AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi...

72
AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP CENDAWAN PATOGEN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sains Jurusan Biologi pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Oleh: AS AWALIAH AMIR 60300113016 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2018

Transcript of AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi...

Page 1: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

i

AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP

CENDAWAN PATOGEN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sains Jurusan Biologi pada Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

AS AWALIAH AMIR 60300113016

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2018

Page 2: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertandatangandibawahini:

Nama : As Awaliah Amir

NIM : 60300113016

Tempat/Tgl. Lahir : Enrekang, 07 November 1994

Jur/Prodi : Biologi/S1

Fakultas : Sains dan Tekhnologi

Alamat : Jl. Mustafa Dg Bunga

Judul : Aktivitas antifungi bakteri kitinolitik terhadap cendawan

patogen

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan

duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian dan seluruhnya, maka

skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, Maret 2018

Penyusun,

As Awaliah Amir NIM: 60300113016

Page 3: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

iii

Page 4: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

iv

Page 5: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi Rabbil’aalamin segala puji dan syukur bagi Allah swt. Yang

telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam kepada

Nabi Muhammad saw, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya sehingga penulis

dapat melakukan penelitian ini dengan judul “Aktivitas antifungi bakteri kitinolitik

terhadap cendawan patogen” serta dapat menyelesaikan skripsi.

Skripsi ini disusun berdasarkan apa yang telah kami lakukan pada saat

penelitian yang bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam negeri Alauddin Makassar. Skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S,Si) pada Jurusan Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Penyusunan skripsi tidak terlepas dari hambatan dan tantangan, namun berkat kerja

keras, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak-pihak langsung maupun tidak

langsung yang memperlancar jalannya penyusunan skripsi ini sehingga dapat

terselesaikan dengan baik. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang

tua tercinta Ayahanda Amir (Bahar) dan Ibunda Suryani, saudara-saudara tercinta

(Asrini, Aldawiah, Annisa, Aisyah, Rahmadana, dan Rahmadian) beserta keluarga

besar yang tiada henti-hentinya memberikan doa, semangat, nasehat-nasehat dengan

Page 6: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

vi

penuh keikhlasan, kesabaran serta kasih sayang yang tiada tara. Kalian merupakan

pahlawan yang sangat berjasa, semoga jasa-jasamu dapat terbalaskan, aamiin..

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih secara

mendalam kepada semua yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini diantaranya:

1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Alauddin Makassar sertas ejajarannya.

2. Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar dan sejajarannya.

3. Dr. Mashuri Masri, S.Si., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Biologi Jurusan Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.

4. Hasyimuddin, S.Si., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Alauddin Makassar.

5. Dr. Mashuri Masri, S.Si., sebagai Dosen Pembimbing I dan Eka Sukmawaty,

S.Si.,M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang sabar memberikan bimbingan,

arahan, masukan, dan telah meluangkan waktu membimbing penulis sehingga

skirpsi ini dapat terselesaikan.

6. Dr Hafsan S.Si., M.Pd, Dr Hamzah Hasan M.Th.I selaku Dosen Penguji yang

telah banyak memberikan masukan yang sangat bermanfaat bagi penelitian dan

penulisan skripsi penulis.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Pengajar yang selama ini telah mengajarkan banyak

hal serta pengetahuan yang berlimpah selama kuliah di kampus ini serta seluruh

Staf Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.

8. Kepala Laboratorium dan seluruh Laboran Laboratorium Jurusan Biologi FST

UIN Alauddin Makassar yang memberikan ilmu, arahan, dan membantu selama

penelitian ini.

9. Kepala Laboratorium Balit Sereal kab. Maros Ibu Asiah yang telah memberikan

cendawan Rhizoctonia solani dan Fusarium oxyforum.

Page 7: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

vii

10. Kepala perpustakaan beserta jajarannya, terima kasih atas bantuannya selama ini.

11. Spesial Keluarga dan Saudara-saudariku terima kasih memberikan semangat, doa

dan dukungannya.

12. Sahabat-sahabat dan Teman-teman yang suka dan duka hidup sebagai mahasiswa

kita rasakan bersama dan selalu setia menemaniku terima kasih atas doa dan

dukungannya.

13. Sahabat dan Teman–teman “BRACHIALIS 2013” yang selalu member

dukungan dan semangat, terkhusus Muhammad Maslan yang membantu saat

penelitian di dalam laboratorium, dan teman-teman sperjuangan dalam penelitian

terkhusus Haslita, Firdawati, Hasnawati, Musfirah dan Ismawati Sukses untuk

kita semua.

14. Adik-adik angkatan 2014, 2015, dan 2016 terima kasih atas dukungan dan

doanya selama ini.

15. Serta seluruh pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas

doa, semangat, dukungan, saran dan pemikiran yang diberikan kepada penulis.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa sebagai

manusia tidak luput dari kesalahan dan dosa, untuk itu dalam menyelesaikan skripsi

ini masih merasa banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat

diharapkan yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhirnya hanya kepada

Allah swt jualah saya menyerahkan segalanya. Semoga kita semua mendapat surahan

Ridho sari-Nya, Aamiin..

Makassar, Maret 2018 Penulis

A s A w a l i a h A m i r NIM: 60300113016

Page 8: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................... ii PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... v-vii DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii-ix DAFTAR TABEL ............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii ABSTRAK ........................................................................................................ xii ABSTRACT ...................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1-9

A. Latar Belakang ......................................................................... 1-5 B. Rumusan Masalah .................................................................... 5 C. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 5 D. Kajian Pustaka .......................................................................... 6-9 E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9 F. Kegunaan Penelitian................................................................. 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................. 9-34

A. Ayat dan Hadis yang Relevan .................................................. 9-12 B. Tinjauan Umum Bakteri Kitinolitik ......................................... 13-16 C. Tinjauan Umum Senyawa Kitin dan Kitinase ........................ 16-23 D. Cendawan Patogen .................................................................. 24-25 E. Penyakit pada tanaman yang disebebkan Cendawan ............... 25-33 F. Kerangka Fikir ......................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 35-38

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ...................................................... 35 B. Pendekatan Penelitian .............................................................. 35 C. Variabel Penelitian ................................................................... 35 D. Definisi Operasional Variabel .................................................. 35 E. Alat dan Bahan ......................................................................... 36 F. ProsedurKerja ........................................................................... 36-37

Page 9: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

ix

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 38-46

A. Hasil Penelitian ....................................................................... 38-40 B. Pembahasan ............................................................................. 41-46

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 47-48

A. Kesimpulan ............................................................................. 47 B. Saran ........................................................................................ 48

KEPUSTAKAAN .............................................................................................. 49-58 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 59-61 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................

Page 10: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

x

ABSTRAK

Nama : As Awaliah Amir

NIM : 60300113016

Judul Skripsi : Aktivitas Antifungi Bakteri Kitinolitik terhadap Cendawan Patogen

Bakteri kitinolitik memiliki kemampuan menghasilkan enzim kitinase dan banyak

dilaporkan sebagai agens biokontrol terhadap tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk

melihahat aktifitas kitinolitik dalam menghambat pertumbuhan penyakit Rhizoctonia

solani dan Fusarium oxyforum. Pengujian antifungi menggunakan teknik kultur

ganda dengan menumbuhkan masing-masing bakteri kitinolitik dengan cendawan

patogen cawan petri berisi media Nutrien Agar secara berhadapan dengan jarak 3

cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat bakteri kitinolitik mampu

menghambat cendawan dengan memiliki aktivitas masing-masing indeks

penghambatan isolat bakteri Lysinibacillus fusiformis (30%), Brevibacillu reuszeri

(77%) terhadap isolat cendawan Fusarium oxyforum dan Rhizoctonia solani (100%)

unruk masing-masing isolat bakteri kitinolitik yang digunakan.

Kata Kunci : Antifungi, Bakteri kitinolitik, Cendawan patogen.

Page 11: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

xi

ABSTRAK

Nama : As Awaliah Amir

NIM : 60300113016

Thesis Title : Antifungal Activity of Chitinolytic Bacteria on Pathogen Fungi

Chitinolytic bacteria have the ability to produce chitinase enzymes and many are

reported as biocontrol agents for plants. This study aims to protect chitinolytic

activity in inhibiting the growth of Rhizoctonia solani and Fusarium oxyforum.

Antifungal testing uses a double culture technique by growing each chitinolytic

bacteria with petri dish fungus containing Nutrient media in order to deal with a

distance of 3 cm. The results showed that chitinolytic bacteria isolates were able to

inhibit fungi by having the activity of each inhibitory index of isolates of

Lysinibacillus fusiformis (30%), Brevibacillu reuszeri (77%) isolates from Fusarium

oxyforum and Rhizoctonia solani (100%) fungi isolates for each isolate chitinolytic

bacteria used.

Keywords: Antifungi, chitinolytic bacteria, pathogenic fungi.

Page 12: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan biologi berhubungan dengan fenomena yang terdapat pada

makhluk hidup. Status makhluk hidup mulai dari bentuk kehidupan yang paling

rendah berupa tumbuhan sampai dengan kehidupan yang paling tinggi yaitu manusia

di atas bumi. Dalam ilmu pengetahuan Islam, sejarah kejadian alam telah dipelajari

dan dipandang sebagai satu kesatuan dalam pengertian saling berhubungan antara

satu benda dengan yang lainnya. Al-Qur’an merupakan ilmu pengetahuan yang

diberikan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw. Kitab suci Al-Qur’an satu-satunya

teks bahasa Arab yang tinggi nilai sastranya, baik secara tekstual maupun

kontekstual. Al-Qur’an memiliki sastra unggul dalam metode deskripsi yang detail,

yaitu dalam hal diksi dan pemilihan kata mulai dari isi kandungan yang lengkap

mencakup semua aspek kehidupan dunia dan akhirat, sehingga ilmuan menjadikan

Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi kita untuk meneliti. Salah satu surah yang

mengajak kita untuk meneliti yaitu QS Al-A’raaf/7:58 memuat informasi yang

berbunyi:

1

Page 13: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

2

Terjemahnya:

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamanya tumbuh merana. Demikian kami mengulang-ulang tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur (Kementrian Agama RI, 2012) Menurut Tafsir Jalalayn maksud ayat diatas yaitu (dan tanah yang baik)

maksudnya tanah yang subur, (tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin

Allah) maksudnya tanaman dapat tumbuh dengan baik dengan perintah Allah (dan

tanah yang tidak subur) maksudnya tanah yang tidak baik, (tanaman-tanamanya

tumbuh merana) maksudnya tanaman tidak tapat tumbuh dengan baik, (demikian

kami mengulang-ulang tanda kebesaran) maksudnya meyakinkan tentang Kekuasaan

Allah (bagi orang-orang yang bersyukur) maksudnya bagi orang-orang yang berfikir.

Menurut Tafsir Baladun Thayyib, pada ayat ini, dengan menyebutkan

tumbuhnya buah-buahan berkat curahan hujan sejatinya ingin menyampaikan bahwa

tanah-tanah terdiri dari dua jenis tanah, yaitu tanah yang suci (baik lagi subur) dan

siap menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan turunnya hujan sesuai dengan perintah

Allah swt dan tanah yang kotor (tidak baik dan kering) yang bahkan dengan turunnya

hujan tidak akan menumbuhkan sesuatu kecuali ilalang. Hujan rahmat ilahi turun

tercurah di seluruh tempat, namun tanah-tanah yang subur yang siap mengeksplorasi

curahan hujan tersebut dan bunga-bunga, tumbuh-tumbuhan dan pepohonan tumbuh

di atasnya. Adapun tanah-tanah yang tidak siap dan tidak mendapatkan manfaat dari

curahan hujan tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan di atasnya. Karena

Page 14: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

3

itu, dapat dikatakan bahwa ayat ini merupakan sebuah perumpamaan bagi orang-

orang beriman dan orang-orang kafir.

Tanaman Hortikultura memiliki potensi penting dalam pemenuhan gizi,

peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan perbaikan pendapatan petani. Akan tetapi

dalam usaha budidaya tanaman ditemui kendala berupa penyakit tanaman yang

disebabkan oleh mikro patogen tular tanah yang dapat menimbulkan resiko kerusakan

tanaman dan kehilangan hasil produksi yang cukup tinggi, sehingga menyebabkan

kerugian ekonomi di bidang pertanian dan industri hortikultura (Wei et al, 1990).

Pengendalian dengan cara kimiawi dapat berdampak negatif terhadap

lingkungan dan bahkan terhadap resistensi patogen. Adanya kekhawatiran dengan

penggunaan mikrobisida kimiawi, dan adanya permintaan produk pertanian yang

sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara

mengendalikan mikro patogen penyebab penyakit tanaman yang perlu untuk

dipertimbangkan. Penyakit tanaman dapat disebabkan oleh hama, virus, maupun

kapang. Serangan kapang banyak yang menimbulkan kerugian pada hasil tanam

(Papuangan, 2009).

Dengan perkembangan teknologi ditemukan penyakit pada tanaman. Di

Indonesia, secara intensif dikenal pada tahun 1980-an , yang kemudian aplikasinya

mulai berjalan pada tahun 1990-an. Perkembangan diharapkan mampu memecahkan

masalah-masalah dalam penyakit tanaman terutama penyakit benih maupun dalam

deteksi cendawan penyebab penyakit pada tanaman. Fusarium oxyforum merupakan

patogen asal tanah yang penting secara ekonomi, karena dapat menyebabkan busuk

Page 15: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

4

layu Fusarium pada akar, batang dan kecambah pada lebih dari 100 jenis tanaman

(Yurnaliza, 2008). Rhizoctonia zolani merupakan salah satu penyakit cendawan tular

yang menimbulkan kerugian pada tanaman (Khaeruni, 2012).

Beberapa dari bakteri kitinolitik seperti Streptomyces, Bacillus, Enterobacter

Aeromonas, Serratia, dan Vibrio diketahui berpotensi menghasilkan senyawa

antimikroba yang mampu menghambat dan mengendalikan beberapa jenis mikroba

patogen penyebab penyakit tanaman yang perlu untuk dipertimbangkan (Ferniah et

al., 2003).

Bakteri kitinolitik menghasilkan enzim kitinase untuk asimilasi kitin sebagai

sumber karbon dan nitrogen. Bakteri kitinolitik dapat memecah dan mendegradasi

kitin penyusun dinding sel fungi sehingga bakteri ini sangat potensial untuk

menghambat pertumbuhan fungi patogen pada tanaman (Wu et al., 2001). Bakteri

kitinolitik mempunyai aktivitas antigonisme yang kuat terhadap cendawan patogen

dengan mekanisme hiperparasitisme dan antibiotiknya. Bebrapa enzim kitinolitiknya

toksik pada cendawan penyebab penyakit tanaman budidaya, tetapi tidak pada

mikroorganisme lain dalam tanah dan tumbuhan inang (Kloepper, 1989).

Bakteri yang menghasilkan enzim kitinase adalah kandidat agen biokontrol

karena mampu mengkolonisasi lingkungan sekitarnya dengan cepat. Dengan sifat ini,

bakteri penghasil kitinase berpotensi sebagai agen pengendali hayati hama dan

penyakit akibat jamur patogen (Herdyastuti et al., 2009) .

Degradasi enzim kitinase menghasilkan produk yang ramah lingkungan

dibandingkan penggunaan zat kimia. Dalam dua dekade terakhir banyak dikaji peran

Page 16: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

5

enzim kitinase sebagai antifungi. Sebagai contoh Trichoderma banyak digunakan

sebagai antifungi yang efektif terhadap serangan Rhizoctonia solani pada tanaman

kapas atau Fusarium pada tanaman strawberi, dan tidak toksik terhadap tanaman pada

konsentrasi tinggi (Raharjo, 2001).

Pada penelitian sebelumnya telah ditemukan bakteri kitinolitik dari limbah

udang yaitu Lysinibacillus fusiformis dan Brevibacillus reuszeri dapat dijadikan

alternatif dalam menanggulangi serangan cendawan patogen. Bakteri kitinolitik

diketahui mampu menghambat dan mengendalikan beberapa jenis mikroba patogen

tular tanah dan penyakit yang ditimbulkan. Penelitian ini diharapkan bakteri

kitinolitik mampu menghambat pertumbuhan serangan cendawan patogen.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana aktivitas

antifungi bakteri kitinolitik dalam menghambat pertumbuhan cendawan patogen?

C. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bakteri kitinolitik pada penelitian ini berasal dari koleksi isolat Laboratorium

Mikrobiologi, Fakultas Sain dan Teknologi Islam Universitas Negeri Alauddin

Makassar.

2. Bakteri kitinolitik yang digunakan adalah Lysinibacillus fusiformis dan

Brevibacillus reuszeri

Page 17: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

6

3. Cendawan patogen yang digunakan adalah Rhizoctonia solani dan Fusarium

oxyforum berasal dari laboratorium Balit Sereal Kab. Maros.

4. Pelaksanaan ini dilaksanakan pada bulan oktober 2017 dilakukan di laboratorium

mikrobiologi, Fakultas Sain dan Teknologi Islam Universitas Negeri Alauddin

Makassar.

D. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka dibahas beberapa temuan hasil penelitian sebelumnya

untuk melihat kejelasan arah, originalitas, kemanfaatan, dan posisi dari penelitian ini,

dibandingkan dengan beberpa temuan penelitian yang dilakukan sebelumnya yaitu

sebagai berikut:

1. Khaeruni (2012), Peggunaan Bakteri Kitinolitik sebagai Agens Biokontrol,

Penyakit Busuk Batang yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani pada Tanaman

Kedelai merupakan salah satu alternatif metode pengendalian patogen yang ramah

lingkungan. Hasil pengujian in planta menunjukkan isolat ST27d dan ST17c yang

diinokulasikan pada tanaman kedelai secara nyata mampu menghambat

perkembangan penyakit busuk batang dan meningkatkan pertambahan tinggi

tanaman dan jumlah daun kedelai. Kedua isolat bakteri kitinolitik tersebut dapat

dikembangkan sebagai agens biokontrol penyakit busuk batang yang disebabkan

oleh R. solani pada kedelai.

2. Yunaliza (2011), Kemampuan Bakteri Kitinolitik sebagai Antijamur terhadap

Patogen Fusarium oxyforum. Uji antagonis dilakukan untuk melihat kemampuan

Page 18: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

7

bakteri Streptomyces RKt5 menghambat pertumbuhan jamur F.oxysporum pada

kondisi terinduksi kitin. Pada bagian tengah cawan petri yang berisi media kitin

agar, ditumbuhkan jamur F.oxysporum. Pada kedua sisi koloni jamur dengan jarak

yang sama, diinokulasi biakan Streptomyces RKt5. Interaksi yang terjadi antara

bakteri Streptomyces RKt5 dan jamur F.oxysporum, diamati secara visual, dan

dideskripsikan secara kualitatif. Penelitian ini menunjukkan bahwa kitinase murni

yang diujikan mampu menghambat pertumbuhan miselium jamur uji.

3. Widya (2014), Potensi Cendawan pada Pisang sebagai Agen Hayati terhadap

Cendawan Fusarium oxyforum f.sp cubense Penyebab Penyakit Layu pada Pisang.

Hasil penelitian disimpulkan bahwa cendawan antagonis isolat AK2 memiliki

kemampuan berkompetisi dengan patogen Foc dan juga bersifat parasitisme,

kemudian cendawan antagonis isolat BR1 memiliki kemampuan berkompetisi

dengan cendawan Foc juga memiliki antibiosis dan bersifat parasitisme, kemudian

cendawan antagonis isolat BD1 memiliki kemampuan kompetisi dan antibiosis.

4. Hanif (2015), Pemanfaatan Bakteri Kitinolitik dalam Menghambat pertumbuhan

Curvularia sp. Penyebab Penyakit Bercak Daun pada Tanaman Mentimun. Dari

hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan isolat bakteri kitinolitik yang

memiliki efektivitas tertinggi dalam menghambat pertumbuhan Curvularia sp.

Secara in vitro ialah isolat Bacillus sp. BK13 dan Enterobacter sp. BK15,

sementara isolat dengan efektifitas penghambatan terendah adalah isolat

Enterobacter sp. PB17. Isolat bakteri kitinolitik Bacillus sp. BK13 dan

Enterobacter sp. BK15 mampu menghambat sarangan Curvularia sp. Penyebab

Page 19: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

8

bercak daun secara in vitro dengan penurunan serangan bercak daun mencapai

50% untuk Enterobacter sp. BK15, sedangkan untuk isolat Bacillus sp. BK13

turun hingga 43,75%.

5. Haryanto (2013), bakteri kitinolitik dari tanah perakaran kelapa sawit mampu

menghambat pertumbuhan cendawan patogen penyebab hawar kelapa sawit baik

menggunakan sel, enzim kasar dan kitinase hasil pengendapan.

6. Sutanto (2004) telah melakukan penelitian tentang bakteri kitinolitik isolat

Bacillus cepacia, Enterobacter sp, dan Pseudomonas aeruginosa mampu menekan

pertumbuhan G boninense dan cendawan patogen lainnya dengan cara menguji

bakteri kitinolitik terhadap cendawan patogen tanam dalm metode in vitro.

7. Sigh (1999), melakukan penelitian tentang bakteri kitinolotik yang mampu

mengendalikan cendawan patogen seperti Paenibacillus sp galur 300 dan

Streptomyces sp galur 358 yang mampu mengendalikan penyakit layu Fusarium

pada tanaman katimun.

8. Novitasari (2013), telah mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri kitinolitk,

penghambat pertumbuhan cendawan patogen asal kokon Cricula trifenestrata

dengan mengukur kadar protein kitinase ekstrak kasarnya dari penghambtan

pertumbuhan cendawan. Terdapat 17 isolat bakteri kitinolitik berhasil diisolasi

dari sampel kokon Cricula trifenestrata. Ada empat isolat yang memiliki indeks

kitinolitik tertinggi, yaitu: CH2, CH10, CS1, dan CS4. Isolat CH10 dan CS4

menunjukkan aktivitas kitinase paling tinggi dan diidentifikasi sebagai Shewanella

Page 20: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

9

putrefaciens. Dari hasil penelitian ini isolat bakteri CH10 yang berhasil

menghambat pertumbuhan Fusarium oxyforum.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antifungi

bakteri kitinolitik dalam menghambat pertumbuhan cendawan patogen.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tentang aktivitas bakteri

kitinolitik dalam menghambat pertumbuhan cendawan patogen penyebab penyakit

tanaman.

2. Sebagai penelitian untuk mengkeksplorasi potensi bakteri kitinolitik koleksi

laboratorium mikrobiologi

3. Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

Page 21: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

10

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Ayat yang Relevan

Allah swt menurunkan Al-Qur’an sebagai pedoman untuk manusia dalam

melakukan perbuatan di dunia, temasuk datangnya penyakit dan cara pencegahannya

pada tanaman-tanaman seperti pada firman Allah dalam QS Al- A’raf/7:133 yang

berbunyi :

Terjemahnya :

Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. (Kementrian, 2012) Firman Allah Ta’ala “Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang,

kutu, katak dan darah” mengungkapkan tentang berbagai musibah yang diturunkan

oleh Allah kepada manusia. Seperti angin topan yang dapat merobohkan rumah,

belalang yang dapat merusak tanaman dan pohon-pohon, hama “kutu” yang dapat

menyebabkan kematian pada tanaman dan ternak, dan ”katak “ yang dapat

mengganggu kehidupan manusia serta malapetaka darah yang menyebabkan

kematian pada manusia (Ibnu Ksatsir, 2004)

10

Page 22: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

11

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa salah satu bencana yang dapat menimpa

tumbuhan adalah adanya hama dan kuman. Kuman dalam konteks ini dapat diartikan

suatu mikroorgnisme, dapat berupa jamur atau bakteri (Quraish Shihab, 2002). Jamur

tersebut dapat dikendalikan dengan adanya enzim kitinase dari bakteri, karena

komponen utama dinding sel jamur adalah kitin. Sehingga deangan pemberian enzim

kitinase pada tanaman, diharapkan pertumbuhan jamur dapat terhambat dan dapat

mengurangi tingkat penyakit pada tanaman hortikultura.

Bakteri merupakan mikroorganisme yang sangat kecil. Bentuk dari bakteri

hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. Ukuran yang sangat mikroskopis ini

dijelaskan oleh Allah swt dalam firman QS Al-Baqarah/2:26 yang berbunyi:

Terjemahnya:

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan Ini untuk perumpamaan?." dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik (Kementrian Agama, 2012)

Page 23: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

12

Menurut Tafsir Quraish Shihab (2012) “Sesungguhnya Allah tidak segan

membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu” maksunya

Allah menjelaskan bahwa Dia tidak merasa enggan seperti yang dirasakan manusia,

maka Dia pun tidak segan-segan untuk menggambarkan bagi hamba-hamba-Nya

meskipun dengan hal-hal yang sangat kecil.

Dalam Tafsir ilmi (Lajnah, Kemenag, 2012) telah menjelaskan tentang

perumpamaan yang dibuat oleh Allah. Perumpamaan tersebut berupa nyamuk atau

yang lebih rendah dari pada nyamuk. Sesungguhnya orang yang beriman akan

percaya tentang kebenaran perumpamaan tesebut. Orang-orang yang beriman akan

mengimani perumpamaan itu, baik yang kecil maupun yang besar. Mereka

mengetahui bahwa apapun yang diciptakan Allah adalah benar dan memiliki manfaat.

Sebaliknya orang-orang kafir tidak percaya dan menganggap rendah bahwa nyamuk

itu dianggap sebagai pengganggu saja. Oleh karena itu bagi orang yang beriman dan

berilmu akan beranggapan bahwa nyamuk adalah mikroorganisme, tidak selalu

merupakan patogen bagi kehidupan. Dalam hal ini mikroorganisme yang disbutkan

berupa bakteri kitinolitik yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan .

B. Tinjaun Umum Bakteri Kitinolitik

Bakteri kitinolitik adalah mikroorganisme yang dapat mendegradasi kitin

dengan menggunakan enzim kitinase. Mikroorganisme ini dapat diperoleh dari

berbagai sumber seperti Rhizosphere, Phyllosphere tanah atau dari lingkungan air

seperti laut, danau, kolam atau limbah udang dan sebagainya. Selain lingkungan

mesofil, mikroorganisme kitinolitik juga telah berhasil diisolasi dari lingkungan

Page 24: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

13

termifilik seperti sumber air panas, daerah geothermal dan lain-lain. Mikroorganisme

penghasil kitinase masih belum banyak diketahui baik tentang jumlah, diversitas

maupun fungsi kitinase yang dihasilkan, meskipun kitin merupakan salah satu

polimer yang melimpah di alam (Khaeruni, 2012).

Beberapa mikroorganisme kitinolitik dari berbagai sumber telah berhasil

diisolasi dan dikarakterisasi. Selain perairan, tanah adalah sumber nutrient dan

mineral bagi mikroorganisme, dimana terdapat hubungan dan interaksi antara

mikroorganisme yang sangat kompleks. Diperkirakan 1 gram tanah mengandung 109

bakteri dengan kemungkinan 4000 - 7000 spesies yang berbeda. Tanah benar-benar

sebagai sumber mikroba dan gen untuk mendegradasi atau mentransformasi

bermacam-macam senyawa organik dengan menggunakan enzim yang spesifik untuk

melakukan biotransformasi tersebut. Sebagian besar mikroorganisme tanah dan air

adalah pendegradasi kitin yang baik dan beberapa mikroorganisme dapat

memanfaatkan kitin sebagai sumber karbon dan nitrogen (Dewi, 2014).

Kitin, biopolimer L-1, 4-linked dari N-acetylglucosamine (GlcNAc), adalah

komponen utama exoskeletons serangga, cangkang krustasea, dan dinding sel jamur.

Bakteri menghasilkan kitinase untuk menurunkan chitin sebagai sumber energi (Wu

et al., 2004). Genus bakteri yang sudah banyak dilaporkan menghasilkan kitinase

antar lain Aeromonas, Alteromonas, Chromobacterium, Enterobacter, Ewingella,

Pseudoalteromonas, Pseudomonas, Serratia, Vibrio (Chernin et al., 1998).

Bakteri yang potensial mempunyai aktivitas kitinolitik yang ditumbuhkan

dalam kultur yang mengandung 0,2% koloidal kitin dari kepiting sebagai sumber

Page 25: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

14

karbon yaitu Aeromonas sp dan Aeromonas schubertii. Aeromonas adalah bakteri

kitinolitik baru dari kolam udang yang berpotensi endokitinase. Suspensi koloidal

kitin digunakan dalam media agar nutrien untuk isolasi bakteri. Koloidal kitin adalah

kitin yang dilarutkan dalam asam klorida pekat seperti telah dipelajari oleh Hsu dan

Lockwood (1975). Sebagai media selektif untuk mendapatkan Actinomycetes dari air

dan tanah. Mikroorganisme kitinolitik dapat diseleksi keberadaannya dengan

mendegradasi media agar kitin yang dapat dideteksi dengan adanya zona bening

disekitar koloni bakteri (Herdiastuti et al, 2009).

Eksplorasi habitat dilakukan untuk mencari biodiversitas bakteri kitinolitik

dengan tujuan mendapatkan keragaman bakteri yang mampu menghasilkan aktivitas

kitinase terbaik. Salah satu tempat yang berpotensi menghasilkan bakteri kitinolitik

yaitu tambak udang. Keberadaan kitin dalam tambak udang dapat dengan cepat

terdegradasi karena adanya bakteri yang mempunyai enzim kitinase yang mampu

mendegradasi kitin (Yurnaliza, 2005). Kitinase yang disekresikan oleh kepiting,

udang atau bekicot membantu dalam pelunakan cangkang pada proses pemanjangan

atau pelebaran cangkang.

Bakteri kitinolitik sangat menarik diisolasi karena kemampuannya dalam

mendegradasi kitin menjadi derivat kitin. Derivat ini banyak dimanfaatkan dalam

berbagai bidang. Kitin atau derivatnya digunakan sebagai flokulan dalam pengolahan

limbah, agensia antifungi atau arthropoda hama serta dalam bidang biomedis yaitu

sebagai antitumor, obat luka dan membran dialisis darah (Wijaya, 2002) Strategi

seleksi bakteri kitinolitik untuk pengendali hayati didasarkan pada kemampuan

Page 26: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

15

kolonisasi, kompetisi, dan kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan

(McQuilken et al. 1998).

1. Lysinibacillus fusiformis

Lysinibacillus fusiformis merupakan bakteri gram positif. Dalam kondisi

ekstrim dapat menghasilkan endospora yang tahan terhadap suhu tinggi, zat kimia

dan sinar ultraviolet. Lysinibacillus fusiformis bersifat aerob obligat, yang berarti

bakteri ini dapat memanfaatkan oksigen untuk metabolisme berbagai selulosa dan

karbohidrat, namun untuk metobolisme polisarida seperti pati.

Klasifikasi dari bakteri Lysinibacillus fusiformis sebagai berikut :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Bacillales

Family : Bacillaceae

Genus : Lysinibacillus

Spesies : Lysinibacillus fusiformis (Shida, 1996)

2. Brevibacillus reuszeri

Brevibacillus reuszeri merupakan bakteri gram positif, motil dengan flagella

dan spora berbentuk ellipsoidal. Bakteri ini bersifat aerob obligat, yang berarti dapat

memanfaatkan oksigen untuk metabolisme berbagai selulosa dan karbohidrat lainnya

(Shida, 1996).

Karakteristik dari bakteri Brevibacillus reuszeri sebagai berikut :

Page 27: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

16

Kingdom : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Bacillales

Famyli : Peanibacillaceae

Genus : Brevibacillus

Spesies : Brevibacillus reuszeri (Shida et al., 1996)

C. Tinjauan Umum Senyawa kitin dan Kitinase

1. Senyawa Kitin

Kitin adalah suatu polisakarida polimer linier yang tersusun oleh nomernya β-

1,4-N-asetilglukosamin. Kelimpahan kitin di alam menempati urutan terbesar kedua

setelah selulosa dan terdistribusi luas di lingkungan bosfer seperti pada kulit

Crustaceae (kepiting, udang, dan lobster), ubur-ubur, komponen struktural

eksoskeleton insekta, dinding sel fungi (22-40%), alga juga dalam nematoda,

binatang ataupun tumbuhan. Pada binatang, kitin merupakan struktur yang rigid pada

eksoskeleton. Hal ini dikarenakan pada rantai polimer N-asetil-glukosamin terdapat

ikatan hydrogen antar molekul membentuk mikrofibril menghasilkan struktur yang

stabil dan rigid, tidak larut dalam air sehingga dapat mengkristal. Ukuran molekul

kitin relatif besar dan kelarutan kitin rendah serta sulit diserap tubuh manusia,

sehingga aplikasi kitin terbatas dan menyebabkan kitin menjadi sumber utama

pencemaran senyawa organik (Haliza, 2012)

Page 28: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

17

Senyawa kitin yang merupakan homopolimer ikatan β-1,4 dari N-

asetilglukosamin adalah komponen terbesar dari struktural dinding sel fungi patogen.

Enzim kitinase yang dihasilkan dari bakteri kitinolitik dapat mengkatalisis hidrolisis

ikatan β-1,4 homopolimer N-asetilglukosamin menjadi monomer N-asetilglukosamin,

yang menyebabkan lisisnya dinding sel fungi patogen (Widya, 2014)

Keberadaan kitin di alam yang sangat melimpah ini dengan cepat terdegradasi,

karena adanya beberpa bakteri dan fungi yang mempunyai enzim kitinase yang

mampu mendegradasi kitin. Kitin dapat didegradasi oleh mekanisme kitinolitik yang

menghidrolisis ikatan β-1,4- glikosida, atau polimer mengalami deasetil pertama yang

selanjutnya dihidrolisis oleh kitosanase (Gooday, 1990).

Mikroorganisme penghasil kitinase dapat diperoleh dari sumbernya dengan cara

menumbuhkan dalam media yang mengandung kitin. Kitin banyak digunakan sebagai

substrat pada media fermentasi untuk uji enzim endo tipe-kitinase. Aktivitas

kitinolitik diinduksi dalam media pertumbuhan strain dengan adanya kitin sebagai

sumber karbon. Gohel pada tahun 2006 melakukan variasi 19 komponen medium

screening yang mengandung kitin dengan menggunakan isolat Pantoea dispersa

yang diperoleh dari laut Bhavnagar, India untuk memproduksi kitinase secara

optimal. Metode konvensional yang menggunakan koloidal kitin sebagai substrat

ditemukan sangat efektif untuk menentukan aktivitas kitinase. Enterobacter sp NRG4

menunjukkan aktivitas tinggi terhadap kitin swollen, kitin koloidal, kitin yang

diregenerasi dan glikol kitin dibandingkan dengan serbuk kitin. Enterobakter sp G-1

juga dilaporkan menskresi endokitinase yang ditunjukkan dengan aktivitas tinggi

Page 29: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

18

terhadap kitin koloidal dan etilen glikol kitin daripada serbuk kitin atau yang

dilarutkan dalam carboximetil cellulose (CMC).

2. Enzim Kitinase

Enzim kitinase banyak dimanfaatkan sebagai agen biokontrol terutama bagi

tanaman yang terserang infeksi jamur. Hal ini dikarenakan kitin merupakan

komponen utama dinding sel fungi yang dapat didegradasi oleh enzim kitinase

(Herdyastuti et al., 2009). Beberapa penelitian tentang pengendalian hayati jamur

patogen tanaman dengan menggunakan mikroorganisme kitinolitik telah banyak

dilakukan, diantaranya melihat kemampuan dalam menghambat pertumbuhan jamur

Fusarium semitectum pada cabai dan Ganoderma pada kelapa sawit (Sutanto, 2004).

Mikroorganisme penghasil kitinase masih belum banyak diketahui baik tentang

jumlah, diversitas maupun fungsi kitinase yang dihasilkan, meskipun kitin merupakan

salah satu polimer yang melimpah di alam. Beberapa mikroorganisme kitinolitik dari

berbagai sumber telah berhasil diisolasi dan dikarakterisasi enzim kitinase adalah

enzim yang mampu menghidrolisis kitin menjadi monomernya Nasetil-glukosamin.

Kitinase dapat dihasilkan oleh beberapa mikroorganisme dan mempunyai peran

penting pada fisiologi dan ekologi. Semua enzim yang dapat mendegradasi kitin

disebut sebagai kitinase total atau kitinase non spesifik. Aktivitas kitinase merupakan

ukuran jumlah produk yang dihasilkan dari suatu pemecahan substrat kitin. Satu unit

aktivitas kitinase didefinisikan sebagai pelepasan 1 µmol gula reduksi (N asetil-

glukosmin) permenit (Khaeruni, 2012).

Page 30: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

19

Secara umum enzim kitinase sering digunakan dalam proses produksi. Enzim

yang digunakan pada umumnya berasal diisolasi dan bakteri. Penggunaan enzim

dalam proses produksi dapat meningkatkan efisien yang kemudian meningkatkan

jumlah produksi. Enzim kitinase memiliki potensi besar untuk diaplikasikan dalam

bidang bioteknologi, diantaranya sebagai agen biokontrol terhadap fungsi patogen

tanaman secara mikroparasitisme, berfungsi sebagai biopeptisida, untuk

memproduksi materi aktif kitooligosakarida, serta untuk memproduksi protein sel

tunggal, dan protoplas kapang (Chasanah et al., 2007).

Kitinase juga dikelompokkan berdasarkan urutan asam aminonya dan dibagi

menjadi tiga famili yaitu famili 18, 19 dan 20. Family 18 meliputi kitinase dari

bakteri, jamur, virus dan beberapa kitinase dari tanaman hewan. Family 19 meliputi

keseluruh kitinase tanaman. Family 20 meliputi β-N-acetylhexosaminidases dari

bakteri Gram positif Streptomyces (Yurnalisa, 2008).

Enzim kitinase mampu menghidrolisis senyawa polimer kitin menjadi

oligosakarida atau monomer N-asetil glukosamindengan menghidrolisis kitin secara

acak pada ikatan glikosidik. Enzim kitinase yang dibedakan berdasarkan cara

kerjanya dalam mendegradasi kitin, yaitu eksokitinase, endokitinase, dan N-asetil-

glukosamidase. Eksokitinase memotong polimer kitin hanya dari ujung non reduksi.

Endokitinase memotong polimer kitin secara acak dan menghasilkan dimer, trimer,

tetramer, dan oligomer gula. N-asetilglukosamidase yang akan memutuskan

diasetilkitobiosa dan menghasilkan N-asetilglukosamin (Rachmawati, 2015).

Page 31: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

20

Aktivitas enzim kitinase dipengaruhi oleh substrat, pH dan suhu. Setiap enzim

memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam mendegradasi substrat dan spesifik

terhadap substrat yang berbeda-beda. pH mempengaruhi sifat ionik gugus karboksil

dan gugus amino yang menyebabkan perubahan daerah katalitik dan konformasi

enzim. Kenaikan suhu akan meningkatkan energi kinetik sehingga tumbukan antar

molekul akan semakin cepat. Semakin sering tumbukan terjadi, maka akan semakin

mudah pembentukan kompleks enzim-substrat. Lingkungan suhu mikroba

berpengaruh terhadap stabilitas enzim yang dihasilkan (Nasran, 2003).

Dalam dua dekade terakhir banyak dikaji peran enzim kitinase sebagai

antifungi. Sebagai contoh Tricoderma banyak digunakan sebagai antifungi yang

efektif terhadap serangan Rhizoctonia solani pada tanaman kapas atau Fusarium pada

tanaman strawberi, dan tidak toksik terhadap tanaman pada konsentrasi tinggi (Wang,

2003). Selain sebagai agenbiokontrol, senyawa turunan kitin terbentuk sebagai hasil

degradasi kitinase juga banyak dimanfaatkan pada bidang kesehatan, industri, pangan

dan lain-lain. Peran kitinase dalam morfogenensis jamur dan parasitisme telah banyak

dilakukan dalam aplikasi pengendalian hayati (Sahai, 1993).

3. Struktur Enzim Kitinase

Struktur kitinase mempunyai lebih dari satu domain sehingga strukturnya

dikenal sebagai multi-domain, yaitu domain katalitik, domain pengikatan kitin dan

domain fibronektin III. Seperti S.marcescens adalah mikroba kitinase yang telah

banyak dipelajari baik struktur maupun fungsinya. S.marcescens dapat menghasilkan

3 gen yang mengkode kitinase disebut sebagai gen ChiA (kitinase A), ChiB (kitinase

Page 32: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

21

B) dan ChiC (kitinase C) dan baru-baru ini telah ditentukan struktur tiga dimensi dari

ketiga gen tersebut. Gen ChiA, ChiB dan ChiC yang masing-masing mengkode 563,

479 dan 325 residu asam amino. Gen ChiA Aeromonas caviae sepanjang 4,5 kb yang

diklon pada starin XLI-Blue menghasilkan complete sequence dengan open reading

frame (ORF) sepanjang 2595 nukleotida yang mengkode 865 asam amino

mempunyai kesamaan urutan dengan S.marcescens. A.caviae yang diisolasi dari

tanah di pulau Bangka juga telah berhasil dikloning dan sequence nukleotida

menunjukkan bahwa 2748 bp tersebut tidak mempunyai promotor, mempunyai

urutan yang sama dengan gen ChiA. A.caviae (Amarilla, 2003)

Selain Serratia, bakteri genus Bacillus juga banyak dipelajari sebagai penghasil

kitinase. Analisis struktur tiga dimensi domain katalik ChiA B.circulan WL-12 yang

mempunyai sedikitnya 6 jenis kitinase. Kitinase A pada bakteri ini mempunyai

kemampuan yang kuat dalam mendegradasi kitin dibandingkan kitinase yang lainnya.

Berdasarkan homologi urutan asam amino pada domain katalik ChiA adalah

kelompok famili 18glikosil hidrolase (Watanabe, 1992). Gen yang mengkode

kitinase pada Bacillus sp DAU101 telah diklon pada E.coli dengan menggunakan

plasmid pUC18 dan pGEX-GP-1 sebagai vector. Diperolah urutan nukleotida yang

mengandung 1781 bp yang mengkode 597 asam amino. Kitinase tersebut

mengandung 3 domain yaitu domain katalik, domain kitin-binding, domain

fibronektin (Yong, 2007).

Aphamocladium album dapat memproduksi 9 jenis kitinase saat ditumbuhkan

dalam kitin koloida, tetapi dalam serbuk kitin hanya menghasilkan 3 jenis kitinase.

Page 33: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

22

Diduga karena konformasi kitin serta cross-linking pada polisakarida berbeda dengan

kitin koloidal dalam medium pertumbuhannya. Beberapa peneliti melaporkan bahwa

sebagian mikroba dapat menghasilkan beberapa tipe kitinase (multiple chitinase)

untuk menghidrolisis satu jenis substrat. Aeromonas sp diketahui menghasilkan

multiple chitinase yaitu Chi I-Chi VIII pada media pertumbuhan yang mendukung

koloidal kitin (Ueda, 1995). Bacillus circulans WL 12 menghasilkan Chi A1, Chi A2,

Chi B1, Chi B2, Chi C, dan Chi D pada media pertumbuhan koloidal kitin

(Watanabe, 1992). Alteromonas sp strain 0-7 yang merupakan bakteri laut, gram

positif, berbentuk batang, aerobik, berflagela dan menghasilkan empat kitinase

berbeda yaitu Chi A, Chi B, Chi C, dan Chi D pada media pertumbuhan koloidal kitin

(Tsujibo, 1998)

4. Pemanfaatan Kitinase

Secara umum enzim kitinase dimanfaatkan sebagai agen biokontrol tanaman

dan untuk pengolahan limbah industri yang mengandung kitin. Seperti industri

pembekuan udang, kerang dan kepiting. Pabrik pembekuan udang menghasilkan

limbah cangkang yang jika tidak didegradasi dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan. Senyawa-senyawa hasil degradasi pada kitin membentuk senyawa

turunan kitin seperti karboksimetil kitin, hidroksietil kitin, dan etil kitin yang dapat

dimanfaatkan dalam bahan dasar pembuatan benang operasi yang mempunyai

keunggulan dapat diserap dalam jaringan tubuh, tidak toksik dan dapat disimpan

dalam waktu yang lama (Harman, 1993)

Page 34: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

23

Dalam bidang kedokteran senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan sebagai

bahan dasar pembuatan benang operasi yang mempunyai keunggulan dapat diserap

dalam jaringan tubuh, tidak toksik dan dapat disimpan dalam waktu yang lama.

Monomer dari kitin yaitu N-Asetil-Dglukosamin dapat dimanfaatkan dalam bidang

farmasi, diantaranya dapat digunakan sebagai obat untuk mengontrol kadar gula

dalam darah, sebagai suplemen, anti inflamantory dan sebagainya. Dalam dunia

kosmetik senyawa gula ini dapat membantu mengurangi hilangnya hiperpigmentasi

karena N-asetil-D-glukosamin dapat membantu mengurangi aktivitas enzim tirosinase

yang berperan dalam produksi melanin (Mubarik, 2010)

Dalam bidang pertanian, kitinase berfungsi sebagai agen biokontrol terhadap

hama serangga dan fungi patogen yang memiliki komponen kitin pada dinding sel.

Sebagai agen biokontrol, enzim kitinase dan protease berperan dalam proses

pembunuhan larva Haemoncus contorcus dengan cara mendegradasi dan melisiskan

dinding kulit larva cacing. Mikroba kitinolitik akan berkembangbiak dan mengambil

nutrisinya (Ahmad, 2007)

D. Cendawan patogen

Cendawan merupakan bagian dari jamur yang dihasilkan dari sporanya,

biasanya terbentuk di atas tanah atau pada sumber makanannya. Cendawan secara

umum juga termasuk jamur, fungi atau cendawan terdiri dari kapang dan khamir.

Fungi adalah heterotrof yang mendapatkan nutriennya melalui penyerapan (absorpsi).

Fungi menempati lingkungan yang sangat beragam yang berasosiasi secara simbiotik

Page 35: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

24

dengan banyak organisme baik di darat maupun di air. Sebagian besar fungi adalah

organisme multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi sel-sel oleh dinding yang

bersilangan atau septa. Dinding sel pada fungi dilindungi oleh Selulosa dan Kitin

(polisakarida yang mengandung unsur N). Fungi dapat berkembang biak dengan dua

cara yaitu cara seksual dan aseksual (Yurnaliza, 2011).

Cendawan tidak mempunyai perakaran maupun khlorofil, sehingga tidak

mampu membuat makanannya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisinya

maka jamur membutuhkan organisme lain. Kebanyakan jamur bersifat saprofit,

parasit obligat, parasit fakultatif. Kebanyakan jamur parasit hanya dapat hidup pada

tanaman dari genus, spesies atau kultivar tertentu saja, sehingga masing-masing

jamur parasit biasanya hanya menyerang tanaman tertentu saja. Fungi atau cendawan

terdiri dari kapan dan khamir. Kapang bersifat filamentus, sedangkan khamir

biasanya bersifat uniseluler. Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik.

Mereka memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Fungi memiliki berbagai

macam penampilan tergantung pada spesiesnya (Pelczar, 1986).

Cendawan bukanlah tumbuhan atau hewan. Cendawan tidak memiliki klorofil

seperti tumbuhan sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis dan menyimpan

karbohidrat dalam bentuk glikogen berupa pati seperti pada tumbuhan. Cendawan

tidak menelan atau mengunyah makanan seperti pada hewan, melainkan merombak

makanannya di luar secara enzimatik dan di serap melalui hifa (Asril, 2011)

Fungi dapat lebih bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak

menguntungkan. Sebagai contoh, khamir dan kapang dapat tumbuh dalam suatu

Page 36: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

25

substrat atau medium berisikan konsentrasi gula yang dapat menghambat

pertumbuhan kebanyakan bakteri. Khamir merupakan mikroorganisme fakultatif,

artinya mereka dapat hidup dalam keadaan aerobik maupun anaerobik (Pelczar,

1986). Fungi dapat tumbuh dalam kisaran suhu yang luas, dengan suhu optimum bagi

kebanyakan spesies saprofitik dari 22 sampai 300C, spesies patogenik mempunyai

suhu optimum lebih tinggi, biasanya 30 sampai 37 0 C. Pada cendawan akan tumbuh

pada atau mendekati 0° C (Pelczar, 1986). Klasifikasi Fungi berdasakan pada ciri-ciri

spora seksual dan tubuh buah yang ada selama tahap-tahap seksual dalam daur

hidupnya. Cendawan yang diketahui tingkat seksualnya disebut cendawan

perfek/sempurna. Cendawan yang belum diketahui tingkat seksualnya dinamakan

cendawan imperfek. (Pelczar, 1986).

E. Penyakit pada Tanaman yang disebabkan oleh Cendawan

Tanaman yang terserang penyakit patogen akan menunjukkan gejala layu yang

diawali dengan menguningnya daun tanaman. Gejala pada batang ditandai timbulnya

bercak-bercak coklat, ysng cepat melebar sehingga batang tanaman menjadi busuk

mengering dan berwarna coklat pada tanaman kedelai disebabkan oleh adanya

serangan R. solani pada jaringan pembulu tanaman. Keberadaan patogen ini

menyebabkan tanaman tidak mendapat suplai air, mineral, dan unsur hara dari dalam

tanah (Khaeruni, 2012).

Penyakit tanaman dapat disebabkan oleh hama, virus, maupun kapang.

Serangan kapang banyak menimbulkan kerugian pada hasil tanam. Jamur merupakan

Page 37: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

26

patogen asal tanah yang penting secara ekonomi, karena dapat menyebabkan busuk

dan layu pada lebih dari 100 jenis tanaman. Pengendalian penyakit ini sulit dilakukan

karena jamur dapat bertahan lama di tanah sebagai saprofit (Susi, 2002).

Akar tanaman dapat terinfeksi langsung melalui jaringan akar, atau melalui akar

lateral dan melalui luka-luka, yang kemudian menetap dan berkembang diberkas

pembuluh. Setelah memasuki akar tanaman, miselium akan berkembang hingga

mencapai jaringan korteks akar. Pada saat miselium cendawan mencapai xylem,

maka miselium ini akan berkembang hingga menginfeksi pembuluh xylem. Setelah

jaringan pembuluh mati dan keadaan udara lembab, cendawan membentuk spora

yang berwarna putih keunguan pada akar yang terinfeksi. Penyebaran dapat terjadi

melalui angin, air pengairan dan alat pertanian. Layu total pada tanaman dapat terjadi

2-3 minggu setelah terinfeksi. Jika tanaman sakit dipotong dekat pangkal batang akan

terlihat gejala cincin coklat dari berkas pembuluh. Warna jaringan akar dan batang

menjadi coklat. Tempat luka infeksi tertutup hifa yang berwarna putih seperti kapas

(Desnurvia, 1990)

Penyakit tanaman adalah sesuatu yang bersifat menganggu tanaman sehingga

menurunkan kualitasnya, yang berakibat terus menerus dan gejala yang ditimbulkan

berdeda-beda. Ada dua macam gejala tanaman yang sakit yaitu gejala luar (External

symptoms), seperti benjolan, layu, lendir busuk basah, busuk keras, bercak daun,

kurap, luka, perubahan warna atau bentuk daun, menguning, daun atau batang kerdil.

Gejala dalam (Internal symptoms) seperti, generasi jaringan pembusukan jaringan,

kerusakan jaringan, jaringan dan selnya mati (Elfina, 2004)

Page 38: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

27

1. Rhizoctonia solani

Rhizoctonia solani merupakan salah satu penyakit cendawan yang banyak

menimbulkan kerugian pada tanaman di seluruh dunia. Rhizoctonia solani diketahui

menyebabkan berbagai penyakit tanaman seperti busuk akar dan menyerang batang.

Rhizoctonia solani menyerang inangnya ketika mereka berada di tahap remaja

pertumbuhan mereka seperti benih dan bibit, yang biasanya ditemukan di dalam

tanah. Patogen diketahui menyebabkan kerugian tanaman yang lebih rendah

(Khaeruni, 2012). Rhizoctonia solani menyerang bibit tanaman di bawah permukaan

tanah, tetapi juga dapat menginfeksi polong, akar, daun dan batang. Rhizoctonia

solani dapat menyerang benih sebelum berkecambah atau dapat membunuh bibit

yang sangat muda segera setelah muncul dari tanah. Rhizoctonia solani sering

menyerang daun-daun di dekat tanah, menyebabkan hawar daun atau bercak daun

yang lebar. Di daerah beriklim sedang diketahui bahwa jamur membentuk

basidiospora dan determinasi sebagai Corticium vagum kemudian sebagai

Thanatephorus cucumeris (Semangun, 1996).

Secara umum, pertumbuhan Rhizoctonia solani berlangsung sangat cepat. Satu

isolat dapat tumbuh menutupi cawan petri dalam tiga hari. Cendawan ini dapat hidup

selama beberapa tahun dengan memproduksi sklerotia di tanah dan jaringan

tanaman. Patogen ini cocok dengan keadaan struktur tanah yang kurang baik dan

kelembapan tanah yang tinggi menggambarkan bagaimana Rhizoctonia solani

menyerang tanaman (Ceresini, 1999).

Klasifikasi dari cendawan Rhizoctonia solani sebagai berikut:

Page 39: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

28

Kingdom : Fungi

Phylum : Basidiomycota

Class : Agaricomycetes

Order : Cantharellales

Family : Ceratobasidiacea

Genus : Rhizoctonia

Species : Rhizoctonia solani (Sumartini, 2011)

Selain Rhizoctonia solani terdapat jamur dengan 100 jenis yang dapat

menyebabkan kerusakan secara luas dalam waktu singkat dengan intensitas serangan

mencapai 35%. Fusarium oxyforum adalah salah satu genus cendawan berfilamen

yang banyak ditemukan pada tanaman dan tanah. Jamur Fusarium oxyforum adalah

salah satu jenis patogen tular tanah yang mematikan, karena patogen ini mempunyai

strain yang dapat dorman selama 30 tahun sebelum melanjutkan virulensi dan

menginfeksi tanaman (Sudantha, 2010). Jamur ini merupakan parasit lemah artinya

hanya dapat menyerang tanaman yang sedang berada pada kondisi lemah (peka)

karena kekeringan, kekurangan unsur hara, terlalu banyak sinar matahari dan tanaman

terlalu banyak buah (Sulistyani,2011).

Penyakit jenis ini menyebabkan penyakit hawar pelepah daun dengan miselium

cendawan mempunyai 6-10µm dan mempunyai percabangan yang membentuk sudut

runcing. Hifanya bersel pendek, mempunyai percabangan. Cendawan Rhizoctonia

solani berkembang baik pada kelembaban optimum 96% dan suhu optimum 30-

3200C. Cendawan ini dapat membentuk Sklerotium yang berbentuk tidak teratur,

Page 40: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

29

sedangkan badan intinya berwarna coklat atau coklat kehitaman. Gejala penyakit ini

berupa timbulnya bercak berbentuk lonjong dengan bagian tepi yang tidak teratur dan

terdapat pada upih daun dan juga seludang daun. Bercak tersebut berwarna coklat

kemerahan seperti jerami. Pada keadaan yang lembab bercak dapat muncul benang-

benang miselia cendawan yang tebal dan pendek berwarna putih atau coklat muda

(Semangun, 1996).

2. Fusarium oxyforum

Fusarium oxyforum adalah cendawan tanah yang dapat bertahan lama dalam

tanah sebagai klamidospora yang terdapat banyak dalam akar-akar yang sakit.

Cendawan juga dapat bertahan pada akar rumput. Fusarium oxyforum menyerang

melalui akar, terutama akar yang luka. Baik luka mekanis maupun luka yang

disebabkan nematoda Radophulus similis. Tetapi tidak masuk melalui batang atau

akar rimpang, meskipun bagian ini dilukai (Semangun, 2004).

Jamur ini merupakan patogen asal tanah yang penting secara ekonomi, karena

dapat menyebabkan busuk dan layu Fusarium pada akar, batang, dan kecambah pada

lebih dari 100 janis tanaman. Fusarium oxyforum merupakan patogen penghuni tanah

yang mempunyai kemampuan hidup sebagai saprofit, dapat mendegradasi lignin dan

kompleks karbohidrat, juga dapat beras osiasi dengan bahan organik tanah, memiliki

ras fisiologi yang berbeda dan dapat menimbulkan penyakit yang bersifat monosiklik,

patogen ini dapat bertahan dalam berbagai jenis tanah sampai puluhan tahun

walaupun tanpa inang (Kistler, 1997)

Klasifikasi dari cendawan Fusarium oxyforum sebagai berikut:

Page 41: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

30

Kingdom : Fungi

Phylum : Eumycota

Class : Hypomycetes

Order : Moniliales

Family : tuberculariaceae

Genus : Rhizoctonia

Species : Rhizoctonia solani (Sumartini, 2011)

Jamur-jamur antagonis tanah isolat lokal seperti Tricoderma sp pengendalian

hayati lodoh 15 dilaporkan mempunyai aktivitas antagonisme yang kuat terhadap

jamur patogen dengan mekanisme hiperparasitisme dan antibiosisnya sehingga efektif

menghambat pertumbuhan kapang patogen tanaman dengan mendegradasi dinding

selnya. Dinding sel kapang patogen menjadi rusak kemudian mati melalui aktivitas

enzim kitinasenya. Beberapa enzim kitinolitik hanya toksik pada kapang patogen

penyebab penyakit tanaman budidaya namun tidak pada mikroorganisme lain dalam

tanah dan tumbuhan inang (Thakuria, 2004).

Serangan jamur ini mengakibatkan penurunan produksi komoditas pertanian

dan mengakibatkan kerugian bagi petani. Pengendalian yang biasa dilakukan oleh

petani untuk mengendalikan layu fusarium yaitu membongkar dan membakar

tanaman yang sakit dan penggunaan pestisida sintesis (fungisida) (Nugraheni, 2010).

Pengendalian patogen di dalam tanah secara kimia terbukti tidak efektif. Penggunaan

fungisida yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping, terutama pada

gangguan kesehatan manusia, pencemaran lingkungan, dan berkembangnya jamur

Page 42: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

31

patogen yang resisten terhadap fungisida. Selain itu bahan kimia sintetik akan

membunuh organisme bukan sasaran yang berguna Pengendalian dengan agen hayati

dapat menghindari efek samping yang tidak diinginkan dari penggunaan fungisida

sintetik (Sari, 2012).

Pengendalian hayati menggunakan berbagai mikroorganisme seperti bakteri

kitinolitik sudah banyak digunakan (Duffy 1995). Bakteri kitinolitik mampu

menghasilkan enzim kitinase dan banyak dilaporkan sebagai agens biokontrol.

Kitinase merupakan enzim ekstraseluler yang berperan penting dalam menghidrolisis

kitin. Kitinase diproduksi secara alami pada berbagai organisme seperti bakteri,

artopoda, vertebrata, dan tanaman. Fungsi fisiologis dari kitinase bergantung pada

sumbernya. Pada tanaman, umumnya kitinase diinduksi oleh adanya faktor cekaman

seperti infeksi patogen yang mengandung kitin. Pada organisme yang mengandung

kitin pada dinding selnya atau struktur yang lainnya seperti fungi, kitinase diketahui

berperan dalam germinasi spora, pertumbuhan hifa dan percabangannya serta

perkembangan miselium (Lopes et al. 2008). Substrat utama dari kitinase ialah kitin

yang merupakan senyawa biopolimer berantai panjang dan tidak bercabang (Sanjaya

dan Yuanita 2007). Tiap rantai polimer umumnya terdiri atas 2000– 5000 unit

monomer N-asetil-D-glukosamin yang terpaut melalui ikatan β (1-4) glukosa, yang

merupakan polimer kedua melimpah di alam setelah selulosa (Patil et al. 2000).

Penggunaan bakteri antagonis merupakan salah satu komponen pengendalian

yang memiliki beberapa keuntungan antara lain tidak mengandung bahan beracun

yang bisa menimbulkan residu pada rantai makanan dan pencemaran lingkungan,

Page 43: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

32

tidak memerlukan aplikasi berulang karena bakteri dapat memperbanyak diri selama

lingkungan mendukung perkembangannya, tidak menimbulkan efek samping

terhadap organisme yang bermanfaat pada tanaman dan dapat meningkatkan

ketahanan terhadap serangan patogen (Wei et al, 1991).

Dinding sel cendawan tersusun atas kompleks kitin (polimer dari N-

asetilglukosamin) dan variasi mannoprotein bersama dengan ikatan α- dan β-1,3-D-

glukan. Dinding sel ini merupakan target penting untuk agen anti cendawan (Hanson

2008). Pengendalian penyakit yang diakibatkan cendawan dapat dilakukan

menggunakan fungisida tetapi pemberian yang berlebihan dalam jangka waktu yang

panjang dapat memberikan dampak negatif. Penggunaan fungisida dapat

menimbulkan masalah lingkungan karena residunya tidak dapat terdegradasi oleh

organisme kecuali mikroorganisme tertentu. Residu tersebut terakumulasi dalam sel

atau jaringan organisme sehingga dapat meracuni organisme yang bersangkutan.

Pengendali hayati dapat digunakan karena lebih aman dari pada penggunaan bahan

kimia, di antaranya dengan memanfaatkan bakteri penghasil enzim pendegradasi kitin

yang menghambat pertumbuhan cendawan (Neuhaus 1999).

Page 44: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

33

F. Kerangka Pikir

INPUT

Bakteri kitinolitik mampu megendalikan penyakit

pada tanaman khususnya cendawan patogen yang

memiliki kitin pada dinding sel nya

Bakteri kinolitik dapat menghasilkan enzim yang

banyak dimanfaatkan sebagai agen biokontrol

terutama bagi tanaman yang terserang infeksi jamur

PROSES

OUTPUT

Inokulasi dan peremajaan biakan dalam media

padat

Uji antifungi secara invitro

Bakteri kitinolitik mampu menghambat

pertumbuhan penyakit pada tanaman

cendawan patogen

Page 45: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan eksploratif.

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2017 - Januari 2018 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin

Makassar.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan eksploratif yaitu untuk mengetahui

bakteri kitinolitik dapat mencegah timbulnya penyakit pada tanaman hortikultura.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini disebut variabel deskriptif. Adapun variabel yang

diamati yaitu bakteri kitinolitik sebagai agen biokontrol cendawan patogen.

D. Defenisi Operasional Variabel

Adapun defenisi operasional variabel pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bakteri kitinolitik merupakan mikroorganisme yang dapat menghasilkan senyawa

kitin dari struktur dinding sel fungi patogen. Enzim kitinase yang dihasilkan dari

34

Page 46: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

35

lisis dinding sel fungi patogen mampu menghambat pertumbuhan mikroba

patogen.

2. Cendawan patogen adalah mikroorganisme yang dapat menyerang atau

menghentikan proses tumbuh tanaman. Gejala yang dapat ditimbulkan seperti akar

dan batang tanaman membusuk, daun – daun menguning dan rontok.

E. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Autoklaf, laminar air flow

(LAF), hot plate and stirrer, incubator, neraca analitik, oven, ose, tabung reaksi,

cawan petri, labu erlenmeyer, jangka sorong, lemari es.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bakteri kitinolitik

Lysinibacillus fusiformis dan Brevibacillus reuszeri cendawan Rhizoctonia solani

dan Fusarium oxyforum, media Natrium agar (NA), Potato dextrose agar (PDA),

alkohol 70%, aquades steril, aluminium foil, plastic silk, tissue, label, spidol, masker

dan sarung tangan

F. Prosedur kerja

Adapun prosedur kerja pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Sterilisasi Alat

Semua alat-alat gelas yang akan digunakan dalam penelitian ini, terlebih

dahulu disterilkan dalam oven dengan suhu 180o selama 2 jam.

Page 47: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

36

2. Pembuatan Media

a. Media PDA

Menyiapkan bahan dalam pembuatan media PDA 100 mL, kemudian dituang

kedalam labu Erlenmeyar dan dipanaskan dengan menggunakan alat hot plate selama

30 menit untuk melarutkan dekstosa agar, kemudian media ditutup rapat dan

disterilkan menggunakan autoklaf suhu 1210C. Erlenmeyer yang berisi media PDA

dikeluarkan dari autoklaf setelah itu menuang PDA kedalam cawan petri, dikerjakan

secara aseptik didalam Laminar Air Flow (LAF) yang akan digunakan sebagai media

peremajaan.

b. Media NA

Menyiapkan bahan dalam pembuatan media NA 150 mL, kemudian dituang

kedalam labu Erlenmeyar dan dipanaskan dengan menggunakan alat hot plate selama

30 menit untuk melarutkan dekstosa agar, kemudian media ditutup rapat dan

disterilkan menggunakan autoklaf suhu 1210C. Erlenmeyer yang berisi media PDA

dikeluarkan dari autoklaf setelah itu menuang PDA kedalam cawan petri, dikerjakan

secara aseptik didalam Laminar Air Flow (LAF) yang akan diguakan sebagai media

peremajaan.

3. Peremajaan isolat

a. Isolat Cendawan Patogen

Isolat yang digunakan pada penelitian ini yaitu Rhizoctonia solani dan

Fusarium oxyforum. Isolat cendawan diremajakan dengan cara menginokulasi pada

media PDA. Diinkubasi selama 7 hari dengan suhu kamar.

Page 48: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

37

b. Isolat Bakteri Kitinolitik

Isolat yang diguanakan yaitu Lysinibacillus fusiformi dan Brevibacillus reuszeri

Isolate cendawan diremajakan dengan cara menginokulasi pada media NA agar

miring. Diinkubasi selama 1x24 jam dengan suhu 370C.

4. Uji antifungi

Uji antifungi isolat bakteri kitinolitik dilakukan dengan teknik kultur ganda

terhadap cendawan patogen. Isolat Rhizoctonia solani dan Fusarium oxyforum

diletakkan pada pusat medium, selanjutnya bakteri kitinolitik digoreskan dengan

jarak 2 cm dari tepi medium.

5. Indeks penghambatan

Indeks penghambatan yang digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan

pengamatan zona hambat yang dihasilkan pada hari ke-7 dihitung menggunakan

Rumus:

Indekx penghambatan : x 100 %

R1 : Jari-jari pertumbuhan ke arah tepi petri

R2:. Jari-jari pertumbuhan ke arah bakteri antagonis

R1 –R2

R1

Page 49: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Panelitian

Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri dari dua isolat bakteri kitinolitik

yang digunakan yaitu Lysinibacillus fusiformis dan Brevibacullus reuszeri terhadap

cendawan patogen Rhisoctonia solani dan Fusarium oxyforum pada medium Natrium

Agar (NA) dengan cara teknik kultur ganda memiliki zona hambat yang berbeda.

Data dari hasil uji aktivitas antifungi dengan masa inkubasi selama 7 hari dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1. Data aktivitas bakteri kitinolitik terhadap cendawan patogen

Kode isolat Isolat cendawan

patogen

Jari-Jari

penghambatan Indeks

penghamabatan R1 R2

L. fusiformis R. solani 0 0 100%

L. fusiformis F. oxyforum 3,6 2,2 30%

B. reuszeri R. solani 0 0 100%

B. reuszeri F. oxyforum 3,6 0,8 77%

Selain dalam bentuk tabel, aktivitas antibakteri terhadap cendawan patogen

yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1. dan gambar 4.2.

38

Page 50: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

39

Gambar 4.1 Hasil uji antibiosis secara in vitro bakteri Lysinibaacillus fusiformis

dan cendawan patogen

Rhizoctonia solani Fusarium oxyforum

Gambar 4.2 Hasil uji antibiosis secara in vitro bakteri Brevibacullus reuszeri

dan cendawan patogen

Rhizoctonia solani Fusarium oxyforum

Page 51: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

40

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ini, cendawan patogen Rhizoctonia solani dan

Fusarium oxyforum diremajakan pada madia potato Dextrosa Agar (PDA) dengan

masa inkubasi 7 hari pada suhu ruang. Secara terpisah isolat bakteri kitinolitik

Lysinibacillus fusiformis dan Brevibacillus reuszeri diremajakan pada media Nutrien

Agar (NA) miring. Setelah bakteri berumur 24 jam kemudian dilakukan pengujian

teknik kultur ganda terhadap cendawan dengan menggunakan media kitin agar.

Media kitin agar digunakan untuk merombak senyawa kitin pada bakteri. Miselium

cendawan patogen dengan diamteter 0,5 cm diletakkan pada cawan petri dengan jarak

2 cm dari tepi medium dengan menggunakan jarum ose. Kemudian bakteri kitinolitik

digoreskan memanjang dengan jarak 3 cm dari potongan miselium cendawan

patogen, biakan diinkubasi pada suhu ruang selama 7 hari.

Hasil yang diperoleh, sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. ,Gambar

4.1. dan Gambar 4.2., menunjukkan bahwa isolat bakteri yang digunakan memiliki

daya hambat terhadap pertumbuhan cendawan patogen. Indeks penghambatan

menujukkan bakteri kitinolitik yang menghasilkan enzim kitinase mampu

menghambat pertumbuhan cendawan patogen karena kemampuannya sebagai agen

biokontrol patogen tanaman, khususnya cendawan patogen yang memiliki kitin pada

dinding selnya seperti Rhizoctonia solani dan Fusarium oxyforum. Isolat bekteri

kitinolitik yang memperlihatkan efektivitas paling tinggi dalam menghambat

pertumbuhan cendawan adalah Lysinibacillus fusiformis dengan indeks

Page 52: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

41

penghambatan 100 % dan 30%. Isolat bakteri yang memiliki efektivitas paling rendah

adalah Brevibacillus reuszeri dengan indeks penghambatan 100% dan 77% terhadap

isolat cendawan patogen. Menurut suryanto et al (2010), perbedaan efektivitas

penghambatan pertumbuhan jamur disebabkan oleh adanya perbedaan komposisi

dinding sel jamur, keberadaan kitin pada miselium jamur, perbedaan laju

pertumbuhan bakteri. Zona hambat pertumbuhan jamur patogen dengan kitinase

adalah bukti cara pendegradasian dinding sel jamur oleh β-1,4-N-asetilglukosamin

(Herrera et al, 1999).

Pengujian dilakukan pada waktu yang sama tetapi terdapat perbedaan

kitinolitik dari setiap isolat bekteri. Perbedaan indeks kitinolitik dipengaruhi oleh

perbedaan aktivitas dan produksi enzim kitinase dari masing-masing isolat. Semakin

besar zona bening yang dihasilkan dari aktivitas enzim maka semakin banyak enzim

yang dihasilkan pada proses hidrolisis kitin. Perbedaan indeks juga disebabkan oleh

perbedaan spesies mikroorganisme, yaitu perbedaan gen yang mengkode setiap isolat.

(Tronsmo, 1993)

Besarnya zona bening yang dihasilkan tergantung pada monomer N-

asetilglukosamin yang dihasilkan dari proses hidrolisis kitin dengan memutuskan

ikatan β-1,4 homopolimer N-asetilglukosamin. Semakin besar jumlah monomer yang

dihasilkan N-asetilglukosamin yang dihasilkan maka akan semakin besar zona bening

yang terbentuk disekitar koloni (Nurmawati, 2007).

Pada penelitian sebelumnya Isolat bakteri Lysinibacillus reuzseri memiliki

indeks kitinolitik 4,5 dari perbandingan nilai antara diameter zona bening dan

Page 53: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

42

diameter koloni (Aditia, 2016). Dengan indeks kitinolitik ini mengindikasikan bahwa

bakteri Lysinibacillus reuzseri berpotensi untuk dijadikan biokontrol cendawan

patogen. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa Lysinibacillus

reuzseri menghambat pertumbuhan Rhizoctonia solani dengan indeks penghambatan

100%. Rhizoctonia solani memiliki struktur dinding sel yang mengandung kitin

(Khaeruni et al, 2010). Pada pengamatan secara in vitro terlihat bahwa bakteri

kitinolitik memiliki kualitas degradasi kitin yang kuat terhadap perkembangan

Rhizoctonia solani. Hal ini diduga karena populasi yang tinggi mendorong terjadinya

kompetisi dan memungkinkan bakteri melepas senyawa metabolit sekunder sebagai

bentuk pertahanan bakteri (Novitasari, 2013).

Sedangkan hasil pengamatan pada cendawan Fusarium oxyforum memiliki

indeks penghambatan 30%. Hal ini berbeda dengan Rhizoctonia solani karena

Fusarium oxyforum lebih tahan terhadap kitinase karena komposisi dinding sel

Fusarium oxyforum berbeda dengan Rhizoctonia solani (Yurnaliza, 2011). Isolat

bakteri Lysinibacillus reuzseri memiliki diameter penghambatan 3,6 cm (Tabel. 1)

pada pertumbuhan ke arah tepi petri dan diameter penghambatan 2,2 cm (Tabel. 1)

pada pertumbuhan ke arah bakteri antagonis. Diameter koloni bakteri sudah jauh

lebih besar dari diameter koloni cendawan patogen.

Brevibacillus reuszeri memiliki indeks kitinolitik 15, lebih besar dari bakteri

Lysinibacillus fusiformis. Perbedaan indeks kitinolitik, bakteri ini dengan bakteri

yang dipakai sebelumnya, disebabkan zona bening yang dihasilkan tergantung pada

jumlah monomer N-asetilglukosamin dari proses hidrolisis kitin dengan ikatan β-1,4-

Page 54: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

43

N-setilglukosamin. Semkin besar jumlah monomer N-asetilglukosamin yang

dihasilkan maka akan semakin besar zona bening yang terbentuk di sekitar koloni

(Aditia, 2016).

Hasil pada penelitian ini menunjukkan indeks penghambatan 100% pada

cendawan Rhizoctonia .solani. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.2., yang

membuktikan besarnya penghambtan bakteri kitinolitik terhadap cendawan patogen

Rhizoctonia solani. Isolat cendawan Rhizoctonia solani memiliki struktur dinding sel

yang mengandung kitin, namun lemah terhadap enzim kitinase. Besarnya zona

hambat yang dihasilkan oleh bakteri yang menghasilkan metabolit seperti enzim

pendegradasi dinding sel atau senyawa anti jamur (Govindappa, 2011). Isolat

cendawan Fusarium oxyforum memiliki indeks penghambatan 77% dan memiliki

diameter penghambatan ke arah tepi petri 3,6 cm (Tabel. 1), jari-jari penghambatan

ke arah bakteri antagonis 0,8 cm (Tabel. 1). Menurut Wang et al (2003), polimer kitin

yang merupakan salah satu komponen dinding sel hifa fungi dihidrolisis oleh enzim

kitinase, sehingga dapat menghambat pertumbuhan hifa fungi patogen.

Pengujian kemampuan antijfungi enzim kitinase pada jenis cendawan yang

berbeda memberikan hasil yang berbeda pula pada hasil yang didapatkan. Cendawan

Fusarium oxyforum memang lebih tahan terhadap kitinase karena komposisi dinding

selnya berbeda dengan jamur Rhizoctonia solani. Komposisi dinding sel jamur dari

Fusarium oxyforum pada lapisan luar terdapat senyawa glikoprotein yang melindungi

permukaan miselium (Schoffelmeer, 1999). Kandungan glikoprotein pada dinding sel

sebanyak 50-60% dari total massa dinding sel, dimana dari hasil analisis gula yang

Page 55: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

44

terdapat pada dinding sel menunjukkan bahwa jamur ini tidak hanya mengandung

glukosa (N-asetil) glukosamin tetapi juga galaktosa, mannosa, dan asam uronik yang

diduga berasal dari glikoprotein dinding sel. Jamur Rhizoctonia solani mampu

menghasilkan enzim kitinase dan b-1,3 glukanase, protein dan lipid yang melapisi

dinding sel menghalangi aktivitas enzim kitinase (Kamel et al, 1993) namun

miselium Fusarium oxyforum menunjukkan bahwa jamur ini lebih tahan terhadap

pengaruh enzim tersebut dibandingkan dengan jamur Rhizoctonia solani.

Cendawan Fusarium oxyforum adalah jamur yang lebih tahan terhadap lisis.

Protein dan lipid yang melapisi dinding selnya dapat menghalangi perkembangan

aktivitas enzim kitinase. Fusarium oxyforum dikenal sebagi penghuni tanah yang

mempunyai kemampuan hidup sebagai saprofit, dapat mendegradasi lignin dan

kompleks karbohidrat, juga dapat berasosiasi dengan bahan organik tanah, memiliki

ras fisiologi yang berbeda dan dapat menimbulkan penyakit yang bersifat monosiklik,

patogen ini dapat bertahan dalam berbagai jenis tanah sampai puluhan tahun

walaupun tanpa inang (Widya, 2014).

Kemampuan bakteri kitinolitik untuk menghasilkan enzim kitinase pada

media yang mengandung kitin, adanya zona bening disekitar koloni menunjukkan

adanya aktivitas kitinase dari bakteri tesebut. Masing- masing bakteri mempunyai

kemampuan berbeda-beda dalam menghasilkan kitinase (Muharni, 2007). Dimana

Brevibacillus reuszeri mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibanding

Lysinibacillus fusiformis. Hal ini dapat dilihat dari luasnya zona bening yang

Page 56: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

45

dihasilkan oleh masing-masing bakteri. Terjadinya perbedaan ini disebabkan jumlah

monomer N-asetilglukosamin yang dihasilkan dari bakteri berbeda-beda (Susi, 2002).

Kemampuan antifungi enzim kitinase ditentukan berdasarkan adanya

penghambatan-pemanjangan miselium jamur Fusarium oxyforum saat terjadi kontak

dengan enzim kitinase (Margino, 2011). Kemampuan enzim kitinase dalam

melisiskan dinding sel jamur ditentukan dengan melihat perubahan yang terjadi pada

miselium jamur dengan enzim kitinase. Miselium jamur yang utuh sulit untuk

ditembus oleh kitinase murni, dan aktivitas enzim ini akan efektif jika miselium

jamur yang diujikan telah berada dalam bentuk potongan-potongan. Enzim kitinase

mampu melisiskan potongan dinding sel jamur (Yurnaliza, 2008).

Kitinase banyak dimanfaatkan sebagai agen biokontrol terutama bagi tanaman

yang sering terinfeksi jamur. Hal ini dikarenakan kitin yang merupakan kompenen

utama dinding sel jamur dapat didegradasi enzim kitinase menghasilkan produk yang

ramah lingkungan dibandingkan penggunaan zat kimia. Peran enzim kitinase banyak

digunakan sebagai antifungi yang efektif terhadap sarangan Rhizoctonia solani pada

tanaman kapas atau Fusarium oxyforum pada tanaman strawberi, dan tidak toksik

terhadap tanaman pada konsentrasi tinggi (Wang et al, 2003). Bacillus subtilis dalam

mendegradasi kitin dapat menghambat pertumbuhan beberapa jamur patogen

degradasi dinding sel jamur (Herdyastuti et al. 2009).

Beberapa penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa bakteri kitinase

efektif digunakan sebagai pengendali cendawan patogen. Bapat and Shah, (2000),

Zhao et al, (2012) melaporkan bahwa spesies dari Brevibacillus, seperti Brevibacillus

Page 57: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

46

brevis dan Brevibacillus laterosporus efektif sebagai antagonis untuk cendawan

patogen seperti Phytoptora capsici and Fusarium oxysporum. Selain itu,

Brevibacillus reuszeri. B. licheniformis mampu menghambat pertumbuhan cendawan

patogen B. cinerea and Phytophthora capsici pada berbagai tanaman inang dengan

memproduksi senyawa antifungi yang beragam termasuk glukanase, kitinase, peptida

dan lipoppetida (Cui et al, 2012. Essghaieret et al, 2009. Wang et al., 2014).

Beberapa faktor pertumbuhan tersebut adalah konsentrasi zat antimikroba,

jumlah mikroorganisme, adanya bahan organik, suhu, derajat keasaman (pH) dan

spesies mikroorganisme (Pelczar, 2009). Selain itu menurut Hermawati (2014),

menyatakan bahwa pertumbuhan fungi dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan

antara lain suhu, waktu kontak, sifat-sifat kimia dan fisik media pertumbuhan seperti

pH, kadar air, nutrisi, serta jumlah komponen didalamnya.

Page 58: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

47

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada penelitian yaitu uji antifungi dari bakteri

kitininolitik Lysinibacillus fusiformis dan Brevibacillus reuszer memiliki

kemampuan menghambat cendawan patogen Rhizoctonia solani dan Fusarium

oxyforum. Isolat bakteri kitinolitik Lysinibacillus fusiformis dan Brevibacillus

reuszeri memiliki indeks penghambatan 100% sehingga mamapu menghambat

pertumbuhan cendawan Rhizoctonia solani. Isolat bakteri kitinolitk Lysinibacillus

fusiformis mampu menghambat Fusarium oxyforum dengan konsentrasi 30% dan

isolat bakteri Brevibacillus reuszer mampu menghambat Fusarium oxyforum dengan

konsentrasi 77%

B. Saran

Adapun saran yang dapat saya sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian untuk melihat peran bakteri dalam menghambat infeksi

jamur patogen, mengeksplorasi kemampuan isolat dalam menghasilkan enzim

kitinase yang bisa dimanfaatkan dalm berbagai bidang.

2. Perlu dilakukan penelitian di lapangan untuk mengetahui kemampuan bakteri

kitinolitik dalam meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan patogen

serta melihat persentase penghambatan yang isolat bakteri

Page 59: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

48

KEPUSTAKAAN

Alfiah, R. R., Khotimah, S. dan Turnip, M. 2015. Efektivitas Ekstrak Metanol Daun

Sembung Rambat (Mikania micrantha Kunth) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans. Jurnal Protobiont. Vol. 4. No. 1. Hal 53.

Ahmad R.Z. Aktivitas Enzim kitinase dan protease pada cendawan nemtofagus.

Duddigtonia Flagrans dan Saccharomyces cereviseae. Seminar nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 2007.

Amarilla, M. Cloning Molecular Biotecnology 23 (1); 1-10. 2003 Andreas, G. Potensi Bacillus subtilis dalam Mendegradasi Kitin pada Jamur Patogen

& Deteksi Gen Kitinase (Chi) Dengan Marka Molekuler Polymerase Chain Reaction (PCR). Makassar. Unhas. 2016

Ari. S. Wahyudi. Potential Isolate from soybean Rhizophere as biocontrol against

Soliborne Phytopathologenic Fungi. Journal Of Biocience 18(2); 51-52. 2011 Asril, M. Kemampuan Bakteri Tanah Dalam Menghambat Pertumbuhan ganoderma

boninense dan Fusarium oxyforum secara In vitro dan Uji penghambatan penyakitr Layu Fusarium pada Benih Cabai merah. Skripsi Medan. 2011

Bapat, S., Shah, A.K., Biological control of fusarial wilt of pigeon pea by Bacillus

brevis. Can. J. Microbiol. 46, 125–132. 2000 Campbell NA, JB Reece, dan LG Mitchell. Biologi, Jilid 1, Edisi Kelima. Jakarta:

Erlangga. 2002. Ceresini, P. Rhizoctonia solani, Phatogenprofile as one of the requirements of the

course. Soilborne Plant Pathogens. NC. State University. 1999 Chernin, L., Ismailov, Z., Haran, S. & Chet, I. Chitinolytic enterobacter agglomerans

antagonistic to Fungal Plant Pathogens. Appl. Environ. Microbiol 61(5): 1720–

1726. 1995 ----------, ismailov, Hanan S, Chet I. Chitinolytic Enterobacter agglomerans

antagonistic to Fungal Plant Patogens. Appl Environ Microbial 61: 1720-1726 1998.

48

Page 60: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

49

Chasanah E, Fawzya YN, Pratis A, dan Nurhayati T. “Penapisan bakteri penghasilan

enzim kitinase yang berasosiasi dengan spons laut”. Jurnal Pascapanen dan Bioteknolpgi Kelautan dan Perikanan 2 (2007);161-169

Cui, T.-B., Chai, H.-Y., Jiang, L.-X., Isolation and partial characterization of an

antifungal protein produced by Bacillus licheniformis BS-3. Molecules 17, 7336–7347. 2012.

Choiruddin, M. R. 2010. Virulensi dan Keanekaragaman Genetika Fusarium

oxysporum F. Sp. Cepae Penyebab Busuk Pangkal pada Bawang Putih. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Skripsi.

Duffy BK, Andrew S, DM Weller. Combination of Trichoderma koningii with

fluorescent Pseudomonads for control of take-all on wheat. Phytopathology. 86(2):160–168. 1995

Dewi. R, Uji Antagonis Cendawan Agens Hayati terhadap Cendawan Cercospora

musae Penyebab Penyakit Sigatoka secara In Vitro. ISSN: 2252-3979. 3 (2). 129-135. 2014.

Deznurvia R, Identifikasi dan uji patogenesitas bakteri penyebab penyakit layu asal

pisang pada buah Ambon. Tesis. IPB. Bogor. 1990 Essghaier, B., Fardeau, M.L., Cayol, J.L., Hajlaoui, M.R., Boudabous, A., Jijakli, H.,

Sadfi-Zouaoui, N. Biological control of grey mould in strawberry fruits by halophilic bacteria. J. Appl. Microbiol. 106, 833–846. 2009

Elfina, P. Buku Ajar Pengendalian Hama terpadu. Faperika Press Universitas Riau.

2004 Fadhilah, S., Wiyono, S., dan Surahman M. Pengembangan Teknik Deteksi Fusarium

Patogen pada Umbi Benih Bawang Merah (Allium ascalonicum) di Laboratorium. J. Hort. Vol. 24. No. 2. Hal. 171. 2014

Ferniah RS, S Pujiyanto, S Purwantisari, Supriyadi, Interaksi kapang patogen

Fusarium oxysporum dengan bakteri kitinolitik rizosfer tanaman jahe dan pisang. Jurnal Natur Indonesia 14(1) 56-60. 2011

----------, Purwantisari S, Pujianto S. Uji Potensi Bakteri Kitinolitik Sebagai

Pengendali Hayati Patogen Kapang Penyebab Penyakit Tanaman Kentang

Page 61: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

50

(Solanum tuberosum). Laporan Penelitian Dosen Muda Semarang Universitas Diponegoro. 2003

Fravel LJ, Wanten P, Blok W. Biological soil disinfestation: a safe and effective

approach for controlling soilborne pests and diseases. Agroindustria. 3(3):289-291, 2004.

Gerhardson, B. Biological substitutes for pesticides. Trends Biotechno. 20: 338-343.

2002 Chapptepar, C., African Journal Of Biotecnology. 4 (1). 87-90.2004 Gohel, V., Singh, A., Vimal, M., Ashwini, P. & Chhatpar, H.S. Review.

Bioprospecting and antifungal potential Chitinolytic microorganisms. African J. of Biotechnology 5(2): 54-72. 2006

Govindappa M, Ravishankar RV, Lokesh S. Screening of Pseudomonas fluorences

isolates for biological control of Macrophominaphaseolina root-rot of safflower. Afri. J. Agric. Res 6(6): 6256-6266. 2011

Gooday GW. Physiology of microbial degradation of chitin and chitosan. In

Physiology of Biodegradative migroognism. Radledge C (ed). KA Publishier. Netherland. 1990.

Haliza. W. Suhartono, M.T. Karekteristiki kitinase dan mikroba. Buletin Teknologi

Pascapanen Pertanian 8:1. 2012 Harman, G.E dan Tronsmo, A. Detection and Quentification of N-Acetyl- Beta-D-

glukosamidase, Chitobiosidase and Endochitinase In Solution and on Gels. Analitical.Biochemistry. 208: 53-57. 1993.

Hanif,A. Suryanto,D. Nurwahyuni, I. Pemanfaatan bakteri kitinolitik dalam

menghambat pertumbuhan Curvularia sp penyebab penyakit bercak daun pada tanaman mentimun. J.Biotecnology. University Sumatera Utara, Padang. 2015

Hanson JR. The Chemistry of Fungi. Cambridge: RSC Publishing. 2008

Page 62: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

51

Hanafiah, K. A. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pesada. 2012

Haryanto, A. Isolation of chitinolyotic bacteria used as biological control of suspected

pathogenic fungi on oil palm seedlings. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2013

Hartono, Muthiadin, C. dan Bakri, Z. Daya Hambat Simbiotik Ekstrak Inulin Bawang

Merah (Allium cepa L.) dengan Bakteri Lactobacillus acidophilus terhadap Pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Jurnal Bionature. Jilid. 3. No. 1. Hal. 34.2012

Hermawati, I. R., Sudarno, dan Handijatno, D. Uji Potensi Antifungi Perasan Daun

Seledri (Apium graveolens L.) terhadap Aspergillus terreus Secara In Vitro. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol. 6. No. 1. Hal. 40. 2014

Herrera A. Chet I. Chitinase in Biological Control. Chitin and Chitinase 171-181.

1999 Herdiyastuti N, Raharjo TJ, Mudasir, and Matsjeh S. “Chitinase and Chitinolitik

Microorganism: Isolation Characterization And Potential” Indonesian Journal

of Chemistry 9: 37-34. 2009 Hernandez, A., I. Fernandez, P. Ana, J. Miranda, F.C. Sandra, N.H. Ana, and J.L.

Santander. 1999. Production, purification and diagnosis of siderophores from Pseudomonas fluorescens strain J-1443. Tropical Crops. 20 (1): 21-25.

Hsu SC and Lockwood J. Powdered Chitin Agar AS a Selective Medium for

Enumeration of Actinomycetes in water and Soil” Journal of Applied

Microbiology 29 no 3: 244-426. 1975. Kamel, Z, M. Rizki M. Saleh, Mustofa. Isolation and Identification of Rhizosphere

Soil Chitinolytic Bacteria and their Potential in Antifungal Biocontrol, Global Journal of Molecular Sciences 2(2): 56-57. 1993

Page 63: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

52

Khaeruni A, Sutariati GAK, Wahyuni S. Karakterisasi dan uji aktivitas bakteri Rizosfer lahan ultisol sebagai pemacu pertumbuhan dan agensia hayati cendawan patogen tular tanah secara In Vitro. J Hama Penyakit Tumbuhan Tropika. 10(2):123-130. 2010

Khaeruni A, Rahman A. Penggunaan Bakteri Kitinolitik sebagai Agens Biokontrol

Penyakit Busuk Batang oleh Rhizoctonia solani pada Tanaman Kedelai. Jurnal Lentera BIO. 8 (2). 2012

Kumalasari, E. dan Sulistyani, N.Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Batang

Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen.) terhadap Candida albicans serta Skrining Fitokimia. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. Vol. 1. No. 2. Hal. 59-60. 2011

Kloepper JW, Lifshitz R, Zablotowicz RM. Free-living bacterial inocula for

enchancing crop productivity. Trends Biotechnol. 7;39-43. 1989 Klister, H.C. Genetic diversity in the Plant-pathogenik fungus Fusarium oxyforum.

Phytopatology 87: 474-479. 1997 Krisyanella, Dachriyanus, dan Marlina. Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak serta Isolasi

Senyawa Aktif Antibakteri dari Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (W.Ait) Hassk). Padang: Universitas Andalas. Artikel.2012

Lasinrang A. Isolasi dan Identifikasi Molekuler Bakteri penghasil Enzim Kitinase

dari Limbah Pegolahan Udang. Skripsi. Univ Islam Negeri Makassar. 2016 Lestari. W, Aini. F, Berlian.Z., Aktivitas Antifungi Ekstrak Daun Kemangi Ocium

americanum L. terhadap Fungi Fusarium oxyforum Schlcht. Jurnal Biota. 2 (1), 2016.

Lopes MA, Gomes DS, Koblitz MGB, Pirovani CP, Cascardo JCDM, Es-Net AG,

Michelia F. Use of response surface methodology to examine chitinase regulation in the Basidiomycetes Moniliophthora Perniciosa. J Mycol Res. 112(4): 399–406. 2008.

Margino. Antifungal Activity of Serratia marcescens to Alternaria porri Causing

Purple Bloch Disease in in Vitro Treatment. Jurnal Lentera Bio. 4 (1);13-16. 2011

Page 64: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

53

Mamonto, S. I., Runtuwene, M. R. J. dan Wehantouw, F. 2014. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Biji Buah Pinang Yaki (Areca Vestiaria Giseke) yang di Ekstraksi secara Soklet. Jurnal Ilmiah Farmasi Pharmacon. Vol. 3. No. 3. Hal. 265. ISSN. 2302-2493.

McQuilken MP, Halmer P, Rhodes DJ. Application of microorganisms to seeds. In

Formulation of microbial biopesticides: Beneficial microorganisms, nematodes and seed treatments. Dordrecht: Kluwer Academic Press.1998.

Ming. C.C., Pe L., Mei. L. Biochemical characterization and site-directed multional

analysis of the double chitin-binding domain from chitinase 92 of Aeromonas hydrophila JP101. J.Elsevier 61-66. 2004

Muharni. Pengujian aktivitas kitinase dari Bacillus Circulans untuk dikembangkan

sebagai agen biokontrol pada penyakit tanaman. Jurnal penelitian Sains; 10 (1) 147-148. 2007

Mubarik NR. Prawasti T. Chitinolitic Bacteria Isolated From Chili Rhizosphere,

Characterization and Application as Biocontrol for Aphis gossyipii. Ind .J. Microbiol 4 (3): 103-107. 2010.

Nasran,S., Farida A., Ninoek. Produksi Kitinase dan Deasetilase dari Vibrio harveyi.

Jurnal penelitian perikanan Indonesia. 5(9): 878-887. 2003. Nabrdalik, M., Grata, K., & Latala, A. Proteolytic activity of Bacillus cereus strains.

Proceedings of ECOpole 4(2), 273-277. 2010 Neuhaus JM. Plant chitinase (PR-3, PR-4, PR-8, PR-11). Di dalam: Datta SK,

Muthukrishnan S, editor. Pathogenesis-Related Proteins in Plant. London: CRC Pr. hlm 77-105. 1999

Nugraheni, E. S. Karakterisasi Biologi Isolat-Isolat Fusarium sp. pada Cabai Merah

Capsicum annuum L.) Asal Boyolali. Universitas Sebelas Maret. Skripsi. 2010 Nurnawati, E. pengujian aktivitas kitinase sebagai agen biokontrol pada Fusarium sp

dan Rhizoctonua solani. Jurnal Sains. 10(1); 144-145. 2007

Novitasari P, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Kitinolitik Penghambat Pertumbuhan Cendawan Patogen Asal Kokon Cricula trifenestrata. University Ilmu Pertanian Bogor. 2013.

Page 65: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

54

Novina D, Suryanto, Elimasni, Uji Potensi Bakteri Kitinolitik dalam menghambat pertumbuhan Rhizoctonia solani penyebab rebah Kecambah Pada kentang Varietas Granola. Universitas Sumatera Utara, Medan. 2015.

Omidpanah, S., Sadeghi, H., Sarcheshmeh, M. M., dan Manayi, A. Evaluation of

Antifungal Activity of Aqueous Extract of Some Medicinal Plants Againts Aspergillus flavus, Pistachio Aflatoxin Producing Fungus in Vitro. Iran: Islamic Azad University. Original Article. 2015

Papuangan, N. Aktivitas penghambatan Senyawa Antimikroba Streprtomyces sp.

Terhadap Mikroba Patogen Tular Tanah Secara In Vitro dan In Planta. Tesis. IPB. Bogor. 2009

Patil, R.S., Ghormade, V. & Despande, M.V. Chitinolytic enzymes: an exploration.

Enzyme and Microbial Technology 26: 473-483. 2000 Pelczar dan Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I, diterjemahkan oleh Ratna Siri

Hadioetomo, Teja Imas, S. Sutami, Sri Lestari, Universitas Indonesia, Jakarta, Hal : 116-117. 1986

Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: UI Press. 2009. Perucci S, Zini S, Donadio E, Mancianti F, Fichi G. 2008. isolation of Scopulariopsis

spp. fungi from Psoroptes cuniculi body surface and evaluation of their entomopathogenic role. J Parasitol Res 102: 957-962.

Purwantisari S, Pujiyanto S, Ferniah RS,. Uji Efektifitas Bakteri Kitinolitik Sebagai

Pengendali Pertumbuhan Kapang Patogen Penyebab Penyakit Utama Tanaman Sayuran dan Potensinya sebagai Bahan Biofungisida Ramah Lingkungan. Laporan Penelitian Dosen Muda. Semarang: Universitas Diponegoro. 2005

Rachmawaty S.P, Tius E.S, Yaninda K.W, Enzim kirinase dan aplikasi di bidang

industry “Chitinase and the application” 3(3): 878-887. 2015 Raharjo I,B. Djatnika I. pengendalian hayati bercak daun Xhantomonas sp pada

tanaman sedapmalam dengan Pseudomonas fluorences, Tricoderma sp. J,Sains. Univ Semarang. 301-310. 2001

Sahai AS, Fujii T, Yoneyama T. “High-multiplicity og citinase genes in Streptomyces

coelicolor A3(2)”. Biosience, bioteknology, and Biochemistry 63 no 4 (1993): 710-718.

Page 66: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

55

Sanjaya I, Yuanita L. Adsorpsi Pb (II) oleh kitosan hasil isolasi kitin cangkang kepiting bakau (Scylla sp). J Ilmu Dasar. 8(1):30–36. 2007

Saguez, J. Vincen, C. Giordanengo,p. Chitinase inhibitors and chitinMimetic for Crop

Protection. Pest technology 2(2): 81-86. 2008 Sari, N. M., Kawuri, R., dan Khalimi, K. Streptomyces sp. Sebagai Biofungisida Patogen

Fusarium oxysporum (Schlecht.) f. sp. licopersici (Sacc.) et Hans. Penyebab Penyakit Layu pada Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.). Agrotrop. Vol. 2. No. 2. Hal. 162. ISSN 2088-155X. 2012.

Saylendra, A., Pengendalian Penyakit Layu pada Pisang (Fusarium oxysporum f. sp.

cubense) denga Solarisasi Tanah dan Bakteri Antagonis, Tesis, Program Studi Entomologi/Fitopatologi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 2007

Semangun, H Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Tanaman Hartikultura pada

Inangnya . Gadjah Mada. University. Press. Yogyakarta. 2004 --------------, H. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta. 109-160. 1996. Schoffelmeer, E.A.M., Klis, F.M., Sietsma, J.H. & Cornelissen, B.J.C. 1999. The cell

wall of fusarium oxysporum. Fungal Genet Biol 27: 275–282. Shida O, Takagi H, Kodawi K and Komangata K. “Proposal for two new genera

Brevibacillus gen nov and Aneurinibacillus gen nov” Internatonal Journal of Systematic Bacteriology 46 (4): 939-949. 1996

Shihab MQ. Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran/ MQuraish

Shihab . Jakarta Lenterahati, 2012. Shingh PP. Shind CS. Park CS. Chung YR. Biological control of Fusarium wilf of

cucumber by chitinolitic bacteria. Phytophatology. 89(1): 92-99. 1999 Sumartini. Penyakit Tular tanah (Sclerotium Rolfiss dan Rhizoctonia solani) pada

Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-umbian Serta cara Pengendaliannya. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-umbian, Jalan raya Kendal Payak, Malang 6 (5): 101. 2011

Susi, Isolasi kitinase dari Scleroderma columnase dan Tricoderma harzianum. Jurnal

ilmu dasar. Vol 3 (1); 30-35. 2002

Page 67: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

56

Sudantha, I M. Karakteristik dan Virulensi Jamur Fusarium oxyforum. Fusarium. Sp. Penyebab Penyakit Layu Tanaman Pisang & Pengendaliannya Secara Hayati Menggunakan Jamur Safrofit Tricoderma sp. University. Mataram. 2009.

Sulistyani. Antifungal Activity Of Ethanol Extract Of Binahong Stem (Anredera

cordifolia (Tenore) Steen. Against Candida albicas And the Phytochemical Screening. 1.(2), 51-62. 2011

Sutanto E, Yenny Y, Asmono D. Hiperparasitisme beberapa agens biokontrol

terhadap Ganoderma boinense penyebab penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit. J Penel Kelapa Sawit. 102(2-3):63-68. 2004

Soesanto L,. Pengantar Pengendalian Hayati Penyakit Tanaman. Jakarta: Rajawali

Pers. 2008. Suryanto D, Patonah S, Munir E. Control of fusarium wilt of chili with chitinolytic

bacteria. Hayati J Biosci. 17(1):5-8,. 2010. Tsujibo H, Okazaki H, Shiotani K, Hayashi M, Umeda J, Miyamata K, Imada C,

Okami Y, Inomori Y. “Characterization of chitinase C from a Marine

Bacterium, Alteromonas sp Strain 0-7 and its Corresponding gene and domain Structure. Appl. Environ. Microbiolo 472-478. 1998.

Thakuria, D. N. C, Talukdar, C. Goswami, S. Characterization and Screening of

Bacteria From Rhizosphere of Rice Grown in Acidic Soils of Assam. Hazarika, and R.C. Boro. 2004

Tronsmo A, Harman G.E, Anal,Biochem, 208:74-75.1993 Udea M. Fujiwara A, Kawaguchi T, Arai M, “Purification and some properties of six

Chitinase from Aeromonas sp, Bioschi. Biotech. Biochem. 59 (11): 2162-2164. 1995

Wahyuni, S., Mukarlina, dan Yanti, A. H. 2014. Aktivitas Antifungi Ekstrak Metanol

Daun Buas-Buas (Premna serratifolia) terhadap Jamur Diplodia sp. pada Jeruk Siam (Citrus nobilis var. microcarpa). Jurnal Protobiont. Vol. 3. No. 2. Hal. 274-279.

Page 68: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

57

Wang Z, Wang Y, Zheng L., Yang X, Liu H., Guo, J. Isolation and characterization of an antifungal protein from Bacillus licheniformis HS10. Biochem. Biophys. Res. Commun. 454, 48–52. 2014.

Wang Y, Kausch AP, Chandlee JM, Luo H, and Ruemmele BA. “ Co-transfer and

expression of chitinase, glucanase, and bar genes in creeping bentgrass for conferring fungal disease resistance”. Journal Plant Science 165 (2003): 496-507.

Watanabe T, Yamada T, Oyanagi W, Suzuki K, Tanaka H. “Purification and some

circulans WL-12 . Bioschi. Biotech. Biochem. 56 (4): 682-683. 1992 Wartono,P. Krik,W. Berry., Snapp. Rhizoctonia stem cancer and black shurf of

potato. Michigan State University. Extension Bulletin1-5. 2007. Wei G. Klopper JW, Tuzun S. Induction of systematic resistence of cucumber to

Colletotrichum orbiculare by selected strain of plant growth promoting Rhizo-bacteria. Phytopathology. 81 (12): 1508-1512. 1990

Wibowo, A Fensionita, YF Ahadiati, dan R Bustam, 2008. Patogen serangga dan

agens antagonis pada tanaman padi: Eksplorasi, identifikasi dan perbaikan missal. Jakarta: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.

Widya S, Eko S. Potensi Cendawan Rhizosfer pisang sebagai agen hayati terhadap

cendawan Fusarium oxyforum f.sp cubense penyebab penyakit layu pada pisang. Jurnal Agroscience 5(2). 2014

Wijaya, S. isolasi Kitinase dari Scleroderma columnare Thicoderma harzianum,

Jurnal Ilmu Dasar. 2002 Wu ML, Chuang YC, Chen JP, Chen CS, Chang MC. “Identification &

characterization of the Three Chitin-Binding Domains within the Multidomain Chitinase Chi92 from Aeromonas hydrophila Jp 101”. Appl Environmen Microbiol 67:5100-5106. 2001

Yurnalisa. Kemampuan Kitinase Streptomyces RKt5 sebagai Antijamur terhadap

Patogen Fusarium oxysporum. Jurnal Natur Indonesia. 14 (1) : 42-46 2011 Yurnalisa, Kondisi optimum untuk produksi kitinase dan Streptomyces RKt5 dan

karakterisasi pH dan suhu enzim, Biota, 13 (3): 169-174. 2008

Page 69: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

58

-----------, Margino, S. & Sembiring, L. Isolasi aktinomisetes kitinolitik dari rhizosfer

dan kompos. Komunikasi Penelitian 15(2): 27-35. 2003. Yong S, L. Park P. Yoo Y. Lee, C. Cho S. Ahn, C. Kim M. Choi L. Biosource

Technology, 98. 2734-2741. 2007

Page 70: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

59

LAMPIRAN A. Persen Hambatan Antifungi (%)

1. Brevibacillus reuzseri pada Fusarium oxyforum =

x 100%

=

x 100%

= 30%

2. Brevibacillus reuzseri pada Rhizoctonia solani =

x 100%

=

x 100%

= 0

3. Lysinibacillus fusiformis pada Fusarium oxyforum =

x 100%

=

x 100%

= 77%

4. Lysinibacillus fusiformis pada Rhizoctonia solani =

x 100%

=

x 100%

= 0

Page 71: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

60

B. Tabel Zona Hambat

Keterangan: R1 : Jari – jari pertumbuhan ke arah tepi petri R2 : Jari – jari pertumbuhan ke arah bakteri antifungi

No

Kode isolat

Diameter Penghambatan

R. solani R. solani F. oxyforum F. oxyforum

R1 R2 R1 R2

1. Brevibacillus reuzseri 0 0 3,6 2,2

2. Lysinibacillus fusiformis

0 0 3,6 0,8

Page 72: AKTIVITAS ANTIFUNGI BAKTERI KITINOLITIK TERHADAP … · 2019. 9. 7. · sehat dan aman bagi konsumen, pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan mikro patogen

61

C. Skema penelitian

Pembuatan medium

PDA (Potato Dextrosa Agar) NA (Nutrient Agar)

Cendawan Patogen Bakteri Kitinolitik

Uji Aktivitas bakteri

dan cendawan

Inkubasi pada suhu

kamar selama 14 hari