca Neraca disusun untuk mengetahui posisi Harta, Kewajiban, dan Ekuitas/Modal koperasi. Dalam neraca menggambarkan bagaimana perusahaan mengelola harta, kewajiban, dan ekuitas koperasi. Tahapan-tahapan akuntansi diatas secara garis besar dapat

digambarkan dengan diagram sistem akuntansi yang dapat dilihat pada Gambar 3. Diagram sistem akuntansi ini menggambarkan hubungan antara input, pemrosesan dan output sebuah sistem informasi akuntansi.

START

Neraca Saldo Awal

Input Jurnal Umum/Transaksi

Input Transaksi Selesai? Ya Posting Data

Buku Besar

Laporan Neraca

Laporan Laba Rugi

Laporan Arus Kas

Laporan Perubahan Modal

SELESAI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Profil Koperasi 4.1.1 Sejarah Koperasi Mitra Karsa Koperasi Mitra Karsa berdiri pada tanggal 7 Januari 1980. Lokasi Koperasi ini berada di Jalan Gunung Batu No. 5 Bogor. Koperasi Mitra Karsa telah terdaftar di kantor wilayah koperasi Provinsi Jawa Barat pada tanggal 25 September 1980 dengan Badan Hukum No. 7123/BH/DK-10/9 serta mempunyai Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP) No. 46/SK/DK-10/F/1981 tanggal 27 Januari 1981. Pendirian koperasi ini dipelopori oleh Ir. Ridwan, Drs. Hasan Mutraram, Ir. Akub J. Abdurahman Ms, Mochamad Bardin dan Tukimin Bc, EK. Mula-mula Koperasi Mitra Karsa merupakan lingkup Lembaga Penelitian Hasil Hutan (LPHH) yang dibawah naungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian sehingga dinamai Koperasi Pegawai Penelitian Hasil Hutan Mitra Karsa. Kemudian pada tanggal 25 September 1981 lingkup anggota Koperasi Mitra Karsa bertambah menjadi tiga, yaitu Balai Penelitian Hasil Hutan (LPHH), Balai Penelitian Hutan (BPH), dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (Puslitbang Kehutanan). Pada awal tahun 1982 di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, diadakan reorganisasi khusus bidang Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Koperasi Mitra Karsa mengajukan permohonan perubahan status, permohonan ini disetujui oleh kantor Kabupaten Bogor dengan surat persetujuan tanggal 25 Januari 1983 No. 32/KK/103/3.1/1983. Selanjutnya atas dasar surat persetujuan tersebut, pengurus koperasi mengadakan perubahan stempel yang tertuang dalam surat Ketua Koperasi Mitra Karsa tanggal 5 Maret 1983 No. 125/KOP/MK/111/1983 yang disampaikan ke berbagai instansi yang erat kaitannya dengan Koperasi Mitra Karsa.

Masih dalam periode kepengurusan 1982-1984 terjadi lagi reorganisasi yang mendasar yaitu dengan dibentuknya Departemen Kehutanan. Terjadinya re-organisasi tersebut menyebabkan Koperasi Mitra Karsa mengajukan kembali permohonan perubahan status. Pada tanggal 9 Desember 1992 Koperasi Mitra Karsa ditetapkan berada di bawah naungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan dengan Badan Hukum Nomor

7123/A/BH/KWK 10/5 dan namanya berubah menjadi, Koperasi Pegawai Negeri Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Mitra Karsa. Tujuan didirikannya Koperasi Mitra Karsa adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, demi mengembangkan kesejahteraan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk mencapai tujuan tersebut Koperasi Mitra Karsa berusaha memberi kemudahan bagi para anggotanya dalam memperoleh barang kebutuhan pokok dan kebutuhan sandang melalui kegiatan usaha Unit Toko dan Unit Simpan Pinjam. Kegiatan usaha ini direspon baik oleh para anggota terutama anggota dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Mengingat ketika itu, kondisi perekonomian rakyat Indonesia masih sangat terpuruk dengan kondisi politik yang tidak stabil. Anggota koperasi terus bertambah dari tahun ke tahun. Saat ini anggota Koperasi Mitra Karsa berjumlah 478 orang yang berasal dari lima lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

(Puslitbang Kehutanan). Kelima lingkup Puslitbang tersebut adalah Sekretariat Badan Litbang (SB), Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam (P3HKA), Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH), Pusat Penelitian Sosial Ekonomi (P2SOSEK), dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman (P3HT). Selain berbadan hukum dan memiliki Surat Izin Usaha Dagang (SIUP), Koperasi Mitra Karsa juga terdaftar di kantor perpajakan dengan Nomor Pemilik Wajib Pajak (NPWP) 01.04.2.65.00331.

