Akulturasi Budaya Islam

10
Akulturasi Budaya Islam, Hindu-Buddha, dan Asli : 1. Masuknya suatu kebudayaan asing ke dalam lingkup suatu masyarakat dapat menimbulkan tiga kemungkinan m , yaitu : kedua kebudayaan itu akan berakulturasi, berjauhan, atau salah satu hancur. Unsur-unsur yang dapat mempersatukan tradisi sejarah Indonesia berasal dari unsur lokal, Hindu-Budha, dan Islam Unsur-unsur tersebut saling berakulturasi dan membentuk perpaduan budaya di Indonesia 2. Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Akulturasi 3. Budaya Asli / Tradisi Lokal Bangsa Indonesia sebenarnya mempunyai unsur-unsur budaya Indonesia asli. Selain itu, juga telah mengenal kebudayaan Macro & Micro Cosmos, yang merupakan keyakinan adanya supranatural atas kehidupan bumi. Kepercayaan dan tradisi lokal dalam masyarakat yang masih terdapat sisa-sisa tradisi meghalithikum (adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan- bangunan dari batu besar, seperti menhir adalah tugu yang melambangkan arwah nenek moyang sehingga menjadi benda pujaan. Dolmen adalah bentuknya seperti meja batu berkakikan tiang satu dan merupakan tempat sesaji). Pada dasarnya tertumpu pada keyakinan tentang adanya aturan tetap yang mengatasi segala yang terjadi dalam alam dunia. Tradisi kepercayaan dan sistem sosial budaya adalah produk masyarakat lokal dalam menciptakan keteraturan. Seperti tradisi lokal itu adalah melakukan upacara adat, menghadirkan tata cara menanam dan memanen, melakukan selamatan serta melakukan upacara peralihan hidup. 4. Contoh Tradisi Lokal : • Di Tapanuli, kepercayaan lokal dikenal dengan nama parmalim atau agama si Raja Batak. Di Kepulauwan Mentawai disebut Sabulungan, di Dayak disebut Kaharingan, di

description

contoh akulturasi budaya islam

Transcript of Akulturasi Budaya Islam

Page 1: Akulturasi Budaya Islam

Akulturasi Budaya Islam, Hindu-Buddha, dan Asli :

1.  Masuknya suatu kebudayaan asing ke dalam lingkup suatu masyarakat dapat

menimbulkan tiga kemungkinanm, yaitu : kedua kebudayaan itu akan berakulturasi,

berjauhan, atau salah satu hancur. Unsur-unsur yang dapat mempersatukan tradisi

sejarah Indonesia berasal dari unsur lokal, Hindu-Budha, dan Islam Unsur-unsur tersebut

saling berakulturasi dan membentuk perpaduan budaya di Indonesia

2.  Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia

dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.

Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri

tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Akulturasi

3.  Budaya Asli / Tradisi Lokal Bangsa Indonesia sebenarnya mempunyai unsur-unsur

budaya Indonesia asli. Selain itu, juga telah mengenal kebudayaan Macro & Micro

Cosmos, yang merupakan keyakinan adanya supranatural atas kehidupan bumi.

Kepercayaan dan tradisi lokal dalam masyarakat yang masih terdapat sisa-sisa tradisi

meghalithikum (adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu

besar, seperti menhir adalah tugu yang melambangkan arwah nenek moyang sehingga

menjadi benda pujaan. Dolmen adalah bentuknya seperti meja batu berkakikan tiang satu

dan merupakan tempat sesaji). Pada dasarnya tertumpu pada keyakinan tentang adanya

aturan tetap yang mengatasi segala yang terjadi dalam alam dunia. Tradisi kepercayaan

dan sistem sosial budaya adalah produk masyarakat lokal dalam menciptakan

keteraturan. Seperti tradisi lokal itu adalah melakukan upacara adat, menghadirkan tata

cara menanam dan memanen, melakukan selamatan serta melakukan upacara peralihan

hidup.

