Aktivitas Biodegradasi Senyawa Amonia Dan Nitrit Banyak Dilakukan Oleh Kelompok Bakteri
-
Upload
mochamad-raidz-khairi -
Category
Documents
-
view
90 -
download
1
description
Transcript of Aktivitas Biodegradasi Senyawa Amonia Dan Nitrit Banyak Dilakukan Oleh Kelompok Bakteri
Aktivitas biodegradasi senyawa amonia dan nitrit banyak dilakukan oleh kelompok bakteri.
Kelompok bakteri pengoksidasi amonia banyak tersebar pada sistem perairan. Aktivitasnya berjalan
pada kondisi aerobik. Beberapa genusAktivitas biodegradasi senyawa amonia dan nitrit banyak
dilakukan oleh kelompok bakteri. meliputi: Nitrobacter, Nitrospira, Nitrosococcus, Nitrospina,dan
Nitrosomonas. Kelompok bakteri pengoksidasi amonia dan nitrit bersifat khemolitotrof obligat,
membutuhkan energi untuk mengoksidasi amonia atau nitrit senyawa
Selain itu juga terdapat kelompok bakteri heterotrofik, antara lain Thiospaera pantotropha dan
Pseudomonas. Sebagai produk akhir dari aktivitas kelompok bakteri nitrifikasi yang bersifat
heterotrofik biasanya berupa senyawa nitrit. Beberapa jenis bakteri nitrifikasi juga dapat melakukan
metabolisme anaerobik dengan menggunakan asam piruvat sebagai sumber elektron dan NH3
sebagai penerima elektron (Paul dan Clark, 1996). Akan tetapi pada lingkungan perairan alamiah
peranan bakteri nitrifikasi heterotrofik dalam memanfaatkan senyawa amonia relatif rendah
dibanding dengan kelompok bakteri nitrifikasi yang bersifat lithotrofik (Cr) yang banyak digunakan
pada industri nuklir dan pewarnaan (Ackerley et al.2004).
menjadi senyawa nitrat. Kebutuhan sumber karbon diambil melalui proses fiksasi amonia relatif
rendah dibanding dengan kelompok bakteri nitrifikasi yang bersifat lithotrofik.
Secara morfologis Nitrosomonas berbentuk elipsoid, batang pendek, bersifat motil atau non-motil,
hidup pada habitat air laut, air tawar dan tanah, tumbuh dengan baik pada suhu sekitar (5-30tC, pH :
5,8-8,5. Jenis Nitrosospira bentuk selnya spiral, mempunyai sitomembran yang tidak merata,
kadang-kadang membentuk seperti membran plasma, non motil dan motil dengan menggunakan
lagela peritrikus. Habitat bakteri tersebut di perairan tawar. Jenis Nitrococcus bentuk selnya bulat
lonjong, gram negatif, bersifat motil dengan satu atau dua flagela. Dalam metabolismenya
menggunakan 02 sebagai penerima electron Nitrococcus dapat tumbuh pada suhu antara (l5-30)OC,
pH 6,8-8,0 dan habitatnya di air tawar atau air laut (Koops dan Moller, 1991; Buchanan dan W
Gibbon, 1974).
Kelompok bakteri yang mengoksidasi nitrit menjadi nitrat adalah Nitrobacter dan Nitrospina. Jenis
Nitrobacter selnya berbentuk batang pendek, reproduksi dengan pembentukan tunas, biasanya tidak
motil dan bersifat gram negatif, dengan sitokrom utamanya tipe a dan c. Habitat bakteri kelompok
ini tersebar pada air laut dan air tawar, serta tanah. Bock dan Kopps (1991) mengemukakan bahwa
bakteri ini menggunakan oksigen sebagai penerima elektron terakhir, dan tumbuh optimal pada pH
7,8-8,0, suhu sekitar (25-30)OC. Sedangkan jenis Nitrospina bentuk selnya batang panjang, bersifat
gram negatif, non-motil dan selnya mempunyai sitokrom utama tipe b dan c. Habitatnya adalah pada
air laut dan tumbuh baik pada kondisi lingkungan yang mengandung senyawa organik. Suhu optimal
untuk pertumbuhannya berkisar (25- 30)OCdan pH 7,5-8,0 (Garrity dan Holt, 1992)
Jenis bakteri nitrifikasi yang bersifat heterotrofik (Pseudomonas), termasuk dalam kelompok
Proteobakteria sub-klas gama, bersifat gram negatif, aerobik, tumbuh optimal pada suhu (25-40)OC,
pH 6,5-7,0 dan tersebar pada system perairan tawar, laut dan tanah. Akan tetapi pada umumnya
kelompok bakteri tersebut bersifat denitrifikasi (Palleroni, 1991).
Proses oksidasi amonium selama ini dipercaya hanya berjalan dalam kondisi aerobik. Graaf et al.
(1995) mengemukakan bahwa terdapat perubahan ammonium menjadi gas dinitrogen pada kondisi
anaerobik melalui aktivitas biologis. Hasil percobaan pada kultur bakteri dalam kondisi anaerobik
menunjukkan bahwa semua amonium dalam media akan teroksidasi dalam waktu 9 hari. Penurunan
senyawa amonium dalam kultur diikuti juga oleh penurunan senyawa nitrat melalui reaksi sebagai
berikut :
Mekanisme oksidasi amonium dalam kondisi anaerobik banyak terjadi pada sistem pengolahan
limbah. Pelepasan gas nitrogen dari amonia dalam kondisi anaerobik terjadi pada sistem pengolahan
limbah. Mekanisme tersebut secara energitika memberikan hasil yang lebih menguntungkan, antara
lain tingginya energi bebas yang dihasilkan dan hasil biomassa per molekul karbon yang lebih tinggi.
Tetapi kelompok bakteri tersebut mempunyai pertumbuhan yang relative lama, yaitu dengan laju
pembelahan sel selama 10,8 hari. Sedangkan untuk kelompok bakteri pengoksidasi amonia dalam
kondisi aerobik, mempunyai waktu pembelahan sekitar 0,73 hari (Jetten et al. 2002). Mekanisme
perubahan ammonia menjadi gas N2 dapat digambarkan sebagai berikut:
Senyawa nitrit digunakan sebagai penerima elektron dan sebagai senyawa antara adalah
hidroksilamin dan hidrazin. Aktivitas metabolismenya membutuhkan sumber nutrien atau medium
yang mengandung amonia, nitrit dan bikarbonat sebagai sumber senyawa karbon (C). Anggota dari
kelompok tersebut antara lain: Brocardia anammoxidans dan Candidatus stuttgartiensis (Jetten et al.
2002). Mekanisme oksidasi amonia oleh B. anammoxidans memperlihatkan bahwa senyawa nitrat
atau nitrit berfungsi sebagai penerima elektron dan akan tereduksi menjadi hidroksilamin.
Hidroksilamin bereaksi dengan donor elektron, yaitu amonia menghasilkan gas nitrogen. Kultur
bakteri yang berkecukupan dengan hidroksilamin dan amonia dalam waktu singkat akan terjadi
akumulasi senyawa hidrazin. Enzim yang berperan dalam mekanisme tersebut mempunyai
kemiripan dengan enzim hidroksilamin oksidoreduktase yang terdapat pada bakteri Nitrosomonas
europaea. Hasil analisis enzim tersebut dengan menggunakan spektrofotometer memperlihatkan
terdapatnya puncak serapan pada panjang gelombang 460 nm. Kedua jenis enzim tersebut mampu
mengoksidasi hidroksilamin dan hidrazin (Jetten et al. 2002)
Schmidt et al. (2004) melaporkan bahwa bakteri nitrifikasi Nitrosomonas europea tipe liar dapat
mengoksidasi amonia menjadi gas nitrogen. Oleh karena itu pada proses terse but hanya diproduksi
senyawa nitrit dalam jumlah yang sang kecil dan tidak dihasilkan senyawa nitrat. Sebagai produk
akhirnya adalah gas nitrogen. Selain itu juga dilaporkan enzim yang berperan dalam proses oksidasi
amonia, yaitu meliputi amonium oksido reduktase (AMO), hidroksilamin oksidoreduktase (HAO),
nitrit reduktase (NIR), nitrit oksida reduktase (NOR), dan nitrous oksida reduktase (NOS). Produksi
gas nitrogen pada Nitrosomonas europea tipe liar lebih tinggi dari pada Nitrosomonas europea
mutan yang tidak mempunyai enzim nitrit reduktase (NIR), dan nitrit oksida reduktase (NOR). Pada
Nitrosomonas europea tipe liar gas nitrogen yang terbentuk sebesar 89 ± 8.
Kelompok Bakteri Denitrifikasi
Senyawa nitrat dalam sistem perairan tambak udang banyak dimanfaatkan oleh kelompok
mikroorganisme yang bersifat heterotroftk untuk membentuk bahan organik sel. Kelompok tersebut
dapat melakukan asimilasi nitrat dengan bantuan enzim nitrat dan nitrit reduktase pada kondisi
aerobik. Sedangkan pada kondisi anaerobik ion nitrit atau nitrat akan digunakan sebagai penerima
electron terakhir pada proses respirasi nitrat atau disimilasi nitrat (Madigan et al. 1997). Beberapa
jenis bakteri yang dapat melakukan proses tersebut yang bersifat anaerobik fakultatif antara lain
Alcaligenes, Escherechia, Aeromonas, Bacillus, Flavobacterium, Nocardia, Spirillum, Vibrio, dan
Staphylococcus. Produk akhirnya berupa senyawa nitrit atau amonia. Kondisi ini banyak terjadi pada
sistem perairan tambak udang yang menggenang (Atlas dan Bartha, 1998). ada kondisi anaerobik
kelompok bakteri denitriftkasi akan aktif mereduksi senyawa nitrat menjadi nitrit, nitrit oksida (NO),
nitrous oksida (N20) dan dinitrogen (N2), dengan bantuan sistem enzim nitrat dan nitrit reduktase.