4.1.2 Struktur Organisasi Suatu organisasi dimanapun berada pasti membutuhkan kepengurusan yang dapat menjalankan kegiatan usaha dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut. Sesuai dengan Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 Bab IV pasal 21 maka Koperasi Mitra Karsa mempunyai perangkat organisasi yang terdiri dari rapat anggota, pengurus, pengawas dan pengelola. Berdasarkan UU Koperasi No. 25 Tahun 1992, Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat Anggota Tahunan setidaknya dilaksanakan sekali dalam setahun setelah tutup tahun buku. Namun bila ternyata ada keputusan yang harus segera dibuat dan wewenangnya ada pada rapat anggota maka koperasi dapat menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa atas kehendak pengurus, pengawas, dan usulan tertulis dari anggota minimal sepuluh persen dari jumlah anggota. Pengurus dan pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota. Kedudukan pengurus dan pengawas adalah sejajar. Dalam arti memiliki posisi yang sama tingginya dalam organisasi koperasi. Pengurus bertugas mengelola organisasi dan usaha koperasi sedangkan pengawas diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Pengelola koperasi yang terdiri dari manajer dan karyawan diangkat dan diberhentikan oleh pengurus. Dimana tugas pengelola adalah mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan profesional. Pembina Koperasi Mitra Karsa adalah Kepala Badan Litbang Kehutanan, yang berperan memberikan bimbingan dan kemudahan untuk menciptakan kondisi yang dapat mendorong pertumbuhan

koperasi demi tercapainya kesejahteraan anggota. Koperasi Mitra Karsa sudah mengalami pergantian pengurus sebanyak lima kali. Umumnya setiap kepengurusan menjabat selama lima hingga enam tahun. Pengurus dan pengawas Koperasi Mitra Karsa dipilih dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kehutanan yang masih aktif. Hal ini menyebabkan

pengurus tidak dapat sepenuhnya ada untuk mengelola kegiatan operasional koperasi. Oleh karena itu, pengurus mengangkat pengelola koperasi yang terdiri dari manajer bisnis dan karyawan. Manajer bisnis bertugas mengelola semua unit usaha, melakukan upaya penagihan piutang, melakukan upaya pengembangan usaha melalui kerjasama dengan berbagai pihak serta bertanggung jawab kepada ketua koperasi. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya tersebut manajer bisnis dibantu oleh para karyawan. Karyawan Koperasi Mitra Karsa berjumlah tujuh orang yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu dua orang karyawan staf administrasi, tiga orang karyawan staf toko dan dua orang karyawan staf kantin. Tugas staf administrasi adalah membantu pencatatan

pembukuan dan administrasi koperasi. Sedangkan tugas staf toko yaitu melaksanakan pembelian dan penjualan barang dagangan serta mencatat pemasukan dan pengeluaran barang. Staf kantin bertugas melayani anggota dalam hal makanan dan membuat pembukuan kantin. Semua karyawan tersebut bertanggung jawab kepada manajer bisnis dan secara langsung melayani anggota Koperasi Mitra Karsa. Dimana anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi itu sendiri. Struktur organisasi Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Gambar 4.

Rapat Anggota Tahunan

Pembina

Pengurus

Pengawas

Manajer Bisnis Staf Administrasi

Staf Toko

Staf Kantin

Anggota Koperasi Gambar 4. Struktur organisasi koperasi Mitra Karsa 4.1.3 Kegiatan Usaha Koperasi Mitra Karsa 1. Unit Usaha Simpan Pinjam Unit usaha simpan pinjam masih menjadi unit usaha yang utama. Unit usaha ini membantu anggota untuk mendapatkan dana secara kredit. Dana-dana yang disalurkan umumnya ditujukan untuk biaya sekolah/kuliah, perbaikan/membangun rumah, menjalankan usaha dan pembelian barang. Pinjaman di Koperasi Mitra Karsa dibagi menjadi dua yaitu pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang. Pinjaman jangka pendek nilainya sampai dengan

