SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM AKTIVITAS-AKTIVITAS PERUSAHAAN
Aktivitas Magma
-
Upload
indra-setiawan-sunarja -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of Aktivitas Magma
Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL T.A. 2002/2003
Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J.
Tarbuck
AKTIVITAS MAGMA
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah
gunung apinya yang terbesar di dunia. Kira-kira 179 gunung
api yang terdapat di negeri ini dan 129 diantaranya masih
aktif sampai sekarang. Karena hal inilah maka hampir setiap
tahun paling sedikit satu gunung api melakukan erupsinya.
Aktivitas gunung merupakan pencerminan dari aktivitas
magma yang terdapat di dalam bumi.
Aktivitas Volkanik
Aktivitas volkanik pada umumnya digambarkan sebagai
proses yang menghasilkan gambaran yang menakjubkan, atau
kadang menakutkan dari suatu bentuk struktur kerucut yang
secara periodik melakukan erupsinya. Erupsi dari gunung api
ini kadang –kadang merupakan letusan yang sangat gebat
(eksplosif), tetapi kadang-kadang berlangsung dengan
tenang. Faktor utama yang mengontrol macam erupsi gunung
api adalah komposisi magma, temperatur magma dan kandungan
gas yang terdapat dalam magma. Faktor-faktor tersebut
sangat mempengaruhi mobilitas dari magma , atau sering
disebut viskositas (kekentalan) magma. Semakin kental
magma, semakin sulit magma untuk mengalir.
Komposisi kimia magma telah diuraikan pada bab
sebelumnya dengan klasifikasi batuan beku. Satu faktor
Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 1
Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL T.A. 2002/2003
Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J.
Tarbuck
utama yang membedakan antara bermacam-macam batuan beku dan
juga antara macam magma asala ialah kandungan unsur silika
(SiO2). Magma pembentuk batuan beku basaltik mengandung
kira-kira 50% silika. Batuan beku granitik mengandung
sekitar 70% silika, sedang batuan beku menengah mengandung
sekitar 60% silika. Jadi dapat dikatakan bahwa viskositas
magma sangat berhubungan dengan kandungan silikanya.
Semakin tinggi kandungan silikanya, maka magma semakin
viskos dan aliran magma akan semakin lambat. Hal ini
disebabkan karena molekul-molekul silika terangkai dalam
bnetuk rantai yang panjang, walaupun belum mengalami
kristalisasi. Akibatnya, karena lava basaltik mengandung
silika yang rendah, maka lava basaltik cenderung bersifat
encer dan mudah mengalir, sedangkan lava granitik relatif
sangat kental dan sulit mengalir walaupun pada temperatur
tinggi.
Tabel. Bermacam-macam sifat magma karena perbedaan
komposisi.
Sifat Magma Basaltik Andesitik Granitik
Kandungan silika Kecil (+50%) Menengah (+60%) Tinggi (+70%)
Viskositas Rendah Menengah Tinggi
Kecenderungan
Membentuk LavaTinggi Menengah Rendah
Kecenderungan
Membentuk
Rendah Menengah Tinggi
Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 2
Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL T.A. 2002/2003
Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J.
Tarbuck
Piroklastik
Titik Lebur Tinggi Menengah Rendah
Kandungan gas dalam magma juga akan berpengaruh
terhadap mobilitas dari magma. Keluarnya gas dari magma
menyebabkan magma menjadi semakin kental. Keluarnya gas ini
dapat pula menyebabkan tekanan yang cukup kuat untuk
keluarnya magma melalui lubang kepundan. Pada waktu magma
bergerak naik ke atas mendekati permukaan pada gunung api,
tekanan pada bagian magma yang paling atas akan berkurang.
Berkurangnya tekanan akan mengakibatkan lepasnya gas dari
magma dengan cepat. Pada temperatur tinggi dan tekanan yang
rendah, memungkinkan gas untuk mengembangkan volumenya
sampai beberapa kali dari volumenya mula-mula. Magma
basaltik yang kandungan gasnya cukup besar, memungkinkan
gas tersebut untuk keluar melalui lubang kepundan gunung
api dengan relatif mudah. Keluarnya gas tersebut dapat
membawa lava yang disemburkan sampai bermeter-meter
tingginya. Sedangkan pada magma yang kental, keluarnya gas
tidak mudah, tetapi gas tersebut akan berkumpul pada
kantong-kantong dalam magma yang menyebabkan tekanan
meningkat besar sekali. Tekanan yang besar ini akan
dikeluarkan dengan letusan yang hebat dengan membawa
material yang setengah padat dan padat melalui lobang kawah
gunung api. Jadi besarnya gas yang keluar dari magma akan
sangat mempengaruhi sifat erupsi gunung api.
Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 3
Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL T.A. 2002/2003
Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J.
Tarbuck
Material Erupsi Gunung Api
Material yang dikeluarkan oleh gunung api pada waktu
erupsi bisa berupa lava, gas ataupun material piroklastik.
Tiap gunung api mempunyai karakteristik tersendiri mengenai
material yang dikeluarkan selama erupsinya.
Aliran Lava
Pada umumnya aliran lava terjadi pada lava bsaltik
yang bersifat cair karena kandungan silikanya relatif
kecil. Lava basaltik akan mengalir dengan mudah pada daerah
yang luas atau kadang-kadang menyerupai bentuk lidah.
Adakalanya aliran lava basaltik bisa mencapai puluhan
kilimeter dengan kecepatan aliran antara 10 sampai 300
meter per jam. Sebaliknya aliran lava yang kaya silika
sangat lambat sekali.
Aliran lava basaltik, kadang-kadang menghasilkan
permukaan yang halus, tetapi juga kadang-kadang
menghasilkan permukaan yang berkerut seperti bentuk tali.
Bentuk lava yang demikian disebut dengan pahoehoe lava atau
ropy lava. Bentuk lain yang juga umum terjadi adalah
permukaan yang kasar, berbentuk blok-blok dengan tepi yang
tajam, disebut dengan blok lava atau aa lava. Aliran dari
aa lava biasanya tebal dan dingin, dengan kecepatan aliran
sekitar 5 sampai 50 meter per jam. Blok lava ini
terjadikarena bagian luar lava yang relatif cepat membeku,
tetapi di bagian dalamnya relatif masih cair dan terus
mengalir. Akibat aliran lava di bagian dalam ini akan
Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 4
Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL T.A. 2002/2003
Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J.
Tarbuck
menyebabkan bagian luar yang sudah membeku terpengaruh oleh
aliran ini sehingga mengalami retakan dan membentuk blok-
blok. Selain pada permukaannya juga terbentuk lubang-lubang
bekas keluarnya gas.
Gas
Magma mengandung bermacam gas yang jumlahnya kira-
kira 1 sampai 5% dari berat total, dan sebagian besar
merupakan uap air.meskipun persentasenya kecil, tetapi
jumlah gas yang dikeluarkan bisa mencapai ribuan ton per
hari. Komposisi gas yang dikeluarkan dalam aktivitas gunung
api mengandung 70% uap air, 15% karbon diosida, 5%
nitrogen, 5% sulfur dan sisanya terdiri dari klorida,
hidrogen dan argon.
Material Piroklastik
Material padat dan setengah padat yang dikeluarkan
oleh gunung api pada waktu erupsinya disebut material
piroklastik. Material fragmental ini mempunyai ukuran dari
sangat halus sampai diameter beberapa meter. Sebagian besar
material yang dikeluarkan ini diendapkan disekitar kawah,
sehingga membentuk struktur kerucut gunung api.
Karena material piroklastik mempunyai ukuran fragmen
yang sangat bervariasi, maka material piroklastik dapat
dikelompokkan berdasarkan ukurannya. Partikel-partikel yang
berukuran sangat halus disebut debu vulkanik (volcanic
ash). Material ini terbentuk bila lava banyak mengandung
banyak gas di dalamnya. Bila gas yang panas ini
dieksplosifkan keluar, maka lava akan terurai menjadi
Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 5
Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL T.A. 2002/2003
Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J.
Tarbuck
partikel-partikel yang halus. Hal semacam ini bila
dikeluarkan dalam ukuran yang relatif besar akan membentuk
pumis. Bila debu volkanik yang panas ini jatuh di permukaan
bumi, akan membentuk welded tuff, yang dicirikan adanya
glass shard.
Partikel yang berukuran seperti kacang disebut
lapilli, sedang partikel atau material piroklastik yang
berukuran lebih besar dari lapilli disebut block bila
dikeluarkan dari gunung api dalam keadaan padat, sehingga
bentuknya meruncing. Sedang bila dikeluarkan dalam keadaan
setengah padat sehingga bentuknya relatif membundar disebut
bomb.
Gunung Api dan Erupsi Gunung Api
Erupsi gunung api yang berkelanjutan, akan
menghasilkan material-material yang terkumpul di sekitar
pusat erupsinya dan membentuk gunung api (volkano). Pusat
erupsi gunung api yang biasanya terletak pada puncaknya
disebut crater (kawaH0, berhubungan dengan dapur magma
melalui semacam pipa. Beberapa gunung api mempunyai kawah
yang sangat besar sampai beberapa kilometer diameternya
yang disebut kaldera. Tidak semua gunung api mengeluarkan
hasil erupsinya melalui lubang yang terpusat, tetapi
kadang-kadang melalui suatu celah yang memanjang pada
lerang gunung api tersebut. Aktivitas magma pada lereng
gunung api membentik parasitik cone.
Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 6
Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL T.A. 2002/2003
Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J.
Tarbuck
Setiap gunung api mempunyai sifat dan tipe erupsi
yang berbeda-beda, sehingga masing-masing mempunyai bentuk
yang berbeda pula. Berdasarkan sifat dan tipenya, maka
gunung api dapat dibedakan menjadi tiga yaitu gunung api
shield, cinder cone dan composit cone.
Kaldera diperkirakan terbentuk pada waktu terjadi
erupsi yang sangat besar, sehingga dapur magma kosong.
Kemudian karena kosongnya dapur magma, puncak gunung api
tersebut runtuh ke dalam dapur magma sehingga membentuk
lubang kawah yang sangat besar.
Erupsi celah (Fissure Erupsions)
Aktivitas erupsi gunung api melalui celah yang
memanjang disebut fissure. Erupsi yang demikian akan
menyebabkan penyebaran material volkanik sangat luas.
Apabila material yang dikeluarkan merupakan lava basalt
yang encer, akan membentuk flood basalt, yang dapat
mengalir sampai berkilometer jauhnya.
Apabila lava yang dikeluarkan banyak mengandung
silika, maka akan menghasilkan aliran piroklastik
(pyroclastic flows) yang terdiri dari debu volkanik dan
pumis.
Aktivitas Magma Dalam Bumi
Seperti telah diketahui dan dipercaya oleh sebagian
besar orang, bahwa sebagian besar magma berada pada tempat
yang sangat dalam. Mempelajari aktivitas magma di dalam
bumi merupakan hal yang penting bagi ahli geologi seperti
Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 7
Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL T.A. 2002/2003
Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J.
Tarbuck
mempelajari aktivitas gunung api. Ada beberapa tipe dari
bentuk tubuh batuan beku instrusif yang terbentuk pada
waktu magma mengkristal di dalam bumi. Bentuk-bentuk tubuh
tersebut ada yang tabular, dan ada pula yang masif. Selain
itu sebagian tubuh batuan beku tersebut ada yang memotong
perlapisan batuan sedimen dan ada pula yang menerobos
diantara perlapisan batuan sedimen. Mengacu pada perbedaan-
perbedaan tersebut, maka tubuh batuan beku dalam dapat
digolongkan berdasarkan bentuknya apakah tabular atau
masif, dan orientasinya terhadap batuan disekitarnya.
Batuan beku dalam yang memotong batuan sedimen disebut
diskordan, sedang yang sejajar dengan perlapisan batuan
sedimen disebut konkordan.
Batuan beku intrusif mempunyai variasi ukuran dan
bentuk yang sangat besar. Dike adalah batuan beku diskordan
yang dibentuk oleh magma yang menerobos melalui retakan
yang memotong perlapisan batuan sedimen. Tubuh batuan yang
berbentuk tabular ini mempunyai ketebalan dari beberapa
sentimeter sampai lebih dari satu kilometer, dengan panjanh
dapat sampai beberapa kilometer. Umumnya dike lebih
resisten terhadap proses pelapukan daripada batuan
disekitarnya.
Sill adalah batuan beku yang tabular yang berbentuk
ketika magma menerobos melalui bidang perlapisan batuan
sedimen. Pada umumnya batuan beku sill mendatar, tetapi
sebenarnya kedudukan sill sangat tergantung pada kedudukan
perlapisan batuan sedimen disekitarnya. Dari ketebalannya
Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 8
Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL T.A. 2002/2003
Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J.
Tarbuck
yang seragam dan penyebarannya yang luas, maka sill
dipercaya bahwa terbentuk dari magma yang sangat encer.
Jadi pada umumnya sill disusun oleh magma basaltik. Selain
itu sill pada umumnya terbentuk pada tempat yang relatif
dangkal dimana tekanan yang dibentuk oleh batuan sedimen
yang diterobosnya relatif kecil.
Lakolit merupakan batuan beku konkordan seperti sill
yang terbentuk pada lingkungan dekat permukaan. Tetapi
magma yang membentuk lakolit lebih kental. Tubuh lakolit
terbentuk seperti lensa cembung ke atas. Lakolit pada
umunya merupakan inti dari struktur kubah yang akan
tersingkap apabila batuan sedimen yang menutupi diatasnya
tererosi.
Batolit merupakan tubuh batuan beku diskordan yang
sangat besar, dengan diameter lebih dari 40.000 km2. Batuan
yang menyusun batolit biasanya mempunyai komposisi mineral
yang mendekati tipe granitik. Batolit yang besar merupakan
hasil dari kejadian yang berlangsung sangat lama lebih dari
jutaan tahun, tetapi tubuh batolit yang relatif kecil
umumnya disusun oleh satu tipe batuan beku. Batolit
biasanya merupakan inti dari suatu sistem pegunungan. Atap
batolit bentuknya tidak teratur. Bagian atap batolit yang
cekung dinamakan roofpendant.
Aktivitas Magma dan Plate Tectonic
Asal magma merupakan topik yang sangat kontroversial
dalam geologi. Pertanyaan-pertanyaan yang selalu muncul
Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 9
Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL T.A. 2002/2003
Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J.
Tarbuck
adalah bagaimana magma yang mempunyai komposisi berbeda
terbentuk ? Mengapa gunung api yang berada di dasar
samudera mengeluarkan lava basaltik, sedang yang
berhubungan dengan palung laut menghasilkan lava
andesitik ? Masih banyak lagi pertanyaan yang berkaitan
dengan aktivitas magma terutama yang muncul ke permukaan.
Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut akan dibahas
pertama kali asal-usul dari magma.
Asal Usul Magma
Seperti yang telah diketahui bahwa magma terbentuk
apabila batuan dipanaskan hingga mencapai titik leburnya.
Pada kondisi permukaan, batuan dengan komposisi granitik
mulai melebur pada temperatur sekitar 750oC, sedangkan
batuan basaltik mencapai temperatur 1000oC. Karena batuan
mempunyai komposisi mineral yang sangat bervariasi, maka
batuan akan melembur dengan sempurna dengan perbedaan
temperatur sampai beberapa ratus derajat dari pertama kali
batuan mulai melebur. Cairan yang pertama terbentuk pada
waktu batuan mengalami pemanasan yang tinggi adalah mineral
yang mempunyai titik lebur terendah. Bila pemanasan
berlangsung terus, maka proses peleburan akan berlangsung
terus mengikuti masing-masing titik lebur mineral yang
menyusun batuan tersebut, sampai komposisi cairan mendekati
komposisi batuan asalnya. Tetapi kadang-kadang proses
peleburan ini tidak berlangsung sempurna. Proses peleburan
yang bertahap ini disebut partial melting. Hasil yang
signifikan dari proses partial melting adalah dihasilkannya
Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 10
Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL T.A. 2002/2003
Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J.
Tarbuck
cairan magma dengan kandungan silika yang lebih tinggi
daripada batuan asalnya.
Darimana sumber panas yang melebur batuan ? Salah
satu sumber panas yang berasal dari peluruhan mineral
radioaktif yang terkonsentrasi pada mantel bumi bagian atas
dan kerak bumi. Pekerja-pekerja tambang bawah tanah juga
sudah lama mengetahui bahwa temperatur meningkat dengan
bertambahnya kedalaman.
Jika temperatur merupakan satu-satunya yang
menentukan apakah batuan akan meleleh atau tidak, maka bumi
merupakan suatu bola pijar yang dilapisi oleh lapisan padat
yang tipis. Tetapi ternyata tekanan juga bertambah besar
sesuai dengan kedalaman. Karena batuan mengembang pada
waktu dipanaskan, maka diperlukan tambahan panad untuk
melelehkan batuan yang ditutupinya untuk mengatasi efek
dari tekanan disekitarnya. Titik lebur batuan akan
meningkat dengan meningkatnya tekanan.
Di alam, batuan yang dalam akan melebur oleh salah
satu sebab dari dua faktor, yaitu pertama, batuan akan
melebur karena temperatur naik melebihi titik lebur batuan
tersebut. Kedua tanpa kenaikan temperatur, pengurangan
tekanan disekitar batuan akan menyebabkan titik lebur
batuan turun. Kedua proses tersebut merupakan faktor yang
memegang peranan penting dalam proses pembentukan magma.
Penyebaran Aktivitas Magma
Sebagian besar dari lebih 600 gunung api aktif yang
telah diketahui terletak disepanjang busur pertemuan
Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 11
Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL T.A. 2002/2003
Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J.
Tarbuck
lempeng konvergen. Beberapa gunung api aktif terletak
disepanjang pemekaran samudera. Ada tiga jalur gunung api
aktif yang berhubungan dengan aktivitas tektonik global,
yaitu disepanjang pematang oceanic, palung oceanic dan pada
kerak oceanicnya sendiri.
Volkanisme pada sperading center. Batuan voklanik sebagian
besar terbentuk disepanjang pematang benua dan pemekaran
benua sangat aktif. Karena adanya pemisahan kerak samudera,
maka tekanan pada mantel bagian atas berkurang.
Berkurangnya tekanan ini menyebabkan turunnya titik lebur
batuan. Partial melting batuan ini menghasilkan magma
basaltik yang mengalir keluar melalui rekahan tadi.
Volkanisme pada zona subduksi. Aktivitas volkanisme pada
daerah ini menghasilkan batuan yang berkomposisi andesitik
sampai granitik, dan terbentuk disepanjang tepi kerak
samudera. Sebagian besar volkanisme yang menghasilkan magma
andesitik dijumpai di daratan atau pulau-pulau dekat dengan
jalur palung laut. Jalur gunung api Meriterane dan Pasifik
merupakan jalur gunung api yang dihasilkan pada zona
subduksi.
Volkanisme pada kerak bumi. Proses aktivitas volkanik pada
kerak yang tegar biasanya sangat sulit terjadi. Aktivitas
volkanisme ini dapat menghasilkan lava basaltik, maupun
lava granitik. Lava basaltik dapat terbentuk baik pada
kerak benua maupun oseanik. Lava basaltik kemungkinan
berasal dari partial melting batuan mantel bagian atas.
Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 12
Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL T.A. 2002/2003
Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J.
Tarbuck
Lava granitik dan debu volkanik dengan komposisi granitik
umumnya terbentuk pada daratan tepi benua. Lava jenis ini
kemungkinan berasal dari pelelehan kerak benua.
Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 13