4.  Contoh Tradisi Lokal : • Di Tapanuli, kepercayaan lokal dikenal dengan nama parmalim

atau agama si Raja Batak. Di Kepulauwan Mentawai disebut Sabulungan, di Dayak

disebut Kaharingan, di Toraja disebut Aluk to dolo. Di Sulawesi Tengah di sebut

Parandangan, di Sumbawa disebut Baramarapu, di Nias disebut Ono niha. Di Sika

(Maumere) disebut Ratu bita bantara. Kepercayaan lokal tersebut memang berbeda di

setiap daerah, hal itu menunjukkan keragaman budaya yang ada di Indonesia. •

Masyarakat Jawa telah mengenal cerita wayang yang merupakan asli budaya Jawa.

5.  Masuknya Budaya Hindhu- Buddha di Indonesia Masuknya budaya Hindu-Budha di

Indonesia menyebabkan munculnya Akulturasi. Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di

Indonesia tidak diterima begitu saja melainkan melalui proses pengolahan dan

Page 2: Akulturasi Budaya Islam

penyesuaian dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan

unsur-unsur asli.

6.  Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di Indonesia tidak diterima begitu saja karena : •

Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi sehingga

masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan

Indonesia. • Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local genius

merupakan kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan

mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. • Pengaruh

kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di Indonesia.

Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih terpelihara sampai

sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses pengolahan kebudayaan asing

sesuai dengan kebudayaan Indonesia.

7.  Masuknya pengaruh budaya dan agama Hindu-Budha di Indonesia dapat dibedakan atas

3 periode, yaitu : Periode Awal (Abad V-XI M) 1 Periode Tengah (Abad XI-XVI M) 2 3

Periode Akhir (Abad XVI-sekarang)

8.  Periode Awal (Abad V-XI M) Pada periode ini, unsur Hindu-Budha lebih kuat dan lebih

terasa serta menonjol sedang unsur/ ciri-ciri kebudayaan Indonesia terdesak. Terlihat

dengan banyak ditemukannya patung-patung dewa Brahma, Wisnu, Siwa, dan Budha di

kerajaan-kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara dan Mataram Kuno.

9.  Periode Tengah (Abad XI-XVI M) Pada periode ini unsur Hindu-Budha dan Indonesia

berimbang. Hal tersebut disebabkan karena unsur Hindu- Budha melemah sedangkan

unsur Indonesia kembali menonjol sehingga keberadaan ini menyebabkan

munculnyasinkretisme (perpaduan dua atau lebih aliran). Hal ini terlihat pada peninggalan

zaman kerajaaan Jawa Timur seperti Singasari, Kediri, dan Majapahit. Di Jawa Timur lahir

aliran Tantrayana yaitu suatu aliran religi yang merupakan sinkretisme antara

kepercayaan Indonesia asli dengan agama Hindu-Budha. Raja bukan sekedar pemimpin

tetapi merupakan keturunan para dewa. Candi bukan hanya rumah dewa tetapi juga

makam leluhur.

10.  Periode Akhir (Abad XVI-sekarang) Pada periode ini, unsur Indonesia lebih kuat

dibandingkan dengan periode sebelumnya, sedangkan unsur Hindu-Budha semakin surut

karena perkembangan politik ekonomi di India. Di Bali kita dapat melihat bahwa Candi

yang menjadi pura tidak hanya untuk memuja dewa. Roh nenek moyang dalam bentuk

Meru Sang Hyang Widhi Wasa dalam agama Hindu sebagai manifestasi Ketuhanan Yang

Page 3: Akulturasi Budaya Islam

Maha Esa. Upacara Ngaben sebagai objek pariwisata dan sastra lebih banyak yang

berasal dari Bali bukan lagi dari India.

11.  Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Budaya Bidang

Teknologi Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

12.  Sebelum pengaruh budaya Hindu-Budha masuk, bangsa Indonesia talah menggunakan

bahasa melayu kuno dan Jawa kuno. Setelah masuknya Hindu- Budha masyarakat

menggunakan bahasa sansekerta dan bahasa podi. Bidan g Sosia l Ekonomi Bidang

Pendidikan Kepercayaan Seni & Budaya Bidang Teknologi Sistem Kalender Sistem

Pemerintahan

13.  Bidang Sosial Ekono mi Sistem Pemerintahan Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni &

Budaya Bidang Teknologi Sistem Kalender Dalam ekonomi tidak begitu besar

pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat telah

mengenal pelayaran dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha di

Indonesia.