Rp. 1.000.000 dan tidak dikenakan jasa pinjaman karena jangka waktunya hanya satu bulan. Dimana pembayarannya tidak melalui potong gaji. Anggota yang meminjam sepakat akan membayar

langsung ke koperasi. Namun jika setelah satu bulan pinjaman tersebut tidak dibayar maka akan ditagih dengan cara potong gaji dan dikenakan jasa 1,5 persen per bulan. Prosedur pinjaman untuk pinjaman jangka pendek yaitu, pertama anggota mengajukan permohonan pinjaman kepada pengelola koperasi untuk di cek ketersediaan dananya lalu dilakukan pembayaran oleh pihak koperasi dan dicatat dalam kartu piutang anggota. Jika pengajuan pinjaman diatas Rp. 1.000.000 maka disebut pinjaman jangka panjang. Jasa pinjaman sebesar 1,5 persen per bulan dari sisa per tanggal 20. Berbeda dengan prosedur pinjaman jangka pendek untuk pengajuan pinjaman jangka panjang sebelum formulir permohonan pengajuan pinjaman diajukan ke koperasi anggota terlebih dahulu harus mendapatkan izin dari bendahara gaji unit kerja masing masing. Hal tersebut dilakukan untuk pengecekan ketersediaan sisa gajinya dalam membayar angsuran. Apabila disetujui oleh Bendahara Gaji maka permohonan pinjaman dapat diserahkan kepada Ketua Koperasi melalui pengelola untuk dicek ketersediaan dananya dan sisa hutangnya di koperasi. Apabila anggota tersebut telah memenuhi syarat maka dilakukan pembayaran oleh pihak koperasi dan dicatat dalam kartu piutang anggota. Pembayaran angsuran dilakukan dengan cara pemotongan gaji. Pinjaman anggota ini akan menimbulkan piutang pinjaman. 2. Unit Usaha Toko Unit usaha ini bertujuan memudahkan para pegawai Badan Litbang Kehutanan berbelanja kebutuhan sehari-hari dan

mengefisiensikan waktu dan tenaga mereka. Penjualan pada unit usaha toko ini dibagi menjadi penjualan toko dan penjualan barang. Penjualan toko adalah penjualan barang kebutuhan pokok seperti sembako sedangkan penjualan barang adalah penjualan barang kebutuhan sekunder seperti Handphone dan TV. Dimana

pembayaran transaksi toko baik penjualan toko maupun penjualan.

barang dapat dilakukan secara tunai maupun kredit bagi anggota koperasi. Penjualan secara kredit akan menimbulkan piutang toko dan piutang barang. Pengadaan barang yang ada di toko dilakukan sendiri oleh petugas toko atau berasal dari supplier yang datang ke koperasi. Namun sistem ini tidak terikat dimana jika harga yang ditawarkan oleh supplier tidak kompetitif maka koperasi tidak mempunyai kewajiban untuk mengambilnya. Untuk pengadaan barang-barang sekunder sistem dagang yang digunakan adalah sistem konsinyasi, yaitu supplier menitipkan barang dagangan mereka ke koperasi, bila ada barang yang terjual barulah koperasi membayarkan total harga barang yang terjual tersebut pada supplier. Sedangkan sisa barang yang tidak terjual dapat diambil kembali atau diretur oleh supplier. 3. Unit Kantin Unit usaha ini hanya berupa pengambilan jasa atau sewa tempat kepada para pedagang yang menjual makanan di kantin koperasi. Pendirian unit usaha kantin bertujuan untuk melayani para pegawai Badan Litbang Kehutanan dalam hal tempat makan. Terdapat empat stand makanan di kantin koperasi yang menjual bermacam-macam makanan mulai dari makanan cemilan sampai makanan yang disajikan secara prasmanan. Sistem jasa atau sewa tempat yang diberlakukan yaitu koperasi mengambil

keuntungan sebesar sepuluh hingga dua puluh persen dari volume penjualan mereka setiap hari dan para penjual tersebut langsung menyetorkannya kepada pengelola koperasi. Pendapatan sewa tempat pada unit usaha kantin ini dianggap sebagai penjualan kantin. 4.1.4 Keuangan Keuangan Koperasi Mitra Karsa diatur langsung oleh ketua koperasi. Dimana ketua koperasi merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang masih aktif yang tidak dapat sepenuhnya berada di Koperasi Mitra Karsa sehingga Beliau memberi kuasa dan tanggung jawab kepada pengelola yakni, manajer bisnis koperasi untuk mengatur

