AKT PAJAK 1-PEMBUKUAN

13
PEMBUKUAN PEMBUKUAN Pembukuan Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara secara teratur untuk mengumpulkan data dan teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang informasi keuangan yang meliputi harta, meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang jasa yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap laporan laba rugi pada setiap Tahun Pajak berakhir. Tahun Pajak berakhir. Kewajiban Pembukuan Kewajiban Pembukuan Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan adalah: Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan adalah: 1. 1. Wajib Pajak pribadi yang melakukan kegiatan usaha Wajib Pajak pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia. atau pekerjaan bebas di Indonesia. 2. 2. Wajib Pajak Badan di Indonesia. Wajib Pajak Badan di Indonesia. Persyaratan melakukan pembukuan atau pencatatan: Persyaratan melakukan pembukuan atau pencatatan: 1. 1. Pembukuan atau pencatatan harus dilakukan dengan Pembukuan atau pencatatan harus dilakukan dengan

Transcript of AKT PAJAK 1-PEMBUKUAN

Page 1: AKT PAJAK 1-PEMBUKUAN

PEMBUKUANPEMBUKUAN

PembukuanPembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang dan penyerahan barang atau jasa yang ditutup dengan ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba laporan laba rugi pada setiap Tahun Pajak berakhir.rugi pada setiap Tahun Pajak berakhir.

Kewajiban PembukuanKewajiban Pembukuan

Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan adalah:Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan adalah:

1.1. Wajib Pajak pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau Wajib Pajak pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia.pekerjaan bebas di Indonesia.

2.2. Wajib Pajak Badan di Indonesia.Wajib Pajak Badan di Indonesia.

Persyaratan melakukan pembukuan atau pencatatan:Persyaratan melakukan pembukuan atau pencatatan:

1.1. Pembukuan atau pencatatan harus dilakukan dengan itikad Pembukuan atau pencatatan harus dilakukan dengan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.sebenarnya.

Page 2: AKT PAJAK 1-PEMBUKUAN

2.2. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, mata uang Rupiah, dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diijinkan oleh Menkeu.diijinkan oleh Menkeu.

3.3. Pembukuan diselenggarakan dengan taat asas dan dengan stesel Pembukuan diselenggarakan dengan taat asas dan dengan stesel akrual dan stelsel kas.akrual dan stelsel kas.

4.4. Perubahan terhadap metode dan atau tahun buku, harus mendapat Perubahan terhadap metode dan atau tahun buku, harus mendapat persetujuan dari Dirjen Pajak.persetujuan dari Dirjen Pajak.

5.5. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang dan pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.terutang.

6.6. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang asing selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah asing selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat ijin dari Menkeu. mendapat ijin dari Menkeu.

Pembukuan Dalam Bahasa Asing dan Mata Uang Selain RupiahPembukuan Dalam Bahasa Asing dan Mata Uang Selain RupiahWajib Pajak yang dapat menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Wajib Pajak yang dapat menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa

asing dan mata uang selain rupiah:asing dan mata uang selain rupiah:1.1. Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal AsingWajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing

Page 3: AKT PAJAK 1-PEMBUKUAN

1.1. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak KaryaWajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya2.2. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Bagi HasilWajib Pajak dalam rangka Kontrak Bagi Hasil3.3. Bentuk Usaha TetapBentuk Usaha Tetap4.4. Wajib Pajak yang berafiliasi dengan perusahaan induk di Wajib Pajak yang berafiliasi dengan perusahaan induk di

luar negeri, yaitu perusahaan anak (luar negeri, yaitu perusahaan anak (subsidiary companysubsidiary company) ) yang dimiliki dan atau dikuasai oleh perusahaan induk yang dimiliki dan atau dikuasai oleh perusahaan induk ((parent companyparent company) di luar negeri dalam hubungan ) di luar negeri dalam hubungan istimewa.istimewa.

Ketentuan lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan Ketentuan lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang selain pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang selain Rupiah adalah:Rupiah adalah:

1.1. Bahasa asing yang diperbolehkan adalah bahasa Inggris.Bahasa asing yang diperbolehkan adalah bahasa Inggris.2.2. Mata uang selain Rupiah yang diperbolehkan adalah Mata uang selain Rupiah yang diperbolehkan adalah

Dollar Amerika Serikat (US$).Dollar Amerika Serikat (US$).

