AKTIVITAS BERMAIN KONSTRUKTIF TERHADAP …digilib.unila.ac.id/24432/3/SKRIPSI TANPA BAB...

59
AKTIVITAS BERMAIN KONSTRUKTIF TERHADAP PENINGKATAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK TUTWURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016 Maimunah Skripsi PROGRAM STUDI PG-PAUD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 Oleh

Transcript of AKTIVITAS BERMAIN KONSTRUKTIF TERHADAP …digilib.unila.ac.id/24432/3/SKRIPSI TANPA BAB...

AKTIVITAS BERMAIN KONSTRUKTIF TERHADAP PENINGKATAN

KECERDASAN LOGIS MATEMATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK

TUTWURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2015/2016

Maimunah

Skripsi

PROGRAM STUDI PG-PAUD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Oleh

ABSTRAK

AKTIVITAS BERMAIN KONSTRUKTIF TERHADAP PENINGKATAN

KECERDASAN LOGIS MATEMATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK

TUTWURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh

Maimunah

Masalah dalam penelitian ini adalah sebagian anak usia 5-6 tahun belum dapat

mengenal pola dan lambang bilangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh bermain konstruktif terhadap peningkatan kecerdasan logis matematis

anak usia 5-6 tahun di TK Tutwuri Handayani tahun ajaran 2015/2016. Metode

penelitian yang digunakan Pre-Experimental Design dengan jenis desain One-

Group Prestest-Posttest Design. Teknik pengumpulan data yang digunakan

observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis tabel

serta analisis regreasi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa

adanya pengaruh aktivitas bermain konstruktif terhadap peningkatan kecerdasan

logis matematis anak usia 5-6 tahun di TK Tutwuri Handayani tahun ajaran

2015/2016.

Kata kunci : anak usia dini, bermain konstruktif, kecerdasan logis matematis

MATHEMATICAL INTELLIGENCE OF CHILDREN AGED 5-6

YEAR IN KINDER GARTEN TK TUTWURI HANDAYANI

BANDAR LAMPUNG THE ACADEMIC YEAR 2015/2016.

By

Maimunah

The problem in this research was some of the children aged 5-6 years have not

been able able to recognize patterns and symbols of numbers. This study aims to

determine the effect of the increase in playing constructive logical mathematical

intelligence of children aged 5-6 years in kinder garten Tk Tutwuri Handayani

academic years 2015/2016. The method used pre-experimental design with this

type of design one-group prestest-posttest. Data collection techniques used

observation and documentation. Technical analysis of the data using table

analysis and simple linier regression. The results showed that there was the

influence of constructive play activities to increase logical mathematical

intelligence of children aged 5-6 years in kinder garten tk Tutwuri Handayani

academic year 2015-2016.

Keywords : children aged early, playing constructive, logical mathematical

intelligence.

ABSTRACT

CONSTRUCTIVE PLAY ACTIVITIES TO INCREASE LOGICAL

AKTIVITAS BERMAIN KONSTRUKTIF TERHADAP PENINGKATAN

KECERDASAN LOGIS MATEMATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK

TUTWURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh

Maimunah

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PG-PAUD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

ix

ix

ix

ix

RIWAYAT HIDUP

Maimunah lahir di Bandar Lampung pada tanggal 23

Agustus 1993, sebagai anak ketiga dari enam

bersaudara yang mempunyai dua kakak dan tiga adik,

pasangan bapak Samudi dan Ibu Irma Liana Murni.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD)

Negeri 6 Penengahan Tanjung Karang Tahun 2006,

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta Tunas Harapan Bandar Lampung

Tahun 2009, dan menyelesaikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta MA.

Matlaul Anwar Kedaton Bandar Lampung Tahun 2012.

Pada tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi S1 PG-

PAUD Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

Selama kuliah penulis mengikuti program kegiatan wajib Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) yaitu Pelaksanaan Program Pengenalan

Pembelajaran Kompetensi Akademi (P4KA) yang dilaksanakan mulai dari

semester 2 hingga semester 6.

ix

Pada tahun 2015 (semester VII) penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

Terintegrasi (KKN-KT) di Pekon Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten

Tanggamus dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di TK Bahrul Ulum

Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus.

MOTTO

“karena sesungguhnya musuh yang paling berbahaya di atas

dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling

setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. Maka

apabila engkau merasa takut ingatlah allah selalu berada

didekatmu. Tetaplah berani menghadapi segala kesulitan

agar kelak mendapat kesuksesan”

(Andrew jackson)

“ pendidikan merupakan perlengkapam paling baik untuk

merubah dunia”

(Aristoteles)

“ senyum bahagia orangtua adalah lambang kesuksesan”

(Maimunah)

PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirohim...

Dengan menyebut nama ALLAH yang Maha Pengasih Lagi Maha

Penyayang Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

Almamater Tercinta Universitas Lampung

Sebagai tempat dalam menggali ilmu, yang menjadikanku sesorang dalam

menemukan jati diriku.

Serta

TK Tutwuri Handayani

Sebagai sekolah yang membantuku dalam menyelesaikan tugasku

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Lampung, Skripsi ini berjudul

“Aktivitas Bermain Konstruktif Terhadap Peningkatan Kecerdasan Logis

Matematis Anak Usia 5-6 Tahun di TK Tutwuri Handayani Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2015-2016”.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan

terimakasih kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta Samudi dan Irma Liana Murni yang selalu

menyayangiku, memberikan doa,semangat serta dukungan hingga aku

meraih keberhasilku.

2. Seluruh staf pengajar PG-PAUD FKIP Universitas Lampung, yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepaa penulis selama kuliah.

3. Bapak Dr. M. Thoha B.S Jaya, M.S., selaku dosen pembimbing akademik

sekaligus dosen pembimbing 1 yang telah membimbing, membantu serta

memberikan saran guna kelancaran skripsi ini.

4. Ibu Dr. Een Y Haenillah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia memberikan bimbingan, saran, kritik demi kesempurnaan skripsi

ini.

5. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., selaku Pembahas yang telah memberikan

motivasi, masukan serta saran-saran yang membangun dalam selesainya

skripsi ini.

6. Ibu Ari Sofia,M. Psi., selaku ketua Program studi S1 PG-PAUD

Universitas Lampung.

7. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku dekan FKIP Universitas

Lampung.

8. Ibu Nining Mulyati, selaku kepala TK beserta seluruh dewan guru TK

Tutwuri Handayani Bandar Lampung yang telah bersedia memberikan izin

serta membantu dalam melakukan penelitian.

9. Kakak-kakakku dan adik-adikku Rahmad, Shaparudin, Rizky, Sintya dan

Monika yang selalu memberikan senyuman semangat.

10. Keluarga besarku yang selalu menyangiku, mendoakanku dan memberikan

semangatku.

11. Miranathacia yang selalu memberikan bantuan, bimbingan, semangat dan

selalu memberi dukungan serta motivasi kepadaku.

12. Teman-teman satu pembimbing akademik yaitu Milla Amalia dan Indah

Dewi Lestari yang telah bersama-sama berusaha.

13. Teman-teman seperjuangan dari awal kuliah hingga akhir kuliah Arini

Sapayona Z, Dina Veronica, Evi Handayani, Elvira Putri Erlinda, Fera

Aristantia, Intan Permata Sari, Utari Gheana Putri dan wulandari.

14. Seluruh rekan-rekan mahasiswa PG-PAUD angkatan 2012 kelas A dan B

yang telah bersama-sama berusaha dari awal hingga akhir.

15. Teman-teman KKN-KT di Pekon Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten

Tanggamus Miranathacia, Annisa Rohmatul M, Fitrilia Catur Ratna Sari,

Nur Tri Setiawati, Annisa Ulfa, Khusnul Khotimah, Bayu Ning Atmoko,

Tria Ramdani, dan Arjuna Rifqi Fakhri

16. Teman-teman PPL di TK Bahrul Ulum Sudimoro Kecamatan Semaka

Kabupaten Tanggamus Miranathacia, Annisa Rohmatul M, dan Fitrilia

Catur Ratna Sari yang selalu memberikan semangat serta dukungan.

17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima Kasih.