keuangan koperasi. Selanjutnya manajer bisnis akan melaporkan kondisi keuangan kepada ketua koperasi. Namun sampai saat ini pencatatatan keuangan koperasi masih dilakukan secara sederhana hanya berupa pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang dalam kas, sehingga catatan keuangan yang ada hanya menunjukkan saldo kas yang dimiliki Koperasi Mitra Karsa, tidak dapat menggambarkan kondisi keuangan koperasi yang

sebenarnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem akuntansi yang mampu memberikan informasi mengenai kondisi keuangan koperasi sekaligus membenahi administrasi koperasi yang masih kurang terorganisir dan belum tersusun baik yang berakibat sulitnya mengambil suatu keputusan manajemen yang tepat. 4.2. Sistem Akuntansi di Koperasi Mitra Karsa Sistem akuntansi merupakan salah satu sistem yang digunakan untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan suatu organisasi ataupun perorangan. Hasil yang dikeluarkan oleh sistem ini digunakan seseorang ataupun organisasi sebagai dasar pengambilan keputusan dan memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan. Koperasi Mitra Karsa dalam pencatatan keuangan hanya mencatat penerimaan dan pengeluaran kas saja yang tercantum di buku harian kas masuk dan buku harian kas keluar. Akibatnya, sulit mengetahui laba atau keuntungan koperasi setiap bulannya. Administrasi koperasi saat ini memang masih dalam tahap pembenahan karena belum terorganisir dengan baik. Untuk pencatatan administrasi anggota sudah ada kartu anggota yang berisi jumlah simpanan dan piutang masing-masing anggota. Hal tersebut dapat membantu anggota untuk mengetahui informasi keuangan mereka di koperasi. Akan tetapi, tetap saja sulit untuk mengetahui kondisi keuangan koperasi yang sebenarnya apalagi usaha koperasi cukup beragam yang terdiri dari tiga unit usaha yakni Unit Usaha Simpan Pinjam, Unit Usaha Toko, dan Unit Usaha Kantin. Semakin tinggi skala usaha tentu semakin sulit juga mengetahui keuntungan atau laba yang diperoleh bila hanya mengandalkan pencatatan yang sederhana. Hal ini menyebabkan manajemen menjadi sulit

untuk mengambil suatu keputusan seperti ekspansi atau menambah usaha baru bila kondisi keuangan koperasi belum dapat diketahui secara jelas. 4.3. Program Akuntansi GMATH-KOPERASI Pembentukan model sistem akuntansi di Koperasi Mitra Karsa dibantu dengan program akuntansi GMATH-KOPERASI yang merupakan program akuntansi khusus untuk koperasi. Program akuntansi GMATHKOPERASI adalah program yang terbentuk dari Microsoft Visual FoxPro Versi 9.0. Dimana Microsoft Visual FoxPro Versi 9.0 merupakan salah satu bahasa pemrograman yang cukup populer di dunia database programming dengan berbagai keuntungan yang diperoleh dalam penggunaannya. Keuntungan tersebut antara lain, dengan tool-tool yang disediakan membuat struktur dan teknik pemrograman yang dimilikinya mudah dipahami oleh pemakai, sehingga mempermudah pemakainya untuk membuat program yang interaktif. Selain itu, dengan berbagai tool dan Powerfull Data Engine Developers yang tersedia mampu mengelola data dalam kapasitas yang besar sesuai kebutuhan serta terdapat dukungan Accessibility yaitu memberikan fleksibilitas bagi programmer untuk mengelola semua tipe dan jenis aplikasi database. Nama sistem akuntansi GMATH-KOPERASI sendiri sebenarnya diambil dari kata jimat yang artinya dipercaya dapat membantu atau melindungi suatu hal yang baik. Dengan adanya program akuntansi ini diharapkan dapat membantu dalam penyusunan laporan keuangan koperasi sehingga dapat membantu koperasi untuk mengambil suatu keputusan manajemen yang tepat demi kemajuan koperasi dan tercapainya

kesejahteraan anggota. Meski namanya masih terasa asing namun program akuntansi GMATH-KOPERASI sendiri sudah banyak dipakai oleh koperasi koperasi di kota Bogor, Jakarta, dan Batam. Tampilan utama GMATHKOPERASI dapat dilihat pada Gambar 5.