Page 4: AKT PAJAK 1-PEMBUKUAN

3.3. Wajib Pajak harus terlebih dahulu mendapat ijin tertulis dari Wajib Pajak harus terlebih dahulu mendapat ijin tertulis dari Menkeu, kecuali Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya dan Menkeu, kecuali Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya dan Kontrak Bagi Hasil.Kontrak Bagi Hasil.

4.4. Ijin tertulis tersebut dapat diperoleh oleh Wajib Pajak dengan Ijin tertulis tersebut dapat diperoleh oleh Wajib Pajak dengan mengajukan surat permohonan kepada Dirjen Pajak paling mengajukan surat permohonan kepada Dirjen Pajak paling lambat 3 bulan sebelum tahun buku diselenggarakan lambat 3 bulan sebelum tahun buku diselenggarakan pembukuan dengan bahasa asing dan mata uang selain pembukuan dengan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah.Rupiah.

5.5. Apabila dalam jangka waktu 30 hari sejak diterimanya Apabila dalam jangka waktu 30 hari sejak diterimanya permohonan dari Wajib Pajak, Menkeu tidak memberikan suatu permohonan dari Wajib Pajak, Menkeu tidak memberikan suatu keputusan, maka permohonan tersebut dianggap diterima.keputusan, maka permohonan tersebut dianggap diterima.

6.6. Setiap pembayaran dalam mata uang rupiah harus Setiap pembayaran dalam mata uang rupiah harus dikonversikan ke dalam US$ dengan menggunakan kurs yang dikonversikan ke dalam US$ dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat tanggal pembayaran sesuai dengan berlaku pada saat tanggal pembayaran sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan.Keputusan Menteri Keuangan.

7.7. Wajib Pajak wajib menyampaikan SPT Tahunan dalam bahasa Wajib Pajak wajib menyampaikan SPT Tahunan dalam bahasa Indonesia kecuali lampiran laporan keuangan, dan dalam mata Indonesia kecuali lampiran laporan keuangan, dan dalam mata uang US$.uang US$.

Page 5: AKT PAJAK 1-PEMBUKUAN

Hubungan Akuntansi Hubungan Akuntansi Pajak dengan Akuntansi Pajak dengan Akuntansi KomersialKomersial

Dari akuntansi komersial, seseorang dapat memperoleh suatu Dari akuntansi komersial, seseorang dapat memperoleh suatu konsepsi bahwa tiap organisasi memerlukan informasi tentang konsepsi bahwa tiap organisasi memerlukan informasi tentang keadaan yang sudah terjadi selama suatu periode tertentu.keadaan yang sudah terjadi selama suatu periode tertentu.

Informasi disajikan oleh akuntansi kepada manajemen atau pihak Informasi disajikan oleh akuntansi kepada manajemen atau pihak yang lain sehingga dapat diambil suatu penilaian dan yang lain sehingga dapat diambil suatu penilaian dan kesimpulan yang terjadi serta keputusan yang dilakukan kesimpulan yang terjadi serta keputusan yang dilakukan selanjutnya.selanjutnya.

Perbedaan akuntansi komersial dengan akuntansi Perbedaan akuntansi komersial dengan akuntansi perpajakan adalah:perpajakan adalah:

1.1. Tujuan akuntansi komersial adalah untuk menyediakan laporan Tujuan akuntansi komersial adalah untuk menyediakan laporan dan informasi keuangan serta informasi yang lain kepada pihak dan informasi keuangan serta informasi yang lain kepada pihak yang berkepentingan. yang berkepentingan.

2.2. Akuntansi perpajakan sebagai bagian dari akuntansi yang Akuntansi perpajakan sebagai bagian dari akuntansi yang menekankan kepada penyusunan surat pemberitahuan menekankan kepada penyusunan surat pemberitahuan perpajakan (perpajakan (tax returntax return) dan pertimbangan konsekuensi ) dan pertimbangan konsekuensi perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan perusahaan.perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan perusahaan.

Page 6: AKT PAJAK 1-PEMBUKUAN

3.3. Akuntansi perpajakan secara khusus menyajikan Akuntansi perpajakan secara khusus menyajikan laporan keuangan dan informasi lain kepada laporan keuangan dan informasi lain kepada administrasi pajak, sebagai pemenuhan kewajiban administrasi pajak, sebagai pemenuhan kewajiban perpajakan (perpajakan (tax compliancetax compliance).).

4.4. Ketentuan perpajakan merupakan produk lembaga Ketentuan perpajakan merupakan produk lembaga legislatif yang mengikat semua anggota masyarakat.legislatif yang mengikat semua anggota masyarakat.

5.5. Apabila terjadi kekurangsesuaian antara ketentuan Apabila terjadi kekurangsesuaian antara ketentuan perpajakan dan standar akuntansi, UU perpajakan perpajakan dan standar akuntansi, UU perpajakan mempunyai prioritas untuk dipatuhi di atas praktek mempunyai prioritas untuk dipatuhi di atas praktek dan kelaziman akuntansi.dan kelaziman akuntansi.

Page 7: AKT PAJAK 1-PEMBUKUAN

KONSEP DASAR dan KONSEP DASAR dan KETERBATASAN AKUNTANSI KETERBATASAN AKUNTANSI PERPAJAKANPERPAJAKAN

Ada dua fungsi perpajakan:Ada dua fungsi perpajakan:1.1. Fungsi Penerimaan (Fungsi Penerimaan (budgetarybudgetary))2.2. Fungsi Mengatur (Fungsi Mengatur (RegulatoryRegulatory))

Tujuan Pelaporan Keuangan PerpajakanTujuan Pelaporan Keuangan PerpajakanTujuan Utama dari pelaporan keuangan fiskal:Tujuan Utama dari pelaporan keuangan fiskal:1.1. Untuk menyajikan informasi sebagai bahan menghitung Untuk menyajikan informasi sebagai bahan menghitung

besarnya penghasilan kena pajak (dasar pengenaan pajak besarnya penghasilan kena pajak (dasar pengenaan pajak dalam kasus PPN).dalam kasus PPN).

2.2. Untuk membantu perhitungan (dalam system Untuk membantu perhitungan (dalam system self self assessmentassessment).).

3.3. Kebutuhan informasi manajemen. Kebutuhan informasi manajemen. 4.4. Bahan untuk mengetahui dan menilai tingkat kepatuhan Bahan untuk mengetahui dan menilai tingkat kepatuhan

wajib pajak oleh administrasi, terutama untuk aktivitas wajib pajak oleh administrasi, terutama untuk aktivitas pemeriksaan, bahkan penyidikan perpajakan.pemeriksaan, bahkan penyidikan perpajakan.

Page 8: AKT PAJAK 1-PEMBUKUAN

Ciri-ciri Kualitatif Pelaporan Keuangan PerpajakanCiri-ciri Kualitatif Pelaporan Keuangan Perpajakan

Ciri-ciri tersebut antara lain:Ciri-ciri tersebut antara lain:

1.1. RelevanRelevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.

2.2. Dapat DipahamiDapat Dipahami

Agar berkualitas, informasi harus dapat dengan mudah Agar berkualitas, informasi harus dapat dengan mudah dipahami oleh pemakai.dipahami oleh pemakai.

3.3. KeandalanKeandalan

Keandalan (reliabilitas) merupakan keadaan bebas dari Keandalan (reliabilitas) merupakan keadaan bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakinya sebagai penyajian yang tulus dapat diandalkan pemakinya sebagai penyajian yang tulus dan jujur atauu secara wajar diharapkan dapat disajikan.dan jujur atauu secara wajar diharapkan dapat disajikan.

Page 9: AKT PAJAK 1-PEMBUKUAN

4.4. Dapat diperbandingkanDapat diperbandingkan

Daya banding laporan keuangan fiskal lebih merujuk Daya banding laporan keuangan fiskal lebih merujuk kepada derajat komparabilitas antar wajib pajak kepada derajat komparabilitas antar wajib pajak dengan usaha sejenis.dengan usaha sejenis.

Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 4 ayat (1) UU KUP Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 4 ayat (1) UU KUP 1984, karena SPT harus diisi dengan benar dan 1984, karena SPT harus diisi dengan benar dan lengkap, laporan keuangan fiskal juga harus benar lengkap, laporan keuangan fiskal juga harus benar dalam arti sesuai dengan peraturan perpajakan, bebas dalam arti sesuai dengan peraturan perpajakan, bebas dari kesalahan material dan lengkap dalam arti dari kesalahan material dan lengkap dalam arti mencerminkan keadaan usaha dan kegiatan wajib mencerminkan keadaan usaha dan kegiatan wajib pajak sepenuhnya luput dari kekurangan material.pajak sepenuhnya luput dari kekurangan material.