Bandar Lampung, 4 Oktober 2016

Penulis,

Maimunah

NPM. 1213054055

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL .................................................................................. iv

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... vi

SURAT PERNYATAAN ........................................................................... vii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... viii

MOTTO ........................................................................................................ x

PERSEMBAHAN ....................................................................................... xi

SANWACANA ........................................................................................... xii

DAFTAR ISI ............................................................................................... xv

DAFTAR TABEL .................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xviiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 4

C. Batasan Masalah ................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah dan Permasalahan ................................................... 5

E. Tujun Penelitian .................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Anak Usia Dini ................................................................... 7

B. Teori Belajar ........................................................................................ 8

1. Teori Belajar Kognitivisme.............................................................. 8

2. Teori Belajar Konstruktivisme ........................................................ 9

C. Perkembangan Kognitif ....................................................................... 9

1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ....................................... 11

2. Tipe Perkembangan Kognitif Anak ............................................... 12

D. Kecerdasan Logis Matematis ............................................................ 14

1. Pengertian Kecerdasan Logis Matematis ...................................... 14

2. Tujuan Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis ........................ 15

3. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Logis Matematis ........... 15

E. Tinjauan Tentang Bermain ................................................................. 16

1. Pengertian Bermain Anak Usia Dini ............................................. 16

2. Tujuan Bermain Pada Anak Usia Dini........................................... 17

3. Karakteristik Bermain Pada Anak Usia Dini ................................ 18

4. Fungsi dan Tipe Permainan .......................................................... 18

F. Aktivitas Bermain Konstruktif .......................................................... 19

1. Aktivitas ........................................................................................ 19

2. Pengertian Bermain Konstruktif ................................................... 19

3. Pengertian Bermain Lego .............................................................. 20

G. Penelitian Relavan .............................................................................. 21

H. Kerangka Pikir .................................................................................... 22

I. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 24

BAB III. Metode Penelitian A. Metode dan Desain Penelitian .......................................................... 25

B. Prosedur Penelitian ........................................................................... 26

C. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 26

D. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 27

E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ................................ 27

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 28

G. Uji Instrumen .................................................................................... 29

1. Uji Validitas .................................................................................. 29

2. Uji Reliabilitas ............................................................................. 33

H. Teknik Analisis Data ........................................................................ 34

IV. Hasil dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 37

B. Hasil Analisis Uji Instrumen ............................................................ 40

C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................... 41

D. Hasil Penelitian ................................................................................ 44

E. Pembahasan Penelitian .................................................................... 54

V. Kesimpulan dan Saran

A. Simpulan ......................................................................................... 59

B. Saran ................................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 61

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

1. Instrumen Penilaian Aktivitas Bermain Konstruktif ...................... 30

2. Kisi-Kisi Rubrik Panduan Penilaian Aktivitas Bermain Konstruktif30

3. Instrumen Penilaian Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis ... 31

4. Kisi-Kisi Rubrik Panduan Penilaian Peningkatan Kecerdasan

Logis Matematis ............................................................................. 32

5. Tabel Tunggal Aktivitas Bermain Konstruktif .............................. 34

6. Tabel Tunggal Kecerdasan Kecerdasan Logis Matematis ............. 35

7. Tabel Silang Antara Aktivitas Bermain Konstruktif dan

Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis .................................... 35

8. Data Siswa TK Tutwuri Handayani ............................................... 38

9. Data Aktivitas Bermain Konstruktif Berdasarkan Indikator .......... 45

10. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Bermain Konstruktif ......................... 46

11. Data Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis ............................. 49

12. Rekapitulasi Nilai Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis ...... 50

13. Tabel Silang Antara Penerapan Aktivitas Bermain Konstruktif

dan Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis ............................. 51

14. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ................... 54

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pikir ................................................................................... 23

2. Desain Penelitian ............................................................................... 25

3. Rumus Spearman Brown ................................................................... 33

4. Rumus Interval.................................................................................... 34

5. Rumus Persamaan Regresi Linier Sederhana ..................................... 35

6. Rumus Mencari Konstanta b ............................................................. 36

7. Rumus Mencari Konstanta a .............................................................. 36

8. Diagram Peningkatan Nilai Kecerdasan Logis Matematis Sebelum

dan Sesudah Menerapkan Aktivitas Bermain Konstruktif .................. 56

DAFTAR LAMPIRAN

1. Uji Validitas Instrumen Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis

Oleh Ibu Devi Nawangsasi, M.Pd ..................................................... 64

2. Uji Validitas Instrumen Aktivitas Bermain Konstruktif Oleh

Ibu Devi Nawangsasi, M.Pd ............................................................. 67

3. Uji Validitas Instrumen Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis

Oleh Ibu Nia Fatmawati, M.Pd ......................................................... 70

4. Uji Validitas Instrumen Aktivitas Bermain Konstruktif Oleh

Ibu Nia Fatmawati, M.Pd .................................................................. 73

5. Surat Keterangan Uji Analisis Instrumen (EXPERT JUDGMEN) .... 76

6. Uji Reliabilitas .................................................................................... 77

7. Kisi-Kisi Penilaian Aktivitas Bermain Konstruktif (X) ..................... 83

8. Rubrik Penilaian Aktivitas Bermain Konstruktif (X) ........................ 84

9. Kisi-Kisi Penilaian Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis (Y) ... 85

10. Rubrik Penilaian Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis (Y) ..... 86

11. RPPH Pertama ................................................................................... 87

12. RPPH Kedua ...................................................................................... 90

13. RPPH Ketiga ..................................................................................... 93

14. RPPH Keempat .................................................................................. 96

15. RPPH Kelima .................................................................................... 99

16. RPPH Keenam ................................................................................. 102

17. Absensi Siswa Kelas B1 TK Tutwuri Handayani ........................... 105

18. Lembar Observasi/ Pedoman Observasi Variabel X (sebelum) ...... 106

19. Lembar Observasi/ Pedoman Observasi Variabel X (sesudah) ....... 108

20. Lembar Observasi/ Pedoman Observasi Variabel Y (sebelum) ...... 110

21. Lembar Observasi/ Pedoman Observasi Variabel Y (sesudah) ....... 112

22. Rekapitulasi Nilai Variabel X (sebelum) ........................................ 114

23. Rekapitulasi Nilai Variabel X (sesudah) ......................................... 116

24. Rekapitulasi Nilai Variabel Y (sebelum) ........................................ 118

25. Rekapitulasi Nilai Variabel Y (sesudah) ......................................... 120

26. Tabel Penolong Uji Regresi Linier Sederhana ................................ 122

27. Foto Kegiatan Penelitian ................................................................. 123

28. Surat Izin Penelitian ........................................................................ 127

29. Persetujuan Penelitian ..................................................................... 128

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana

untuk membentuk generasi penerus bangsa yang berbudi pekerti luhur,

bermoral dan bermartabat dalam mewujudkan cita-cita bangsa indonesia.

Pendidikan harus dimulai sejak masa usia dini, karena pada masa ini anak

mudah menerima rangsangan yang diberikan dan segala potensi yang dimiliki

dapat dikembangkan secara optimal. Hal ini tercantum dalam UU No.20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1, pasal 1, butir 14 yang

menyatakan bahwa :

pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

dan perkembangan anak.

Berdasarkan kutipan di atas, pembinaan yang diberikan berupa rangsangan

yang dapat membantu mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan agar

dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan perkembangannya.

Ada beberapa aspek perkembangan anak yang dapat dikembangkan pada masa

anak usia dini tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar

2

Nasional Pendidikan Anak Usia Dini menyatakan bahwa terdapat enam aspek

perkembangan yang dapat distimulus, salah satunya adalah aspek

perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif adalah proses yang terjadi

secara internal dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia berfikir.

Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap. Ada beberapa bagian

dari lingkup perkembangan kognitif salah satunya adalah berfikir logis yang

terbagi menjadi dua yaitu: mengenal pola 1234-1234, mengenal lambang

bilangan 1-20.

Namun kenyataan yang ditemukan di lapangan menunjukan bahwa sebagian

besar anak di TK Tutwuri Handayani Bandar Lampung belum dapat

meningkatkan kemampuannya dalam mengolah angka serta kemahiran dalam

menggunakan logika, hal ini ditunjukan bahwa anak belum mampu mengenal

pola 1234-1234 dan mengenal lambang bilangan 1-20 serta anak belum dapat

menuangkan kemampuan logikanya dalam melakukan bermain.

Hasil observasi dalam kegiatan menyebutkan pola 1234-1234 terdapat 5 anak

dapat menyebutkan pola 1234-1234 secara cepat, lantang dan jelas, 4 anak

dapat menyebutkan pola 1234-1234 secara cepat, lantang tetapi kurang jelas,

11 anak dapat menyebutkan pola 1234-1234 dengan suara lantang, 10 anak

tidak dapat menyebutkan pola 1234-1234. Pada saat menunjukan pola 1234-

1234 terdapat 6 anak mau menunjukan pola 1234-1234 secara cepat dan tepat,

8 anak mau menunjukan pola 1234-1234 secara cepat tetapi kurang tepat, 10

anak mau menunjukan pola 1234-1234, 6 anak tidak dapat menunjukan pola

1234-1234. Pada kegiatan menyusun pola 1234-1234 terdapat 8 anak dapat

3

menyusun pola 1234-1234 secara cepat dan tepat, 10 anak dapat menyusun

pola 1234-1234 secara cepat tetapi kurang tepat, 7 anak dapat menyusun pola

1234-1234, 5 anak tidak dapat menyusun pola 1234-1234.

Pada kegiatan menyebutkan lambang bilangan 1-20 terdapat 8 anak dapat

menyebutkan lambang bilangan 1-20 secara cepat dan jelas, 9 anak dapat

menyebutkan lambang bilangan 1-20 secara cepat tetapi kurang jelas, 7 anak

dapat menyebutkan lambang bilangan 1-20, 6 anak tidak dapat menyebutkan

lambang bilangan 1-20. Pada kegiatan menunjukan lambang bilangan 1-20

terdapat 7 anak dapat menunjukan lambang bilangan 1-20 secara tepat dan

benar, 9 anak dapat menunjukan lambang bilangan 1-20 secara tepat, 6 anak

dapat menunjukan lambang bilangan 1-20, 8 anak tidak dapat menunjukan

lambang bilangan 1-20. Pada kegiatan mengurutkan lambang bilangan 1-20

terdapat 9 anak dapat mengurutkan lambang bilangan 1-20 secara cepat dan

benar, 8 anak dapat mengurutkan lambang bilangan 1-20 secara cepat, 8 anak

dapat mengurutkan lambang bilangan 1-20, 5 anak tidak dapat mengurutkan

lambang bilangan.

Hal tersebut disebabkan guru tidak melakukan proses pembelajaran melalui

kegiatan bermain sehingga anak merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran, selain itu media pembelajaran hanya melalui LKA

(Lembar Kerja Anak). Berdasarkan permasalahan di atas, salah satu upaya

yang dapat dilakukan untuk membantu mengembangkan kecerdasan logis

matematis anak adalah melalui kegiatan bermain.

4

Bermain merupakan sarana yang dapat mengembangkan kecerdasan anak

secara optimal karena anak akan mudah menerima pembelajaran melalui

aktivitas bermain. Bermain juga merupakan kebutuhan bagi anak karena

melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat

mengembangkan kemampuan dirinya. Hal inilah yang menjadi dasar dari

pembelajaran anak usia dini.

Secara konsep, ada beberapa jenis aktivitas bermain yaitu bermain aktif,

bermain bebas, bermain konstruktif, bermain peran dan eksplorasi. Salah satu

jenis aktivitas bermain yang dapat meningkatkan kecerdasan logis matematis

anak melalui bermain konstruktif. Bermain konstruktif dapat mengembangkan

imajinasi anak. Anak dapat membuat sesuatu menggunakan benda seperti lego.

Bermain konstruktif tidak membuat anak merasa bosan karena dalam aktivitas

ini yang terpenting adalah kesenangan. Anak-anak akan merasa sibuk membuat

hal baru seperti menggunakan lego. Bermain konstruktif juga tidak membuat

anak menjadi malas, karena selama anak melakukan aktivitas bermain, mereka

akan terus menggunakan daya imajinasinya untuk menghidupkan permainan

dengan membuat hal-hal yang baru.

B. Identifikasi Masalah

1. Anak belum mampu mengenal pola 1234-1234

2. Anak belum mampu mengenal lambang bilangan 1-20

3. Guru tidak melakukan proses pembelajaran melalui bermain sehingga anak

merasa bosan dan jenuh

4. Media pembelajaran hanya melalui LKA (Lembar Kerja Anak)

5

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan peneliti membatasi masalah

yaitu: aktivitas bermain konstruktif dan peningkatan kecerdasan logis

matematis anak usia 5-6 tahun di TK Tutwuri Handayani.

D. Rumusan Masalah dan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan,

diajukan rumusan masalah yaitu: Anak usia 5-6 tahun di TK Tutwuri

Handayani belum dapat meningkatkan kecerdasan logis matematis.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat diperoleh permasalahan

peneliti sebagai berikut : “Apakah aktivitas bermain konstruktif dapat

meningkatkan kecerdasan logis matematis pada anak usia 5-6 tahun ?

Dengan demikian judul penelitian ini adalah “Aktivitas Bermain Konstruktif

terhadap Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis Anak Usia 5-6 Tahun

di TK Tutwuri Handayani Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan permasalahan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui pengaruh aktivitas bermain konstruktif terhadap

peningkatan kecerdasan logis matematis anak usia 5-6 tahun

6

F. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoristis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi program studi Pendidikan

Anak Usia Dini dalam mengembangkan kecerdasan logis matematis, serta

dapat memberi pengetahuan kepada guru metode yang dapat digunakan

untuk meningkatkan kecerdasan logis matematis anak.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Guru

Guru dapat mengetahui cara mengembangkan kecerdasan logis

matematis anak dengan optimal serta dapat memberikan aktivitas-

aktivitas pembelajaran melalui bermain yang menyenangkan bagi anak.

b. Untuk Kepala Sekolah

Memberikan gambaran bagi kepala sekolah untuk menyediakan fasilitas

bermain agar anak dapat mengembangkan kecerdasan yang dimiliki

dengan optimal.

c. Untuk Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan bagi peneliti lain

guna penyempurnaan penelitian selanjutnya.

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini merupakan anak yang berada dalam usia 0-6 tahun. Usia dini

merupakan usia yang sangat penting untuk perkembangan anak sehingga

disebut Golden age . Anak usia dini belajar dengan caranya sendiri bila ditinjau

dari hakikat anak usia dini maka anak mempunyai dua aspek perkembangan

otak sebagai pusat kecerdasan terjadi sangat pesat.

Menurut Sujiono (2013:6-7) anak usia dini adalah sosok individu yang

sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan

fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Pendidikan anak usia dini adalah

suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih

lanjut.

Sedangkan Menurut Isjoni (2011: 24) anak usia dini adalah individu yang

sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat

pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Karena itulah,

maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas), yaitu usia yang

sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya, usia tersebut merupakan

fase kehidupan yang unik.

Sejalan dengan pendapat Ulfah (2015 : 2) anak usia dini merupakan usia

emas (golden age), dalah hal ini seorang Psikologi terkemuka Howard

Gardner menyatakan bahwa anak-anak pada usia lima tahun pertama

selalu diwarnai dengan keberhasilan dalam belajar mengenai segala hal.

8

Berdasarkan ketiga kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia

dini adalah usia emas atau disebut golden age yang dimana pada usia ini anak

memiliki perkembangan yang sangat pesat dalam pembelajarannya. Melalui

pemberian rangsangan yang diberikan guru membuat anak berhasil atau

tidaknya pendidikan anak.

B. Teori Belajar

Manusia adalah mahluk yang tumbuh dan berkembang, dalam kehidupan

sehari-hari manusia memerlukan pikirannya untuk menjalani aktivitas-

aktivitasnya, melalui belajar manusia dapat mengembangkan pikirannya serta

dapat beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya.

Menurut Sumanto (2013:167) Teori belajar menggungkapkan bahwa

perkembangan adalah hasil belajar. Perubahan sepanjang hidup yang

dialami manusia didasarkan pada pengalaman, atau adaptasi individu

terhadap lingkungannya. Teori belajar melihat perkembangan sebagai

kesinambungan dan menekankan perubahan kuantitatif.

Teori yang memberikan pandangan khusus tentang belajar diantaranya : 1.

Kognitivisme, 2. Konstruktivisme

1. Teori Belajar Kognitivisme

Kognitivisme merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai

pembahasan juga sering disebut model kognitif (cognitive model) atau

model perseptual (perceptual model). Menurut teori belajar ini tingkah laku

seseorang ditentukan oleh persepsi atau pemahaman tentang situasi yang

berhubungan dengan tujuan-tujuannya. Menurut aliran ini, kita belajar

disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa atau

9

kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha

menjelaskan dalam belajar bagaimana orang-orang berpikir. Oleh karena itu

aliran dalam kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada

hasil belajar itu sendiri, karena menurut teori ini bahwa belajar melibatkan

proses berpikir yang kompleks.

2. Teori Belajar Konstruktivisme

Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang individu melalui proses

interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Menurut Conny

(dalam Isjoni, 2011: 76) menyatakan belajar adalah membangun (to

construct) pengetahuan itu sendiri, setelah dipahami, dicernakan dan

merupakan perbuatan dari dalam diri seseorang. Pendapat lain juga

dikemukakan oleh Lev Vygotsky dalam Sujiono (2013:60) berpendapat

bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain,

melainkan sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak.

Berdasarkan kedua kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan itu terbentuk bukan dari objek semata, akan tetapi juga dari

kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang di

amatinya. Sehingga untuk membangun pengetahuan yang luas diperlukan

pengetahun yang baru untuk melengkapi pengetahuan yang dimilikinya.

C. Perkembangan Kognitif

Kognitif merupakan sesuatu yang berhubungan dengan intelegensi yang

dimiliki anak, kognitif lebih bersifat pasif atau statis yang merupakan potensi

atau daya untuk memahami sesuatu yang berupa aktivitas atau perilaku.

10

Menurut Susanto (2011:47) kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu

kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan

mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif

berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai

seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditunjukan kepada ide-

ide dan belajar.

