AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD

17
AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD IA. KLASIFIKASI AKTIVA TETAP BERWUJUD AKTIVA YANG DAPAT DISUSUTKAN ( depreciable assets ) Contoh: Bangunan, mesin dan peralatan yang lain. AKTIVA YANG TIDAK DAPAT DISUSUTKAN ( nondepreciable assets ) Contoh: Tanah

description

AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD. IA. KLASIFIKASI AKTIVA TETAP BERWUJUD · AKTIVA YANG DAPAT DISUSUTKAN ( depreciable assets ) Contoh: Bangunan, mesin dan peralatan yang lain. · AKTIVA YANG TIDAK DAPAT DISUSUTKAN ( nondepreciable assets ) Contoh: Tanah. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Page 1: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD

IA. KLASIFIKASI AKTIVA TETAP BERWUJUD

   AKTIVA YANG DAPAT DISUSUTKAN ( depreciable assets ) Contoh: Bangunan, mesin dan peralatan yang lain.   AKTIVA YANG TIDAK DAPAT DISUSUTKAN ( nondepreciable assets ) Contoh: Tanah

Page 2: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

IB. AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD

AKTIVA YANG MASA MANFAATNYA DIBATASI OLEH HUKUM

( ketentuan, persetujuan atau sifat aktiva )

AKTIVA YANG MASA MANFAATNYA TIDAK TERBATAS (goodwill dan merk dagang )

Page 3: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

III. PENYUSUTAN DAN AMORTISASI

Menurut akuntansi ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan

dalam penghitungan besarnya biaya penyusutan suatu aktiva,

yaitu:

1.   NILAI PEROLEHAN AKTIVA

2.   NILAI RESIDU

3.   DASAR PENYUSUTAN

4.   UMUR AKTIVA

Page 4: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

METODE PENYUSUTAN

Menurut literatur akuntansi Indonesia ada beberapa metode penyusutan, yaitu:

Metode Garis Lurus Metode Jumlah Angka Tahun Metode Saldo Menurun Metode Satuan Produksi Metode Grup dan Gabungan

Page 5: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

II. PEROLEHAN AKTIVA

Aktiva dapat diperoleh dengan berbagai cara, seperti :

Pembelian Aktiva

1.   Tunai (kas)

2.   Kredit (angsuran) Perolehan dengan sewa guna usaha modal (leasing) Perolehan dengan pertukaran Perolehan dengan membangun sendiri Perolehan dengan hibah, bantuan, atau pemberian

Page 6: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

METODE PENYUSUTAN YANG DIBOLEHKAN DALAM KETENTUAN FISKAL

METODE GARIS LURUS Dalam ketentuan fiskal metode ini disebut penyusutan

dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang ditetapkan bagi harta tersebut.

Contoh: Biaya gedung sebesar Rp 40 juta dan manfaatnya 20 tahun

Penyusutan setiap tahun adalah Rp 2 juta.

(40 juta: 20 )

Page 7: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

METODE SALDO MENURUN

Penyusutan atas harta berwujud dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan , dengan syarat dilakukan atas asas.

Contoh :

Sebuah mesin dan ditempatkan pada bulan Juni 2000 dengan harga perolehan Rp 150 Juta. Masa manfaat dari mesin tersebut adalah 4 tahun. Jika tarip penyusutan mesin ditetapkan 50% maka penghitungan penyusutan adalah sebagai berikut:

Page 8: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

CONTOH PENGHITUNGAN PENYUSUTAN DENGAN METODE SALDO MENURUN

Th Tarif Penyusutan Nilai Sisa/Buku

0 150.000.000 - -

1 50% 75.000.000 75.000.000

2 50% 37.500.000 37.500.000

3 50% 18.750.000 18.750.000

disusutkan sekaligus 18.750.000 0

Page 9: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

PERBEDAAN AKUNTANSI UMUM DENGAN AKUNTANSI PAJAK

Berbeda dengan praktek akuntansi umum yang

memberikan keleluasaan pada wajib pajak untuk

memakai pendekatan penyusutan per aktiva, per

jenis atau kelompok sesuai dengan masa

manfaat ekonomisnya, ketentuan pajak

membatasi kepada metode per aktiva dan per

jenis.

Page 10: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

BERDASARKAN INTERVAL UMUR

Aktiva bukan bangunan dikelompokkan menjadi kelompok 1 (umur 4 tahun dengan tarif depresiasi tahunan 50% untuk metode saldo menurun atau 25% untuk metode garis lurus)

Kelompok 2 (umur 8 tahun dengan tarif depresiasi tahunan 25% untuk metode saldo menurun dan 12,5% untuk metode garis lurus

Kelompok 3 (umur dari 16 tahun dengan tarif depresiasi tahunan 12,5% atau 6,25% )

Kelompok 4 (umur 20 tahun denga tarif depresiasi tahunan 10% atau 5%)

Dalam metode saldo menurun pendekatan tutup akhir diperlakukan

Pada akhir masa manfaat nilai sisa buku dihapuskan semua.

Page 11: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

CONTOH SOAL

Pada tahun 2000 wajib pajak PT”Iwan” membeli 5 aktiva tetap sebagai berikut: 1 aktiva dengan umur 2 tahun dan harga Rp 10 juta; 3 aktiva dengan umur 3 tahun dan harga total Rp 45 juta; 1 aktiva dengan umur 4 tahun dengan harga Rp 25 juta. Terhadap aktiva itu dikenakan PPN 10% dan PT”Iwan” merupakan PKP.Pembukuan perolehan dan penyusutan aktiva berdasarkan saldo menurun pada tahun 2000 adalah sebagai berikut :

1. PEROLEHAN AKTIVA Aktiva kelompok 1 Rp 80 juta - PPN masukan 8 juta - Kas/ Hutang - Rp 88 juta2. PENYUSUTAN Biaya penyusutan Rp 40 juta - Akum. Penyusutan - Rp 40 juta

Page 12: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

PENARIKAN ATAU PELEPASAN AKTIVA

Salah satu contoh penarikan aktiva menurut UU No.10 tahun 1994 pasal 4 ayat 1 adalah : penjualan.

Contoh Soal :

Sebuah aktiva yang dibeli PT”Andi” pada oktober 2000 Rp 10 juta dijual pada akhir Maret 2002 Rp 7.500.000,00. Apabila perusahaan itu menghitung penyusutan dengan metode saldo menurun maka jumlah keuntungan menurut akuntansi komersial dan akunttansi perpajakan dapat dihitung sebagai berikut:

Page 13: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

PERHITUNGAN JUMLAH PENYUSUTAN DAN KEUNTUNGAN

Tahun Uraian Komersial Perpajakan

1994 Harga Perolehan

Depresiasi (3 bulan)

10.000.000

(1.250.000)

10.000.000

(5.000.000)

1995 Depresiasi (12 bulan) (3.750.000) (2.500.000)

1996 Depresiasi (3 bulan)

Nilai buku

Harga jual

Keuntungan

(625.000)

4.375.000

7.500.000

3.125.000

-

2.500.000

7.500.000

5.000.000

Page 14: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Devaluasi, Reorganisasi Semu dan Apresiasi Aktiva

Devaluasi Aktiva

Dilakukan perusahaan jika nilai suatu aktiva terlalu tinggi (overstated) dari nilai manfaatnya. Devaluasi menurunkan nilai aktiva dengan membebankannya ke Laporan L/R atau saldo Laba yang di tahan.

Dalam ketentuan perpajakan devaluasi aktiva perusahaan tidak dikenal. Reorganisasi Semu (Readjustment)

Dilakukan perusahaan untuk mengurangi rugi operasi yang iderita secara berkelanjutan. Akan menurunkan nilai aktivatetap, laba yang ditahan, nominal nilai modal saham, dengan selisih defisit dapat dibebeankan ke pengurangan modal saham.

Ketentuan perpajakan : dengan mengabaikan turunnya daya beli uang, jumlah penghasilan WP diukur berdasarkan nilai historis barang atau jasa yang diserahkan.

Page 15: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Devaluasi, Reorganisasi Semu dan Apresiasi Aktiva

Apresiasi Aktiva Tetap

Untuk tujuan perpajakan & komersial , dasar penilaian aktiva merupakan Harga perolehan (cost) yang diukur sebesar harga pasar wajar.

Ketentuan tentang penilaian kembali bersifat repetitif dan otomatis setiap 5 tahun perusahaan dapat melakukan revaluasi terhadap aktiva yang belum dilakukan penilaian kembali pada saat revaluasi masa sebelumnya.

Page 16: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Devaluasi, Reorganisasi Semu dan Apresiasi Aktiva

ContohPT. Andi pada akhir tahun 1996 mempunyai aktiva tetap dengan nilai buku Rp. 500

juta. Kerugian yang masih berhak atas kompensasi Rp. 100.000.000. Perusahaan itu

memanfaatkan ketentuan penilaian kembali aktiva tetap denhgan meminta jasa dari

perusahaan penilai PT. Iwan. Nilai aktiva itu berdasarkan perhitungan dari PT. Iwan

Rp. 750 juta. Selisih lebih penilaian kembali setelah pajak itu dikapitalisasi dan

diterbitkan saham bonus Rp. 235 juta. Karena bersifat final, pajak penghasilan 15 juta

langsung dikurangkan dari surplus.

Pencatatan penilaian tersebut adalah :

(1) Untuk mencatat penilaian kembali

Aktiva tetap 250.000.000

Selisih penilaiankembali aktiva 250.000.000

Page 17: AKTIVA TETAP DAN  AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Devaluasi, Reorganisasi Semu dan Apresiasi Aktiva

(2) Untuk mencatat pembayaran dan pembebanan pajak 10 % :

Pajak penghasilan revaluasi 15.000.000

Kas15.000.000

Selisish penilaian kembali aktiva tetap 15.000.000

Pajak penghasilan revaluasi15.000.000

(3) Untuk mencatat kapitalisasi

Selisih penilaian kembali aktiva 235.000.000

Modal Saham235.000.000