4.4. Siklus Kerja Sistem Akuntansi Siklus akuntansi adalah kegiatan yang diawali dengan pengumpulan data transaksi, proses menjurnal dan klasifikasi transaksi, penyusunan neraca saldo hingga pembuatan laporan keuangan. Dimana siklus akuntansi ini digunakan untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan suatu organisasi ataupun perorangan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen. Saat ini siklus akuntansi pada Koperasi Mitra Karsa hanya terdapat pencatatan pada buku harian kas masuk dan buku harian kas keluar yang merujuk pada bukti-bukti transaksi yang terjadi setiap hari. Untuk transaksi yang terkait dengan anggota seperti simpanan dan piutang anggota langsung dicatat di buku administrasi setiap anggota. Kurang lengkapnya siklus akuntansi yang ada menyebabkan Koperasi Mitra Karsa kesulitan dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dirujuk sistem akuntansi GMATH-KOPERASI. Dimana siklus kerja atau urutan kerja sistem akuntansi yang dibuat berdasarkan siklus akuntansi pada umumnya yaitu pengumpulan data transaksi, pembuatan jurnal, klasifikasi transaksi, penyusunan neraca saldo hingga pembuatan

laporan keuangan. Sebagian besar sistem telah terintegrasi satu sama lainnya, sehingga tidak semua dikerjakan secara manual. Sebelum menggunakan sistem maka yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mengumpulkan bukti-bukti transaksi yang terjadi di Koperasi Mitra Karsa. Setelah itu barulah kita menggunakan sistem dimana penggunaan sistem ini dimulai dari pengisian saldo awal. Hal ini wajib dilakukan karena sheet ini sangat penting bagi buku besar, laporan neraca, dan laporan laba rugi. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah pencatatan semua transaksi pada jurnal umum. Pada jurnal umum yang dilakukan secara manual adalah pengisian tanggal transaksi, nomor bukti, keterangan transaksi, jumlah transaksi dan pemilihan akun yang terpengaruh pada debet dan kredit. Setelah kolom diisi secara manual, maka kolom yang lain akan secara otomatis terisi. Pengguna sistem hanya memilih nomor akun yang akan dilihat, maka semua kolom yang ada akan terisi secara otomatis. Data yang ada pada buku besar merujuk pada jurnal umum. Selain buku besar yang secara otomatis memunculkan data, laporan keuangan (laporan neraca dan laporan laba rugi) juga sudah otomatis terbentuk dan nilai-nilainya akan secara otomatis muncul. Hanya saja neraca dan laporan laba rugi untuk nama-nama akunnya diisi secara manual, sehingga neraca dan laporan laba rugi dari awal sudah disediakan. Ada beberapa bagan sistem akuntansi yang tidak dibuat seperti laporan arus kas, perubahan modal dan harga pokok. Hal ini disebabkan pihak Koperasi Mitra Karsa tidak membutuhkannya untuk saat ini karena pihak Koperasi Mitra Karsa masih dalam tahap pembelajaran menggunakan GMATH-KOPERASI, sehingga sistem yang dibuat terbatas. Urutan kerja sistem akuntansi yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 6.

Saldo Awal Akun

Jurnal Umum

Buku Besar

Laporan Keuangan uangan

Laporan Laba Rugi

Laporan Neraca

Laporan Arus Kas

Laporan Perubahan Modal

Gambar 6. Urutan sistem akuntansi 4.5. Pembentukan Sistem Akuntansi Dalam pembentukan sistem akuntansi pada Koperasi Mitra Karsa dengan menggunakan program akuntansi GMATH-KOPERASI tahapan yang dilakukan adalah pengumpulan bukti transaksi, pengklasifikasian akun dan nama akun serta pembuatan saldo awal, pencatatan transaksi-transaksi, pembuatan buku besar, dan pembuatan laporan keuangan. 4.5.1 Pengumpulan Bukti Transaksi Tahap awal suatu kegiatan akuntansi adalah identifikasi dan pengumpulan bukti-bukti tentang semua transaksi yang pernah terjadi pada perusahaan. Bukti transaksi tersebut merupakan data dasar yang nantinya akan diolah dalam sistem akuntansi untuk mendapatkan laporan keuangan. Bukti-bukti transaksi yang terdapat di Koperasi Mitra Karsa adalah sebagai berikut :

