Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren...

62
AKTIVITAS DAKWAH KH. MAHRUS AMIN DI PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH JAKARTA SELATAN Oleh : LILIS NURCHOLISOH NIM : 104051001832 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

Transcript of Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren...

Page 1: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

AKTIVITAS DAKWAH KH. MAHRUS AMIN DI PONDOK

PESANTREN DARUNNAJAH JAKARTA SELATAN

Oleh :

LILIS NURCHOLISOH NIM : 104051001832

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 2: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

AKTIVITAS DAKWAH KH. MAHRUS AMIN DI PONDOK

PESANTREN DARUNNAJAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam

(S.Sos.I)

Oleh :

LILIS NURCHOLISOH NIM : 104051001832

Di bawah Bimbingan :

Drs. Wahidin Saputra, MA

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008

Page 3: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

ABSTRAK

Aktivitas Dakwah KH. Machrus Amin di Pondok Pesantren Darunnajah

Jakarta

Dakwah Islamiyah merupakan kewajiban yang harus dijalankan setiap umat Islam, termasuk salah satunya adalah seorang kyai. Dakwah merupakan keharusan dalam rangka mengembangkan agama Islam. Dari penjelasan dakwah ada satu fenomena tentang keberadaan kyai dengan berbagai aktivitas dakwahnya di pondok pesantren.

Seseorang yang ingin mengembangkan ajaran Isam tentu ia harus melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat membantu tercapainya keinginan tersebut. Kegiatan yang dilakukan seorang kyai merupak agen perubahan social masyarakat menuju tatanan kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dilakukan oleh seorang kyai dengan mengajak manusia untuk mengikuti jalan Allah melalui ajaran dakwah yang ia lakukan, salah satunya adalah dengan berbagai aktivitas dakwahnya di pondok pesantren darunnajah.

Penelitian ini ingin mengetahui seperti apa bentuk-bentuk Aktivitas akwah KH. Machrus Amin di Pondok Pesantren Darunnajah dan bagaimana pengaruh dakwah KH. Mahrus Amin terhadap masyarakat. Melalui wawancara dan observasi diketahui bahwa upaya yang dilakukan KH. Machrus Amin adalah dengan mengadakan berbagai kegiatan dakwah seperti pengajian ruti, baik harian dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad saw, dan mengadakan kegiatan Ramadhan. Pengaruh aktivitas dakwah KH. Mahrus Amin terhadap peningkatan keagamaan masyarakat dapat dikatakan semakin baik dan ada peningkatan untuk memahami ajaran Islam. Mayarakat yang mendalami matri yang diberikandi tempat aktivitas dakwah maka akan semakin mengerti untuk melaksanakan sesuai yang diperintahkan.

Dari upaya-upaya yang dilakukan KH. Machrus Amin dengan mengadakan berbagai kegiatan, dakwah Islamiyahnya dapat berjalan baik sehingga bisa dikatakan cukup berhasil. Keberhasilan yang dirasakan ini karena ada beberapa factor pendukung meskipun ada pula beberapa factor penghambat dan penduung yang dialami. Dari kemajuan dan kemunduran yang terjadi seperti inilah maka seorang juru dakwah dalam menjalankan aktivitas dakwah Islamiyah yang menghadapi segala sesuatu yang terjadi karena semua itu merupakan tantangan demi perjuangannya dalam mensyiarkan ajaran Islam.

Page 4: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, Dialah Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Besar

Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan seluruh pengikutnya

yang senantiasa istiqamah dalam mengikuti dan memegang teguh ajarannya.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini

banyak mengalami kesulitan, hambatan dan gangguan hingga terkadang rasa

putus asa selalu dirasakan. Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan

pengarahan yang sangat berharga dari berbagi pihak akhirnya skripsi dapat

terselesaikan.

Oleh karena itu dengan segala ketulusan, perkenankan penulis untuk

menyampaikan rasa terima kasih dan pengharaan yang setinggi-tingginya kepada

yang terhormat :

1. Bapak Dr. H. Murodi, MA., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Bapak. Drs. Arief Subhan, MA., selaku Pembantu Dekan Bidang

Akademik. Bapak. Drs. H Mahmud Djalal, MA. Selaku Dekan Bidang

Administrasi Umum dan Keuangan. Bapak Ds. Study Rizal LK, MA.,

selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.

Page 5: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan dorongan dan sarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Ibu Umy Musyarrofah, MA., selaku Sekretaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah memberi semangat penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuannya kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan.

Dan Seluruh staf dan karyawan perpustakaan utama dan Fakultas Dakwah

dan Komunikasi yang telah memberikan pelayanan dengan baik kepada

penulis.

4. Bapak KH. Mahrus Amin selaku pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah

Jakarta Selatan yang telah banyak meluangkan waktu dan kesempatan

dalam memberikan informasi selama penyusunan skripsi ini.

5. Ayahanda Tercinta Drs. H. Abdullah Rahman, MM., dan Ibunda HJ. Siti

Rumbiyah, aku sayang kalian. Terima kasih atas segala jasa dan do’amu,

penulis bahagia memiliki orang tua yang selalu memberikan dukungan

yang tulus dan sangat berharga untuk penulis demi keberhasilan penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Adik-adikku tercinta, Laily Kamaliyah, Fitrah Awaluddin, Ahmad Fauzan

Muslim, Tarich Kamil El-Islami Aziz, yang selalu memberikan semangat

dan do’anya.

Page 6: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

7. Sahabat-sahabatku tersayang, Hetty, Nia, Intan, Iskandar, Ayus, Renal,

Ray, Kartika yang telah menemaniku selama 4 tahun dan telah

memberikan semangat dan dukungan. Terima kasih, penulis takkan

lupakan kalian dalam waktu susah maupun senang.

8. Teman-temanku Willy, Lutvi, Ewin, Adnan Jaka, Badru Terima kasih

kawanku, kalian penghibur kesedihanku, semoga Allah selalu menyertai

kita semua. Sukses selalu buat kalian.

9. Tyo Zulfan Amri, terima kasih telah memotivasi ku untuk menyelesaikan

skripsi ini dengan secepatnya.

11. Teman-teman KPI C Angkatan 2004 yang selalu membantu penulis dalam

berbagi pengalaman, bertukar fikiran dan juga saling memotivasi, semoga

ukhuwah ini akan selalu terjalin selamanya. I LOVE U ALL…

Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis panjatkan do’a, semoga

dengan ilmu yang penulis miliki, dapat penulis amalkan dalam kehidupan dengan

sebaik-baiknya. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan

skripsi ini, semoga Allah selalu memberikan balasan yang setimpal. Amin….

Jakarta, April 2008 M

Penulis

Page 7: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ v

BAB I : PENDAHULUAN................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Peneitian ........................................... 4

D. Metode Penelitian .............................................................. 5

E. Sistematika Penulisan ........................................................ 7

BAB II : LANDASAN TEORITIS ....................................................... 8

A. Pengertian Aktivitas ........................................................... 8

B. Kyai .................................................................................... 9

C. Pengertian dan Unsur-Unsur Dakwah................................ 11

D. Bentuk-Bentuk Dakwah..................................................... 26

E. Pondok Pesantren............................................................... 28

1. Pengertian Pondok Pesantren....................................... 28

2. Fungsi Pondok Pesantren ............................................. 28

BAB III : PROFIL KH. MAHRUS AMIN DAN GAMBARAN

UMUM PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH

JAKARTA .............................................................................. 30

A. Profil KH. Mahrus Amin ................................................... 30

1. Riwayat Hidup ............................................................. 30

2. Pendidikan.................................................................... 31

3. Karya-Karya KH. Mahrus Amin.................................. 32

B. Gambaran Umum Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta . 32

1. Sejarah Berdirinya........................................................ 35

2. Visi Misi Pondok Pesantren ......................................... 35

Page 8: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

BAB IV : AKTIVITAS DAKWAH KH. MAHRUS AMIN DI

PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH..........................

A. Bentuk-bentuk Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin...... 37

1. Bidang Dakwah............................................................ 38

2. Bidang Sosial ............................................................... 39

3. Bidang Pendidikan ....................................................... 41

B. Pengaruh Dakwah KH. Machrus Amin ............................ 43

BAB V : PENUTUP............................................................................... 46

A. Kesimpulan ........................................................................ 46

B. Penutup............................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 48

LAMPIRAN

Page 9: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan suatu aktifitas yang mulia, ia menjadi kewajiban

bagi setiap umat, dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang Islam

dan mengajak orang lain agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang

mencerminkan nilai-nilai Islam.1 penyebarluasan ajaran Islam ke seluruh

aspek kehidupan bukanlah bergantung kepada misi tertentu akan tetapi setiap

orang Islam yang telah mengetahui akan seruan Islam (agama) sudah

mepunyai kewajiban untuk menyampaikan dakwah, bersamaan dengan laju

dan perkembangan zaman. Dakwah harus mampu mengkondisikan dengan

sasaran yang dapat dilihat dari berbagai aspeknya, antara lain : kondisi sosial,

ekonomi, budaya dan ideologi yang diyakininya, bahkan tidak hanya itu,

suksesnya perubahan dakwah yakni terlihatnya perubahan sasaran (mad’u),

terutama didalam peningkatan pengalaman keagamaan, baik yang bersifat

mahdhoh atau ghairu mahdhah, itulah tujuan dari dakwah.

Kaitannya dengan hal tersebut di atas, maka para pelaksana dakwah

(subyek) sebagai bagian terpenting dalam proses dakwah harus benar-benar

1 Ismah Salman, Strategi Dawah di Era Millenium, Jurnal Kajian Dakwah dan Budaya,

(Jakarta :UIN Syahid,2004), h.3

Page 10: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

professional. Kata professional disini paling tidak memenuhi kriteria sebagai

berikut :

1. Mengetahui dan memahami hal-hal yang berkenaan dengan pengetahan

agama Islam.

2. Meresapi dan menghayati ajaran-ajaran agama Islam.

3. Setia mengamalkan ajaran-ajaran Islam dan dapat menyajikan kepada

umat Islam yang baik.

Sementara itu, hal lainnya yang juga perlu mendapat perhatian agar

dakwah Islam dapat menyebar dengan baik adalah dengan mengetahui secara

tepat kepada siapa dakwah itu ditujukan karena setiap manusia itu tidaklah

sama, baik dari segi usia, tingkat kecerdasan, status sosialnya dalam

masyarakat. Dan dalam banyak hal lainya, yang kesemua ini menuntut agar

penyeru dakwah arif akan siapa yang dihadapi dan dengan cara bagaimana ia

harus menghadapinya sehingga apa yang ia serukan dapat diterima dengan

baik.2

Dakwah merupakan suatu keharusan dalam rangka mengembangkan

agama. Dakwah harus dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman

sekarang yang sudah maju dalam hal teknologi maupun ilmu pengetahuan.