Sedangkan menurut Desmita (2009: 97) kognitif atau pemikiran adalah

istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua

aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan dan

pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh

pengetahuan.

Sejalan dengan pendapat Sujiono (2006 : 3) kognitif adalah suatu proses

berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan

mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.

Berdasarkan ketiga kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

perkembangan kognitif adalah suatu kemampuan atau intelegensi yang dimiliki

anak untuk dapat menjalankan aktivitas sehari-hari.

Kognisi meliputi berbagai aspek, seperti persepsi, ingatan, pikiran,

simbol,penalaran dan pemecahan masalah. Sehubungan dengan hal ini piaget

berpendapat, bahwa pentingnya guru mengembangkan kognitif pada anak

adalah :

1. Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang

dilihat, didengar dan dirasakan, sehingga anak akan memiliki pemahaman

yang utuh dan komprehensif.

2. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan semua

kejadian yang dialaminya.

3. Agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam rangka

menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.

4. Agar anak mampu memahami simbol-simbol yang tersebar didunia

sekitanya.

5. Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran, baik yang terjadi secara

alamiah (spontan), maupun melalui proses ilmiah (percobaan)

11

6. Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya,

sehingga pada akhirnya anak akan menjadi individu yang mampu menolong

dirinya sendiri.

Melalui pengembangan kognitif, fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat

dan tepat untuk mengatasi suatu situasi dan cara untuk memecahkan suatu

masalah.

1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Dalam aspek perkembangan kognitif anak usia dini dimana pada tahap ini

merupakan tahap praoperasional dimana anak belum dapat menguasai

pemikirannya secara logis. Dilihat dari tahapan perkembangan kognitif

menurut Piaget (dalan Isjoni, 2011:27-28 ), anak usia prasekolah / kelompok

bermain berada pada tahapan praoperasional, yaitu tahapan dimana anak

belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai dengan

berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu

yang lain dengan menggunakan simbol-simbol. Melalui kemampuan di atas

anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal.

Menurut kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan

kognitif anak usia dini kemampuannya dapat berkembang melalui

permainan yang berhubungannya dengan simbol-simbol, pola-pola dll.

Melalui bermain simbol-simbol atau pola anak dapat mengembangkan

imajinasinya

Masitoh dkk, (dalam Isjoni, 2011: 27-28) mengemukakan

perkembangan kognitif pada masa prasekolah / kelompok bermain

mampu berpikir dengan menggunakan simbol , berpikiran masih

dibatasi oleh persepsi. Mereka meyakini apa yang dilihatnya, dan hanya

terfokus pada suatu dimensi terhadap suatu objek dalam waktu yang

sama. Cara berpikir mereka bersifat memusat dan berpikirnya masih

12

kaku. Cara berpikirnya masih terpokus pada keadaan awal atau akhir

suatu proses, bukan kepada prosesnya itu sendiri. Anak sudah mulai

mengerti dasar-dasar mengelompokan sesuatu atas dasar satu dimensi,

seperti atas kesamaan warna, bentuk dan ukuran.

Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa pada masa prasekolah anak sudah

mampu berpikir dan menggunakan simbol. Meskipun cara berpikir mereka

dibatasi oleh persepsi serta masih bersifat memusat dan kaku, namun mereka

sudah mulai mengerti bagaimana mengklasifikasi sesuatu berdasarkan

pemahaman mereka yang masih sederhana Piaget dalam (Beaty, 2013: 270)

membagi pengetahuan yang anak-anak susun dalam tiga kategori :

a. Pengetahuan fisik, dimana anak-anak belajar tentang objek dilingkungan

mereka secara fisik manipulasi objek.

b. Pengetahuan logis-matematis, anak-anak menyusun hubungan tentang

benda-benda seperti sama dan berbeda, lebih dan kurang, mana yang

sekelompok, berapa banyak seberapa banyak.

c. Pengetahuan sosial, anak-anak mempelajari aturan bagi perialaku dan

pengetahuan tentang tindakan orang-orang lewat keterlibatan mereka

dengan orang-orang.

2. Tipe Perkembangan Kognitif Anak

Kognitif akan lebih mudah untuk orang dewasa lainnya dalam menstimulasi

kemampuan kognitif anak, sehingga akan tercapai optimalisasi potensi pada

masing-masing anak.

Menurut Susanto (2011: 61-63) mengatakan bahwa terdapat beberapa

tujuan perkembangan kognitif diarahkan pada perkembangan

kemampuan salah satunya adalah perkembangan geometri yaitu

kemampuan ini berhubungan dengan pengembangan konsep bentuk dan

ukuran.

Sedangkan menurut Sujiono (2006 : 2.14) adapun beberapa tujuan

pengembangan kognitif diarahkan pada pengembangan kemampuan

salah satunya yaitu perkembangan geometri, pengembangan pada

pendidikan anak usia dini dalam berbagai kajian dalam rangka

mengoptimalkan potensi anak khususnya pada perkembangan kognitif.

13

Berdasarkan kedua kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

perkembangan geometri berhubungan dengan kemampuan kognitif anak

usia dini. Dengan mengembangkan perkembangan geometri anak lebih

mudah dalam mengembangkan kemampun aspek kognitifnya.

Individu berpikir menggunakan pikirannya. Kemampuan ini yang

menentukan cepat tidaknya atau terselesaikan tidaknya suatu masalah yang

sedang dihadapi. Solehuddin (dalam Susanto, 2011:64) mengemukan bahwa

dalam aspek kognisi atau kemampuan berpikir, pada usia dini (0-6 tahun)

terjadi perubahan yang dramatis. Perkembangan yang terjadi bukan hanya

secara kuantitatif tetapi juga kualitatif. Intelegensi memang memainkan

peran penting dalam kehidupan seseorang, tetapi intelegensi bukanlah satu-

satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang.

Salah satu kemampuan yang sangat penting bagi anak yang perlu

dikembangkan dalam rangka membekali mereka, untuk bekal kehidupannya

dimasa depan dan saat ini ialah memberikan bekal kemampuan.

Menurut Munandar (dalam Susanto, 2011: 97) kemampuan merupakan

daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan

latihan. Seseorang dapat melakukan sesuatu karena adanya kemampuan

yang dimilikinya.

Dalam pandangan Munandar, kemampuan ini ialah potensi seseorang yang

merupakan bawaan sejak lahir serta dipermatang dengan adanya pembiasaan

dan latihan. Dapat dipahami bahwa kemampuan merupakan suatu daya atau

kesanggupan dalam diri setiap individu dimana daya ini dihasilkan dari

pembawaan dan juga latihan yang mendukung individu dalam menyelesaikan

tugasnya.

14

Kemampuan kecerdasan logis matematis mempunyai arti yaitu suatu

kemampuan logika matematika yang dimiliki oleh setiap anak untuk

mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangan dimulai dari

lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan

kemampuannya dapat meningkat ketahap pengertian intelegensi berpikir anak.

D. Kecerdasan Logis Matematis

1. Pengertian kecerdasan logis matematis

Kecerdasan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan

keberhasilan peserta didik dalam belajar disekolah. Macam-macam

kecerdasan dapat dimiliki anak, salah satunya yaitu kecerdasan logis

Matematis.

Menurut Yus (2011: 71) Kecerdasan logis matematis adalah kemampuan

untuk memahami dasar-dasar operasional yang berhubungan dengan angka

dan prinsip-prinsip serta kepekaan melihat pola.

Sedangkan menurut Musfiroh (2005: 60) kecerdasan logika matematis

berkaitan dengan kemampuan mengolah angka atau kemahiran

menggunakan logika. Anak-anak yang mempunyai kelebihan dalam

logika matematika menyukai kegiatan bermain yang berkaitan dengan

berpikir logis.

Sejalan dengan pendapat Dahlia (2014: 86) kecerdasan matematis logis

adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan yang

dilakukan dengan cara berpikir secara logis. Kecerdasan ini memiliki

dua unsur yakni matematika dan logika.

Berdasarkan ketiga kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

Kecerdasan logis matematis merupakan kemampuan anak dalam mengenal

angka dan prinsip-prinsip dalam melihat pola serta kemahiran dalam

menggunakan logika.

15

2. Tujuan Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis

Logika adalah ilmu penalaran atau keterampilan berpikir dengan tepat.

Dalam berpikir membutuhkan keterampilan untuk bisa mengerti fakta

,memahami konsep, saling keterkaitan atau saling berhubungan.

Menurut Dahlia (2014: 87) Komponen inti dari kecerdasan berpikir logis

matematis mencakup kepekaan memahami pola-pola logis atau numerik dan

kemampuan mengolah alur pemikiran yang panjang. Sedangkan

kompetensinya lebih condong pada kemampuan berhitung,berpikir logis

serta memecahkan masalah. Anak yang memiliki kecerdasan logis

matematis yang tinggi akan terlihat pada ciri-ciri sebagai berikut :

1. Anak usia 1 tahun dapat mengenal benda dan warna

2. Anak usia 1-2 tahun dapat mengenal bentuk dan lamabng bilangan (1

dan 2)

3. Anak usia 2-3 tahun mampu mengelompokan benda yang berbentuk

sama dan mampu mengenal lambang bilangan hingga hitungan 5

4. Anak usia 3-4 tahun mampu membedakan bentuk dan ukuran (besar-

kecil, panjang-pendek), mampu mengurutkan angka satu sampai sepuluh

5. Anak usia 4-5 tahun anak suka membongkar mainannya sendiri untuk

sekedar dilihat apa yang ada didalamnya dan kemudian dirangkai

kembali, anak suka mengurut-urutkan (membuat urutan) sesuatu dari

yang paling kecil,agak besar,hingga terbesar atau sebaliknya.

6. Anak usia 5-6 tahun, mampu mengurutkan bilangan 1-20, senang dalam

melakukan permainan menggunakan benda konkret.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Logis Matematis

Musfiroh (2005: 61) Guru dapat menstimulasi kecerdasan logika matematik

anak dengan memberikan mainan yang berupa benda konkret, kecerdasan

logika matematik juga dapat ditumbuhkan melalui interaksi positif yang

mampu memuaskan rasa ingin tahu anak. Oleh karena itu guru harus dapat

menjawab pertanyaan-pertanyaan anak dan memberikan permainan-

16

permainan yang merangsang logika anak seperti permainan yang

menggunakan kemampuan membandingkan urutan besar-kecil,panjang

pendek .

Dapat ditarik kesimpulan dari kajian pendapat di atas adalah bahwa

bermain menggunakan benda konkret dapat merangsang kemampuan logika

anak dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki anak.

E. Tinjauan Tentang Bermain

1. Pengertian Bermain Anak Usia Dini

Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena

bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Bermain dapat

mengembangkan potensi serta imajinasi yang anak miliki. Belajar melalui

bermain tidak membuat anak jenuh dan bosan, karena bermain adalah hidup

mereka. Berikut definisi dari beberapa pendapat:

Menurut Piaget dan Mayesty (dalam Sujiono, 2004: 144) mengatakan

bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan

menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang.

Sedangkan menurut Ulfah (2015: 34) bermain adalah salah satu

pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk anak usia

dini. Dengan menggunakan strategi, metode, materi/ bahan dan media

yang menarik,permainan dapat diikuti anak secara menyenangkan.

Sejalan dengan pendapat Triharso (2013: 1) bermain dapat dilakukan

dengan atau tanpa mempergunakan alat, yang menghasilkan pengertian dan

memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak.

17

Berdasarkan ketiga kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

bermain adalah suatu kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan

didalam diri anak. Melalui bermain anak dapat mengeluarkan seluruh

potensinya. Melalui bermain anak dapat memperoleh materi belajar yang

menyenangkan dan merasa tidak terbebani.

2. Tujuan Bermain Pada Anak Usia Dini

Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang dapat disamakan dengan

bekerja pada orang dewasa. Bermain memiliki pengaruh yang sangat besar

terhadap perkembangan seorang anak. Bermain pada anak usia dini

memiliki tujuan yang penting dalam melakukan pembelajaran sehari-hari.

Menurut Eheart dan Leavitt (dalam Sujiono, 2004 : 145) mengatakan

bahwa pembelajaran dapat mengembangkan berbagai potensi pada

anak, tidak saja pada potensi fisik, tetapi juga pada perkembangan

kognitif, bahasa, sosial emosional, kreatifitas dan pada akhirnya prestasi

akademik.

Sedangkan menurut Ulfah (2015 : 34) permainan adalah sesuatu yang

menyenangkan, suka rela,penuh arti dan aktivitas spontan. Permainan

sering juga dianggap kreatif, yang menyertakan pemecahan masalah,

belajar sosial baru, bahasa baru dan keterampilan fisik baru.

Dari beberapa kajian pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

tujuan Bermain pada anak usia dini adalah mengembangkan aspek

perkembangan seperti bahasa, kognitif dan sosial emosional, melalui

bermain anak dapat menemukan bahasa-bahasa baru yang yang belum ia

miliki dan melalui bermain anak dapat memecahkan masalah-masalah yang

sulit ia pecahkan bersama lingkungan sekitarnya.

18

3. Karakteristik Bermain Pada Anak Usia Dini

Jeffre, McConkey dan Hewson (dalam Sujiono, 2004 : 146 ) berpendapat

bahwa terdapat enam karakterisik kegiatan bermain pada anak yang perlu

dipahami oleh stimulator, yaitu :

a. Bermain muncul dari dalam diri anak

b. Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat, kegiatan untuk

dinikmati

c. Bermain adalah aktivitas nyata dan sesungguhnya

d. Bermain harus difokuskan pada proses dari pada hasil

e. Bermain harus didominasi oleh pemain

f. Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain

4. Fungsi dan Tipe Permainan

Bermain memiliki fungsi yang penting dalam pembelajaran anak sehari-

hari, fungsi dari bermain yaitu anak dapat memiliki perkembangan

kompetensi dan imajinasi yang sebelumnya tidak ia miliki, melalui bermain

anak dapat mengembangkan potensi yang belum ia miliki.

Piaget (dalam Santrok, 2007: 217) bermain adalah aktivitas yang

dibatasi oleh dan medium yang mendorong perkembangan kognitif

anak. Bermain memungkinkan anak mempraktikan kompetensi dan

keahlian mereka dengan cara yang rileks dan menyenangkan. Piaget

percaya bahwa struktur kognitif perlu dilatih, dan permainan adalah

latar yang sempurna bagi latihan ini.

Menurut kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bermain

merupakan cara yang lebih sempurna dalam mengembangkan aspek

perkembangan yang anak miliki.

Bergen (dalam Santrok, 2007 : 218) diantara tipe permainan yang paling

banyak dipelajari kini adalah permainan sensorimotor dan praktik,

permainan berpura-pura/ simbolik, permainan sosial, permainan konstruktif

dan games.

19

Bermain melalui benda-benda yang nyata (kongkret) merupakan hal yang

paling menyenangkan bagi anak, karna dengan bermain benda yang nyata

anak mendapatkan pembelajaran yang banyak.

F. Aktivitas Bermain Konstruktif

1. Aktivitas

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2012) aktivitas adalah suatu kegiatan

atau keaktifan yang dilaksanakan dalam tiap bagian yang dilakukan. Dapat

disimpulkan bahwa aktivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahluk

hidup sepanjang hayat, dalam melakukan aktivitas kita sebagai mahluk

hidup dapat mengenal lingkungan sekitar serta dapat beradaptasi terhadap

satu sama lain.

2. Pengertian Bermain Konstruktif

Bermain konstrukif yaitu permainan yang dilakukan anak-anak dalam

membuat bentuk-bentuk dari lego. Permainan konstruktif merupakan suatu

bentuk permainan umum yang menggunakan benda nyata (kongkret).

Menurut Tedjasaputra (2001:28) bermain konstruktif adalah kegiatan

bermain dimana anak membentuk sesuatu,menciptakan bangunan

tertentu dengan alat permainan yang tersedia, seperti membuat rumah-

rumahan menggunakan lego.

Sedangkan menurut Suratno (2005 :83-84) mengemukakan permainan

konstruktif adalah kegiatan anak bermain dengan menggunakan

berbagai alat dan benda untuk menciptakan atau menghasilkan karya

tertentu. Melalui kegiatan bermain konstruktif anak akan

berkesempatan untuk berpikir secara imajinatif sehingga pikirannya

lebih berdaya.

Sejalan dengan pendapat Tedjasaputra (2001: 50) permainan konstruktif

adalah kegiatan yang menggunakan berbagai benda untuk menciptakan

suatu hasil karya tertentu. Dalam penelitian ini permainan konstruktif

20

yang dimaksud adalah suatu aktivitas dimana anak dapat membentuk

atau menciptakan sebuah hasil karya tertentu.

Berdasarkan ketiga kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

bermain konstruktif adalah bermain yang menggunakan benda nyata yang

dapat menciptakan/ menghasilkan karya tertentu yang dilakukan anak.

Melalui bermain konstruktif anak dapat menuangkan imajinasi serta ide-ide

yang ia miliki melalui karya yang ia buat.

3. Pengertian Bermain Lego

Bermain lego adalah seperangkat mainan susun bangun yang terbuat dari

plastik berbentuk persegi panjang dan bergerigi sehingga dapat disatukan.

Mainan ini disebut seperangkat, karena terdiri dari banyak bentuk persegi

panjang yang dapat dibangun menjadi berbagai bentuk. Misalnya bentuk

mobil, motor,rumah,gedung dll. Semua bentuk dapat dibuat dan dibangun

sesuai dengan keinginan serta imajinasi setiap anak. Bermain lego dapat

dinamakan bermain konstruktif karena dalam bermain lego anak dapat

membangun sesuatu secara aktif menggunakan lego yang telah tersedia

melalui pengetahuan yang dimilikinya.

a. Aturan Bermain

Berikut adalah beberapa peraturan yang harus diperhatikan dalam

bermain lego :

1. Persiapkan lego-lego yang akan dimainkan dengan beragam bentuk

dan warna.

2. Berikan kepada anak tentang bentuk dan konsep yang akan dibuat

dalam permainan.

3. Susun lego-lego tersebut sesuai dengan imajinasi dan keinginan anak

4. Permainan ini dapat dimainkan secara individual maupun kelompok.

21

b. Adapun kegunaan dari permainan lego adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan logika anak

2. Mengenalkan konsep dasar matematika. Dalam bermain lego bisa

ditemukan beragam konsep seperti, warna, bentuk dan ukuran serta

dapat mengenalkan lambang bilangan dan pola 1234-1234.

3. Merangsang logika dan imajinasi anak. Untuk membangun sesuatu,

tentuya diperlukan kemampuan dalam berimajinasi. Imajinasi yang

dituangkan dalam karya tersebut dapat mengasah logika anak dalam

mencipta beragam bentuk dalam bermain lego.

4. Melatih kesabaran. Dalam menyusun lego satu demi satu agar

terbentuk bangunan seperti imajinasinya, tentu anak memerlukan

kesabaran.

5. Secara sosial, anak dapat belajar berbagi ketika bermain susun lego

bersama teman, hal ini dapat terlatih mengajarkan anak untuk selalu

berbagi.

6. Mengembangkan rasa percaya diri pada anak. Ketika anak bermain

susunan lego dan dapat membuat bangunan tentu anak merasa puas

dan gembira. Pencapaian ini bisa menumbuhkan rasa percaya diri

terhadap kemampuan yang anak miliki.

G. Penelitian Relavan

Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang relavan dengan

penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun penelitian yang dulu dengan

penelitian ini adalah :

a. Desi Raswati (2015) dalam penelitian yang berjudul “ Meningkatkan

Kecerdasan Logis Matematis Anak Usia Dini Melalui Permainan Mencari

Harta Karun ditaman Kanak-Kanak Insani Kecamatan Gedebage Kota

Bandung”. Penelitian ini dilaksanakan untuk memecahkan masalah

melalui permainan mencari harta karun. Pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan lembar observasi, lembar wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi. Hasil analisis data dalam bentuk kualitatif

dirubah menjadi data kuantitatif menunjukan hasil yang meningkat.

(http:///kd-cibiru.upi.edu-article)

22

b. Eny Purwaningtyastuti (2012) dalam penelitian yang berjudul

“Meningkatkan Kecerdasan Logika Matematika Anak Melalui Bermain

Balok Kelompok A di TK An-nisa Marditani Celep Kedawung Sragen.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan logika

matematika anak melalui bermain balok. Data penelitian yang

dikumpulkan melalui metode observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian

ini menunjukan adanya peningkatan kecerdasan logika matematika anak

dalam pembelajaran melalui bermain balok. (http:///www.researchgate.net)

c. Ferlin Mediana (2014) dalam penelitian yang berjudul “Implementasi

Bermain Konstruktif Dalam Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial

Pada Anak Usia Dini ditaman kanak-kanak Shandy Putra Terlkom Kota

Bengkulu”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan

visual-spasial dalam pembelajaran anak usia dini. Teknik pengumpulan

data dikumpulkan dengan cara observasi dan dokumentasi selanjutnya

hasil yang diperoleh dianalisis dengan presentase. Hasil analisis data

menunjukan bahwa melalui kegiatan bermain konstruktif dapat

meningkatkan kecerdasan visual-spasial. (http:///repository.unib.ac.id-

I,II,III,II-14)

H. Kerangka pikir

Penelitian ini menguraikan tentang aktivitas bermain konstruktif terhadap

peningkatan kecerdasan logis matematis. Bermain kontruktif merupakan

kegiatan bermain dimana anak dapat membentuk sesuatu dan menciptakan

bangunan tertentu dengan alat permainan yang tersedia seperti membuat

23

rumah-rumahan dari lego. Sedangkan kecerdasan logis matematis adalah

kemampuan anak dalam mengenal menggunakan logika yang dimilikinya.

Kecerdasan logis matematis ini memiliki dua unsur yakni matematika dan

logika.

Kenyataan yang peneliti temukan di lapangan sebagian anak di TK Tutwuri

Handayani Bandar Lampung belum dapat meningkatkan kecerdasan logis

matematis. Hal ini terbukti masih sulitnya anak dalam mengenal pola 1234-

1234 dan mengenal lambang bilangan dengan benar, anak-anak pun masih

sulit untuk membedakan angka satu dengan yang lainnya.

Bermain konstruktif dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan logis

matematis anak karena permainan ini dilakukan dengan cara

menyusun,mengurutkan serta menyebutkan angka dan pola yang terdapat di

dalam kepingan-kepingan lego. Saat menggunakan metode aktivitas bermain

konstruktif anak akan aktif serta menyenangkan karena dengan bermain

konstruktif anak tidak akan merasa bosan dan jenuh. Secara tidak langsung

bermain konstruktif ini akan mempengaruhi anak untuk mengetahui bentuk-

bentuk pola dan angka secara detail serta bunyi dari pola dan angka, anak

akan mengetahui benda-benda yang memiliki bentuk angka yang sama.

Berdasarkan uraian di atas, berikut ini adalah gambar serta desain penelitian

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Aktivitas

Bermain

konstruktif (X)

Kecerdasan

logis

matematis (Y)

24

Keterangan :

X : Aktivitas Bermain Konstruktif

Y : Kecerdasan Logis Matematis

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Rumus Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh aktivitas bermain konstruktif terhadap peningkatan

kecerdasan logis matematis anak usia 5-6 tahun.

2. Rumus Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh aktivitas bermain konstruktif terhadap peningkatan

kecerdasan logis matematis anak usia 5-6 tahun.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode ini menggunakan metode Pre-Experimental Design (non designs)

Menurut Sugiyono (2014 : 109) dikatakan Pre-Ekperimental Designs

karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena

masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya

variabel dependen.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian Pre-Experimental Design menggunakan One-Group

Prestest-Posttest Design, maka pada desain ini terdapat prestest sebelum

diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih

akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi

perlakuan Sugiyono (2014 : 110-111)

Gambar 2. Desain One-Group Prestest-Posttest Design

Keterangan :

O1 = Pre-Test diberikan sebelum melakukan aktivitas bermain konstruktif

X = Pemberian atau penggunaan alat permainan konstruktif

O2 = Post-Test diberikan setelah menggunakan alat permainan konstruktif

O1 X O2

26

B. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Pembuatan kisi-kisi instrumen penelitian.

b. Membuat RPPH Menggunakan alat permainan konstruktif .

c. Pembuatan lembar observasi/ pedoman observasi.

d. Menyiapkan alat-alat permainan konstruktif lego.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pertemuan akan dilakukan 6 (enam) kali pertemuan

b. Lembar observasi/pedoman observasi digunakan saat pemberian

perlakuan menggunakan permainan konstruktif.

3. Tahap Pengumpulan

Pelaksanaan pembelajaran dengan permainan konstruktif dan diamati

dengan lembar observasi/ pedoman observasi.

4. Tahap Akhir

Pengolahan dan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dengan

instrument penelitian dan lembar observasi/ pedoman observasi.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dikelompok B TK Tutwuri Handayani Bandar

Lampung, alamat Jln. Pagar Alam Komplek Griya Sejahtera No 3 Gunung

Terang Bandar Lampung.

27

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015-2016.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Semua anak dikelompok B1 yang berusia 5-6 tahun terdiri dari 30 anak

(12 perempuan dan 18 laki-laki) di TK Tutwuri Handayani Bandar

Lampung.

2. Sampel Penelitian

Darmadi (2014 : 65) Sampel pada penelitian ini adalah menggunakan

Sampling Jenuh dimana Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel

bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering

dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau

penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat

kecil. Istilah lain dari Sampling Jenuh ini adalah sensus, dimana semua

anggota populasi dijadikan sampel.

E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

1. Aktivitas Bermain Konstruktif (X)

Definisi konseptual : Aktivitas bermain konstrukif adalah suatu kegiatan

yang dilakukan oleh anak dengan cara membuat bentuk-bentuk dari lego.

Bermain lego adalah seperangkat mainan susun bangun yang terbuat dari

plastik berbentuk persegi panjang dan bergerigi sehingga dapat disatukan

menjadi sebuah bangunan.

28

Definisi Operasional :Nilai yang diperoleh dari observasi terhadap anak

dalam aktivitas bermain konstruktif dijabarkan dalam indikator untuk

mengukur pencapaiannya. Indikator tersebut antara lain : Aktivitas dalam

menaati peraturan bermain,aktivitas pada saat mendengarkan

penjelasan,aktivitas dalam bertanya,aktivitas dalam menjawab

pertanyaan,aktivitas dalam mencari kartu angka dan aktivitas dalam

menunjukan kartu angka sesuai bunyi

2. Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis (Y)

Definisi konseptual : kecerdasan logis matematis merupakan kemampuan

anak untuk mengolah angka dan prinsip-prisip dalam melihat pola serta

kemahiran menggunakan logika. Kecerdasan logis matematis ini memiliki

dua unsur yakni matematika dan logika.

Definisi Operasional :Nilai yang diperoleh dari observasi terhadap anak

dijabarkan dalam indikator untuk mengukur pencapaiannya. Indikator

tersebut antara lain : menyebutkan pola 1234-1234, menunjukan pola

1234-1234, menyusun pola 1234-1234, menyebutkan lambang bilangan 1-

20, menunjukan lambang bilangan 1-20, mengurutkan lambang bilangan

1-20.

F. Teknik Pengumpulan data

a. Observasi

Dimyati (2013 : 92) metode observasi adalah metode pengumpulan data

penelitian dengan melalui pengamatan terhadap objek yang diteliti.

Metode observasi akan lebih baik bila digunakan oleh peneliti untuk

29

mengumpulkan data penelitian yang berupa perilaku, kegiatan dan

perbuatan yang sedang dilakukan oleh subjek penelitian.

Dalam metode observasi ini kita melakukan pengamatan langsung

terhadap objek yang sedang diteliti. Metode observasi ini sangat mudah

dilakukan karna melalui pengamatan yang kita liat, kita dapat langsung

mengumpulkan data yang kita observasi melalui kegiatan-kegiatan yang

berupa perilaku dan perbuatan yang dilakukan.

b. Dokumentasi

Dimyati (2013 : 100) metode dokumentasi merupakan teknik

pengumpulan data penelitian mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat, notulen rapat, agenda dan lain-lain.Teknik

pengumpulan data dengan penelitian dokumentasi dilakukan peneliti agar

peneliti lebih dapat mendapatkan data yang lebih akurat melalui

dokumen-dokumen yang telah diberikan oleh sekolah.

Dengan menggunakan metode dokumentasi kita lebih mudah

mendapatkan data-data yang kita teliti, melalui dokumen-dokumen yang

ada disekolah kita dapat mengumpulkan data lebih cepat dan lebih

akurat.

G. Uji Instrumen

Uji instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas.

a. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Menurut Sugiyono (2014 : 173) valid berarti

30

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur. Validitas terbagi menjadi beberapa bagian yaitu pengujian validitas

konstrak (construct validity),pengujian validitas isi (content validity),

pengujian validitas eksternal. Penelitian ini menggunakan pengujian

validitas yang dilakukan dengan cara pengujian validitas konstrak (uji ahli)

dimana dapat dibantu dengan menggunakan instrumen penelitian yang

sudah diuji oleh ahli, yang dalam penelitian ini instrumen divalidasi oleh

dosen-dosen yang ahli dibidangnya.

Tabel 1 .Instrumen Penilaian Aktivitas Bermain Konstruktif (X) No Indikator yang dinilai Skor

SA A CA KA 1 Aktivitas dalam menaati peraturan bermain 2 Aktivitas pada saat mendengarkan penjelasan 3 Aktivitas dalam bertanya 4 Aktivitas dalam menjawab pertanyaan 5 Aktivitas dalam mencari kartu angka 6 Aktivitas dalam menunjukan kartu angka

sesuai bunyi

Keterangan :

SA (Sangat Aktif) = Skor 4 CA (Cukup Aktif) = Skor 2

A (Aktif) = Skor 3 KA (Kurang Aktif) = Skor 1

Tabel 2.Kisi-Kisi Rubrik Panduan Penilaian Aktivitas Bermain

Kontruktif (X) No Indikator yang

dinilai

Kreteria

penskoran

Deskripsi

1 Aktivitas dalam

menaati

peraturan

bermain

SA

4

Apabila anak dapat menaati peraturan bermain

dengan tertib

A

3

Apabila anak dapat menaati peraturan bermain

akan tetapi kurang tertib

CA

2

Apabila anak mulai dapat menaati peraturan

dalam bermain

KA

1

Apabila anak belum dapat menaati peraturan

dalam bermain

2 Aktivitas pada

saat

mendengarkan

penjelasan

SA

4

Apabila anak aktif dalam mendengarkan

penjelasan

A

3

Apabila anak dapat mendengarkan penjelasan

CA

2

Apabila anak mulai dapat mendengarkan

penjelasan

31

KA

1

Apabila anak belum dapat mendengarkan

penjelasan

3 Aktivitas dalam

bertanya

SA

4

Apabila anak aktif dalam bertanya dengan

suara lantang dan jelas

A

3

Apabila anak dapat bertanya dengan suara

jelas akan tetapi kurang lantang

CA

2

Apabila anak mulai dapat bertanya

KA

1

Apabila anak belum dapat bertanya

4 Aktivitas dalam

menjawab

pertanyaan

SA

4

Apabila anak aktif dalam menjawab

pertanyaan dengan suara lantang dan jelas

A

3

Apabila anak dapat menjawab pertanyaan

dengan suara lantang akan tetapi kurang jelas

CA

2

Apabila anak mulai dapat menjawab

pertanyaan

KA

1

Apabila anak belum dapat menjawab

pertanyaan

5

Aktivitas dalam

mencari kartu

angka

SA

4

Apabila anak aktif dalam mencari kartu angka

tanpa didampingi guru

A

3

Apabila anak dapat mencari kartu angka

dengan didampingi guru

CA

2

Apabila anak mulai aktif dalam mencari kartu

angka

KA

1

Apabila anak belum dapat mencari kartu angka

6 Aktivitas dalam

menunjukan

kartu angka

sesuai dengan

bunyi

SA

4

Apabila anak aktif dalam menunjukan kartu

angka tanpa didampingi guru

A

3

Apabila anak dapat menunjukan kartu angka

dengan didampingi guru

CA

2

Apabila anak mulai dapat menunjukan aktu

angka

KA

1

Apabila anak belum dapat menunjukan kartu

angka

Tabel 3.Instrumen Penilaian Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis No Aspek yang dinilai Indikator Penilaian

4 3 2 1

1 Mengenal pola 1234-

1234

1. Menyebutkan pola 1234-

1234

2. Menunjukan pola 1234-

1234

3. Menyusun pola 1234-1234

2 Mengenal lambang

bilangan 1-20

4. Menyebutkan lambang

bilangan 1-20

5. Menunjukan lambang

bilangan 1-20

6. Mengurutkan lambang

bilangan 1-20

32

Keterangan :

Skor 4 = Berkembang Sangat Baik (BSB)

Skor 3 = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

Skor 2 = Mulai Berkembang (MB)

Skor 1 = Belum Berkembang (BB)

Tabel 4.Kisi-Kisi Rubrik Panduan Penilaian Peningkatan Kecerdasan Logis

Matematis No Indikator yang dinilai Kriteria

Penilaian

Deskripsi

1 Menyebutkan pola

1234-1234

BSB

4

Apabila anak dapat menyebutkan pola

1234-1234 secara cepat, lantang dan jelas

BSH

3

Apabila anak dapat menyebutkan pola

1234-1234 secara cepat, lantang tetapi

kurang jelas

MB

2

Apabila anak dapat menyebutkan pola

1234-1234 dengan suara lantang

BB

1

Apabila anak tidak dapat menyebutkan

pola 1234-1234

2 Menunjukan pola

1234-1234

BSB

4

Apabila anak mau menunjukan pola 1234-

1234 secara cepat dan tepat

BSH

3

Apabila anak mau menunjukan pola 1234-

1234 secara cepat tetapi kurang tepat

MB

2

Apabila anak mau menunjukan pola 1234-

1234

BB

1

Apabila anak tidak dapat menunjukan pola

1234-1234

3 Menyusun pola 1234-

1234

BSB

4

Apabila anak dapat menyusun pola 1234-

1234 secara cepat dan tepat

BSH

3

Apabila anak dapat menyusun pola 1234-

1234 secara cepat tetapi kurang tepat

MB

2

Apabila anak dapat menyusun pola 1234-

1234

BB

1

Apabila anak tidak dapat menyusun pola

1234-1234

4 Menyebutkan lambang

bilangan 1-20

BSB

4

Apabila anak dapat menyebutkan lambang

bilangan 1-20 secara cepat dan jelas

BSH

3

Apabila anak dapat menyebutkan lambang

bilangan 1-20 secara cepat tetapi kurang

jelas

MB

2

Apabila anak dapat menyebutkan lambang

bilangan 1-20

BB

1

Apabila anak tidak dapat menyebutkan

lambang bilangan 1-20

5 Menunjukan lambang

bilangan 1-20

BSB

4

Apabila anak dapat menunjukan lambang

bilangan 1-20 secara tepat dan benar

BSH

3

Apabila anak dapat menunjukan lambang

bilangan 1-20 secara tepat

MB

2

Apabila anak dapat menunjukan lambang

bilangan 1-20

BB

1

Apabila anak tidak dapat menunjukan

lambang bilangan 1-20

6 Mengurutkan lambang

bilangan 1-20

BSB

4

Apabila anak dapat mengurutkan lambang

bilangan 1-20 secara cepat dan benar

33

BSH

3

Apabila anak dapat mengurutkan lambang

bilangan 1-20 secara cepat

MB

2

Apabila anak dapat mengurutkan lambang

bilangan 1-20

BB

1

Apabila anak tidak dapat mengurutkan

lambang bilangan

b. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun

internal. Menurut Sugiyono (2010:130) pengujian secara eksternal dapat

dilakukan secara test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya.

Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis

konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.

Pengujian reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan internal consistency. Pengujian ini dilakukan dengan cara

mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh

dianalisis dengan teknik belah dua dari Spearman Brown dengan rumus

dalam Sugiyono (2010:131) adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Rumus Spearman Brown

Keterangan :

reliabilitas seluruh instrument

korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

=

34

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul. Setelah diberi

perlakuan, data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui besarnya

peningkatan kecerdasan logis matematis. Teknik analisis data dalam

penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif diuji dengan teknik

Regreasi Sederhana. Untuk menyajikan data secara singkat maka perlu

menentukan interval, rumus interval dalam Hadi (2006:178) adalah sebagai

berikut :

I

Gambar 4. Rumus Interval

Keterangan :

i = Interval

NT = Nilai Tertinggi

NR = Nilai Terendah

K = Kategori

1. Analisis Tabel

Setelah diberi perlakuan, data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui

besarnya peningkatan kecerdasan logis matematis anak usia dini. Data

yang diperoleh digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis

penelitian. Tabel tersebut dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang.

a. Aktivitas Bermain Konstruktif

Tabel 5. Tabel Tunggal Aktivitas Penerapan Bermain Konstruktif No Nama Anak Aktivitas bermain

konstruktif (X)

Jumlah

1

2

3

4

5

35

b. Kecerdasan Logis Matematis

Tabel 6. Tabel Tunggal Kecerdasan Logis Matematis No Nama Anak Kecerdasan logis

matematis (Y)

Jumlah

1

2

3

4

5

c. Tabel 7.Tabel Silang Antara Aktivitas Bermain Konstruktif dan

Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis

No Aktivitas Bermain

Kecerdasan Logis Matematis

Jumlah

BSB BSH MB BB

1 Sangat Aktif

2 Aktif

3 Cukup Aktif

4 Kurang Aktif

Jumlah

1. Analisis Uji Hipotesis

Analisis Regreasi Linier Sederhana

Dalam penelitian ini guna mengetahui adanya pengaruh aktivitas bermain

konstruktif dalam peningkatan kecerdasan logis matematis anak usia dini,

teknik yang digunakan dalam menganalisis uji hipotesis menggunakan

ujiregresi linier sederhana dengan rumus (dalam Siregar, 2015: 220)

adalah sebagai berikut :

=a+bX

Gambar 5. Rumus Persamaan Regresi Linier Sederhana

Keterangan :

= Variabel Terikat

X = Variabel Bebas

a dan b = Konstanta

36

Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung terlebih

dahulu harga a dan b. Cara menghitung harga a dan b menurut Siregar

(2015: 221) yaitu :

Mencari nilai konstanta

Gambar 6. Rumus Mencari nilai konstanta b

Keterangan :

= Subjek dalam variabel dependen yang diprediksi

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

∑x = Jumlah subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai

tertentu

∑y = Jumlah subjek dalam variabel dependen yang diprediksi

b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka

peningkatan atau pun penurunan variabel dependen yang didasarkan

pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan

apabila (-) maka arah garis turun.

n = Jumlah data

Mencari nilai konstanta

Gambar 7. Rumus mencari nilai konstanta a

Keterangan :

a = Harga Y ketika X=0 (harga konstan)

∑x =Jumlah subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai

tertentu

∑y = Jumlah subjek dalam variabel dependen yang diprediksi

= Subjek dalam variabel dependen yang diprediksi

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai.

n = Jumlah data

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, menunjukan bahwa peningkatan kecerdasan

logis matematis pada anak usia 5-6 tahun meningkat sesudah menerapkan

aktivitas bermain konstruktif. Peningkatan ini dapat dilihat setelah guru

memberikan perlakuan sebelum dan sesudah menerapkan aktivitas bermain.

Data dalam penelitian ini meliputi data variabel X aktivitas bermain

konstruktif dan data variabel Y peningkatan kecerdasan logis matematis.

Hal ini dapat juga dilihat dari rata-rata peningkatan kecerdasan logis

matematis pada anak meningkat sebanyak 1-2 capaian indikator perhari ini

membuktikan bahwa penerapan aktivitas bermain konstruktif dapat

meningkatkan kecerdasan logis matematis pada anak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh aktivitas bermain

konstruktif terhadap peningkatan kecerdasan logis matematis pada anak usia

5-6 tahun di TK Tutwuri Handayani Tahun Ajaran 2015/2016.

60

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka penenulis

mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Bagi Pendidik

a. Diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan logis matematis pada

anak dengan menerapkan aktivitas bermain yang menyenangkan

sehingga anak tidak merasa jenuh dan bosan dalam melakukan

pembelajaran.

b. Pendidik diharapkan dapat menggunakan permainan lain dalam

upaya meningkatkan kecerdasan logis matematis pada anak, atau

menggunakan metode pembelajaran lain yang sesuai untuk anak

dalam meningkatkan kecerdasan logis matematis anak.

2. Bagi Kepaka Sekolah

Diharapkan untuk memberikan media yang cukup agar dalam

memberikan praktik-praktik pembelajaran menjadi lebih efektif dan

efisien sehingga pembelajaran yang diberikan dalam meningkatkan

kualitas hasil belajar anak.

3. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini

sebagai acuan dalam membuat penelitian yang lebih baik lagi dan dapat

menggunakan permainan serta media yang dapat meningkatkan

kecerdasan logis matematis pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta Bandung.

Beaty, Janice J. 2013. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. KencanaPramedia Group Indonesia.

Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Alfabeta.Bandung.

Desi Raswati. 2015. Meningkatkan Kecerdasan Logis Matematis Anak UsiaDini Melalui Permainan Mencari Harta Karun. Insani KecamatanGedebage. Bandung. (http:///kd-cibiru.upi.edu-article)

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Pt RemajaRosdakarya. Bandung

Dimyati, Johny. 2013 . Metodologi Penelitian Pendidikan dan AplikasinyaPada Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ). Kencana PrenadamediaGroup Indonesia.

Ferlin Mediana. 2014. Implementasi Bermain Konstruktif DalamMeningkatkan Kecerdasan Visual Spasial. Shandy Putra Terlkom.Bengkulu. (http:///repository.unib.ac.id-I,II,III,II-14)

Haryono, Daniel. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Media PustakaPhoenix. Meruya Selatan Jakarta Barat. .

Isjoni. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfabeta. Bandung.

Mulyadi, Seto. 2004. Bermain dan Kreativitas. Upaya MengembangkanKreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain. Papar Sinar Sinanti.Jakarta .

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan MengasahKecerdasan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 137 Tahun2014. Jakarta.

Santrock, J. W. 2007. Perkembangan Anak . Erlangga. Jakarta.

Siregar, Syofian. 2015. Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi.Prenadamedia Group. Jakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D.Alfabeta. Jakarta.

________ 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Sujiono, Yuliani Nurani. 2013. Konsep dasar pendidikana anak usia dini.Jakarta: PT Indeks.

____________________ 2004. Metode Pengembangan Kognitif. UniversitasTerbuka.

Sumanto. 2014. Psikologi Perkembangan. CAPS (Center of AcademicPublishing Service).

Suratno. 2005. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. DepartemenPendidikan Nasional. Jakarta

Susanto, Ahmad. 2011 . Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana PrenadaMedia Group. Jakarta.

Suyadi dan Dahlia. 2014. Implementasi dan Inovasi Kurikulum Paud 2013.Pt Remaja Rosdakarya. Bandung.

Tedjasaputra, Mayke S. 2001. Bermain Mainan dan Permainan untukPendidikan Anak Usia Dini. Grasindo. Jakarta.

Triharso, Agung. 2013. Permainan Kreatif dan Edukatif untuk Anak UsiaDini. Andi Yogyakarta.

Ulfah, Maulidya dan Suyadi. 2015. Konsep Dasar Paud. Pt Remaja RosdakaryaOffset. Bandung.

Yus, Anita. 2011. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Kencana PrenadaMedia Group.