Page 10: AKT PAJAK 1-PEMBUKUAN

Sifat dan Keterbatasan Sifat dan Keterbatasan Pelaporan Keuangan Pelaporan Keuangan FiskalFiskal

Beberapa sifat dan keterbatasan laporan keuangan komersial Beberapa sifat dan keterbatasan laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal:dengan laporan keuangan fiskal:

1.1. Laporan keuangan bersifat historisLaporan keuangan bersifat historis2.2. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari

penggunaan estimasi dan berbagai pertimbangan.penggunaan estimasi dan berbagai pertimbangan.3.3. Lebih mengutamakan yang material (tanpa mengurangi Lebih mengutamakan yang material (tanpa mengurangi

kelengkapan materi).kelengkapan materi).4.4. Laporan keuangan terutama menekankan makna ekonomis Laporan keuangan terutama menekankan makna ekonomis

setiap transaksi/peristiwa.setiap transaksi/peristiwa.5.5. Terdapatnya alternatif metode akuntansi yang dapat Terdapatnya alternatif metode akuntansi yang dapat

digunakan mengakibatkan variasi dalam pengukuran digunakan mengakibatkan variasi dalam pengukuran sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar wajip pajak.sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar wajip pajak.

6.6. Informasi kualitatif, sedangkan fakta yang tidak dapat Informasi kualitatif, sedangkan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya dikesampingkan.dikuantitatifkan umumnya dikesampingkan.

Page 11: AKT PAJAK 1-PEMBUKUAN

Laporan Keuangan Laporan Keuangan FiskalFiskal

Pendekatan penyusunan laporan keuangan fiskal sebagai solusi Pendekatan penyusunan laporan keuangan fiskal sebagai solusi antara ketentuan akuntansi dan pajak ke-3 pendekatan:antara ketentuan akuntansi dan pajak ke-3 pendekatan:

1.1. Ketentuan pajak secara dominan mewarnai praktek Ketentuan pajak secara dominan mewarnai praktek akuntansi.akuntansi.Laporan keuangan, walaupun disusun berdasarkan prinsip Laporan keuangan, walaupun disusun berdasarkan prinsip akuntansi, sangat diwarnai oleh ketentuan perpajakan.akuntansi, sangat diwarnai oleh ketentuan perpajakan.Pengusaha harus menyelenggarakan pembukuan sesuai Pengusaha harus menyelenggarakan pembukuan sesuai dengan ketentuan perpajakan dengan tanpa kelonggaran dengan ketentuan perpajakan dengan tanpa kelonggaran terhadap ketidaksamaan prinsip akuntansi dan ketentuan terhadap ketidaksamaan prinsip akuntansi dan ketentuan perpajakan.perpajakan.

2.2. Ketentuan pajak, untuk penyusunan laporan keuangan Ketentuan pajak, untuk penyusunan laporan keuangan merupakan standar independent terpisah dari prinsip merupakan standar independent terpisah dari prinsip akuntansi.akuntansi.Para pengusaha bebas untuk menyelenggarakan pembukuan Para pengusaha bebas untuk menyelenggarakan pembukuan berdasarkan prinsip dan metode akuntansi. Laporan keuangan berdasarkan prinsip dan metode akuntansi. Laporan keuangan fiskal disusun terpisah di luar jaringan proses pembukuan.fiskal disusun terpisah di luar jaringan proses pembukuan.

Page 12: AKT PAJAK 1-PEMBUKUAN

Laporan keuangan fiskal disusun sebagai Laporan keuangan fiskal disusun sebagai produk tambahan, melalui suatu proses produk tambahan, melalui suatu proses penyesuaian dan rekonsiliasi antara praktek penyesuaian dan rekonsiliasi antara praktek akuntansi komersial dan ketentuan perpajakan.akuntansi komersial dan ketentuan perpajakan.

3.3. Ketentuan pajak merupakan sisipan Ketentuan pajak merupakan sisipan terhadap standar akuntansi.terhadap standar akuntansi.

Merupakan prinsip Merupakan prinsip common basis common basis ((maasgeblichkeits conceptsmaasgeblichkeits concepts). Dalam konsep ini ). Dalam konsep ini laporan keuangan disusun terutama mengikuti laporan keuangan disusun terutama mengikuti standar akuntansi. standar akuntansi.

Page 13: AKT PAJAK 1-PEMBUKUAN

Proses Penyusunan Proses Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan FiskalFiskal

Dokumen dasar Jurnal

Buku besar

Neraca percobaan

Laporan keuangan komersial

Rekonsiliasi

Laporan keuangan

fiskal

Dicocokkan

Buku tambahan