14.  Bidang Sosial Ekonomi Sistem Pemerintah an Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni &

Budaya Bidang Teknologi Sistem Kalender Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia

dikenal sistem pemerintahan oleh kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan

tertentu jika dibandingkan anggota kelompok lainnya. Ketika pengaruh Hindu-Budha

masuk maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa secara

turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari dewa yang memiliki kekuatan,

dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat kedudukannya untuk memerintah wilayah

kerajaan secara turun temurun serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku.

15.  Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidik an Kepercayaan Seni & Budaya Bidang

Teknologi Sistem Kalender Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan

masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat

Indonesia belum mengenal tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-Budha, sebagian

masyarakat Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis. Bukti pengaruh dalam

pendidikan di Indonesia yaitu : – Dengan digunakannya bahasa Sansekerta dan Huruf

Pallawa dalam kehidupan sebagian masyarakat Indonesia. – Telah dikenal juga sistem

pendidikan berasrama (ashram) dan didirikan sekolah-sekolah khusus untuk mempelajari

agama Hindu-Budha. – Bukti lain tampak dengan lahirnya banyak karya sastra bermutu

tinggi yang merupakan interpretasi kisah-kisah dalam budaya Hindu-Budha.

Contoh :Empu Tantular dengan karyanya Sutasoma. – Pengaruh Hindu Budha nampak

Page 4: Akulturasi Budaya Islam

pula pada berkembangnya ajaran budi pekerti berlandaskan ajaran agama Hindu-Budha.

Sistem Pemerintahan

16.  Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaa n Seni & Budaya Bidang

Teknologi Sistem Kalender Sebelum masuk pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia, bangsa

Indonesia mengenal dan memiliki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek

moyang (animisme dan dinamisme). Masuknya agama Hindu- Budha mendorong

masyarakat Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha walaupun tidak

meninggalkan kepercayaan asli seperti pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan

dewa-dewa alam. Telah terjadi semacam sinkritisme yaitu penyatuaan paham-paham

lama seperti animisme, dinamisme, totemisme dalam keagamaan Hindu-Budha. Sistem

Pemerintahan

17.  Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Buday a Bidang

Teknologi Sistem Kalender 1) Seni Bangunan Seni bangunan tampak pada bangunan

candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-

Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan

India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden

berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur.

Sistem Pemerintahan

18.  Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Buday a Bidang

Teknologi Sistem Kalender 2) Seni Rupa Seni rupa tampak berupa patung dan relief.

Patung dapat kita lihat pada penemuan patung Budha berlanggam Gandara di Bangun

Kutai. Serta patung Budha berlanggam Amarawati di Sikending (Sulawesi Selatan). Selain

patung terdapat pula relief-relief pada dinding candi seperti pada Candi Borobudur

ditemukan relief cerita sang Budha serta suasana alam Indonesia. Sistem Pemerintahan

19.  Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Buday a Bidang

Teknologi Sistem Kalender 3) Seni Sastra dan Aksara Periode awal di Jawa Tengah

pengaruh sastra Hindu cukup kuat.Periode tengah bangsa Indonesia mulai melakukan

penyaduran atas karya India.Contohnya: Kitab Bharatayudha merupakan gubahan

Mahabarata oleh Mpu Sedah dan Panuluh. Sistem Pemerintahan

20.  Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Buday a Bidang

Teknologi Sistem Kalender 4) Seni Wayang Seni wayang yang sudah popular dalam

kehidupan masyarakat Indonesia (khususnya masyarakat Jawa) bersumber dari cerita

Ramayana dan mahabrata yang berasal dari India. Namun, penampilan wujud tokoh

dalam wayang tersebut adalah budaya Indonesia yang antara daerah satu dan lainnya

Page 5: Akulturasi Budaya Islam

berbeda. Baik dalam agama Hindu maupun Budha, keduanya mempercayai adanya

hukum karma dan reinkarnasi. Kedua hukum tersebut mengandung makna filosofis, yaitu

bahwa manusia harus berbuat kebaikan, kebenaran, dan kejujuran agar lepas dari

samsara atau penderitaan. Sedangkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak dulu

telah berkembang suatu konsep berupa petuah-petuah, nasehat atau pesan yang

mengandung makna filosofis tentang kebenaran, kejujuran dan kebaikan. Sistem

Pemerintahan

21.  Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Budaya Bidang

Teknologi Sistem Kalender Pengaruh Hindu-Budha terhadap perkembangan teknologi

masyarakat Indonesia terlihat dalam bidang kemaritiman, bangunan dan pertanian.

