AKTUALISASI DIRI

download AKTUALISASI DIRI

of 5

Transcript of AKTUALISASI DIRI

NAMA NIM KELAS

: INDAH KUSUMA WARDANI : 105120307111031 : C.PSI.1 / PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

AKTUALISASI DIRI : ABRAHAM MASLOWAbraham Maslow merupakan salah satu Bapak Psikologi. Beliau merupakan seorang professor di bidang psikologi humanistik, dalam paper-nya berjudul A Theory of Human Motivation (1943) pernah menyampaikan sebuah teori mengenai The Hierarchy of Needs atau Hirarki Kebutuhan (Manusia). Teori ini membagi kebutuhan manusia ke dalam lima tingkatan, dengan kebutuhan terbesar ada di bawah dan semakin ke atas semakin mengerucut sehingga berbentuk mirip piramid. Ke lima tingkatan kebutuhan tersebut, dari bawah ke atas, adalah: 1. Kebutuhan fisiologis : kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling dasar, yang paling kuat dan paling jelas di antara segala kebutuhan manusia. Kebutuhan ini berfungsi untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Contoh : kebutuhan air, udara, makanan, dsb. 2. Kebutuhan rasa aman: kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan yang terpenting dalam kehidupan manusia. Kebutuhan akan rasa aman ini muncul sejak manusia mengalami awal masa pertumbuhan dan perkembangnnya. Contoh: jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, dsb. 3. Kebutuhan dicintai dan disayangi: kebutuhan dicintai dan disayangi merupakan suatu kebutuhan akan perasaan mencintai dan penerimaan diri untuk dicintai oleh orang lain. Contoh : Dicintai individu, keluarga, masyarakat, dsb 4. Kebutuhan harga diri: kebutuhan harga diri merupakan suatu kebutuhan akan penghargaan yang mencakup penghormatan diri, menghargai diri sendiri dsb. Contoh : kekuatan, kompetensi, status, gelar, dsb. 5. Kebutuhan aktualisasi diri : suatu keinginan untuk memperoleh kepuasan terhadap dirinya sendiri (self-fulfilment), untuk menyadari semua potensi

dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Kebutuhan yang paling tinggi menurut Abraham Maslow adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri. Setelah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri. Empat kebutuhan dasar adalah kebutuhan karena kekurangan atau D-need (Deficiency need), sedangkan kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan karena ingin berkembang ingin berubah, ingin mengalami transformasi menjadi lebih bermakna atau Bneed(Being Need). Aktualisasi diri muncul ketika empat kebutuhan sebelumnya telah terpenuhi. Maslow mengatakan bahwasanya kebutuhan dasar itu terdiri dari kebutuhan konatif, sedangkan kebutuhan meta terdiri dari kebutuhan kognitif dan kebutuhan estetik. Aktualisasi diri dapat dipandang sebagai kebutuhan tertinggi dari suatu kebutuhan, namun juga dapat dipandang sebagai tujuan final atau tujuan ideal dari kehidupan manusia. Menurut Maslow, tujuan aktualisasi diri itu bersifat alami, yang dibawa sejak lahir. Secara genetik manusia mempunyai potensi dasar yang positif. Selain itu, manusia juga mempunyai potensi dasar jalur perkembangan yang sehat untuk mencapai aktualisasi diri. Jadi orang sehat adalah orang yang

mengembangkan potensi positifnya mengikuti jalur perkembangan yang sehat yang lebih mengembangkan potensi alami yang ada dalam dirinya. Maslow mendata macam-macam meta-kebutuhan ini dan mendapatkan tujuh belas meta-kebutuhan yang jika tidak terpenuhi akan menjadi meta-patologi (penyakit kejiwaan). Tujuh belas meta-kebutuhan yang oleh Maslow disebut juga Being-values (B-values; kebutuhan akan pertumbuhan) itu adalah: Kebenaran, dengan meta-patologinya ketidakpercayaan, sinisme, dan skeptisisme. Kebaikan, dengan meta-patologinya kebencian, penolakan, kejijikan, kepercayaan hanya pada dan untuk diri. Keindahan, dengan meta-patologinya kekasaran, kegelisahan, kehilangan selera, rasa suram.

Kesatuan, keparipurnaan, dengan meta-patologinya disintegrasi. Transendensi-dikotomi, dengan meta-patologinya pikiran hitam/putih, pandangan salah satu dari dua, pandangan sederhana tentang kehidupan. Penuh energi; proses, dengan meta-patologinya mati, menjadi robot, terdeterminasi, kehilangan emosi dan semangat, kekosongan pengalaman. Keunikan, dengan meta-patologinya kehilangan perasaan diri dan individualitas, anonim. Kesempurnaan, dengan meta-patologinya keputusasaan, tidak bisa bekerja apaapa. Kepastian, dengan meta-patologinya kacau-balau, tidak dapat diramalkan. Penyelesaian; penghabisan, dengan meta-patologinya ketidaklengkapan,

keputusasaan, berhenti berjuang dan menanggulangi. Keadilan, dengan meta-patologinya kemarahan, sinisme, ketidakpercayaan,

pelanggaran hukum, mementingkan diri sendiri. Tata tertib, dengan meta-patologinya ketidakamanan, ketidakwaspadaan,

ketidakhati-hatian. Kesederhanaan, dengan meta-patologinya terlalu kompleks, kekacauan,

kebingungan, kehilangan orientasi. Kekayaan; keseluruhan; kelengkapan, dengan meta-patologinya depresi,

kegelisahan, kehilangan perhatian pada dunia. Tanpa susah payah; santai; tidak tegang, dengan meta-patologinya kelelahan, tegangan, kecanggungan, kejanggalan, kekakuan.Bermain; kejenakaan, dengan meta-patologinya keseraman, depresi, kesedihan. Mencukupi diri sendiri; mandiri, dengan meta-patologinya tidak berarti, putus asa, hidup sia-sia.

Dengan adanya metakebutuhan di atas, Maslow menggolongkan orang-orang yang telah mencapai aktualisasi diri dengan beberapa karakteristik, antara lain : Berorientasi secara Realistik; Penerimaan umum atas kodrat, orangorang lain dan diri sendiri; Spontanitas, kesederhanaan, kewajaran ; Memusatkan diri pada masalah dan bukan pada diri sendiri; Memiliki kebutuhan akan privasi dan independensi; Berfungsi secara otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik; Apresiasi yang senantiasa segar; Mengalami pengalaman-pengalaman puncak (peak experiences); Minat sosial; Hubungan antarpribadi yang kuat; Struktur watak demokratis; Mampu mengintegrasikan sarana dan tujuan; Selera humor yang tidak menimbulkan permusuhan; Sangat kreatif dan Menentang konformitas terhadap kebudayaan. Bagi orang yang telah mencapai aktualisasi diri, tidak terpenuhinya satu apalagi beberapa dari meta-kebutuhan itu akan membuatnya sangat kesakitan, lebih sakit daripada kematian. Karena itu orang-orang besar seperti Sokrates, Isa, Suhrawardi, Galileo, lebih memilih mati daripada hidup dalam tatanan sosial yang menurutnya tidak adil. Aktualisasi sebagai tujuan final hanya dapat dicapai oleh sebagian kecil dari populasi, itupun hanya dalam prosentase yang kecil. Menurut Maslow rata-rata kebutuhan aktualisasi diri hanya terpuaskan 10%. Kebutuhan aktualisasi ini jarang terpenuhi karena orang sulit menyeimbangkan antara kebanggan dengan

kerendahan hati, antara kemampuan memimpin dengan tanggung jawab yang harus dipikul, antara mencemburui kebesaran orang lain dengan perasaan kurang berharga. Orang kemudian menyangkal dan menarik diri dari kebutuhan akan aktualisasi diri karena perkembangan pribadi justru menimbulkan sejenis perasaan takut, lemah dan tidak mampu. Hal ini menyababkan kebanyakan orang lalu menarik diri dan menolak kemampuan dan potensi tertinggi dan kreativitas yang ia miliki. Maslow mencontohkan kisah Nabi Yunus sebagai penolakan atas potensi yang ia miliki. Telah jelas bahwasanya kebutuhan aktualisasi diri memang sangat penting setelah terpenuhinya empat kebutuhan dasar. Setiap manusia pasti suatu saat akan sampai pada tahap aktualisasi diri. Dengan tercapainya kebutuhan aktualisasi diri, setiap individu merasa puas akan penyaluran potensi yang ia miliki. Individu yang

telah mencapai aktualisasi diri tidak lagi memandang materi sebagai tolak ukur pencapaian dirinya.