Sebab aktivitas dakwah yang maju akan membawa pengaruh terhadap

pengajuan agama dan sebaliknya aktivitas dakwah yang lesu akan berakibat

pada kemunduran agama. Karena adanya hubungan timbal balik seperti itu

2 Andi Darmawan, dkk, Metodologi ilmu Dakwah, (Yogyakarta:LESFI,2002)hal Xiii

Page 11: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

maka, dapat dimengerti jika Islam meletakkan kewajiban dakwah diatas setiap

pemeluknya.

Bertolak dari penjelasan tentang pelaksanaan dakwah tadi, ada satu

fenomena yang harus dicermati dan diperhatikan tentang keberadaan kyai

dengan berbagai aktifitas dakwahnya di pondok pesantren. Keberadaan kyai

ini memiliki tempat tersendiri, bukan saja menyampaikan dakwahnya, akan

tetapi ada hal lain yang membuat masyarakat setempat sangat

“mengagungkan” kyai, yaitu kesamaan paham keagamaan dan nilai

keberkahan.

Diantara peranan yang cukup penting dari seorang Kyai adalah sebagai

agen perubahan social masyarakat menuju tatanan kehidupan yang sesuai

dengan ajaran Islam. Hal ini dilakukan oleh seorang kyai dengan cara

mengajak manusia untuk mengikuti jalan Allah SWT melalui ajaran dakwah

yang ia lakukan, karena pada dasarnya dakwah adalah merupakan manifestasi

iman yang paling utama yang dimiliki seseorang. Sebab dakwah itu tidak lain

kecuali menunjukan jalan yang hak kepada segenap insan, menanamkan rasa

cinta kepada kebaikan dan benci kebatilan serta kejahatan, dan membawanya

keluar dari kebodohan serta kekalutan.3

Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta yang dipimpin oleh KH. Mahrus

Amin ini merupakan sarana dakwah Islamiyah, eksistensi pondok pesantren

ini cukup dikenal luas di berbagai daerah jakarta maupun diluar jakarta.

Lembaga dakwah ini sudah lama didirikan. Adanya kyai yang yang dicintai,

3 Suherman Affandi, Faktor Kesuksesan Da’i (Risalah No. 6/XXXVIII,1990)

Page 12: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

kegiatan-kegiatan rutin yang berdimensi ilahi dapat memberikan suasana baik

kepada para jamaahnya.

Atas dasar uraian diatas, maka penulis merasa terdorong untuk

mengadakan penelitian seputar kegiatan dakwahnya KH. Mahrus Amin di

Pondok Pesantren Darunnajah yang sudah cukup terkenal sehingga penulis

tertarik untuk mengangkat sebuah judul skripsi dengan judul “ Aktivitas

Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta

Selatan”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar skripsi ini lebih terarah, penulis merasa perlu membuat batasan

masalah yakni dengan menekankan pada peranan KH. Mahrus Amin dalam

dakwah Islamiyah melalui pondok pesantren Darunnajah Jakarta Selatan.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan

permasalahannya sebagai berikut :

1. Seperti apa Bentuk-bentuk Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di

Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta ?

2. Materi Apa Saja yang disampaikan KH. Mahrus Amin dalam Berdakwah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian pada skripsi ini adalah

sebagai berikut :

Page 13: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

a. Untuk mengetahui lebih dekat lagi tentang Aktivitas dan bentuk-

bentuk aktivitas Dakwah yang dilakukan KH. Mahrus Amin di Pondok

Pesantren Darunnajah.

b. Untuk mengetahui metode Pelaksanaan Dakwah KH. Mahrus Amin Di

Pondok Pesantren Darunnajah.

2. Manfaat Penelitian :

a. Akademis

Dalam penulian skripsi ini diharapkan dapat berguna secara

akademis yaitu untuk menambah wawasan keilmuan dakwah,

khususnya tentang Aktivitas dakwah untuk menambah ilmu

pengetahuan, terutama di bidang dakwah dan komunikasi.

b. Praktis

a. Bagi penulis untuk mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam

dan mengembangkan pemikiran yang berarti

b. Penelitian ini untuk memberikan kontribusi bagi praktisi dakwah,

berupa gambaran dakwah yang dilakukan oleh KH. Mahrus Amin.

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif

kualitatif, yaitu kegiatan penelitian yang pencarian faktanya dengan

mengembangkan teori-teori yang ada serta melakukan pengamatan langsung

di lapangan mengenai objek yang akan kita teliti.

Page 14: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

Tujuan metode ini digunakan adalah untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor,

sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Disini penulis

menggunakan tekhnik-tekhnik sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data melalui studi kepustakaan dilakukan dengan cara

membaca, menelaah buku-buku, majalah, surat kabar dan bahan-bahan

informasi lainnya yang mempunyai keterkaitan dengan skrpsi ini.

2. Observasi

Penulis mengadakan pengamatan dan pencatatan dengan sistematika

fenomena yang diselidiki. Dengan metode ini penulis akan mengetahui

bagaimana Aktivitas Dakwah KH. Machrus Amin di Pondok Pesantren

Darunnajah Jakarta.

3. Interview atau Wawancara

Yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan cara tanya jawab lisan maupun

lisan atau komunikasi verbal yang bertujuan untuk memperoleh

informasi.4 dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung dengan

orang-orang yang dianggap langsung dapat memberikan informasi tentang

objek yang diteliti yaitu KH. Mahrus Amin.

4. Dokumentasi

Dokumentasi, dari kata asalnya dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Di dalam melakukan dokumentasi, yang harus di teliti adalah

4 Roni Hanitjo Soemitro, Metodologi Penelitian, (Jakarta, Ghalia Indonesia,1985), cet.

Ke.3, h.63

Page 15: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, majalah, dokumen dan

sumber tertulis lainnya.5 yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

E. Sistematika Penulisan

Dalam sitematika penulisan skripsi ini, penulis akan menguraikannya

ke dalam beberapa bab sebagai berikut :

BAB I Memuat pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Berisi tentang landasan teoritis yang menjelaskan mengenai

pengertian aktivitas, Pengertian Kyai, Pengertian dakwah dan

Bentuk-bentuk dakwah dan unsur-unsur dakwah, Pengertian

Pondok Pesantren dan fungsi Pondok Pesantren.

BAB III Memuat Profil KH. Machrus Amin, meliputi riwayat hidup dan

pendidikan dan karya-karya KH. Mahrus Amin, sejarah berdirinya

pondok pesantren, visi misi pondok pesantren.

BAB IV Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren

Darunnajah. Menjelaskan tentang bagaimana bentuk-bentuk

aktivitas dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren

Darunnajah serta metode pelaksanaan dakwah KH. Machrus Amin,

Faktor-faktor pendukung dan Penghambat.

BAB V Penutup, meliputi kesimpulan dan saran

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002) hal.135

Page 16: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Aktivitas

Aktivitas dalam kamus besar Bahasa Indonesia, “ Aktivitas adalah

keaktifan, kegiatan-kegiatan, kesibukan atau biasa juga berarti kerja atau salah

satu kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam tiap suatu organisasi

atau lembaga.1

Sedangkan menurut kamus besar Ilmu Pengetahuan, kata aktivitas

berasal dari ling: Activity; lat: Activitus: aktif, bertindak, yaitu bertindak pada

diri setiap eksistensi atau makhluk yang membuat atau menghasilkan sesuatu,

dengan aktivitas menandai bahwa hubungan khusus manusia dengan dunia.

Manusia bertindak sebagai subjek, alam sebagai objek manusia mengalih

wujudkan dan mengolah alam. Berkat aktivitas atau kerjanya, manusia

mengangkat dirinya dari dunia dan bersifat khas sesuai cirri dan

kebutuhannya.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan, atau

kesibukan yang dilakukan manusia. Namun, berarti atau tidaknya kegiatan

tersebut bergantung pada individu tersebut. Karena, menurut Samuel Soeitoe

sebenarnya, aktivitas bukan hanya sekadar kegiatan. Beliau mengatakan

1 Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka,1990),cet. Ke-3,h.17

Page 17: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

bahwa aktivitas, dipandang sebagai usaha mencapai atau memenuhi

kebutuhan.2

Salah satu kebutuhan manusia adalah menuntut ilmu untuk menjadi

pintar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka manusia harus belajar

dengan cara bersekolah atau mengikuti majelis atau tempat-tempat ilmu,

membaca buku, berdiskusi, dan kegiatan-kegiatan lain. Ternyata untuk

memenuhi satu kebutuhan saja manusia harus melakukan berbagai aktivitas.

Seseorang yang ingin mendalami ilmu agama dan hubungan interaksi

masyarakat yang Islami misalnya, tentu ia harus melakukan aktivitas-aktivitas

yang dapat membantu tercapainya keinginan tersebut. Seperti membaca buku-

buku keagamaan, mengikuti pengajian-pengajian, melakukan diskusi-diskusi

tentang keagamaan dan kemasyarakatan, mengkaji norma-norma ajaran Islam

tentang hubungan sesama manusia dan tak kalah pentingnya adalah

mengaplikasikan atau menerapkan ajaran atau ilmu yang telah didapatkan ke

dalam kehidupan yang nyata.

B. Kyai

Istilah kyai atau bindere, nun, ajengan dan guru adalah sebutan yang

semula diperuntukan bagi para ulama tradisional di pulau jawa. Walaupun

sekarang kyai sudah digunakan secara umum bagi semula ulama, baik

tradisional maupun modern, di pulau jawa.

2 Samuel Soeitoe, Psikologi Pendidikan II. (Jakarta: FEUI,1982).h52

Page 18: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

Kyai adalah sebagai pendakwah atau juru dakwah di lingkungan

pesantren ataupun majlis taklim, yang berarti sarjana muslim yang menguasai

bidang-bidang tauhid, fiqh dan juga sekaligus seorang ahli sufi. Kyai

merupakan unsur yang paling esensial dari suatu pesantren ataupun majlis

taklim, bahkan sering kali merupakan pendirinya.

Keberadaan kyai dalam lingkungan sebuah pesantren laksana jantung

bagi kehidupan manusia. Intensitas kyai memperlihatkan peran yang otoriter

disebabkan karena kyai lah perintis, pendiri, pengelola, pengasuh, pemimpin

bahkan juga pemilik tunggal sebuah pesantren. Oleh sebab ketokohan kyai di

atas, banyak pesantren akhirnya bubar lantaran ditinggal wafatnya kyai.

Sementara kyai tidak memiliki keturunan yang dapt melanjutkan usahanya.

Kyai dapat juga dikatakan tokoh non-formal yang ucapan dan seluruh

perilakunya akan dicontoh oleh komunitas di sekitarnya. kyai berfungsi

sebagai sosok model atau teladan yang baik (uswah hasanah) tidak saja bagi

para santrinya, tetapi juga bagi seluruh komunitas di sekitar pesantren.

Dari penjabaran di atas, jelas terlihat suatu gambaran bahwa

kewibawaan kyai dan kedalaman ilmunya adalah modal utama bagi

berlangsungnya semua wewenang yang dijalankan. Hal ini memudahkan

berjalannya semua kebijakan pada masa itu, karena semua jama’ah taat kepada

kyai. Ia dikenal sebagai tokoh kunci, karena kata-kata dan keputusannya

dipegang teguh oleh pengikutnya.

Sebagai seorang juru dakwah, kyai tentunya harus memiliki kriteria

yang baik mengingat peran seorang kyai di masyarakat akan menjadi

Page 19: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

pandangan dan dapat mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Kriteria-

kriteria itu antara lain :

1. Iman dan takwa kepada allah

2. Tulus ikhlas dan tidak mementingkan diri pribadi.

3. Ramah dan penuh pengertian

4. Tawadhu (rendah hati)

5. Sederhana dan jujur

6. Sabar dan tawakkal

7. Tidak memiliki penyakit hati.3

Dari kriteria-kriteria di atas, jadi seorang kyai harus bisa melaksanakan

peranannya dalam introspeksi, mengarahkan, menyimpulkan dan

menggerakkan mad’unya kepada suatu sikap tertentu untuk mencapai tujuan

yag telah ditentukan.

C. Dakwah Dan Unsur-unsurnya

1. Pengertian Dakwah

Secara etimologi perkataan dakwah berarti seruan, ajakan atau

panggilan.4 kata dakwah berasal dari kata da’aa – yad’uu – da’watan,

yang berarti menyeru, mengajak, memanggil atau mengundang.5

Dakwah dengan arti di atas dapat dilihat dalam ayat Al-Qur’an

seperti firman Allah SWT :

3 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : Al-ikhlas,1983),h.99 4 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 1997), cet. Ke-1,

h. 31 5 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1990), h.127

Page 20: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

ا ممن دعا إلى الله وعمل صالحا وقال إنني ومن أحسن قول )33: الفصالت . (من المسلمين

Artinya : Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri.

Berdasarkan ayat-ayat di atas dakwah merupakan suatu proses

penyampaian pesan-pesan tertentu berupa ajakan atau seruan dengan

tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.

Dakwah dalam pengertian ini masih bersifat umum dan luas.

Secara definitive dakwah Islam adalah mengajak dengan cara bijaksana

kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT untuk

kemaslahatan dan kebahagiaan di dunai dan akhirat sesuai dengan surat

An-Nahl ayat 125.6

Pengertian dakwah dari segi istilah terdapat beberapa pendapat, di

antara pendapat yang mashur adalah :

1. Syekh Ali Mahfuz dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin,sebagaiman

dikutip oleh Abdul Rasyad Saleh, memberikan definisi dakwah

sebagai berikut : “Mendorong manusia agar berbuat kebaikan, menurut

petunjuk, menyeru kebaikan, melarang dari perbuatan munkar agar

mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat”.7

6 Toha Yahya Omar, ilmu Dakwah, (Jakarta : Wijaya,1971), h. 1 7 Abdul Rasyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993), Cet.

Ke-3, h.8

Page 21: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

2. Menurut Soedirman dalam bukunya Problematika Dakwah di

Indonesia, definisi dakwah adalah : “ Usaha untuk merealisasikan

ajaran Islam di dalam kenyataan hidup sehari-hari, baik bagi

kehidupan seseorang maupun kehidupan masyarakat sebagai

keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa

dan umat untuk memperoleh keridhaan Allah SWT.8

Dari beberapa pendapat dan definisi di atas meskipun terdapat

perbedaan dalam perumusan namun dapat diambil kesimpulan-kesimpulan

sebagai berikut :

1. Dakwah merupakan penyelenggaraan suatu usaha atau aktivitas yang

dilakukan dengan sadar dan sengaja untuk mendorong manusia

menuju kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Aktivitas dakwah itu berupa :

a. Mengajak orang untuk beriman dan mentaati Allah SWT atau

memeluk agama Islam.

b. Amar Ma’ruf, menganjuran berbuat kebaikan dan pembangunan

masyarakat.

c. Nahi Munkar, melarang orang melakukan kejahatan yang

merugikan diri sendiri dan masyarakat.

3. Proses penyelenggaraan usaha tersebut dilakukan untuk mecapai

tujuan tertentu yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang

diridhai Allah SWT.

8 Soedirman, Problematika Dakwah Islam di Indonesia, (Jakarta : Forum Dakwah, 1971),

h. 4

Page 22: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

Dari ketiga kesimpulan tersebut menimbukan dua buah konotasi

yang berbeda namun saling terkait antara satu dengan yang lain, yaitu :

Pertama: Dakwah diterjemahkan atau diidntifikasikan dengan

ceramah, pidato, khutbah, tabligh, penyiaran agama dan lain sebagainya.

Kedua: dakwah diberi pengertian berbagai aktivitas muslim dalam

mengimplementasikan ajaran Islam pada berbagai aspek kehidupan baik

lahir maupun batin untuk kesejahteraan dan kebahagiaan (individu –

masyarakat) di dunia dan akhirat.

Pengertian pertama inilah yang banyak dipahami oleh masyarakat,

karena lewat jalur inilah transformasi ajaran Islam banyak digunakan.

Interpretasi di atas tidak bisa disalahkan tetapi mengharapkan perubahan

masyarakat tidak cukup hanya dengan ceramah dan khutbah saja,

bukankah Allah tida akan merubah kondisi suatu kaum (individu dan

komunitas masyarakat) tanpa adanya supaya kolektif yang sungguh-

sungguh dari masing-masing anggota masyarakat untuk merubahnya, di

sinilah urgensi persoalan dakwah yang haarus di garap secara totalitas dan

professional.

Paradigma yang telah melekat dikalangan masyarakat ini,

tampaknya hampir tidak pernah memberikan solusi konkrit terhadap

persoalan-persoalan yang semakin kompleks dan krusial di tengah-tengah

masyarakat, namun demikian dakwah verbal ini cukup berhasil dalam

memberikan informasi ajaran Islam.

Page 23: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

Pemikiran kedua, dapat dilihat dalam konsep dakwah yang

dikemukakan oleh Muhammad Natsir yang memiliki pengertian yang

lebih luas bukan hanya menyeru dan menyuruh tetapi juga nahi munkar,

melarang orang melakukan tindakan yang tidak dibenaran oleg agama

Islam, pada prakteknya nahi munkar ini jauh lebih berat, lebih banyak

kritik kadang lebih keras dan bahkan sangat keras. Oleh karenanya

dibutuhkan dai-dai yang tegar dan segar yang tahu bagaimana berbicara

dan bersifat aktual dengan metode yang tepat, peka terhadap persoalan

konkrit, mempunyai pemahaman tentang Islam dan konteks-nya dengan

budaya bukan dengan mengulang informasi tentang halal-haram dan

dengan cara yang kaku dan penuh ancam.

Konsep dakwah kedua ini menyangkut dua hal yaitu komunikasi

dan perubahan social, dan tentunya membutuhkan strategi, teknik, metode

pendekatan yang tepat terkait dengan sarana dan prasarana yang

berhubungan dengan berbagai aspek sosial budaya kehidupan manusia.

Meskipun dalam pengertian umum dakwah berarti menyeru atau

mengajak, pada prakteknya, implementasi makna tersebut tidaklah mudah.

Faktor-faktor yang menghalangi atau merintangi dan cara penyeesaian

misi dakwah sangat kompleks dibanding dengan misi organisasi yang

berorientasi umum.

Dakwah tidak saja harus mengantisipasi perubahan lingkungan

yang ada. Dakwah memiliki dua dimensi yaitu dimensi dunia dan dimensi

Page 24: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

akhirat, pembuktian kebenaran agama dan proses sosialisasinya dalam

masyarakat.

a. Unsur-unsur Dakwah

1. Da’i (Pelaku Dakwah)

Yang dimaksud Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah

baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu,

kelompok atau berbentuk lembaga. Da’I sering disebut kebanyakan orang

dengan sebutan mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam). Akan

tetapi, sebagaiman telah disebutkan pada pembahasan dimuka tersebut

sebenarnya lebih sempit dari sebutan da’I yang sebenarnya.

Kata Da’i ini secara umum sering disebut dengan sebutan

Mubaligh (orang yang menyempurnakan ajaran Islam) namun sebenarnya

sebutan ini konotasinya sangat sepit karena masyarakat umum cenderung

mengartikan sebagai orang yang menyampaikan ajaran Islam melalui lisan

seperti penceramah agama, khatib (orang yang berkhutbah), dan

sebagainya.

Untuk mewujudkan seorang da’i yang professional yang mampu

memecahkan kondisi mad’unya sesuai dengan perkembangan dan

dinamika yang dihadapi oleh objek dakwah, ada beberapa criteria. Adapun

sifat-sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang da’i secara umum

adalah :

a. Mendalami Al-Qur’an dan sunnah dan sejarah kehidupan Rasul serta

khulafaurrasyidin.

Page 25: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

b. Memahami keadaan masyarakat yang akan dihadapi

c. Berani dalam mengungkapkan kebenaran kapan pun dan dimana pun

d. Ikhlas dalam menjalankan atau melaksanakan tugas dakwah tanpa

tergiur oleh nikmat materi yang hanya sementara

e. Satu kata dengan perbuatan

f. Terjauh dari hal-hal yang menjatuhkan harga diri.

Karena pentingnya fungsi da’i ini, maka banyak al-qur’an dan

hadist yang memberikan sifat-sifat dan etika yang harus dimiliki da’I.

Quraish shihab menambahan bahwa dari masing-masng wahyu pertama al-

Qur’an telah terlihat dengan jelas prinsip-prinsp pokok yang digariskan al-

Qur’an bagi manusia pelaku dakwah, yaitu:

a. Da’i harus selalu membaca yang tertulis dan tertulis segala hal yang

berhubungan dengan masyarakatnya agar dakwahnya selalu segar dan

menyentuh, sesuai dengan ayat yang pertama kali turun.

b. Da’i harus siap mental megnhadapi situasi yang akan dialaminya.

c. Da’i harus memiliki sikap mental yang terpuji, sadar akan imbalan

yang akan didambakan dari upaya dakwah sesuai dengan surah al-

Mudatsir.9

2. Maddah (Materi Dakwah)

Unsur lain selalu ada dalam proses dakwah Maddah atau materi

dakwah. Maddah dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang

9 Quraish Shihab, Dakwah dalam Al-Qur’an As-Sunnah, (Jakarta:1992),h.3

Page 26: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

disampaikan da’I pada mad’u. dalam hal ini sudah jelas bahwa yang

menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri.oleh karena itu,

membahas yang menjadi maddah dakwah adalah membahas ajaran Islam

itu sendiri, sebab semua ajaran Islam yang sangat luas itu bias dijadikan

maddah dakwah itu pada garis besarnya adalah akidah, Syari’ah dan

Akhlak.

Karna luasnya ajaran Islam maka setiap Da’i harus selalu berusaha

dan terus menerus mempelajari dan menggali ajaran agama Islam serta

mencermati tentang situasi dan kondisi social mayarakat, sehingga materi

dakwah dapat dterima oleh objek dakwah dengan baik. Namun pada

dasarnya materi dakwah itu tergantung dengan dakwah yang hendak

dicapai. Materi dakwah sudah tentu prinsip-prinsip ajaran itu sendiri

mencakup ibadah, Sri’ah dan muamalah yang meliputi seluruh aspek

kehidupan didunia.

Dari semua materi dakwah yang disampaikan itu hendaknya

janganlah bersifat normativ seperti terdapat dalam al-Qur’an dan sunnah,

tetapi harus juga bersifat empiris dan operasonal. Sehingga materi dakwah

yang disampaikan baik scara kiasan maupun tulisan tentang permasalahan

pemahaman ajaran keagamaan, hendak ada keseimbangan antara dimensi

esoteris agar pola kehidupan keagaman umat tidak bersifat formalistic dan

ritualistic belaka, sehingga terdapat sikap keselarasan antara sikap batin

dan prilaku. Sehingga apa yang dapat dikatakan materi dakwah itu paling

tidak yang harus diperhatikan seorang da’i.

Page 27: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

3. Mad’u

Kita tahu bahwa misi yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

yang berupa agama Islam adalah untuk seluruh umat manuia, baik ia telah

menemui beliau atau tidak, stu bangsa dengan beliau atau berlainan

kebangsaannya, lain halnya para nabi yang tulu semata-mata hanya untuk

bangsa tertentu dan waktu tertentu pula (kaumnya).

Unsur ketiga ini adalah Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran

dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupu

sebagai kelompok, baik manusia yang beragam Islam ataupun bukan, atau

dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang belum

beraga Islam, dakwah bertujuan mengajak mereka mengikuti agama Islam,

sedangkan kepada orang-orang yang telah beragama Islam, dakwah

bertujuan untuk meningkatkan kualitas iman, Islam dan ihsan. Mereka

yang menerima dakwah ini lebih tepat diebut mitra dakwah dari ada

disebut objek dakwah, sebab yang kedu lebih mencerminkan kepasifan

penerima dakwah, padahal dakwah sebenarnya adalah suatu tindakan

menjadikan orang lain sebagai kawan berfikir tentang keimanan, suyari’ah

dan akhlak kemudian untuk di upayakan untuk di hayati dan di amalkan

bersama-sama.

Al-Qur’an mengenlkan kepada kita beberapa tipe mad’u,. secara

umum, mad’u terbagi menjadi tiga, yaitu mu’min, kafir dan munfik.

Didalam al-Qur’an selalu di gambarkan bahwa sikap rasul menyampaikan

Page 28: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

risalah, kaum yang dihadapinya akan terbagi 2, mendukung dakwah atau

menolak dakwah.

Dalam buku yang di tulis dalam Basrah Lubih juga dijelaskan :

yang dimaksud dengan mad’u adalah orang yang menerima pesan dari da’I

dan ini biasanya kita kenal dengan sebutan objek dakwah (dalam bahasa

arab disebut mad’u), yang di ajak.

Objek dakwah di klasifikasikan menurut :

a. Bentuk masyarakat, bentuk ini dapat kita bagi berdasarkan letak

geografis, seperti masyarakat kota, desa dan primitive.

b. Aqidah, dan kacamata aqidah manusia terbagi muslim dan non

muslim.

c. Status social, pada dasrna statifikasi social ini, terbagi pada : pejabat,

rakyat jelata, Kaya dan miskin.10

Da’i yang tidak memiliki kemampuan yang cukup tentang

masyarakat yang akan menjadi mitra dakwahnya adalah calon-calon da’I

yang mengalami kegagalan dakwahnya jika hal di atas telah dikuasai,

maka da’I hanya menunggu hasil dari semuanya.

4. Tujuan Dakwah

Setiap aktivitas, usaha kegiatan mempunyai tujuan dapat diartikan

sebagai suatu usaha yang ingin dicapai dalam kadar tertentu dengan

segala usaha yang dilakukan. Tujuan proses dakwah merupakan landasan

10 Basrih Lubih, Ilmu Dakwah (Jakarta CV. Tursinna 1993), cet. Ke-1, h.46

Page 29: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

seluruh aktivitas-aktivitas dakwah yang akan dilakukan. Tujuan juga

merupakan penentu sasaran strategi dan langkah-langkah operasional

dakwah selanjutnya, tanpa adanya tujuan yang jelas, pekerjaan hanya

terhitung sia-sia. Tujuan memiliki empat batasan, yaitu hal hendak dicapai,

jumlah atau kadar yang diinginkan, kejelasan yang ingin dicapai dan ingin

di tuju.11

Demikian dengan kegiatan dakwah, merupakan suatu rangkaian

kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan

memberi arah, pedoman, metode bagi aktivitas dakwah, tanpa tujuan yang

jelas seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia. Oleh karena itu juru dakwah

harus memahami tujuan akhir dari semua kegiatan dakwah yang

dilaksanakan.

Menurut Rofi’udin, S.Ag dan Dr. Maman Abdul Djaliel dalam

buku Prinsip dan Strategi Dakwah, menyatakan bahwa tujuan dakwah

adalah “mengajak manusia ke jalan yang benar, yaitu Islam. Di samping

itu, dakwah juga bertujuan untk mempengaruhi cara berfikir manusia, cara

merasa, cara bersikap dan bertindak. Agar manusia bertindak sesuai

dengan prinsip-prinsip Islam.12

Pendapat yang sama juga dinyatakan oleh Toto Tasmara, bahwa

tujuan dakwah adalah untuk menegaskan ajaran Islam kepada setiap insani

11 Abdul Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakart: Bulan Bintang, 1986), cet. II.

H. 8-9 12 Rofi’udin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan strategi dakwah, (Bandung: CV.

Pustaka Setia, 2001) cet, 2. h. 32-33

Page 30: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

baik individu maupun masyarakat sehingga ajaran tersebut mampu

mendorong suatu perbuatan yang sesuai dengan ajaran Islam tersebut.13

Dakwah memiliki tujuan yang berorientasi kepada perilaku

manusia (akhlak). Dakwah akan mencapai tujuannya manakala ajaran

Islam yang berupa norma-norma yang menuntun oran agar berbuat baik

dan menjauhi perbuatan buruk dapat direalisasikan dengan sempurna.

Bahkan diutsnya Nabi akhir zaman adalah untuk menyempurnakan akhlak,

seperi sabda Rasulullah SAW:

لأتمما مكارم الأخالقإنما بعثتArtinya : “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan

akhlak. “(HR. Imam Malik) Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa tujuan dakwah adalah

terealisasinya ajaran-ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan di dunia

ini, sehingga mendatangkan sisi positif berupa kebahagiaan dan

kesejahteraan di dunia hingga di akhirat.

5. Metode Dakwah

Ialah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seseorang da’i

(komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar

hikmah dan kasih sayang.14

Metode dakwah sangat diperlukan dalam proses dakwah guna

keberhasilan dan perkembangan dakwah Islamiyah, karena metode

merupakan komponen terpenting dalam menentukan suatu kegiatan. Salah

13 Toto Tasmara, Hukum Dakwah: Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di

Indonesia, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1996), cet. Ke.1, h.34 14 Munzier Suparta dan Harjani Hefni (ed), Metode Dakwah, (Jakarta: Rahmat

Semesta,2003), h.16

Page 31: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

satu faktor berhasil tidaknya suatu kegiatan di dukung oleh ketepatan

metode yang digunakannya, tanpa metode dakwah yang tepat dan sesuai

dengan kontekstualisasinya sulit rasanya perkembangan dakwah akan

berhasil dengan baik, sebab kompleksitas dan heterogenitas masyarakat

saat ini sangat tinggi.

Menurut Slamet Muhaemin Abda, metode dakwah pada umumnya

terbagi pada beberapa segi, yaitu sebagai berikut:

a. Metode dari segi cara, yaitu :

1) Cara tradisional, termasuk didalamnya adalah system ceramah

umum, cara ini marak dilakukan oleh masyarakat luas.

2) Cara modern, termasuk dalam metode ini adalah diskusi, seminar

dan sejenisnya.

b. Metode dari segi jumlah audiens, yaitu:

1) Dakwah Perorangan, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap

perorangan secara langsung ( Face to Face atau Privat)

2) Dakwah Kelompok, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap

kelompok tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya, seperti

kelompok pengajian, karang taruna, organisasi dan lain-lain.

c. Metode dari segi pelaksanaan, yaitu:

1) Cara langsung, yaitu dakwah yang dilakukan dengan cara tatap

muka antara komunikator dengan komunikannya.

2) Cara tidak langsung, yaitu dakwah yan dilakukan oleh media

seperti televisi, radio, penerbitan-penerbitan internet dan lain-lain.

Page 32: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

d. Metode dari segi penyampaian isi, yaitu :

1) Cara serentak, cara ini dilakukan untuk pokok-pokok bahasan yang

praktis dan tidak terlalu banyak aitannya dengan masalah-masalah

lainnya. (Fokus terhadap suatu permasalahan)

2) Cara bertahap, cara ini dilakukan terhadap pokok-pokok bahasan

yang banyak kaitannya dengan masalah ini, sehingga diperlukan

waktu yang relative panjang, maka kegiatan ini harus dilakukan

secara kontinu (terus menerus).14

6. Media Dakwah

Agar dakwah yang dilakukan lebih sinergis, cepat dan tepat

tentunya berbagai bentuk komponen dakwah tidak bias dipisahkan. Salah

satu komponen yang terpenting dalam suatu proses dakwah adalah

penggunaan media sebagai alat untuk melakukan aktivitas dakwah, dalam

kaitan inilah komponen-komponendakwah harus terus diberdayakan agar

dapat menghasilkan guna bagi masyarakat.

Bila dilihat dari asal katanya, media berasal dari bahasa latin yaitu

medium yang artinya alat perantara, sedangkan pengertian istilahnya media

berarti segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.15

Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat

dipergunakan sebagai alat untuk mencapa tujuan dakwah yang telah

14 Slamet Muhaemin Abda, Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1994), cet. Ke.1,h. 80-87 15 Amuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surbaya: Al-Ikhlas,1983),h. 163

Page 33: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

ditentukan, media dakwah ini dapat berupa barang, atau material, orang,

tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.

Sebenarnya media dakwah bukan saja berperan sebagai alat bantu

dakwah, namun bila ditinjau dakwah sebagai suatu system yang terdiri

dari beberapa koponen yang saling terkait dalam mencapai tujuan, maka

media dakwah mempunyai peranan atau keduukan yang sama pentingnya

dengan komponen lain. Apabila dalam penentuan strategi dakwah yang

memiliki asa efektivitas dan fisisen, media dakwah menjadi tampak jelas

peranannya.

Dengan mengertahui pengertian media dan dakwah tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa pengertian media dakwah adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang

telah ditentukan. Media juga berarti alat objektif yang menjadi saluran

yang menghbungkan antara ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan

menjadi urat nadi dalam kegiatan dakwah.

Media sebagai salah satu indikator terpenting dalam

mengembangkan dakwah saat ini. Apakah itu berbentuk media cetak

maupun elektronik. Walaupun instrument berupa podium atau mimbar

tetap ada, akan tetapi kemajuan pesat industri komunikasi serta media

massa telah menyodoran kemajuan-kemajuan media dakwah yang sangat

luas dan canggih, untuk itu perlu ada penyesuaian dari suatu kondisi

tabligh ke kondisi yang lain yang sesuai dengan situasi dan kondisi saat

ini.

Page 34: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

Menurut Adi Sasono, jika dilihat dari segi sifatnya, media dakwah

dapat digolongkan mnjadi dua golongan yaitu:

a. Media tradisional, yaitu berbagai macam seni dan pertunjukan yang

secara tradisional dipentaskan iidepan umum terutama sebagai hiburan

yang memiliki sift komunikasi seperti: drama, pewayangan, ketoprak

humor dan lain-lain.

b. Media modern, yaitu media yang dihasilkan dari teknologi yang antara

lain seperti: televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain dan

sebagainya.16

D. Bentuk-bentuk Aktivitas Dakwah

Aktivitas dakwah yang dilakukan oleh para pelaku dakwah

tentunya sangat beragam. Pada saat ini aktivitas tersebut semakin variatif

seiring dengan dinamika masyarakat. Hampir-hampir bias dikatakan tidak

ada satu kegiatan pun yang ada dalam masyarakat yang tidak ada di

dalamnya unsur dakwah. Bahkan, para sutradara film, penyanyi, aktris

ataupun aktor menyatakan bahwa kegiatan yang mereka lakukan

mengandung unsur dakwah, meskipun terkadang dalam realitasnya apa

yang mereka lakukan ternyata bertentangan dengan dakwah itu sendiri.

Aktivitas dakwah yang merupakan operasionalisasi dari dakwah

yang dilakukan para pelaku dakwah dapat diklasifikasikan dalam 3

kategori, yaitu :17

16 Adi Sasono, Solusi Islam Atas Problematika Umat Ekonomi Pendidikan dan Dakwah, (Jakarta:Gema Insani Press,1998), h.154 17 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos Wahan Ilmu, 1997),h.34

Page 35: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

1. Dakwah bi al-lisan

Dakwah bi al-lisan adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah

melalui lisan, dapat berupa ceramah, symposium, diskusi, khutbah,

sarasehan, dan lain sebagainya.

2. Dakwah dengan tulisan

Dakwah dengan tulisan adalah penyampaian informasi atau pesan

dakwah melalui tulisan, dapat berupa buku, majalah, surat kabar,

spanduk pamphlet, lukisa-lukisan, bulletin dakwah, dan lain

sebagainya.

3. Dakwah bi al-hal

Dakwah bi al-hal adalah dahwah melalui perbuatan nyata seperti

perilaku yang sopan sesuai dengan ajaran Islam, memelihara

lingkungan, mencari nafkah dengan tekun, ulet, sabar, semangat, kerja

keras, menolong sesama manusia. Dakwah ini dapat berupa pendirian

rumah sakit, pendirian panti dan pemeliharaan anak yatim piatu,

pendirian lembaga pendidikan, pendirian pusat pencarian nafkah

seperti pabrk, pusat perbelanjaan, kesenian dan lain sebagainya.

Dakwah bi al-hal pada dasarnya adalah aktivitas dakwah yang

paling efektif dari ketiga aktivitas dakwah di atas. Hanya saja, sebagian

besar umat Islam kuang memperhatikan efektifitas dakwah dengan cara

ini, sehingga merasa lebih suka berdakwah bi al-lisan.

Page 36: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

E. Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Kata pondok pesantren terdiri dari dua suku kata yaiu pondok dan

pesantren, kata pondok berasal dari bahasa arab Funduqun, yang memiliki

arti hotel atau penginapan.18

Mastuhu mendefinisikan Pesantren sebagai lembaga Islam

tradisional untuk mempelajari, memahami, mendalai, menghayati, dan

mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral

agama.19

Sementara itu dalam Kamus Bahasa Indonesia, mendefinisikan

bahwa pondok artinya “madrasah (asrama tempat tinggal mengaji, tempat

belajar agama dan sebagainya).20

Dari keterangan di atas dapat dirumuskan tentang pengertian

pondok pesantren; tempat orang-orang atau para pemuda meginap

(bertempat tinggal) yang dibarengi dengan suatu kegiatan untuk

mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan

ajaran Islam.dengan memberi tekanan pada keseimbangan antara aspek

ilmu dan prilaku.

2. Fungsi Pondok Pesantren

Pondok pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan lembaga

social, juga sebagai fungsi lembaga penyiaran agama Islam yang yang

18 Ahmad Warson Munawir, Al-Munir, Kamus Arab-Indonesia( Surabaya : Pustaka

Progressif,1997), hal.1073 19 Mastuhu, Prinsip Pendidikan Pesantren, (Jakarta : INIS,1994), hal.55 20 W.J.S. Purwadarminta, Kamus Besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), h. 678

Page 37: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

mengandung kekuatan resistensi terhadap dampak modernisasi

sebagaimana telah diperankan pada masa lalu dalam menentang penetrasi

kolonisme walaupun dengan cara “uzlah” atau menutup diri.21

Fungsi lainnya yaitu sebagai instrument untuk tetap melestarikan

ajaran–ajaran Islam dibumi nusantara, karena pesantren mempunyai

pengaruh yang kuat dalam membntuk dan memelihara kehdupan social,

cultural, politik keagamaan dan lain sebagainya. Oleh karena itu antra

fungsi Pondok Pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya tidak bias

dipisahkn yakni untuk mensukseskan pembangunan nasional, karena

pendidikan di negara kita diharapkan agar terciptanya manusia yang

bertakwa, mental membangun dan memiliki keterampilan dan berilmu

pengetahun sesuai dengan perkembangan zaman.

21 M.Dawan Raharjo, Perkembangan Masyarakat Dalam Perspektif Pesantren” Dalam

Pergulatan Dunia,1985),hal VII

Page 38: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

BAB III

PROFIL KH. MAHRUS AMIN DAN GAMBARAN UMUM

PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH JAKARTA

A. Profil KH. Mahrus Amin

1. Riwayat Hidup

Nama Lengkapnya adalah Machrus Amin. Orang tua, saudara,

teman-teman memanggil beliau Mahrus. Beliau lahir di desa kalibuntu,

ciledug. Pada tanggal, 14 Februari 1940, ia lahir dari keluarga ulama.

Ayahnya bernama Casim Amin, ayahnya adalah keturunan kawu

(setingkat lurah) yang bila di singkat adalah keturunan wirasuta, salah satu

anak cucu Syarif Hidayatullah, tokoh Islam di jawa barat pada masa lalu.

Dan ibunya bernama Hj. Jamilah, berasal dari cirebon. Ibunya adalah cucu

kyai idris, seorang ulama pemimpn pondok pesantren Lumpur di desa

Lumpur, brebes. Bersama Kyai Ismail yang dikenal sebaga ahli hikmah

dan juga saudara Kyai Idris, Keduanya adalah ulama yang berpengaruh di

kawasan Losari.

Beliau lahir dari keluarga ulama. Meski bukan ulama, ayah beliau

saat muda pernah belaar dan menjadi murid Kyai Mahrus ali Gedongan

dari Gedongan, Cirebon. Beliau adalah idola bagi ayah. Begitu kagumnya

pada Kyai Mahrus, ayahnya pernah bercerita kalau semasa mudanya

bercita-cita untuk memiliki anak lelaki yang diberi nama Mahrus.

Page 39: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

Harapannya bias menjadi orang yang bermanfaat kelak seperti Kyai

Mahrus Ali Gedongan.

Mahrus Amin di kenal dengan akhlaknya yang tinggi, baik

terhadap kawan maupun terhadap orang yang tidak suka padanya.

Semuanya di hadapi dengan ramah tamah dan sopan santun yang tinggi

terlebih lagi kebaktian beliau terhadap orang tuanya yang sangat luar

biasa. Di usianya yang ke 26 tahun Mahrus Amin menikahi seorang wanita

yang bernama Hj. Sumiyati pada tanggal 13 Agustus 1965. hingga saat ini

ia di karuniai 4 orang anak dan 12 cucu.1

2. Pendidikan

Mahrus Amin muda mulai mengenal pendidikan pondok pesantren

dengan menjadi santri Pondok Modern Gontor. Pada 1953. selepas

menyelesaikan tingkat Kulliyatul Muallimin Al Islamiyah di Gontor pada

1961. Mahrus mengajar Madrasah Ibtidaiyah Raudhatul Athfal di

petukangan, Jakarta Selatan. Tahun itu juga ia di percaya memimpin

madrasah tersebut yang berganti nama menjadi Balai Pendidikan

Darunnajah Petukangan.