1. Bukti Kas Masuk (BKM), merupakan bukti-bukti yang berhubungan dengan pemasukan kas pada Koperasi Mitra Karsa seperti simpanan anggota, setoran piutang anggota dan lainnya. 2. Bukti Kas Keluar (BKK), merupakan bukti-bukti pengeluaran kas Koperasi Mitra Karsa seperti pembayaran gaji, pembelian

perlengkapan kantor, pembayaran telepon, dan lain-lain. 3. Bukti Penjualan (BJ), merupakan bukti yang berkaitan dengan transaksi penjualan yang terjadi pada Koperasi Mitra Karsa. 4. Bukti Pembelian (BP), merupakan bukti yang berkaitan dengan transaksi pembelian pada Koperasi Mitra Karsa. 4.5.2 Pengklasifikasian Akun Pengklasifikasian atau pengkodean nomor dan nama akun diperlukan untuk mempermudah pencatatan transaksi hingga pelaporan keuangan. Hal ini sangat berguna pada saat peng-entry-an transaksi. Untuk mengklasifikasi nomor dan nama akun di Koperasi Mitra Karsa maka harus melihat dari transaksi keuangan di Koperasi Mitra Karsa. Nama akun yang digunakan disesuaikan berdasarkan aktivitas transaksi keuangan yang sering dilakukan oleh koperasi Mitra Karsa. Nomor dan nama akun digunakan dalam tahap-tahap selanjutnya. Nomor dan nama akun dapat dihapus dan ditambahkan jika diperlukan. Nomor akun dimulai dari angka 1 untuk kelompok harta, angka 2 untuk kelompok hutang, angka 3 untuk kelompok modal, angka 4 untuk kelompok pendapatan dan angka 5 untuk kelompok biaya. Nomor dan nama akun yang digunakan di Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Klasifikasi Nomor dan Nama Akun di Koperasi Mitra Karsa NOMOR AKUN NAMA AKUN 10000 Aktiva 11000 Aktiva Lancar 11100 Kas dan Setara Kas 11110 Kas 11120 BRI

Lanjutan Tabel 5. NOMOR AKUN 11200 11210 11220 11230 12000 12100 12200 13000 13100 13110 13200 13210 20000 21000 21100 21200 21300 21400 21500 21600 21700 21800 21900 30000 31000 32000 33000 34000 35000 40000 41000 42000 43000 44000 50000 51000 52000 53000 54000 55000 56000 57000 58000 59000

NAMA AKUN Piutang Usaha Piutang Pinjaman Piutang Barang Piutang Toko Aktiva Lainnya Investasi pada KPKRI Investasi pada KPWN Aktiva Tetap Kendaraan Bermotor Ak. Peny. Kendaraan Bermotor Peralatan Kantor Ak. Peny. Peralatan Kantor Kewajiban Kewajiban Lancar Hutang Usaha Hutang Dana Pengurus Hutang Dana Karyawan Hutang Dana Sosial Hutang Dana Wilayah Kerja Hutang Dana Pendidikan Hutang Dana Bagian SHU Hutang Simpanan Sukarela Hutang Jasa Simpanan Sukarela Modal Simpanan Pokok Simpanan Wajib Donasi Cadangan Sisa Hasil Usaha Pendapatan Usaha Pendapatan Simpan Pinjam Penjualan Toko Penjualan Barang Penjualan Kantin Biaya-Biaya HPP Barang Dagangan Biaya Gaji dan Tunjangan Pegawai Biaya Transportasi Biaya Telepon Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Penyusutan Biaya Petugas Kebersihan Biaya Honor Pemotong Gaji Biaya Lain-Lain

4.5.3. Neraca Saldo Awal Pada sheet terdapat kolom nomor akun, nama akun, kelompok akun dan saldo awal. Nomor dan nama akun merupakan hasil dari pengklasifikasian yang telah dilakukan. Kelompok akun disesuaikan dengan masing-masing akun. Saldo awal yang dimaksudkan adalah saldo awal akun yang berasal dari saldo akhir bulan sebelumnya ataupun hasil perhitungan transaksi yang telah dilakukan. Dalam program GMATH-KOPERASI pembentukan nomor dan nama akun dilakukan bersamaan dengan pencantuman saldo awal. Setelah menginput nomor dan nama akun maka selanjutnya mencantumkan saldo awal apabila akun tersebut memiliki saldo awal. Tampilan set up nomor akun, nama akun dan saldo awal dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Tampilan set up akun dan saldo awal 4.5.3 Jurnal Umum Jurnal umum dibuat untuk menuliskan semua transaksi yang terjadi di Koperasi Mitra Karsa. Transaksi ini akan mempengaruhi dua atau lebih akun yang ada pada bagian debet dan kredit. Dalam program GMATH-KOPERASI ini jurnal umum yang telah dibuat akan secara langsung datanya masuk ke dalam laporan keuangan.

Pada set up jurnal umum ini terdapat beberapa komponen yang tersedia, antara lain : 1. Judul jurnal yang terdiri dari nama Koperasi Mitra Karsa dan tanggal periode jurnal tersebut. Nama Koperasi Mitra Karsa dan tanggal periode akan otomatis ada dan sesuai dengan sheet saldo awal akun. 2. Terdapat tanggal transaksi yang menginformasikan kapan transaksi yang dicatat terjadi. 3. Nomor bukti yang berfungsi sebagai tanda atau identitas transaksi yang sudah tercatat. Untuk pemasukan kas nomor bukti diawali dengan huruf D (Debet) dan untuk pengeluaran kas diawali dengan huruf K (Kredit). 4. Kolom nomor dan nama akun, dimana kolom nomor akun yang dipilih sesuai dengan transaksi yang terjadi dan nama akun akan otomatis muncul jika nomor akun sudah terpilih. Ketika jumlah transaksi dimasukkan pada kolom jumlah di debet, maka secara otomatis kolom jumlah di sisi kredit pun akan memunculkan angka yang sama. 5. Kolom keterangan merupakan kolom untuk mencatat kegiatan yang terjadi selama periode tertentu. 6. Sel jumlah total kredit yang akan sama dengan total debet. 7. Ketika melakukan input data, apabila data yang dimasukkan seimbang pada kolom debet dan kolom kredit maka yang akan muncul adalah komentar PEREKAMAN BERHASIL! dan apabila kedua sisi tidak seimbang maka yang akan muncul adalah JUMLAH TIDAK BALANCE. Apabila jumlah debet dan kredit belum balance maka lakukan double klik pada salah satu jumlah total kredit atau debet. Tampilan set up Jurnal Umum dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Tampilan set up jurnal umum 4.5.4 Pembuatan Buku Besar Pengertian buku besar atau biasa disebut ledger diawali dengan pengertian akun terlebih dahulu. Akun adalah formulir atau daftar yang digunakan untuk mencatat perubahan keadaan keuangan baik itu harta, hutang, modal, atau biaya yang disebabkan oleh semua transaksi sebuah perusahaan dalam waktu tertentu. Daftar ini dikumpulkan dan kumpulan itulah yang disebut buku besar. Tampilan ketika membuka buka besar dapat dilihat pada Gambar 9. Bagian-bagian dari buku besar ini antara lain adalah : 1. Judul Buku Besar yang terdiri dari nama Koperasi Mitra Karsa, nama akun dan nomor akun yang dilihat serta tanggal periode jurnal tersebut. nama Koperasi Mitra Karsa, nama akun dan nomor akun yang dilihat serta tanggal periode jurnal tersebut akan otomatis ada dan sesuai dengan sheet saldo awal akun. 2. Nomor akun yang berfungsi sebagai pilihan untuk melihat akun yang akan dilihat. 3. Nama akun yang otomatis akan keluar ketika kita memilih nomor akun.

4. Saldo awal yang merupakan informasi awal dari sebuah akun yang diperoleh dari sheet saldo awal akun. 5. Kolom tanggal transaksi yang merujuk pada tanggal transaksi di jurnal akan muncul sesuai dengan akun yang dipilih sebelumnya pada nomor akun lain. 6. Kolom uraian transaksi pun akan muncul secara otomatis ketika nomor akun dipilih. 7. Kolom debet dan kredit merupakan kolom nilai transaksi yang dilakukan per transaksi yang merujuk pada jurnal. Debet atau kredit yang diisi sesuai dengan transaksi yang dipilih, pada saat transaksi terjadi akun tersebut berada pada posisi kredit atau debet. 8. Kolom saldo merupakan hasil penjumlahan dari saldo transaksi sebelumnya ditambah transaksi yang terjadi pada kolom debet dan dikurangi pada kolom kredit. 9. Total merupakan hasil pengurangan dari kolom debet dan kolom kredit.

Gambar 9. Tampilan membuka buku besar

4.5.5 Pembuatan Lap