Masing masing enzim mempunyai sensitivitas terhadap oksigen yang berbeda (Paul dan Clark, 1996).
Beberapa bakteri yang dapat melakukan proses denitrifikasi antara lain Alcaligenes, Paracoccus
denitrificans, Thiobacillus denitrificans, dan Pseudomonas (Atlas dan Bartha, 1998). Pada kondisi
yang sesuai, beberapa genus dapat mereduksi nitrit menjadi amonia melalui proses reduksi nitrat
desimilasi.Prosesnya berjalan saat kandungan senyawa nitrit tinggi (Kelso et al. 1997). Bakteri ini
memanfaatkan senyawa nitrat sebagai penerima elektron altematif untuk mendapatkan energi di
bawah kondisi oksigen terlarut terbatas (Richardson et al. 2001). Pola perubahan senyawa nitrat
oleh aktivitas bakteri dapat dilihat pada Gambar 2. Selain itu juga terdapat bakteri fermentatif yang
dapat memanfaatkan senyawa nitrat sebagai penerima elektron terakhir pada kondisiI anaerobik,
antara lain jenis Aeromonas, Bacillus, Klebsiella, dan Vibrio.
Gambar 2. Profil perubahan senyawa nitrat melalui aktivitas reduksi nitrat (1). denitrifikasi, (2).
reduksi nitrat disimilasi, dan (3) oksidasi ammonia secara anaerobik (anamox).
Kelompok bakteri denitrifikasi banyak terdapat pada sistem perairan estuarin (Chabreri et al.
2001), dapat melakukan proses reduksi nitrit dan nitrat pada kondisi aerobik (Robertson et al. 1989).
Patureau et al. (1994) memperlihatkan bahwa terdapat dua tipe enzim nitrat reduktase, yaitu nitrat
reduktase yang terdapat pada membran (Nar) dan nitrat reduktase yang terdapat pada periplasmik
(Nap). Aktivitas gen Nar berhubungan langsung dengan proses respirasi pembentukan ATP,
sedangkan gen Nap tidak langsung. Oleh karena itu beberapa bakteri denitrifikasi dapat
menggunakan senyawa anorganik nitrat dengan aktivitas enzim Nap melalui respirasi anaerobik
maupun denitrifikasi aerobik. Ekspresi gen Nar dipengaruhi oleh keberadaan oksigen dan nitrit,
sedangkan untuk gen Nap tidak (Moreno-Vivian et al. 1999). Bakteri tersebut antara lain dari genus
Alcaligenes, Paracoccus, Rhodobacter, Pseudomonas, dan Salmonella (Richardson et al. 200t).
Salah satu produk gas pada proses denitrifikasi adalah gas N20 (nitrousoksida). Gas tersebut
berpengaruh negatifterhadap lingkungan, yaitu sebagai salah satu penyebab terjadinya efek rumah
kaca (pemanasan global). Secara alamiah gastersebut diemisikan dari ekosistem perairan sungai,
estuarin, dan daratan yang mencapai sekitar 1,9 ton Nitrogen. th'. Perairan sungai memberikan
sumbangangan sebesar 55%, estuarin 11% dan daratan sebesar 33% (Seitzinger dan Kroezen, ). Pada
sistem perairan sungai produksi gas N20 berhubungan erat dengan meningkatnya kandungan nitrat
pada sedimen (Jiang dan Bakken, 1999) Oleh karena itu produksi gas N20 tidak bisa lepas dari
aktivitas denitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri. Pada sistem sedimen perairan konsentrasi
senyawa nitrat akan mempengaruhi produksi N20. Kandungan nitrat yang rendah akan menurunkan
produksi N20. Sedangkan kandungan senyawa amonium tidak mempengaruhi produksi gas buangan
N20 (Liikanen et al. 2003). Pada ekosistem perairan estuarin terdapat kelompok bakteri yang dapat
memproduksi gas N20 sebagai senyawa antara, maupun yang menghasilkan gas tersebut sebagai
produk akhir dari aktivitas metabolismenya (Dony et al. 2002)
Kelompok bakteri pereduksi nitrat dan nitrit dalam sistematikanya kebanyakan termasuk pada
kelompok Proteobakteria sub-klas alfa, beta, dan gama. Alcaligenes, termasuk dalam kelompok
Proteobakteria sub-klas alfa dan beta, gram negetif, bersifat aerobik, bentuk sel batang dan kokus,
mempunyai rambut-rambut sel peritrikus. Habitat tersebar pada sistem perairan tawar, laut,
estuaria, dan tanah serta lingkungan rumah sakit. Tumbuh dengan baik pada media konvensional
(biasa), baik yang kaya maupun miskin akan nutrien, pH normal, suhu (20-3 7)OC, tidak bersifat
fermentatif, oksidase positif (Buchanan dan Gibbon, 1974). Kelompok bakteri tersebutjuga dapat
hidup pada lingkungan yang mengandung senyawa sulfur tereduksi (Busse dan Auling, 1991).