Perkembangan kemaritiman terlihat dengan semakin banyaknya kota- kota pelabuhan,

ekspedisi pelayaran dan perdagangan antar negara. Selain itu, bangsa Indonesia yang

awalnya baru dapat membuat sampan sebagai alat transportasi kemudian mulai dapat

membuat perahu bercadik.Perpaduan antara pengetahuan dan teknologi dari India

dengan Indonesia terlihat pula pada pembuatan dan pendirian bangunan candi baik candi

dari agama Hindu maupun Budha. Sistem Pemerintahan

22.  Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Budaya Bidang

Teknologi Sistem Kalende r Diadopsi dari sistem kalender/penanggalan India. Hal ini

terlihat dengan adanya : – Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender

dengan sebutan tahun Saka yang dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun

Samsiah) pada waktu raja Kanishka I dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari.

– Ditemukan Candrasangkala/ Kronogram ada dalam rangka memperingati peristiwa

dengan tahun/ kalender saka. Candrasangkala adalah angka huruf berupa susunan

kalimat/ gambaran kata. Bila berupa gambar harus diartikan dalam bentuk kalimat. Sistem

Pemerintahan

23.  Masuknya Budaya Islam ke Indonesia Bersamaan dengan masuk dan berkembangnya

agama Islam, berkembang pula kebudayaan Islam di Indonesia. Unsur kebudayaan Islam

itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan Indonesia tanpa menghilangkan

kepribadian Indonesia, sehingga lahirlah kebudayaan baru yang merupakan akulturasi

kebudayaan Indonesia dan Islam. Akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam itu juga

mencakup unsur kebudayaan Hindu-Budha.

24.  Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Seni Bangunan Seni Rupa Seni

Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

Page 6: Akulturasi Budaya Islam

25.  Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia 1) Masjid Dilihat dari segi

arsitektuknya, masjid-masjid kuno di Indonesia yang menampakan gaya arsitektur asli

Indonesia, ciri-ciri sebagai berikut : • Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya

(mustaka). • Pondasinya kuat dan agak tinggi. • Ada serambi di depan atau di samping. •

Ada kolam/parit di bagian depan atau samping. Contoh : Masjid Agung Cirebon, Masjid

Agung Demak, Masjid Baiturahman di Aceh Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra &

Aksara Seni Musik & Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

26.  Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Sedangkan gaya arsitektur

bangunan masjid yang mendapat pengaruh Islam ialah sebagai berikut: • Ada hiasan

kaligrafi • Memiliki kubah Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik &

Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

27.  Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia 2) Makam Ciri-ciri dari wujud

akulturasi padabangunan makam terlihat dari: a. makam-makam kuno dibangun di atas

bukit atautempat-tempat yang keramat. b. makamnya terbuat dari bangunan batu yang

disebutdengan Jirat atau Kijing,nisannya juga terbuat dari batu. c. di atas jirat biasanya

didirikan rumah tersendiriyang disebut dengan cungkup atau kubba. d. dilengkapi dengan

tembok atau gapura yangmenghubungkan antara makam dengan makam atau kelompok-

kelompok makam. Bentukgapura tersebut ada yang berbentuk kori agung (beratap dan

berpintu) dan adayang berbentuk candi bentar (tidak beratap dan tidak berpintu). e. Di

dekat makam biasanya dibangun masjid, makadisebut masjid makam dan biasanya

makam tersebut adalah makam para wali atauraja. Contohnya masjid makam Sendang

Duwur di Tuban. Pengaruh budaya Islam terlihat pada huruf dan bahasa Arab, misalnya

Makam Puteri Suwari di Leran (Gresik) dan Makam Sendang Dhuwur di atas bukit

(Tuban). Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari Sistem

Kalender Sistem Pemerintahan

28.  Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia 3) Istana Bangunan istana

yang berasal dari peninggalan zaman Hindu- Budha sudah tidak dapat ditamukan lagi

pada zaman Islam. Hal ini karena istana pada zaman itu dibuat dari bahan yang mudah

hancur. Berbeda dengan bangunan istana para Sultan yang umumnya dibuat dari batu

bata dengan semen sebagai perekatnya. Istana raja merupakan benteng pertahanan

terakhir dari suatu Negara ataukerajaan. Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara

Seni Musik & Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

29.  Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Dalam perkembangan sejarah

Islam dikenal adanya kalifah, artinya seorang pengganti setelah Nabi wafat yang bertugas

mengurus Negara dan agama, serta melaksanakan hukum Islam dalam kehidupan

Page 7: Akulturasi Budaya Islam

Negara. Pengaruh agama Islam di Indonesia juga terjadi dalam bidang pemerintahan

sehingga terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dan kebudyaan pra-Islam. Sebelum

masuknya agama Islam, di Indonesia telah berkembang sistem pemerintahan dalam

bentuk kerajaan. Raja mempunyai kekuasaan besar dan bersifat turun-temurun.

Masuknya pengaruh Islam mengakibatkan perubahan struktur pemerintahan dalam

penyebutan raja. Raja tidak lagi dipanggil maharaja, tetapi diganti dengan julukan sultan

atau sunan (susuhunan), panembahan, dan maulana. Pada umumnya nama raja pun

disesuaikan dengan nama Islam (Arab). Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara

Seni Musik & Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

30.  Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Akulturasi bidang seni rupa

terlihat pada seni kaligrafi atau seni khot, yaitu seni yang memadukan antara seni lukis

dan seni ukir dengan menggunakan huruf Arab yang indah dan penulisannya bersumber

pada ayat-ayat suci Al Qur'an dan Hadits.Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif

batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan, hiasan pada mimbar dan

sebagainya. Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari

Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

31.  Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia 1) Seni Sastra Kesusastraan

pada zaman Islam banyak berkembang di daerah sekitar selat Malaka (daerah Melayu)

dan Jawa. Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman Islam berasal dari Persia.

Misalnya, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman, dn Cerita 1001 Malam. Di

samping itu, pengaruh budaya Hindu- Budha juga terlihat dalam karya sastra Indonesia.

Misalnya, Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama, Hikayat Kuda Semirang, dan Syair

Panji Semirang. Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari

Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

32.  Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia 2) Aksara Akulturasi

kebudayaan Indonesia dan Islam dalam hal aksara diwujudkan dengan berkembangnya

tulisan Arab Melayu di Indonesia, yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menulis dalam

bahasa Melayu. Tulisan Arab Melayu tidak menggunakan tanda a, i, u seperti lazimnya

tulisan Arab. Tulisan Arab Melayu disebut dengan istilah Arab gundul. Seni Bangunan

Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari Sistem Kalender Sistem

Pemerintahan

33.  Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Akulturasi pada seni musik

terlihat pada musik qasidah dan gamelan pada saat upacara Gerebeg Maulud. Di bidang

seni tari terlihat pada tari Seudati yang diiringi sholawat nabi, kesenian Debus yang

diawali dengan membaca Al Qur'an yang berkembang di Banten, Aceh, dan

Page 8: Akulturasi Budaya Islam

Minangkabau. Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari

Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

 Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Wujud akulturasi budaya Indonesia dan Islam dalam sistem kalender dapat dilihat dengan berkembangnya sistem kalender Jawa atau Tarikh Jawa. Sistem kalender tersebut diciptakan oleh Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1043 H atau 1643 M. Sebelum masuknya budaya Islam, masyarakat Jawa telah menggunakan kalender Saka yang dimulai tahun 78 M. Dalam kalender Jawa, nama bulan adalah Sura, Safar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Ruwah, Pasa, Syawal, Zulkaidah, dan Besar. Nama harinya adalah Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Ahad yang dilengkapi hari pasaran, seperti Legi, Pahing, Pon, Wege, dan Kliwon. Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan.