AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI...

89
AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI HASIL HIDROLISIS PAPAIN SKRIPSI FISKA EVIANTI PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1441 H

Transcript of AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI...

Page 1: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

i

AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU

KEDELAI HASIL HIDROLISIS PAPAIN

SKRIPSI

FISKA EVIANTI

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1441 H

Page 2: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

ii

AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU

KEDELAI HASIL HIDROLISIS PAPAIN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

FISKA EVIANTI

1115096000070

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1441 H

Page 3: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

iii

Page 4: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

iv

Page 5: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

v

Page 6: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

vi

ABSTRAK

FISKA EVIANTI, Aktivitas ACE Inhibitor Hidrolisat Protein Susu Kedelai

Hasil Hidrolisis Papain. Dibimbing oleh SANDRA HERMANTO dan SRI

YADIAL CHALID.

Hipertensi merupakan suatu kondisi medis meningkatnya tekanan darah di atas

tekanan darah normal yang disebabkan oleh kebiasaan hidup yang buruk. Upaya

untuk mencegah dan menurunkan tekanan darah dapat dilakukan dengan

mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung peptida bioaktif

antihipertensi seperti susu kedelai. Penelitian ini bertujuan menghasilkan

hidrolisat protein susu kedelai yang memiliki aktivitas antihipertensi. Hidrolisis

protein dengan papain dilakukan dengan perbandingan enzim : substrat 0,1; 0,2;

0,5% (b/v), waktu inkubasi 0, 2, 4, 8, 16 dan 24 jam pada suhu 37 °C. Hidrolisat

protein diuji derajat hidrolisis (DH) untuk mengetahui kondisi optimal hidrolisis.

Aktivitas antihipertensi hidrolisat diuji dengan metode inhibisi ACE (Angiotensin

Converting Enzyme) yang merupakan enzim kunci dalam pengaturan tekanan

darah. Hidrolisat yang paling aktif dipisahkan dengan ultramembran filtrasi

(MWCO <3kDa). Hidrolisat dan fraksi teraktif diidentifikasi dengan

elektroforesis SDS-PAGE. Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimal

hidrolisis pada konsentrasi papain 0,2% dan waktu hidrolisis 8 jam dengan nilai

DH sebesar 11,001%. Aktivitas ACE inhibitor tertinggi diperoleh pada hidrolisat

dengan konsentrasi papain 0,2% dan waktu hidrolisis 8 jam yaitu sebesar

59,211% dengan nilai 𝐼𝐶50 sebesar 89,640 mg/L. Filtrat hasil fraksinasi

menghasilkan aktivitas ACE inhibitor yang lebih rendah yaitu sebesar 2,203%.

Hasil SDS-PAGE menunjukkan bahwa hidrolisat dengan konsentrasi papain 0,2%

dan waktu hidrolisis 2-16 jam terdeteksi 11 pita pada bobot molekul 13,880-

68,512 kDa.

Kata kunci : Antihipertensi, papain, peptida bioaktif, SDS-PAGE, susu kedelai

Page 7: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

vii

ABSTRACT

FISKA EVIANTI, ACE Inhibitor Activity Hydrolyzate Protein of Soy Milk

From Papain Hydrolysis. Supervised by SANDRA HERMANTO and SRI

YADIAL CHALID.

Hypertension is the medical condition where blood pressure rises above normal

blood pressure. Hypertension were caused by difficulties in living a bad life.

Efforts to prevent and to reduce blood pressure could be done by consuming food

or drinks containing antihypertensive bioactive peptides such as soy milk, because

they which have high protein contain. This research purpose to produce protein

soy milk hydrolyzate which has antihypertensive activity. Protein hydrolysis with

the papain is carried out by comparison of enzymes: substrates 0.1; 0.2; 0.5%

(b/v), incubation time 0, 2, 4, 8, 16 and 24 hours at 37 ° C. Protein hydrolyzate

was tested for the degree of hydrolysis (DH) to determine the optimal hydrolysis

conditions. Antihypertensive activity of hydrolyzate is tested by ACE

(Angiotensin Converting Enzyme) inhibition method which is a key enzyme in

regulating blood pressure. The most active hydrolyzate was separated by

ultramembranation filtration (MWCO <3kDa). The hydrolyzate and the most

active fraction were identified by SDS-PAGE electrophoresis. The results showed

optimal conditions of hydrolysis at a papain concentration of 0,2% and hydrolysis

time of 8 hours with a DH value of 11,001%. The highest ACE inhibitor activity

was obtained in hydrolyzate with a papain concentration of 0,2% and an 8-hour

hydrolysis time of 59,211% with a 𝐼𝐶50 value of 89,640 mg/L. The fractionated

filtrate resulted ACE inhibitor activity which was lower at 2,203%. The SDS-

PAGE results showed that soy milk hydrolyzate 0,2% with a hydrolysis time of 2-

16 hours detected 11 bands at molecular weights 13,880- 68,512 kDa.

Keywords: Antihypertension, papain, bioactive peptide, SDS-PAGE, soy milk

Page 8: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT atas

segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW. Skripsi ini berjudul Aktivitas ACE Inhibitor Hidrolisat Protein

Susu Kedelai Hasil Hidrolisis Papain.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

1. Dr. Sandra Hermanto, M.Si selaku pembimbing I yang telah memberikan

ilmu pengetahuan, arahan, dan nasehat dalam penelitian maupun dalam

penulisan skripsi ini.

2. Dr. Sri Yadial Chalid, M.Si selaku pembimbing II yang telah membimbing

dan memberikan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. La Ode Sumarlin, M.Si dan Nurhasni, M.Si selaku penguji I dan II yang

telah memberi kritik dan saran yang bermanfaat kepada penulis pada

penyusunan skripsi ini.

4. Dr. La Ode Sumarlin, M.Si selaku Ketua Program Studi Kimia Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud. selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Segenap dosen program studi kimia yang telah memberikan ilmu kepada

kami dengan ikhlas dan sabar.

Page 9: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

ix

7. Kedua orang tua tersayang Nurhayati (Ibu), Hartono (Bapak), serta adik-

adikku Fanny dan Fairish yang telah memberikan semangat, doa, serta

dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Tommy Syahputra yang senantiasa memberikan motivasi, saran, dan menjadi

teman diskusi selama penyusunan skripsi ini.

9. Leni Nursafitri, Rizkiyah Hasanah, Yessinta Kurnianti, Reni Rismayanti,

Nurul Annisa, dan Yuthika Mardiyah yang selalu memberikan semangat,

keakraban, keceriaan, dan selalu ada untuk menemani dari awal perkuliahan

hingga saat ini.

10. Teman-teman seperjuangan kimia angkatan 2015 yang senantiasa

memberikan semangat serta motivasi.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Jakarta, November 2019

Penulis

Page 10: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

x

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR. ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI. ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL. ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 3

1.3 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4

1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6

2.1 Susu Kedelai ................................................................................................... 6

2.2 Hipertensi ........................................................................................................ 8

2.3 Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor .......................................... 9

2.4 Peptida Bioaktif ............................................................................................. 12

2.5 Enzim Papain ................................................................................................. 14

2.6 Uji Aktivitas ACE Inhibitor Secara In Vitro ................................................. 15

2.7 SDS-PAGE .................................................................................................... 16

2.8 Membran Ultafiltrasi ..................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 20

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 20

3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................. 20

3.2.1 Alat . .................................................................................................... 20

3.2.2 Bahan . ................................................................................................ 20

3.3 Diagram Alir Penelitian ................................................................................ 21

3.4 Prosedur Penelitian........................................................................................ 22

3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ..................................................................... 22

3.4.2 Uji Proksimat ...................................................................................... 22

Page 11: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

xi

3.4.3 Pemisahan Protein dengan Presipitasi HCl ......................................... 24

3.4.4 Pengukuran Kadar Protein .................................................................................................. 24

3.4.5 Hidrolisis Protein ................................................................................ 25

3.4.6 Analisis Derajat Hidrolisis (DH) ........................................................ 25

3.4.7 Uji ACE Inhibitor ............................................................................... 26

3.4.8 Fraksinasi dengan Ultramembran Filtrasi ........................................... 27

3.4.9 Analisis Fraksi Protein Hidrolisat dengan SDS-PAGE ...................... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 30

4.1 Susu Kedelai .................................................................................................. 30

4.2 Isolat Protein Susu Kedelai ........................................................................... 34

4.3 Derajat Hidrolisis Susu Kedelai .................................................................... 34

4.4 Aktivitas ACE Inhibitor dan IC50 ................................................................. 37

4.5 Fraksinasi Protein Hidrolisat ......................................................................... 40

4.6 Karakteristik Protein Hidrolisat Susu Kedelai .............................................. 41

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 45

5.1 Simpulan ........................................................................................................ 45

5.2 Saran .............................................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 46

LAMPIRAN ....................................................................................................... 54

Page 12: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbandingan Gizi Susu Kedelai dengan Susu Sapi dalam 100 Gram .. 6

Tabel 2. Perbandingan Gizi Kacang Kedelai, Kacang Tanah, dan Kacang Hijau 7

Tabel 3. Sifat Fungsional Peptida Bioaktif ........................................................ 13

Tabel 4. Hasil Analisis Proksimat Kacang Kedelai dan Susu Kedelai............... 31

Tabel 5. Kadar Protein dan Persentase Inhibisi Hasil Fraksinasi ....................... 40

Tabel 6. Berat Molekul Protein Susu Kedelai dan Hidrolisat Susu Kedelai ...... 42

Page 13: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Mekanisme ACE Inhibitor Menghambat Angiotensin I ................. 10

Gambar 2. Interaksi Kaptopril dengan Sisi Aktif ACE ..................................... 11

Gambar 3. Hidrolisis Protein oleh Endo-protease dan Ekso-protease .............. 12

Gambar 4. Reaksi Hidrolisis Hipuril-Histidin-Leusin (HHL) oleh ACE .......... 16

Gambar 5. Susu Kedelai .................................................................................... 30

Gambar 6. Nilai Derajat Hidrolisis Susu Kedelai.............................................. 35

Gambar 7. Mekanisme Kerja Enzim Papain ..................................................... 37

Gambar 8. Aktivitas ACE Inhibitor Hidrolisat Susu Kedelai ........................... 38

Gambar 9. Profil Protein Hasil SDS-PAGE ...................................................... 42

Page 14: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kadar Air .......................................................................................... 54

Lampiran 2. Kadar Abu ......................................................................................... 55

Lampiran 3. Kadar Protein .................................................................................... 56

Lampiran 4. Kadar Protein Total ........................................................................... 57

Lampiran 5. Derajat Hidrolisis .............................................................................. 58

Lampiran 6. Analisis Angiotensin Converting Enzim (ACE) Inhibitor ................ 60

Lampiran 7. IC50 Hidrolisat Susu Kedelai .......................................................................................... 62

Lampiran 8. Kadar Protein Hasil Fraksinasi ......................................................... 63

Lampiran 9. Analisis Elektroforesis SDS-PAGE .................................................. 64

Lampiran 10. Pembuatan Larutan Kerja SDS-PAGE (Laemmli, 1971) ............... 66

Lampiran 11. Pembuatan Larutan Kerja Uji ACE inhibitor ................................. 69

Lampiran 12. Pembuatan Larutan Kerja Lowry .................................................... 71

Lampiran 13. Pembuatan Larutan Standar BSA ................................................... 72

Lampiran 14. Pembuatan Buffer Fosfat 0,02 M .................................................... 73

Lampiran 15. Pembuatan Larutan Trichloroacetic Acid (TCA) 10% ................... 74

Lampiran 16. Perhitungan Konsentrasi Enzim : Substrat untuk Hidrolisis . ........ 74

Lampiran 17. Sertifikat Analisis Papain . ............................................................. 75

Page 15: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis karena tekanan darah

meningkat di atas tekanan darah normal dan merupakan penyakit pembunuh

paling dahsyat di dunia ini (Peter, 2011). Prevalensi hipertensi Nasional

berdasarkan Riskesdas (2013) sebesar 25,8% (Depkes, 2017). Hipertensi telah

mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, 1,5 juta kematian

tersebut terjadi di Asia Tenggara (WHO, 2011). Hipertensi dapat diobati dengan

obat-obatan sintetik seperti kaptopril dan lisinopril, namun memberikan efek

samping seperti batuk kering, sakit kepala, dan lemas (Kurniawati et al., 2015).

Alternatif lain yang dapat digunakan untuk menjaga tekanan darah agar tetap

normal adalah dengan mengkonsumsi bahan pangan yang memiliki peptida

bioaktif ACE inhibitor, diantaranya adalah ayam kampung (Jamhari et al., 2013),

umbi-umbian seperti ubi gembili dan ubi kelapa (Kurniawati, 2015), susu kedelai

(Wang et al., 2008), dan lain-lain.

Allah berfirman dalam surat Yasin ayat 33:

Artinya : Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati

(tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian,

maka dari (biji-bijian) itu mereka makan.

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah telah mengeluarkan biji-bijian di

atas bumi yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Biji-bijian tersebut memiliki

banyak manfaat yaitu selain dapat dijadikan sebagai makanan pokok, biji-bijian

Page 16: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

2

juga dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional yang dapat menjaga

kesehatan tubuh. Kacang kedelai merupakan salah satu biji-bijian yang dimaksud

ayat tersebut. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati dengan kualitas

tinggi yaitu mengandung protein sebesar 35% dan susunan asam amino essensial

yang lengkap (Purnomo et al., 2007). Protein dan peptida kedelai memiliki

potensi sebagai Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor yang dapat

menurunkan tekanan darah (Shimakage et al., 2012). Kacang kedelai dapat diolah

menjadi minuman seperti susu kedelai dan dapat dimanfaatkan sebagai minuman

antihipertensi.

Penelitian beberapa bahan pangan yang mengandung peptida bioaktif

sebagai ACE inhibitor diantaranya yaitu yogurt plain (53,470%) (Wulandani,

2017) dan ayam kampung (77,670%) (Jamhari et al., 2013). Hidrolisis susu

kedelai menggunakan protease oleh Shimakage et al., (2012) menghasilkan

delapan peptida dengan aktivitas ACE inhibitor sekitar 36 kali lebih tinggi

daripada susu kedelai tanpa hidrolisis. Fermentasi protein kedelai dengan

Lactobacillus casei spp. pseudoplantarum menghasilkan 2 peptida antihipertensi

dengan nilai IC50 sebesar 17 dan 30 mg/L (Vallabha et al., 2013).

Kacang kedelai pada penelitian ini diolah menjadi susu kedelai dan

dilakukan karakterisasi sifat kimia dan fisika untuk dibandingkan dengan SNI.

Susu kedelai kemudian dihidrolisis menggunakan papain dengan aktivitas enzim

125,2 TU/mg (Lampiran 17) untuk mendapatkan hidrolisat protein dan diuji

kemampuan aktivitas ACE inhibitor. Penggunaan papain pada penelitian ini

berdasarkan hasil penelitian Abubakar (2004) yaitu hidrolisis protein whey dengan

enzim papain konsentrasi 5% (aktivitas enzim 500 U/mg) pada suhu 37 °C, pH

Page 17: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

3

7,5 dan menggunakan buffer fosfat 0,02 M menghasilkan aktivitas ACE inhibitor

sebesar 86,5%. Susu kerbau fermentasi hasil fraksinasi menggunakan membran

ultrafiltrasi <3 kDa menghasilkan aktivitas ACE inhibitor sebesar 99,300%, lebih

besar dibandingkan sebelum fraksinasi yaitu 87,520% (Chalid et al., 2018).

Penggunaan papain pada penelitian ini karena papain mudah didapat,

relatif tahan terhadap suhu, dan termasuk protease sistein golongan endoprotease

yang dapat memutus ikatan peptida pada rantai protein sehingga dihasilkan

peptida dan polipeptida (Winarno, 1986). Penggunaan papain untuk mendapatkan

peptida bioaktif ACE inhibitor dari susu kedelai belum dilakukan, karenanya pada

penelitian ini enzim yang digunakan yaitu papain. Meinlschmidt et al., (2015)

menghasilkan derajat hidrolisis sebesar 4,6% dan pita protein dengan bobot

molekul <10 kDa dari hidrolisis susu kedelai menggunakan enzim papain dengan

konsentrasi 0,2% selama 2 jam. Hamid et al., (2016) menghasilkan IC50 sebesar 9

mg/L dari hidrolisat susu kerbau yang dihidrolisis menggunakan papain 0,005%

dengan aktivitas enzim >10 U/mg.

Penelitian ini dilakukan dengan optimasi proses hidrolisis dengan cara

memvariasikan waktu hidrolisis yaitu 0, 2, 4, 8, 16, dan 24 jam, serta konsentrasi

enzim yaitu 0,1; 0,2; dan 0,5% dengan tujuan mendapatkan kondisi optimum

proses hidrolisis sehingga didapatkan hidrolisat dengan derajat hidrolisis dan

aktivitas ACE inhibitor optimal. Hidrolisat dengan nilai ACE inhibitor tertinggi

dilakukan fraksinasi menggunakan membran ultrafiltrasi dengan tujuan

mendapatkan protein ukuran <3 kDa dengan aktivitas ACE inhibitor yang lebih

tinggi. Hidrolisat susu kedelai dan hasil fraksinasi dilakukan karakterisasi protein

menggunakan elektroforesis SDS-PAGE untuk mengetahui profil protein.

Page 18: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

4

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik kimia dan fisika kacang kedelai dan susu kedelai

pada penelitian ini?

2. Bagaimana kondisi optimum hidrolisis protein susu kedelai yang mampu

menghasilkan derajat hidrolisis dan aktivitas ACE inhibitor tertinggi?

3. Bagaimana aktivitas ACE inhibitor dan profil protein hidrolisat susu

kedelai sebelum dan sesudah dilakukan fraksinasi?

1.3 Hipotesis Penelitian

1. Kacang kedelai dan susu kedelai pada penelitian ini memiliki karakteristik

kimia dan fisika sesuai dengan SNI.

2. Kondisi optimum hidrolisis protein susu kedelai yang mampu

menghasilkan derajat hidrolisis dan aktivitas ACE inhibitor tertinggi pada

waktu 8 – 24 jam.

3. Hidrolisat protein susu kedelai setelah fraksinasi memiliki aktivitas ACE

inhibitor yang lebih tinggi dan profil protein dengan bobot molekul yang

lebih rendah.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Menentukan karakteristik kimia dan fisika kacang kedelai dan susu kedelai

pada penelitian ini.

2. Menentukan kondisi optimum proses hidrolisis melalui variasi waktu dan

konsentrasi enzim yang mampu menghasilkan hidrolisat protein dengan

derajat hidrolisis dan aktivitas ACE inhibitor tertinggi.

Page 19: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

5

3. Membuktikan kemampuan hidrolisat susu kedelai sebagai ACE inhibitor

dan profil proteinnya setelah proses fraksinasi.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada

masyarakat mengenai manfaat susu kedelai sebagai pangan fungsional

antihipertensi yang lebih murah, dan mudah diperoleh.

Page 20: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Susu Kedelai

Susu kedelai merupakan salah satu produk olahan kedelai yang diperoleh

dengan cara menggiling kedelai yang dicampur air kemudian disaring dan

dipanaskan (Astawan, 2004). Susu kedelai merupakan minuman yang bergizi

tinggi, terutama kandungan proteinnya. Susu kedelai juga mengandung lemak,

karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, provitamin A, dan vitamin B (Santoso,

1994). Susu dapat berasal dari berbagai sumber, misalnya dari hewan ternak

seperti sapi atau kambing, selain itu susu juga dapat berasal dari nabati seperti

susu kedelai (Susanti et al., 2016).

Susu kedelai jika dibandingkan dengan susu hewani, memiliki kandungan

gizi, sifat fisik dan kimiawi yang hampir mirip dengan susu hewani. Susu kedelai

mengandung protein yang lebih tinggi dari susu sapi, kandungan lemak rendah,

tidak mengandung kolesterol, dan terkoagulasi apabila terkena asam (Rossi et al.,

2016).

Tabel 1. Perbandingan gizi susu kedelai dengan susu sapi dalam 100 g

Sumber: Mega (2013)

Komponen Susu Kedelai Susu Sapi

Kalori (Kkal) 41,00 61,00

Protein (gram) 3,50 3,20

Lemak (gram) 2,50 3,50

Karbohidrat (gram) 5,00 4,30

Kalsium (mg) 50,00 143,00

Fosfor (gram) 45,00 60,00

Besi (gram) 0,70 1,70

Vitamin A (SI) 200,00 130,00

Vitamin B1 (tiamin) (mgram) 0,08 0,03

Page 21: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

7

Kandungan gizi antara susu kedelai dengan susu sapi hampir sama (Tabel

1) sehingga susu kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi bagi orang

yang alergi terhadap protein hewani (Picauly et al., 2015). Fatisa et al., (2011)

menyatakan bahwa protein kedelai memiliki susunan asam amino essensial yang

dibutuhkan manusia yaitu isoleusin, leusin, metionin, valin, dan lisin yang

merupakan asam amino yang paling banyak terdapat dalam susu kedelai.

Susu kedelai baik dikonsumsi oleh orang-orang yang alergi susu sapi,

yaitu orang-orang yang tidak punya atau kekurangan enzim laktase (b-

galaktosidase) dalam saluran pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna

laktosa yang terkandung dalam susu sapi (Santoso, 1994). Ketahanan tubuh

masing-masing orang terhadap susu hewani yang mengandung laktosa berbeda-

beda, hal ini sangat dipengaruhi oleh kandungan enzim laktase dalam mukosa

usus. Enzim laktase berguna untuk menghidrolisis laktosa menjadi gula sederhana

yaitu glukosa dan galaktosa agar dapat digunakan untuk metabolisme dalam tubuh

manusia. Kekurangan enzim laktase akan menyebabkan laktosa tidak dapat

dicerna dengan baik, sebagai akibatnya laktosa akan tertimbun dalam jaringan

tubuh manusia sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh (Buckle, 1987).

Kedelai dipilih sebagai bahan baku susu karena memiliki kandungan

protein yang lebih tinggi diantara jenis kacang-kacangan lainnya (Tabel 2).

Tabel 2. Perbandingan gizi kacang kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau.

No Kandungan gizi (g) Kacang kedelai Kacang tanah Kacang hijau

1. Protein 35,00 30,40 22,00

2. Lemak 18,00 47,70 1,00

3. Karbohidrat 32,00 11,70 60,0

4. Serat 4,00 2,50 4,00

Sumber: Purnomo dan Purnawati (2007).

Page 22: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

8

Kandungan protein pada kacang kedelai lebih tinggi dibandingkan kacang

tanah dan kacang hijau (Tabel 2), sehingga pada penelitian ini digunakan kacang

kedelai sebagai sumber protein. Biji-bijian pada dasarnya dapat diproses menjadi

susu sehingga akan menaikkan nilai cerna dari biji-bijian tersebut. Pembuatan

susu kedelai pada dasarnya adalah memproses kacang kedelai untuk diambil

sarinya. Proses pembuatan susu kedelai meliputi tahap-tahap: penyortiran,

pencucian, perendaman, penghancuran hingga berbentuk bubur, kemudian

penyaringan sehingga diperoleh sari kacang kedelai, setelah itu pemanasan

(Adnan, 1984).

2.2 Hipertensi

Hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis dimana tekanan darah

meningkat di atas tekanan darah normal. Tekanan darah meningkat ketika terjadi

tekanan sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg (Peter, 2011). Hipertensi

merupakan gangguan kesehatan yang sering dijumpai dan termasuk masalah

kesehatan penting karena angka prevalensi yang tinggi sehingga evaluasi

penggunaan obatnya perlu dilakukan (WHO, 2011). Prevalensi hipertensi nasional

berdasarkan Riskesdas (2013) mencapai 25,8%, tertinggi di Kepulauan Bangka

Belitung (30,9%), sedangkan terendah di Papua sebesar (16,8%) (Depkes, 2017).

Sebanyak 9,4 juta jiwa meninggal dunia setiap tahun akibat hipertensi, dan

diperkirakan pada tahun 2025 sekitar 29% penduduk dunia terkena hipertensi

(WHO, 2011).

Hipertensi merupakan kerusakan heterogen yang disebabkan oleh

penyebab khusus (hipertensi sekunder) atau karena penyebab yang tidak diketahui

(hipertensi primer atau esensial) (Wells et al., 2000). Enzim pengubah angiotensin

Page 23: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

9

(Angiotensin Converting Enzyme (ACE)) mengubah angiotensin I menjadi

angiotensin II, yaitu suatu oktapeptida (8 asam amino) yang memiliki kemampuan

merangsang sekresi aldosteron sehingga terjadinya retensi natrium ekstraseluler.

Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal

(Akil, 2006).

Retensi Na ekstraseluler menyebabkan volume cairan ekstraseluler

meningkat sehingga terjadi hipertensi. Angiotensin II juga merangsang sekresi

Anti-Deuretic Hormone (ADH). ADH menyebabkan sedikitnya urin yang

diekskresikan keluar tubuh sehingga menyebabkan darah menjadi kental, untuk

mengencerkannya, cairan intraseluler akan ditarik keluar sehingga volume cairan

ekstraseluler akan meningkat, akibatnya volume darah akan meningkat yang

menyebabkan meningkatnya tekanan darah (Akil, 2006).

2.3 Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor

ACE inhibitor merupakan senyawa atau zat aktif yang dapat menghambat

kerja dari Angiotensin Converting Enzyme (ACE) dalam pengubahan angiotensin

I menjadi angiotensin II sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi)

dan penurunan sekresi hormon aldosteron (Siswandono et al., 2008). Vasodilatasi

secara langsung menurunkan tekanan darah, sedangkan berkurangnya aldosteron

menyebabkan ekskresi air, natrium dan retensi kalium (Nafrialdi, 2007).

ACE inhibitor digunakan terutama dalam pengobatan hipertensi, walaupun

kadang juga digunakan dalam pengobatan gangguan jantung atau penyakit ginjal.

Kontrol tekanan darah dapat dilakukan salah satunya dengan penghambat enzim

pengubah angiotensin (Riyadi, 2018).

Page 24: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

10

Gambar 1. Mekanisme ACE Inhibitor menghambat angiotensin I

(Ismahun, 2001)

Mekanisme ACE inhibitor ditampilkan pada Gambar 1 yaitu mekanisme

penghambatan angiotensin I yang berupa dekapeptida menjadi angiotensin II yang

berupa oktapeptida oleh ACE inhibitor. ACE menyebabkan degradasi bradikinin

menjadi peptida inaktif. ACE inhibitor memiliki peranan dalam memblok

degradasi bradikinin, sehingga kadar bradikinin meningkat dan memberikan

konstribusi sebagai vasodilator pembuluh darah. Vasodilatasi tersebut akan

menurunkan tekanan pembuluh peripheral, preload, dan afterload pada jantung

sehingga tekanan darah dapat diturunkan (Riyadi, 2018). Rangkaian dari seluruh

sistem renin sampai menjadi angiotensin II dikenal dengan Renin Angiotensin

Aldosteron System (RAAS). Sistem tersebut memegang peranan penting dalam

patogenesis hipertensi. RAAS merupakan sistem hormonal yang kompleks

Page 25: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

11

berperan dalam mengontrol sistem kardiovaskular, ginjal, kelenjar adrenal, dan

regulasi tekanan darah (Ismahun, 2001).

Obat sintetik telah ditemukan dan terbukti memiliki aktivitas ACE

inhibitor seperti kaptopril. Kaptopril adalah senyawa aktif yang berfungsi sebagai

ACE inhibitor golongan sulfihidril yang banyak digunakan untuk pengobatan

hipertensi dan gagal jantung (Khirzin et al., 2015). Kaptopril berinteraksi dengan

sisi aktif enzim ACE sehingga proses pengubahan angiotensin I menjadi

angiotensin II dihambat yang berakibat pada tidak naiknya tekanan darah.

Gambar 2. Interaksi kaptopril dengan sisi aktif ACE

(Wang et al., 2011)

Interaksi antara kaptopril dengan ACE terjadi pada gugus sulfihidril yang

terletak pada ujung kaptopril akan berinteraksi dengan ion Zn2+

yang berada pada

sisi aktif enzim ACE (Gambar 2). Gugus karbonil yang terletak di tengah akan

berinteraksi dengan sisi Hydrogen binding dengan adanya ikatan hidrogen yang

sangat kuat. Atom O pada gugus karboksilat yang terletak di ujung akan

berinteraksi secara ionik dengan tirosin, glutamin dan lisin pada struktur ACE

(Natesh et al., 2004).

Bahan makanan yang memiliki aktivitas ACE inhibitor diantaranya adalah

daun singkong karena mengandung flavonoid yang dapat menghambat ACE (Asif

ACE

Substrat

Inhibitor

Page 26: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

12

et al., 2013), umbi-umbian seperti ubi gembili, gadung dan ubi kelapa karena

mengandung protein dioscorin yang memiliki aktivitas penghambatan ACE

(Kurniawati, 2015), dan susu kedelai karena mengandung glisinin yang memiliki

sifat ACE inhibitor (Wang et al., 2008).

2.4 Peptida Bioaktif

Peptida bioaktif merupakan potongan-potongan protein yang terdiri dari 2-

20 asam amino dan memiliki aktivitas tertentu yang baik bagi tubuh. Protein

dalam bentuk utuh memiliki bioaktivitas yang rendah, sedangkan protein yang

telah dihidrolisis dengan enzim memiliki bioaktivitas yang tinggi karena protein

telah terpotong menjadi peptida-peptida yang lebih kecil. Peptida bioaktif

memiliki potensi sebagai senyawa yang bersifat antihipertensi, antioksidan,

antibakteri, antitrombotik, dan imunomodulator (Riyadi, 2018).

Gambar 3. Hidrolisis protein oleh endoprotease dan eksopeptidase

(Thiquynhhoa et al., 2014)

Proses hidrolisis protein ditampilkan pada Gambar 3 yaitu endoprotease

menghidrolisis protein menjadi peptida yang memiliki ukuran lebih pendek.

Peptida dapat dihidrolisis kembali oleh eksopeptidase menghasilkan peptida dan

asam amino bebas. Eksopeptidase adalah enzim yang bekerja dengan cara

memotong bagian ujung amino atau karboksil dari suatu ikatan peptida. Sifat

Page 27: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

13

fungsional peptida bioaktif ditentukan oleh susunan asam amino. Peptida dengan

susunan asam amino Val-Lys-Glu-Ala-Met-Ala-Pro-Lys mempunyai fungsi

sebagai antioksidan (Edesma et al., 2004), sedangkan peptida dengan urutan asam

amino Val-Pro-Pro atau Ile-Pro-Pro mempunyai fungsi sebagai ACE inhibitor

(Nakamura et al., 1995). Peptida yang dihasilkan dari protein pangan dapat

menurunkan tekanan darah, meningkatkan sistem imun, memiliki aktivitas

antibakteri dan antikapang (Riyadi, 2018). Sifat fungsional peptida bioaktif

lainnya disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Sifat fungsional peptida bioaktif

No Protein Peptida

Bioaktif Bioaktivitas Sumber Referensi

1. β-conglycinin LAIPVNKP ACE inhibitor Susu

kedelai

Wang et al.,

2008

2. β-conglycinin

(α’-subunit)

Soymetide-9:

MITLAIPVN

Meningkatkan

sistem imun

Susu

kedelai

Yoshikawa,

2015

3. β-conglycinin

(β-subunit)

Soymorphin-

5: YPFVV Antidiabetes

Susu

kedelai

Yoshikawa,

2015

4. Glycinin VLIVP ACE inhibitor Susu

kedelai

Wang et al.,

2008

5.

α-La, β-La

dan Serum

albumin

Lactokinins ACE inhibitor Susu

sapi

Park et al.,

2015

6. αs2-casein Casocidin Antimikroba Susu

sapi

Park et al.,

2015

7. Lactoferrin Laktoferin

Antimikroba,

meningkatkan

sistem imun

Susu

sapi

Park et al.,

2015

8. κ-casein Casoplatelin Antitrombotik Susu

sapi

Park et al.,

2015

Peptida bioaktif dapat dihasilkan dari beberapa cara yaitu hidrolisis

enzimatis dengan enzim pencernaan, fermentasi dengan memanfaatkan enzim

yang dihasilkan dari aktivitas mikroba, dan sintesis kimia. Hidrolisis protein

Page 28: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

14

secara enzimatis memiliki kelebihan dibandingkan hidrolisis protein dengan asam

dan alkali karena produk peptida yang dihasilkan memiliki komposisi dan urutan

asam amino yang spesifik sesuai dengan jenis protease yang digunakan. Hidrolisis

protein secara enzimatis berlangsung pada kondisi tidak ekstrim (mild)

dibandingkan menggunakan asam atau basa sehingga tidak merusak asam amino

yang dihasilkan (Restiani, 2016). Hidrolisis enzimatis mampu menghasilkan

peptida dengan aktivitas yang diharapkan. Kondisi fisiko-kimia dari substrat

seperti suhu dan pH larutan harus sesuai dengan kondisi optimal kerja enzim.

Beberapa enzim protease yang digunakan adalah papain, tripsin, α-kimotripsin,

pepsin, bromelin, alkalase, dan netrase (Bhat et al., 2015).

2.5 Enzim Papain

Enzim papain adalah enzim proteolitik yang dihasilkan oleh tanaman

pepaya (Cacica papaya L.) pada bagian batang, daun, dan buahnya. Enzim papain

relatif mudah didapatkan serta mempunyai daya tahan panas yang tinggi

(Winarno, 1995). Enzim ini mampu memecah protein pada makanan seperti

daging, ikan, dan susu menjadi molekul yang lebih sederhana, seperti oligopeptida

pendek atau asam amino dengan reaksi hidrolisis pada ikatan peptida sehingga

lebih mudah dicerna dan diserap oleh tubuh (Suhartono, 1989).

Papain tergolong dalam protease sistein yang ditemukan dalam getah

pepaya. Papain dapat memotong pada bagian tengah suatu rantai polipeptida

(endopeptidase) (Suhartono, 1989). Aktivitas enzim papain cukup spesifik karena

papain dapat mengkatalis proses hidrolisis protein dengan baik pada kondisi pH

serta suhu dalam kisaran waktu tertentu. Papain mempunyai pH optimum 7,2 pada

substrat BAEE (benzoil arginil etil ester); pH 6,5 pada substrat kasein; pH 7,0

Page 29: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

15

pada albumin dan pH 0,5 pada gelatin (Muchtadi, 2010). Suhu optimal papain

sendiri adalah 50 hingga 60 °C. Papain relatif tahan terhadap suhu, dibandingkan

dengan enzim proteolitik lainnya seperti bromelin dan lisin (Winarno, 1986).

Abubakar (2004) menghidrolisis protein whey dengan enzim papain pada suhu 37

°C, pH 7,5 dan menggunakan buffer fosfat 0,02 M.

2.6 Uji Aktivitas ACE Inhibtor Secara In Vitro

Uji ACE Inhibitor adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

aktivitas inhibisi dari suatu bahan dengan cara in vivo dan in vitro. Uji ACE

Inhibitor secara in vivo dapat dilakukan dengan menggunakan hewan uji seperti

tikus, sedangkan pengujian secara in vitro dapat dilakukan dengan metode

Cushman et al., (1971). Metode uji aktivitas ACE inhibitor menggunakan hipuril-

histidil-leusin atau HHL sebagai substrat, dimana HHL ini akan dihidrolisis oleh

ACE menjadi asam hipurat (Gambar 4). Asam hipurat tersebut diukur

menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 228 nm untuk

menggambarkan konsentrasi asam hipurat, bila terdapat ACE inhibitor, maka

konsentrasi asam hipurat yang terbentuk berkurang, sebaliknya apabila tidak

terdapat ACE inhibitor maka asam hipurat yang dihasilkan meningkat.

Page 30: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

16

Gambar 4. Reaksi hidrolisis Hipuril-Histidin-Leusin (HHL) oleh ACE

(Cushman et al., 1971)

2.7 Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrilamide Gel Elektroforesis (SDS-PAGE)

Elektroforesis adalah cara untuk memisahkan fraksi-fraksi suatu campuran

berdasarkan pergerakan partikel koloid yang bermuatan dibawah pengaruh medan

listrik. Elektroforesis digunakan untuk analisis virus, asam nukleat, enzim, dan

protein, serta molekul-molekul organik dengan berat molekul rendah seperti asam

amino (Westermeier, 2004). Teknik elektroforesis yang umum digunakan adalah

SDS-PAGE.

Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrilamide Gel Elektroforesis (SDS-PAGE)

adalah teknik untuk memisahkan rantai polipeptida pada protein berdasarkan

kemampuannya bergerak dengan bantuan arus listrik. Penambahan deterjen SDS

dan pemanasan merusak struktur tiga dimensi pada protein dengan terpecahnya

ikatan disulfida yang selanjutnya direduksi menjadi gugus sulfidihidril. SDS akan

membentuk kompleks dengan protein dan kompleks ini bermuatan negatif karena

gugus-gugus anionic dari SDS (Hermes, 1998).

Hipuril

Leusin Histidil

Hipuril-Histidil-Leusin

(HHL) Histidil-Leusin

Asam hipurat

Page 31: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

17

Proses elektroforesis menggunakan gel elektroforesis dan larutan sampel

buffer yang mengandung SDS dan merkaptoetanol. SDS berfungsi untuk

mendenaturasi protein dalam bentuk protein kompleks (kuartener, tersier, dan

sekunder) menjadi bentuk yang lebih sederhana (primer atau linear) (Bintang,

2010). Merkaptoetanol berfungsi untuk memutus ikatan disulfida yang ada pada

protein. Pemanasan pada sampel dilakukan sebelum elektroforesis dengan tujuan

untuk membantu proses denaturasi protein dan akan menghasilkan molekul linier

yang akan bermigrasi berdasarkan bobot molekulnya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi proses migrasi protein adalah konsentrasi akrilamid, voltase,

waktu, konsentrasi protein dan pemanasan bahan baku (Wijaya et al., 2001).

Gel akrilamid dalam SDS-PAGE diletakkan diantara dua plat kaca. Gel

yang digunakan terdiri dari 2 jenis, yaitu separating gel dan stacking gel.

Separating gel merupakan gel yang komposisinya paling banyak dan terletak

dibagian bawah alat. Separating gel berfungsi untuk memisahkan protein

berdasarkan berat molekulnya. Stacking gel terletak pada bagian atas, digunakan

untuk mencetak sumuran (sekat pemisah untuk penempatan sempel) (Wijaya et

al., 2001). Protein tertarik ke bagian bawah oleh arus listrik. Protein yang

memiliki berat molekul paling kecil bergerak cepat sehingga tertarik sampai

bagian bawah gel, sedangkan protein yang memiliki berat molekul paling besar

akan berada pada bagian atas dari gel. Protein marker digunakan sebagai standart

untuk menentukan berat molekul dari sampel (Kusumasari, 2017).

Pita-pita protein terpisahkan berdasarkan berat molekul. Intensitas warna

pita protein menunjukkan kandungan atau banyaknya protein yang mempunyai

berat molekul yang sama. Pergerakan molekul bermuatan memiliki prinsip yaitu

Page 32: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

18

molekul bermuatan dapat bergerak bebas dibawah pengaruh medan listrik,

molekul dengan muatan dan ukuran yang sama akan terakumulasi pada zona atau

pita yang sama atau berdekatan (Sudarmadji, 1996). Penentuan berat molekul

protein yang terpisahkan dihitung dari persamaan regresi antara mobilitas relatif

protein marker dengan logaritma dari berat molekul marker yang diketahui.

Mobilitas relatif protein dihitung dengan membandingkan jarak migrasi protein

dengan jarak migrasi protein marker (Kusumasari, 2017).

Analisis protein menggunakan SDS-PAGE telah dilakukan oleh Susanti

(2016) dan menghasilkan pita protein yang khas hanya dimiliki susu kambing

pada pita 150 kDa, sementara pita protein yang khas hanya dimiliki susu kedelai

pada pita 44 kDa dan 55 kDa. Profil protein susu kedelai dan tofu memiliki pita

yang khas pada18 kDa.

2.8 Membran Ultrafiltrasi

Ultrafiltrasi adalah suatu proses filtrasi menggunakan membran yang

sifatnya terletak antara hiperfiltrasi dan mikrofiltrasi. Membran ultrafiltrasi

termasuk membran berpori yang mampu menyaring partikel–partikel dengan

ukuran 0,01 – 1 mikron, dimana mampu memisahkan koloid, makro molekul,

mikroorganisme, dan pirogen (Redjeki, 2011).

Mekanisme pemisahan pada proses ultrafiltrasi adalah penyaringan

berdasarkan ukuran molekul dengan menggunakan perbedaan tekanan antar

membran sebagai gaya dorong. Aliran dari dan ke dalam membran dapat terjadi

karena adanya perbedaan tekanan pada kedua permukaan membran. Ultrafiltrasi

dioperasikan dengan tekanan 1–10 atm (Redjeki, 2011). Ukuran pori untuk

Page 33: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

19

ultramembran berkisar antara 5-10 nm dan mampu menahan molekul dalam

rentang bobot molekul 10 kDa-1 MD (Rho et al., 2009).

Membran ultrafiltrasi diaplikasikan antara lain pada industri makanan

yaitu untuk pemekatan susu, pembuatan keju, pengambilan protein whey, dan

lain-lain (Redjeki, 2011). Chalid et al., (2018) dalam penelitiannya melakukan

fraksinasi menggunakan membran ultrafiltrasi <3 kDa pada protein susu kerbau

fermentasi dan menghasilkan aktivitas ACE inhibitor sebesar 99,300%, lebih

besar dibandingkan sebelum fraksinasi menggunakan membran ultrafiltrasi yaitu

sebesar 87,520%.

Page 34: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dimulai pada bulan November 2018 hingga Juni 2019.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi alat-alat gelas, vortex,

water bath, refrigerated microcentrifuge (Peqlab), pH meter (Tolledo), alat

elektroferesis SDS-PAGE (Bio-Rad), dan spektrofotometri Uv-Vis (Lamda 25

Perkin Elmer).

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kacang kedelai yang

diperoleh dari supermarket di wilayah Bogor (tanpa klasifikasi), asam klorida,

aquades, larutan buffer fosfat (Merck), ekstrak enzim papain dengan aktivitas

125,2 TU/mg (Xian Tonking Biotech Co., Ltd), larutan Bovin Serum Albumin

(Merck), asam asetat (Merck), buffer phosphate buffered saline (Merck),

ammonium sulfat (Merck), sodium dodecyl sulfate 10%, Larutan Lowry I dan

Lowry II, Gel Acrylamide solution (12,5%T; 2,67C) (Bio-Rad), Bis-acrylamide,

Resolving Buffer (Tris-HCl 1,5M pH 8,8 Bio-Rad), Stacking Buffer (Tris-HCl

0,5M pH 6,8 Bio-Rad), N,N,N’N’-Tetramethylethylenediamine (TEMED)

(Sigma), Running buffer (Sigma), Staining solution silver stain (Bio-Rad), Marker

Spectra Multicolor Low Range Protein Ladder (bobot molekul 1,7-40 kDa).

Page 35: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

21

3.3 Diagram Alir

Presipitasi dengan HCl dan disentrifugasi

Endapan Supernatan

Ditambahkan buffer fosfat 0,02 M

dan dihidrolisis menggunakan

enzim papain dengan

perbandingan 0,1; 0,2; 0,5%

selama 2, 4, 8, 16 dan 24 jam

pada suhu 37 ᵒC.

Ditambahkan buffer

fosfat 0,02 M pada

waktu 0 jam

Hidrolisat Protein

Uji derajat

hidrolisis

fraksinasi fragmen (ultramembran filtrasi)

Uji aktivitas antihipertensi dan

analisa fragmen (SDS-PAGE)

Filtrat hasil

fraksinasi Uji Aktivitas

Antihipertensi

Uji Kadar Protein

(metode Lowry)

Kedelai

Susu kedelai

Ditambahkan air (1:6), dihomogenisasi dan dipasteurisasi

Hidrolisat Protein paling aktif

Uji Kadar Protein

(metode Lowry)

Uji Proksimat

Uji Proksimat

Page 36: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

22

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai (Nirmagustina et al., 2013)

Kacang kedelai sebanyak 200 gram direndam selama 3 jam dengan

perbandingan kedelai : air 1:3 (b/v). Kacang kedelai yang telah direndam dicuci

menggunakan air mengalir dan kulit ari dikupas. Kedelai tanpa kulit dihancurkan

dengan menggunakan blender selama 3-5 menit dengan ditambahkan akuades

sebanyak 1:6 (1200 mL), kemudian bubur kedelai disaring dengan kain kasa lalu

direbus selama 10 menit (80-90 °C), sehingga dihasilkan susu kedelai.

3.4.2 Uji Proksimat

Uji proksimat dilakukan untuk menganalisis kadar protein, kadar air dan

kadar abu pada kacang kedelai dan susu kedelai.

Kadar Protein (AOAC, 2005)

Analisis total nitrogen terdiri dari tiga tahap yaitu destruksi, destilasi

dan titrasi. Tahap destruksi dilakukan dengan cara memasukkan sebanyak 0,5 g

sampel ke dalam labu Kjeldahl, ditambahkan 2 g campuran katalis selen (SeO2

+ K2SO4 + CuSO4), serta ditambahkan H2SO4 pekat 15 mL. Destruksi

dilakukan selama 2,5 jam dengan kenaikan suhu secara bertahap sampai cairan

menjadi berwarna hijau toska dan didinginkan. Sampel hasil destruksi

diencerkan dengan akuades sampai 100 mL.

Tahap destilasi dilakukan dengan memasukkan 25 mL sampel hasil

destruksi ditambahkan 25 mL larutan NaOH 30% dan 3 tetes indikator

Fenolftalein. Kondensor diletakkan dibawah erlenmeyer 250 mL yang berisi 25

Page 37: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

23

mL larutan asam borat dan 3 tetes indikator conway. Destilasi dilakukan hingga

terjadi perubahan warna destilat menjadi hijau toska.

Tahap titrasi dilakukan dengan cara larutan hasil destilasi dititrasi

dengan larutan HCl 0,05 N yang sebelumnya telah distandarisasi dengan

menggunakan larutan boraks 0,05 N. Titrasi dilakukan sampai terjadi

perubahan warna dari hijau toska sampai warna merah seulas, selanjutnya

diukur volume HCl yang terpakai untuk titrasi.

Dimana:

Faktor Konversi (FK) = 5,75

Kadar Air (AOAC, 2005)

Pengukuran kadar air dilakukan dengan metode gravimetri. Cawan

kosong dikeringkan dalam oven pada suhu 105 oC selama 15 menit,

didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Sebanyak 2 g sampel

ditimbang dalam cawan. Cawan berisi sampel dikeringkan dalam oven dengan

suhu 105 oC selama 6 jam. Sampel yang telah dikeringkan kemudian

didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kadar air dihitung dengan rumus:

Kadar air (%) =

Dimana:

A= Bobot sampel awal (g)

B= Bobot sampel akhir (g)

Kadar Abu (AOAC, 2005)

Analisis kadar abu dilakukan dengan metode gravimetri. Sampel

ditimbang sebanyak 2 g (B) dan dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah

Page 38: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

24

diketahui bobotnya (A). Sampel diarangkan hingga tidak berasap, kemudian

dimasukkan ke dalam tanur bersuhu 500-600 oC sampai menjadi abu berwarna

putih selama 3 jam. Cawan yang berisi abu didinginkan dalam desikator dan

dilakukan penimbangan hingga diperoleh bobot tetap (C). Kadar abu ditentukan

dengan rumus:

Kadar abu (%) =

Dimana:

A= Bobot cawan+ abu (g)

B= Bobot cawan kosong (g)

C= Bobot sampel awal (g)

3.4.3 Pemisahan Protein dengan Presipitasi HCl (Smith & Circle, 1972)

Susu kedelai sebanyak 100 mL ditambahkan dengan NaOH IN hingga

mencapai pH 8,5, kemudian diaduk dengan magnetic stirrer selama 1 jam pada

suhu ruang, setelah itu disentrifugasi dengan kecepatan 6000-7000 rpm selama 20

menit pada suhu dingin. Supernatan dikumpulkan dan ditambahkan HCl sampai

pH mencapai ±4,5. Suspensi disentrifugasi pada 6000-7000 rpm selama 20 menit

pada suhu dingin. Supernatan dibuang dan presipitat disimpan dalam freezer.

3.4.4 Pengukuran Kadar Protein (Lowry et al., 1951)

Presipitat protein sebanyak 0,5 g dilarutkan dalam 10 mL buffer fosfat

0,02 M (Lampiran 15) kemudian ditentukan kadar protein dengan metode Lowry.

1 mL sampel dicampurkan dengan 5 mL larutan C (Lampiran 13). Campuran

reaksi dihomogenkan dengan vortex dan didiamkan selama 10 menit. Larutan D

(reagen Folin ciocalteu 1 N) sebanyak 0,25 mL ditambahkan ke dalam campuran

reaksi, dihomogenkan dengan vortex dan didiamkan selama 30 menit. Campuran

Page 39: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

25

reaksi diukur pada 750 nm dan konsentrasi protein ditentukan dengan kurva

standar bovine serum albumin (BSA) (Lampiran 14).

3.4.5 Hidrolisis Protein (Abubakar, 2004)

Erlenmeyer sebanyak 3 buah (A, B, dan C) disiapkan, kemudian masing-

masing diisi dengan presipitat protein yang telah dilarutkan dalam 500 mL larutan

buffer fosfat (Lampiran 15). Erlenmeyer A ditambahkan enzim papain dengan

konsentrasi 0,1% (b/v). Elenmeyer B ditambahkan enzim papain dengan

konsentrasi 0,2% (b/v). Erlenmeyer C ditambahkan enzim papain dengan

konsentrasi 0,5% (b/v) (Lampiran 16). Ketiga erlenmeyer yang telah terisi substrat

dan enzim diinkubasi di dalam waterbath pada suhu 37 ºC.

Selama proses inkubasi, sebanyak 100 mL hidrolisat pada setiap

erlenmeyer diambil pada interval 2, 4, 8, 16, dan 24 jam, kemudian masing-

masing hidrolisat dipanaskan pada suhu 90 °C selama 20 menit untuk inaktivasi

enzim. Hidrolisat yang telah didapatkan diukur nilai derajat hidrolisisnya dengan

menggunakan metode Hoyle et al., (1994).

3.4.6 Analisis Derajat Hidrolisis (DH) (Hoyle et al., 1994)

Derajat hidrolisis dianalisis dengan metode Soluble Nitrogen

Trichloroacetic Acid (SN-TCA) (Hoyle et al., 1994). Sebanyak 10 mL hidrolisat

protein ditambahkan TCA 10% (b/v) (Lampiran 16) sebanyak 10 mL. Campuran

didiamkan selama 30 menit agar terjadi pengendapan, kemudian disentrifugasi

dengan kecepatan 6000-7000 rpm selama 15 menit. Supernatan dianalisis kadar

proteinnya dengan menggunakan metode Lowry, sedangkan endapannya dibuang.

Derajat hidrolisis dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Page 40: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

26

3.4.7 Uji ACE Inhibitor (Cushman et al., 1971)

Uji ini berdasarkan pembebasan asam hipurat dari substrat Hip-His-Leu

yang dikatalisis oleh ACE. Larutan sampel hidrolisat protein susu kedelai

sebanyak 15 µL dicampur dengan 125 µL buffer Na-borat 100 Mm (pH 8.3) yang

mengandung 7.6 mM Hip-His-Leu dan 608 mM NaCl (Lampiran 12), kemudian

dipreinkubasi selama 5 menit pada suhu 37 °C. Reaksi dimulai dengan

penambahan 50 µL enzim ACE yang dilarutkan dalam air destilat. Campuran

diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37 °C. Air destilat sebanyak 50 µL

digunakan sebagai blanko.

Reaksi dihentikan dengan penambahan 125 µL HCl 1N. Asam hipurat

yang dilepaskan oleh ACE diekstrak dengan menambahkan 750 µL etil asetat ke

dalam campuran dan segera divorteks. Campuran disentrifugasi pada kecepatan

12000 rpm selama 10 menit, kemudian sebanyak 500 µL lapisan atas dari

supernatan dikumpulkan dan dikeringkan pada suhu 90 °C selama 30 menit

(untuk blanko dan kontrol dilakukan perlakuan yang sama). Asam hipurat

dilarutkan dalam 1 mL air destilat dan diukur besarnya absorbansi dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang 228 nm.

Aktivitas ACE inhibitor dihitung menurut persamaan berikut :

% Aktivitas penghambatan = [(C-A) / (C-B)] x 100 %

Dimana :

A= absorbansi sampel,

B= absorbansi blanko,

C= absorbansi kontrol (sampel diganti dengan air destilasi).

Page 41: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

27

3.4.8 Fraksinasi dengan Ultramembran Filtrasi (Ranamukhaarachchi, 2012)

Pemisahan protein dilakukan dengan metode ultrafiltrasi. Hidrolisat dengan

aktivitas ACE inhibitor tertinggi dipisahkan proteinnya dengan menggunakan

membran ultrafiltrasi protein (MWCO < 3kDa). Hidrolisat sebanyak 500 μL

diinjeksikan ke dalam membran ultrafiltrasi, kemudian disentrifugasi pada

kecepatan 12000 rpm selama 15 menit pada suhu 4 °C. Hasil fraksinasi diuji

kembali aktivitas ACE inhibitor dengan metode Cushman et al., (1971). Fraksi

hasil filtrasi yang telah diketahui aktivitas ACE inhibitor-nya kemudian dianalisis

dengan SDS-PAGE.

3.4.9 Analisis Fraksi Protein Hidrolisat dengan SDS-PAGE (Laemmli, 1970)

Hidrolisat susu kedelai dianalisis profil proteinnya dengan elektroforesis

menggunakan gel akrilamida. Gel terdiri atas dua bagian, yaitu stacking gel dan

separating gel. Konsentrasi akrilamida yang digunakan pada stacking gel adalah

5% dan separating gel 12,5%. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Separating gel

Sebanyak 4,8 mL larutan A (Lampiran 11) dipipet ke dalam gelas piala,

kemudian ditambakan 3 mL larutan B (Lampiran 11) dan 4,2 mL akuades.

Campuran kemudian diaduk perlahan dengan menggoyangkan gelas piala.

Selanjutnya, sebanyak 60 µL APS 10% (Lampiran 11) dan 4 µL TEMED

ditambahkan ke dalam campuran dan diaduk kembali dengan perlahan. Campuran

dimasukkan ke dalam lempengan kaca (mini slab) tanpa menimbulkan gelembung

udara dengan menggunakan mikro pipet sampai sekitar 1 cm dari atas lempengan.

Bagian yang tidak diisi gel diberi akuades untuk meratakan gel yang terbentuk.

Gel kemudian dibiarkan mengalami polimerisasi selama 60-120 menit.

Page 42: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

28

Stacking gel

Air dibuang dari atas separating gel dan dikeringkan dengan menggunakan

tissue. Akuades, larutan A (Lampiran 11) dan larutan C (Lampiran 11) masing-

masing sebanyak 2,3 mL; 0.67 ml dan 1.0 ml dicampurkan ke dalam gelas piala

dan diaduk perlahan dengan cara menggoyangkan gelas piala. APS 10%

(Lampiran 11) sebanyak 30 µl dan 5 µl TEMED ditambahkan ke dalam campuran

dan diaduk kembali dengan perlahan. Campuran dimasukkan ke dalam mini slab,

kemudian sisir dimasukkan dengan cepat tanpa menimbulkan gelembung udara.

Stacking gel dibiarkan mengalami polimerisasi selama 30-60 menit. Sisir diangkat

dari atas gel dengan perlahan setelah gel berpolimerisasi dan slab ditempatkan ke

dalam wadah elektroforesis. Buffer elektroforesis (Lampiran 11) dimasukkan ke

dalam wadah elektroforesis di bagian dalam dan luar agar gel terendam.

Preparasi dan injeksi sampel

Sebanyak 40 µl ekstrak protein sampel dimasukkan ke dalam microtube

dan ditambahkan 40 µl buffer sampel (Lampiran 11). Larutan dipanaskan selama

5 menit dalam air mendidih 100 °C. Sampel kemudian diinjeksikan ke dalam

sumur menggunakan mikropipet sebanyak 10 µl. Protein marker diinjeksikan pada

salah satu sumur sebanyak 5 µl sebagai standar.

Running SDS-PAGE

Katup elektroda dipasang dengan arus mengalir ke anoda. Sumber listrik

dinyalakan dan dijaga konstan pada 60 V. Running dilakukan selama 180 menit

sampai migrasi tersisa sekitar 0,5 cm dari dasar. Aliran listrik dimatikan dan katup

elektroda dilepaskan, lalu plat gel dipindahkan dari elektroda.

Page 43: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

29

Staining gel

Gel diangkat dari slab dan dipindahkan ke dalam wadah tertutup yang

telah berisi pewarna silver stain (Lampiran 11) sebanyak 20 ml, kemudian

didiamkan selama 10 menit.

Destaining gel

Gel diangkat dan dicuci menggunakan akuades sebanyak 3 kali masing-

masing selama 5 menit. Larutan destaining solution (Lampiran 11) ditambahkan

dan digoyangkan sekali hingga latar belakang pita protein menjadi terang. Larutan

penghilang warna dibuang dan gel siap dianalisis.

Penentuan berat molekul protein

Berat molekul protein sampel dapat dihitung dari persamaan regresi antara

mobilitas relatif protein marker (penanda protein) dengan logaritma dari berat

molekul marker yang diketahui. Mobilitas relatif protein dihitung dengan

membandingkan jarak migrasi protein diukur dari garis awal separating gel

sampai ujung pita protein yang dibandingkan dengan jarak migrasi pewarna.

Mobilitas relatif tersebut dirumuskan sebagai persamaan berikut :

Rf =

Page 44: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Susu Kedelai

Susu kedelai yang diperoleh pada penelitian ini berwarna putih

kekuningan (Gambar 5), memiliki aroma sedikit langu seperti susu kedelai pada

umumnya, dan memiliki pH sebesar 6,9 (Tabel 4). Nilai pH merupakan salah satu

indikasi ada atau tidaknya aktivitas mikroorganisme maupun enzim pada bahan

pangan (Picauly et al., 2015). Syarat mutu pH susu kedelai berdasarkan SNI

(1995) yaitu kisaran 6,5 – 7,0, sehingga susu kedelai pada penelitian ini

memenuhi syarat mutu SNI.

Susu kedelai dibuat dengan menambahkan air untuk mempermudah proses

penggilingan, setelah itu dilakukan pemanasan untuk menghilangkan bau langu

(Picauly et al., 2015). Perbandingan penambahan air pada penelitian ini yaitu 1:6

(b/v) mengacu pada Nirmagustina et al., (2014), sehingga dari 200 g kacang

kedelai didapatkan ±1200 mL susu kedelai.

Gambar 5. Susu kedelai

Susu kedelai baik dikonsumsi karena memiliki banyak nutrisi, yaitu

protein, karbohidrat, lemak, fosfor, kalsium, dan magnesium (Winarsi, 2010),

Page 45: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

31

sehingga pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap karakteristik kimia dan

fisika susu kedelai dan kacang kedelai.

Tabel 4. Hasil analisis proksimat kacang kedelai dan susu kedelai

Karakter-

istik Parameter Kacang kedelai Susu kedelai

SNI (1995)

Kedelai Susu

kedelai

Kimia

Kadar air (%) 4,530±0,004 92,951±1,968 Max.16 -

Kadar abu (%) 7,540±0,311 0,257±0,001 - -

Kadar protein (%) 35,286±0,059 5,667±1,593 - Min. 2

pH - 6,9 - 6,5-7,0

Fisika Warna Kuning

Putih

kekuningan Normal Normal

Aroma Normal Normal Normal Normal

Kadar Air

Kacang kedelai pada penelitian ini memiliki kadar air yang rendah yaitu

sebesar 4,530±0,004%. Kadar air yang didapat tersebut sesuai dengan SNI 01-

3922-1995 tentang syarat mutu kacang kedelai yaitu kadar air maksimal 16%.

Dewayani et al., (2016) melakukan pengujian kadar air dari kacang kedelai dan

memperoleh nilai sebesar 10,680%. Kadar air dari kacang kedelai ini memiliki

nilai yang lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian Dewayani et al.,

(2016), diperkirakan karena kacang kedelai yang digunakan sangat keras, namun

SNI (1995) tidak membatasi kadar air pada kacang kedelai.

Kadar air pada susu kedelai lebih tinggi daripada kadar air pada kacang

kedelai, karena pada proses pembuatan susu kedelai terjadi penambahan air pada

saat perendaman dan penggilingan. Kadar air pada susu kedelai didapatkan nilai

sebesar 92,951±1,968%. Shakeel et al., (2015) mendapatkan kadar air susu

kedelai sebesar 99,650%. Kadar air susu kedelai pada penelitian ini berbeda

dengan penelitian Shakeel (2015), diperkirakan karena jumlah penambahan air

Page 46: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

32

yang berbeda pada saat pembuatan susu kedelai dan lamanya waktu pemanasan

yang menyebabkan banyaknya air yang menguap.

Kadar Abu

Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral

yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses

pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah

disebut sebagai kadar abu (Sudarmadji, 1996). Kacang kedelai pada penelitian ini

memiliki kadar abu sebesar 7,540±0,311%. Dewayani et al., (2016) melaporkan

kadar abu kacang kedelai sebesar 8,860%. Kadar abu kacang kedelai pada

penelitian ini memiliki nilai yang lebih rendah jika dibandingkan dengan

penelitian Dewayani (2016), namun SNI (1995) tidak membatasi kadar abu untuk

kacang kedelai. Kadar abu yang terdapat pada kacang kedelai dapat diartikan

bahwa kacang kedelai tersebut mengandung komponen anorganik atau mineral

(Winarsi, 2010).

Kadar abu susu kedelai pada penelitian ini didapatkan sebesar

0,257±0,001%., sedangkan kadar abu susu kedelai yang didapatkan Nirmagustina

et al., (2013) sebesar 2,880%. Kadar abu susu kedelai pada penelitian ini lebih

rendah jika dibandingkan dengan kadar abu kacang kedelai, diperkirakan karena

pada proses pembuatan susu kedelai dilakukan pengelupasan kulit ari kacang

kedelai sehingga mengakibatkan sejumlah mineral yang terdapat pada kulit

kacang kedelai terbuang. Rohmawati (2015) menyatakan bahwa kulit ari kedelai

memiliki kandungan mineral sebesar 3,15%.

Page 47: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

33

Kadar Protein

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang

merupakan polimer dari monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain

dengan ikatan peptida. Analisa protein menghasilkan unsur-unsur C, H, N, O dan

beberapa protein juga mengandung unsur-unsur lain, terutama P, Fe, Zi dan Cu

(Katili, 2009). Analisa kadar protein pada penelitian ini menggunakan metode

kjedahl untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan makanan secara tidak

langsung, karena yang dianalisis adalah kadar nitrogennya. Kadar protein

diperoleh dengan mengonversikan hasil analisis tersebut dengan faktor konversi

bahan makanan yaitu sebesar 5,75 untuk kedelai (Munthe et al., 2007).

Kadar protein kacang kedelai yang digunakan pada penelitian ini

didapatkan sebesar 35,286±0,059%. Kadar Protein pada penelitian ini sesuai

dengan pernyataan Purnomo (2007) yaitu kadar protein pada kacang kedelai

sebesar 35%. Kandungan protein pada kacang kedelai tinggi, karena kacang

kedelai merupakan sumber protein yang sangat baik.

Kadar protein susu kedelai pada penelitian ini didapatkan sebesar

5,667±1,593%, sedangkan kadar protein susu kedelai yang didapatkan

Nirmagustina et al., (2013) sebesar 2,040%. Kadar protein susu kedelai pada

penelitian ini berbeda dengan Nirmagustina (2013), diperkirakan karena

perbedaan jenis kacang kedelai yang digunakan. Penelitian ini menggunakan

kacang kedelai kuning, sedangkan penelitian Nirmagustina (2013) menggunakan

kacang kedelai edamame. Kadar protein susu kedelai pada penelitian ini

memenuhi standar SNI 01-3990-1995 yang menetapkan kadar protein susu

kedelai minimal 2%.

Page 48: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

34

4.2 Isolat Protein Susu Kedelai

Protein yang terdapat pada susu kedelai dipisahkan dari komponen lain

dengan menggunakan pelarut asam klorida (HCl) untuk mengendapkan protein

pada titik isoelektrik. Titik isoelektrik adalah kondisi saat asam amino tidak

memiliki muatan. Jumlah muatan positif dan negatif asam amino sama pada saat

titik isoelektrik tercapai (Naga, 2010). Presipitasi susu kedelai pada penelitian ini

menghasilkan yield isolat protein sebesar 40,060%.

Isolat protein yang telah didapatkan kemudian diuji kadar proteinnya

dengan menggunakan metode Lowry, dan didapatkan kadar protein sebesar

1163,571 mg/L (Lampiran 4). Presipitat protein pada penelitian ini dihidrolisis

untuk menghasilkan peptida yang memiliki aktivitas ACE inhibitor yang tinggi.

Hamid et al., (2016) menghasilkan IC50 sebesar 9 mg/L dari hidrolisat susu kerbau

yang dihidrolisis menggunakan papain 0,005% dengan aktivitas enzim >10 U/mg.

Penggunaan enzim papain pada penelitian ini dikarenakan enzim papain mudah

didapat, relatif tahan terhadap suhu, dan memiliki aktivitas enzim yang spesifik

yaitu termasuk protease sistein golongan endoprotease yang dapat memutus ikatan

peptida pada rantai protein sehingga dihasilkan peptida dan polipeptida (Winarno,

1986).

4.3 Derajat Hidrolisis Susu Kedelai

Derajat Hidrolisis (DH) merupakan persentase yang menyatakan tingkat

pemotongan peptida dalam hidrolisis protein, baik oleh asam, basa ataupun enzim

protease (Baehaki et al., 2015). Penentuan derajat hidrolisis pada penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan metode Soluble Nitrogen Trichloroacetic Acid

(SN-TCA). Menurut Rutherfurd (2010), prinsip pengukuran derajat hidrolisis

Page 49: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

35

dengan metode SN-TCA adalah pengukuran kadar peptida dan asam amino hasil

hidrolisis yang terlarut dalam larutan Trichloroacetic Acid (TCA), setelah

komponen yang tidak terlarut mengalami pengendapan akibat proses sentrifugasi.

Gambar 6. Nilai derajat hidrolisis susu kedelai

Konsentrasi enzim dan waktu hidrolisis mempengaruhi nilai derajat

hidrolisis. Derajat hidrolisis pada penelitian ini mengalami peningkatan dari 2 jam

hingga 8 jam, setelah itu derajat hidrolisis mengalami penurunan (Gambar 6).

Derajat hidrolisis yang semakin menurun dapat disebabkan oleh adanya

penghambatan proses hidrolisis substrat oleh produk yang dihasilkan selama

proses hidrolisis (Ovissipour et al., 2010)

Nilai derajat hidrolisis pada penelitian ini meningkat dari konsentrasi

enzim 0,1 sampai 0,2%, sedangkan pada konsentrasi 0,5% derajat hidrolisis

mengalami penurunan (Gambar 6). Penurunan derajat hidrolisis tersebut

diperkirakan karena jumlah enzim yang digunakan terlalu tinggi. Poedjiadi et al.,

(2006) menyatakan bahwa penggunaan enzim berlebih menyebabkan tidak semua

enzim berikatan dengan substrat, sehingga kecepatan maksimal tidak dapat

7,295 8,028

8,832

6,714

4,565

10,022 10,284 11,001

10,213

8,637 7,873 8,040

8,757

6,942 6,393

0

2

4

6

8

10

12

2 4 8 16 24

0,10%0,20%0,50%

Waktu Hidrolisis (jam)

Konsentrasi papain:

Der

ajat

Hid

rolis

is (

%)

Page 50: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

36

dicapai. Eisenthal et al., (2002) menyatakan bahwa semakin sedikitnya substrat

yang dapat diikat oleh enzim maka dapat mengurangi kecepatan reaksi.

Derajat hidrolisis tertinggi didapatkan pada hidrolisat dengan konsentrasi

papain 0,2% dan waktu hidrolisis 8 jam, yaitu sebesar 11,001%. Meinlschmidt et

al., (2015) menghasilkan derajat hidrolisis sebesar 4,600% pada hidrolisat susu

kedelai yang dihidrolisis selama 2 jam dengan konsentrasi papain 0,2%. Nilai

derajat hidrolisis pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan derajat

hidrolisis Meinlschmidt et al., (2015), diperkirakan karena kerja enzim lebih

optimal pada waktu hidrolisis 8 jam. Kumar et al., (2016) menghasilkan derajat

hidrolisis sebesar 16% pada hidrolisat susu unta yang dihidrolisis menggunakan

enzim papain dengan konsentrasi 1% selama 6 jam dan pada suhu 55 °C.

Nilai derajat hidrolisis yang berbeda dapat disebabkan karena spesifikasi

enzim yang digunakan terdapat perbedaan, penelitian ini menggunakan papain

dengan aktivitas 125,2 Tyrosine Unit/mg (Lampiran 17), sedangkan Meinlschmidt

et al., (2015) dan Kumar et al., (2016) menggunakan papain dengan aktivitas >10

Unit/mg. Satu unit aktivitas enzim didefinisikan sebagai banyaknya enzim yang

dibutuhkan untuk melepaskan 1 μmol tirosin pada substrat kasein per menit

(Yuniati et al., 2015). Perbedaan nilai derajat hidrolisis juga dapat disebabkan

oleh konsentrasi enzim, waktu hidrolisis, dan perbedaan peptida dan asam amino

akibat pemutusan ikatan peptida selama hidrolisis yang terlarut dalam TCA

(Hasnaliza et al., 2010). Kondisi optimum papain dalam menghidrolisis protein

pada penelitian ini terdapat pada konsentrasi papain 0,2%, suhu 37 °C, dan waktu

hidrolisis 8 jam.

Page 51: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

37

Gambar 7. Mekanisme Kerja Enzim Papain

(Fersht, 1985)

Mekanisme kerja enzim papain ditampilkan pada Gambar 7, yaitu selama

proses katalisis hidrolisis gugus-gugus amida, mula-mula gugus sistein yang

bersifat sangat reaktif berikatan dengan substrat pada sisi aktif papain sehingga

dihasilkan ikatan kovalen substrat dengan enzim yang berbentuk tetrahedral.

Gugus histidin kemudian terprotonasi sehingga berikatan dengan nitrogen yang

terdapat di dalam substrat. Gugus amin pada substrat kemudian terdifusi dan

kedudukannya digantikan oleh molekul-molekul air yang pada akhirnya

menghidrolisis hasil intermediet sehingga mengembalikan enzim ke dalam bentuk

dan fungsinya seperti semula (Beveridge, 1996).

4.4 Aktivitas ACE Inhibitor dan Inhibition Concentration (IC50)

ACE inhibitor adalah senyawa atau zat aktif yang dapat menurunkan

tekanan darah tinggi dalam tubuh (Febrisiantosa et al., 2013). Nilai aktivitas ACE

Page 52: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

38

inhibitor berdasarkan Gambar 8 mengalami perubahan seiring berjalannya waktu

hidrolisis dan perbedaan konsentrasi enzim yang ditambahkan.

Gambar 8. Aktivitas ACE Inhibitor hidrolisat susu kedelai

Aktivitas ACE inhibitor meningkat seiring dengan semakin lama waktu

hidrolisis, namun kemudian mengalami penurunan setelah hidrolisis 8 dan 16 jam

(Gambar 8). Penurunan yang terjadi seiring dengan berjalannya waktu hidrolisis

diduga karena terjadinya kerusakan urutan peptida ACE inhibitor yang terbentuk

selama proses hidrolisis sehingga peptida mengalami penurunan aktivitas

(Khirzin, 2015).

Aktivitas ACE inhibitor tertinggi pada penelitian ini terdapat pada

hidrolisat dengan konsentrasi enzim 0,2% dan waktu hidrolisis 8 jam yaitu sebesar

59,211%, dan terkecil pada hidrolisat 0,5% 2 jam yaitu 16,300%. Hidrolisat susu

kedelai dapat menghambat ACE karena memiliki peptida bioaktif yang bersifat

ACE inhibitor. Peptida bioaktif biasanya mengandung 3–20 asam amino dengan

berat molekul yang rendah. Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini

89,868

21,145

30,617 32,895 34,211 39,474

18,421 17,105

40,789

59,211

35,526

50

16,3 18,943 19,737

51,316

17,105

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2 4 8 16 24

Konsentrasi papain:

KaptoprilKontrol0,10%0,20%0,50%

Waktu Hidrolisis (jam)

Akt

ivit

as A

CE

inh

ibit

or

(%)

Page 53: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

39

adalah kaptopril. Kaptopril dengan konsentrasi yang sama dengan hidrolisat

terbaik pada penelitian ini (0,2% 8 jam) yaitu 578,750 mg/L (Tabel 5), memiliki

aktivitas ACE inhibitor sebesar 89,868%. Hidrolisat susu kedelai jika

dibandingkan dengan kaptopril memiliki aktivitas ACE inhibitor yang lebih

rendah, dikarenakan sampel hidrolisat masih dalam bentuk peptida kasar (crude).

Shimakage et al., (2012) berhasil mengidentifikasi peptida ACE inhibitor

yang mengandung Phe-Phe-Tyr-Tyr dan Trp-His-Pro dari susu kedelai yang

dihidrolisis menggunakan protease bacterial 0,1% selama 16 jam pada suhu 50

°C dihasilkan aktivitas ACE inhibitor 36 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

susu kedelai tanpa hidrolisis. Febrisiantosa et al., (2013) menghasilkan aktivitas

ACE inhibitor sebesar 73,070% pada kefir berbahan baku whey keju gouda yang

diinkubasi pada suhu 28 ºC selama 20 jam. Wulandani et al., (2017) menghasilkan

aktivitas ACE inhibitor sebesar 53,470% pada plain yogurt dari susu sapi yang

difermentasi dengan starter Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus

bulgaricus pada suhu 43 °C .

Nilai IC50 pada penelitian ini ditentukan dari hidrolisat yang memiliki

aktivitas ACE inhibitor tertinggi yaitu hidrolisat 0,2% selama 8 jam, dan

didapatkan nilai IC50 sebesar 89,640 mg/L (Lampiran 7). Penelitian yang

dilakukan oleh Shimakage et al., (2012) menghasilkan IC50 sebesar 0,88 mg/L

untuk asam amino Trp-Asn-Pro-Arg. Vallabha et al., (2013) menghasilkan IC50

sebesar 17,2 mg/L untuk asam amino Leu-Ile-Val-Thr-Gln yang berasal dari

hidrolisat susu kedelai hasil fermentasi menggunakan Lactobacillus casei spp.

Pseudoplantarum. Nilai IC50 hidrolisat susu kedelai yang dihasilkan penelitian ini

lebih besar jika dibandingkan dengan IC50 yang diperoleh Shimakage et al.,

Page 54: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

40

(2012) dan Vallabha et al., (2013), diperkirakan karena pada penelitian ini sampel

masih berupa campuran fragmen peptida dengan bobot molekul yang lebih besar.

Semakin besar nilai IC50 maka semakin kecil tingkat efisiensi penghambatannya

terhadap ACE (Febrisiantosa, 2013).

4.5 Fraksinasi Protein Hidrolisat

Protein dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya dengan menggunakan

membran filtrasi. Pemisahan protein pada penelitian ini dilakukan untuk

mendapatkan peptida dengan bobot molekul <3 kDa yang diharapkan memiliki

aktivitas ACE inhibitor yang lebih tinggi. Campos et al., (2013) menghasilkan

aktivitas ACE inhibitor protein Chia yang lebih besar yaitu 64,5%, dibandingkan

sebelum fraksinasi yaitu sebesar 58,5% dengan menggunakan membran

ultrafiltrasi <3 kDa.

Tabel 5. Kadar protein dan aktivitas ACE inhibitor hasil fraksinasi

Sampel Kadar Protein (mg/L) Aktivitas ACE inhibitor

(%)

Hidrolisat 0,2% 8 jam 578,750±0,007 59,211±0,003

Filtrat 181,250±0,001 2,203±0,004

Retentat 451,875±0,001 20,264±0,003

Filtrat adalah hasil pemisahan yang tersaring yang diduga berupa protein

dengan ukuran <3 kDa, sedangkan yang tidak tersaring disebut dengan retentat.

Filtrat hasil fraksinasi memiliki kadar protein sebesar 181,250±0,001 mg/L, hasil

tersebut lebih kecil dari kadar protein hidrolisat sebelum dilakukan fraksinasi

yaitu 578,750±0,007 mg/L (Tabel 5). Aktivitas ACE inhibitor juga mengalami

penurunan setelah dilakukan fraksinasi. Hasil pengujian didapatkan bahwa

aktivitas ACE inhibitor mengalami penurunan sebanyak 57,008%, sehingga

Page 55: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

41

aktivitas ACE inhibitor menjadi 2,203±0,004%, sedangkan sampel retentat

memiliki aktivitas inhibitor yang lebih besar yaitu 20,264±0,003% (Tabel 5).

Penurunan kadar protein dan aktivitas ACE inhibitor pada penelitian ini

tidak sejalan dengan penelitian Chalid et al., (2018) yang menghasilkan aktivitas

ACE inhibitor protein susu kerbau fermentasi yang lebih besar yaitu 99,300%,

dibandingkan sebelum fraksinasi yaitu sebesar 87,520% dengan menggunakan

membran ultrafiltrasi <3 kDa. Penurunan kadar protein dan aktivitas ACE

inhibitor pada penelitian ini diperkirakan karena ultrafiltrasi memiliki kelemahan,

yaitu adanya potensi hilangnya protein akibat penyerapan protein ke lapisan

membran atau ke dalam pori-pori membran ultrafiltrasi, hal tersebut berakibat

pada terbentuknya lapisan protein di permukaan membran dan akhirnya terjadi

polarisasi atau penyumbatan pada membran (Janson, 2011). Mulder (1996)

menyatakan bahwa ultrafiltrasi memiliki kelemahan yaitu molekul dengan berat

molekul yang lebih tinggi akan tertahan seluruhnya dan menimbulkan lapisan

dinamis seperti membran yang dapat menahan partikel padatan dengan berat

molekul rendah.

4.6 Karakteristik Protein hidrolisat Susu Kedelai

Jumlah pita yang terdeksi pada protein susu kedelai dan hidrolisatnya

dihitung dengan cara menghitung jarak migrasi protein. Nilai kuantitatif Rf

(perbandingan jarak tempuh sampel dengan marker), jarak pita, dan berat molekul

setiap pita pada protein marker dan isolat protein susu kedelai serta hidrolisatnya

terdapat pada Lampiran 9.

Page 56: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

42

Gambar 9. Profil protein hasil SDS-PAGE

(Protein marker (M), isolat protein susu kedelai (0), hidrolisat susu kedelai 0,2% 2

jam, 4 jam, 8 jam, 16 jam, 24 jam, filtrat (F), dan retentat (R))

Isolat protein susu kedelai (kontrol 0 jam) memiliki pita pada bobot

molekul yang lebih rendah dibandingkan dengan hidrolisat susu kedelai (Gambar

10). Filtrat (F) hasil fraksinasi tidak terdeteksi pita protein, sedangkan retentat (R)

terdeteksi 1 pita protein.

Tabel 6. Berat molekul profil protein susu kedelai dan hidrolisat susu kedelai

Pita

ke-

Protein Marker Kontrol

(0 jam)

Hidrolisat

0,2%

2-16 jam

Hidrolisat

0,2%

24 jam

Filtrat Retentat

Rf BM Rf BM Rf BM Rf BM Rf Bm Rf BM

1 0,233 40,000 0,070 68,225 0,068 68,512 0,000 0,000 0,000 0,000 0,068 68,512

2 0,384 25,000 0,303 33,400 0,110 60,399 0,110 60,399

3 0,589 15,000 0,452 21,128 0,164 51,055 0,164 51,055

4 0,740 10,000 0,658 11,250 0,205 45,009 0,205 45,009

5 0,890 4,800 0,740 8,743 0,233 41,382 0,000 0,000

6 0,274 36,481 0,274 36,481

7 0,301 33,541 0,301 33,541

8 0,356 28,352 0,356 28,352

9 0,397 24,995 0,397 24,995

10 0,507 17,860

11 0,589 13,880

Page 57: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

43

Profil protein isolat susu kedelai tanpa hidrolisis menghasilkan 5 pita

dengan berat molekul terendah sebesar 8,743 kDa, dan tertinggi sebesar 68,225

kDa (Tabel 6). Penelitian yang dilakukan oleh Amnuaycheewa et al., (2010)

melaporkan 3 subunit asam amino pada isolat protein susu kedelai yaitu β-

conglycinin α’ (~67–72 kDa), α (~63 kDa), dan β (~47 kDa), serta Glycinin yang

terdiri dari 2 subunit, dimana subunit yang bersifat asam yaitu “A” (~29–33 kDa)

dan yang bersifat basa yaitu (“B”) pada 22 kDa.

Hidrolisat protein susu kedelai setelah hidrolisis mengalami pemutusan,

sehingga jumlah pita protein bertambah. Hidrolisat susu kedelai hasil hidrolisis

dengan enzim papain 0,2% selama 2-16 jam menghasilkan jumlah pita protein

sebanyak 11 pita pada berat molekul 13,880-68,512 kDa, sedangkan pada

hidrolisat 24 jam jumlah pita menurun menjadi 7 pita, yaitu pada berat molekul

24,995-60,399 kDa (Tabel 6). Waktu hidrolisis yang semakin lama menyebabkan

pita protein semakin pudar, seperti yang terlihat pada waktu hidrolisis 24 jam, hal

ini menunjukkan bahwa telah terjadi hidrolisis protein (Matra et al., 2018).

Isolat susu kedelai tanpa hidrolisis (kontrol) menghasilkan pita protein

terendah pada bobot molekul 8,743 kDa, sedangkan susu kedelai hasil hidrolisis

dengan enzim papain 0,2% menghasilkan pita protein terendah pada bobot

molekul 13,880 kDa (Tabel 6). Perbedaan bobot molekul tersebut diperkirakan

karena konsentrasi gel pemisah yang digunakan kurang tinggi, semakin rendah

bobot molekul yang dipisahkan, maka konsentrasi akrilamida yang digunakan

harus semakin tinggi agar kisi-kisi yang terbentuk semakin rapat (Kusumasari,

2017). Semakin tinggi konsentrasi akrilamid maka diameter pori-pori di dalam gel

akan semakin kecil, sebaliknya jika konsentrasi akrilamid rendah maka diameter

Page 58: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

44

pori-pori di dalam gel akan semakin besar. Apabila protein berukuran kecil atau

memiliki berat molekul yang kecil, maka memerlukan gel dengan konsentrasi

akrilamid yang besar, dengan demikian ukuran pori di dalam gel akan kecil

(Wibowo, 2010).

Filtrat hasil fraksinasi tidak terdeteksi pita protein, diperkirakan karena

bobot molekul sampel sangat kecil yaitu kurang dari 3 kDa sehingga dibutuhkan

gel dengan konsentrasi yang lebih tinggi, sedangkan pada retentat hasil fraksinasi

hanya terdeteksi 1 pita dengan bobot molekul tinggi yaitu 68,512 kDa (Tabel 6).

Penelitian yang dilakukan oleh Kusumasari (2017) menggunakan gel pemisah

dengan konsentrasi 20% dan protein marker dengan bobot molekul 4,6 kDa untuk

mengetahui pita-pita protein dari sampel hidrolisat susu kedelai yang dihidrolisis

dengan enzim papain 6%.

Kusumasari (2017) melaporkan hasil hidrolisis menggunakan papain 6%

pada susu kedelai komersial menghasilkan 9 pita protein dengan berat molekul

antara 18,400 kDa-105,800 kDa. Palupi et al., (2015) melaporkan hasil

elektroforesis SDS-PAGE isolat kacang kedelai kuning menghasilkan 8 pita

protein dengan berat molekul antara 9,600 kDa-114,700 kDa. Astuti (2012)

mendapatkan 7 pita protein pada kacang kedelai pasar dengan berat molekul

antara 20 kDa-83,700 kDa.

Page 59: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

45

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Kacang kedelai dan susu kedelai pada penelitian ini memiliki karakteristik

kimia dan fisika sesuai dengan SNI, diantaranya yaitu kadar protein susu

kedelai sebesar 5,667% sesuai dengan syarat mutu SNI yaitu minimal 2%

dengan aroma sedikit langu dan berwarna putih kekuningan.

2. Kondisi optimum hidrolisis susu kedelai terdapat pada hidrolisat dengan

penambahan papain 0,2% (b/v) dan waktu hidrolisis selama 8 jam

menghasilkan derajat hidrolisis tertinggi sebesar 11,001% dan aktivitas ACE

inhibitor tertinggi sebesar 59,211% dengan IC50 sebesar 89,640 mg/L.

3. Hidrolisat susu kedelai setelah fraksinasi mengalami penurunan aktivitas

ACE inhibitor dari 59,211% menjadi 2,203%, dan profil protein tidak

menunjukkan pita protein.

4. Hidrolisat sebelum fraksinasi menghasilkan 11 pita protein pada bobot

molekul 13,880 - 68,512 kDa

5.2 Saran

1. Optimasi hidrolisis susu kedelai dengan enzim papain pada suhu yang lebih

tinggi (50-70 °C) dan inkubasi menggunakan shaker inkubator.

2. Isolasi peptida bioaktif dan analisis dengan menggunakan LCMS/MS untuk

mengetahui komposisi dan urutan asam amino yang terkandung dalam

hidrolisat susu kedelai.

Page 60: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

46

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC]. (2005). Association Official Analytical Chemist’s Technical Standard.

Official Methods of Analysis.

Abubakar, A. (2004). Isolasi Peptida Anti Hipertensi dari Protein Susu. Journal

of the Indonesian Tropical Animal Agriculture, 29(3), 121–128.

Adnan, M. (1984). Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu. Yogyakarta: Andi

Offset.

Akil, H. A. M. (2006). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit

Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Amnuaycheewa, P., & Mejia, E. G. De. (2010). Purification, Characterisation, and

Quantification of the Soy Allergen Pofilin (Gly m 3) in Soy Products. Food

Chemistry, 119(4), 1671–1680.

Asif, M., & Khodadadi, E. (2013). Medicinal Uses and Chemistry of Flavonoid

Contents of some Common Edible Tropical Plants, Journal of Paramedical

Science, 4(3), 119-38.

Astawan, M. (2004). Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. Surakarta:

Tiga Serangkai.

Astuti, R.M. (2012). Isolasi dan Karakterisasi Protein Kacang Kedelai, Kacang

Tanah, dan Kacang Bogor untuk Pembuatan Isolat Alergen [TESIS]. Bogor:

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Badan Standarisasi Nasional. (1995). SNI 01-3922-1995 Kedelai. Jakarta: Badan

Standarisasi Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. (1995). SNI 01 -3990-1995 Susu Kedelai. Jakarta:

Badan Standarisasi Nasional.

Baehaki, A., Lestari, S. D., & Romadhoni, A. R. (2015). Hidrolisis Protein Ikan

Patin Menggunakan Enzim Papain dan Aktivitas Antioksidan Hidrolisatnya.

Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 18(3), 230–239.

Beveridge, A. J. (1996). A Theoretical Study of The Active Sites of Papain and

S195C Rat Trypsin: Implications For The Low Reactivity of Mutant Serine

Proteinases. Protein Science, 5, 1355–1365.

Page 61: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

47

Bhat, Z. F., Kumar, S., & Bhat, H. F. (2015). Bioactive peptides of animal origin:

a review. Journal Food Science Technology, 52, 5377–5392.

Bintang, M. (2010). Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga.

Buckle. (1987). Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Campos, M. R. S., Gonzalez, F. P., Guerrero, L. C., & Ancona, D. B. (2013).

Angiotensin I-Converting Enzyme Inhibitory Peptides of Chia (Salvia

hispanica) Produced by Enzymatic Hydrolysis. International Journal of

Food Science, doi: 10.1155/2013/158482.

Cushman, D. W., Cheung, H. S., & Brunswick, N. (1971). Concentrations of

angiotensin-converting enzyme in tissues of the rat, 250.

Chalid, S. Y., Nurbayti, S., & Pratama, A. F. (2018). Karakterisasi Dan Uji

Aktivitas Protein Susu Kerbau (Bubalus Bubalis) Fermentasi Sebagai

Angiotension Converting Enzyme (ACE) Inhibitor. Jurnal Ilmu

Kefarmasian Indonesia. 16(2), 214-224.

Depkes. (2006). Pharmaeceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta.

Depkes. (2017). Sebagian Besar Penderita Hipertensi tidak Menyadarinya.

Diambil dari http://www.depkes.go.id/article/view/17051800002/sebagian-

besar-penderita-hipertensi-tidak-menyadarinya.html. Diakses pada

12Agustus 2019. Pukul 19.22.

Dewayani, W. (2016). Karakteristik Fisikokimia Beberapa Varietas Kedelai dan

Pengolahannya Menjadi Tempe. In Prosiding Seminar Nasional Inovasi

Teknologi Pertanian (pp. 776–781). Banjarbaru.

Edesma, Ä. N., Migo, L. O. A., Amos, M. E. R., & Ecio, I. S. R. (2004).

Angiotensin Converting Enzyme Inhibitory Activity in Commercial

Fermented Products. Journal Agricultural and Food Chemistry, 52(6),

1504–1510.

Eisenthal, R. & Danson, M. J. (2002). Enzyme Assays: a practical approach. 2nd

ed. New York: Oxford University Press Inc.

Fatisa, Y., & Maslinda. (2011). Pengaruh Suhu Air Pada Proses Penggilingan

Kedelai (Glycin Max (L) Merril) Terhadap Kadar Protein Susu dengan

Metode Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal Photon, 2(1), 23–26.

Page 62: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

48

Febrisiantosa, A., Purwanto, B. P., Isnafia, I., & Widyastuti, Y. (2013).

Karakteristik Fisik, Kimia, Mikrobiologi Whey Kefir dan Aktivitasnya

Terhadap Penghambatan Angiotensin Converting Enzyme (ACE). Journal

Teknologi dan Industri Pangan, 24(2), 147–153.

Fersht, A. (1985). Enzyme: Structure and Mechanism, 2nd Edition. Wr Freeman

and Company: New York.

Hamid, M. A., Otte, J., Gobba, C. D., Osman, A., & Hamad, E. (2016).

Angiotensin I-Converting Enzyme Inhibitory Activity and Antioxidant

Capacity of Bioactive Peptides Derived From Enzymatic Hydrolysis of

Buffalo Milk Proteins. International Dairy Journal, 66, 91-98.

Hasnaliza, H., Maskat, M. Y., Wan, Aida, W. M., & Mamot, S. (2010). The

Effects of Enzyme Concentration, Temperature and Incubation Time on

Nitrogen Content and Degree of Hydrolysis of Protein Precipitate From

Cockle (Anadara Granosa) Meat Wash Water. International Food Research

Journal, 17, 147–152.

Hermes, B. D. (1998). Gel Electrophoresis of Proteins. New York: Oxford

University Press.

Hoyle, N. T., & Merrit, J. H. (1994). Quality of Fish Protein Hydrolysates from

Herring (Clupea harengus). Journal Of Food Science, 59(1), 1–4.

Ismahun, P. (2001). Peranan Angiotensin II Receptor Antagonist pada Penyakit

Jantung Hipertensi. Cermin Dunia Kedokteran.

Jamhari, Yusiati, L. M., Suryanto, E., Cahyanto, M. N., Erwanto, Y., &

Mugurama, M. (2013) Comparative Study on Angiotensin Converting

Enzyme Inhibitory Activity of Hydrolysate of Meat Protein of Indonesian

Local Livestocks. Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture,

38(1), 27-33.

Janson, J. C. (2011). Protein Purification: Principles, High Resolution, Method,

and Applications (3rd ed.). Canada: A John Willey & Sons.

Katili, A. S. (2009). Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi, 2(5),

19–29.

Khirzin, M. H., Sukarno, Yuliana, N. D., Fawzya, Y. N., & Chasanah, E. (2015).

Aktivitas Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin (ACE) dan Antioksidan

Peptida Kolagen dari Teripang Gama (Stichopus variegatus). Jurnal

Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 10(1), 27–35.

Page 63: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

49

Kumar, D., & Chatli, M. K. (2016). Enzymatic Hydrolysis of Camel Milk Casein

and its Antioxidant Properties. Dairy Science & Technology, 96(7), 391–

404.

Kurniawati, I. T., & Estiasih, T. (2015). Efek Antihipertensi Senyawa Bioaktif

Dioscorin Pada Umbi- Umbian Keluarga Dioscorea : Kajian Pustaka. Jurnal

Pangan dan Agroindustri, 3(2), 402–406.

Kusumasari, S. (2017). Validasi Metode Deteksi Alergen Kedelai dan Aplikasinya

Dalam Pengembangan Isolat Protein Kedelai dan Susu Kedelai

Hipoalergenik [TESIS]. Institut Pertanian Bogor.

Laemmli. (1970). SDS PAGE (1st ed.). Fanglian He Carnegie Institution at

Stanford.

Lowry, O. H., Rosebrough, N. J., Farr, L. A., & Randall, R. J. (1951). Protein

Measurement With The Folin Phenol Reagent. Journal Biology Chemistry,

193, 265–275.

Matra, N. F., Puspitasari, E., & Siswoyo, T. A. (2018). Hidrolisis Protein Isolat

Biji Melinjo menggunakan Alkalase Terimobilisasi dan Aktivitasnya

sebagai Antihipertensi. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 6(1), 18–24.

Mega, M. (2013). Perbandingan Kadar Protein dan Lemak Dalam Asi "X", Susu

Sapi Formula "Y" dan Susu Kedelai Formula "Z". Jurnal Ilmiah

Mahasiswa. Universitas Surabaya.

Meinlschmidt, P., Sussmann, D., Schweiggert-weisz, U., & Eisner, P. (2015).

Enzymatic Treatment of Soy Protein Isolates : Effects on The Potential

Allergenicity, Technofunctionality, and Sensory Properties. Food Science &

Nutrition, 4(1), 11–23.

Muchtadi, T. R., Sugiyono, & Ayustaningwarno, F. (2010). Ilmu Pengetahuan

Bahan Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Mulder, M. 1996. Basic Principles of Membrane Technology. Nederland: Kluwer

Academic Publishers.

Munthe, I., Isa, M., Winaruddin, Sulasmi, Herrialfian, & Rusli. (2007). Analisis

Kadar Protein Ikan Depik (Rasbora Tawarensis) di Danau Laut Tawar

Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Medika Veterinaria, 10(1), 67–69.

Nafrialdi. (2007). Antihipertensi. (Editor: Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi,

Ed.) (5th ed.). Gaya Baru.

Page 64: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

50

Naga, S.W., Adiguna, B., Retnoningtyas, E.S., & Ayucitra, A. (2010). Koagulasi

Protein dari Ekstrak Biji Kecipir dengan Metode Pemanasan. Widya Teknik,

9(1), 1-11.

Nakamura, Y., Yamamoto, N., Sakai, K., Okubo, A., Yamazaki, S., & Takano, T.

(1995). Enzyme Inhibitors from Sour Milk. Journal of Dairy Science, 78(4),

777–783.

Natesh, R., Schwager S. L. U., Evans, H. R., Sturrock, E. D., & Acharya, K. R.

(2004). Structural Details on the Binding of Antihypertensive Drugs

Captopril and Enalapril at to Human Testicular Angiotensin I-Converting

Enzyme. Biochemistry, 43(27), 8718-8724.

Nirmagustina, D. E., & Rani, H. (2013). Pengaruh Jenis Kedelai Dan Jumlah Air

Terhadap Sifat Fisik, Organoleptik dan Kimia Susu Kedelai. Jurnal

Teknologi Industri dan Hasil Pertanian, 18(2), 168–174.

Nirmagustina, D. E., & Wirawati, C. U. (2014). Potensi Susu Kedelai Asam

(Soygurt) Kaya Bioaktif Peptida Sebagai Antimikroba. Jurnal Penelitian

Pertanian Terapan, 14(3), 158–166.

Nurrahman. (2015). Evaluasi Komposisi Zat Gizi dan Senyawa Antioksidan

Kedelai Hitam dan Kedelai Kuning. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan,

4(3), 89–93.

Ovissipour, M., Benjakul, S., Safari, R., & Motamedzadegan, A. (2010). Fish

Protein Hydrolysates Production From Yellowfin Tuna Thunnus Albacares

Head Using Alcalase And Protamex. International Aquatic Research, 2, 87–

95.

Palupi, N. S., Sitorus, S. R, & Kusnandar, F. (2015). Perubahan alergenitas

protein kacang kedelai dan. kacang bogor akibat pengolahan dengan panas.

Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 26(2) : 222-231.

Park, Y. W., & Nam, M. S. (2015). Bioactive Peptides in Milk and Dairy

Products : A Review Functionalities of Bioactive Peptides. Korean Journal

for Food Science an Animal, 35(6), 831–840.

Peter, K. (2011). Bagaimana Menggunakan Obat – Obat Kardiovaskular Secara

Rasional. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Picauly, P., Talahatu, J., & Mailoa, M. (2015). Pengaruh Penambahan Air Pada

Pengolahan Susu Kedelai. Jurnal Teknologi Pertanian, 4(1), 7–13.

Poedjiadi, A., & Supriyanti, T. (2006). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Page 65: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

51

Purnomo & Purnamawati, H. (2007). Budidaya dan Jenis Tanaman Pangan

Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ranamukhaarachchi, S. (2012). Production and Fractionation of Antioxidant

Peptides from Soy Protein Isolate using Sequential Membrane

Ultrafiltration and Nanofiltration [Thesis]. University of Waterloo: Canada.

Redjeki, S. (2011). Proses Desalinasi dengan Membran. Direktorat Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat (DP2M).

Restiani, R. (2016). Hidrolisis Secara Enzimatis Protein Bungkil Biji Nyamplung

(Calophyllum inophyllum) Menggunakan Bromelain. Biota. 1(3), 103−110.

Rho, S. J., Lee, J. S., Chung, Y. I., Kim, Y. W., & Lee, H. G. (2009). Purification

and Identification of an Angiotensin I-Converting Enzyme Inhibitory

Peptide From Fermented Soybean Extract. Process Biochemistry. 44(4):

490–493.

Riyadi, P. H. (2018). Peptida Bioaktif Untuk Penurunan Tekanan Darah dari

Hidrolisa Limbah Perikanan : Kajian Pustaka. Jurnal Pengolahan &

Bioteknologi Hasil Perikanan., 7(1), 1–6.

Rohmawati, D., Djunaidi, I. H., & Widodo, E. (2015). Nilai Nutrisi Tepung Kulit

Ari Kedelai dengan Level Inokulum Ragi Tape dan Waktu Inkubasi

Berbeda. Jurnal Ternak Tropika, 16(1), 30-33.

Rossi, E., Hamzah, F., & Febriyani. (2016). Perbandingan Susu Kambing dan

Susu Kedelai dalam Pembuatan Kefir. Jurnal Peternakan Indonesia, 18(1),

13-20.

Rutherfurd, S. M. (2010). Methodology For Determining Degree Of Hydrolysis

Of Protein Hydrolysates: A Review. Journal AOAC International, 93(5),

1515–1522.

Santoso, B. (1994). Susu dan Yogurt Kedelai. Yogyakarta: Kanisius.

Shakeel, A., Saeed, M., Aslam, H. K. W., Naheed, N., Shoaib, M., Raza, M. S., &

Noor, A. (2015). Extraction of Soya Milk From Different Varieties of Soya

Beans and Comparative Study For Better Nutrition With Buffalo Milk.

Journal of Global Innovations in Agricultural and Social Sciences, 3(4):

146-151.

Shimakage, A., Shinbo, M., & Yamada, S. (2012). ACE Inhibitory Substances

Derived From Soy Foods. Journal Biology Macromolecule, 12(3), 72–80.

Page 66: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

52

Siswandono & Soekardjo, B. (2008). Kimia Medisinal (2nd ed.). Surabaya:

Erlangga.

Smith, A. K & Circle, S. J. (1972). Soybeans Chemistry and Technology (1st ed.).

The AVI publishing Co. Inc.

Sudarmadji, S., Suhardi, & Haryono, B. (1996). Analisis Bahan Makanan dan

Pertanian. Yogyakarta: Liberty.

Suhartono, M. T. (1989). Enzim dan Bioteknologi. Bogor: Institut Pertanian

Bogor.

Susanti, R. & Hidayat, E. (2016). Profil Protein Susu dan Produk Olahannya.

Jurnal MIPA. 39(2), 98-106.

Thiquynhhoa, N., Minh, N. P., & Dao, D. T. (2014). Performance Enhancing Soy

Milk Extraction by Flavourzyme. International Journal Of Scientific &

Technology Research, 3(8), 101–106.

Triyono, A. (2010). Mempelajari Pengaruh Penambahan Beberapa Asam pada

Proses Isolasi Protein Terhadap Tepung Protein Isolat Kacang Hijau

(Phaseolus radiatus L.). In Seminar Rekayasa Kimia Dan Proses. Semarang.

Vallabha, V. S., & Kaul, P. (2013). Antihypertensive Peptides Derived from Soy

Protein by Fermentation. International Journal of Peptida Research and

Therapeutics, 20(2), 161-168.

Wang, W., Dia, V. P., Vasconez, M., de Mejia, E. G., & Nelson, R. L. (2008).

Analysis of Soybean Protein-Derived Peptides and The Effect of Cultivar,

Environmental Conditions, and Processing on Lunasin Concentration In

Soybean and Soy Products. Journal AOAC International, 91, 936–946.

Wang, X., Wu, S., Xu, D., Xie, D., & Guo, H. (2011). Inhibitor and Substrate

Binding by Angiotensin-converting Enzyme: Quantum Mechanical/

Molecular Mechanical Molecular Dynamics Studies. Journal of Chemical

Information and Modeling, 51(5): 1074–1082.

Wells, B. G., Dipiro, J. T., Schwinghammer, T. L., & Hamilton, C. W. (2000).

Pharmacotherapy Handbook (2nd ed.). Appleton and Lange, Stanford

Connecticut.

Westermeier. (2004). Electrohoresis in Practice: A Guide to Theory and Practice.

New Jersey: John Wiley & Sons inc.

WHO. (2011). Data Global Status Report on Communicable Diseases.

Page 67: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

53

Wibowo, M. S. (2010). Elektroforesis. Bandung: Sekolah Farmasi Institut

Teknologi Bandung.

Wijaya, S., & Rohman, L. (2001). Fraksinasi dan Karakterisasi Protein Utama Biji

Kedelai. Jurnal Ilmu Dasar. 2(1), 49–54.

Winarno, F. G. (1986). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Winarno, F. G. (1995). Enzim Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Winarsi, H. (2010). Protein Kedelai dan Kecambah Manfaatnya Bagi Kesehatan.

Yogyakarta: Kanisius.

Wulandani, B. R. D., Rahayu, E. S., Marsono, Y., & Utami, T. (2017). Aktivitas

Antioksidan dan Angiotensin-I Converting Enzyme Inhibitor oleh Yogurt

dengan Ekstrak Daun Ficus glomerata. AGRITECH, 37(3), 246–255.

Yoshikawa, M. (2015). Bioactive Peptides Derived From Natural Proteins With

Respect To Diversity Of Their Receptors And Physiological Effects.

Elsevier Inc 72, 208-225. https://doi.org/10.1016/j.peptides.2015.07.013

Yuniati, R., Nugroho, T. T., & Pusfita, F. (2015). Uji Aktivitas Enzim Protease

dari Isolat Bacillus Sp. Galur Lokal Riau. Jurnal Online Mahasiswa

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 1(2), 116-122.

Page 68: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

54

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kadar Air

Sampel Ulangan Bobot (g) Kadar Air

(%)

Rata-rata

(%) SD

A B

Kacang

Kedelai

1,000 2,055 1,963 4,501 4,530 0,040

2,000 2,018 1,926 4,558

Susu

Kedelai

1,000 5,028 0,105 97,904 98,044 0,198

2,000 5,016 0,091 98,184

*Standar deviasi (SD): besar perbedaan dari nilai sampel terhadap rata-rata

A = Sampel awal

B = Sampel Akhir

Contoh perhitungan kadar air susu kedelai (Ulangan 1) :

Kadar air (%) =

=

= 4,501%

Page 69: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

55

Lampiran 2. Kadar Abu

Sampel Ulangan Bobot (g) Kadar

Abu (%)

Rata-

rata (%) SD

A B C

Kacang

Kedelai

1,000 23,501 23,353 2,009 7,327 7,544 0,308

2,000 23,532 23,375 2,014 7,762

Susu

Kedelai

1,000 12,574 12,562 5,051 0,228 0,248 0,028

2,000 12,090 12,077 5,012 0,267

*Standar deviasi (SD): besar perbedaan dari nilai sampel terhadap rata-rata

A = Cawan + abu

B = Cawan kosong

C = Sampel awal

Contoh perhitungan kadar abu kacang kedelai (ulangan 1):

Kadar abu (%) =

=

= 7,327%

Page 70: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

56

Lampiran 3. Kadar Protein

Sampel Ulangan Hasil Titrasi

(mL) %N

Kadar Protein

(%)

Rata-rata

(%) SD

Kacang

Kedelai

1 37,400 6,144 35,327 35,286 0,059

2 37,100 6,129 35,244

Susu

Kedelai

1 7,300 1,012 6,793 5,667 1,593

2 5,200 0,783 4,541

*Standar deviasi (SD): besar perbedaan dari nilai sampel terhadap rata-rata

Contoh Perhitungan Kadar Protein Kacang Ulangan 1:

Dik: Volume blanko : 0,2 ml

N HCl : 0,06 N

Faktor konversi (FK) Nitrogen : 5,75 (kedelai)

BM Nitrogen: 14

Kadar Protein (%) = ( – )

= –

x 100%

= 35,327 %

Page 71: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

57

Lampiran 4. Kadar Protein Total

Sampel 0 jam

Konsentrasi

BSA Absorbansi

0 0,078

100 0,255

200 0,467

300 0,532

400 0,699

500 0,806

Sampel ulangan absorbansi Kadar Protein

(mg/L) Rata-Rata FP 5X

Standar

Deviasi

0 jam 1 0,432 227,714 232,714 1163,571 0,010

2 0,446 237,714

Contoh Perhitungan Kadar Protein Total Sampel 0 jam (Ulangan 1):

Y = 0,0014x + 0,1137

0,432 = 0,0014x + 0,1137

0,432 – 0,1137 = 0,0014 x

0,318/0,0014 = x

X = 227,714 mg/L * FP

X = 227,714 mg/L *5

X = 1163,571 mg/L

y = 0,0014x + 0,1137 R² = 0,9821

0

0,5

1

0 200 400 600

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi BSA (mg/L)

Kurva Standar BSA

Series1

Linear (Series1)

Page 72: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

58

Lampiran 5. Derajat Hidrolisis

Hidrolisat 0,1%

Sampel Ulangan Absorbansi

Kadar

Protein TCA

(mg/L)

Rata - Rata % DH SD

2 jam 1 0,239 84,294 84,882 7,295 0,001

2 0,241 85,471

4 jam 1 0,255 93,235 93,412 8,028 0,001

2 0,255 93,588

8 jam 1 0,260 96,647 97,529 8,382 0,002

2 0,263 98,412

16 jam 1 0,230 79,000 78,118 6,714 0,002

2 0,227 77,235

24 jam 1 0,186 53,118 53,118 4,565 0,000

2 0,186 53,118

Hidrolisat 0,2%

Sampel Ulangan Absorbansi

Kadar

Protein TCA

(mg/L)

Rata - Rata % DH SD

2 jam 1 0,282 119,111 116,611 10,022 0,006

2 0,273 114,111

4 jam 1 0,285 120,778 119,667 10,284 0,003

2 0,281 118,556

8 jam 1 0,298 128,000 128,000 11,001 0,000

2 0,298 128,000

16 jam 1 0,282 119,111 118,833 10,213 0,001

2 0,281 118,556

24 jam 1 0,249 100,778 100,500 8,637 0,001

2 0,248 100,222

Page 73: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

59

Hidrolisat 0,5%

Sampel Ulangan Absorbansi

Kadar

Protein TCA

(mg/L)

Rata-rata %DH Standar

Deviasi

2 jam 1 0,241 96,333 91,611 7,873 0,012

2 0,224 86,889

4 jam 1 0,238 94,667 93,556 8,040 0,003

2 0,234 92,444

8 jam 1 0,241 96,333 101,889 8,757 0,014

2 0,261 107,444

16 jam 1 0,211 79,667 80,778 6,942 0,003

2 0,215 81,889

24 jam 1 0,196 71,333 74,389 6,393 0,008

2 0,207 77,444

Contoh Perhitungan Kadar Protein TCA Sampel 0,5% 2 jam (Ulangan 1):

Y = 0,0018x + 0,0676

0,241 = 0,0018x + 0,0676

0,241 – 0,0676 = 0,0018x

0,173/0,0018 = x

X = 96,333 mg/L

Contoh Perhitungan DH Sampel 0,5% 2 jam (rata – rata):

% DH =

% DH =

% DH = 7,873%

Page 74: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

60

Lampiran 6. Analisis Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor

Sampel Ulangan Absorbansi % Inhibisi Rata - Rata SD

0,1%

2 jam 1 0,167 -50,000

-48,684 0,001 2 0,165 -47,368

4 jam 1 0,102 35,526

32,895 0,003 2 0,106 30,263

8 jam 1 0,103 34,210

34,211 0,000 2 0,103 34,210

16 jam 1 0,095 44,737

39,474 0,006 2 0,103 34,210

24 jam 1 0,114 19,737

18,421 0,001 2 0,116 17,105

0,2%

2 jam 1 0,114 19,737

17,105 0,003 2 0,118 14,474

4 jam 1 0,094 46,053

40,789 0,006 2 0,102 35,527

8 jam 1 0,082 61,842

59,211 0,003 2 0,086 56,579

16 jam 1 0,101 36,842

35,526 0,001 2 0,103 34,210

24 jam 1 0,087 55,263

50,000 0,006 2 0,095 44,737

0,50%

2 jam 1 0,13 -6,579 -9,210 0,003

2 0,138 -11,842

4 jam 1 0,189 -78,947 -73,026 0,007

2 0,180 -67,105

8 jam 1 0,113 21,053 19,737 0,001

2 0,115 18,421

16 jam 1 0,090 51,316 51,316 0,000

2 0,090 51,316

24 jam 1 0,114 19,737 17,105 0,003

2 0,118 14,474

Blanko 1 0,052

0,001 2 0,054

Kontrol 1 0,129

0,000 2 0,129

Page 75: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

61

Sampel Ulangan Absorbansi % Inhibisi Rata - Rata SD

0 jam 1 0,231 21,586 21,145 0,001

2 0,233 20,705

0,1% 2 jam 1 0,213 29,515 30,617 0,003

2 0,208 31,718

0,5% 2 jam 1 0,241 17,181 16,300 0,003

2 0,245 15,418

0,5% 4 jam 1 0,235 19,824 18,943 0,003

2 0,239 18,062

filtrat 1 0,278 0,881 2,203 0,004

2 0,272 3,524

retentat 1 0,232 21,145 20,264 0,003

2 0,236 19,383

kaptorpil 1 0,077 89,427 89,868 0,001

2 0,075 90,308

blanko 1 0,051 0,053 0,003

2 0,055

kontrol 1 0,281

0,280 0,001

2 0,279

Contoh Perhitungan % inhibisi Sampel 0 jam (ulangan 1):

% Inhibisi =

x 100

x 100

% inhibisi = 21,586%

Page 76: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

62

Lampiran 7. IC50 Hidrolisat Susu Kedelai (Papain 0,2%, hidrolisis 8 jam)

Konsentrasi

(mg/L)

%

Inhibisi

99,686 51,101

49,843 44,053

24,921 38,106

12,461 35,242

6,230 33,260

IC50 = 89,640 mg/L

y = 0,1891x + 33,049

50 = 0,1891x + 33,049

50 – 33,049 = 0,1891x

16,951/0,1891 = x

X = 89,640 mg/L

y = 0,1891x + 33,049 R² = 0,98

0,000

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

0,000 50,000 100,000 150,000

% In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

IC50 Hidrolisat 0,2% 8jam

Series1

Linear (Series1)

Page 77: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

63

Lampiran 8. Kadar Protein Hasil Fraksinasi

Konsentrasi

BSA

(mg/L)

Absorbansi

0 0,000

20 0,029

40 0,051

80 0,088

100 0,089

200 0,206

400 0,349

800 0,613

Sampel 0,2% Ulangan Absorbansi Kadar Protein (mg/L) Rata-rata SD

8 jam 1 0,480 572,500 578,750 0,007

2 0,490 585,000

Filtrat 1 0,168 182,500 181,250 0,001

2 0,166 180,000

Retentat 1 0,384 452,500 451,875 0,001

2 0,383 451,250

Contoh Perhitungan Kadar Protein Filtrat (Ulangan 1):

y = 0,0008x + 0,022

0,168 = 0,0008x + 0,022

0,168 – 0,022 = 0,0008x

0,146/0,0008 = x

X = 182,500 mg/L

y = 0,0008x + 0,022 R² = 0,9918

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0 500 1000A

bso

rban

si

Konsentrasi BSA (mg/L)

Kurva Standar BSA

Series1

Linear (Series1)

Page 78: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

64

Lampiran 9. Analisis Elektroforesis SDS PAGE

a. Marker

Jarak Pita Marker rf Marker BM Marker log BM

1,000 1,700 0,233 40,000 1,602

2,000 2,800 0,384 25,000 1,398

3,000 4,300 0,589 15,000 1,176

4,000 5,400 0,740 10,000 1,000

5,000 6,500 0,890 4,800 0,681

b. Sampel 0 jam

Jarak Pita rf sampel log BM BM

0,510 0,070 1,834 68,225

2,210 0,303 1,524 33,400

3,300 0,452 1,325 21,128

4,800 0,658 1,051 11,250

5,400 0,740 0,942 8,743

c. Sampel 2-16 jam

Jarak Pita rf sampel log BM BM

0,500 0,068 1,836 68,512

0,800 0,110 1,781 60,399

1,200 0,164 1,708 51,055

1,500 0,205 1,653 45,009

1,700 0,233 1,617 41,382

2,000 0,274 1,562 36,481

2,200 0,301 1,526 33,541

2,600 0,356 1,453 28,352

2,900 0,397 1,398 24,995

3,700 0,507 1,252 17,860

4,300 0,589 1,142 13,880

y = -1,3329x + 1,9274 …

0,00

2,00

0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00Log

BM

Rf Marker

Kurva Standar Marker

Series1

Linear (Series1)

Page 79: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

65

d. Sampel 24 jam

Jarak Pita rf sampel log BM BM

0,000 0,000 0,000 0,000

0,800 0,110 1,781 60,399

1,200 0,164 1,708 51,055

1,500 0,205 1,653 45,009

0,000 0,000 0,000 0,000

2,000 0,274 1,562 36,481

2,200 0,301 1,526 33,541

2,600 0,356 1,453 28,352

2,900 0,397 1,398 24,995

e. Sampel Filtrat

Jarak Pita rf sampel log BM BM

0,000 0,000 0,000 0,000

f. Sampel Retentat

Jarak Pita rf sampel log BM BM

0,500 0,068 1,836 68,512

Page 80: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

66

Lampiran 10. Pembuatan Larutan Kerja SDS-PAGE (Laemmli,1971)

Larutan A (akrilamida dan N,N’ –metilen-bisakrilamid)

Sebanyak 30 g akrilamid dan 0.8 g N,N’ –metilen-bisakrilamid dilarutkan dengan

akuades dalam labu ukur 100 ml, kemudian ditambahkan akuades hingga tanda

tera. Larutan akrilamid dapat disimpan selama beberapa bulan dalam lemari

pendingin bersuhu 4 0C.

Larutan B (tris base dan SDS pH 8,8)

Sebanyak 18.17 g Tris base dan 4 mL SDS 10% dilarutkan dengan akuades.

Larutan ditepatkan pada pH 8.8 dengan HCl 1 N, kemudian dimasukkan ke dalam

labu ukur 100 ml dan ditambahkan akuades hingga tanda tera. Larutan dapat

disimpan selama beberapa bulan dalam lemari pendingin bersuhu 4 °C.

Larutan C (tris base dan SDS pH 6,8)

Sebanyak 6.05 g Tris base dan 4 mL SDS 10% dilarutkan dengan akuades dan

ditepatkan pada pH 6.8 dengan HCl 1 N. Larutan dimasukkan ke dalam labu ukur

100 mL, kemudian ditambahkan akuades hingga tanda tera.

Ammonium Proksodisulfat (APS)

Dibuat baru setiap kali akan melakukan eletroforesis dengan cara melarutkan

0.025 g ammonium persulfat dalam 0.25 mL akuades kemudian di vortex.

Buffer Sampel

Sebanyak 12,5 mL larutan C, 30 mL SDS 10%, 10 mL gliserol, 5 mL 2-

mercaptoetanol, dan 10 mg bromophenol blue dilarutakan menggunakan akuades.

Larutan tersebut dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL, kemudian ditamabahkan

akuades hingga tanda tera.

Page 81: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

67

Buffer Elektroforesis

Sebanyak 3 g Tris base, 14.4 g glisin, dan 1 g SDS dilarutkan dengan akudes.

Ketiga larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL, kemudian

ditambahkan akuades hingga tanda tera.

Larutan Pewarna (staining)

Sebanyak 1 g coomasie brilliant blue R-250, 450 mL metanol, dan 100 mL asam

asetat glasial dilarutkan dalam 450 mL akuades. Apabila pita-pita belum terlihat

jelas, dapat dilakukan pewarnaan perak (silver staining).

Proses Pewarnaan Perak (Silver Staining)

a) Fiksasi

Reagen yang digunakan dalam tahap ini, dibuat dengan cara mencampurkan

25 ml etanol, 6 ml asam asetat, 25 μl formaldehid 37%, dan ditera hingga

mencapai volume 50 ml. Gel direndam dalam larutan tersebut selama 1 jam.

b) Wash

Reagen yang digunakan dalam tahap ini yaitu etanol 50%. Larutan ini dibuat

dengan cara mencampur 75 ml etanol dengan akuades sampai mencapai

volume 150 ml. Gel direndam selama 20 menit, dan dilakukan sebanyak tiga

kali perendaman. Setiap perendaman menggunakan 50 ml etanol 50%.

c) Pretreatment

Reagen yang digunakan dalam tahap ini, dibuat dengan cara melarutkan

0,016 gram sodium tiosulfat pentahidrat dalam akuades hingga volume akhir

mencapai 50 ml. Gel direndam selama satu menit.

Page 82: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

68

d) Rinse

Pada tahap ini, gel direndam dalam akuades selama 20 detik dan dilakukan

sebanyak 3 kali perendaman.

e) Impregnated

Reagen yang digunakan dalam tahap ini, dibuat dengan cara melarutkan 0,1

gram perak nitrat (AgNO3) dan 37,5 μl formaldehid 37% dalam akuades

sampai volume mencapai 50 ml. Gel direndam dalam reagen ini selama 20

menit.

Larutan Penghilang Warna (distaning)

Sebanyak 100 mL metanol dan 100 mL asam asetat glasial dilarutkan dalam 800

mL akuades.

Page 83: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

69

Lampiran 11. Pembuatan Larutan Kerja Uji ACE inhibitor

1. Buffer borat pH 8,3 takaran 100 ml (50 mM natrium borat dan 200 mM asam

borat)

Na-borat 50 mM = 0,05 M

M =

0,05 M =

g Na-Borat = 1,91 g

Asam Borat 200 mM = 0,2 M

M =

0,2 M =

g asam borat = 1,24 g

1,91 g Na-borat + 50 mL aquadest diaduk lalu ditambah 1,24 g asam borat

lalu ditambahkan aquadest sampai volume tepat 100 mL.

2. Substrat (HHL dan NaCl dalam Buffer Borat 10 ml)

HHL 7,6 mM dalam 5 mL buffer borat

M =

0,0076 M =

g HHL = 0,03263 g = 32,639 mg

Page 84: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

70

NaCl 608 mM dalam 5 ml buffer borat

M =

0,608 =

g NaCl = 0,3556 g = 355,68 mg

32,639 mg HHl + 355,68 mg NaCl dilarutkan dalam 10 mL buffer borat

dingin lalu distirer

Page 85: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

71

Lampiran 12. Pembuatan Larutan Kerja Lowry

1. Larutan A

NaOH 0,1 N 100 mL

M =

0,1 =

g = 0,4 g NaOH dilarutkan dalam 100 mL aquades

Larutan A dibuat dengan melarutkan 2 gram Na2CO3 ke dalam 100 mL

NaOH 0,1 N.

2. Larutan B

Na.K-tartrat 1% 10 mL

0,1 mL Na.K-tartrat ditambahkan dengan akuades hingga tepat 10 mL.

Larutan B dibuat dengan melarutkan 0,5 gram CuSO4.5H2O ke dalam 10 mL

NA.K-tartrat 1%.

3. Larutan C

Larutan C dibuat dengan mencampurkan 50 mL larutan A dengan 1 mL

larutan B.

Page 86: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

72

Lampiran 13. Pembuatan Larutan Standar BSA

Larutan induk BSA dibuat dengan cara, ditimbang 0,01 g BSA dilarutkan

dalam 10 mL akuades. Larutan ini merupakan larutan induk BSA 1000 ppm.

Deret larutan standar BSA dibuat dengan menggunakan larutan induk BSA ke

dalam tabung reaksi gelap sehingga konsentrasinya 100-500 mg/L kemudian

ditambahkan 5 mL Larutan C lowry. Larutan divorteks dan didiamkan 5 menit,

kemudian ditambahkan 0,5 mL folin dan diukur secara spektrofotometri pada λ =

750 nm setelah 30 menit. Kurva standar yang diperoleh digunakan untuk

mengukur konsentrasi sampel.

Page 87: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

73

Lampiran 14. Pembuatan Buffer Fosfat 0,02 M pH 7,5

NaH2PO4 0,02 M 100 mL

M =

0,02 =

g = 0,3120 gram NaH2PO4 dilarukan dalam 100 mL akuades

Na2HPO4 0,02 M 100 mL

M =

0,02 =

g = 0,3559 gram Na2HPO4 dilarutkan dalam 100 mL akuades

Buffer fosfat 0,02 M pH 7,5 dibuat dengan menambahkan 16 mL NaH2PO4 +

84 mL Na2HPO4 kemudian ditambahkan akuades 100 mL.

Page 88: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

74

Lampiran 15. Pembuatan Larutan Trichloroacetic Acid (TCA) 10%

TCA 10% 100 mL

Massa =

Massa = 10 gram

Larutan TCA 10% dibuat dengan melarutkan 10 gram TCA ke dalam akuades

100 mL.

Lampiran 16. Perhitungan Konsentrasi Enzim : Substrat untuk Hidrolisis

1. Konsentrasi enzim papain 0,1%

Substrat protein yang dibutuhkan= 1.163,571 mg/L × 0,5 L= 581,788 mg

Enzim papain yang dibutuhkan = 0,1/100 × 581,788 mg= 0,582 mg

2. Konsentrasi enzim papain 0,2%

Substrat protein yang dibutuhkan = 1.163,571 mg/L × 0,5 L= 581,788 mg

Enzim papain yang dibutuhkan = 0,2/100 × 581,788 mg= 1,163 mg

3. Konsentrasi enzim papain 0,5%

Substrat protein yang dibutuhkan = 1.163,571 mg/L × 0,5 L= 581,788 mg

Enzim papain yang dibutuhkan = 0,5/100 × 581,788 mg= 2,908 mg

Page 89: AKTIVITAS ACE INHIBITOR HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48219... · 2019-11-11 · 3.4.1 Pembuatan Susu Kedelai ... BAB IV HASIL

75

Lampiran 17. Sertifikat Analisis Papain