Kepiawaiannya memimpin lembaga pendidikan menarik minat

KH. Abdul Manaf Mukhayyar yang memberinya restu merintis Pondok

Pesantren Darunnajah di Ulujami. Setelah melalui berbagai kendala,

pesantren berdiri pada 1 April 1974 di atas tanah wakaf seluas 5 hektar.

Bersama KH. Abdul Manaf dan H. Kamaruzzaman, ketiganya

1 Wawancara Pribadi oleh KH. Mahrus Amin Pada Tanggal 21 April 2008 di Pondok

Pesantren Darunnajah Jakarta.

Page 40: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

mengembangkan Pondok Pesantren Darunnajah hingga memiliki puluhan

pesantren cabang dan binaan yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain

aktif di dunia pesantren, KH. Mahrus Amin juga bergiat dalam aktivitas

dakwah dengan menjadi pengurus MUI DKI Jakarta, Yayasan Annajah,

Badan Koordinasi Muballigh Indonesia (Bakomubin) dan lain-lain.2

3. Karya-karyanya

Sebagai seorang Kyai, Mahrus Amin hanya mampu menyampaikan

dakwahnya melalui lisan, tetapi juga dengan karya penanya. Meski karya

tulis KH. Mahrus Amin tidak terlalu banyak, namun buku-buku yang di

luncurkan ditengah-tengah Pondok Pesantren Darunnajah banyak

ditunggu. Dan beberapa macam judul karya Pena yang telah diluncurkan

oleh KH. Mahrus Amin adalah sebagai berikut :

a. Sumbangan Pondok Modern gontor dalam Pembangunan Masyarakat

Islam.

b. Pengalaman Kiprah KH. Mahrus Amin

c. Buku-buku bimbingan Do’a yang beliau tulis untuk para santri

d. Belajar dan Menulis Ilmu Al-Qur’an untuk Usia Dini.

B. Gambaran Umum Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Darunnajah

Pondok Pesantren Darunnajah mempunyai beberapa periode

peningkatan pertama, periode cikal bikal (1940-1960), dimana sebelumnya

2 KH. Machrus Amin, KH. Machrus Amin Dakwah Melalui Pondok Pesantren, (Jakarta

Group DANA,2008) hal.3

Page 41: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

adanya tanah wakaf di ulujami, Bapak KH. Abdul Manaf selaku pendiri

pondok pesantren ini, telah mempunyai madrasah Al-Islamiyah di Petunduan

Palmerah tapi kemudian tahun 1960 didirikan yayasan Kesejahteraan

Masyarakat Islam (KMI) dengan tujuan agar di atas tanah tersebut didirikan

pesantren, pondok inilah yang disebut dengan “cikal bakal” modal pertama

berdirinya Pondok Pesantren Darunnajah.

Kedua, Periode Rintisan (1961-1973), periode ini berlangsung kurang

lebih 12 tahun di mulai tahun 1961, Bapak KH. Abdul Manaf membangun

gedung lokal di atas tanah wakaf, kemudian untuk pegelola pendidikan di

serahkan kepada ustad Machrus Amin, sebagai alumnus KMI Gontor. Dan

pada tanggal 1 Agustus 1961 ustad Machrus Amin mulai membina Madrasah

Ibtidaiyah pada tahun 1964 dibuka TK dan Tsanawiyah Darunnajah, pada

periode ini begitu banyak tantangan yang menghadang, sehingga usaha

membangun pesantren belum terwujud, tetapi dengan usaha tersebut di atas

yayasan telah berhasil mempertahankan tanah wakaf pesantren dari berbagai

rongrongan, inilah factor yang sangat obyektif mengapa Bapak KH. Abdul

Manaf mempertahankan tanah wakaf ini, yakni agar terciptanya pembangunan

Pondok Pesantren Darunnajah diatas tanah tersebut.

Pada periode ketiga, adalah periode pembinaan dan penataan (1974-

1987), pada tanggal 1 april 1974, untuk kesekian kalinya mendirikan

Pesantren Darunnajah hanya mengasuh tiga orang santri, sementara

tsanawiyah petukangan di pindahkan ke ulujami untuk meramaikannya. Pada

periode inilah di tata kehidupan Pondok Pesantren Darunnjah, dimana

Page 42: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

aktivitas santri dan kegiatan pesantren di sesuaikan dengan jadwal waktu salat,

menggali dana dari pesantren sendiri untuk lebih mandiri, meningkatkan mutu

pendidikan dan pengajaran, dengan dibentuk lembaga Ilmu Al-Qur’an (LIQ),

Lembaga Bahasa Arab dan Inggris dan Lembaga Dakwah dan Pengembangan

Masyarakat (LDPM) dan Beasiswa Ashabunnajah (kelompok santri penerima

beasiswa selama belajar di Darunnajah) untuk kader-kader Darunnajah.

Periode keempat, Periode pengembangan (1987-1993), Darunnajah

mulai melebarkan misi dan cita-citanya, mengajarkan agama Islam,

Pendidikan anak-anak fuqara dan masakin dan bercita-cita membangu seratus

Pondok Pesantren Modern. Masa inilah, saat memancarkan pancuran

kesejukan ke penjuru-penjuru yang memerlukan. Smpai dengan tahun 2004,

Pesantren Darunnajah Group telah berjumlah 41.

Periode kelima, Periode Dewan Nazir (1994-sekarang), Perjalanan

sejarah Pesantren Darunnajah yang relaif lama telah menuntut peraturan

kesempurnaan untuk menjadi lembaga yang baik. Belajar dari perjalanan

pondok pesantren di indonesiadan melihat keberhasilan lembaga Universitas

Al-Azhar Cairo Mesir, yang telah brumur lebi 1000 tahun lamanya, Yayasan

Darunnajah yang memayungi segala kebijakan yang telah berjalan selaa ini,

berusahamerapihkan dan meremajakan pengurus yayasan.

Dengan niat yang tulus dan ikhlas, maka wakif tanah di ulujami

Jakarta KH. Abdul Manaf Mukhayyar, Drs. KH. Mahrus Amin, dan Drs. H.

Kamaruzzaman Muslim yang ketiganya mengatasnamakan para dermawan

untuk wakaf tanah di Cipinang Bogor seluas 70 ha, mengikrarkan wakaf

Page 43: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

kembali di hadapan para ulama dan umara dalam acara nasional di

Darunnajah pada tanggal 7 Oktober 1994.

Dalam acara tersebut wakif menguraikan niat dan cita-citanya

mendirikan lembaga ini diatas sebuah piagam wakaf yang ditandatangani oleh

para pemegang amanat, Dewan Nazir dan Pengurus Harian Yayasan

Darunnajah yang disaksikan oleh para tokoh masyarakat dan ormas Islam.3

2. Visi Misi Pondok Pesantren

Adapun visi dari Pondok pesantren Darunnajah adalah membina insan

terdidik yang beriman dan bertakwa kepada allah SWT, berakhlak mulia,

mandiri, cerdas, kreatif dan inovatif serta menyiapkan calon pemimpin masa

depan.

Sedangkan Misi Pondok Pesantren sebagai tempat untuk

menggembleng generasi muda agar menguasai ilmu agama. Setiap santri yang

di didik minimal mampu mengamalkan ilmunya untuk dirinya dan

keluarganya.

Diharapkan dari pesantren akan lahir ulama-ulama ahli agama yang

menjadi tempat bertanya bagi masyarakat. Ulama-ulama yang mampu

memberikan fatwa tentang malah-masalah yang dihadapi pada masanya. Maka

dari itu santri tidak cukup hanya belajar selama enam tahun saja. Tapi harus

bertahun-tahun.

3 Buletin Darunnajah 1 mei 2005, hal. 8

Page 44: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

Pondok pesantren mempunyai misi untuk mengadakan pengkaderan

umat untu menjadi pmuka agama yang menjadi panutan masyarakat dalam

kehidupan Islam. 4

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

لينفروا آافة فلولا نفر من آل فرقة منهم وما آان المؤمنونطائفة ليتفقهوا في الدين ولينذروا قومهم إذا رجعوا إليهم لعلهم

يحذرون Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan

perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS. Attaubah:122)

Di dalam Negara yang sedang membangun, dibutuhkan manusia-

manusia yang pandai dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk sekelompok

orang-orang yang memperdalam ilmu agama atau ulama-ulama yang

merupakan pewaris para Nabi.

4 Ibid

Page 45: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

BAB IV

ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH KH. MAHRUS AMIN DI

PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH JAKARTA

A. Bentuk-bentuk Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin

Pada hakekatnya Dakwah Islamiyah merupakan aktualisasi imani yang

dimanifestasikan dalam suatu pelaksanaan kegiatan aktivitas dakwah yang

dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, bersikap, dan

bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan Sosio-kultural,

dalam rangka mengusahakan ajaran Islam dalam semua segi kehiupan dengan

mempengaruhi cara-cara tertentu.

KH. Mahrus Amin melakukan aktivitas dakwahnya, secara garis besar

meliputi : Dakwah Bi-Haal, Dakwah Bil-Qalam dan dakwah Bi-Lisan.

1. Dakwah Bil-Lisan di antaranya:

a. Melalui Tabligh-Tabligh

b. Peringatan Hari Besar Islam

c. Pengajian Rutin

2. Dakwah Bil-Qalam, adapun dakwah yang dilakukan KH.Mahrus Amin

dengan menerbitkan buku-buku keagamaan yang berkaitan dengan

dakwahnya di Pondok Pesantren Darunnajah.

3. Dakwah Bil-Haal diantaranya :

Dakwah yang dilakukan melalui berbagai kegiatan yang langsung

menyentuh kepada masyarakat sekitar pesantren sebagai objek dakwah

Page 46: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

sebagaimana yang telah di jelaskan di atas, adapun cara dakwah Bil-Haal

yang telah dilakukan oleh KH. Mahrus Amin adalah sebagai berikut :

a. Penyembelihan hewan Quran

b. Pemberian Zakat

c. Pembinaan pengasuhan Anak Yatim Piatu

Perwujudan Dakwah menurut KH. Mahrus Amin bukan sekedar

peningkatan pemahaman keagamaan tetapi menuju kepada pelaksanaan

ajaran agama Islam secara menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan

baik bidang politik, social, ekonomi, maupun budaya.5 secara umum

aktivitas KH. Mahrus Amin yang dilaksanakan di Pesantren Daunnajah

dapat diuraikan lebih jauh sebagai berikut:

1) Pelaksanaan Dakwah melalui Peringatan hari-hari besar Islam.

Pada peringatan hari-hari besar Islam, biasanya KH. Mahrus

Amin mengisi acara ini dengan ceramah atau nasehat keagamaan,

ceramah atau nasehat yang dsampaikan oleh KH. Mahrus Amin

sangat penting artinya sebagai bagian pembinaan yang biasa

dilakukan KH. Mahrus Amin kepada para santri dan masyarakat

disekitar Pondok Pesantren., meskipun bukan berarti bahwa

pembinaan melalui peringatan hari besar Islam akan merubah

secara drastis perilaku atau kebiasaan masyarakat yang kurang

sejalan dengan ajaran Islam dan mampu membangkitkan semangat

5 KH. Mahrus Amin, Wawancara Pribadi, Jakarta tanggal 21 April 2008 di Pondok

Pesantren Darunnajah

Page 47: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

Islam. Beliau juga selalu menyampaikan pesan-pesan dakwah pada

acara tersebut dngan materi yang berbeda-beda setiap tahunnya.

Dari salah satu kegiatan dakwah KH. Mahrus Amin inilah

jamaah yang datang selalu bertambah, sikap antusias para jamaah

menjadikan peringatan hari-hari besar di Pondok Pesantren sebagai

perayaan yang wajib mereka hadiri.

Peringatan hari-hari besar Islam dilaksanakan secara terbuka

yang tidak hanya dihadiri oleh para santri tetapi juga tidak tertutup

bagi warga sekitar atau warga diluar lingkungan untuk

memperingati hari besar tersebut. Pesantren Darunnajah

memperingati hari besar Islam, seperti Tahun Baru Hijriyah yang

jatuh pada tanggal 1 Muharram, Maulid Nabi pada tanggal 12

Rabiul Awal, Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW yang jatuh

pada tanggal 27 Rajab.

Dengan demikian, dapat penulis simpulkan bahwa kegiatan

ini cukup berhasil dalam rangka melaksanakan dakwah Islamiyah

yang dilakukan oleh KH. Mahrus Amin sebagai salah satu upaya

untuk meningkatkan keianan dan keaqwaan serta memererat

ukhuwah Islamiyah jamaah yang direalisasikan dalam pengamalan

ajaran-ajaran Islam.

2) Pelaksanaan Dakwah melalui Pengajian Rutin

Salah satu yang dilakukan oleh KH. Mahrus Amin bertujuan

untuk meningkatkan keagamaan, yaitu salah satunya dengan

Page 48: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

mengadakan pengajian ibu-ibu di sekitar pesantren. Yang

dilaksanakan pada hari Senin pada pukul 13.00 ba’da zuhur sampai

dengan pukul 15.00.

Kegiatan ini diikuti 150 Jama’ah, Jama’ah selalu aktif

menghadiri pengajiannya, pengajian tersebut diakukan di masjid

lingkungan Pondok Pesantren. Adapun materi yang diberikan pada

pengajian ini yaitu lebih condong membahas tentang aqidah,

karena materi ini menurutnya sangat penting sekali untuk

menguatkan aqidah muslim yang sedang goyah.1

Dari hasil wawancara penulis dengan KH. Mahrus Amin,

para jamaah di pengajian rutin memiliki subyektivitas tersendiri

tentang materi yang diminati. Hal ini terjadi karena tidak terlepas

dari bagaimana peran KH. Mahrs Amin dalam menajikannya. Dari

materi-materi yang disampaikan, meski dengan menggunakan

metode yang sama namun para jamaah lebih minat kepada materi

yang berkenaan dengan masalah keimanan dan disusul kemudian

dengan materi-materi yang lain.

Adapun tujuan dari dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok

Pesantren Darunnajah adalah sebagai berikut :

a. Mendidik generasi muslim yang mampu berdakwah dan

mengembangkan dunia dakwah

1 KH. Mahrus Amin, Wawancara Pribadi, Jakarta tanggal 21 April 2008 di Pondok

Pesantren Darunnajah

Page 49: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

b. Mendidik generasi muslim yang tanggap terhadap setiap

perubahan dan kebutuhan masyarakat terhadap aktvitas

dakwah.

Hal lain yang perlu dicermati adalah tentang keberhasilan

dakwah Islamiyah KH. Mahrus Amin, karena bagaimanapun

banyaknya materi yang diberikan jika dalam penyampaian kurang

baik maka jamaah akan sulit memahami dan hasil yang didapatkan

juga kurang baik.

Dari hasil penelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa

kegiatan dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren

Darunnajah selama ini dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan

seperti ini tentunya juga karena tida terlepas dari peran KH.

Mahrus Amin yang memiliki ilmu dan wawasan yang luas, subyek

dakwah ia sangat komunikatif, mampu menyampaikan materi

dengan baik dan jamaah juga mudah dalam memahaminya.

a. Bidang Sosial

Zakat adalah sebagai harta kekayaan yang diambil dari milik

sesorang yang punya dan diberikan sesuai dengan ketentuannya

kepada orang yang berhak. Selain itu, zakat merupakan salah satu

sendi dari ajaran Islam.

Aktivitas dakwah KH. Mahrus Amin dalam bidang social di

Pondok Pesantren Darunnajah merupakan suatu perwujudan dari

kepedulian beliau terhadap masyarakat yang berada disekitar pesantren

Page 50: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

atau masyarakat yang jauh dari pesantren. Beberapa bentuk kegiatan

social yang dilakukan pesantren Darunnajah adalah sebagai berikut:

1) Menyalurkan Zakat Fitrah atau zakat mal kepada para mustahik

atau orang yang berhak menerima zakat.

Agama Islam merupakan agama yang universal. Dari hal

yang terkecil sampai yang besar dibahas dalam agama Islam, salah

satunya adalah membahas tentang perlakuan seorang muslim

terhadap anak yatim piatu, dimana seorang muslim diperintahkan

untuk menjaga dan memelihara mereka. Sebagaimana Allah SWT

terangan dalam QS. Al-Mauun ayat 1-7 yang berbunyi :

ولا . فذلك الذي يدع اليتيم .دينأرأيت الذي يكذب بال الذين . فويل للمصلين .يحض على طعام المسكين . الذين هم يراءون .هم عن صلاتهم ساهون

)7-1 :الماعون . (ويمنعون الماعونArtinya : Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?Itulah

orang yang menghardik anak yatim, Dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,Orang-orang yang berbuat riya Dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (QS. Al-Maun)

Dalam pengelolaan zakat, KH. Mahrus Amin turut serta

menyalurkan zakat secara langsung kepada yang berhak

menerimanya. Terutama kepada fakir miskin, anak yatim piatu,

ibu-ibu jompo yang berada dilingkungan sekitar pondok pesantren.

B. Metode Pelaksanaan Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin.

Page 51: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

Adapun metode yang digunakan KH. Mahrus Amin dalam aktivitas

dakwah Islam di Pondok Pesanren Darunnajah adalah sebagai berikut :

1. Tanya Jawab

Tanya Jawab disini yaitu penyampaian materi dengan cara KH. Mahrus

Amin (Pembimbing) mengajukan pertanyaan dan santri menjawabya atau

sebaiknya mengenai suatu masalah yang dirasakan atau belum dimengerti,

cara ini dilakukan agar anak asuh bersifat kritis untuk memahami materi

atau masalah yang di hadapi.

2. Ceramah

Metode ini digunakan pada saat perayaan hari besar Islam di Pondok

Pesantren, Pengajian Bulanan, Perayaan Milad Pondok Pesantren

Darunnajah dalam pemberian materi KH. Mahrus Amin menggunakan

metode ini.

3. Diskusi

Diskusi yang di maksud yaitu didalam mempelajari atau menyampaikan

bahan materi dengan cara mendiskusikannya. Metode ini dilakukan oleh

sesama anak asuh dan dengan KH. Mahrus Amin (pengajar). Para santri

diperbolehkan untuk mengeluarkan pendapat untuk menemukan jawaban

dari masalah yang sedang dibahas.

Segala tujuan hendak dicapai oleh seseorang sudah pasti ada

sesuatu yang mendukung untuk sampai kepada apa yang di cita-citakan.

Namun tiada tertutup kemungkinan akan menemukan hambatan-hambatan

dan semua itu adalah proses pembelajaran bagi seseorang yang akan

Page 52: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

menuju puncak kesuksesan. Seperti Filosofi sebuah pohon, apabila pohon

tersebut semakin tinggi maka terpaan angin akan semakin kuat begitu juga

manusia semakin tinggi derajat seseorang maka hambatan dan rintangan

akan semakin besar.

KH. Mahrus Amin dalam perjuangannya untuk meninggikan visi

dan misi dakwah untuk kembali kepada Kalimatu ulya atau untuk

meninggikan agama allah dan beliau sering kali mendapat dukungan dari

berbagai pihak dan yang pertama kali menduung beliau adalah

keluarganya tanpa dukungan dari keluarga maka beliau tidak akan

menjalankan apa yang di cita-citakan.

Dan dukungan yang kedua beliau adalah Adanya peningkatan

tentang jumlah jama’ah yang hadir. Peningkatan ini dilihat dari sejumlah

kegiatan-kegiatan dakwah yang diadakan KH. Mahrus Amin dengan

dihadiri jama’ah yang selalu bertambah. Karena masih banyaknya umat

yang sadar bahwa dirinya butuh akan siraman rohani. Sehingga dakwah

yang beliau jalani selalu mendapat dukungan dari masyarakat khususnya

di sekitar pondok.

Walau bagaimanapun kemudahan yang beliau dapat pasti

menemukan hambatan-hambatan begitu pula KH. Mahrus Amin, beliau

juga terkadang menghadapi berbagai hambatan dalam menjalankan

aktivitas dakwahnya. Adapun hambatan yang beliau hadapi yaitu:

Page 53: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

a. Hambatan yang dihadapi oleh KH. Mahrus Amin, beliau harus

memberi pengertian kepada masyarakat khususnya para wali santri

yang belum mengerti pendidikan di pesantren.

b. Keuangan juga menjadi fakor penghambat aktivitas dakwah KH.

Mahrus Amin. Minimnya dana menjadikan aktivitas dakwah tidak

berjalan secara efektif. 2

Adapun solusi dari semua hambatan yang ada KH. Mahrus Amin dapat

optimis berjuang dengan kemampuan yang ada ia bersama keluarga serta

masyarakat dan para dermawan yang simpati dengan kegiatan dakwah

beliau menghimpun dana bersama-sama dengan suka rela tanpa dipaksa

dan semua itu berjalan dengan baik sesuai dengan harapan bersama.

2 Wawancara Pribadi oleh KH. MAhrus Amin, 21 April 2008, Di Pondok Pesantren

Darunnajah Jakarta

Page 54: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas serta sesuai dengan perumusan masalah

yang telah penulis tetapkan di awal pembahasan skripsi ini, dapat penulis tarik

kesimpulan sebagai hasil penelitian sebagai berikut :

4. KH. Mahrus Amin melakukan aktivitas dakwahnya yang ditujukan kepada

santri maupun kepada masyarakat sekitar. secara garis besar meliputi :

Dakwah Bi-Haal, Dakwah Bil-Qalam dan dakwah Bi-Lisan. Tetapi yang

lebih dominan yaitu dakwah bil-haal yang dilakukan oleh KH. Mahrus

Amin di antaranya:

d. Melalui Lembaga Pendidikan

e. Melalui Tabligh-Tabligh

f. Peringatan Hari Besar Islam

g. Pengajian Rutin

2. Ada 3 (tiga) Kategori metode pelaksanaan dakwah yang dilakukan KH.

Mahrus Amin, yaitu : a). metode Tanya jawab, KH. Mahrus Amin

mengajukan peranyaan dan santri menjawabnya ; b). Metode ceramah,

pemberian materi pada hari besar Islam, Pengajian rutin, Perayaan Milad

Pondok Pesantren Darunnajah ; c). Metode diskusi, metode ini dilakukan

oleh sesama anak asuh (santri) dan dengan KH. Mahrus Amin untu

mengeluarkan pendapat.

Page 55: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

B. Saran-saran

Peneliti mengemukakan beberapa saran yang berhubungan dengan

aktivitas KH. Mahrus Amin kepada para pembaca yaitu:

1. Semakin aktif untuk menjalanan dakwah di Pondok Pesantren Darunnajah

dan masyarakat sekitar dalam penyampaian pesan dakwah. Masyarakat

sekitar Pondok Pesantren dan pihak lainnya dapat membantu dalam

pelaksanaan dakwah tersebut, sehingga bias dilakukan dengan yang lebih

efektif.

2. Saat ini umat Islam sedang dihadapkan dengan tantangan zaman yang

semakin kompleks. Oleh karena itu, ada baiknya jika materi dakwah yang

ingin anda sampaikan sesuai dengan probematika yang sedang dihadapi

umat Islam (kontekstual).

3. Diharapkan kepada para kyai yang sering kali di hujjah oleh masyarakat

dapat menjadikan KH. Mahrus Amin contoh teladan Kyai yang ideal yang

sangat diperlukan oleh umat saat ini adapun segala kekurangan yang

beliau miliki kita kembalikan kepada Allah karena Dia-lah penentu.

Page 56: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

DAFTAR PUSTAKA

Abda, Slamet Muhaemin, Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), cet. Ke.1,h. 80-87.

Affandi, Suherman, Faktor Kesuksesan Da’i (Risalah No. 6/XXXVIII,1990 Amin, Machrus, KH. Machrus Amin Dakwah Melalui Pondok Pesantren, (Jakarta

Group DANA,2008) hal.3 _____________, Wawancara Pribadi, Jakarta tanggal 21 April 2008 di Pondok

Pesantren Darunnajah Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, (Jakarta, Rineka Citra,2002), h.135 Bachtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos Wahan

Ilmu, 1997),h.34 Buletin Darunnajah 1 mei 2005, hal. 8 Darmawan, Andi, dkk, Metodologi ilmu Dakwah, (Yogyakarta : LESFI,2002),

hal. Xiii. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta : Balai Pustaka, 1990), cet. Ke-3, h.17 Lubih, Basrih, Ilmu Dakwah (Jakarta CV. Tursinna 1993), cet. Ke-1, h.46 Mastuhu, Prinsip Pendidikan Pesantren, (Jakarta : INIS,1994), hal.55 Munawir, Ahmad Warson, Al-Munir, Kamus Arab-Indonesia( Surabaya : Pustaka

Progressif,1997), hal.1073 Omar, Toha Yahya, ilmu Dakwah, (Jakarta : Wijaya,1971), h. 1 Purwadarminta, W.JS, Kamus Besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka),

h. 678 Raharjo, M.Dawan, Perkembangan Masyarakat Dalam Perspektif Pesantren”

Dalam Pergulatan Dunia,1985),hal VII Rofi’udin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan strategi dakwah, (Bandung: CV.

Pustaka Setia, 2001) cet, 2. h. 32-33.

Page 57: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

Saleh, Abdul Rasyad, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993),

Cet. Ke-2, h.8-9 ________________, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993),

Cet. Ke-3, h.8 Salman, Ismah, Strategi Dakwah di Era Millenium, Jurnal Kajian Dakwah dan

Budaya, (Jakarta : UIN Syahid,2004),h.3 Sasono, Adi, Solusi Islam Atas Problematika Umat Ekonomi Pendidikan dan

Dakwah (Jakarta : Gema Insani Press,1998), h.154 Shihab, Quraish, Dakwah dalam Al-Qur’an As-Sunnah, (Jakarta:1992), h.3 Soedirman, Problematika Dakwah Islam di Indonesia, (Jakarta : Forum Dakwah,

1971), h. 4 Soeitoe, Samuel Psikologi Pendidikan II. (Jakarta: FEUI,1982), h.52 Soemitro, Hanitjo Soemitro, Metodologi Penelitian, (Jakarta, Ghalia

Indonesia,1985), cet. Ke-3, h.63 Suparta, Munzier dan Harjani Hefni (ed), Metode Dakwah, (Jakarta: Rahmat

Semesta,2003), h.16 Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : Al-

ikhlas,1983),h.99 ______________, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surbaya: Al-

Ikhlas,1983),h. 163 Tasmara, Toto, Hukum Dakwah: Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di

Indonesia, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1996), cet. Ke.1, h.34 _____________, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 1997), cet.

Ke-1, h. 31 Wawancara Pribadi oleh KH. Mahrus Amin Pada Tanggal 21 April 2008 di

Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1990),

h.127

Page 58: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 59: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

HASIL WAWANCARA

Wawancara Pribadi ini dilakukan pada :

Nara Sumber : KH. Mahrus Amin

Waktu : Kamis, 27 Maret 2008

Pukul : 10.00-11.15 WIB

Tempat : Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta Selatan

1. Kapan dan dimana KH. Mahrus Amin dilahirkan?

KH. Mahrus Amin lahir dengan Mahrus Amin. Beliau lahir pada

tanggal 14 Februari 1940 di desa kalibuntu, ciledug, (sekarang desa kalimukti

kecamatan pebadilan) kabupaten cirebon.

2. Siapakah nama ayah dan ibu KH. Mahrus Amin?

Ayah beliau bernama Casim Amin . dikenal juga sebagai Jasim Amin,

Ahmad atau Amin adalah warga asli Kalimukti. Sedangkan ibu, Hj. Jamilah,

berasal dari Losari, cirebon. Ibu adalah cucu Kiai Idris, seorang ulama

pemimpin pondok pesantren Lumpur di desa Lumpur, Losari, Brebes.

3. Apa Pengertian Dakwah Menurut KH. Mahrus Amin?

Dakwah adalah suatu keharusan dalam rangka merubah, meningkatkan

dari yang kurang baik menjadi lebih baik sesuai tntunan ajaran agama Islam.

Orang yang melaksanakan dakwah berarti telah menjalankan perintah Allah

dan mereka itulah termasuk orang-orang yang beruntung.

Page 60: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

4. Bagaimana Usaha Kyai untuk mempertahankan Keaktivitasannya dalam

berdakwah?

Kebijakan dengan pendidikan dalam mendidik dari yang kurang baik

menjadi lebih baik, keuletan, Istiqomah serta memberikan teladan yang baik

serta kebijaksanaan.

8. Karya-karya apa saja yang sudah Kyai raih?

a. Buku Sumbangan Podok Modern Gontor dalam Pembangunan Masyarakat

Islam.

b. Buku Tentang Pengalaman Kiprah KH. Mahrus Amin

c. Buku-buku Do’a dan Bimbingan Do’a

d. Belajar dan Menulis Ilmu Al-Qur’an untuk Usia Dini.

6. Apa Aktivitas KH. Mahrus Amin dalam Bidang Pendidikan?

Aktivitas KH. Mahrus Amin dalam bidang endidikan yaitu beliau

mengajar di pondok pesantren darunnajah. Selain itu beliau mendirikan SDI,

Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS), Madrasah Aliyah

(MA) dan perguruan tinggi darunnajah.

7. Apa Aktivitas KH. Mahrus Amin dalam Bidang Sosial?

Aktivitas KH. Mahru Amin dalam bidang sosial, yaitu mengadakan

santunan setiap tanggal 10 Muharram terhadap anak yatim piatu, orang fakir

dan miskin.

8. Apa saja Faktor Pendukung KH. Mahrus Amin dalam Berdakwah?

a. Adanya dukungan dari berbagai pihak khususnya dari keluarga.

Page 61: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad

b. Adanya peningkatan tentang jumlah jamaah yang hadir dari sejumlah

kegiatan-kegiaan dakwah yang diadakan oleh KH. Ahrus Amin. Adanya

Antusiasme yang tinggi dari jamaah terutama pada perayaan hari-hari

besar.

c. Sarana dakwah yang cukup lengkap dimiliki Pondok Pesantren

Darunnajah.

9. Apa Faktor Penghambat KH. Mahrus Amin dalam Berdakwah?

a. Hambatan yang dihadapi oleh KH. Mahrus Amin, beliau harus memberi

pengertian kepada masyarakat khususnya para wali santri yang belum

mengerti pendidikan di pesantren.

b. Keuangan juga menjadi fakor penghambat aktivitas dakwah KH. Mahrus

Amin. Minimnya dana yang dimiliki untuk menunjang segala kegiatan

menjadikan aktivitas dakwah tidak berjalan secara efektif.

10. Apa Tujuan utama dari Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok

Pesantren Darunnajah?

Untuk Mendidik generasi muslim yang mampu berdakwah dan

mengembangkan dunia dakwah dan Mendidik generasi muslim yang

tanggap terhadap setiap perubahan dan kebutuhan masyarakat terhadap

aktvitas dakwah.

Page 62: Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15771/1/LILIS...dan mingguan, mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad